upaya poupaya pokok kesling
DESCRIPTION
puskesmasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Hendrik L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku manusia,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan
beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan
mental, system budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan
mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan
sosio kultural.
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan
sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu:
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Menurut pasal 22 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan menyebutkan antara lain :
1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat.
2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya.
3. Kesehatan lingkungan meliputi:
a) Penyehatan air, tanah dan udara
b) Pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan
c) Pengendalian vektor penyakit
d) Penyehatan atau pengamanan lainnya
4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan
Permasalahan sampai saat ini diketahui bahwa penyakit terbanyak yang
terdapat di wilayah kerja puskesmas didominasi oleh penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan.
Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk perbaikan mutu
lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan peningkatan
sanitasi dasar serta pencegahan dan penanggulangan kondisi fisik dan biologis
yang tidak baik, termasuk berbagai akibat sampingan pembangunan.
Peranan Puskesmas sangat strategis, karena puskesmas berada pada tingkat
terdekat dengan tempat di mana masalah yang menyangkut kesehatan itu terjadi.
Sehingga kemampuan untuk mendeteksi adanya masalah serta kemampuan untuk
menganalisa besarnya masalah akan menentukan keberhasilan upaya
pemecahannya. Masalah pada derajat yang tidak terlalu besar dimana masih dalam
lingkup jangkauan kemampuan puskesmas maka masalah tersebut dapat cepat
ditangani.
Puskesmas Banjarbaru Utara merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan masyarakat yang berada di bawah Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat dasar di wilayah kerjanya. Wilayah kerja kerja dari Puskesmas Banjarbaru
Utara meliputi Kelurahan Loktabat Utara dan mentaos. Dalam pelaksanaan
kewajibannya sebagai unit pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas
Banjarbaru Utara tidak dapat terlepas dari peran serta keberadaan kesehatan
lingkungan sebagai salah satu poin vital dari terlaksananya suatu pelayanan
kesehatan.
Semua kegiatan penyehatan lingkungan dan pemukiman yang dilakukan
oleh staf Puskesmas, sebaiknya dilaksanakan dengan mengikutsertakan
masyarakat secara bergotong-royong. Adanya rasa tanggung jawab diperlukan
dalam sejumlah evaluasi terhadap kebijakan–kebijakan yang telah ada, khususnya
kebijakan terkait dengan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
Banjarbaru Utara.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam menyusun dan memperbaharui kebijakan–
kebijakan yang telah ada dalam meningkatkan kualitas pelayanankesehatan
lingkungan yang optimal di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara.
Penulisan makalah ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam menyusun dan memperbaharui kebijakan–
kebijakan yang telah ada dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
lingkungan yang optimal di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan
pemukiman bertujuan berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua
unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat, yang dapat
memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan mereka pada daerah kerja
Puskesmas Banajrbaru Utara tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
masyarakat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal
b. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat, dan sektor
lain yang berkaitan serta bertanggung jawab atas upaya
peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup
c. Terlaksananya peraturan perundangan, tentang penyehatan
lingkungan dan pemukiman yang berlaku
d. Terselenggarannya pendidikan kesehatan guna menunjang
kegiatan dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan
pemukiman
e. Terlaksannya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi
perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan/ penjualan
makanan, perusahaan dan tempat-tempat umum
BAB III
UPAYA POKOK
PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjarbaru Utara
