urgensi penelitian paham keagamaan dosen

7/21/2019 Urgensi Penelitian Paham keagamaan dosen

http://slidepdf.com/reader/full/urgensi-penelitian-paham-keagamaan-dosen 1/29

PENDAHULUAN

URGENSI PENELITIAN PAHAM KEAGAMAAN DOSENPENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI PERGURUAN TINGGI UMUM

Oleh: Soemanto dan Hayadin

Abstrak Urgensi penelitian paham keagamaan dosen pendidikan agamaIslam di Perguruan tinggi umum berdasarkan beberapa alasan,

yakni: (1) adanya paket kebijakan pemerintah tentangPendidikan agama dan eagamaan, serta pengelolaan

pendidikan agama di perguruan tinggi yang pada satu sisimengedepankan posisi strategis sebagai pembentuk

keperibadian, dan pada sisi lain mengedepankan restrukturisasimodel ketrampilan yang lebih kongkrit! (") adanya beberapa

kasus kekerasan yang terjadi di lembaga pendidikan tinggi yangmelibatkan mahasis#a, baik se$ara personal maupun se$ara

institusi, sehingga keberadaan dosen pendidikan agama menjadipatut untuk dipertanyakan! (%) semakin maraknya kehadiranorganisasi keagamaan trans&nasional yang merekrut kaum

terpelajar sebagai sasaran, sehingga keberadaan dosentermasuk dosen pendidikan agama di perguruantingi umum juga

akan dipandang strategis oleh mereka' Sebagai sebuah

penelitan kasus ($ase study) maka okus yang menarik untuk digali adalah hal&hal yang terkait dengan aham keagamaandosen mata kuliah agama di PU terkait masalah (1) relasiantara agama dengan negara, (") oleransi, (%) esetaraan*ender, (+) Hak sasi -anusia (H-)' Selain itu, proses

pendidikan mata kuliah agama Islam di PU dari segikurikulum, sistem pembelajaran, sarana.asilitas, sumber belajar

dan e/aluasi belajar menjadi menarik pula untuk dikaji'

Kata kunci: paham keagamaan, dosen agama, mahasiswa,toleransi, relasi agama dan negara, kesetaraan gender.

I. Pendau!uanII' Pendidikan gama di

Perguruan inggiUmum (PU), menurutS -endiknas0o'"%".U." dan0o'+2.U."", -atauliah gama tidak

masuk dalam materi

tersendiri, akan tetapimasuk dalam materi-P (-ata uliahPengembanganepribadian)'Pendekatan baru dalamproses pembelajaransudah mengalami

restrukturisasi

1



menggunakan model3 (urikulum3erbasis ompetensi),dimana materi

pengajaran keagamaanlebih mengedepankanaspek kompetensitertentu ketimbangsebuah pengetahuandan pemahaman yanglebih baik'

III'I4' e#ajiban perlunya

peserta didik mendapatkanpendidikan agamase$ara tegas ter$antumdalam UU 0o " tahun"% tentang SistemPendidikan 0asional(SIS5I0S)' 5alam3ab 4 Pasal 1" ayat 1point a dinyatakanbah#a setiap pesertadidik berhak untuk

mendapatkanpendidikan agamasesuai agama yangdianuntnya dandiajarkan oleh pendidik yang seagama' Hal iniberarti disetiap jenjangpendidikan, baik tingkat dasar,menengah maupuntinggi, anak didik

berhak untuk mendapatkanpendidikan agamasesuai yang dianut dandiajarkan oleh guruagama yang seagamadengan peserta didik'

4' 4I' dapun ungsi dari

pendidikan agama

sendiri dalam pasal "

ayat 1 PP 0o 22 tahun"6 adalahmembentuk manusiaIndonesia yang

beriman bertak#akepada uhan 7ang-aha 8sa, sertaberakhlak mulia danmampu menjagakedamaian dankerukunan hubunganinter dan antar umatberagama' Sedangkandalam pasal " ayat ",Pendidikan agama jugabertujuan untuk berkembangnyakemampuan pesertadidik dalammemahami,menghayati, danmengamalkan nilainilai agama yangmenyerasikanpenguasaannya dalam

pengembangan ilmupengetahuan, seni danteknologi' 5anpenanggung ja#abpendidikan agama(dalam semu jenjangpendidikan adalah-enteri gama (Pasal% ayat ")

4II' 4III' edua kebijakan

(-enteri Pendidikandan -enteri gama)terkait pendidikanagama memilikikesamaan tujuan'-eskipun tidak memasukkan materipendidikan agamadalam mata kuliahagama tersendiri, akan

tetapi dalam

2



-atakuliahPengembanganepribadian (-P)se$ara eksplisit

kompetensi dan tujuan yang diharapkan daripendidikan agamatidak sekedarmenjadikan agamasebagai pengetahuanan si$h, tapi jugamenjadikan agamasebagai sumber etoskerja dan etos sosial,sama sama membentuk manusia yang berimandan bertak#a' Intinyaagama dipahami tidak hanya sebagaipengetahuan tapi jugaharus men$erminkanperilaku baik se$araindi/idu maupunse$ara sosial'

I9'

9' -eski demikian, dalamimplementasinya,kompetensi yang ingindi$apai dalampendidikan keagamaantersebut, sulit untuk terealisasi' dabeberapa hal yangmenyebabkan tidak ter$apainyakompetensi tersebut,

antara lain! (a)sedikitnya jumlah sksuntuk mata kuliahagama yang diberikankepada mahasis#a,dan biasanya dilakuanpada semester a#almasuk kuliah, (b)model dan sistempembelajaran mata

kuliah keagamaan yang

lebih $enderungdogmati dan tidak kritis' Pendidikankeagamaan lebih

bersiat monologdoktriner, tidak adaperdebatan dan adugagasan' ($) materikuliah keagamaan yangtidak memadai, (d)dosen yang tidak kompeten danproesional'

9I'9II' kibatnya para

mahasis#a banyak men$ari danmendapatkanpemahamankeagamaan diluarkampus' -erekamemperolehpengetahuan danpemahamankeagamaan dari

kelompok kelompok kajian keislaman,seperti kelompok kelompok halaah .usrah atau kelompok studi ke&Islam&ankampus yang ormalseperti ;embaga5ak#ah ampus(;5), di IP3 danUntan ada 3adan

erohanian Islam-ahasis#a (3I-), diUni/ersitasHasanuddin (Unhas)ada -P- (-ahasis#aPe$inta -usholla), diUni/ersitas 0egeriSolo (U0S) ada ;emba5ak#ah ampus(;5), di Uni/ersitas

3ra#ijaya (Unbra#)

3



ada Unit kiti<taerohanian Islam(UI), Uni/ersitas ndalas (Unand) ada

=orum ajian Islam(=I), >ama?ahSalahuddin di U*-, >ama?ah -asjid Salmandi I3, >ama?ah-anarul Ilmi di IS,Salam di UI danlainnya' Selain itu ada juga kelompok&kelompok kajian Islam yang lebih inormaldan bersiatunderground, seperti >ama?ah abligh,arbiyah, Hi@butahrir, Ikh#anul-uslimin, Sala< danlainnya'

9III'9I4' elompok kelompok

kajian Islam tersebut

mena#arkan banyak #arna dan pendekatandalam pemahaman ke&Islam&an, mulai yangtekstualis normati,hingga yangkontekstual liberal'Perbedaan pendekatandalam pemahaman ke&Islam&an yangmengakibatkan

mun$ulnya kelompok kelompok keagamaandikampus mulai yangradikal ekstrim,undamentalisme,moderat, dan liberal'Perbedaan pendekatantersebut jugamenghasilkanperbedaan dalam aksi

aksi keberagamaan'

=enomena mun$ulnyaradikalisme,undamentalismebahkan aksi terorisme

dikalangan sebagianmahasis#a, merupakanbentuk kegagalanpendidikan keagamaandi kampus'Penangkapan Pepi=ernando, mahasis#aUI0 Syari Hidayatullah dan -iko 7oshiko, alumniUni/ersitas >ember(U08>) oleh 5ensus AAterkait aksi terorisme,membuktikan bah#akampus sebagaimenara gadingintelektual yang selaluberpikri kritis, tidak terlepas dariradikalisme dan aksiterorisme'

94'94I' -elihat hal di atas,dirasakan bah#a studipaham keagamaankalangan dosen matakuliah Pendidikan gama Islam danSistem Pendidikan gama Islam diperguruan tinggi masihsangat minim

dilakukan' >elasnya,setidaknya ada duapermasalahanmendasar di sini, yaitupertama, minimnyainormasi mengenaipaham keagamaan yang bersemayam dikalangan dosen agamadan juga mahasis#a di

perguruan tinggi

4



umum' Kedua,inormasi tentangproses pendidikanagama di kampus yang

juga tidak kalah minim'*ambaran pendidikanagama Islam di kampusumum yang sedikit itudiperparah dengansedikitnya jumlah SSpendidikan agamaIslam di perguruantinggi umum' eduapersolan inilah yangperlu untuk dieksplorasi untuk setidaknyamemberikan gambaranbagaimana kedua haltersebut dapatterpetakan denganbaik'

94II'"#III.

