upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran elektronika dasar melalui pendekatan...

19
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah MKPE Di susun oleh: Nama : Kurnia Nursyahriati No. Reg : 5215 07 0249 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2010

Upload: nanaka

Post on 27-Jul-2015

3.428 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR MELALUI PENDEKATAN

BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING)

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah MKPE

Di susun oleh:

Nama : Kurnia Nursyahriati

No. Reg : 5215 07 0249

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2010

Page 2: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

nikmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga makalah yang

berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning)” ini

dapat terselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan.

Tidak lupa salawat serta salam penulis haturkan kepada Junjungan Nabi

Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga

akhirzaman yang selelu berada dijalan kebenaran.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada bapak Dr. Bambang

Dharmaputra M.Pd selaku dosen mata kuliah Metodologi Khusus Pengajaran

Elektronika (MKPE).

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai suatu telaah terhadap

upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Elektronika Dasar

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang

di pakai dalam makalah ini adalah Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning)

yang dapat menjadi acuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di mata

pelajaran elektronika dasar dengan memberikan pelajaran tambahan (remedial)

pada siswa yang mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan agar mereka juga bisa sukses melewati kajian itu dan memberikan

pengayaan (enrichment) kepada siswa yang berhasil tuntas menguasai kajian yang

telah diajarkan. Pendekatan ini mengupayakan agar siswa yang lamban menyerap

kajian tidak merasa rendah diri, dan siswa yang cepat mengusai kajian tidak

menjadi tinggi hati, juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca guna menjadi bahan evaluasi

bagi penulis dalam pembuatan karya tulis berikutnya.

Jakarta, Juni 2010

Penulis

Page 3: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

ABSTRAK

Berbicara tentang mutu pendidikan yang rendah salah satunya disebabkan

oleh kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk belajar karena rendahnya daya

serap atau prestasi belajar, atau belum terwujudnya keterampilan proses dan

pembelajaran yang menekankan pada peran aktif peserta didik, inti persoalannya

adalah pada masalah “Ketuntasan belajar” yakni pencapaian taraf penguasaan

minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara perorangan. Masalah

ketuntasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab menyangkut masa

depan peserta didik, terutama mereka yang mengalami kesulitan belajar.

Persoalan ini dialami siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung

salah satunya pada mata pelajaran Elektronika Dasar di SMK, pada saat proses

berlangsung terdapat siswa yang memiliki daya tangkap yang kurang sehingga

tertinggal dari temannya yang sudah menguasai maka menyebabkan motivasi

dalam dirinya menurun. Sebagai guru yang sabar seharusnya dapat memberikan

strategi pembelajaran agar siswa yang memiliki motivasi yang kurang tersebut

tidak merasa rendah diri lagi dan timbul percaya diri dalam dirinya.

Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) adalah salah satu

usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi peserta didik mencapai

penguasaan (mastery level) terhadap kompetensi tertentu. Pendekatan ini mengacu

pada ketuntasan individual siswa dan memberikan kebebasan pada siswa untuk

belajar, serta untuk mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, sehingga

dengan penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi

masing-masing peserta didik secara optimal walaupun dalam kegiatan belajar

ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal).

Kata Kunci: peningkatan motivasi, elektronika dasar, pendekatan belajar tuntas

(mastery learning).

Page 4: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia kurang memberikan kesempatan kepada

peserta didik dalam berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan

kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis, serta

kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual. Proses

pendidikan dalam sistem persekolahan kita termasuk di SMK, umumnya

belum menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi

pembelajaran secara tuntas salah satunya pada mata pelajaran Elektronika

Dasar. Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak menguasai materi

pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran

kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.

Sesuai dengan cita-cita dari tujuan pendidikan nasional, guru perlu

memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan

kemampuan internal peserta didik di dalam merancang strategi dan

melaksanakan pembelajaran. Peningkatan potensi internal itu misalnya dengan

menerapkan jenis-jenis strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta

didik mampu mencapai kompetensi secara penuh, utuh dan kontekstual.

