usulan penggunaan media pembelajaran dengan … fileusulan penggunaan media pembelajaran dengan...
TRANSCRIPT
USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI
KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN
KRISMA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Malvin Roy
NIM: 111124033
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MEDIA
USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI
KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN
SAKRAMEN KRISMA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Malvin Roy
NIM: 111124033
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan,
Orang tuaku, saudara-saudaraku, Bibi Juliana dan semua yang pembaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Action is more Powerfull than just Talk ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN
APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN
PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA dipilih karena melihat secara keseluruhan
katekese inisiasi masih sangat monoton bahkan tanpa menggunakan media untuk
menyampaikan informasi yang hendak diketahui oleh calon penerima Krisma.
Berdasarkan pengamatan awal penulis di Paroki St. Pius X Karanganyar, Paroki St.
Antonius Kotabaru dan Paroki St. Kristoforus Banyutemumpang, penulis
menemukan bahwa pembelajaran banyak dilakukan hanya dengan menggunakan
metode ceramah dari pertemuan ke pertemuan. Beberapa katekis ada yang sudah
menggunakan presentasi PowerPoint sebagai media pembelajaran, namun dirasa
kurang bagi calon penerima Krisma. Bagi penulis hal ini menjadi salah satu faktor
yang membuat pembelajaran tidak menarik dan membosankan.
Selain itu judul ini dipilih karena melihat kurangnya sumbangan mahasiswa
PAK dalam bidang media pembelajaran yang dapat digunakan oleh banyak orang
sebagai media yang modern dan siap dipakai di sekolah dan paroki atau dalam
pertemuan-pertemuan seperti rekoleksi dan retret.
Persoalan pokok pada Skripsi ini adalah penyampaian informasi yang tidak
menarik dalam proses pembelajaran persiapan penerimaan Sakramen Krisma dan
juga kurangnya sumbangan mahasiswa PAK dalam membuat media pembelajaran
yang siap digunakan oleh paroki-paroki atau sekolah-sekolah. Untuk menanggapi
masalah itu secara nyata, penulis melakukan studi pustaka tentang pembelajaran,
media pembelajaran dan perkembangannya, persiapan penerimaan Sakramen Krisma
dan psikologi perkembangan. Kemudian berdasarkan studi pustaka itu, penulis
mencoba membuat beberapa media pembelajaran dengan aplikasi komputer dalam
bentuk presentasi PowerPoint dan kuis edukasi.
Pembuatan presentasi menggunakan aplikasi PowerPoint 2013 dan kuis
edukasi menggunakan program Adobe Flash CS4 8.6 Professional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of this undergraduated thesis is A PROPOSAL OF APPLYING
LEARNING MEDIA USING COMPUTER APPLICATION FOR
PREPARATION OF SACRAMENT OF CHRISM. It was chosen because
catechesis for initiation lessons still very monotonous and without using the media to
give lesson to Chrism candidates. Based on the observations in St. Pius X
Karanganyar Parish, St. Anthony Kotabaru Parish and St. Christopher
Banyutemumpang Parish, the writer found that a lot of lesson just using a lecture
method in every meeting. Some catechists have already used a PowerPoint
presentation as a learning medium, but it is to minimize for the Chrism candidates.
For the writer, it is becoming one of the factors that makes learning unattractive and
boring.
The title was also chosen because a lack of contribution of religious
education students in learning media that can be used by many people as a modern
media and ready to be used in schools and parishes or in meetings such as
recollections and retreats.
The main problem in this undergraduated thesis is giving lesson that is not
interesting for the Chrism candidates in learning process and also the lack of
contribution of religious education students to make learning media that is ready for
parishes or schools. To respond to the problems, the writer uses a literature study
about learning, learning media and development, preparation for Chrism candidates
and developmental psychology. Then based on the literature study, the writer
attempted to make some learning media with computer applications like PowerPoint
presentations and educational quizzes.
The presentation applies PowerPoint 2013 application and educational quiz
applies Adobe Flash CS4 Professional 8.6 program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa karena kebaikan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul USULAN PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN
PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
Skripsi ini diinspirasi oleh pengalaman penulis dalam pelayanan dan proses
belajar di PAK Universitas Sanata Dharma. Dalam pelayanan di lingkungan-
lingkungan atau kelompok kategorial terutama bagi mereka yang sangat akrab
dengan teknologi dan memiliki sedikit waktu untuk berkumpul dalam pertemuan
lingkungan, penggunaan sarana teknologi sangat berperan penting untuk
menyampaikan pesan kepada umat. Selain itu penggunaan teknologi juga
menunjukan bahwa tujuan-tujuan katekese dapat dicapai dengan bantuan sarana
teknologi.
Dalam proses kuliah usaha mahasiswa untuk membuat sebuah media
pembelajaran dengan aplikasi atau program komputer masih kurang, sehingga
penulis tergerak untuk memulai hal ini dengan skripsi yang membahas tentang media
pembelajaran dan membuat media pembelajaran untuk persiapan penerimaan
Sakramen Krisma.
Skripsi ini tentu tidak akan selesai tanpa bantuan pihak-pihak yang begitu
baik dalam mendukung secara langsung dalam pembuatan maupun mereka yang
memberi semangat. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
1. Dr. B.A. Rukiyanto., SJ selaku dosen pembimbing utama yang sangat baik
memberi kebebasan berfikir dan bimbingan sehingga penulis dapat membuat
tugas akhir ini dengan semangat dari awal penulisan hingga akhir.
2. Bapak F.X. Dapiyanta., SFK., M.Pd selaku dosen penguji dan inspirasi awal
penulis dalam menentukan judul ini.
3. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung., SJ., M.Ed selaku dosen pembimbing
akademik yang menjadi contoh bagi penulis untuk semangat belajar dan
bermakna.
4. Segenap Staf Dosen Prodi PAK yang telah mendidik penulis selama kuliah dan
memberikan banyak pengalaman dalam berbagai dinamika bersama.
5. Paroki St. Pius X Karanganyar, Paroki St. Antonius Kotabaru dan Paroki St.
Kristoforus Banyutemumpang yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan
pengalamatan sehingga skripsi ini dapat dimulai dengan baik.
6. Sahabat-sahabat seangkatan 2011 yang dengan semangat dan kebaikan mereka
untuk saling membantu berhasil menciptakan kondisi yang sangat mendukung
siapapun untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
7. Bapak, Mama, kakakku Retno dan adikku Tinus yang menjadi alasan penulis
untuk berjuang menyelesaikan kuliah di Yogyakarta.
8. Paduan Suara Felicitas Yogyakarta yang menjadi teman bernyanyi selama penulis
berkuliah di Yogyakarta dan juga banyak memberi ide dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah sangat baik dan penuh perhatian memberikan motivasi
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
sehingga penulisan skripsi ini masih jauh dari baik. Oleh karena itu penulis
megharapkan saran dan kritik secara langsung demi kemajuan pelayanan penulis dan
Prodi PAK di kemudian hari. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang menggunakannya.
Yogyakarta, 11 April 2016
Penulis
Malvin Roy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………
MOTTO ………………………………………………………………….
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………...
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………...
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………………………….
ABSTRAK ……………………………………………………………….
ABSTRACT ……………………………………………………………….
KATA PENGANTAR …………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………...
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xviii
xix
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..
B. Rumusan Masalah ……………………………………………...
C. Tujuan Penulisan ........................................................................
D. Manfaat Penulisan ……………………………………………..
E. Metode Penulisan ……………………………………………...
F. Sistematika Penulisan ………………………………………….
BAB II KAJIAN TEORETIS TENTANG USULAN PENGGUNAAN
MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER
UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN
SAKRAMEN KRISMA………………………………………………….
A. Pembelajaran …………………………………………………..
1. Definisi Pembelajaran ………………………….…………..
2. Paradigma-Paradigma Pembelajaran …………….………..
a. Pembelajaran Sebagai Rekonstruksi Pengalaman ……...
1
1
4
4
4
5
5
9
9
9
12
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
b. Pembelajaran Sebagai Perkembangan Kognitif ………..
c. Pembelajaran Sebagai Konstruksi Sosiokultural….……
d. Pembelajaran Sebagai Perkembangan Ekologis ……….
e. Pembelajaran Sebagai Kolaborasi Individu-Individu ….
f. Pembelajaran Sebagai Representasi Gaya Belajar
Individu ………………………………………………...
g. Pembelajaran Sebagai Self-efficacy …………………....
3. Teori-Teori Perkembangan ……………….………………..
4. Media Pembelajaran ………………………………………..
a. Definisi Media Pembelajaran …………………..……...
b. Perkembangan Media Pembelajaran …………………..
c. Media Pembelajaran Sebagai Bagian Proses
Komunikasi dan Kegunaannya dalam Proses Belajar-
mengajar ………………………………………………..
d. Jenis dan Karakteristik Media ………………………….
e. Pemilihan Media ……………………………………….
f. Pengembangan Media Pembelajaran …………………..
g. Pemanfaatan Program Media …………………………..
B. Perangkat Lunak Aplikasi Komputer …………………………..
1. Definisi Perangkat Lunak Aplikasi Komputer ……………..
2. Pemanfaatan Aplikasi Komputer untuk Media
Pembelajaran …..…………………………………………...
3. Contoh-contoh Aplikasi yang Dapat Dimanfaatkan Sebagai
membuat Media Pembelajaran ……………………………..
4. Contoh-contoh Aplikasi yang Dapat Dimanfaatkan Untuk
Media Pembelajaran ……….……………………………….
C. Sakramen Krisma …………………………………………….
1. Definisi Sakramen Krisma ……………………………….
2. Sejarah Sakramen Krisma ………………………………..
3. Peran Roh Kudus dalam Sakramen Krisma ……………...
4. Menjadi Saksi Kristus sebagai Tugas Penerima Sakramen
Krisma ……………………………………………………
13
14
15
15
18
16
17
17
21
21
22
31
33
23
26
29
31
33
34
35
45
35
35
35
46
37
38
38
38
39
51
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
5. Pengutusan Penerima Sakramen Krisma ………………...
a. Liturgia ……………………………………………….
b. Koinonia ……………………………………………...
c. Diakonia ……………………………………………...
d. Kerygma ……………………………………………...
6. Liturgi Sakramen Krisma ………………………………...
7. Simbol-simbol dan Maknanya Dalam Sakramen Krisma ..
a. Minyak Krisma ………………………………………
b. Penumpangan Tangan Uskup ………………………..
c. Pengurapan Minyak Krisma …………………………
d. Tepukan pada Pipi Penerima Sakramen Krisma ……..
e. Pemberian nama Krisma ……………………………..
8. Buah-Buah Sakramen Krisma …………………………...
D. Persiapan Sakramen Krisma …………………………………
1. Rekatekisasi Sakramen Baptis dan Ekaristi ……………...
a. Sakramen Baptis ……………………………………..
b. Sakramen Ekaristi ……………………………………
2. Disposisi Batin …………………………………………...
a. Keterbukaan hati …………………………………….
b. Pertobatan ……………………………………………
c. Kesediaan diri untuk diutus ………………………….
3. Katekese Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma ……...
4. Materi Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma ………...
BAB III MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI
KOMPUTER …………………………...………………………………..
A. Konsep Media Pembelajaran …………..………………………
1. Game atau Kuis …………………………………………….
2. Presentasi Menarik …………………………………………
3. Gambar …………………………………………………......
B. Aplikasi Atau Program Yang Mendukung Pembuatan Media
Pembelajaran …………………………………………………..
1. Adobe Flash CS4 …………………………………………..
41
42
42
43
44
44
45
45
45
46
46
46
46
47
48
49
50
51
51
52
52
53
53
79
55
55
56
56
57
58
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. Microsoft PowerPoint ……………………………………...
C. Kekuatan Dan Kelemahan Media Pembelajaran Dengan
Aplikasi Komputer……………………………………………..
1. Kekuatan …………………………………………………...
2. Kelemahan .………………………………………………...
BAB IV USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN
PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA …………
A. Latar Belakang ………………………………………………....
B. Alasan Pemilihan Program …………………………………….
C. Tujuan Program ………………………………………………..
D. Rancangan Usulan Perencanaan Pembelajaran Persiapan
Sakramen Krisma Untuk Calon Penerima di Paroki ………….
1. Materi 1 …………………………………………………….
2. Materi 2 …………………………………………………….
3. Materi 3 …………………………………………………….
4. Materi 4 …………………………………………………….
5. Materi 5 …………………………………………………….
6. Materi 6 …………………………………………………….
7. Materi 7 …………………………………………………….
8. Materi 8 …………………………………………………….
9. Matriks Program Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma..
E. Contoh Media Pembelajaran Dengan Aplikasi Komputer
Untuk Persiapan Pendampingan Penerimaan Sakramen
Krisma di Paroki …………………………………………….
1. Kuis Edukatif Persiapan Krisma …………………………
2. Presentasi Menarik ……………………………………….
BAB V PENUTUP ………………………………………………………
A. Kesimpulan …………….………………………………………
B. Saran ………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
58
59
59
59
61
61
62
62
63
63
63
63
63
64
64
64
64
65
78
78
87
89
89
90
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
LAMPIRAN
Lampiran 1: Materi 3
Lampiran 2: Materi 4
Lampiran 3: Materi 5
Lampiran 4: Materi 6
Lampiran 5: Materi 7
Lampiran 6: Materi 8
Lampiran 7: Soft File Media Pembelajaran
(1)
(4)
(8)
(13)
(17)
(21)
(27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia.
Fil : Filipi
Kor : Korintus
B. Singkatan Lain
e- : electronic
KTP : Kartu Tanda Penduduk
UN : Ujian Nasional
EMS : E-Media Solusindo
PAK : Pendidikan Agama Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
Tabel
1
2
:
:
Teori perkembangan Kognitif Jean Piaget
Kisi-kisi Instrumen Proses Pendidikan Kepangudiluhuran
Soal kuis pendalaman materi
19
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Banyak
tawaran produk digital yang dapat membantu manusia menyampaikan gagasan
dan melakukan pekerjaan. Perkembangan ini diikuti oleh hampir semua orang
untuk berbagai kepentingan seperti ekonomi, pendidikan, politik, pertanian dan
masih banyak lagi. Semuanya menggunakan produk-produk digital untuk
kebutuhan mereka. Dengan kata lain, media digital menjadi dunia yang dihidupi
pada zaman sekarang untuk berbagai kebutuhan.
Teknologi dengan sifat-sifat efisiensi, kecepatan, dan menarik, mampu
menjawab banyak persoalan manusia terutama bagi mereka yang membutuhkan
hal-hal di atas dalam pekerjaan mereka. Dalam pemerintahan, telah diusahakan
pelayanan kepada masyarakat yang lebih efisien, efektif dan cepat melalui
berbagai program dalam jaringan komputer seperti e-budgeting, e-KTP, dan lain-
lain.
Dalam dunia pendidikan, teknologi juga menawarkan sifat-sifat di atas
dengan program yang menarik seperti e-learning dan media pembelajaran dengan
aplikasi komputer. Selain itu Ujian Nasional (UN) juga mulai dilaksanakan
dengan aplikasi komputer. Semua itu memiliki sifat efisiensi dan kecepatan yang
melebihi media-media konvensional.
Agama saat ini terkesan jadul dan ketinggalan zaman tidak terkecuali
Gereja Katolik. Kegiatan seperti katekese, pendampingan persiapan penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sakramen dalam gereja atau bahkan pelajaran agama katolik di sekolah tidak
secara kreatif memanfaatkan teknologi atau bahkan tidak memanfaatkannya sama
sekali.
Dalam pengamatan awal yang penulis lakukan di 3 Paroki di Keuskupan
Agung Semarang yaitu Paroki St. Pius X Karanganyar, Paroki St. Kristoforus
Banyutemumpang dan Paroki St. Antonius Kotabaru, penulis mendapat kesan
bahwa dalam persiapan penerimaan sakramen krisma di paroki-paroki,
pendamping tidak maksimal dalam menggunakan media-media pembelajaran
digital dalam bentuk aplikasi komputer untuk membantu pembelajaran para
murid. Aplikasi yang sering digunakan seperti Microsoft PowerPoint, Microsoft
Word atau menggunakan film sebagai media pembelajaran. Semua itu adalah
usaha guru untuk membantu pembelajaran siswa lebih kontekstual dan sebagai
sarana untuk menyampaikan isi materi dengan lebih efektif dan menarik.
Mengajar dengan menggunakan PowerPoint dan media pembelajaran
dengan aplikasi komputer lainnya akhirnya juga menuntut kreativitas guru dalam
menyajikannya. Tidak cukup dengan sifat efisien dan kecepatan. Media
pembelajaran juga harus menarik bagi siswa untuk pembelajaran mereka.
Kreativitas ini sangat lekat hubungannya dengan teori pembelajaran dan
perkembangan yang sudah ada dan selalu berkembang. Dengan demikian usaha
untuk menggunakan media-media modern bukan semata supaya tidak ketinggalan
jaman tetapi jelas untuk membantu para murid dalam proses pembelajaran
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Media Pembelajaran dengan aplikasi komputer adalah sarana yang sangat
penting untuk membantu siswa dalam pembelajaran mereka. Media pembelajaran
dengan aplikasi komputer lebih kontekstual dengan perkembangan zaman dan
bersifat lebih efisien dari segi waktu untuk mempersiapkannya. Selain itu juga
lebih cepat dalam prosesnya.
Usaha untuk menciptakan media pembelajaran atau pengajaran yang
menarik sangat terbuka untuk banyak ide kreatif yang dapat dikemas dalam
bentuk presentasi, kartun, animasi, permainan dan lain-lain.
Usaha pengembangan media pembelajaran berbasis komputer sampai saat
ini di kampus PAK Universitas Sanata Dharma sebagai lembaga pencetak guru
agama terlihat tidak banyak. Mahasiswa harus berusaha mengemas pembelajaran
dengan kreatif menggunakan program-program komputer yang banyak digunakan.
Untuk melakukannya mahasiswa harus belajar sendiri atau menimba pengetahuan
dari teman lain yang lebih berpengalaman. Situasi ini juga menjadi pijakan
mengapa mahasiswa PAK perlu sedikit demi sedikit mencoba membuat media
pembelajaran yang kreatif dengan program komputer.
Berdasarkan uraian di atas saya bermaksud untuk menjawab tantangan
perkembangan zaman melalui tugas akhir ini. Jawaban atas perkembangan zaman
itu saya lakukan dalam bidang kateketik yang saya tekuni dalam sebuah tugas
akhir dengan judul “USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN
PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan pemaparan di atas rumusan masalah yang dibuat adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran dengan aplikasi komputer?
2. Bentuk media pembelajaran manakah yang menarik untuk proses
pembelajaran persiapan pendampingan penerimaan sakramen Krisma?
3. Apa usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk mengembangkan media
pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk persiapan pendampingan
penerimaan sakramen krisma?
C. Tujuan Penulisan
1. Memaparkan media pembelajaran dengan aplikasi komputer.
2. Memaparkan pentingnya bentuk media pembelajaran dengan aplikasi
komputer untuk persiapan pendampingan penerimaan sakramen krisma di
masa kini.