"I". Ka$ian Pustaka

%. &aa' Kea(a'aan99'Pada umumnya, ahamkeagamaan kaummuslim di Indonesiase$ara sederhana bisadiidenti<kasi ke dalamtiga kategori' ategoripertama, aham yangdianut oleh sebagianbesar kaum muslimIndonesia, yaitu

moderat! kategorikedua, ahamkeagamaan radikal, yang hanya dianut olehsebagian ke$il kaummuslim anah ir! dankategori terakhir,aham keagamaanliberal, yang jugadianut oleh minoritas

muslim Indonesia'

eberadaan ketigakategori pemahama ini,tentu saja semakinmenyemarakkan

dinamika pemahamankeagamaan diIndonesia yangmemberi #arna danpengaruh tersendiriterhadap $ara pandangdan prilaku parakonstituennya'

99I'99II' 5alam konteks yang

pertama, ahamkeagamaan moderat,dalam tradisi Islamdisebut juga sebagaiummatan wastha,ummat yang berada ditengah&tengah, tak $ondong ke kiri, jugake kanan' 5engan katalain, umamatanwasatha dipahami

sebagai umatpertengahan, umat yang moderat danteladan, umat Islam yang tidak memihak pada aliran ataugolongan tertentu yangbersiat ekstrim, baik ekstrim dalam bentuk radikalisme Islam,maupun ekstrim dalam

bentuk liberalismeIslam' Biri utama umatIslam yang moderat iniadalah menggunakan$ara ber<kir yangholistik, tawazun(seimbang), dan itidal(lurus) dalammemahami sumber&sumber Islam, baik l&

Cur?an maupun

5



Sunnah' ak hanya itu,kaum muslim moderat, juga tidak memilih ataumemilah antara satu

dalil dengan dalil lain(l&Cur?an maupunSunnah) untuk mendukungpandangan&pandangannya' Iniberbeda sekali dengankelompok&kelompok yang berpandanganradikal dan liberal dimana mereka hanyamemilih dan memilahdalil&dalil agama yangsesuai dan mendukungpemahaman mereka,sementara dalil&dalillain yang tak menyokongpandangannya samasekali tak dipertimbangkan'1

99III'99I4' 5i Indonesia, kelompok Islam denganpemahaman moderatini sebagian besardi#akili oleh duaorganisasi keagamaanterbesar, khususnya0ahdlatul Ulama (0U)dan -uhammadiyah'-eski tentu saja, ada

juga organisasi&organisasi lain di luar-uhammadiyah dan0U yang memiliki

1 5r' H' Dakky -ubarak, -,

EUmmatan Washatan: onsep

5eradikalisasi gama,F (makalah tidak

diterbitkan)! lihat juga 5r' H' armi@i

aher, Menuju Ummatan Wasathan:

Kerukunan Beragama di Indonesia,

(>akarta: Pusat Pengkajian Islam dan-asyarakat, 1GGA)'

pandangan moderat,seperti -athlaul n#ar(-), Persatuan Islam(Persis), l&hairat,

dan beberapa yanglain'" Organisasi&organisasi yangdisebutkan di atas,tumbuh danberkembang sebagaigerakan dak#ah danpendidikan yangsangat mengakar dimasyarakat' Semuagerakan tersebutadalah gerakan yangbersiat sosio&kulturalsehingga memilikitingkat eksibilitas yang tinggi dalamberhadapan denganberbagai dinamikapolitik umat' arenaitu organisasi&organisasi seperti

disebut di atasmemiliki sikap yangtegas dan tetapmenyangkut isu&isuseperti pengembalianPiagam >akarta,penerapan Syari?ahIslam, pendiriannegara Islam, sertaposisi perempuandalam jabatan publik,

misalnya presiden' 5an

2 3eberapa organisasi di luar 0U dan

-uhammadiyah seperti disebutkan di

atas, kendati se$ara umum memiliki

pemahaman keagamaan yang moderat,

namun mereka memiliki derajat yang

berbeda&beda' Persatuan Islam atau

Persis, misalnya, lebih dikenal sebagai

organisasi yang se$ara relati dianggap

lebih puritan dibanding dengan

organisasi&organisasi moderat lainnya,

seperti -athlaul n#ar (-) maupun l&hairat'

6



seperti kita ketahui,sikap mereka sejalandan mendukungketetapan yang

berlandaskan padakonstitiusi negara'%

Sejauh konstitusinegara membolehkanpresiden #anita,misalnya, makaorganisasi&organisasiseperti di atas jugamenyetujuinya' 3egitu juga hal itu berlakudalam isu&isu lain,misalnya,pengembalian Piagam >akarta, penegakanSyari?ah Islam dan lainsebagainya'

994'994I'Untuk yang kedua,

aham keagamaanradikal, juga tidak bisadipisahkan dari

gerakan Islam yangberhaluan moderat'3ahkan dalam rentangsejarah Islam, ahamkeagamaan inimerupakan titik patahan atau sempalan(rupture) dari gerakanpolitik atau dak#ahIslam yang padadasarnya moderat'

kan tetapi karenamengalami dinamikadan proses yangmelibatkan radikalisasi

3 omaruddin Hidayat hmad *aus

=, Eipologi *erakan Islam

ontemporer di Indonesia,F dalam

omaruddin Hidayat dan hmad *aus

= (ed'), Islam, Negara, dan Ciil

!o"iet#: $erakan dan %emikiran Islam

Kontemporer, (>akarta: Paramadina,"2), h' +AA&22'

ideologi dalam kontekskonik yang rumit,maka aham radikal inibanyak bermun$ulan

dengan /ariasi dankekhasan masing&masing' Poin pentingdari aham ini adalahmenganggap Islamtidak hanya mengaturmasalah pribadiumatnya denganuhan, tetapi jugamengatur semua aspek kehidupan, termasuk norma hukum, sosial&budaya, perekonomiandan tata hubunganinternasional' 3ahkanlebih dari itu, Islamdihadap&hadapkanse$ara diametraldengan ideologi laindan tentu sajadianggap paling

sempurnadibandingkan ideologi&ideolgi lain' arena itu,pada umumnya,tuntutan palingsederhana dari ahamradikal ini biasanyaberkisar padapenegakan Syari?ahIslam sebagai hukumpositi, baik melalui

peraturan daerah(Perda) dan lain&lain,hingga usaha sungguh&sungguh untuk mendirikan daulah

Islam (negara Islam) yang dipimpin olehkhilaah.imamah'+

4Sukron amil dan Bhaider S'

3amualim, !#ariah Islam dan &'M:

(ampak %erda !#ariah terhadap Ke)e)asan !ipil, &ak*&ak %erempuan

7



994II'994III' 5i tanah air,

tonggak meruyaknyaaham Islam radikal

bermula sejak bergulirnya erareormasi, kendatigeneologinya berakartunjang jauh sebelumitu' erbukanya ruangkebebasan ekspresi diruang publik padamasa reormasi,memungkinkankelompok&kelompok yang memiliki ahamkeagamaan seperti initampil mengekpresikanaspirasinya' -ereka inibisa dibagi ke dalamdua gelombang'Pertama adalahkelompok&kelompok yang berbasis lokal!dan kedua yang

berbasis transnasional'*elombang yangberbasis lokal tak kurang dari =rontPembela Islam (=PI),-ajelis -ujahidinIndonesia (--I),=orum Umat Islam(=UI), *erakanJeormis Islam(*JIS), untuk

menyebut beberapasaja' Sedangkangelombang yangtransnasional bisa kitasebut Ikh#anul-uslimin (I-) dan atau*erakan arbiyah,Hi@but ahrirIndonesia (HI), dan

dan Non Muslim, (>akarta: BSJB UI0

Syari Hidayatullah >akarta onrad denauer Stitung, "6)'

Sala<, ikut ambilbagian dalammenyemarakkanakti/isme Islam di

Indonesia' kan tetapi,kelompok yang disebutterakhir ini lebihbanyak merekrut jamaah di kalangananak&anak mudaterdidik, khususnya dikampus&kampus'-ereka menjadikankampus&kampus umumbergengsi sepertiUni/ersitas ndalas,Padang, Uni/ersitasIndonesia, >akarta,Uni/ersitas *ajah-ada, 7ogakarta, danlain&lain sebagaipangkalan utamanya'2

