up 1_blok 8

Upload: istiqomah

Post on 06-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

etika veteriner

TRANSCRIPT

BLOK 8MORAL, ETIKA DAN SIKAP PROFESI VETERINERPROFESI DAN ETIKA MEDIS VETERINERUNIT PEMBELAJARAN 1

ISTIQOMAHKELOMPOK 1610/300204/KH/06626/W

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2011A. LEARNING OBJECTIVE1. Jelaskan mengenai organisasi profesi dalam dunia veteriner!2. Jelaskan mengenai kode etik dan etika medis veteriner!3. Jelaskan isi dan makna dari sumpah Hippocrates!B. PENYELESAIAN1. Organisasi profesi dalam dunia veteriner adalah Organisasi teritorialOrganisasi teritorial didasarkan pada wilayah kerja tertentu/teritorial. Untuk di Indonesia adalah PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) yang berdiri pada 9 Januari 1953 di Lembang, Bandung. Pengurus pusatnya disebut PB-PDHI yang mempunyai cabang di seluruh Indonesia.Visi : menjadi organisasi profesi terkemuka.Misi : meningkatkan SDM, organisasi dan masyarakt; pelayanan jasa veteriner; kepedulian kesmavet; lingkungan dan Animal Welfare.Motto : Manusya Mriga Satwa SewakaDi negara lain juga terdapat organisasi teritorial lain, seperti AVMA (American Veterinary Medical Association), BVA (British Veterinary Association), dsb (Anonim. 2011). Organisasi non teritorialPembentukan organisasi seminat/sekeahlian di bawah PB-PDHI dikenal dengan nama Organisasi Non Teritorial, untuk membedakan dengan organisasi cabang PDHI yang berbasis wilayah. Terminologi internasional untuk ONT adalah Special Group of Interest (SGI). Dasar pembentukan ONT adalah sesuai dengan AD PDHI pasal 12 dan ART pasal 19.Dasar-dasar pembentukan ONT adalah :1. Kesamaan dalam keahlian untuk spesies hewan tertentu.2. Kesamaan dalam keahlian disiplin ilmu veteriner tertentu3. Kesamaan dlam bidang kerja yang spesifik veteriner/tunduk pada rambu-rambu profesi veteriner.Organisasi Non Teritorial (ONT) dalam Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia1. Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI)2. Asosiasi Dokter Hewan dan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)3. Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Laboratorium Indonesia4. Asosiasi Patologi Veteriner Indonesia (APVI)5. Asosiasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Indonesia (ASKESMAVETI)6. ASLIQEWAN7. Ikatan Dokter Hewan Karantina Indonesia (IDHKI)8. Ikatan Dokter Hewan Sapi Perah Indonesia (IDHSPI) (Anonim. 2011).2. Kode etik dan etika medis veteriner adalah Kode etik Mukadimah Sumpah Dokter Hewan Indonesia Bab I Kewajiban Umum, pasal 1-7 Bab II Kewajiban terhadap profesi pasal, 8-14Pasal 8Dokter hewan dalam menjalankan profesinya wajib mematuhi persyaratan umum dan khusus yang berlaku sehingga citra profesi dan korsa terpelihara karenanya.Pasal 9Dokter hewan wajib selalu mempertajam pengetahuna, ketermpilan dan meningkatkan perilaku dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran hewan.Pasal 10Dokter hewan yang melakukan praktek hendaknya memasang papan nama sebagai informasi praktek yang tidak berlainan.Pasal 11Pemasangan iklan dalam media masa hanya dalam rangka pemberitahuan mulai buka, pindah atau penutupan prakteknya.Pasal 12Dokter hewan dianjurkan menulis artikel dalam media masa mengenai kedokteran hewan dalam rangka kesejahteraan hewan dan pemiliknya.Pasal 13Dokter hewan tidak membantu atau mendorong adanya praktek illegal bahkan wajib melaporkan bilamana mengetahui adanya praktek illegal itu.Pasal 14Dokter hewan wajib melaporkan kejadian penyakit menular kepada instansi yang berwenang. Bab III Kewajiban terhadap pasien, pasal 15-18Pasal 15Dokter hewan memperlakukan pasien dengan penuh perhatian dan kasih saying sebagaimana arti tersebut bagi pemiliknya dan menggunakan segala pengetahuannya, keterampilannya, dan pengalamannya untuk kepentingan pasiennya.Pasal 16Dokter hewan siap menolong pasien dalam keadaan darurat dan atau memberikan jalan keluarnya apabila tidak mampu dengna menunjuk ke sejawat lainnya yang mampu melakukannya.Pasal 17 Pasien yang selesai dikonsultasikan oleh seorang sejawat wajib dikembalikan kepada sejawat yang meminta konsultasi.Pasal 18Dokter hewan dengan persetujuan kliennya dapat melakukan euthanasia (mercy sleeping) karena diyakininya tindakan itulah yang terbaik sebagi jalan keluar bagi pasien dan kliennya. Bab IV Kewajiban terhadap klien, pasal 19-22Pasal 19Dokter hewan menghargai klien untuk memilih dokter hewan yang diminatinya.Pasal 20Dokter hewan menghargai klien untuk setuju/tidak setuju dengan prosedur dan tindakan medik yang hendak dilakukan dokter hewan setelah diberi penjelasan akan alasan-alasannya sesuai dengan ilmu kedokteran hewan.Pasal 21Dokter hwan tidak menanggapi keluhan (complain) versi klien mengenai sejawat lainnya.Pasal 22Dokter hewan melakukuna klien education dan memberikan penjelasan mengenai penyakit yang sering diderita atau mungkin dapat diderita (preventive medicine) hewannya dan kemungkinan yang dapat terjadi. Dalam beberapa hal yang dianggap perlu dokter hewan bertindak trannsparan. Bab V Kewajiban terhadap sejawat dokter hewan, pasal 23-26Pasal 23Dokter hewan memperlakukan sejawat lainnya seperti dia ingin diperlakukan seperti dirinya sendiri.Pasal 24Dokter hewan tidak akan mencemarkan nama baik sejawat dokter hewan lainnya.Pasal 25Dokter hewan wajib menjawab konsultasi yang diminta sejawatnya menurut pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang diyakininya benar.Pasal 26Dokter hewan tidak merebut pasien dan atau menyarankan kepada klien berpindah dari dokter hewan sejawatnya. Bab VI Kewajiban terhadap diri sendiri, pasal 27-28Pasal 27Dokter hewan wajib memelihara bahkan meningkatkan kondisi dirinya sehingga selalu berpenampilan prima dalam menjalankan profesinya.Pasal 28Dokter hewan tidak mengiklankan kelebihan dirinya secara berlebihan. Bab VII Penutup, pasal 29 (Anonim, 1994). Etika medis veteriner a. Etika Veteriner Deskriptif (Descriptive Veterinary Ethics)Secara umum perilaku sebagai profesi dan individu yang langsung terlihat baik buruknya oleh masyarakat.b. Etika Veteriner Profesi (Official Veterinary Ethics)Etika Veteriner yang ditetapkan sebagai Standar Etika Organisasi Profesi Veteriner /Dokter Hewan. Etika ini dibuat sesuai kesepakatan anggota organisasi profesinyac. Etika Veteriner Administratif (Administrative Veterinary Ethics)Etika Veteriner yang tercakup di dalam aturan-aturan pemerintah, berkekuatan hukum dan dapat diberi sanksi.d. Etika Veteriner Normatif (Normative Veterinary Ethics)Norma-norma etika yang benar dan tepat yang dalam berperilaku sebagai profesi veteriner termasuk terhadap hewan atau disepakati sebagai norma-norma Kesejahteraan Hewan (Gunawan, 1992).3. Isi dan makna dari sumpah Hippocrates adalahSaya bersumpah demi Apollo dewa penyembuh dan Aesculapius dan Hygeia, dan Panacea, dan semua dewa dan dewi, bahwa sesuai dengan kemampuan dan pikiran saya, saya akan mematuhi janji-janji berikut ini:Saya akan memperlakukan guru yang telah meng-ajarkan ilmu ini dengan penuh kasih sayang sebagai-mana terhadap orang tua saya sendiri, jika perlu saya bagikan hartaku untuk dinikmati bersama, anaknya akan saya perlakukan sebagai saudara kandung saya, dan akan saya ajarkan ilmu yang telah saya peroleh dari ayahnya, kalau memang mereka mau mempelajarinya, tanpa imbalan apapun.Saya juga akan meneruskan ilmu pengetahuan ini kepada anak-anak saya sendiri, dan kepada mereka yang telah mengikatkan diri dengan janji dan sumpah untuk mengabdi kepada ilmu pengobatan, dan tidak kepada hal-hal yang lainnya. Saya akan mengikuti cara pengobatan, yang menurut pikiran dan kemampuan saya akan membawa kebaikan bagi penderita tanpa tujuan yang buruk. Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapa pun meskipun diminta, atau menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu. Atas dasar yang sama, saya tidak akan memberikan obat untuk menggugurkan kandungan.Saya ingin melewati hidup yang saya baktikan kepada ilmu saya ini dengan tetap suci dan bersih.Saya tidak akan melakukan pembedahan sendiri, tetapi akan menyerahkannya kepada mereka yang ber-pengalaman dalam pekerjaan ini.Rumah siapa pun yang saya masuki, kedatangan saya itu saya tujukan untuk kesembuhan yang sakit, dan tanpa niat-niat buruk ataupun membohongi, dan lebih jauh lagi tanpa niat memperkosa wanita atau pria, orang bebas atau pun budak.Apapun yang saya dengar atau lihat, tentang kehidupan seseorang yang tidak patut disebarluaskan, tidak akan saya ungkapkan, karena saya harus merahasiakannya.Selama saya tetap mematuhi sumpah saya ini, izinkanlah saya menikmati hidup dalam mem-praktekkan ilmu saya ini, dihormati oleh semua orang di sepanjang waktu. Tetapi jika sampai saya meng-khianati sumpah ini, balikkanlah nasib saya (Yudhabuntara, Doddi. 2011)

Daftar Pustaka

Anonim, 1994. Kode Etik Dokter Hewan Indonesia. Kongres XII PDHI : SurabayaAnonim. 2011. www.pbpdhi.wordpress.comGunawan, 1992. Memahami Etika Kedokteran. Kanisius : YogyakartaSantosa, Agus Budi. 2010. Etika Veteriner. Kuliah VISI (Veterinarian Integrity and Skilll Improvement) : Yogyakarta.Yudhabuntara, Doddi. 2011. Etika Profesi Veteriner. FKH UGM : Yogyakarta7