3. Menemukan usaha-usaha dan peluang untuk mengembangkan media
pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk persiapan pendampingan
penerimaan sakramen krisma.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi katekis dan calon katekis supaya semakin menyadari bahwa media
pembelajaran dengan aplikasi komputer dibutuhkan untuk membantu siswa
dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Bagi penulis semakin terpacu untuk belajar dan memiliki keterampilan
menggunakan teknologi sehingga dapat semakin memperkembangkan karya
pelayanan sebagai katekis.
3. Bagi ilmu kateketik tulisan ini menjadi sumbangan untuk
memperkembangkan ilmu-ilmu kateketik dan pendidikan yang mahasiswa
terima semasa kuliah. Selain itu juga memperluas penggunaan media
komputer dalam katekese.
4. Bagi Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma
tulisan ini menjadi sumbangan untuk pelaksanaan katekese pada zaman yang
penuh dengan perkembangan teknologi.
E. Metode Penulisan
Penulisan ini akan menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu dengan
menjelaskan atau memberi gambaran isi berdasarkan sumber-sumber yang
digunakan, pengamatan yang dilakukan dan juga menganalisa bagian-bagiannya.
Bagian yang dideskripsikan antara lain definisi, unsur-unsur, perkembangan,
konteks, kekuatan, kelemahan dan sebagainya. Selain itu juga penulis mencoba
membuat contoh media pembelajaran yang akan ditampilkan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang yang
mengulas tentang situasi zaman yang penuh dengan penggunaan teknologi dalam
berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, jurnalistik dan bahkan hidup
keagamaan termasuk pewartaan iman dalam gereja katolik. Dalam bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pendidikan iman baik juga jika pelaksanaan dilaksanakan dengan media-media
aplikasi komputer sehingga lebih menarik dan kontekstual dengan situasi
naradidik. Sayangnya hal ini tidak terlalu berkembang dan dimanfaatkan secara
kreatif terutama oleh mahasiswa PAK yang lebih banyak bergulat dengan teori-
teori serta paham-paham dalam Gereja.
Dengan demikian rumusan permasalahannya adalah apakah media
pembelajaran dengan aplikasi komputer itu? Setelah menjawab pertanyaan itu
masalah selanjutnya adalah menentukan bentuk media macam apa yang relevan
untuk calon penerima krisma. Selain itu juga apa usaha yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan media pembelajaran dengan aplikasi komputer.
Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan apa itu media
pembelajaran dengan aplikasi komputer, seperti apa bentuk media pembelajaran
dengan aplikasi komputer, dan apa usaha yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan media pembelajaran dengan aplikasi komputer.
Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi katekis dan calon
katekis untuk menyadari bahwa kita membutuhkan pembaharuan untuk membantu
siswa dalam belajar. Selain itu bagi penulis sendiri semakin terpacu gairahnya
untuk melayani gereja dengan membuat media-media pembelajaran. Bagi ilmu
kateketik, semoga tulisan ini memberi sumbangan bagi pendidikan agama katolik.
Kemudian bagi program studi PAK tulisan ini dapat berguna bagi perkembangan
media katekese.
Penulisan ini akan menggunakan metode deskriptif analistis, yaitu dengan
menjelaskan atau memberi gambaran isi berdasarkan sumber-sumber yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
digunakan, pengamatan yang dilakukan dan juga menganalisa bagian-bagiannya.
Bagian yang dideskripsikan antara lain definisi, unsur-unsur, perkembangan,
konteks, kekuatan, kelemahan dan sebagainya. Selain itu juga penulis mencoba
membuat contoh media pembelajaran yang akan ditampilkan.
BAB II berisi kajian teoretis tentang media pembelajaran dengan aplikasi
komputer. Pada bagian pertama Pembelajaran akan dibahas meliputi definisi
pembelajaran, paradigma-paradigma pembelajaran, teori-teori perkembangan
sebagai salah satu pertimbangan dalam membuat media pembelajaran terutama
dari segi usia dan perkembangan kognitif. Media pembelajaran dan perkembangan
media pembelajaran menjadi kajian selanjutnya untuk melihat sejauh mana usaha
dunia pendidikan dalam memanfaatkan media pembelajaran dan bagaimana
perkembangannya sejauh ini.
Pada bagian kedua perangkat lunak aplikasi komputer akan diulas yang
meliputi definisi perangkat lunak aplikasi komputer. Pemanfaatannya dalam dunia
pendidikan dan aplikasi atau yang dapat digunakan untuk mempelajari
pengkodean dan media pembelajaran.
Pada bagian ke-tiga penulis akan membahas sakramen Krisma yang
meliputi definisi Sakramen Krisma, liturgi penerimaan Sakramen Krisma, simbol-
simbol dalam Krisma dan buah-buah Sakramen Krisma.
Pada bagian terakhir dari BAB II akan dibahas persiapan sakramen Krisma
antara lain: Definisi Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma, Tahapan persiapan
Sakramen Krisma, Katekese persiapan Sakramen Krisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB III Membahas tentang Media pembelajaran dengan aplikasi
komputer. Pada bagian ini pembahasan diarahkan pada pemanfaatan salah satu
aplikasi yang dipilih sebagai contoh. Meliputi penjelasan tentang Aplikasi
komputer Adobe Flash CS4, Pemanfaatan Adobe Flash CS4 untuk membuat
media pembelajaran, kekuatan media pembelajaran dengan aplikasi komputer,
kelemahan media pembelajaran dengan aplikasi komputer.
Dalam BAB IV penulis membahas pengembangan media pembelajaran
dengan aplikasi komputer untuk persiapan penerimaan Sakramen Krisma. Pada
bagian ini penulis berusaha mencari upaya pengembangan dan sekaligus
melakukan pengembangan itu sendiri dalam bentuk sebuah media pembelajaran
dengan aplikasi komputer. Bagian ini meliputi: Upaya pengembangan dan
kreativitas untuk membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer dan
solusi dan masukan untuk pengembangan media pembelajaran dengan aplikasi
komputer.
Pada BAB V berisi penutup dan saran yang meliputi kesimpulan dan
ucapan syukur karena sudah bisa menyelesaikan pekerjaan ini. Selain itu juga usul
dan saran untuk tulisan kemajuan dan perkembangan karya-karya selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN TEORETIS TENTANG USULAN PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK
PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
Dalam BAB II ini akan dibahas kajian teori tentang judul tulisan ini.
Bagian-bagian yang akan dikaji adalah pembelajaran, teori-teori perkembangan
yang mempengaruhi proses pembelajaran seseorang, media pembelajaran, aplikasi
komputer sebagai media pembelajaran, sakramen krisma dan persiapannya.
A. Pembelajaran
1. Definisi Pembelajaran
Semua bahasan pembelajaran pada tulisan ini dijelaskan bukan dalam
konteks sekolah. Pembelajaran dijelaskan dalam konteks umum yang terjadi
sehari-hari terutama dalam proses pembelajaran calon penerima Sakramen Krisma
di paroki-paroki.
Bagi Wenger “pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan
oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga
bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh sesorang. Lebih dari itu
pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara
individual, kolektif ataupun sosial” (Miftahul Huda, 2014:2). Definisi Wenger
memperlihatkan bahwa ternyata pembelajaran tidak terbatas sebagai sebuah
aktivitas yang dilakukan sehingga dengan demikian akan berhenti dilakukan suatu
saat. Pembelajaran memiliki dimensi yang sangat luas karena ia terjadi kapanpun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
di manapun, dengan level yang berbeda, oleh setiap manusia dengan kemampuan
yang berbeda. Pendapat Wenger mengindikasikan bahwa pembelajaran memiliki
arti yang luas.
Bagi Sindhunata proses belajar terjadi ketika seseorang ada dalam situasi
harus belajar untuk menyelesaikan suatu masalah. Hal ini awalnya terjadi karena
institusi pendidikan tidak bisa mengantisipasi semua masalah kehidupan, terutama
saat kemapanan seseorang terguncang karena perubahan dan perkembangan
zaman maka ia harus kembali belajar (Sindhunata, 2004: 9). Pendapat Sindhunata
ini menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi tidak terkurung dalam waktu dan
tempat tertentu tetapi terutama pada situasi yang menuntut seseorang harus belajar
untuk menyelesaikan suatu masalah.
Menurut Gagne pembelajaran adalah proses modifikasi dalam kapasitas
manusia yang dapat ditingkatkan levelnya (Miftahul Huda, 2014:3). Pendapat
Gagne yang menekankan modifikasi jelas berarti sebuah perubahan perilaku yang
dibandingkan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran. Misalnya seorang
anak yang belajar melukis dengan meniru sebuah gambar. Ia mendapati garis yang
ia ciptakan tidak seperti yang terlihat dalam contoh gambar yang ia lukis. Karena
itu anak ini mengubah caranya dalam memegang pensilnya supaya menghasilkan
garis yang lebih baik atau mungkin meruncingkan pensilnya. Perubahan tidak
hanya terjadi ketika seseorang gagal, perubahan perilaku juga bisa terjadi ketika
seseorang melakukan sesuatu dengan benar.
Apa yang menjadi pendapat Gagne ternyata sesuai dengan pendapat Glass
dan Holyoak. Mereka mengatakan bahwa salah satu bentuk pembelajaran yang
paling penting adalah memproses informasi di dalam otak atau pikiran manusia.
Pemrosesan data atau informasi dapat berlangsung dengan berbagai cara. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
itu bisa dianalogikan dengan komputer di mana seseorang menyimpan data,
mengingat kembali data itu bahkan disinkronkan dengan data-data yang lain.
selain itu seseorang juga bisa menilai data-data yang mereka simpan. Apakah data
itu benar atau salah? Baik atau tidak baik? dan melakukan berbagai macam hal
dengan data dalam pikiran mereka (Miftahul, 2014:2).
Pendapat serupa dikemukakan oleh Dr. Wina Sanjaya yang melihat
pembelajaran sebagai proses berpikir di mana orang belajar mencari untuk
menemukan sesuatu. Dengan demikian fokus pembelajaran bukan transfer ilmu
tetapi setiap orang mencari dan menemukan ilmu itu (Wina Sanjaya, 2008: 107).
Keempat definisi tersebut memperlihatkan bahwa memang pembelajaran
menekankan sebuah perubahan perilaku dengan sebuah proses yang
mendahuluinya. Namun demikian, dalam proses pembelajaran tidak semua orang
setuju dengan definisi yang ada. Misalnya, menyamakan pembelajaran dan
pengajaran, mengartikan perubahan perilaku yang bukan merupakan hasil
pembelajaran (mabuk, mengantuk, menjadi lebih tinggi dan sebagainya), metode
apa yang harus digunakan dan kapan pembelajaran itu benar-benar terjadi.
Dengan kata lain definisi yang ada tidak bisa menjelaskan elemen-elemen yang
lebih kecil dalam proses pembelajaran.
Untuk menanggapi hal ini Hilgard dan Bower menyatakan bahwa
kontroversi tentang pembelajaran bukan terkait definisi ilmiah tentang
pembelajaran itu sendiri, tetapi terkait dengan fakta-fakta dan interpretasi atas
fakta-fakta. Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pemahaman subyek
pembelajaran itu. Selain itu jelas bahwa praktik pembelajaran yang terjadi telah
didefinisikan dengan berbagai macam cara (Miftahul Huda, 2014:4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dengan demikian jelas bahwa di samping definisi tentang pembelajaran
yakni terjadinya perubahan perilaku dengan proses yang mendahuluinya, rupanya
pemahaman tentang pembelajaran itu sendiri tetap bersifat sangat luas. Definisi
itu sendiri memang tidak dapat menjelaskan detail praktik pembelajaran. Oleh
karenanya perlu ilmu lain untuk ikut menjelaskan fenomena pembelajaran yang
kompleks ini. Bagi Hausstatter dan Nordkvelle pembelajaran merefleksikan
pengetahuan konseptual yang digunakan secara luas dan memiliki banyak makna
yang berbeda-beda (Miftahul Huda, 2014:5).
2. Paradigma-Paradigma Pembelajaran
Menurut Miftahul Huda (2012:36) seorang guru yang hendak mengajar
harus membawa lebih dari satu teori pengajaran agar ia mampu memperoleh
perspektif yang jelas tentang keberagaman aspek dalam proses pembelajaran.
Pendapat Miftahul jelas untuk mengusahakan kesuksesan dalam pembelajaran
siswa. Kesuksesan itu terlihat jika terdapat perubahan antara pra-pembelajaran
dengan paska-pembelajaran. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang
diharapkan dalam perencanaan pembelajaran.
Beberapa paradigma teoretis tentang pembelajaran dan pengajaran berusaha
untuk mejelaskan fenomena pembelajaran selengkap mungkin. Namun dalam
realitas pembelajaran yang terjadi, selalu berbeda dengan apa yang terdapat dalam
paradigma-paradigma yang ada. Berikut ini beberapa paradigm teoretis yang
umumnya mendasari praktik pengajaran selama ini.
a. Pembelajaran sebagai Rekonstruksi Pengalaman
Bogner merangkum pemikiran Dewey tentang pembelajaran dan
memandang pembelajaran sebagai rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang membuat pengalaman itu lebih bermakna dari sebelumnya (Miftahul Huda,
2012:37).
Pembelajaran melibatkan kemampuan pembelajar untuk membentuk
hubungan-hubungan antara berbagai gagasan, makna dan peristiwa. Dengan
demikian pembelajaran pada hakikatnya adalah proses membangun relasi antara
lingkungannya (pengalaman) dan pikiran serta tindakannya. Dengan kata lain
“pembelajaran dihasilkan melalui refleksi terhadap pengalaman”
b. Pembelajaran sebagai Perkembangan Kognitif
Piaget berfokus bagaimana perkembangan bahasa berpengaruh terhadap
proses berfikir. Teorinya menegaskan bagaimana perkembangan kognitif
bergantung pada usia. Prinsip dasarnya adalah anak-anak mengonstruksi cara
berfikirnya sendiri. Ada kemiripan perspektif antara Dewey dan Piaget dimana
pengetahuan yang ada sekarang terbentuk dari pengetahuan sebelumnya.
Perbedaannya adalah bagi Piaget pengetahuan sebelumnya dibentuk sendiri oleh
seorang anak dan bukan terbentuk dari pengalaman.
Bagi Piaget seorang anak akan mencari keseimbangan antara pengetahuan
yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan yang ia temukan dalam
pengalamannya. Yang pertama muncul ketika seseorang mendapati kenyataan
yang sesuai dengan pengetahuannya atau konsep berfikirnya (asimilasi). Yang
kedua muncul ketika seorang anak menyadari bahwa apa yang menjadi realitas
tidak sesuai dengan apa yang menjadi pikirannya, sehingga ia mengubah cara
berfikirnya (akomodasi). Dengan demikian pembelajaran terjadi ketika seseorang
mampu menyesuaikan atau mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan
perkembangan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Pembelajaran sebagai Konstruksi Sosiokultural
Paradigma ini didasarkan pada pembelajaran sebagai konstruksi
pengetahuan di antara individu dan masyarakat. Manusia sebagai bagian dari
lingkungan sosial, mendapatkan pengetahuan dari kehidupan sosial itu sendiri.
Vygotsky melihat level-level berfikir tingkat tinggi seperti memori, perhatian,
pembuatan keputusan, dan pembentukan konsep (Miftahul Huda, 2012:45).
Bagi Vygotsky setiap orang adalah bagian dari lingkungan sosial sejak ia
dilahirkan. Dengan demikian hidupnya secara keseluruhan sangat bergantung
pada kondisi sekitarnya seperti lingkungan rumah, keluarga, masyarakat dan
sekolah. Meskipun Vygotsky sepaham dengan Piaget yang mengatakan bahwa
bahasa merupakan sarana yang sangat penting untuk memecahkan masalah, ia
menegaskan bahwa terdapat 3 aspek dalam kompetensi anak yaitu:
“Zona Aktual”, merujuk pada apa yang dapat dilakukan seorang anak secara
mandiri.
“zona potensial”, yang merujuk pada apa yang dilakukan seorang anak untuk
mengatur dirinya sendiri dengan bantuan orang lain.
“zona perkembangan dekat”, zona ini ada di antara dua zona sebelumnya
yaitu tentang bagaimana seorang anak menyelesaikan masalah dengan
pengetahuan yang dimilikinya dan juga memanfaatkan pertolongan orang lain
yang lebih mampu.
Individu yang belajar seringkali dianggap sebagai orang yang
membutuhkan tuntunan dari mereka yang lebih berkompeten, dalam hal ini guru.
Dengan demikian jika melihat bagaimana Vygotsky memandang pembelajaran
maka, tugas-tugas yang diberikan guru seharusnya difokuskan kepada tugas-tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang dapat dikerjakan oleh siswa sendiri, bersama temannya dan tanpa bantuan
guru.
d. Pembelajaran sebagai Perkembangan Ekologis
Tokoh di belakang paradigma ini adalah Bronfenbrenner (1979) yang
sangat menekankan seting sosial di mana pembelajaran itu seharusnya terjadi
(Miftahul Huda, 2012:47). Pembelajaran terjadi ketika perkembangan seseorang
dipengaruhi oleh relasi sosial yang muncul dalam dan di antara seting yang
berbeda di mana ia berpartisipasi di dalamnya.
Dengan demikian paradigma ini seperti permainan peran yang banyak
dimainkan dalam drama. Dalam pembelajaran ini guru mendesain lingkungan
belajar sedemikian rupa untuk menempatkan siswa dalam berbagai aktivitas
seperti menjadi pemimpin, seniman, ilmuan atau kolaborator.
e. Pembelajaran sebagai Kolaborasi Individu-Individu
Bagi Wenger interaksi dengan orang lain dapat membantu individu
menjalani proses pembelajaran yang lebih positif dibandingkan jika ia
melakukannya sendiri (Miftahul Huda, 2012:49). Komponen dari jenis
pembelajaran semancam ini adalah interaksi verbal yang harus terjadi di dalam
sebuah kelompok. Selain itu siswa juga harus merasa menjadi bagian dari
kelompok itu yang terlihat dengan kekompakan dan cara kelompok itu
menyelesaikan masalah.
Sejalan dengan hal ini Miftahul Huda (2015) melihat ide cooperative
learning sebagai model belajar yang lebih efektif. Terbukti menjadi cara belajar
yang lebih baik dari pada cara sebelumnya yaitu competitive learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
f. Pembelajaran sebagai Representasi Gaya Belajar Individu
Dalam kenyataan pembelajaran, terdapat siswa-siswa dalam satu kelas
memiliki prestasi yang baik. Namun di tempat lain tidak demikian. Selain itu
seorang yang menguasai satu disiplin ilmu sering kali tidak menguasai disiplin
ilmu lainnya. Dari observasi kenyataan semacam inilah para pendidik dan
teoritikus berpendapat bahwa setiap individu memiliki cara belajarnya sendiri-
sendiri yang dipengaruhi juga oleh kemampuan perspektif, pemrosesan kognitif,
manajemen informasi dan keragaman sensoriknya (Miftahul Huda, 2012:53).