5engan segera,mereka merambahhampir ke seluruh

Indonesia dan menjadisimpul kekuatanakti/isme Islam dikampus&kampusuni/ersitas Indonesiauntuk menegakkanpanji&panji Islam,kendati memiliki $ara yang berbeda&beda'

99I9'999' ategori ketiga adalah

aham keagamaanliberal' 3erbedadengan ahamkeagamaan moderat,lebih&lebih lagi radikal,aham keagamaanliberal menghadirkan

5;ihat 0oorhaidi Hasan, +askar ihad:

Islam, Militansi, dan %en"arian

Identitas di Indonesia %as"a -rde

)aru, (>akarta: ;P%8S dan I;4& >akarta, "A), h' 2K&26'

8



kembali masa laluuntuk kepentinganmodernitas' Penganutalur ber<kir ini

menganggap bah#akelompok&kelompok lain seperti kelompok radikal yang inginmembungkusmodernitas dengansyari?ah disebutsebagaiketerbelakangan yangmenghalangi kaummuslim untuk menikmati buah yangdihasilkan modernitas,seperti demokrasi,kemajuan ekonomi,hak&hak hukum, hak&hak dan lainsebagainya' endatirelati banyak /ariandari pemahamankeagamaan liberal,

akan tetapi ia memilikibeberapa gagasandasar yang menjadi $iriutama' Pertamamenentang teokrasi'Penganut alurpemaham ini samasekali tidak setujuterhadap gagasantentang penyatuanagama dan negara'

edua mendukungsistem demokrasisebagai mekanismedalam mendapatkanpemimpin politik ataupemerintahan' -andatuntuk menjadipemimpin harusberasal dari #arganegara, bukan lagi dari

agama apalagi dari

keluarga (orang tua)'etiga mendorongkesataraan hak perempuan, baik di

ranah pri/at maupunpublik' Perempuan tak boleh lagididomesti<kasi, danmemiliki hak sebagaimana layaknyalaki&laki' eempat tidak lagi menganggap nonmuslim sebagai #arganegara kelas duadalam konteks hak sipilberbangsa dan negara'elima menyerukankebebasan ber<kiratau membuka seleba&lebarnya pintu ijtihad'5an terakhir proterhadap gagasantentang kemajuan'K

999I'999II' ak diragukan

lagi, yang menganutaham liberal sepertiitu di Indonesia se$arategas di#akili oleh >aringan Islam ;iberal yang biasa disebut >I;dan komunitas Utanayu' Sejak berdirinyapada "1, kelompok ini se$ara ekstensi menyebarkan berbagai

gagasannya denganberagam program kepublik Indonesia'3ekerjasama dengan jaringan oran >a#aPos, setiap minggu

6 Bharle@ ur@man (ed'), EIslam

;iberal dan onteks Islaminya,F dalam

Bharle@ ur@man, Wa"ana Islam

+i)eral: %emikiran Islam Kontemporer

tentang Isu*Isu $lo)al, (>akarta:Paramadina, "1), h' Li&1L'

9



mereka menerbitkanberbagai artikel dan#a#an$ara tokoh&tokoh yang medukung

gagasan mereka keseluruh pelosok Indonesia' Selain itu,mereka jugamenerbitkan buku,melaksanakan seminar,dan program&programnya ditayangindi Jadio KA H yangberbasis di Utan ayu'5an yang lebih pentinglagi, merekamembentuk jaringan disejumlah kampusterkemuka di seluruhIndonesia yang disebut >JI' >aringan inise$ara berkalamelakukan pertemuanuntuk mengkaji danmendiskusikan isu&isu

penting terkait dengantema&tema keislaman'5an tak jarang, mereka juga berseteru se$araterbuka dengankelompok&kelompok radikal, baik di media,maupun di kampus&kampus tempat merekamemperluas jamaahnya'

999III'999I4' -en$ermati

pemaparan di atas,lembaga pendidikandalam hal iniuni/ersitas, sebagailokus dari studi ini jugatidak kedap dariekspansi pemahaman&pemahaman seperti

dijelaskan' -ulai dari

yang moderat, yangmemang dianutsebagian besar kaummuslim Indonesia,

termasuk institusiperguruan tinggi,hingga ke yang radikaldan juga liberal, sama&sama mempromosikanide&idenya' arena itu,paham keagamaan$i/itas akademikauni/ersitas salah satudiantaranya jugaditentukan oleh poladan bagaimana matakuliah agama itudiberikan' -aka dariitu, penting jugamelihat polapendidikan agama,entah itu tenagapengajar, kurikulum,perumus kebijakan,sistem e/aluasi

pembelajaran, sumberbelajar dan lainnya'"""#.

). Pendidikan A(a'a Is!a'di PTU9994I' Pola Pendidikan

gama Islam diperguruan tinggi,berbeda dengan polapendidikan gama ditingkat dasar dan

menengah' Oleh sebabitu se$ara metode,$ara, materi harusberubah daripendidikan yangberpusat kepada guru(tea"her "enter oriented), menjadi polapembelajaran yangberorientasi kepada

murid (studient "enter

10



oriented)' Perbedaanagama (aspek teologis)dan keanekaragamanritual&peribadatan

tidak lagi menjadiprioritas utamapembelajaran danperkuliahan diPerguruan inggi' lasannya se$araumum mahasis#apaham bah#aperbedaan&perbedaanteologis dan ritualtidak mungkindikompromikan,apalagi dihilangkan'Semuanya telahmereka anggapsebagai sesuatu yangtelah Egi/enF danrealitas empiris&konkritseperti itumerupakan prereuisite/ (syarat yang tak bisa

ditolak atau dihindari)dari matakuliah (-P)'3agaimana membentuk integritas kepribadian#arganegara (tidak hanya mahasis#a) yang kokoh,berpandangan luas,memiliki keterampilansosial (so"ial skill),tidak mudah

terpro/okasi olehtarikan&tarikankepentingan kelompok adalah merupakanobsesi dan skalaprioritas bagi parapendidik dan pengajar-atakuliah

Pengembanganepribadian6'

9994II'9994III' Sadar akan

kesulitan yangmemang lengket pada#atak kemanusiaan,upaya para pendidik,tenaga pengajar dandosen adalahbagaimanaEmembantuFmahasis#a mengatasiberbagai persoalan yang mengitarinya dandapat keluar dari jebakan, jeratan dankepungan masalah yang bersumber dariperbedaan agama,etnis, budaya, ras dankelompok kepentingan(berorientasi padapro)lem soler ) danbukannya malah

membesar&besarkandan meniup&niup apidalam sekam(berorientasipada trou)le maker )'

999I9'9;' da % (tiga) himpitan

EidentitasF yang sama&sama undamental, yang sama&samamenggoda, yang sama&

sama hendak dipertahankan oleh

7 ;ihat tulisan min bdullah, 0aham

Keagamaan (an 0aham Ke)angsaan

diatas ke)eragamaan #ang majemuk

dan mulitkultural, 5isampaikan dalam

Stadium *eneral E-embangun

Semangat dan =aham ebangsaan

Indonesia 5iatas eberagamaan yang

-ajemuk dan -ultikulturalF, ula ;t'2,

*edung Jektorat, ampus B' U0IJ,"A >uni "K'

11



manusia baik sebagaipribadi maupunkelompok' %ertama adalah peneguhan

identitas yangbersumber darituntutan loyalitas padahubungan seseorangatau kelompok kepadauhan 1the identit# generated )# one2srelation to $od3 yangdikonsolidasikan dandikristalkan le#atsistem politik&keagamaan dan kedua,identitas yangbersumber padapengalaman riilseseorang ataukelompok untuk memenuhi tuntutanloyalitas kepadakelompoknya sendiri'edua tuntutan

peneguhan identitasseringkali berbenturandan sulit di$arikonsensus' 3elum lagi,bagaimana seseorangdan lebih&lebihkelompok memenuhituntutan loyalitaskepada keduanya,namun pada saat yangsama seseorang atau

kelompok harus pulamampu mensupportidentitas ketiga, yaknimendukung nilai&nilai yang diperlukan untuk keberlangsungankehidupan berbangsadan bernegara yangmengatasi kedua

loyalitas sebelumnyaA

9;I'9;II' Oleh karenanya

diperlukan metode

baru pendidikan nilaidan pembelajaranagama yang dapatmendukung danmenyeimbangkanketiga himpitantuntutan identitastersebut tanpadibarengi rasabersalah' 3erbuatseadil mungkinterhadap ketigatuntutan identitas,tanpa harusmelebihkan loyalitaskepada yang satu danmengurangi yang lain'3egitu titik euilibriumantara ketiganyadilanggar, atauketiganya berjalan

sendiri&sendiri tanparambu&rambu yang jelas yang dapatmemandu pandanganhidup (world iew)pimpinan kelompok agama, pimpinanmasyarakat danpejabat negara makadisharmoni, mutualdistrust, eksklusi/itas,

segregasi akanmengedepan dengansendirinya danmembuka peluangmun$ulnya tindak

8 bdula@i@ Sa$hedina, 4he 5ole o6

Islam in %u)li" !uare: $uidan"e or

$oernan"eM, ;eiden: msterdam

Uni/ersity Press, "K, h' 2&"%'

