urgensi bimbingan pranikah dalam upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga...
TRANSCRIPT
URGENSI BIMBINGAN PRANIKAH DALAM UPAYA
PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN MARO
SEBO ILIR, KABUPATEN BATANGHARI
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana
strata satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
Eli Sukmawarni
NIM : UB. 150091
PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
MOTTO
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka
datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.
dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah
dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira
orang-orang yang beriman.” (QS. al-Baqarah : 223)1
1 Anonim, al-Qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Depertemen Agama RI, 1985)
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT atas kasih sayang dan Karunia-
Nya yang telah memberikanku Kekuatan serta membekaliku ilmu dan
pengetahuan sehingga diberikan kemudahan dalam menyusun skripsi ini.
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullullah Muhammad Saw
Semoga kelak kita mendapatkan Syafaat dari beliau. Aamiin ya Rabb...
Teristimewa ku persembahkan karya kecil ini kepada Cahaya Hidupku yang
sangat aku sayangi Ayahanda (NAJMI) dan Ibunda (ZAMLIHO)Tercinta,
Terkasih, dan yang Tersayang sebagai Tanda Bakti, Hormat dan Terimakasih
yang setulusnya.
Tiada kata yang bias menggantikan segala Sayang, Usaha, Do’a, Semangat dan
materi yang telah diberikan untuk penyelesaian tugas akhir ini dibangku kuliah.
Semoga ini menjadi awal untuk membuat Ayah Dan Ibu Bahagia.
Teruntuk Seluruh Keluarga besarku yang Tercinta, yakni Untuk Adikku yang ter
Cinta (WAHYU) Terimakasih atas Do’a , Cinta, Kasih Sayang dan Bantuanmu
selama ini.
Terkhusus untuk ALMAMATER dan KAMPUS BIRU...
Tidak Terlupakan juga untuk Sahabat Surgaku (HANA MUKAROMAH, RIZKHA
ARMELY dan SAUQI RAHMA PUTRI) juga untuk sahabatku HODIPA,dan kakak
DEDEK ASMAWATI.
Teman-teman seperjuangan BPI ’15. Serta teman-teman keluarga kos CEMARA,
Terimakasih untuk do’a, nasehat, hiburan, kerjasama, ide, traktiran, tebengan
dan Semangat yang kalian berikan.
Semoga dimudahkan Segala Urusan Dunia dan Akhirat kita oleh Allah SWT.
Aamiin...:D
ABSTRAK
Pada zaman sekarang masalah dalam pernikahan atau masalah kehidupan
dalam rumah tangga tidak bisa dihindari, baik mulai dari masalah kecil maupun
masalah besar yang akan mengakibatkan terjadinya kekerasan dalam rumah
tangga dan juga bisa berujung pada perceraian. Ada banyak faktor yang
menyebabkan tidak tercapainya kehidupan rumah tangga yang sesuai dengan yang
diharapkan. Di dalam membangun kehidupan berumah tangga, diperlukan
persiapan yang baik mental, finansial dan pengetahuan tentang pernikahan. Maka
perlulah adanya Bimbingan pranikah di awal sebelum melaksanakan Pernikahan
agar bisa membantu calon pengantin memiliki ilmu atau bekal dalam
mempersiapkan diri untuk menjadikan kehidupan rumah tangga yang bahagia
dunia dan akhirat.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskripstif. Pada penelitian ini
bermaksud melihat langsung bagaimana pelaksanaan bimbingan pranikah bagi
calon pengantin dalam upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga di KUA
kecamatan Maro Sebo Ilir kabupaten Batanghari, serta mengetahui kendala dan
upaya yang dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan obsevasi,
wawancara,dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan
penelitian komparatif.
Hasil penelitian ini adalah menunjukkan adanya urgensi pelaksanaan
bimbingan pranikah dalam upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, ada
dua tahap pelaksanaan yaitu pra pelaksanaan dan tahap pelaksanaan, dan adapun
materi yang di sampaikan ialah tentang pernikahan, hukum dan tujuan, keutamaan
menikah, memilih pasangan hidup, keluarga sakinah, kedudukan suami istri, dan
adab hubungan intim, media yang digunakan ialah media lisan, metode yang
digunakan ialah metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Dan adapun
kendala yang ditemukan dalam bimbingan ialah dilihat dari penyuluh, calon
pengantin dan waktu pelaksanaan bimbingan pranikah, dan Upaya mengatasi
kendala yang terjadi ialah dengan diadakannya sosialisasi, Penyuluhan oleh pihak
KUA ataupun pemerintah dan juga bekerja sama dengan tokoh Agama yang ada
dilingkungan masyarakat tersebut, mengadakan pengajian dan memberikan
nasehat pernikahan setelah akad nikah.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdullillah puji syukur tiada hentinya-hentinya kehadirat Allah AWT.
yang telah menganugrahkan penulis dengan memberikan kesehatan, kemudahan
dan sedikit bekal pengetahuan, serta rezeki sehingga penulis menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Sholawat beriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita
Nabi Muhammad SAW. beliau seorang Nabi yang telah membawa kita umatnya
dari zaman kebodohan menuju zaman yang telah diterangi oleh ilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan saat sekarang ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam upaya penyelesaian karya tulis
ini banyak mengalami hambatan dan rintangan yang ditemui, baik disebabkan
keterbatasan maupun kekurangan penulis. Namun berkat bantuan, motivasi dan
dukungan dari berbagai pihaklah penulis dapat menyelesaikan dalam bentuk
skripsi yang berjudul “Urgensi Bimbingan Pranikah dalam Upaya Pencegahan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga di KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir
Kabupaten Batanghari ” guna melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana Srata Satu (S-1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) pada
fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultah Thaha Saifuddin Jambi. Tak
lupa pula rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr.Hadri Hasan,M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi As’ari, M.A. Ph.D sebagai wakil rektor I Bidang
Akademik dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat,M,Pd.
Sebagai wakil rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan
Keuangan, dan Ibu Dr. Hj. Fadhila Jamil, M.Pd sebagai Wakil Rektor III
Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN STS Jambi.
3. Bapak Samsu,S.Ag.,M.Pd.I.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi .
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani,SH.M.Hum selaku Wakil Dekan Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani,SH.M.Hum selaku Pembimbing I dan Ibu
Neneng Hasanah, M.Pd.I selaku Pembimbing II.
6. Bapak Dr.Pirhat Abbas. M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................
NOTA DINAS ..........................................................................................................
PENGESAHAN .......................................................................................................
MOTTO ...................................................................................................................
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .........................................
PERSEMBAHAN ....................................................................................................
ABSTRAK ...............................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................................................ 4
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................................. 5
E. Kerangka Teori ......................................................................................... 5
F. Metode Penelitian ..................................................................................... 18
F. Pemeriksaan Pengabsahan Data ................................................................ 21
G. Studi Relevan .......................................................................................... 23
BAB II KUA KECAMATAN MARO SEBO ILIR KABUPATEN
BATANGHARI
A. Profil KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir ....................................................... 25
B. Program Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan maro Sebo Ilir .............. 26
C. BP4 KUA ..................................................................................................... 29
D. Koordinasi Kantor Urusan Agama dengan Alim Ulama ............................. 30
E. Prestasi yang Pernah Dicapai ....................................................................... 30
F. Sarana dan Prasarana .................................................................................... 30
BAB III PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH DALAM UPAYA
PENCEGAHAN TERJADINYA KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA (KDRT)
A. Faktor-faktor Kekerasan Dalam Rumah Tangga ........................................ 33
B. Pelaksanaan Bimbingan Pranikah dalam Upaya pencegahan Kekerasan
dalam Rumah Tangga (KDRT) .................................................................... 36
BAB IV KEDALA DAN UPAYA YANG DIBERIKAN DALAM PENCEGAHAN
TERJADINYA KDRT
A. Kendala yang ditemukan dalam Bimbingan Pranikah ................................ 56
B. Upaya yang dilakukan dalam Mengatasi kendala yang Terjadi ................. 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 63
B. Rekomendasi ............................................................................................... 64
C. Kata Penutup ............................................................................................... 65
Daftar Pustaka .........................................................................................................
Lampiran .................................................................................................................
Curriculum Vitae ....................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jumlah Penduduk Kec.Maro Sebo Ilir ................................................ 25
Tabel 2 : Jumlah Nikah Rujuk Di KUA Kec. Maro Sebo Ilir ............................ 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi KUA Kec. Maro Sebo Ilir ..................................... 32
TRANSLITERASI2
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
th ط ` ا
zh ظ B ب
a` ع T ت
gh غ Ts ث
f ف J ج
q ق Ch ح
k ك Kh خ
l ل D د
m م Dz ذ
n ن R ر
w و Z ز
h ه S س
؍ ء Sy ش
y ى Sh ص
Dh ض
B. Vokal dan Harkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
Aa اِى aa ا A ا
Aw ا و ii ا ى U ا
Ay ا ى uu ا و I اِ
2 Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jambi (Jambi : Fak.Ushuluddin Iain STS JAMBI, 2014),136-137.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kebesaran Allah SWT ialah telah diciptakan manusia secara
berpasang-pasangan, ada laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi dalam
suatu ikatan pernikahan. Agama Islam menganjurkan pemeluknya untuk menikah,
karena dengan menikah seseorang akan memperoleh ketenangan hidup serta dapat
menjaga diri dari perbuatan yang di larang.
Setiap orang yang memasuki pintu gerbang kehidupan berkeluarga harus
melalui pintu perkawinan. Mereka tentu menginginkan terciptanya suatu keluarga
atau rumah tangga yang bahagia sejahtera lahir dan batin serta memperoleh
keselamatan hidup dunia dan akhirat.3
Pernikahan merupakan ikatan suci yang menyatukan dua orang insan
menjadikan hal yang tadinya haram dilakukan menjadi halal untuk dilakukan
setelah akad terucapkan, jadi pernikahan bukan hanya keinginan seorang saja
tetapi pernikahan merupakan ibadah kepada Allah Swt. Supaya pernikahan
menjadi ibadah yang baik, maka pernikahan haruslah di landaskan dengan Agama
Islam, sehingga akan mewujudkan ketentraman dan kebahagiaan hidup yang
menjadi tujuan dalam pernikahan.
Seperti telah dikatakan dalam Undang-undang tentang Perkawinan pasal 1
Nomor 1 Tahun 1974 menetapkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir dan batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.4
Tujuan hukum pernikahan islam adalah untuk melindungi moral manusia.
Islam melarang perzinaan dan hubungan diluar pernikahan. Maksudnya adalah
memaksa kedua jenis manusia lelaki dan wanita untuk mendisiplinkan keinginan
3 Membina Keluarga Sakinah(Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah,2007) 1 4 Bimo Walgito,Bimbingan & Konseling Perkawinan, (Yogyakarta: CV. ANDI
OFFSET,2017), 138. 1
nafsu alami mereka dari ketidak sopanan.5 Firman Allah Swt: Qs. Ar-Rum ayat
21:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Rum : 21)6
Ayat tersebut telah menjelaskan alasan mengapa Allah menciptakan untuk
kita pasangan-pasangan dari jenis kita sendiri. Tujuannya, agar kita memperoleh
sakinah.7 Untuk mengarungi kehidupan berumah tangga, diperlukan kematangan,
baik secara fisik, mental maupun pengetahuan yang cukup. Dalam ikatan
pernikahan itu tidak akan terlepas dari masalah-masalah dalam keluarga, baik
masalah kecil sampai masalah besar, dan dari pertengkaran-pertengkaran kecil
sampai pada perceraian. Penyebabnya bisa terjadi dari kesalahan di awal
pembentukan rumah tangga, yaitu pada awal sebelum masa-masa pernikahan dan
juga muncul pada saat-saat berumah tangga.
Rumah tangga seharusnya menjadi tempat yang menyediakan
ketentraman(sakinah) bagi setiap orang atau rumahku surgaku. Namun ada
perilaku kekerasan yang sering kali terjadi, dan menyebabkan ranah yang paling
privat di sebuah masyarakat ini justru berdampak bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak tidak berjalan maksimal karena diliputi dengan rasa ketakutan
dan khawatir berkepanjangan, hingga luka fisik,dan ancaman pembunuhan.
Ada banyak faktor penyebab terjadinya perceraian salah santunya adalah
kekerasan dalam Rumah tangga, yang mana dewasa ini banyak ditemukan kasus
KDRT dimana korbannya lebih banyak kaum wanita, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan maupun penderitaan secara fisik, psikologis, atau penelantaran
5 Alimuddin Tuwu,bimbingan Nikah & Membina Rumah Tangga menurut al-Qur’an &
Sunnah, Diterjemahkan dari buku”Kitaabun Nikaah” oleh Maulana Muhammad Ibrahim
Palanpuri dan Maulana Zahier Ragie Saheb (Bandung: Pustaka Radhan, 2008),31-32. 6 Anonim, al-Qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Depertemen Agama RI, 1985)
7 Hamsah hasan et. al., Buku Panduan Lengkap Agama Islam (Jakarta: Qultum
Media,2010), 233.
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Provinsi Jambi terus meningkat.
Hal ini berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan
Perempuan (BPMPP) Provinsi Jambi. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan
BPMPP Provinsi Jambi, mengatakan bahwa, dari tahun 2010 hingga 2015 angka
kekerasan terhadap perempuan dan anak hanya sekitar 60 lebih kasus. Jumlah itu
meningkat di tahun 2016, tercatat 108 kasus KDRT.8
Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana (BPPKB)
Kabupaten Batanghari, menyebutkan Kekerarasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
merupakan kasus menonjol atau meningkat sepanjang 2015, pada tahun 2014
terdapat 21 kasus KDRT. Dan untuk tahun 2015 meningkat menjadi 38 kasus
KDRT.9
Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, itu dikarenakan kurangnya
bekal atau ilmu agama dalam membangun kehidupan berumah tangga. Di sanalah
diperlukan adanya bimbingan khusus, yaitu bimbingan yang diberikan tersebut
kepada calon mempelai, sebagai bekal memasuki kehidupan baru. Diantara bekal
yang ditanamkan adalah nilai-nilai keagamaan dalam berumah tangga, kesiapan
mental, mengarungi kehidupan bersama pasangannya, mengetahui pengetahuan
yang cukup masalah hak-hak dan kewajiban sebagai suami atau sebagai istri
sesuai dengan ajaran islam.
Diantara faktor-faktor penyebab perceraian yang diklasifikasikan
pengadilan agama adalah faktor moral (pologami tidak sehat, krisis akhlak,
cemburu), meninggalkan kewajiban (kawin paksa, ekonomi, tidak ada tanggung
jawab), kawin dibawah umur, menyakiti jasmani (kekejaman jasmani, kekejaman
mental), dihukum, cacat biologis, dan terus menerus berselisih (politis, gangguan
pihak ketiga, tidak ada keharmonisan). Sebagai bagian dari upaya menekan
jumlah angka perceraian di Indonesia, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam (Dirjen Bimas Islam) Kementrian Agama mengeluarkan peraturan Nomor
8 Wartawan Jambi Update, Jambi Update, Terbit Jumat, 24 Februari 2017, Diambil
melalui JambiUpdate.co. 9 Heriyanto, Antara Jambi, Terbit Kamis, 18 Februari 2016, Diambil melalui Antara
Jambi.
DJ.II/491 Tahun 2009 tentang Kursus Calon Pengantin, yang diperbarui dengan
Peraturan Dirjen Bimas Islam No.DJ.II/542 Tahun 2013 sebagai dasar hukumnya.
Kursus pra nikah adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dan penumbuhan kesadaran kepada remaja usia nikah tentang kehidupan rumah
tangga dan keluarga. Remaja usia nikah adalah laki-laki muslim berumur
sekurang-kurangnya 19 tahun dan perempuan muslimah 16 tahun, tujuan
pelaksanaan suscatin/kursus pranikah tersebut antara lain adalah untuk
mewujudkan keluarga sakinah. Keluarga sakinah ialah keluarga yang didasarkan
atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara
serasi dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara internal keluarga dan
lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai
keimanan, ketakwaan dan akhlakul karimah.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tersebut karena melihat kondisi yang terjadi dari permasalahan diatas.
Dengan penjelasan yang penulis kemukakan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul proposal “URGENSI BIMBINGAN
PRANIKAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN
MARO SEBO ILIR KABUPATEN BATANGHARI”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang pemikiran atas, masalah pokok yang diangkat
sebagai kajian utama penelitian ini adalah:
1. Apa urgensi pelaksanaan Bimbingan Pranikah yang dilakukan di Kantor
Urusan Agama (KUA) kec. Maro Sebo Ilir?
2. Apa saja kendala yang ditemui dalam pelaksanaan Bimbingan Pranikah?
3. Bagaimana Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang terjadi?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini difokuskan
pada satu permasalahan. Dimana hal ini untuk menghindari objek bahasan yang
keluar dari koridor yang diharapkan. Oleh karena itulah dalam penelitian peneliti
membatasi masalah yang akan dibahas hanya tentang bagaimana upaya yang
dilakukan dalam Mengantisipasi terjadinya kasus KDRT(kekerasan dalam rumah
tangga) bagi calon pengantin.
Batasan geografis penelitian ini hanya pada penyuluh/bp4 (sebanyak 4
orang )dan kepala KUA kec. Maro Sebo Ilir, dan klien (7 orang) di kelurahan
Terusan. Hal ini dilakukan karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam
melakukan penelitian, maka dari itu peneliti membuat batasan dalam masalah
penelitian.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Pelayanan bimbingan pranikah di Kantor Urusan
Agama Kelurahan Terusan.
b. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui bagaimana metode Bimbingan yang diberikan
kepada calon pengantin.