Dunn dan Dunn memiliki sebuah teori belajar yang melihat bagaimana
cara belajar seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Teorinya didasarkan
pada teori lateralisasi otak (brain lateralization theory). Dalam diri seseorang bisa
jadi bahwa belahan orak bekerja lebih dominan dibanding dengan belahan tubuh
yang lain. Dengan teori ini dijelaskan bahwa seseorang dapat belajar di manapun
karena lingkungan instruksional, sumber daya, dan pendekatan yang berbeda-beda
akan berpengaruh pada kekuatan gaya belajar.
Model belajar Dunn dan Dunn dimulai dari lingkungan belajar yang
mencakup dekorasi kelas, suara, lampu, temperatur ruangan dan sebagainya.
Selanjutnya ada pula faktor emosional yang mencakup elemen motivasi,
tanggungjawab ketekunan dan struktur. Kemudian ada faktor sosiologis yang
terlihat dalam dinamika kelas seperti bekerja sendiri, bekerja berpasang-pasangan
dan bekerja berkelompok. Faktor yang keempat adalah faktor psikologis dengan
elemen preferensi perseptual (seperti audiotoris, visual, taktil atau modalitas
kinestetik), asupan makan, target waktu dan mobilitas. Faktor terakhir adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
faktor fisiologis yang mencakup elemen analitis (matematika dan sains) dan
global (seni) (Miftahul Huda, 2012:55).
Elemen-elemen di atas merupakan elemen-elemen yang jika dipadukan
dapat mempengaruhi siswa alam proses pembelajaran. Model ini didasarkan pada
ilmu neuropsikologis dan kognitif.
g. Pembelajaran sebagai Perkembangan Self-efficacy
Self-efficacy adalah perasaan efektifitas diri seseorang dan bagaimana ia
berpengaruh terhadap pembelajaran. Teori ini dikemukakan oleh Bandura yang
membahas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan seseorang
saat merasakan bahwa dirinya berada dalam kondisi yang baik (Miftahul Huda,
2012:58).
3. Teori-Teori Perkembangan
Teori-teori perkembangan sangat mempengaruhi teori pembelajaran yang
juga dengan sendirinya mempengaruhi media pembelajaran seperti apa yang akan
dibuat. Secara umum proses pembelajaran terjadi sesuai dengan tingkat
perkembangan seseorang. Anak-anak akan mengalami pembelajaran pada
levelnya, sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula dengan remaja
dan orang dewasa. Karena itu pembelajaran ada dalam bingkai tingkat
perkembangan setiap orang.
Meskipun demikian sangat memungkinkan bahwa seseorang belajar lebih
cepat dibandingkan dengan orang lain seusiannya. Hal ini menandakan bahwa
pembelajaran dipengaruhi juga oleh cara belajar yang sesuai pada usiannya. Jika
metode belajar orang dewasa adalah learning by doing, maka metode yang cocok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bagi anak-anak adalah learning by playing (Montessori, 2008: XI). Meskipun dua
hal ini lebih dekat pada model pembelajaran, tetapi keduannya masih saja sangat
dipengaruhi oleh teori perkembangan yang ada.
Hurlock mengutip pendapat Van Den Daele yang mendefinisikan
perkembangan sebagai serangkaian perubahan progresif yang terjadi karena
kematangan dan pengalaman. Berarti Van Den Deale melihat perubahan atau
perkembangan bukan terutama dari segi kuantitatif tetapi lebih kepada kualitatif.
Perkembangan atau perubahan bukan saja perubahan fisik seperti bertambah berat
badan, bertambah tinggi dan pertumbuhan fisik lainnya, melainkan sebuah proses
integrasi dari banyak struktur dan banyak fungsi yang kompleks (Hurlock,
1980:2).
Definisi Deale juga memperlihatkan perubahan sebagai indikator terjadinya
perkembangan. Perubahan yang dimaksud bisa menuju kepada kemajuan
(evolusi) atau kemunduran (involusi). Hal ini sangat terlihat dari umur manusia.
Perubahan yang didominasi oleh banyak kemajuan terjadi ketika bayi sampai
dewasa, sementara perubahan yang didominasi kepada kemunduran terjadi pada
masa dewasa sampai tua (Hurlock, 1980:2).
“Pelbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan
orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai
tujuan ini, maka realisasi diri atau yang biasanya disebut aktualisasi adalah sangat
penting” (Hurlock, 1980:3). Dengan melihat dua pendapat di atas dan kenyataan
yang manusia hadapi, sangat jelas bahwa manusia sangat dinamis. Perubahan
bergerak ke atas pada masa-masa muda. Beberapa saat tidak terjadi perubahan
sampai pada suatu masa di mana manusia kembali turun dari segala kemajuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Elizabeth B. Hurlock menggambarkan kurvanya berbentuk seperti lonceng. Dari
satu sisi naik, statis beberapa saat, lalu turun lagi.
Dalam konteks pendidikan pada umumnya tentu teori-teori perkembangan
ini menjadi salah satu panduan bagi mereka yang mau mengajar atau membuat
media pembelajaran. Dalam konteks persiapan penerimaan Sakramen Krisma,
mereka yang akan menerima Sakramen Krisma rata-rata berusia 12 tahun atau
lebih. Dengan demikian perlu diketahui seperti apa perkembangan kognitif
mereka yang akan digunakan sebagai salah satu panduan untuk membuat media
pembelajaran. Dengan merujuk pada teori perkembangan Montessori yang
membagi tahap perkembangan dalam 3 tahap; 0-6, 6-12, 12-18, maka persiapan
Sakramen Krisma disesuaikan dengan tahap perkembangan mereka (Montessori,
2008: XII).
Selain teori Montessori, teori perkembangan kognitif Piaget tentu saja tidak
bisa ditinggalkan. Piaget membagi perkembangan kognitif manusia ke dalam 4
tahap, seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini:
Tahap-tahap
perkembangan
Umur Ciri-ciri pokok perkembangan
Sensorimotor 0-2 Berdasarkan tindakan
Langkah demi langkah
Praoperasi 2-7 Penggunaan bahasa/simbol tanda
Konsep Intuitif
Operasi Konkret 8-11 Pakai aturan jelas/Logis
Reversible dan kekekalan
Operasi Formal 11-ke atas Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Abstrak
Deduktif dan induktif
Logis dan probabilitas
Sumber: Teori perkembangan Kognitif Jean Piaget (Paul Suparno:2000)
Dengan melihat teori perkembangan kognitif menurut Piaget, calon
penerima Sakramen Krisma ada pada tahap perkembangan terakhir atau operasi
formal dengan usia 11 tahun dan seterusnya.
Pada tahap perkembangan ini remaja sudah berfikir logis, teoretis, formal
berdasarkan proposisi-proposisi hipotesis, dan dapat mengambil keputusan lepas
dari apa yang diamati saat itu. Selain itu pada tahap ini logika mulai berkembang
dan cara berpikir abstrak mulai dimengerti. Ia mulai suka membuat teori tentang
segala sesuatu yang dihadapi. Pikirannya sudah mampu melampaui waktu dan
tempat, tidak hanya terikat pada yang sudah dialami, tetapi juga mampu berpikir
mengenai sesuatu yang akan datang karena mampu membuat hipotesis (Paul
Suparno, 2000: 88)
Tentu saja pemikiran Piaget dan Montessori ini bukan sesuatu yang pasti
terjadi. Seperti yang sudah dikemukakan oleh beberapa pemerhati teori
perkembangan, maka pembagian tahap perkembangan Piaget dan Montessori
adalah panduan umum, sementara apa yang terjadi dalam kehidupan secara
langsung mungkin saja tidak sesuai dengan tahap perkembangan itu. Ada orang
yang dapat belajar dengan lebih cepat, ada pula yang tidak. Manusia memiliki
sifat yang sangat dinamis.
Teori perkembangan yang ada digunakan untuk menghadapi peserta didik
dalam pembelajaran sesuai dengan perkembangan mereka dan juga untuk
membuat media pembelajaran yang cocok sesuai dengan usia perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mereka. Teori perkembangan memberikan pandangan dari sudut ilmiah untuk
menghadapi atau menilai proses pembelajaran yang berlangsung dan juga untuk
mengembangkan media-media pembelajaran yang sesuai. Teori perkembangan
bukan satu-satunya panduan untuk mengajar di kelas atau membuat media
pembelajaran. Ada banyak sisi yang bisa menjadi pertimbangan salah satunya
adalah kebutuhan murid itu sendiri dengan melihat situasi awal mereka.
4. Media Pembelajaran
a. Definisi Media Pembelajaran
Bagi Gagne Media Pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Sadiman, 2012:6).
Pendapat Gagne memperlihatkan cakupan yang sangat luas pada media, sehingga
seakan-akan begitu banyak hal dapat dijadikan media pembelajaran. Selain itu
menurut Briggs media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Sadiman, 2012:6).
Pendapat Briggs ini menyempitkan media sebagai alat fisik dengan kriteria
tertentu yakni dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Definisi lebih lanjut dikemukaan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional
(National Education Association/ NEA): “Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.” (Sadiman,
2012:7).
Semua definisi memiliki kesamaan yang terutama berkaitan dengan indera
manusia untuk melihat, menyentuh dan mendengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Perkembangan Media Pembelajaran
Awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu guru dalam mengajar
(teaching aids). Alat bantu yang digunakan adalah alat bantu visual, misalnya
gambar, model, objek dan alat-alat lain. Namun, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu yang digunakan orang kurang memperhatikan aspek
desain, pengembangan pembelajaran dan evaluasinya.
Dalam perkembangan selanjutnya teknologi mulai berkembang dan
digunakan sebagai media pembelajaran berupa audiovisual. Dalam usaha
menggunakan media pembelajaran, Edgar Dale mengadakan klasifikasi
pengalaman dari tingkat yang paling konkret ke tingkat yang paling abstrak.
Klasifikasi itu kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of
experience). Berikut ini gambar kerucut pengalaman:
Gambar: cone of experience by Edgar Dale
Perkembangan media pendidikan terus berlangsung sampai tahun 1950
ketika teori komunikasi dipergunakan untuk media audio visual. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sayangnya perkembangan hanya terpusat pada pembuatan media saja. Faktor
siswa belum mendapat perhatian yang serius.
Ketika teori behaviorisme ajaran B. F. Skinner muncul pada tahun 1960-
an, barulah perkembangan siswa menjadi perhatian dalam menciptakan dan
mengembangkan media pembelajaran. Menurut teori ini mendidik adalah
mengubah tingkah laku siswa. Perubahan itu harus tertanam sehingga menjadi
kebiasaan. Setiap ada perubahan tingkah laku ke arah yang positif harus diberi
penguatan dengan pemberitahuan bahwa tingkah laku tersebut adalah betul. Teori
ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku
siswa menjadi hasil proses pembelajaran.
Dalam perkembangan lebih lanjut, pendekatan sistem berpengaruh dalam
dunia pendidikan. Pengaruhnya mendorong digunakannya media sebagai bagian
integral dalam pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan
dan dipersiapkan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa.
Dari pengalaman pembelajaran guru-guru menyadari bahwa cara belajar
siswa itu berbeda-beda. Sebagian lebih cepat dengan media audio, sebagaian lagi
dengan video, sedangkan yang lain dengan media cetak dan demikian juga setiap
siswa memiliki cara mereka masing-masing. Dari pengalaman inilah lahir konsep
penggunaan multi-media dalam kegiatan pembelajaran yang masih digunakan
hingga saat ini.
c. Media Pembelajaran sebagai Bagian Proses Komunikasi dan
Kegunaannya dalam Proses Belajar-mengajar
Media pembelajaran adalah bagian dari sistem komunikasi dalam sebuah
proses pembelajaran. Dengan demikian dapat diartikan bahwa proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi. Demikian ilustrasinya: seorang
guru jengkel sekali karena selama 1 jam mengajar, anak-anak di kelas tidak
mengerti satu pokok bahasan yang dibahas selama satu jam itu. Ia kemudian
bertanya di mana letak kesalahannya? Letak kesalahannya adalah ia tidak melihat
pembelajaran sebagai proses komunikasi. Ada pesan (materi belajar) yang hendak
disampaikan, ada pemberi pesan (media pembelajaran dan guru kelas) yang
menjadi sumber belajar dan komunikator, dan ada juga penerima pesan yaitu para
murid di kelas.
Ada beberapa faktor yang menghambat proses komunikasi yang biasa
disebut dengan barriers (hambatan), atau noises (kebisingan). Hambatan-
hambatan yang ada merupakan hambatan yang berasal dari dalam dan dari luar
diri seorang anak. Hambatan yang berasal dari dalam diri adalah masalah yang
disebabkan oleh keadaan prikologis seperti minat, sikap, pendapat kepercayaan,
intelegensi, pengetahuan dan hambatan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan
daya indera, dan cacat tubuh. Kendala lain juga karena siswa tidak senang dengan
gurunya, pelajarannya jam pelajarannya (Sadiman, 2012:11).
Hambatan yang berasal dari luar diri seorang anak adalah hambatan
budaya seperti perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan
nilai-nilai panutan dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan
situasi atau kondisi keadaan sekitar. Karena ada berbagai jenis hambatan tersebut
sering kali murid gagal dalam mengerti atau mengencode informasi yang
disampaikan.
Karena itulah media pembelajaran dibutuhkan yakni untuk menjawab
hambatan-hambatan tadi. Pelajaran tidak menarik dibuat menarik dengan media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Meskipun media pembelajaran tidak bisa mengatasi sepenuhnya hambatan fisik
atau kultural paling tidak media pembelajaran dapat membantu siswa.
Kegunaan media pembelajaran adalah pertama, untuk memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis. Hal ini terkait erat dengan
teknik presentasi dengan slide. Microsoft Power Point mendukung konsep yang
serupa dengan kegunaan pertama yaitu bagaimana supaya sebuah informasi yang
hendak disampaikan itu tidak terlalu ramai dengan kata-kata sehingga
membingungkan atau memperlama proses orang untuk mengerti apa maksud
informasi.
Kedua, megatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra seperti obyek
yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau
model. Atau kejadian yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan kembali lewat
video atau rekaman film.
Ketiga, penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik, karena media pembelajaran juga mampu meningkatkan
gairah anak dalam belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara
anak didik lingkungan dan kenyataan, memungkinkan anak didik belajar sendiri-
sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Keempat, karena latar belakang setiap siswa dan guru berbeda maka media
pembelajaran berguna untuk memberikan perangsang yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Jenis dan Karakteristik Media
1) Taksonomi
Taksonomi adalah pengklasifikasian bidang-bidang, kaidah-kaidah dan
prinsip-prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek. Dari definisi tersebut
taksonomi dalam konteks media pembelajaran dikelompokan berdasarkan jenis-
jenisnya sehingga menjadi semakin jelas dimengerti.
Pendidikan selalu berkembang dari waktu ke waktu dan dipengaruhi
berbagai macam ilmu dan teknologi yang ada membuat pendidikan menjadi topik
yang sangat luas jika diulas atau dibicarakan sehingga orang harus membuat
batasan-batasan terhadapnya. Demikian pula dengan media pembelajaran. Dengan
semakin berkembangnya teknologi media berbasis teknologi semakin banyak
berkembang. Hal ini mengakibatkan ketidak-jelasan atau kebingungan tentang
alat-alat peraga, konsep-konsepnya, proses-prosesnya dan sebagainya.
Taksonomi menurut Rudy Bretz
Tiga unsur penting media menurut Rudy adalah suara, visual dan gerak.
Visual dibedakan menjadi 3 yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang
merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap oleh indera
pengelihatan (Sadiman, 2012:9).
Hierarki media menurut Duncan
Duncan menyusun taksonomi berdasarkan pemanfaatan untuk pendidikan
dijajarkan dengan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasaran dan
kemudahan pengadaannya keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di
lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hierarki.
Singkatnya semakin rumit jenis perangkat yang dirancang, semakin mahal pula
investasinya, lama pengadaannya, namun sangat khusus dan luas lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sasarannya. Sebaliknya jika media dirancang dengan sederhana maka semakin
murah biaya investasi, proses pengadaan mudah, namun penggunannya sangat
umum dan lingkup sasaran lebih kecil (Sadiman, 2012:23).
Taksonomi menurut Briggs
Briggs mengelompokan media lebih kepada stimulus yang akan
ditimbulkannya ketika digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini juga sangat
berkaitan dengan kesesuaian media tersebut dengan karakteristik siswa (Sadiman,
2012:23).
Taksonomi menurut Gagne
Gagne mengelompokan media dalam 7 macam yaitu: benda untuk
didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak,
film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh media ini kemudian dikaitkan dengan
kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang
dikembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh
perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukan
alih-ilmu, menilai prestasi, dan memberi umpan balik (Sadiman, 2012: 23)
Taksonomi menurut Edling
Bagi Edling rangsangan belajar dan tanggapan merupakan variabel
kegiatan dengan media. Edling memusatkan pada variabel rangsangan melengkapi
apa yang pendekatan menurut model Guilford dan Bloom. Media merupakan
bagian 6 unsur rangsangan belajar, yaitu pengalaman audio meliputi kondisi
subyektif visual dan kodifikasi subyektif audio, dan dua pengalaman audio 3
dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan dengan benda-benda.
Semua itu merupakan kesinambungan pengalaman belajar yang dapat disejajarkan
dengan kerucut pengalamannya Edgar Dale (Sadiman, 2012: 23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pengelompokan lain lagi dikemukakan oleh Allen yang
mengklasifikasikan media menurut tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai.
Dari beberapa pengelompokan yang dikemukakan di atas dapat dilihat bahwa
tidak ada suatu pengelompokan yang dapat berlaku umum dan berlaku dalam
segala aspeknya. Namun, pengelompokan yang ada sudah memberi gambaran
bagaimana fungsi media tertentu untuk tujuan pembelajaran tertentu.
2) Karakteristik
Pengelompokan di atas menunjukkan bagaimana sebuah media berfungsi
untuk sebuah maksud dan tujuan belajar tertentu. Dari contoh pengelompokan
yang dilakukan oleh Schram, media dapat dikelompokan menurut karakteristik
ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput dan kemudahan kontrol
pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat melalui bagaimana media tersebut
berpengaruh terhadap indra manusia seperti penciuman, peraba, pengecapan dll.
Selain itu juga dapat dilihat berdasarkan tingkatan hierarki belajar dari Gagne.
Karakteristik menjadi begitu penting karena menjadi pertimbangan media
pembelajaran yang cocok dalam situasi tertentu. Klasifikasi media, karakteristik
media dan pemilihan media adalah suatu kesatuan dengan dalam penentuan
strategi pembelajaran. Berikut ini beberapa karakteristik media yang lazim
digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia:
Media Grafis
Media Grafis termasuk media visual yang memanfaatkan pengelihatan
manusia untuk menangkap pesan yang disampaikan. Penyajiannya menggunakan
simbol-simbol visual. Oleh karenanya penyajiannya harus disajikan dengan
menarik dan sesuai dengan maksud pesan yang akan disampaikan. Selain fungsi
umum tersebut grafis berfungsi juga untuk membuat menarik perhatian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin
akan cepat dilupakan atau bahkan jika hanya disampaikan secara lisan tanpa
media. Berikut ini adalah contoh-contoh media grafis: gambar / foto, sketsa,
diagram, bagan / chart, grafik, kartun, poster.