12



kekerasan dalammasyarakat'

9;III'9;I4' Untuk mengatasi hal

tersebut, min bdullahmena#arkan tiga solusipendekatan pendidikan nilainilai keagamaan yaitu, (i)pendekatan kesejarahanagama, (ii) pendekatanphenomenologi, dan (iii)pendekatan hermeneutik 1at*takwil al*ilm#3' Pendekatanhistoris berangkat daripemahaman bah#a semuaagama yang ada sekarang ini(agama sama#i) telahberkembang ribuan tahun,dan mengalami penyebarandari tempat asal agama itubermula' gama islam, sejak turun pertama kali di-ekkah, sudah berkembangpesat selama ribuan tahunmelampaui sekat dan batas

geogra<s, suku, budaya,bahasa, dan bangsa didunia'5emikian juga denganagama Nagama lain sepertihalnya agama kristen, agamahindu, dan agama budhadalam perkembangannyaharus berinteraksi dengannilai dan budaya lokaldimana agama ituberkembang' 5isinilah

terjadi akulturasi daninkulturasi antara agamadengan tradisi lokal' Borak #arna agama Islam diIndonesia tentu berbedadengan #ajah Islam yangberkembang di imur engahkarena karakter, budaya,bahasa, etnis, dan suku yang juga berbeda beda'

9;4'

9;4I' Pendekatan historiskesejarahan menekankanadanya "ontinuit# and"hange 1at*tsawa)it wa al*

muthagha#irat3 yangmeyakin bah#a dalamsebuah agama ada hal hal yang bersiat tetap, dan ada yang berubah' 7ang tetapterjadi pada pokok pokok ajaran agama yangmengedepankan pada aspek moralitas, spiritualitas,ketuhanan dan lainnya'sedangkan yang berubahterkait dengan aspek sosial,budaya, bahasa, tradisi dandinamika serta tantangnalokal' Perlunya at&tsa#abitdan al&muthaghayyirat untuk menghilangkan adanyaabsoluditas dan absurditasmasyarakat dalammemahami ajaran agama'9;4II'

7+8III. Pendekatanhistoris keagamaan perludiajarkan kepada mahasis#adari berbagai latar belakangagama' Pendekatan ini bukanmengarahkan mahasis#akepada pemahaman bah#asemua agama adalah sama' kan tetapi tujuannya untuk menghilangkan klaimabsolutisme dalam prakti

beragama' Pendekatan inimengakui bah#a padahakekatnya semua agamaberbeda beda' Perbedaanterdapat pada nilai nilaisosial, budaya, bahasa dantata ritual yang ada' meskidemikian, ada nilai nilaispiritual, nilai moral dannilai&nilai keadilan yang

lebih uni/ersal, meaningul

13



dan bisa mengikat bersamadiantara pemeluk pemeluk antar agama yang berbedabeda tersebut 1relatiel#

a)oslute39

9;I9';' Pendekatanphenomenologi melihatbah#a pendidikan agamaberangkat dari asumsi bah#amanusia sulit untuk bersikapobyekti ketika harus menilaiagama lain' dakekha#atiran bah#a ketikaharus menilai agama lainse$ara lebih jernih, adil danobyekti, akan berakibatkepada penipisan keimanankepada agama yangdianutnya' Polakeberagamaan yang tidak bisa bersikap obyekti terhadap agama lain, danmenganggap keyakinannyasebagai yang paling benar

disatu sisi, dan keyakinanpihak lain sebagai yang sesatdan ka<r disisi lain, akanmengakibatkankeberagamaan yang lebihekstrinsik tanpa memahamise$ara lebih instrinsik darikeyakinan agama lain'Phenomenologi men$obauntuk menerobos bataskeyakinan agama lain

dengan men$oba melihat sisiobyektinya, selain dari segisubyekti yang selama inimenjadi studi agama agama';I'

9-' min bdullah, Islam !tudies di

%erguruan 4inggi : %endekatan

Integrati6*Interkonekti6 , 7ogyakarta:

Pustaka Pelajar, "K, h' KA&G1'

;II' da + presuposisimetodologis dalammemahamiphenomenologi agama

yaitu! (i) Penomenologiagama lebihmenekankan $orak pendekatan yangbersiat terbuka(open, transparant,a""ounta)le) sertapendekatan empati(emphatheti")' (ii)Untuk itu, yangpertama perludilakukan oleh sipeneliti, pengajar,dosen agama dan paraelit pimpinan agamaketika bergaul danberhubungan denganpimpinan dan pengikutagama lain adalahdimilikinyakemampuan untuk

menahan diri (sel6 restrain) dan menundaterlebih dulu(epo"he! thesuspension o6 alue

judgement) segalama$am keputusan dantindakan penghakiman yang hendak dialamatkan kepadapengikut agama lain

serta kemampuan diridan kelompok untuk dapat meninggalkanprasangka&prasangka(prejudi"e) teologis yang membatasi ruanggerak dan eksibilitaspergaulan selama ini'(iii) -embangun sikapdan mental dasar ini

diperlukan untuk

14



selanjutnya setapak melangkah lebih majuuntuk men$ari danmemahami hakekat

dan esensi (eiditi"ision! to grasp theessen"e that la# )ehind religiousphenomena) dibalik semua yang tampak se$ara lahiriyyahkehidupan beragama yang partikularistik'(i/) Penomenologiagama memahamiagama (dalam artinya yang uni/ersal)bukannya merupakanproduk dari rangkaianpanjang e/olusi sejarahmelainkan merupakanbagian esensial, bagian yang tak terpisahkandari kehidupanmanusia dimanapun

dan kapanpun merekaberada';III';I4' Oleh sebab itu, dalampendekatan phenomenologiagama, perlu dibantu olehalat ilmu sosial sepertisosiologi, antropologi,sejarah, dan lainnya,sehingga kita bisamemahami sesuatu dibalik

realitas dan enomena sosialkeberagamaan' Pendekatanphenomenologi dalampendidikan keagamaan, akanmembuat mahasis#amemiliki $ara pandang yanglebih obyekti, tidak terjebak kepada anatisme sempit,dan toleran terhadapperbedaan' Seorang dosen

yang menggunakan

pendekatan phenomenologiakan memiliki sikap obyekti dalam melihat dan menilaiagama lain tanpa ada

kekha#atiran harus tergerusrasa keimanannya';4';4I' Pendekatan

Hermeneutik,merupakan pendekatankeagamaan yang lebihmengedepankankepada intepretasi teks(tak#il)' Pendekatan inimelihat bah#a sebuahteks keagamaan tidak diturunkan ataumun$ul dalam sebuahruang kosong, akantetapi senantiasaberienteraksi dengandinamika sosialmasyarakat saat itu' da tradisi, budaya,bahasa, adat istiadat

yang mempengaruhimun$ulnya sebuahteks' Pendekatanhermeneutik senantiasa mendoronguntuk melakukankontekstualisasiintepretasi terhadapsebuah teks' da dua jenis hermeneutik yangberkembang saat ini,

yaitu (i) hermeneutik obyekti, (ii)hermeneutik subyekti dan (iii) hermeneutik pembebasan'Hermeneutik obyekti dikembangkan olehtokoh tokoh klasik =riedri$k S$hleierma$her (16KA&

1A%+), ilhelm 5ilthey

15



(1A%%&1G11) dan 8milio3etti (1AG&1GKA)'1

Hermeneutik obyekti adalah pendekatan

yang mendorongkepada kita dalammemba$a sebuah teksuntuk memahamimaksud dan tujuan darisi penulis tekstersebut' Untuk men$apai tingkatseperti itu, menurutS$hleierma$her, adadua $ara yang dapatditempuh! (i) le#atbahasanya yangmengungkapkan hal&hal baru, (ii) le#atkarakteristik bahasanya yangditranser kepada kita'-enurutS$hleierma$her, setiapteks mempunyai dua

sisi: (1) sisi linguistik yang menunjuk padabahasa yangmemungkinkan prosesmemahami menjadimungkin, (") sisipsikologis yangmenunjuk pada isipikiran si pengarang yang termaniestasikanpada st#le bahasa yang

digunakan' 5ua sisi inimen$erminkanpengalaman pengarang yang pemba$akemudianmengkonstruksinya

