upaya meningkatkan hasil belajar bahasa inggris...

12
85 Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS POKOK BAHASAN WHEN I WAS A CHILD MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 LHOKSEUMAWE TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Oleh: Yusra Fitri SMPN 4 Lhokseumawe ABSTRAK Adanya temuan rendahnya hasil belajar bahasa Inggris pokok bahasan When I Was a Child di kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe, hal tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. Melalui hasil diskusi kami dengan guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 4 Lhokseumawe untuk menangani kesulitan siswa di atas, maka penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan metode Role Playing. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk(a) mengetahui efektitas metode Role Playing dalam meningkatkan hasil belajar siswa (b) mengetahui proses peningkatan aktivitas siswa (c) mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe Tahun Pelajaran 2018/2019, sebelum dan setelah menggunakan metode Role Playing. Penelitian ini juga menggunakan tindakan kelas (Action Research) dengan 2 siklus, dan setiap siklusnya melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan reeksi. Data yang diperoleh berupa lembar kerja siswa, lembar observasi siswa dan guru, lembar motivasi serta nilai hasil pembelajaran. Sasaran penelitian adalah kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar (ketuntasan) siswa pada siklus I sebesar 73,91% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 100%. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa metode Role Playing sangat tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris materi pokok When I Was a Child. Metode ini dapat diterapkan selain untuk pembelajaran Bahasa Inggris, juga pada pembelajaran mata pelajaran lainnya. Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Role Playing PENDAHULUAN Keberhasilan atau kegagalan siswa dalam memperoleh pengalaman belajar ditentukan oleh metode pembelajaran yang tepat yang dilakukan oleh guru yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa di kelas, dengan demikian penelitian ini menyangkut latar belakang, proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi siswa dalarn memperoleh pengalaman belajar. Ada beberapa hal yang melatar belakangi dalam proses pembelajaran, dalam hal ini siswa dan yakni hasil belajar siswa. Yusra Fitri

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

85

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS POKOK BAHASAN WHEN I WAS A CHILD MELALUI PENGGUNAAN METODE

PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 LHOKSEUMAWE TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh: Yusra Fitri

SMPN 4 Lhokseumawe

ABSTRAKAdanya temuan rendahnya hasil belajar bahasa Inggris pokok bahasan When I Was a

Child di kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe, hal tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Melalui hasil diskusi kami dengan guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 4 Lhokseumawe untuk menangani kesulitan siswa di atas, maka penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan metode Role Playing.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk(a) mengetahui efektifi tas metode Role Playing dalam meningkatkan hasil belajar siswa (b) mengetahui proses peningkatan aktivitas siswa (c) mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe Tahun Pelajaran 2018/2019, sebelum dan setelah menggunakan metode Role Playing.

Penelitian ini juga menggunakan tindakan kelas (Action Research) dengan 2 siklus, dan setiap siklusnya melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refl eksi. Data yang diperoleh berupa lembar kerja siswa, lembar observasi siswa dan guru, lembar motivasi serta nilai hasil pembelajaran. Sasaran penelitian adalah kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe Tahun Pelajaran 2018/2019.

Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar (ketuntasan) siswa pada siklus I sebesar 73,91% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 100%. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa metode Role Playing sangat tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris materi pokok When I Was a Child. Metode ini dapat diterapkan selain untuk pembelajaran Bahasa Inggris, juga pada pembelajaran mata pelajaran lainnya.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Role Playing

PENDAHULUANKeberhasilan atau kegagalan siswa dalam memperoleh pengalaman belajar ditentukan oleh

metode pembelajaran yang tepat yang dilakukan oleh guru yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa di kelas, dengan demikian penelitian ini menyangkut latar belakang, proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi siswa dalarn memperoleh pengalaman belajar. Ada beberapa hal yang melatar belakangi dalam proses pembelajaran, dalam hal ini siswa dan yakni hasil belajar siswa.

Yusra Fitri

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

86

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Latar belakang siswa, proses pembelajaran dan hasil belajar masalah besar bagi siswa adalah mereka belum dapat berkomunikasi atau mengungkapkan pendapatnya yang sederhana dalam bahasa Inggris baik secara lisan rnaupun tulisan.

Keadaan ini sebagaimana diungkapkan oleh Swan (2013: 85) “The learner who has studied the language for seven years, but who cannot ask, for a glass of water, a cab, or a light, for a cigarette, is regularly brought on to the stage to justify demand for a radical change in our to language teaching”, Pernyataan tadi membuktikan bahwa ketika terjadi proses perbelajaran terdapat kekurangan, sehingga sasaran yang dituju tidak tepat. Untuk mengatasi hal-hal seperti di atas, perlu dicari pemecahan dengan mengembangkan model pembelajaran yang dapat menerapkan kehidupan sehari-hari/kondisi nyata dalam proses belajar mengajar.

Peneliti mencoba memberi variasi lain untuk menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan adalah belajar sambil bermain, yang dikemas dalam sebuah permainan peran atau yang dikenal dengan Role Playing. Agar mereka merasa senang dengan pembelajaran Bahasa Inggris, tema permainan didiskusikan bersama sesuai dengan keinginan mereka.

Dengan Role Playing, siswa akan mempersiapkan terlebih dulu bentuk percakapannya, kalimat-kalimat yang hendak disampaikan. Dan saat memproduksi kalimat inilah banyak kendala yang mereka hadapi, antara lain: Vocabulary, structure, pronunciation. Masalah yang paling banyak dijumpai adalah proses menyusun kalimat sesuai dengan struktur bahasa Inggris.

Sesuai dengan standar “kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan berdasarkan Kurikulum 2013 maka keberhasilan pembelajaran ditetapkan apabila siswa mampu mencapai angka kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 ke atas. Meskipun di sekolah ini memiliki jumlah guru bahasa Inggris yang cukup dan juga memiliki laboratorium bahasa, namun kenyataannya tidak mudah bagi para siswa untuk mencapai standar nilai KKM tersebut khususnya untuk kompetensi berbicara.

Untuk lebih meningkatkan efektivitas proses pembelajaran tersebut, peneliti mencoba memberi variasi lain untuk menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap Bahasa Inggris. Banyak teknik untuk meningkatkan kemampuan berbicara, namun peneliti lebih cenderung memilih metode Role Playing karena memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa.

Dengan metode ini siswa dapat belajar sambil bermain sehingga memperoleh kesenangan dalam proses pembelajaran. Agar metode ini lebih menarik tema Role Playing biasanya didiskusikan bersama sesuai dengan keinginan mereka. Dalam memasuki millenium ketiga yang bercirikan kompetensi global, menuntut individu untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin tinggi agar dapat tetap bertahan dalam persaingan sebagian besar ilmu pengetahuan dan teknologi menggunakan bahasa asing sebagai referensi, sehingga penguasaan bahasa asing mutlak diperlukan.

Dengan demikian penerapan metode Role Playing ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas belajar dan berpengaruh terhadap pencapaian standar KKM yang harus dipenuhi oleh siswa didik.

Tujuan penelitian selama proses kegiatan belajar mengajar dan penilaian dalam proses belajar mengajar dengan metode Role Playing pada kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe yaitu untuk: 1) Mengukur peningkatan hasil belajar berbicara menyatakan dan menanyakan tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau dalam Bahasa Inggris pokok bahasan When I Was a Child pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe dengan menggunakan

Yusra Fitri

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

87

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

metode Role Playing. 2) Mengetahui proses peningkatan hasil belajar bahasa Inggris pokok bahasan When I Was a Child pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe sebelum dan sesudah menggunakan metode Role Playing.

KAJIAN PUSTAKABelajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena proses

pengalamannya (Gagne dan Berliner dalam Chatarina, 2007: 2). Belajar merupakan proses internal yang kompleks, dimana yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranahranah tersebut tertuju pada bahan pelajaran tertentu (Dimyanti, 2009: 18).

Pengertian belajar yang komperensif diberikan oleh BellGredler (dalam Udin, 2008: 1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills dan attitudes.

Konsep tentang belajar mengandung tiga unsur, yaitu: 1) Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. 2) Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. 3) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar yang pada umumnya meliputi penetahuan, keterampilan, dan sikapsikap yang baru yang diharapkan tercapai oleh siswa.

Tujuan belajar adalah suatu diskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar merupakan cara yang akurat untuk menetukan hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran dan tujuan belajar berbeda namun berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya (Hamalik, 2010: 73).

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam proses pembelajaran di sebabkan oleh beberapa faktor. menurut Chatarina, dkk (2006: 13) seperangkat faktor yang mempengaruhi belajar adalah kondisi internal dan eksternal, kondisi internal meliputi: kondisi fi sik dan kondisi psikis sedangkan eksternal meliputi kondisi sosial seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan

Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal yakni pendidikan di sekolah, sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi juga di lingkuan masyarakat. Hasil belajar adalah kemampuan yang didapat oleh siswa setelah mengalami pembelajaran di kelas yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pengukuran untuk mengukur hasil belajar peserta didik digunakanlah alat penilaian hasil belajar. Teknik yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar ada 2 yaitu tes dan non tes.

Besarnya hasil belajar dalam penelitian ini akan diukur melalui teknik (tes obyektif dan tes esay) dan non tes (unjuk kerja berupa diskusi berpasangan dan presentasi).

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi: 1) Kemampuan berwacana. 2) Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei. 3) Kompetensi pendukung.

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi informational. 2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. 3) Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.

Yusra Fitri

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

88

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Menentukan strategi pembelajaran, menurut Fenton (dalam Isjoni, 2007: 108) sebaliknnya terlebih dahulu dipahami kemampuan kondisi awal siswa. Jika sebelumnnya belum banyak memahami materi yang direncanakan guru karena relatif baru, pendekatan yang digunakan lebih relevan seperti Model ceramah. Sebelum mengaktifkan model pembelajaran Role Playing ini guru terlebih dahulu menggunakan Model belajar ceramah guna mengaktifkan aspek kognitif siswa sebelum masuk dalam pembelajaran dengan model Role Playing yang cenderung lebih baru.

Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007: 5), Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menetukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk di dalamnnya bukubuku, fi lm, computer, kurikulum dan lain-lain.

Role Playing berasal dari kata simulate yang artinya berpurapura atau berbuat seakanakan. Sebagai model mengajar, Role Playing dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

Role Playing sebagai model mengajar menurut uraian Soli Abimanyu dan Ngalim Purwanto (dalam Sunaryo, 1989: 113) memiliki segenap tujuan dalam proses pembelajarannya.

Tujuan langsung di antaranya yaitu: melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional mau pun bagi kehidupan sehari-hari, memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, dan melatihan memecahkan masalah.

Sedangkan tujuan tidak langsung di antaranya yaitu: meningkatkan aktifi tas belajar dengan melihatkan dirinya dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya dan memberikan motivasi belajar karena sangat menarik dan menyenangkan anak-anak.

Bermain Peran atau Role Playing yang diselenggarakan dengan maksud untuk mengkreasi kembali peristiwaperistiwa Bahasa Inggris masa lampau, mengkreasi kemungkinankemungkinan masa depan, mengekspose kejadiankejadian masa kini dan sebagainya (Sunaryo, 1989: 115).

Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang terjadi dua arah dari guru ke siswa dan dari siswa ke guru dengan mengutamakan keaktifan siswa, karena dengan begitu maka hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan.

Namun dalam prakteknya, proses pembelajaran yang terjadi di kelas masih didominasi guru sebagai satusatunya sumber materi. Akibat dari kondisi belajar yang seperti itu akan membuat siswa semakin pasif yang pada akhirnya pemahaman siswa dan hasil belajar akan menurun. Untuk mengatasi permasalahan yang ada tersebut, dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang bisa membuat siswa aktif dan merasa nyaman tanpa rasa tertekan atau takut selama proses pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing.

Model Pembelajaran Role Playing ini akan melatih siswa untuk lebih mengaktifkan aspek kognitif, afektif serta psikomotor. Sehingga peserta didik akan terdorong untuk aktif berbicara, perpikir serta bertingkah laku dalam proses pembelajaran. Dengan penerapan model pembelajaran Role Playing ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa pada pokok bahasan When I Was a Child.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti memformulasikan hipotesis sebagai berikut: “Dengan menggunakan metode Role Playing dalam proses pembelajaran bahasa Inggris pokok bahasan When I Was a Child yang dilakukan oleh peneliti

Yusra Fitri

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

89

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

adalah berkenaan dengan 3 aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif, maka hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe diharapkan dapat meningkat.

METODOLOGI PENELITIANSehubungan dengan penelitian yang dilakukan adalah tentang perbaikan hasil belajar Bahasa

Inggris dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Pokok Bahasan When I Was a Child Melalui Penggunaan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe Tahun Pelajaran 2018/2019”. Penelitian dilakukan di kelas VIII Semester genap SMP Negeri 4 Lhokseumawe Tahun Pelajaran 2018/2019.

Penelitian dilaksanakan pada Semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari minggu ke I bulan Februari 2018 hingga minggu ke empat bulan April 2018.

PTK adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. Karena siswa terlibat dalam situasi penelitian, maka karakteristik siswa perlu dipahami agar PTK berjalan lancar sesuai tujuan. PTK ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe, dengan jumlah siswa sebanyak 23 anak. Mayoritas dari siswa berasal dari keluarga petani, pedagang, dan Wiraswasta. Tentang keadaan fi sik siswa kelas VIII pada umumnya baik.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Lhokseumawe, yang berlokasi di Jalan Tgk.Umar Aff an, Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Lhokseumawe Provinsi Aceh Kode Pos 24300.

Penelitian ini memakan waktu selama tiga bulan, dimulai bulan Februari sampai dengan April 2018, dengan perincian persiklus sebagai berikut:

Siklus pertama Pertemuan I : 6 Maret 2018 Pertemuan II : 13 Maret 2018Siklus keduaPertemuan I : 20 Maret 2018Pertemuan II : 27 Maret 2018Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan mengacu pada

pendapat Wardani (2013: 24), yaitu (1) merencanakan (planning), (2) melakukan tindakan (action), (3) observasi (observation), (4) refl eksi (refl ection).

Lebih jelas langkah-langkah penelitian tindakan kelas seperti tersebut di atas dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar Daur Penelitian Tindakan Kelas

Yusra Fitri

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

90

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Hasil Pelaksanaan tindakan kelas dengan dua siklus dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar Tahapan-Tahapan Perbaikan Pembelajaran (Rusna Ritasa 2017: 46)

Langkah-langkah tindakan yaitu: siklus pertama 2x pertemuan 2 x 35 menit. Perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refl eksi. Selanjutnya peneliti bersama observer mencari solusi untuk merevisi tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Hasil analisis data yaitu dari 23 siswa yang sudah mencapai tuntas belajar 17 siswa atau 73,91% dan keaktifan siswa mencapai 72%. Berdasarkan kriteria keberhasilan pada siklus I dinyatakan belum dapat dikatakan berhasil dan masih perlu dilakukan pembelajaran siklus II.

Deskripsi hasil siklus kedua kali pertemuan 2 x 35 menit. Perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refl eksi. Melihat hasil evaluasi dan analisis siklus kedua, ternyata telah memenuhi kategori ketuntasan belajar dengan mencapai 23 siswa atau 100% pada siklus kedua dan keaktifan siswa mencapai 94%.

Setelah berdiskusi dengan observer, maka perbaikan pembelajaran dinyatakan berakhir pada siklus kedua.

Untuk memperoleh informasi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa Rubrik penilaian yang meliputi: aspek kognitif terdiri dari: struktur dan

Yusra Fitri

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

91

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

pelafalan, aspek psikomotorik terdiri dari: kelancaran komunikasi dan intonasi, Aspek afektif yaitu penilaian tentang sikap.

Sedangkan Jenis data yang dihimpun adalah data kualitatif karena penelitian ini merupakan penelitian proses yang dilakukan selama tindakan berlangsung.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriftif analitik. Adapun deskripsi yang dipakai untuk mengetahui kemampuan mengungkapka menggunakkan Bahasa Inggris dengan melalui metode Role Playing adalah sebagai berikut: aspek kognitif terdiri dari: struktur dan pelafalan; aspek psikomotorik terdiri dari: kelancaran komunikasi dan intonasi; aspek afektif yaitu penilaian tentang sikap. Teknik analisisnya menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dipergunakan untuk mengolah data hasil pengamatan selama proses pembelajaran, sedangkan analisis kuantitatif dipergunakan untuk mengolah data hasil belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANSebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan observasi awal di kelas VIII.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran awal kemampuan berbicara bahasa inggris siswa kelas VIII dalam mengungkapkan pernyataan dan pertanyaan tentang tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau.

Berikut disajikan data hasil test awal yang telah dilakukan peneliti pada pra siklus. Seluruh siswa tidak mencapai standar minimal ketuntasan (KKM) sesuai yang ditetapkan yaitu 70.

Tabel Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pelajaran Bahasa Inggris Siklus INo Nama Nilai Ket No Nama Nilai Ket

1 Ainul Marziah 72 T 13 Muhammad Tazkirullah 82 T

2 Angga Prasetya 65 BT 14 Nur Azizah 64 BT

3 Arjun 80 T 15 Nurul Hadi 90 T

4 Junita 72 T 16 Nurul Hayati 62 BT

5 Khairul Fikri 80 T 17 Riyana Savira 70 T

6 Lailatul Fatmi 66 BT 18 Sayed Muhammad Haikal 84 T

7 Miftahul Jannah 82 T 19 Siti Maisarah 75 T

8 Muhammad Lawi 58 BT 20 Ulfi a Adha Nura 75 T

9 Muhammad Rayhan 62 BT 21 Wirdatunnisah 78 T

10 Muhammad Reza 90 T 22 Zahara 70 T

11 Muhammad Rizki 80 T 23 Dian 82 T

12 Muhammadi Rizki Aulia 74 T

Jumlah 1713

Rata-Rata 74.48

Yusra Fitri

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

92

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Dari tabel di atas dapat diterangkan sebagai berikut: 1) Pada studi awal nilai rata-rata kelas 66,26, naik pada siklus I menjadi 74,48. 2) Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 17 siswa (73,91%) dan yang belum tuntas belajar sebanyak 6 siswa (26,09%).

Tingkat perbandingan prosentase ketuntasan siswa pra siklus dan siklus I lebih jelasnya bisa dilihat dari diagram berikut:

Gambar Prosentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I

Hasil observasi pada siklus I diperoleh gambaran tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Perhatian siswa tidak semuanya terpusat pada pelajaran, keterlibatan siswa juga terlihat tidak begitu terasa, siswa terlihat pasif dan hanya beberapa siswa yang terlihat mampu mengkomunikasikan materi yang diajarkan.

Hasil yang didapat bisa digambarkan pada nilai rata-rata siswa yang meningkat dari 66,26 menjadi 74,48. Angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman materi siswa selama pembelajaran.

Meningkatnya hasil belajar siswa yang terlihat dari hasil tes formatif menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus I melalui metode Role Playing sebesar 73,91% dan nilai rata-rata baru mencapai 74,48. Nilai tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan guru sebagaimana tertuang dalam kriteria keberhasilan minimal 85% dari jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar, sehingga perlu dilaksanakan siklus II.

Aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus I adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktifi tas ini mengalami peningkatan. Aktifi tas siswa yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%).

Yusra Fitri

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

93

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

Adapun aktifi tas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%), menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%).

Setelah mengakomodasi masukan dari siklus I, dalam pelaksanaan perbaikan siklus II, saya berusaha menyempurnakan tindakan. Dalam siklus II ini, alternatif pemecahan masalah dengan optimalisasi bermain peran semakin terasa lebih baik, dan telah mencapai hasil yang maksimal. Hasil ini terlihat dari data perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refl eksi.

Berdasarkan data hasil penelitian siklus kedua mengenai kemampuan belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris melalui metode Role Playing diperoleh data ketuntasan belajar, selengkapnya terlihat pada tabel berikut:

Tabel Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Siswa Siklus IINo Nama Nilai Ket No Nama Nilai Ket

1 Ainul Marziah 80 T 13 Muhammad Tazkirullah 90 T

2 Angga Prasetya 82 T 14 Nur Azizah 72 T

3 Arjun 88 T 15 Nurul Hadi 94 T

4 Junita 84 T 16 Nurul Hayati 70 T

5 Khairul Fikri 85 T 17 Riyana Savira 82 T

6 Lailatul Fatmi 75 T 18 Sayed Muhammad Haikal 92 T

7 Miftahul Jannah 90 T 19 Siti Maisarah 85 T

8 Muhammad Lawi 70 T 20 Ulfi a Adha Nura 82 T

9 Muhammad Rayhan 75 T 21 Wirdatunnisah 90 T

10 Muhammad Reza 100 T 22 Zahara 75 T

11 Muhammad Rizki 90 T 23 Dian 90 T

12 Muhammadi Rizki Aulia 82 T

Jumlah 1923

Rata-Rata 83.61

Dari tabel di atas dapat diterangkan sebagai berikut: 1) Pada siklus I nilai rata-rata kelas 74,48 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 83,61. Rata-rata kelas naik 9,13. 2) Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 23 siswa (100%).

Tingkat perbandingan prosentase ketuntasan siswa pra siklus, Siklus II dan siklus III mengalami peningkatan yang cukup signifi kan. lebih jelasnya bisa dilihat dari diagram berikut:

Yusra Fitri

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

94

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Gambar Prosentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil observasi pada siklus kedua diperoleh gambaran tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran. perhatian siswa sudah terpusat pada pelajaran. Keterlibatan siswa baik secara individu maupun kelompok cukup terlihat baik, ada beberapa siswa yang berani bertanya tanpa disuruh. Pembentukan kelompok belajar untuk melakukan Role Playing cukup memberikan warna keaktifan dan keterlibatan bagi siswa selama proses pembelajaran.

Hasil yang didapat bisa digambarkan pada nilai rata-rata siswa yang meningkat mencapai 83,61. Angka tersebut menunjukkan peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran.

Adapun tingkat ketuntasan siswa pada siklus kedua meningkat dan mencapai ketuntasan siswa 100%. Artinya dengan penerapan metode Role Playing telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Sedangkan hasil rata-rata juga meningkat mencapai 83,61. Melihat presentase ketuntasan yang 100% tersebut peneliti bersama observer sepakat untuk mengakhiri perbaikan pembelajaran dan perbaikan pembelajaran dinyatakan telah berhasil.

Aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang lainnya mengalami penurunan.

Pembahasan siklus I, Dari temuan dan refl eksi selama perbaikan pembelajaran siklus pertama,pencapaian hasil kurang memuaskan. Walaupun ada peningkatan tetapi Belem memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Tindakan dan revisi perbaikan yang dilakukan memang belum meyakinkan. Pendekatan melalui metode Role Playing masih dalam sebatas siswa mengikuti belum bisa melakukan sendiri langkah-langkahnya.

Keaktifan siswa juga Belum terlihat dengan sendirinya, karena maíz harus dibimbing dan diarahkan serta peneliti lebih aktif dibanding siswa. Peningkatan memang ada tapi karena adanya dorongan dan bantuan dari peneliti, tergambar dari nilai rata-rata di akhir siklus pertama mencapai 74,48.

Yusra Fitri

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

95

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

Langkah-langkah tersebut di atas mungkin menjadi penyebab kurang maksimalnya siswa dalam memahami penggunaan kalimat pernyataan dan pertanyaan tentang tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau dalam kehidupan sehari-hari, serta kurangnya rangsangan dari luar menjadikan tidak aktifnya siswa dalam ketelibatan pembelajaran.

Pada siklus II, penerapan metode Role Playing yang dilakukan panaliti baik dengan media gambar dan dibentuknya kelompok relajar, telah menunjukkan hasil relajar siswa dalam menerima materi lebih baik, keaktifan dan keterlibatan dalam melakukan Role Playing atau bermain peran dengan belajar kelompok memberikan hasil tes formatif yang meningkat.

Ketuntasan relajar telah menunjukkan peningkatan maksimal 100% di akhir siklus kedua. Walaupun nilai rata-rata siswa masih bisa lebih tinggi, akan tetapi seluruh siswa telah mendapatkan hasil di atas 75. Kondisi ini setidaknya telah memberikan gambaran bahwa penerapan metode Role Playing baik secara langsung ataupun dengan pemberian gambar struktur organisasi telah memberikan rangsangan kepada siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.

Tidak dipungkiri bahwa Role Playing mampu memberikan andil dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, apalagi pembelajaran secara kelompok terlihat cukup nyata, siswa saling memberikan gagasan dan idenya. Melihat kenyataan ini maka perlulah peneliti selalu membuat ide-ide segar dan pelajaran akan lebih cepat dipahami.

Keberanian siswa dalam bertanya dan berinteraksinya siswa dalam melakukan Role Playing telah memberikan tingkat keaktifan siswa bertambah. Hal ini digambarkan dalam kenaikan nilai rata-rata siswa yang mencapai 83,61.

Melihat hasil yang dicapai pada siklus kedua ini, membuktikan bahwa belajar akan lebih bermakna jika siswa “mengalami” secara langsung apa yang dipelajarinya bukan hanya mengetahuinya. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk menghindari verbalisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.

PENUTUPBerdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada siklus I, II, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut: 1) Penggunaan metode Role Playing dalam pembelajaran Bahasa Inggris Materi pokok When I Was a Child dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas VIII SMP Negeri 4 Lhokseumawe.

Dengan ketuntasan sebesar 100% (23 siswa) dan rata-rata kelas 83,61. 2) Penggunaan metode Role Playing dalam pembelajaran Bahasa Inggris materi pokok When I Was a Child dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Dengan keaktifan belajar siswa mencapai 96,87%.

Pada kesempatan ini ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan sebagai masukan tindak lanjut kegiatan perbaikan pembelajaran selanjutnya:

Pertama, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran diharapkan dapat menggunakan metode yang bervariasi menyesuaikan dengan materi pelajaran. Metode pokok yang digunakan diharapkan menarik minat siswa untuk belajar dan mampu menumbuhkan daya kreatifi tas siswa, sehingga selama kegiatan pembelajaran siswa terlibat aktif.

Kedua, guru harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning) sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa dalam suasana gembira. Hal ini penting karena secara alami siswa yang melakukan aktifi tas dalam suasana gembira

Yusra Fitri

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS …publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/Volume-2-No… · Bahasa Inggris. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan

96

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

akan lebih menghayati aktifi tas tersebut dan akan lebih bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna akan mampu memperkuat retensi (daya ingat) siswa.

Ketiga, guru juga harus mampu mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa-siswanya, sehingga dapat membantu mengatasi kesulitan belajarnya tersebut melalui kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

Kegiatan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris menggunakan metode Role Playing yang telah terbukti secara meyakinkan dapat meningkatkan kektifan dan hasil belajar siswa ini dapat ditindak lanjuti dengan lebih sempurna lagi pada mata pelajaran lain atau pada kompetensi dasar yang lain.

DAFTAR PUSTAKAAnni, Catharina Tri, dkk 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas. Negeri Semarang

PressArikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa

Cipta.Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Diva Preus.Dimyati, dan Mudjiono, (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.Gunawan, Asep et al. 2013. Bahasa Inggris/When English Rings The Bell. Jakarta:

Kementerian Pendidikan & KebudayaanKomardi, Didik, S.Ag, Mpd dan Wijayanti, Wahyu, S.Pd. 2011. Panduan Lengkap PTK.

Yogyakarta. Sabda Media.Musilihuddin, H, Dr, M.Pd. 2011. Kiat Sukses Melakukan Penelitian TindakanKelas Sekolah.

Bandung: Rizqi PressNur, Moh. 2001. Permotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: University Press.Universitas

Negeri Surabaya.Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka PelajarSudjana, N. (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.Trianto.2011.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Yusra Fitri