Media Audio
Media audio memanfaatkan suara sebagai medianya dan untuk menerima
pesannya orang membutuhkan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif. Contoh-contoh media Audio
adalah sebagai berikut: radio, rekaman audio, dll.
Media proyeksi diam
Media ini adalah media yang sangat biasa digunakan dalam perkuliahan
saat ini. Contoh konkretnya adalah slide. Sama seperti media grafis, media ini
juga memanfaatkan rangsangan visual. Selain slide ada contoh-contoh lain seperti:
film bingkai, film rangkai, media transparansi, film dan video.
e. Pemilihan Media
Dilihat dari kesiapan pengadaannya media dibedakan menjadi dua yaitu
media jadi atau media yang sudah siap dan tersedia dijual bebas karena sudah
merupakan komoditi (media by utilization), dan media rancangan atau media yang
belum tersedia karena harus dirancang terlebih dahulu untuk memenuhi tujuan
dan maksud tertentu (media by design). Kedua jenis media ini memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Media jadi, memiliki kelebihan dari segi waktu
pengadaan karena media jadi sudah siap, tidak memerlukan tenaga dalam
pengadaannya, namun memiliki beberapa kekurangan yaitu mungkin tidak sesuai
dengan semua maksud dan tujuan yang diinginkan, harga jual media jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
bervariasi tergantung dari kualitas media tersebut. Dari media rancangan memiliki
beberapa kelebihan seperti tujuan dan maksud media sesuai dengan yang
diinginkan. Namun memiliki beberapa kekurangan seperti biaya produksi yang
mahal, selain itu untuk membuat media sendiri memerlukan banyak waktu dan
tenaga (Sadiman, 2012: 83).
1) Dasar pertimbangan pemilihan media
Ada banyak alasan mengapa orang memilih media. Alasan itu biasanya
merupakan salah satu pertimbangan yang kuat mengapa seseorang memilih
sebuah bentuk media. Alasan itu bisa seperti: sudah terbiasa menggunakan media,
atau alasan lain karena ingin mendemonstrasikan media ciptannya, atau karena
baru mau memulai menggunakan media dalam pembelajaran, atau karena
kebutuhan kelas yang memang sangat membutuhkan media untuk meyampaikan
informasi. Singkatnya ada banyak yang menjadi alasan memilih media. tetapi
yang paling sering digunakan adalah alasan kesesuaian kegunaan sebuah media
demi tercapainya tujuan yang diinginkan (Sadiman, 2012: 84).
Beberapa pertanyaan praktis yang dapat diajukan untuk membuat sebuah
media adalah: apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai? Apakah media yang bersangkutan sudah
tersedia di pasaran? Apakah boleh direview?
2) Kriteria Pemilihan
Bagi Profesor Ely dalam buku Media Pendidikan mengatakan, media
seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen
dari sistem instruksional secara keseluruhan (Arief, 2012: 85). Hal ini sangat
penting karena bagaimanapun seluruh komponen dalam pembelajaran harus
mengabdi pada tujuan instruksional pembelajaran. Selain itu ada hal lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
harus menjadi pertimbangan dalam menentukan media yaitu karakteristik siswa,
strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber,
serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Dan tentu saja harga dan
ketersediannya menjadi pertimbangan penting.
Dick dan Carey juga memberikan sebuah pertimbangan yang sangat
praktis yakni bagaimana media tersebut dapat dengan mudah dipindahkan, sarana-
sarana lain yang penting untuk media itu seperti ketersediaan listrik juga
dipertimbangkan, dan ketahanan media dalam waktu yang lama.
f. Pengembangan Media Pembelajaran
Pengembangan dilakukan karena kebutuhan setiap orang atau kelompok
terhadap sebuah media berbeda-beda. Pengembangan dilakukan supaya media
pembelajaran yang digunakan semakin sesuai dengan kebutuhan dan keadaan para
penggunanya. Dengan demikian media pembelajaran dapat bermanfaat secara
optimal.
1) Penyusunan rancangan
Membuat sebuah media membutuhkan sebuah rancangan yang sangat teliti.
Untuk mempersiapkannya ada beberapa pertanyaan yang mendahuluinya:
mengapa program media itu ingin dibuat? Apakah terkait dengan proses belajar
tertentu demi tercapainya tujuan pembelajaran tertentu? Untuk siapakah program
itu dibuat? Bagaimana karakteristik mereka? apakah benar-benar mereka
perlukan? Apakah materi sesuai dengan media? apa keuntungan yang akan
mereka dapatkan? Apa kerugian yang akan mereka dapatkan jika tidak memakai
media tersebut? (Sadiman, 2012:99).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) Analisis kebutuhan siswa
Apakah program atau media pembelajaran ini mereka butuhkan?
Pertanyaan ini harus dijawab karena media diciptakan untuk membantu mereka
dalam belajar. Kebutuhan sendiri berarti kesenjangan antara kemampuan,
keterampilan dan sikap siswa yang diingikan dengan kemampuan, keterampilan
dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang (Sadiman, 2012:102). Misalnya
materi belajar adalah pembagian, perkalian, penjumlahan dan pengurangan,
sementara siswa baru bisa penjumlahan, maka kebutuhan siswa adalah
pengurangan, perkalian dan pembagian. Atau contoh dalam PAK, seorang anak
mau menghafal 10 perintah Allah, namun sejauh ini belum satupun ia hafalkan.
Dengan demikian dia membutuhkan sepuluh perintah Allah untuk dia hafalkan.
Tentu saja keinginan semua orang yang membuat media adalah medianya
dipakai dan digunakan serta sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Untuk itu
dalam persiapan perlu juga dipersiapkan apa yang ingin dicapai murid dalam
pembelajaran dan indikator pembelajaran. Hal ini memang terkait materi tetapi
sangat penting untuk disesuaikan dengan media. Misalnya: siswa adalah anak-
anak kelas 4 SD yang suka film animasi dan kartun, maka mungkin ketertarikan
mereka ini dapat dijadikan media pembelajaran untuk menyampaikan pesan yang
ingin disampaikan.
Permasalahan selanjutnya harus dipecahkan adalah kenyataan bahwa
setiap kelompok siswa memiliki karakteristik masing-masing. Media untuk anak
SD sangat berbeda dengan SMP, SMA atau bahkan mahasiswa. Sangat tidak
mungkin menyesuaikan dengan semua jenjang pendidikan. Dalam hal ini perlu
diketahui manakah siswa yang benar-benar menjadi sasaran media atau mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
jika diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa tertentu siswa yang lain mampu
menyesuaikan dengan baik.
Sangat penting bagi pembuat media untuk mengetahui keadaan awal siswa
yang akan dilayani dengan media buatannya. Karena itu memang sebaiknya
berkonsultasi dengan guru atau orang tua murid. Sangat baik jika guru mereka
sendiri yang membuat media pembelajaran ini. Mengetahui keadaan awal ini
sangat penting untuk proses belajar. Media yang terlalu sederhana akan sangat
membosankan bagi siswa yang terbiasa dengan teknologi. Sebaliknya jika media
itu terlalu rumit dan sulit akan membuat frustasi siswa yang tidak terbiasa dengan
media yang rumit. Jika tidak diperhatikan akan merusak suasana dan mood belajar
siswa. Media pembelajaran yang sedianya sebagai alat bantu mencapai tujuan
belajar yang diharapkan, justru menjadi penghancur utama proses pembelajaran
itu sendiri.
3) Perumusan tujuan
Tujuan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan ini.
Tujuan memberi arah hidup. Tujuan juga dapat mengukur apakah saat ini saya
tersesat atau tidak, salah atau benar, baik atau buruk. Tergantung tujuannya.
g. Pemanfaatan Program Media
Pembuatan media pembelajaran dilakukan dengan persiapan yang matang
dan dengan tenaga ahli. Selain itu juga media pembelajaran dengan teknologi
dibuat dengan biaya yang lebih tinggi dari pada media pembelajaran
konvensional. Dengan demikian sayang sekali jika media yang telah dibuat tidak
dimanfaatkan dengan baik dan optimal. Oleh karena itu bukan hanya pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
media yang perlu direncanakan dengan matang tetapi penggunaannya juga
memerlukan perencanaan yang matang dan sistematis (Sadiman, 2012:189).
Pengajaran memiliki lingkup yang sangat luas, dari guru dan murid hingga
apa yang ada di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung di kelas termasuk
media pembelajaran. Semua orang memerlukan media pembelajaran dalam
pembelajaran mereka sehari-hari. Media pembelajaran yang baik akan membantu
orang untuk belajar lebih baik dan juga cepat serta efisien. Konsep tentang
pembelajaran selalu berkembang demikian pula dengan psikologi pembelajaran.
Namun media pembelajaran mengalami perkembangan yang juga cepat terutama
dari segi sarana. Konsep media gambar masih sangat relevan namun tidak lagi
dengan kertas tetapi dengan komputer dan viewer yang lebih canggih, murah dan
cepat. Dengan demikian media pembelajaran dengan aplikasi komputer bukan
sebuah konsep media pembelajaran yang sama sekali baru. Hanya saja dengan
teknologi media pembelajaran yang ada menjadi lebih menarik dengan
kemungkinan modifikasi yang lebih banyak.
B. Perangkat Lunak Aplikasi Komputer
Perangkat lunak aplikasi komputer yang dimanfaatkan untuk media
pembelajaran lebih merupakan alat untuk mengisi konsep media pembelajaran itu
sendiri. Misalnya murid yang suka menggunakan bagan. Dulu guru akan
menggambarkan bagan ini di papan tulis untuk kemudian menjadi medianya
menjelaskan kepada para muridnya. Sekarang guru memiliki pilihan untuk
mengonversi alat media yaitu papan tulis ke perangkat lunak seperti Microsoft
Power Point, atau software presentasi lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Apa yang dijelaskan tentang media pembelajaran di atas, pada bagian ini
dilaksanakan dengan alat yang disebut komputer dan software-software atau
aplikasi untuk media pembelajaran.
1. Definisi Perangkat Lunak Aplikasi komputer
Perangkat lunak Aplikasi adalah subkelas perangkat lunak komputer yang
memanfaatkan perangkat lunak komputer langsung untuk melakukan suatu tugas
yang diinginkan pengguna (http:wikipediaaplikasi). Perangkat lunak aplikasi juga
bisa dipahami sebagai program komputer yang didesain untuk menangani
aktivitas (Tim EMS,2014:106).
Aplikasi komputer bisa sangat bervariasi tergantung pada kebutuhan,
sebuah aplikasi dapat memanipulasi teks, gambar atau angka atau bahkan
kombinasi dari unsur-unsur di atas (Tim EMS,2014:106). Beberapa paket aplikasi
mensyaratkan sistem komputasi yang tidak terlalu besar misalnya yang hanya
menggunakan satu task tertentu.
Dalam pekerjaan sehari-hari banyak orang sering menggunakan aplikasi
untuk menunjang pekerjaan. Aplikasi itu antara lain Microsoft word, power point,
exel yang tergabung ke dalam Microsoft office. Aplikasi lain yang sering
ditemukan saat ini adalah pemutar musik, pemutar video, dan sebagainya.
2. Pemanfaatan Aplikasi Komputer untuk media pembelajaran
Konsep pemanfaatan aplikasi komputer untuk media pembelajaran sangat
sederhana sejalan dengan hakikat pembelajaran itu sendiri yakni proses yang
membuat adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Sebuah
proses yang karena pemanfaatannya ada hal-hal positif, nilai tambah bagi mereka
yang belajar, memperkuat dan menambah wawasan mereka (Darmawan,2014:4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Dengan demikian aplikasi komputer dapat dimanfaatkan untuk mengabdi
kepada pembelajaran itu sendiri. Contoh nyatanya adalah usaha guru pada jaman
sekarang untuk memanfaatkan perangkat-perangkat lunak seperti Microsoft office,
pemutar video, pemutar musik dan perangkat lunak lainnya.
Dalam proses pembelajaran aplikasi-aplikasi di atas sering kali digunakan
sebagai penunjang. Namun saat ini kebutuhan pada kreativitas dalam membuat
media pembelajaran sepertinya semakin dibutuhkan. Semua orang yang memiliki
komputer atau smartphone dimanjakan dengan berbagai aplikasi yang menarik
untuk berbagai macam kebutuhan.
3. Contoh-contoh Aplikasi yang Dapat Dimanfaatkan Sebagai Media
Pembelajaran
Seperti yang dikemukakan di atas bahwa ada media yang sudah siap
digunakan sebagai media pembelajaran. Media itu tidak dibuat secara khusus,
namun penggunaannya tidak juga mudah karena bisa menerapkan berbagai
macam pertimbangan dalam penggunaannya. Salah satunya adalah Microsoft
Power Point yang adalah perangkat lunak yang biasa digunakan untuk kegiatan
presentasi.
Presentasi adalah salah satu metode dalam mengajar. Meskipun digunakan
dalam pembelajaran, pertimbangan-pertimbangan yang digunakan justru datang
dari dunia periklanan misalnya bagaimana supaya pesan itu sampai ke pendengar,
warna font, ukuran font, jenis font, animasi atau gambar yang digunakan supaya
tampilan presentasi menarik, tekanan-tekanan yang harus diberikan dan
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4. Contoh-contoh Aplikasi yang Dapat Dimanfaatkan untuk Membuat
Media Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, para pendidik di sekolah menguji kreatifitasnya
untuk membuat media pembelajaran berupa game, kuis, tutorial dan sebagainya.
Selain itu gagasan e-learning dengan perangkat lunaknya juga digunakan oleh
banyak tenaga pengajar dan institusi pendidikan untuk membantu pembelajaran
siswa.
Aplikasi Adobe Flash CS4 merupakan sebuah aplikasi yang banyak
digunakan untuk membuat animasi, game dan kuis. Aplikasi ini dapat
dimanfaatkan untuk membuat animasi, game dan kuis untuk media pembelajaran.
Adobe Flash adalah kumpulan aplikasi lainnya yang sering digunakan
untuk membuat animasi dan game. Selain itu ada Sparkol Video Scribe adalah
aplikasi pembuat video animasi yang saat ini banyak digunakan oleh animator.
Aplikasi ini digunakan secara online untuk memproduksi video-video animasi.
Kelebihannya terletak pada karakter-karakter yang langsung dapat digunakan.
Inti dari pembahasan sub bagian ini adalah bagaimana konsep media
pembelajaran yang sudah ada dibuat menjadi lebih menarik dengan penggunan
teknologi aplikasi komputer. Dengan teknologi aplikasi komputer media
pembelajaran juga bersifat lebih praktis dan efisien. Selain itu komputer dengan
banyak aplikasinya dapat menjadi sarana untuk membuat media pembelajaran
tersendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
C. Sakramen Krisma
1. Definisi Sakramen Krisma
Sakramen Krisma adalah salah satu dari 3 Sakramen inisiasi yang juga
disebut Sakramen Penguatan di mana orang yang menerimanya dipenuhi dengan
kekuatan dari Roh Kudus agar mampu memberi kesaksian tentang apa yang
diimaninya (Komisi Kateketik KAS, 2015:41). Mereka yang menerima Sakramen
Krisma diikutsertakan dalam karya perutusan Gereja dengan semangat misioner.
Sakramen Krisma merupakan Sakramen ketiga yang diterima setelah
Sakramen Baptis dan Sakramen Ekaristi. Dengan Sakramen ini Sakramen Inisiasi
menjadi sempurna. Calon penerima Sakramen Krisma tidak hanya dilahirkan,
diberi makanan tetapi juga diutus (Sugiyana, 2015:37). Kebaruan mereka sebagai
manusia melalui Baptis, menjadi satu secara Sakramental dalam Ekaristi, menjadi
lengkap setelah mereka mendapat kekuatan dan diutus dalam Sakramen Krisma.
Mereka yang telah menerima Sakramen Krisma dianggap dewasa dalam iman dan
siap pula untuk dilibatkan dalam tugas-tugas baik dalam gereja maupun di tengah
masyarakat (Sugiyana, 2015:37).
2. Sejarah Sakramen Krisma
Sejarah Sakramen Krisma tidak terlepas dari sejarah Sakramen Gereja.
Sakramen-Sakramen yang saat ini dikenal dimulai dalam sejarah Gereja sebagai
sebuah praktik bukan sebagai sebuah teori yang kemudian diaplikasikan. Karena
itu titik tolak menemukan cikal bakal Sakramen adalah dengan melihat praktik
perayaan Sakramen dalam kehidupan jemaat perdana (KWI,2012: 398).
Sejak awal hidup Gereja, terdapat ritus-ritus yang dirayakan. Ritus-ritus itu
dipandang sebagai bentuk pelaksanaan hidup Gereja dan dipandang penting dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mutlak perlu untuk dilaksanakan. Ritus-ritus awal itu antara lain ritus pembaptisan
dan pemecahan roti atau Ekaristi. Sebagian ritus itu diambil dari agama lain
terutama Yahudi. Tetapi ritus yang diambil atau diciptakan sendiri secara teologis
tidak begitu penting, kecuali memang penting untuk sudut pandang sejarah. Arti
dari tradisi ritus-ritus itu sejak awal sangat khas Kristiani (KWI,2012: 398).
Kekhasan itu terletak ada keyakinan Gereja bahwa ritus-ritus itu membuat
sesuatu yang sama sekali baru dalam dunia. Misalnya ritus pembaptisan yang
diambil dari agama lain dan sudah sangat terkenal zaman itu. Yang baru adalah,
melalui ritus yang lahiriah sangat popular itu Gereja mengambil bagian dalam
karya keselamatan Yesus Kristus melalui wafat dan kebangkitannya dari alam
maut (KWI,2012: 398).
Demikian pula dengan praktik Ekaristi atau pemecahan roti. Perjamuan
religius memang terdapat dalam berbagai agama tetapi diambil oleh Gereja
perdana untuk suatu maksud, isi dan tujuan tertentu. Dengan merayakan Ekaristi
Gereja ingin memberitakan kematian Tuhan sampai dengan kedatangan-Nya
kembali.
3. Peran Roh Kudus dalam Sakramen Krisma
Dalam katekese penerimaan Sakramen Krisma, calon perlu diberi
pemahaman tentang peran Roh Kudus. Walaupun calon telah menerima Roh
Kudus saat pembaptisan, namun peran Roh Kudus dalam Sakramen Krisma
sangat istimewa. Dalam liturgi Roh Kudus diterima ketika Uskup menumpangkan
tangannya dan memberi minyak Krisma pada dahi penerima Sakramen Krisma
(Sugiyana, 2015: 45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Roh Kudus yang diterima pada Sakramen Krisma sama dengan Roh
Kudus yang yang diterima Yesus pada saat Ia di baptis di sungai Yordan. Sama
pula dengan Roh Kudus yang dicurahkan dan diterima oleh para murid di Senakel
pada saat hari Pentakosta. Roh itu menjadi prinsip hidup dan jiwa Gereja. Roh itu
memimpin Gereja dalam suka duka hidup misinya (Sugiyana, 2015: 45).