Pendekatan pembelajaran diarahkan pada upaya mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam mengelola perolehan belajar (kompetensi)

yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing. Dengan demikian proses

pembelajaran lebih mengacu kepada bagaimana peserta didik belajar dan

bukan lagi pada apa yang dipelajari.

Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah menggunakan

Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) yang bertujuan untuk

memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery level) terhadap

kompetensi tertentu. Pendekatan ini mengacu pada ketuntasan individual

siswa dan memberikan kebebasan pada siswa untuk belajar, serta untuk

mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, sehingga dengan

Page 5: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi

masing-masing peserta didik secara optimal dan mengupayakan agar siswa

yang lamban menyerap kajian tidak merasa rendah diri, dan siswa yang cepat

mengusai kajian tidak menjadi tinggi hati, juga dapat menumbuhkan rasa

percaya diri.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas memunculkan beberapa permasalahan terkait

dengan proses pembelajaran siswa yang terkait dengan motivasi belajar siswa

SMK pada mata pelajaran Elektronika Dasar melalui Pendekatan

Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Diantaranya adalah:

a. Pemahaman tentang motivasi, mata pelajaran Elektronika Dasar, dan

Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)

b. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa SMK pada mata pelajaran

Elektronika Dasar.

3. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

a. Memberikan solusi kepada para pengajar dalam melakukan proses

pembelajaran bisa menggunakan macam-macam strategi pembelajaran dan

salah satunya mengunakan Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery

Learning) .

b. Memberitahukan apa itu Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery

Learning).

c. Meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan

menguasai mata pelajaran dasar.

4. Metode Pembahasan

Penulis menggunakan tinjauan pustaka dan analisis yang mendasar terhadap

pembuatan makalah ini.

Page 6: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Motivasi

Secara etimologis, Winardi (2002 : 1, dalam artikel Rasto)

menjelaskan istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa Latin,

yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Diserap dalam bahasa

Inggris menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau

hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.

Selanjutnya Winardi (2002:33) mengemukakan, motivasi seseorang

tergantung kepada kekuatan motifnya. Berdasarkan hal tersebut diskusi

mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep motif. Pada intinya dapat

dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya tindakan. Steiner

sebagaimana dikutip Hasibuan (2003:95, dalam artikel Rasto) mengemukakan

motif adalah “suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak

dan secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir”. Ali sebagaimana

dikutip Arep dan Tanjung 2004:12, dalam artikel Rasto) mendefinisikan motif

sebagai “sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang”.

Motivasi (wikipedia.org) adalah proses yang menjelaskan intensitas,

arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen

utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait

dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak

menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan

dengan arah yang menguntungkan organisasi.[2] Sebaliknya elemen yang

terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat

mempertahankan usahanya.

Sedangkan beberapa pengertian menurut para ahli manajemen sumber

daya manusia, diantaranya yaitu: (dalam arikel Anne Ahira)

1. Motivasi menurut Wexley & Yukl adalah pemberian atau penimbulan

motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.

Page 7: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

2. Motivasi menurut Mitchell, motivasi mewakili proses - proses

psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya

persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.

3. Ray lebih suka menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses,

yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang

menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal

melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke

arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul,

terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi

menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan

sesuatu. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda

antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan

mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik

menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka

untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh

individu lain/ organisasi.

Pengertian Motivasi Belajar yang paling sederhana

(motivasibelajar.net) adalah sesuatu yang menggerakkan orang baik secara

fisik atau mental untuk belajar. Sesuai dengan asal katanya yaitu Motif yang

berarti sesuatu yang memberikan dorongan atau tenaga untuk melakukan

sesuatu. Karena kita bicara tentang belajar maka ya sesuatu yang mendorong

kita untuk belajar untuk mendapatkan sesuatu.

Kesimpulan dari beberapa tulisan diatas Motivasi adalah sesuatu

dorongan yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dan

untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Sedangkan motivasi belajar

adalah sesuatu dorongan dalam diri siswa untuk melakukan suatu

pembelajaran agar mendapatkan sesuatu yaitu ilmu, pengalaman, ataupun

yang lainnya.

Page 8: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan

mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang,

di antaranya:

Ø Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan

hasrat seksual.

Ø Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan

intelektual.

Ø Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya.

Ø Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki

mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.

Ø Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi

seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya

sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Terdapat dua faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk

belajar, yaitu:

Ø Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini

terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar

untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.

Ø Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa

rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat

memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

B. Elektronika Dasar

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang

dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan

listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel,

semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti

ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan

pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik

komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.

Page 9: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini biasanya

disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/

piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio,

TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam

DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer

Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dll.

Elektronika Dasar adalah mata pelajaran yang mempelajari proses

terjadinya aliran listrik, elektronika dasar juga mempelajari tentang komponen

elektronika serta fungsi-fungsinya.

Dalam mempelajari mata pelajaran ini kita akan mengetahui fungsi-

fungsi dari komponen elektronika dan mengetahui sejarah alat elektronika

dapat berbentuk seperti saat ini seperti televisi, radio, komputer, dll. Iru semua

berawal dari kumpulan komponen yang sangat kecil kemudian dirangkai dan

akhirnya dapat mengoperasikan sesuatu yang diinginkan.

Pada saat ini komponen elektronika sudah berbentuk lebih ringkas

seperti yang kita ketahui yaitu IC (Integrated Circuit) adalah kumpulan dari

beribu-ribu bahkan sekarang jutaan transistor berda dalam IC tersebut.

Elektronika dasar merupakan mata pelajaran yang sering kali di

remehkan oleh siswa karena menganggapnya mudah untuk dipelajari padahal

sering kali pada saat ujian nilai elektronika dasar pada jatuh padahal mata

pelajaran ini merupakan mata pelajaran produktif.

Oleh karena itu sebagai guru seharusnya memikirkan mengapa

ketuntasan yang diharapkan terkadang tidak sesuai harapan dan itu perlu

dianalisa, sehingga guru dapat melakukan beberapa strategi agar proses

pembelajaran sesuai yang diharapakan dan hasil pembelajaran itu tercapai dan

tidak hanya bersifat sementara tetapi tetap.

Begitu juga dalam mata pelajaran elektronika dasar ini, guru harus

memikirkan apa kendala yang dihadapi siswa pada mata pelajaran ini dan bisa

menggunakan strategi pembelajaran secara tepat, efektif dan efisien. Strategi

guru tersebut juga harus menumbuhkan motivasi belajar siswa dikelas maupun

Page 10: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

diluar kelas sehingga mereka benar-benar serius mempelajari pelajaran yang

telah disampaikan oleh guru.

C. Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah proses belajar mengajar yang

bertujuan agar bahan ajaran dikuasai secara tuntas, artinya dikuasai

sepenuhnya oleh siswa. Belajar tuntas ini merupakan strategi pembelajaran

yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group

based approach).

Dengan system belajar tuntas diharapkan program belajar mengajar

dapat dilaksanakan sedemikian rupa agar tujuan yang diharapkan dapat

tercapai dan diperoleh secara optimal sehingga proses belajar mengajar lebih

efektif dan efisien. Secara operasional perwujudannya adalah : Nilai rata-rata

seluruh siswa dalam satuan kelas dapat ditingkatkan dan jarak antara siswa

yang cepat dan lambat belajar menjadi semakin pendek.

Belajar tuntas (mastery learning) (wikipedi.org) adalah filosofi

pembelajaran yang berdasar pada anggapan bahwa semua siswa dapat belajar

bila diberi waktu yang cukup dan kesempatan belajar yang memadai. Selain

itu, dipercayai bahwa siswa dapat mencapai penguasaan akan suatu materi bila

standar kurikulum dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas, penilaian

mengukur dengan tepat kemajuan siswa dalam suatu materi, dan pembelajaran

berlangsung sesuai dengan kurikulum. Dalam metoda belajar tuntas, siswa

tidak berpindah ke tujuan belajar selanjutnya bila ia belum menunjukkan

kecakapan dalam materi sebelumnya.

Pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses pembelajaran

berbasis kompetensi dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran

yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar

kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Dalam model

yang paling sederhana, dikemukakan bahwa jika setiap peserta didik diberikan

waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat

penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar

Page 11: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

kemungkinan peserta didik akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi.

Tetapi jika peserta didik tidak diberi cukup waktu atau dia tidak dapat

menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkat penguasaan

kompetensi peserta didik tersebut belum optimal.

1. Dasar – Dasar Belajar Tuntas

Landasan konsep dan teori belajar tuntas (Mastery Learning

Theory ) adalah pandangan tentang kemampuan siswa yang dikemukakan

oleh John B. Carroll pada tahun 1963 berdasarkan penemuannya yaitu

“Model of School Learning” yang kemudian dirubah oleh Benyamin S.

Bloom menjadi model belajar yang lebih operasional. Selanjutnya oleh

James H. Block model tersebut lebih disempurnakan lagi.

Sedangkan menurut Carroll bakat atau pembawaan bukanlah

kecerdasan alamiah, melainkan jumlah waktu yang diperlukan oleh siswa

untuk menguasai suatu materi pelajaran tertentu. Benyamin melaksanakan

konsep belajar tuntas itu ke dalam kelas melalui proses belajar mengajar

pelaksanaaannya sebagai berikut :

a. Bagi satuan pelajaran disediakan waktu belajar yang tetap dan pasti.

b. Tingkat penguasaan materi dirumuskan sebagai tingkat penguasaan

tujuan pendidikan yang essensial.

Untuk lebih menggalakkan konsep belajar tuntas James H. Block

mencoba mengurangi waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu

materi pelajaran di dalam waktu yang tersedia, yaitu dengan cara

meningkatkan semaksimal mungkin kualitas pengajaran. Jadi pelaksanaan

oleh James H Block mengandung arti bahwa :

a. Waktu yang sebenarnya digunakan diusakan diperpanjang semaksimal

mungkin.

b. Waktu ytang tersedia diperpendek sampai semaksimal mungkin

dengan cara memberikan pelayanan yang optimal dan tepat.

2. Strategi Belajar Tuntas

Page 12: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

Benyamin S. Bloom (1968) di dalam kertas kerjanya “learning for

mastery theory and practice” mengembangkan atau mengoperasionalkan

“model of school learning” konsep John B Carroll (1963). Pengembangan

itu berupa penyusunan suatu strategi belajar tuntas dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar.

Pada pokoknya satrategis itu ialah “jika kepada siswa diberikan

waktu yang cukup (sufficient) dan mereka diperlakukan secara tepat

(appropriate treatment), maka mereka akan mampu dan dapat belajar

sesuai dengan tuntutan dan sasaran (obyektives) yang diharapkan”.

Selanjutnya menurut Bloom beberapa implikasi belajar tuntas

dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Dengan kondisi optimal, sebagian besar siswa dapat menguasai materi

pelajaran secara tuntas (mastery learning).

b. Tugas guru adalah mengusahakan setiap kemungkinan untuk

menciptakan kondisi yang optimal, meliputi waktu, metode, media dan

umpan yang baik bagi siswa.

c. Yang dihadapi guru adalah siswa-siswa yang mempunyai

keanekaragaman individual. Karena itu kondisi optimal mereka juga

beraneka ragam.

d. Perumusan tujuan instruksional khusus sebagai satuan pelajaran

mutlak diperhatikan, agar supaya para siswa mengerti hakikat tujuan

dan prosa dan belajar.

e. Bahan pelajaran dijabarkan dalam satuan-satuan pelajaran yang kecil-

krcil dan selalu diadakan pengujian awal (pretest) pada permulaan

pelajaran dan penyajian akhir (posttest) pada akhir satuan akhir

pelajaran.

f. Diusahakan membentuk kelompok-kelompok yang kecil (4-6 orang)

yang dapat berteman secara teratur sehingga dapat saling membantu.

g. dalam memecahkan kesulitan-kesulitan belajar siswa secara efektif dan

efisien.

Page 13: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

h. Sistem evaluasi berdasarkan atas tingkat penguasaan tujuan

instruksional khusus bagi materi pelajaran yang bersangkutan yaitu

menggunakan “criteria referenced test” bukannya “norm referenced

test”.

Strategi pembelajaran tuntas sebenarnya menganut pendekatan

individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada

sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi juga mengakui dan

memberikan layanan sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual

peserta didik, sehingga pembelajaran memungkinkan berkembangnya

potensi masing-masing peserta didik secara optimal. Adapun langkah-

langkahnya adalah :

• mengidentifikasi prasyarat (prerequisite),

• membuat tes untuk mengukur perkembangan dan pencapaian

kompetensi,

• mengukur pencapaian kompetensi peserta didik.

Metode pembelajaran yang sangat ditekankan dalam pembelajaran

tuntas adalah pembelajaran individual, pembelajaran dengan teman atau

sejawat (peer instruction), dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai

jenis metode (multi metode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas

atau kelompok.

Pembelajaran tuntas sangat mengandalkan pada pendekatan tutorial

dengan sesion-sesion kelompok kecil, tutorial orang perorang,

pembelajaran terprogram, buku-buku kerja, permainan dan pembelajaran

berbasis komputer (Kindsvatter, 1996).

3. Ciri-ciri belajar/mengajar dengan prinsip Belajar Tuntas

Pada dasarnya ada enam macam ciri pokok pada belajar/mengajar

dengan prinsip belajar tuntas, yaitu :

a. Berdasarkan atas tujuan instruksional yang hendak dicapai yang sudah

ditentukan lebih dahulu.

Page 14: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

b. Memperhatikan perbedaan individu siswa (asal perbedaan) terutama

dalam kemampuan dan kecepatan belajarnya.

c. Menggunakan prinsip belajar siswa aktif.

d. Menggunakan satuan pelajaran yang kecil.

e. Menggunakan system evaluasi yang kontinyu dan berdasarkan atas

kriteria, agar guru maupun siswa dapat segera memperoleh balikan.

f. Menggunakan program pengayaan dan program perbaikan.

4. Variabel-variabel Belajar Tuntas

a. Bakat siswa (aptitude) : Hasil penelitian menunjukan bahwa ada

korelasi yang cukup tinggi antara bakat dengan hasil pelajaran.

b. Ketekunan belajar (perseverance) : Ketekunan erat kaitannya dengan

dorongan yang timbul dalam diri siswa untuk belajar dan mengolah

informasi secara efektif dan efisien serta pengembangan minat dan

sikap yang diwujudkan dalam setiap langkah instruksional.

c. Kualitas pembelajaran (quality of instruction) : Kualitas pembelajaran

merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk aktif belkajar belajar

dan mempertahankan kondisinya agar tetap dalam keadaan siap

menerima pelajaran.Kualitas pembelajaran ditentukan oleh kualitas

penyajian, penjelasan, dan pengaturan unsure-unsur tugas belajar.

Kesempatan waktu yang tersedia (time allowed for learning) :

Penyediaan waktu yang cukup untuk belajar dalam rangka mencapai

tujuan instruksional yang ditetapkan dalam suatu mata pelajaran, bidang

studi atu pokok bahasan yang berbeda-beda sesuai dengan bobot bahan

pelajaran dan tujuan yang ditetapkan.

