“hubungan antara motivasi belajar elektronika dasa dengan hasil belajar elektronika dasar di smk...

33
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Minat Belajar Elektronika Dasar A. Belajar Beberapa ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang ‘belajar’. sering kali rumusan dan tafsiran mereka berbeda satu sama lain. Menurut pendapat yang tradisional, belajar dianggap sebagai ; pengumpulan sejumlah ilmu saja, seperti yang diungkapkan oleh S.Nasution M.A di dalam buku “Asas-asas Kurikulum” sebagai berikut : “Menurut pendapat yang tradisional belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan” 1 . Pendapat ini sudah terlampau sempit dan hanya terpusat kepada mata pelajaran belaka. Belajar itu sendiri adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu. Seperti yang dikatakan oleh Hergenhehn dan Olson (1993:159) dalam bukun “Agus Mahendra” sebagai berikut : “Belajar adalah perubahan yang bersifat menetap dalam perilaku 1 Rostiyah, Masala-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 141. [Type text] Page 5

Upload: dadang-sujatmiko

Post on 07-Aug-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

“Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”PTK BAB II AGUS R

TRANSCRIPT

Page 1: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1. Minat Belajar Elektronika Dasar

A. Belajar

Beberapa ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang ‘belajar’.

sering kali rumusan dan tafsiran mereka berbeda satu sama lain. Menurut pendapat yang

tradisional, belajar dianggap sebagai ; pengumpulan sejumlah ilmu saja, seperti yang

diungkapkan oleh S.Nasution M.A di dalam buku “Asas-asas Kurikulum” sebagai berikut :

“Menurut pendapat yang tradisional belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan

sejumlah ilmu pengetahuan”1. Pendapat ini sudah terlampau sempit dan hanya terpusat

kepada mata pelajaran belaka. Belajar itu sendiri adalah suatu proses aktivitas yang dapat

membawa perubahan pada individu.

Seperti yang dikatakan oleh Hergenhehn dan Olson (1993:159) dalam bukun “Agus

Mahendra” sebagai berikut : “Belajar adalah perubahan yang bersifat menetap dalam

perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dan pengalaman dan tidak dicirikan

oleh keadaan-keadaan diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit,

kelelahan, atau obat-obatan. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman-pengalaman tertentu mendahului perubahan perilaku, sehingga belajar hanya

berstatus sebagai intervening variabel. Artinya suatu proses teoritis yang dianggap

berlangsung diantara stimulus dan responnya.

Hal ini yang di kemukakan oleh Crow bersaudara sebagai berikut : “ belajar adalah

perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap”2. Dalam definisi dikatakan

1 Rostiyah, Masala-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 141.2 Crow, Educational Phscology, terjemahan Z. Kasiyah, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984), h.28.

[Type text] Page 5

Page 2: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasai

ilmu pengetahuan. Belajar disini merupakan proses dimana guru terutama melihat apa yang

terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai tujuan. Whiterington,

dalam bukunya Educational Psychology, Belajar adalah suatu perubahan di dalam

keperibadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian3.

Beranjak dari pengertian diatas bahwa belajar itu adalah perubahan kelakuan, maka

pendidik didalam proses mengajar akan menghadapi tiga hal4:

1. Ia harus menentukan, perilaku apakah yang diharapkan dari peserta didik.

2. Ia harus mengetahui sampai manakah perkembangan perilaku peserta didik.

3. Ia harus menyediakan kesempatan dan syarat-syarat yang sebaik-baiknya.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu usaha pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan

atau diharapkan pada diri siswa setelah melalui proses belajar mengajardalam bentuk tingkah

laku atau pola sikap5, bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada

orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti.

Perubahan tingkah laku atau pola waktu itu diwujudkan dalam bentuk ,

penguasaan,penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan

kecakapan yang terdapat dalam bidang studi dan lebih luas lagi dalam aspek kehidupan.

Tujuan pengajaran pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan

terjadi pada diri siswa. Pada tujuan pengajara terdapat deskripsi tentang penampilan tingkah

laku ( performance ) siswa yang diharapkan setelah siswa menjalani proses belajar mengajar.

3 Whiterington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1984), h. 934 A. Tabrani Rustam, Pendekatan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1987), h.10.5 Nana Sudjana, Penilitian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), h.2.

[Type text] Page 6

Page 3: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Dengan merumuskan tujuan pengajaran guru dapat dapat mengorganisasikan kegiatan-

kegiatan atau usaha-usaha dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

Proses belajar mengajar di SMK meliputi pengajaran teori dan pengajaran praktek.

Karena di SMK hasil belajar ditekankan pada aspek psikomotorik yaitu siswa diharapkan

mampu dan terampil di dalam menggunakan suatu alat, salah satu keterampilan yang harus

dikuasai oleh siswa SMK Perguruan Cikini adalah penguasaan ilmu elektronika dasar.

Sebagai mata pelajaran pokok dan wajib di berikan pada SMK Khususnya elektronika

dasar, maka pelajaran elektronika adalah salah satu materi pokok dan penting bagi siswa

dalam melangkah kearah penguasaan kelistrikan.

Belajar elektronika dasar akan berlangsung dengan baik dan lancar bila mana

didorong tujuan tertentu. Dengan kata lain tujuan akan mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Dalam pengajaran elktronika dasar tujuan yang hendak dicapai

dideskripsikan dalam bentuk perubahan sikap (kemampuan) setelah siswa mengalami proses

belajar elktronika dasar.

Adapun tujuan pembelajaran elektronika dasar sebagaimana yang terdapat dalam

GBPP. Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika dan komponen –komponen

elktronika

1. Macam – macam rangkian listrik

a. Seri

b. Paralel

2. Komponen-komponen elktronika

a. Aktif

b. Pasif

Dari praktek elktronika dasar siswa diharapkan dapat lebih mengerti dan memahami

konsep – konsep yang terdapat dalam elektronika dasar dan dapat menggunakan konsep –

[Type text] Page 7

Page 4: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

konsep elketronika dasar kedalam praktek elektonika 1, elektronika2 dan elektronika 3. Pada

praktek elektonika dasar harus terlebih dahulu dapat merakit atau membuat rangkaian

elektronika untuk itu, banyak faktor yang harus diperhatikan, antara lain : mampu membaca

gambar, symbol, mampu menganilisa pekerjaan dan menetapkan langkah – langkah dari awal

sampai akhir, bekerja sesuai aturan teknis dan keselamatan kerja, terampil dalam pemakaian

alat dan bahan. Yang terpenting, siswa dapat menyimpulkan cara kerja rangkaian yang telah

di buat, sehingga dalam proses belajar mengajar praktek elektronika dasar siswa dapat

mengolah, menggunakan, menemukan, dan mengkomunikasikan yang di buatnya.

Selain itu perlu diperhatikan bahwa kegiatan praktek hendaklah dirancang secara

berjenjang dari yang mudah menuju yang lebih rumit sehinggga memberi motivasi belajar

siswa. Dari kegiatan belajar mengajar praktek elektronika dasar akan didapat hasil yang

tampak sebagai suatu prestasi yang ditunjukan oleh siswa terhadap apa yang telah

dipraktekkanya itu melalui evaluasi berupa pertanyaan, tugas, atau instruksi yang tertera pada

job sheel (Sumadi suryabrata).6 Dari kemampuannya di dalam menyelesaikan tugas – tugas

yang terdapat pada job sheet dapat diukur seberapa kemampuan daya serap belajar siswa

tersebut.

Untuk memperoleh data pembuktian yang menjelaskan tingkat kemampuan siswa

serta keberhasilannya dalam mencapai tujuan instruksional elektronika dasar, maka dilakukan

evaluasi. Bloom mendefinisikan evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis

untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya telah terjadi perubahan pada diri siswa dan

menetapkan seberapa jauh tingkat perubahan terjadi di dalam diri pribadi siswa.7

Evaluasi dalam pendidikan tidak dapat diukur secara langsung karena obyek yang

diukur dan dinilai adalah aspek psikologis, untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat

digunakan untuk mengukurnya,yaitu tes. Alpa Cronbach mendefinisikan tes sebagai suatu

6 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1990), h. 3.7 Ibid . h.6.

[Type text] Page 8

Page 5: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

prosedur sistematis untuk mengamati dan mencandrakan satu atau lebih karakteristik seorang

dengan skala numerik atau sistem kategori.8

Untuk mendapatkan informasi tentang kemajuan prestasi belajar siswa dalam kegiatan

belajar mengajar,dapat digunakan tes berikut :

a. Tes lisan

b. Tes tertulis yang meliputi tes essay dan tes objektif

c. Tes penampilan (Performance Test)

Untuk penilaian praktek elektronika dasar ditekankan pada aspek psikomotorik yang

lebih menekankan pada gerakan tangan dan kemampuan otak menganilisa. Aspek

psikomotorik antara lain berisi; menggunakan alat dan bahan secara tepat, ketelitian dan

kecermatan dalam melakukan praktek dan penyambungan yang tepat pada terminal –

terminalnya.

Tes penampilan adalah satu –satunya evaluasi dalam penilaian skill, yaitu siswa yang

hendak dinilai kemampuannya diharuskan menampilkan skill yang dimilikinya itu di bawah

persyaratan kerja tertentu.Agar penilaian dapat seobyektif mungkin, maka masing – masing

skill diuraiakan elemen skill.

Elemen skill dapat berwujud:9

1. Kemampuan membaca dan menggunakan gambar,symbol dan lain – lain.

2. Kemampuan menganalisa pekerjaan dan menetapkan langkah.

3. Bekerja sesuai aturan teknis dan keselamatan kerja.

4. Keterampilan dalam pemakaian alat dan bahan.

5. Kualitas pekerjaan dan ketepatan waktu.

8 Suke Silverus, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik,(Jakarta:Gramedia,1991),h.5.9 Soeharto,Desain Instruksional; sebuah pendekatan praktis untuk pendidikan teknologi dan kejuruan, (Jakarta: Departemen P dan K Direktoriat Pendidikan tinggi,1991), h.38

[Type text] Page 9

Page 6: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Pada akhirnya tujuan dari hasil belajar instalasi tenaga listrik yang terpenting adalah

sebagai berikut10 :

1. Siswa dapat memahami tentang prinsip – prinsip rangkaian seri

2. Siswa dapat memahami tentang prinsip – prinsip rangkaian paralel

3. Siswa dapat memahami tentang prinsip – prinsip komponen elektronika aktif

4. Siswa dapat memahami tentang prinsip – prinsip komponen elektronika pasif

5. Siswa dapat memahami dan mengenal macam – macam sakelar manual.

6. Siswa dapat menentukan alat – alat pengaman.

7. Siswa dapat memahami dan mengenal alat – alat bantu dan alat pengaman.

2.1.2 Motivasi Belajar Elektronika dasar

Pada umumnya motivasi merupakan salah satu faktor pembawaan yang terdapat pada

setiap diri siswa yang menjadi syarat untuk belajar. Motivasi adalah salah satu pernyataan

yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu

tujuan atau perangsang11.

Menurut Hewitt (1968) mengemukakan bahwa “ attentional set “ merupakan dasar

bagi perkembangan motivasi yakni yang bersifat sosial, artinya anak itu suka bekerja sama

dengan anak-anak lain dan dengan guru, ia mengharapkan penghargaan dari teman-temannya

dan mencegah celaan mereka, dan ingin mendapatkan harga dirinya dikalangan kawan

sekelasnya12

Sedangkan menurut Ausubel bahwa motivasi yang dikaitkan dengan motivasi sosial

tidak begitu penting dibandingkan dengan motivasi yang bertalian dengan penguasaan tugas

dan keberhasilan. Motivasi serupa ini bersifat intrinsik dan keberhasilannya akan memberi

rasa kepuasan13.

10 Kismet Fadillah, Instalasi Motor – motor Listrik, (Bandung:Angkasa, 1997), h.70.11 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Bandung : Remadja Karya CV.1986 ), h 70.12 Prof.Dr.S.Nasution,MA, Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. (Jakarta : Bumi Aksara. 1982), h 18113 Ibid. h. 181.

[Type text] Page 10

Page 7: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Motif ini akan

menjadi aktif bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.

Motivasi dapat diartikan daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Motivasi murni apabila maksud cukup sehat dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan,

dan motivasi bukan lah suatu pemaksaan14.

Ada dua macam bentuk motivasi :

1. Motivasi dari dalam diri (instrinsik) dilakukan dengan cara menggairahkan perasaan ingin

tahu anak, keinginan untuk mencoba dan hasrat untuk belajar.

2. Motivasi dari luar diri (ekstrinsik) dilakukan dengan cara membangkitkan pujian dan

memberikan ganjaran.

Perwujudan motivasi belajar yang tinggi dalam bentuk tingkah laku yang bertujuan

kepada pekerjaan yang padat menurut kemampuan dan taraf upaya yang tinggi serta peranan

dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai rangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak

suka maka ia akan berusaha untuk menghilangkan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Jadi motivasi dapat dirangsang faktor-faktor dari dalam diri seseorang. Dalam kegiatan

belajar motivasi tumbuh dari keseluruhan diri, karena pada umumnya daya penggerak

didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh siswa tercapai.

Motif mempunyai arti kata keseluruhan, karena ada beberapa motif yang bersama-

sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang

14 H.C.Witherington, terjemahan M. Buchori Educational Psychology : Pengantar Psikologi Pendidikan. (Bandung : Jemmars,1977), h.69.

[Type text] Page 11

Page 8: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal pertumbuhan gairah,

perasaan senang dan semangat untuk belajar. Winkel juga mengatakan bahwa motivasi

belajar berfungsi sebagai pendorong usaha untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi15.

Hasil belajar seorang siswa akan menjadi optimal, jika siswa tersebut mempunyai motivasi

yang tinggi. Dengan adanya usaha yang tekun dan dengan didasari oleh motivasi belajar

maka seorang siswa akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi belajar

seseorang akan sangat menentukan tingkat keberhasilan prestasi belajarnya.

Motivasi interinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif bukan hanya dirangsang

dari luar diri, tetapi dari dalam diri siswa dan sudah ada dorongan untuk belajar. Siswa yang

bermotivasi interinsik mempunyai tujuan menjadi orang terdidik, berpengetahuan, ahli dalam

bidang studi tertentu.satu-satunya jalan menuju kepada ketujuan yang ingin dicapai ialah

belajar, karena tanpa belajar seseorang tidak mungkin menjadi ahli di dalam bidangnya.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya

rangsangan dari luar diri. Sehingga belajar bukan hanya ingin mengetahui sesuatu tetapi ingi

mendapatkan nilai yang baik, atau mendapatkan hadiah. Jadi bila dilihat dari tujuanya maka

akan tampak perbedaan dengan siswa yang mempunyai motivasi intrinsik.

Meskipun demikian bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting,

sebab ada kemungkinan keadaan siswa itu dinamis atau berubah-ubah dan juga ada

komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar yang tidak menarik siswa, sehingga

diperlukan motivasi ekstrinsik.

Siswa yang bermotivasi kuat belum tentu digerakkan oleh motif yang tergolong dalam

motivasi intrinsik, maka “bermotivasi kuat” tidak sama dengan “ bermotivasi intrinsik”.

Salah satu cara yang tergolong dalam motivasi intrinsik adalah achievement motivation

(motivasi berperestasi) yaitu daya penggerak untuk mencapai taraf prestasi belajar yang

tinggi demi penghargaan bagi dirinya sendiri.

15 W.S Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1984), h.45.

[Type text] Page 12

Page 9: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Demikian pula halnya dalam belajar elektronika dasar dibutuhkan motivasi dalam

belajar elektronika dasar, karena bila bahan pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa tidak di

dasari oleh motivasi belajar elektronika dasar maka siswa tidak akan belajar elektronika dasar

dengan sebaik-baiknya. Siswa merasa enggan untuk belajar elektronika dasar terlebih lagi

pada pelajaran elektronika 2 dan 3 siswa tidak saja di tuntut pada aspek kognitif tetapi juga

dituntut pada aspek psikomotorik.

Siswa yang menaruh motivasi yang sangat besar terhadap pelajaran elektronika dasar,

akan lebih mudah menguasai pelajaran tersebut. Karena dengan motivasi belajar elektronika

dasar siswa akan berusaha sebaik mungkin sesuai apa yang menjadi tujuan dalam belajar

elektronika dasar.

Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap pelajaran elektronika dapatlah

diusahakan agar ia memiliki motivasi yang lebih besar dengan menjelaskan hal-hal yang

menarik yang berhubungan dengan elektronika, menghubungkan pelajaran-pelajaran lain

yang memiliki keterkaitan dengan elektronika dasar, menjelaskan pelajaran elektronika dasar

didalam kehidupan sehari-hari, dan memenuhi-memenuhi kabutuhan pada diri siwa didalam

belajar intalasi tenaga listrik.

Yang terpenting dalam belajar elektronika dasar adalah tercipta kondisi belajar yang

baik sehingga siswa akan termotivasi untuk mempelajari elektronika dasar. Untuk mendalami

suatu kegiatan atau bidang tertentu perlu adanya motivasi yang menjadi sebab mengapa ia

mendalami bidang itu, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan terwujud yaitu penguasaan

bidang yang diinginkanya itu.

2.1.3 Mata Pelajaran Elektronika Dasar

A. Rangkaian Seri

Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya lewat

satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian.

Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal.

[Type text] Page 13

Page 10: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Dua buah elemen berada dalam susunan seri

jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen

pembawa arus pada suatu jaringan.

Karena semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam

rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.

1. Sifat-sifat Rangkaian Seri

1. Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.

2. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar

tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari

masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber

tegangan.

3. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total

rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam

rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban

dalam rangkaian.

4. Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus,

aliran arus terhenti.

2. Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-hari (di

rumah) :

1.Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik

& lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20

pcs) sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).

2. Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang

masih memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara

jala-jala dengan ballastnya.

3. Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur

[Type text] Page 14

Page 11: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

kontrol), demikian juga kulkas.

4. Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

B. Rangkaian paralel

Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar

untuk mengalirkan arus.  Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik

dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa

mempengaruhi rangkaian yang lain.

Sifat-sifat Rangkaian Paralel

1. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.

2. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus

masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.

3. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian

mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel

adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)

4. Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada

rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu

oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

[Type text] Page 15

Page 12: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan sehari-hari

(di rumah) :

1) Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.

2) Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.

Sambungan Parelel/ Jajar yaitu sambungan ujung kaki satu sama lain disambung dengan

lainnya saling disatukan

C. Komponen Pasif

1. Resistor

Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, berfungsi untuk

menghambat arus listrik yang melewatinya. Semakin besar nilai resistansi

sebuah resistor yang dipasang, semakin kecil arus yang mengalir.

Satuan nilai resistansi suatu resistor adalah Ohm ( ) diberi lambang huruf

R.

Ada dua macam resistor yang dipakai pada teknik listrik dan elektronika,

yaitu resistor tetap dan resistor variable.

Resistor tetap adalah resistor yang mempunyai nilai hambatan yang

tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam. Sebuah

[Type text] Page 16

Page 13: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

hambatan karbon dibentuk oleh pipa keramik dengan karbonnya

diuapkan. Biasanya pada kedua ujungnya dipasang tutup, dimana kawat-

kawat penghubungnya dipasang. Nilai hambatannya ditentukan oleh

tebalnya dan panjangnya lintasan karbon. Panjang lintasan karbon

tergantung dari kisarnya alur yang berbentuk spiral. Bentuk resistor

karbon yang diuapkan aksial dan radial dapat dilihat pada gambar 1 di

bawah ini.

Gambar 1. Hambatan Karbon yang diuapkan Aksial dan Radial

Tabel 1. Kode Warna pada Resistor 4 Gelang

Warna

Gelang 1

(Angka pertama)

Gelang 2

(Angka kedua)

Gelang 3

(Faktor pengali)

Gelang 4

(Toleransi)

Hitam - 0 1 -

Coklat 1 1 101 1

Merah 2 2 102 2

Oranye 3 3 103 3

Kuning 4 4 104 4

Hijau 5 5 105 5

Biru 6 6 106 6

Ungu 7 7 107 7

Abu-abu 8 8 108 8

Putih 9 9 109 9

Emas - - 10-1 5

Perak - - 10-2 10

Tanpa Warna - - 10-3 20

[Type text] Page 17

Page 14: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Arti kode warna pada resistor 5 gelang adalah:

Gelang 1 = Angka pertama

Gelang 2 = Angka kedua

Gelang 3 = Angka ketiga

Gelang 4 = Faktor pengali

Gelang 5 = Toleransi

2. Kondensator

Kondensator ialah suatu komponen listrik/elektronika yang dapat

menyimpan muatan listrik. Kapasitas kondensator diukur dalam

satuan Farad. 1 Farad = 10-3 mF (mili farad) = 10-6 µF (mikro farad)

= 10-9 nF (nano farad) = 10-12 pF (piko farad). Kondensator eletrolit

mempunyai dua kutub yaitu positif dan negatif (bipolar), sedangkan

kondensator kering misalnya kondensator mika, kondensator kertas

tidak membedakan kutub positif dan kutub negatif (non polar).

Kode angka dan huruf yang terdapat pada sebuah kondensator

menentukan nilai kapasitansi dan tegangan kerjanya.

Tabel 2 Kode Angka dan Huruf pada Kondensator.

Kode Angka

Gelang 1

(Angka pertama)

Gelang 2

(Angka kedua)

Gelang 3

(Faktor pengali)

Kode huruf

(Toleransi %)

0 - 0 1 F = 1

G = 2

H = 3

I = 4

J = 5

K = 10

1 1 1 101

2 2 2 102

3 3 3 103

4 4 4 104

5 5 5 105

[Type text] Page 18

Page 15: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

M = 20

6 6 6 106

7 7 7 107

8 8 8 108

9 9 9 109

Contohnya:

1. Kode kapasitor 562 J 100 V, artinya besarnya kapasitansi 56 x

102pF, J: besarnya toleransi 5%, 100 V, kemampuan tegangan

kerja 100 Volt.

2. 100 nJ, artinya besarnya kapasitansi 100 nF, J: besarnya toleransi

5%

Kapasitas sebuah kondensator adalah sebanding dengan luas pelat-

pelat yang membentuk kondensator tersebut. Semakin luas pelat-

pelatnya semakin besar nilai kapasitansinya. Nilai kapasitansi

berbanding terbalik dengan jarak dari pelat-pelatnya. Semakin kecil

jarak kedua plat itu, semakin besar nilai kapasitansinya. Sebaliknya

semakin jauh jarak kedua plat itu, semakin kecil nilai

kapasitansinya. Nilai kapasitansi sebuah kondensator juga

sebanding dengan konstanta dielektrikum dari bahan isolator yang

dipasang antara kedua plat itu. Jika nilai konstanta dielektrikumnya

mempunyai nilai yang besar, maka nilai kapasitansinya besar.

3. Induktor

Induktor adalah komponen listrik/elektronika yang digunakan sebagai

beban induktif. Simbol induktor dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 6. Simbol Induktor

Nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam satuan Henry. 1 Henry

= 1000 mH (mili Henry). Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit,

tanpa adanya nilai resistansi. Sifat-sifat elektrik dari sebuah induktor

[Type text] Page 19

Page 16: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah lilitan dan

bahan yang mengelilinginya.

Induktor dapat disamakan dengan kondensator, karena induktor dapat

dipakai sebagai penampung energi listrik. Di dalam induktor disimpan

energi, bila ada arus yang mengalir melalui induktor itu. Energi itu

disimpan dalam bentuk medan magnit. Bila arusnya bertambah,

banyaknya energi yang disimpan meningkat pula. Bila arusnya berkurang,

maka induktor itu mengeluarkan energi.

4. Transformator

Transformator (trafo) ialah alat listrik/elektronika yang berfungsi

memindahkan tenaga (daya) listrik dari input ke output atau dari sisi

primer ke sisi sekunder. Pemindahan daya listrik dari primer ke sekunder

disertai dengan perubahan tegangan baik naik maupun turun.

Ada dua jenis trafo yaitu trafo penaik tegangan (step up transformer) dan

trafo penurun tegangan (step down transformer). Jika tegangan primer

lebih kecil dari tegangan sekunder, maka dinamakan trafo step up. Tetapi

jika tegangan primer lebih besar dari tegangan sekunder, maka

dinamakan trafo step down.

Gambar 9. Simbol Trafo

Pada setiap trafo mempunyai input yang dinamai gulungan primer dan

output yang dinamai gulungan sekunder. Trafo mempunyai inti besi untuk

frekuensi rendah dan inti ferrit untuk frekuensi tinggi atau ada juga yang

tidak mempunyai inti (intinya udara).

Primer Sekunder

Gambar 10. Bagan Trafo yang dilalui Arus Listrik

[Type text] Page 20

Page 17: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Bila pada lilitan primer diberi arus bolak-balik (AC), maka gulungan primer

akan menjadi magnit yang arah medan magnitnya juga bolak-balik. Medan

magnit ini akan menginduksi gulungan sekunder dan mengakibatkan pada

gulungan sekunder mengalir arus bolak-balik (AC). Dimisalkan pada

gulungan primer mengalir arus berfasa positip (+), maka pada gulungan

sekundernya mengalir arus berfasa negatip (-). Karena arus yang mengalir

digulungan primer bolak-balik, maka pada gulungan sekunderpun

mengalir arus bolak-balik. Besarnya daya pada lilitan primer sama dengan

daya yang diberikan pada lilitan sekunder.

D. Komponen Aktif

1. Diode

Dioda semi konduktor yang dipakai pada teknik elektronika pada

umumnya digunakan untuk menyearahkan arus listrik AC menjadi DC.

Dioda dibentuk oleh atom P dan atom N yang digabungkan menjadi satu,

sehingga akan membentuk susunan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 11. Susunan dan Simbol Dioda Semikonduktor

Dari gambar di atas atom P disebut sebagai anoda dan atom N sebagai

katoda. Bila anoda diberi muatan positip dan katoda diberi muatan

negatip, maka arus akan mengalir (lampu menyala), sebaliknya jika anoda

diberi muatan negatip dan katoda diberi muatan positip, maka arus tidak

mengalir.

Dioda dapat digunakan untuk menyearahkan arus AC menjadi arus DC.

Ada dua macam penyearah dioda yaitu penyearah setengah gelombang

dan penyearah gelombang penuh. Gambar 13 memperlihatkan rangkaian

penyearah setengah gelombang.

[Type text] Page 21

Page 18: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Gambar 13. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang

Bila saklar S ditutup pada belitan sekunder akan diinduksikan tegangan

bolak-balik. Pada saat t1 sampai t2 tegangan ujung A sedang positip

sehingga pada setengah perioda ini dioda akan dilewati arus I. Arus ini

akan melewati tahanan RL, sehingga antara ujung-ujung C dan D terjadi

tegangan sebanding dengan besarnya arus. Pada saat t2 – t3 ujung A

negatip, dioda menerima tegangan revers, pada tahanan RL akan mengalir

arus revers, arus ini besarnya hanya beberapa mikroamper ( ), oleh

karena itu diabaikan, sehingga pada ujung-ujung RL tidak ada tegangan.

[Type text] Page 22

Page 19: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Rangkaian penyearah gelombang penuh diperlihatkan pada gambar 14 di

bawah ini.

Gambar 14. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan sistim jembatan ini paling

banyak digunakan sebagai sumber tenaga dari pesawat-pesawat

elektronika. Penyearah sistim jembatan ini memerlukan empat buah

dioda. Transformator yang digunakan tidak perlu mempunyai senter tap.

2. Transistor

Nama transistor diambil dari kata transfer dan resistor. Bahan semi

konduktor ini berasal dari bahan atom germanium, Indium dan Arsenikum

atau Silikon. Atom-atom ini sendiri termasuk bahan yang tidak

mengalirkan arus listrik, jadi termasuk jenis bahan isolator atau resistor.

Setelah mengalami proses peleburan, maka terbentuklah hasil campuran

yang dinamai P-N junction. Bahan campuran ini mempunyai sifat setengah

menghantarkan arus listrik atau semikonduktor. Itulah sebabnya hasil

campuran ini sering dinamai semikonduktor. Jadi semikonduktor atau

transistor ini hasil pencampuran lagi dari jenis P-N junction dan N-P

junction.

Bila dua jenis atom P dan N junction digabungkan, maka terbentuklah

bahan baru yang dinamai transistor.

Jadi transistor terbentuk dari bahan-bahan:

PN + NP menjadi PNP

Np + PN menjadi NPN

PN + PN menjadi PNPN

Gambar di bawah ini memperlihatkan simbol dari transistor PNP dan

transistor NPN

[Type text] Page 23

Page 20: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Gambar 15. Simbol Transistor PNP dan Transistor NPN

Macam-macam bentuk dan tipe transistor terlihat seperti gambar di

bawah ini.

Gambar 16. Bermacam-Macam Bentuk Transistor dari Bermacam

Tipe

3. SCR (Silicon Controlled Rectifier)

SCR disebut juga Thyristor dan dipakai sebagai pengatur daya dan saklar.

Penggunaan SCR sebagai pengatur daya dan sebagai saklar sangat

menguntungkan dibandingkan dengan saklar mekanik sebab tak ada

kontak-kontak yang aus karena terbakar, tidak menjangkitkan busur api

dan memerlukan sedikit komponen-komponen tambahan. SCR dapat

dipakai untuk mengatur daya yang besar-besar sepertin mesin-mesin

listrik, sedangkan SCR itu sendiri memerlukan daya yang kecil saja.

Gambar 22 memperlihatkan bentuk dan simbol dari SCR.

[Type text] Page 24

Page 21: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Gambar 22. Bentuk dan Simbol SCR

2.2 Kerangka Berpikir

Prestasi belajar tinggi atau tidak tinggi dari seseorang dalam mempelajari sesuatu

pelajaran tidak lepas dari adanya motivasi belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang baik,

memuaskan, maka ditentukan pula oleh motivasi belajar yang merupakan keseluruhan daya

penggerak didalam diri siswa sehingga menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan belajar dan memberi arah pada tujuan kegiatan belajar.

Adapun proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru merupakan kegiatan belajar

yang menjembatani aktivitas siswa belajar dikelas. Selain motivasi belajar siswa dalam

kegiatan belajar juga akan membantu meningkatkan kosentrasi terhadap sesuatu yang sedang

di pelajari. Kosenterasi merupakan salah satu unsur pokok yang diperlukan untuk dapat

belajar dengan baik sehingga keberhasilan belajar akan tercapai. Disamping itu siswa akan

belajar lebih efektif dan berusaha meningkatkan usahanya apabila mempunyai motivasi

belajar yang baik.

Motivasi dapat timbul dari dalam diri dan dari luar diri. Motivasi intrinsik adalah

faktor psikologis dalam belajar yang datang dari dalam diri. Apabila siswa mempunyai

keinginan untuk meningkatkan prestasinya untuk mengembangkan kemampuannya maka ia

akan terdorong untuk berusaha dengan berbagai cara baik melalui belajar sendri, bertanya,

berdiskusi dengan teman atau guru, maupun belajar dari buku-buku untuk memenuhi

keinginanya tersebut.

[Type text] Page 25

Page 22: “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK Perguruan Cikini.”

Selain faktor-faktor diatas, faktor lainnya turut menentukan yakni kosentrasi, reaksi,

organisasi, pemahaman dan ulangan. Dalam hal ini unsur motivasi sangat membantu dalam

proses pemusatan dan perhatian. Begitu pula dalam proses belajar membutuhkan reaksi yang

melibatkan ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan dan kecemasan untuk menangkap

fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana disampaikan oleh guru. Belajar juga dapat dikatakan

sebagai kegiatan mengorgansasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan

pelajaran kedalam suatu pengertian. Pemahaman bagi siswa dalam belajar dapat diartikan

menguasai sesuatu dengan pikiranya. Oleh karena itu belajar harus mengerti secara makna

didalam prinsipnya, maksud dan implikasi serta aplikasinya.

Motivasi juga dapat terjadi dalam proses interaksi dengan lingkunganya. Dengan

demikian motivasi belajar dapat memberikan dorongan dan bimbingan yang positif. Seorang

siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi mempunyai dorongan yang kuat untuk

segera mengetahui hasil dari usaha belajarnya. Hasil tersebut merupakan umpan balik yang

dapat dijelaskan dalam buku rapot yang menjelaskan tentang sejauh mana keberhasilan atau

prestasi yang dicapainya, dan jika gagal akan mendapatkan penjelasan dari faktor-faktor apa

saja yang menjadi sebab dari kegagalan itu.

Belajar dengan motivasi akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik dari

pada belajar tanpa motivasi. Motivasi timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuai

dengan kebutuhanya atau merasakan bahwa sesuatu yang dipelajarinya atau dikerjakan

bermakna bagi dirinya.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada deskripsi teoritis dan kerangka berfikir,

penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : terdapat hubungan pisitif antara motivasi

belajar instalasi tenaga listrik dengan hasil belajar elektronika dasar.

[Type text] Page 26