Dalam kisah para rasul diceritakan bahwa Roh itu memenuhi para rasul
sehingga mereka dengan gagah dan berani mewartakan sabda kerajaan Allah (Kis
2). Roh itu juga yang menjiwai para diakon dalam membantu pelayanan dan
pewartaan para rasul (Kis . 6:3.10;7:55). Roh itu memilih dan mengutus Barnabas
dan Paulus untuk tugas misi (Kis 13:2). Roh itu juga memimpin, mengarahkan
dan mendampingi karya misi Paulus (Kis. 16:6-7).
Roh yang sama itu akan diterima oleh calon penerima Sakramen Krisma.
Roh itu akan berperan sebagaimana perannya dalam Gereja. Ia akan membuat
mereka yang menerima Roh itu semakin dewasa sebagai anak Allah. Roh yang
sama itu pula akan membuat penerima Sakramen Krisma, semakin peka terhadap
sesama dan terpanggil untuk menyatakan belas kasih Allah. Di tengah masyarakat
Roh Allah akan memampukan orang menghadirkan Kristus yang berbelas kasih
dan bermurah hati.
Maka dapat disimpulkan bahwa Roh yang diterima pada saat Baptis
menguduskan orang-orang, mengampuni dosa, dan mengangkat menjadi anak-
anak Allah, serta mempersatukan diri mereka dengan Kristus dan Gereja-Nya.
Sedangkan dalam Sakramen Krisma, Roh Kudus akan memampukan mereka
untuk menghayati hidup sebagai anak-anak Allah dan mengambil bagian dalam
tugas-tugas Kristus mewartakan Kerajaan Allah di tengah masyarakat (Sugiyana,
2015:45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4. Menjadi Saksi Kristus sebagai Tugas Penerima Sakramen Krisma
Para calon penerima Sakramen Krisma diajak untuk memahami bahwa
Sakramen ini mengandung suatu panggilan untuk menjadi saksi Kristus. Hal ini
sangat erat kaitannya dengan kesatuan calon Krisma dengan Tuhan berkat
pembaptisan. Dalam Sakramen Krisma, kesatuan dengan Kristus tidak hanya
diakui dan diteguhkan lagi tetapi juga diperluas. Dalam hidupnya, seorang
penerima Sakramen Krisma tidak hanya menyadari kesatuannya dengan Kristus
tetapi juga menyadari bahwa ia dipanggil untuk menjadi saksi dengan cara
menghadirkan Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari (Sugiyana,2015:45).
Inilah bentuk konkret menjadi saksi Kristus. Hal ini dilakukan bukan
terutama dalam perkataan dengan memberitahu kepada orang siapa itu Yesus,
tetapi dengan menjadi Alter Christi atau menjadi Kristus bagi sesama di dunia
dengan mengerjakan apa yang dikerjakan Yesus seperti membantu, menolong
orang yang susah dan mencintai sesama.
Paus Paulus VI melalui surat apostolic Divine Consortius Naturae, 15
Agustus 1971, menegaskan bahwa “melalui karunia ini (Roh Kudus dalam
Sakramen Krisma) mereka menjadi serupa dengan Kristus secara lebih sempurna,
mereka dikuatkan untuk menjadi saksi Kristus, demi membangun Tubuhnya
dalam iman dan kasih” (Sugiyana, 2015:45)
5. Pengutusan Penerima Sakramen Krisma
Orang yang sudah menerima Sakramen Krisma dianggap sudah dewasa
baik dalam cara berfikir maupun bertindak. Ia bisa dilibatkan dalam rangka aneka
tugas Gereja, baik sebagai pelaksana atau sebagai pionir, yang memprakarsai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
suatu kegiatan sebagai wujud pengembangan rahmat Sakramen (Sugiyana,
2015:46).
Dalam Gereja dikenal 4 tugas utama anggota Gereja. Tugas-tugas itu
adalah:
a. Liturgia
Tugas Liturgia adalah tugas untuk aktif dalam kegiatan liturgi atau
peribadatan di Gereja. Orang yang telah menerima Sakramen Krisma dapat
terlibat aktif dalam tugas ini dengan menjadi misdinar, lektor, pemazmur, koor
atau tugas-tugas lainnya. Pertisipasi ini bukan hanya diajak orang atau karena
lingkungan yang ditinggali mendapat tugas, tetapi memang karena panggilan dari
dalam diri untuk terlibat aktif. Sebab orang yang telah menerima Sakramen
Krisma akan bertanggung jawab atas mati dan hidupnya, tumbuh dan
berkembangnya Gereja dalam aneka kehidupannya (Sugiyana, 2015:47).
Sebagai wujud keterlibatannya mereka dapat terlibat secara penuh dalam
kegiatan liturgi. Akan tetapi keterlibatan mereka tidak terbatas sebagai pelaksana
tetapi bisa juga sebagai pionir, pemikir yang inovatif dan kreatif. Menjadi
motivator bagi kawan-kawannya dalam liturgi. Apabila hal ini disadari dan
dilaksanakan, Gereja akan berkembang sesuai dengan panggilan imamat umum
setiap orang beriman.
b. Koinonia
Panggilan Tuhan bukan panggilan personal saja untuk berelasi dan bersatu
dengan Tuhan. Panggilan Tuhan juga diarahkan untuk mengembangkan
persekutuan (koinonia) antar umat beriman dalam kesatuan iman akan Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Persekutuan itu bisa terjadi dalam konteks teritorial maupun kategorial (Sugiyana,
2015:47).
Sakramen Krisma merupakan salah satu Sakramen inisiasi yang
dengannya orang dimasukan menjadi bagian dari persekutuan umat beriman.
Namun dalam Sakramen Krisma, tidak berhenti pada menjadi bagian dari
persekutuan orang beriman saja tetapi juga berfikir dan bekerja untuk kehidupan
dan perkembangan persekutuan itu menjadi persekutuan yang sehati dan sejiwa
dalam iman dan kasih.
Sebagai orang yang telah dewasa dengan menerima Sakramen Krisma,
orang tetap harus memperkembangkan sikap-sikap yang mendukung dirinya
untuk menjadi bagian dan memperkembangkan persekutuan di mana ia ada di
dalamnya. Sikap-sikap itu adalah kesediaan untuk hadir dalam acara bersama,
membangun sikap yang ramah, lemah-lembut, dan penuh pengertian. Ia memberi
ruang bagi setiap orang untuk berkembang dan berkreasi. Ia juga harus
meninggalkan sikap-sikap negatif yang dapat merusak persekutuan seperti
kemalasan, iri hati, egois dan sebagainya.
c. Diakonia
Kehadiran Gereja di tengah masyarakat adalah untuk meneladani
kehadiran Yesus di tengah umatnya yaitu melayani mereka yang kesusahan
terutama mereka yang termasuk dalam kelompok KLMTD. Pelayanan itu bisa
berwujud pelayanan spontan, pelayanan karitatif dan pelayanan pemberdayaan.
Pelayanan secara spontan adalah dengan membantu secara langsung dengan
memberi makanan, pakaian dan lainnya. Pelayanan karitatif dimaksudkan untuk
membantu kebutuhan mendesak lain seperti ketika bencana alam. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pelayanan pemberdayaan adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberikan
pelatihan dan modal usaha. Melalui pelayanan diakonia ini diharapkan mereka
yang menerima Sakramen Krisma menyadari bahwa mereka dipanggil untuk
menjadi berkat bagi orang lain melalui pelayanan mereka.
d. Kerygma
Setiap orang yang telah menerima Sakramen Krisma dipanggil untuk
menjalankan tugas sebagai pewarta kabar gembira. Ia tidak hanya menerima
pewartaan tetapi juga menjadi pewarta bagi yang lain. Pewartaan dapat dilakukan
misalnya dengan pembahasan kitab suci saat pendalaman iman, atau memberikan
renungan untuk suatu kelompok tertentu. Pewartaan juga dapat dilakukan secara
personal yakni ketika ada yang bertanya atau ingin memperdalam sesuatu
(Sugiyana, 2015:48)
Agar tugas ini dapat dijalankan dengan baik orang harus membekali diri
secara terus menerus dengan membaca dan merenungkan kitab suci, membaca
buku pewartaan dan juga berinisiatif bertanya pada mereka yang lebih tahu.
6. Liturgi Sakramen Krisma
Pelayan Sakramen Krisma adalah Uskup atau mereka yang diberi mandat
oleh Uskup khususnya imam atau katekis. Wali krisma turut bertanggungjawab
demi tumbuh kembangnya rahmat Sakramen Krisma ini (Komisi Kateketik KAS,
2015:42).
Penerimaan Sakramen Krisma diberikan didalam perayaan ekaristi.
Sebagaimana ekaristi adalah puncak seluruh kegiatan iman, maka peristiwa iman
seperti penerimaan Sakramen Krisma dirayakan di dalam perayaan Ekaristi. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ini menunjukan bahwa perayaan Ekaristi memiliki hubungan yang tidak
terpisahkan dengan Sakramen Krisma.
Urutan penerimaan Sakramen Krisma adalah sebagai berikut:
pembaharuan janji babtis yang dimaksudkan untuk memperlihatkan hubungan
antara Sakamen Baptis dan Sakramen Krisma, penumpangan dan doa oleh uskup
di mana uskup memohon supaya Roh Kudus turun dan memberi tujuh karunia
Roh Kudus kepada penerima, pengurapan dengan minyak krisma sebagai tanda
turunya karunia Roh Kudus dan menerima materai yang tidak terhapuskan.
7. Simbol-simbol dan Maknanya dalam Sakramen Krisma
Dalam perayaan penerimaan Sakramen Krisma dapat dilihat terdapat
beberapa simbol. Dalam perayaan liturgis simbol menghadirkan sesuatu atau
pribadi yang mengatasi (lebih luas, lebih dalam, atau lebih kompleks dari pada)
simbol itu sendiri (Putranto,2011:3) Simbol-simbol itu seperti:
a. Minyak Krisma
Terbuat dari buah zaitun yang dicampur dengan sedikit balsam. Minyak itu
diberkati oleh uskup sehari sebelum Kamis Putih dalam sebuah misa Krisma.
Minyak Krisma menjadi smbol pengudusan oleh Roh Kudus yang hadir melalui
bau harum mewangi.
b. Penumpangan tangan uskup
Setelah didoakan para calon maju dan menerima penumpangan tangan
uskup pada bahunya yang adalah simbol turunnya Roh Kudus yang
mendewasakan iman. Selain itu juga, penumpangan tangan berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
tugas dan tanggungjawab baru yaitu tugas perutusan sebagai saksi Kristus, yang
harus diemban oleh penerima Sakramen krisma.
c. Pengurapan Minyak Krisma
Pengurapan ini menjadi simbol pemberian anugerah Allah yang
menguatkan, melantik dan menguduskan yang membuat seseorang memiliki tugas
baru dalam hidupnya.
d. Tepukan pada pipi penerima Sakramen Krisma
Setelah menerima pengurapan, uskup akan menepuk pipi penerima krisma
sebagai tanda pemberian pemberian restu dan semangat. Semangat untuk berjuang
menjadi saksi Kristus dengan mantap dan berani. Berani mempertaruhkan
nyawanya demi iman dan kasih.
e. Pemberian nama Krisma
Nama baru diambil dari salah satu nama orang kudus yang melambangkan
semangat baru. Santo atau santa yang dipilih menjadi teladan semangat baru
sebagai saksi kristus. Itulah beberapa simbol yang terdapat dalam Sakramen
Krisma. Simbol-simbol itu bukan hanya tanda tetapi benar-benar menghadirkan
apa yang ditandakan. Simbol ini merupakan suatu keyakinan bahwa rahmat Allah
selalu mengalir pada diri mereka yang menerima Sakramen Krisma.
8. Buah-buah Sakramen Krisma
Berkat Sakramen itu mereka masuk lebih dalam menjadi putra-putri ilahi,
mempererat hubungannya dengan Kristus dan Gereja dan memperkuat anugerah
Roh Kudus dalam jiwanya (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 268).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Buah lainnya adalah kekuatan dari Roh Kudus untuk mengemban tugas menjadi
saksi Kristus dan menwartakan Kabar Gembira keselamatan.
Persiapan penerimaan Sakramen Krisma sebagai bagian penting dalam
hidup beriman, perlu mendapat perhatian yang serius. Persiapannya harus benar-
benar membawa peserta calon penerimanya berada di dunia yang sama dengan
lebih bermakna. Artinya, persiapan penerimaan Sakramen Krisma harus juga
dilaksanakan dengan menggunakan media-media terkini dengan cara-cara yang
lebih sesuai dengan zaman peserta. Apa yang dibahas dalam sub bagian tentang
Sakramen Krisma ini adalah pokok yang menjadi dasar pembelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta persiapan penerimaan Sakramen Krisma.
D. Persiapan Sakramen Krisma
Usia penerima Sakramen Krisma menurut Kitab Hukum Kanonik tidak
dibatasi dengan umur tetapi dengan kedewasaan yaitu kemampuan untuk
menggunakan akal budi (Kan. 891). Atas dasar itu, statute Keuskupan Regio Jawa
(pasal 88) memberikan perkiraan usia penerima Sakramen Krisma yaitu sekitar
usia Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, antara usia 13-15 tahun (Sugiyana,
2015:37).
Seperti Sakramen lainnya, untuk menerima Sakramen Krisma, calon perlu
dipersiapkan dengan sungguh-sungguh dengan pengajaran oleh seorang katekis.
Tidak ada batasan waktu atau jumlah pertemuan yang pasti perihal berapa lama
persiapan harus dilakukan karena penekanan terutama pada soal pemahaman dan
penghayatan materi yang disampaikan.
Agar calon memahami keutuhan Sakramen inisiasi perlu dilakukan
rekatekisasi untuk Sakramen Baptis dan Ekaristi. Setelah itu calon baru diajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
untuk memahami Sakramen Krisma itu itu sendiri. Dalam materi Sakramen
Krisma peserta diajak untuk memahami Sakramen Krisma sebagai bagian dari
Sakramen inisiasi, liturgi penerimaan Sakramen Krisma, dan bagaimana orang
katolik memaknainya.
Dalam pendampingan ini diharapkan supaya: Pertama, calon semakin
mensyukuri Sakramen yang diterimanya dan merasakan buah-buah yang ada di
dalamnya. Kedua, berkat Roh Kudus mereka semakin dikuatkan sehingga
sanggup untuk mengemban tugas perutusan mereka di dalam Gereja maupun di
tengah masyarakat. Ketiga, mereka semakin berani menjadi saksi Kristus dalam
kehidupan sehari-hari dengan tantangan yang mereka hadapi. Atau dengan kata
lain, Sakramen Krisma diharapkan penerimannya beriman mendalam (dalam
penghayatan dan pemahamannya) dan tangguh dalam menghadapi pergulatan
hidup dan tantangan dari luar (Sugiyana, 2015:38).
Secara garis besar ada dua tahap yang harus dilalui seorang calon
penerima Sakramen Krisma. Pertama, pembelajaran materi-materi yang
diperlukan untuk memantapkan motivasi penerima dan memperdalam makna
Sakramen Krisma. Kedua, Triduum untuk persiapan intensif yang bisa dilakukan
dengan berbagai cara misalnya outbond, pemantapan diri dan penegasan materi,
serta pengakuan dosa untuk membangun disposisi diri yang pantas (Sugiyana,
2015:38).
1. Rekatekisasi Sakramen Baptis dan Ekaristi
Seperti yang telah dikemukakan di atas adalah lebih baik jika sebelum
calon penerima Sakramen Krisma mempelajari materi-materi Sakramen Krisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dilakukan semacam penyegaran kembali Sakramen Baptis dan Ekaristi sehingga
mereka meihat keterkaitan dua Sakramen sebelumnya dengan Sakramen Krisma.
a. Sakramen Baptis
Sakramen Baptis adalah Sakramen yang paling dasar dan menjadi pintu
masuk bagi Sakramen lainnya untuk diterima oleh seseorang. Sakramen ini dapat
diterima tanpa melalui persiapan yaitu dengan Pembaptisan bayi dan darurat.
Namun, setelah itu diharapkan mereka semua dibimbing melalui pengajaran.
Anak-anak dibimbing oleh orang-orang tua mereka dengan terlibat aktif dalam
kegiatan Gereja. Demikian juga dengan mereka yang dibaptis secara darurat.
Mereka harus menerima pengajaran yang cukup setelah pembaptisan.
Pada umumnya penerimaan Sakramen Baptis didahului dengan persiapan
yang cukup. Mereka diberi motivasi, diikutsertakan dalam kegiatan gereja,
melalui pengajaran imannya diperdalam. Ketika sudah mantap dan matang
mereka diperkenankan untuk dibaptis dan sekaligus menerima komuni pertama.
Inilah yang disebut dengan pembaptisan dewasa (Sugiyana, 2015:38).
Yang boleh menerima Sakramen Baptis adalah semua orang yang belum
dibaptis, mengakui iman kristiani, menerima ajaran-ajaran Gereja dan tidak
terkena halangan hukum kanonik, misalnya perkawinannya tidak sah. Sedangkan
bayi dan anak-anak bisa dibaptis sejauh ada penjamin bagi pertumbuhan iman
mereka. Penjamin itu adalah orang tua mereka sendiri atau mereka yang kelak
akan menjadi wali mereka (Sugiyana, 2015:38).
Mereka yang mau dibaptis memilih nama orang kudus yang akan menjadi
nama Baptis mereka. Maknanya adalah nama orang kudus itu akan ikut
mendoakan mereka dalam perjalanan hidup agar tetap pada imannya. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
supaya menjadi teladan hidup mereka sehari-hari. Selain itu juga sebagai lambang
hidup baru.
Dalam keadaan normal pelayan Sakramen Baptis adalah seorang uskup
atau imam. Namun dalam keadaan terdesak setiap umat dapat membaptis dengan
catatan dia mempunyai intensi melaksanakan apa yang dilakukan oleh Gereja.
Caranya adalah dengan membenamkan kepala atau seluruh tubuh ke dalam air
yang mengalir, atau menuangkan air ke atas kepala, dengan mengucapkan forma
“atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Sambil menuangkan air pelayan
Baptis menyebut “ (nama calon) aku membaptis engkau, dalam nama Bapa dan
Putera dan Roh Kudus”. Kalau yang bersangkutan sudah pernah dibaptis oleh
gereja yang baptisannya diakui oleh Gereja katolik, ia tidak dibaptis lagi tetapi
hanya diteguhkan dengan mengucapkan Syahadat Para Rasul kemudian diterima
oleh imam (Sugiyana, 2015:39).
b. Sakramen Ekaristi
Calon diajak memahami bahwa dalam Gereja, Sakramen Ekaristi menjadi
sumber dan puncak kehidupan Kristiani. Sakramen ini berisikan seluruh harta
rohani Gereja, yaitu Kristus. Persatuan dengan yang Ilahi dan kesatuan dengan
seluruh umat di seluruh dunia terlaksana dan terungkap secara sempurna dalam
Ekaristi (Sugiyana, 2015:40).
Sakramen ini ditetapkan oleh Yesus sendiri pada hari Kamis Putih saat Ia
melaksanakan perjamuan malam terakhir. Tindakan Yesus dalam perjamuan
itulah yang kemudian dikenang dengan nama Ekaristi, kenangan akan korban
Kristus. Kenangan di sini bukan hanya terkait memori masa lampau tetapi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kehadiran dan aktualisasi apa yang dilakukan Yesus kepada Bapa di kayu salib,
satu kali untuk selama-lamanya (Sugiyana, 2015:40).
