upaya meningkatkan prestasi belajar btq pada materi mengenal huruf...

92
i UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI TAMPIRKULON 1 KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: SUMARIYAH NIM: 11411042 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI

    MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI

    METODE DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI

    TAMPIRKULON 1 KECAMATAN CANDIMULYO

    KABUPATEN MAGELANG TAHUN

    PELAJARAN 2013/2014

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh:

    SUMARIYAH

    NIM: 11411042

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2014

  • ii

  • KEMENTERIAN AGAMA

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp ( 0298 ) 323706 fax 323433 Salatiga 50721

    http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

    iii

  • KEMENTERIAN AGAMA

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

    http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

    iv

    SKRIPSI

    UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI

    MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI METODE

    DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI TAMPIRKULON 1

    KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

    TAHUN PELAJARAN 2013/2014

    DISUSUN OLEH

    SUMARIYAH

    NIM: 11411042

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah

    Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 30

    September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

    sarjana S1 Kependidikan Islam

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji : Moh Khusen, M.Ag., MA _____________

    Sekretaris Penguji : Drs. Djoko Sutopo _____________

    Penguji I : Miftachur Rif‟ah, M.Ag. _____________

    Penguji II : Mufiq, S.Ag. M.Phil. _____________

    Penguji III : M. Hafidz. M.Ag. _____________

    Salatiga, 30 September 2014

    Ketua STAIN Salatiga

    Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

    NIP. 19670112 199203 1 005

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Sumariyah

    NIM : 11411042

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

    saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

    orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

    etik ilmiah.

    Salatiga, September 2014

    Yang menyatakan

    Sumariyah

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    “(1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia

    telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu

    yang Maha Mulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5) Dia

    mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-„Alaq: 1 - 5)

    PERSEMBAHAN

    Karya sederhana ini aku persembahkan untuk:

    1. suamiku tercinta atas kesetiaannya dan selalu mendampingi.

    2. Ibuku yang selalu mendoakanku

    3. Anak-anakku, menantu dan cucu-cucuku yang banyak memberi

    dorongan semangat dan sumber inspirasiku.

    4. Warga SD Tampirkulon I yang telah banyak memberi kemudahan dan

    support dalam pelaksanaan penelitian ini.

    5. Seluruh teman senasib seperjuangan.

    KATA PENGANTAR

  • vii

    Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, karena

    dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

    ini.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari

    berbagai pihak. Untuk itu terima kasih penulis ucapkan dengan tulus dan sedalam-

    dalamnya kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga.

    2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku ketua program studi PAI Ekstensi.

    3. Bapak M. Hafidz, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan

    penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan dan arahan sehingga

    skripsi ini dapat selesai dengan baik.

    4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah menyampaikan materi kuliah.

    5. Bapak dan Ibu Karyawan STAIN Salatiga yang telah membantu kami.

    6. Bapak Suryadi, S.Pd. selaku kepala SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan

    Candimulyo Kabupaten Magelang yang telah memberikan ijin,

    keleluasaan, serta bantuan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

    7. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini dapat

    selesai

    Penulis berdoa semoga amal baik tersebut diterima oleh Allah SWT dan

    dicatat sebagai amal saleh. Selanjutnya tidak lupa penulis mengharapkan kritik

    dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.

    Salatiga, September 2014

    Penulis

  • viii

    ABSTRAK

    Sumariyah. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar BTQ pada Materi

    Mengenal Huruf Hijaiyah, Tanda Baca Melalui Metode Drill pada

    Siswa Kelas II SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo

    Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan

    Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi

    Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing M. Hafidz, M.Ag.

    Kata Kunci: Prestasi Belajar BTQ, Metode Drill.

    Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui seberapa besar peran

    metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar BTQ siswa kelas II SDN

    Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

    2013/2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:

    Bagaimanakah prestasi belajar BTQ siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon I

    Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014? Untuk

    menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan

    kualitatif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Temuan dalam penelitian ini menunjukkan penelitian tindakan kelas

    dengan metode drill dapat memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan

    prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini guru sekaligus bertindak sebagai

    peneliti dan penelitian ini dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 2 siklus. Tiap

    siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

    refleksi.

    Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi

    belajar. Peningkatan prestasi tersebut dapat dilihat dari nilai prosentase rata-

    rata/ketercapaian hasil belajar persiklus yaitu: Prestasi belajar siklus I 76,47%,

    dan siklus II 82,35%. Hal ini dikarenakan dengan penerapan metode drill kegiatan

    pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan memudahkan pembelajaran.

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ..................................................................................................... i

    Halaman Berlogo ................................................................................................ ii

    Persetujuan Pembimbing ..................................................................................... iii

    Halaman Pengesahan .......................................................................................... iv

    Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan................................................................ v

    Motto dan Persembahan ...................................................................................... vi

    Kata Pengantar .................................................................................................... vii

    Abstrak ................................................................................................................ viii

    Daftar Isi.............................................................................................................. ix

    Daftar Tabel ........................................................................................................ xii

    Daftar Lampiran .................................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

    B. Rumusan Masalah......................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .......................... 5

    E. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 5

    F. Definisi Operasional ..................................................................... 7

    G. Metode Penelitian ......................................................................... 7

    1. Rancangan Penelitian ............................................................. 7

    2. Subjek Penelitian .................................................................... 9

    3. Langkah-langkah .................................................................... 9

  • x

    4. Instrumen Penelitian ............................................................... 11

    5. Pengumpulan Data .................................................................. 11

    6. Analisis Data........................................................................... 12

    H. Sistematika Penulisan ................................................................... 13

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertan Prestasi ......................................................................... 15

    B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..................... 17

    C. Metode Drill ................................................................................. 25

    D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar BTQ ........... 30

    E. Karakteristik Mutu Pelajaran PAI Khususnya BTQ..................... 33

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ...................................... 37

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ..................................................... 41

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................... 44

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian Siklus I ............................................................... 48

    B. Hasil Penelitian Siklus II .............................................................. 52

    C. Pembahasan .................................................................................. 56

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................... 60

    B. Saran ............................................................................................. 60

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xi

    a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................... 64

    b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. 68

    c. Gambar Kegiatan Pembelajaran .................................................. 73

    d. Lembar Konsultasi ....................................................................... 77

    e. Surat Pernyataan .......................................................................... 78

    RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................... 79

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Daftar Guru/Karyawan SDN Tampirkulon 1 ..................................... 39

    Tabel 2 Hasil Pengamatan pada Siklus I ......................................................... 43

    Tabel 3 Hasil Penelitian pada Siklus I ............................................................. 48

    Tabel 4 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill siklus I ................... 49

    Tabel 5 Persentase hasil belajar BTQ aspek prestasi dalam siklus I ............... 49

    Tabel 6 Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus I ..... 50

    Tabel 7 Hasil belajar BTQ dalam siklus II ...................................................... 53

    Tabel 8 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus II ....... 54

    Tabel 9 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus II ....... 54

    Tabel 10 Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus II .... 54

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................. 64

    Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II................................ 68

    Lampiran 3 Gambar Kegiatan Pembelajaran .................................................... 73

    Lampiran 4 Lembar Konsultasi ......................................................................... 77

    Lampiran 5 Surat Pernyataan ............................................................................ 78

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu pelajaran yang wajib

    ditempuh oleh siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Tampirkulon I Kecamatan

    Candimulyo Kabupaten Magelang, salah satu bagian dari pelajaran Agama Islam

    adalah Baca Tulis Al-Quran (BTQ).

    Mata pelajaran BTQ merupakan muatan lokal daerah (mulok) yang harus

    diajarkan di SD yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam, alokasi

    waktu pelajaran BTQ kelas II satu jam pelajaran adalah 35 menit per minggu.

    Mengingat mata pelajaran BTQ sangat erat hubungannya dengan mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam, dengan demikian pelajaran BTQ diberikan kepada

    siswa SD sejak dini. Karena usia anak-anak SD merupakan usia ideal untuk

    mempelajari dan memahami serta melafalkan huruf-huruf hijaiyah.

    pemberian pelajaran BTQ kepada siswa SD bertujuan untuk memberikan

    pemahaman sejak dini menumbuhkembangkan kemampuan anak dalam membaca

    dan menulis huruf hijaiyah dengan benar. Oleh karena itu, penulis berkeinginan

    lulusan dari SD Negeri Tampirkulon I sudah bisa membaca dan menulis huruf Al-

    Quran sesuai dengan tajwid. Terkadang dengan keterbatasan guru tidak sempat

    membiasakan peserta didiknya untuk melakukan metode drill dalam membaca dan

    menulis kata atau kalimat dengan huruf hijaiyah. Karena membaca dan menulis

    huruf hijaiyah tidak bisa sekaligus fasih dan benar, akan tetapi dalam mempelajari

  • 2

    BTQ harus dilakukan secara berulang-ulang agar hasilnya maksimal, dengan kata

    lain sering latihan (drill) membaca dan menulis huruf Al-Quran atau huruf

    hijaiyah dengan bimbingan orang yang lebih pandai atau ahlinya (guru).