merupakan salah satu program dari puskesmas. Program ini bertujuan menjamin
kelangsungan kesehatan lingkungan, serta keterjangkauan pelayanan yang efisien,
efektif dan rasional. Adapun struktur organisasi kesehatan lingkungan
PuskesmasBanjarbaru Utara tertera pada skema berikut :
Struktur Organisasi Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Banjarbaru Utara
Gambar 1. Struktur Organisasi Kesehatan Lingkungan Puskesmas Rawat Jalan Puskesmas Banjarbaru Utara 2014
Top ManagerNama : Bahrul Ilmi,SKM,MMNIP : 19700906 199002 1 001Jabatan : Kepala Puskesmas
Banjarbaru Utara
Unit Penunjang
Kesehatan lingkunganMariani
HeldawatiSuparmi
Menurut surat peraturan walikota Banjarmasin nomor 20 tahun 2008, tugas
pokok dan fungsi sanitarian ialah:
1. Melaksanakan upaya perbaikan kesehatan lingkungan
2. Pemeriksaan rumah
3. Pemeriksaan jamban keluarga
4. Pemeriksaan kualitas air
5. Pemeriksaan TTU
6. Pemeriksaan institusi
7. Pemeriksaan TPM
8. Pengamatan penyakit
9. Penyelidikan KLB
10. Penyuluhan
11. Konsultasi kesehatan lingkungan
12. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
1. Melaksanakan upaya perbaikan kesehatan lingkungan
Pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas bertujuan menjamin
kelangsungan, keterjangkauan pelayanan kesehatan lingkungan yang efisien,
efektif, dan rasional. Ruang lingkup kesehatan lingkungan secara keseluruhan
mencakup :
1. Penyehatan lingkungan
2. Hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
3. Penyehatan tempat penampungan sementara (TPS) dan lingkungan
pemukiman
4. Pengawasan sanitasi TTU
Tujuan perencanaan dalam penyehatan lingkungan adalah untuk
mendapatkan :
a. Inspeksi sanitasi (IS) sarana air bersih
b. Pembinaan kelompok pemakai air
c. Pengawasan kualitas air bersih
Puskesmas Banjarbaru Utara ditangani oleh 3 orang tenaga sanitarian.
Menurut DEPKES (2005), rasio ideal jumlah tenaga sanitarian di suatu daerah
adalah 40 : 100.000 jiwa penduduk. Sehingga berdasarkan hal tersebut setidaknya
jumlah tenaga sanitarian di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara adalah
sebanyak 13-14 orang.
2. Pemeriksaan rumah
Tabel 3.1. Data Perumahan di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara
No. Rincian Kegiatan
Satuan Target 1 tahun
Realisasi Januari-November 2013
%
1 Rumah yang diperiksa
Buah 6720 6720 100
2 Rumah yang Memenuhi Syarat
Buah 5510 5337 75%
Grafik 3.1. Kegiatan Pengawasan Rumah tahun 2013
Kriteria rumah sehat menurut Winslow:
• Memenuhi kebutuhan fisiologis : Pencahayaan, Penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, Terhindar dari kebisingan yang mengganggu dan,
• Memenuhi kebutuhan psikologis :
Ruang cukup baik
Aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni
Kemudahan komunikasi
Ruang duduk dapat dipakai ruang makan keluarga
Penataan meubel, kebutuhan air bersih berkisar 100 l/orang/hari
Ada WC dan kamar mandi bersih
Rumah harus ditanami tanaman yang bersih dan rapi
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
Tersedia air minum yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan
Tidak memberi kesempatan serangga bersarang didalam/sekitar
rumah sistem pembuatan air limbah/tinja memenuhi syarat
kesehatan
Pembuangan sampah pada tempat yang baik dan sehat, luas kamar
tidur/orang sesuai standar, tempat masak/menyimpan makanan
bebas dari pencemaran dan gangguan binatang,
Fasilitas mandi
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan
Bangunan yang kokoh (tidak curam dan licin)
Cukup ventilasi dan cahaya (mencegah tersandung, teriris, dll)
Jarak ujung atap dengan atap tetangga minimal 3 m
Jauh dari pohon-pohon yang besar, jarak rumah kejalan sesuai
peraturan,
Lantai selalu basah jangan sampai terlalu licin,
Didepan pintu utama ditambah lantai tambahan
Bagian bangunan yang dekat api/listrik harus terbuat dari bahan tahan api
Rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara sudah
mencapai 75%. Meskipun demikian, belum tentu menyatakan jumlah rumah
sehat yang sebenarnya karena sampel tidak mencakup seluruh rumah yang ada.
Dari sistem yang di terapkan di puskesmas Banjarbaru Utara menggunakan
sampel acak dari setiap RT yang ada dan di ketahui oleh kepala RT setempat, dan
melihat kondisi yang pantas untuk diberikan penyuluhan.Rumah sehat
mempengaruhi kesehatan penghuni dari rumah dan sekitarnya.
Mulai bergesernya penduduk wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara
ke arah daerah lebih tinggi dan sadarnya akan rumah sehat dan standar serta
meningkatnya kondisi ekonomi sehingga banyak rumah yang sesuai syarat, ini
menjadi faktor yang berpengaruh.