Dalam pelaksanaannya Ekaristi terdiri dari 2 bagian besar yakni: Liturgi
Sabda dan Liturgi Ekaristi. Kedua bagian itu didahului oleh ritus pembuka dan
diakhiri dengan ritus penutup.
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh seorang imam tertahbis (uskup atau
imam) yang ditahbiskan secara sah dan tidak terkena suspensi (dinonaktifkan dari
tugas-tugas imamatnya karena suatu masalah). Dalam perayaan Ekaristi semua
umat wajib ikut berpartisipasi melalui nyanyian dan jawaban-jawaban aklamasi.
Secara Sakramental partisipasi itu dilakukan dengan menerima komuni kudus.
Mereka yang hendak menerima komuni diharapkan berada dalam disposisi yang
baik. Mereka ada dalam situasi berahmat, tidak sedang melakukan dosa berat
yang dapat mendatangkan maut dan tidak terkena halangan kanonis dalam
menerima komuni, misalnya pernikahan yang tidak sah (Sugiyana, 2015:41).
Disposisi sangat penting karena dalam komuni yang diterima bukan kue atau
wafer tetapi Yesus Kristus sendiri.
2. Disposisi batin
Setiap menerima Sakramen, orang perlu memiliki disposisi batin yang
memadai sebagai tanda kepantasan dan rasa hormat atas makna Sakramen tersebut
(Sugiyana, 2015:44). Disposisi yang diharapkan tumbuh di antara mereka yang
menerima Sakramen adalah:
a. Keterbukaan hati
menerima bimbingan Allah yang semakin mendewasakan hidup dan
imannya. Melalui proses katekisasi, seorang calon dibimbing untuk semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mengenal jati dirinya sebagai seorang beriman dan sekaligus tanggungjawab yang
dipikulnya. Orang harus terbuka pada bimbingan itu.
b. Pertobatan
Semua orang lemah terhadap dosa. Karena itulah pertobatan dilakukan
terus-menerus. Berkat terbukanya diri pada bimbingan Allah peserta semakin
menyadari ketidaksempurnaan dirinya akibat dosa dan ketidakpantasan untuk
menerima Sakramen yang begitu luhur dan agung. Oleh karena itu supaya pantas
menerima Sakramen dan agar dijauhkan dari segala penghalang, seorang calon
penerima Sakramen Krisma diwajibkan untuk menerima Sakramen pertobatan.
Dengan demikian Allah akan mengampuni dosa, memulihkan orang hidup dalam
rahmat dan menjadikan lebih pantas menerima rahmat Tuhan (Sugiyana, 2015:44)
c. Kesediaan diri untuk diutus
Sakramen Krisma bukan hanya disebut Sakramen Pendewasaan tetapi juga
merupakan Sakramen pengutusan. Oleh karena itu setiap orang yang menerima
Sakramen Pengutusan harus siap untuk diutus menjadi saksi Kristus di tengah
Gereja dan Masyarakat.
Untuk mengembangkan disposisi tersebut, diperlukan persiapan. Itulah
sebabnya sebelum menerima Sakramen Krisma, seorang calon disiapkan melalui
katekese, Triduum dan penerimaan Sakramen Tobat. Semakin mereka memiliki
disposisi yang matang semakin Sakramen itu berdaya guna dalam hidup
(Sugiyana, 2015:45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Katekese Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma
Salah satu usaha persiapan adalah dengan katekese yang bertujuan supaya
calon Krisma dapat menyadari peranan dan kehadiran Roh Kudus dalam hidup
mereka, tanggungjawab mereka sebagai anggota Gereja, perlunya pembinaan
iman yang terus menerus, kewajiban merasul dan menjadi saksi Kristus di tengah
dunia (Sumarno, 2010:56).
Model katekese yang digunakan adalah Katekese Umat. Katekese Umat
adalah sebuah model katekese yang memfokuskan perhatiannya terutama pada
umat baik dari segi pelaksana, sumber dan tujuan katekesenya (dari, oleh dan
untuk umat). Dalam katekese ini katekis tidak bertindak sebagai pengajar agama.
Katekis adalah fasilitator komunikasi iman atau dialog pengalaman iman di mana
komunikasi yang berjalan adalah komunikasi dua arah. Harapannya supaya
dengan dialog keterlibatan aktif mereka akhirnya dapat menyadari, menemukan
nilai-nilai iman dalam keterlibatannya dalam hidup masyarakat (Sumarno,
2010:57).
4. Materi Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma
Materi-materi yang diberikan untuk calon Penerima Sakramen Krisma
pertama-pertama rekatekisasi untuk Sakramen Baptis dan Ekaristi. Setelah itu
diberi materi tentang makna Sakramen Krisma (Sugiyana, 2015:38). Salah satu
materi untuk mendalami makna Sakramen Krisma adalah dengan Sakramen
Krisma mereka mensyukuri imannya dan memperoleh buahnya. Materi ini
didalami melalui katekese yang menggali pengalaman mereka dalam beriman.
Persiapan penerimaan Sakraman Krisma yang dibahas pada sub bagian ini
merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan peserta. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sub bagian ini juga dapat dilihat bagaimana pola pikir persiapan ini dilakukan
yakni dengan diawali rekatekisasi untuk kembali me-review apa yang telah
diterima dalam sakramen inisiasi sebelumnya yaitu Baptis dan Ekaristi.
Secara keseluruhan BAB II ini membahas media pembelajaran dengan
aplikasi komputer dalam persiapan pendampingan penerimaan Sakramen Krisma.
Media pembelajaran harus sesuai dengan usia atau perkembangan kognitif
seorang anak sehingga seorang anak dapat mengerti dengan baik pesan-pesan
yang disampaikan dengan bantuan media pembelajaran.
Sudah jelas bahwa perkembangan zaman yang demikian cepat harus
dihidupi dan dihadapi bahkan dalam mempersiapkan sakramen inisiasi. Untuk
menjalankannya para pendamping atau guru harus belajar mengembangkan
kemampuannya dalam bidang teknologi. Hal ini tentu saja dengan memastikan
bahwa kompetensinya sebagai pendidik tidak diragukan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB III
MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER
Media Pembelajaran dengan aplikasi komputer merupakan sebuah
kebutuhan zaman sekarang. Pada BAB III ini akan dibahas konsep media
pembelajaran dan bagaimana konsep itu dibuat dengan aplikasi komputer. selain
itu kekuatan dan kelemahan menjadi bahasan pada akhir BAB III ini.
A. Konsep Media Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan seorang guru dapat berimajinasi tentang media
pembelajaran apa yang mungkin dapat diciptakan untuk membantu proses
pembelajaran supaya lebih optimal, efisien dan menyenangkan. Maka berbagai
macam hal menjadi pertimbangan untuk menciptakan media pembelajaran
tersebut salah satunya dengan melihat minat siswa atau kegemaran mereka
termasuk bermain atau mendengarkan cerita. Dengan minat mereka kemudian
guru membuat media pembelajaran untuk menyampaikan informasi dengan apa
yang menjadi kegemaran mereka.
Maka, saat ini dapat dijumpai berbagai macam media pembelajaran
dengan berbagai macam konsep seperti game atau permainan, film animasi atau
kartun, presentasi menarik dan dengan gambar. Semua konsep media
pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Semua konsep itu
dibuat dan disajikan dengan teknologi aplikasi komputer. Konsep-konsep media
pembelajaran tersebut sekaligus menjadi konsep-konsep yang penulis pilih untuk
menjadi contoh media pembelajaran yang akan coba dirancang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
1. Game atau Kuis
Berbagai permainan sekarang banyak yang berkonsep kuis. Game duel
otak yang marak dimainkan juga berkonsep kuis. Dalam permainan itu disuguhi
pertanyaan yang kemudian dijawab oleh pemain-pemainnya. Jika jawaban salah,
maka komputer akan memberi jawaban yang benar secara otomatis, dan juga
point sebesar 100 untuk setiap jawaban yang benar. Pertanyaan yang ada biasanya
merupakan pengetahuan umum.
Konsep permainan ini juga sudah pernah dicoba untuk dijadikan media
pembelajaran oleh Bekti Wulandari, S.Pd guru fisika di SMA Negeri I
Yogyakarta bersama dengan Drs. Widada, M.Kom sebagai pimpinan Pusat
Pendidikan Komputer Unigama, Yogyakarta.
Media pembelajaran dengan konsep game ini dirancang dengan program
Adobe Flash CS4 yang sering digunakan untuk pembuatan game, animasi dan
sebagainya.
2. Presentasi Menarik
Presentasi merupakan sebuah metode menyampaikan informasi yang
sangat efektif. Sejak lama presentasi digunakan dalam pendidikan dengan cara
menyampaikan informasi secara verbal di depan peserta didik (ceramah).
Presentasi sangat bergantung pada kekuatan berbahasa yang benar, suara yang pas
dan pembawaan diri / gesture yang menarik.
Saat ini konsep presentasi menjadi lebih luas seiring digunakannya media
dalam presentasi. Seorang guru tidak lagi hanya berbicara di depan tetapi
memanfaatkan media yang secara visual juga dapat menyampaikan informasi.
Media itu awalnya bersifat fisik atau dapat di sentuh, konvensional seperti globe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pada pelajaran geografi. Atau gambar orang kudus pada pelajaran PAK
(Pendidikan Agama Katolik).
Dalam perkembangan, konsep media pembelajaran dengan globe atau
gambar masih dipakai tetapi dalam bentuk virtual di mana gambar dapat
ditampilkan dengan viewer agar dilihat oleh peserta didik. Program yang
digunakan adalah program yang sangat familiar dan banyak digunakan yaitu
Microsoft PowerPoint.
Microsoft PowerPoint sangat baik untuk membuat presentasi yang
menarik. Ada banyak pilihan animasi dan modifikasi yang dapat dilakukan untuk
menyampaikan informasi. Selain itu juga dapat dikombinasikan dengan berbagai
macam konsep seperti gambar, video animasi atau bahkan permainan. PowerPoint
dapat menjadi mesin presentasi yang menggabungkan berbagai konsep media
pembelajaran.
Menariknya PowerPoint adalah ketika berbagai media pembelajaran
virtual dapat digunakan dalam satu kali presentasi. Namun, kekuatan itu juga
harus diimbangi dengan keterampilan menghubungkan slide, penggunaan kata-
kata yang singkat, padat dan jelas, serta penentuan warna dan font atau jenis huruf
yang diinginkan.
3. Gambar
Gambar dapat menjelaskan dengan cara yang singkat namun lebih banyak
dari pada kata-kata. Dengan gambar orang langsung berhadapan dengan daya
visual mereka untuk mendapatkan informasi yang disampaikan. Dalam pelajaran
penggunaan media gambar sangat efektif untuk menyampaikan informasi
terutama untuk memberi gambaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dalam menjelaskan Sakramen gambar bisa digunakan sebagai media
dengan menunjukan bagaimana orang mempersiapkan Sakramen dan kemudian
menerimanya. Untuk menyampaikan makna pelajaran, gambar dapat diberi
kutipan kalimat tertentu yang memberi makna pelajaran atau suatu topik. Gambar
dapat dibuat sendiri dan dapat juga diambil di jejaring sosial. Selain itu juga dapat
dengan mengambilnya melalui kamera pribadi.
B. Aplikasi Atau Program Yang Mendukung Pembuatan Media
Pembelajaran
1. Adobe Flash CS4
Program Adobe Flash CS4 banyak dimanfaatkan untuk pembuatan
animasi, game, presentasi maupun multimedia pembelajaran. Adobe Flash CS4
Profesional mendukung penulis dalam membuat contoh game kuis sebagai media
pembelajaran. Pembuatan kuis dengan Adobe Flash CS4 Profesional cukup rumit
bagi pemula di mana dibutuhkan kemampuan untuk mendesain secara sederhana
halaman-halaman kuis yang dibutuhkan. Selain itu untuk menjalankan kuis semua
bahasa script dibuat sendiri termasuk untuk membuat interface, interaktif dan alur
kuis.
2. Microsoft PowerPoint
Aplikasi Microsoft PowerPoint sering digunakan dalam pembelajaran dari
Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. Aplikasi ini khusus untuk
mempresentasikan materi. Aplikasi Microsoft PowerPoint yang akan digunakan
disini adalah yang tergabung ke dalam Office 2013. Terdapat sangat banyak fitur
yang dapat dimanfaatkan untuk membuat presentasi dengan maksimal. Maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Selain itu PowerPoint juga dapat digunakan untuk membuat kuis dengan
cara yang lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan Flash Adobe CS4
Profesional. Masih banyak lagi keunggulan fitur PowerPoint yang dapat
dieksplorasi.
C. Kekuatan Dan Kelemahan Media Pembelajaran Dengan Aplikasi
Komputer
1. Kekuatan
Kekuatan media pembelajaran adalah keefektifan, efisiensi dan sesuai
dengan perkembangan zaman. Media ini sangat efektif karena dengan ini dapat
dibuat berbagai macam media dengan satu alat tanpa kertas, gunting ataupun lem
dan alat-alat lainnya. Selain itu dalam menyajikannya di kelas media-media yang
telah dibuat dapat dikombinasikan sekreatif mungkin.
Media ini sangat efisien karena dalam pembuatannya hanya dibutuhkan
unit komputer, internet dan listrik. Selain itu dengan media ini pengeluaran sangat
efisien karena tidak ada sisa dari bahan pembuatan yang akan menjadi sampah
layaknya pembuatan media pembelajaran yang konvensional. Media ini juga
dapat disimpan di dalam memori dengan ukuran yang tidak besar.
Kekuatan lainnya adalah media ini sangat relevan dengan perkembangan
zaman. Anak-anak dan orang dewasa yang hidup sehari-hari dengan teknologi
akan sesuai dengan media pembelajaran yang juga berbasis teknologi.
2. Kelemahan
Media pembelajaran tentu saja memiliki kelemahan. Kelemahan itu adalah
media virtual tidak dapat disentuh secara fisik. Berbeda dengan globe atau Pohon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
natal yang dapat disentuh. Dengan demikian tidak ada pengalaman fisik dengan
media pembelajaran.
Kelemahan lainnya adalah biaya yang cukup mahal jika dibandingkan
dengan media konvensional. Membuat media pembelajaran dengan aplikasi
komputer membutuhkan alat-alat seperti komputer, internet, sarana listrik dan
bahkan program komputer yang akan digunakan. Selain itu juga dalam
pengerjaannya membutuhkan tenaga yang berpengetahuan dan cukup terampil.
Selain itu media dengan aplikasi komputer sangat bergantung pada energi
listrik. Tidak ada listrik berarti media tidak dapat dibuat apalagi di tampilkan saat
proses pembelajaran.
Namun apapun kelebihan dan kelemahan media dengan aplikasi komputer,
keberadaannya dan pengembangannya sangat diperlukan untuk pembelajaran
pada zaman sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV
USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN
APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN
PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
Pada BAB IV ini penulis membuat usulan penggunaan media
pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk persiapan penerimaan Sakramen
Krisma. BAB IV ini dimulai dengan latar belakang penggunaan media
pembelajaran, alasan penggunaan media, tujuan yang hendak dicapai,
perencanaan pembelajaran persiapan Sakramen Krisma dan penggunaan media
pembelajaran.
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi terjadi dengan sangat cepat dan masuk ke dalam
berbagai aktivitas manusia seperti pekerjaan, pertanian, olahraga, hiburan dan
pendidikan. Perkembangan itu membuat banyak orang yang mempelajari
teknologi agar bisa berguna bagi hidup mereka.
Dalam konteks persiapan penerimaan Sakramen Krisma, pengembangan
modul dan media pembelajaran dengan teknologi komputer adalah sebuah
gerakan untuk mencoba belajar menggunakan teknologi yang ada untuk
membantu proses persiapan pendampingan penerimaan Sakramen Krisma atau
kegiatan-kegiatan lainnya. Dalam konteks Program Studi Pendidikan Agama
Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma, ini adalah sebuah usaha untuk
mengajak mahasiswa melakukan terobosan baru demi perkembangan umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
B. Alasan Penggunaan Media
Penggunaan media pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk
persiapan Sakramen Krisma dipilih karena media pembelajaran dengan teknologi
dibutuhkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam persiapan Sakramen Krisma
di paroki.
Persiapan penerimaan Sakramen Krisma dengan aplikasi komputer sangat
penting baik di paroki-paroki desa maupun kota. Untuk paroki-paroki di desa
penggunaan teknologi dengan sendirinya akan memajukan cara berfikir umat dan
pengetahuan mereka tentang penggunaan teknologi. Untuk paroki-paroki di kota
media pembelajaran ini akan sesuai dengan situasi umat yang menggunakan
teknologi informasi dalam hidup sehari-hari.
Selain itu penggunaan media pembelajaran dengan aplikasi komputer
sangat menantang bagi penulis karena sebelumnya, penulis belum pernah
membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer.
C. Tujuan Penggunaan Media
Penggunaan media pembelajaran dengan aplikasi komputer ini ditujukan
untuk menyediakan media pembelajaran persiapan penerimaan Sakramen Krisma
di Paroki-Paroki. Selain itu juga sebagai awal untuk media pembelajaran di
sekolah dan kampus. Dengan menggunakan media pembelajaran dengan aplikasi
komputer diharapkan penyampaian pesan atau pelajaran kepada siswa dapat
terjadi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
D. Rancangan Usulan Perencanaan Pembelajaran Persiapan Sakramen
Krisma Untuk Calon Penerima di Paroki
Pembuatan media pembelajaran dengan aplikasi komputer disiapkan untuk
materi pelajaran persiapan penerimaan Sakramen Krisma. Ada 8 Materi yang
akan disertai dengan media pembelajaran bagi persiapan penerimaan Sakramen
Krisma.
1. Materi 1 : Sakramen Baptis
Tujuan pertemuan : Para calon memahami kembali secara ringkas pemaknaan
mendasar mengenai Sakramen Pembaptisan dan kaitannya dengan Sakramen
Krisma
Media Pembelajaran : PowerPoint 2013
2. Materi 2 : Sakramen Ekaristi
Tujuan pertemuan : Para calon memahami kembali secara singkat pemaknaan
Sakramen Ekaristi dan kaitannya dengan Sakramen Krisma
Media pembelajaran : Kuis dan PowerPoint 2013
3. Materi 3 : Sakramen Krisma
Tujuan pertemuan : Para calon memahami secara mendasar mengenai sejarah,
pengertian istilah serta tata cara penerimaan Sakremen Krisma
Media pembelajaran : PowerPoint 2013
4. Materi 4 : Sakramen Krisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tujuan pertemuan : Para calon memahami secara mendasar mengenai buah-
buah Sakramen Penguatan dan sikap batin dalam menerima Sakramen Penguatan,
serta tata cara penerimaan Sakramen Penguatan.
Media pembelajaran : Kuis dan PowerPoint
5. Materi 5 : Roh Kudus
Tujuan pertemuan : Para calon mampu menyadari akan kehadiran Roh Kudus
dalam dirinya dan peranannya dalam hidup serta karya setiap hari.