2) Untuk apasaja kendala-kendala yang dialami oleh penyuluh ketika
melakukan bimbingan kepada calon pengantin.
3) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan penyuluh dalam mengatasi
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk Pengembangan ke
Ilmu Jurusan dan Bimbingan Penyuluhan Islam.
b. Secara Praktis
1) Sebagai sumbangan pemikiran bagi penyuluh, masyarakat serta calon
pengantin di Kantor Urusan Agama kelurahan terusan.
2) Memberi pengalaman kepada peneliti khususnya.
E. Kerangka Teori
Demi memudahkan pemahaman pembaca, didalam landasan teori ini akan
di jelaskan penjabaran masing-masing variabel dan keterkaitannya antara satu
dengan yang lain, yaitu sebagai berikut:
1. Pengertian Urgensi
Urgensi ialah keharusan yang mendesak, hal yang sangat penting.10
2. Pengertian Bimbingan
Winkel mendefinisikan bimbingan : (1) usaha untuk melengkapi individu
dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) cara
untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mepergunakan
secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan
pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat
menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat, dan menyusun rencana
yang realistis sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri
dalam lingkungan tempat mereka hidup, (4) proses pemberian bantuan atau
pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan
pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan,
dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.11
Guidance; yang berasal dari kata guide (bimbingan); yang mempunyai arti,
menunjukkan jalan, menuntun, mengatur, mengarahkan, memberikan nasehat.
Sehingga bimbingan adalah memberikan informasi dengan cara menyajikan
pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau
memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat, atau mengarahkan,
menuntun ke suatu tujuan. 12
Kata “Guidance” yang kata dasarnya “guide”
mempunyai beberapa arti:
a. Menunjukkan jalan (showing the way)
b. Memimpin (leading)
c. Memberikan Petunjuk (giving instruktion)
10
Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diakses pada 20 Juni 19 melalui :
https://kbbi.web.id/urgensi. 11
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling (Bandung: Cv. Pustaka Setia, 2010),14-15. 12
Abu Bakar Baraja,Psikologi Konseling dan Teknik Konseling.(Jakarta Timur: Studia
Pres,2006) 1
d. Mengatur (regulating)
e. Mengarahkan (governing)
f. Memberi nasehat (giving advice)13
Jadi bimbingan lebih mengarah untuk memberikan petunjuk dan nasehat
atau arahan kepada terbimbing agar mampu mandiri dan berusaha untuk
menyelesaikan masalahnya sendiri. Kebanyakan orang mengaitkan bimbingan
dengan konseling. Perlu diingat bahwa bimbingan dan konseling itu jauh berbeda
dimana bimbingan itu sendiri merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada
seseorang atau kelompok yang belum memiliki masalah, bimbingan sebagai
upaya pencegahan dari masalah yang akan timbul. Sedangkan konseling diberikan
kapada seseorang yang memiliki masalah dan dapat menyelasaikan masalahnya
dengan proses konseling.
Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan
kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian
kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal, yaitu perkembangan yang
sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.14
2. Fungsi Bimbingan
a. Pemahaman
Membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
Agama).
b. Preventif
Yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi sebagai masalah
yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami oleh peserta didik.
c. Pengembangan
Yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan ligkungan belajar
yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa.
13
Thohirin,Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah.(Jakarta:PT. Rajagrafindo
Persada2014) 15 14
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan,Landasan Bimbingan dan Konseling(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005), 6-7.
d. Perbaikan (penyembuhan)
Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.
e. Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan
karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya.
f. Adaptasi
Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor,
guru atau dosen untuk menadaptasikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat, kemauan, dan kebutuhan individu (siswa).
g. Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program
pendidikan, peraturan sekolah atau norma agama.15
Jika diatas sudah dibahas mengenai pengertian Bimbingan dan fungsi
bimbingan, kemudian arti dari Pranikah itu sendiri berasal dari kata pra dan nikah.
Pra merupakan awalan yang brermakna sebelum,16
nikah adalah perjanjian antara
laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi). Jadi Bimbingan
Pranikah merupakan kegiatan pemberian bantuan dan penyuluhan berupa
penasehatan, bimbingan serta pengarahan mengenai pernikahan kepada calon
pasangan suami istri yang akan melangsungkan pernikahan.
3. Pernikahan
Di antara salah satu anjuran agama Islam adalah menikah. Pernikahan
menurut pandangan Islam tidak akan pernah menjadi penghalang seseorang untuk
mencapai spiritual tetinggi manusia. Bahkan seseorang yang belum menikah
dianggap belum memenuhi setengah dari agamanya.
Manusia adalah salah satu makhluk Allah Swt yang paling sempurna.
Segala potensi yang dimiliki makhluk lain dapat menyatu dalam diri makhluk
yang bernama manusia. Oleh karena itu manusia dipilih oleh Allah Swt untuk
memikul tanggung jawab atas perbuatannya. Mereka bertanggung jawab untuk
15
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan,Landasan Bimbingan dan Konseling. 17 16
Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), 607.
menjaga fisik yang diberikan Allah agar tidak rusak. Mereka bertanggung jawab
menjaga hati yang diberikan Allah Swt agar tidak ternoda. Mereka bertanggung
jawab untuk dapat memilih yang baik dengan akalnya.17
Nikah secara bahasa berarti al-wath’u [hubungan seksual] dan secara syariat
adalah akad yang memperolehkan seseorang melakukan hubungan seksual dengan
menggunakan lafadz inkaah [nakahtuka, zawajtuka] atau terjemahannya.
Dan menikah adalah salah satu bentuk tanggung jawab yang diemban
manusia berakal. Tanggung jawab untuk tetap menciptakan keharmonisan antara
kebutuhan diri dengan ajaran agama. Tanggung jawab untuk tetap menjaga diri
dan jiwanya kembali pada Allah Swt dalam keadaan suci. Suci dan bersih dari
pelanggaran-pelanggaran syariat yang telah diharamkan.
Bahkan menikah adalah salah satu bentuk perilaku paling beradab dari
makhluk yang berakal dalam memenuhi kebutuhan biologisnya. Maka inilah yang
membedakan manusia dengan hewan. Namun menikah tidak untuk tujuan yang
sesederhana itu yang membuktikan bahwa manusia berbeda dengan hewan. Islam
membuat rumus berpikir dan menyampaikan pada umatnya bahwa menikah
adalah untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah,warahmah.
a. Dasar perkawinanan
Dasar perkawinan menurut ajaran Islam, yang pertama adalah
melaksanakan Sunnatullah seperti tercantum dalam Al-Qur’an :
Artinya : “Dan kawinilah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin
Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha
Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.(QS. An-Nur : 32)18
Dan yang kedua adalah untuk mengamalkan sunnah Rasullullah sebagaimana
disebut dalam hadist Nabi :
17
Ummi Rabiah as-Syafi’i, Membangun Keluarga Islami Sejak Dini (Jakarta:Alita Media,
2009) 34 18
Anonim, al-Qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Depertemen Agama RI, 1985)
“Perkawinan adalah peraturanku, barang siapa yang benci kepada
peraturanku, bukanlah ia termasuk umatku” (Bukhari dan Muslim).
Dasar perkawinan dalam undang-undang No. 1 tahun 1974 bahwa:
Pasal 1
“perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa”.19
Perkawinan
disamping mempunyai nilai ikatan yang nyatanya formil, secara lahir dapat
tampak, juga mempunyai ikatan batin ini tentunya merupakan inti dari
perkawinan itu. Lebih lanjut diterangkan dalam penjelasan pasal 1 ini bahwa
perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan kerohania, sehingga
bukan hanya unsur jasmani tapi unsur batin berperan penting.
Pasal 2
(1) Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu.
(2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Perkawinan merupakan salah satu aktivitas individu. Aktivitas individu
umumnya akan terkait pada suatu tujuan yang ingin dicapai oleh individu yang
bersangkutan, dengan demikian pula dalam hal perkawinan. Karena perkawinan
merupakan suatu aktivitas dari pasangan, maka sudah selayaknya mereka
mempunyai tujuan tertentu. Tetapi karena perkawinan itu sendiri terdiri dari dua
individu maka ada kemungkinan bahwa tujuan mereka itu tidak sama. Bila hal
tersebut terjadi, maka tujuan itu harus dibulatkan agar tercipta satu kesatuan
dalam tujuan tersebut.
Pasal 1 undang-undang Perkawinan dengan jelas telah menyebutkan bahwa
tujuan dari perkawinan adalah untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Diantara suami dan
istri mungkin mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain. Namun demikian
bahwa antara suami dan istri demi membentuk keluarga yang bahagia perlu
mempersatukan tujuan yang akan dicapai dalam perawinan itu. Hal ini memang
19
Ishak Solih,Manajemen Rumah Tangga.(Bandung:Angkasa,1994) 17
tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak dapat dilaksanakan. Tujuan yang sama
harus benar-benar diresapi oleh setiap pasangan dan harus disadari bahwa tujuan
itu akan dicapai secara bersama-sama, bukan hanya oleh istri atau suami saja.
b. Tujuan Perkawinan
Tujuan perkawinan itu ialah membentuk keluarga yang bahagia, tetapi juga
bersifat kekal. Ini berarti bahwa dalam perkawinan perlu disadari bahwa sekali
kawin untuka seterusnya, berlangsung untuk seumur hidup, untuk selama-
lamanya. Pasangan suami istri akan berpisah bila salah satu pasangan tersebut
meninggal dunia. Karena itu diharapkan agar pemutusan ikatan suami istri itu
tidak terjadi kecuali karena kematian, pemutusan ikatan antara suami istri dalam
bentuk perceraian menjadi jalan terakhir, bila usaha-usaha lain memang benar-
benar tidak dapat memberikan pemecahan. Dalam undan-undang perkawinan
dengan jelas dinyatakan batasan-batasan itu; dan bagi pegawai negeri sipil masih
dikaitkan dengan peraturan pemerintah No. 10 tahun 1983 yang mengetatkan akan
terjadinya kemungkinan perceraian tersebut.20
Tujuan hukum pernikahan islam adalah untuk melindungi moral manusia.
Islam melarang perzinaan dan hubungan diluar pernikahan. Maksudnya adalah
memaksa kedua jenis manusia lelaki dan wanita untuk mendisiplinkan keinginan
nafsu alami mereka dari ketidak sopanan.21
Firman Allah Swt: Qs. Ar-Rum ayat 21:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri (manusia), supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram (sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Sesungguhnya pada
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemahaan-Nya) bagi kaum
yang berpikir.” (QS. Ar-Rum[30]:21)22
20
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Perkawinan.(Yogyakarta: Andi,2017) 17 21
Alimuddin Tuwu,bimbingan Nikah & Membina Rumah Tangga menurut al-Qur’an &
Sunnah, Diterjemahkan dari buku”Kitaabun Nikaah” oleh Maulana Muhammad Ibrahim
Palanpuri dan Maulana Zahier Ragie Saheb (Bandung: PUSTAKA RADHAN, 2008),31-32. 22
Anonim, al-Qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Depertemen Agama RI, 1985)
Adapun tujuan lain dari pernikahan adalah untuk memelihara pandangan
mata dan menjaga kehormatan diri sebagai mana dinyatakan dalam hadits Nabi
saw, yang Artinya:
“Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata. Rasullullah telah berkata kepada
kami “Hai sekalian pemuda, barang siapa diantara kamu telah sanggup
kawin, maka hendaklah ia kawin. Maka sesungguhnya kawin itu
menghalangi pandangan (terhadap yang dilarang oleh Agama) dan
memelihara Faraj. Dan barang siapa yang tidak sanggup hendaklah ia
berpuasa. Karena puasa itu adalah perisai baginya” (Bukhari Muslim).
Dan untuk mendapatkan keturunan yang sah serta sehat jasmani, rohani dan
sosial, yang kuat iman, kuat ilmu dan kuat amal sehingga mereka itu akan dapat
membangun hari depannya yang lebih baik, bagi dirinya, keluarganya dan
masyarakat serta bangsa dan negaranya.
Tanpa adanya tujuan itu menikah hanyalah suatu pengembaraan hawa nafsu
yang mengombang-ambingkan hati dan jiwa. Sehingga bukan ketenangan,
ketentraman serta kenyaman yang didapat, melainkan kekalutan yang akan
mengakibatkan hati menjadi lalai dan lupa atas tujuan hidup yang sebenarnya.
c. Langkah-langkah Menuju Pernikahan
1). Disunnahkan Melihat Bakal istri sebelum Pernikahan
Disunnahkan seorang laki-laki memandang wanita yang ingin dinikahi,
karena pandangan peminang terhadap terpinang merupakan bagian dari sarana
keberlangsungan hidup pernikahan dan ketentraman.
Syarat Islam memperbolehkan pandangan terhadap wanita terpinang
padahal asalnya haram memandang wanita lain yang bukan mahram. Hal ini
didasarkan pada kondisi darurat, yakni unsur keterpaksaan untuk melakukan hal
tersebut karena masing-masing calon pasangan memang harus mengetahui secara
jelas permasalahan orang yang akan menjadi teman hidup dan secara khusus
perilakunya. Ia akan menjadi bagian yang paling penting untuk kelangsungan
pernikahan, yakni anak-anak dan keturunannya. Demikian juga diperbolehkan
bagi masing-masing laki-laki dan wanita memandang satu sama lain pada
sebagian kondisi selain khitbah, seperti pengobatan, menerima persaksian, dan
menyampaikan persaksian. Hal tersebut termasuk masalah pengecualian dari
hukum asal keharaman pandangan laki-laki terhadap wanita dan sebaliknya.
2). Khitbah
Jika seorang laki-laki dan seorang wanita telah melihat calon pasangannya
sesuai dengan yang diajarkan agama dan hati keduanya sudah merasa cocok atau
berkenan , maka langkah selanjutnya ialah yang mewakilinya mengajukan
pinangan atau khitbah atau melamar, sebagai pendahuluan pernikahan, namun
belum akad nikah.
Khitbah merupakan permintaan seorang laki-laki untuk menguasai seorang
wanita tertentu dari keluarganya dan bersekutu dalam urusan kebersamaan hidup.
Atau dapat pula diartikan, seorang laki-laki menampakkan kecintaannya untuk
menikahi seorang wanita yang halal dinikahi secara syara’. Adapun
pelaksanaannya beragam; adakalanya peminang itu sendiri yang meminta
langsung kepada yang bersangkutan, atau melalui keluarga, dan atau melalui
utusan seseorang yang dapat dipercaya untuk meminta orang yang dikehendaki.
3). Akad Nikah
Setelah seorang wanita telah dikhitbah oleh seorang laki-laki maka langkah
selanjutnya ialah akad nikah. Dan setelah akad nikah inilah laki-laki dan
perempuan tersebut sah menjadi pasangan suami istri. Dalam melaksanakan akad
nikah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a). Rukun Pernikahan
(1). Adanya calon mempelai Pria dan Wanita
(2). Adanya wali dari calon mempelai perempuan
(3). Dua orang saksi pria
(4). Adanya ijab: ucapan penyerahan calon mempelai wanita dari walinya
atau wakilnya kepada calon mempelai pria untuk dinikahi.
(5). Adanya Qobul, yaitu; ucapan penerimaan pernikahan oleh calon
mempelai pria atau wakilnya.
b). Syarat Pernikahan
(1). Bagi calon mempelai pria:
(a). Beragama Islam
(b). Pria
(c). Tidak dipaksa
(d). Tidak beristri empat orang
(e). Bukan muhrimnya calon istri itu
(f).Tidak mempunyai calon istri yang haram dimadu, dengan istrinya
(g). Mengetahui calon istrinya itu tidak haram dinikahinya
(h). Tidak sedang dalam ihram, haji atau umrah
(i). Tidak terdapat halangan perkawinan
(2). Bagi calon mempelai wanita:
(a). Beragama islam
(b). Wanita (bukan banci)
(c). Telah memberi izin kepada wali untuk menikahkannya
(d). Tidak bersuami atau dalam iddah
(e). Bukan mahramnya calon suami itu
(f). Belum pernah dili’an (Sumpah Li’an) oleh calon suaminya
(g). Jelas orangnya
(h). Tidak sedang dalam ihram, haji atau umroh.
(3). Bagi saksi pernikahan:
(a). Dua orang pria
(b). Beragama Islam
(c). Sudah dewasa
(d). Hadir dalam ucapan akad nikah
(e). Dapat mengerti maksud akad nikah
(4). Bagi aqad nikah
(a). Adanya ijab (Penyerahan) dari wali
(b). Adanya Qobul (Penerimaan) dari calon suami
(c). Ijab harus menggunakan kata-kata nikah atau yang seperti
dengannya.
c). Larangan Perkawinan
(1). Karena adanya halangan
(a). Hubungan darah terdekat (Nasab)
(b). Hubungan Persusuan (Radha’ah)
(c). Hubungan persaudaraan (Mushaharah)
(d). Talak ba’in kubro
(e). Pemaduan
(f).Telah beristri empat
(g). Masih bersuami/dalam iddah
(h). Perbedaan agama
(i). Ihram haji/umrah
(2). Batalnya pernikahan karena:
(a). Adanya hubungan mahram antara pria dan wanita disebabkan:
Kerabat dekat, Hubungan susuan dan Hubungan persemendaan.
