usaha pemanfaatan air gambut-arif parabi
TRANSCRIPT
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548
81
USAHA PEMANFAATAN AIR GAMBUT UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA
MASYARAKAT DI DESA RASAU JAYA UMUM KABUPATEN KUBU RAYA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
(Utilization Of Peat Water For Needs In The Society Household In Rasau Jaya Village
Kubu Raya District West Kalimantan Province)
Arif Parabi
Fakultas Teknik Universitas Panca Bhakti, Jl. Kom Yos Sudarso, Pontianak
e-mail : [email protected]
ABSTRACT
The existence of water in peat environment is considered a disadvantage, this is due to peat
water is a surface water with apparent characteristics such as brownish red color, high organic
contain, high acidity (pH 2-5) and low water hardness. The urgent need of water in Desa Rasau
Jaya Umum is also one of the problems faced by the people. Environment condition is the
significant and dominant factor in determining the public health quality. Water is the main
environment component that has a big role. Water used by the people has to fulfill several
requirements including quality and quantity. Therefore, this Public Devotion Activity on the basis
of Science and Technology for Rural Society (Ibm) in Desa Rasau Jaya Umum with focus on
introduction of clean water processing for the society in family scale. The Method used in this
activity can be differentiated into 3 (three) stage, namely Neutralization process, Coagulation, and
Filtration by using natural material. Based on the purpose of this activity, it is hoped that the people
can recognize and carry out simple clean water processing in family scale. The clean water coming
from the process is aimed to fulfill family needs only and not for drinking water.
Keywords : peat water, installation, clean water, organic.
PENDAHULUAN
Desa Rasau Jaya Umum adalah salah
satu desa di kecamatan Rasau Jaya dengan
luas 12.484 Ha atau 38,29 % dari luas
wilayah kecamatan. Sebagian besar lahan
desa ini merupakan lahan gambut dengan
kedalaman antara 1,00 m – 3,00 m. Dengan
penduduk sebanyak 5.320 jiwa, desa ini
memiliki lahan sawah yang terbesar dikelola
oleh Rumah Tangga dari seluruh desa di
Kecamatan Rasau Jaya (Pemerintah
Kabupaten Kubu Raya (2008).
Tabel 1. Luas Tanah yang Dikuasai oleh rumah tangga
No Desa Sawah
(Ha)
Pekarangan
(Ha)
Lainnya
(Ha)
1. Rasau Jaya Umum 930 227 1.130
2. Rasau Jaya I 790 279 1.065
3. Rasau Jaya II 873 340 1.129
4. Rasau Jaya III 830 188 999
5. Bintang Mas 546 113 641
6. Pematang Tengah 501 182 681
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548
82
Sebagian besar desa dialiri sungai
sebagai sumber air bersih bagi warga yang
digunakan untuk mandi, cuci dan kebutuhan
lainnya. Untuk kebutuhan air minum,
masyarakat menggunakan air hujan yang
ditampung dalam wadah besar.
Namun keberadaan air di daerah lahan
gambut ini kurang menguntungkan, karena air
gambut merupakan air permukaan dari tanah
bergambut dengan ciri mencolok karena
warnanya merah kecoklatan, mengandung zat
organik tinggi, rasanya asam, pH 2-5 dan
tingkat kesadahannya rendah. (Kusnadi,
2006).
Kondisi kebutuhan Air di Desa Rasau
Jaya Umum juga merupakan salah satu
permasalahan lingkungan masyarakat.
Keadaan lingkungan adalah faktor yang
penting dan dominan dalam penentuan derajat
keehatan masyarakat. Air merupakan
komponen lingkungan yang mempunyai
peranan cukup besar. Air yang digunakan
masyarakat harus memenuhi syarat dari segi
kualitas maupun kuantitas.
Berdasarkan pertimbangan kebutuhan
air bersih yang sangat diperlukan masyarakat,
maka sangat diperlukan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan
air bersih dengan memperkenalkan teknologi
yang sederhana.
Pelaksanaan kegiatan pengenalan
instalasi pengolahan air bersih sangat
bermanfaat bagi masyarakat dalam mengatasi
kebutuhan air bersih dengan sumber air dari
sungai atau sumur air gambut. Selain itu
terbatasnya persediaan air hujan pada musim
kemarau, juga dapat diatasi dengan
memanfaatkan air sumur yang diolah menjadi
air bersih untuk keperluan rumah tangga.
