upaya mengatasi beban lebih pada gardu distribusi 160 … · 2.2.3 transformator distribusi tiga...

36
UPAYA MENGATASI BEBAN LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI 160 KVA PADA PENYULANG KELAN TUBAN LAPORAN PENELITIAN Putu Arya Mertasana NIP. 196210231988031004 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JIMBARAN – BALI Desember 2015

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • UPAYA MENGATASI BEBAN LEBIH PADA

    GARDU DISTRIBUSI 160 KVA PADA

    PENYULANG KELAN TUBAN

    LAPORAN PENELITIAN

    Putu Arya Mertasana

    NIP. 196210231988031004

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTERFAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS UDAYANAJIMBARAN – BALI

    Desember 2015

  • DAFTAR ISI

    ISI Halaman

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1.Latar belakang 11.2.Tujuan 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 32.1.1 Jenis Gardu Distribusi 42.1.2 Pengertian Transformator 72.2.2 Sfesifikasi Transformator Distribusi 82.2.3 Transformator Distribusi Tiga Fasa 9

    BAB III PEMBAHASAN BEBAN LEBIH 183.1. Gardu Distribusi 250 KVA KA 2559 183.2. Data Teknik Transformator KA 2559 193.2.1 Data pengukuran beban Transformator KA 2559 193.2.2 Pembebanan Transformator KA 2559 193.2.3 Persentase ketidakseimbangan beban KA 2559 213.3 Mengatasi Over Load pada Transformator KA 2559 22

    BAB IV. PENUTUP 314.1 Simpulan 314.2 Saran 31

    DAFTAR PUSTAKA

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar belakang

    Gardu Distribusi merupakan salah satu komponen salah satu komponen

    dari suatu sistem distribusi tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan

    jaringan ke konsumen atau untuk mendistribusikan tenaga listrik pada konsumen

    atau pelanggan, baik itu pelanggan tegangan menengah maupun pelanggan

    tegangan rendah.

    Pengertian Gardu Distribusi tegangan listrik yang paling di kenal adalah

    sebuah bangunan yang berisi atau terdiri dari instalasi perlengkapan hubung bagi

    tegangan menengah ( PHB-TM ), Transformator Distribusi, dan Perlengkapan

    Hubung Bagi Tegangan Rendah ( PHBTR ) untuk memasok kebutuhan tenaga

    listrik bagi para pelanggan baik dengan tegangan menengah ( TM 20 KV )

    maupun Tegangan rendah ( TR 220/380 Volt ).

    Dalam Gardu Distribusi ini biasanya digunakan Transformator Distribusi

    yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi

    tegangan tinggi menjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan

    rendah (step down transformator); misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan

    380 volt atau 220 volt. Sedangkan transformator yang digunakan untuk

    menaikan tegangan listrik (step up transformator), hanya digunakan pada pusat

    pembangkit tenaga listrik agar tegangan yang didistribusikan pada suatu jaringan

    panjang (long line) tidak mengalami penurunan tegangan (voltage drop) yang

    berarti, yaitu tidak melebihi ketentuan voltage drop yang diperkenankan 5% dari

    tegangan semula.

    Dalam sistem tenaga listrik, gangguan didefinisikan sebagai terjadinya

    suatu kerusakan dalam penyaluran daya listrik yang menyebabkan aliran arus

    listrik lebih besar dari aliran arus yang seharusnya seperti halnya pada

    Transformator. Secara umum, gangguan pada transformator dapat dibagi menjadi

    dua jenis yaitu gangguan internal dan gangguan eksternal. Gangguan internal

  • 2

    adalah gangguan yang berasal dari transformator itu sendiri sedangkan gangguan

    eksternal adalah gangguan yang berasal dari luar transformator dan dapat terjadi

    kapan saja dengan waktu yang tidak dapat ditentukan. Salah satu dari gangguan

    external tersebut adalah gangguan beban lebih ( over load ), seperti yang terjadi

    pada Tranformator pada Gardu Distribusi 160 KVA pada penyulang Kelan

    Tuban. Adapun pembebanannya mencapai 97,5 %.

    Transformator akan bekerja secara kontinyu apabila transformator

    tersebut berada pada beban nominalnya. Namun apabila beban yang dilayani

    mendekati 100 % bahkan lebih besar dari 100%, maka transformator tersebut akan

    mendapat pemanasan lebih dan dapat memperpendek umur isolasinya. Mengingat

    dampak yang ditimbulkan akibat beban lebih seperti yang terjadi pada Gardu

    Distribusi Kelan Tuban, maka perlu kiranya dilakukan penelitian untuk dapat

    mengatasi beban lebih tersebut.

    1.2.Tujuan

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi beban lebih dari

    Transformator yang terdapat pada Gardu Distribusi 160 KVA di Kelan Tuban

    Badung Bali.