    PAI khususnya BTQ dengan materi Mengenal Huruf-Huruf Hijaiyah dan

    Tanda-Tanda Baca serta Cara Menulis Huruf Hijaiyah Bersambung itu

    merupakan materi yang mengandung teori untuk dibaca dan dipahami. Hal itu

    banyak siswa kurang aktif dalam pembelajaran BTQ. Sering kali guru hanya

    terpaku pada buku sumber dalam pembelajaran dan juga disebabkan keterbatasan

    waktu dan juga tidak ada jadwal pembelajaran BTQ serta kurang perhatian dan

    dukungan pihak sekolah.

    Guru PAI dituntut untuk dapat menyajikan pembelajaran BTQ dengan

    sebaik-baiknya walaupun berbagai kendala yang dihadapi. Sebagai guru PAI

    untuk berusaha meningkatkan prestasi belajar BTQ dengan baik dan benar. Guru

    PAI di SD dituntut untuk selalu meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru

    memegang peranan penting dan strategis dalam upaya mencapai tujuan

    pendidikan yang telah ditentukan. Hal tersebut seperti yang tercantum dalam

    Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 39 Ayat 2 Tahun 2003

    yang berbunyi,

    “Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan

    dan melakukan proses pembelajaran melalui penilaian hasil pembelajaran,

    melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan

    pengabdian kepada masyarakat terutama pada pendidik perguruan tinggi”.

    Permasalahan yang telah diungkapkan di atas sama dengan permasalahan

    yang ada pada SD Negeri Tampirkulon 1 khususnya siswa kelas II. Pengamatan

  • 3

    yang telah saya lakukan selama ini tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan

    pembelajaran PAI khususnya BTQ memakai penerapan metode drill atau

    mengulang-ulang dan eksperimen atau percobaan. Hal tersebut dilakukan guru

    sebagai usaha meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran BTQ agar

    prestasi belajar siswa meningkat. Karena minat belajar siswa kurang, khususnya

    pembelajaran BTQ. Kurangnya minat belajar dapat dilihat dari prose

    pembelajaran antara kurangnya waktu untuk belajar mengajar, kurangnya

    perhatian dan dukungan pihak sekolah serta kurangnya dukungan lingkungan atau

    masyarakat, kemauan bertanya kurang, kesadaran untuk belajar membaca menulis

    huruf hijaiyah berkurang.

    Tes dipersiapkan untuk ujian yang telah saya lakukan di kelas II hasilnya

    menunjukkan hasil prestasi siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 kurang

    memuaskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas II SD

    Tampirkulon 1 masih rendah.

    Hal-hal di atas menjadi dorongan bagi peneliti untuk memperbaiki

    pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar. Upaya tersebut dilaksanakan

    dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini karena PTK pada

    hakikatnya bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran secara

    berkesinambungan yang diemban oleh guru. Dengan demikian penelitian ini

    merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada keterampilan Baca

    Tulis Al-Quran (BTQ) dengan menggunakan metode drill.

    Dengan metode drill guru dapat mengajarkan berbagai hal, dengan

    bermain pula siswa dapat mengenal sekaligus belajar tentang BTQ. Siswa juga

  • 4

    dapat melatih keberaniannya dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam membaca

    dan menulis huruf-huruf hijaiyah. Membaca dengan cara berulang-ulang siswa

    dapat merasa puas dan percaya diri dan menimbulkan rasa emosional tersendiri

    sehingga siswa dapat mengekspresikan dirinya.

    Setiap anak memiliki tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    Unsur-unsur tersebut harus dikembangkan secara seimbang sejak dini untuk

    mendapatkan kecerdasan yang berkualitas. Melalui metode drill inilah ketiga

    unsur pokok pendukung intelektual siswa lebih mudah untuk dipahami karena

    dengan metode drill merupakan cara belajar yang memudahkan untuk memahami

    dan menghafal huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca.

    Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, peneliti berupaya

    meneliti penerapan metode drill untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

    II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang

    dengan materi mengenal huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca sebagai

    alternative pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

    penelitian tindakan kelas ini adalah apakah penerapan metode drill dapat

    meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) pada materi mengenal

    huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca pada siswa kelas II SD Negeri

    Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

    2013/2014?

  • 5

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

    penerapan metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar Baca tulis Al-Quran

    (BTQ) kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten

    Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014.

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    Hipotesis tindakan dari penelitian ini dengan metode drill dapat

    meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) pada siswa kelas II SD

    Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun

    pelajaran 2013/2014. Sedang indikator keberhasilannya: melafalkan huruf al-

    Quran, melafalkan huruf al-Quran melalui kata dan melafalkan huruf al-Quran

    melalui kalimat atau ayat.

    E. Kegunaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat,

    yaitu:

    1. Secara praktis

    Bagi siswa

    a. Memperoleh pelajaran BTQ pada materi pengenalan huruf-huruf

    hijaiyah dan tanda-tanda baca.

    b. Menambah semangat belajar siswa dalam mata pelajaran BTQ pada

    materi pengenalan huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca.

  • 6

    c. Meningkatkan prestasi belajar BTQ.

    d. Memudahkan, memahami, menghafal, dan menulis huruf hijaiyah dan

    tanda baca serta melafalkan dengan baik dan fasih.

    Bagi guru

    a. Membantu dalam proses perbaikan pembelajaran jangka pendek.

    b. Memperkaya/memperluas wawasan pembelajaran yang biasa dipakai

    atau diterapkan dalam mengajar.

    c. Menambah variasi mengajar PAI.

    d. Membantu dalam pelaksanaan inovasi pembelajaran

    e. Meningkatkan kinerja dalam mendidik siswa.

    f. Membangun jaringan mitra.

    g. Meningkatkan prestasi belajar siswa.

    Bagi sekolah

    a. Memberi sumbangan dalam memperbaiki model pembelajaran PAI.

    b. Sebagai bahan pustaka sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk

    meningkatkan mutu pembelajaran PAI di SD khusunya siswa kelas II

    SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten

    Magelang.

  • 7

    2. Secara teoritis

    a. Sebagai bahan pertimbangan tentang pembelajaran BTQ melalui

    metode drill dapat meningkatkan prestsi belajar siswa SD Negeri

    Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

    b. Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah.

    c. Pengembangan kurikulum ditingkat SD.

    d. Pengembangan profesi guru melalui proses latihan sistematik secara

    berkelanjutan.

    F. Definisi Operasional

    Agar tidak terjadi salah tafsir dan persepsi dari penelitian ini, maka perlu

    didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

    1. Prestasi belajar adalah peningkatan pengetahuan siswa tentang

    pelajaran yang telah diterima dari guru.

    2. Huruf hijaiyah adalah huruf Arab yang juga sering disebut huruf al-

    Quran.

    3. Metode drill adalah usaha dengan latihan atau mengulangi sesuatu

    yang telah dilaksanakan.

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan penelitian

    a. Perencanaan

    Dalam perencanaan ini meliputi:

  • 8

    1) Membuat rencana pembelajaran.

    2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.

    3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi

    belajar mengajar di kelas.

    4) Membuat alat observasi untuk mengetahui kondisi belajar

    mengajar di kelas.

    5) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk

    menguji keterlaksanaan rancangan.

    b. Perencanaan tindakan meliputi:

    Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun tindakan-tindakan

    terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas

    sehari-hari. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

    1) Guru mengadakan apersepsi untuk mengetahui tingkat belajar

    siswa.

    2) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan

    metode yang sesuai dan menarik perhatian siswa.

    3) Guru menciptakan suasana menyenangkan sehingga siswa tidak

    tegang.

    c. Observasi

    1) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan

    rancangan tindakan yang telah diterapkan.

    2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang

    berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan.

  • 9

    d. Analisis dan refleksi

    Analisis dan refleksi berfungsi untuk mengetahui apakah tindakan

    yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diharapkan

    atau tidak sehingga pada formatif dapat mencapai kategori lancar.

    2. Subyek penelitian

    a. Siswa

    Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas 2 SD Negeri

    Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang

    berjumlah 17 siswa.

    b. Peneliti

    Penelitian ini dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI).

    c. Tempat dan waktu penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tampirkulon 1

    Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang pada bulan Oktober

    tahun pelajaran 2013/2014.

    3. Langkah-langkah penelitian/Siklus penelitian

    Sesuai dengan yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas,

    penelitian ini tidak hanya dilakukan satu tahap atau siklus kegiatan

    melainkan beberapa kali kegiatan. Karena penelitian tindakan kelas

    adalah sebagai satu bentuk investigasi yang bersifat reflektif,

    partisipatif, kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan untuk

    perbaikan sistem metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi.

  • 10

    Daur ulang dalam penelitian diawali dengan perencanaan

    tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan

    mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation)

    dan melakukan refleksi (reflection) dan seharusnya sampai perbaikan

    agar peningkatan yang diharapkan tercapai (Suharsini Arikunto, 2007:

    104).

    Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dapat dilihat

    pada gambar berikut:

    Penjelasan alur di atas adalah:

    a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

    menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan

    termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat

    pembelajaran.

    b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh

    peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

    mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran

    kontekstual model berbasis masalah.

    Siklus II

    1. Perencanaan

    3. Pengamatan

    2. Tindakan 4. Refleksi

    II

    Siklus I

    1. Perencanaan

    3. Pengamatan

    2. Tindakan 4. Refleksi

    I

  • 11

    c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil

    dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar

    pengamatan yang diisi oleh pengamat.

    d. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari

    pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan

    pada siklus berikutnya.