Media pembelajaran : PowerPoint 2013
6. Materi 6 : Menjadi Saksi Kristus
Tujuan pertemuan : Para calon penerima Sakramen Krisma memahami dan
mampu menghayati panggilan menjadi saksi Kristus, agar setelah menerima
Sakramen Penguatan terpanggil menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-
hari.
Media pembelajaran : Kuis dan PowerPoint 2013
7. Materi 7 : Sakramen Tobat
Tujuan pertemuan : Menyadari pentingnya tobat sebagai sarana untuk selalu
bertubuh menjadi lebihbaik, juga sarana membangun paguyuban.
Media pembelajaran : PowerPoint 2013
8. Materi 8 : Perutusan Menggereja dan Memasyarakat
Tujuan pertemuan : Para calon bersedia diutus untuk mau berperan serta aktif
dalam hidup menggereja dan masyarakat.
Media pembelajaran : Kuis dan PowerPoint 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Matriks Program Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma
Tema Umum : Bersiap diri menjadi saksi Kristus secara nyata
Tujuan Umum : Melalui pendampingan ini, Calon penerima Sakramen Krisma semakin mensyukuri Sakramen yang
diterimanya dan merasakan buah-buah yang ada di dalamnya. Calon sanggup untuk mengemban tugas perutusan di
dalam Gereja dan masyarakat dan semakin berani menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya,
para calon penerima sakramen Krisma menjadi semakin beriman mendalam (dalam penghayatan dan
pemahamannya) dan tangguh (dalam menghadapi pergulatan hidup dan tantangan dari luar).
No Materi Tujuan Uraian Materi Metode Media Aplikasi
Komputer
Sumber
Bahan
- Bahan ajar
persiapan
Sakramen
Krisma
Rm.
Suhardiya
nto, SJ
- KomKat
KAS.2012.
Katekese
1. Sakramen
Baptis Para calon
memahami kembali
secara ringkas
pemaknaan
mendasar
mengenai Sakramen
Pembaptisan dan
kaitannya dengan
Sakramen Krisma
- Definisi Sakramen
Baptis
- Tanda dan sarana
dalam Sakramen
Baptis
- Buah-buah
Sakramen Baptis
- Pelaku pembaptisan
- Bagaimana
berlangsung
- Informasi
- Tanya
jawab
- Informasi
- refleksi
- Penggunaan
Media
Pembelajara
n
- Gambar-
gambar
mengenai
pembaptisan
- Laptop
- Viewer
- screen
- Microsoft
Office
PowerPoint
2010
- Adobe
Flash CS4
Professiona
l 8.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pembaptisan
- Bersyukur atas
Sakramen Baptis
Inisiasi
Gagasan
Dasar dan
Silabus.
Yogyakart
a:
Kanisius.
Hal. 84-94
2. Sakramen
Ekaristi
Para calon
memahami kembali
secara singkat
pemaknaan
Sakramen Ekaristi
dan kaitannya
dengan Sakramen
Krisma
- Arti Sakramen
Ekaristi
- Kehadiran Yesus
dalam Sakramen
Ekaristi
- Penetapan Ekaristi
- Petugas-petugas dalam
perayaan Ekaristi
- Buah-buah Ekaristi
- informasi
- Tanya
jawab
- pendalaman
- Refleksi
- Penggunaan
Media
Pembelajara
n
- Laptop
- Viewer
- Screen
- Gambar-
gambar
Ekaristi
- Microsoft
Office
PowerPoint
2010
- Adobe
Flash CS4
Professiona
l 8.6
3. Sakramen
Krisma Para calon
memahami sejarah,
pengertian istilah
serta tata cara
penerimaan
Sakremen Krisma
- Definisi Sakramen
Krisma
- Tahap-tahap
persiapan Sakramen
Krisma
- Tata cara penerimaan
- Tanda dan sarana
yang digunakan
- Mereka yang terlibat
dalam perayaan
penerimaan Krisma
- Informasi
- Tanya
jawab
- Refleksi
- Penggunaan
Media
Pembelajara
n
- Laptop
- Viewer
- Screen
- Gambar-
gambar
Krisma
- Microsoft
Office
PowerPoint
2010
- Adobe
Flash CS4
Professiona
l 8.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4. Sakramen
Krisma
(lanjutan)
Para calon
memahami buah-
buah Sakramen
Krisma dan sikap
batin dalam
menerima Sakramen
Krisma, serta tata
cara penerimaan
Sakramen Krisma.
- Sikap batin dalam
menerima Sakramen
Krisma
- Simbol-simbol
Sakramen Krisma
- Buah-buah Sakramen
Krisma
- Informasi
- Tanya
jawab
- Pendalaman
- Refleksi
- Penggunaan
Media
Pembelajara
n
- Laptop
- Viewer
- Screen
- Gambar-
gambar
Krisma
- Microsoft
Office
PowerPoint
2010
- Adobe
Flash CS4
Professiona
l 8.6
5. Roh
Kudus
Para calon lebih
menyadari akan
kehadiran Roh
Kudus dalam dirinya
dan peranannya
dalam hidup serta
karya setiap hari.
- Roh Kudus dan Nama-
nama lainnya
- Simbol-simbol Roh
Kudus
- Buah-buah Roh Kudus
- Karya-karya Roh
Kudus
- Informasi
- Tanya
jawab
- Pendalaman
- Refleksi
- Penggunaan
Media
Pembelajara
n
- Laptop
- Viewer
- Screen
- Gambar-
gambar Roh
Kudus
- Microsoft
Office
PowerPoint
2010
- Adobe
Flash CS4
Professiona
l 8.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
6 Menjadi
saksi
Kristus
para calon penerima
Sakramen Krisma
memahami dan
mampu menghayati
panggilan menjadi
saksi Kristus, agar
setelah menerima
Sakramen Penguatan
terpanggil menjadi
saksi Kristus dalam
kehidupan sehari-
hari.
- Arti menjadi saksi
Kristus
- Menjadi saksi Kristus
dalam hidup sehari-
hari
- Melaksanakan karya
penyelamatan dalam
hidup sehari-hari
- Informasi
- Tanya
jawab
- Pendalaman
- Refleksi
- Penggunaan
Media
Pembelajara
n
- Laptop
- Viewer
- Screen
- Gambar-
gambar
menjadi saksi
Kristus
- Microsoft
Office
PowerPoint
2010
- Adobe
Flash CS4
Professiona
l 8.6
7 Sakramen
Tobat
Menyadari
pentingnya tobat
sebagai sarana untuk
selalu bertubuh
menjadi lebihbaik,
juga sarana
membangun
paguyuban.
- Arti dan nama lain
Sakramen Tobat
- Dasar Sakramen Tobat
- Unsur-unsur
Sakramen Tobat
- Yang harus disiapkan
untuk menerima
Sakramen Tobat
- Dosa-dosa yang harus
diakui
- Buah-buah Sakramen
Tobat
- Waktu-waktu
- Informasi
- Tanya
jawab
- Pendalaman
- Refleksi
- Penggunaan
Media
Pembelajara
n
- Laptop
- Viewer
- Video
pertobatan
- Screen
- Gambar-
gambar
Sakramen
Tobat
- Microsoft
Office
PowerPoint
2010
- Adobe
Flash CS4
Professiona
l 8.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mengaku dosa
8 Perutusan
menggerej
a dan
memasyar
akat
Para calon bersedia
diutus untuk mau
berperan serta aktif
dalam hidup
menggereja dan
masyarakat.
- Definisi menggereja
dan memasyakat
- Tugas-tugas gereja
- Tugas dalam bidang
liturgia, diakonia,
kerygma, koinonia dan
martiria
- Informasi
- Tanya
jawab
- Pendalaman
- Refleksi
- Penggunaan
Media
Pembelajara
n
- Laptop
- Viewer
- Screen
- Gambar-
gambar
Perutusan
- Microsoft
Office
PowerPoint
2010
- Adobe
Flash CS4
Professiona
l 8.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Contoh Materi:
Materi 1
Sakramen Baptis
Tujuan
Para calon memahami kembali secara ringkas pemaknaan mendasar
mengenai Sakramen Pembaptisan dan kaitannya dengan Sakramen Krisma
1. Pembukaan
Lagu Pembukaan
“Dalam Pembaptisan Kudus” (PS 588)
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahakasih, kami panjatkan puji syukur atas penyertaan-Mu,
sehingga pada hari ini kami dapat mengikuti pertemuan kedua dalam rangka
persiapan kami untuk menerima Sakramen Krisma nanti. Mohon kiranya Roh
Kudus menerangi hati dan budi kami, agar pertemuan yang akan menyegarkan
pemahaman kami mengenai Sakramen Baptis ini dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Berkatilah kami masing-masing dan terutama Bapak/Ibu pembimbing
kami agar mampu mendampingi kami dengan baik. Semua ini kami
untjukkankepada-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Pengantar
Pada pertemuan pertama, kita telah diperkenalkan satu sama lain, termasuk
dengan para pendamping kita. Telah pula kita ketahui tentang tugas Gereja, yaitu
pewartaan (kerygma), peribadatan (leitourgia), pelayanan (diaconia), dan
persaudaraan (coinonia). Telah dinyatakan pula tentang tugas gereja dalam hal
peribadatan atau pengudusan dalam perayaan yang perwujudannya ada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
SAKRAMEN. Kita mengenal ada 7 SAKRAMEN yang terdiri atas SAKRAMEN
INISIASI yaitu Sakramen Pembaptisan, Sakramen Krisma, Sakramen Ekaristi;
SAKRAMEN PANGGILAN yaitu Sakramen Imamat dan Sakramen Perkawinan,
serta dua sakramen lainnya adalah Sakramen Pengampunan Dosa dan Sakramen
Perminyakan Suci.
Dalam pertemuan kali ini, kita akan menyegarkan pemahaman kembali
mengenai Sakramen Baptis. Dengan permenungan ini, diharapkan kita memiliki
kedalaan dan ketangguhan iman dalam kehidupan di tengah masyarakat.
Untuk mulai pertemuan ini, marilah kita mohon rahmat agar baptisan yang
telah kita terima sungguh dapat dihayati dan semakin memperdalam iman kita.
Bacaan Injil Matius 3:13-17 : Yesus dibaptis Yohanes
2. Pembahasan (Media: PowerPoint 2013)
Bahan-bahan yang dipakai dalam pembahasan semua materi didapatkan
dari kumpulan file Romo. Suhardiyanto, SJ dan disesuaikan dengan silabus dalam
buku Katekese Inisiasi (Kanisius: Yogyakarta. Halaman: 84-94)
a. Apa Sakramen Baptis itu?
Sakramen Baptis merupakan sakramen pertama yang diterima sebelum
sakramen-sakramen lain. Dengan menerima Sakramen Baptis, orang menyatakan
pertobatan dan kepercayaan kepada Tuhan Yesus. Oleh karena itu, ia diampuni
segala dosanya dan dengan demikian, ia dilahirkan kembali sebagai anak Allah,
menjadi murid Kristus dan menjadi anggota Gereja.
Baptis memberi tanda kepadanya bahwa ia menjadi milik Kristus untuk
selamanya karena secara rohani memperoleh materai kekal, suatu tanda yang
selamanya tak terhapus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Melalui Pembaptisan seseorang masuk ke dalam sebuah komunitas umat
beriman yang sudah ada dan komunitas itu menerimanya. Komunitas itulah yang
sebelumnya memperkenalkan iman mereka. Dengan dibaptis juga seseorang
menegaskan komitmen untuk terus memilih dan memperjuangkan terang di
tengah-tengah dunia.
b. Apa tanda sarana dalam Sakramen Baptis?
Tanda dan sarana utama yang dipakai dalam Sakramen Baptis, adalah air. Air
mengandung makna membersihkan (dari dosa-dosa) dan memberi kehidupan
(hidup baru dalam Kristus). Sarana lain yaitu minyak krisma, kain putih, lilin
c. Apa buah-buah yang diterima dalam Sakramen Baptis?
1) Menjadi anak Allah
Orang yang menerima pembaptisan, menyatakan pertobatan dan kepercayaan
kepada Allah, maka Allah mengampuni segala dosanya. Ia dibebaskan dari dosa,
dosa pribadi beserta situasi kedosaan (dosa asal). Ia secara rohani dilahirkan
kembali. Lahir kembali dalam kehidupan Allah dalam Kerajaan-Nya. Ia menjadi
anak Allah
2) Menjadi murid Kristus
Bertobat berarti meninggalkan cara hidup lama, memasuki hidup baru, yaitu
membangun hubungan dengan Allah dan sesama. Percaya berarti menerima
Kristus sebagai Juru Selamat dunia. Untuk dapat percaya dan mengikuti Yesus,
orang perlu menjadi murid Kristus.
3) Menjadi anggota Gereja
St. Paulus menggambarkan bahwa Gereja sebagai tubuh, yaitu tubuh Kristus
(1Kor 12:13). Baptisan membuat seseorang menjadi anggota Tubuh Kristus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
artinya baptis mengubah status seseorang dari bukan Kristen menjadi Kristen.
Sebagai anggota ia mempunyai hak dan kewajiban. Haknya misalnya menerima
sakramen-sakramen, mendengarkan sabda, kesempatan berkumpul. Sedangkan
kewajibannya misalnya bertanggung jawab dalam jemaat, berdoa mengikuti
ekaristi, kasih pada sesama, mematuhi perintah Allah dan perintah Gereja.
4) Penyerahan diri secara toral kepada Yesus
Seluruh hidup kegiatan dan karyanya diperuntukkan bagi keselamatan banyak
orang, seperti Yesus telah melakukannya. Dia berjuang dengan kebaikan,
keadilan, kejujuran demi kesejahteraan masyarakat.
d. Siapa pelaku pembaptisan?
1. Calon Baptis (Katekumen) yang kehadirannya tak dapat diwakilkan
2. Jemaat yang akan menerima anggota baru.
3. Petugas/pelayan Baptis yang diberi wewenang untuk membaptis.
- Uskup atau Imam (dalam keadaan biasa)
- Dalam keadaan darurat: awan yang telah dibaptis
4. Wali Baptis/Penjamin, kehadirannya sebagai pendukung dan juga ikut
bertanggung jawab dalam perjalanan hidupnya.
5. Masyarakat Umum: famili, sanak saudara dan sebagainya
e. Bagaimana
1. Tahap Pra Katekumenat (± 1 bulan)
Dengan materi tentang panggilan, kebebasan untuk memilih, proses panggilan,
menentukan keputusan.
2. Tahap Katekumenat (± 8 bulan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dengan materi tentang Allah, Yesus Kristus, Roh Kudus, Allah Tritunggal
Mahakudus, Gereja, Sakramen, Maria, Hidup Kekal.
3. Tahap Persiapan Akhir (± 1 bulan)
Jumlah petemuan ± 20 kali dalam waktu ± 1 tahun, sedangkan dari Gereja
Protestan ± 3-4 bulan/ tergantung situasi.
Dalam Gereja Katolik ada juga pembaptisan bayi. Apabila bayi dibaptis, ia
diterima gereja dalam ketergantungan orang tuanya, termasuk pendidikan
imannya. Setelah dewasa ia diharapkan menghayati imannya secara dewasa.
Pembaptisannya diteguhkan ketika ia menerima Sakramen Krisma.
3. Penutup
Pengumuman
Doa Penutup
Allah Bapa yang bertahta dalam Kerajaan Surga, puji syukur kami haturkan
kepada-Mu, karena atas berkat-Mu pertemuan ini dapat berjalan dengan lancar
dan memberikan penyegaran kepada kami tentang sakramen pembaptisan. Kami
mohon selalu penyertaan-Mu, agar kami mampu meresapkan dalam hati segala
nilai-nilai imani yang ditemukan dalam sakramen baptis dan kami mampu
menerapkan dalam kehidupan kami sehari-har, Demi Kristus Tuhan dan
Pengantara kami. Amin
Lagu Penutup : Syukur Kepada-Mu Tuhan (PS 592)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Contoh Materi:
Materi 2
Sakramen Ekaristi
Tujuan
Para calon memahami kembali secara singkat pemaknaan
Sakramen Ekaristi dan kaitannya dengan Sakramen Krisma
1. Pembukaan
Lagu Pembukaan: Kuhendak Mengikuri Kristus (PS 655)
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahabaik, puji syukur dan terima kasih karena atas berkat dan
rahmat-Mu sampai hari ini kami masih dikaruniai kesehatan, keselamatan dan
kesejahtaraan, sehingga dapat mengikuti pertemuan ketiga dalam persiapan kami
menerima Sakramen Krisma nanti.
Bimbinglah kami dengan terang Roh Kudus-Mu agar mampu mengikuti
pertemuan yang akanmembahas mengenai Sakramen Ekaristi
Berkati kami masing-masing dan khususnya pendamping kami, agar pertemuan
ini dari awal tengah sampai akhir nanti dapat berjalan lancar sesuai dengan
kehendak-Mu. Doa ini kami panjatkan dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus,
yang bersama Dikau dan Roh Kudus mendampingi hidup kami, kini dan
sepanjang masa. Amin.
Pengantar
Pada Pertemuan Pertama kita telah melihat kembali makna Sakramen Baptis.
Sakramen Baptis yang telah kita terima adalah tanda pertobatan dan hidup yang
baru dalam dunia yang lebih baik. Melalui pembaptisan kita menjadi saudara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
seluruh umat beriman. Nah, saat ini kita akan melihat bagaimana kita memaknai
Sakramen Ekaristi yang sudah kita terima.
Bacaan Injil
Lukas 22:14-23 : Penetapan Perjamuan Malam
Yohanes 6:25-59 : Roti Hidup
2. Pembahasan (Media: PowerPoint 2013)
a. Apa Sakramen Ekaristi itu?
Ekaristi berasa dari kata Latin Eucharistia atau kata Yunani Eucharistien yang
berarti ucapan syukur. Merayakan Ekaristi berarti merayakan ucapan syukur atas
karya keselamatan Allah, yang terjadi dalam wafat dan kebangkitan Yesus.
Ekaristi juga merupakan kenangan akan perjamuan terakhir yang diadakan oleh
Yesus bersama dua belas murid-Nya. Sakramen Ekaristi adalah kurban Kristus
sendiri, yang berkurban demi keselamatan manusia, jadi sama dengan kurban saat
Yesus disalib, hanya bedanya pada Ekaristi tidak dengan menumpahkan darah
seperti di kayu salib.
b. Bagaimana Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi?
Kristus hadir dalam cara yang unik dan tak tertandingi. Dia hadir dalam cara yang
sungguh, nyata dan substansial, dengan Tubuh dan Darah-Nya, dengan Jiwa dan
ke ilahian-Nya. Dia hadir secara sakramental dalam rupa roti dan anggur, Kristus
penuh dan total, Allah manusia.
c. Kapan Yesus menetapkan Ekaristi?