3. Pemeriksaan jamban keluarga
Tabel 3.2 Kegiatan Pengawasan Jamban Keluarga tahun 2013
Grafik 3.2 Kegiatan Pengawasan Jamban Keluarga tahun 2013
No. Rincian Kegiatan
Satuan Target 1 tahun
Realisasi Januari-November 2013
%
1 Jamban Keluarga yang diperiksa
Buah 5510 5337 96,9
2 Jamban Keluarga yang Memenuhi Syarat
Buah 3278 71,8
Persyaratan penyediaan sarana jamban antara lain :
a. Jenis jamban yang harus disediakan dan memenuhi syarat kesehatan
b. Jumlah jamban yang diperlukan untuk tempat pengungsian adalah 1 buah
dipakai untuk sekitar 20 orang
c. Diupayakan mempergunakan bahan lokal
d. Tempat atau lokasi jamban harus mempertimbangkan beberapa hal antara
lain
e. Letak cubluk harus lebih rendah dari lantai jamban sehingga air
penyiraman dapat mengalir dengan lancar (kemiringan saluran minimal
l2%)
f. Agar cubluk tidak cepat penuh, jangan ditempatkan pada tempat yang
memungkinkan masuknya air hujan
g. Tidak mencemari sumber air bersih (sumur gali/SPT) dan air tanah.
h. Jarak cubluk dengan sumur gali/SPT
i. Jenis tanah pasir 15 meter
j. Jenis tanah liat 10 meter
k. Jarak dasar cubluk dengan permukaan air tanah paling sedikit 2 meter.
Pengawasan terhadap jamban keluarga di Puskemas Banjarbaru Utara
memenuhi 96,9% pada tahun 2013. Jamban keluarga yang memenuhi syarat
sekitar 71,8%. Masih adanya jamban yang tidak memenuhi syarat yaitu sekitar
28,2% dikarenakan kondisi rumah yang masih di dekat sungai ataupun rumah
lama yang belum di renovasi sehingga kurangnya perbaikan atas jamban sehat,
namun dari presentasi yang berhasil menandakan kepedulian dari pihak
masayarakat akan pentingnya sanitasi terutama jamban.
Menurut data dari Puskemas Banjarbaru Utara bagian kesehatan
lingkungan, dalam beberapa tahun ini masih belum ada bantuan atau
pembangunan jamban umum, Jadi kegiatan yang di lakukan hanya himbauan dan
pendampingan dalam pembuatan jamban keluarga.
4. Pemeriksaan kualitas air
Tabel 3.3. Pemeriksaan SAB dan SPAL
No. Rincian Kegiatan Satuan Target 1 tahun
Realisasi Januari-November 2013
%
1 Sarana air bersih yang memenuhi syarat
Sarana 6052 5772 95
2 SPAL yang memenuhi syarat
Sarana 4991 3689 75
Untuk kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih serta kegiatan
pembinaan kelompok pemakai air selama ini dilakukan bersamaan dengan
penyuluhan, dimana inspeksi dilakukan langsung ke rumah-rumah warga.
Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Banjarbaru Utara tersebut rata-
rata sudah memiliki sarana air bersih (PDAM) di setiap rumah, yaitu sekitar 95%
pada tahun 2013.Namun, masyarakat biasanya hanya menggunakan air bersih
untuk dipakai memasak atau diminum, sedangkan untuk mandi, cuci kakus dan
mencuci masih menggunakan air sungai. Berkenaan dengan hal tersebut,
pengawasan yang dilakukan terhadap kualitas air bersih pun menjadi belum
optimal. Kerjasama antar warga, dan pihak-pihak terkait tentunya sangatlah
dibutuhkan dalam penanganan serta pemecahan hal tersebut di atas.
Mengamati hal demikian diperlukan tindak lanjut serta solusi, diantaranya
mungkin dengan dilakukannya penjernihan dan pembersihan air sungai dengan
penjernihan berlapis, yang nantinya berdampak pada meningkatnya kualitas
kesehatan lingkungan pada umumnya dengan tidak melupakan budaya menjaga
kebersihan lingkungan, seperti tidak membuang sampah di sungai, dan
sebagainya.
