upaya meningkatkan hasil belajar tolak peluru …/upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA
ORTODOKS MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU
PEMBELAJARANPADA SISWA KELAS
VIII A SMP NEGERI 10 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
KARTIKA CANDRA RINI
NIM K4608018
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Kartika Candra Rini
NIM : K 4608018
Jurusan/ Program Studi : POK/ Penjaskesrek
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ’’UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR TOLAK PELURU GAYA ORTODOKS MELALUI
PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARANPADA SISWA KELAS
VIII A SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerimasanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Kartika Candra Rini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA
ORTODOKS MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS
VIII ASMP NEGERI 10 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
KARTIKA CANDRA RINI
NIM K4608018
Skripsi
diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan JasmaniKesehatan dan Rekreasi
JurusanPendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I
Drs. Budhi Satyawan, M.Pd
NIP. 19650909 199403 1 003
Pembimbing II
Rony Syaifullah, S.Pd, M.Pd
NIP. 19760826 200212 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Agus Mukholid, M. Pd
Sekretaris :Waluyo, S. Pd, M. Or
Anggota I : Drs. Budhi Satyawan,M.Pd
Anggota II :Rony Syaifullah, S.Pd, M. Pd
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Kartika Candra Rini.UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK
PELURU GAYA ORTODOKS MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU
PEMBELAJARANPADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 10
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012.Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli2012.
Penelitian ini bertujuan untuk:Meningkatkan efektifitas penggunaan alat bantu
pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajartolak peluru gaya ortodoks pada
siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakartatahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom
Action Researchyang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi dalam setiap siklus dan penelitian ini selesai pada dua siklus.
Subjekdalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 10
Surakartatahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 20
siswa putri dan 15 siswa putra.Data penelitian ini diperoleh melalui pengamatan oleh
peneliti dan kolaborator selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut
merupakan hasil belajartolak peluru gaya ortodokssiswa yang diperoleh melalui
lembar observasi yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis secara
deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat
bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya ortodokspada
siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakartatahun ajaran 2011/ 2012, adapun hasil
belajar pada kondisi awal 25,71 % atau 9 siswa, pada akhir siklus I menjadi 65,71 %
atau 23 siswa dan pada akhir siklus II menjadi 85,71 % atau 30 siswa.
Kata kunci : hasil belajar, tolak peluru gaya ortodoks, penggunaan alat bantu
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
# Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah (Lessing) #
# Saya datang, saya bimbingan, saya revisi, saya ujian, dan saya revisi kembali dan
akhirnya saya menang! (Penulis) #
# Pada akhirnya, orang-orang yang gagal hanyalah mereka yang tidak pernah
mencoba(David Viscott) #
# Hidup tidak untuk menyelesaikan satu masalah, banyak masalah yang menunggu
yang harus diselesaikan, jadi jangan tunda masalah yang kamu hadapi sekarang
(Penulis) #
#Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan,
kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan(General Collin Powell) #
# Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini, melakukan
yang terbaik. Tuhan pastikan menunjukkan Kebesaran dan Kuasa-Nya, pada
hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa(D‟Massiv) #
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
Bapak Ibu tercinta serta Kakakku, keberadaanya memacuku untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Kepala Sekolah dan Guru Penjas serta segenap keluarga besar SMP Negeri
10 Surakarta yang selalu memberikan pengarahan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Kakak-kakak senior di Kos Bido yang selalu memberiku semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Saudara-saudara saya yang menjadi lahan tawa disela-sela penatnya
mengerjakan skripsi.
Rekan-rekan angkatan „08
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan dengan kesungguhan hati kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan berkat dan karunia-Nya yang setiap waktu
penulis terima dan rasakan, sehingga penyelesaian skripsi ini dapat tepat
waktu.Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mangalami hambatan, tetapi berkat
bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Budhi SatyawanM.Pdsebagai pembimbing I dan Rony Syaifullah, S.Pd, M.
Pdsebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam menyusun skripsi.
5. Kepala SMP Negeri 10 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat
guna pengambilan data dalam penelitian.
6. Slamet S. R, S. Pd. , selakuGuru Penjas serta segenap keluarga besar SMP Negeri
10 Surakarta yang telah memberikan ijin dan dukungannya dalam penelitian ini.
7. Siswa kelas V III A SMP Negeri 10 Surakartayang telah bersedia menjadi sampel
penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8
1. Tolak Peluru
a. Pengertian Tolak Peluru ................................................. 8
b. Teknik Tolak Peluru ……………………………………. 8
1) Cara Memegang Peluru ........................................... 9
2) Sikap Badan Pada Waktu Akan Menolak…………… 10
3) Cara Menolakkan Peluru …………………………….. 10
4) Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru ……............ 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
5) Cara Mengambil Awalan …………………………. … 12
2. Pembelajaran ……………………………………………….. 13
a. Pengertian Pembelajaran ................................................. 13
b. Tujuan Pembelajaran ....................................................... 14
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ...................................... ..... 16
d. Ciri-Ciri Pembelajaran ..................................................... 17
e. Perencanaan Pembelajaran ……………………………... 19
3. Media Pembelajaran .............................................................. 19
a. Pengertian Media Pembelajaran ....................................... 19
b. Pentingnya Pemanfaatan Media .................................. .... 20
c. Macam Macam Media Pembelajaran ............................... 21
d. Kriteria Pemilihan Media ………………………………. 22
4. Alat Bantu Pembelajaran ....................................................... 23
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran ................................ 23
b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik ...................... 24
5. Alat Bantu Pembelajaran Tolak Peluru ................................ 25
B. Kerangka Berpikir .................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 31
A. Tempatdan Waktu penelitian .................................................. 31
1. Tempat Penelitian ................................................................. 31
2. Waktu Penelitian .................................................................. 31
B. Subyek Penelitian .................................................................... 31
C. Sumber Data ........................................................................... 32
D. Pengumpulan Data .................................................................. 32
E. Uji Validitas Data ………………………………………….… 33
F. Analisis Data ............................................................................ 34
G. Indikator Kinerja Penelitian .................................................... 34
H. Prosedur Penelitian…………...………………………………. 35
1. Rancangan Siklus I ................................................................ 38
a. Tahap Perencanaan ......................................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan ................................... 38
c. Tahap Observasi ............................................................. 39
d. Refleksi (Evaluasi) ......................................................... 39
2. Rancangan Siklus II ............................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 40
A. Deskripsi Kondisi Awal ........................................................ 40
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ................................... 44
1. Siklus I ............................................................................. 44
a. Tahap Perencanaan .................................................... 44
b. Tahap Pelaksanakan................................................... 44
1) Pertemuan Pertama ............................................. 44
2) Pertemuan Kedua ................................................ 46
c. Pengamatan Tindakan I ............................................. 47
1) Pengamatan Proses Pembelajaran ......................... 47
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran ............... 49
d. Tahap Refleksi Tindakan I......................................... 53
2. Siklus II ............................................................................. 55
a. Tahap Perencanaan .................................................... 55
b. Tahap Pelaksanakan................................................... 55
1) Pertemuan Pertama ............................................... 55
2) Pertemuan Kedua .................................................. 57
c. Pengamatan Tindakan II ............................................ 59
1) Pengamatan Proses Pembelajaran ......................... 59
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran ............... 60
d. Tahap Refleksi Tindakan II ....................................... 64
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... 65
A. Simpulan .................................................................................. 65
B. Implikasi .................................................................................. 66
C. Saran ........................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 67
LAMPIRAN– LAMPIRAN ……………………………………………….. 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.Cara Memegang Peluru ................................................................................... 9
2.Sikap Badan dan Letak Peluru ......................................................................... 10
3.Sikap Badan Pada Waktu Akan Menolak ........................................................ 10
4.Cara Menolakkan Peluru .................................................................................. 11
5.Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru ........................................................ 12
6.Cara Mengambil Awalan ................................................................................. 12
7. Menolakan Bola Masuk Kedalam Simpai....................................................... 27
8. Melempar Agar Benda Yang Dilempar Dapat Berpindah ............................. 27
9. Menolakan Bola Melewati Net ....................................................................... 28
10.Alur Kerangka Berpikir.................................................................................. 30
11. Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian .................................. 31
12.Teknik Pengumpulan Data Penelitian ............................................................ 32
13. Contoh Indikator Kinerja Penelitian ............................................................. 34
14. Indikator Pencapaian hasil penelitian............................................................ 35
15. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.Aktivitas siswa (Afektif) Tolak Peluru Gaya OrtodoksSebelum Mendapat
Penerapan Pembelajaran MelaluiPenggunaan Bantu Pembelajaran ........... 41
2. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya OrtodoksSebelum
MendapatPembelajaran Melalui Penggunaan Alat
BantuPembelajaran..................................................................... ................. . 41
3.Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks(Psikomotor)Sebelum Medapat
Penerapan Pembelajaran Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran ... 42
4.Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya OrtodoksSebelum
Mendapatkan Tindakan Dengan Penerapan PembelajaranMelalui
Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran ........................................................ 43
5. Aktivitas siswa (Afektif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah Mendapat
Tindakan I Melalui Penggunaan Alat BantuPembelajaran .......................... 49
6.Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah
Mendapat Tindakan I Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran........ 50
7.Penguasaan Kemampuan (Psikomotor) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah
Mendapat Tindakan I Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaraan ... .. 51
8.Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah MendapatTindakan I
Melalui Penerapan PembelajaranMelalui Penggunaan Alat Bantu
Pembelajaran ............................................................................................... 52
9. Aktivitas siswa (Afektif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah Mendapat
Tindakan II Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran ....................... 61
10.Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya OrtodoksSetelah Mendapat
Tindakan II Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran ....................... 61
11.Penguasaan Kemampuan Tolak Peluru Gaya Ortodoks (Psikomotor) Setelah
Mendapat Tindakan II Melalui Penerapan Alat Bantu Pebelajaran ........... 62
12.Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah Mendapatkan Tindakan II
Melalui Penerapan Alat Bantu Pembelajaran .............................................. 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. RPP Siklus 1 Pertemuan Pertama dan Kedua ........................................ 69
2. RPP Siklus 2 Pertemuan Pertama dan Kedua ...................................... 83
3. Daftar Nama Siswa dan Presensi Siswa Selama Pembelajaran ............. 102
4. Lembar Observasi Terbuka .................................................................... 104
5. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tolak Peluru Gaya Ortodoks ....................... 105
6. Lembar Observasi Afektif ...................................................................... 107
7. Lembar Observasi Kognitif .................................................................... 109
8. Lembar Observasi Psikomotor (Proses) ................................................. 111
9. Lembar Observasi Psikomotor (Hasil) ................................................... 113
10. Tabel Standar KKM Penilaian Tolak Peluru Gaya Ortodoks ................ 115
11. Hasil Data Awal Afektif ........................................................................ 116
12. Hasil Data Awal Kognitif ...................................................................... 118
13. Hasil Data Awal Psikomotor (Proses) ................................................... 120
14. Hasil Data Awal Psikomotor ( Hasil) .................................................... 122
15. Data Hasil Belajar Pada Kondisi Awal .................................................. 124
16. Hasil Data Siklus 1 Afektif .................................................................... 126
17. Hasil Data Siklus 1 Kognitif .................................................................. 128
18. Hasil Data Siklus 1 Psikomotor (Proses) ............................................... 130
19. Hasil Data Siklus 1 Psikomotor (Hasil) ................................................. 132
20. Data Hasil Belajar Pada Siklus I ............................................................ 134
21. Hasil Data Siklus II Afektif ................................................................... 136
22. Hasil Data Siklus II Kognitif ................................................................. 138
23. Hasil Data Siklus II Psikomotor (Proses) .............................................. 140
24. Hasil Data Siklus II Psikomotor (Hasil) ................................................ 142
25. Data Hasil Belajar Siklus II ................................................................... 144
26. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian .................................................... 146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran aktivitas jasmani
yang didesain dan disusun secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai dalam
pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh, artinya
cakupan dalam pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, tetapi juga
pada aspek afektif, kognitif, dan psikomotor.Selain itu pendidikan jasmani juga
mencakup aspek mental, emosional, dan sosial.
Atletik merupakan cabang olahraga yang paling tua usianya di dunia
dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Ditinjau dari aspek gerakannya,
gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik merupakan gerak dasar yang
dilakukan manusia seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar. Seiring dengan
bertambahnya kemajuan dan perubahan kebudayaan manusia, gerakan-gerakan
tersebut berubah menjadi suatu kegiatan atau aktivitas yang dilombakan atau
digunakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani.
Keberadaan cabang olahraga atletik mempunyai peranan penting dalam
pendidikan jasmani. Hal ini karena gerakan-gerakan dalam cabang olahraga atletik
hampir ada di semua cabang olahraga lainnya. Untuk menanamkan nilai-nilai sesuai
dengan norma yang diharapkan tidak semudah yang dibayangkan. Nilai-nilai yang
sesuai dengan norma itu akan tumbuh dan berkembang pada siswa, apabila siswa
berada dalam kondisi dan situasi edukasi yang sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan pembelajaran atletik. Dengan demikian siswa secara langsung ikut aktif
berpartisipasi dalam proses kegiatan pembelajaran atletik, sehingga akhirnya mampu
menghayati maksud atau tujuan kegiatan tersebut. Untuk menciptakan suasana
tersebut, maka guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memegang peranan
penting. Pihak guru seharusnya tidak hanya mengembangkan kemampuan gerak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sesuai kegiatan nomor cabang olahraga atletik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai
seperti kejujuran (sportivitas atau fair play), disiplin, pantang menyerah, semangat
ksatria, saling menghormati dan percaya pada diri sendiri. Atletik merupakan
wahana pendidikan yang tidak hanya mengembangkan keterampilan, tetapi juga
mengembangkan nilai-nilai humaniora. Kemampuan gerak anak dapat ditingkatkan
melalui pembelajaran atletik. Dalam pembelajaran atletik di sekolah, diajarkan
berbagai macam nomor cabang olahraga atletik. Adapun nomor-nomor atletik yang
diajarkan meliputi jalan, lari, lompat dan lempar. Nomor lempar meliputi lempar
cakram, lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil.
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia sampai
sekarang ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani dalam setiap
sekolah. Biasanya dalam pembelajaran guru penjasorkes selalu menekankan pada
pencapaian tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi dalam pembelajaran, baik
modifikasi peraturan, ukuran lapangan, alat-alat yang di gunakan, maupun jumlah
pemain saat melakukan permainan. Selain itu guru penjasorkes juga kurang
professional dalam melaksanakan profesinya sebagai guru, hal ini disebabkan karena
guru tidak pernah mengikuti penataran, PLPG, dan yang lainnya sehingga kurang
mengetahui pembelajaran-pembelajaran yang sifatnya PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efekif, dan Menyenangkan). Maka pembelajaran ini
membuat siswa kurang senang bahkan akan merasa cepat bosan untuk melakukan
kegiatan pendidikan jasmani, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk
melakukan tugas yang di berikan dalam bentuk yang sesungguhnya. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2009:37) mengatakan bahwa guru mempunyai peranan
penting dalam acara pembelajaran , antara lain:
1) Membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap, dan menyeluruh
2) Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh
3) Bertindak sebagai guru yang mendidik
4) Meningkatkan profesionalitas guru
5) Melakukan pembelajaran sesuai dengan berbagai model pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi siswa, bahan belajar, dan kondisi sekolah
setempat
6) Dalam berhadapan dengan siswa, guru berperan sebagai fasilitas belajar,
pembimbing belajar, dan pemberi balikan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Sehingga guru penjasorkes harus memiliki kemampuan atau kreatifitas
untuk memodifikasi alat bantu pembelajaran yang hendak diajarkan sesuai dengan
perbedaan individu dan tingkat pertumbuhan siswa, sehingga tercipta pembelajaran
yang aktif bagi setiap siswa. Biasanya guru monoton hanya menggunakan metode
pembelajaran peragaan saja yang dimana para siswa di berikan satu contoh oleh
guru kemudian siswa langsung mengikuti apa yang diajarkan guru tersebut. Metode
pembelajaran tersebut sering digunakan guru untuk mengajar, sehinggga membuat
para siswa merasa jenuh, karena setiap pembelajaran selalu dengan metode
pembelajaran seperti itu saja tanpa menggunakan metode yang lain untuk menarik
kemauan siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani di sekolahnya.
Dari hasil observasi dan perbincangan dengan guru penjasorkes SMP
Negeri 10 Surakarta di kelas VIII A, diketahui pelaksanaan pembelajaran
penjasorkes secara keseluruhan telah berjalan. Namun dalam subpokok bahasan
atletik kususnya materi tolak peluru, masih banyak siswa yang belum maksimal
dalam hasil belajarnya seperti siswa hanya mampu menolak tanpa memperhatikan
cara menolak yang benar. Dari jumlah 35 siswa, hanya 9 siswa atau 25,71% mampu
melakukan rangkaian gerakan ketrampilan gerak dasar tolak peluru. Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya siswa tidak tertarik terhadap mata
pelajaran atletik khususnya tolak peluru, faktor perencanaan, pengemasan dan
penyajian pembelajaran yang kurang menarik, disamping minimnya pengetahuan
guru tentang perkembangan model dan desain pembelajaran khususnya yang terkait
dengan pembelajaran penjasorkes. Tentu hal tersebut akan berdampak terhadap hasil
belajar baik yang berhubungan dengan teknik dasar maupun hasil belajar.
Kendala lain yang menyebabkan itu terjadi adalah kurangnya sarana dan
prasarana yang tersedia di sekolah tersebut. Sarana dan prasarana ini juga penting
untuk menunjang semangat siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes sehingga
dapat tercapai hasil belajar yang maksimal. Siswa kadang juga bosan dan bermalas-
malasan karena alat atau media pembelajaran yang digunakan sangat terbatas dan
selalu menggunakan yang standart. Terutama pada siswa perempuan yang sering
mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran penjasorkes tersebut apalagi untuk
materi ajar senam, atletik, bahkan untuk olahraga yang bentuknya permainan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
tidak mau melakukan gerak dasarnya terlebih dahulu kebanyakan siswa langsung
minta bermain, dan khususnya untuk materi ajar tolak peluru. Berdasarkan
karakteristik para siswa tersebut, maka pembelajaran dalam penjasorkes di sekolah
lanjutan harus disesuaikan dengan kondisi siswa-siswinya, dan hendaknya bisa
diajarkan secara bervariasi dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan melalui
penggunaan alat bantu sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Kondisi seperti ini
juga penting untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sehingga tercapai tujuan
pembelajaran di sekolah.
Penggunaan alat bantu tersebut dalam pemilihannya guru penjas juga harus
mempertimbangkan tingkat keekonomisan media tersebut. Media yang digunakan
yaitu tidak perlu menggunakan alat-alat bantu yang dibeli dengan harga mahal,
tetapi dengan pengeluaran yang seminimal mungkin alat bantu tersebut memiliki
banyak manfaat dan kegunaan yang lebih dalam proses pembelajaran. Yang
terpenting dengan adanya media alat bantu ini yaitu siswa akan lebih tertarik untuk
menggunakan atau mencoba alat bantu yang sudah dimodifikasi. Dengan
menggunakan alat bantu tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mengikuti pembelajaran, serta menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Tidak hanya aspek alat saja,
tetapi pada aspek materi, ukuran lapangan, bentuk lapangan, maupun jumlah
pemain juga perlu untuk dimodifikasi.
Di dalam pembelajaran perlu adanya modifikasi alat bantu pembelajaran
sebagai suatu pendekatan yang bisa membuat siswa akan lebih merasa nyaman dan
senang saat kegiatan pembelajaran. Seperti yang telah dikemukakan oleh Yoyo
Bahagia dan Adang Suherman bahwa “Memodifikasi merupakan cara untuk
menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa
menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang
lebih tinggi” (2000: 1). Upaya meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya
ortodoks dalam pelajaran penjasorkes dapat diterapkan melalui bentuk-bentuk
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan individu dan tingkat
pertumbuhan siswa, agar materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
lebih mudah diterima dan dipahami serta siswa akan menjadi lebih semangat dalam
mengikuti pelajaran pendidikan jasamani di sekolah. Salah satu pendekatan yang
dapat di gunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan pembelajaran dengan
penggunaan alat bantu (bola berekor, bola tangan, kardus, simpai, dan rafia) yaitu
pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih mudah mempelajari
keterampilan dasar tolak peluru tanpa ada rasa takut untuk melakukannya. Biasanya
siswa perempuan cenderung takut apabila dalam pembelajaran menggunakan peluru
yang sesungguhnya, karena dengan ketakutan itu akan menghambat siswa dalam
menumbuhkan minatnya dalam belajar tolak peluru gaya ortodoks. Sehingga perlu
adanya penggunaan alat bantu dalam melakukan tolak peluru gaya ortodoks untuk
memacu semangat siswa terutama pada siswa perempuan. Karena dengan adanya
alat bantu dalam pembelajaran siswa akan merasa jauh lebih aman dan nyaman
apabila ingin melakukan atau mencoba tolak peluru gaya ortodoks tersebut.
Tujuan penggunaan alat bantu pembelajaran ini untuk meningkatkan peran
aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tolak peluru gaya
ortodoks. Karena siswa yang tidak senang, kurang sungguh-sungguh, dan bermalas-
malasan dalam mengikuti pelajaran, akan berdampak buruk pada guru dan teman
yang lain yang semangat mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan tersebut. Serta alat yang digunakan, kelompok, gerakan teknik dasar yang
variatif sehingga membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan dalam proses
pembelajaran. Disamping itu pendekatan pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks
yang selama ini diterapkan oleh guru belum menunjukkan hasil yang optimal.
Kondisi seperti ini harus diperhatikan dan perlu ditelusuri faktor-faktor
penyebabnya.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu
dilakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) pada siswa kelas VIII A SMP Negeri
10 Surakarta dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya
Ortodoks Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas VIII A
SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 “.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimanakah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar tolak peluru gaya ortodoks pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 10
Surakarta tahun ajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk :
Meningkatan hasil belajar tolak peluru gaya ortodoks dengan penggunaan alat bantu
pembelajaran pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta tahun ajaran
2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru Penjas SMP Negeri 10 Surakarta
a. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif pembelajaran yang
akan dilakukan.
b. Untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam penggunaan alat bantu
perancangan pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan) serta membuat dan mengembangkan model
model media bantu pembelajaran siswa di sekolah.
2. Bagi Siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta
a. Dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa yang dijadikan obyek
penelitian dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan di sekolah khususnya tolak peluru gaya ortodoks.
b. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran penjas khususnya tolak peluru
gaya ortodoks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Bagi sekolahan penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi di SMP
Negeri 10 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tolak Peluru
a. Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar yang terdapat dalam
cabang olahraga atletik. Meskipun termasuk dalam nomor lempar, namun
penyebutannya bukan lempar peluru, tapi tolak peluru. Hal ini karena, peluru
tidak dilemparkan, tetapi ditolakan atau didorong dari bahu. Aip Syarifuddin
(1992) menyatakan, “Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak
atau mendorong suatu alat yang bundar dengan berat tertentu yang terbuat
dari logam (peluru) yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk
mencapai jarak sejauh-jauhnya” (hal. 144).
Berdasarkan pengertian tolak peluru tersebut menunjukan bahwa
peluru adalah suatu alat yang bundar terbuat dari logam, tembaga atau
kuningan yang memiliki berat tertentu yang pelaksanaanya harus ditolakan
dari bahu untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Adapun dalam peraturan
IAAF untuk ukuran berat peluru yang digunakan adalah sebagai berikut: ”(1)
Putri remaja/junior/senior adalah 4 kg; (2) Putra Remaja adalah 5 kg: (3)
Putra junior adalah 6 kg; dan (4) Putra senior adalah 7,25 kg”. (IAAF,
2006/2007: 1963). Sedangkan dalam pelaksanaannya, menolak peluru dapat
digunakan dengan menyamping (gaya ortodoks) atau membelakangi sektor
lemparan (gaya O‟brien).
b. Teknik Tolak Peluru
Teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan
rasional yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik dalam suatu
pertandingan maupun latihan. Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut
adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai
tujuan.Peningkatan prestasi tolak peluru selalu menuntut perubahan teknik.
Hal ini berarti setiap saat teknik selalu berkembang sesuai dengan tuntutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
peningkatan prestasi olahraga atau terjadi sebaliknya dengan
dikemukakannya teknik-teknik baru, maka prestasi olahraga menjadi
meningkat.
Menolak peluru sejauh-jauhnya merupakan tujuan utama dari tolak
peluru. Untuk dapat menolak peluru sejauh-jauhnya harus menguasai teknik
tolak peluru yang baik dan benar. Menurut Aip Syarifudin (1992) teknik
tolak peluru yang harus dikuasai meliputi, “(1) Cara memegang peluru, (2)
Sikap badan pada waktu akan menolakkan peluru, (3) Cara menolakkan
peluru, (4) Sikap badan setelah menolakkan peluru, (5) Cara mengambil
awalan” (hal. 145). Untuk lebih jelasnya teknik pelaksanaan tolak peluru
diuraikan seecara singkat sebagai berikut:
1) Cara Memegang Peluru
Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung
telapak tangan bagian atas, yang dekat dengan jari-jari tangan. Jari-jari
tangan direnggangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari
telunjuk, dipergunakan untuk menahan dan memegang peluru bagian
belakang. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk
memegang/menahan peluru bagian samping, yaitu agar peluru tidak
tergelincir ke dalam atau ke luar. Ke dalam ditahan oleh ibu jari dan ke
luar ditahan oleh jari kelingking. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 1. Cara Memegang Peluru
(Aip Syarifudin. 1992: 146)
Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian letakkan
di bahu dan menempel (melekat) pada leher. Siku diangkat ke samping
sedikit agak serong ke depan. Pada waktu memegang dan meletakkan
a b c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
peluru pada bahu, usahakan agar keadaan seluruh badan dan tangan
jangan sampai kaku, tetapi harus dalam keadaan lemas (rileks). Tangan
dan lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan. Perhatikan
gambar berikut:
Gambar 2. Sikap Badan dan Letak Peluru
(Aip Syarifudin. 1992: 146)
2) Sikap Badan Pada Waktu Akan Menolak
Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar
(kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut
dibengkokkan ke depan sidikit agak serong ke samping kanan. Berat
badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan.
Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan
sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas.
Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan,
pandangan diarahkan ke arah tolakan. Perhatikan gambar berikut.
Gambar 3. Sikap Badan Pada Waktu Akan Menolak
(Aip Syarifudin. 1992: 147)
3) Cara Menolakkan Peluru
Bersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke
atas ke belakang (ke samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut di
dorong agak ke depan ke atas hingga dada menghadap ke depan serong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan,
pandangan ke arah tolakan. Pada saat seluruh badan (dada) menghadap
ke arah tolakan, secepatnya peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas
ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan dengan bantuan
menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong
ke depan (kalau menolak dengan tangan kanan, sedangkan dengan tangan
kiri dengan sebaliknya). Perhatikan gambar berikut:
Gambar 4. Cara Menolakkan Peluru
(Aip Syarifudin. 1992: 148)
4) Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru
Sikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang
menentukan sah tidaknya tolakan yang dilakukan. Menurut Aip
Syarifudin (1992) cara melakukan gerakan dan sikap akhir setelah
menolak sebagai berikut :
Setelah peluru ditolakkan atau di dorong itu lepas dari tangan,
secepatnya kaki yang digunakan untuk mendarat dengan lutut agak
dibengkokkan. Kaki kiri diangkat kebelakang lurus dan rileks
untuk membantu keseimbangan. Badan condong ke depan, dagu
diangkat, badan agak miring ke samping kiri pandangan ke arah
jatuhnya peluru. Tangan kanan dan siku agak dibengkokkan
berada di depan sedikit agak ke bawah badan, tangan atau lengan
kiri rileks lurus ke belakang untuk membantu menjaga
keseimbangan (hal. 150). Perhatikan gambar berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Gambar 5. Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru
(Aip Syarifudin. 1992: 150)
5) Cara Mengambil Awalan
Di dalam perlombaan tolak peluru, tolakan selalu menggunakan awalan
guna mendapatkan kekuatan tolakan secara maksimal. Awalan dalam
tolak peluru sangat penting yaitu untuk memadukan antara gerak awal
dalam mengambil sikap menolak serta dilanjutkan dengan sikap
menolak. Menurut Aip Syarifudin (1992) cara mengambil awalan dalam
tolak peluru adalah sebagai berikut :
Pada waktu akan melakukan tolakan, kaki yang depan (kaki kiri)
digerakkan ke depan kebelakang, atau diputar guna mendapatkan
keseimbangan yang sempurna. Bersamaan dengan menolakkan
kaki kanan ke depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke
depan agak ke samping kiri lurus hingga menyentuh balok
panahan. Usahakan badan agak rendah dengan lutut kaki kanan
agak dibengkokkan. Pada saat kaki kiri menyentuh balok
penahan, secepat mungkin badan diputar ke arah tolakan, bersama
dengan pinggul, pinggang dan perut didorong ke depan hingga
badan menghadap arah tolakan. Secepat mungkin peluru
ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan
menggerakkan seluruh tenaga badan (hal. 151)
Gambar 6. Cara Mengambil Awalan
(Aip Syarifudin. 1992: 152)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat
terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas
sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak
dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-
hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakana,
tidak ada ruang dan waktu di mana manusia dapat melepaskan dirinya dari
kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia,
tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas
belajar itu juga tidak pernah berhenti. Istilah pembelajaran sama dengan
instruction atau pengajaran. Menurut Purwadarminta yang dikutip H.J.Gino
Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1998), “Pengajaran mempunyai arti
cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan” (hal. 30).
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan
antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam
pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara
guru dengan peserta didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan
meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat
dengan jenis belajar dan hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan
masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek psiko-
fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-fisiologis. Pada
tahap baru mengenal substansi yang dipelajari, baik yang menyangkut
pembelajaran kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi siswa materi
pembelajaran itu menjadi sesuatu yang pada mulanya. Namun setelah guru
berusaha untuk memusatkannya dan menangkap perhatian siswa pada
peristiwa pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-
angsur berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi
proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.
Proses belajar tersebut bisa terjadi di kelas, lingkungan sekolah, dan
dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi sosial
kultural melalui media masa. Dalam konteks pendidikan non formal justru
sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan
masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain sebagainya. Hanya
sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan.
Menurut pasal 1 butir 20 UU No tahun 2003 tentang sisdiknas,
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar ada
pada suatu lingkungan belajar”. Jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri
pembelajaran yaitu inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa.
Hal ini menujukkan bahwa unsur kesengajaan dari pihak diluar individu
yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan
atau kolektif dalam suatu sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran.
Lebih lanjut menurut Miarso (2004) yang dikutip oleh Martinis Yamin
mendefinisikan bahwa pembelajaran adalah “Suatu usaha yang disengaja,
bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang
relatif menetap pada diri orang lain” (2011: 70).
b. Tujuan Pembelajaran
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas.
Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak
jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar
juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus
menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar,
metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar,
maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok
untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang
memiliki pengetauhan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegitan
mengajar meliputi pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau
ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya
dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19)
yaitu:
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan
guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat
kemampuan yakni:
a) Merencanakan program belajar mengajar.
b) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.
c) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
d) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang
studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.
Guru bertugas merencanakan program pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau
bahan yang diajarkannya di dalam kegiatan pembelajaran. Jika seorang guru
memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan,
maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai
dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya
mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan
mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan Yudha M. Saputra
(2000: 4) menyatakan bahwa:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya
proses belajar terjadi di kelas dan di lapangan, ciri utamanya terjadinya
proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam
proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa
dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi
sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.
Hal yang terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus
mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
membelajarkan siswa manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh
guru.
Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang
amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam menjalankan
proses pendidikan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui
interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik.
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada
perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan
terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua
subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Seorang guru itu dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-
potensi peserts didik secara optimal di dalam proses pembelajaran. Upaya
untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut
tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam
periode tertentu, apalagi dalam waktu yang sangat singkat. Meskipun
demikian, indikator terjadinya perubahan kea rah perkembangan pada peserta
didik dapat dicermati melalui instrument-instrumen pembelajaran yang dapat
digunakan guru. Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan akibat dari
belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau
peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus
diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
Wina Sanjaya (2010: 30) menyatakan bahwa sejumlah prinsip yang
harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintahuan,imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip belajar menunjukan kepada hal-hal penting yang harus
dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses
pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip-
prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya
dilalukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam proses
pembelajaran. Bagi guru, kemampuan menerapkan prinsip-prinsip belajar
dalam proses pembelajaran akan dapat membantu terwujudnya tujuan
pembelajaran yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka
akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
d. Ciri-Ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses suatu kegiatan menyampaikan
informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi
perubahan pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal
tersebut, maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Menurut H. J.
Gino dkk, (1998:36) menyatakan, ciri-ciri pembelajaran terletak pada adanya
unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu:
1) Motivasi Belajar
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha
untuk mengelakkan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat
di rangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh dari dalam
diri seserorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang di
kehendaki oleh siswa dapat tecapai.
2) Alat Bantu Ajar
Alat bantu ajar atau media belajar merupakan alat-alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu
pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru
kepada siswa. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa. Apabila
pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka
siwa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan
baik.
3) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi
belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan
memperhatikan karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
4) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda,
tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah
perkembangan dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan
melalui pembelajaran. Dengan kondisi siwa yang demikian akan dapat
berpengaruh pada partisipasi siswa dalam proses belajar. Untuk itu,
kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi
siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai
fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.
5) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan
baik, apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan
siswa. Di samping itu juga adanya kegairahan dan kegembiraan
belajar. Suasana belajar mengajar akan berlangsung dengan baik dan
isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Setelah memperhatikan pengertian pembelajaran yang telah
dikemukakan diatas, maka hasil proses pembelajaran adalah perubahan
perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru sebagai
hasil pembelajaran. Menurut Benyamin Bloom (1968) yang dikutip oleh
Mohamad Surya (2004:17) menyebutkan ada tiga kawasan perilaku sebagai
hasil pembelajaran, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu,
guru hendaknya memperhatikan perubahan perilaku yang terjadi pada siswa
setelah proses pembelajaran. Selain itu dalam proses pembelajaran seorang
guru harus memiliki strategi mengajar dan pendekatan pembelajaran yang
baik. Hal ini sangat berpengaruh untuk mamacu siswa dalam proses
pembelajaran.
e. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para
guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara
bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Di dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai
proses penyusunan materi pelajaran penggunaan media pengajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu
alokasi yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Samsudin (2008),”Media pembelajaran secara umum dapat
diartikan sebagai alat atau sarana komunikasi untuk menyampaikan
informasi dari satu pihak ke pihak yang lain” (hal. 53). Lebih lanjut menurut
Azhar Arsyad (2009), ”media berasal dari bahasa latin medius yang secara
harfiah berarti “tengah”, ”perantara” atau ”pengantar” (hal. 3). Secara lebih
khusus, media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam proses belajar.
Media harus menunjang tujuan proses belajar mengajar dan membantu
proses berpikir siswa agar dapat dengan mudah memahami informasi yang
diberikan. Media sering dianggap sebagai “alat bantu” mengajar guru. Alat
bantu yang digunakan adalah alat bantu visual, misalnya gambar, objek,
model dan alat-alat yang lain yang dapat memberikan pengalaman, motivasi
belajar serta mempermudah siswa dalam belajar.
Sedangkan oleh Arsyad, (2002) dan Sadiman, dkk., (1990) yang
dikutip oleh Agus Kristiyanto (2010: 126) mendefinisikan bahwa :
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal
dari bahasa latin medius,yang secara harfiah berarti “tengah, perantara,
atau pengantar. Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat
berupa sesuatu bahan, atau alat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Peran media sangat membantu keterlaksanaannya proses interaksi
antara guru dengan siswa di dalam suatu pembelajaran. Alat bantu
memungkinkan seorang guru dapat menilai aspek-aspek yang diperlukan
oleh guru misal aspek afektif, psikomotor dan kognitif. Media yang
diperukan oleh guru tidak harus mahal, seorang guru dapat membuat alat
sendiri atau dengan alat yang ada di sekitar lingkungan sekolah, hal ini
dimaksudkan media tersebut sudah dikenal oleh siswa sehingga siswa tidak
terlalu sulit untuk menyesuaikan diri. Penyampaian materi menggunakan
media alat bantu jelas perlu, sehingga fungsi alat media tersebut sesuai dan
hasil yang diperoleh dapat memenuhi standar kompetensi yang telah
ditentukan. Media yang menarik perhatian siswa akan lebih memotivasi
siswa untuk melakukan hal yang diperintahkan oleh guru dan menjadikan
proses pembelajaran menjadi menarik dan siswa akan merasa olahraga itu
menyenangkan dan dinanti nantikan oleh para siswa.
b. Pentingnya Pemanfaatan Media
Menurut Romiszowski yang dikutip Basuki Wibowo dan Farida
Mukti (2001), ”Media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber
pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan” (hal.
12). Media dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media
belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai
alat bantu mengajar digunakan guru sebagai alat untuk mempermudah siswa
mengenal materi yang akan diajarkan. Dalam proses belajar mengajar alat
bantu dapat dibuat semenarik mungkin, guna untuk menarik perhatian siswa.
Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru ialah memodifikasi alat
bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya Azhar Arsyad
(2009: 25-27) mengemukakan:
Beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran, yaitu:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemamouan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang
dan waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat dan lingkungannya.
Pentingnya media pembelajaran guna meningkatkan mutu
pembelajaran telah disadari oleh guru, tetapi masih banyak guru yang belum
memanfaatkannya dengan maksimal. Semakin berkambangnya tekhnologi
akan mempermudah penggunaan media dalam pembelajaran. Banyak sekali
media yang dapat dipakai dalam pembelajaran, pemanfaatannya tergantung
dari materi dan kompetensi yang akan dicapai. Dengan penggunaan media
yang menarik dan tepat dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap
pembelajaran sehingga siswa lebih aktif sesuai dengan pandangan
konstruktivistik.
c. Macam-Macam Media Pembelajaran
Wina Sanjaya (2010: 211-212) mengklasifikasikan media
pembelajaran dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi dalam:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara, seperti foto.
3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti
rekaman video.
Rudy Brets, dalam Wina Sanjaya (2010: 212) mengklasifikasikan
media menjadi tujuh kelompok, yaitu:
1) Media audiovisual gerak, seperti film suara, pita video, film tv.
2) Media audiovisual diam, seperti film rangkai suara.
3) Media visual bergerak, seperti film bisu.
4) Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, slide bisu.
5) Media audio, seperti telephone, radio.
6) Media cetak, seperti buku, modul, bahan ajar mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Media juga dikelompokan menjadi dua bentuk yaitu; media siap
pakai (media by ultilization) dan media rancangan yang dipersiapkan secara
khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran (media by design).
Dari berbagai macam media yang telah dijabarkan diatas tidak
semua bisa digunakan dalam setiap proses pembelajaran. Pemilihan media
tergantung dari kompetensi yang akan dicapai, materi yang diajarkan,
karakteristik siswa serta penyediaan media pembelajaran disekolah. Dengan
pemilahan media pembelajaran yang tepat diharapkan mampu
mengoptimalkan kemampuan peserta didik baik dalam prosesnya maupun
hasil akhirnya.
4) Kriteria Pemilihan Media
Salah satu alasan banyak orang memilih media adalah untuk
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang ingin dicapai atau dipenuhi.
Salah satu kriteria yang harus digunakan dalam pemilihan media yaitu sesuai
dengan faktor-faktor yang ingin dicapai dan dipenuhi. Dick dan Carey (1978)
yang dikutip oleh Agus Kristiyanto (2010: 128) menyebutkan beberapa
patokan yang perlu dipertimbangkandalam memilih media, yaitu : 1)
Ketersediaan sumber, 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas, 3)
Keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan (umur) media, 4) Efektifitas media
untuk waktu yang panjang.
Lebih lanjut Dick dan Carey menguraikan kriteria pemilihan media
adalah sebagai berikut:
1) Tujuan.
Kalau yang ingin dicapai atau diajarkan adalah suatu proses, media
gerak seperti video, film atau TV merupakan pilihan yang sesuai.
Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu keterampilan dalam
menggunakan alat tertentu. Sehingga membutuhkan media yang tepat
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
2) Karakteristik siswa.
Berapa jumlahnya? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya
mengajarnya? Dan berbagai karakteristik yang mempengaruhi
pemilihan media itu.
3) Karakteristik media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan dan
keterbatasan masing-masing media.
4) Alokasi waktu.
Cukupkah waktu untuk kegiatan perancanaan, pengembangan,
pengadaan ataupun penyajian.
5) Ketersediaan.
Tersediakah alat media yang diperlukan? Tersediakah layanan purna
jualnya? Apakah tenaga pengelolannya.
4. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu belajar. Sebagaimana dinyatakan H.J Gino ( 2010 ) bahwa, ”
alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat-alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu
pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru kepada
siswa. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan atau
disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa. Apabila
pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka
siswa akan senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik”.
Manfaat alat bantu pembelajaran secara terperinci antara lain sebagai
berikut :
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan – pesan
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih cepat dan cepat
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan – pesan yang
diterimakepada orang lain
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan / informasi oleh para
pendidik pelaku pendidikan
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
Alat bantu mempunyai arti penting dalam kegiatan pembelajaran.
Alat bantu dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan mar[teri pelajaran
kepada siswa. Lebih lanjut Srijono Brotosuryo dkk., (1994) menyatakan
“Dengan menggunakan alat bantu mengajar atau media, pengajaran dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menjadi lebih konkrit dan menarik, sehingga mudah untuk dimengerti dan
dipahami anak didik” (hal. 297).
Kreatifitas dan inisiatif guru penjasorkes untuk menciptakan atau
membuat alat bantu pembelajaran sangat penting. Jika siswa mengalami
kesulitan menggunakan alat yang sesungguhnya maka penggunaan alat bantu
tersebut sangat penting. Pada prinsipnya penggunaan alat bantu itu untuk
mempermudah siswa dalam mempelajari ketrampilan.
b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik
Suatu alat pembelajaran bisa dikatakan baik, apabila mempunyai
tujuan pendidikan untuk mengubah pendidikan, pengertian, pandapat dan
konsep – konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku
atau kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam
penggunaannya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan
tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu
diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa. Efektif
artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari isi pesannya dan
kepentingan siswa yang sedang belajar, sedangkan yang dimaksud dengan
komunikatif adalah bahwa media tersebut mudah dimengerti maksudnya,
sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima
pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Adapun tujuan modifikasi alat pembelajaran menurut pendapat Rusli
Lutan (1998) yang dikutip Agus Kristiyanto, Hanik Liskustyawati & Budhi
Satyawan dalam modul PLPG (2011: 20) dijelaskan “Tujuan modifikasi
dalam pembelajaran penjasorkes antara lain (1) siswa memperoleh kepuasan
dalam mengikuti pembelajaran, (2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan
dalam berpartisipasi dan (3) siswa dapat melakukan pola gerak secara
benar”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, modifikasi sarana
pembelajaran banyak manfaat yang diperoleh diantanya siswa menjadi puas
setelah mengikuti proses pembelajaran, akan mendukung keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran dan siswa mempunyai pola gerak yang
benar sesuai yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
5. Alat Bantu Pembelajaran Tolak Peluru
Keluhan umum dari guru pendidikan jasmani yakni keterbatasan
alat. Ketersediaan alat dapat menjadi faktor penghambat karena berpengaruh
langsung terhadap struktur pelajaran dan pengaturan siswa. Misalnya,
bagaimana cara mengatur giliran siswa agar semua siswa dapat aktif
sementara alat yang akan digunakan hanya tersedia 10 buah untuk pelajaran
keterampilan lempar tangkap sedangkan satu kelas terdapat 35 siswa. Kasus
ini memerlukan pertimbangan mengenai pengelolaan alat. Tidak selamanya
alat yang dibutuhakan tersedia. Hal ini juga merupakan keluhan utama guru
pendidikan jasmani. Tidak ada ketentuan bahwa alat-alat yang digunakan
harus alat yang lazim dipakai dalam kegiatan berolahraga yang sebenarnya.
Terbuka kesempatan bagi guru pendidikan jasmani untuk membuat sendiri
alat-alat sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran,
dengan kata lain guru harus mampu berkreativitas dalam membuat
modifikasi alat-alat bantu yang akan digunakan.
Beberapa alat bantu yang dimodifikasi dalam pembelajaran tolak
peluru yaitu bola biasa dan bola tenis sebagai pengganti peluru yang
sebenarnya, selain itu terdapat beberapa alat bantu lagi untuk menunjang
pembelajaran tolak peluru yaitubola berekor, bola tangan, bola plastik,
kardus, net dan simpai. Bola plastik digunakan sebagai sasaran lemparan, net
digunakan sebagai ukuran tolakan agar tolakan membentuk parabol,
sedangkan simpai digunakan untuk merangsang siswa bagaimana siswa
menolak bola agar bisa masuk ke dalam simpai yang sudah di gantungkan.
Selain itu sistem kompetisi permainan juga dapat digunkan agar siswa lebih
bersemangat melakukan aktivitas yang diberikan. Alat-alat bantu tersebut di
gunakan untuk merangsang siswa agar lebih aktif mengikuti pemebelajaran
tolak peluru dan memepermudah siswa untuk memahami gerak dasar dari
tolak peluru.
Modifikasi pemebelajaran selain dari segi alat yang digunakan juga
dapat memodifikasi proses pembelajaran dengan model permainan. Alat-alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
yang dimodifikasi dapat digunakan sebagai bahan untuk permainan. Menurut
M. Furqon H. (2008:4),”bermain adalah aktivitas yang menyenangkan,
serius, dan sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang tidak nyata atau
sesungguhnya”. Model pembelajaran bermain merupakan suatu cara belajar
yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Berbagai bentuk
permainan lemparan dapat dimanfaatkan untuk melatih gerak dasar tolak
peluru dan mebuat siswa lebih aktif dan bersemangat dalam pelajaran. Alat-
alat bantu yang dimodifikasi ini dapat dijadikan sebuah permainan yang
menarik dan tidak membosankan. Dengan permainan tolak peluru siswa di
dorong untuk melakukan aktivitas yang terkait dengan lemparan. Permainan
itu di antaranya adalah melempar agar benda yang dilempar dapat berpindah,
melempar dengan bola agar kardus yang sudah tertata jatuh/menjatuhkan
kardus dengan bola, menolak bola melewati atas net, menolak bola untuk
memasukan ke dalam simpai. Beberapa bentuk modifikasi alat bantu dalam
tolak peluru yang dapat diberikan seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 7. Menolakan Bola Masuk Kedalam Simpai
( Yoyo Bahagia dkk, 2000:103)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 8. Melempar Agar Benda Yang Dilempar Dapat Berpindah
( Yoyo Bahagia dkk, 2000:96)
Gambar 9. Menolakan Bola Melewati Net
( Yoyo Bahagia dkk, 2000:100 )
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dikemukakan diatas maka dapat
disusun suatu kerangka pemikiran. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran
yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa
diarahkan untuk melakukan latihan yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang
sedang dipelajari. Dalam hal ini peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya dengan melakukan latihan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Kurangnya kreatifitas guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa akan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang
monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan metode tugas, karena
mereka hanya mengejar bagaimana materi pelajaran tersebut dapat selesai tepat
waktunya, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran itu bermakna dan dapat
diaplikasikan oleh siswa dalam kesehariannya
Pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
merupakan bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
gerak siswa. Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran siswa menjadi lebih
senang. Pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
aspek yang dikembangkan yaitu: untuk mengembangkan kebugaran jasmani, untuk
mengembangkan kerjasama, untuk mengembangkan skill dan untuk
mengembangkan sikap sportivitas. Hal ini artinya, pembelajaran yang dikonsep
dengan menggunakan alat bantu pembelajaran tidak hanya mengembangkan aspek
peningkatan hasil belajar tolak peluru saja, tetapi aspek lainnya juga dikembangkan.
Oleh karenanya, penggunaan alat bantu pembelajaran harus dikembangkan untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan
skill, dan untuk mengembangkan sikap sportivitas.
Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran tolak peluru yang telah
dirancang oleh guru, siswa diberi kebebasan seluas-luasnya dan berusaha menguasai
bentuk-bentuk permainan. Dari permainan melempar dan menolak yang dirancang
guru maka kebugaran jasmani siswa akan meningkat, memiliki kerjasama yang baik,
skill menjadi meningkat dan memiliki sikap sportifitas yang baik. Kemampuan
siswa untuk menjalankan konsep permainan, sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar tolak peluru. Pembelajaran tolak peluru dengan penggunaan alat bantu yang
dimodifikasi dapat memenuhi hasrat gerak siswa sehingga meningkatkan kesegaran
jasmani siswa, meningkatkan skill siswa terhadap gerakan menolak, meningkatkan
penampilan siswa dalam melakukan bentuk pembelajaran, merangsang kesenangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
ketertarikan siswa dalam menjalankan gerak sesuai dengan materi ajar,
meningkatkan keberanian dan meningkatkan kemampuan menilai dirinya sendiri
dan teman bermainnya.
Berdasarkan karakteristik pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan
alat bantu pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa, pendekatan pembelajaran
tolak peluru dengan menggunakan alat bantu pembelajaran memberikan pengaruh
yang optimal terhadap peningkatan hasil belajar tolak peluru. Secara sederhana
kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 10. Alur Kerangka Berpikir
1. Siswa kurang tertarik dan cepat
bosan dengan pembelajaran
penjas
2. Tingkat kesegaran jasmani masih
rendah
3. Hasil belajar belajar tolak peluru
masih sangat kurang.
Kondisi Awal
Guru kurang kreatif
dan Inovatif dalam
proses pembelajaran
penjas.
Tindakan
Melalui penggunaan
alat bantu(bola
berekor, simpai,
kardus,rafia warna)
dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Menerapkankan model
pembelajaran dengan
menggunakan alat
bantu pembelajaran. Siklus II : Upaya perbaikan dari
siklus I sehingga meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dasar
serta hasil belajar tolak pelurumelalui
penggunaan alat bantu pembelajaran
dengan pendekatan bermain.
Siklus I : Peneliti dan kolaborator
menyusun bentuk pengajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dasar
serta hasil belajar tolak peluru melalui
penggunaan alat bantu pembelajaran.
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Surakarta
Jalan Kartini No. 12 Surakarta.Telepon : ( 0271 ) 635910 .
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan mei 2012 sampai
dengan bulan juni 2012.
Gambar 11. Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
No Rancangan Kegiatan
Waktu (Bulan)
Jan
2012
Feb
2012
Mar
2012
Apr
2012
Mei
2012
Jun
2012
Juli
2012
1 Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan Tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan Ijin
Penelitian
2 Pelaksanaan
a. Seminar Proposal
b. Pengumpulan data
penelitian atau
pelaksanaan tindakan
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan
b. Ujian Skripsi
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas
VIII A SMP Negeri 10 Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012, yang berjumlah 35
siswa. Dengan rincian jumlah siswa putra 15 siswa dan jumlah siswa putri 20 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang tolak peluru gaya ortodoks dengan
penerapan pembelajaran pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012.
2. Guru, sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks di SMP Negeri 10 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari: tes
dan observasi.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil tolak peluru gaya
ortodoks yang dilakukan siswa.
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas dan keaktifan siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat
penerapan alat bantu pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks yang
dimodifikasi dilaksanakan.
Sedangkan alat pengumpulan data yang dipergunakan penelitian sebagai
berikut :
Gambar 12. Teknik Pengumpulan Data Penelitian.
No
Sumber
Data
Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1
Siswa
Kemampuan
melakukan
rangkaian gerakan
keterampilan tolak
peluru gaya
ortodoks
Tes Praktik :
- cara memegang dan
meletakkan peluru
- awalan
- sikap badan pada
waktu akan
menolak
- cara menolakkan
peluru
- sikap badan setelah
Tes keterampilan tolak
peluru gaya ortodoks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
menolakkan peluru
2
Siswa
Hasil
keterampilan tolak
peluru gaya
ortodoks
Tes praktik
Tes keterampilan tolak
peluru gaya ortodoks
3 Siswa Hasil belajar tolak
peluru gaya
ortodoks
Afektif Skala sikap melalui
observasi lapangan
(sesuai dengan rubrik
penilaian aspek afektif
pada RPP)
Kognitif Soal tes (sesuai dengan
rubrik penilaian aspek
kognitif pada RPP)
Psikomotorik Unjuk kerja praktik yang
meliputi rangkaian gerak
dasar dan ketrampilan
tolak peluru gaya
ortodoks (sesuai dengan
rubrik penilaan aspek
psikomotorik pada RPP)
E. Uji Validitas data
Cara untuk mengembangkan validitas data penelitian. Triangulasi
merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam
penelitian. Triangulasi yang digunakan yaitu :
1. Triangulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila
digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
2. Triangulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan
informan atau narasumber yang lain baik dari siswa, guru lain atau pihak-
pihak yang lain (Kepala Sekolah, rekan guru, orang tua/wali murid)
3. Triangulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda
agar hasilnya lebih mantap (metode observasi, tes) sehingga didapat hasil
yang akurat mengenai subyek.
Uji validitas data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1. Menggunakan metode kualitatif, dari kolabolator ( guru dan siswa )
2. Hasil belajar melakukan rangkaian gerakan ketrampilan tolak peluru gaya
ortodoks.
3. Menggunakan alat bantu pembelajaran
F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakn teknik prosentase untuk
melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil keterampilan tolak peluru dengan menganalisis nilai rata-rata nilai tes tolak
peluru. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan tolak peluru dengan
menganalisis rangkaian gerakan tolak peluru. Kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi skor yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penalitian disajikan pada gambar
dibawah ini :
Gambar 13. Contoh Indikator Kinerja Penelitian.
Aspek yang diukur
Presentase Target Capaian
Cara mengukur
Sebelum
pemberian
tindakan
Siklus I
Siklus II
Kemampuan siswa
dalam melakukan
rangkaian gerakan
tolak peluru gaya
ortodoks
25,71%
60%
75%
Diukur melalui
tes kemampuan
penguasaan
teknik dasar
tolak peluru
gaya ortodoks,
meliputi :
-cara memegang
dan meletakkan
peluru
-awalan
-sikap badan
sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
menolakkan
peluru
-cara
menolakkan
peluru
-sikap badan
setelah
menolakkan
peluru
Gambar 14. Indikator Pencapaian Hasil Penelitian.
Aspek yang diukur
Presentase Target Capaian
Cara mengukur
Sebelum
pemberian
tindakan
Siklus I
Siklus II
Teknik dasartolak
peluru gaya ortodoks
- cara memegang
dan meletakkan
peluru
- awalan
- sikap badan sebelum
menolakkan peluru
- cara menolakkan
peluru
- sikap badan setelah
menolakkan peluru
25,71%
25,71%
25,71%
25,71%
25,71%
60%
60%
60%
60%
60%
75%
75%
75%
75%
75%
Diukur melalui
praktik
keterampilan
teknik dasar
tolak peluru
gaya ortodoks
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung secara
terus menerus kepada subjek penelitian.
Langkah – langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai dari
tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi
yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi – efaluatif atas kegiatan
yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana
modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas
yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian tindakan kelas. Meninjau
sejauhmana pelaksanaan pembelajaran penjas dalam sekolah tersebut.
2. Tahap Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen, dan Alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan Kelas
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang terdiri
atas:
a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap Analisa Data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik
analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian deskriptif
tentang perkembangan pembelajaran penjas.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari
mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian.
Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit
sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni : (1)
Perencanaan Tindakan; (2) Pelaksanaan Tindakan; (3) Observasi dan
Interprestasi; (4) Analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 15. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas
Sumber : H.E.Mulyasa (2009:73)
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario
pembelajaran yang terdiri atas:
1) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) tolak peluru gaya
ortodoks.
2) Menyusun instrument testolak peluru gaya ortodoks.
3) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran.
4) Menyusun lembar observasi.
Tahap
Perencanaan
Tahap
Refleksi
Tahap
Pelaksanaan Siklus I
Tahap
Pengamatan
Tahap
Perencanaan
Tahap
Pelaksanaan
Tahap
Refleksi
Siklus II
Tahap
Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
5) Menyiapkan lembar tes.
6) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
7) Penyiapan tempat penilaian.
8) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan.
9) Sosialisasi kepada subjek.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan
tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegatan
yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan
dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajartolak peluru gaya ortodoks.
2) Melaksanakan pemanasan.
3) melaksanakan latihanteknik dasar tolak peluru gaya ortodoks.
4) Cara memegang dan meletakkan peluru melalui penggunaan alat bantu
pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru dan kolaborator.
5) Cara melakukan awalan melalui penggunaan alat bantu pembelajaran
yang telah disiapkan guru dan kolaborator.
6) Cara melakukan gerakan badan yang benar sebelum menolakkan peluru.
7) Cara menolakkan peluru dengan benar.
8) Cara melakukan gerak lanjut dengan benar
9) Menarik kesimpulan.
10) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
11) Melaksanakan pendinginan.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model
pembelajaran langsung pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, model
pembelajaran pendekatan bermain dengan alat modifikasi yang diterapkan
terhadap proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d. Tahap evaluasi ( Refleksi )
Tahap evaluasi ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil
observasi dan interprestasi sehingga diperoleh kesimpulan apa yang perlu
diperbaiki dan apa saja yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan
hasil penemuan dari peleksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan
pada siklus berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran penjas sesuai dengan silabus mata pelajaran
pendidikan jasmani yang dibuat guru. Dari itu bias dilihat apakah mengalami
peningkatan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes unjuk kerja.
Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa (afektif) dan pemahaman
konsep (koqnitif) dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodokssedangkan tes
unjuk kerja (psikomotor) digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa
besar kemampuan siswa dalam melakukan tolak peluru gaya ortodoks, sebelum
diberi tindakan melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dalam proses
belajar mengajar yang berlangsung.
Hasil observasi merupakan hasil belajar tolak peluru gaya
ortodokssiswa yang diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah
afektif yang diperoleh melalui pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran dan
ranah koqnitif yang diperoleh dari tes obyektif, serta ranah psikomotor yang
diperoleh melalui tes unjuk kerja yang terdiri dari psikomotor proses dan
psikomotor produk. Dari masing-masing ranah tersebut skor maksimalnya
adalah 100, sehingga nilai rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan tolak
peluru gaya ortodoks adalah jumlah dari skor maksimal tiap ranah dibagi 4.
Berikut merupakan hasil observasi pada kondisi awal terhadap siswa
kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, sebelum diberi
tindakan melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar (pra siklus), dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya
Ortodoks Sebelum Mendapat Penerapan Pembelajaran Melalui Penggunaan
Alat Bantu Pembelajaran.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap semangat, sportifitas,
kerjasama dan percaya diri. Kondisi awal aktivitas siswa kelas VIII A SMP
Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 sebelum diberi tindakan
pembelajaran melalui penggunaan alat bantu pembelajaran disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 1. Aktivitas siswa (Afektif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Sebelum Mendapat
Penerapan Pembelajaran Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran.
Aspek
Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di
Harapkan
31,43% 11 Tuntas
68,57% 24 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak
peluru gaya ortodoks siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta tahun
ajaran 2011/2012 tergolong masih rendah, karena hanya ada 11 siswa atau
31,43% yang tuntas.
2. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Sebelum
Mendapat Penerapan Pembelajaran Melalui Penggunaan Alat Bantu
Pembelajaran.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui lembar
observasi berupa pertanyaan mengenai materi tolak peluru gaya ortodoks.
Kondisi awal pemahaman konsep tolak peluru gaya ortodokssiswa kelas VIII
A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 sebelum diberi
tindakan penerapan pembelajaran melalui penggunaan alat bantu
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Sebelum
Mendapat Pembelajaran Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran.
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep tolak peluru gaya ortodoks siswa kelas VIII A SMP Negeri 10
Surakarta tahun ajaran 2011/2012 tergolong masih rendah, karena hanya ada
13 siswa atau 37,14% yang tuntas.
Aspek
Kondisi Awal Kriteria
Prosentase Jumlah Anak
Pemahaman Materi
37,14% 13 Tuntas
62,86% 22 BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Penguasaan Kemampuan Tolak Peluru Gaya Ortodoks Sebelum
Mendapat Penerapan Pembelajaran Melalui Penggunaan Alat Bantu
Pembelajaran.
Penguasaan kemampuan tolak peluru gaya ortodoks (Psikomotor)
terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu kemampuan melakukan
teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks dan untuk nilai hasil tolak peluru
gaya ortodoks diketahui dari hasil tolakan.
Kondisi awal penguasaan kemampuan tolak peluru gaya ortodoks
siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012
sebelum diberikan tindakan penerapan pembelajaran yang melalui
penggunaan alat bantu pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks(Psikomotor) Sebelum Mendapat
Penerapan Pembelajaran Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran.
No
Aspek
Kondisi Awal
Kriteria
Prosentase
Jumlah
Anak
1
Penguasaan teknik dasar
22,86% 8 Tuntas
78,14% 27 BT
2
Hasil tolak peluru gaya
ortodoks
20% 7 Tuntas
80% 28 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, kondisi awal siswa kelas VIII A SMP
Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dalam melakukan keseluruhan
rangkaian gerakan teknik dasar dengan benar tergolong masih rendah yaitu
hanya ada 8 siswa atau 22,86% begitu juga dengan hasil tolakannya yaitu
hanya 7 siswa atau 20% yang nilainya diatas KKM dengan KKM 75.
4. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya Ortodoks
Sebelum Mendapat Pembelajaran Melalui Penggunaan Alat Bantu
Pembelajaran.
Hasil belajar tolak peluru gaya ortodoksmerupakan gabungan dari ranah
afektif, kognitif dan psikomotor. Kondisi awal kemampuan teknik dasar
siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks siswa kelas VIII A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 sebelum diberikan
tindakan dengan penerapan pembelajaran melalui penggunaan alat bantu
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya OrtodoksSebelum Mendapatkan Tindakan
Dengan Penerapan Pembelajaran Melalui Penggunaan Alat Bantu
Pembelajaran.
Penilaian
Kondisi Awal Kriteria
Prosentase Jumlah Anak
Hasil Belajar Tolak Peluru
Gaya Ortodoks
25,71% 9 Tuntas
74,29% 26 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
teknik dasar siswa belum maksimal, karena hanya 9 siswa yang tuntas atau
25,71% yang tuntas dari jumlah 35 siswa. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar
tolak peluru gaya ortodoks. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan minimal II
siklus, pada setiap siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan
penerapan pembelajaran melalui alat bantu pembelajaran dalam kegiatan
belajar mengajar. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang
diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara
melakukan observasi dan tes unjuk kerja dalam tolak peluru gaya ortodoks
pada tiap akhir siklus. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi terhadap tindakan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. SIKLUS I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks pada
siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan. Kegiatan perencanaan
tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu 2 Mei 2012 dan Rabu 9 Mei
2012, di SMP Negeri 10 Surakarta. Perencanaan tindakannya sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam
pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat RPP dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan
dalam PTK, yaitu pembelajaran melalui penggunaan alat bantu
pembelajaran untuk pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
4) Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, selama dua
minggu yakni hari Rabu 2 Mei dan Rabu 9 Mei 2012. Masing – masing
pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit.
1) Pertemuan Pertama
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama
(Rabu, 2 Mei 2012) adalah materi pengembangan kebugaran jasmani
yang mengarah pada keterampilan tolak peluru gaya ortodoks dan
pengembangan kerjasama. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut
adalah sebagai berikut :
Pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan
berdo‟a dilanjutkan presensi. Pada pertemuan ini ada beberapa siswa
yang terlambat. Selanjutnya menjelaskan kegiatan belajar mengajar
mengenai pengembangan kebugaran jasmani dan pngembangan
ketrampilan yang mengarah pada tolak peluru gaya ortodoks
selanjutnya melakukan pemanasan.
Pemanasan yang dilakukan berupa pemanasan statis dan
pemanasan dinamis, pada saat pemanasan ada beberapa siswa
khususnya siswa yang berbaris dibelakang berbincang-bincang.
Sehingga pemanasan siswa tersebut kurang efektif dan membuat guru
harus memperingatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Memasuki inti pembelajaran siswa melakukan tugas ajar
berupa materi pengembangan kebugaran jasmani dan pengembangan
kerjasama.
a) Materi pengembangan kebugaran jasmani.
Menolak pada Jarak Tertentu. Sebelum melakukan gerakan
menolak sebelumnya siswa dibariskan 6 berbanjar saling
berhadapan. Siswa melakukan lempar tangkap bolaberekor
dengan satu tangan pada jarak tertentu dengan masing-masing
anakada yang menjadi pelempar dan penangkap lalu siswa yang
sudah melempar berpindah dengan berlari mengikuti arah
lemparan bola dengan sikap semangat. Dari keseluruhan
rangkaian gerakan diatas diharapkan ada peningkatan kebugaran
siswa.
b) Pengembangan Kerjasama.
Mendorong Bola Masuk ke dalam Kardus. Siswa mendorong
bola masuk ke dalam kardus yang bekerjasama dengan teman.
Dilakukan dengan cara siswa A melempar bola pada siswa b
yang memegang kardus, kemudian siswa A lari menuju siswa B
bergantiang memegang kardus kemudian siswa B melakukan hal
yang sama ke siswa C. Selanjutnya siswa C kembali kebarisan
paling belakang. Begitu seterusya sampai semua siswa
melakukan.Setelah menggunakan alat bantu pembelajaran untuk
melatih teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks. Selesai
melakukan rangkaian gerakan tolak peluru gaya ortodoks siswa
dikumpulkan untuk pendinginan dan evaluasi serta berdoa untuk
mengakhiri pembelajaran.
2) Pertemuan Kedua
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Rabu, 9
Mei 2012) adalah materi pengembangan kompetisi dan materi
pengembangan keterampilan yang telah dasampaikan pertemuan
sebelumnya dan dilanjutkan dengan pangambilan data hasil tolakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
untuk nilai psikomotor hasil pada siklus 1. Urutan pelaksanaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut :
Pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan berdo‟a
dilanjutkan presensi. Pada pertemuan ini sudah tidak ada siswa yang
terlambat. Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan belajar mengajar
mengenai pengembangan kompetisi dan pengembangan keterampilan
tolak peluru gaya ortodoks kemudian dilanjutkan pangambilan data untuk
hasil tolakan siklus 1. Selesai sedikit memberi penjelasan siswa dibawa
kehalaman sekolah untuk melakukan pemanasan.
Pemanasan yang dilakukan berupa pemanasan statis dan
dinamis, kemudian dilanjutkan dengan permainan bola hadang seperti
dipertemuan sebelumnya. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, masing-
masing kelompok berkompetisi untuk memasukkan bola kegawang yang
dijaga temannya sendiri yang berada dibelakang lawan.
Memasuki inti pembelajaran siswa melakukan tugas ajar berupa
materi pengembangan keterampilan tolak peluru gaya ortodoks kemudian
pengambilan data hasil tolakan.
a) Pengembangan kompetisi.
Lomba Mendorong atau MenolakBola ke Dalam Sasaran Simpai.
Siswa di bagi menjadi dua sampai 5 kelompok, masing-masing
kelompok siswa mempraktikkan permainan lomba mendorong bola
ke dalam sasaran di depan yang berjarak ± 5m dengan sikap sportif.
Kelompok yang berhasil memasukkan bola paling banyak dinyatakan
menang.
b) Pengembangan Keterampilan
Menolak atau mendorong bola tanganke dalam sasaran angka yang
dibatasi rafia bermacam warna.Siswa membentuk satu atau dua baris
berbanjar, siswa berusaha menolakkan bola tangan pada sasaran
angka yang dibatasi rafia untuk mencapai nilai tertinggi dan gerakan
dilakukan pertahapan sesuai dengan teknik dasar tolak peluru gaya
ortodoksdengan rasa percaya diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Setelah melakukan latihan denan menggunakan alat bantu
pembelajaran untuk melatih teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks,
kemudian siswa melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan
dengan alat peluru yang sesungguhnya pada sektor dan lapangan yang
telah disiapkan oleh guru untuk mengambil data hasil tolakan siklus 1.
Siswa melakukan sesuai urutan absen. Selesai melakukan rangkaian
gerakan tolak peluru gaya ortodoks siswa dikumpulkan untuk
pendinginan dan evaluasi pembelajaran dan hasil tolak peluru yang
sudah dilaksanakan dalam posisi duduk dan kedua kaki diluruskan.
Selesai evaluasi dilanjutkan berdo‟a untuk mengakhiri pembelajaran.
c. Pengamatan Tindakan I
1) Pengamatan Proses Pembelajaran
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam
pelaksanaan Tindakan I terdapat kelebihan dan kekurangan yang
dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan
Tindakan I, adapun kelebihan dari pelaksanaan Tindakan I
diantaranya :
a) Siswa merasa tertarik dengan penerapan pembelajaran melalui
penggunaan alat bantu pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat
dari antusias siswa dalam melihat setiap contoh yang diberikan
oleh guru.
b) Konsentrasi siswa meningkat dalam memperhatikan materi yang
diberikan oleh guru sehingga siswa mudah memahami tugas ajar
yang diinginkan oleh guru.
c) Siswa semakin bersemangat setelah memperhatikan peragaan dari
guru masing-masing gerakan dalam teknik dasar tolak peluru
gaya ortodoks sehingga tidak sabar untuk melaksanakan tugas
ajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih
terdapat kekurangan, adapun kekurangan dalam pelaksanaan
Tindakan I adalah:
a) Masih terdapat siswa yang datang terlambat sehingga proses
belajar mengajar terganggu hal tersebut terjadi pada pertemuan
pertama.
b) Pemanasan yang diberikan kurang menarik perhatian siswa,
sehingga masih ada beberapa siswa yang malas-malasan.
c) Sikap bersemangat berlebihan beberapa siswa kadang
mengganggu siswa lainnya karena ingin selalu mencoba tanpa
melihat antrian.
d) Dan karena sikap bersemangat tersebut kadang siswa lupa
melakukan tugas ajar yang benar. Sehingga guru sering kali
memberikan evaluasi pada sela-sela pembelajaran yang berakibat
berkurangnya kesempatan untuk mencoba.
e) Antrian yang panjang dirasa kurang efektif karena banyak siswa
yang bercanda terutama antrian yang belakang, sehingga proses
belajar-mengajar terganggu.
f) Kondisi cuaca yang panas membuat siswa lebih cepat lelah
sehingga siswa banyak yang berteduh.
g) Sebagian siswa putra kurang disiplin karena akan mengganggu
siswa putri.
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan Tindakan I maka peneliti dan
kolaborator melakukan pengambilan data penelitian. Adapun
diskripsi data yang diambil terdiri dari pengamatan; (1) Kemampuan
melakukan rangkaian tolak peluru gaya ortodoks dah hasil tolak
peluru gaya ortodoks (2) Pemahaman konsep siswa terhadap tolak
peluru gaya ortodoks dan (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan I setelah
diberi tindakan berupa penerapan pembelajaran melalui penggunaan
alat bantu pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
a) Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya
Ortodoks Sebelum Mendapat Tindakan I Melalui Penggunaan
Alat Bantu Pembelajaran.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap semangat,
soortivitas, kerjasama, dan percaya diri. Kondisi awal aktivitas
siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks siswa kelas
VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012
setelah diberi tindakan I melalui penggunaan alat bantu
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 5. Aktivitas siswa (Afektif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah
Mendapat Tindakan I Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran.
Aspek
Kondisi Siklus I Kriteria
Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di
Harapkan
60 % 21 Tuntas
40 % 14 BT
Keterangan : Data terdapat pada lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas aktivitas siswa kelas VIII A SMP
Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 selama pembelajaran
mengalami peningkatan yaitu 21 siswa atau 60% sudah mampu
menunjukan sikap yang diinginkan yaitu semangat, sportifitas,
kerjasama dan percaya diri. Dan sisanya 14 siswa atau 40% masih
belum mempu menunjukan sikap yang diinginkan dalam
pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks.
b) Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah
Mendapat Tindakan I Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi tolak peluru
gaya ortodoks.
Kondisi pemahaman konsep tolak peluru gaya ortodoks
siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012 setelah diberi tindakan I melalui Penggunaan alat bantu
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah
Mendapat Tindakan I Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran.
Aspek
Kondisi Siklus I
Kriteria
Prosentase
Jumlah anak
Pemahaman Materi
74,29% 26 Tuntas
25,71% 9 BT
Keterangan : Data terdapat pada lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep tolak peluru gaya ortodoks siswa kelas VIII A
SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 mengalami
peningkatan dibandingkan kondisi awal yaitu sejumlah 26 siswa atau
74,29% sudah mampu memahami atau tuntas sedangkan sisanya 9
siswa atau 25,71% masih belum mampu memahami konsep tolak
peluru gaya ortodoks.
c) Penguasaan Kemampuan Tolak Peluru Gaya Ortodoks (Psikomator)
Setelah Mendapat Tindakan I Melalui Penggunaan Alat Bantu
Pembelajaran.
Penguasaan kemampuan tolak peluru gaya ortodoks
(Psikomator) terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu
kemampuan melakukan teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks dan
untuk nilai hasil tolak peluru gaya ortodoks diketahui dari hasil
tolakannya.
Kondisi penguasaan kemampuan tolak peluru gaya ortodoks
siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2011/2012 setelah diberikan tindakan I melalui penggunaan alat
bantu pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Penguasaan Kemampuan (Psikomotor) Tolak Peluru Gaya Ortodoks
Setelah Mendapat Tindakan I Melalui Penggunaan Alat Bantu
Pembelajaran.
No
Aspek
Siklus 1 Kriteria
Prosentase Jumlah Anak
1
Penguasaan teknik dasar
62,86 % 22 Tuntas
37,14 % 13 BT
2
Hasil tolak peluru gaya
ortodoks
60 % 21 Tuntas
40 % 14 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa siklus 1
siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012 dalam melakukan keseluruhan teknik dasar dengan benar
mengalami peningkatan yaitu 22 siswa atau 62,86% sudah tuntas,
begitu juga dengan hasil tolak peluru gaya ortodoks siswa mengalami
peningkatan dibandingkan kondisi awal yaitu 21 siswa atau 60%
nilainya diatas KKM atau tuntas dan sisanya masih dibawah KKM.
Tergolong masih rendah yaitu hanya ada 13 siswa atau 37,14% begitu
juga dengan hasil tolakan yaitu hanya 14 siswa atau 40% yang
nilainya dibawah KKM dengan KKM 75.
d) Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya
Ortodoks Setelah Mendapat Tindakan I Melalui Penggunaan Alat
Bantu Pembelajaran.
Hasil belajar tolak peluru gaya ortodoks merupakan
gabungan dari ranah afektif, kognitif dan ranah psikomotor. Kondisi
hasil belajar siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks
siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012 setelah diberikan tindakan I melalui penggunaan alat
bantu pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah Mendapat
Tindakan I Dengan Penerapan Pembelajaran Melalui Penggunaan
Alat Bantu Pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Penilaian
Kondisi Awal Kriteria
Prosentase Jumlah Anak
Hasil Belajar Tolak Peluru
Gaya Ortodoks
65,71% 23 Tuntas
34,29% 12 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, setelah diberi tindakan I maka
dapat dijelaskan bahwa hasil belajar tolak peluru gaya ortodoks siswa
kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta meningkat dibandingkan pada
kondisi awal, yang semula pada kondisi awal hanya 9 siswa atau
25,71% yang tuntas, pada akhir siklus I meningkat menjadi 23 siswa
atau 65,71% yang tuntas. Melihat prosentase capaian maka terget
capaian 60% pada akhir siklus I sudah tercapai. Dengan demikian
peneliti dan kolaborator sepakat untuk menyusun perencanaan untuk
siklus selanjutnnya. Maka disusun sebuah tindakan untuk
mendapatkan hasil belajar yang maksimal, mengingat target capaian
sebesar 75% belum tercapai.
d. Tahap Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I, peneliti dan
kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus I telah menunjukan
hasil yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan banyak
dan bervariasi serta alokasi waktu dalam belajar yang sedikit.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana
yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus
I.
3) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I menunjukan
peningkatan akan tetapi belum menunjukan hasil yang maksimal.
a) Kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian
keterampilan dan hasil tolak peluru gaya ortodoks telah
menunjukan hasil peningkatan dibandingkan dengan kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
awal, akan tetapi belum maksimal, sehingga perlu diadakan
perbaikan melalui siklus selanjutnya.
b) Hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
c) tolak peluru gaya ortodoks telah menunjukan peningkatan
dibandingkan dengan kondisi awal, akan tetapi belum maksimal,
sehingga perlu diadakan perbaikan.
4) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang
ditemukan selama pelaksanaan Tindakan I, maka disusun langkah
antisipatif, yakni:
a) Variasi pembelajaran ditambah dalam semua aspek
pengembangan.
b) Dalam mengantisipasi keterlambatan siswa maka guru yang
bersangkutan akan memberikan sangsi berupa pertanyaan yang
ada kaitanya dengan materi pembelajaran tolak peluru gaya
ortodoks.
c) Untuk menambah pemahaman siswa terhadap tolak peluru gaya
ortodoks maka guru memberikan kopian materi tolak peluru gaya
ortodoks.
d) Pemanasan yang semula menggunakan pemanasan statis dan
dinamis akan diganti dengan permainan untuk menarik partisipasi
siswa.
e) Siswa mencoba berulang-ulang tanpa memperhatikan antrian
diperhatikan lebih.
f) Untuk lebih efektif dalam tugas ajarnya, peneliti tidak henti-
hentinya memperingatkan agar siswa dapat melakukan tugas
ajarnya dengan benar.
g) Untuk lebih efektif dalam antrian karena cuaca yang panas
peneliti membagi siswa dalam beberpa kelompok dalam hal ini
dibagi empat kelompok sesuai urut absen. Kelompok yang
mendapat giliran menempatkan diri sedangkan yang lain dapat
istirahat sambil menunggu giliran sesuai kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
h) Dan untuk memudahkan peneliti dalam membagi siswa dalam
kelompok maupun memanggil siswa untuk melaksanakan tugas
ajar serta memudahkan proses observasi maka guru memberi
nomor dada.
i) Peneliti dan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang
dapat melakukan rangkaian tolak peluru gaya ortodoks dengan
benar.
j) Untuk memudahkan proses observasi peneliti dan kolaborator
dibantu oleh rekan yang lain.
k) Peneliti dan kolaborator sepakat menyusun tindakan perbaikan
dan mengulang materi-materi yang dianggap belum dikuasai.
2. SIKLUS II
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks pada siklus II dilakukan
dalam d kali pertemuan. Dan tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam
pelajaran 2 x 40 menit yang dilaksanakan pada hari Rabu 16 Mei dan 23 Mei
2012, di SMP Negeri 10 Surakarta.
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui
bahwa ada peningkatan kemampuan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP
Negeri 10 Surakarta namun belum maksimal. Hal tersebut ditunjukan
denngan masih ada 13 siswa yang belum tuntas dalam hasil belajar tolak
peluru gaya ortodoks. Dengan berpedoman pada analisis dan hasil Refleksi
pada siklus I maka tahap perencanaan pada siklus II ini meliputi :
1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
yang diterapkan dalam PTK, yaitu penerapan pembelajaran melalui
penggunaan alat bantu pembelajaran untuk tolak peluru gaya ortodoks.
2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu
pembelajaran.
3) Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, selama dua
minggu yaitu pada hari Rabu 16 Mei dan Rabu 23 Mei 2012, di SMP Negeri
10 Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit.
Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti
dan dibantu kolaborator, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16
Mei 2012. materi pada pelaksanakan tindakan II hampir sama seperti
pada tindakan I yaitu pengembangan kebugaran jasmani dan
pengembangan keterampilan hanya variasi pembelajarannya yang
berbeda. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
Pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan berdo‟a
dilanjutkan persensi. Pada pertemuan ini sudah tidak ada siswa yang
terlambat. Selanjutnya menjelaskan kegiatan belajar mengajar mengenai
pengembangan kebugaran jasmani yang mengarah pada tolak peluru
gaya ortodoks dan pengembangan keterampilan tolak peluru gaya
ortodoks.
Untuk pemanasan berupa permainan menjala ikan yang
dilakukan dihalaman sekolah. Pemanasan dimulai dengan berjalan
melingkar sambil bernyanyi, guru meniup peluit dan sambil mengucap
angka yang dikehendaki semisal dua-dua yang berarti siswa berkelompok
dua-dua. Dan jika ada siswa yang tidak punya kelompok ditari dari
barisan dan dikumpulkan ditengah, permainan dilanjutkan sampai siswa
yang berada ditengah dirasa cukup untuk dijadikan jala dan sisanya
menjadi ikan. Permainan berakhir jika semua ikan dapat tertangkap.
Selesai melakukan pemanasan siswa dikumpulkan untuk diberi
pengarahan singkat mengenai materi yang akan dikerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Memasuki materi siswa melaksanakan tugas ajar materi
pengembangan kebugaran jasmani dan pengembangan keterampilan.
Adapun variasi pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a) Materi pengembangan kebugaran jasmani.
Pada materi pengembangan kebugaran jasmani adalah siswa
baris menjadi 4 berbanjar dan siswa yang berada paling depan
memegang bola tangan untuk dimasukkan kedalam keranjang yang
dibawa teman mereka sendiri yang berada di depannya yang berjarak
kurang lebih 6 meter. Setiap siswa berusaha memasukkan bola ke
dalam keranjang dengan menggunakan satu lengan dengan cara
menolakkan bola tersebut yang seakan-akan peluru yang dibawa
teman ditaruh didepan atas kepala, dilakukan secara bergantian. Dari
keseluruhan rangkaian gerakan diatas diharapkan ada peningkatan
kebugaran siswa.
b) Pengembangan keterampilan
Siswa membentuk 6 banjar, setiap siswa yang paling depan
membawa bola tangan untuk didorang atau ditolakkan sejauh-jauhnya
untuk melewati net yang bertahap dari yang dekat dan pendek
selanjutnya menuju ke yang tinggi dan jaraknya lebih jauh. Hal ini
dimaksudkan agar siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk
melakukan rangkaian gerakan tolak peluru gaya ortodoks. Pada saat
akan melakukan tolakan menggunakan bola tangan siswa harus
memperhatikan teknik dasar tolak peluru dari cara memegang,
awalan, sikap badan sebelum menolakkan, cara menolakkan dan
terakhir gerak lanjut.
Selesai melakukan pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks
melalui penggunaan alat bantu pembelajaran siswa dikumpulkan
untuk pendinginan dan evaluasi pembelajaran yang sudah
dilaksanakan dalam posisi duduk dan kedua kaki diluruskan. Selesai
evaluasi dilanjutkan berdo‟a untuk mengakhiri pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Mei 2012.
Pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan berdo‟a dilanjutkan
presensi. Selanjutnya siswa sedikit diberi penjelasan tentang materi ajar
pengembangan kerjasama dan pengembangan kompetisi.
Untuk pemanasan berupa permainan menjala ikan yang
dilakukan dihalaman sekolah. Permainan dimulai dengan berjalan
melingkar sambil bernyanyi setelah selesai bernyanyi, guru meniup peluit
dan sambil mengucap angka yang dikehendaki semisal dua-dua yang
berarti siswa berkelompok dua-dua. Dan jika ada siswa yang tidak punya
kelompok ditarik dari barisan dan dikumpulkan ditengah, permainan
dilanjutkan sampai siswa yang berada ditengah dirasa cukup untuk
dijadikan jala dan sisanya menjadi ikan. Permainan berakhir jika semua
ikan dapat tertangkap.
Memasuki materi siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan
materi.
a) Pengembangan Kerjasama.
Dalam pengembangan kerjasama pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran yaitu permainan bola hadang. Siswa
dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok berkompetisi
untuk memasukkan bola kegawang yang dijaga temannya sendiri
yang berada dibelakang lawan dengan memasukkan bola tangan ke
dalam keranjang menggunakan satu tangan yang terkuat. Aturan
permainan yaitu permainan dilakukan didalam lapangan berbentuk
persegi yang sudah ditentukan dan dipimpin oleh guru yang bertidak
sebagai wasit.
Pembelajaran ini diharapkan dapat menambah kerjasama
siswa karena sesama kelompok harus saling kerjasama agar dapat
memasukkan bola ke dalam keranjang untuk mendapatkan skor yang
maksimal.
b) Pengembangan Kompetisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Siswa berbaris yang rapi dan membentuk 4 kelompok
berbanjar ke belakang. Siswa yang berada depan membawa bola
tangan untuk melakukan tolakan pada bola palstik yang digantung
pada tali rafia sebagai sasaran. Setiap kelompok harus berlomba
mengenai bola plastik yang digantung sebagai sasaran dengan
menggunakan bola tangan yang ditolakkan sesuai deng gerakan yang
mengarah pada teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks. Siswa atau
kelompok yang paling banyak mengenai sasaran boleh memberi
sangsi kepada temannya seseuai dengan pilihan yang diberikan guru.
c) Melakukan rangkaian gerakan tolak peluru gaya ortodoks
Setelah melakukan latihan dan melalui penggunaan alat
bantu pembelajaran untuk melatih teknik dasar tolak peluru gaya
ortodoks, kemudian siswa melakukan rangkaian gerakan secara
keseluruhan dengan menggunakan alat atau peluru yang
sesungguhnya untuk pengambilan data hasil tolak peluru siklus 2.
Siswa melakukan sesuai urutan absen.
Selesai melakukan rangkaian gerakan tolak peluru gaya
ortodoks siswa dikumpulkan untuk pendinginan dan evaluasi
pembelajaran yang sudah dilaksanakan dalam posisi duduk dan kedua
kaki diluruskan sambil memegang pundak yang berada di depannya
untuk dipijat secara bergantian. Selesai evaluasi dilanjutkan berdo‟a
untuk mengakhiri pembelajaran.
c. Pengamatan Tindakan
1) Pengamatan Proses Pembelajaran
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan
tindakan II terdapat kelebihan dak kekurangan yang dapat digunakan
sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun
kelebihan dari pelaksanaan tindakan II diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
a) Kekurangan yang terdapat pada tindakan I sudah dapat diatasi
semisal keterlambatan siswa.
b) Siswa merasa tertarik dengan penerapan pembelajaran melalui
penggunaan alat bnatu pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat dari
antusias siswa dalam melihat contoh gerakan yang ditunjukkan guru
dan sikap semangat siswa saat pembelajaran berlangsung.
c) Konsentrasi siswa meningkat dalam memperhatikan materi yang
disampaikan sehingga siswa mudah memahami tugas ajar yang
diinginkan oleh guru.
d) Siswa semakin bersemangat setelah melihat contoh gerakan yang
ditunjukkan guru dan merasa tidak sabar untuk melaksanakan tugas
ajar.
Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan II masih terdapat
kekurangan, adapun kekurangan dalam pelaksanaan tindakan II yaitu
masih ada beberapa yang teknik dasar dan hasil tolak peluru gaya
ortodoks belum tuntas khususnya siswa perempuan yang lemah gemulai.
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan tindakan II maka peneliti dan kolaborator
melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data yang
diambil terdiri dari pengamatan; (1) Kemampuan melakukan rangkaian
tolak peluru gaya ortodoks dan hasil tolak peluru gaya ortodoks (2)
Pemahaman konsep siswa terhadap tolak peluru gaya ortodoks dan (3)
Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan II setelah
diberi tindakan berupa penerapan pembelajaran melalui penggunaan alat
bantu pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat dari
tabel sebagai berikut :
a) Aktivitas siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya
Ortodoks Setelah Mendapat Tindakan Melalui Penggunaan Alat
Bantu Pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap semangat,
sortivitas, kerjasama, dan percaya diri. Kondisi awal aktivitas siswa
dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks siswa kelas VIII A
SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 setelah diberikan
tindakan II melalui penggunaan alat bantu pembelajaran disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 9. Aktivitas siswa (Afektif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah
Mendapat Tindakan II Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran.
Aspek
Kondisi Siklus II Kriteria
Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di Harapkan
71,43% 25 Tuntas
28,57% 10 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas aktivitas siswa selama pembelajaran
yaitu 25 siswa atau 71,43% sudah mampu menunjukan sikap yang
diinginkan yaitu semangat, sportifitas, kerjasama dan percaya diri dan
sisanya 10 siswa atau 28,57% masih belum mampu menunjukan sikap
yang diinginkan dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks.
b) Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah
Mendapat Penerapan Pembelajaran Melalui Penggunaan Alat Bantu
Pembelajaran.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep dimulai melalui
lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi tolak peluru
gaya ortodoks. Kondisi pemahaman konsep tolak peluru gaya
ortodoks siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun ajaran
2011/2012 setelah diberikan tindakan II melalui penerapan alat bantu
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebaga berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 10. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah
Mendapat Tindakan II Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran.
Aspek
Kondisi Siklus II Kriteria
Prosentase Jumlah anak
Pemahaman Materi
85,71% 30 Tuntas
14,29% 5 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pemahaman
konsep tolak peluru gaya ortodoks siswa kelas VIII A SMP Negeri 10
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 mengalami peningkatan setelah
diberi tindakan II dibanding kondisi siklus I yaitu sejumlah 30 siswa atau
85,71% sudah mampu memahami atau berkategori tuntas sedangkan
sisanya 5 siswa atau 14,29% masih belum mampu memahami konsep
tolak peluru gaya ortodoks.
c) Penguasaan Kemampuan Tolak Peluru Gaya Ortodoks (Psikomotor)
Setelah Mendapat Tindakan II Dengan Penerapan Alat Bantu
Pembelajaran.
Penguasaan kemampuan tolak peluru gaya ortodoks
(Psikomotor) terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu
kemampuan melakukan teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks
untuk nilai hasil tolak peluru gaya ortodoks diketahui dari hasil
tolakan.
Kondisi penguasaan kemampuan tolak peluru gaya ortodoks
siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012 setelah diberi tindakan II melalui penerapan alat bantu
pembelajaran disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 11. Penguasaan Kemampuan Tolak Peluru Gaya Ortodoks (Psikomotor)
Setelah Mendapat Tindakan II Melalui Penerapan Alat Bantu
Pebelajaran.
No
Aspek
Kondisi Siklus II
Kriteria
Prosentase
Jumlah
Anak
1
Penguasaan teknik dasar
74,29% 26 Tuntas
25,71% 9 BT
2 Hasil tolak peluru gaya ortodoks 77,14% 27 Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
22,86% 8 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas pada akhir siklus II, penguasaan
kemampuan melakukan teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks siswa
kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 setelah
diberi tindakan II mengalami peningkatan dibanding kondisi akhir siklus
I. Sejumlah 26 siswa atau 74,29% sudah mampu melakukanya dan
berkategori tuntas sedangkan sisanya 9 siswa atau 25,71% masih belum
mampu melakukan secara keseluruhan rangkaian tolak peluru gaya
ortodoks. Dan untuk hasil tolak peluru gaya ortodoks juga mengalami
peningkatan setelah diberi tindakan II dibanding kondisi siklus I yaitu
siswa yang mencapai nilai diatas KKM sejumlah 27 siswa atau 77,14%
atau berkategori tuntas dan sisanya 8 siswa atau 22,86% masih dibawah
KKM.
d) Hasil Belajar Siswa (Psikomotor, Koqnitif dan Afektif) Dalam
Pembelajaran Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah Mendapatkan
Tindakan II Melalui Penerapan Alat Bantu Pembelajaran.
Hasil belajar tolak peluru gaya ortodoks merupakan
gabungan dari ranah afektif, koqnitif dan psikomotor. Kondisi hasil
belajar siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks siswa
kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012
setelah diberikan tindakan II melalui alat bantu pembelajaran
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 12. Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Setelah Mendapatkan
Tindakan II Melalui Penerapan Alat Bantu Pembelajaran.
Penilaian
Siklus II
Kriteria
Prosentase
Jumlah
Anak
Hasil Belajar Tolak Peluru
Gaya Ortodoks
85,71% 30 Tuntas
14,29% 5 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas pada siklus II setelah diberikan tindakan
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
dibandingkan hasil belajar siklus I setelah diberi tindakan II yang semula
hanya 23 siswa atau 65,71% yang tuntas meningkat menjadi 30 siswa
atau 85,71% pada akhir siklus II. Melihat prosentase capaian pada siklus
II sebesar 80% maka target capaian 75% pada akhir siklus II sudah
tercapai.
d. Tahap Refleksi Tindakan II
Hasil analisis data dan diskusi peneliti dengan kolaborator terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
pada siklus II, telah menunjukan perubahan yang signifikan. Dari analisis
diketahui bahwa tingkat ketuntasan siswa dalam hasil belajar tolak peluru
gaya ortodoks (Psikomotor) menunjukan 74,29% dan 77,14% siswa telah
tuntas sedangkan dalam pemahaman konsep siswa terhadap tolak peluru
gaya ortodoks (Koqnitif) sudah mencapai 85,71%. Dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran (Afektif) sudah mencapai 71,43%. Dengan meningkatnya
ranah psikomotor, ranah koqnitif dan ranah afektif, maka hasil belajar juga
meningkat, pada kondisi awal yang semulah 9 siswa atau 25,71% yang tuntas
meningkat pada akhir siklus I menjadi 23 siswa atau 65,71% dan pada akhir
siklus II meningkat menjadi 30 siswa atau 85,71%. Hasil ini menunjukan
bahwa pada siklus II tersebut sudah diatas indikator ketercapaian.
Atas dasar ketuntasan tersebut dan melihat hasil belajar yang
diperoleh pada data observasi melalui penggunaan alat bantu pembelajaran
yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu
dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data terhadap data psikomotor, koqnitif dan afektif,
diperoleh hasil sebagai berikut :
Hasil unjuk kerja (Psikomotor) nilai proses tolak peluru gaya ortodoks ,
kondisi awal yang semula 8 siswa atau 22,86% pada akhir siklus I menjadi 22 siswa
atau 62,86% dan pada siklus II menjadi 26 siswa atau 74,29%, sedangkan hasil tolak
peluru gaya ortodoks pada kondisi awal yang semula 7 siswa atau 20% pada akhir
siklus I menjadi 21 siswa atau 60% dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 27
siswa atau 77,14%.
Hasil pemahaman konsep (Koqnitif) siswa terhadap materi tolak peluru
gaya ortodoks pada kondisi awal yang semula 13 siswa atau 37,14% meningkat pada
akhir siklus I menjadi 26 siswa atau 74,29% dan pada akhir siklus II meningkat
menjadi 30 siswa atau 85,71%.
Sedangkan untuk hasil aktivitas siswa (Afektif) dalam pembelajaran pada
kondisi awal yang semula 11 siswa atau 31,43% meningkat pada akhir siklus I
menjadi 21 siswa atau 60% dan pada akhir siklus II menjadi 25 siswa atau 71,43%.
Dengan meningkatnya ranah psikomotor, ranah koqnitif dan ranah afektif, maka
hasil belajarnya juga meningkat, pada kondisi awal yang semula 9 siswa atau 25,71
% yang tuntas meningkat pada akhir siklus I menjadi 23 siswa atau 65,71% dan pada
akhir siklus II meningkat menjadi 30 siswa atau 85,71%.
Dari hasil tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya
ortodoks pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, penelitian ini menunjukan bahwa
penerapan pembelajaran melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya ortodoks siswa kelas VIII A SMP
Negeri 10 Surakarta Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Dengan demikian penerapan pembelajaran melalui penggunaan alat bantu
pembelajaran dapat digunakan guru penjas sebagai suatu alternatif dalam
pembelajaran penjas khususnya untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya
ortodoks . Karena penerapan pembelajaran melalui penggunaan alat bantu
merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang didalamnya memperlihatkan
bentuk-bentuk alat yang sederhana, mudah dipelajari, sehingga dapat menarik
perhatian siswa menjadi lebih aktif dan pada akhirnya dapat merangsang ranah
afektif, ranah koqnitif dan terutama ranah psikomotor sisswa sehingga pembelajaran
penjas khususnya atletik menjadi lebih efektif.
`
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Bagi guru penjas SMP, untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru
gaya ortodoks gunakanlah penerapan pembelajaran melalui penggunaan alat
bantu pembelajaran..
2. Bagi kepala sekolah hendaknya memberikan sarana dan prasarana yang lengkap
pada mata pelajaran penjas, untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran.
3. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya
ortodoks harus mengikuti pembelajaran dengan penerapan pembelajaran melalui
penggunaan alat bantu pembelajaran.