usaha besi tua di lingkungan sekitar universitas negeri semarang

13
USAHA BESI TUA DI LINGKUNGAN SEKITAR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Dosen Pengampu : Disusun oleh : Nimas Puspitasari NIM. 6411413144 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

Upload: nimas-puspitasari-ii

Post on 12-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah besi tua SWOT

TRANSCRIPT

USAHA BESI TUA DI LINGKUNGAN SEKITAR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANGDosen Pengampu :

Disusun oleh :Nimas PuspitasariNIM. 6411413144

ILMU KESEHATAN MASYARAKATJURUSAN ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSeiring perkembangan zaman semakin banyak kebutuhan yang diperlukan manusia untuk bisa terus eksis. Kehidupan manusia yang terus berkembang akan selalu diikuti dengan pemenuhan segala kebutuhannya. Mulai dari tempat tinggal (rumah), sandang (pakaian), dan pangan (makanan). Ke tiga kebutuhan pokok tersebut akan selalu dipenuhi manusia dalam rangka agar terus bisa beraktivitas.Selain ke tiga kebutuhan pokok yang harus dipenuhi tersebut, manusia juga mempunyai kebutuhan sekunder yang dapat terpenuhi jika kebutuhan primer telah terpenuhi. Kebutuhan sekunder tersebut sebenarnya tidak harus dipenuhi, tetapi manusia selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan sekunder tersebut dengan segala cara. Manusia selalu marasa perlu untuk memenuhi segala kebutuhan sekunder tersebut. Bila sudah punya rumah, selanjutnya pasti merasa perlu interior beserta perabotannya. Jika semuanya telah terpenuhi, maka manusia berkeinginan untuk menambah perabotan yang lebih bagus lagi dan seterusnya.Semakin majunya teknologi tentu saja hal itu diikuti dengan semakin banyaknya kebutuhan yang diperlukan manusia untuk menjalankan aktifitas sehari-harinya. Sudah barang tentu manusia akan membeli barang-barang (peralatan) yang diperlukan untuk kehidupan sehari-harinya seperti, peralatan memasak, membeli koran, pakaiannya, dan material logam yang digunakan untuk jaga-jaga. Dan tentu itu semuanya akan menjadi sebuah barang yang masa pakaiya ada batasnya atau istilahnya nanti barang itu akan menjadi sebuah barang bekas bila tak terpakai lagi.Melihat fenomena yang ada, penulis mencoba untuk membuat perencanaan peluang usaha yang dikembangkan ditengah aktivitas kuliah. Penulis mencoba membuat perencanaan sebuah usaha sampingannya yaitu, sebuah Usaha Besi yang ditujukan bagi masyarakat di lingkungan sekitar Universitas Negeri Semarang, tak terkecuali mahasiswa UNNES tentunya.Suatu permasalahan akan muncul bila setiap masyarakat memiliki barang-barang bekas yang sudah tak terpakai lagi, misalnya, barang-barang yang sudah tidak dipakai akan menjadi sampah bila dibiarkan menumpuk. Masalah tersebut biasanya terjadi bila barang itu sudah tergantikan dengan yang baru dan masa pakainya yang sudah melewati batas. Penulis berusaha untuk mencari solusi dengan cara membuat suatu tempat penampungan barang bekas, sehingga masyarakat yang mempunyai masalah dengan tumpukan barang bekas dapat mengatasinya dengan menjual barang tersebut pada penulis.Yang mendasari penulis untuk membuat sebuah usaha besi tua dikarenakan melihat realita yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar kampus UNNES. Mereka kadang-kadang kebingungan dengan barang bekasnya dan perabotan lain yang tak terpakai, namun itu masih bisa dimanfaatkan atau diolah ulang. Seandainya masyarakat tahu barangnya masih memiliki nilai jual dan masih bermanfaat, maka tak mungkin mereka membuangnya secara percuma dan hanya menjadi sampah saja.Perabotan dan barang bekas yang tak terpakai pemiliknya oleh penulis dianggap sebagai sebuah peluang usaha untuk dilirik, karena memiliki potensi yang luar biasa besar bila dikembangkan secara serius dan mendalam. Daripada dibuang percuma dan mengotori lingkungan sekitarnya, seyogyanya masyarakat pasti akan lebih senang bila ada tempat usaha yang mau menampung barang bekas tersebut. Di samping mereka mendapatkan uang ganti rugi juga tak perlu lagi repot mencari tempat sampah.Penulis lebih tertarik untuk mengembangkan usaha besi tua ini dengan berbagai alasan dan pertimbangan yang direncanakan secara matang, di antaranya, (1) memberdayakan ekonomi masyarakat, (2) memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menjual barang bekasnya daripada dibuang disembarang tempat, (3) mengurangi pencemaran dan ikut menjaga kebersihan lingkungan, (4) membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, (5) sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa untuk lebih mengenal dunia kewirausahaan, dan (6) dapat dijadikan sebagai gantungan hidup yang menggiurkan karena usaha secara matematika memiliki tingkat keuntungan yang relatif besar dan resikonya kecil.

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana bentuk usaha penampungan barang bekas yang akan dirancang? Bagaimana teknik pelaksanaan usaha yang dijalankan? Bagaimana perhitungan hasil usahanya penampungan barang bekas?

1.3 Tujuan Mengadakan usaha penampungan barang bekas yang pertama di lingkungan kampus UNNES Menciptakan sebuah media pembelajaran kewirausahaan baru bagi mahasiswa, sehingga menjadikan mahasiswa mandiri dalam hal finansial, serta mengurangi ketergantungan pada orang tua. Membantu mahasiswa dan masyarakat di lingkungan sekitar kampus UNNES dalam rangka memanfaatkan barang-barang bekas yang tak terpakai lagi, serta dapat di komersilkan.

1.4 Luaran Yang diharapkanUsaha Besi Tua ini diharapkan mendapatkan sebuah tempat (counter) khusus yang nantinya akan dijadikan sebagai basis penampungan barang bekas. Adanya sebuah tempat yang representatif dan strategis yang diperuntukan bagi kelangsungan usaha ini akan dapat menjadi tolok ukur kesuksesan usaha ini ke depannya. Apabila tempat yang tersedia sangat mumpuni, maka usaha yang dirintis ini akan dapat eksis dan berkembang pesat, serta banyak calon konsumen yang menjual barangnya ke tempat ini.

BAB IIPERENCANAAN

2.1 Gambaran Umum Rencana Usaha Besi TuaMahasiswa adalah orang yang cenderung konsumtif dan sering kali membeli sesuatu dan membelanjakan uangnya tuk beli barang yang diinginkannya. Mereka juga biasanya banyak mempunyai barang yang telah dimilikinya, tapi sudah tak terpakai kembali, contohnya kertas fotokopian yang sudah menumpuk.Banyaknya kertas yang banyak dan tak terpakai tersebut membuat kertas tersebut banyak dibuang dan dibiarkan tergeletak sia-sia karena banyak mahasiswa yang tak tahu kalau tumpukan kertas tersebut kalau dijual memiliki nilai ekonomi tersendiri. Meskipun aspek ekonominya tak seberapa besar, namun bila itu terjadi pada hampir kebanyakan mahasiswa dan diakumulatifkan betapa besarnya potensi yang ada. Belum lagi, ditambah dengan keberadaan masyarakat umum yang tentu juga memiliki perabotan lain yang bisa dijual ke penampungan.Banyaknya mahasiswa UNNES dari luar kota yang saat kuliah di sini banyak sekali yang membeli perabotan untuk dipakai di kost atau kontrakannya. Tentu saja barang peralatan tersebut ada masa pakainya. Bila sudah lulus mereka tak akan membawanya pulang karena merepotkan dan kalau pun dibuang dan dibiarkan saja, itu sungguh disayangkan.Jika sebelumnya mereka (mahasiswa) selalu membuang barang-barang bekasnya yang sudah tak diperlukan lagi ke tempat sampah atau membiarkannya tergeletak tak karuan. Dengan berdirinya usaha penampungan barang bekas ini, mereka tak perlu lagi membuang perabotannya secara percuma, melainkan bisa dijual ke tempat usaha barang bekas ini.Dengan demikian, mahasiswa tak perlu lagi memusingkan barang bekasnya tersebut, Di samping itu, bila ada tempat penampungan barang bekas, maka mahasiswa tak perlu bingung, karena dengan membawanya ke penampungan mereka malahan mendapatkan materi. Tempat usaha penampungan sendiri rencananya bertempat di kontrakan penulis.Input dari barang bekas ini adalah pendapatan yang diterima dari penjualan barang-barang yang tak terpakai lagi (bekas). Barang tersebut dipisahkan sesuai dengan jenisnya, seperti kertas, kardus, botol, dan material logam lainnya. Setelah dipisahkan, barang tersebut di timbang beratnya sesuai dengan spesifikasinya. Dari hasil penimbangan, maka itulah yang dijadikan sebagai patokan penulis untuk memberikan uang pada konsumen.Output dari pembuatan tempat penampungan barang bekas adalah penulis mendapatkan sebuah keuntungan bisnis dari adanya kegiatan tersebut, serta dapat melatih jiwa kewirausahaan pada tim penulis. Penulis juga memberikan keuntungan bagi masyarakat yang menjual barangnya yang tak terpakai ke penampungan, serta mereka juga mendapatkan uang dari penulis (sebagai pemilik penampungan) atas barang yang mereka jual.Bila kondisi tersebut terjadi, diharapkan mahasiswa dapat meninggalkan tempat kos atau kontrakannya dengan bersih tanpa menyisakan barang yang tak terpakai. Selain itu, mereka bisa mendapatkan tambahan finansial berupa uang dan dapat balik ke daerahnya dengan perasaan tenang, serta kebersihan juga akan terjaga karena barang bekas sudah tak tergeletak disembarangan tempat.Kegiatan penampungan barang bekas ini oleh penulis akan diinformasikan dan dipublikasikan dengan cara penyebaran pamflet dan leaflet kepada masyarakat dan mahasiswa di sekitar kampus UNNES. Juga tak ketinggalan di setiap fakultas dan lembaga intra yang ada di universitas bisa dibidik dan dijadikan sebagai pemakai jasa usaha ini. Mereka bisa dijadikan sebagai konsumen yang potensial untuk dipelihara keberadaannya karena potensinya yang besar untuk menjual barang bekasnya pada usaha yang penulis dirikan.

2.2 Metode Pelakasanaana. Melakukan pendekatan secara personal, persuasif, dan terorganisir pada mahasiswa, masyarakat sekitar lingkungan kampus, dan pihak berwenang kampus yang dijadikan sebagai calon konsumen pengguna jasa yang kita tawarkan yaitu penampungan barang bekas.b. Mempromosikan usaha penampungan barang bekas mandiri ini, sebagai sebuah solusi adanya tempat penampungan atas barang yang tak terpakai oleh calon konsumen. Serta memberikan kesempatan pada konsumen untuk melihat proses pelaksanaan usaha penampungan ini.c. Usaha besi tua ini akan menjual lagi barang bekas yang di dapat dari konsumen tersebut pada penampungan skala besar.