    Observasi dibagi dalam setiap siklus 1, 2 dan seterusnya.

    Masing-masing siklus diperlukan alur kegiatan yang sama. Dan

    membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di

    akhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan

    diberhentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

    4. Instrumen penelitian

    Adapun instrumen yang disiapkan di antaranya berupa:

    1. Soal tes

    2. Pedoman dan kriteria penilaian

    3. Lembar observasi

    4. Catatan lapangan

    5. Pengumpulan data

    Dalam penelitian tindakan kelas ini pengumpulan data

    dilakukan melalui:

    a. wawancara

    b. pengumpulan data

    c. observasi

  • 12

    d. dokumentasi

    a. wawancara

    peneliti melakukan tes wawancara kepada siswa untuk mengetahui

    seberapa tingkat kemampuan siswa dalam menghafal huruf

    hijaiyah.

    b. Pengumpula data

    Pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

    digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik

    pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik

    observasi.

    c. Observasi

    Observasi/pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar

    observasi yang telah disesuaikan sebelumnya. Observasi digunakan

    untuk mendapatkan informasi mengenai sikap dan respon setelah

    diadakan pre test pada tiap siklus.

    d. Dokumentasi

    Untuk melihat kemampuan siswa dalam menghafal sebelum

    penerapan penelitian tindakan kelas sehingga dapat

    mengelompokkan siswa menjadi empat kelompok sangat lancar,

    lancar, kurang lancar dan sangat kurang.

    6. Analisis data

    Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul

    sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat

  • 13

    dipertanggungjawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan

    pada metode observasi digunakan data kualitatif.

    Dalam menganalisa data sehingga memperoleh data yang

    akurat, maka peneliti menggunakan dengan rumus sebagai berikut:

    Keterangan:

    P = Presentase

    ∑X = Nilai rata-rata

    N = Jumlah siswa

    H. Sistematika Penulisan

    Rangkaian laporan penelitian tindakan kelas ini disusun dengan

    sistematika penulisan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN, menguraikan latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian dan definisi

    istilah atau operasional metode penelitian, sistematika penulisan.

    BAB II KAJIAN PUSTAKA, menjelaskan tentang upaya meningkatkan

    kemampuan membaca huruf hijaiyah pada mata pelajaran BTQ siswa kelas 2.

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, memaparkan deskripsi

    pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus ke II (perencanaan,

    pelaksanaan, observasi dan refleksi).

  • 14

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menguraikan

    deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/evaluasi/tes), refleksi keberhasilan dan

    kegagalan serta pembahasan tiap siklus.

    BAB V PENUTUP, merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup di

    dalamnya kesimpulan dan saran.

  • 15

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Prestasi

    Menurut W& SPoerwadarminto (1984: 788) bahwa prestasi belajar adalah

    hasil yang telah dicapai atau dilakukan oleh seseorang. Menurut E. M. Zulfajri

    (2008: 670) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil baik yang dicapai

    seseorang, sedangkan menurut Ebel (1987: 12) pengertian kata prestasi belajar

    adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam belajar.

    Menurut Arifin (1988: 2 - 3) kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda

    yaitu prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi dapat digunakan dalam

    berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan

    pendidikan khususnya pengajaran. Dengan kata lain yang dimaksud prestasi

    belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi

    dalam rangka memperoleh suatu perubahan dalam pengetahuan, keterampilan,

    maupun sikap.

    Untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah diperlukan usaha yang

    berkesinambungan dari guru. Merencanakan dan menciptakan suatu situasi belajar

    baik di sekolah maupun di rumah. Belajar memerlukan situasi yang kondusif,

    nyaman, dan menyenangkan bagi siswa agar memungkinkan terjadinya

    pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif.

    Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan

    sebagainya) (Dikbud, 1984: 769).

  • 16

    Dalam memperoleh prestasi belajar ditentukan oleh kemampuan

    intelektual siswa, untuk mengukur kemampuan siswa perlu dilakukan evaluasi,

    tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah kegiatan belajar

    mengajar berlangsung.

    Adapun prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena

    adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan

    bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

    Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

    belajar, karena belajar merupakan proses, sedangkan prestasi adalah hasil dari

    proses belajar. Poerwanto (1962: 2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu

    hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana dinyatakan dalam

    rapor. Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti

    keberhasilan atau kemampuan belajar seorang siswa dalam melakukan kegiatan

    belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

    Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar

    tingkat kemampuan siswa dalam menerima pengetahuan yang diperoleh dalam

    proses belajar mengajar siswa dikatakan berprestasi jika sudah melakukan

    evaluasi, dengan evaluasi untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar

    siswa. Dan kata lain prestasi belajar adalah nilai yang baik dari suatu perilaku

    seseorang yang dicapai dengan usaha. Dengan demikian untuk meningkatkan

    prestasi belajar di sekolah diperlukan usaha yang berkesinambungan dari guru,

    merencanakan dan menciptakan situasi belajar baik di sekolah maupun di rumah.

    Belajar memerlukan situasi yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan bagi

  • 17

    siswa. Agar memungkinkan terjadinya pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif

    dengan usaha ini dapat menghasilkan prestasi yang baik.

    B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana diharapkan maka

    perlu diperhatikan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

    yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam

    individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di

    luar individu.

    1. Faktor Intern

    a. Faktor Jasmaniah

    1) Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan

    beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit.

    2) Cacat tubuh, keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi prestasi

    belajar.

    b. Faktor Psikologi

    Faktor psikologi yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

    1) Intelegensi/Kecerdasan

    Adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

    menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini

    sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu

    menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat sebaya. Adakalanya

    perkembangan intelegensi ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang

  • 18

    berbeda antara satu anak dengan anak lainnya, sehingga anak pada usia

    tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih dibandingkan

    dengan teman sebayanya. Jadi faktor intelegensi merupakan salah satu

    hal yang tidak boleh diabaikan dalam lingkungan belajar

    (http://ridwan202.woedpress.com/2008/04/23kegiatan.belajar-dan-

    prestasi )

    2) Perhatian

    Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang

    dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek

    (benda/hal) atau sekumpulan objek (Slameto, 1955: 56)

    3) Minat

    Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

    dan mengenang beberapa kegiatan

    4) Bakat

    Bakat atau Attitude menurut Hillgard adalah “The Capacyty to

    Learn”. Dengan perkataan lain bakatbadalah kemampuan untuk

    belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata

    sesudah belajar atau terlatih.

    5) Motif

    Menurut Martinis Yamin motivasi belajar merupakan daya

    penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan

    kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman, motivasi

    http://ridwan202.woedpress.com/2008/04/23kegiatan.belajar-dan-prestasihttp://ridwan202.woedpress.com/2008/04/23kegiatan.belajar-dan-prestasi

  • 19

    mendorong dan mengarahi minat belajar untuk tercapainya suatu

    tujuan (Yamin, 2005:80)

    Menurut Muhibbin motivasi adalah keadaan internal organism

    baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu

    (Syah, 2005: 151). Motivasi menurut Hamalik (2001: 158) adalah

    perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan

    timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

    Dari alinea motivasi belajar dari beberapa faktor di atas penulis

    menyimpulkan bahwa motivasi merupakan daya penggerak pada diri

    seseorang dalam melakukan kegiatan dengan maksud untuk mencapai

    tujuan.

    6) Kematangan

    Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

    seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

    kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan

    kegiatan secara terus menurut, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan

    pelajaran.

    7) Kesiapan

    Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever yang dikutip

    Slameto adalah Preparedness to respon or read. Kesiapan adalah

    kesediaan untuk member respon atau reaksi. Krsrdiaan timbul dari

    daam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,

  • 20

    karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan

    (Slameto, 1995: 58 - 60).

    c. Faktor Kelelahan

    Faktor kelelahan menurut Slameto dibagi menjadi dua, yaitu:

    1) Kelelahan jasmani, terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

    timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

    2) Kelelahan rohani, dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

    kebosanan sehingga minat dorongan untuk menghasilkan sesuatu

    hilang.

    Dari uraian di atas bahwa kelelahan dapat mempengaruhi

    belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka berusaha anak

    menghindari agar anak tidak mengalami kelelahan dalam belajar.

    2. Faktor Ekktern

    Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang

    sifatnya diluar diri siswa, Menurut Slameto (1995: 60) faktor ekstern yang

    mempengaruhi belajar adalah keluarga, keadaan sekolah, lingkungan

    masyarakat, yang diuraikan sebagai berikut:

    a. Faktor Keluarga

    Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

    seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana dijelaskan oleh Slameto

    bahwa keluarga mempengaruhi siswa dalam belajar yang berupa:

    1) Cara Orang Tua Mendidik

  • 21

    Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, keluarga

    yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi

    bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu

    memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik.

    2) Relasi Antara Keluarga

    Demi kelancaran belajar dan keberhasilan anak perlu diusahakan

    relasi yang baik di dalam keluarga. Yang baik adalah hubungan yang

    penuh perhatian, kasih sayang disertai dengan bimbingan bila perlu

    hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak.

    3) Suasana Rumah

    Suasana rumah dimaskudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian

    yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.

    4) Keadaan Ekonomi Keluarga

    Jika anak hidup dalam lingkungan tidak mampu tentunya

    kebutuhannya kurang terpenuhi sehingga belajar anak akan terganggu

    begitu pula sebaliknya.

    5) Pengertian Orang Tua

    Orang tua perlu member dorongan dan semangat pada anaknya serta

    member pengertian dan membantunya ketika anak mendapat

    kesulitan.

    6) Latar Belakang Kebudayaan

    Pada anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik untuk

    mendorong semangat belajar.

  • 22

    Oleh karena itu, orang tua menyadari bahwa pendidikan anak yang

    pertama kali dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan sekolah lanjutan

    yang bersifat formal, tentunya memerlukan kerja sama antar orang tua dan

    lembaga pendidikan tersebut.

    b. Keadaan Sekolah

    Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat penting

    dalam menentukan keberhasilan siswa, karena lingkungan sekolah yang baik

    dapat mendorong siswa dalam belajar. Faktor sekolah yang mempengaruhi

    menurut Slameto mencakup:

    1) Metode Mengajar

    Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam

    mengajar. Slameto juga mengutip pendapat dari Ign. S. Lilih Bukit

    Karo-Karo tentang mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh

    orang kepada orang lain agar orang lain menerima, menguasai, dan

    mengembangkannya. Jika metode kurang baik akan mempengaruhi

    belajar siswa yang tidak baik pula. Maka dari itu guru sebaiknya

    menggunakan berbagai merode untuk meningkatkan prestasi belajar

    siswa.

    2) Kurikulum

    Kurikulum sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.

    Jika kurikulum tidak baik maka belajar pun akan berpengaruh.

    3) Relasi Guru dengan Siswa

  • 23

    Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab

    menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar.

    4) Relasi Siswa dengan Siswa

    Menciptakan relasi yang baik antar soswa adalah perlu agar dapat

    memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

    5) Disiplin Sekolah

    Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan semua warga sekolah.

    Jika kedisiplinan kurang akan berpengaruh pada siswa dalam belajar.

    6) Alat Pelajaran

    Alat pelajaran yang dipakai oleh siswa untuk menerima bahan yang

    diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan

    memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan pada siswa.

    7) Waktu Sekolah

    Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di

    sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah

    juga mempengaruhi belajar siswa.

    8) Standar Pelajar di Atas Ukuran

    Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan

    kemampaun siswa masing-masing, yang penting tujuan yang telah

    dirumuskan tercapai.

    9) Keadaan Gedung

    Jika jumlah siswa yang banyak serta variasi karakter mereka menuntut

    gedung harus memadai dalam setiap kelas.

  • 24

    10) Metode Belajar

    Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini

    perlu bimbingan/pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat

    akan efektif pula hasil belajar siswa.

    11) Tugas Rumah

    Waktu belajar terutama di sekolah maka diharapkan guru jangan

    terlalu banyak member tugas yang harus dikerjakan di rumah sehingga

    anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain (Slameto,

    1995: 64 - 69).

    3. Lingkungan Masyarakat

    Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit

    pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan

    pendidikan, karena lingkungan sekitar berpengaruh terhadap perkembangan

    pribadi anak, sebab anak-anak dalam kehidupan sehari-hari belih banyak

    bergaul dengan lingkungan dimana anak itu ada

    (http://ridwan202.eordpress.com )

    Maka dari itu penulis simpulkan bahwa lingkungan membentuk

    pribadi anak, karena anak akan mengikuti atau menyesuaikan kebiasaan yang

    dilakukan dilingkungannya.

    http://ridwan202.eordpress.com/

  • 25

    C. Metode Drill

    1. Pengertian Metode Drill

    Menurut Surachmad (1980: 79) metode drill adalah untuk memperoleh

    suatu ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang telah dipelajari,

    karena hanya dengan melakukan secara praktis pengetahuan tersebut dapat

    disempurnakan dan disiap siagakan. Akan tetapi dengan mengulangi saja apa yang

    telah dipelajari belum berarti proses belajar.

    Pada masa lampau sudah terbukti di dalam cara-cara guru mendrill murid-

    murid mereka bahwa pada murid-murid mudah timbul satu kebencian belajar.

    itulah sebabnya perlu dipahami dalam situasi dimana patut dilakukan latihan-

    latihan siap yang praktis ini dan bagaimana caranya.

    Pertama harus disadari bahwa tidak ada latihan belajar yang betul-betul

    berarti pengulangan yang persis sama dengan proses belajar sebelumnya. Karena

    situasi yang berbeda serta pengaruh latihan pertama, maka latihan kedua, ketiga,

    dan seterusnya akan lain sifatnya.

    Selanjutnya situasi belajar itulah yang mula-mula belajar harus diulangi

    untuk dapat memperoleh respons dari siswa. Bila siswa dihadapkan dengan

    berbagai situasi belajar (apalagi bila situasi itu menjadi situasi belajar yang

    realistis), maka pada siswa timbul alasan untuk memberikan respon, sehingga

    menyebabkan dia melatih keterampilannya.

    Apabila situasi belajar itu dapat diubah-ubah kondisinya sehingga

    menuntut adanya respon yang berubah, maka keterampilan akan lebih

    disempurnakan. Disamping itu tak dapat dilupakan bahwa ada keterampilan yang

  • 26

    dapat disempurnakan dalam waktu yang lama (sehingga tak dapat dituntut

    kesempurnaan dalam waktu yang singkat), dan ada keterampilan yang dapat

    diperoleh dengan waktu yang singkat dengan latihan yang minimal. Akhirnya,

    karena manusia belajar sebagai individu yang hidup, tidak dapat diberikan dengan

    drill yang buta (tanpa pengertian) pada siswa, oleh karena walaupun pada akhir

    masa drill siswa itu dapat memperlihatkan bentuk respons yang diharapkan,

    bentuk-bentuk itu tidaklah fungsionil (dan biasanya tidak permanen) di dalam

    rangka perkembangan pengetahuan siswa. Latihan harus didahului oleh sejumlah

    pengertian dasar dan pengertian itu kelak akan menjadi luas melalui latihan.

    Pengertian dasar yang akan dibutuhkan untuk mensukseskan sebuah latihan

    menurut Surachmad (1980: 81):

    a. Pengertian terhadap latihan itu sendiri

    b. Pengertian terhadap nilai dan hubungan latihan itu dengan keseluruhan

    rangka pendidikan

    Latihan siap wajar menurut Surachmad (1980: 81):digunakan untuk:

    a. Kecakapan motoris, seperti penulis melafalkan, membuat alat-alat, dan

    menggunakan alat-alat.

    b. Kecakapan mental, seperti dalam membaca, melafal, dan mengenal huruf-

    huruf dan tanda-tanda baca.

    c. Asosiasi yang dibuat seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan

    penggunaan tanda baca.

    Dalam mengajarkan kecakapan dengan latihan atau drill siap guru harus

    mengetahui sifat kecakapan itu seperti:

  • 27

    a. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan sebagai

    hasil proses mekanis semata-mata. Kecakapan artinya melakukan

    pekerjaan dengan pengertian. Kecakapan itu sendiri bukan berarti apa-apa

    jika terpisah dari situasi yang fungsionil. Latihan jangan dulu dimulai jika

    siswa belum mampunyai pengetahuan dasar.

    b. Kecakapan itu tidak benar, jika hanya menentukan rutin yang dapat

    dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan fikiran, sebab

    kenyataan bertindak atau berbuat itu harus sesuai dengan situasi.

    c. Mendapatkan kecakapan itu mempunyai dua fase menurut Surachmad

    (1980: 81):

    1) Fase integrative dimana persepsi dari proses dan arti dikembangkan

    2) Fase penyempurnaan atau fase memudahkan dimana ketelitian

    dikembangkan.

    Fase pertama dari belajar kecakapan dimana arti dikembangkan menurut

    variasi praktik yang berarti sering melakukan hubungan fungsionil dan

    aktivatet penyelidikan. Fase kedua dimana ketelitian dapat dikembangkan

    menuntut praktik yang berulang kali. Jadi variasi praktik ditunjukkan

    untuk mendalami arti, bukan ketangkasan, sedangkan praktik yang sering

    ditunjukan untuk mempertinggi efisiensi, bukan mendalami arti.

    2. Kelebihan Metode Drill menurut Surachmad (1980: 81 - 82):

    a. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh

    akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan siswa, karena seluruh

  • 28

    pikiran, perasaan keimanan dikonsentrasikan dalam pelajaran yang

    dilatihkan.

    b. Anak didik akan dapat menggunakan daya pikirannya dengan bertambah

    baik karena dengan mengajarkan yang baik maka anak didik menjadi

    lebih teratur, teliti, dan mendorong daya ingatannya.

    c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung

    dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan

    saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga

    siswa langsung mengetahui prestasinya.

    3. Kelemahan Metode Drill menurut Surachmad (1980: 83):

    a. Menimmbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

    Perkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi baru atau masalah

    baru siswa menyelesaikan persoalan dengan cara yang statis. Hal ini

    bertentangan dengan prinsip belajar dimana siswa seharusnya

    mereorganisasi kembali pengetahuan dan pengalamannya sesuai dengan

    situasi baru yang mereka hadapi.

    b. Membentuk kebiasaan yang kaku

    Dengan metode drill siap, siswa belajar secara mekanis dalam

    memberikan respons terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara

    otomatis. Kecakapan siswa dalam memberikan respons terhadap suatu

    stimulus siswa dibiasakan secara otomatis tanpa menggunakan inteligensi.