METODE PENELITIAN
Pemanfaatan air gambut sebagai air
bersih merupakan sasaran yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan ini. Tim
menyusun kegiatan dengan ukuran skala
rumah tangga yang dimanfaatkan pada saat
musim kemarau, namun juga dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih sehari-hari. Pengolahan air untuk air
bersih melalui proses 3 (tiga) tahap, yaitu :
1. Tahap netralisasi pH, pencampuran kapur.
2. Tahap koagulasi, flakulasi, absorpsi dan
sedimentasi.
Mencampur zat, koagulasi dengan bahan
kapur, tawas, tanah liat dan tepung biji
kelor.
3. Tahap penyaringan (filtrasi)
Penyaringan dengan alat pasir cepat.
Gambar 1. Proses Tahapan Pengolahan
Proses pengolahan tersebut,
menggunakan instalasi sederhanan dengan
menggunakan 2 (dua) tangki air plastik yang
berfungsi sebagai wadah pengolahan.
Air Baku Netralisasi pH
Koagulasi
Flokulasi Sedimentasi
Filtrasi Air
Bersih
Kapur
Tawas
Saringan
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548
83
Gambar 2. Skema Instalasi
Proses pengolahan tersebut,
menggunakan instalasi sederhana dengan
menggunakan 2 (dua) tangki air plastik yang
berfungsi sebagai wadah pengolahan.
Tangki 1 digunakan untuk proses netralisasi
air gambut dengan kapur. Tangki ini
mempunyai kapasitas 300 liter dilengkapi
dengan pengaduk besi. Air gambut yang
dicampur dengan 20 gram (4 sendok) kapur
gamping dibiarkan selama 30 menit untuk
netralisasi pH air. Tahap ke 2 pada tangki 1
ini dilaksanakan Koagulasi dan Flokulasi air
gambut dengan 15 gram PAC dan 10 gram
tawas untuk penjernihan air tersebut. Proses
ini dilaksanakan selama 30 menit.
Tangki 2 merupakan tangki yang
digunakan untuk proses filtrasi dari posisi
bawah tangki ke atas. Lapisan pada tangki ini
terdiri dari kerikil, ijuk, pasir kwarsa dan
arang.
Posisi kran pada tangki 1 yang mengalirkan
air ke tangki 2 diatur sedemikian sehingga
aliran air yang masuk cukup lambat dan
proses filtrasi dapat dilakukan dengan efektif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber air yang digunakan dalam
kegiatan ini adalah air gambut dari sungai
Rasau Jaya yang melewati Desa Rasau Jaya
Umum. Kondisi air baku yang ada memiliki
sifat kurang menguntungkan untuk digunakan
sebagai air bersih.
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548
84
Gambar 3. Kondisi Sumber Air Gambut dari Sungai
Beberapa indikator digunakan untuk
menentukan kelayakan air baku untuk dapat
diolah menjadi air minum atau air bersih.
Berdasarkan pengujian Laboratorium Bagian
Produksi PDAM Khatulistiwa diperoleh
sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Pengujian Air Gambut
No Parameter Satuan Syarat
Batas Hasil
1 Warna PtCo 15 1088
2 Kekeruhan NTU 5 13,2
3 Besi mg/l 0,3 1,68
4 Kromium mg/l 0,05 0,093
5 pH 6,5 – 8,5 4,32
6 Sulfat mg/l 250 744
Parameter yang terlihat dari hasil pengujian
air baku diatas memperlihatkan bahwa air
pada lahan gambut memiliki beberapa sifat
yang menonjol, yaitu :
a. Warna air yang hitam pekat ( nilai
1088 PtCo)
b. Kekeruhan yang tinggi ( nilai 13,2
NTU)
c. Kadar besi yang tinggi ( nilai 1,68
mg/l)
d. Kromium tinggi ( nilai 0,093 mg/l)
e. pH renah ( nilai 4,32 )
f. Sulfat yang tinggi (nilai 744 mg/l)
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548
85
Oleh karena itu air pada lahan gambut dikenal
dengan warna yang pekat, memiliki keasaman
air dan kadar besi yang tinggi.