(b). Tidak terpenuhinya rukun nikah
(c).Terjadinya murtad bagi yang beragama Islam23
4). Mahar
Maskawin atau dalam bahasa fikihnya mahar adalah wajib hukumnya bagi
seorang lelaki untuk diberikan kepada calon mempelai wanita. Mahar adalah salah
satu bentuk penghormatan dan penghargaan Islam secara syariat kepada kaum
perempuan. Mahar bisa disebut juga dengan ash-shadaaq, nihlah atau ajr.
Kewajiban membayar mahar itu berdasarkan firman Allah Swt,:
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian dengan penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan
kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka
makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik
akibatnya.” (QS. An-Nisaa’[4]:4)
Mahar atau maskawin, sesuai dengan aturan dan ajaran Islam yang sahih
harus disebutkan pada saat akan nikah. Mengingat Rasullullah Saw sendiri selalu
menyebutkan maharnya dalam akad nikah beliau. Dan seorang suami tidak boleh
menggauli mempelai wanita jika ia belum membayar maharnya. Mahar ini
23
Tim Penyusun Buku Panduan Calon Pengantin,Membina Keluarga Sakinah, 21
walaupun bukan termasuk rukun nikah tapi posisinya sama dengan rukun nikah
yakni sama-sama harus ada.
4. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan kekerasan yang
mengakibatkan timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga. Di dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah
tangga. Dalam pasal 5 UU No.23 Tahun 2004 diatur bahwa setiap orang dilarang
melakukan kekerasan secara fisik, seksual, psikologis, terhadap orang dalam
lingkup rumah tangganya.24
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 ini diharapkan menjadi alat yang
mampu menghentikan budaya kekerasan yang ada di masyarakat, justru dari akar
agen pengubah kebudayaan, yaitu keluarga. Perempuan sebagai pendidik pertama
dan utama dalam keluarga, diharapkan mampu mengembangkan nilai-nilai kasih
sayang, kesetaraan dan kesederajatan, kepedulian satu sama lain, sehingga mampu
menyingkirkan pola-pola tindakan agresif dari anak-anak dan remaja. Karena
pada saatnya, tradisi kekerasan yang diwarisi dari pola pengasuhan dalam
keluarga ini, akan berhadapan dengan persoalan hukum negara jika tetap
dipelihara.
Kekerasan dalam rumah tangga ini berpotensi menjadi sumber per
masalahan sosial dimudian hari. Perceraian dengan kekerasan yang sebagian
korbannya adalah perempuan dan anak-anak ini dapat menambah jumlah anak
putus sekolah dan kekurangan kasih sayang, menurunnya produktifitas keluarga,
menambah jumlah keluarga miskin baru, serta menjadi sumber berbagai penyakit
sosial lain.
Hak dan kewajiban suami istri dalam UU Perkawinan ada bab tersendiri
yang mengatur mengenai Hak dan Kewajiban Suami-Istri, yaitu berdasarkan UU
No. 1 Tahun 1974, suami istri memiliki hak dan kewajiban salah satu diantaranya
ialah suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia, dan
24
Tim penyusun, Buku saku untuk calon Pengantin, 4.
memberikan bantuan lahir batin yang satu pada yang lain. Setiap suami wajib
memuliakan dan menghormati istri serta tidak menyakitinya. Rasullullah saw.
Bersabda:
“ Hendaknya engkau memberi makan istrimu apabila engkau makan,
memberinya pakaian apabila engkau berpakaian, dan janganlah engkau
memukul wajah, menjelek-jelekkan, dan meninggalkannya kecuali didalam
rumah.” (HR Abu Daud)25
Ada dua faktor yang menyebabkan timbulnya KDRT, yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yakni kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat
terjadi sebagai akibat dari semakin lemanya kemampuan adaptasi setiap anggota
keluarga yang memiliki kekuasaan dan kekuatan cenderung bertindak
deterministik dan eksploitatif terhadap anggota keluarga yang lemah. Dan faktor
eksternal yakni kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) muncul sebagai akibat
dari intervensi lingkungan di luar keluarga yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi sikap anggota keluarga, terutama orang tua atau kepala
keluarga, yang terwujud dalam perlakuan eksploitatif terhadap anggota keluarga
yang sering kali ditampakkan dalam pemberian hukuman fisik dan psikis yang
traumatik baik kepada anaknya, maupun pasangannya.26
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Untuk mengkaji persoalan dalam penelitian ini akan digunakkan pendekatan
penelitian deskriptif-kualitatif, yang meminjam istilah Kriek dan Miler dalam
Bogdan merupakan tradisi penelitian ilmu pengetahuan sosial bergantung pada
pengamatan manusia dalam kawasan yang berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasa dan peristilahan yang digunakan Bogdan dan Biklen, data
yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif adalah data di amati. Inilah yang
menjadi penyebab studi kualitatif diistilahkan Inquiry research naturalistik
research.27
25
Husein syahatah,ekonomi rumah tangga muslim (jakarta: Gema insani press,1998), 43. 26
Edwin Manumpahi,dkk, “Kajian Kekerasan Dalam Rumah Tangga Terhadap Psikologi
Anak”,e-journal”Acta Diurna”, V, No.1 (2016), 3. 27
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015), 218.
2. Setting dan Subjek penelitian
Setting dalam hal ini adalah lokasi tempat penelitian lapangan dilakukan.
Pemilihan setting harus disertai pertimbangan tertentu, misalnya pertimbangan
rasional, praktis, ataupun ekonomis. Penelitian mengambil lokasi di Kantor
Urusan Agama Kelurahan Terusan. Alasan KUA Kelurahan Terusan ini penulis
pilih sebagai setting penelitian, yaitu karena berdasarkan hasil observasi penulis,
penulis menemukan sesuatu yang unik dan menarik, yaitu belum pernah
sebelumnya diteliti.
Terlebih lagi alasan yang paling mendasar kenapa penulis ingin sekali
melakukan penelitian di KUA kelurahan Terusan adalah karena satu hal yaitu
KUA ini dalam beberapa tahun terakhir tidak ada mendapat pengaduan tentang
adanya kekerasan dalam rumah tangga maupun tentang perceraian.
Subjek adalah responden dan informan yang akan diminta keterangan.
Pemilih subjek ini dilandasi teori bahwa subjek yang baik adalah subjek yang
lama terlibat aktif dalam medan dan aktivitas yang diteliti, cukup mengetahui,
memahami, atau berkepentingan dengan aktivitas-aktivitas yang akan diteliti,
serta memiliki banyak waktu untuk memberikan informasi secara benar kepada
peneliti.28
Dalam menentukan subjek penelitian ini penulis mengunakan teknik
pengambilan sampel, yaitu mengunakkan Nonprobability Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,
sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball. Dan dalam
penelitian ini mengunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang di anggap paling
tahu tetang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan penelitian menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.29
Dan
didalam penelitian ini penyuluh/BP4 adalah subjek paling penting untuk
memberikan informasi yang penulis harapkan, sedangkan KUA dan lainnya
28
K.Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990), 45. 29
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D, 218.
menjadi faktor pendukung untuk menguji validas data dan menjadi perbandingan
antara jawaban Penyuluh/bp4 dan realita yang ada.
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia, situas i/peristiwa,
dan dokumentasi. Sumber data berbentuk perkataan maupun tindakan sumber data
orang yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara. Sumber data suasana/peristiwa berupa suasana yang bergerak
(peristiwa) ataupun diam (suasana). Meliputi ruangan suasana, dan proses.
Sumber data tersebutmerupakan objek yang akan diobservasi. Sumber data
dokumenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan
langsung dengan masalah yang diteliti.
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan sumber data penelitian yang dikumpulkan dan diolah suatu
organisasi atau perorangan dari objeknya. Data primer dari penelitian ini adalah
dari hasil wawancara langsung penulis bersama penyuluh/bp4 KUA kelurahan
Terusan. Kemudian para anggota yang terlibat disana. Data sekunder merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan di oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah,
jurnal, skripsi, buku-buku, dokumen-dokumen di Kantor Urusan Agama
kelurahan Terusan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik
yang dilakukan secara berkesinambungan agar keabsahan datanya dapat
dipertanggungjawabkan, ketiga teknik itu ialah:
Pertama, Observasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dengan
jalan pengamatan dan pencatatan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.
Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan terlibat, yakni pengamatan yang
dilakukan dengan keterlibatan peneliti dalam aktifitas yang diamati.
Kedua, Tujuan dari wawancara adalah untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan
ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.30
Ketiga, Dokumentasi merupakan metode pengukuran data melalui data-data
dokumenter, berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah. Agenda atau
pun jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek yang akan di teliti.
5. Metode/Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang di gunakan adalah teknik analisis data yang di
lapangan, analisis dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu,
pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang di
wawancarai. Bila jawaban yang di wawancarai setelah di analisis terasa belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
tertentu, diperoleh data yang kredibel. Miles dan Huberman, mengemukakan
bahwa aktifitas dalam menganalisis data kualitatif di lakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data nya sudah jenuh.
Aktifitas dalam menganalisis data, yaitu data reduksion, data displey, dan
konklution drawing or ferifikation.
Langkah-langkah analisi ini sebagai berikut :
a. Reduksi data ( data reduktion), yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola. Dengn
demikian data yang telah di teduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti unutk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya bila di perlukan.
b. Penyajian data atau data displey, yaitu penyajian data berupa narasi
pengungkapan secara tertulis agar alur kronologis peristiwa dapat mengungkap
apa yang terjadi di balik peristiwa itu. Dalam penelitian kualitatif, penjian data
bisa di lakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungna antar kategori,
flochart dan sejenisnya.
c. Penarikan kesimpulan(ferifiktion konklution), yaitu suatu kegiatan yang di
lakukan selama penilitaan berlangsung. Makna yang muncul harus selalu di uji
30
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, 233.
kebenaran dan kesesuaian nya melalui proses pemeriksaan keabsaan data
sehingga faliditas nya terjamin.31
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka peneliti
melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data melalui empat cara yakni:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Dilakukan lewat keikut sertaan peneliti dilokasi secara langsung dan cukup
lama, dalam upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimoangan yang
mungkin mengurangi keabsahan data, karena kesalahan penilaian data (data
distertion) oleh peneliti atau responden, di sengaja atau tidak sengaja. Distorse
data dari peneliti dapat muncul karena adanya nilai-nilai bawakan dari peneliti
atau saat adanya keterasingan peneliti dari lapangan yang di teliti , sedangkan
distorsi data dari responden, dapat timbul secara tidak sengaja, karena responden
berupaya memberikan informasi fiktif yang dapat menyenangkan peneliti, atau
pun menutupi fata yang sebenrnya.
Distorsi data tersebut, dapat dihindari melalui perpanjangan keikut sertaan
peneliti di lapangan yang di harapkan dapat menjadikan data yang diperoleh
memiliki derajat reabilitas dan faliditas yang tinggi, perpanjangan keikut sertaan
peneliti pada akhirnya juga akan menjadi semacam motifasi unutk menjalin
hubungan baik yang saling mempercayai antara responden sebagai objek peneliti
dan peneliti.
2. Ketekunan Pengamatan
Dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara teliti, rinci, dan
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang mennonjol dalam penelitian.
Faktor-faktor tersebut selanjutnya di telaah, sehingga peneliti dapat memahami
faktor-faktor tersebut. Ketekunan pengamatan dapat dilakukan dengan upya
mendapatkan karakteristik data yang bener-bener relefan dan terfokus pada objek
penelitian.
Permasalahan dan fokus penelitian, hal ini dapat di harapkan pula untuk
mengurangi distorsi data ayng mungkin timbul akibat keterburuan penelitian
untuk menilai suatu persoalan, ataupun distorsi data yang timbul dari kesalahan
31
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, 249.
responden yang memberikan data secara tidak benar, misalnya berdusta, menipu
dan berpura-pura. 32
3. Triaggulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan, reabilitas
data melalui pemeriksaan data silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data
yang diperoleh dari banyaknya informan terdapat empat macam teknik
trianggulasi yang akan digunakkan dalam penelitian ini yaitu:
a. Sumber yaitu, membandingkan dan mengecek balik derajat reabilitas suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif.
b. Metode yaitu, teknik pengecekan keabsahan data dengan meneliti hasil
konsistensi, reabilitas, dan validitas data yang diperoleh dari metode
pengumpulan data tertentu. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan dalam
trianggulasi dalam metode yaitu: pengecekan derajat kepercayaan penemuan
hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode sumber yang sama.
c. Penyidik yaitu, teknik pengecekan data melalui perbandingan hasil daya yang
diperoleh dari satu pengamat dengan hasil penyidikan pengamat lainnya. Cara
ini dapat dilakukan bila penelitian dilakukan dalam suatu kelompok, dimana
masing-masing peneliti kemudian membandingkan hasil penelitianny.
d. Teori yaitu, pengecekan ke absahan data melalui berbandinggan dua atau lebih
teori yang berbicara tentang hal yang sama, dimaksudkan untuk mendapatkan
penjelasan banding tentang suatu hal yang diteliti. Penerapan teknik tersebut,
dapat dialakukan dengan memasukkan teori-teori pembanding dan
memperkaya dan membendingkan penjelasan pada teori utama yng digunakkan
dalam penelitian.33
4. Diskusi dengan Teman Sejawat
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan melakukan
diskusi dengan teman sejawat, guna memastikkan data yang diterima benar-benar
32
Lexy Moleong, metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,1996), 6 33
Yvoinna Lincoin & Egon S Cuba, Content Anaysis: An Indtroduction to its Methodology,
(Baverly Hills: Sage Publications, 1981), 327.
real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui cara
tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sambungan, masukan, dan saran
yang berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.
H. Studi Relevan
Kajian dan penelitian tentang urgensi bimbingan pranikah sudah banyak
dilakukan. Berdasarkan penelusuran terdapat beberapa karya yang membicarakan
urgensi bimbingan pranikah diantaranya karya Ruwaida dengan judul, bimbingan
badan penasehatan pembinaan dan pelestarian (BP4) terhadap calon suami istri
di KUA kecamatan kumpeh ulu muaro Jambi. Karya ini menceritakan tentang
proses bimbingan nasehat yang diberikan oleh calon pasangan suami istri di KUA,
menunjukkan bahwasanya proses bimbingan yang diberikan oleh penasehatan
berlangsung dengan baik, materi yang disampaikan berupa memili jodoh,
pengetahuan agama, hubungan suami istri.34
Kemudian karya ilmiah yang kedua yaitu Karya Pebriana Wulansari,
dengan judul Bimbingan Pranikah bagi calon pengantin sebagai upaya
pencegahan perceraian di KUA kedondong Pesawaran lampung, karya ini
ermaksud melihat langsung bagaimana pelaksanaan bimbingan pranikah bagi
calon pengantin serta menganalisis aspek yang menghambat bimbingan pranikah
di KUA tersebut. Hasil penelitian menunjukkan proses bimbingan pranikah di
KUA tersebut dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap pra pelaksanaan dan tahap
pelaksanaan. Tahap pra pelaksanaan yaitu masing-masing calon pengantin harus
memenuhi beberapa prosedur sebelum melaksanakan bimbingan pranikah. Pada
tahap pelaksanaan materi yang disampaikan yaitu tentang UU perkawinan fiqih
munakahaf, kesehatan (imunisasi), materi penyuluhan KB, dan materi upaya
membentuk keluarga sakinah. Materi tersebut dilakukan dengan metode ceramah
dan tanya jawab. Media yang di gunakan adalah media lisan.35
Karya yang ketiga, yaitu karya Oktavianna Hidayati, dengan judul Peranan
Kepolisian Dalam Mencegah Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Polresta
34
Ruwaida, bimbingan badan penasehat pembinaan dan pelestarian perkawinan (BP4)
terhadap calon suami istri,(Jambi: 2011), 63. 35
Pebriana Wulansari, Bimbingan Pranikah bagi calon Pengantin sebagai upaya
pencegahan Perceraian (Lampung: 2017), 88.
Bandar Lampung, karya ini menceritakan tentang upaya yang dilakukan
kepolisian dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga, yaitu dengan
memberikan sosialisasi kemasyarakat, pada polresta bandar lampung.36
36
Oktavianna Hidayati,Peranan Kepolisian Dalam Mencegah Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (Lampung: 2017), 79.
BAB II
KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN MARO SEBO ILIR
A. Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Maro Sebo Ilir
Kantor Urusan Agama adalah kantor yang melaksanakan sebagian tugas
kantor Kementerian Agama Indonesia di Kabupaten dan kotamadya di bidang
urusan agama islam dalam wilayah kecamatan.
Tabel .2.1
Jumlah penduduk
Kecamatan Maro Sebo ilir
DESA
(Village)
Laki-Laki
(Male)
Perempuan
(Female)
Jumlah
(Total)
Terusan 1.068 1.06 2.128
Kel. Terusan 879 873 1.752
Danau Embat 741 687 1.428
Bulian Jaya 1.458 1.262 2.72
Tidar Kuranji 947 873 1.82
Kehidupan Baru 576 510 1.086
Karya Mukti 691 587 1.278
Bukit Sari 793 682 1.475
Jumlah 7.153 6.534 13.687
Dalam melaksanakan tugasnya, maka Kantor Urusan Agama berfungsi
sebagai:
1. Penyelenggara statistik dan dokumentasi.
2. Penyelenggara surat menyurat, kearsipan, pengetikan, dan rumah tangga
Kantor Urusan Agama Kecamatan.
3. Pelaksanaan pencatatan pernikahan, rujuk, mengurus dan membina
masjid, zakat, wakaf, baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan dan
pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Dirjen Bimas Islam berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kantor Urusan Agama Kecamatan Maro sebo ilir beralamat di jalan
simpang Telkom Kelurahan Terusan Kecamatan maro sebo ilir, Kantor Urusan
Agama Kecamatan Maro Sebo Ilir terletak berdampingan dengan Kantor Camat
Maro Sebo Ilir dan Puskesmas Induk Kecamatan. Singkatnya, dari segi letak,
KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir berada dalam lingkungan perkantoran, hal ini
tentu saja memudahkan dalam kegiatan Lintas Instansi atau sektoral. Letaknya
yang strategis itu juga dapat menunjang pelayanan kepada masyarakat yang ingin
berurusan ke Kantor Urusan Agama (KUA).
Sejak didirikan pada tahun 2005, KUA Kecamatan Maro Sebo ilir sampai
saat ini telah mengalami 3 (tiga) orang Pemimpin/Kepala, yaitu:
1. Muzammil, S. Ag
2. Amiruddin Anshori, S. Sos. I
3. Arofah S.Hi
Sedangkan pegawai KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir saat ini berjumlah 4
orang, yaitu 4 laki-laki dan 1 perempuan, dan 1 orang Pramu Kantor (Tenaga suka
rela), jadi jumlah keseluruhannya berjumlah 5 orang.
B. Program Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan maro Sebo Ilir
Secara garis besar, program kerja KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir dapat
dibagi kepada beberapa bidang, yaitu:
1. Bidang Peningkatan Pelayanan
Peningkatan pelayanan dilaksanakan demi mencapai harapan dan
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan KUA Kecamatan Maro Sebo
Ilir. Bentuk pelayanan itu antara lain:
a. Dalam bidang NR yaitu menyiapkan segala blanko yang diperlukan
dengan baik.
b. Menghadiri, mengawasi dan mencatat peristiwa Nikah dan Rujuk
yang disampaikan oleh Catin.
c. Meningkatkan pelayanan pembinaan kepada calon pengantin melalui
kursus Calon Pengantin (Suscatin) serta peningkatan pembinaan
keluarga sakinah bagi pasangan Pasca nikah melalui bimbingan BP4.
d. Menyaksikan pengucapan Akta Ikrar Wakaf serta menerbitkan Akta
Ikrar Wakaf (AIW).
e. Mengesahkan Nadzir Wakaf, membantu proses sertifikasi tanah
wakaf di Badan Pertanahan Kabupaten Batang Hari melalui Seksi
Bimas Islam Kantor Kementrian Agama Kabupaten Batang Hari.
f. Pembuatan Surat Keterangan, Legalisir Kutipan Akta Nikah, Surat
Rekomendasi Alih Nikah, serta blanko-blanko NR lainnya yang
diperlukan oleh Desa/Kelurahan.
2. Bidang Kepenghuluan dan Keluarga Sakinah
a. Mengadakan pembinaan dan pelayanan Nikah dan Rujuk.
b. Mencatat dan mengatur pencatatan Nikah dan Rujuk.
c. Mengatur jadwal pelayanan Nikah dan Rujuk.
d. Meningkatkan Peran serta BP 4 Kecamatan dalam membantu
penyelesaian perkara/persoalan rumah tangga.
e. Mendata jumlah keluarga sakinah dalam wilayah kerja KUA
Kecamatan Maro Sebo Ilir.
f. Pelayanan yang baik dalam pelaksanaan akad nikah dan menyiapkan
Buku Kutipan Akta Nikah yang langsung diberikan kepada
pengantin ketika selesai acara Akad Nikah.
g. Memberikan Nasihat perkawinan kepada pengantin tentang keluarga
sakinah.
3. Bidang Kemasjidan
a. Mendata nama-nama Masjid, Mushollah dan Langgar beserta
pegawai syara’ nya.
b. Mendata status tanah masjid, luas bangunan dan tahun berdirinya.
c. Pembinaan kemasjidan dan tertib administrasi kemasjidan.
d. Pembinaan Majelis Ta’lim dan Badan Kontak Majelis Ta’lim
(BKMT).
e. Pembinaan remaja masjid disetiap/kelurahan.
f. Pembinaan Pengajian antara magrib dan isya (PAMI) untuk
memberantas buta aksara al-Qur’an dalam Kecamatan Maro sebo
Ilir.
4. Bidang Zakat, Wakaf dan Ibadah Sosial (Zawaibsos)
a. Peningkatan dan Pelaksanaan UU No. 38 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat, UU No. 41 tahun 2004 Tentang Wakaf, PP No.
42 tahun 2006 tentang pelaksanaan UU No. 41 tahun 2004.
b. Pemberdayaan Badan Amil Zakat Kecamatan (Bazkec) dan terus
berupaya menumbuh kembangkan dan membentuk unit-unit
Pengumpulan Zakat di desa/kelurahan.
c. Koordinasi dengan Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) serta Seksi
Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kantor Kementrian Agama
Kabupaten Batang Hari.
d. Pembinaan Amil Zakat baik di desa/kelurahan maupun di
Kecamatan.
e. Menginventarisir tanah-tanah wakaf yang belum bersertifikat untuk
segera diproses dan didaftarkan ke PPAIW KUA Kecamatan Maro
Sebo Ilir serta menertibkan direktori tanah wakaf.
f. Membuat laporan penerimaan dan penyaluran Zakat, Infak, dan
sadaqah dalam setiap tahun.
5. Bidang Ibadah Haji
a. Penyuluhan haji bagi masyarakat, baik mengenai kewajiban bagi
yang mampu maupun prosedur pendaftaran ibadah haji.
b. Melaksanakan Bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji
c. Pembinaan dan pelestarian haji mabrur pasca haji.
d. Membentuk Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) tingkat
Kecamatan maro Sebo Ilir.
6. Bidang Umum
Bidang umum ini meliputi beberapa sub bidang, yaitu :
a. Kepegawaian
Program kerja Kecamatan Maro Sebo Ilir yang berhubungan dengan
bidang kepegawaian adalah sebagai berikut:
1) Pembinaan pegawai dan penerapan disiplin kerja
2) Peningkatan kualitas pegawai agar lebih profesional
3) Peningkatan kerja sama antar pegawai
b. Katata Usahaan
1) Meningkatkan tertib administrasi dan kearsifan
2) Membuat Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
3) Mendata ulang barang-barang inventaris kantor
4) Pengaturan dan penyimpanan dengan baik berkas-berkas NR,
seperti Akta Nikah, Model NB dan arsip lainnya.
5) Tersedianya Papan data statistic Nikah-Rujuk, Zakat, Data
Jumlah Penduduk, Data Masjid, data/struktur Organisasi
Pegawai KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir.
c. Keuangan
1) Menerima, dan kemudian menyetorkan keuangan biaya NR ke
Kas Negara melalui BRI.
2) Meningkatkan tertib administrasi keuangan.
C. Bp4 di KUA
Badan penasehatan pembinaan dan pelestarian perkawinan (BP4)
merupakan sebuah lembaga yang bertujuan untuk mempertinggi mutu perkawinan
guna mewujudkan keluarga yang sejahtera. Bp4 kecamatan yang ada di KUA
kecamatan yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pendidikan kepada
masyarakat khususnya kepada remaja pra usia nikah, calon pengantin (catin) yang
akan melangsungkan pernikahan serta penasehatan kepada keluarga yang
bermasalah.
Adapun dalam menjalankan tugas dan fungsi Bp4 kecamatan terdapat
faktor-faktor pendukung dan penghambatnya, faktor pendukungnya adalah
meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti keluarga yang
sejahtera dan bahagia, sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya
sosialisasi dan pelatihan terhadap keberadaan Bp4, namun dengan hambatan-
hambatan tersebut Bp4 telah berupaya memberikan bimbingan agar tercipta
keluarga yang bahagia.
D. Koordinasi Kantor Urusan Agama dengan Alim Ulama
Kabupaten Batang Hari berpenduduk mayoritas beragama Islam. Demikian
juga dengan Kecamatan Maro Sebo Ilir. Kehidupan masyarakat yang religius
tersebut tentu saja tetap membutuhkan bimbingan dam penyuluhan dari tokoh-
tokoh Agama dan tidak terkecuali dari Kantor Urusan Agama itu sendiri. Oleh
karena itu maka Kepala KUA beserta pegawai senantiasa menjalin kerja sama
yang baik dengan tokoh-tokoh Agama di desa/kelurahan, sebagian dari mereka itu
juga dahulunya adalah Pembantu Penghulu, yang mana para pembantu penghulu
ini adalah figure yang disegani dan dihormati ditengah-tengah masyarakatnya.
Pihak KUA juga menjalin kerjasama dengan MUI Kecamatan maupun MUI
Kabupaten, ikut serta dalam mengisi jadwal khutbah jum’at, khutbah hari raya
maupun kegiatan safari ramadhan. Sehingga dari kegiatan tersebut diharapkan
akan semakin meningkatkan pengetahuan dan kualitas kehidupan beragama
masyarakat.37
E. Prestasi yang pernah dicapai
1. Terbaik I pemilihan KUA Kecamatan Berprestasi tingkat Kabupaten
Batanghari tahun 2009.
2. Terbaik I pemilihan KUA Kecamatan Terbersih tingkat Kabupaten
Batanghari tahun 2014.
F. Sarana dan Prasarana KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir
1. Ruang Kepala
2. Ruang Tata Usaha dan Arsip
3. Ruang penghulu dan BP4
4. Ruang Penyuluh/Nikah
5. Dapur
6. WC38
Bimbingan Pranikah di KUA kec. Maro Sebo Ilir, dilaksanakan jika ada
calon pengantin yang mendaftar nikah di KUA tersebut, bimbingan pranikah ini
diwajibkan bagi setiap calon pengantin untuk mengikutinya. Bimbingan Pranikah
dilaksanakan seminggu sebelum akad pada pukul 10:00-11:30 WIB atau sesuai
kesepakatan bersama kapan bisanya calon pengantin mengikuti bimbingan
pranikah yang dilaksanakan di ruangan KUA kec.Maro Sebo Ilir.
37
Kantor Urusan Agama Kecamatan Maro Sebo Ilir 38
Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di KUA Kecamata Maro Sebo Ilir
Kabupaten Batanghari
G. STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA KEMENAG
Herman, Sag, MH
NIP: 197401052000031001
KASUBBAG TU
H. MUSLIM S.Ag, M.Sy
NIP: 196511111996031001
KASI BIMAS ISLAM
ABDUL RAHMAN, S.Ag
NIP: 196603231989121002
KEPALA KUA
AROFAH S.Hi
NIP : 198312202005011003
PENGADMINISTRASI NR
(NIKAH RUJUK)
SAIFUL ANWAR
NIP : 196312311983031034
PENGADMINISTRASI
DOKSTIK
AHMAD YASIRI
NIP : 198302092006041002
PENGADMINISTRASI
ZAWAIBSOS
SAIFUL ANWAR NIP : 196312311983031034
PENGADMINISTRASI
KEMASJIDAN
AHMAD YASIRI
NIP : 198302092006041002
PENGADMINISTRASI
HAJI/UMRAH
AHMAD YASIRI NIP : 198302092006041002
PENGADMINISTRASI
LINTAS SEKTORAL
SAIFUL ANWAR
NIP : 196312311983031034
PENGADMINISTRASI
PRODUK HALAL
AHMAD YASIRI
NIP : 198302092006041002
PENGADMINISTRASI
UMUM
SAIFUL ANWAR
NIP : 196312311983031034
OPERATOR SIMKAH
ARDIANSYAH S.Pd
PRAMU KANTOR
BAB III
URGENSI BIMBINGAN PRANIKAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN
TERJADINYA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
A. Faktor-faktor Kekerasan dalam Rumah Tangga
Menurut undang-undang no.23 tahun 2004 kekerasan dalam rumah tangga
adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
ancaman, pemaksaan, atauperampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam lingkup rumah tangga.39
Adapun faktor-faktor terjadinya kdrt adalah sebagai berikut:
1. Faktor individu ( seperti korban penelantaran anak, penyimpangan psikologis,
penyalahgunaan alkohol, dan riwayat kekerasan dimasa lalu.
2. Faktor keluarga (seperti pola pengasuhan yang buruk, konflik dalam
pernikahan, kekerasan oleh pasangan, rendahnya status sosial ekonomi,
keterlibatan orang lain dalam masalah kekerasan).
3. Faktor komunitas (seperti kemiskinan, angka kriminalitas tinggi, mobilitas
penduduk tinggi, banyaknya pengangguran, perdagangan obat terlarang,
lemahnya kebijakan institusi, kurangnya sarana pelayanan korban, faktor
situasional)
4. Faktor lingkungan sosial (seperti perubahan lingkungan sosial yang cepat,
kesenjangan ekonomi, kesenjangan gender, kemiskinan, lemahnya jejaring
ekonomi, lemahnya penegakan hukum, budaya yang mendukung kekerasan,
tingginya penggunaan senjata api ilegal, masa konflik/pasca konflik.40
Didalam rumah tangga kekerasan lebih sering dialami oleh seorang istri dan
juga anak, terkadang kekerasan yang dialami oleh seorang istri tidak hanya satu
bentuk kekerasan saja yang di lakukan oleh suaminya, melainkan hampir semua
bentuk kekerasan yang dialaminya selama pernikahan. Berdasarkan wawancara
39
Evi Tri Jayanthi, “Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga
pada Survivor yang ditangani oleh Lembaga Sahabat Perempuan Magelang”,Dimensia,Vol.3, No.
2 (2009). 37 40
Mery Ramadani dan Fitri Yuliani, “Kekerasan dalam Rumah Tangga(KDRT) sebagai
salah satu isu kesehatan masyarakat secara global”,Jurnal kesehatan masyarakat andalas, Vol.9,
No. 2 (2015). 81-82 34
peneliti dengan ibu Arifah seorang ibu rumah tangga dan juga seorang guru
honorer yaitu:
“[S]uami sayo ni orangnyo kelihatannyo pendiam jarang nian keluar rumah
kalo sedang dak kerjo, cuma kalo dio marah tu suko nampar dan nendang
kadang jugo berkato-kato kasar, dio jugo suko minum-minuman keras, judi
dan jugo dio sekarang sudah ado tigo istri lagi yang dinikahinyo secara sirih,
istrinyo ni masih kayak anak SMA lah, dan itu membuat sayo sangat sedih
sekali tapi yo bagaimano lah lagi mungkin sudah cobaan dan dio ado pulak
turunan dari keluargo dio karno semua abang-abang nyo jugo banyak punyo
istri dan yang paling sedikit tu duo lah istrinyo, kemarin sebenarnyo sayo
mau mintak cerai tapi dio dak mau, dan jugo sayo bertahan di dalam rumah
tanggo ni karno sayo mikirin anak-anak sayo jugo yang masih kecil-kecil.”41
Adapun hasil wawancara peneliti dengan ibu Hanifa seorang ibu rumah
tangga, yaitu:
“[K]alo suami sayo dio memang suko marah tapi marah be kayak bilang
namo-namo hewan tapi kalo mukul atau nampar dak pernah, dio tu emosian
be lah, tapi kalo dio marah tu akibatnyo anak-anak sayo jadi takut kadang-
kandang jugo nangis dibuatnyo”.42
Perempuan sebagai makhluk yang seharusnya disayangi dan di lindungi,
justru menjadi objek kekerasan yang dilakukan oleh para laki-laki yang berada
sangat dekat dengan mereka. Pandangan terhadap perempuan yang sering
dianggap lebih rendah dan dapat diperlakukan sesukanya oleh suaminya sendiri.
Ketika seseorang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, maka akan ada
dampak yang di rasakan oleh seorang istri selaku korban kekerasan dalam rumah
tangga. Adapun dampak tersebut meliputi rasa takut, cemas, letih, kelainan, stress
post traumatic, serta gangguan makan dan tidur yang merupakan reaksi panjang
dari tindak kekerasan. Dan juga dampak yang lainnya adalah mengalami sakit
fisik, tekanan mental, menurunnya rasa percaya diri dan harga diri, mengalami
rasa tidak berdaya, mengalami ketergantungan pada suami yang sudah menyiksa
dirinya, mengalami stres psca trauma, mengalami depresi, dan adanya keinginan
untuk bunuh diri. Dampak kekerasan terhadap si istri adalah kinerja menjadi
buruk, lebih banyak waktu dihabiskan untuk mencari psikolog ataupun psikiater,
dan merasa takut kehilangan pekerjaan.
Dampak kekerasan bagi anak ialah kemungkinan kehidupan anak akan
dibimbing dengan kekerasan, peluang terjadinya perilaku yang kejam pada anak-
41
Arifah, ibu rumah tangga, Wawancara dengan peneliti, 8 Maret 2019, kelurahan terusan. 42
Hanifa, ibu rumah tangga, Wawancara dengan peneliti, 23 juni 2019, kelurahan terusan.
anak akan lebih tinggi, anak dapat mengalami depresi, dan anak berpotensi akan
melakukan kekerasan pada pasangannya apabila telah menikah karena anak
mengimitasi perilaku dan cara memperlakukan orang lain sebagaimana yang
perilaku yang dilakukan oleh orang tuanya.
Menurut undang-undang No.23 Tahun 2004 tindak kekerasan terhadap istri
dalam rumah tangga dibedakan kedalam 4 macam:
1. Kekerasan Fisik
Kekerasan Fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
sakit atau luka berat. Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini
atara lain ialah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut(menjambak),
menendang, menyudut dengan rokok, memukul atau melukai dengan senjata
dan sebagainya.
2. Kekerasan Psikologis/emosional
Kekerasan psikologis/kekerasan emosional adalah perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan
untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan atau penderitaan psikis berat pada
penderita.
Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional adalah
penghinaan, komentar-komentar yang menyakitkan atau merendahkan harga
diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam atau menakut-nakuti sebagai
sarana memaksakan kehendak.
3. Kekerasan seksual
Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari
kebutuhan batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa selera
seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.
4. Kekerasan Ekonomi
Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah
tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena
persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau
pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari kekerasan jenis ini ialah tidak
memberi nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri. 43
43
Undang-Undang No.23 Tahun 2004
Tindak kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri sebenarnya
merupakan unsur yang berat dalam tindak pidana, dasar hukumnya adalah
KUHP (kitab undang-undang hukum pidana) pasal 356 yang secara garis besar
isi pasal yang berbunyi: “Barang siapa yang melakukan penganiayaan terhdap
ayah, ibu, istri atau anak,diancam hukuman pidana”.44
B. Urgensi Pelaksanaan Bimbingan Pranikah dalam Upaya Menccegah
terjadinya KDRT
Urgensi bimbingan pranikah bagi catin ialah awal terbinanya kehidupan
rumah tangga sangat bergantung pada pembekalan awal sebelum calon pengantin
melangsungkan pernikahan. Bimbingan pranikah adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar memiliki kesiapan dalam menjalankan pernikahan
dan kehidupan berumah tangga bisa selaras dengan ketentuan dan petujuk Allah
Swt, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, sehingga
bimbingan pranikah diwajibkan untuk diikuti oleh setiap calon pasangan
pengantin agar dapat mencagah munculnya konflik-konflik didalam rumah
tangga. Berdasarkan wawancara peneliti dengan bapak Kepala KUA kec. Maro
Sebo Ilir:
“[B]imbingan pranikah itu sangat penting karena itu merupakan salah satu
upaya yang dibuat oleh pemerintah dalam mencegah terjadinya kekerasan dalam
rumah tangga. Dan bimbingan pranikah ini di wajibkan bagi setiap pasangan
calon pengantin untuk mengikuti bimbingan atau suscatin sebelum
melangsungkan pernikahan. Dan salah satu tujuannya menjalankan kehidupan
rumah tangga yang bahagia, sakinah otomatis kekerasan rumah tangga ini akan
minim terjadi.”45
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam No.DJ.II/542
Tahun 2013 pasal II tentang pedoman penyelenggaraan kursus pranikah, maksud
dan tujuan dibuat peraturan ini ialah untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam mewujudkan
keluarga sakinah, mawaddah warahmah serta mengurangi angka perselisihan,
perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga. Adapun hasil wawancara peneliti
44
Sahuri Lasmadi, dkk, “Penyuluhan Hukum Tentang Perlindungan terhadap Korban
Kekerasan dalam Rumah Tangga di Desa Sebapo Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi”,
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, Vol. 29 , No.4 (2014), 76 45
Arofah, kepala KUA kec. Maro Sebo Ilir, Wawancara dengan peneliti, 20 Maret 2019,
kelurahan terusan, Rekaman Audio.
dengan calon pengantin (Dahlia dan arisman) yang telah mengikuti bimbingan
pranikah:
“[M]enurut sayo Bimbingan pranikah ini sangat bagus y, karena disini kita
di berikan banyak ilmu pengetahuan tentang bagaimana mengjalani kehidupan
rumah tangga, apa-apa saja tugas dan tanggung jawab seorang istri maupun
suami, dan sayo juga merasa terbantu lah dengan adanya bimbingan pranikah
yang diadokan di KUA ni.46
Bimbingan memiliki fungsi yaitu salah satunya ialah fungsi preventif yaitu
lebih bersifat mencegah agar sesuatu tidak terjadi, sesuai asal katanya yaitu
prevent yang artinya mencegah terjadinya atau munculnya problem pada diri
seseorang.47
Pelaksanaan Bimbingan Pranikah di KUA kec. Maro Sebo Ilir ini dilakukan
dengan dua tahap yaitu tahap prabimbingan dan tahap pelaksanaan, dan
mewajibkan catin mengikuti persyaratan yang telah ditentukan oleh KUA, yaitu:
mendaftar, mengisi formulir, dan melengkapi administrasi pelaksanaan
pernikahan. Sedangkan proses pelaksanaan bimbingan bagi calon pengantin
dilakukan dengan cara memberikan materi bimbingan pranikah kepada calon
pengantin, mengenai pernikahan, kiat-kiat memilih pasangan, kewajiban dan hak
suami istri, dan lain sebagainya.
C. Materi bimbingan pranikah
Sebelum melakukan bimbingan pranikah atau kursus calon pengantin maka
pembimbing harus mempersiapkan materi-materi yang akan di sampaikan kepada
para calon pengantin. Materi merupakan bahan yang digunakan oleh pembimbing
dalam melakukan proses bimbingan pranikah. Adapun materi Bimbingan
Pranikah yang di sampaikan kepada calon pengantin pada saat Bimbingan ialah
sebagai berikut:
1. Pernikahan
Nikah secara bahasa berarti al-wath’u [hubungan seksual] dan
secara syariat adalah akad yang memperolehkan seseorang melakukan
hubungan seksual dengan menggunakan lafadz inkaah [nakahtuka,
zawajtuka] atau terjemahannya.
46
Dahlia dan Arisman calon pengantin Wawancara Peneliti, 08 maret 2019, Kelurahan
Terusan. 47
Arofah, Kepala KUA kec. Maro Sebo Ilir
Dan menikah adalah salah satu bentuk tanggung jawab yang
diemban manusia berakal. Tanggung jawab untuk tetap menciptakan
keharmonisan antara kebutuhan diri dengan ajaran agama. Tanggung
jawab untuk tetap menjaga diri dan jiwanya kembali pada Allah Swt
dalam keadaan suci. Suci dan bersih dari pelanggaran-pelanggaran
syariat yang telah diharamkan.
Bahkan menikah adalah salah satu bentuk perilaku paling beradab
dari makhluk yang berakal dalam memenuhi kebutuhan biologisnya.
Maka inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Namun menikah
tidak untuk tujuan yang sesederhana itu yang membuktikan bahwa
manusia berbeda dengan hewan. Islam membuat rumus berpikir dan
menyampaikan pada umatnya bahwa menikah adalah untuk menciptakan
keluarga yang sakinah, mawaddah,warahmah.
2. Hukum dan Tujuan pernikahan
Kata hukum memiliki dua makna, yang dimaksud disini ialah:
Pertama,sifat syara’(hukum yang ditetapkan syara’ apakah dituntut
mengerjakan atau tidak,itulah yang disebut hukum taklifi yaitu hukum
pembebanan, menurut ulama ushul fiqh) pada sesuatu seperti wajib,
haram, makruh, sunnah, dan mubah.
Kedua, buah dan pengaruh yang ditimbulkan sesuatu menurut syara’,
seperti jual beli adalah memindahkan pemilikan barang terjual kepada
pembeli dan hukum sewa menyewa (ijarah) adalah pemilikan penyewa
pada manfaat barang yang disewakan. Demikian juga hukum perkawinan
atau pernikahan berarti penghalalan masing-masing dari sepasang suami
istri untuk bersenang-senang kepada yang lain, kewajiban suami terhadap
mahar dan nafkah terhadap istri, kewajiban istri untuk taat terhadap
suami dan pergaulan yang baik.48
Tujuan utama menikah ialah agar terhindar dari api neraka. Firman Allah
Swt: Qs. Ar-Rum ayat 21:
48
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul wahhab Sayyed Hawwas,Fiqh
Munakahat.(Jakarta:Amzah,2011) 43
. “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri (manusia), supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram (sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Sesungguhnya pada
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemahaan-Nya) bagi kaum
yang berpikir.” (QS. ar-Rum[30]:21)49
3. Keutamaan Menikah
Salah satu keutamaan menikah ialah sebagai berikut:
a. Menikah merupakan Anugerah dari Allah Swt kepada nabi Muhammad
Saw dan nabi-nabi terdahulu.
Allah Swt menjadikan pernikahan sebagai bentuk dari salah satu
anugrah dia untuk menunjukkan kasih sayang-Nya pada hamba. Dan atas
anugrah tersebut kita yang hendak ingin menuju ke jenjang pernikahan
dan telah menikah sudah seharusnya untuk mengucap syukur al-
hamdulillah. Dan anugrah tersebut sebaiknya dijaga, dibina dan
dipelihara dengan baik sebagai bentuk ungkapan syukur. Seseorang yang
tidak menghargai pernikahan dan menyia-nyiakannya adalah orang yang
tidak mengerti bersyukur. Apalagi mereka yang merusak dan
menghancurkan pernikahan, mereka adalah orang yang sama sekali tidak
menghargai dan mensyukuri anugerah yang diberikan oleh Allah Swt.
b. Menikah merupakan sunah atau anjuran dari para nabi terutama dari
Rasullullah Saw melalui sabdanya yang sahih. Dalam sebuah ayat Allah
Swt berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu
dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak
49
Anonim, al-Qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Depertemen Agama RI, 1985)
ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat)
melainkan dengan izin Allah Swt. Bagi tiap-tiap masa ada kitab (yang
tertentu)”. (QS. Ar-Ra’d[13]: 38)
c. Tanda Kekuasaan Allah Swt
Menikah merupakan nikmat yang Allah Swt ciptakan untuk
menunjukkan kuasa-Nya. Supaya manusia bisa memahami bahwa
menikah merupakan tanda dari kekuasaan Allah Swt, yang mengantarkan
hati kita pada nilai-nilai tauhid. Sehingga dapat menambah dan
memperkuat iman (keyakinan) yang ada dalam hati kita. Kebutuhan
manusia akan hidup berpasangan adalah bukti kebesaran Allah Swt.
d. Dibukakan Pintu Rezeki
Rezeki adalah tanggung jawab Allah Swt sebagai Rabb dari alam
semesta ini. Untuk segala hal yang berada di luar jangkauan dan kuasa
kita, sebaiknya kita serahkan pada Allah Swt. Seperti halnya nasib ke
depan seseorang setelah menikah. Dan yang paling penting adalah
keyakinan bahwa Allah Swt pasti akan menolong mereka yang menikah
dengan niat dan tujuan yang mulia. Rasullullah saw bersabda “Ada tiga
golongan yang berhak atas Allah menolongnya: pencatat yang ingin
menunaikan (amanatnya), orang menikah yang ingin memelihara
kesucian, dan pejuang dijalan Allah Swt.” (HR. An-Nasa’i)
e. Menambah Generasi Muslim
Sesungguhnya Rasullullah Saw bangga dengan umatnya jika kelak
pada hari kiamat menjumpai mereka dengan keturunan yang banyak.
Suatu kebanggaan tersendiri bagi Rasullullah Saw jika kelak pada saat
semua umat dari seluruh Nabi dan Rasul umatnya terlihat banyak. Dan
oleh sebab itu menikah adalah cara kita sebagai umat Islam untuk ikut
berpartisipasi untuk memperbnyak jumlah generasi muslim.
f. Melahirkan Anak Saleh
Memiliki anak yang saleh dan patuh merupakan cita-cita semua
keluarga muslim, karena mereka tidak hanya membahagiakan kedua
orang tuanya pada saat masih hidup bahkan setelah meninggalpun
mereka mendo’akan keduanya dengan tulus. Inilah salah satu keutamaan
menikah yang paling di banggakan oleh manusia.
g. Menggenapi Setengah dari Agama
Salah satu cobaan yang paling berat bagi iman seseorang dalam
beragama adalah syahwat al-bathn (perut) dan syahwat al-farj
(kemaluan). Dua hal tersebut dapat menjerumuskan seseorang pada dosa
dan maksiat. Sehingga agama seseorang dapat rusak dan ternodai.
Namun jika syahwat kemaluan seseorang telah terlampiaskan dengan
benar sesuai dengan anjuran syariat Islam maka selamatlah seseorang
dari dosa akibat dari nafsu birahinya. Tinggal bagaimana ia dapat
menjaga syahwat yang kedua yaitu syahwat perutnya. Syahwat perut ini
dapat menjerumuskan seseorang pada makanan yang haram, mencari
harta dengan cara yang haram (korupsi), atau yang lain seperti israaff
(makan yang berlebihan).
Ketika seseorang telah menikah ia akan dapat menjalankan
agamanya dengan baik. Apalagi jika wanita yang dinikahi atau pria yang
dinikahi adalah orang yang saleh/saleha. Mereka akan saling menasehati
satu sama lain untuk tidak melakukan perbuatan baik dan amal ibadah.
Maka dengan kondisi seperti ini seseorang dapat menjaga iman dan
agamanya dengan baik.
Lain halnya dengan mereka yang masih sendiri, mereka dapat
membuat keputusan untuk berbuat apapun tanpa diingatkan oleh orang
lain. Dan pada saat malas dalam beribadah pun mereka akan larut tanpa
disadarkan oleh seorang pun. Menikah merupakan suatu proses untuk
menjadi hamba terbaik dalam ibadah dan amal kebajikan dengan sistem
team (kerja sama). Seseorang yang sendirian dapat melangkah dengan
kakinya ke manapun yang ia tuju. Akan tetapi jika seseorang telah
menikah maka selangkahpun kaki terangkat akan ditanya
tanggungjawabnya oleh sang istri atau suami. Dan ini akan merendam
keinginan kita untuk berbuat dosa dan juga menyemangati kita untuk
tidak beranjak selain pada kebaikan.50
50
Ummi Rabi’ah as-syafi’i,membangun keluarga Islami sejak dini,(jakarta: alita media,
2009) 64
4. Memilih Pasangan Hidup
Sebelum seseorang masuk kedalam proses pernikahan, lebih awal
setiap laki-laki muslim harus memiliki dasar atau tolak ukur untuk
menentukan kriteria calon mempelai (wanita) yang hendak dinikahinya.
Adapun kiat memilih pasangan hidup:
a. Kiat memilih istri
1) Agamanya Kuat (Shaleha)
Pernikahan adalah gerbang menuju rumah tangga yang akan
diarungi dalam kurun waktu yang sangat lama dan kelak ia akan
mempercayakan anak keturunannya untuk dididik dan diasuh oleh
istrinya tersebut atau ibu dari anak-anaknya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, menuturkan bahwa, Rasullullah
Saw bersabda:
“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karna hartanya, karena jalur
keturunannya (Nasab), karena kecantikannya, dan karena
agamanya. Dan utamakan agamanya, niscaya kamu akan bahagia.”
(HR. Muslim)
Satu hal yang paling penting untuk mendasari seseorang dalam
pernikahannya adalah demi kehidupan akhirat. Jika menikah untuk
kebahagiaan akhirat maka seseorang dapat menentukan bahwa agama
calon istri adalah yang utama. Namun jika menikah untuk kebahagiaan
dunia semata maka siapapun akan mengabaikan kesalehan dan memilih
hal-hal yang fana seperti kecantikan, harta atau nasab (keturunan).
2) Bukan Perempuan Fasik
Fasik adalah orang yang gemar melakukan kemaksiatan dan
meninggalkan semua perintah Allah Swt serta keluar dari tatanan yang
benar. Di dalam fikih fasik adalah seseorang yang pernah melakukan
dosa besar atau seringkali melakukan dosa kecil.
Dianjurkan untuk sebisa mungkin kepada umat islam untuk dapat
menghindari calon istri atau suami yang fasik. Karena kefasikannya ini
kelak dapat mengancam keharmonisan dan kebahagiaan keluarganya.
Itulah sebabnya Islam menganjurkan kepada calon mempelai pria untuk
memilih perempuan kerena agamanya.
3) Berakhlak Mulia
Akhlak yang mulia pada dasarnya masih terkait dengan kriteria
pertama (Agama). Tata krama dan kesopanan seorang istri sangatlah
penting untuk membina sebuah keluarga yang bahagia. Dengan
akhlaknya yang mulia seorang istri dapat menjaga harga diri suami.
Bahkan dapat mengangkat harkat suami di mata tetangga dan
masyarakat.
4) Diutamakan yang masih gadis
Rasullullah Saw bersabda,
“Nikahilah wanita yang gadis, karena mereka lebih lembut
berucap, rahim mereka lebih subur, dan lebih ridha terhadap yang
sedikit.”
Karena jika seorang perempuan telah menikah maka biasanya
sering membandingkan sifat-sifat seseorang dengan suami pertamanya.
Sehingga jika ada salah satu dari sifat suami kedua yang bertentangan
dengan suami yang pertama, ia akan menentang dan membencinya.
Namun, sebenarnya hal ini bukan berarti memaksa seseorang untuk
harus selalu memilih perempuan yang masih gadis. Yang paling penting
adalah kebijaksanaan dalam memilih dan mengambil keputusan.
Seseorang boleh saja bahkan dianjurkan untuk menikah dengan seorang
janda jika dia memiliki banyak adik yang masih kecil sedangkan kedua
orang tuanya yang mengurus sudah tiada. Sebagaimana yang telah
dialami oleh sahabat Jabir yang kemudian dibenarkan oleh Rasullullah
Saw.
5) Perempuan subur
Mendapatkan keturunan merupakan salah satu tujuan utama
seseorang dalam berkeluarga, karena kelak diakhirat Rasullullah Saw
bangga dengan umatnya yang berjumlah banyak.
Wanita yang baik untuk dijadikan sebagai calon istri adalah
mereka yang rahimnya subur. Kebahagiaan seseorang dalam berkeluarga
adalah saat mereka memiliki keturunan. Anak, bagaimanapun juga
adalah buah hati setiap orang tua yang paling indah. Setiap orang tua
memiliki kecenderungan untuk mencintai anak ketika mereka sudah
berkeluarga.
Ada dua cara untuk mengetahui seorang wanita itu subur, yaitu
pertama, perempuan tersebut tidak menderita penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan rahimnya. Dan itu dapat diketahui oleh dokter
kandungan. Kedua, dengan cara melihat keluarga perempuan yang
hendak dinikahi. Jika dia dari keturunan yang subur maka dapat
dipastikan rahimnya juga subur.
6) Perempuan yang Sederajat
Maksud dari sederajat adalah sederajat dalam beberapa sisi. Seperti
jarak umurnya tidak berjauhan, pendidikan dan budayanya juga tidak
berbeda jauh. Hal ini penting untuk menjaga keharmonisan, kelak ketika
keluarga sudah terbentuk. Jika seseorang menikah dengan perempuan
dengan jarak umur yang terlalu jauh dikhawatirkan akan sering terjadi
perselisihan. Karena seorang perempuan yang masih belia tidak akan
berpikir sedewasa suaminya jika jaraknya hingga sepuluh tahun. Begitu
juga dengan suaminya, dapat dipastikan ia akan mengalami kejengkelan
tersendiri jika istri tidak mengerti tujuan-tujuan besar dalam keluarga.
Namun pada dasarnya al-kufu’ ini juga terkait dengan masalah
agama dan kekayaan sang perempuan. Agar kelak dengan kesamaan
tersebut tercipta hubungan yang harmonis dan serasi. Dalam sebuah
hadist Rasullullah Saw bersabda,
“Pilihkanlah (anak perempuan kalian) untuk lelaki yang bersih
(suci dari kemaksiatan dan dosa besar) dari kalian. Dan
nikahkanlah dengan mereka yang sederajat, dan melamarlah kalian
(para lelaki) pada mereka (orangtua-orangtua perempuan).
b. Yang tidak boleh dijadikan istri
Terdapat beberapa wanita yang haram untuk dinikahi oleh seorang lelaki.
Pengharaman tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yakni; keturunan (nasab),
hubungan pernikahan (al-mushaharah), dan karena susuan (ar-radha’ah).
Adapun wanita-wanita yang diharamkan karena hubungan nasab adalah:
1) Ibu
2) Anak perempuan kandung
3) Saudara perempuan kandung
4) Bibi dari pihak ayah
5) Bibi dari pihak ibu
6) Anak perempuan saudara laki-laki kandung
7) Anak perempuan saudara perempuan kandung
Wanita yang diharamkan karena hubungan pernikahan adalah:
1) Ibunya istri (baik istri tersebut hanya akad atau sudah digauli)
2) Anak perempuan istri (janda dengan anak). Dengan syarat istri
perempuan tersebut sudah digauli, namun jika istri belum digauli
(hanya akad kemudian cerai). Maka seseorang boleh menikahi anak
sang janda.
3) Istrinya anak (walaupun anaknya hanya sebatas akad kemudian cerai,
tidak digauli).
4) Istrinya bapak (walaupun bapaknya hanya sebatas akad kemudian
cerai, tidak digauli).
Wanita yang diharamkan karena hubungan saudara satu persusuan
adalah:
1) Wanita yang menyusuinya.
2) Ibunya wanita yang menyusuinya.
3) Ibunya suami dari wanita yang menyusuinya.
4) Cucu dan buyut (anaknya cucu) perempuannya wanita yang
menyusuinya.
5) Saudara perempuan sepersusuan (perempuan yang juga disusui oleh
wanita sama yang menyusui kita).
c. Kiat memilih suami
Ada beberapa kriteria yang harus ada pada diri seorang lelaki yang pantas
untuk diterima lamarannya atau dengan istilah lain lebih diutamakan. Berikut ini
penjelasannya:
1) Seiman
Merupakan kewajiban bagi para wali untuk menikahkan
putrinya dengan sorang lelaki beriman pada Allah Swt yang mau
mengamalkan pesan Rasullullah Saw dalam kehidupannya. Sabaiknya
seorang lelaki dan perempuan harus menikah dengan seseorang yang
seiman karena dengan begitu kehidupan akhiratnya akan terjaga.
2) Yang bisa menghargai wanita
Jauh sebelum pernikahan berlangsung calon mempelai wanita
hendaknya dapat memilih jodohnya dengan baik. Lihatlah lelaki pada
sikap dan perangainya, bukan tampangnya yang gagah dan ganteng.
Karena ketampanan dan kegagahan lelaki tidaklah menjamin
keharmonisan keluarga, tidak pula menjamin kebahagiaan wanita.
3) Yang direstui orang tua
Ridha dan restu orang tua adalah hal penting yang harus dimiliki
oleh mempelai perempuan(yang masih gadis). Karena orang tua jauh
lebih tahu tentang hidup berkeluarga. Dan berdasarkan pengalaman
orang tua dapat menganalisa sejauh mana seorang lelaki (yang akan
menjadi calon suami anaknya) mampu mampu membina rumah
tangga.
5. Pengertian Keluarga Sakinah
Keluarga adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin dan
anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan
kewajiban bagi masing-masing anggotanya. Keluarga adalah tempat
pertama dan yang utama dimana anak-anak belajar. Dari sinilah
mereka mempelajari sifat-keyakinan, sifat-sifat mulia, komunikasi dan
interaksi sosial, serta keterampilan hidup.
Ada beberapa syarat keluarga yang ideal, yaitu:
a. Sebuah keluarga dikatakan keluarga jika diikat dalam perkawinan
atau pernikahan.
b. Perkawinan harus sah menurut agama dan hukum negara.
c. Menikah harus dengan pasangan yang memiliki keyakinan yang
sama.
d. Memiliki anggota yang lengkap (ayah, ibu, dan anak)
e. Sebuah keluarga mengharapkan memiliki keturunan sebagai salah
satu tujuan perkawinan.
f. Setiap pasangan satu sama lain harus saling mengenal.
g. Pasangan hidup bersama dan satu sama lain harus saling
menyayangi sehingga ada ikatan batin.
h. Setiap anggota keluarga hendaknya menciptakan dan merasakan
hidup tentram dan bahagia.
i. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban masing-masing.
j. Saling menghormati hak dan kewajiban setiap anggota keluarga.
k. Dalam keluarga dibuat pembagian tugas kerja sesuai dengan
porsinya.
l. Memiliki waktu yang cukup untuk berkumpul bersama keluarga.
m. Komunikasi lancar dalam keluarga.
n. Perlu ada bimbingan dan pembinaan, serta pengawasan dalam
keluarga.51
Keluarga Sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan yang
sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara serasi dan seimbang,
diliputi suasana kasih sayang antara internal keluarga dan lingkungannya, mampu
memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan
akhlaqul karimah.
6. Kedudukan Suami dan Istri
Di dalam Undang-undang Perkawinan dinyatakan bahwa “Hak dan
Kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam
kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
a. Hak dan kewajiban Suami Istri
Mengenai hak dan kewajiban suami istri di dalam undang-undang di
sebutkan bahwa “suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan
rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Untuk itu maka
di katakan bahwa:
51
Helmawati, Pendidikan keluarga,(Bandung:Pt.Remaja Rosda Karya,2014) 43
1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan
suami dalam kehidupan dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
3) Suami adalah kepala keluarga dan istri adalah sebagai ibu rumah tangga.
Adapun mengenai kewajiban suami istri, undang-undang menyebutkan
bahwa “suami istri wajib saling cinta mencintai lahir batin yang satu kepada yang
lain”.
Untuk itu maka disebutkan pula bahwa :
a. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu
keprluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
b. Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.
c. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat
mengajukan gugatan kepada pengadilan.
Adapun disebutkan didalam Islam hak dan kewajiban suami istri adalah
sebagai berikut:
1. Hak Istri
a. Hak mengenai harta, yaitu istri berhak mendapatkan mahar atau mas
kawin dan nafkah.
b. Hak mendapatkan perlakuan baik dari suami, seorang suami harus
memperlakukan istrinya dengan baik sesuai dengan ajaran Islam.
c. Hak memperoleh perhatian dan penjagaan dari suaminya. Maksudnya
agar suami selalu menjaga keselamatan dan kehormatan istrinya, tidak
menyia-nyiakan dan menjaga agar senantiasa melaksanakan perintah
Allah seperti yang telah disebutkan dalam al-Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. (At-Tahrim : 6)
2. Kewajiban Istri
a. Hormat dan patuh kepada suami dalam batas yang telah ditentukan
oleh norma Agama dan susila, kareana seorang suami adalah
pemimpin dalam keluarga dan memiliki tanggung jawab yang besar
terhadap keluarga.
b. Mengatur dan mengurus rumah tangga, menjaga keselamatan dan
mewujudkan atau membina keluarga bahagia dan sejahterah.
c. Memelihara dan mendidik anak sebagai amanah Allah Swt, agar
mereka kelak menjadi anak yang soleh.
d. Memelihara dan menjaga kehormatan serta melindungi harta benda
keluarga.
e. Menerima serta menghormati pemberian suami dan mencukupkan
nafkah yang diberikannya dengan sebaik-baiknya, hemat, cermat dan
bijaksana.
3. Hak Suami
Adapun beberapa hak seorang suami ialah :
a. Suami berhak mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang baik dari
istri selaku kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga, dalam
batas-batas yang telah ditentukan oleh norma Agama dan susila.
b. Seorang suami harus bisa mengarahkan keluarga agar menjadi
keluarga yang taqwa kepada Allah Swt.
4. Kewajiban Suami
a. Seorang suami wajib untuk memberi nafkah lahir dan bathin sesuai
dengan kemampuan serta mengusahakan keperluan keluarga
terutama sandang, pangan dan papan.
b. Memelihara, memimpin, membimbing dan membina keluarga agar
menjadi keluarga yang soleh dan terjauhkan dari siksaan api neraka.
c. Membantu tugas istri terutama dalam mendidik dan memelihara dan
membina anak dengan penuh rasa tanggung jawab dan kasih sayang.
d. Memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri sesuai
dengan ajaran agama, tidak mempersulit apalagi membuat susah
lahir dan bathin yang dapat mendorong istri berbuat salah.
e. Dapat mengatasi keadaan, mencari penyelesaian dengan cara makruf
dan bijaksana dan tidak bertindak sewenang-wenang.52
7. Adab Hubungan Intim
Adab atau tata cara ini merupakan salah satu bentuk perilaku yang
diajarkan Islam agar pasangan dapat saling menghargai dalam berhubungan.
Islam memahamkan pada kita bahwa hubungan intim merupakan kebutuhan
bersama dari masing-masing pasangan.
Adab dan tata cara yang diatur dalam islam dalam masalah hubungan
intim menjelaskan siapa makhluk yang berakal dan siapa yang tidak.
Perilaku hubungan intim antara suami dan istri pun harus dijaga. Sekalipun
mereka dihalalkan untuk melakukan itu sepuas mungkin dengan
pasangannya namun tetap ada norma-norma yang membatasinya. Norma-
norma inilah yang kemudian dipormulasikan dalam istilah adab
berhubungan. Tanpa adab dan tata cara tidak menutup kemungkinan akan
timbul kekerasan seksual, eksploitasi, kekerasan, atau hal-hal lain yang
mengorbankan salah satu pihak pasangan. Sehingga yang terjadi adalah
egoisme, padahal hubungan intim adalah kenikmatan yang harus dapat
dirasakan bersama. Bukan dominasi satu pihak dan mengabaikan pihak
yang lain.
Adapun adab atau tata cara berhubungan intim antara lain:
1. Bersikap ramah dan Lembut
2. Awali dengan Shalat dua Raka’at
3. Letakkan tangan kanan diatas Ubun-ubun istri
4. Berdo’a, sebelum melakukan hubungan
5. Gunakan posisi yang nyaman bagi kedua pihak
6. Jangan menggauli istri lewat dubur
7. Jangan menolak ajakan suami
52
Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, (Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama RI, 2002) 13
8. Jangan menggauli istri yang sedang haid
9. Wudhulah jika hendak melanjutkan sesi kedua
10. Mandi junub berdua
11. Wudhu’ sebelum tidur
12. Jagalah rahasia hubungan seks anda.
D. Media Bimbingan Pranikah
Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
perantara, tengah atau pengantar. Jadi media adalah sarana yang digunakan oleh
pembimbing untuk menyampaikan materi dalam bimbingan pranikah. Adapun
berdasarkan wawancara peneliti dengan salah satu pihak KUA yang bertugas
sebagai BP4 yang mana BP4 disini juga memberikan bimbingan kepada calon
pengantin selain penyuluh agama:
“[D]i sini kalo untuk media yang kami gunakan pada saat memberikan
bimbingan kepado calon pengantin itu ialah media yang paling sederhana
yakni media lisan, supayo calon pengantin lebih paham, karno kito biso
lakukan tanyo jawab langsung dengan pengantin”. 53
Media yang digunakan oleh pembimbing dalam menyampaikan materi ialah
media lisan, yaitu merupakan media yang sederhana yang menggunakan lidah dan
suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan
dan sebagainya.
E. Metode Bimbingan Pranikah
Metode merupakan Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengurus
BP4 KUA kec.Maro sebo Ilir, menjelaskan :
“[D]i KUA ini kami melakukan bimbingan pranikah atau kursus calon
pengantin, kami menyampaikan materi kepada calon penganti yakni dengan
metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi.”54
“[U]ntuk metode bimbingan pranikah, kalo saya sendiri menggunakan
metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab, untuk tanya jawab itu sangat
jarang sekali saya temui ada calon pengantin yang bertanya pada saat
bimbingan”.55
53
Saiful Anwar, Penyuluh Agama dan Pengurus BP4, wawancara dengan peneliti 04 Maret
2019, kelurahan terusan. 54
Saiful Anwar, Penyuluh Agama dan Pengurus BP4. 55
Yenni Musa, Penyuluh Agama wawancara dengan peneliti 5 Maret 2019, kelurahan
Terusan.
Adapun yang dimaksud metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi
dalam bimbingan pranikah ialah:
1. Ceramah
Metode ceramah ini ialah suatu metode yang digunakan untuk
menyampaikan materi-materi bimbingan pernikahan kepada para
calon pengantin. Metode ini disampaikan secara lisan, supaya materi-
materi bimbingan pernikahan bisa tersampaikan dengan baik .
2. Tanya jawab
Metode tanya jawab ini digunakan untuk mengetahui sejauh
mana materi yang di sampaikan diterima/dipahami oleh peserta
bimbingan pranikah. Dan melatih para calon pengantin untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang mungkin akan terjadi
didalam sebuah keluarga. Metode ini juga bertujuan agar calon
pengantin lebih aktif dalam proses bimbingan pranikah. Jadi disini
bukan hanya pembimbing saja yang aktif dalam proses bimbingan
pranikah, akan tetapi calon pengantin pun harus ikut berperan aktif
salama bimbingan pranikah.
3. Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak
didik atau cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan
melakukan suatu kegiatan atau benda tertentu yang sedang dipelajari
baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun tiruan melalui berbagai
macam media yang relevan dengan pokok bahasan untuk
memudahkan siswa agar kreatif dalam memahami materi.56
Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki
pembimbing lebih aktif dari terbimbing. Salah satu nya adalah seperti
56
Rini Safrianti, “ Metode Demonstrasi dalam pembelajaran”, diakses melalui alamat
https://www.kompasiana.com/rinisafrianti/59ba31f2a32cdd2ec014af92/metode-demonstrasi-
dalam-pembelajaran?page=all, tanggal 23 Mei 2019
praktek sholat yang diajarkan oleh pembimbing kepada para calon
pengantin.
Begitu pula saat peneliti mengajukan pertanyaan kepada
pasangan pengantin dedek aprilianti dan calon pengantin yang telah
mengikuti bimbingan pranikah di KUA kecamatan Maro Sebo Ilir:
“[U]ntuk metode yang digunakan dalam bimbingan pranikah itu
ialah metode cerama dan tanya jawab jika ada materi yang
belum dipahami maka catin di beri kesempatan untuk bertanya
kepada pembimbing”. 57
Dan Ada pula wawancara peneliti dengan calon pengantin
yaitu:
“[P]ada saat mengikuti bimbingan kami mendengarkan
penjelasan dari pembimbing dan juga dites untuk mengaji dan
membaca do’a mandi wajib dan tes hafalan surah-surah
pendek.58
Jadi adapun hasil wawancara peneliti dengan narasumber ialah mengenai
metode yang digunakan oleh penyuluh di KUA kec. Maro Sebo Ilir itu ada 3
yakni menggunakan metode cermah, tanya jawab dan demonstrasi.
Tabel 2
Jumlah Nikah Rujuk
KUA Kec. Maro Sebo Ilir Dalam Tahun
No Desa/kelurahan Tahun Ket
2016 2017 2018
1 Kelurahan Terusan 20 24 16
2 Terusan 11 10 25
3 Danau Embat 22 15 23
4 Bulian Jaya 10 6 14
5 Karya Mukti 6 5 10
6 Kehidupan Baru 12 9 9
7 Tidar Kuranji 11 7 22
8 Bukit Sari 19 12 13
Jumlah 111 88 132
57
Dedek Aprilianti dan Raden, calon pengantin, wawancara dengan peneliti pada 8 Maret
2019. 58
Iffah dan Muhajir, calon Pengantin, Wawancara dengan peneliti pada 24 juni 2019
BAB IV
KEDALA DAN UPAYA DALAM BIMBINGAN PRANIKAH DALAM
PENCEGAHAN TERJADINYA KDRT
A. Kedala yang ditemukan dalam Bimbingan Pranikah
Adapun yang dimaksud dengan kendala ialah halangan atau faktor yang
dapat menghalangi, mencegah tercapainya suatu tujuan. Dalam melaksanakan
bimbingan pranikah terkadang ada saja yang kendala yang di temukan selama
proses pelaksanaan bimbingan pranikah.
Bimbingan Pranikah yang dimaksud dalam skripsi ini ialah proses
pengarahan atau pemberian bantuan atau nasehat yang dilakukan oleh petugas
KUA berupa nasehat sebelum melangsungkan ikatan lahir bathin antara seorang
pria dan seorang wanita sebagai suami dan istri yang memiliki tujuan untuk
membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahma.
Ada beberapa kendala yang ditemukan dalam Bimbingan Pranikah, yaitu
sebagai berikut:
1. Dilihat dari Segi penyuluh atau pembimbing Pranikah
Penyuluh atau pembimbing Agama merupakan salah satu unsur yang paling
pokok dalam pelaksanaan bimbingan pranikah bagi calon pengantin, sebelum
melakukan bimbingan pranikah penyuluh harus membuat perencanaan terlebih
dahulu. Di KUA kecamatan Maro Sebo Ilir memiliki 8 orang penyuluh agama dan
1 orang BP4, akan tetapi penyuluh di KUA kec. Maro Sebo Ilir ini tidak semua
memiliki latarbelakang pendidikan sebagai penyuluh Agama yang benar-benar
khusus pada bimbingan pranikah, disini mereka memberikan bimbingan hanya
berdasarkan pengalaman dan ilmu yang dimiliki, terkadang pembimbing juga
menyampaikan materi bimbingan dengan hanya terfokus pada satu materi saja.
“[R]ata-rata pembimbing di KUA ini pendidikannya SLTA dan sarjana, dan
yang sudah memiliki keluarga, supaya bisa memberi pengalaman
berkeluarga yang telah di alaminya, karena kadang-kadang yang
berpendidikan juga belum tentu bisa mengatasi problem dalam keluarga jika
mereka belum berumah tangga. Dan adapun kendala kami disini yakni
seharusnya ada buku panduan atau buku pedoman yang disediakan untuk
calon pengantin di berikan kepada calon pengantin agar bisa dipelajari dan
dipahami, akan tetapi karena kekurangan biaya jadi kami hanya
memberikan bimbingan di KUA saja”59
2. Waktu Bimbingan
Bimbingan pranikah hanya dilakukan jika ada calon pengantin yang
mendaftar nikah, lalu kemudian petugas dan calon pengantin membuat
kesepakatan kapan bisa calon pengantin bisa mengikuti bimbingan pranikah,
setelah mebuat kesepakatan barulah dilaksanakannya bimbingan pranikah. Dan
bimbingan itu hanya di berikan selama satu jam, Sehingga materi yang di
sampaikan oleh pembimbing kepada calon pengantin hanya materi yang dianggap
penting oleh pembimbing, padahal seharusnya untuk mengarungi kehidupan
rumah tangga yang berjalan sampai berpuluh-puluh tahun lamanya atau
selamanya, maka harus diberikan bimbingan yang cukup lama untuk
mempersiapkan calon pengantin supaya bisa terwujudnya kehidupan rumah
tangga yang sakinah.
3. Calon Pengantin
Ada berbagai macam umur dan latar belakang calon pengantin yang
mendaftar di KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir, banyaknya remaja yang hanya
tamatan SD-SMP yang mendaftar nikah, sehingga menjadi kendala bagi petugas
KUA dalam memberikan bimbingan pranikah kepada calon pengantin karena
masih kurangnya pendidikan dan ilmu yang dimiliki oleh calon pengantin,
sehingga penyuluh atau pembimbing merasa kesulitan dalam memberikan materi
dikarenakan misalnya umur calon pengantin yang masih belum dewasa dan
terlihat belum siap menanggung semua tanggung jawab dan kewajiban menjadi
seorang ayah atau ibu bagi anak-anak mereka nantinya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti
menemukan sepasang calon pengantin yang mendaftar nikah ke KUA, akan tetapi
ketika salah satu calon pengantin yakni calon pengantin pria pada saat disuruh
mengisi formulir oleh pihak KUA peneliti melihat bahwa calon pengantin pria ini
tidak bisa menulis dan calon pengantin yang perempuan yang membantunya
menulis, dan ada juga peneliti menemukan sepasang calon pengantin yang masih
59
Saiful Anwar, Petugas BP4 di KUA kec. Maro Sebo Ilir, Wawancara dengan peneliti, 04
Maret 2019, kelurahan terusan, Rekaman audio.
dibawah umur sedang mengikuti bimbingan pranikah, dan itu dibenarkan oleh
pihak KUA bahwa sepasang calon pengantin yang masih dibawah umur ini sudah
mendaftar nikah dan mereka sudah disidang atau mintak surat keterangan dari
pihak kementrian agama dan juga sudah mendapat restu dari orang tua masing-
masing calon untuk melangsungkan pernikahan di kerenakan ada faktor tertentu.
Akan tetapi catin tersebut belum bisa mendapatkan surat nikah dari KUA sebelum
umurnya sampai pada usia nikah. Diperjelas dengan wawancara peneliti dengan
Saiful Anwar Penyuluh dan juga sebagai BP4 di KUA kec. Maro Sebo Ilir yaitu:
“[M]emang ada terkadang calon pengantin yang mendaftar nikah disini
masih dibawah umur, dikarenakan adanya hal yang mendesak jadi harus
segera dinikahkan, akan tetapi harus melalui proses dulu, dan tadi pada saat
saya memberikan bimbingan pranikah kepada calon pengantin ini, jujur
saya merasa kesulitan dan juga merasa terbeban karena yang saya bimbing
ini masih anak-anak dimana secara mental belum siap untuk menjalani
hidup berumah tangga, jadi saya berusaha untuk memberikan pemahaman
kepada anak ini supaya dia mengerti tentang materi yang saya jelaskan tadi.
Dan untuk setiap calon pengatin itu berbeda-beda misalnya kalo untuk calon
pengantin yang tamatan S1 mereka lebih mudah untuk memahami dan juga
aktif dalam bertanya mengenai materi yang saya sampaikan, dan disitu kita
bisa lihat bahwa pendidikan itu sangat penting, dan kalo untuk anak yang di
bwah umur tadi mereka Cuma diam, dan saat saya berikan kesempatan
untuk bertanya mereka bilang tidak ada pertanyaan, dan saya pun berpikir
kalau mereka ini mengerti atau tidak dengan apa yang saya jelaskan, tetapi
kami terus berusaha untuk memberikan bimbingan supaya mereka mengerti
dengan apa yang saya jelaskan.” 60
Ada juga wawancara peneliti dengan ibu Hani sebagai penyuluh di KUA
kec. Maro Sebo Ili, yaitu:
“Pada saat saya memberikan bimbingan kepada catin, itu saya sering sekali
menemukan adanya catin yang benar-benar tidak bisa mengaji pada saat di
tes untuk mengaji, padahal penampilannya sangat syar’i sekali, jadi disini
saya ajarkan catin itu untuk mengaji dan menyuruhnya untuk sering-sering
belajar mengaji dirumah, karena jika seorang wanita itu telah mempunyai
anak maka dia akan menjadi madrasah pertama bagi anaknya”.61
Seorang penyuluh atau pembimbing harus bisa memberikan bimbingan
dengan komunikasi yang baik dan supaya mudah untuk dipahami oleh calon
60
Saiful Anwar, penyuluh agama dan Bp4. 61
Hani, Penyuluh agama, Wawancara Peneliti di KUA kec. Maro sebo Ilir, 24 Juni 2019
pengantin, dan menjadi penyuluh harus benar-benar menguasai ilmu tentang
pernikahan.
B. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang terjadi.
1. Sosialisasi
Sosialisasi Merupakan proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai
dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang
harus dijalankan oleh individu.62
Adanya sosialisasi yang sering diadakan oleh Kementrian Agama sebagai
pelatihan kepada penyuluh Agama Islam maupun kepada remaja usia nikah di
kementrian Agama, dalam memberikan ilmu tentang pernikahan sebagai bekal
untuk mengarungi kehidupan berumah tangga, dan juga salah satu upaya agar
meminimalisir terjadinya keretakan ataupun kekerasan dalam rumah tangga yang
banyak sekali terjadi pada zaman sekarang ini. Adapun materi yang sering dibahas
dan disampaikan ialah mengenai bagaimana membangun rumah tangga yang
sakinah, mawaddah dan warrahmah, agar tercapai kehidupan bahagia dunia
akhirat yang menjadi salah satu tujuan dari pernikahan sesuai dengan UUP
(Undang-undang Perkawinan).
Adapun sosialisasi mengenai KDRT(kekerasan dalam rumah tangga) ini
dilakukan oleh pihak kepolisian, karena ini merupakan suatu tindakan kriminal
atau tindakan kejahatan. Dan ada juga dilakukan oleh pihak yang bersangkutan
terhadap kekerasan dalam rumah tangga.
Di dalam UU No.23 Tahun 2004 pada Bab V kewajiban pemerintah dan
Masyarakat pada pasal 11 yang mana pemerintah bertanggung jawab dalam upaya
pencegahan kekerasan dalam rumah tanggga. Dan pada pasal 12 untuk
melaksanakan ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 11, pemerintah: (1).
merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga; a.
menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kekerasan dalam
rumah tangga; b. menyelenggarakan advokasi dan sosialisasi tentang kekerasan
dalam rumah tangga; c. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitif
62 Wikipedia, Sosialisasi, diakses melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi tanggal
24 Mei 2019
gender dan isu kekerasan dalam rumah tangga serta menetapkan standar dan
akreditasi pelayanan yang sensitif gender. (2). Pelaksanaan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh menteri. (3). Menteri
melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam melakukan ketentuan sebagai
mana dimaksud pada ayat 2.63
2. Penyuluhan
Penyuluhan adalah turunan dari kata exstention yang dipakai secara luas dan
umum dalam bahasa Indonesia penyuluhan berasal dari kata dasar suluh yang
berarti terang ditengah kegelapan. Dalam bahasa Belanda penyuluhan disebut
voorlichthing yang berarti memberi penerangan untuk menolong seseorang
menemukan jalannya, dalam bahasa Inggris dan Jerman mengistilahkan
penyuluhan sebagai pemberian saran atau Beratung yang berarti seseorang dapat
memberikan petunjuk bagi seseorang tetapi seseorang tersebut yang berhak untuk
menentukan pilihannya.64
Sepanjang tahun 2018 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di
kota Jambi terjadi sebanyak 336 kasus, hal tersebut tercatat oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk
(DP3AP2) Provinsi Jambi.65
Jika dilihat dari permasalahan diatas maka perlindungan terhadap korban
kekerasan dalam rumah tangga, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang
No.23 tahun 2004 belum terlaksana dengan baik oleh sebab itu penyuluhan
hukum tentang kekerasan dalam rumah tangga dirasa penting untuk dilaksanakan,
mengingat korban kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi kepada siapa saja
dalam lingkup rumah tangga dan terhadap korban harus mendapatkan
perlindungan.
3. Bekerja sama dengan tokoh Agama di daerah tersebut.
Setiap daerah yang berada di kecamatan maro sebo ilir ini mempunyai tokoh
Agama atau Da’i yang memberikan bimbingan agama di masing masing daerah
63
Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 64
Wikipedia, Penyuluhan, diakses melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Penyuluhan 25
Mei 2019 65
TribunJambi.com, diakses melalui: http://jambi.tribunnews.com/2019/01/06/2018-rekor-
tertinggi-kekerasan-terhadap-perempuan-dan-anak-ada-336-kasus-di-wilayah-provinsi-jambi pada
tanggal 25 Mei 2019.
tersebut. Berdasarkan wawancara peneliti dengan BP4 KUA kec. Maro Sebo Ilir
yakni:
“[D]i KUA kec. Maro Sebo ilir ini kami jarang menemukan adanya
laporan tentang kekerasan dalam rumah tangga, tapi pernah ada yang
datang ke KUA dengan tujuan ingin bercerai karena sudah tidak tahan
dengan sikap suaminya yang sering menyakitinya, dan juga sudah merasa
tidak cocok lagi, dan disini kami sebagai kepengurusan BP4 mencoba
untuk menanyakan dulu kepada pihak suaminya, mengenai masalah yang
terjadi, dan disini kami juga melakukan kerja sama dengan da’i-da’i di
daerah tersebut untuk memberikan bimbingan kepada para penduduk yang
ada di daerah tersebut.66
4. Mengadakan pengajian di masyarakat.
Para penyuluh Agama Islam (PAI) yang ada di KUA mempunyai berbagai
macam program dari pemerintah yaitu salah satunya ialah mengadakan pegajian
ibu-ibuk dan juga pengajian bapak-bapak di setiap daerah yang ada di Kec. Maro
sebo ilir, pengajian ini di lakukan secara rutin yakni seminggu duakali, dan
pengajian ini juga diisi dengan bimbingan agama atau memberi nasehat oleh
penyuluh ataupun da’i yang ada di daerah tersebut, dengan adanya pengajian ini
diharapkan bisa menambah ilmu Agama atau memperkuat ilmu Agama pada
masyarakat tersebut. Adapun wawancara peneliti dengan ibu Syarini selaku
Penyuluh Agama di KUA kec. Maro Sebo Ilir:
“[S]elain memberikan Bimbingan pranikah kepada calon pengantin, kami
juga sebagai penyuluh memiliki tugas di masyarakat yakni mengadakan
pengajian bapak-bapak maupun pengajian ibu-ibu dan dengan diadakannya
kegiatan ini kami berharap dapat menambah ilmu agama di lingkungan
masyarakat”. 67
5. Memberikan nasehat setelah akad nikah
Setelah mengikuti bimbingan pranikah, calon pengentin melanjutkan ke
acara akad nikah yang bisa dilakukan di rumah maupun di KUA. Sesuai
permintaaan kedua calon pengantin. Berdasarkan wawancara dengan bapak Saiful
Anwar:
“[A]kad Nikah yang dilakukan dirumah itu kan banyak dihadiri pihak
keluarga baik dari pihak perempuan maupun pihak laki-laki dan juga ada
masyarakat yang hadir pada saat akad nikah tersebut, dan disini lah kami
66
Saiful Anwar, Penyuluh dan Bp4 67
Syarini, Penyuluh Agama di KUA kec. Maro Sebo Ilir, Wawancara dengan peneliti 04
Maret 2019, kelurahan Terusan
memanfaat kan kesempatan ini untuk memebrikan nasehat-nasehat tentang
pernikahan kepada pengantin dan juga kepada masyarakat yang hadir”.68
Setelah acara akad nikah dilaksankan penghulu akan memberikan sedikit
nasehat kepada kedua pengantin dan juga kepada para tamu undangan yang ikut
dalam menghadiri akad nikah tersebut. Adapun nasehat yang diberikan ialah
mengenai kehidupan rumah tangga, dan tanggung jawab sebagai istri dan juga
suami, dan lain sebagainya.
68
Saiful Anwar, Penyuluh Agama dan Bp4
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang urgensi bimbingan pranikah dalam
upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga di Kantor Urusan Agama di
kecamatan Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari yang dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Urgensi pelaksanaan bimbingan pranikah bagi catin ialah awal terbinanya
kehidupan rumah tangga sangat bergantung pada pembekalan awal
sebelum calon pengantin melangsungkan pernikahan. Bimbingan pranikah
adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar memiliki
kesiapan dalam menjalankan pernikahan dan kehidupan berumah tangga
bisa selaras dengan ketentuan dan petujuk Allah Swt, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, sehingga bimbingan
pranikah diwajibkan untuk diikuti oleh setiap calon pasangan pengantin
agar dapat mencagah munculnya konflik-konflik didalam rumah tangga.
Pelaksanaan Bimbingan Pranikah di KUA kec. Maro Sebo Ilir ini
dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap prabimbingan dan tahap
pelaksanaan, dan mewajibkan catin mengikuti persyaratan yang telah
ditentukan oleh KUA, yaitu: mendaftar, mengisi formulir, dan melengkapi
administrasi pelaksanaan pernikahan. Sedangkan proses pelaksanaan
bimbingan bagi calon pengantin dilakukan dengan cara memberikan
materi bimbingan pranikah kepada calon pengantin, mengenai pernikahan,
kiat-kiat memilih pasangan, kewajiban dan hak suami istri, dan lain
sebagainya. Metode yang digunakan ialah ceramah, tanya jawab dan
demonstrasi, sedangkan untuk media yang digunakan ialah media lisan.
2. Kendala dalam pelaksanaan bimbingan pranikah ialah adanya penyuluh
Agama atau pembimbing pranikah bukan sesuai dengan bidang
pendidikannya. Karena pihak KUA memilih pembimbing yang lebih pada
pengalamannya saja walaupun ia tidak menempuh pendidikan sebagai
seorang penyuluh, waktu pelaksanaan bimbingan yang hanya dilakukan 63
lebih kurang satu jam dan hanya dilakukan sekali pertemuan, adanya calon
pengantin yang masih dibawah umur sehingga mental yang dimiliki dalam
membangun rumah tangga belum sepenuhnya siap dan ada juga calon
pengantin yang tingkat pendidikannya rendah seperti untuk menulis saja
dia tidak bisa dan harus dibantu.
3. Upaya mengatasi kendala yang terjadi ialah dengan diadakannya
sosialisasi, Penyuluhan oleh pihak KUA ataupun pemerintah dan juga
bekerja sama dengan tokoh Agama yang ada dilingkungan masyarakat
tersebut, mengadakan pengajian dan memberikan nasehat pernikahan
setelah akad nikah.
B. Rekomendasi
1. Kepada ketua KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir untuk agar dapat
mengusahkan kerja sama dengan pihak lembaga atau mencari tenaga kerja
yang menguasai materi-materi yang belum ada di KUA Kecamatan Maro
Sebo Ilir ini, seperti materi tentang Psikologi Perkawinan, UU KDRT, dan
UU Perlindungan Anak demi kemajuan dan peningkatan Bimbingan
Pranikah kedepannya. Dan juga agar meningkatkan sarana dan prasarana
yang dimiliki sedapat mungkin ditambah dan dilengkapi untuk menunjang
kegiatan bimbingan pranikah supaya bisa terlaksana dengan sempurna.
2. Bagi calon pengantin diharapkan agar pada saat proses bimbingan
pranikah dilakukan calon pengantin hendaknya berperan aktif dan tidak
malu untuk bertanya kepada pembimbing karena dengan bimbingan inilah
kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pernikahan dan
bagaimana menciptakan kehidupan rumah tangga yang bahagia dunia
akhirat.
3. Kepada Pembimbing/ penyuluh dan juga BP4 agar menambahkan waktu
pelaksanaan Bimbingan Pranikah Di KUA Kecamatan Maro Sebo Ilir
supaya materi yang disampaikan kepada calon pengantin cukup banyak
dan maksimal dalam pelaksanaannya mengingat Bimbingan Pranikah
sangat penting bagi calon pengantin dalam mempersiapkan kehidupan
barunya.
C. Kata Penutup
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT. Karena dengan Inayah-Nya,
petunjuk dan Ridha-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan segala usaha yang maksimal, walaupun terdapat berbagai rintangan
dan hambatan yang dihadapi, tetapi peneliti anggap sebagai motivasi untuk
meraih kesuksesan pada masa sekarang dan yang akan dating.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad Saw yang setelah bersusah payah membawa ajaran agar
agama yang suci ini dengan dakwah islamiyah dan menjadi contoh teladan dalam
semua bidang yang kita dapat rasakan sekarang ini.
Peneliti sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan
saran dan kritikan yang membangun dari seluruh pembaca demi kesempurnaan
dalam penulisan skripsi ini.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
sudah memberikan bantuan ilmunya dalam membimbing peneliti, dan kepada
semua yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan
keterangan, informasi, data-data yang akurat dan padat serta untuk kedua orangtua
dan keluarga yang memberikan semangat untuk menyiapkan penulisan ini
sekaligus dari teman-teman seperjuangan.
Peneliti
Eli Sukmawarni
Nim : UB 150091
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, al-Qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Depertemen Agama RI, 1985)
Bakar Baraja, Abu, Psikologi Konseling dan Teknik Konseling.(Jakarta Timur:
Studia Pres,2006)
Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1998),
Hamsah hasan et. al. Buku Panduan Lengkap Agama Islam. Jakarta:Qultum
Media,2010.
Helmawati, Pendidikan keluarga,Bandung:Pt.Remaja Rosda Karya, 2014.
Hidayati,Oktavianna. Peranan Kepolisian Dalam Mencegah Kekerasan Dalam
Rumah Tangga. Lampung: 2017.
Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diakses pada 20 Juni 19 melalui :
https://kbbi.web.id/urgensi.
Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Maro Sebo Ilir
Kartono,K. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju, 1990.
Lasmadi, Sahuri dkk, “Penyuluhan Hukum Tentang Perlindungan terhadap
Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga di Desa Sebapo Kecamatan
Mestong Kabupaten Muaro Jambi”, Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat,
Vol. 29 , No.4 (2014)
Manumpahi, Edwin, dkk. “Kajian Kekerasan Dalam Rumah Tangga Terhadap
Psikologi Anak”,e-journal”Acta Diurna”, V, No.1 (2016).
Membina Keluarga Sakinah. Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syari’ah, 2007.
Mery Ramadani dan Fitri Yuliani, “Kekerasan dalam Rumah Tangga(KDRT)
sebagai salah satu isu kesehatan masyarakat secara global”,Jurnal kesehatan
masyarakat andalas, Vol.9, No. 2 (2015).
Moleong, Lexy. metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya,1996.
Muhammad Azzam, Abdul Aziz dan Sayyed Hawwas, Abdul wahhab. Fiqh
Munakahat. Jakarta:Amzah,2011.
Rabi’ah as-syafi’i, Ummi. membangun keluarga Islami sejak dini, Jakarta: alita
media, 2009.
Ramadani, Mery dan Yuliani, Fitri .“Kekerasan dalam Rumah Tangga(KDRT)
sebagai salah satu isu kesehatan masyarakat secara global”,Jurnal kesehatan
masyarakat andalas, Vol.9, No. 2 (2015).
Ruwaida. Bimbingan badan penasehat pembinaan dan pelestarian perkawinan
(BP4) terhadap calon suami istri. Jambi: 2011.
Safrianti, Rini. “ Metode Demonstrasi dalam pembelajaran”. Diakses melalui
alamat
https://www.kompasiana.com/rinisafrianti/59ba31f2a32cdd2ec014af92/met
ode-demonstrasi-dalam-pembelajaran?page=all, tanggal 23 Mei 2019
Salahudin, Anas. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Cv. Pustaka Setia, 2010.
Sahuri Lasmadi, dkk, “Penyuluhan Hukum Tentang Perlindungan terhadap
Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga di Desa Sebapo Kecamatan
Mestong Kabupaten Muaro Jambi”, Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat,
Vol. 29 , No.4 (2014),
Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2015.
Syahatah,Husein. ekonomi rumah tangga muslim. Jakarta: Gema insani
press,1998.
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Tim Penyusun Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan
(BP4),Membina Keluarga Sakinah. Jambi: 2014.
Tim Penyusun, Buku Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, Direktorat Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Departemen
Agama RI, 2002.
Tim Penyusun Buku Panduan Calon Pengantin,Membina Keluarga Sakinah.
Thohirin,Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah.(Jakarta:PT.
Rajagrafindo Persada2014)
Tri Jayanthi, Evi “Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan dalam Rumah
Tangga pada Survivor yang ditangani oleh Lembaga Sahabat Perempuan
Magelang”,Dimensia,Vol.3, No. 2 (2009).
TribunJambi.com, diakses melalui:
http://jambi.tribunnews.com/2019/01/06/2018-rekor-tertinggi-kekerasan-
terhadap-perempuan-dan-anak-ada-336-kasus-di-wilayah-provinsi-jambi
pada tanggal 25 Mei 2019.
Tuwu, Alimuddin. bimbingan Nikah & Membina Rumah Tangga menurut al-
Qur’an & Sunnah, Diterjemahkan dari buku”Kitaabun Nikaah” oleh
Maulana Muhammad Ibrahim Palanpuri dan Maulana Zahier Ragie Saheb.
Bandung: Pustaka Radhan, 2008.
Undang-Undang No.23 Tahun 2004
Walgito, Bimo. Bimbingan & Konseling Perkawinan. Yogyakarta: CV. Andi
Offset, 2017.
Wartawan Jambi Update, Jambi Update, Terbit Jumat, 24 Februari 2017, Diambil
melalui JambiUpdate.co.
Wikipedia, Penyuluhan, diakses melalui :
https://id.wikipedia.org/wiki/Penyuluhan 25 Mei 2019
Wikipedia, Sosialisasi. Diakses melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
tanggal 24 Mei 2019
Wulansari,Pebriana. Bimbingan Pranikah bagi calon Pengantin sebagai upaya
pencegahan Perceraian. Lampung: 2017.
Yvoinna Lincoin & Egon S Cuba. Content Anaysis: An Indtroduction to its
Methodology. Baverly Hills: Sage Publications, 1981.
Lampiran 1
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
SKRIPSI
“URGENSI BIMBINGAN PRANIKAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN
TERJADINYA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KANTOR
URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN MARO SEBO ILIR KABUPATEN
BATANGHARI”
No JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1. -Letak Geografis
KANTOR URUSAN
AGAMA KEC.
MARO SEBO ILIR
-Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
-Setting
-Dokumentasi Geografis
-Pengurus/ Staf KUA
2. -Sejarah KUA -Wawancara
-Dokumentasi
-Pengurus/staf KUA
-Dokumen Sejarah KUA
3. -Visi, Misi, dan
Tujuan KUA
-Dokumentasi -Dokumen Visi, Misi, dan
Tujuan KUA
4. -Struktur Organisasi
dan Kepengurusan
KUA
-Dokumentasi -Bagan Struktur Organisasi
dan nama-nama pengurus
KUA
5. -Sarana/Fasilitas KUA -Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
-Keadaan Fasilitas
-Dokumen Fasilitas
-Pengurus/staf KUA
6. -Implementasi
Bimbingan Pranikah
-Observasi
-Dokumentasi
-Praktik Implementasi
-Dokumen Implementasi
-Pengurus/kepala KUA
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1. -Letak Geografis
KUA kel. Terusan
-Keadaan dan Letak Geografis
2. -Sarana/Fasilitas KUA
kel. Terusan
-Sarana dan prasarana yang tersedia pada KUA,
seperti:- Kelengkapan ruang KUA
3. -Pelaksanaan
Bimbingan Pranikah
-Metode yang diterapkan dalam Bimbingan
pada KUA -Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
penerapan satu metode
4. -Pelaksanaan
Bimbingan Pranikah
dalam mengatasi
KDRT
- Wawancara dengan penyuluh dan catin
B. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Data Dokumenter
1. -Letak Geografis
KUA Kel. Terusan
-Data Dokumentasi letak geografis KUA Kel.
Terusan
2. -Sejarah KUA kel.
Terusan
-Data dokumentasi tentang sejarah dan
perkembangan KUA kel. Terusan
3. -Visi, Misi, dan
Tujuan KUA kel.
Terusan
-Data dokumentasi tentang visi, misi dan tujuan
KUA kel. Terusan
4. -Struktur Organisasi
dan kepengurusan
KUA kel. Terusan
-Data dokumentasi tentang struktur organisasi
dan kepengurusan pada KUA kel. Terusan
5. -Sarana/Fasilitas KUA
kel. Terusan
-Data dokumentasi tentang sarana/Fasilitas yang
dimiliki KUA kel. Terusan
6. -Program Bimbingan
Pranikah
-Data dokumentasi tentang program Bimbingan
Pranikah
7. -Dasar konseptual
implementasi
Bimbingan Pranikah
-Data tentang dasar konseptual dalam
implementasi Bimbingan Pranikah di KUA kel.
Terusan
8. -Implementasi
bimbingan pranikah
pada KUA kel.
Terusan
-Data tentang implementasi Bimbingan
Pranikah, yang meliputi:administrasi, program,
metode, dan juga implementasinya secara teknis.
C. Butir-butir Wawancara
No Jenis Data Sumber Data dan Substansi Wawacara
1. -Letak Geografis
KUA kel. Terusan
PIMPINAN /staf KUA:
-Bisa dijelaskan letak geografis KUA kel.
Terusan?
2. -Sejarah KUA kel.
Terusan
PIMPINAN/staf KUA kel. Terusan:
-Bagamaina sejarah pendiri KUA kel. Terusan?
-Kapan dan oleh siapa KUA didirikan?
-Apa yang menjadi motivasi pendiri KUA?
-Bagaimana perkembangannya hingga saat ini?
3. -Sarana /Fasilitas
KUA kel. Terusan
PIMPINAN/staf KUA kel. Terusan
-Apa saja sarana yang dimiliki KUA?
4. -Pelaksanaan
Bimbingan Pranikah
kepada Calon
Pengantin
PIMPINAN/staf KUA kel.Terusan:
-Bagaimana program Bimbingan Pranikah?
-Apa saja aturan administrasinya?
-Apa saja susunan program kegiatannya?
-Apa saja metode yang digunakkan?
-Bagaimana teknis penerapan metode tersebut?
-kapan dilaksanakan dan apa tujuannya?
-apa saja amalan-amalan yang dilakukan?
-apa saja kendala dalam bimbingan?
-apa upaya yang dilakukan?
Lampiran 2.
NO NAMA-NAMA PENYULUH
KUA Kec. MSI
Ket.
1 Aceng Ma’ruf Sanjaya, S.Pd.i S1
2 Al Mursalim, S. Hi S1
3 Atika SMA
4 Hani SMA
5 Mardiana, S.Hi S1
6 Oktaviani Masyuroh, S.Pd.i S1
7 Sarini, S.Pd.i S1
8 Yenni Musa, S.Pd.i S1
Lampiran 3
Wawancara dengan bapak Saiful Anwar Pengurus BP4 dan Penyuluh Agama.
Wawancara dengan Kepala KUA kec. Maro Sebo Ilir Bapak Arofah S.Hi
Wawancara dengan Penyuluh Agama Ibu Syarini
Wawancara peneliti dengan Penyuluh Agama ibu yenni musa
Wawancara dengan penyuluh ibu heni dan ibu atika
Wawancara peneliti dengan calon pengantin yang mengikuti bimbingan pranikah di KUA
kec. Maro sebo Ilir.
Wawancara peneliti dengan catin fegi
Wawancara dengan catin iffah dan Muhajir
Wawancara dengan korban kdrt
Wawancara dengan korban Kdrt
Proses Bimbingan Pranikah Di KUA kec. Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari
Proses pemeriksaan data catin sebelum melakukan bimbingan pranikah
Lampiran 3
Wawancara dengan bapak Saiful Anwar Pengurus BP4 dan Penyuluh Agama.
Wawancara dengan Kepala KUA kec. Maro Sebo Ilir Bapak Arofah S.Hi
Wawancara dengan Penyuluh Agama Ibu Syarini
Wawancara peneliti dengan Penyuluh Agama ibu yenni musa
Wawancara dengan penyuluh ibu heni dan ibu atika
Wawancara peneliti dengan calon pengantin yang mengikuti bimbingan pranikah di KUA
kec. Maro sebo Ilir.
Wawancara peneliti dengan catin fegi
Wawancara dengan catin iffah dan Muhajir
Wawancara dengan korban kdrt
Wawancara dengan korban Kdrt
Proses Bimbingan Pranikah Di KUA kec. Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari
Proses pemeriksaan data catin sebelum melakukan bimbingan pranikah
JADWAL PENELITIAN
Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penulisan Draf
Proposal
x
2 Konsultasi dg
ka.jur/prodi
dan lainnya
untk fokus
penelitian
3 Revisi Draf
Proposal
x
4 Proses Seminar
Proposal
x
5 Revisi Draf
Proposal
Setelah
seminar
x
6 Konsultasi dg
Pembimbing
X
7 Koleksi Data
8 Analisa dan
Penulisan Draf
Awal Skripsi
x
9 Draf Awal
dibaca
pembimbing
10 Revisi Draf
Awal
11 Draf Dua
dibaca
pembimbing
12 Revisi Draf
Data
13 Draf2Revisi
dibaca
pembimbing
X
14 Penulisan Draf
Akhir
X
15 Draf Akhir
Dibaca
Pembimbing
X
16 Ujian
Munaqasah
X
17 Revisi Skripsi
Setelah Ujian
Munaqasah
X
20 Mengikuti
Wisuda
DAFTAR RESPONDEN
No NAMA KET
1 Arofah Keapala KUA
2 Heni Penyuluh
3 Yenni Musa Penyuluh
4 Saiful Anwar Penyuluh/BP4
5 Syarini Penyuluh
6 Risdayanti Korban kdrt
7 Arifah Korban Kdrt
8 Hanifah Korban Kdrt
9 Fegi dan Ardi Peserta (calon pengantin)
10 Dahlia dan Arisman Peserta (calon pengantin)
11 Dedek Dan Raden Peserta (calon pengantin)
12 Iffah dan Muhajir Peserta (Calon Pengantin)
CURRICULUM VITAE
Nama : Eli Sukmawarni
TTL : Terusan, 21 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Fak/Jur : Dakwah/Bimbingan Penyuluhan Islam
NIM : UB. 150091
Alamat Asal : Kel. Terusan, Kec. Maro Sebo Ilir, Kab. Batang Hari
Alamat Sekarang : Pemondokan/Kost Cemara No.55 Rt.09, Rw. 08, Desa
Mendalo darat, Kec. Jaluko, Kab. Muaro Jambi.
Riwayat Pendidikan
SD : SDN 29/1 Terusan (2003-2009)
MI : Madrasah Ibtidaiyyah Kel. Terusan (2003-2009)
SMP : SMPN 28 BATANGHARI (2009-2012)
SMA : SMAN 11 BATANGHARI (2012-2015)
UNIVERSITAS : UIN STS JAMBI (2015-2019)
Motto : Jadikan sholat dan sabar sebagai penolongmu.