5. Pemeriksaan Tempat Sampah
Tabel 3.6 Pemeriksaan Tempat Sampah Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara 2013
No. Rincian Kegiatan
Satuan Jumlah terdaftar
Target 1 tahun
Realisasi Januari-November 2013
%
1 Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah
Sarana 3.645 3.645 2.579 70,8
2 TPS MS Sarana 13 13 9 69,2
Grafik 3.4.Pemeriksaan Tempat Sampah Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara 2013
Kegiatan penyehatan TPS dan lingkungan pemukiman bertujuan agar
meminimalkan sampah yang diproduksi sehingga bisa mengurangi lingkup
penyebaran penyakit di daerah sekitar daerah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara.
Untuk kegiatan penyehatan TPS tidak ada kegiatan yang spesifik,
dikarenakan tidak tersedianya TPS di wilayah kerja Puskemas Banjarbaru Utara,
dan untuk menggantikannya dilakukan penyuluhan oleh petugas kesehatan
lingkungan kepada masyarakat sekitar diantaranya seperti untuk tidak membuang
sampah sembarangan di depan-depan rumah atau pasar, maupun sarana umum
lainnya yang akan menyebabkan penumpukan sampah, dan menimbulkan sarang
penyakit, dan lain sebagainya.
Pihak puskemas Banjarbaru Utara sudah mengusulkan ke pihak kelurahan
terkain dan pemerintah kota agar disediakan tempat pembunagan sampah
sementara (TPS) setiap kelurahan namun sampai saat ini belum ada tindakan.
Perlu adanya upaya advokasi dengan instansi pemerintah yang terkait untuk
pengadaan TPS agar tercipta lingkungan yang sehat dan diharapkan dapat
menekan penularan penyakit.
6. Pemeriksaan TTU
Tabel 3.7. Pemeriksaan Tempat-tempat Umum
No. Rincian Kegiatan Satuan Target Realisisasi Persentasi
1 Inspeksi sanitasi
TTU
Sarana 169 169 100 %
2 Sanitasi tempat
umum memenuhi
syarat
Sarana 135 132 96,8 %
Pengawasan sanitasi TTU telah mencapai 100%. Kegiatan ini dilakukan
dengan penghitungan target di awal tahun.Pengelolaan kesehatan lingkungan di
Puskesmas Rawat Jalan Banjarbaru Utara dapat dikategorikan baik. Proses
kegiatan pengelolaan kesehatan lingkungan sudah mencakup keseluruhan.
7. Pemeriksaan TPM
Tabel 3.9. Pemeriksaan TPM Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara 2013No. Rincian Kegiatan Satuan Jumlah
terdaftar
Target 1
tahun
Realisasi
Januari-
November
2013
%
1 Inspeksi sanitasi
tempat pengolahan
makanan
Sarana 198 198 198 100
2 Inspeksi sanitasi
tempat pengolahan
makanan MS
Sarana
198 198 136 68,6%
Tujuan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman adalah memenuhi
kebutuhan kesehatan lingkungan pada tiap unit pelayanan kesehatan sesuai
dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerja. Adapun di wilayah kerja
Puskesmas Banjarbaru Utara pola penyakit yang berhubungan dengan sanitasi
makanan ini yaitu ISPA dan diare,yang masuk 10 besar penyakit yang banyak
ditemukan.
Secara umum penyehatan TPM dilakukan dengan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan
dan penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan
makanan.
Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM) meliputi:
1) Kegiatan Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) puskesmas
Banjarbaru Utara memiliki tujuan : untuk meningkatkan jumlah makanan
yang memenuhi persyaratan kesehatan serta untuk menurunkan frekuensi
penyakit bawaan makanan dan keracunan makanan.
2) Pada tahun 2012, kegiatan pengawasan TPM dilaksanakan dengan hasil
kegiatan berupa usaha untuk menghindarkan makanan agar tidak kontak
langsung dengan vektor seperti lalat dan serangga lain,
3) Perlunya penekanan dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti
kebersihan, dan perlunya pemahaman penggunaan air bersih pada proses
pengolahan makanan.
4) Pemeriksaan formalin dan borak pada sampel makanan jajanan.
Bila dalam pemeriksaan sampel dinyatakan positif, maka petugas
kesehatan akan melakukan tindak lanjut berupa pendekatan dan arahan kepada
TPM yang bersangkutan.