Pada Perjamuan Malam Terakhir yang diadakan bersama 12 rasul-Nya (Luk
22:19-20; Mat 26:26-29).
d. Apakah tanda dan sarana yang ada dalam Sakramen Ekaristi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tanda dan sarana utama yang dipakai dalam Sakramen Ekaristi adalah roti dan
anggur. Hal itu tampak dalam konsekrasi dan komuni. Yesus menjadi santapan
jemaat-Nya dan memberi kekuatan serta semangat bagi yang menyantap-Nya
untuk ikut serta melaksanakan karya penyelamatan-Nya.
e. Apakah buah-buah dari Sakramen Ekaristi?
1) Sumber kekuatan dan semangat untuk berperan dalam karya penyelamatan.
2) Mendapat jaminan akan kehidupan kekal yang membahagiakan Yesus
bersabda: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkannya pada akhir jaman. Sebab
daging-Ku adalah benar-benar makanan dan Darah-Ku benar-benar minuman
(Yoh 6:53-56).
3) Dapat membangun persaudaraan yang terbuka dengan semua orang.
4) Menghapus dosa ringan, menjaga kita dari bahaya dosa berat di masa depan.
f. Siapa saja petugas dalam pelayan Ekaristi?
1) Imam, memimpin perayaan Ekaristi yang tak dapat diganti atau diwakili oleh
orang lain yang tidak ditahbiskan sebagai imam.
2) Misdinar (Putera-Puteri Altar): melayani imam di altar selama perayaan
Ekaristi berlangsung.
3) Lektor: membaca Kitab Suci bacaan pertama dan kedua dan pengumuman
4) Prodiakon
5) Paduan suara dan dirigen
6) Petugas tatib
7) Penghias altar
8) Koster
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Pendalaman (Media: Adobe Flash CS 4 Professional 8.6)
Pendalaman dilakukan dengan menjawab beberapa soal dengan media
pembelajaran kuis.
4. Penutup
Pengumuman
Doa Pentutup : Allah Bapa Maha pengasih, puji syukur atas selesainya
pertemuan ini. Semoga kami dapat lebih menghayati akan sakramen yang agung
ini, sebab Kristus sendiri yang menjadi kurban demi keselamatan umat manusia.
Bimbinglah kami semua dalam mengarungi hidup dalam peziarahan di dunia ini.
Kami akan mengkhiri pertemuan ini, untuk kembali ke rumah kami masing-
masing. Berkatilah perjalanan pulang kami, sehingga selamat sampai di rumah.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
Lagu Penutup
Tuntun Aku Tuhan Alah (PS 653)
E. Contoh Media Pembelajaran Dengan Aplikasi Komputer Untuk
Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma di Paroki
1. Kuis Edukatif Persiapan Krisma
Kuis Edukatif adalah sebuah media pembelajaran dengan program Adobe
Flash CS4 Profesional. Dengan program ini kuis edukatif dibuat melalui beberapa
tahapan antara lain membuat layer, desain (background, game over dan intro),
pemograman dengan script, dan pengeditan. Berikut rincian konsep game kuis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
a. Judul : Game Krisma
b. Audiens : Calon Penerima Sakramen Krisma Paroki
c. Durasi : 5 menit
d. Image : format file.jpg
e. Interaktif : start, exit, nama, tombol pilihan jawaban (a,b,c dan d)
Soal kuis pendalaman materi 1 dan 2:
No Soal Jawaban
1 Apa Sakramen Baptis itu?
a. Sakramen pertama yang diterima sebagai tanda tobat dan
percaya kepada Tuhan Yesus
b. Sakramen pertama yang diterima sebagai tanda penguatan
dan perutusan menjadi saksi Kristus
c. Sakramen kedua dan yang terpenting
d. Sakramen pertama yang diterima sebagai sakramen yang
terpenting
a
2 Apa buah-buah Sakramen Baptis?
a. Bertumbuh semakin besar
b. Semakin cerdas
c. Mendapat hadiah dan ucapan selamat
d. Menjadi murid Kristus
d
3 Dengan tanda apa Sakramen Baptis diterimakan?
a. Tanda salib
b. Air, minyak Krisma, kain putih dan lilin
c. Imam dan umat yang hadir
d. Gereja dan alat-alat liturgi
b
4 Dengan kata-kata apa Sakramen Baptis diterimakan?
a. Aku membaptis kamu dengan api
b. Aku menerimamu dalam gereja katolik dalam nama Bapa,
Putera dan Roh Kudus
c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
c. Aku membaptis kamu dalam nama Bapa, Putra dan Roh
Kudus
d. Aku membaptis kamu dalam nama Allah yang maha
pengasih
5 Dengan sarana apa Sakramen Baptis diterimakan?
a. Roti dan Anggur
b. Tanda salib
c. Air, minyak Krisma, kain putih dan lilin
d. Imam dan umat yang hadir
c
6 Apa yang dirayakan saat Perayaan Ekaristi?
a. Ucapan syukur atas karya keselamatan Allah
b. Ucapan syukur atas panen
c. Ucapan syukur atas rejeki
d. Ucapan syukur atas hadiah
a
7 Dengan tanda apa Sakramen Ekaristi diterimakan?
a. Piala dan Altar
b. Roti dan Anggur
c. Imam dan Umat
d. Musik dan Liturgi
b
8 Apa buah-buah Sakramen Ekaristi?
a. Dapat membangun persaudaraan yang terbuka
b. Dapat membangun usaha
c. Merasa kenyang
d. Merasa puas
a
9 Kapan Yesus menetapkan Ekaristi?
a. Saat kebangkitan-Nya
b. Ketika Yesus terangkat ke Surga dalam kemuliaan
c. Saat perjamuan malam terakhir
d. Pada tahun 150 M
c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
10 Salah satu petugas dalam Sakramen Ekaristi adalah?
a. Frater
b. Suster
c. Imam
d. Bruder
c
Soal kuis pendalaman materi 3 dan 4
No soal jawaban
1 Apa Sakramen Krisma itu?
a. Tanda dan sarana kehadiran Allah yang memberikan
kekuatan Roh Kudus untuk bersaksi tentang iman
b. Sakramen pertama yang diterima untuk menjadi anggota
Gereja
c. Puncak hidup umat Kristiani
d. Sakramen pertama yang diterima sebagai sakramen yang
terpenting
a
2 Apakah tanda dan sarana dalam Sakramen Krisma
a. Air dan kain putih sebagai tanda pembersihan dari dosa
b. Penumpangan tangan dan pengurapan minyak Krisma
sebagai tanda kehadiran Roh Kudus dan pengutusan
c. Salib dan lilin
d. Tanda abu di dahi
b
3 Apa salah satu tujuan penerimaan Sakramen Krisma?
a. Mendapatkan kesembuhan dari penyakit
b. Memperkokoh dan memperkuat Sakramen baptis yang
sudah diterima
c. Liturgi yang meriah
d. Gereja dan alat-alat liturgi
b
4 Sikap batin apa yang diperlukan untuk menerima Sakramen
Krisma?
c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
a. Rendah diri dan merasa berdosa
b. Semangat menjadi orang dewasa
c. Keterbukaan hati untuk menerima Allah dan siap diutus
d. Rasa ingin tahu
5 Apa buah-buah Sakramen Krisma?
a. Semakin baik
b. Pencurahan Roh Kudus, mantap dan dewasa
c. Memiliki otot-otot yang kuat
d. Iman yang mendalam
b
6 Apa yang dimaksud menjadi terang dan garam dunia?
a. Hadir dan memberi kesaksian tentang iman dalam hidup
b. Mengajak orang menjadi katolik
c. Tampil sebagai pemimpin
d. Menjadi pengamat lingkungan
a
7 Apa saja simbol-simbol dalam Sakramen Krisma?
a. Roti dan Anggur
b. Imam dan Umat
c. Minyak Krisma dan penumpangan tangan
d. Musik dan Liturgi
c
8 Apa peran Roh Kudus dalam Sakramen Krisma?
a. Menerangi jalan hidup
b. Mengampuni dosa
c. Sebagai wali Baptis
d. Memberi kekuatan dan keberanian untuk bersaksi
d
9 Apa yang menjadi isi kesaksian setelah menerima Sakramen
Krisma?
a. Injil
b. Pertobatan
c. Kejujuran
d. Iman, Kebenaran dan keadilan
d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
10 Salah satu petugas dalam Sakramen Krisma adalah?
a. Uskup
b. Suster
c. Frater
d. Bruder
a
Soal kuis pendalaman Materi 5 dan 6
No soal jawaban
1 Siapa itu Roh Kudus?
a. Roh Yesus sendiri yang dicurahkan kepada para Murid
b. Sakramen pertama yang diterima untuk menjadi anggota
Gereja
c. Puncak hidup umat Kristiani
d. Roh keadilan
a
2 Apa tujuan Roh Kudus?
a. Mengampuni dosa
b. Sebagai jaminan kebahagiaan hidup surgawi
c. Memberi kekuatan dan menggerakan untuk membawa
keselamatan bagi orang lain dan dirinya
d. Sebagai jawaban setiap masalah
c
3 Apa salah satu simbol Roh Kudus?
a. Burung Merpati
b. Burung gereja
c. Burung tekukur
d. Burung gagak
a
4 Simbol Roh Kudus ketika penerimaan Sakramen Krisma?
a. Air dan lilin
b. Minyak Suci dan Pengurapan
c. Nyanyian
d. Roti dan Anggur
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
5 Apa buah-buah Roh Kudus?
a. Memiliki otot-otot yang kuat
b. Merasa kuat dan benar
c. Kasih, Suka Cita dan Damai Sejahtera
d. Iman yang mendalam
c
6 Apa yang dimaksud menjadi saksi Kristus?
a. Menjadi pengamat lingkungan
b. Mengajak orang menjadi katolik
c. Tampil sebagai pemimpin
d. Menampakan dan menghadirkan Kristus dengan seluruh
misi-Nya dalam kehidupan sehari-hari
d
7 Apa Misi Yesus?
a. Menyelamatkan manusia
b. Memberi makan 5000 orang
c. Membangkitkan mertua Petrus
d. Puasa di padang gurun
a
8 Bagaimana menjadi Saksi Kristus dalam kehidupan sehari-
hari?
a. Berani dan bertanggungjawab dalam tugas-tugas Gereja
dan masyarakat
b. Menjadi pemimpin dalam lingkungan gereja dan
masyarakat
c. Mengajak orang untuk dibaptis
d. Rajin memberi nasehat pada yang salah
a
9 Siapa saja yang dipanggil menjadi saksi Kristus?
a. Hanya orang dewasa
b. Semua orang yang sudah dibaptis
c. Semua orang yang percaya pada Yesus
d. Para imam dan biarawan/biarawati
c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
10 Salah satu petugas dalam Sakramen Krisma adalah?
e. Uskup
f. Suster
g. Frater
h. Bruder
a
Soal kuis pendalaman materi 7 dan 8
No soal jawaban
1 Apa itu Sakramen Tobat?
a. Sakramen untuk orang sakit
b. Sakramen pertama yang diterima untuk menjadi anggota
Gereja
c. Puncak hidup umat Kristiani
d. Sakramen yang memulihkan hubungan kita dengan Allah
dan sesama
d
2 Apa nama lain dari Sakramen Tobat?
a. Sakramen Penguatan
b. Sakramen Pengampunan
c. Sakramen Ekaristi
d. Sakramen Baptis
b
3 Apa tujuan kita menerima Sakramen Tobat?
a. Agar siap menyambut Hari Raya
b. Agar rasa bersalah kita hilang seketika
c. Memulihkan hubungan dengan Tuhan dan menjadi anak
Tuhan lagi
d. Memantapkan panggilan
c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4 Apa unsur pokok dalam menerima Sakramen Tobat?
a. Tindakan orang yang datang bertobat dan pengampunan
dosa
b. Dosa dan penitensi
c. Doa tobat
d. Imam
a
5 Apa yang harus disiapkan oleh Peniten (orang yang mengaku
dosa)?
a. Merasa bersalah
b. Memeriksa batin, bertobat, mengaku dosa dan menjalankan
silih
c. Menghafal dosa, doa tobat dan urutan pengakuan
d. Iman yang mendalam
b
6 Apa yang dimaksud dengan menggereja?
a. Menjadi pengamat iman
b. Hadir dan berperan dalam tugas-tugas gereja
c. Mengajak orang menjadi katolik
d. Tampil sebagai pemimpin
b
7 Menjadi misdinar merupakan tugas?
a. Liturgia
b. Koinonia
c. Kerygma
d. Martiria
a
8 Apa yang menjadi tugas bidang Koinonia?
a. Memberi kesaksian
b. Menjadi petugas koor
c. Membaca Kitab Suci
d. Memupuk kebersamaan dengan aktif di lingkungan/OMK
d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
9 Apa yang menjadi tugas bidang Martiria?
a. Menjadi Misdinar
b. Memberikan renungan
c. Berani membela kebenaran dan keadilan
d. Menjadi pelayan liturgi (koster)
c
10 Contoh tugas diakonia adalah?
a. Menjadi Koster
b. Menjadi umat
c. Rajin berdoa
d. Masuk seminari atau biara
a
2. Presentasi Menarik
Presentasi menarik yang digunakan untuk persiapan penerimaan Sakramen
Krisma menggunakan program Microsoft Office PowerPoint 2013. Presentasi
akan dibuat untuk 9 Materi Krisma yang sudah disiapkan. Semua presentasi
dibuat menjadi 1 file PowerPoint yang penggunaannya dikendalikan dengan
interaktif. Dalam pembuatan presentasi terdapat beberapa hal yang ditekankan:
a. Master Slide yaitu Slide yang didesain sendiri untuk kepentingan persiapan
penerimaan Sakramen Krisma. Dengan Master Slide semua desain slide yang
digunakan akan sama.
b. Desain Slide dengan memanfaatkan tools seperti shape.
c. Interaktif yaitu tombol atau kata tertentu yang terhubung dengan fungsi lain
atau halaman lain dari slide. Interaktif digunakan untuk memudahkan presentator
dalam mempresentasikan materinya terutama terkait dengan perpindahan slide.
d. Animasi yaitu pergerakan obyek yang ada dalam presentasi. Animasi
digunakan untuk memperjelas alur presentasi dan membuat presentasi lebih
menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
e. Penggunaan script untuk membuat kuis PowerPoint
f. Konsistensi Slide yang penting agar tidak membingungkan peserta.
Konsistensi ini meliputi beberapa hal seperti font, ukuran font, warna, desain,
interaktif, alur, jumlah kata dalam 1 slide dan fungsi tambahan seperti kuis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB V
PENUTUP
Pada bagian akhir dari karya tulis ini, penulis mencoba melihat seluruh
bagian dari latar belakang, kajian pustaka dan pengembangan media pembelajaran
dengan aplikasi komputer. Dengan melihat bagian-bagian di atas penulis membuat
kesimpulan dan saran sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Penggunaan teknologi dalam banyak aktivitas manusia telah banyak
berpengaruh kepada proses dan hasil yang dicapai. Dengan menggunakan
teknologi proses menjadi lebih singkat dan mudah sementara itu yang dihasilkan
sesuai dengan perkembangan teknologi. Media pembelajaran dengan aplikasi
komputer merupakan sebuah cara baru membuat media pembelajaran. Selain itu
juga cara baru dalam menyajikannya.
Penggunaan media komputer untuk media pembelajaran juga selalu
berkembang. Mulai dari keterampilan tangan dalam membuat media pembelajaran
hingga membuat semua itu dengan menggunakan aplikasi komputer. selain itu
juga media pembelajaran dibuat dengan menggunakan audio dan visual seperti
contoh film dan lagu.
Usaha untuk membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer
masih kurang sementara dalam bidang lain game, software office dan lainnya
berkembang pesat. Untuk itu diperlukan gerakan untuk belajar membuat media
pembelajaran dengan aplikasi komputer supaya lebih sesuai dengan zaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Peluang persiapan penerimaan sebagai sebuah persiapan jangka pendek
(kurang lebih 3 bulan) dimanfaatkan untuk mencoba membuat modul dan media
pembelajaran. Pengetahuan dari bangku kuliah tentang pendidikan, perencanaan
pembelajaran, membuat media pembelajaran dan psikologi menjadi referensi
utama dalam membuat media pembelajaran.
Media pembelajaran yang sudah dibuat merupakan usaha untuk belajar
membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer. harapannya, media
pembelajaran ini akan berguna bagi mereka yang memanfaatkannya.
B. Saran
Berrdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran bagi
calon pendidik di paroki maupun di sekolah yang menempuh pendidikan di Prodi
PAK Universitas Sanata Dharma. Para mahasiswa PAK harus mencoba kreatif
membuat media pembelajaran dengan program-program terbaru. Hal ini sangat
penting karena anak-anak didik atau seluruh umat bergerak maju untuk semakin
modern. Dengan demikian sangat baik jikalau mahasiswa PAK juga bergerak
maju menjadi lebih modern dalam mengajar atau memberikan katekese.
Selain itu juga bagi dosen-dosen di Program Studi PAK Universitas Sanata
Dharma untuk lebih mendukung para mahasiswa untuk berfikir kreatif dan dengan
kreativitas mereka mampu membuat sesuatu yang kelak dapat mereka gunakan
untuk mengajar atau dipakai oleh orang lain. Dukungan ini sangat penting untuk
memelihara semangat mahasiswa dalam berkreasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Bagi para pendamping Krisma atau katekis di paroki untuk berusaha
mengembangkan pembelajaran, katekese atau pertemuan-pertemuan lainnya
dengan media yang lebih modern agar sesuai dengan perkembangan zaman.
Bagi pastor paroki agar mendukung pengembangan-pengembangan
persiapan inisiasi, katekese, dan lainnya menggunakan media digital sehingga
gereja juga hadir dalam zaman modern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DAFTAR PUSTAKA
Arief Sadiman., dkk.(2012). Media Pendidikan. Depok: Rajawali Pers.
Deni Darmawan. (2014). Pengembangan E-Learning Teori dan Desain. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Ofset.
Hurlock, B. Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan. Surabaya: Erlangga.
Jasmadi dan Tim EMS. (2015). Cara Lain Membuat Presentasi Menarik dan
Canggih. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
KomKat KAS. (2015). Katekese Inisiasi Gagasan Dasar dan Silabus.
Yogyakarta: Kanisius.
Konferensi Waligereja Indonesia. (2012). Iman Katolik Buku Informasi dan
Referensi. Jakarta: Obor.
Miftahul Huda. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
(2015) Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Montessori, Maria. (2008). The Absorbent Mind. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Pankat Keuskupan Bogor. (1986). Persiapan Sakramen Krisma. Jakarta: Obor.
Paul Suparno. (2000). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Putranta, C., SJ. (2011). “Sakramentologi Ringkas” Diktat kuliah Sakramentologi
Ringkas. PAK, USD, Yogyakarta.
Suhardiyanto, H.J. (2016). “Bahan Sakramen Penguatan Dalam Bentuk Soft-File”
Sumarno Ds, M SJ. (2010). “Pendidikan Agama Katolik Paroki” Diktat kuliah
PAK Paroki.. PAK, USD, Yogyakarta.
Tim EMS. (2014). Panduan Belajar Komputer untuk Semua Orang. Jakarta:
Gramedia.
Widada. (2015). Cara Mudah Membuat Media Pembelajaran Game, Kuis
Menggunakan Flash. Yogyakarta: Gava Media.
Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI