upaya meningkatkan penguasaan konsep bilangan pada anak .../upaya... · pada anak berkebutuhan...

64
1 UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N 01BEJEN KARANGANYAR MELALUI PERMAINAN CONGKLAK (DAKON) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : HARTATININGSIH KUSUMASTUTI NIM : X 5107529 Program Studi Pendidikan Khusus JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vunhan

Post on 07-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

1

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N

01BEJEN KARANGANYAR MELALUI PERMAINAN CONGKLAK (DAKON)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh : HARTATININGSIH KUSUMASTUTI

NIM : X 5107529 Program Studi Pendidikan Khusus

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2009

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

2

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. R. Indianto, M.Pd Drs. Maryadi, M.Ag

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

3

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 8 Maret 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. A. Salim Choiri, M.Kes ..........................

Sekretarus : Dra. B. Sunarti, M.Pd ..........................

Anggota I : Drs. R. Indianto, M.Pd. ..........................

Anggota II : Drs. Maryadi, M.Ag. ..........................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. M. Fufqon Hidayatullah, M.Pd NIP : 19600727 198702 1 001

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga skripsi ini selesai. Sholawat serta

salam semoga selalu tercurah kepada sang Nabi Muhamamad SAW.

Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada

Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Program Studi Pendidikan Khusus. Dalam

penyusunan skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep

Bilangan pada Anak Berkebtuhan Khusus Kelas 1 SD Negeri 01 Bejen

Karanganyar Melalui Permainan Congklak (Dakon) ini tidak lepas dari bantuan

dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati

dan penuh keikhlasan penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

sekaligus dosen pembimbing 1, yang telah membimbing dan memberi

arahan.

3. Drs. H.A. Salim Choiri, M.Kes. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret.

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

5

4. Bapak Drs. Maryadi, M.Ag selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

banyak memberi bimbingan dan arahan selama pelaksanaan penelitian

maupun pada saat penulisan skripsi.

5. Ibu Dra. B. Sunarti, M.Pd, selaku Penasehat Akademik.

6. Ibu Warsiti, BA selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian dan teman – teman guru di SD Negeri 01 Bejen

Karanganyar.

7. Suami dan anakku, yang telah memberi banyak motivasi sampai skripsi ini

selesai.

8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan.

Akhirnya penyusun berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun

sendiri maupun bagi pembaca.

Surakarta, Desember 2009

Penyusun

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

6

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

MOTTO ...................................................................................... xi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... xii

ABSTRAK ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4

C. Fokus Permasalahan ................................................................ 5

D. Rumusan Masalah ................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A. 1. Tinjauan Tentang Anak Berkesulitan Belajar .................... 7

2. Tinjauan Tentang Bilangan dan Pembelajaran

Matematika ......................................................................... 11

3. Tinjauan Tentang Permainan Congklak atau Dakon ....... 14

B. Kerangka Berfikir.................................................................... 17

C. Hipotesis Tindakan.................................................................. 17

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18

A. Seting dan Waktu Penelitian ................................................... 18

B. Subyek Penelitian .................................................................... 19

C. Sumber Data Penelitian ........................................................... 19

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 20

E. Validitas Data ........................................................................ 22

F. Teknik Analisis Data .............................................................. 22

G. Indikator kinerja (Analisis Keberhasilan) .............................. 23

H. Prosedur Penelitian ................................................................. 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 28

A. . Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 28

B. Deskripsi Subyek Penelitian ....................................................... 30

C. Perencanaan Penelitian ................................................................. 33

D. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 39

E. Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................. 41

BAB V PENUTUP 48

A. Kesimpulan .................................................................................. 48

B. Saran ............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA 50

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

8

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Hal

Tabel 1 : Prosedur Penelitian ........................................................... 25

Tabel 2 : Hasil perolehan nilai anak setelah siklus 1 ........................ 43

Tabel 3 : Hasil perolehan nilai anak setelah siklus 2 ........................ 46

Diagram 1 : Perbandingan nilai awal dan nilai setelah siklus 1 ............ 43

Diagram 2 : Perbandingan nilai awal, nilai setelah siklus 1 dan nilai

setelah siklus 2 .................................................................. 46

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

9

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 : Gambar alat permainan congklak/dakon .............................. 14

Gambar 2 : Model Penelitian Tindakan ................................................ 24

Gambar 3 : Visualisasi Tindakan ........................................................... 24

Gambar 4 : Struktur Organisasi Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi

di SD Negeri 01 Bejen Karanganyar ...................................... 29

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

10

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Kisi – Kisi Instrumen ................................................................................ 52

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ............................................ 54

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ............................................ 59

4. Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus 1 ............................................ 62

5. Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus 2 ............................................ 63

6. Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus 1 ........................................... 64

7. Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus 2 ........................................... 65

8. Catatan Refleksi Siklus 1 .......................................................................... 66

9. Catatan Refleksi Siklus 2 .......................................................................... 67

10. Foto Kegiatan Anak ................................................................................... 69

11. Ijin Penelitian ............................................................................................. 70

12. Surat Keterangan Penelitian dari SD Negeri 01 Bejen Karanganyar ......... 73

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

11

MOTTO

· Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) mulailah

dengan yang lain dengan sungguh – sungguh.

(Terjemahan QS. Alam Nasroh, 94:6-7)

· Sebenarnya, kita selalu bisa memilih untuk melakukan

yang benar (Penulis).

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

12

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

Suami dan anakku

Teman – teman PLB FKIP UNS

Almamaterku

Pendidikan Inklusi

dan Anak – anak didikku yang berkebutuhan khusus

(Jangan pernah menyerah, karena ’kamupun bisa’)

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

13

ABSTRAK

Hartatiningsih Kusumastuti, X 5107529 UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N 01 BEJEN KARANGANYAR MELALUI PERMAINAN CONGKLAK (DAKON). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Desember 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan penguasaan konsep bilangan anak berkebutuhan khusus kelas 1 semester 1 SD Negeri 01 Bejen Karanganyar melalui permainan congklak atau dakon.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2009. Adapun subyek dari penelitian ini adalah Anak Berkebutuhan Khusus kelas 1 SD Negeri 01 Bejen Karanganyar yang mengalami kesulitan belajar matematika sejumlah 8 anak. Penentuan subyek penelitian berdasarkan nilai matematika anak dan pengamatan terhadap anak pada saat mengikuti pelajaran matematika. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan cara tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedang analisis data menggunakan tehnik analisis deskriftif komparatif.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Perolehan nilai setelah siklus I. terdapat perubahan nilai hampir pada setiap anak. Perubahan nilai satu digit terjadi pada 3 anak, dua digit terjadi pada 2 anak dan tiga digit terjadi pada 3 anak. Meskipun mengalami kenaikan, tetapi masih ada 4 anak yang nilainya dibawah 6 atau di bawah KKM. Sehingga dapat dikatakan pada siklus pertama kenaikan nilai sesuai standar yang diinginkan masih belum memenuhi target, karena baru 50 % keberhasilannya. Hasil perolehan nilai setelah dilakukan tindakan II adalah sebagai berikut : terdapat perubahan nilai hampir pada setiap anak. Perubahan nilai 0,5 terjadi pada 2 anak, satu digit terjadi pada 3 anak, dua digit terjadi pada 2 anak, dan tiga digit terjadi pada 1 anak. Kenaikan nilai terjadi juga pada siklus II, yaitu sebesar 87,5% ada 1 anak yang perolehan nilai terakhir masih di bawah nilai 6 atau masih di bawah KKM.

Kata kunci : Konsep bilangan, ABK, permainan dakon

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.

Kalimat ini terdapat pada pasal 31 UUD 1945. Makna yang terkandung pada pasal

31 UUD 1945 di atas sesuai dengan pernyataan UNESCO tentang pendidikan

untuk semua (Education for All). Pernyatan tersebut dideklarasikan oleh

UNESCO di Jomtion Thailand tahun 1990. Diperkuat dengan deklarasi

Selamanca (1994) dan Dakkar (2000). Hal inilah yang kemudian memunculkan

konsep pendidikan inklusi.

Dewasa ini pendidikan inklusif menjadi paradigma baru dalam dunia

pendidikan. Konsep ini dimaksudkan untuk memberi akses yang seluas mungkin

bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk belajar.

Sistem layanan pendidikan ini mensyaratkan ABK belajar di sekolah-sekolah

terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya.

Kabupaten Karanganyar saat ini mencoba merintis pendidikan inklusi di 4

kecamatan pada 17 Sekolah Dasar, 1 SLTP dan 1 SMA. Salah satu sekolah dasar

yang menyelenggarakan program pendidikan inklusif adalah SD N 01 Bejen

Karanganyar. Saat ini dari 150 siswa SD N 01, 40 diantaranya adalah anak

berkebutuhan khusus, 10 diantara 40 ABK tersebut adalah siswa kelas I. Mereka

rata-rata mempunyai prestasi dibawah rata-rata bahkan ada kecenderungan

prestasi mereka rendah. Tidak hanya dalam hal baca tulis, mereka juga mendapat

nilai yang kurang dibidang Matematika.

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

15

Hasil assesmen terhadap 10 ABK kelas I tersebut untuk nilai matematika

rata-rata nilai anak berkisar antara 2 sampai 5,5. Hasil tes dilakukan untuk materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan. Setelah dirunut ternyata anak-anak ini

kurang menguasai konsep bilangan atau banyak benda. Padahal untuk dapat

menjumlahkan dan mengurangkan, anak harus menguasai konsep banyak benda

atau bilangan.

Beberapa siswa yang mengalami kesulitan mengabstraksikan,

menggeneralisasikan, serta mengingat konsep dan prinsip matematika ini

disebabkan karena kondisi mereka yang mempunyai masalah dibidang kognitif.

Hal ini dapat mengakibatkan siswa tidak hanya mengalami kesulitan dalam

menguasai matematika, mereka mungkin juga akan mengalami kesulitan dalam

mata pelajaran yang lain.

Jika permasalahan ini dibiarkan akan semakin menyulitkan siswa untuk

belajar matematika pada tahap selanjutnya. Hal ini dapat dimaklumi karena

matematika mempunyai sifat hirarkis, maksudnya dalam mempelajari matematika

saling berkaitan antara materi awal dan materi berikutnya.

Pelajaran matematika memang sering tidak disukai oleh siswa. Banyak

siswa yang mengeluh kesulitan sehingga kadang pelajaran matematika menjadi

momok. Dengan demikian, mendengar nilai matematika siswa jelek menjadi hal

yang lumrah atau biasa.

Sulitnya pelajaran matematika dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Yang pertama karena obyek yang dipelajari dari matematika bersifat abstrak.

Disamping itu matematika juga bersifat bertahap dan berurutan serta mendasarkan

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

16

pada pengalaman belajar sebelumnya. Yang kedua, proses pembelajaran yang

dilakukan guru kurang bervariasi, terutama dalam penerapan metode mengajar.

Terbatasnya alat peraga juga membuat anak kurang tertarik mempelajari

matematika, ujungnya nilai mereka menjadi rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu tindakan.

Guru harus dapat menemukan strategi yang bijak untuk mengatasi hal ini.

Harwell (dalam Muljono Abdurrahman, 1994:138) memandang kesulitan belajar

sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak dengan metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Strategi pembelajaran yang tepat untuk

anak berkesulitan belajar menurut bandi Delphie (2009:134) adalah dengan

menyajikan kegiatan – kegiatan yang dapat mewakili ketrampilan gerak dan

fungsi persepsi. Jika metode pembelajaran disesuaikan dengan gaya belajar anak,

maka prestasi belajar anak akan meningkat.

Tindakan yang dirasa dapat memberi hasil belajar yang lebih baik adalah

melalui kegiatan belajar sambil bermain. Seperti kita ketahui bahwa bermain

merupakan kegiatan dengan ketrampilan gerak dan biasanya menjadi hal yang

menyenangkan bagi anak. Kegiatan bermain tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan sahari-hari anak. Banyak manfaat yang didapat dari kegiatan bermain,

selain menyenangkan anak, bermain dapat memupuk rasa sosial anak dan

meningkatkan kreativitas anak. Bermain juga dapat dijadikan sebagai media

pembelajaran. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Rumbold (dalam Nevile

Bennett at All, 2005, 23).

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

17

Bagi anak – anak kecil, permainan yang mempunyai arah jelas merupakan bagian yang hakiki dan subur bagi proses pembelajaran. Permainan adalah motivator yang penuh daya, mendorong anak menjadi kreatif dan mengembangkan gagasan, pemahaman dan bahasa mereka. Melalui bermain anak – anak melakukan eksplorasi, menerapkan dan menguji hal – hal yang mereka ketahui dan dapat mereka lakukan. Salah satu permainan yang dapat berfungsi untuk media pembelajaran

adalah permainan Congklak atau Dhakon. Hasil penelitian yang dilakukan

Komang Widya menyatakan bahwa permainan dakon dapat digunakan sebagai

media untuk menanamkan konsep faktor persekutuan terbesar (FPB).

(www.tembi.org/dulu/dakon/index.htm, diakses 17 Pebruari 2009.

Dakon dalam kelompok permainan Jawa termasuk jenis permainan olah

pikir. Sukirman Dharmamulya mengkategorikan jenis permainan anak dalam 3

pola permainan. Pertama, bermain dengan bernyanyi dan atau dialog, kedua

bermain dan adu ketangkasan dan ketiga bermain dan olah pikir. (2008 : 9).

Permainan dipandang memberi kontribusi pada pembelajaran sehingga

diupayakan pembelajaran dengan bermain dapat mengatasi masalah dalam

pembelajaran matematika.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahn

kesulitan belajar siswa di SD N 01 Bejen Karanganyar dapat diidentifikasi

sebabnya sebagai berikut.

1. Kondisi anak yang kekurangan di bidang kognitifnya sehingga

menjadikan daya serap anak terhadap penguasaan konsep bilangan dalam

pembelajaran matematika kurang maksimal.

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

18

2. Keterbatasan alat peraga matematika dan buku penunjang pembelajaran

matematika yang dimiliki oleh sekolah baik dari segi kuantitas maupun

kualitasnya sehingga kreatifitas anak tidak dapat berkembang maksimal

3. Kurang bervariasinya metode mengajar terutama dalam pembelajaran

matematika oleh guru sehingga kemampuan kognitif anak dalam

pengasaan konsep bilangan tidak berkembang secara maksimal.

C. Perumusan Masalah

Apakah permainan congklak atau dakon dapat meningkatkan penguasaan

konsep bilangan pada anak berkesulitan belajar?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Efektifitas permainan congklak atau dakon dalam meningkatkan

penguasaan konsep bilangan pada siswa kelas 1 SD N 01 Bejen

Karanganyar.

2. Penggunaan permainan congklak atau dakon dalam upaya meningkatkan

penguasaan konsep bilangan pada siswa kelas 1 SD N 01 Bejen

Karanganyar.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut.

1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti

tentang cara mengajarkan penguasaan konsep bilangan bagi anak

berkesulitan belajar kelas 1 di SD inklusi.

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

19

2. Bagi Guru

Penelitian yang akan dilakukan dapat memberi masukan pada pendidik

dalam menangani kesulitan belajar anak di bidang penguasaan konsep

bilangan.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian yang dilakukan dapat digunakan sebagai salah satu dasar

untuk mengadakan penelitian selanjutnya dalam penanganan anak

berkebutuhan khusus.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Tentang Anak Berkesulitan Belajar

a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar

Dewasa ini pendidikan inklusif makin digalakkan. Program ini

bertujuan untuk memberi akses yang seluas mungkin untuk semua anak.

Termasuk untuk anak yang berkebutuhan khusus (ABK). Diharapkan

ABK mampu belajar bersama dengan anak – anak normal pada satu kelas

yang sama, dengan hak dan kewajiban yang sama pula.

Salah satu yang disebut anak berkebutuhan khusus adalah anak

yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Anak berkesulitan belajar

atau learning disabilities sering jadikan sebutan untuk anak yang

mempunyai prestsi rendah, entah prestasi dalam bidang bahasa,

pengetahuan umum maupun logika atau penalaran.

Batasan tentang anak berkesulitan belajar menurut Samuel Kirk

(dalam Sunaryo Kartadinata, 2002:71) adalah murid yang tidak

digolongkan kepada kategori normal (keluarbiasaan), namun mereka

mengalami kelemahan dalam berbicara perseptual motorik (berbahasa)

persepsi visual dan auditory. Anak dengan kondisi saat mulai mempelajari

mata pelajaran dasar, cenderung mengalami kesulitan dalam membaca,

menulis, mengeja dan berhitung.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

21

The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD)

mengemukakakn definisi yang dikutip oleh Hammill, Leigh, Mc Nutt dan

Larsen (dalam Muljono Abdurrahman, 1994:133) sebagai berikut.

Kesulitan belajar adalah suatu batasan generik yang menunjuk pada suatu kelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata (significant) dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan memdengar, bercakap – cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang matematika. Gangguan tersebut instrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem syaraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi berbarengan dengan adanya kondisi gangguan lain (misalnya gangguan sensoris, retardasi mental, hambatan sosial dan emosional) atau pengaruh lingkungan (misalnya, perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, faktor – faktor psikogenik). Hambatan – hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung. Pendapat Cannadian, Association for children and adult with

learning disabilities adalah mereka yang tidak mampu mengikuti

pelajaran disekolah meskipun kecerdasannya termasuk normal, sedikit di

atas normal atau sedikit di bawah normal. Menurut batasan ini anak yang

mempunyai kecerdasan berkisar anatara 90, dan mempunyai prestasi

belajar yang rendah sering dikategorikan dengan anak yang berkesulitan

belajar.

Keadaan ini terjadi sebagai akibat disfungsi minimal otak (DMO) yang terjadi karena penyimpangan perkembangan otak yang dapat berwujud dalam berbagai kombinasi gejala gangguan seperti gangguan persepsi, membentuk konsep bahasa ingtan, kontrol perhatian atau gangguan motorik. Keadaan ini tidak disebabkan oleh gangguan primer pada penglihatan, pendengaran, cacat motorik atau gangguan emosional, retardasi mental atau akibat lingkungan (Artwright dalam Sunaryo Kartadinata, 2002:72)

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

22

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar

(learning disabilities) merupaka istilah generik yang merujuk kepada

keragaman kelompok yang mengalami gangguan di mana gangguan

tersebut diwujudkan dalam kesulitan – kesulitan yang signifikant yang

dapat menimbulkan gangguan proses belajar. Umumnya masalah ini

tampak ketika murid mulai mempelajari mata pelajaran dasar seperti

menulis, membaca, berhitung dan mengeja.

b. Klasifikiasi Anak Berkesulitan Belajar

Harwel (dalam Muljono Abdurrahman,1994:139), menggunakan

istilah learning difficulties untuk menyebut anak yang mengalami

kesulitan dalam belajarnya. Menurutnya ada tujuh macam kesulitan

belajar (learning difficulties), yaitu :

1) kekurangan dalam persepsi visual, 2) kekurangan dalam persepsi auditoris, 3) kekurangan dalam penghayatan tubuh (body awareness) dan

kontrol gerakan, 4) problem dalam perkembangan bahasa dan perkembangan

konseptual, 5) problem dalam perhatian atau perilaku, 6) kesulitan dalam membaca, dan 7) kesulitan dalam berhitung. Lima macam klasifikasi kesulitan belajar menurut Mercer adalah

1) kesulitan bahasa, 2) kesulitan membaca, 3) kesulitan berhitung, 4)

gangguan persepsi dan perseptual motor, dan 5) problem sosial emosional

(Mercer, dalam Muljono Abdurrahman,1994:139).

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

23

Dari dua klasifikasi anak berkesulitan belajar di atas, jika

dikaitkan dengan perkebangan potensi akademik, maka anak tersebut

dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok. Ketiga kelompok anak

berkesulitan dalam bidang akademik tersebut, dikemukakan Muljono

Abdurrahman (1994:140), menunjuk pada kegagalan – kegagalan

pencapaian prestasi akademik yang meliputi hal – hal berikut.

1) ketrampilan dalam membaca, terdiri dari membaca permulaan dan membaca pemahaman,

2) ketrampilan dalam menulis, (menulis dengan tangan, mengeja dan komposisi), dan

3) ketrampilan dalam matematika, terdiri dari perhitungan matematis (matematics calculation) dan penalaran matematis (matematics reasoning).

c. Penyebab Kesulitan Belajar

Banyak faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan

dalam belajar. Faktor – faktor tersebut dibedakan atas dua hal, yaitu faktor

intrinsik atau yang berasal dari dalam diri anak dan faktor ekstrinsik yang

berasal dari luar diri anak. Banyak ahli berpendapat kesultan belajar

terjadi karena faktor neurologis ataupun faktor lainnya. Namun menurut

Hallahan (dalam Muljono Abdurrahman, 1994:146), disfungsi neurologis

sebagai penyebab sebagian besar kesulitan belajar baru merupakan

dugaan, penyebab yang sesungguhnya belum dapat ditentukan. Karena

ternyata banyak faktor yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar,

diantaranya sebagai berikut.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

24

1. Faktor genetik, 2. Luka pada otak (brain injury), yang disebabkan oleh trauma fisik atau

kekurangan oksigen sebelum, pada saat atau segera sesudah kelahiran. 3. Biokimia yang hilang, misalnya kimia yang diperlukan untuk

memfungsikan sistem syaraf pusat. 4. Biokimia yang diberikan pada anak, misalnya zat warna. 5. pencemaran lingkungan, misalnya pencemaran timah hitam, dan 6. Pengaruh – pengaruh psikologis dan sosial, misalnya perbedaan latar

belakang budaya, pembelajaran yang tidak tepat, dan kemiskinan orang tua.

2. Tinjauan Tentang Bilangan dan Pembelajaran Matematika

Bilangan dalam kamus bahasa indonesia tertulis ’bilang’ yang

mempunyai arti berhitung. Bilangan atau banyak benda dilambangkan

dengan angka – angka. Setiap bilangan, misalnya dilambangkan dengan 1

sesungguhnya adalah konsep abstrak yang tak bisa ditangkap oleh indra

manusia, tetapi bersifat universal (Zainuri.wordpress.com/2007. Diakses

18 Pebruari 2009). Selanjutnya tertulis, angka 1 bukanlah bilangan 1,

melainkan hanya lambang dari bilangan 1 yang tertangkap oleh indra

penglihatan.

Menurut Marsudi Raharjo (2005:2), ’Bilangan dalam matematika

merupakan konsep awal (primitive concept), yakni unsur yang bersifat

mendasar. Kata ini sering dipakai tetapi tidak dapat didefinisikan secara

tepat.’ Di SD pengertian bilangan didasarkan pada banyaknya benda

dalam kumpulan. Kesimpulannya, bahwa mengenalkan konsep bilangan

kepada anak didik sama artinya dengan mengenalkan konsep banyak

benda pada anak. Konsep banyak benda atau bilangan tersebut lantas

dilambangkan dalam bentuk angka – angka.

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

25

Agar penelitian ini tidak melebar, pengertian bilangan dalam hal

ini dibatasi pada konsep banyak benda yang dilambangkan dengan angka

– angka untuk bilangan bilangan asli. Bilangan yang dimaksud adalah

bilangan bulat positif yang bukan nol. Bilangan asli digunakan untuk

menghitung benda – benda dimulai dari bilangan satu.

Pengertian bilangan asli yang diakses dari

www.wikipedia.mobil/id/bilanganasli, adalah bilangan bulat positif yang

bukan nol yaitu unsur himpunan 1,2,3,4,... Bilangan asli merupakan salah

satu konsep matematika yang paling sederhana dan termasuk konsep

pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia. (diakses 20

Pebruari 2009).

Untuk dapat menyelesaikan soal – soal matematika yang diberikan

oleh guru, penguasaan konsep dasar perlu ditanamkan dulu pada anak. Hal

ini seperti yang dikemukakan oleh Arisandi Setyono, bahwa dasar

penguasaan konsep matematika harus kuat sejak usia dini. (2007:45).

Pengertian konsep atau concepts mengacu pada pemahaman dasar (Bandi

Delphie, 2009:4) Selanjutnya, peserta didik mengembangkan suatu konsep

ketika mereka mampu mengklasifikasi atau mengelompokkan benda dan

mampu mengasosiasikan siatu nama dengan kelompok benda tertentu.

Untuk itu pengenalan matematika dalam hal ini pengenalan

konsep bilangan perlu dilakukan dengan melalui tahapan – tahapan

berikut 1) belajar menggunakan benda konkrit/nyata, 2) belajar membuat

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

26

bayangan di pikiran, dan 3) belajar menggunakan sombol/lambang.

(Arisandi Setyono, 2007:45).

Pendapat Arisandi di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan

oleh Jerome Bruner (dalam Pujiati dkk, 2005:2). Jerome Bruner

menyatakan bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru diperlukan

tahapan –tahapan yang runtut yang meliputi tahap enaktif, tahap ikonik

dan tahap simbolik.

Tahap enaktif, yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda

atau obyek yang konkrit. Sebagai contoh untuk mempelajari pengenalan

bilangan maka dapat digunakan benda benda konkrit di sekitar siswa.

Seperti biji – bijian, kelereng, batu, dan sebagainya dengan cara

membilang banyak benda

Tahap ekonik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar.

Pada tahap ini benda – benda konkrit diganti dengan gambar untuk

menyatakan banyak benda. Sehingga pada tahap ini benda konkrit sudah

tidak diperlukan lagi.

Tahap simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang

atau simbol. Pada tahap akhir ini, siswa sudah tidak memerlukan benda –

benda ataupun gambar – gambar, namun sudah menggunakan lambang

atau simbol, seperti 1,2,3,4,5, .... Pengajaran konsep ini diupayakan dapat

dilakukan oleh guru pembimbing khusus melalui kegiatan bermain yang

merupakan dunia anak.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

27

3. Tinjauan Tentang Permainan Congklak atau Dakon

Permainan congklak atau dakon termasuk kategori permainan

kelompok karena dimainkan oleh 2 orang. Di daerah Jawa permainan ini

disebut dengan dhakon atau dhakonan. Nama lain dari permainan ini, di

lampung disebut dentuman lamban. Masyarakat Sulawesi menamakan

permainan ini dengan sebutan mokoatan, manggalenceng, anggalacang

atau nagrata. (http://www.tkplb.org/index.php?option.com, dikases 18

Pebruari 2009.

Kata dhakon menurut Sukirman, 2008:128, kemungkinan berasal

dari kata dhaku yang mendapat akhiran an. Kata nDhaku dalam bahasa

Jawa berarti mengaku, yakni mengakui sesuatu itu adalah miliknya.

nDaku dalam hal permainan congklak atau dakon ini, maksudnya adalah

apa yang berada di depannya adalah miliknya dan yang berada di depan

lawan adalah milik lawan.

Ada dua alat yang dibutuhkan untuk bermain dakon, yaitu papan

dakon yang memiliki 16 lubang. Masing – masing 7 lubang di depan dan

belakang dan satu lubang di pojok kanan dan kiri serta biji sawo (Yunanto

Wiji Utomo, diakses dari www.yogyes.com/id/yogyakarta.touris, pada 16

Pebruari 2009.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

28

Bentuk permainan congklak atau dakon dapat digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 1 : Alat permainan congklak/dakon

Permainan dakon dilakukan oleh dua orang dengan alat permainan

yang disebut papan dakon. Papan dakon aslinya dibuat dari kayu dengan

lubang lubang sejajar dalam dua baris. Masing – masing lubang

berjumlah 5, 6, 7 atau 9 saling berhadapan. Pada ujungnya terdapat lubang

besar yang disebut sebagai lumbung. Untuk bijinya dapat diambil bijji

biji sawo, biji asam, batu – batuan atau kerang. Namun saat ini papan

dakon sudah banyak dijumpai terbuat dari plastik. Demikian juga biji –

biji dakonnya.

Inti permainan ini adalah mengumpulkan biji pada lubang pojok

yang disebut lumbung kita. Menang atau kalah ditentukan banyaknya biji

yang berhasil dikumpulkan. Sebelum bermain peserta melakukan pingsut

untuk menentukan siapa yang bermain lebih dulu. Setelah itu biji – bijian

yang berjumlah 98 dibagi rata dalam setiap lubang dipapan dakon,

kecuali lubang di pojok kanan dan kiri ( lumbung ). Jadi setiap lubang

berisi 7 biji - bijian dan setiap peserta memiliki 49 biji yang tersebar

pada 7 lubang yang ada di depannya.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

29

Permainan dimulai dengan mengambil seluruh biji di satu lubang

dan menyebarnya satu persatu di lubang lain secara urut. Untuk menyebar

biji, ada beberapa aturan. Biji yang diambil dari satu lubang dimasukkan

ke lubang berikutnya satu persatu secara urut termasuk ke lumbung. Jika

melewati lumbung lawan maka kita tidak boleh memasukkan satu biji

yang kita genggam.

Dari permainan ini guru dapat menanamkan konsep bilangan

dengan cara menghitung biji – bijian. Untuk tahap awal siswa bisa diajak

menghitung biji yang ada di lumbung terlebih dahulu. Mulai dari satu biji

bisa ditanamkan konsep banyak benda. Ada satu biji di lumbung, yang

berarti banyak benda ada 1. Lalu siswa diajak untuk menuliskan lambang

bilangannya. Berikutnya tambah lagi satu sehingga benyak benda menjadi

2. Lalu siswa diajak menuliskan lambang bilangan 2. Demikian

seterusnya, sampai siswa memahami benar konsep banyak benda atau

bilangan.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

30

B. Kerangka Berfikir

C. Perumusan Hipostesis Tindakan

Permainan congklak (dakon) dapat meningkatkan penguasaan konsep

bilangan pada siswa berkesulitan belajar kelas 1 SD N 01 Bejen Karanganyar.

Penguasaan konsep bilangan pada ABK di sekolah inklusi

belum menggunakan permainan congklak atau dakon

Kegiatan Belajar Mengajar matematika dengan

menggunakan permianan congklak atau dakon

Peningkatan penguasaan konsep bilangan pada anak

berkesulitan belajar

Tindakan

Kondisi Akhir

Kondisi Awal

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting dan Waktu Penelitian

Penelitian ini memilih setting di SDN 01 Bejen Karanganyar kelas 1.

Pemilihan setting ini dengan pertimbangan sebagai berikut.

1. SDN 01 Bejen Karanganyar merupakan sekolah yang melayani pendidikan

untuk inklusi.

2. Sekolah ini mengharapkan adanya upaya memaksimalkan kemampuan

kognitif peningkatan prestai belajar ABK.

3. Penelitian mengenai penggunaan permainan congklak (dakon) untuk

meningkatkan penguasaan konsep bilangan belum banyak dilakukan.

Perlakuan dilaksanakan di ruang khusus tapi masih di lingkungan

sekolah untuk menjaga situasi pembelajaran tetap alami seperti pelajaran

sehari-hari. Penelitian ini dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut.

1. Bulan pertama (Pebruari 2009) pembuatan proposal.

2. Bulan kedua ( minggu pertama bulan Maret 2009) Perijinan penulisan

skripsi dan penulisan Bab I,II dan III.

3. Bulan Maret Minggu ke empat sampai bulan April minggu ke dua,

persetujuan Bab I,II dan III oleh pembimbing

4. Bulan April minggu ke tiga sampai minggu ke empat pembuatan

instrument penelitian.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

32

5. Bulan Mei minggu ke pertama sampai bulan Juni minggu ke dua,

pelaksanaan penelitian.

6. Bulam Agustus – Oktober untuk penulisan Bab IV dan V.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 89) adalah

keadaan atau orang, variable melekat yang dipermasalahkan. Penentuan

subyek dalam penelitian ini menggunakan tehnik purposive yaitu, subyek

dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan juga dengan

tujuan tertentu. Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam penentuan

subyek adalah sebagai berikut.

1. Subyek adalah anak berkebutuhan khusus dengan kondisi kesulitan dalam

belajar di SD N 01 Bejen Karanganyar kelas 1.

2. Subyek masih dalam tahap awal belajar

3. Subyek mengalami kesulitan dalam bidang pemahaman konsep bilangan

1 – 20.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, diperoleh 8 orang anak sebagai

subyek penelitian yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.

C. Sumber Data

Data pada penelitian ini diperoleh dari informan, arsip atau dokumen

dan tempat dan peristiwa. Informan yang dimaksud adalah dari wali kelas

tentang anak berkebutuhan khusus. Baik itu tentang data diri anak maupun

tentang prestasi belajar mereka. Arsip dan dokumen digunakan untuk

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

33

mengetahui daftar nilai anak dan progress atau kemajuan anak. Tempat dan

peristiwa berupa kegiatan belajar dan bermain anak.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 174) tehnik pengumpulan data adalah

suatu cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Tehnik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Observasi

Observasi adalah penagmatan. Orang sering mengartikan observasi hanya

dapat dilakukan dengan menggunakan mata. Observasi menurut

Suharsimi Arikunto (2002:133), meliputi kegiatan pemuatan perhatian

terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Dalam penelitan ini peneliti melakukan pengamatan partisipan dimana

peneliti melakukan pengamatan terus menerus selama pembelajaran

berlangsung dan mengamati interaksi anak di lingkungan sekolah.

Observasi ditekankan pada perilaku anak ketika mengikuti pelajaran dan

pada saat menghitung banyak benda setelah permainan dakonnya selesai.

2. Wawancara

Wawancara sering disebut dengan interview. adalah sebuah dialog yang

dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara (Suharsimi Arikunto, 2002:132). Metode wawancara ini

dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang diri anak dalam kegiatan

pembelajaran. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui keinginan –

keinginan anak dalam upaya untuk memperbaiki nilai mereka.

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

34

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang – barang

tertulis. (Suharsimi Arikunto, 2002:135). Metode dokumentasi digunakan

untuk memperoleh data dengan jalan meneliti dokumen-dokumen yang

ada hubungannya dengan masalah atau subyek dengan subyek penelitian.

Koentjoroningrat (1997: 46) metode dokumentasi tersebut mengandung

data verbal yang berbentuk tulisan, monumen, foto, tape recorder, dan

sebagainya. Selain itu metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh

data subyek yang meliputi : report pendidikan, biodata anak dan riwayat

perkembanganya, serta hasil pekerjaan anak.

4. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Suharsimi Arikunto, 2002:127) Tes dalam penelitian ini merupakan tes

prestasi belajar yang mengukur tingkat ketercapaian atau penguasaan

siswa terhadap materi yang digunakan. Dalam penelitian ini, tes digunakan

untuk memperoleh data awal tentang penguasaan konsep bilangan pada

anak. Selain itu tes juga dilakukan pada anak setelah dilakukan tindakan

pada siklus pertama dan juga akan dilakukan setelah siklus kedua

dilakukan.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

35

E. Validitas Data

Validitas data dimaksudkan agar data yang dikumpulkan untuk

keperluan penelitian ini nantinya adalah data yang valid. Menurut Nasution

(1998:114) ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar kebenaran hasil

penelitian dapat dipercaya, yaitu dengan cara sebagai berikut.

1. Memperpanjang masa observasi,

2. Pengamatan yang terus menerus, dan

3. Trianggulasi.

Dalam penelitian ini validitas data dilakukan dengan teknik trianggulasi.

Trianggulasi dilakukan dengan maksud untuk mengecek kebenaran data yang

diperoleh dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber

lain. Kebenaran hasil wawancara dengan wali kelas dapat dibandingkan

dengan arsip atau dokumen maupun melalui pengamatan ketika proses belajar

berlangsung.

Trianggulasi sumber data dilakukan untuk mengecek kebenaran data

dari wali kelas maupun anak. Sedangkan trianggulasi metode dilakukan

dengan meenggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk

mendapatkan data yang sama. Observasi dapat dicek kebenarannya dari arsip

atau dokumen dan wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil

dikumpulkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknis deskriptif komparatif, setelah dilakukan penelitian tindakan

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

36

dengan mengajak anak bermain congklak atau dakon bersama dan dilakukan

pengamatan dan tes terhadap kemampuan anak. Lalu dilakukan analisis data.

Analisis secara deskriptif komparatif dilakukan dengan mengumpulkan nilai

untuk pembuatan rancangan siklus berikutnya dan membandingkan hasil awal

dengan hasil dari siklus berikutnya.

G. Indikator Kinerja (Analisis Keberhasilan)

Penelitian ini dikatakan berhasil jika setelah dilakukan tindakan

kemampuan penguasaan konsep bilangan atau banyak benda pada anak

berkebutuhan khusus kelas 1 SD N 01 bejen Karanganyar meningkat.

Peningkatan penguasaan konsep ini selain diketahui dari proses juga dapat

dilihat dari nilai yang diperoleh anak setelah mendapatkan tindakan.

Nilai awal yang diperoleh dari evaluasi awal, lalu nilai setelah dilakukan

tindakan pada silklus 1 dan nilai setelah dilakukan tindakan pada siklus ke 2

dikumpulkan, didiskusikan lalu dibandingkaan. Dari hasil pengamatan selama

proses dan nilai yang diperoleh anak dapat diketahui keberhasilan anak.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan ini menggunakan model yang dilakukan Kemmis

dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari Model Kurt Lewin.

Konsep pokok pada penelitian ini terdiri atas empat komponen. Menurut

Suharsimi Arikunto, 2002:83, yaitu perencanaan atau planning, tindakan atau

acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting. Ilustrasi

langkah tersebut di atas adalah sebagai berikut.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

37

Gambar 2: Model Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin dalam Suharsimi Arikunto, 2002:84

Prosedur penelitian tindakan ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil pengamatan

dan evaluasi dijadikan sebagai dasar dalam tahap refleksi sebagai penentu

tindakan berikutnya.

Karena dilaksnakan sebanyak dua siklus, maka model penelitian di

atas divisualisasikan sebagai berikut.

Gambar 3: Visualisasi tindakan yang dilakukan

Keterangan : 1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Pengamatan

4. Refleksi

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

38

Proses urutan kegiatan yang dilakasanakan dalam penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan dalam tabel 1 berikut.

Siklus No. Tahapan Uraian Kegiatan

I 1

2.

3.

4.

Persiapan

Deskripsi Awal

Perencanaan

tindakan

Pelaksanaan

tindakan

Terdapat permasalahan pada penguasaan

konsep bilangan

a. Merencanakan Pembelajaran matema-

tika melalui permainan congklak

b. Menentukan kompetensi yang akan

dicapai.

c. Mengembangkan rencana pembelajaran

d. Menyiapkan tempat dan alat permainan

congklak, berupa papan congklak, biji

congklak, kartu huruf dan kertas catatan.

e. Mengembangkan format pengamatan.

f. Mengembangkan format evaluasi

Menerapkan tindakan pembelajaran

mengacu pada skenario pembelajaran.

Yaitu melaksanakan pembelajaran

penguasaan konsep bilangan pada anak

berkesulitan belajar dengan menggunakan

permainan congklak.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

39

5.

6.

Pengamatan

Evaluasi/Refleksi

Melakukan pengamatan terhadap kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan

format observasi terhadap aktifitas siswa

dan guru.

a. Melakukan evaluasi tentang penguasaan

konsep bilangan pada anak

berkesulitan belajar.

b. Melakukan diskusi dengan guru kelas

untuk membahas hasil evaluasi dan

merencanakan tindakan berikutnya.

2 1.

2.

Perencanaan dan

Penyempurnaan

Tindakan

Tindakan

a. Akan dilakukan tindakan kedua atas

dasar tindakan siklus I

b. Menentukan rencana pembelajaran

siklus II.

c. Menyiapkan tempat dan alat permainan

congklak berupa papan congklak, biji

congklak dan kertas catatan.

d. Menyiapkan format pengamatan siklus

II.

e. Menyiapkan format evaluasi

Menerapkan tindakan pembelajaran

mengacu pada skenario pembelajaran.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

40

3.

4.

Pengamatan

Evaluasi/Refleksi

Yaitu melaksanakan lagi pembelajaran

penguasaan konsep bilangan pada anak

berkesulitan belajar dengan menggunakan

permainan congklak. Pelaksanaan

tindakan pada siklus II ini anak tidak

dibantu lagi dengan kartu bilangan, dan

siswa diminta menghitung semua biji

congklak yang ada pada semua lubang

miliknya.

Melakukan pengamatan terhadap kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan

format observasi terhadap aktifitas siswa

dan guru.

Melakukan evaluasi dan refleksi siklus II

Pembuatan Kesimpulan

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi penelitian

1. Lokasi Penelitian

SD Negeri 01 Bejen Karanganyar terletak ± 500 meter sebelah utara

terminal bus Bejen Karanganyar. Tepatnya di dusun Wonorejo, desa Bejen

Kecamatan dan Kabupaten Karanganyar. Berdiri memanjang di Timur jalan

sebelah Selatan dusun berhadapan dengan lapangan olahraga. Menempati

tanah seluas 1560 m² dengan perincian luas bangunan 405 m², luas halaman

200 m² dan luas kebun 500 m². Tanah untuk bangunan sekolah seluas 405 m²

tersebut berupa 12 ruangan yang terdiri 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru,

6 ruang belajar, 1 gudang/dapur, 1 kamar mandi guru, 1 lamar mandi siswa

dan 1 ruang yang berfungsi sebagai UKS, perpustakaan dan ruang khusus

pembelajaran anak berkebutuhan khusus.

SD Negeri 01 Bejen Karangannyar didirikan pada tahun 1963 dan

ditunjuk menjadi sekolah terpadu pada tahun 2004. Pada tahun 2008, dengan

Keputusan Kepala Dinas P dan K Kabupaten Karanganyar No. 421/019/2008,

SD Negeri 01 Bejen Karanganyar ditetapkan sebagai Sekolah Dasar Program

Pendidikan Inklusi Berbasis Masyarakat.

2. Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus di lokasi penelitian

Berdasarkan keputusan kepada Dinas P dan K Kabupaten tersebut, SD

Negeri 01 Bejen Karanganyar memberikan layanan pada anak – anak

berkebutuhan khusus (ABK). Adapun tim pengelola program inklusi di SD

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

42

Negeri 01 Bejen Karanganyar terdiri dari Kepala Sekolah, Menajer

Pendidikan Inklusi, Tata Usaha, Guru Pembimbing Khusus, Guru Kelas,

Guru Mata Pelajaran, dan Tenaga Ahli, dengan struktur organisasi sebagai

beribut.

Gambar 4 : Struktur organisasi penyelenggaraan pendidikan inklusi SD N

Bejen 1 Karanganyar.

Kepala Sekolah

Manajer Inklusi Tata Usaha

GPK Guru Kelas Guru Mapel Manajer Inklusi

Peserta Didik

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

43

Pemberian layanan kepada ABK dilakukan oleh guru pembimbing

khusus bekerja sama dengan guru kelas. Kegiatan layanan terhadap ABK

didahului dengan mengadakan, identifikasi ABK, assessment, dan pemberian

layanan.

Bentuk layanan yang dilakukan berupa pendampingan di kelas,

pemberian bimbingan di ruang khusus atau ruang sumber dan layanan

kunjungan ke rumah atau home visit. Pemberian bimbingan khusus kepada

ABK di ruang khusus atau ruang sumber dilakukan dengan membawa ABK

belajar di ruang khusus. Kegiatan dilakukan secara bergantian, sesuai jadwal.

B. Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan pada 8 ABK kelas 1 yang mengalami

kesulitan belajar terutama pada pelajaran matematika. Mereka adalah Anggi

Wisnu, Moch Cholis, Mutia Rafifah, Yususf Taufiq, Isa Ardiyanto, Yudha A

W, Tri Wahyu dan Fitri Kumala. Adapun deskripsi singkat tentang subyek

pada peneltian ini adalah sebagai berikut.

1. Anggi Wisnu M, lahir di Karangnayar pada 29 Juli 2001, merupakan

putra dari bapak Suparno yang tinggal di Wonorejo Bejen

Karanganyar. Anak mengalami kesulitan membaca, menulis dan

berhitung. Setiap mengikuti pelajaran, anak tidak dapat

berkonsentrentrasi. Anak cenderung pendiam, namun sering tidak mau

menuruti perintah guru. Dalam mengerjakan tugas selalu lambat dan

tidak sesuai dengan perintah. Di bidang matematika, anak bisa

menyebutkan angka 1 – 20 tetapi masih mengalami kesulitan dalam

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

44

menuliskan lambang bilangannya. Ketika menulis angka 9 sering

terbalik seperti huruf e. Dalam melakukan penjumlahan, anak

mengalami kebingungan.

2. Moch Cholis, lahir di Karanganyar pada 3 Desember 2000,

merupakan putra dari bapak Suradi yang bertempat tinggal di

Wonorejo Bejen Karanganyar. Anak mengalami kesulitan dalam

membaca, menulis dan berhitung. Di bidang matematika, anak dapat

menyebutkan angka 1 – 20, tetapi mengalami kesulitan dalam

menuliskan lambang bilangannya. Anak sering terlihat malas

mengikuti pelajaran matematika dan dalam mengerjakan soal – soal

terutama penjumlahan sering tidak teliti, sehingga terkesan ngawur.

Untuk penjumlahan dengan hasil lebih dari 10 sering salah.

3. Mutia Rafifah, lahir di Karanganyar pada 4 Pebruari 2002, merupakan

putri dari bapak Paiman yang bertempat tinggal di Wonorejo Bejen

Karanganyar. Anak kurang lancer dalam membaca. Di bidang

matematika, anak dapat menyebutkan angka 1 – 20 dan dapat

menuliskan lambang bilangannya, meski kadang mengalami

kesalahan. Dalam mengerjakan soal – soal penjumlahan sering

mengalami kesalahan, karena anak tidak teliti.

4. Yusuf Taufiq F, lahir di Karanganyar pada 9 Januari 2002, merupakan

putra dari bapak Rochmat yang bertempat tinggal di Wonorejo bejen

Karanganyar. Anak belum lancer dalam membaca dan menulis.

Penulisan kata berkonsonan rangkap sering salah. Di bidang

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

45

matematika, anak dapat menyebutkan angka 1 – 20 tetapi sering

mengalami kesalahan dalam menuliskan lambang bilangannya. Dalam

melakukan penjumlahan anak juga mengalami kesulitan, pekerjaan

anak banyak yang salah.

5. Isa Ardhiyanto, lahir di Karanganyar pada 13 April 2001, merupakan

putra dari bapak Sutardi yang bertempat tinggal di Wonorejo Bejen

Karanganyar. Anak sudah dapat membaca dan menulis meskipun

belum lancer. Di bidang matematika, anak dapat menyebutkan angka

1 – 20 secara urut tetapi belum dapat membaca bilangan. Anak juga

mengalami kesulitan dalam menuliskan lambang bilangan. Karena

kurangnya pemahaman akan banyak benda dan lambang bilangannya,

maka anak juga mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal – soal

penjumlahan.

6. Yudha A W, lahir di Karanganyar pada 20 Oktober 2001, merupakan

putra dari bapak Edy Suyono yang bertempat tinggal di Wonorejo

Bejen Karanganyar. Anak dapat menyebutkan angka 1 – 20 secara

urut, tetapi masih mengalami kesulitan dalam membaca lambang

bilangan dan menuliskannya. Dalam mengerjakan soal – soal

penjumlahan sering mengalami kesalahan.

7. Tri Wahyu U, lahir di Karanganyar pada 14 Oktober 2001, merupakan

putra dari bapak Subuyanto yang bertempat tinggal di Wonorejo

Bejen Karanganyar. Anak mengalami kesulitan dalam membaca dan

menulis. Anak juga mengalami kesulitan dan kesalahan dalam

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

46

menuliskan lambang bilangan dari benda yang dihitung, meski anak

dapat menyebutkan angka secara urut. Anak juga mengalami kesulitan

dalam mengerjakan penjumlahan.

8. Fitri Kumala S, lahir di Karanganyar pada 10 Pebruari 2002,

merupakan putrid dari bapak Amat T. Anak sudah bisa membaca dan

menulis. Di bidang matematika, anak dapat menyebutkan angka

secara urut. Anak juga dapat menghitung banyak benda, tetapi dalam

menuliskan lambang bilangan dari banyak benda yang dihitung sering

mengalami kesalahan. Anak terlihat kurang teliti dalam menghitung

atau terkesan asal – asalan sehingga hasil pekerjaan dalam

penjumlahan sering mengalami kesalahan.

C. Perencanaan Penelitian

Permainan dakon dilakukan oleh dua orang dengan alat permainan

yang disebut papan dakon. Pada papan dakon terdapat lubang sejajar dalam

dua baris. Masing – masing lubang berjumalah 7 saling berhadapan. Pada

ujungnya terdapat lubang besar yang disebut sebagai lumbung. Untuk bijinya

dapat diambil bijji biji sawo, biji asam, batu – batuan atau kerang.

Inti permainan ini adalah mengumpulkan biji pada lubang pojok yang

disebut lumbung kita. Menang atau kalah ditentukan banyaknya biji yang

berhasil dikumpulkan. Sebelum bermain peserta melakukan pingsut untuk

menentukan siapa yang bermain lebih dulu. Setelah itu biji – bijian yang

berjumlah 98 dibagi rata dalam setiap lubang dipapan dakon, kecuali lubang

di pojok kanan dan kiri ( lumbung ). Jadi setiap lubang berisi 7 biji - bijian

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

47

dan setiap peserta memiliki 49 biji yang tersebar pada 7 lubang yang ada di

depannya.

Permainan dimulai dengan mengambil seluruh biji di satu lubang dan

menyebarnya satu persatu di lubang lain secara urut. Untuk menyebar biji,

ada beberapa aturan. Biji yang diambil dari satu lubang dimasukkan ke

lubang berikutnya satu persatu secara urut termasuk ke lumbung. Jika

melewati lumbung lawan maka kita tidak boleh memasukkan satu biji yang

kita genggam.

Melalui permainan ini diharapkan dapat ditanamkan penguasaan

konsep bilangan dengan cara menghitung biji – bijian. Mulai dari menghitung

7 biji untuk mengisi lubang-lubangnya sampai menghitung banyak biji pada

lumbung. Lalu siswa diajak menuliskan lambang bilangannya. Demikian

seterusnya, sampai siswa memahami benar konsep banyak benda atau

bilangan.

Penelitian tindakan akan dilakukan dengan perencanaan sebagai

berikut.

RPP untuk siklus 1.

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : I/II

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

Standar Kompetensi : 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan

bilangan sampai 2 angka dalam pemecahan

masalah.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

48

Kompetensi Dasar : 4.1. Membilang banyak benda

Indikator : 1. Membilang/menghitung banyak benda

2. Mennyebutkan banyak benda

3. Menuliskan lambang bilangannya

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat membilang banyak benda

2. Siswa dapat menyebutkan banyak benda yang

dihitung.

3. Siswa dapat menuliskan lambang bilangan

dari benda yang dihitung.

Materi Ajar : Membilang banyak benda dan menuliskan

lambang bilangannya.

Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi dan

permainan.

Alat dan sumber bahan : Papan congklak/dakon, biji congklak/dakon,

kartu bilangan dan kertas untuk mencatat.

Langkah – langkah pembelajaran :

Kegiatan awal

1. Membawa anak ke ruang sumber

2. Menanyakan pada anak kegiatan bermain yang dilakukan pada saat

istirahat.

3. Menyiapkan alat permainan congklak atau dakon.

4. Mengajak anak bermain congklak atau dakon sambil belajar.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

49

Kegiatan inti,

1. Meminta anak mencari pasangan

2. Anak menyiapkan papan congklak atau dakon dan bijinya di meja yang

dihadapi, dan kertas kosong untuk mencatat banyaknya biji di lumbung.

3. Menanyakan pada anak berapa biji yang harus diisikan pada setiap lubang

congklak atau dakon.

4. Anak mengisi masing – masing lubang (kecuali lumbung) dengan biji

dakon sebanyak 7 buah.

5. Anak melakukan pingsut, dan yang menang main duluan.

6. Anak mulai melakukan permainan. Bila mati, anak harus menghitung

banyak biji pada lumbung, menunjukkan banyak benda dengan

mengambil kartu bilangan sesuai banyak benda dan menuliskan lambing

bilangannya pada kertas yang sudah disediakan.

7. Berikut teman yang menjadi lawan melakukan hal serupa, demikian

sampai selesai permainan.

Kegiatan akhir

1. Menanyakan pada anak perasaan setelah bermain sambil belajar.

2. Melakukan evaluasi.

Penilaian :

Penilaian dilakukan melalui pengamatan selama proses dan evaluasi akhir

secara tertulis. Pengamatan proses bermain anak dilakukan terhadap 4 anak

atau 2 pasang pada pertemuan 1 dan 4 anak atau 2 pasang pada pertemuanke

2. Tujuan pengamatan untuk melihat ketepatan anak dalam menghitung biji,

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

50

menunjukkan lambang bilangan pada kartu bilangan dan ketepatan dalam

menulis lambang bilangannya.

Soal tertulis terlampir.

RPP untuk siklus 2

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : I/II

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

Standar Kompetensi : 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan

bilangan sampai 2 angka dalam pemecahan

masalah.

Kompetensi Dasar : 4.1. Membilang banyak benda

Indikator : 1. Membilang/menghitung banyak benda

2. Menyebutkan banyak benda

3. Menuliskan lambang bilangannya

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat membilang banyak benda

2. Siswa dapat menyebutkan banyak benda yang

dihitung.

3. Siswa dapat menuliskan lambang bilangan

dari benda yang dihitung.

Materi Ajar : Membilang banyak benda dan menuliskan

lambang bilangannya.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

51

Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi dan

permainan.

Alat dan sumber bahan : Papan congklak/dakon, biji congklak/dakon,

dan kertas untuk mencatat.

Langkah – langkah pembelajaran :

Kegiatan awal

1. Membawa anak ke ruang sumber

2 Menanyakan pada anak kegiatan bermain yang sudah dilakukan, dan

menanyakan kesanggupan pada anak untuk bermain lagi.

2. Menyiapkan alat permainan congklak atau dakon.

3. Mengajak anak bermain congklak atau dakon sambil belajar.

Kegiatan inti,

1. Meminta anak mencari pasangan

2. Anak menyiapkan papan congklak atau dakon dan bijinya di meja yang

dihadapi, dan kertas kosong untuk mencatat banyaknya biji di lumbung.

3. Menanyakan pada anak berapa biji yang harus diisikan pada setiap lubang

congklak atau dakon.

4. Anak mengisi masing – masing lubang (kecuali lumbung) dengan biji

dakon sebanyak 7 buah.

5. Anak melakukan pingsut, dan yang menang main duluan.

6. Anak mulai melakukan permainan. Pada siklus 2 ini bila mati, anak harus

menghitung banyak biji pada semua lubang congklaknya dan biji pada

lumbung. Tanpa menunjukkan lambang bilangan dari kartu bilangan

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

52

sesuai banyak benda, anak langsung diminta menuliskan lambang

bilangannya pada kertas yang sudah disediakan.

7. Berikut teman yang menjadi lawan melakukan hal serupa, demikian

sampai selesai permainan.

Kegiatan akhir

1. Menanyakan pada anak perasaan setelah bermain sambil belajar.

2. Melakukan evaluasi.

Penilaian :

Penilaian dilakukan melalui pengamatan selama proses dan evaluasi akhir

secara tertulis. Pengamatan proses bermain anak dilakukan terhadap 4 anak

atau 2 pasang pada pertemuan 1 dan 4 anak atau 2 pasang pada pertemuan ke

2. Tujuan pengamatan untuk melihat ketepatan anak dalam menghitung biji,

dan ketepatan dalam menulis lambang bilangannya.

Soal tertulis terlampir.

D. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tentang penguasaan konsep bilangan melalui permainan dakon

ini dilakukan pada ABK kelas 1 di SDN 01 Bejen Karanganyar. Perlakuan

dilaksanakan di ruang khusus pada 8 anak, selama jam bimbingan 2 x 30 menit.

Inti dari kegiatan ini adalah penelitian tindakan untuk meningkatkan

penguasaan konsep bilangan pada anak berkebutuhan khusus kelas 1 SD.

Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama dilakukan sebanyak dua

pertemuan dan siklus kedua sebanyak dua pertemuan juga. Sebelum siklus

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

53

dilaksanakan dibuat RPP dengan kompetansi dasar yang diharapkan tercapai

yaitu membilang banyak benda.

Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus dalam 4 pertemuan, pada 8 ABK

(4 pasangan).

Suklus I

Siswa memilih pasangan, mengisi lubang dengan 7 biji lalu melakukan

pingsut. Yang menang mulai duluan. Sebelum bermain, anak diminta mengamati

lumbungnya lalu menghitung banyak benda, menunjukkan lambang bilangan dan

menuliskan lambang bilangannya. Demikian juga setelah permainan anak tersebut

selesai/mati, anak diminta mengamati lumbung dan menghitung banyak biji pada

lumbung, lalu mengambil kartu bilangan yang tepat dan menuliskannya pada

kertas kosong dihadapannya. Hal serupa dilakukan juga oleh teman yang menjadi

lawannya.

Siklus II

Siswa memilih pasangan, mengisi lubang dengan 7 biji lalu melakukan

pingsut. Yang menang mulai duluan. Sebelum bermain, anak diminta mengamati

semua lubang dan lumbungnya. Anak diminta memastikan bahwa masing –

masing lubang dakonnya berjumlah 7 dan kosong pada lumbungnya. Lalu anak

diminta menuliskan lambang bilangannya. Demikian juga setelah permainan anak

tersebut selesai/mati, anak diminta mengamati semua lubang dan lumbung dan

menghitung banyak biji pada lumbung, lalu menuliskannya pada kertas kosong

dihadapannya. Hal serupa dilakukan juga oleh teman yang menjadi lawannya.

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

54

Setiap pertemuan dari masing – masing siklus dilakukan monitoring

untuk melakukan penilaian proses. Evaluasi dan refleksi dilakukan setelah selesai

satu siklus. Tes digunakan untuk memperoleh data nilai anak baik pada awal

maupun setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama dan juga setelah siklus

kedua dilakukan.

Analisis data menggunakan teknis deskriptif komparatif. Setelah

dilakukan penelitian tindakan dengan mengajak anak bermain congklak atau

dakon bersama dan dilakukan pengamatan dan tes terhadap kemampuan anak.

Lalu dilakukan analisis data secara deskriptif komparatif. Nilai yang didapat

digunakan untuk pembuatan rancangan siklus dan membandingkan hasil awal

dengan hasil setelah tindakan.

E. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Siklus (tindakan) 1,

Anak diminta mencari pasangan, sehingga dari 8 anak terbentuk 4

pasangan. Karena terbatasnya waktu, pada pertemuan pertama dilakukan

pengamatan terhadap empat anak yang berarti dua pasangan, pertemuan kedua

terhadap empat anak lainnya atau dua pasangan berikutnya. Masing – masing

anak diberi kartu bilangan 1 – 50 dan kertas kosong untuk menulis lambang

bilangan pada lumbungnya.

Selanjutnya masing – masing anak disuruh mengisi lubang di depannya

sebanyak 7 buah biji. Sebelum bermain anak diingatkan kembali aturan mainnya.

Lalu anak diminta pingsut. Anak yang menang disuruh main duluan. Sebelum

bermain, anak diminta mengamati lumbungnya lalu menyebutkan ada tidaknya

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

55

biji pada lumbung. Setelah satu putaran permainan, atau mati, anak diminta

menghitung banyak biji pada lumbungnya, lalu mengambil lambang bilangan

yang disediakan. Kemudian anak diminta menulis banyak biji pada lumbungnya.

Setelah mati, ganti dengan pemain berikutnya. Langkah – langkah

kegiatan sama dengan pada pemain pertama. Anak diajak menghitung biji yang

ada di lumbung, Setelah menghitung anak diminta menyebutkan bannyak benda,

menunjukkan lambang bilangan pada kartu bilangan kemudian menuliskan

lambang bilangannya.

Setelah mati ganti dengan pemain berikutnya dengan langkah – langkah

yang sama. Sebelum bermain anak diminta mengamati dan menghitung banyak

biji di lumbung lalu mengamati dan menghitung, serta menuliskan jumlahnya

setelah mati.

Monitoring dilakukan guru dengan menggunakan lembar pengamatan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor peningkatan kemampuan pemahaman

anak terhadap konsep banyak benda atau bilangan sekaligus untuk mengecek

kebenaran hasil hitungan anak.

Setelah siklus pertama selesai dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan

terhadap kemampuan penguasaan konsep bilangan. Soal yang diberikan berupa

gambar banyak benda lalu anak diminta menghitung, dan anak diminta membuat

gambar benda sebanyak yang dimasud soal. Hasil evaluasi siklus pertama, terjadi

peningktan nilai jika dibanding dengan tes awal.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

56

Berikut adalah perolehan nilai anak.

No. Nama Anak Nilai awal Nilai setelah siklus 1

1. AW 2 3

2. MC 5 6

3. MR 3 6

4. YT 5 6

5. IA 4 6

6. YA 1 3

7. TW 2 5

8. FK 2 4

Tabel 2 : Hasil perolehan nilai anak setelah siklus 1

0

1

2

3

4

5

6

7

A W MC MR Y T IA Y A TW FK

Nila

i Ana

k

Nilai awal

Nilai s etelah s iklus 1

Diagram 1 : Perbandingan nilai awal dan nilai setelah siklus 1

Hasil perolehan nilai setelah dilakukan tindakan dapat dideskripsikan

sebagai berikut. Terdapat perubahan nilai hampir pada setiap anak. Perubahan

nilai satu digit terjadi pada 3 orang anak. Perubahan nilai dua digit terjadi pada 2

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

57

orang anak. Perubahan nilai tiga digit terjadi pada 3 orang anak. Meskipun

mengalami kenaikan, tetapi masih ada 4 anak yang nilainya dibawah 6 atau di

bawah KKM. Sehingga dapat dikatakan pada siklus pertama kenaikan nilai sesuai

standar yang diinginkan masih belum memenuhi target, karena baru 50 %

keberhasilannya.

Setelah evaluasi dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengan guru kelas

I SD N 01 Bejen. Kegiatannya berupa diskusi hasil kegiatan, pembuatan

kesimpulan dan penyusunan rencana siklus kedua. Adapun hal yang direncanakan

untuk siklus kedua adalah tidak hanya benda di lumbung saja yang diamati dan

dihitung perubahannya, tetapi pada semua lubang dan lumbung yang menjadi

miliknya. Adapun kegiatan pada siklus kedua adalah sebagai berikut.

Siklus (tindakan) 2

Siswa diminta mencari pasangan. Masing – masing diberi kertas kosong

untuk menulis bilangan dari menghitung banyak biji pada semua lubang miliknya.

Selanjutnya masing – masing anak disuruh mengisi lubang di depannya sebanyak

7 buah biji. sehingga pada baris pertama lubang milik anak semua tertulis

lambang bilangan 7. Sebelum bermain anak diingatkan kembali aturan mainnya.

Lalu anak diminta pingsut. Anak yang menang disuruh main duluan. Sebelum

bermain, anak diminta mengamati lubang dan lumbungnya lalu menyebutkan ada

tidaknya biji pada lumbung. Anak diminta menulis banyak biji pada tiap lubang

dan lumbungnya sehingga pada baris pertama lubang milik anak semua tertulis

lambing bilangan 7 dan 0 pada lumbung. Setelah satu putaran permainan, atau

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

58

mati, anak diminta menghitung banyak biji pada tiap lubang dan lumbungnya.

Kemudian anak diminta menulis banyak biji pada lubang dan lumbungnya.

Setelah mati, ganti dengan pemain berikutnya. Langkah – langkah

kegiatan sama dengan pada pemain pertama. Anak diajak menghitung biji yang

ada di lubang dan lumbungnya kemudian menuliskan lambang bilangannya.

Setelah mati ganti dengan pemain berikutnya dengan langkah – langkah

yang sama. Sebelum bermain anak diminta mengamati dan menghitung banyak

biji di lubang dan lumbung lalu mengamati dan menghitung, serta menuliskan

jumlahnya setelah mati.

Monitoring dilakukan guru dengan menggunakan lembar pengamatan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor peningkatan kemampuan pemahaman

anak terhadap konsep banyak benda atau bilangan sekaligus untuk mengecek

kebenaran hasil hitungan anak.

Setelah siklus kedua selesai dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan

terhadap kemampuan penguasaan konsep bilangan. Soal yang diberikan berupa

gambar banyak benda lalu anak diminta menghitung, dan anak diminta membuat

gambar benda sebanyak yang dimasud soal. Hasil evaluasi siklus kedua, terjadi

peningkatan nilai jika dibanding dengan tes awal dan evaluasi siklus pertama.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

59

Berikut adalah perolehan nilai anak setelah siklus 2.

No. Nama Anak Nilai awal Nilai setelah

siklus 1 Nilai setelah

siklus 2

1. AW 2 3 6

2. MC 5 6 6.5

3. MR 3 6 7

4. YT 5 6 7

5. IA 4 6 6.5

6. YA 1 3 6

7. TW 2 5 6

8. FK 2 4 5 Tabel 3 : Hasil perolehan nilai anak setelah siklus 2.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

A W MC MR Y T IA Y A TW FK

Nil

ai A

nak

Nilai awal

Nilai s etelah s iklus 1

Nilai s etelah s iklus 2

Diagram 2 : Pebandingan nilai awal, nilai setelah siklus 1 dan setelah siklus 2

Hasil perolehan nilai setelah dilakukan tindakan dapat dideskripsikan

sebagai berikut. Terdapat perubahan nilai hampir pada setiap anak. Perubahan

nilai 0,5 terjadi pada 2 orang anak. Perubahan nilai satu digit terjadi pada 3 orang

anak. Perubahan nilai dua digit terjadi pada 2 orang anak. Perubahan nilai tiga

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

60

digit terjadi pada 2 orang anak. Ada 1 anak yang mengalami perubahan nilai

sebanyak dua digit tetapi perolehan nilai terakhir masih di bawah nilai 6 atau

masih di bawah KKM.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran dengan permainan dakon agar dapat meningkatkan

penguasaan konsep bilangan pada anak berkesulitan belajar dilakukan

dengan langkah – langkah sebagai berikut. Memilih pasangan, mengisi

lubang dengan 7 biji lalu melakukan pingsut. Yang menang mulai duluan.

Sebelum bermain, anak diminta mengamati lubang dan lumbungnya lalu

menghitung banyak benda dan menuliskan lambang bilangannya, demikian

juga setelah permainan usai.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa, permainan dakon dapat meningkatkan penguasaan

konsep bilangan pada anak berkesulitan belajar. Anak mengalami kenaikan

nilai, namun ada 1 anak yang mengalami perubahan nilai sebanyak dua

digit tetapi perolehan nilai terakhir masih di bawah nilai 6 atau masih di

bawah KKM. Hal ini disebabkan karena kondisi anak (kemampuan anak

tergolong rendah).

B. Saran

1. Kepada guru, pembelajaran matematika hendaknya dilakukan dalam

suasana yang menyenangkan. Salah satunya melalui kegiatan bermain

congklak atau dakon.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

62

2. Kepada Siswa, hendaknya berusaha mengoptimalkan penggunaan

media congklak atau dakon dalam meningkatkan penguasaan bilangan

pada bidang studi matematika.

3. Kepada orang tua, agar meluangkan waktunya untuk mendampingi

anak bermain dan menggunakan kesempatan bermain tersebut untuk

menguatkan pemahaman konsep berhitung pada diri anak.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

63

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sulistyo dan Adi Mulyono, . Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta : ITA

Arisandi Setyono, 2007. Mathemagics. Cara Jenius Belajar Matematika.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Bandi Delphie, 2009. Matematika Untuk Anak Brkebutuhan Khusus.

Sleman:KTSP ______, 2009. Psikologi Perkembangan (Anak Berkebutuhan Khusus).

Sleman: KTSP Berit H. Johnsen dan Miriam D. Skjorten. 2003. Pendidikan Kebutuhan

Khusus, Sebuah Pengantar. Bandung : UPI. http://www.tkplb.org/index.php?option.com, dikases 18 Pebruari 2009 Marsudi Raharjo, 2005. Bilangan Asli, Cacah dan Bulat. (Materi Diklat

Matematika Bagi Guru SDLB Tk. Nasional). Yogyakarta:PPPG Matematika.

Mimiep S. Madja dkk 1992. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Dirjen

Dikti. Muljono Abdurrahman. 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta

Dirjen Dikti. Nasution, S. M.A. 1998. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif,

Bandung : Tarsito Neville Bennet at all. 2005. Teaching Through Play. Teachers’ Thinking

and Classroom Practice. Mengajar Lewat Permainan. Pemikiran Para Guru dan Praktik di Kelas. Jakarta : Grasindo.

Pujiati dkk, 2005. Alat Peraga dalam Pembelajaran matematika. (Materi

Diklat). Yogyakarta : PPPG. Sartono, 2007. Dakon Permainan Tradisonal Masa Lalu. Diakses dari

www.tembi.org/dulu/dakon/index.htm. tanggal 17 Pebruari 2009.

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK .../Upaya... · PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS 1 SD N ... sebagai akibat dari ketidak sesuaian antara gaya belajar anak

64

Sarwiji Suwandi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : PLPG

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, Jakarta : Rineka Cipta _________, 2005. Penelitian Tindakan Kelas. (Classroom Action

Research –CAR). Materi Diklat. Yogyakarta : PPPG. Sukirman Dharmamulya. 2008. Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta

: Kepel. Sunaryo Kartadinata, dkk, 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar.

Bandung:CV. Maulana. Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan kelas. Yogyakarta:Pustaka

book publisher. Suwarsih Madya. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. LEMLIT IKIP

Yogyakarta. Yunanto Wiji Utomo, Melatih kecermatan dengan bermain dakon. Dari

www.yogyes.com/id/yogyakarta.tourist, diakses 16 Pebruari 2009. Zanuri. 2007. Konsep bilangan dalam Matematika. Diakses dari

Zanuri.wordpress.com/2007/ diakses 18 Pebruari 2009. www.wikipedia.mobil/id/ bilangan asli, diakses 20 Pebruari 2009