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Gardu Distribusi

    Gardu Distribusi Merupakan salah satu Komponen dari suatu sistem

    distribusi PLN yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke Konsumen atau

    untuk mendistribusikan tenaga listrik pada konsumen atau pelanggan, baik itu

    pelanggan tegangan menengah maupun pelanggan tegangan rendah. Pengertian

    Gardu Distribusi tegangan Listrik yang Paling di kenal adalah sebuah bangunan

    Gardu Listrik yang berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi

    Tegangan Menengah ( PHB-TM ), Transformator Distribusi, dan Perlengkapan

    Hubung Bagi Tegangan Rendah ( PHBTR ) Untuk memasok kebutuhan tenaga

    listrik bagi para pelanggan baik dengan tegangan menengah ( TM 20 KV )

    maupun Tegangan rendah ( TR 220/380 Volt )

    Gardu Distribusi terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi

    Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan

    Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok

    kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah

    (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V). Konstruksi Gardu

    distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan

    penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan Pemda

    setempat.

    Secara garis besar gardu distribusi dibedakan atas :

    1. Jenis pemasangannya :

    a. Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantol

    b. Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu Kios

    2. Jenis Konstruksinya :

    a. Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton

  • 4

    b. Gardu Kios

    3. Jenis Penggunaannya :

    a. Gardu Pelanggan Umum

    b. Gardu Pelanggan Khusus

    Khusus pengertian Gardu Hubung adalah gardu yang ditujukan untuk

    memudahkan manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain yang

    dapat dilengkapi/tidak dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit). Untuk fasilitas

    ini lazimnya dilengkapi fasilitas DC Supply dari Trafo Distribusi pemakaian

    sendiri atau Trafo distribusi untuk umum yang diletakkan dalam satu kesatuan.

    2.1.1 Jenis-Jenis Gardu Distribusi

    2.1.1.1 Gardu portal

    Umumnya konfigurasi Gardu Tiang yang dicatu dari SUTM adalah T

    section dengan peralatan pengaman Pengaman Lebur Cut-Out (FCO) sebagai

    pengaman hubung singkat transformator dengan elemen pelebur (pengaman lebur

    link type expulsion) dan Lightning Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya

    tegangan pada transformator akibat surja petir. Contoh gardu portal dan bagan

    satu garis di tunjukan oleh gambar di bawah ini.

    Gambar 2.1. Gardu Portal

    Sumber : Gardu KA 2067 di jalan dewi sri

  • 5

    Untuk Gardu Tiang pada sistem jaringan lingkaran terbuka (open-loop),

    seperti pada sistem distribusi dengan saluran kabel bawah tanah, konfigurasi

    peralatan adalah π section dimana transformator distribusi dapat di catu dari arahberbeda yaitu posisi Incoming – Outgoing atau dapat sebaliknya.

    Guna mengatasi faktor keterbatasan ruang pada Gardu Portal, maka

    digunakan konfigurasi switching/proteksi yang sudah terakit ringkas sebagai

    RMU (Ring Main Unit). Peralatan switching incoming-outgoing berupa Pemutus

    Beban atau LBS (Load Break Switch) atau Pemutus Beban Otomatis (PBO) atau

    CB (Circuit Breaker) yang bekerja secara manual (atau digerakkan dengan remote

    control).

    Fault Indicator (dalam hal ini PMFD : Pole Mounted Fault Detector) perlu

    dipasang pada section jaringan dan percabangan untuk memudahkan pencarian

    titik gangguan, sehingga jaringan yang tidak mengalami gangguan dapat

    dipulihkan lebih cepat .

    2.1.1.2 Gardu Cantol

    Pada Gardu Distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang adalah

    transformator dengan daya ≤ 100 kVA Fase 3 atau Fase 1. Transformator

    terpasang adalah jenis CSP (Completely Self Protected Transformer) yaitu

    peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki

    transformator.

    Perlengkapan perlindungan transformator tambahan LA (Lightning

    Arrester) dipasang terpisah dengan Penghantar pembumiannya yang dihubung

    langsung dengan badan transformator. Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan

    Rendah (PHB-TR) maksimum 2 jurusan dengan saklar pemisah pada sisi masuk

    dan pengaman lebur (type NH, NT) sebagai pengaman jurusan. Semua Bagian

    Konduktif Terbuka (BKT) dan Bagian Konduktif Ekstra (BKE) dihubungkan

    dengan pembumian sisi Tegangan Rendah.

  • 6

    Gambar 2.2 Gardu Tipe Cantol

    Sumber : Gardu di jalan kartika plaza

    2.1.1.3 Gardu Beton

    Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan

    switching/proteksi, terangkai didalam bangunan sipil yang dirancang, dibangun

    dan difungsikan dengan konstruksi pasangan batu dan beton (masonrywall

    building). Konstruksi ini dimaksudkan untuk pemenuhan persyaratan terbaik bagi

    keselamatan ketenagalistrikan.

    Gambar 2.3 Gardu Beton

    Sumber : Gardu di jalan dewi sri

    2.1.1.4 Gardu Kios

    Gardu tipe ini adalah bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi baja,

    fiberglass atau kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi rencana

  • 7

    pembangunan gardu distribusi. Terdapat beberapa jenis konstruksi, yaitu Kios

    Kompak, Kios Modular dan Kios Bertingkat.

    Gambar 2.4 Gardu Kios

    Sumber : Gardu di jalan kartika plaza

    2.1.1.5 Gardu Pelanggan Umum

    Umumnya konfigurasi peralatan Gardu Pelanggan Umum adalah π section,

    sama halnya seperti dengan Gardu Tiang yang dicatu dari SKTM.

    Karena keterbatasan lokasi dan pertimbangan keandalan yang dibutuhkan,

    dapat saja konfigurasi gardu berupa T section dengan catu daya disuplai PHB-

    TM gardu terdekat yang sering disebut dengan Gardu Antena. Untuk tingkat

    keandalan yang dituntut lebih dari Gardu Pelanggan Umum biasa, maka gardu

    dipasok oleh SKTM lebih dari satu penyulang sehingga jumlah saklar hubung

    lebih dari satu dan dapat digerakan secara Otomatis (ACOS : Automatic Change

    Over Switch) atau secara remote control.

    2.2 Komponen Utama Gardu Distribusi

    2.2.1 Pengertian Umum Transformator

    Transformator merupakan suatu alat magnetoelektrik yang sederhana,

    andal, dan efisien untuk mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke

    tingkat yang lain. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang

    terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan

  • 8

    kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung pada rasio jumlah

    lilitan pada kedua kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga

    yang dibelit seputar “kaki” inti transformator. Secara umum dapat dibedakan dua

    jenis transformator menurut konstruksinya, yaitu tipe inti, dan tipe cangkang.

    Pada tipe inti terdapat dua kaki, dan masing-masing kaki dibelit oleh satu

    kumparan. Sedangkan tipe cangkang mempunyai tiga buah kaki, dan hanya kaki

    yang tengah-tengah dibelit oleh kedua kumparan. Transformator adalah alat statis

    yang digunakan untuk mentransfer energi dari satu rangkaian AC ke rangkaian

    yang lain.

    Gambar 2.5. Kumparan Transformator

    Sumber : power system and stability

    2.2.2 Spesifikasi Transformator Distribusi

    Transformator yang penggunaannya untuk keperluan pendistribusian

    tenaga listrik dari pusat-pusat listrik ke pemakaian beban, fungsi transformator

    distribusi untuk menurunkan tegangan menjadi tegangan rendah (step down)

    sesuai dengan peralatan konsumen selain keperluan pusat-pusat listrik tersebut.

    Spesifikasi transformator distribusi diatur dalam standar ketentuan (SPLN) yang

    dimaksudkan untuk dijadikan pedoman dalam pemilihan, pengoperasian dan

    pemeliharaan transformator distribusi.

  • 9

    2.2.3 Transformator Distribusi 3 fasa

    Untuk transformator fase tiga , merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor

    grup yang digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik netral

    langsung dihubungkan dengan tanah. Untuk konstruksi, peralatan transformator

    distribusi sepenuhnya harus merujuk pada SPLN D3.002-1: 2007. Gambar dalam

    tranformator 3 fasa dapat di lihat pada Gambar. 2.8. Transformator gardu

    pasangan luar dilengkapi bushing Tegangan Menengah isolator keramik.

    Sedangkan Transformator gardu pasangan dalam dilengkapi bushing Tegangan

    Menengah isolator keramik atau menggunakan isolator plug-in premoulded .

    Gambar 2.6 Transformator Distribusi Fasa 3 yang dibelah

    Sumber : http://electro.tneutron.com/2015/02/jenis-gardu-distribusi.html

    2.2.3.1 Bagian – Bagian Utama Transformator :A. Inti Besi

    Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, magnetik yang

    ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-

    lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi

    besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

    B. Kumparan Transformator

    Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang

    membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari

  • 10

    kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi

    maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan

    lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

    C. Minyak Transformator

    Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang

    dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagai bagian

    dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan

    tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak transformator harus mampu

    meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua kemampuan ini maka

    minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dari gangguan.

    D. Bushing

    Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui

    sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing

    sekaligus berfungsi sebagai penyekat atau isolator antara konduktor tersebut

    dengan tangki transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian

    kondisi bushing yang sering disebut center tap.

    E. Tangki dan Konservator

    Untuk menampung pemuaian minyak transformator, maka tangki

    dilengkapi konservator. Konservator adalah sebuah tabung yang mempunyai

    sebagian ruang kosong untuk menampung volume pemuaian minyak

    transformator.

    2.2.4 Pola Pembebanan Transformator

    Transformator overload apabila beban transformator melebihi 80% dari

    kapasitas transformator (nameplate) atau arus nominal (In). Beban transformator

    rekondisi < 80% untuk semua merk transformator .

    Berikut merupakan ketentuan pembebanan transformator dilihat dari arus

    di sisi primer (Ip) dan di sisi sekunder (Is).

  • 11

    Tabel 2.2. Arus Nominal Berdasarkan Pola Pembebanan Transformator

    No. Daya (kVA) / Fasa Ip (A) Is (A) 80% x Is (A)

    1 25 / 1 1.25 54.1 43.28

    2 50 / 1 2.5 108.23 86.58

    3 64 / 1 3.2 138.53 110.82

    4 25 / 3 0.72 36.08 28.86

    5 50 / 3 1.44 72.17 57.74

    6 100 / 3 2.89 144.34 115.47

    7 160 / 3 4.62 230.94 184.75

    8 200 / 3 5.77 288.67 230.94

    9 250 / 3 7.22 360.84 288.67

    10 315 / 3 9.09 454.66 363.73

    11 400 / 3 11.54 577. 35 461.88

    Untuk mengetahui arus sisi primer (Ip) transformator, dapat menggunakan

    persamaan :

    Ip = √ . (2.1)Dimana :

    S = Daya transformator (kVA)

    V = Tegangan primer (V) = 20 kV

    Untuk mengetahui arus sisi sekunder (Is) transformator, dapat menggunakan

    persamaan :

    Is = √ . (2.2)Dimana :

    S = Daya transformator (kVA)

  • 12

    V = Tegangan primer (V) = 400 V

    2.2.5 Arus Beban Penuh Transformator

    Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat

    diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

    S = √3 .V. I (VA) (2.3)Dimana :

    S = Daya transformator (kVA)

    V = Tegangan sisi primer transformator (V)

    I = Arus (A)

    Sehingga, untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat menggunakan

    persamaan :

    IFL= √ . (2.4)Dimana :

    IFL = Arus beban penuh (A)

    S = Daya transformator (kVA)

    V = Tegangan sisi sekunder transformator (V)

    Menurut Frank D. Petruzella , dalam menghitung persentase pembebanan suatu

    transformator dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

    % Beban = √ x 100% (2.5)Dimana :

    V : tegangan fasa-fasa (V)

    I : arus rata-rata (A)

    2.2.6 Perhitungan pembebanan Transformator Pada Setiap Jurusan

    Pembebanan transformator pada setiap jurusan dapat dihitung dengan

    rumus daya semu, sebagai berikut:

    S = V x Il

    S = Daya Semu

  • 13

    V = Tegangan

    Il = Arus jurusan yang akan dihitung

    2.3 PHB sisi Tegangan Rendah (PHB- TR)

    PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih Perlengkapan Hubung

    Bagii Tegangan Rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur, pengaman dan

    kendali yang saling berhubungan. Keseluruhannya dirakit lengkap dengan sistem

    pengawatan dan mekanis pada bagian-bagian penyangganya.

    Secara umum PHB TR sesuai SPLN 118-3-1–1996,untuk pasangan dalam

    adalah jenis terbuka, PHB-TR dipasang sekurang-kurangnya 1,2 meter dari

    permukaan tanah atau bebas banjir. Contoh peralatan bis dilihat seperti gambar

    dibawah ini.

    Gambar 2.7 PHB TR

    Sumber : PHB pada gardu KA 2592 penyulang kelan

  • 14

    Rak TR pasangan dalam untuk gardu distribusi beton. PHB jenis terbuka

    adalah suatu rakitan PHB yang terdiri dari susunan penyangga peralatan proteksi

    dan peralatan Hubung Bagi dengan seluruh bagian-bagian yang bertegangan,

    terpasang tanpa isolasi. Jumlah jurusan per transformator atau gardu distribusi

    sebanyak-banyaknya 8 jurusan, disesuaikan dengan besar daya transformator dan

    Kemampuan Hantar Arus ( KHA ) Penghantar JTR yang digunakan. Pada PHB-

    TR harus dicantumkan diagram satu garis, arus pengenal dan kendali serta nama

    jurusan JTR.

    Sebagai peralatan sakelar utama saluran masuk PHB-TR, dipasangkan

    Pemutus Beban (LBS) atau NFB (No Fused Breaker). Pengaman arus lebih (Over

    Current) jurusan disisi Tegangan Rendah pada PHB-TR dibedakan atas :

    2.3.1 No Fuse Breake (NFB)

    No Fused Breaker adalah breaker/pemutus dengan sensor arus, apabila ada

    arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas breaker, maka sistem

    magnetik dan bimetalic pada peralatan tersebut akan bekerja dan memerintahkan

    breaker melepas beban. Contoh komponen dapat dilihat pada gambar 2.9

    Gambar 2.8. No Fuse Breaker Type BH-K

    Sumber : http://www.cmsquick.com/prod_24_mec.html

  • 15

    2.3.2 Pengaman Lebur (Sekring)

    Pengaman lebur adalah suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian

    dari komponennya yang telah dirancang dan disesuaikan ukurannya untuk

    membuka rangkaian dimana sekering tersebut dipasang dan memutuskan arus bila

    arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam jangka waktu yang cukup (SPLN

    64:1985:1). Contoh gambar komponen dapat dilihat pada gambar 2.11.

    Fungsi pengaman lebur dalam suatu rangkaian listrik adalah untuk setiap saat

    menjaga atau mengamankan rangkaian berikut peralatan atau perlengkapan yang

    tersambung dari kerusakan, dalam batas nilai pengenalnya (SPLN 64:1985:24).

    Berdasarkan konstruksinya Pengaman Lebur untuk Tegangan Rendah dapat

    digolongkan menjadi :

    1) Pelebur Tabung Semi Terbuka

    Pelebur ini mempunyai harga nominal sampai 1000 Ampere.

    Penggunaannya sebagai pengaman pada saluran induk Jaringan Tegangan

    Rendah, saluran induk Instalasi Penerangan maupun Instalasi Tenaga. Apabila

    elemen lebur dari pelebur ini putus dapat dengan mudah diganti.

    2) Pelebur Tabung Tertutup (tipe NH atau NT)

    Jenis pengaman lebur ini paling banyak digunakan. Pemilihan besar rating

    pengaman pelebur sesuai dengan kapasitas transformator dan dapat dilihat pada

    tabel dibawah ini :

    Tabel 2.3 Spesifikasi Teknis PHB-TR

    No. Uraian Spesifikasi1. Arus pengenal saklar pemisah Sekurang-kurangnya 115 % IN

    transformator distribusi2. KHA rel PHB Sekurang-kurangnya 125 %

    arus pengenal saklar pemisah3. Arus pengenal pengaman

    leburTidak melebihi KHApenghantar sirkit keluar

  • 16

    4. Short breaking current (Rms) Fungsi dari kapasitasTransformator dan teganganimpendasinya

    5. Short making current (peak) Tidak melebihi 2,5 x shortbreaking current

    6. Impulse voltage 20 kV7. Indeks proteksi – IP

    (International Protection)untuk PHB pasangan luar

    Disesuaikan dengankebutuhan, namun sekurang-kurangnya IP-45

    2.4 Peralatan Switching dan Pengaman sisi Tegangan Menengah

    2.4.1 Fused Cut Out (FCO)

    Pengaman lebur untuk gardu distribusi pasangan luar dipasang pada Fused

    Cut Out (FCO) dalam bentuk Fuse Link. Terdapat 3 jenis karakteristik Fuse Link,

    tipe-K (cepat), tipe–T (lambat) dan tipe–H yang tahan terhadap arus surja.

    Data aplikasi pengaman lebur dan kapasitas transformatornya dapat dilihat

    pada tabel. Apabila tidak terdapat petunjuk yang lengkap, nilai arus pengenal

    pengaman lebur sisi primer tidak melebihi 2,5 kali arus nominal primer

    tranformator.

    Jika sadapan Lighning Arrester (LA) sesudah Fused Cut Out, dipilih Fuse

    Link tipe–H. jika sebelum Fused Cut Out (FCO) dipilih Fuse Link tipe–K. Sesuai

    Publikasi IEC 282-2 (1970)/NEMA) di sisi primer berupa pelebur jenis pembatas

    arus. Arus pengenal pelebur jenis letupan (expulsion) tipe-H (tahan surja kilat)

    tipe-T (lambat) dan tipe-K (cepat) menurut publikasi IEC No. 282-2 (1974) –

    NEMA untuk pengaman berbagai daya pengenal transformator, dengan atau tanpa

    koordinasi dengan pengamanan sisi sekunder.

    2.4.2 Lightning Arester (LA)

    Untuk melindungi Transformator distribusi, khususnya pada pasangan luar

    dari tegangan lebih akibat surja petir. Dengan pertimbangan masalah gangguan

    pada SUTM, Pemasangan Arester dapat saja dipasang sebelum atau sesudah FCO.

    Contoh komponen dapat dilihat pada gambar Gambar dibawah ini.

  • 17

    Gambar 2.9 Lighting Arrester (LA)

    Sumber : http://indonesian.alibaba.com/product-gs/24kv-polymer-type-lighting-arrester-

    60149709080.html

    Untuk tingkat IKL diatas 110, sebaiknya tipe 15 KA. Sedang untuk

    perlindungan Transformator yang dipasang pada tengah-tengah jaringan memakai

    LA 5 KA, dan di ujung jaringan dipasang LA – 10 KA.

    2.4.3 Konektor

    Konektor adalah komponen yang dipergunakan untuk menyadap atau

    mencabangkan kawat penghantar SUTM ke gardu.

    Jenis konektor yang digunakan untuk instalasi gardu ini ditetapkan

    menggunakan Live Line Connector (sambungan yang bisa dibuka- pasang) untuk

    memudahkan membuka/memasang pada keadaan bertegangan. Penyadapan trafo

    dari SUTM dan pencabangan harus di depan tiang peletakan trafo dari arah

    Pembangkit Listrik / Gardu Induk.

  • 18

    BAB IIIPEMBAHASAN BEBAN LEBIH

    3.1 Gardu Distribusi 250 kVA KA 2559

    Gardu distribusi tenaga listrik KA-2559 terletak di Jln Taman Sari Kelan.

    Pada gardu ini terdapat sebuah transformator distribusi berkapasitas 160 kVA

    yang mengalami trip/gangguan. Dari informasi yang diperoleh melalui laporan

    masyarakat sekitar, sering sekali terjadi pemadaman listrik didaerah sana disaat

    malam hari (waktu beban puncak). Kondisi ini lambat laun akan menyebabkan

    kerusakan pada transformator apabila tidak dilakukan treathment atau

    pemeliharaan serta akan berdampak terjadinya gangguan pada jaringan listrik di

    area yang mendapat suplai dari transformator tersebut. Selain itu, hal ini juga akan

    mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan suplai tenaga

    listrik dari PLN. Untuk itu setelah laporan gangguan transformator diterima, maka

    selanjutnya akan dilakukan treathment atau pemeliharaan terhadap transformator

    tersebut.

    Gambar 3.1 : Gardu distribusi KA 2559

    Sumber : Gardu distribusi KA 2559 di jalan Taman Sari Kelan

  • 19

    3.2 Data Teknis Transformator KA2559

    Merek : Trafindo

    Kapasitas (kVA) : 160 kVA

    Tahun Pembuatan : 2000

    Jumlah Jurusan : 2

    Jenis Trafo : K- Kotak

    Pemasangan trafo : 1- diluar

    Status Trafo : T- Terpasang

    Jumlah Tap : 3

    3.2.1 Data pengukuran beban transformator untuk KA2559

    Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Arus Transformator KA2559

    Arus Induk

    (A)

    Arus Jurusan (A)Kusus (A)

    A B C D

    R 278 - - 83 195 -

    S 203 - - 60 143 -

    T 215 - - 92 123 -

    N 50 - - 32 53 -

    3.2.2 Pembebanan yang ditanggung oleh Transformator KA2559 sebelum

    dibangun KA2952

    Pembebanan yang ditanggung oleh Transformator KA2559 sebelum

    dibangun KA2952 dapat dihitung dengan rumus pembebanan sebagai berikut :

  • 20

    arus rata - rata

    Irata-rata =

    = = 232 A

    Perhitungan pembebanan per phasa

    SR = 220V x ( IR C + IR D )

    = 220V x (83A +295A)

    = 61.160 VA

    SS = 220V x ( ISC + IS D )

    = 220V x (60A + 143A)

    = 44.660 VA

    ST = 220 x ( IT C + IT D )

    = 220V x (92A + 123A)

    = 47300 VA

    Pembebanan total pada transformator :

    STOT = SR + SS + ST

    STOT = 61.160 VA + 44.660 VA + 47.300 VA

    = 153120 VA

    Jadi total pembebanan transformator KA2559 adalah sebesar 153,12 kVA

    Prosentase pembebanan Transformator KA2559 dapat dihitung dengan

    rumus Dengan perhitungan sebagai berikut :

  • 21

    % pembebanan x 100%% pembebanan 153,12 100%% pembebanan = 95,7%

    Gambar 3.2 singeline pembebanan KA 2559

    Sumber : Data PT.PLN (distribusi) Rayon Kuta Selatan

    3.2.3 Persentase Ketidak Seimbangan Beban yang dialami KA 2559

    sebelum dibangun KA 2952

    R x100% 119%S x100% 87%T x100% 92%bebantakseimbang | , | | , | | , | x100%

    , , , x100% 0,43 x100% 13,33%

  • 22

    Jadi dari hasil perhitungan diatas prosentase pembebanan KA2559

    didapatkan hasil sebesar 95,7% dari nilai nominal transformator yang berkapasitas

    160 kVA, sesuai dengan ketentuan PLN yaitu sebuah transformator ideal dibebani

    maksimal 80% dari kapasitas transformator. Sehingga tansformator KA2559

    dinyatakan (Over Load).

    3.3 Mengatasi over load pada KA 2559

    Setelah dilakukan perhitungan prosentase pembebanan pada KA 2559 dan

    hasilnya menunjukan bahwa KA 2559 mengalami Over Load karena total

    prosentase beban beban trafo adalah 95,7 % sehingga harus dilakukan perbaikan.

    Cara yang digunakan untuk memperbaiki pembebanan pada gardu distribusi ini

    adalah dengan membangun gardu baru di dekat KA 2559 sehingga beban pada

    KA 2559 dapat dibagi ke gardu yang baru.

    3.3.1 Pembangunan Gardu KA 2952

    Gardu distribusi KA2952 merupakan gardu distribusi yang

    pembangunannya dikarenakan oleh meningkatnya pembebanan pada gardu

    distribusi KA2559. Beban awal transformator cukup tinggi yaitu 87,1 % dan

    terjadi peningkatan pembebanan yang dikarenakan permintaan pasang baru dari

    pelanggan sebesar 8,54% sehingga meningkat menjadi 95,7% sehingga dapat

    menyebabkan over load pada gardu distribusi KA2559

    Gambar 3.3 : Gardu distribusi KA 2952

    Sumber : Gardu distribusi KA 2952 di jalan taman sari kelan

  • 23

    3.3.2 Data Teknis Transformator KA2952

    Merek : Starlite

    Kapasitas (kVA) : 250 kVA

    Tahun Pembuatan : 2013

    Jumlah Jurusan : 3

    Jenis Trafo : K- Kotak

    Pemasangan trafo : 1- diluar

    Status Trafo : T- Terpasang

    Jumlah Tap : 3

    3.3.3 Data Pengukuran BebaN Transformator KA2952

    Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Arus dari Transformator KA 2952

    Arus Induk (A)Arus Jurusan (A)

    Kusus (A)A B C D

    R 175 48 - 55 72 -

    S 108 37 - 35 36 -

    T 107 29 - 33 45 -

    N 43 33 - 37 22 -

  • 24

    3.3.4 Perhitungan pembebanan KA2952

    Pembebanan KA2952 dapat dihitung dengan rumus

    - Perhitungan arus rata - rata

    Irata-rata =

    = = 130 A

    - Perhitungan pembebanan per phasa

    SR = 220V x (IR A+ IR c + IR d )

    = 220V x (48A + 55A + 72A)

    = 38500 VA

    SS = 220V x (I S A+ IS C + IS D )

    = 220V x (37A + 35A + 36A)

    = 23760 VA

    ST = 220 x (I T A+ IT C + IT D )

    = 220V x (29A + 33A + 45A)

    = 23540 VA

    Pembebanan total pada transformator :

    STOT = SR + SS + ST

    STOT = 38.500 + 23.760 + 23.540

    = 85800 VA

    Jadi total pembebanan transformator KA 2952 adalah sebesar 85,8 Kva

  • 25

    Prosentase pembebanan Transformator KA 2952 dapat dihitung dengan

    perhitungan sebagai berikut :

    % pembebanan = x 100%% pembebanan = , x 100%

    % pembebanan = 34,3%

    3.3.5 Persentase Ketidak Seimbangan Beban yang dialami KA 2952

    R = = x 100% = 134%S = = x 100% = 83%T = = x 100% = 82%beban tak seimbang = | , | | , | | , | x 100%

    = , , , x 100%= 0,693 x 100%= 23 %

    Dari hasil perhitungan pembebanan diatas, transformator KA2952

    menanggung beban sebesar 85,8 kVA. Dan menanggung ketidak seimbangan

    beban sebesar 23%. Beban tersebut merupakan pemindahan beban dari

    transformator KA 2559

  • 26

    3.4 Pembebanan Gardu Distribusi KA 2559 Setelah Dilakukan Pemindahan

    Beban

    3.4.1 Data Teknis Transformator KA2559

    Merek : Trafindo

    Kapasitas (kVA) : 160 kVA

    Tahun Pembuatan : 2000

    Jumlah Jurusan : 2

    Jenis Trafo : K- Kotak

    Pemasangan trafo : 1- diluar

    Status Trafo : T- Terpasang

    Jumlah Tap : 3

    3.4.1 Data pengukuran beban transformator untuk KA2559 setelah

    pemindahan beban

    Table 3.3 Hasil Pengukuran Arus dari Transformator KA 2559 Setelah Dibangun KA 2952

    Arus Induk (A)Arus Jurusan (A)

    Kusus (A)A B C D

    R 103 - - 45 58 -

    S 95 - - 38 57 -

    T 108 - - 47 61 -

    N 53 - - 33 48 -

  • 27

    3.4.3 Pembebanan KA 2559 setelah pemindahan beban

    Pembebanan yang ditanggung oleh Transformator KA2559 setalah

    dibangun

    gardu distribusi KA 2952 dapat dihitung dengan rumus

    Irata-rata =

    = = 102 APerhitungan pembebanan per phasa

    SR = 220V x ( IR C + IR D )

    = 220V x (45A +58A)

    = 22660 VA

    SS = 220V x ( ISC + IS D )

    = 220V x (38A + 57A)

    = 20900 VA

    ST = 220 x ( IT C + IT D )

    = 220V x (47A + 61A)

    = 23760 VA

    Pembebanan total pada transformator :

    STOT = SR + SS + ST

    STOT = 22.660 + 20.900 + 23,760

    = 67320 VA

    Jadi total pembebanan transformator KA 2559 adalah sebesar 67,3

    kVA

  • 28

    3.4.4 Prosentase pembebanan Transformator KA 2559

    Prosentase pembebanan Transformator KA 2559 dapat dihitung dengan

    rumus . Dengan perhitungan sebagai berikut :

    % pembebanan = x 100%% pembebanan = , x 100% pembebanan = 42,0 %

    3.4.5 Persentase Ketidak Seimbangan Beban yang dialami KA 2952

    R = = x 100% = 100%S = = x 100% = 93%T = = x 100% = 105%beban tak seimbang = | , | | , | | , | x 100%

    = , , x 100%= 0,13 x 100%= 10 %

    Setelah pemindahan beban transformator KA 2559 160 kVA ke KA 2952

    250 kVA maka didapat kondisi pembebanan transformator yang ideal yaitu,

    tansformator KA 2559 160 kVA dengan beban 67,3 kVA (42,0%) dan

    transformator KA 2952 250 kVA dengan beban 85,8 kVA (34,3%) serta

    persentase ketidak seimbangan beban yang dialami KA 2559 setelah dilakukan

  • 29

    pemindahan beban sebesar 10%. Kondisi pembebanan transformator ini adalah

    kondisi pembebanan yang sangat ideal menurut ketentuan PLN.

    Gambar 3.4 singeline pembebanan KA 2559 dan KA 2952

    Sumber : Data PT.PLN (distribusi) Rayon Kuta Selatan

    Tabel 3.4 data hasil pengukuran gargu KA 2559

  • 30

    Pada saat gardu distribusi KA 2952 sudah di bangun dan dilakukan

    pemindahan beban dari KA 2559 sebesar 85,8 kVA. Sehingaa transformator dari

    gardu distribusi KA 2559 menanggung beban sebesar 67,3 kVA.

    Dalam segi pembebanan tersisa terhadap pasang baru kedepannya sesuai

    dengan SPLN NO. 50 TAHUN 1997 batas pembebanan trafo berada pada kisaran

    50% -60% dan dapat dibebanin hingga batas ideal pembebanan trafo dengan

    pertimbangan susut umur trafo, factor keragaman, dan factor keserempakan

    beban yaitu 80% .

  • 31

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Simpulan

    Dari pembahasan yang telahdilakukan diatas, maka dapat diperoleh

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Beban transformator pada Gardu 160 KVA KA 2559 adalah sebesar 153,12

    kVA atau 95,7%. Dari hasil perhitungan prosentase itu maka dilakukan

    perbaikan dengan membangun gardu 25- KVA KA 2952 untuk membantu

    menyuplai beban pada KA 2559.

    2. KA 2952 menanggung beban sebesar 85,8 kVA yang berasal dari

    pemindahan beban dari KA 2559.

    3. Setelah dipindahkan, gardu Distribusi KA 2559 menanggung beban sebesar

    67,3 kVA.

    4. Prosentase pembebanan pada KA 2559 setelah sebagian beban dipindah ke

    KA 2952 adalah 42.0 % dan prosentase pembebanan pada KA 2952 adalah

    34.3%. prosentase tersebut sudah sangat bagus karena jauh dari batas

    pembebanan transformator yaitu 80%

    4.2 Saran

    Dengan meningkatnya jumlah pelanggan setiap tahunya, maka harus

    dilakukan pengukuran prosentase pembebanan transformator secara rutin,.

    sehingga sebelum terjadi gangguan atau trip, pihak PLN sudah bisa

    mengantisipasinya dan pelanggan bisa puas atas kinerja dari PLN

  • DAFTAR PUSTAKA

    Noerdayanto. 2007. Pemeliharaan Trafo Distribusi. Surabaya : PT PLN (Persero) Udiklat

    Pandaan.

    Rohmat, K. 2010. Pengoperasian Trafo Distribusi. Surabaya : PT PLN (Persero) Udiklat

    Pandaan.

    Wahyudiyanto, D.B. 2009. Pemeliharaan Trafo Distribusi dan Program Manajemen

    Pendataan kVA Trafo PT PLN (Persero) APJ Bandung. Bandung : Fakultas Teknik

    dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

    Dr.R.S Jha 1980. Power System Analysis And Stability .Bihas Institute of Technology,

    Sindri, Bahar

    helma silvian . 2011. System Distribusi Tenaga Listrik.

    http://seputarbanjarpatroman.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-dasar-gardu

    distribusi-listrik.html .diakses pada tanggal 26 0kt0ber 2015.