5. Peran Guru dalam Belajar Tuntas

Strategi pembelajaran tuntas menekankan pada peran atau

tanggung jawab guru dalam mendorong keberhasilan peserta didik secara

individual. Pendekatan yang digunakan mendekati model Personalized

System of Instruction (PSI) seperti dikembangkan oleh Keller, yang lebih

Page 15: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

menekankan pada interaksi antara peserta didik dengan materi/objek

belajar. Peran guru harus intensif dalam hal-hal berikut:

a. Menjabarkan/memecah KD (Kompetensi Dasar) ke dalam satuan-

satuan (unit-unit) yang lebih kecil dengan memperhatikan pengetahuan

prasyaratnya.

b. Mengembangkan indikator berdasarkan SK/KD.

c. Menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk yang bervariasi.

d. Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik.

e. Menilai perkembangan peserta didik dalam pencapaian kompetensi

(kognitif, psikomotor, dan afektif).

f. Menggunakan teknik diagnostik.

g. Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi peserta

didik yang mengalami kesulitan.

6. Peran Siswa dalam Belajar Tuntas

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memiliki pendekatan

berbasis kompetensi sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peran

peserta didik sebagai subjek didik. Fokus program pembelajaran bukan

pada “Guru dan yang akan dikerjakannya” melainkan pada ”Peserta didik

dan yang akan dikerjakannya”. Oleh karena itu, pembelajaran tuntas

memungkinkan peserta didik lebih leluasa dalam menentukan jumlah

waktu belajar yang diperlukan. Artinya, peserta didik diberi kebebasan

dalam menetapkan kecepatan pencapaian kompetensinya. Kemajuan

peserta didik sangat bertumpu pada usaha serta ketekunannya secara

individual.

7. Evaluasi

Penting untuk dicatat bahwa ketuntasan belajar dalam KTSP

ditetapkan dengan penilaian acuan patokan (criterion referenced) pada

setiap kompetensi dasar dan tidak ditetapkan berdasarkan norma (norm

referenced). Dalam hal ini batas ketuntasan belajar harus ditetapkan oleh

guru, misalnya apakah peserta didik harus mencapai nilai 75, 65, 55, atau

Page 16: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

sampai nilai berapa seorang peserta didik dinyatakatan mencapai

ketuntasan dalam belajar. Asumsi dasarnya adalah:

a. Bahwa semua orang bisa belajar apa saja, hanya waktu yang

diperlukan berbeda,

b. Standar harus ditetapkan terlebih dahulu, dan hasil evaluasi adalah

lulus atau tidak lulus. (Gentile & Lalley: 2003)

Sistem evaluasi menggunakan penilaian berkelanjutan, yang ciri-

cirinya adalah:

a. Ulangan dilaksanakan untuk melihat ketuntasan setiap Kompetensi

Dasar

b. Ulangan dapat dilaksanakan terdiri atas satu atau lebih Kompetensi

Dasar (KD)

c. Hasil ulangan dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial

dan program pengayaan.

d. Ulangan mencakup aspek kognitif dan psikomotor

e. Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif seperti

pengamatan, kuesioner, dsb.

Sistem penilaian mencakup jenis tagihan serta bentuk

instrumen/soal. Dalam pembelajaran tuntas tes diusahakan disusun

berdasarkan indikator sebagai alat diagnosis terhadap program

pembelajaran. Dengan menggunakan tes diagnostik yang dirancang secara

baik, peserta didik dimungkinkan dapat menilai sendiri hasil tesnya,

termasuk mengenali di mana ia mengalami kesulitan dengan segera.

Sedangkan penentuan batas pencapaian ketuntasan belajar, meskipun

umumnya disepakati pada skor/nilai 75 (75%) namun batas ketuntasan

yang paling realistik atau paling sesuai adalah ditetapkan oleh guru mata

pelajaran, sehingga memungkinkan adanya perbedaan dalam penentuan

batas ketuntasan untuk setiap KD maupun pada setiap sekolah dan atau

daerah.

Mengingat kecepatan tiap-tiap peserta didik dalam pencapaian KD

tidak sama, maka dalam pembelajaran terjadi perbedaan kecepatan belajar

Page 17: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

antara peserta didik yang sangat pandai dan pandai, dengan yang kurang

pandai dalam pencapaian kompetensi. Sementara pembelajaran berbasis

kompetensi mengharuskan pencapaian ketuntasan dalam pencapaian

kompetensi untuk seluruh kompetensi dasar secara perorangan. Implikasi

dari prinsip tersebut mengharuskan dilaksanakannya program-program

remedial dan pengayaan sebagai bagian tak terpisahkan dari penerapan

sistem pembelajaran tuntas.

