upaya meningkatkan hasil belajarpermainan kasti …lib.unnes.ac.id/27138/1/6102411041.pdf ·...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJARPERMAINAN KASTI MELALUI PERMAINAN KASBOLLUN BAGI SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR NEGERI 01 LEBAKBARANG KEC. LEBAKBARANG KAB. PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
oleh
NASIP SAPUTRO 6102411041
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
ABSTRAK Nasip Saputro. 2016. UpayaMeningkatkan HasilBelajarPermainanKasti Melalui Permainan Kasbollun Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Lebakbarang Kec. LebakbarangKab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing :Dra. Endang Sri Hanani, M.Kes.
Kata kunci : Pembelajaran, bola kasti, dan permainan kasbollun.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar permainan bola kecil kususnya kasti di SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan masih rendah. Hal ini dapat di lihat dari presentase tingkat serapan siswa terhadap materi bola kecil kususnya kasti masih banyak kesulitan dalam memukul bola. Permasalahan penelitian ini adalah Apakah Kasbollun pada materi permainan bola kecil dapat meningkatkan hasil pembelajaran penjaskes Pada siswa IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015 / 2016 ?.Adapun tujuan dari penelitian ini adalahMenulis dan mengembangkan permaian kasbollun pada materi permainan bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015 / 2016.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan di SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan, dengan subjek penelitian kelas IV dengan jumlah 29 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, kegiatannya dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan Desember 2015. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi motivasi belajar siswa, lembar observasi minat belajar siswa, angket respon siswa dan tes praktek. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan melalui hitungan rumus yang telah ditentukan. Penelitian dikatakan berhasil jika tingkat hasil belajar siswa mencapai KKM minimal 75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bola kasti menggunakan permainan kasbollun, pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa secara keseluruhan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 1,44 % yaitu dari 74,97 % (siklus I) menjadi 76,41 % (siklus II) Berdasarkan dari hasil peneletian bahwa pembelajaran bola kecil melalui permainan kasbollun bagi kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar permainan bola kecil 1,44 %. Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini di harapkan pembelajaran bola kecil melalui permainan kasbollun dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam permainan bola kecil khususnya permainan kasti.
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Susah itu bagi orang yang tidak siap untuk kerja keras, bagi orang yang
siap kerja keras, tidak ada yang susah” (Dahlan Iskan)
PERSEMBAHAN
1. Yang tercinta orang tua saya: Ayahanda Suwarno
(Alm),Ibu Tursinah dan kakak saya Eko.S, terima
kasih atas segala dukungan, do’a, cinta dan kasih
sayang, serta nasehatnya.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJARPERMAINAN KASTI MELALUI PERMAINAN KASBOLLUN BAGI
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 01 KEC. LEBAKBARANGKAB.
PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2015/2016”. dapat penulis selesaikan dengan
baik.Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan meraih
gelar Sarjana (S1) pada UNNES Semarang.
Dalam proses penulisan skripsi ini banyak kendala yang penulis hadapi,
namun berkat rahmat Allah SWT serta bantuan, bimbingan, kerjasama dari
berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi
dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas ijin yang telah diberikan untuk
menulis skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas ijin
yang telah diberikan untuk menulis skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Mugiyo Hartono,
M. Pd, atas ijin yang diberikan untuk menulis skripsi ini.
4. Ibu Dra. Endang Sri Hanani , M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah
berjasa dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran dengan
penuh bijaksana dan tanggung jawab sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Kepala SD Negeri 01Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan
vii
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
6. Bapa/Ibu Guru Penjasorkes SDNegeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang
Kab. Pekalongan yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan
penelitian.
8. Teman-teman seperjuangan, dan rekan–rekan guru diSDNegeri 01
Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan yang telah memberikan
bantuan dan dorongan moril.
9. Bapak ibu guru dan pendidikku, serta almamaterku tercinta.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah membantu
pengumpulan data serta memperlancar penulisan skripsi ini.
Akhirnya, dengan kerendahan hati penulis menyadari skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan
adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 17Januari 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................... I
ABSTRAK .............................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................. Vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... Xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ Xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. Xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangMasalah ..................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 4
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................... 4
1.4.1 Kegunaan Bagi Siswa ....................................................... 4
1.4.2 Kegunaan Bagi Guru ........................................................ 5
1.4.3 Kegunaan Bagi Sekolah ................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka....................................................................... 6
2.1.1 Pengertian belajar ....................................... 6
2.1.2 Belajar Gerak .................................................................... 7
2.1.3 Pengertian Pembelajaran ................................................. 8
2.1.4 Pengertian Pendidikan Jasmani ....................................... 9
2.1.5 Tujuan Pendidikan Jasmani .............................................. 11
2.1.6 Konsep Bermain ............................................................... 12
2.1.7 Permainan Kasti Dengan Bola Lunak ............................... 13
2.1.7.1 Peraturan Permainan ..................................................... 13
2.1.7.2 Lapangan Kasti .............................................................. 14
2.1.7.3 Lapangan Kasti Bola lunak ............................................ 15
2.1.7.4 Peralatan Kasbollun ....................................................... 16
2.1.7.5 Teknik Dasar Permainan Kasti Bola Lunak ................... 16
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................. 19
ix
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian ................................................................ 21
3.2 Objek Penelitian .................................................................. 21
3.3Waktu Penelitian ................................................................. 22
3.3.1 Tindakan Siklus I ............................................................... 22
3.3.2 Tindakan Siklus II .............................................................. 22
3.3.3 Penyusunan Laporan ........................................................ 22
3.4Lokasi Penelitian ................................................................. 22
3.5Perencanaan Tindakan Per Siklus......................................... 22
3.5.1 Prosedur Tindakan ........................................................... 23
3.5.1.1 Perencanaan ( Planning ) .............................................. 23
3.5.1.2 Pelaksanaan ( Action ) ................................................... 23
3.5.1.3 Pengamatan ( Observing ) ............................................. 23
3.5.1.4 Refleksi ( Reflection ) ..................................................... 23
3.5.2 Rancangan Tindakan ....................................................... 24
3.5.2.1 Perencanaan ( Planning ) .............................................. 24
3.5.2.2 Pelaksanaan ( Action ) ................................................... 25
3.5.2.3 Pengamatan ( Observing ) ............................................. 25
3.5.2.4 Refleksi ( Reflection ) ..................................................... 25
3.5.3 Langkah-langkah Tindakan ............................................... 25
3.5.3.1 Siklus I ............................................................................ 25
3.5.3.2 Siklus II ........................................................................... 27
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................... 29
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 29
3.6.1.1 Observasi Selama Proses Pembelajaran Berlangsung . 29
3.6.1.2 Tes Setelah Proses Pembelajaran Selesai .................... 29
3.6.1.3 Dokumentasi .................................................................. 29
3.6.2 Alat Pengumpulan Data .................................................... 29
3.6.2.1 Lembar Evaluasi ............................................................ 30
3.6.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................ 30
3.7 Validasi Data ...................................................................... 30
3.8 Analisa Data ........................................................................ 30
3.8.1 Penilain Tes ...................................................................... 30
3.8.2 Penilaian Ketuntasan Belajar ............................................ 31
3.9 Indikator Keberhasilan Belajar ............................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 33
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ..................................................... 33
x
4.1.1.1 Perencanaan (Planning) ................................................ 33
4.1.1.2 Tindakan (Acting) ........................................................... 33
4.1.1.3 Pengamatan (Observing) ............................................... 34
4.1.1.4 Refleksi (Reflecting) ....................................................... 35
4.1.1.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I ......................... 36
4.1.1.6 Diagram Ketuntasan Belajar SiklusI ............................. 36
4.1.2Hasil Penelitian Siklus II .................................................... 37
4.1.2.1 Perencanaan (Planning) ................................................ 37
4.1.2.2 Tindakan (Acting) ........................................................... 38
4.1.2.3 Pengamatan (Observing) ............................................... 38
4.1.2.4 Refleksi (Reflecting) ....................................................... 40
4.1.2.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II ........................ 40
4.1.2.6 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II ............................ 41
4.1.3 Analisa Data Angket ......................................................... 42
4.1.3.1 Angket Motivasi .............................................................. 42
4.1.3.2 Angket Minat .................................................................. 43
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................. 47
5.2 Saran ................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 49
LAMPIRAN .............................................................................................. 50
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang ............. 21
3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ........................ 32
4.1 Lembar Observasi ............................................................... 34
4.2 Perolehan Nilai Pra Siklus dan Siklus I ............................... 37
4.3 Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II .......... 39
4.4 Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ................. 41
4.5 Rekapitulasi angket motivasi siswa dalam pembelajaran
kasti menggunakan pemukul modifikasi dan bola lunak .....
42
4.6 Rekapitulasi angket minat siswa dalam pembelajaran bola
kasti menggunakan permainan kasbollun ...........................
43
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Ukuran Lapangan Kasti ....................................................... 15
2.2 Pemukul Kasti Modifikasi ..................................................... 15
2.3 Macam-macam Teknik Melempar ....................................... 17
2.4 Macam-macam Teknik Menangkap Bola ............................ 18
2.5 Macam-macam Teknik Memukul ......................................... 19
3.1 Siklus Alur PTK .................................................................... 24
3.2 Alur Permainan Kasti .......................................................... 26
3.3 Posisi Regu Penjaga dan Regu Pemukul ............................ 27
4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I ................................... 37
4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II .................................. 41
4.3 Hasil Angket Motivasi Siswa ................................................ 42
4.4 Hasil Angket Minat Siswa .................................................... 44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 : Usulan Judul Skripsi 50
2 : SK Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi 51
3 : Ijin Observasi Dari Fakultas 52
4 : Ijin Penelitian Dari Fakultas 53
5 : Surat Pengantar Dari Dinas UPPT 54
6 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SD 55
7 : Daftar siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang
kec.Lebakbarang Kab.Pekalongan Tahun Ajaran
2015/2016 ..................................................................
56
8 : Silabus Permainan Bola Kecil 57
9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus I ) ....... 58
10 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus II ) ...... 64
11 : Hasil Belajar Pra Siklus .............................................. 70
12 : Lembar Penilaian ....................................................... 71
13 : Hasil Belajar Siklus I ................................................... 72
14 : Hasil Belajar Siklus I ( Afektif ) ................................... 73
15 : Hasil Belajar Siklus I ( Kognitif ) ................................. 74
16 : Hasil Belajar Siklus I ( Psikomotor ) ........................... 75
17 : Hasil Belajar Siklus II .................................................. 76
18 : Hasil Belajar Siklus II ( Afektif ) .................................. 77
19 : Hasil Belajar Siklus II ( Kognitif ) ................................ 78
20 : Hasil Belajar Siklus II ( Psikomotor ) .......................... 79
21 : Angket Minat Siswa Kelas IV SD Negeri 01
Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab. Pekalongan
Tahun Ajaran 2015/2016 ............................................