10 =a@lur Jahman, Islam dan

Modernitas, terj' hsin -uhammad,

(3andung, Pustaka, 1GA2), G&1'

Jahman memasukkan juga 8milio 3etti

dalam tradisi hermeneutika objektiini'

dalam upayamemahami pikiranpengarang danpengalamannya'11

-enurut bu Daid,diantara dua sisi ini,S$hleierma$her lebihmendahulukan sisilinguistik dibandinganalisa psikologis,meski dalam tulisannyasering dinyatakanbah#a penasir dapatmemulai dari sisimanapun sepanjangsisi yang satu memberipemahaman kepada yang lain dalam upayamemahami teks'1"

;4II';4III' edua! Hermeneutik Subyekti, model inidikembangkan oleh 5erridadan *adamer yangmenekankan bah#a

hermeneutik subyekti berbeda dengan yangpertama, yaitu bukanlahmemahami apa maksud dantujuan dari si pengarang,tapi lebih kepada memahamimaksud dari teks tersebut' >adi penekanannya lebihkepada isi teks, bukankepada ide a#al penulis'5alam pandangan kelompok

ini, teks bersiat terbuka danbebas ditasirkan olehsiapapun' -enurutnya,

11 3lei$her, >ose, Contemporar#

&ermeneuti"s, (;ondon, Jautledge

egan Paul, 1GA)' Hal' 1+

12 bu Daid, 0asr Hamid, 'l*ur;an,

&ermenutik dan Kekuasaan, terj' 5ede

Is#adi, (7ogya, JiS, "%)

16



begitu sebuah teksdipublikasikan, maka iamenjadi mandiri dan lepasdari si penulis'

;I9';9'etiga! Hermeneutik Pembebasan yang digagasoleh Hassan Hana< dan=arid 8ssa$k' Hermenutik iniada kemiripan denganhermeneutik subyekti'Hanya yang membedakanadalah pemikiran bah#ahermeneutik tidak berhentihanya untuk mengintepretasikan(menasirkan) teks, tapi lebihdari itu harus memiliki aksi'-enurut Hassan Hana<,hermeneutika adalah ilmutentang proses #ahyu darihuru sampai kenyataan, darilogos sampai praksis, dan juga tranormasi #ahyu daripikiran uhan kepada

kehidupan manusia' Sebelumsampai kepada pemahamanteks, maka harus dipastikankeaslian sebuah teks'5isinilah Hasan Hana<mena#arkan perlunyasebuah kritik historis untuk menjamin keaslian teks kitabsu$i' lasannya seseorangtidak akan sampai kepadapemahaman yang benar

kalau teksi yangdipahaminya tidak asli'Hanya dengan kritik historislah sebuah teks bisadiketahui asli atau tidak'easlian teks tidak bisadijamin oleh tokoh agama,lembaga lembaga agama,bahkan takdir uhan'easlian teks hanya bisa

dijamin oleh kritik sejarah'

Oleh sebab itu, kritk sejarahharus dibebaskan darikepentingan dan inter/ensiteologis, mistis, dan

phenomenologis';9I';9II' Setelah mengetahuikeaslian sebuah teks denganpendekatan kritik historis,dan upaya untuk memahamiteks tersebut, maka yangketiga adalah bagaimanahasil sebuah pemahamantersebut bisa berguna untuk menyelesaikan masalahmasalah kehidupankontemporer' Inilah yangdimaksud denganhermeneutik pembebasan, yaitu sebuah upayapemahaman terhadap tekskitab su$i dalam rangkamembebaskan manusia dariproblem problem yangmun$ul' >adi ada tiga tiga

tahapan kesadaran dalamhermenutik pembebasan, yaitu kesadaran historisuntuk mengetahui keaslianteks, kesadaran eiditik untuk mengetahui makna danpesan dalam sebuah teks,dan kesadaran praksis yaitukesadaran untuk melakukanpembebasan terhadapmasalah masalah

kemanusiaan sebagai hasildari pemahaman sebuahteks';9III';9I4' 5engna pendekatanhermeneutik dalampendidikan agama, makaakan mendidik danmengajarkan mahasis#auntuk senantiasa berpikir

kritis dan obyekti dalam

17



memahami sebuah teks kitabsu$i' idak $ukup hanyaberhenti ditingkatpemahaman, tapi juga bisa

menjadikan saranapembebasan dalammenyelesaikan problemproblem sosialkemasyarakatan' Pendidikanagama dengan pendekatanhermeneutik akan membuatmahasis#a benar benarberperan sebagai agenperubahan 1agent o6 "hange3dengan berlandaskan kepadateks kitab su$i ajaran ajaranagama'L"#.

*. Penetrasi &aa' Radika!;94I' Sesuai dengan tema

studi ini, penting untuk melihat sekilas tentangpenetrasi ahamradikal terhadaplembaga pendidikan,

dalam hal iniuni/ersitas, baik yangnegeri maupun s#asta'arena sepertidiketahui, setidaknyasejak dekade Aan,relati banyak studi&studi yang menjelaskanpeningkatan penetrasiaham&aham radikal kesejumlah uni/ersitas&

uni/ersitas diIndonesia'1% 3ahkanbelakangan, penetrasiitu semakin

13;ihat li Said 5amanik, 0enomena

%artai Keadilan: 4rans6ormasi <=

4ahun $erakan 4ar)i#ah di Indonesia,

(>akarta: eraju, "")' ;ihat juga 7udi

;ati, Inteligensia Muslim dan Kuasa:

$eneologi Inteligensia Muslim

Indonesia ')ad ke*<=, (>akarta: -i@an,"2), h' 21G&26'

mengkha#atirkansetelah beberapaalumni uni/ersitas dianah ir dan

mahasis#a yang akti kuliah di salah satuuni/ersitas di >akarta,misalnya, sepertidijelaskan sedikit diatas, tersangkut kasus&kasus terorisme' rtinya, enomena inimenunjukkan bah#alembaga pendidikan,dalam hal iniperguruan tinggi, tidak lagi netral denganaham&aham yangmengarah padatindakan yang sangatmembahayakansemisal terorisme'

;94II';94III' Penetrasi aham&

aham radikal atau

akti/isme Islam diperguruan tinggisesungguhnya bukanhal baru' Ia sudaheksis sejak a#alkemerdekaanIndonesia yangme#ujud dalam bentuk ketegangan ideologisantara orang&orang yang menginginkan

negara yang berdasarpada Pan$asila atauIslam' Intensitasketegangannyameningkat di masaOrde 3aru yang tak menginginkanbangkitnya politik Islam' ebijakan Orde3aru yang tak mau

merehebilitasi

18



-asyumi, serta0omalisasi ehidupanampus.3adanoordinasi

emahasis#aan(0.3) yangkemudian diperkuatdengandiberlakukannya EasastunggalF memberikanandil besar terhadapberkembangnyaakti/isme Islam dikampus' Pada saat yang sama, situasipolitik internasional dinegeri&negeri muslim juga sedang berebutpengaruh antara Syiah yang di#akili oleh Iran,dan Sunni yangdi#akili rab Saudi'Untuk menahan lajupengaruh Iran, rabSaudi menggandeng

Indonesia untuk mendirikan lembagapendidikan seperti;IPI yang menjadi$orong dari dak#ahahabi' 5alam situasi yang seperti inilah, tak diragukan lagimenyediakan lahansubur bagi masuknyagerakan Islam

transnasional dikampus&kampusterkemuka di Indonesiaseperti >ama?ahabligh, Ikh#anul-uslimin atau biasadisebut Harakaharbiyah (*erakanarbiyah), Hi@butahrir Indonesia,

Sala<, dan bahkan

belakangan >ama?ahIslamiyah (>I)'1+

;9I9';99' ak diragukan lagi,

sebagaimanadiperlihatkan oleh hasilriset BSJB di duauni/ersitas, UI0 >akarta dan Uni/ersitasIndonesia, kelompok&kelompok yangmemilikike$enderungan radikalini saling bersaing satusama lainmempromosikan ide&idenya untuk mendapatkanpengakuan danpengikut dalam skala yang lebih luas dikampus&kampus besardan bergengsi diseluruh Indonesia' 5isamping gerakan Islam

transnasionalsebagaimanadijelaskan di atas, adapula gerakan Islamradikal lokal yangsedikit banyak jugamemberikan pengaruhterhadap sejumlahsi/itas akademika dikampus&kampus' Sebutsaja gerakan seperti

0egara IslamIndonesia (0II), -ajelis-ujahidin Indonesia(--I), >ama?ah nsharut auhid (>),=ront Pembela Islam

140oorhaidi Hasan, EIdeologi,

Identitas dan 8konomi Politik

ekerasan: -en$ari -odel Solusi

-engatasi n$aman Jadikalisme dan

erorisme di Indonesia,F Majalah %risma, 4ol' "G, Oktober "1, h' %&"+'