Kegiatan pada hygiene dan sanitasi makanan dan minuman berupa
pemeriksaan sampel makanan, pemeriksaan rutin dilakukan sesuai dengan jadwal
yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Berdasarkan cakupan kesehatan lingkungan makanan dan minuman
wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara 2013, pemeriksaan tempat yang
menyediakan makanan dan minuman dan pengawasan sudah dilakukan
sepenuhnya (100%).
Pemeriksaan sampel makanan belum dilakukan oleh puskesmas
Banjarbaru Utara. Kemungkinan karena puskemas Banjarbaru Utara hanya
melakukan pengambilan saja, sedang pemeruksaan sampel makanan yang
dilakukan oleh pihak dinas kesehatan kota dan hasilnya langsung di dinas
kesehatan, sehingga pengelolaan program ini sepenuhnya dilakukan oleh pihak
Dinkes. Kemungkinan karena tidak adanya sarana dan prasarana untuk mengelola
program ini secara mandiri.
BAB IV
ANALISIS MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Perumusan Masalah
RUMUSAN PENYEBAB MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Hanya ada 3 karyawan di kesehatan lingkungan Puskesmas Banjarbaru Utara
Jumlah rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat yakni 141 rumah
Jumlah jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat
Tidak adanya TPS sehingga pengelolaan sampah hanya berupa himbauan
Bagaimana mengoptimalisasi kinerja dan program kesehatan lingkungan dengan jumlah tenaga yang terbatas di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara? (sisi tenaga kerja)
Bagaimana mengatasi rumah keluarga yang belum memenuhi syarat rumah sehat
Bagaimana mengatasi adanya jamban yang tidak memenuhi syarat.
Bagaimana pengelolaan sampah yang masih belum optimal
B. Perumusan Penyebab Masalah
No Perumusan Penyebab Masalah
Intervensi Alternatif Pendekatan Pemecahan
Masalah
Rumusan Pendekatan Pemecahan Masalah
1 Kurangnya karyawan di
ruang kesehatan
lingkungan
Mengoptimalkan kinerja pegawai kesling dan
adanya upaya lintas sektor
Melakukan pembagian kerja yang jelas antara 2 orang pegawai dan hubungan yang baik
dengan dinas terkaitKonsultasi dengan Dinas Kesehatan
2 Jumlah rumah tidak memenuhi
syarat
Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada di
rumah warga
Pembuatan ventilasi dan menjaga kebersihan lingkungan rumah serta membiakan sinar
matahari untuk masuk
3 Jumlah jamban keluarga
Mengoptimalkan pembuatan dan
pengelolaan sarana umum dan edukasi tentang
sanitasi sendiri
Pembuatan jamban masayarat secara umum sesuai standard san pengoptimalkan jamban
keluarga yang sesuaiKonsultasi dengan pihak RT, RW, dan warga,
serta pihak pembangun rumah4. Tidak adanya
TPS diwilayah
kerja Puskesmas
Memberikan alternative untuk tempat pembuangan sampah dan pengengkutan atau pengolahan sampah
Menyarankan agar semua warga mempunyai tempat penampungan sampah sementara di rumah kemudian mengkoordinasikan atau
memperkerjakan orang khusus yang mengangkut sampah tersebut ke TPS di
wilayah lain
C. Perumusan Penyebab Masalah
SWOT dari perumusan masalah
A. Tenaga Kerja (SDM)
No. Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Oppurtunity (Kesempatan)
Threat (Hambatan)
Tingkat pendidikan yang sesuai
Kinerja tenaga kerja yang belum optimal dikarenakan luas nya cakupan daerah Banjarbaru Utara
Beberapa TTU kooperatif dan mudah di jangkau oleh transportasi darat
Sedikitnya tenaga kerja yang berminat pada bidang ini dan kurangnya penerimaan pegawai di bidang ini
B. Masyarakat
No.