  • 29

    c. Menimbulkan verbalisme

    Setelah mengajarkan bahan pelajaran kepada siswa berulang kali guru

    mengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian, siswa dilatih

    menghafal pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) mereka harus tahu dan

    menghafal jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tertentu. Siswa

    harus dapat menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu maka proses

    belajar yang lebih realistis menjadi terdesak dan sebagai gantinya

    timbullah respon-respon yang selalu bersifar verbalisme.

    4. Langkah-langkah

    Jika pendidik akan melakukan drill menurut Surachmad (1980: 85) ia harus

    memperhatikan:

    a. Metode drill hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.

    b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas.

    1) Sebelum melaksanakan latihan siswa perlu mengetahui lebih dahulu

    arti latihan itu.

    2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk

    kehidupan siswa selanjutnya.

    3) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan

    untuk melengkapi belajar.

    c. Di dalam latihan pertama-tama ketetapan kemudian kecepatan dan pada

    akhirnya kedua-duanya harus tercapai.

    d. Masa latihan secara relative harus singkat tetapi harus sering dilakukan

    pada waktu-waktu lain.

  • 30

    e. Masa latihan harus menarik gembira dan menyenangkan.

    1) Agar latihan memuaskan, minat intrisik diperlukan

    2) Tiap-tiap kemajuan yang dicapai siswa harus jelas

    3) Hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi

    f. Pada waktu latihan, harus didahulukan proses yang esensil

    g. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan kepada

    perbedaan individu.

    1) Tingkat kecakapan yang diterima pada suatu saat tidak usah sama.

    2) Latihan-latihan secara perorangan perlu menambah latihan kelompok

    D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Baca Tulis Al-

    Quran (BTQ)

    Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar secara garis besar ada

    dua hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor

    yang berasal dari dalam diri siswa meliputi delapan faktor, yaitu ciri khas siswa,

    sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi belajar, mengolah bajan belajar,

    menggali hasil belajar, rasa percaya diri dan kebiasaan belajar (Aunurahman,

    2009: 179).

    Pertama, ciri khas siswa, persoalan intern pembelajaran berkaitan dengan

    kondisi kepribadian siswa baik fisik maupun mental. Masalah-masalah belajar

    yang berkenaan dengan dimensi siswa sebelum belajar pada umumnya berkenaan

    dengan minat, keceakapan dan pengalaman-pengalaman. Bila siswa mempunyai

    minat tinggi, maka ia akan berupaya mempersiapkan hal-hal yang berkaitan

  • 31

    dengan apa yang akan dipelajari secara lebih baik. Siswa yang memiliki latar

    belakang pengalaman yang baik yang mendukung materi pelajaran yang akan

    dipelajari, tidak memiliki banyak masalah sebelum dan sesudah dalam proses

    belajar selanjutnya.

    Keduan, sikap terhadap belajar, ketika akan memulai kegiatan belajar,

    siswa memiliki sikap menerima untuk belajar, maka ia akan cenderung untuk

    berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik, namun jika sikap menolak

    sebelum belajar lebih dominan, maka siswa cenderung kurang memperhatikan.

    Ketiga, motivasi, siswa yang memiliki motivasi belajar akan tampak

    melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, akan tetapi siswa

    yang kurang memiliki motivasi umumnya kurang mampu belajar lebih lama.

    Keempat, konsentrasi belajar, Kesulitan konsentrasi dalam belajar

    merupakan indicator adanya masalah belajar yang dihadapi sisw, karena hal ini

    akan menjadi kendala untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

    Kelima, mengolah bahan ajar, bilamana dalam proses belajar siswa

    mengalami kesulitan di dalam mengolah pesan, maka berarti ada kendala

    pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru.

    Keenam, menggali hasil belajar, suatu proses mengaktifkan kembali

    pesan-pesan yang telah tersimpan di namakan menggali belajar. Kesulitan di

    dalam menggali hasil belajar merupakan kendala di dalam proses pembelajaran

    karena siswa akan mengalami kesulitan untuk mengolah pesan-pesan baru yang

    dimiliki keterkaitannya dengan pesan-pesan lama yang telah diterima sebelumnya.

  • 32

    Ketujuh, rasa percaya diri, bilamana siswa sering mencapai keberhasilan di

    dalam melaksanakan tugas, di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan apabila

    diiringi dengan adanya pengakuan umum atas keberhasilan yang dicapai maka

    rasa percaya diri siswa akan semakin kuat.

    Kedelapan, kebiasaan belajar, kebiasaan belajar adalah perilaku belajar

    sesorang yang telah tertanam dalam waktu relative lama sehingga memberikan

    ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan.

    Faktor-faktor eksternal belajar adalah faktor yang berasal dari luar siswa

    meliputi: faktor guru, lingkungan sosial, dan kurikulum sekolah, sarana dan

    prasarana (Aunurrahman, 2009: 188).

    Pertama, faktor guru. Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu

    melaksanakan tugas-tugas yang baik mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa-

    siswi, mampu memotivsi belajar siswaa, membimbing dan member kesempatan

    secara luas untuk memperoleh pengalaman belajar maka siswa akan mendapat

    dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

    Kedua, lingkungan sosial. Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh

    positif dapat pula memberikan pengaruh negative terhadap siswa.

    Ketiga, kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah, dalam rangkaian proses

    belajar mengajar di sekolah kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru

    sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Perubahan

    kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, antara lain: a) tujuan yang

    akan dicapai berubah, b) isi pendidikan berubah, dan c) kegiatan belajar mengajar

    berubah dan evaluasi berubah.

  • 33

    Keempat, sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pembelajaran

    merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

    Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang

    perpustakaan yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, buku-buku

    pelajaran, media belajar merupakan komponen-komponen penting yang

    mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa.

    E. Karakteristik Mutu Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

    Khususnya Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran (BTQ)

    1. Kurikulum Pelajaran PAI khususnya BTQ

    Kehidupan dan beradaban manusia senantiasa mengalami perubahan.

    Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

    pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum. Kualitas

    pendidikan tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,

    damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing.

    Kurikulum di SD Negeri Tampirkulon 1 perlu dikembangkan dengan

    pendekatan berbasis kompetensi dan tingkat satuan pendidikan. Hal ini

    dilakukan agar SD secara berlembaga dapat merespon secara proaktif

    berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

    serta tuntutan desentralisasi atau perkembangan. Dengan cara itu SD tidak

    akan kehilangan relevansi program pembelajaran.

    Selanjutnya basis kompetensi yang dikembangkan di SD harus

    menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

  • 34

    Penguasan keterampilan hidup, penguasaan keterampilan akademik, seni dan

    pengembangan kepribadian yang luhur.

    2. Mata Pelajaran BTQ

    Artinya:

    1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

    2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

    3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

    4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

    5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

    (Q.S. Al-„Alaq: 1 – 5)

    Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kita berkewajiban untuk

    membaca/menulis Al-Qur‟an. Baca Tulis Al-Qur‟an (BTQ) adalah bagian

    integral dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar.

    Betapa sangat ironisnya jika disebut orang Islam tetapi tidak dapat

    membaca/menulis huruf Al-Qur‟an termasuk membaca Al-Qur‟an yang

    semuanya bertuliskan dengan huruf Al-Qur‟an. Karena sangat pentingnya

    pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an maka sejak dini di SD pun sudah ada mata

    pelajaran ini khususnya di kabupaten Magelang. Upaya untuk

    memperkenalkan cara membaca dan menulis Al-Quran yang sesuai dengan

    lafal dan mahroj yang benar, sejak dini menjadi hal yang sangat penting.

    Pembelajaran BTQ diarahkan untuk menumbuhkembangkan peserta didik

  • 35

    terhadap BTQ, sehingga memperoleh pengetahuan dan keterampilan

    membaca dan menulis dengan benar dan dengan lafal yang fasih.

    Pembelajaran BTQ di SD Negeri Tampirkulon 1 menekankan proses

    kegiatan belajar mengajar berorientasi pada kemampuan dasar yang harus

    dimiliki oleh peserta didik terhadap pembelajaran BTQ tersebut. Diantaranya

    adalah kemampuan dalam membaca, menulis, menghafal, mengamati, dan

    memahami. Pembelajaran BTQ berfungsi sebagai berikut;

    a. Pengantar

    Mengantarkan siswa untuk dapat membaca Al-Quran sebagai kitab suci

    umat Islam.

    b. Pengajaran

    Menyampaikan pengetahuan membaca dan menulis huruf Al-Quran pada

    siswa sehingga memiliki keterampilan dalam membaca, menulis,

    merangkai, dan mengurai huruf-huruf Al-Quran.

    c. Pengembangan

    Bagian dari mata pelajaran PAI yang dikembangkan dan dikemas secara

    khusus. Sehingga akan menunjang keberhasilan salah satu tujuan PAI

    yakni siswa lulus atau tamat SD dengan membaca dan menulis huruf Al-

    Quran dengan baik dan benar.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 mata

    pelajaran Baca Tulis Al-Quran (BTQ) di SD adalah suatu mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan membaca

    dan menulis huruf Al-Quran dengan benar serta dapat menerapkan

  • 36

    harokat atau tanda-tanda baca pada huruf hijaiyah sehingga siswa dapat

    membuat kata-kata atau kalimat dengan huruf Al-Quran secara sederhana.