Nilai pH dikatakan netral apabila
berada pada nilai = 7,00, namun dari hasil
pengujian awal, diperoleh nilai pH = 4,32
artinya kondisi air yang asam (nilai pH
dibawah 7,00). Apabila nilai pH air > 7,00,
maka air cenderung bersifat basa.
Pengujian terhadap air gambut setelah
proses instalasi dilaksankan pula dengan hasil
parameter sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengujian Air Gambut Setelah Proses Instalasi
No Parameter Satuan Syarat
Batas
Hasil
Pengujian Awal
Hasil Pengujian
Akhir
1 Warna PtCo 15 1088 179
2 Kekeruhan NTU 5 13,2 6,55
3 Besi mg/l 0,3 1,68 0,26
4 Kromium mg/l 0,05 0,093 0,023
5 pH 6,5 – 8,5 4,32 5,57
6 Sulfat mg/l 250 744 24
Dari hasil pengujian akhir, terdapat
perubahan yang cukup signifikan dari seluruh
parameter air yang ada.
Namun beberapa parameter masih belum
dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan
PERMENKES RI No.
816/Menkes/Per/IX/1990. Proses yang
dilaksanakan pada instalasi belum mampu
mencapai nilai 15 PtCo, walaupun secara
visual, kondisi air sudah terlihat cukup jernih
(Gambar 4.)
Gambar 4. Perubahan Warna dari Air Gambut Setelah Proses Instalasi
Walaupun kadar besi, kromium dan Sulfat
sudah berada pada nilai yang diizinkan,
namun kekeruhan air masih tinggi dan pH air
yang menunjukan air masih dalam keadaan
asam.
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548
86
Oleh karena itu air variasi jumlah
material yang digunakan dalam proses
instalasi air gambut ini masih perlu diperbaiki
guna diperoleh hasil yang lebih maksimal.
Pemanfaatan air gambut sebagai air
bersih merupakan sasaran dalam kegiatan ini,
sehingga apabila sumber air gambut tersebut
hanya digunakan sebagai air bersih (bukan air
minum), maka air sudah dapat digunakan dan
cukup aman bagi masyarakat.
KESIMPULAN
Pemanfaatan air gambut sebagai air
bersih dilaksanakan pada desa Rasau Jaya
Umum dengan menggunakan 3 proses, yaitu
Tahap netralisasi, koagulasi, flokulasi,
absorpsi dan sedimentasi serta Tahap
penyaringan (filtrasi).
Kegiatan yang dimanfaatkan dengan
ukuran skala rumah tangga dapat berguna
sebagai sumber air bersih pada saat musim
kemarau dan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih sehari-hari. Pemerintah Desa Rasau
Jaya Umum telah memberikan dukungan
terhadap kegiatan ini. Dalam pelaksanaan
kegiatan, tim membuat model yang
dilaksanakan bersama masyarakat desa.
Hasil pengujian terhadap sampel air
sebelum dilakukan pengolahan menunjukan
bahwa air gambut memiliki parameter yang
kurang baik sebagai sumber air bersih. Proses
pengolahan air gambut yang telah
dilaksanakan menghasilkan perbaikan
beberapa parameter dan menujukan bahwa air
gambut memiliki potensi untuk dijadikan
sumber air baku untuk diolah menjadi air
bersih dan air minum.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan,
Departemen Kimpraswil, 2002,
Pedoman/Petunjuk Teknik dan
Manual, Bagian : 5 Air Minum
Pedesaan, Jakarta.
CAN, 2009. Air Gambut Jadi Air Minum.
http://www.jambi-independent.co.id.
Diakses tanggal 24 Oktober 2010.
Eri, I.R, 2009, Kajian Pengolahan Air
Gambut Menjadi Air Bersih Dengan
Kombinasi Proses Upflow Anaerobic
Filter dan Slow Sand Filter. Tesis. J
urusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS,
Surabaya.
Kusnaedi, 2006, Mengolah Air Gambut dan
Air Kotor Untuk Air Minum, Penerbit
Penebar Swadaya, Bogor.
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, 2008,
Daftar Isian Pendataan Profil
Kecamatan..
Pemerintah Kecamatan Rasau Jaya, 2008,
Profil Puskesmas Rasau Jaya..
Tanggoro, Dwi, 2006, Utilitas Bangunan,
Penerbit Universitas Indonesia.