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Oppurtunity (Kesempatan)
Threat (Hambatan)
Ada beberapa masyarakat yang tingkat pendidikannya tinggi dan banyak masyarakat yang sadar akan
Tidak adanya
tempat
pembuangan
sampah umum
dan sementara
Penyuluhan-
penyuluhan
oleh beberapa
kader
Adanya kerja
sama dengan
Tidak adanya . kesesuaian waktu,antara petugas dan masyarakat saat hendak
Kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjarbaru Utara
Kesehatan lingkungan efisien, efektif, dan rasional
Tenaga kerja (SDM)
Kondisi geografis Masyarakat
Fasilitas dan biaya
pentingnya kesehatan lingkungan, rumah sehat dan jamban yang baik
Tidak adanya
biaya untuk
membuat
jamban
ataupun rumah
sehat dan
wilayah rumah
di pinggir
sungai
dinas terkait
dalam rangka
penyehatan
sanitasi secara
cepat
memberikan pelayanan dan kunjungan
Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah
Kelelahan dari petugas
C. Kondisi Sistem
No.
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Oppurtunity (Kesempatan)
Threat (Hambatan)
Tersedianya
petugas yang
sesuai
dibidangnya dan
pendidikan cukup
Akses lintas
sektoral yang
mumpuni
Luasnya
wilayah kerja
Puskesmas
Banjarbaru
Utara
Tidak adanya
system yang
baku
Metode
pengambilan
sampel rumah
sehat dan
jamban yang
kurang
Mahirnya
petugas dalam
pengolahan
data dan
pahamnya
petugas akan
bidangnya
sendiri dalam
kesehatan
lingkungan
Hubungan baik
antara dinas
terkait dan
pemerintahan
setempat
Tidak optimalnya
kinerja dalam
pengolahan data
System yang tidak
baku sehingga bisa
berubah sewaktu-
waktu
SWOTStrength
(Kekuatan)
Weakness
(Kelemahan)
Oppurtunity (Kesempatan) S x O W x O
Threat (Hambatan) S x T W x T
Kekuatan (Strength) dan Kesempatan (Oppurtunity)
Kelemahan (Weakness) dan Kesempatan (Oppurtunity)
Kekuatan (Strength) dan Hambatan (Threat)
Kelemahan (Weakness) dan Hambatan (Threat
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Puskesmas Banjarbaru Utara berada di Kecamatan Banjarmasin Utara
Kota Banjarmasin dengan wilayah kerja sebanyak 3 Kelurahan yaitu Kelurahan
Banjarbaru Utara, Kelurahan Kuin Utara dan Kelurahan Pangeran.Dengan Luas
Wilayah 464,75 Ha wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara memiliki jumlah
penduduk sebanyak 32.693 jiwa.
Puskesmas Banjarbaru Utara sekarang telah memiliki unit-unit kegiatan
yang masing-masing unit tersebut memiliki program kesehatan tersendiri dan
masing-masing unit yang telah melaksanakan program tersebut. Hasil kegiatan
pada umumnya mengalami peningkatan dibanding tahun lalu walaupun masih
banyak yang belum memenuhi target.
Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara
sudah menyadari dan memiliki sarana yang sesuai dengan syarat syarat rumah
sehat dan jamban yang sehat tetapi ada juga sebagian masyarakat yang sudah
sadar tetapi masih terkendala untuk memiliki hal tersebut.
B. Saran
Dari data yang telah didapatkan disarankan:
a. Perencanaan dilakukan lebih matang mengenai program dan
dengan jumlah tenaga yang tersedia sehingga hambatan berupa kurangnya
tenaga kesehatan dapat di minimalisasi serta dilakukan koordinasi antara
berbagai sektor yang terkait dalam kegiatan puskesmas agar pelaksanaan
kegiatan program dapat tercapai dan berjalan dengan baik.
b. Pengoptimalkan tenaga dari puskemas dan pengrekrutan kader-
kader yang berupaya lebih dimasyarakat.
c. Memanfaatkan organisasi serta tempat-tempat umum yang banyak
tersedia di masyarakat sehingga penyampaian informasi menyeluruh dan
berkelanjutan.
d. Kerjasama dengan dinas terkait dan lintas sektoral untuk
menjalankan program terutama maslah biaya dan fasilitasyang belum ada.
e. Pembuatan system yang efisien dan tepat sasaran dalam
pengawasan dan penataan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Laporan Tahunan Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2011
2. Laporan Tahunan Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012
3. Data Dinding Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012
4. Laporan Tahunan Apotek Rawat Jalan Puskesmas Banjarbaru Utara tahun
2012
5. Profil Puskesmas Banjarbaru Utara Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2013.
6. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Departemen Kesehatan RI, 2006.