  • 37

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Dalam bab ini penulis ingin memaparkan keadaan lokasi Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK). Penulis memandang perlu karena untuk

    menghindari persepsi yang salah, lokasi penelitian yang nantinya sangat

    berpengaruh pada analisis data yang akan dilakukan. Memaparkan kondisi

    riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika dari hasil penelitian ini

    akan dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada tentunya juga

    dipertimbangkan untuk penerapan metode driil dalam pembelajaran Baca

    Tulis Qur‟an (BTQ). Secara garis besar profil SD N Tampirkulon 1

    Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dapat peneliti sampaikan hal-

    hal sebagai berikuti:

    a. Data Fisik Sekolah

    1) Alamat : SD N Tampirkulon 1, Tampirkulon,

    Candimulyo, Magelang

    2) Tahun Pendirian : 01 Agustus 1931

    3) No. Statistik Sekolah : 101030815018

    4) Yayasan Pengelola : Negeri

    5) Jumlah Lokasi : 3 lokal

    6) Jumlah Kelas : 6 Kelas

  • 38

    7) Gedung Perpustakaan : 1 ruang

    8) Kamar Mandi WC : 3 ruang

    9) Gudang : 1 ruang

    10) Musholla : 1 ruang

    11) Ruang Tamu : 1 ruang

    12) Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang

    13) Meja Guru : 10 buah

    14) Kursi Guru : 10 buah

    15) Meja Anak : 125 buah

    16) Almari : 10 buah

    17) Status Tanah : tanah milik desa

    18) Luas Tanah : 1344 m2

    19) Luas Bangunan : 844

    b. Data Populasi

    1) Jumlah Guru : 8 orang devinitif, 2 orang tenaga honorer

    2) Jumlah Siswa : 125 siswa

    Dari data fisik dan populasi SD N Tampirkulon 1 Kecamatan

    Candimulyo Kabupaten Magelang, dapat dikatakan bahwa kondisinya

    cukup bagus dan memadai untuk pelaksanaan kegiatan KBM. Jumlah

    gurunya juga mampu mengkover kebutuhan-kebutuhan siswa untuk belajar.

    Namun ada beberapa hal yang masih menjadi permasalahan, yaitu untuk

    peningkatan prestasi dan mutu siswa sampai saat ini masih belum bisa

    optimal.

  • 39

    2. Visi dan Misi Sekolah

    a. Visi: unggul dalam prestasi, unggul dalam berkompeten

    b. Misi:

    1) Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, inovatif,

    dan menyenangkan agar daya serap siswa optimal

    2) Menumbuhkan semangat keunggulan pada warga sekolah terutama

    siswa

    3) Mengembangkan intelektual dengan mengedepankan potensi siswa

    dan profesionalisme guru

    4) Menanamkan siswa berakhlak mulia

    5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agama yang

    dianut

    3. Keadaan Guru

    Keadaan guru dan karyawan SD N Tampirkulon 1 Tahun Pelajaran

    2013/2014 sebagai berikut:

    Tabel 1

    Daftar Guru/Karyawan SDN Tampirkulon 1

    No. Nama Gol/

    Ruang NIP Jabatan

    1. Siti Qomariah, S. Pd. IV/a 195311061975122002 Kepala Sekolah

    2. Senti Sihombing, S. Pd. IV/a 195907022981062001 Guru Kelas

    3. Sumariyah, A. Ma IV/a 196006171984052001 Guru Agama

    4. Budiyanto, S. Pd. IV/a 196103231987081002 Guru Kelas

    5. Sakroni, A. Ma. Pd. IV/a 196202071985081004 Guru Olahraga

    6. Nurhayati, S. Pd. III/c 196806111999032003 Guru Kelas

    7. Siti Rohyati, S. Pd. III/a 197011222007012007 Guru Kelas

    8. Sujarwo, S. Pd. III/a 196312012008011001 Guru Kelas

    9. Sri Indrasworowati GTT Guru Kelas

    10 Marjito, S. Pd. GTT Guru Bhs. Ingg

  • 40

    Dari keadaan guru di atas dapat dikatakan bahwa jumlah guru

    dengan jumlah siswa porsinya sudah cukup dalam keahlian juga sudah

    sesuai dengan bidangnya.

    4. Susunan Komite Sekolah

    Ketua : 1. Purnomo

    2. Rubiyanto

    Sekretaris : 1. Oneng

    2. Sakroni

    Bendahara : 1. Nurhayati

    2. Hartin

    5. Letak Geografis

    Penelitian di SD N Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo

    Kabupataen Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari sisi geografis SD N

    Tampirkulon 1 cukup strategis. Hal ini dapat dilihat dari lokasi sekolah yang

    berada di pinggir jalan raya, sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan

    pribadi maupun angkutan umum. SD N Tampirkulon 1 meskipun terletak di

    pinggir jalan raya tetapi tetap masih jauh dari kebisingan dan suasananya

    begitu nyaman dan terjaga, karena lalu lalang kendaraan di jalan tersebut

    begitu intensif.

  • 41

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN Tampirkulon 1 Kecamatan

    Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah

    siswa 17 anak terdiri laki-laki 9 perempuan 8.

    Bagan Siklus Penelitian

    Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan minggu ketiga tanggal 20 Oktober

    2013. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu pembelajaran Baca Tulis Al-Quran.

    Kegiatan ini mengacu pada RPP yang sesuai dapat dijabarkan sebagai berikut:

    1. Perencanaan meliputi:

    a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP)

    b. Menyusun instrument pengamatan dengan membuat soal untuk

    dikerjakan perorangan kemudian dievaluasi dan dinilai

    2. Pelaksanaan tindakan

    a. Guru menulis huruf hijaiyah di papan tulis bertanda baca fathah

    b. Guru menunjuk siswa untuk membaca dengan bimbingan guru

    c. Siswa yang lain menirukan

    Siklus II

    1. Perencanaan

    3. Pengamatan

    2. Tindakan 4. Refleksi

    II

    Siklus I

    1. Perencanaan

    3. Pengamatan

    2. Tindakan 4. Refleksi

    I

  • 42

    d. Kemudian bergantian dengan siswa lainnya hingga semua mendapat

    giliran membaca

    3. Observasi

    a. Pengamatan siswa

    1) Pengamatan dilaksanakan terhadap keaktifan siswa selama

    kegiatan berlangsung.

    2) Pengamatan terhadap kemampuan siswa

    b. Pengamatan terhadap guru

    1) Pengamatan tentang tingkat keberhasilan guru dalam mengajar

    2) Pengamatan tentang keberhasilan guru dalam mengelola kelas.

    4. Refleksi

    Setelah selesai tindakan peneliti melakukan refleksi dengan

    menganalisa hasil penelitian pada siklus I dengan tujuan mengetahui hasil

    pelaksanaan tindakan. Dari hasil refleksi tersebut dapat disusun rencana guna

    menyempurnakan tindakan pada siklus II. Masalah-masalah pada siklus I

    dicari kekurangan dan kelemahannya dan dicari pemecahannya. Sedang

    kelebihannya dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

    5. Hasil pengamatan yaitu sebagai berikut:

    Siswa sudah banyak yang berminat dan mempunyai perhatian terhadap

    kegiatan tersebut, meskipun ada yang kurang berminat. Dibuktikan dari

    hasil pengamatan sebagai berikut:

    a. anak aktif di kelas

    b. anak menjalankan tugas dari guur

  • 43

    c. anak aktif bertanya

    d. anak dapat membaca materi huruf hijaiyah berkharokat fathah kasroh,

    dhomah.

    Tabel 2

    Hasil Pengamatan Pada Siklus 1

    No. Nama L/P

    Kriteria Penilaian

    Sangat

    Lancar Lancar

    Kurang

    Lancar

    Sangat

    Kurang

    1. Ibnu Adi Pramono L √

    2. Sari Agustina P √

    3. Ahmad Bagus L √

    4. Andre Setyawan L √

    5. Afriza Khamid A. L √

    6. Cindy Nasywa P √

    7. Diah Pitasari P √

    8. Erni Dwifatimah P √

    9. Jetayu Naya L √

    10. Misca Kesuma P √

    11. Moreno S. L √

    12. Okta Delani P √

    13. Silviana Salsabila P √

    14. Vera Fashariza P √

    15. Zacky Dwi S. L √

    16. Yuliana Nur P √

    17. Muh Celsi Candra L √

    JUMLAH 7 6 4 0

    Keterangan Nilai

    No Nilai Kategori

    1 86 - 100 Sangat Lancar

    2 65 - 85 Lancar

    3 50 - 64 Kurang Lancar

    4 0 - 49 Sangat Kurang

  • 44

    Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran siswa harus mempunyai rata-

    rata nilai KKM 70, dan bila dilihat dari rata-rata perolehan nilai di atas

    adalah sebagai berikut:

    - Sangat Lancar = 41 %

    - Lancar = 35 %

    - Kurang Lancar = 24 %

    - Sangat Kurang = 0 %

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    1. Perencanaan

    Perencanaan dalam siklus II ini disiapkan rencana pembelajaran yang

    telah diperbaiki dan disempurnakan. Dalam tahap ini kekurangan-kekurangan

    yang terjadi pada siklus I diperbaiki. Guru menyiapkan lembar pengamatan

    untuk siklus II dengan mengkoordinasikan dengan guru kelas sebagai

    kolaborator.