19



(=PI) dan kelompok lain yang sejenismemberi #arnatersendiri dalam

memeriahkanakti/isme Islam dikampus&kampus diIndoensia' endatikelompok ini tidak se$ara langsungmenjadikan kampus&kampus sebagai salahsatu pangkalan danbasisnya, namun ada juga satu duamahasis#a kampus&kampus di Indonesia yang menjadi anggota,simpatisan dan bahkankorban dari mereka'12

;99I';99II' eberadaan

semua kelompok ini,baik yangtransnasional maupun

lokal, tentu sajasemakinmenyemarakkandinamika akti/ismeIslam di kampus&kampus besar danbergengsi di tanah airdan tentu saja memberipengaruh tersendiriterhadap $ara pandang$i/itas akademika

kampus tentang Islamdan kaum muslim' 5anlebih dari itu,pengaruh&pengaruhtersebut semakinmengkha#atirkan jika

15BSJB , E-emotret Pemahaman

Islam Jadikal di alangan -ahasis#a:

Studi asus UI0 Syari Hidayatullah

>akarta dan Uni/eristas IndonesiaF

(>akarta: ;aporan Hasil Penelitian,"1")'

menyokong terhadaptumbuhnya tindakan yang mengarah padakekerasan dan

terorisme'1K L""III.

L""I#. Studi Terkait;994'5ari berbagai studi

paham keagamaan dikalangan kampusmenyatakan, sebagiankalangan kampus lebihmemiliki $orak berbedadengan pahamkeagamaan masyarakatpada umumnya'Penelitian BSJB UI0Syari Hidayatullah("1) yang mengambilsample pahamkeagamaan pengurusmasjid kampusmenunjuk bah#apaham keagamaanpengurus masjid

kampus lebih militanketimbang masjid diluar kampus' Salahsatu indikasinya adalahkedekatan pemahamankeislaman akti/ismasjid kampus dengan

165alam sur/ei yang dilakukan BSJB

terhadapa para mahasis#a di UI0

>akarta dan Uni/ersitas Indonesia,

tingkat radikalisme di keduauni/ersitas ini dengan menggunakan

tiga indikator memperlihatkan angka

yang $ukup tinggi' 5i UI, misalnya,

mahasis#a yang memiliki

ke$enderungan radikal men$apai 1K,+

, sedangkan di UI0 >akarta justru

lebih tinggi, men$apai "+ ' ;ihat

hasil penelitian BSJB , E-emotret

Pemahaman Islam Jadikal di alangan

-ahasis#a: Studi asus UI0 Syari

Hidayatullah >akarta dan Uni/eristas

IndonesiaF (>akarta: ;aporan HasilPenelitian, "1")'

20



pemikiran Islamisme yang diusung kalangan5e#an 5ak#ah (0atsirBs')16' 3erikutnya,

studi Salim HS dkk' juga melihat mulaimasuknya paham dangerakan Islamisme kependidikan menengah,setelah sebelumnyatelah berhasil masuk dan berkembang dikalangan perguruantinggi' Pengaruhgerakan Islamis disekolah&sekolah umumini terutama terlihatpada sepak terjangorganisasi sis#a yangbernama erohanianIslam (Johis), yangmenjadi ujung tombak akti/itas&akti/itaskeagamaan disekolah1A' Se$ara

struktural, Johisberada di ba#ahpenga#asan sekolah'0amun hubungan dan jaringan politik merekadengan gerakan yangberbasis Islam di luarsekolah, terutamadengan gerakan yangberbasis di perguruantinggi yang sering

berasal dari alumnisekolah itu sendiri,

17 Jid#an al -akassary hmad

*aus = (8d')' Benih*)enih Islam

radikal di masjid : studi kasus akarta

dan !olo. Biputat: BSJB UI0 Syari

Hidayatullah' "1'

18 Hairus Salim HS, 0ajib ailani

0ikmal @ekiah' %olitik 5uang %u)lik

!ekolah> Negosiasi dan Jesistensi di

S-U0 di 7ogyakarta' 7ogyakarta:BJBS U*-, "11'

membuat agenda dantujuan mereka lebihpolitis&ideologis,melampaui tujuan

kelembagaan ekskul yang digariskan pihak sekolah'

;994I';994II' alangan

pendidik madrasah danpesantren juga sudah$ukup banyak ditelitidengan menunjukkanhasil yang beragam' kan tetapi, penelitianmengenai pemahamankeagamaan kalanganguru madrasah danpesantren, yangberhasil dihimpunsejauh ini,menunjukkan masihadanya sedikitambiguitas ketikamenyikapi demokrasi

dan Syariah Islam1G

' mbiguitas itu diantara aspek pemahaman dan aspek sikap' Para gurutersebut memilikipemahaman menerimademokrasi, kebebasanpolitik dan kebebasanpers sebagai indikatordemokratisasi negara'

0amun ketika prinsip&prinsip demokrasi yangdijalankan ternyataberhadap&hadapandengan ketentuansyariah, dengan alasanketaatan, mereka lebihmemilih untuk tunduk

19 ?%endidikan Kewargaan di

%esantren,F ;aporan Penelitian, erja

Sama Puska ;abSosio =ISIP UI dan;itbang 5epag JI, >uli&gustus, "6'

21



pada ketentuansyariah' idak salah jika terdapat anggapan justru pemahaman

tersebut inkonsistendengan demokrasi'

;994III';99I9' Sementara itu

hasil penelitian Puji-ulyono ("6)tentang kelompok kelompok keagamaandi kampus, melihatbah#a enomenamun$ulnya kelompok&kelompok keagamaandikampus, tidak lepasdari kebijakan Orde3aru yang dikenaldengan 0 (0ormalisasiehidupan ampus) yang tujuannya untuk membersihkan kampusdari kegiatan politik

praktis, danmendorong mahasis#auntuk okus kepadatugas belajar'elompok kajiankeagamaan kampus juga tidak lepas darihasil proses pendidikanormal keagamaan dikampus' rtinya adaketidakpuasan

dikalangna mahasis#aterhadap materipendidikan yangdiperoleh di kelaskuliah, dan merekamen$oba untuk men$arinya diluarkelas perkuliahan' 7ang lebih menarik, justru enomena

mun$ulnya kajian

keagamaan di kampus justru lebih banyak mun$ul di kampuskampus Perguruan

inggi Umum (PU)ketimbang Perguruaninggi keagamaan'elompok kelompok kajian keagamaandikampus, ada yangberbentuk ormalseperti ;embaga5ak#a ampus (;5),UI (Unit kti<taserohanian Islam) yang menjadi bagiandari senat' elokmpok kajian keagamaan jugamemiliki keterkaitandengan ormaskemahasis#aan islamseperti halnyaHimpunan -ahasis#aIslam (H-I),Pergerakan -ahasis#a

Islam Indonesia (P-II),dan Ikatan -ahasis#a-uhammadiyah (I--)'Se$ara aliarankeagamaan, kelompok kajian keagamaankampus tersebardiberbagai ma$amaliran mulai arbiyah,Sala<, Hi@buttahrir, >ama?ah abligh,

Ikh#anul -uslimin,hingga yang bersiatunderground sema$am0II (0egara IslamIndonesia)"

;999'

20 Pudji -ulyono, Kelompok

Keagamaan (i Kampus %erguruan

4inggi Umum: Sebuah ajian

Sosiologis, -imbar >urnal gama dan3udaya, 4ol' "+ 0o' + tahun "6

22



;999I' Sedangkanpenelitian -urdionoterkati internalisasinilai moral religius

pada kegiatanperkuliahan,menemukan bah#ainternalisasi nilai moralreligius tidak hanyadilakukan oleh dosenpengampu mata kuliahagama, tapi juga bisadilakukan oleh semuadosen mata kuliah'Hanya saja untuk nilainilai keikhlasan,keimanan danketak#aan, biasanyadisampaikan olehdosen mata kuliahagama' 5ari segimetode dan strategi,intrnalisasi nilai moraldan religius berbeda&beda antara tiap dosen'

Penyampaikan pesannilai moral terkadangdisampaikan dia#al,ditengah dan diakhirperkuliahan denganmetode yang berbedabeda' da denganmetode modelling, yaitu meniru ataumen$ontoh tokohpublik <gur yang bisa

dijadikan teladan,biasanya ada pararasul, sahabat, tokohtokoh besar danlainnya' metodelainnya adalahklari<kasi, yaitumelalui kajian kajianatau analisa terhadapsebuah kasus yang

kontekstual, untuk

diambil pesan moral yang ada didalamnya'Internalisasi moralreligius juga bisa

dilakukan melaluipen$iptaan kondisidan lingkungan yangkondusi bagipengembangan nilaimoral religius"1