2.3 Analisis SWOT Usaha Besi Tuaa. Keunggulan (Strenghten)Pembuatan usaha penampungan barang bekas ini sangatlah potensial untuk dikembangkan dan diseriusi. Melihat potensi besar yang belum tergali dan belum banyaknya usaha sejenis yang berdiri merupakan sebuah peluang untuk ditindak lanjuti apakah usaha ini akan mampu bertahan dan berkembang pesat. Kehidupan masyarakat sekitar kampus yang beragam dan memiliki ekonomi yang relatif mampu adalah salah satu faktor penunjang usaha ini bisa eksis.Saat ini, masyarakat sekitar kampus hampir selalu mempunyai barang atau perabotan bekas yang memang tak terpakai lagi. Kebanyakan oleh mereka, barang tersebut dibuang begitu saja atau ditumpuk sampai banyak, kemudian biar diambil pemulung karena mereka malas untuk membuangnya langsung.Penulis disini memahami realita tersebut dengan memberikan sebuah lontaran ide dan solusi kreatif untuk mengatasinya. Pembuatan usaha besi tua adalah jawaban tepat dari permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat sekitar kampus UNNES.Pengembangan usaha ini sangatlah mudah dan tak memperlukan sebuah ketrampilan khusus untuk menjalankannya. Hampir semua mahasiswa dapat menggunakan jasa yang penulis.Begitu juga masyarakat yang tentu dapat menjual barang bekas dan perabotan sisanya yang tak terpakai ke tempat kita. Tawaran jasa yang diberikan di usaha penampungan barang bekas meliputi, (1) penjualan kertas, koran, kardus, dan semacamnya yang diterima dari masyarakat (2) menerima besi bekas atau logam dan sejenisnya, (3) membeli botol minuman bekas segala macam dari masyarakat dengan harga yang berbeda tergantung keunikannya.

b. Kelemahan (Weakness)Usaha yang penulis usulkan ini membutuhkan tempat yang representatif untuk dijadikan basis usahanya. Bila penulis memaksakan menyewa counter untuk dijadikan sebagai tempat, maka biaya yang harus dikeluarkan besar dan hampir semua modal akan tersedot ke sumber ini.Tenaga SDM untuk menjalankan usaha besi tua ini yang diharapkan dari mahasiswa sendiri sulit untuk diharapkan karena usaha ini sifatnya rendahan dan tak semua orang mau melakukannya, tak terkecuali mahasiswa. Tak dipungkiri, mahasiswa akan merasakan gengsi bila terlibat dalam usha ini.Untuk menyiasatinya, penulis mencoba alternatif lain dengan mengontrak tenaga dari luar bila dari mahasiswanya sendiri merasa keberatan dan tak ada respon untuk ikut bergabung menjalankan usaha ini. Namun, itu semua akan terkendala pada biaya yang ada karena tenaga kontrak juga akan menghabiskan anggaran yang begitu banyak.

c. Kesempatan (Oppurtunity)Dengan modal usaha yang ada, penulis tak bisa menargetkan untung yang melimpah dan balik modal seketika, tetapi melihat belum adanya persaingan usaha yang sejenis, maka keuntungan itu akan terus mengalir bila masyarakat memakai jasa usaha ini. Pasar yang sudah ada dan belum tergarapnya potensi secara maksimal menjadi sebuah kesempatan yang besar bagi penulis untuk mengembangkan usaha besi tua ini.

d. Tantangan Dan Ancaman (Treaten)Berkaitan dengan usaha besi tua ini, penulis merasakan ada masalah pada networking dikarenakan masih baru dan belum semua masyarakat mengerti usaha yang dirintis ini. Akan tetapi, hambatan tersebut bisa diatasi dengan mengadakan media promosi berupa pamflet agar masyarakat tahu usaha penampungan barang bekas ini. Namun pembuatan pamflet juga memerlukan dana sehingga akan menjadi kendala lagi. Ditambah dengan promosi dari mulut ke mulut diharapkan dapat membantu mempromosikan usaha ini.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanMengembangkan usaha besi tua ini dengan berbagai alasan dan pertimbangan yang direncanakan secara matang, di antaranya, (1) memberdayakan ekonomi masyarakat, (2) memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menjual barang bekasnya daripada dibuang disembarang tempat, (3) mengurangi pencemaran dan ikut menjaga kebersihan lingkungan, (4) membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, (5) sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa untuk lebih mengenal dunia kewirausahaan, dan (6) dapat dijadikan sebagai gantungan hidup yang menggiurkan karena usaha secara matematika memiliki tingkat keuntungan yang relatif besar dan resikonya kecil.Input dari barang bekas ini adalah pendapatan yang diterima dari penjualan barang-barang yang tak terpakai lagi (bekas). Barang tersebut dipisahkan sesuai dengan jenisnya, seperti kertas, kardus, botol, dan material logam lainnya.