    2. Tindakan

    Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan pada siklus I. Pada tahap

    ini guru menjelaskan kembali dan menekankan pada siswa untuk lebih sungguh-

    sungguh dan aktif dalam pembelajaran ini, sedangkan kegiatan pada siklus II

    adalah apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi.

    Pada tahap apersepsi, dengan memberikan pernyataan-pernyataan yang

    mengarah pada materi juga siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses

    pembelajaran. Guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai tujuan dan

  • 45

    manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan

    memotivasi siswa untuk semakin semangat dalam pembelajaran BTQ melalui

    penerapan metode driil.

    3. Observasi

    Observasi secara umum merupakan upaya untuk merekam proses yang

    terjadi selama pembelajaran berlangsung. Sedang menurut Saminanto (2010.12)

    bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret sejauh mana

    efektivitas kepemimpinan atas tindakan telah mencapai sasaran. Mengingat

    kegiatan observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu

    dikembangkan sistem prosedur yang mudah dan cepat dilakukan. Observasi

    akan memiliki manfaat apabila dilanjutkan dengan diskusi sebagai balikan.

    Balikan ini sangat diperlukan untuk memperbaiki proses penyelenggaraan

    tindakan (Syarifah, 2010.28). Observasi dilakukan untuk mengambil data

    melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa pada proses belajar

    mengajar pada penelitian.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes dan non tes. Tes

    digunakan untuk mengukur kemajuan belajar siswa dalam bentuk nilai hasil

    belajar khususnya untuk mengetahui kemampuan siswa melaksanakan tugas

    mempraktikkan baca/menulis huruf al-Quran. Non tes berupa observasi

    wawancara. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa selama

    pembelajaran berlangsung, partisipasi siswa dalam melaksanakan perintah guru

    maupun menjawab pertanyaan lisan dari guru.

    Analisis data dilakukan dengan teknik kuantitatif dan kualitatif.

  • 46

    Pada siklus II ini selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tetap

    diamati. Pengamatan dilakukan untuk peningkatan prestasi atau sikap siswa.

    Observasi ini adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa selama

    penelitian berlangsung. Dalam mengamati peneliti dibantu oleh guru kelas II SD

    Tampirkulon 1. Seperti pada siklus I, sasaran yang diamati meliputi perhatian

    siswa penuh pada penjelasan guru. Siswa aktif dalam kegiatan proses

    pembelajaran BTQ dengan membaca buku iqro‟ dan menulis serta menanyakan

    kepada guru terhadap hal-hal yang belum tahu.

    4. Refleksi

    Refleksi dilakukan untuk mengamati keefektifan pendekatan metode driil

    dalam pembelajaran BTQ untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dan

    mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti proses kegiatan

    pembelajaran.

    Variabel dalam penelitian ini yaitu tentang pembelajaran BTQ melalui

    penerapan metode driil. Pembelajaran untuk BTQ pada siswa kelas II Semester 1

    adalah tentang huruf hijaiyah berkharokat fathah, kasroh, dhomah, dan tanwin.

    Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran BTQ adalah guru lebh

    dahulu menerangkan terhadap siswa tentang materi BTQ melalui pendekatan

    dan penerapan metode driil. Target dalam penelitian ini adalah mengungkap

    rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran BTQ, sehingga dapat dicari

    pemecahannya untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran BTQ dengan

    batas ketuntasan minimal 65.Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi

    kemampuan siswa dan memahami materi yang telah diajarkan. Hal ini

  • 47

    dimaksudkan agar dapat mengetahui sejauh mana siswa mampu memahami

    pembelajaran tentang penerapan metode driil.

  • 48

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian Siklus I

    1. Siklus I

    a. Data Hasil Pengamatan

    Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tugas dengan tujuan

    untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar

    membaca BTQ tentang huruf hijaiyah berkharokat fathah, kasroh, dhomah,

    dan tanwin. dan menulis huruf hijaiyah dengan metode drillyang telah

    dilakukan. Instrumen yang digunakan ialah buku iqro‟ yang telah ditetapkan

    dari metode drill yang berupa tes membaca dengan benar dan tes lesan

    dengan cara siswa mengucapkan salah satu huruf hijaiyah dengan baik dan

    benar.

    Tabel 3

    Hasil penelitian pada siklus I

    No. Nama

    Kegiatan Belajar Mengajar

    dengan metode drill

    Prestasi Belajar BTQ

    Membaca Bergurau Bertanya Lancar Sedang Kurang

    1. Ibnu Adi Pramono V V

    2. Sari Agustina V V

    3. Ahmad Bagus V V

    4. Andre Setyawan V V

    5. Afriza Khamid A. V V

    6. Cindy Nasywa V V

    7. Diah Pitasari V V

    8. Erni Dwifatimah V V

    9. Jetayu Naya V V

    10. Misca Kesuma V V

    11. Moreno S. V V

  • 49

    12. Okta Delani V V

    13. Silviana Salsabila V V

    14. Vera Fashariza V V

    15. Zacky Dwi S. V V

    16. Yuliana Nur V V

    17. Muh Celsi Candra V V

    JUMLAH 11 3 3 7 6 4

    Keterangan :

    1) Pengamatan

    a) Siswa kategori memperhatikan berjumlah 11 siswa dari 17 siswa

    b) Siswa kategori bertanya berjumlah 3 siswa dari 17 siswa

    c) Siswa kategori bergurau berjumlah 3 siswa dari 17 siswa

    2) Prestasi

    a) Siswa kategori lancar membaca berjumlah 7 siswa dari 17 siswa.

    b) Siswa kategori sedang membaca berjumlah 6 siswa dari 17 siswa.

    c) Siswa kategori kurang membaca berjumlah 4 siswa dari 17 siswa.

    Tabel 4

    Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill siklus I

    No Uraian Hasil siklus I

    Jumlah Persentase

    1. Siswa yang memperhatikan 11 64,71%

    2. Siswa yang bertanya 3 17,65%

    3. Siswa yang Bergurau 3 17,65%

    Tabel 5

    Persentase hasil belajar BTQ aspek prestasi dalam siklus I

    No Uraian Hasil siklus I

    Jumlah Persentase

    1. Siswa yang sangat lancar dalam

    membaca

    7 41,18 %

    2. Siswa yang lancar dalam membaca 6 35,29 %

    3. Siswa yang kurang lancar dalam

    membaca

    4 23,53 %

  • 50

    Tabel 6

    Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus I

    No Uraian Hasil siklus I

    Jumlah Rata-rata Persentase

    1.

    Siswa yang memperhatikan 11

    9,0 52,94 % Siswa yang lancar dalam membaca 7

    2.

    Siswa yang bertanya 3

    45,0 26,47 % Siswa yang sedang dalam membaca 6

    3.

    Siswa yang bergurau 3

    3,5 20,59 % Siswa yang kurang lancar dalam

    membaca

    4

    Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 76,47 %. Siswa yang masih

    kurang mampu dalam membaca dan menulis huruf hijaiyah sebanyak 23,53

    %. Hal ini menunjukkan siswa masih kurang memahami penjelasan guru.

    Hasil observasi masih kurang memuaskan karena perhatian siswa diperoleh

    secara paksa. Sebab merasa bosan dengan metode yang diberikan. Meskipun

    baru tahap awal, perhatian siswa tidak tumbuh secara alamiah.

    Menurut guru wali kelas II yaitu Bapak Budiyano, S. Pd., bahwa

    “melakukan penelitian tindakan kelas itu sangat baik sekali, karena bisa

    mencari metode yang tepat dalam mengajarkan materi dengan metode yang

    tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal baik

    untuk keberhasilan guru maupun siswa. Selama ini, siswa mungkin merasa

    jenuh dengan pembelajaran yang ada, sehingga siswa tidak aktif dan kreatif,

    namun dengan metode yang baru, siswa dapat berubah menjadi aktif dan

    kreatif.” Menurut penilaian Bapak Budiyano, S. Pd sebagai guru wali kelas

  • 51

    II, dalam siklus 1 ini, masih banyak kekurangan dalam proses

    pembelajarannya, diantaranya:

    1) Guru belum optimal dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

    2) Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu.

    3) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung.

    4) Siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.

    b. Refleksi

    Dari data proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah

    dilakukan maka dapat diketahui jika hasil yang ditunujkkan pada siklus 1

    secara umum siswa belum dapat tuntas belajar, karena siswa yang secara

    motivasi mau memperhatikan dan bertanya hanya 82,36%. Siswa yang sudah

    cukup lancar dan lancar membaca al-Quran hanya 76,47%. Jika dirata-rata

    dari kedua indikator tersebut pada siklus I ini baru mencapai tingat

    keberhasilan 76,47% jumlah ini lebih kecil dair persentase ketuntasan yand

    dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih

    kurang belajar membaca dan menulis dengan huruf hijaiyah disebabkan

    kurang dorongan atau motivasi keluarga dan lingkungan.