80
22 : Angket Motivasi Siswa Kelas IV SD Negeri 01
Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab.Pekalongan Tahun
Ajaran 2015/2016 ............................................
81
23 : Soal Evaluasi Pembelajaran Siklus I ........................... 82
24 : Soal Evaluasi Pembelajaran Siklus II .......................... 83
25 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) adalah
kelompok pelajaran wajib yang ada dalam kurikulum pembelajaranpada tingkat
satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD)/sederajat.Mata pelajaran penjasorkes
merupakan mata pelajaran yang mempunyai aspek-aspek yang sangat luas,
tidak hanya betujuan untuk meningkatan aspek fisik saja, namun penjasorkes
berusaha untuk meningkatkan kemampuan sosial dengan melatih siswa bersifat
jujur dan sportif, mengembangkan kerja sama, meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan nilai-nilai ataupun sikap dalam dirinya.
Dengan menggunakan metode atau model dan pendekatan yang sesuai
dengan kondisi sekolah, maka tujuan pembelajaran penjasorkes akan dapat
dicapai. Dengan kenyataan yang ada di sekolah dari hasil observasi yang di
lakukan di Sekolah Dasar Negeri 01 Lebakbarang pada tanggal 30 Oktober
2015 wawancara langsung dengan Bapak Sarofi selaku guru Penjasorkes
Sekolah Dasar Negeri 01 Lebakbarang banyak masalah dalam proses belajar
mengajar khususnya untuk permainan bola kecil banyak kendala seperti sarana
yang digunakan dalam materi penjaskes itu sendiri kurang sesuai dengan kondisi
siswa yang ada di sekolah,sehingga akan menjadi kendala tujuan dari
pembelajaran tersebut tidak akan dapat terwujud dengan baik.
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran penjasorkes secara
maksimal,maka pembelajaran penjasorkes harus diajarkan dengan
metode,model, dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah
2
yang bersangkutan. Akan tetapi yang menjadi masalah itu adalah materi
penjasorkes itu sendiri yang dianggap menyusahkan siswa menjadi tidak aktif
dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Kondisi ini akan menyebabkan
proses belajar penjasorkes tidak bisa maksimal sehingga tidak dapat mencapai
kriteria ketuntasan yang telah ditentukan pada kurikulum.
Modifikasi model pembelajaran dalam penjasorkes sangat penting untuk
diketahui dan dilaksanakan oleh para guru pendidikan jasmani. Dengan
modifikasi siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti
pembelajaran,meningkatkan prestasi,siswa dapat melakukan gerak secara
benar (Lutan,1988). Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang
ada di dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahapan perkembangan
kognitif,efektif dan psikomotor siswa.
Guru merupakan kunci sukses dari segala kegiatan pembelajaran
penjasorkes di sekolah. Oleh karena itu kemampuan, kreatifitas dan inovasi
seorang guru mutlak diperlukan dalam keberhasilan pembelajaran tersebut.
Permasalahan ini akan dapat diselesaikan dengan cara meneliti model
pembelajaran penjasorkes di sekolah dengan memodivikasi alat-alat yang
digunakan dalam pembelajaran penjaskes. Dalam hal ini peneliti mengambil
materi permainan bolas kasti yang menggunakan pemukul modifikasi dan bola
lunak atau disebut kasbollun (kasti bola lunak).
Hasil observasi awal penelitian di sekolah Dasar Negeri 01 Lebakbarang
Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan sekolah ini mempunyai fasilitas lapangan
yang cukup dan alat yang cukup untuk berlangsungnya proses pembelajaran
terutama untuk penjasorkes. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
penjasorkes Sekolah Dasar 01 Lebakbarang dalam penyampaian materi tidak
ada kesulitan.Yang menjadi masalah dalam pembelajaran yaitu hasil dari
3
penyampaian materi yang diberikan ada beberapa siswa tidak sesuai dengan
harapan guru. Dari penyerapan materi yang diberikan muncul berbeda-beda dari
siswa, seperti kesulitan manipulatif dalam melempar 75% sedangkan menangkap
50% variasi melempar melambung 60% memukul dengan alat asli pemukul kasti
30%. Akan tetapi proses pembelajarannya belum dapat dilaksanakan dengan
optimal karena terbentur permasalahan alat dan peraturan yang digunakan
dalam permaianan tersebut sehingga di pandang perlu untuk memodifikasi
sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan memodifikasi alat yang
ada dalam permainan bola kasti.
Alat pemukul dalam permainan bola kasti yang digunakan untuk memukul
bola, pada prakteknya tidak bisa di gunakan secara maksimal oleh siswa sekolah
dasar di sebabkan karna anak susah untuk memukul nola mengenai
sasaran,.Selain itu salah satu peraturan permainannya yaitu dalam mematikan
lawan dengan cara melemparkan bola kebadan, membuat siswa merasa takut
karena lemparan yang keras pada tubuh akan terasa sakit dan membuat siswa
kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran bola kasti.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terinspirasi untuk mengadakan
penelitian pembelajaran bola kasti dengan judul “Upaya meningkatkan hasil
belajar permainan bola kecil melalui permainan kasbollun bagi siswa kelas IV
SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran
2015 / 2016”
Adapun alasan penulis judul penelitian tersebut ialah karena dengan
memodifikasi alat pemukul bola kasti, siswa memiliki peluang memukul mengenai
sasaran lebih besar, sehingga siswa akan lebih aktif dan antusias dalam
bermain bola kasti. Selain itu dengan memodifikasi bola kasti dengan bola
4
lunak, sebaliknya siswa akan lebih aktif bergerak dan dapat bermain bola kasti
secara optimal.
1.2 Perumusan Masalah
Dari hasil observasi dan dengan temuan permasalahan yang ada maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:” Apakah Kasbollun pada
materi permainan bola kecil dapat meningkatkan hasil pembelajaran penjaskes
Pada siswa IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab. Pekalongan
Tahun Ajaran 2015 / 2016 ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Menulis dan mengembangkan permaian kasbollun pada materi permainan
bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang
Kab.Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini di bedakan menjadi 3 kategori yaitu kegunaan bagi
siswa, kegunaan bagi guru, dan kegunaan bagi sekolahan.
1.4.1 Kegunaan bagi siswa
1) Memberikan pengalaman gerak pada anak sehingga semakin banyak jenis
dan bentuk permainan yang dilakukan anak akan semakin kaya
pengalaman geraknya
2) Merangsang dan mengingatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
3) Menyalurkan kelebihan tenaga kepada anak.
4) Memanfatkan waktu tenggang.
5) Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani.
6) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada anak, terutama untuk
memenuhi rasa ingin tahu anak.
7) Mengembangkan kemampuan koknitif, efektif, dan psikomotor.
5
8) Menanamkan kerjasama, rasa sosial, dan saling tolong menolong.
9) Mencapai prestasi dalam suatu pertandingan.
1.4.2 Kegunaan bagi guru
1) Memberi alternatif baru dalam metode pembelajaran permainan bola kecil
yang diterapkan oleh guru.
2) Menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan.
3) Memberi wawasan baru permainan bola kecil dengan modifikasi permainan
kasbollun ( kasti bola lunak)
4) Bagi guru sebagai wacana baru untuk memperoleh informasi ilmiah tentang
inovasi model pembelajaran penjasorkes di Sekolah Dasar ( SD )
1.4.3 Kegunaan bagi sekolah
1) Meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya prestasi belajar
siswa.
2) Sebagai masukan yang positif dalam upaya proses belajar dan mengajar di
masa yang akan datang.
3) Bagi sekolah dapat dijadikan referensi model pembelajaran penjasorkes
dalam membantu meningkatkan prestasi olahraga di tingkat Sekolah Dasar
(SD).
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman. Tingkah
laku bisa berarti sesuatu yang tampak seperti berjalan, berlari, berenang,
melakukan shooting ataupun juga bisa sesuatu yang tidak tampak seperti
berpikir, bersikap, dan berperasaan. Adapun pengalaman bisa berbentuk
membaca, mendengarkan, melihat, melakukan baik secara mandiri maupun
bersama orang lain (Ali Maksum, 2008:11).
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku itu mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap (Husdarta dan Yudha M Saputra,
2000:2).
Belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil
dari praktik atau pengalaman (Morgan et.al. dalam Ahmad Rifa’I dan Catharina
Tri Anni, 2010:82).
Pengertian belajar dari ketiga definisi tersebut adalah belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku akibat dari interaksi yang dilakukan individu
dengan lingkungannya dimana perubahan tersebut relatif permanen. Proses
belajar dapat berlangsung secara pasif maupun aktif. Belajar pasif terjadi apabila
individu hanya bereaksi terhadap stimulus yang diberikan.Sementara belajar aktif
terjadi apabila individu tidak hanya bereaksi ketika ada stimulus, tetapi juga
proaktif melakukan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang diinginkannya.
7
2.1.2 Belajar Gerak
Belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam
memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak (motor skills). Sebab
keterampilan gerak sangat terikat dengan latihan dan pengalaman individu yang
bersangkutan.Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan,
pengalaman, atau situasi belajar pada gerak manusia (Amung Ma’mun dan
Yudha M. Saputra, 2000:3).
Belajar motorik adalah perubahan internal dalam bentuk gerak (motor)
yang dimiliki individu yang disimpulkan dari perkembangan prestasinya yang
relatif permanen dan ini semua merupakan hasil dari suatu latihan (Phil Yanuar
Kiram, 1992:2).
Pengertian belajar gerak dari kedua pendapat diatas adalah proses belajar
yang melibatkan perubahan gerak menjadi semakin sempurna dan sifatnya relatif
permanen terhadap individu tersebut.
Ada 3 tahapan dalam belajar gerak (motor learning), yaitu :
1. Tahapan verbal kognitif
Pada tahapan ini, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara
lengkap mengenai bentuk gerak baru kepada peserta didik. Sebagai pemula,
mereka belum memahami mengenai apa, kapan, dan bagaimana gerak itu
dilakukan. Oleh karena itu kemampuan verbal kognitif sangat mendominasi
tahapan ini.
2. Tahapan gerak (motorik)
Pada tahapan ini, fokusnya adalah membentuk organisasi pola gerak yang
lebih efektif dalam menghasilkan gerakan.Biasanya yang harus dikuasai peserta
didik pertama kali dalam belajar motorik adalah kontrol dan konsistensi sikap
berdiri serta rasa percaya diri.
8
3. Tahapan otomatisasi
Pada tahapan ini, setelah peserta didik banyak melakukan latihan, secara
berangsur-angsur memasuki tahapan otomatisasi.Disini motor program sudah
berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dengan waktu
singkat.Peserta didik sudah menjadi lebih terampil dan setiap gerakan yang
dilakukan lebih efektif dan efisien (Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra,
2000:3).
Pembelajaran gerak pada umumnya memiliki harapan dengan munculnya
hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah berupa penguasaan keterampilan.
Keterampilan siswa yang tergambarkan dalam kemampuannya menyelesaikan
tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh siswa tersebut
mampu menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu.
Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak tersebut
maka semakin baik keterampilan yang dikuasai oleh siswa tersebut.Dengan
demikian, maka keterampilan menunjuk pada kualitas tertentu dari suatu tugas
gerak.
2.1.3 Pengertian Pembelajaran
Gagne (dalam Achmad Rifa’i RC dan Chatarina Tri Anni, 2010:192)
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal
peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.
Menurut Briggs (dalam Achmad Rifa’i RC dan Chatarina Tri Anni,
2010:193) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang
mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu
memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.
9
Pengertian pembelajaran adalah usaha pendidik membentuk tingkah laku
yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan
stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku peserta didik ( Achmad Rifa’i RC dan
Chatarina Tri Anni, 2010:192).
Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan
peserta didik atau antar peserta didik. Dari beberapa penjelasan di atas dapat
disimpulkan pengertian pembelajaran yaitu serangkaian usaha yang dilakukan
pendidik untuk membentuk tingkah laku peserta didik dengan melibatkan faktor
eksternal seperti lingkungan belajarnya.
2.1.4 Pengertian Pendidikan Jasmani
Menurut Siedentop dalam Husdarta (2010:142) menyatakan bahwa
pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pendidikan. Artinya pendidikan jasmani menjadi salah satu media untuk
membantu ketercapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan yang diharapkan
dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan pembangunan manusia.
Menurut Achmad Paturusi (2012:1), Pendidikan jasmani dan olahraga pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik (jasmani)
dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik
dalam hal fisik, mental serta emosional.
Sesuai dengan asas dan landasan pendidikan jasmani yang diterbitkan
oleh Depdikbud (1992:4), pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan
dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang
berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan.
Pendidikan jasmani dari ketiga pendapat tersebut adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktifitas fisik untuk memperoleh perubahan baik fisik, mental serta
emosional untuk membantu mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan.
10
Menurut Hough, dkk dalam Rusli Lutan (2000:3), mendefinisikan
mengajar sebagai proses penataan manusia, materi dan sumber-sumber
untuk keperluan kelancaran proses belajar. Khususnya untuk pendidikan
jasmani, penataan dalam proses pembuatan perencanaan mengajar
pendidikan jasmani nampak lebih penting mengingat lingkungan
belajarnya yang agak unik. Pentingnya suatu perencanaan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Waktu mengajar yang relatif terbatas
Jumlah waktu yang relatif terbatas untuk mengajar pendidikan
jasmani merupakan salah satu faktor pentingnya membuat perencanaan
pengajaran.Rata-rata frekuensi mengajar pendidikan jasmani dalam
seminggu adalah satu kali dengan jumlah waktu sekitar 2 x 40 menit.
2. Jumlah siswa dan fasilitas
Jumlah siswa yang cukup banyak peralatan dan fasilitas yang relatif
terbatas akan mempengaruhi teknik dan strategi mengajar agar tujuan
pengajaran dapat tercapai dengan baik.
3. Latar belakang guru
Walaupun kemungkinan besar semua guru pendidikan jasmani
adalah lulusan dari lembaga persiapan guru pendidikan jasmani, tetapi
tidak menutup kemungkinan guru pendidikan jasmani harus mengajar
pelajaran yang tidak diperolehnya waktu mengikuti pendidikan.Dalam hal
ini perencanaan pengajaran sangat membantu guru agar dapat mengajar
dengan baik.
4. Karakteristik siswa
11
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti
kemampuan fisik, pengetahuan, minat, lingkungan sosial, ekonomi dan
letak geografinya.Semuaitu memerlukan perencanaan yang baik sehingga
semua ikut belajar
belajar sesuai dengan tingkat kemampuan dari perkembangannya.
5. Keterlibatan guru lain
Terkadang guru pendidikan jasmani memerlukan bantuan guru lain untuk
mengawasi program yang diberikan siswa. Dalam kasus demikan perencanaan
perlu dibuat sehingga guru yang terlibat pasti tahu arah, tujuan, dan jenis
kegiatan yang harus dilakukan siswa yang diawasinya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses mengajar pada
dasarnya adalah proses penataan yang akan selalu melibatkan proses
sebelum pelaksanaan (perencanaan), pelaksanaan (melaksanakan
perencanaan), dan proses setelah pelaksanaan (evaluasi) (menurut
Hough, dkk dalam Rusli Lutan, 2000:3).
2.1.5 Tujuan Pendidikan Jasmani
Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui
aktifitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai
melalui pendidikan jasmani mencakup perkembangan individu secara
menyeluruh.Artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya melalui aspek
jasmani saja, tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.
Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam 4
kategori, yaitu :
12
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
aktifitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang
(physical fitness).
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan gerak
secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).
3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir
dan menginterpretasikan keseluruh pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke
dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
pengetahuan, sikap dan tanggung jawab siswa.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat (Adang
Suherman, 2000:22).
2.1.6 Konsep Bermain
Menurut Johan Huizinga dalam Husdarta (2010:130), memaparkan
karakteristik bermain sebagai aktifitas yang dilakukan secara bebas dan
sukarela.Berbeda dengan motif bermain pada anak yang dilakukan karena
merupakan dorongan naluri yang berguna untuk merangsang perkembangan
fisik dan mentalnya, pada orang dewasa, bermain dilakukan sebagai kebutuhan,
tanpa paksaan dan dilaksanakan karena orang mau melaksanakannya.
Menurut Sukintaka (1992:7) bermain merupakan aktifitas yang dilakukan
dengan suka rela atas dasar rasa senang.Bermain dengan rasa senang
menumbuhkan aktivitas yang dilakukan secara spontan. Bermain dengan rasa
senang, untuk memperoleh kesenangan, menimbulkan kesadaran agar bermain
dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan kerja sama dengan
teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman, patuh pada
peraturan, dan mengetahui kemampuannya sendiri.
13
Konsep bermain dari definisi diatas yaitu aktifitas yang dilakukan dengan
sukarela dan senang tanpa adanya paksaan.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, terdapat mata pelajaran yang
sifatnya permainan.Permainan tersebut dibedakan menjadi dua yaitu permainan
bola kecil dan permainan bola besar. Untuk permainan bola kecil antara lain :
tenis meja, kasti, rounders, softball, dan bulutangkis. Sedangkan permainan bola
besar yaitu : sepak bola, bola basket dan bola voli.
2.1.7 Permainan Kasti dengan menggunakan bola lunak (Kasbollun)
2.1.7.1. Peraturan Permainan
Jumlah pemain kasbollun setiap regu dapat terdiri dari 12 orang (dengan 5
orang sebagai cadangan). Tiap pemain diberi nomor dada dari 1 sampai 12.
Salah seorang bertindak sebagai kapten regu. Ada beberapa peraturan dalam
permainan Kasbollun yaitu Kasbollun dimainkan oleh 2 regu berjumlah 12 orang.
Regu yang main disebut regu pemukul regu yang jaga disebut regu penjaga.
Tiang pertolongan terbuat dari bahan yang tidak mudah patah, seperti kayu.
Tiang pertolongan ditancapkan di tengah lingkaran dengan jari-jari 1 meter dan
tinggi tiang pertolongan dari tanah ialah 1,5 meter, jarak tiang pertolongan
dengan garis pemukul adalah 5 meter dan jarak dari garis samping 5 meter.
Daerah bebas dalam permainan kasbollun ada 1 (satu), ruang bebas
berada di ujung lapangan permainan dengan lebar 5m, Pemain yang sudah
berada di tiang bebas aman dari incaran pemain penjaga yang memegang bola,
Permainan berlangsung dalam dua babak. Tiap babak berlangsung selama 20
menit. Tiap babak diselingi istirahat 10 menit.
Seorang pemain dari regu pemukul dinyatakan mati apabila regu penjaga
berhasil melemparkan bola pada lawan yang berada ditengah lapangan
permainan selama perjalanan pelari, Bola mati adalah bola yang sudah tidak bisa
14
dimainkankembali di dalam permainan atau lapangan. Adapun beberapa bola
yang dianggap mati antara lain: Bola dipegang pelambung dan pelambung berdiri
pada tempatnya, apabila pada pukulan salah atau tidak kena dan apabila bola
hilang sehingga dicari tidak ketemu serta terjadi pergantian bebas.
Penjaga berhasil menangkap bola pukulan dari lawan tanpa terjatuh
terlebih dahulu ketanah mendapatkan point satu, apabila regu penjaga sudah
mengumpulkan 3 point hasil dari mematikan lawan ataupun tangkapan bola hasil
pukulan lawan.
Setiap pemain berhak satu kali memukul, kecuali pemain teakhir berhak
memukul sebanyak tiga kali pukulan, Sesudah pemukul. Apabila alat itu berada
diluar, pemain tersebut tidak mendapat nilai, kecuali ia segera membetulkannya
kembali, Pukulan dinyatakan benar apabila Bola setalah dipukul lewat garis
pemukul dan jatuh atau mengenai benda yang berada didalam lapangan
permainan, Bola setelah di pukul melewati garis pemukul dan jatuh atau
mengenai di luar lapangan setelah melewati bendera atau pembatas lapangan
permainan.
Regu penjaga bertugas Mematikan lawan, Menangkap langsung bola yang
dipukul, Memasukan bola kedalam keranjang ditengah lapangan permainan,
Membakar ruang bebas, jika ruang bebas kosong, Pelambung bertugas
Melambungkan bola secara wajar sesuai dengan permintaan pemukul, Jika bola
yang dilambungkan tidak terpukul, si pelambung harus mengulang lagi, Jika
sampai tiga kali berturut-turut bola tidak terpukul, si pemukul dapat lari bebas ke
tiang perhentian I.
Perhitungan Nilai, Pemain pemukul berhasil berlari ketempat tiang
pertolongan, tiang bebas dan kembali masuk home/ruang bebas secara
bertahap, Pukulan dilakukan dengan benar dan dapat kembali masuk
15
home/ruang bebas tanpa berhenti pada tiang pertolongan dan daerah bebas,
mendapatkan nilai dua, Regu penjaga berhasil menangkap langsung bola yang
dipukul (bola tangkap), mendapatkan poin satu, Pemenang adalah regu yang
berhasil mengumpulkan angka atau nilai terbanyak.
2.1.7.2 Lapangan Kasti
L apangan permainan Kasti berbentuk empat persegi panjang dengan
ukuran luas nya adalah lebih kurang panjang 60 dan lebar 30 meter (tidak
mutlak). 5 meter dari panjang lapangan dipergunakan untuk ruangan tempat
penjaga belakang, tempat pemukul, tempat pelambung, dan tempat pemain
pemukul. Lapangan dilengkapi dengan tiang pertolongan yang diletakkan dengan
jaraknya 5 Meter dari garis pemukul dan 5 Meter dari garis samping. Sedangkan
tiang hinggap ada 2 buah yang masing-masing nya diletakan berjarak 10 Meter
dari tiang yang lainnya, 10 Meter dari garis belakang dan juga 5 meter dari garis
samping bagian pangkal lapangan terdapat ruangan atau petak pemukul juga 5 x
5 Meter dari garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada dua buah yang
masing-masing nya berjarak 10 meter dari tiang yang lainnya 10 Meter dari garis
belakang dan juga 5 Meter dari garis samping.
2.1.7.3 Lapangan Kasti Bola Lunak
Peralatan kayu pemukul bola, bola kecil lunak, bendera lapangan, corn,
peluit, papan skor, nomor punggung siswa, tali, pasak.
16
5M 45 M 10 M
Gambar 2.1Lapangan Kasti ( ukuran 60 m x30 m )
Keterangan : P1 : Tempat Pelempar (pelambung) P2 : Tempat Pemukul B1 : Tiang pertolongan pertama B2 : Tiang bebas Home : Ruang bebas
2.1.7.4. Peralatan Kasbollun :
Gambar 2.2. Pemukul Kasti Modifikasi
Alat pemukul adalah kayu (bukan logam) yang bentuknya persegi panjang
yang panjang nya 70 cm dengan lebar bidang untuk memukul bola adalah 10 cm
sedangkan tebal kayu pegangan 2 cm. Bola yang digunakan adalah bola lunak
(bola tonnis).
2.1.7.5. Teknik Dasar Permainan Kasti bola lunak
Dalam bermain kasbollun terdapat beberapa teknik dasar dan teknik
perorangan yang perlu dikuasai sama halnya seperti permainan bola kecil
lainnya, teknik keterampilan dasar yang perlu dipelajari dan dikuasai diantaranya
sesuai dengan teknik yang sudah dipelajari pada teknik dasar bermain bola kasti
diantaranya adalah melempar bola, menangkap bola, memukul bola, jalan dan
lari dan cara bermain kasbollun. Anak-anak yang sudah menguasai ketrampilan
dalam memukul bola dan berlari dengan kecepatan tinggi akan mudah dalam
membuat angka untuk regunya.
Lemparan merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola kasti
ada beberapa macam teknik dalam melempar bola seperti lemparan dengan
17
ayunan atas yang bertujuan agar bola dengan mudah ditangkap oleh teman,
lemparan hendaknya setinggi dada dan jalannya bola mendatar, lemparan bola
ayunan samping yaitu bola dilambungkan kuat kearah atas sedang arah bola
harus tertentu tepat pada sasaran hingga mudah untuk ditangkap, dan lemparan
bola bawah yaitu bola dilemparkan dengan cara di gelindingkan menyusuri tanah
tetapi dengan arah yang sesuai dan tepat sehingga mudah diterima/ditangkap,
teknikmelempar bola dengan lecutan tangan bertujuan untuk melambungkan
atau mengoper bola pada teman yaitu bola digenggam dengan jari-jari dan
dorong kuat.
Gambar 2.3. Macam-macam Teknik Melempar (Sumber Buku Penjasorkes BSE)
Menangkap bola merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh
pemain bola kasti, sikap badan dan posisi tangan pada saat menangkap bola
sangat tergantung pada datangnya bola. macam-macam cara atau tekhnik dalam
melakukan tangkapan dalam permainan bola kasti seperti menangkap bola
bergulir ditanah, menangkap bola lambung dan menangkap bola lurus.
Menangkap bola bergulir ditanah caranya menahan bola dengan seluruh badan
yaitu sikap berdiri, sikap duduk berlutut dan sikap berjongkok.
18
Cara menangkap bola melambung dengan menggunakan kedua tangan
yang dijulurkan kearah datangnya bola, cara menangkap bola lurus yaitu apabila
bola datangnya mendatar dan tepat didepan dada, pada saat bola tertangkap
jari-jari segera ditutup dan kedua tangan ditarik kebelakang supaya bola tidak
lepaskembali. Akan tetapi apabila datangnya bola dari samping kanan atau kiri
badan maka caranya dengan salah satu atau kedua tangan dijulurkan kesamping
kanan atau kiri badan, berikut gambar teknik menangkap bola.
Gambar 2.4 Macam-macam Teknik Menangkap Bola (Sumber Buku Penjasorkes BSE)
Disamping cara melempar bola dan cara menangkap bola satu lagi teknik
yang perlu dikuasai oleh pemaian yaitu teknik memukul bola yang sangat
bervariasi berdasarkan arah datangnya bola dan arah pukulan yang dapat
isesuiakan oleh pemain pemukul dengan sekencang mungkin agar dapat
membuat nilai dari pukulannya sendiri.
Memukul bola dengan ayunan adalah bertujuan untuk memberikan
kemungkinan jarak pukulan yang jauh agar dapat menolong teman yang akan
berlari dari ruang bebas berlari menuju daerah bebas atau home, sedangkan
19
pukulan tanpa ayunan biasanya bertujuan agar hasil dari pukulan bola tidak
terlalu jauh akan tetapi penempatan bola dapat sangat tepat dihasilkan dari
pukulan tanpaayunan ini, pukulan yang baik dihasilkan dari teknik atau cara yang
baik pula. Posisi tubuh pada teknik memukul dengan ayunan dan tanpa
ayunan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.5 Macam-macam Teknik Memukul (Sumber Buku Penjasorkes BSE)
2.2. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari.
Permasalahan umum yang dihadapi dalam pembelajaran penjas adalah
kurangnya sarana prasarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Siswa
berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan
mengaplikasikan apa yangdisampaikan oleh guru. Selain itu proses
pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran
yang dapat memancing peran aktif dan minat siswa.
20
Modifikasi merupakan suatu cara atau usaha yang dilakukan guru berupa
rancangan model pembelajaran yang baru dan lebih variatif untuk menarik minat
siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan dapat menciptakan
perubahan, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. Penggunaan modifikasi
dalam pelaksanaan tindakan tiap dengan topik materi yang akan dipelajari,
seperti dalam penelitian ini lempar tangkap bola menggunakan sasaran
keranjang. Dengan modifikasi ini anak dapat merasa lebih senang, aktif bergerak
dan lebih bergairah pada saat mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan di sekolah, karena pembelajaran ini menggunakan permainan
dan alat yang lebih menarik.
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Permaianan Kasbollun pada permainan bola kasti dapat meningkatkan
hasil belajar penjaskes bagi siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kab.
Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016.Peningkatan hasil belajar permainan bola
kecil melalui permainan kasbollun kususnya kasti dapat dilihat dari tingkat
ketuntasan nilai siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase nilai
ketuntasannya mencapai 74,97%, dan siklus II mencapai 76,41%. Peningkatan
hasil belajar bola kecil kususnya kasti melalui permainan kasbollun dari siklus I
ke siklus II adalah sebesar 1,44%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah peneliti paparkan
di atas agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil
yang optimal bagi siswa, maka peneliti sampaikan beberapa saran antara lain:
1. Untuk Guru
a. Guru hendaknya menggunakanmodifikasialat sesuai dengan
pembelajaranpenjasorkes. Karena hal ini telah peneliti buktikan mampu
meningkatkan hasilbelajar siswa.
b. Guru hendaknya bukan hanya menjadi orang yang hanya dapat
bebicara tentangpeningkatan mutu penidikan tetapi lebih berupaya
melakukan tindakan nyatadalam perbaikan pembelajaran.
48
2. Untuk Siswa
a. Siswa senantiasa rajin mengikuti proses pembelajaran di sekolah dan
jangan takutmencoba permainan kasti.
b. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk berolahraga demi menjaga
kesehatanjasmani dan rohani.
3. untuk sekolah
a. Bagi sekolah dapat dijadikan referensi model pembelajaran penjasorkes
dalam membantu meningkatkan prestasi olahraga di tingkat Sekolah
Dasar (SD).
b. Sebagai masukan yang positif dalam upaya proses belajar dan
mengajar di masa yang akan datang.
49
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Paturusi. 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga.Jakarta: Rineka Cipta.
Achmad Rifa’i dan Chatarina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan.Semarang : Unnes Press.
Adang Suherman. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Adang, Suherman, 2000. prinsip – prinsip perkembangan dan modifikasi permainan. Semarang, Depdiknas
Ali Maksum. 2008. Psikologi Olahraga Teori dan Aplikasi.Surabaya : Unesa University Press.
Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra.2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Bahan Ajar. 2014. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sekolah dasar Kelas IV Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Edy Sih Mitranto & Slamet. 2010. Buku Paket Penjasorkes Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Husdarta. 2010. Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung : Alfabeta.
Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sarofi. RPP Kriterian Penilaian Pembelajaran
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Utama.
Sukintaka.1992. Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Supriyanti.2009.Bermain Kasti.Jln.raya Semarang- Demak: Aneka Ilmu
Trianto.2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktek.Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Zainal aqib,Siti jaiyaroh,Eko Diniati dan Khusnul Khotimah.2009.penelitian tindakan kelas untuk guru SD,SLB dan TK.Bandung:Yrama widya
______ . 2012. Kurikulum SD Negeri 01Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab.pekalongan