;999II';999III' Hasil Penelitian

;ilik 0ur holidah,menguatkan apa yangditeliti oleh -urdiono'5alam Penelitiannyatentang impelementasistrategi pembelajaran-ata uliahPendidikan gamaIslam di Perguruaninggi 0egeriSurabaya, menemukanbah#a diantarakeberhasilan para

dosen dalampenyampaikan matakuliah pendidikanagama Islam karenaaktor materi belajardan mediapembelajaran yang$ukup memadai, dansangat membantuter$apainya tujuanpembelajaran' 5alam

proses pengajaran,dosen tidak hanyasekedar melakukantranser pengetahuan,tapi juga melakukankontrol terhadapproses belajar dan

21 -ukhammad -urdiono, !trategi

Internalisasi Nilai Moral 5eligius

(alam %roses %em)elajaran di

%erguruan 4inggi, >urnal Bakra#alPendidikan, ;P- U07, tanpa tahun

23



mengerjakan tugasbelajar, pendampinganse$ara indi/idualdalam proses

pembelajaran se$aralangsung' da aktorinternal dan aktoreksternal yangmempengaruhikeberhasilan prosespendidikan mata kuliahagama' Se$arainternal, kapasitasdosen dari segikemampuan mengajar,tingkat pengetahuan,penggunaan mediabelajar' 5arimahasis#a, aktormoti/asi sangatberpengaruh terhadapminat belajarmahasis#a' Se$araeksternal, /isi misi P,kurikulum yang

digunakan dan tujuanpembelajaran yanglebih mengedepnakanaspek aekti danattitude mahasis#a""'

;999I4';9994' Penelitian

-una#ar Jahmat(tanpa tahun) tentang$orak berpikirkeagamaan mahasis#a

di PU yangmengambil sampel diUPI (Uni/ersitasPendidikan Indonesia)3andung, menemukanbah#a sebagian besar

22 ;ilik 0ur holidah, Implementasi

strategi pem)elajaran mata kuliah

pendidikan agama Islam pada

%erguruan 4inggi Negeri di !ura)a#a,

5isertasi, Uni/ersitas 0egeri -alang,"1

para mahasis#a diPU, memiliki $orak berpikir keagamaan yang eksklusi, atau

lebih mendekatikepada undamentalis'Borak berpikir initerutama mun$ul darimahasis#a yangmemliki latar belakangakti<s islam sepertiHI, --I'Sedangkan mahasis#a yang berlatar belakangakti<s P-II, H-I, I--lebih $enderungkepada $orak pemikiran yang lebihliberal dan inklusi' rtinya ekslusi daninklusi $orak berpikirkeagamaan, jugadipengaruhi oleh latarbelakang akti<seislaman di luar

kampus' Studi ini jugamenemukan kedekatandari ormas internalkampus sema$am PI,utorial, U5-, 3CI,UPC dengan akti<taspendidikan agamaislam didalam kampus'

;9994I';9994II' 3eberapa hasil

studi diatas lebih

banyak menekankanpada prosespendidikan kegamaandan mahasis#a' -asihbelum ada atau masih jarang studi khusus yang melihat ahamkeagamaan para dosen yang mengajarakanmata kuliah

keagamaan' Hal ini

24



penting karenaseringkali materikuliah agama, dalampengajarannya lebih

banyak dipengaruhioleh subyekti<tas sangdosen' Para dosen yangmemiliki pemahamankeagamaan dekatdengan ahamHi@buttahrir misalnya,akan menyampaikanmateri kuliahkeagamaannya denganpenasiran danpendekatan alaHi@buttahrir' 5emikian juga kalau seorangdosen mata kuliahagama memilikipemahamankeagamaan yangundamentalis daneksterim radikal, makadia akan memiliki

intepretasi terhadapajaran agama se$araundamentalis danekstrim radikal, danitulah yangdiajarkannya kepadapara mahasis#anya'

;9994III';999I9' 3erdasarkan hal

itulah, posisipendidikan agama di

perguruan tinggipenting untuk dilihat,terutama setelahpaham dan gerakanmilitan merasukikalangan kampus'elah lama diketahuibah#a sejak tahun1G6an, gerakan Islamdi imur engah

merembes masuk ke

Indonesia' *erakan yang memba#akanagenda politik&ideologis ini diusung

oleh anak&anak muda yang berbasis diperguruan tinggiumum' Penetrasikalangan mahasis#aberideologi a laikh#anul -usliminsungguh luar biasahingga akhirnyamampu melakukanakti/itas&akti/itaskeIslaman di dalamkampus yang biasanyaberpusat pada masjidkampus"% hal mana yang mungkin bahkanmengalahkan gregetmata kuliah pendidikan gama di ruang&ruangkuliah'

"+.

"+I. Keran(ka Pene!itian9BII' ajah pendidikanagama di sebuah PUdiantaranyadipengaruhi oleh sosok dosen sebagaipengampu mata kuliahagama' Pemikiran,mad@hab, ideologi dangagasan dosen agama,berpengaruh terhadap

$orak dan #arnapendidikan agama diPU' pakahpendidikan agama yang disampaikan olehdosen ber#atak moderat, atau radikal

23 Hener, Jobert (8d')' Making

Modern Muslims. 4he %oliti"s o6

Islami" @du"ation in !outheast 'sia'

Honolulu: Uni/ersity o Ha#ai?I Press'"G'

25



Faktor Internal:Latar pendidikanPengalaman organisasiLingkungan keluarga dan masarakat

Fa!am "eagamaan #osen P$I : %adikal or &oderat '%elasi $gama dan (egara)$&

*oleransi"esetaraan +ender

Faktor ,ksternal:Figuritas "etoko!an"e-i.akan re/im negara%eerensi -aaan

%egulasi "e-i.akan (o 20 t! 2003 ttg I#I"($PP (o 55 t! 2007 ttg Pendidikan $gama" (o43#I"*I"ep 2006 ttg &P" di P*isi &isi P* Peraturan %ektor dll

Pendidikan $gama Islam di P*:

ila-us kurikulumum-er -aaanarana asiltias -ela.ar,aluasi -ela.ar

$ktitas keagamaan internal dan eksternal kampus :L#" )&I P&III&&PII )*I "$&&I *ar-ia!

a.a! "eagamaan ;iitas "ampus : 1 &<#,%$*I("LIFLI=,%$L

a.a! "eagamaan iitas kampus:%$#I"$LF(#$&,(*$LI,""LIF

sangat dipengaruhioleh aham sang dosen'5isisi lain, PUmemiliki /isi dan misi

yang dijadikan rujukandan tujuan dalammelahirkan kualitas

lulusan' 5isinilahkebijakan PU dalammelakukan rekrutmendosen agama, akan

mempengaruhi #arna yang dihasilkan daripendidikan agama'

9BIII'9BI4'9B4'9B4I'9B4II'9B4III'9BI9'B'BI'BII'BIII'BI4'B4'B4I'B4II'B4III'BI9'

B9' S 0o'+%.5II.ep' "K

+"I.+"II.+"III.+"I#.Met,d,!,(i

Pene!itianB94' >enis penelitian ini

adalah studi kasus($ase study) denganpendekatan paradigmakualitati' Penelitian inidiokuskan pada %

(tiga) isu strategis :1' =aham keagamaan dosen

mata kuliah agama di PUterkait masalah (1) relasiantara agama dengannegara, (") oleransi, (%)esetaraan *ender, (+)Hak sasi -anusia (H-)

"' -ekanisme dan sistemrekrutmen dosen agama

di PU

%' Proses pendidikan matakuliah agama Islam diPU dari segi kurikulum,sistem pembelajaran,sarana.asilitas, sumberbelajar dan e/aluasibelajar

B94I'

+"#II. Tu$uanPene!itian ada!auntuk:

1' -enganalisa ahamkeagamaan para dosenpengajar mata kuliahagama di P terkaitmasalah (1) relasi antaraagama dengan negara, (")oleransi, (%) esetaraan

26



*ender, (+) Hak sasi-anusia (H-)

"' -enganalisa mekanismedan sistem rekrutmen

dosen agama di PU%' -enganalisa proses

pendidikan mata kuliahagama di PU dari segikurikulum, sistempembelajaran,sarana.asilitas, sumberbelajar dan e/aluasibelajar

B94III'B9I9'Penelitian ini akan

dilakukan di 1" kota yang ada di Indonesia'Penentuan sampelnyaadalah sebagai berikut'Pertama, ke&1" kotatersebut akandikelompokan ke dalam2 kategori, yaitu

%. =aktor geogra<s >a#a Nluar ja#a

"' omposisi P0&PS%' Uni/ersitas Pendidikandan 0on ependidikan

+' 5inamika akti<s ke&Islam&an dan pengaruhnya padatingkat lokal dan nasional

2' 5inamika Politik ;okal yang berkembangterutama menyangkut isuisu radikalismekeagamaan maupun

konik agam baik ditingkat lokal maupunnasionalB99'

B99I'3erdasarkan kelimakategori tersebut,terpilih beberapadaerah dan P0&PSuntuk menjadi lokasipenelitian yakni: untuk

#ilayah pulau >a#a

terdiri atas Uni/ersitas3ra#ijaya (Unbra#) di >a#a imur denganstatus Perguruan

inggi 0egeri!Uni/ersitas Pasundandi >a#a 3arat denganstatus S#asta!Uni/ersitas 5iponegorodan Uni/ersitas 0egeriSolo di >a#a engahdengan status 0egeri!dan Uni/ersitas 4eteran 0asional(UP0) di 7ogyakarta yang saat itu (#aktupenelitian dilakukanberstatus s#asta)'Untuk #ilayahIndonesia imurdi#akili olehUni/ersitas Patimura!dari pulau alimantandi#akili olehUni/ersitas ;ambung

-angkurat! dan untuk pulau Sumateradi#akili olehUni/ersitas SumateraUtara (USU)'

B99II'B99III' eknik

pengumpulan data yang digunakan dalampenelitan ini meliputi#a#an$ara mendalam

(indepth inter/ie#),pengisian kuesioner(sur/ey), studidokumen danobser/asi'

+""I#.B994' dapun jumlah

responden daninorman ditiapkampus, akan

diambilkan dari

27



internal kampus yangterdiri dari dosen,ketua prodi,mahasis#a, akti<s

dak#ah kampus, ormaskemahasis#aankampus'

B994I'B994II' 5=J

PUS B994III'B99I9' 5r' H' Dakky -ubarak, -,

EUmmatan Washatan: onsep5eradikalisasi gama,F(makalah tidak diterbitkan)!lihat juga 5r' H' armi@i aher,

Menuju Ummatan Wasathan: Kerukunan Beragama di Indonesia, (>akarta: PusatPengkajian Islam dan-asyarakat, 1GGA)'

B999' 3eberapa organisasi di luar0U dan -uhammadiyahseperti disebutkan di atas,kendati se$ara umum memilikipemahaman keagamaan yangmoderat, namun merekamemiliki derajat yang berbeda&beda' Persatuan Islam atauPersis, misalnya, lebih dikenalsebagai organisasi yang se$ararelati dianggap lebih puritandibanding dengan organisasi&organisasi moderat lainnya,seperti -athlaul n#ar (-)maupun l&hairat'

B999I' omaruddin Hidayat hmad*aus =, Eipologi *erakanIslam ontemporer diIndonesia,F dalam omaruddinHidayat dan hmad *aus =(ed'), Islam, Negara, dan Ciil!o"iet#: $erakan dan

%emikiran Islam Kontemporer,(>akarta: Paramadina, "2), h'+AA&22'

B999II' Sukron amil dan

Bhaider S' 3amualim, !#ariah

Islam dan &'M: (ampak

%erda !#ariah terhadap

Ke)e)asan !ipil, &ak*&ak

%erempuan dan Non Muslim,

(>akarta: BSJB UI0 Syari

Hidayatullah >akarta onrad

denauer Stitung, "6)'

B999III' ;ihat 0oorhaidi Hasan, +askar ihad: Islam, Militansi,

dan %en"arian Identitas di Indonesia %as"a -rde )aru,

(>akarta: ;P%8S dan I;4& >akarta, "A), h' 2K&26'

B999I4' Bharle@ ur@man (ed'),EIslam ;iberal dan onteksIslaminya,F dalam Bharle@ur@man, Wa"ana Islam

+i)eral: %emikiran Islam Kontemporer tentang Isu*Isu$lo)al, (>akarta: Paramadina,"1), h' Li&1L'

B9994' ;ihat tulisan min bdullah, 0aham Keagamaan (an 0aham Ke)angsaan diataske)eragamaan #ang majemukdan mulitkultural, 5isampaikandalam Stadium *eneralE-embangun Semangat dan=aham ebangsaan Indonesia5iatas eberagamaan yang-ajemuk dan -ultikulturalF,

ula ;t'2, *edung Jektorat,ampus B' U0IJ, "A >uni"K'

B9994I' bdula@i@Sa$hedina, 4he 5ole o6 Islamin %u)li" !uare: $uidan"e or $oernan"eM, ;eiden:

msterdam Uni/ersity Press,"K, h' 2&"%'

B9994II'

B9994III' -' min bdullah, Islam !tudies di %erguruan 4inggi : %endekatan Integrati6*Interkonekti6 , 7ogyakarta: Pustaka Pelajar,"K, h' KA&G1'

B999I9'

B9;' =a@lur Jahman, Islam dan Modernitas, terj' hsin-uhammad, (3andung,Pustaka, 1GA2), G&1' Jahmanmemasukkan juga 8milio 3ettidalam tradisi hermeneutikaobjekti ini'

B9;I' 3lei$her, >ose, Contemporar# &ermeneuti"s, (;ondon,Jautledge egan Paul,1GA)' Hal' 1+

B9;II' bu Daid, 0asr Hamid, 'l*ur;an, &ermenutik dan

Kekuasaan, terj' 5ede Is#adi,(7ogya, JiS, "%)

B9;III'

B9;I4' ;ihat li Said 5amanik, 0enomena %artai Keadilan:4rans6ormasi <= 4ahun$erakan 4ar)i#ah di Indonesia,(>akarta: eraju, "")' ;ihat

juga 7udi ;ati, Inteligensia Muslim dan Kuasa: $eneologi

28



Inteligensia Muslim Indonesia ')ad ke*<=, (>akarta: -i@an,"2), h' 21G&26'

B9;4' 0oorhaidi Hasan, EIdeologi,Identitas dan 8konomi Politik ekerasan: -en$ari -odelSolusi -engatasi n$amanJadikalisme dan erorisme diIndonesia,F Majalah %risma,

4ol' "G, Oktober "1, h' %&"+'B9;4I' BSJB , E-emotret Pemahaman

Islam Jadikal di alangan-ahasis#a: Studi asus UI0Syari Hidayatullah >akarta danUni/eristas IndonesiaF(>akarta: ;aporan HasilPenelitian, "1")'

B9;4II'5alam sur/ei yang dilakukanBSJB terhadapa paramahasis#a di UI0 >akarta dan

Uni/ersitas Indonesia, tingkatradikalisme di keduauni/ersitas ini denganmenggunakan tiga indikatormemperlihatkan angka yang$ukup tinggi' 5i UI, misalnya,mahasis#a yang memilikike$enderungan radikalmen$apai 1K,+ , sedangkandi UI0 >akarta justru lebihtinggi, men$apai "+ ' ;ihathasil penelitian BSJB ,E-emotret Pemahaman IslamJadikal di alangan

-ahasis#a: Studi asus UI0Syari Hidayatullah >akarta danUni/eristas IndonesiaF(>akarta: ;aporan HasilPenelitian, "1")'

B9;4III' Jid#an al -akassary hmad *aus = (8d')'

Benih*)enih Islam radikal dimasjid : studi kasus akarta

dan !olo. Biputat: BSJB UI0Syari Hidayatullah' "1'

B9;I9' Hairus Salim HS, 0ajib ailani 0ikmal @ekiah' %olitik

5uang %u)lik !ekolah> Negosiasi dan Jesistensi diS-U0 di 7ogyakarta'

7ogyakarta: BJBS U*-, "11'B;' ?%endidikan Kewargaan di

%esantren,F ;aporanPenelitian, erja Sama Puska;abSosio =ISIP UI dan ;itbang5epag JI, >uli&gustus, "6'

B;I' Pudji -ulyono, Kelompok Keagamaan (i Kampus %erguruan 4inggi Umum:Sebuah ajian Sosiologis,-imbar >urnal gama dan3udaya, 4ol' "+ 0o' + tahun"6

B;II' -ukhammad -urdiono,!trategi Internalisasi Nilai

Moral 5eligius (alam %roses %em)elajaran di %erguruan4inggi, >urnal Bakra#alPendidikan, ;P- U07, tanpatahun

B;III' ;ilik 0ur holidah, Implementasi strategipem)elajaran mata kuliahpendidikan agama Islam pada

%erguruan 4inggi Negeri di!ura)a#a, 5isertasi,Uni/ersitas 0egeri -alang,

"1B;I4' Hener, Jobert (8d')'

Making Modern Muslims. 4he %oliti"s o6 Islami" @du"ation in!outheast 'sia' Honolulu:Uni/ersity o Ha#ai?I Press'"G'

;L

urgensi penelitian paham keagamaan dosen

Documents