    Kegiatan pada siklus 1 ini perlu adanya revisi untuk dilakukan pada

    siklus berikutnya yaitu:

    1) Guru perlu lebih terampil dalam menerapkan metode drill untuk

    meningkatkan prestasi belajar siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan

    tujuan pembelajaran. Dimana siswa yang sudah terlanjur terbiasa dengan

    metode tradisional diupayakan untuk beralih dnegan menggunakan

  • 52

    metode drill yang lebih memudahkan dalam mempelajari dan memahami

    huruf hijaiyah dan tanda baca fathah, kasroh, dhomah dan tanwin.

    2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan menambahkan

    informasi yang dirasa perlu.

    3) Guru harus terampil dan bersemangat dalam member dorongan belajar

    siswa sehingga siswa lebih antusias.

    4) Guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima sehingga

    siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan, dan dalam

    mengalihkan cara pengucapan setiap hurufnya agar lebih sabar untuk

    diulang-ulang cara mengucapkan agar ditirukan siswa dengan mahroj dan

    ucapan yang benar.

    B. Hasil Penelitian Siklus II

    a. Data Hasil Pengamatan

    Hasil pengamatan pada akhir proses belajar mengajar siklus II siswa

    diberi soal yang berkesinambungan dari siklus I dengan tujuan untuk

    mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar BTQ dengan

    metode drill yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal

    materi dari kurikulum yang telah ditetapkan dari metode drill yang berupa

    tugas membaca dengan metode drill dan tes lesan dengan cara siswa

    mengucapkan kata atau kalimat huruf hijaiyah dengan baik dan benar.

  • 53

    Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :

    Tabel 7

    Hasil belajar BTQ dalam siklus II

    No. Nama Pengamatan Belajar Prestasi Membaca

    Membaca Bergurau Bertanya Lancar Sedang Kurang

    1. Ibnu Adi Pramono V V

    2. Sari Agustina V V

    3. Ahmad Bagus V V

    4. Andre Setyawan V V

    5. Afriza Khamid A. V V

    6. Cindy Nasywa V V

    7. Diah Pitasari V V

    8. Erni Dwifatimah V V

    9. Jetayu Naya V V

    10. Misca Kesuma V V

    11. Moreno S. V V

    12. Okta Delani V V

    13. Silviana Salsabila V V

    14. Vera Fashariza V V

    15. Zacky Dwi S. V V

    16. Yuliana Nur V V

    17. Muh Celsi Candra V V

    JUMLAH 13 2 2 11 3 3

    Keterangan :

    1) Kegiatan Belajar Mengajar

    a) Siswa kategori memperhatikan berjumlah 13 siswa dari 17 siswa

    b) Siswa kategori bertanya berjumlah 2 siswa dari 17 siswa

    c) Siswa kategori bergurau berjumlah 2 siswa dari 17 siswa

    2) Prestasi Membaca

    a) Siswa kategori membaca lancar berjumlah 11 siswa dari 17 siswa.

    b) Siswa kategori membaca sedang berjumlah 3 siswa dari 17 siswa.

    c) Siswa kategori membaca kurang berjumlah 3 siswa dari 17 siswa.

  • 54

    Tabel 8

    Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus II

    No Uraian Hasil siklus II

    Jumlah Persentase

    1. Siswa yang memperhatikan 13 76,47 %

    2. Siswa yang bertanya 2 11,76 %

    3. Siswa yang Bergurau 2 11,76 %

    Tabel 9

    Persentase hasil belajar BTQ aspek Membaca dalam siklus II

    No Uraian Hasil siklus II

    Jumlah Persentase

    1. Siswa yang lancar dalam membaca 11 64,71 %

    2. Siswa yang sedang dalam membaca 3 17,64 %

    3. Siswa yang kurang dalam membaca 3 17,64 %

    Tabel 10

    Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus II

    No Uraian Hasil siklus II

    Jumlah Rata-rata Persentase

    1.

    Siswa yang memperhatikan 13

    12 70,59 % Siswa yang lancar dalam membaca 11

    2.

    Siswa yang bertanya 2

    2,5 14,7 % Siswa yang sedang dalam membaca 3

    3.

    Siswa yang bergurau 2

    2,5 17,64 % Siswa yang kurang dalam membaca 3

    Tingkat keberhasilan pada siklus II adalah 82,35 %. Siswa yang masih

    kurang mampu dalam membaca dan menulis huruf hijaiyah sebanyak 17,65

    %. Hal ini menunjukkan siswa sudah mulai bisa memahami penjelasan guru,

    walaupun masih ada kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung.

  • 55

    Menurut penilaian Bapak Budiyanto, S.Pd. sebagai guru wali kelas II,

    pada siklus II ini sudah cukup bagus, namun masih ada kekurangan dalam

    proses pembelajarannya, diantaranya:

    1) Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu.

    2) Siswa belum semuanya aktif dalam mengikuti pembelajaran.

    b. Refleksi

    Dari data dan proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah

    dilakukan maka dapat diketahui jika hasil atau prestasi yang ditunjukkan pada

    siklus II secara umum siswa sudah mengalami peningkatan dalam memahami

    materi melalui metode drill, yaitu yang tadinya pada siklus I siswa yang

    memperhatikan dan bertanya hanya 82,35% sedangkan pada siklus II sudah

    mencapai 88,23%. Pada siklus I siswa yang sudah cukup lancar dan lancar

    membaca al-Quran hanya 76,47% sedangkan pada siklus II mencapai

    82,35%. jika dirata-rata dari kedua indikator ini bisa mencapai tingkat

    keberhasilan 85,29 %. jumlah ini sudah melampaui dari persentase ketuntasan

    yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Peningktan belajar siswa pada siklus II

    ini sudah sangat baik yakni dalam kurun waktu yang cukup singkat

    peningkatan persentasenya sudah baik.

    Kekurang maksimalan pada siklus II ini perlu adanya revisi untuk

    dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu:

    1) Guru perlu lebih terampil dalam memberikan dorongan belajar siswa

    dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana

    siswa yang sudah terlanjur terbiasa dengan metode drill diupayakan

  • 56

    untuk meningkatkan prestasi supaya gemar membaca huruf hijaiyah

    melalui kata atau kalimat.

    2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan

    menambahkan informasi yang dirasa perlu.

    3) Guru harus terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga

    siswa lebih antusias.

    4) Guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima sehingga

    siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan, dan dalam

    mengalihkan cara pengucapan setiap hurufnya agar lebih sabar untuk

    diulang-ulang cara mengucapkan agar diucapkan siswa dengan mahroj

    yang benar

    C. Pembahasan

    Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara belajar membaca dan

    menulis huruf hijaiyyah dengan menggunakan metode drill memiliki dampak

    positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

    beberapa nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami

    peningkatan, pembahasan dari setiap siklus pembelajaran yang telah dilakukan

    yaitu:

    1. Siklus I

    Berdasarkan analisis data dan proses wawancara yang telah dilakukan,

    maka pada siklus I ini masih mempunyai banyak kekurangan, dimana guru

    belum bisa memotivasi siswa dengan baik, sehingga siswa belum aktif dan

  • 57

    kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Guru belum optimal dalam pengelolaan

    waktu, sehingga proses belajar belum optimal. Dan siswa kurang antusias

    dalam mengikuti pembelajaran karena komunikasi yang masih terasa kaku.

    Sehingga dalam siklus I belum mencapai indikator penelitian yang diharapkan,

    karena hasil penilaian pada siklus I adalah 76,47 % sementara indikatornya

    adalah 85%.

    2. Siklus II

    Berdasarkan analisis data dan proses wawancara yang telah dilakukan

    dalam siklus II dengan metode drill ini, diperoleh peningkatan prestasi belajar

    siswa melalui peran siswa yang ditunjukkan dengan sikap siswa menjadi lebih

    meningkat dalam kreatifitas dan aktifitas selama pembelajaran berlangsung.

    Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa karena pembelajaran

    dilakukan dengan optimal.

    Pada siklus II peningkatan belajar siswa sudah mencapai indikator yang

    diharapkan, karena hasil penilaian pembelajaran membaca dan menulis huruf

    hijaiyyah dengan menggunakan metode drill‟ adalah 82,35 %. Pada siklus II ini

    sudah banyak sekali peningkatan, sebagian besar siswa pada siklus telah

    mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi pelajaran.

    Pada siklus II ini guru telah menerapkan belajar membaca dan menulis

    huruf hijaiyyah dengan metode drill dengan baik dan dilihat dari antusias siswa

    dan juga dari peningkatan kreatifitas dan aktifitas siswa serta prestasi siswa.

    Pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak

    diperlukan revisi, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya

  • 58

    adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan

    agar pelaksanaan proses belajar mengajar membaca dan menulis huruf

    hijaiyyah dengan metode drill ini dapat meningkatkan proses belajar mengajar

    sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga nanti bisa diterapkan

    dalam mata pelajaran BTQ dalam kelas.

    Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa

    metode drill ini telah berhasil untuk meningkatkan hasil dalam proses pelajaran

    BTQ untuk siswa kelas II SD Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo

    Kabupaten Magelang. mulai dari siswa mengenal huruf hijaiyah sampai siswa

    dapat membaca huruf hijaiyah melalui kata. Hal