D. Penerapan Belajar Tuntas (Mastery Learning) dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar

Penerapan metode ini dalam pembelajaran elektronika dasar adalah

pada saat pengenalan komponen-komponen dasar siswa diberikan kelompok

belajar tetapi setiap individu juga harus mengetahui komponen-komponen

dasar serta kegunaannya. Guru memperbolehkan siswa belajar dari berbagai

sumber.

Penerapan lainnya ketika ada siswa yang tidak paham guru

membimbing siswa tersebut dengan perlahan agar siswa tidak merasa rendah

diri terhadap teman yang lain, sedangkan yang lain diberikan evalusi lainnya

yang lebih beragam, sehingga semua siswa belajar dan tidak saling

mengganggu satu sama lain.

Pada metode ini sekolah juga harus menyiapkan berbagai macam

sarana prasarana yang dibutuhkan oleh siswa agar siswa dapat belajar dengan

efektif dan memudahkan mereka untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

Siswa dituntut untuk menguasai materi yang diajarkan guru dan boleh beralih

ke materi berikutnya kalau mereka sudah mengusai materi sebelumnya. Guru

juga harus menggunakan strategi-stategi agar semua murid dapat menuntaskan

materi yang siswa hadapi dengan mengetahui setiap karakter peserta didik.

Page 18: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)

sangat baik dilakukan untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar

dan dapat menyerap pelajaran pada saat pembelajaran sedang berlangsung

tetapi mereka menguasai mata pelajaran tersebut sampai sepanjang masa.

Pendekatan ini juga mengatasi kesenjangan antara murid yang

pandai dengan murid yang kurang pandai dalam menguasai suatu

kompetensi pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, misalnya pada

mata pelajaran Elektronika Dasar.

2. Saran

a. Guru harus melakukan pendekatan individu kepada setiap murid atau

melalui guru BK menanyakan masalah-masalah yang dihadapi murid.

Sehingga proses pembelajaran tidak terganggu.

b. Guru harus lebih menguras pikiran mereka, memikirkan tentang stategi

apa yang akan dipakai bila dengan strategi yang satu tidak berhasil.

c. Guru harus membiasakan murid untuk mencari ilmunya sendiri dan

membimbing bila ada yang kurang dimengerti murid atau salah

asumsi.

Page 19: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Zainal. (2009). Pembelajaran Tuntas (Masteri Learning). Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari http://meetabied.wordpress.com/2009/11/22/pembelajaran-tuntas-masteri-learning/

Ahira, Anna. (2009). Pengertian Motivasi. Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari

http://www.anneahira.com/motivasi/pengertian-motivasi.htm

Irfan, Andie. (2007). Model Mastery Learning. Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari

http://andieirfan.multiply.com/journal/item/5/Model_Mastery_Learning.

Mastery Learning. (2010). Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari

http://sweetir1s.multiply.com/journal/item/15.

Rasto. (2010). Pengertian motivasi. Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari

http://rastodio.com/pendidikan/pengertian-motivasi.html

Sudrajat, Akhmad. (2009). Pembelajaran Tuntas (Mastery-Learning) Dalam

KTSP. Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari http://arabsmanza.co.cc/?p=112.

Suhadi. (2009). Motivasi Belajar - Gunakan Pendekatan Belajar Tuntas

(Mastery Learning). Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari

http://suhadinet.wordpress.com/2009/03/26/motivasi-

belajar%E2%80%94gunakan-pendekatan-belajar-tuntas-mastery-learning/.

Wikipedia.org. (2010). Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar_tuntas.

Wikipedia.org. (2010). Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi.

Wikipedia.org. (2010). Diunduh tanggal 13 Juni 2010 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika