untuk memperoleh gelar sarjana sosial oleh: wisnu rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf ·...

63
i REVOLUSI SOSIAL DI KOTA DEPOK 1945-1955 SKRIPSI Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega Aditiya 3111413034 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: others

Post on 27-Oct-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

i

REVOLUSI SOSIAL DI KOTA DEPOK 1945-1955

SKRIPSI

Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial

Oleh:

Wisnu Rega Aditiya

3111413034

JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul Revolusi Sosial Di Kota Depol 1945-1955 telah

disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari: Jumat

Tanggal: 18 Agustus 2017

M

e

n

g

e

t

a

h

u

i

:

Ketua Jurusan Sejarah

Dr. Hamdan Tri Atmaja, M.Pd.

NIP. 196406051989011001

Pembimbing Skripsi I

Pembimbing Skripsi II

Page 3: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi dengan judul Revolusi Sosial Di Kota Depol 1945-1955 telah

dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : RABU

Tanggal : 30 Agustus 2017

Penguji I

Penguji II

Penguji III

Page 4: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

iv

Page 5: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

v

v

Page 6: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

� Keberanian yang membuat kalian akan tahan dalam situasi apapun, nyali

sama harganya dengan nyawa. Jika itu hilang, niscaya tak ada gunanya kau

hidup. (Che Guevera)

� Sebuah Revolusi bukanlah taman mawar, sebuah revolusi adalah

pertarungan sampai mati antara masa depan dan masa lalu. (Fidel Castro)

� Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis,

kita tidak akan meminta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-

embel dengan syarat ini syarat itu. Lebih baik makan gaplek tetapi

merdeka, daripada makan bistik tapi budak (IR. Soekarno)

Persembahan

1. Ibu Marsini dan Bapak Purwanto

selaku orang tua penulis beserta

saudari perempuan saya yang

selalu memberikan support dan

doa.

2. Teman-teman seperjuangan Ilmu

Sejarah Unnes 2013, terim kasih

untuk dukungan, waktu

kebersamaan baik suka maupun

duka

3. Saudari Nurhanifah Fajriyyah

yang selalu mendampingi dan

memberikan support

4. Kawan-kawan Sohupala

5. Almamaterku

Page 7: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

vii

PRAKATA

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Revolusi Sosial Di Kota Depok 1945-1955”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Jurusan

Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini keberhasilan

bukan semata-mata diraih oleh penulis saja, melainkan diperoleh melalyi

dorongan serta bantuab dari berbagai pihak-pihak yang berjasa yang terkait dalam

penyusunan karya tulis ini. Dengan penuh kerendahan hati, maka penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Univeritas Negeri

Semarang;

2. Drs Moh. Solehatul Mustofa, M.A., selaku Dekan FAKULTAS Ilmu

Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin

penelitian dalam penyusunan skripsi ini;

3. Dr. Hamdan Tri Atmaja, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Sejarah Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

motivasi yang sangat membangun untuk penyelesaian skripsi ini;

4. Drs. Ibnu Sodiq, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan,

dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini;

Page 8: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

viii

5. Tsabit Azinar A. S.Pd,.M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan,

dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini;

6. Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein yang bersedia memberikan saya

ruang untuk melakukan penelitian;

7. Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai tempat pengambilan data;

8. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang telah membantu dalam

pencarian data untuk menyusun skripsi;

9. Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Depok yang telah membantu dan

membimbing dalam pencarian data untuk menyusun skripsi;

10. Depok Arsip Koran Merdeka yang telah membantu memberikan

bantuan serta informasi mengenai data yang dibutuhkan penulis dalam

penelitian;

11. Bapak Dolf Jonathan selaku informan yang telah memberikan bantuan

serta informasi mengenai data yang dibutuhkan penulis dalam

penelitian;

12. Bapak Fredy G.M selaku informan yang telah memberikan bantuan serta

informasi mengenai data yang dibutuhkan penulis dalam penelitian;

13. Bapak Yano Jonathan selaku informan yang telah memberikan bantuan

serta informasi mengenai data yang dibutuhkan penulis dalam

penelitian;

Page 9: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

ix

14. Ibu Susana Leander selaku informan yang telah memberikan bantuan

serta informasi mengenai data yang dibutuhkan penulis dalam

penelitian;

15. Segenao Dosen dan Karyawan Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmunya;

16. Keluarga tercinta Ayah, Ibu, Kakak beserta keluarga besar yang telah

memberikan semangat dan kasih sayang serta doa untuk kelancaran

penulis dalam menyusun skripsi;

17. Teman-teman SOHU (Ilmu Sejarah 2013) yang telah memberikan

semangat dan dukungan.

18. Teman-teman SOHUPALA yang selalu memberikan dukungan dan

semangat.

19. Nurhanifah Fajriyyah yang selalu memberikan dukungan dan support

kepada saya.

20. Teman-teman Kos Chalya yang selalu menemani dalam proses

pembuatan karya tulis ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis benar-benar

menjadi amalan baik serta mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Pada

akhirya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, 14 Agustus 2017

Penyusun

Page 10: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

x

SARI

Aditiya, Rega Wisnu. 2017, Revolusi Sosial Di Kota Depok 1945-1955. Jurusan

Sejarah FIS UNNES. Pembimbing Drs. Ibnu Sodiq, M.Hum., dan Tsabit Azinar

Ahmad S.Pd., M.Pd.131 halaman.

Kata Kunci : Revolusi Sosial, Depok.

Depok awalnya merupakan sebuah dusun terpencil ditengah hutan

belantara dan semak belukar. Pada tanggal 18 Mei 1696 seorang pejabat tinggi

VOC, Cornelis Chastelein, membeli tanah yang meliputi daerah Depok serta

sedikit wilayah Jakarta Selatan dan Ratujaya, Bojong Gede, seharga 700 ringgit.

Status tanah itu adalah tanah partikelir atau terlepas dari kekuasaan Hindia

Belanda. Di sana ditempatkan budak-budak dan pengikutnya bersama penduduk

asli. Tahun 1871 Pemerintahan Belanda menjadikan daerah Depok sebagai daerah

yang memiliki pemerintahan sendiri (otonom), lepas dari pengaruh dan campur

tangan dari luar. Kekuasaan otonomi Chastelein ini dikenal dengan sebutan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. Seiring kalahnya pasukan

terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan Gemeente bestuur

Depok mulai pudar. Tidak ada lagi pajak, seluruh hasil bumi Depok diambil oleh

Jepang dan hanya ditukar dengan sebuah celana kolor. Kendati demikian, hak hak

istimewa Kaum Depok sisa kolonial tidak serta hilang. Dalam pergaulan sehari

hari, misalnya orang kampung masih membungkuk dan mengucapkan kata; tabek.

Bila memakai topi, topinya dilepas dan diletakkan didada sambil membungkuk.

Namun keadaan seperti ini tidak bertahan lama puncak-nya terjadi pada tanggal

17 agustus 1945 ketika proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh IR.

Soekarno tidak halnya yang terjadi di Depok kala itu, tidak ada satupun bendera

merah putih berkibar di Depok pada saat itu. Hal ini memicu terjadi-nya

pergolakan dimana sejarah baru Kota Depok dimulai.

Pemuda dari Seantero Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi yang

mendengar peristiwa ini terjadi di Kota Depok mulai melakukan pergerakan untuk

melakukan Revolusi dan menyusun Rencana untuk meruntuhkan pemerintahan

Depok yang tetap bersikukuh dan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia pada

saat itu, puncaknya terjadi pada tanggal 11 Oktober 1945 Depok kota kecil dan

damai mulai berubah menjadi kota gelap yang penuh dengan teriakan kaum

Belanda Depok yang menjadi korban revolusi kemerdekaan di Depok saat itu.

Para kaum Belanda Depok banyak yang menjadi korban kekerasan yang

dilakukan kaum revolusioner mereka dirampok, dibunuh, atau dipukuli bahkan

mereka dikumpulkan menjadi beberapa kelompok lalu dibawa dan dikumpulkan

dibeberapa penjara yang ada pada saat itu.

Page 11: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI .................................................................. iii

MOTTO ........................................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ......................................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi

BAB I LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

1.1 Pendahuluan ........................................................................................... 1

1.1.1 Latar belakang masalah ................................................................. 1

1.1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 8

1.1.3 Tujuan penelitian ........................................................................... 9

1.1.4 Manfaat penelitian ......................................................................... 9

1.2 Tinjauan pustaka ...................................................................................... 9

1.3 Metode penelitian .................................................................................... 13

1.4 Sistematika penulisan .............................................................................. 19

Page 12: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

xii

BAB II GAMBARAN UMUM KEADAAN KOTA DEPOK ............................... 20

A. Berdirinya Gementee Depok ................................................................. 20

B. Kehidupan Masyarakat Depok ............................................................... 22

C. Depok Masa Revolusi............................................................................. 26

D. Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Depok .............................. 30

E. Kehidupan Politik Masa Revolusi .......................................................... 31

F. Terbentuknya Kota Administrasi Depok ................................................ 32

G. Terbentuknya Kota Depok ..................................................................... 34

H. Gambaran Umum Kondisi Daerah Depok Masa Kini ............................ 35

I. Demografi ............................................................................................... 36

BAB III TERJADINYA REVOLUSI SOSIAL DI KOTA DEPOK TAHUN

1945-1955.................................................................................................... 38

A. Penduduk Depok Pada Tahun 1945-1955 ............................................ 38

B. Pola-Pola Terjadinya Revolusi Sosial Di Kota Depok Tahun

1945-1955 ..................................................................................... 43

C. Kronologis Revolusi Sosial Tahun 1945-1955 .................................... 51

BAB IV DEPOK PASCA REVOLUSI ..................................................................... 62

A. Kehidupan Masyarakat Depok Pasca Revolusi.................................... 62

B. Laskar-Laskar yang Terlibat pada Revolusi Depok ............................. 74

C. Jago dan Jagoan Pasca Revolusi Depok .............................................. 77

BAB V SIMPULAN ................................................................................................. 87

GLOSARIUM ....................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 91

TRANSKRIP WAWANCARA ................................................................................... 96

LAMPIRAN ....................................................................................................... 106

Page 13: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

xiii

DAFTAR TABEL

TABEL :

1. Penyerahan Tanah Partikelir .............................................................................. 29

2. Kecamatan dan Desa diawal Berdirinya Kota Depok ........................................ 33

3. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kota Depok ................................................ 34

4. Iklim dan Cuaca di Kota Depok ......................................................................... 37

5. Jumlah Penduduk Depok Asli ............................................................................ 41

6. Bahasa yang digunakan sehari-hari dirumah (dalam%) ..................................... 46

7. Bahasa yang digunakan di lingkungan Masyarakat Depok (dalam %) .............. 47

8. Organisasi dan Laskar-laskar ............................................................................ 61

Page 14: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar nama Pendeta yang pernah memimpin jemaat Depok .................. 107

Lampiran 2. Kutipan Surat Wasiat Chastelein ............................................................. 107

Lampiran 3. Gedung SMP Kasih tempo doloe ............................................................. 108

Lampiran 4. Orang Belanda Depok sedang duduk dan budaknya berdiri

memegang Tongkat .................................................................................. 108

Lampiran 5. Pemuda Depok berbaris di depan gedung Gemeente Depok ................... 109

Lampiran 6. Rumah Orang Depok Asli ........................................................................ 109

Lampiran 7. Upacara warga Depok di depan Tugu Depok ........................................... 110

Lampiran 8. Gereja Immanuel tempo doloe ................................................................ 110

Lampiran 9. Lempengan Perak peninggalan kaum Belanda Depok. Disinyalir

dahulu dijual oleh para pedagang Cina di Kota Depok ........................... 111

Lampiran 10. Keramik buatan masyarakat Belanda Depok .......................................... 112

Lampiran 11. Peta tanah Partikelir Depok .................................................................... 113

Lampiran 12. Para wanita Depok sedang memanen padi di Sawah ............................. 114

Lampiran 13. Prosesi penarikan cukai orang-orang Depok .......................................... 114

Lampiran 14. Batu-batu buatan masyarakat Depok ...................................................... 115

Lampiran 15. Genteng buatan masyarakat Depok ........................................................ 115

Lampiran 16. Seorang pedagang Cina berjualan daging babi, ditemani dengan

seorang anaknya .................................................................................... 116

Lampiran 17. Seorang pedagang Cina sedang menjual obat kepada salah satu

Budak orang Belanda Depok ................................................................. 116

Lampiran 18. Seorang pedagang Cina menjajakan kain didepan halaman rumah

orang Belanda Depok ........................................................................... 117

Page 15: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

xv

Lampiran 19. Pengepungan Kota Depok oleh pemuka “Kerkstraat” sekarang Jalan

Pemuda .................................................................................................. 117

Lampiran 20. Makam Kristen di Jalan Kamboja dirusak oleh para Pemuda ................ 118

Lampiran 21. Berita surat kabar Harian Rakjat tahun 45............................................... 118

Lampiran 22. Letnan Christinson menuntut Soekarno bertanggung jawab atas

pembunuhan yang dilakukan kepada masyarakat Belanda Depok ......... 119

Lampiran 23. TKR yang berada di Bogor menyerbu Depok dan Gugurlah

Margonda yang berpangkat terakhir Letda ............................................. 119

Lampiran 24. Pemerintah Belanda menuding Indonesia menggunakan laskar-

laskar sebagai alat pembuat onar di daerah Jakarta, Depok, Bogor

dan Bekasi ............................................................................................... 120

Lampiran 25. Sepak terjang Haji Darip dan Bang pi’i dalam pertempuran

Kerawang Bekasi. .................................................................................... 120

Lampiran 26. Arsip Algemeen Secretarie Van Depok .................................................. 121

Lampiran 27. Arsip Algemeen Secretarie Van Depok .................................................. 122

Lampiran 28. Pasukan NICA dan KNIL bercengkrama dengan tawanan

perempuan di Depok, sewaktu proses pembebasan .............................. 123

Lampiran 29. Laskar Senen pimpinan Bang Pi’i .......................................................... 123

Lampiran 30. Haji Darip, Bang Pi’i dan Camat Nata sedang berdiskusi ...................... 124

Lampiran 31. Haji Darip dan Bang Pi’i turun dari mobil jeep ditemani ajudannya ..... 124

Lampiran 32. Bang Pi’i menghadiri rapat penyerahan senjata laskar senen dan

berakhirnya masa revolusi ..................................................................... 125

Lampiran 33. Bang Pi’i bersalaman dengan salah satu perwira TKR .......................... 125

Lampiran 34. Senjata milik laskar pimpinan bang Pi’i ................................................. 126

Lampiran 35. Pengumpulan senjata laskar Senen pimpinan Bang Pi’i ........................ 127

Page 16: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

xvi

Lampiran 36. Upacara penyerahan senjata laskar pimpinan Bang Pi’i ........................ 127

Lampiran 37. Nama-nama anggota laskar Senen pimpinan Bang Pi’i yang

menyerahkan diri ................................................................................... 128

Lampiran 38. Nama-nama anggota laskar Senen pimpinan Bang Pi’i yang

menyerahkan diri .................................................................................. 129

Lampiran 39. Beberapa contoh pamflet atau pengumuman lowongan pekerjaan

masa revolusi ......................................................................................... 130

Lampiran 40. Lampiran surat penelitian kepada Ibu Susana Leander .......................... 131

Lampiran 41. Lampiran surat penelitian kepada Bapak Yano Jonathan ....................... 132

Lampiran 42. Lampiran surat penelitian kepada Yayasan Lembaga Cornelis

Chastelein .............................................................................................. 133

Page 17: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

1

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Pendahuluan

1.1.1. Latar Belakang Masalah

Depok merupakan singkatan dari De Eerste Protestants Onderdaan

Kerk.25 Nama ini sejalan dengan sebutan untuk daerah otonom milik Cornelis

Chastelein sebagai Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land

Depok.26Sebutan ini terjadi pada akhir abad ke-17 ketika saudagar berkebangsaan

Belanda ini membeli tanah seluas 12,44 km persegi.27

Berdasarkan kenyataan di

atas muncul kemungkinan bahwa daerah tersebut dinamai Depok terjadi pada

akhir abad ke-17. Akan tetapi dugaan tersebut lemah, mengingat nama “Depok”

itu umum dan terdapat di banyak tempat. Misalnya, di Kabupaten Bandung, Garut

dan Sumedang ada tempat yang bernama Depok. Dilihat dari segi bahasa, kata

depok (bahasa Sunda kuna) berarti “perkampungan” atau “pertapaan”. Daerah ini

disebut “Depok” kemungkinan karena sejak zaman kuna daerah ini menjadi

tempat pemukiman atau tempat pertapaan. Kedua-duanya sangat memungkinkan

karena di daerah ini (Bogor) menjadi pusat Kerajaan Sunda Pajajaran. Dengan

demikian, Depok digunakan sebagai nama tempat sudah terjadi setidaknya sejak

abad ke-15.28

25

( Daerah pemukiman anak buah protestan), Depok adalah nama desa di Jawa Barat, yang

mempunyai arti pertapaan, atau tempat untuk bertapa. Lihat Suparlan.Y.B.,Kamus Kawi Indonesia

(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988) hlm.30. Dalam Baoesastra Djawa, istilah dépok punya dua

arti yaitu sebagai padoenoenganing adjar (pendita) atau tempat tinggal parapandita, dan arti yang

lain adalah omah, yang dalam hal ini diartikan sebagai perkampungan. 26 Peraturan Otonomi Depok untuk Mengelola daerah nya sendiri Wenri Wahar.(Gedoran

Depok.2010) hlm 35. 27 Danadibrata, R.A. 2006. Kamus Basa Sunda. Bandung. Kiblat.hlm 108. 28Ibid., hlm 164.

Page 18: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

2

Dalam catatan Kuntowijoyo, sejarah kota muncul ketika statusnya

ditetapkan sebagai milik seorang pejabat tinggi.29

Dengan demikian, sejarah

Depok dapat dikatakan dimulai pada abad ke- 17 ketika daerah itu dimiliki oleh

Cornelis Chastelein, pejabat tinggi VOC.30 Awalnya Depok merupakan sebuah

dusun terpencil ditengah hutan belantara dan semak belukar. Pada tanggal 18 Mei

1696 seorang pejabat tinggi VOC, Cornelis Chastelein, membeli tanah yang

meliputi daerah Depok serta sedikit wilayah Jakarta Selatan dan Ratujaya, Bojong

Gede, seharga 700 ringgit. Status tanah itu adalah tanah partikelir atau terlepas

dari kekuasaan Hindia Belanda. Di sana ditempatkan budak-budak dan

pengikutnya bersama penduduk asli. Tahun 1871 Pemerintahan Belanda

menjadikan daerah Depok sebagai daerah yang memiliki pemerintahan sendiri

(otonom), lepas dari pengaruh dan campur tangan dari luar. Kekuasaan otonomi

Chastelein ini dikenal dengan sebutan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere

Land Depok.

Pada zaman kemerdekaan Depok ini menjadi sebuah kecamatan yang

berada di lingkungan Kewedanaan atau pembantu Bupati wilayah Parung

29

Menurut Kuntowijoyo, pada abad ke-19 wilayah yang dianggap sebagai kota negara

biasanya di bawah pengawasan langsung oleh pejabat tinggi administratif. Lihat Kuntowijoyo,

Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), hlm.51. 30

VOC merupakan gabungan perusahaan dagang yang terdiri dari enam kamar dagang di

negeri Belanda, yakni: Amsterdam, Rotterdam, Delft, Enkhuysen, Zeeland, dan Hoorn, yang

didirikan pada tanggal 20 Maret 1602, modal VOC yang terbesar berasal dari kamar dagang

Amsterdam, 50 % dari keseluruhan, 25 % dari kamar dagang Zeeland, dan sisanya berasal dari

kamar dagang yang lain. Sahamdijual kepada semua penduduk Belanda, dan dimiliki oleh siapa

saja, mulai dari pedagang kaya, para pejabat pemerintah, hingga orang kecil di negeri

Belanda.Kantor pusat berkedudukan di Amsterdam, kepengurusan dipegang oleh tujuhbelas orang

yang dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien atau Dewan Tujuh Belas, mewakili semua kamar

dagang yang tergabung dalam VOC. Sebagai pemiliksaham terbesar, maka konsekuensi logisnya

adalah Amsterdam memiliki wakilyang terbanyak dalam Dewan Tujuh Belas, yakni sebanyak

delapan orang. Mona Lohanda, Sejarah Pembesar Mengatur Batavia (Jakarta: Masup, 2007), hlm.

64-66.

Page 19: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

3

Kabupaten Bogor. Dalam hal ini Depok sangat menarik minat pedagang-

pedagang Tionghoa untuk berjualan di sana. Namun Cornelis Chastelein pernah

membuat peraturan bahwa orang-orang Cina tidak boleh tinggal di kota Depok.

Mereka hanya boleh berdagang, tapi tidak boleh tinggal. Ini tentu menyulitkan

mereka mengingat saat itu perjalanan dari Depok ke Jakarta bisa memakan waktu

yang cukup lama. Untuk mengatasi kesulitan transportasi, pedagang-pedagang

tersebut membuat tempat transit di luar wilayah Depok, yangbernama Kampung

Bojong. Mereka berkumpul dan mendirikan pondok-pondok sederhana di sekitar

wilayah tersebut sehingga muncul Kampung Pondok Cina.31

Menurut cerita H. Abdul Rojak, sesepuh masyarakat sekitar Pondok Cina,

daerah Pondok Cina dulunya bernama Kampung Bojong. Lama-lama daerah ini

disebut kampung Pondok Cina. Sebutan ini berawal ketika orang-orang keturunan

Tionghoa datang untuk berdagang ke pasar Depok. Pedagang-pedagang itu datang

menjelang matahari terbenam. Karena sampainya malam hari, mereka istirahat

dahulu dengan membuat pondok-pondok sederhana. Kebetulan di daerah tersebut

ada seorang tuan tanah keturunan Tionghoa. Sehingga mereka semua ditampung

dan dibiarkan mendirikan pondok di sekitar tanah miliknya. Setiap menjelang

subuh, orang-orang keturunan Tionghoa tersebut bersiap-siap untuk berangkat ke

pasar Depok. Kampung Bojong berubah nama menjadi kampung Pondok Cina

pada tahun 1918.32

31 Danasasmita, Saleh. 1983. Sejarah Bogor. Bagian 1. Bogor: Pemerintah Daerah

Kotamadya II Bogor. 32 Asep Suryana. Transformasi Sosial Pribumi Depok Tahun 1930-1960. Jurnal LIPI.

2004,Nr.6.

Page 20: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

4

Masyarakat sekitar daerah tersebut selalu menyebut kampung Bojong

dengan sebutan Pondok Cina,33

Lama-kelamaan nama Kampung Bojong hilang

dan timbul sebutan Pondok Cina sampai sekarang. Konon Pondok Cina dulunya

hanya berupa hutan karet dan sawah. Orang yang tinggal di daerah tersebut hanya

berjumlah lima kepala keluarga, itu pun semuanya orang keturunan Tionghoa.

Mereka bermata pencaharian sebagai pedagang ada juga yang bekerja sebagai

petani di sawah sendiri dan ada juga yang bekerja di ladang kebun karet milik

tuan tanah orang-orang Belanda. Semakin lama, beberapa kepala keluarga itu

pindah ke tempat lain. Tak diketahui pasti apa alasannya. Yang jelas, hanya sisa

satu orang keluarga di sana. Hal ini dikatakan oleh Ibu Sri, yakni generasi kelima

dari keluarga Tionghoa yang sampai kini masih tinggal di Pondok Cina. Kota

Madya Depok (dulunya kota administratif) dikenal sebagai penyangga ibukota.

Para penghuni yang mendiami wilayah Depok sebagian besar berasal dari

pindahan orang Jakarta. Tak heran kalau dulu muncul pomeo singkatan yang

meliputi daerah Depok serta sedikit wilayah Jakarta Selatan, Ratujaya dan

Bojonggede.34

Chastelein mempekerjakan sekitar seratusan pekerja. Mereka didatangkan

dari Bali, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Jawa, Pulau Rote serta

Filipina.Selain mengelola perkebunan, Cornelis juga menyebarluaskan agama

Kristen kepada para pekerjanya keturunan pekerja-pekerja Cornelis dibagi

33

Orang Cina dan Arab pada abad XVII dan XVIII tinggal di luar kota, dan pada abad XIX

mereka seolah tak terlihat di balik penguasa-penguasa Eropa. Dalam konteks ini adalah wilayah

yang terdapat di dalam benteng atau setidaknya di sepanjang jalan utama Batavia. Willem van der

Molen, “Glory of Batavia, the Image of Colonial City through the Eyes of a Javanese Nobleman”,

dalam PeterJ.M. Nas (eds.), Urban Symbolism (Leiden: Brill, 1993), hlm. 316. 34

Ibid,. hlm 42.

Page 21: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

5

menjadi 12 Marga.35

Adapun marga-marga tersebut adalah, (1)Jonathans,(2)

Leander,(3)Laurens,(4)Joseph,(5)Loen,(6)Tholense,(7)Soedira,(8)Jacob,(9)Isakh,

(10)Zadokh,(11)Bacas,(12)Samuel.

Tahun 1871 Pemerintah Belanda mengizinkan daerah Depok membentuk

Pemerintahan dan Presiden sendiri setingkat Gemeente. (Desa Otonom).

Keputusan tersebut berlaku sampai tahun 1942. Gemeente Depok diperintah oleh

seorang Presiden sebagai badan Pemerintahan tertinggi. Di bawah kekeuasaannya

terdapat kecamatan yang membawahi mandat (9 mandor) dan dibantu oleh para

Pencalang Polisi Desa serta Kumitir atau Menteri Lumbung. Daerah teritorial

Gemeente Depok meliputi 1.244 Ha, namun dihapus pada tahun 1952 setelah

terjadi perjanjian pelepasan hak antara Pemerintah RI dengan pimpinan Gemeente

Depok, tapi tidak termasuk tanah-tanah Elgendom dan beberapa hak lainnya.36

Tahun 1940-an menjadi tahun penuh dengan berbagai macam aksi Heroik

dan peristiwa diluar dugaan bagi bangsa Indonesia Revolusi tidak hanya terjadi di

Depok, banyak revolusi yang dilakukan oleh laskar-laskar atau para TKR di

berbagai macam daerah seperti Surabaya yang melakukan pertempuran dahsyat

yang menimbulkan banyak korban jiwa, puncak nya adalah ketika jenderal

Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur) terbunuh, pada Oktober

1945 di Semarang terjadi pertempuran yang tidak kalah menegangkan tidak

35

Dahulu kala pegawai VOC bernama cornelis chastelein ia mengangkat 12 pasang budak

untuk dimerdekakan dan diberikan marga keturunan belanda asalkan mereka mau untuk mengikuti

ajaran agama dan apa yang di amalkan chastelein pada akhirnya 12 pasang budak ini dikenal

dengan istilah belanda depok, Yano Jonathan. Depok Tempo Doloe hal 15. 36 Secara resmi tanah partikelir Depok dibubarkan pada tanggal 4 Agustus1952. Menurut

catatan resmi Pemerintah Kota Depok, pembubaran tanah partikelir Depok tersebut bersifat

sukarela, sebagai konsekuensi Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1949 tentang penghapusan

sistem tanah partikelir di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Penyerahan itu dilakukan

setelah perundingan berkali-kali baik di Depok maupun di Jakarta, dan disyahkan oleh Akte

Notaris Soerojo No. 18. Lihat Pemerintah Kota Depok, 1999.

Page 22: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

6

kurang 2000 rakyat Indonesia menjadi korban dalam pertempuran yang berjalan

lima hari itu.37

Bandung juga turut menyumbang kisah Revolusi-nya lewat

peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada 6 Agustus 1946.

Revolusi di Kota Depok memiliki pola keunikan tersendiri diantara

berbagai macam revolusi yang terjadi di Indonesia kala itu Sesungguhnya Depok

adalah Kota yang sangat aman baik bagi warga Pribumi ataupun bagi kaum

Belanda, karena Depok memiliki status istimewa dibawah penjajahan Belanda.

Jika revolusi di Surabaya diakibatkan oleh ultimatum sekutu yang memaksa

laskar–laskar dan para TKR untuk menyerah lain halnya yang terjadi di Depok.

Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942

kekuasaan Gemeente bestuur Depok mulai pudar. Tidak ada lagi pajak, seluruh

hasil bumi Depok diambil oleh Jepang dan hanya ditukar dengan sebuah celana

kolor. Kendati demikian, hak hak istimewa Kaum Depok sisa kolonial tidak serta

hilang. Dalam pergaulan sehari hari, misalnya orang kampung masih

membungkuk dan mengucapkan kata; tabek. Bila memakai topi, topinya dilepas

dan diletakkan didada sambil membungkuk. Namun keadaan seperti ini tidak

bertahan lama puncak-nya terjadi pada tanggal 17 agustus 1945 ketika proklamasi

kemerdekaan dikumandangkan oleh IR. Soekarno tidak halnya yang terjadi di

Depok kala itu, tidak ada satupun bendera merah putih berkibar di Depok pada

saat itu. Hal ini memicu terjadi-nya pergolakan dimana sejarah baru Kota Depok

dimulai.38

37 Garda Maeswara. Sejarah Revolusi Indonesia 1945-1950. Jogjakarta. Narasi. 2010 38Wenri Wahar. Op. cit hlm 30.

.

Page 23: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

7

Pemuda dari Seantero Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi yang

mendengar peristiwa ini terjadi di Kota Depok mulai melakukan pergerakan untuk

melakukan revolusi dan menyusun rencana untuk meruntuhkan pemerintahan

Depok yang tetap bersikukuh dan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia pada

saat itu, puncaknya terjadi pada tanggal 11 Oktober 1945 Depok kota kecil dan

damai mulai berubah menjadi kota gelap yang penuh dengan teriakan kaum

Belanda Depok yang menjadi korban revolusi kemerdekaan di Depok saat itu.

Para kaum Belanda Depok banyak yang menjadi korban kekerasan yang

dilakukan kaum revolusioner mereka dirampok, dibunuh, atau dipukuli bahkan

mereka dikumpulkan menjadi beberapa kelompok lalu dibawa dan dikumpulkan

dibeberapa penjara yang ada pada saat itu.

Revolusi ini sendiri digambarkan sangat mencekam dimulai pada malam

hari, dimana para Belanda Depok harus bersembunyi dari patroli-patroli pejuang.

Margonda dan Tole Iskandar, nama pejuang Depok yang gugur dalam misi

mempertahankan kemerdekaan dan sekarang diabadikan menjadi dua jalan utama

di Depok. Selanjutnya setelah KMB, para Belanda Depok kembali ke Depok

untuk membangun rumah mereka kembali. Namun peristiwa revolusi di pinggiran

Jakarta belumlah selesai. Dimana tentara mengalami perpecahan, para pejuang

ada yang bergabung dalam tentara resmi (gabungan antara PETA, KNIL, dan

BKR) dan tidak sedikit yang (kembali) menjadi bandit atau perampok. Masa

tahun 1950-1955, Depok menjadi daerah pertempuran antara milisi bandit dan

tentara pemerintah yang memperebutkan letak lokasi Depok yang berada diantara

Buitenzorg (sebutan Kota Bogor pada saat itu) dan Jakarta .

Page 24: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

8

Mencermati pergulatan itu sendiri, dimulai saat para pejuang melihat

kenyataan yang tidak memuaskan terhadap jalannya perundingan dengan Belanda

dan kemudian berperang sendiri dengan tentara pemerintah yang seolah-olah

mewakili kekuasaan. Bahkan pasca KMB perlawanan terhadap tentara pemerintah

masih dilanjutkan dalam skala lebih kecil yang dilakukan oleh para bandit yang

dulunya juga merupakan pejuang. Dari pemikiran tersebut, sangatlah menarik

untuk meniliti bagaimana dinamika sosial yang terjadi di Kota Depok, hal ini

karena keberagaman masyarakat dan gejolak-gejolak sosialnya. Oleh karena itu

penulis tertarik mengangkat permasalahan tersebut dalam skripsi yang

berjudul “REVOLUSI SOSIAL DI KOTA DEPOK 1945-1955”.

1.1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana kehidupan masyarakat kota Depok?

2. Bagaimana pola-pola terjadi-nya revolusi Sosial di Kota Depok pada tahun

1945-1955?

3. Apa dampak pasca terjadinya revolusi sosial di Kota Depok 1945-1955?

1.1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini

adalah untuk mengetahui :

1) Kehidupan Masyarakat Kota Depok pada tahun 1945-1955.

2) Pola-pola yang menyebabkan terjadi nya Revolusi di Kota Depok.

3) Dampak pasca terjadinya revolusi Sosial di Kota Depok.

Page 25: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

9

1.1.4 Manfaat Penelitian

1.1 Manfaat secara teoritis dari penelitian ini adalah memberikan

gambaran serta sumbangan pemikiran teoritis bagi penelitian selanjutnya

terkait peristiwa Revolusi Sosial Di Kota Depok.

1.2 Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah memberikan

sumbangan pemikiran kepada para pembaca mengenai perkembangan

Kota Depok, kehidupan sosial masyarakatnya mulai dari pra revolusi

hingga pasca terjadinya revolusi.

1.2 Tinjauan Pustaka

Kajian tentang sejarah sosial sudah banyak dilakukan dan kehadiranya

selalu dikaitkan dengan beberapa peristiwa revolusi atau permasalahan sosial

lainya. Namun karya tulis atau pembahasan sejenis tentang Kota Depok masih

sangat kurang dan cukup memprihatinkan untuk kota seperti Depok yang

memiliki sejarah panjang dan cukup central bagi kemerdekaan Indonesia.

Secara umum penelitian yang pernah dilakukan tentang Depok, terutama

pada periode awal kedatangan Cornelis Chastelein banyak ditemukan dalam

sumber-sumber kolonial, baik dalam bentuk artikel maupun buku. Salah satu

buku yang menceriterakan Depok Tempo Dulu ditulis oleh Yano Jonathans.39

Buku ini mengulas tentang kehidupan sosial masyarakat Depok pada masa

sebelum kemerdekaan. Dalam buku tersebut juga dibahas tentang infrastruktur

perkotaan. Buku ini didukung oleh sumber yang primer yang memadai, yang

dimiliki oleh para mantan budak Cornelis Chastelein. Akan tetapi ketika

39 Yano Jonathan Op.cit

Page 26: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

10

membahas masa kemerdekaan, Yano tidak menggunakan sumber primer yang

memadai, seperti pada masa Cornelis Chastelein.Kontribusi buku ini dalam

Penulisan Sejarah yang akan saya lakukan adalah buku ini menjadi salah satu

buku penunjang yang cukup penting yang menceritakan peristiwa berjalan nya

Revolusi di Kota Depok.

Kontribusi buku ini dalam penulisan karya tulis yang akan saya lakukan

adalah terkait isi yang menceritakan tentang kehidupan sosial masyarakat Kota

Depok dilihat dari berbagai macam aspek kehidupanya kala itu.

Buku tentang Kota Depok juga diulas oleh Wenri Wanhar.40

Dalam karya

tersebut diceritakan bagaimana kejadian yang dialami oleh masyarakat Depok

lama pada awal kemerdekaan. Orang-orang itu mengalami tindak kekerasan,

dan harus menjalani masa penahanan di Bogor, karena dianggap pro Belanda.

Wenri mengawali cerita tentang peristiwa gedoran ini dengan mengulas

Depok masa Cornelis Chastelein. Sayangnya, meskipun dicantumkan sumber-

sumber primer yang memadai, namun Wenri sama sekali tidak menggunakan

sumber tersebut, dan hanya melampirkan sumber-sumber tersebut dalam

karyanya. Kendati buku ini masih memiliki banyak kekurangan buku ini

memiliki kontribusi yang cukup signifikan mengenai kehidupan masyarakat

Kota Depok pada masa pimpinan Chastelein dan Gemeente Depok.

Buku ketiga yang saya gunakan adalah Para Jago dan Kaum Revolusioner

Jakarta 1945-1949 buku yang ditulis oleh Robert cribb.41

Sejarawan asal

Australia dan diterbitkan oleh Komunitas Bambu ini bercerita tentang

40 Wenri wahar Op. cit 41 Robert Cribb: Para jago dan kaum Revolusioner Jakarta 1945-1949.(Jakarta:Komunitas

Bambu,2010)

Page 27: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

11

Kehidupan para laskar rakyat yang dahulu sebelum masa kemerdekaan

membela mati-matian NKRI melakukan Perlawanan terhadap Kolonialisme

Belanda berubah peran menjadi sebuah sekelompok pemberontak yang kejam

dan tak kenal ampun, dan melawan bangsa-nya sendiri bahkan dalam kurun

waktu 1945-1958 terdapat 3 kekuatan militer yang ada di rumpun

(Jabodetabek) yaitu para laskar, TNI, Belanda, keadaan para laskar masa itu

menjadi organisasi militer terlemah dan paling mudah ditumpas keberadaanya.

Kontribusi buku ini dalam penelitian yang akan saya lakukan adalah buku

ini bercerita tentang Revolusi dan Pemberontakan para laskar-laskar yang

terjadi di sekitar Jakarta, selain itu buku ini menyinggung bagaimana

Indonesia kala itu memiliki perpecahan perang saudara antara TNI dan para

laskar sama halnya yang terjadi di Kota Depok kala itu.

Disamping itu ada beberapa artikel dan jurnal dari J.W de Vries,42

dan

Asep Suryana.43

Artikel dari J.W. de Vries, mengulas perubahan sosial di

Depok, dan memberikan informasi tentang asal-usul daerah Depok dan ikatan

yang tumbuh antara komunitas awal ini dengan penguasa kolonial. Ia juga

mengulas mengenai kaum Deppokers yaitu komunitas ’Belanda’ Depok yang

secara sosial terisoler dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya akibat

diberlakukannya serangkaian aturan yang ditulis dalam surat wasiat Cornelis

Chastelein.

42 J.W de Vries, “De Depokkers: Geschiedenis, Sociale Structuur en Taalgebruik van een

Geisoleerde Gemeenschap” dalam BKI, 1976, Nr. 132. 43 Asep Suryana Op.cit

Page 28: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

12

Sementara Asep Suryana, di dalam tulisannya yang berjudul “Tranformasi

Sosial Pribumi Depok 1930-1960” Artikel ini mengetengahkan kehidupan

sosial ekonomi Pribumi Depok saat terjadi peralihan posisi sosial atau

transformasi sosial dari era kolonial Belanda, masa pendudukan Jepang,

hingga era kemerdekaan dalam kurun tahun 1930-1960. Argumentasi yang

dikembangkan berpijak pada gagasan bahwa transformasi sosial tersebut telah

memperluas ruang gerak sosial politik kaum Pribumi Depok. Namun

sayangnya argumentasi Asep tidak didukung oleh sumber-sumber primer

yang memadai.

Karya lain yang membahas tentang Depok adalah hasil penelitian Mumuh

Muhsin Z, bersama R.M. Mulyadi dan Miftahul Falah.44

Mengenai jaman

Jepang hingga masa Orde Lama. Dalam ulasan mengenai Jaman Jepang di

Depok, lebih banyak diulas mengenai Bogor pada masa pendudukan Jepang.

Sementara ulasan jaman Jepang di Depok hampir tidak ditemukan. Ulasan

mengenai Depok periode kemerdekaan, periode revolusi fisik, dan periode

orde lama disusun dengan tidak memperhatikan aspek kronologis, sehingga

banyak terjadi pengulangan data. Demikian pula argumentasi yang

disampaikan dalam penelitian tersebut, sayangnya tidak didukung oleh

sumber-sumber primer yang memadai.

Hasil Desertasi Tri Wahyuning Murdayanti45

yang mengangkat Sejarah

Kota Depok 1950-1990 banyak menceritakan keadaan kota Depok sebagai

44 Mumuh Muhsin Z (ed.). Depok 1942-1967: Masa Pendudukan Jepang hingga Masa Orde

Lama. (Depok: Kantor Arsip dan Perpustakaan Pemerintah Kota Depok, 2013) 45 Tri Wahyuning Murdayanti. 2015. Sejarah Kota Depok 1950-1990. Desertasi. Jogjakarta.

Universitas Gajah Mada.

Page 29: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

13

penyangga Kota Jakarta dan menceritakan bagaimana keadaan ekonomi, sosial

masyarakat Depok, politik dari suatu kota kecamatan menjadi pusat

pertumbuhan baru yang sarat dengan berbagai kendala. Kendati Desertasi ini

lebih mendalam dari sisi perkembangan sejarah kota namun cukup bermanfaat

dalam penunjang sebagai referensi acuan untuk menulis karya tulis Skripsi

tentang Revolusi Sosial di Kota Depok.

1.3 Metode Penelitian

1. Heuristik

Heuristik adalah upaya penelitian dengan menghimpun jejak-jejak sejarah

atau mengumpulkan dokumen-dokumen agar dapat mengetahui segala bentuk

peristiwa atau kejadian-kejadian bersejarah di masa lampau. Sumber yang

digunakan dalam skripsi yang berjudul “Revolusi Sosial Di Kota Depok 1945-

1955” diperoleh melalui penelusuran pustaka. Sumber sejarah tersebut

diperoleh dari perpustakaan antara lain yaitu Perpustakaan Nasional, Arsip

Nasional Republik Indonesia, Kantor pemerintahan arsip Kota Depok,

Perpustakaan UI, Perpustakaan Wilayah Jawa Tengah, Museum Rekso

Pustoko Solo, dan Perpustakaan Daerah Kota Depok. Sumber-sumber yang

diperoleh kemudian dikategorikan sifatnya, sebagai berikut :

A. Sumber Primer :

Menurut Louis Gottschalk sumber primer adalah kasaksian seseorang

dengan mata kepalanya sendiri atau dengan alat mekanis yang selanjutnya

disebut saksi pandangan mata, sedangkan menurut Nugroho Notosusanto,

sumber primer merupakan sumber yang keterangannya diperoleh secara

Page 30: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

14

langsung dari orang yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepala

sendiri.46

Sebagai sumber sejarah, sumber primerlah yang harus dikejar karena

sumber inilah yang paling valid dan reliable. Klasifikasi sumber primer adalah

manuskrip, arsip, surat-surat, buku harian, dan lain sebagainya. Oleh karena

itu dalam penulisan ini menggunakan sumber primer antara lain:

- Arsip foto dari arsip Nasional

- Testament (surat wasiat) tulisan tangan dari Cornelis Chastelein

- Arsip foto pribadi milik yayasan lembaga Cornelis Chastelein

- Arsip foto kantor arsip pemerintah Kota Depok

B. Sumber Sekunder :

Sumber sekunder menurut Nugroho Notosusanto, sumber sekunder

merupakan sumber yang diperoleh oleh pengarang dari orang lain atau sumber

lain47

. Adapun sumber sekunder yang digunakan dalam penulisan ini adalah :

- Yano Jonathan. 2011. Depok Tempo Doeloe, Potret Kehidupan

Sosial & Budaya Masyarakat. Jakarta. Libri.

- Wenri Wahar. 2011. Gedoran Depok. Jakarta. Sadar Media.

- Robert Cribb. 2010. Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta

1945-1949. Jakarta. Komunitas Bambu.

- Asep Suryana. 2004. Transformasi Sosial Pribumi Depok

Tahun 1930-1960. Jurnal LIPI.

46 Louis Gottschalk. 1986. Understanding History: A Primer Of Historical Method, a.b.

Nugroho Notosusanto. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press. Halaman 94. 47 Nugroho Notosusanto. 1971. Norma-Norma Dasar Pemikiran dan Penelitian. Jakarta :

Dephan. Halaman 30.

Page 31: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

15

- J. W de Vries. 1976. “De Depokkers: Geschiedenis, Sociale

Structuur en Taalgebruik van een Geisoleerde Gemeenschap.

Jurnal BKI.

C. Kritik Sumber

Kritik sumber setelah mengumpulkan sumber sejarah, selanjutnya

diadakan kritik sumber (verifikasi). Seluruh sumber yang telah dikumpulkan

harus terlebih dahulu diverivikasi sebelum digunakan. Ada terdapat dua aspek

yang dikritik yaitu otesntisitas (keaslian sumber) dan kredibilitas (tingkat

kebenaran informasi) sumber sejarah. Peneliti atau sejarahwan harus selektif

dalam menggunakan sumber sejarah, karena harus mengutamakan kebenaran.

Sehingga peneliti harus bisa membedakan mana yang benar dan mana yang

palsu. Karena masih banyak sumber sejarah yang meragukan. Kritik sumber

merupakan proses kerja ilmiah yang harus dipertanggung jawabkan agar

terhindar dari fantasi, manipulasi atau fabrikasi. Selain itu kritik sumber

sangat penting guna mendapatkan objektivitas suatu kejadian. Setelah sumber

diverifikasi, maka dapat dikatakan sebagai fakta sejarah. Karena hanya data

sejarah yang terpercaya sajalah yang dapat digunakan dalam penelitian sejarah

sebagai bukti-bukti sejarah. Terdapat dua jenis kritik sumber, eksternal dan

internal. Kritik eksternal dimaksud untuk menguji otetisitas (keaslian) suatu

sumber. Kritik internal dimaksudkan untuk menguji kredibilitas dan reabilitas

sumber

Page 32: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

16

1) Kritik Eksternal

Kritik Eksternal kritik eksternal adalah usaha untuk mendapatkan

otentisitas sumber melakukan penelitian fisik terhadap sumber. Kritik eksternal

mengarah pada aspek luar dari sumber. Kritik eksternal juga merupakan uji

otetisitas (keaslian) suatu sumber, agar diperoleh sumber yang sunggu-sungguh

asli bukan tiruan atau palsu. Kritik ini dilakukan dengan cara meneliti jenis bahan,

gaya bahasa, penulisan, ungkapan-ungkapan, identitas pengarang.

2) Kritik Internal

Kritik internal merupakan kritik yang mengacu pada kredibilitas sumber,

artinya apakah isi dokumen ini terpercaya, tidak dimanipulasi, mengandung bias,

dikecohkan, dan lain sebagainya. Kritik internal ditujukan untuk memahami isi

teks. Arti lain kritik internal ingin menguji lebih jauh lagi mengenai isi dokumen.

Setelah selesai menguji otentisitas (keaslian) suatu sumber, selanjutnya peneliti

atau sejarahwan berlanjut ke uji kredibilitas atau uji reabilitas. Artinya peneliti

harus menentukan seberapa jauh dapat dipercaya kebenaran dan isi informasi

yang disampaikan oleh suatu sumber atau dokumen sejarah. Kritik ini dilakukan

dengan cara membandingkan berbagai sumber yang ada, sehingga diperoleh fakta

yang merupakan unsur utama untuk memperoleh informasi. Kesamaan yang

terdapat dalam beberapa sumber, menunjukkan bahwa sumber tersebut terpercaya.

Page 33: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

17

D. Interpretasi

Setelah melalui tahapan kritik sumber, kemudian dilakukan interpretasi

atau penafsiran terhadap fakta sejarah yang diperoleh dari arsip, buku-buku yang

relevan dengan pembahasan, maupun hasil penelitian langsung dilapangan.

Tahapan ini menuntut kehati-hatian dan integritas penulis untuk menghindari

interpretasi yang subjektif terhadap fakta yang satu dengan fakta yang lainnya,

agar ditemukan kesimpulan atau gambaran sejarah yang ilmiah. Berbekal pada

satu fakta sejarah disinilah tampat saya selaku penulis melakukan interpretasi

dengan sangat berhati-hati dan seobyektifitas mungkin dan dapat dipertanggung

jawabkan setiap kebenaranya, kemudian dilakukan analisis terhadap fakta-fakta

tersebut, dan ditulis dalam bentuk Penelitian.

Dalam bukunya Charles Title,48

secara jelas menyatakan bahwa collective

action adalah orang-orang yang bertindak bersama untuk mencapai kepentingan

bersama.

Collective Action ini terdiri atas lima komponen, yaitu :

a) Common interest (kepentingan bersama), yaitu keuntungan yang

diperoleh karena adanya interaksi dengan kelompok lain.

b) Organization, yaitu struktur kelompok yang secara langsung berkaitan

dengan kemampuan untuk melakukan aksi.

c) Mobilization (mobilisasi), yaitu control yang dilakukan oleh kelompok

atas sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aksi.

48

Charles Title. 1978. From Mobilization to Revolution. American Political Science

Association.

Page 34: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

18

d) Opportunity (kesempatan), yaitu hubungan antara kelompok dengan

dunia sekitarnya. Kesempatan terdiri atas tiga elemen, yaitu power,

repression dan oppurtinity.

e) Collective action, yaitu tindakan yang dilakukan orang-orang secara

bersama-sama untuk mencapai kepentingan bersama

E. Historiografi

Historiografi adalah penulisan sejarah. Historiografi adalah tahap terakhir

dari kegiatan penelitian untuk penulisan sejarah. Menulis kisah sejarah

bukanlah sekadar menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian,

melainkan juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah

berdasar fakta hasil penelitian. Untuk itu, menulis sejarah memerlukan

kecakapan dan kemahiran. Historiografi adalah rekaman tentang segala

sesuatu yang dicatat sebagai bahan pelajaran. Dengan meruntunkan Kronologi

kejadian dan melakukan pendekatan sosial terhadap para pelaku sejarah.

Dalam hal ini penulisan Skripsi yang akan saya tulis dibagi dengan 3

pendekatan tematik antara lain

- Kehidupan sosial masyarakat Kota Depok.

- Pola-pola terjadinya revolusi sosial di Kota Depok.

- Dampak terjadinya revolusi sosial di Kota Depok.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi dari penelitian ini,

sistematika penulisan dibagi menjadi beberapa bagian. Adapun sistematika

penulisan dalam penelitian “Revolusi Sosial Di Kota Depok1945-1955”.

Page 35: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

19

BAB I Latar Belakang

Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah yang akan

diteliti, tujuan diadakan penelitian, manfaat yang didapat setelah penelitian,

kajian pustaka, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, sistematika

penulisan.

BAB II Gambaran Umum

Dalam bab ini membahas mengenai gambaran umum wilayah penelitian,

yaitu kondisi geografis dan keadaan wilayah serta sosial ekonomi Kota Depok.

BAB III Pola-Pola Terjadinya Revolusi Sosial Di Kota Depok

Berisi pembahasan mengenai sejarah Kota Depok, proses terjadinya revolusi,

kondisi Kota Depok setelah terjadinya revolusi, keadaan Kota Depok pada

masa agresi militer Belanda 2 dan pemberontakan para laskar-laskar pada

lingkup tahun 1945-1955.

BAB IV Dampak Setelah Terjadinya Revolusi Sosial Di Kota Depok

Berisi pembahasan mengenai runtuhnya otonomi Depok, berakhirnya dinasti

Chastelein dan kembalinya Depok dipangkuan Indonesia pada bab ini juga

akan menceritakan bagaimana nasib Belanda-Depok setelah usainya Revolusi.

BAB V Penutup

Bab terakhir yang berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan dan

saran yang membangun agar penelitian ini lebih baik.

Page 36: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

20

BAB II

GAMBARAN UMUM KEADAAN KOTA DEPOK

A. Berdirinya Gementee Depok.

Sejarah Kota Depok tidak dapat dipisahkan dari Cornelis Chastelein yang

dianggap sebagai pendiri tanah Depok oleh orang asli Depok. Cornelis Chastelein

lahir pada 10 agustus 1657 di Amsterdam, Belanda dan merupakan anak terakhir

dari 10 bersaudara. Ayahnya, Anthony Chastelein adalah seorang Hugenot (kaum

protestan) di Prancis yang kemudian hijrah ke Belanda setelah terjadinya

kerusuhan besar-besaran disebabkan oleh kekhawatiran Prancis akan semakin

berkembangnya kaum pengkritik kebijaksanaan gereja Katholik.25

Sesampainya di

Belanda, Anthony bekerja di VOC dan menikah dengan Maria Cruinder putri

walikota Dordtrecht. Tahun 1674, Chastelein pergi ke Oost indie (Indonesia)

dengan menumpang kapal uap Huys te cleff pada 24 Januari 1674 dan tiba di

Batavia 16 Agustus 1674. Ia lalu bekerja pada VOC sebagai Boekhounder bij de

kamer van zeventien (pemegang buku). Chastelein kemudian menikahi Catharina

Van Vaalberg dan memiliki anak bernama Anthony Chastelein seperti nama

kakeknya. Pada tahun 1682, Chastelein mendapat kenaikan jabatan sebagai

Grootwinkelier deer Oost Indische Compagnie (kepala pembelian) dan ditahun

1691, ia kembali memperoleh kenaikan jabatan menjadi Twede Opperkoopman

des Casteels Batavia (Saudagar Kelas Dua dari Benteng Batavia).26

25

Berkhof H. Sejarah Gereja. Terjemahan. Enklaar I.H. Jakarta. Gunung Mulia, 2013. Hlm

185 26

Testament Van Cornelis. Arsip Pribadi milik YLCC. (Yayasan Lembaga Cornelis

Chastelein) Depok.

Page 37: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

21

Pada tahun 1691, VOC mengalami pergantian pemimpin dari Yohanes

Champhuys menjadi Willem Van Outhoren. Era kepemimpinan yang baru ini

banyak merubah tujuan VOC, dari berdagang menjadi menjajah. Chastelein yang

tidak sepaham lalu mengundurkan diri dari jabatanya dan memutuskan untuk

berwirausaha dengan membeli tanah di Noordwidjk (daerah pintu air jalan Juanda,

Jakarta Pusat) dan Wetelvreden (daerah pasar senen, Jakarta Pusat) pada tahun

1693 dari Anthonij Paviljoen. Daerah Wetelvreden memiliki arti benar-benar puas

dikarenakan suasananya yang nyaman dan tentram. Tahun 1695, Chastelein

membeli tanah di daerah Sringsing ( Srengseng sawah dan Lenteng agung) serta

tanah Depok pada 18 Mei 1696 dari Lucas Meur seorang residen di Cirebon.

Tanah di Depok ini memiliki luas sekitar 1.244 ha dan dibatasi oleh Pondok Cina

di utara, Ciliwung di timur, Cimanggis di selatan dan Mampang di bagian Barat.

Jika merujuk pada pembagian wilayah Kota Depok saat ini. Chastelein

mendirikan perkampunganya di wilayah yang sekarang termasuk dalam kelurahan

Depok.27

Chastelein membeli 150 budak asal Jawa, Bali, dan Sulawesi untuk mengolah

tanah pertanian miliknya. Selain bekerja, budak-budak itu juga diberikan

pengetahuan dasar mengenai ajaran protestan. Sebanyak 120 budak diantaranya

memutuskan untuk memeluk agama protestan dan menjadi asal usul 12 marga

orang Depok. Nama marga yang dipakai umumnya meminjam dari kata-kata yang

ada di dalam injil seperti Jonathans, Samuel, Laurens, Leander, Bacas, Joseph,

Loen, Tholense, Isakh, Jacob, Zadokh, namun ada juga yang merujuk kepada

27 Yano Jonathans. Op cit hlm 30

Page 38: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

22

nama daerahnya seperti Soedira yang berasal dari Jawa. Saat ini marga yang

tersisa hanya 11 dikarenakan keluarga Zadokh hanya memiliki keturunan

perempuan sedangkan pewarisan menganut sistem Patrilineal.28

Penggunaan nama 12 marga dipakai oleh orang Depok asli sesudah tahun

1862 karena sebelum tahun itu, orang Depok asli masih menggunakan identitas

daerah seperti Hazin Van Bali.29

Chastelein meninggal pada 28 Juni 1714 di usia

57 tahun dan mewariskan surat wasiat (Het Testament van Cornelis) yang berisi

beberapa pesan penting : (1) Mewariskan tanah di Noordwijk (jalan Ir Juanda ,

Jakarta Pusat sekarang), uang 2000 ringgit, barang perak, perabot rumah tangga

kepada Catharina, (2) Memberikan barang berupa emas, kain, senapan, pigura,

dan buku kepada Anthony Chastelein, (3) Memerdekakan budak laki-laki maupun

budak perempuan baik yang Bergama protestan ataupun bukan dan (4)

Memberikan tanah Depok kepada budak-budak yang beragama protestan, namun

tanah tersebut tidak boleh dipakai menginap atau bertempat tinggal oleh orang

Arab dan Cina. Kepada orang-orang Cina peraturan ini berlaku karena sikap orang

Cina yang dinilai buruk oleh Cornelis Chastelein, namun kepada orang-orang

Arab peraturan ini berlaku dikarenakan sudah adanya sentimen agama yang dianut

oleh orang-orang Belanda Depok dan orang-orang Arab. Oleh karena itu

Chastelein memberikan wasiat agar tanah Depok tidak boleh dijual dan hanya

dapat digunakan untuk kepentingan keluarga dan agama saja.

28 Purnomo SM. 1990. Gereja Immanuel Depok. Skripsi. Depok. Universitas Indonesia. Hlm

57. 29 Testament Van Cornelis. Op cit

Page 39: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

23

B. Kehidupan Masyarakat Depok

1. Kehidupan Rohani

Depok merupakan salah satu bukti sejarah bahwa pernah ada agama Kristen

Protestan yang pernah dibawa oleh bangsa Belanda yang menjadikan Depok

sebagai tempat masuk dan berkembangnya Agama Kristen Protestan tersebut.

Pengaruh Kristen begitu jelas terlihat pada masyarakat Depok, bahkan pada peta

sejarah Depok dan keberadaanya begitu menonjol. Bagi masyarakat Depok

agama Kristen Protestan merupakan sesuatu yang amat penting, karena Cornelis

Chastelein sejak awal mempunyai niatan untuk mengembangkan agama Kristen

Protestan. Untuk itu pada tahun 1700 di Depok telah didirikan sebyuah gereja

sederhana yang dibuat dari kayu, dan beratapkan rumbia yang mereka namakan

gereja Immanuel.30

Masyarakat Depok lama diidentifikasi sebagai masyarakat Kristen yang

dekat dengan gereja sebagai pusat peribadatanya. Hal ini sesuai dengan wasiat

Chastelein yang ingin menjadikan Depok sebagai tempat bermukimnya orang

Kristen. Selain bertani, kegiatan bimbingan rohani pun menjadi hal yang sangat

diperhatikan oleh Chastelein. Serikat misionaris negeri Belanda atau NZG (

Nederlandsch Zendeling Genootschap) yang merupakan organisasi penyebar

agama Kristen mengutus beberapa penginjil untuk melayani jemaat di Batavia

dan Depok. Pada 1878 NZG mendirikan seminari pertama di Indonesia yang

dilakukan di gereja Kristen Pasundan saat ini. Selain jemaat protestan yang

30 Untuk memperlancar misi Kristenisasi, Chastelein mendirikan sebuah gereja yang terbuat

dari kayu. Gereja tersebut didirikan pada tahun 1700. Menjelang abad ke 19 gereja itu diperbarui

dengan batu. Tetapi gereja itu hancur pada tahun 1836 ketika gempa kuat melanda Depok. Gereja

tersebut kemudian dibangun kembali dan tetap berdiri kokoh di jln. Pemuda sampai sekarang.

(lihat artikel Han Soedira hlm 11. Cornelis Chastelein).

Page 40: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

24

mendominasi, terdapat pula umat Khatolik yang melakukan kebaktian misa

namun terbatas dari rumah kerumah di tahun 1927.31

Saat ini Depok Lama telah dibangun gereja-gereja baru untuk memenuhi

kebutuhan jemaat Kristen yang jumlahnya terus meningkat. Salah satu

contohnya adalah gereja Bethel Indonesia yang merupakan gereja terbesar di

Kota Depok. Gereja Kristen Indonesia, Gereja Pantecosta Indonesia, dan lain

sebagainya. Gereja-gereja tersebut umumnya ramai dikunjungi masyarakat

Depok Lama pada minggu pagi untuk melaksanakan ibadah.

2. Pendidikan

Pendidikan di Depok diawali oleh perintah Chastelein yang meminta

Baprima Lucas. Salah satu budaknya untuk mengajarkan pendidikan agama dan

budi pekerti kepada anak-anak disekolah minggu (Zondags School). Tahun 1837

sekolah pertama Depoksche Lagere School bagi anak usia 6-14 tahun di dirikan.

Tahun 1886 Europeesche Lagere School yaitu sekolah bagi orang Eropa dan

orang Depok yang telah disamakan statusnya mulai dibuka dengan pengajar

adalah seorang Belanda yang di datangkan dari Batavia. Dimasa selanjutnya,

Gemeente Depok mewajibkan setiap anak untuk bersekolah hingga tak ada yang

buta huruf.32

Hingga saat ini kawasan Depok Lama banyak berdiri sekolah-

sekolah mulai jenjang SD sampai SMA yang lokasinya cukup berdekatan.

3. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat Depok Lama dapat dilihat dari keseharian

mereka seperti adanya penyebutan “Belanda Depok” yang sering ditujukan

31

Yano Jonathans. Op cit hlm 126 32 Arsip foto. KITLV.NL. 2014. Old Depok. Diunduh pada 7 maret 2016. Tersedia pada:

www.kitlv.nl/.

Page 41: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

25

kepada keturunan 12 marga Depok. Penyebutan ini sebenarnya di dasarkan pada

perilaku orang asli Depok yang tingkah lakunya seperti orang Belanda. Seperti

memakai bahasa Belanda ketika berbicara. Namun penggunaan bahasa Belanda

saat ini sudah sangat jarang ditemukan dan generasi mudanya pun sebagian

besar sudah tidak dapat menggunakannya.

Masyarakat Depok lama dibagi menjadi 2 golongan yaitu tuan tanah

keturunann 12 marga, dan petani penggarap. Namun, hubungan antara keduanya

tergolong baik sehingga banyak tuan tanah yang kemudian sekeluarga dengan

petani penggarap setelah menikahi anak-anak mereka. Selain kelas sosial,

perbedaan lokasi peruntukan pemukimanpun sempat terjadi di Depok Lama.

Orang kulon (Barat) yang bermukim di passer straat (Jalan Kartini) dan Kerk

Straat (Jalan Pemuda) tergolong kaum elit, sedangkan mereka yang hidup di

wetan (timur) di sekitar jembatan Panus adalah masyarakat jelata. Perlakuan

berbeda pun diterima seperti dalam hal pendidikan. Orang-orang kulon dapat

bersekolah di Europeesche school orang wetan hanya boleh bersekolah di

Depoksche school. Namun, pemberlakuan golongan ini umumnya dilakukan

oleh orang-orang Belanda saja. Sedangkan orang-orang asli Depok semua

dianggap sama.33

Orang Depok lama memiliki beberapa perayaan penting seperti sinterklas

yang sering diadakan setiap tanggal 5 Desember di Europeesche Lagere School

dan di ikuti hari raya natal pada tanggal 25 Desember. Masyarakat Depok Lama

juga turut merayakan perayaan Paskah dengan menyalakan obor sebagai

33 Yano Jonathans. Op.cit hlm 87

Page 42: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

26

pengganti jalan salib dengan rute YLCC-Jalan Pemuda-Jalan Kartini-Jalan

Siliwangi-YLCC. Perayaan penting lainya yaitu Cornelis Chastelein Dag untuk

memperingati wafatnya sang pendiri Depok yang diadakan setiap tanggal 28

Juni dengan menggelar acara panjat pinang, gamelan, keroncong dan juga orkes.

Sampai saat ini perayaan-perayaan bernuansa kegaaman masih tetap

dilaksanakan, begitu pula dengan perayaan Cornelis Chastelein Dag yang telah

berganti nama menjadi perayaan jemaat masehi Depok dan menginjak usia 302

tahun pada tahun 2017 ini.34

Kedua belas marga yang awalnya merupakan orang-orang dari beragam

suku di nusantara, menjadikan kesenian di Depok kebanyakan berkembang

mengikuti leluhur ke-12 marga tersebut seperti gamelan, tanjidor, ronggeng,

topeng dan sebagainya. Meskipun demikian, kesenian-kesenian itu sekarang

semakin jarang ditemui karena kurangnya minat dari generasi muda untuk

mempelajarinya.

C. Depok Masa Revolusi

Jika di belahan Indonesia yang lain sibuk dengan perjuangannya untuk

melawan penjajahan Jepang lain halnya dengan yang terjadi di Kota Depok.

Disana masih menjadi kota aman dan tenang, walaupun ada sedikit pergolakan

tapi tidak sampai berujung konflik dan kontak fisik. Hal itu karena, kendati

Belanda sudah terusir dari Indonesia hak istimewa masyarakat Belanda Depok

tidak serta hilang, karena masyarakat Belanda Depok pada saat itu sudah

memiliki hak yang disetarakan sama seperti bangsa Eropa. Hanya saja masa

34 Yano Jonathans. Op cit. hlm 75

Page 43: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

27

penjajahan Jepang dirasakan sangat sulit hal itu dikarenakan Jepang memaksa

menukar seluruh hasil tani masyarakat Depok dan hanya ditukar oleh baju yang

terbuat dari karung. Setelah Jepang dipaksa menyerah oleh sekutu dan

proklamasi kemerdekaan dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945 lain

halnya yang terjadi di Depok, tidak ada satupun bendera merah putih berdiri di

halaman rumah warga Depok saat itu. Masyarakat Indonesia yang kala itu

sedang merasakan euphoria yang sangat amat dikarenakan bangsanya tidak lagi

menjadi bangsa yang terjajah hal itu tidak dirasakan di Depok, masyarakat

Belanda Depok memikirkan lalu apa yang akan terjadi pada mereka setelah

Indonesia merdeka.35

23 Agustus 1945 beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan, dalam

pidato radionya, Bung karno menyatakan berdirinya Komite Nasional, Partai

Nasional dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Di Bogor, bekas sudancho Dule

Abdullah dengan beberapa rekan-rekan nya, antara lain Ibrahim Adjie, Abing

Sarbini, Toha mempelopori berdirinya BKR. Sebelumya pemuda bogor telah

menghimpun diri dalam Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) dibawah

pimpinan Margonda. Mereka bermarkas di Jl. Merdeka namun umur kelompok

ini relatif singkat. Mereka pecah dan kemudian bergabung dengan BKR.

Pesindo, KRISS dll. Selain itu ada juga pemuda yang membentuk Laskar 33,

Pasukan Pelajar dan Barisan Pemberontak. Di Depok Tole Iskandar membentuk

Laskar 21. 19 September 1945 sewaktu rapat raksasa di Lapangan Ikada

(sekarang Monas) pemuda yang mendirikan berbagai macam satuan kelaskaran

35

Wenri Wahar. Op cit. hlm 89

Page 44: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

28

tersebut mengorganisir rakyat untuk bergerak menuju lapangan Ikada guna

mendengarkan pidato Bung Karno. Rapat itu dihadir ratusan ribu masa dari

Jakarta dan sekitarnya dari Bogor, pejuang diangkut kereta api gratis pulang

pergi.36

Akhirnya situasi yang tidak di inginkan itu pun terjadi tepatnya pada

tanggal 7 Oktober 1945 seluruh seluruh laskar pemuda yang berada dikawasan

Depok, Jakarta dan Bogor melakukan suatu gerakan revolusioner agar Depok

turut mengakui kemerdekaan NKRI. Para pemuda dan laskar pada waktu itu

melakukan penjarahan, pencurian, perampokan terhadap warga Kota Depok

yang notabane nya masih berbau dekat dengan Belanda banyak dari mereka

menuntut agar Depok kembali ke pangkuan Indonesia. Terutama ketika pada

puncaknya tanggal 11 Oktober 1945 sekitar 4000 pemuda datang ke Kota

Depok, ada yang menumpang kereta api truk bahkan gerobak sapi, bahkan

catatan inteljen Belanda kejadian ini terjadi dengan sepengetahuan aparatur

pemerintah dan Kepolisian RI. Gerombolan pemuda tersebut dengan bebas

merampok dan mengobrak-abrik rumah-rumah dan mengusir penghuninya,

terutama penduduk Kristen Eropa yang banyak tinggal di Depok pada masa itu.

para masyarakat Depok kala itu sulit mencari perlindungan karena lari ke hutan-

hutan pun nyawa mereka belum tentu terjamin. Kaum perempuan dan anak-anak

berusia dibawah 12 tahun dibolehkan untuk tetap tinggal di Depok sedangkan

kaum laki-laki dibawa ke kamp pengungsian di Kedung Halang, Bogor.37

36 Buku Sejarah Perjuangan Bogor. Dinas Pemkot Bogor. 1986 37

Pemerintah Kota Depok, 1999, Lampiran 1 Peraturan Daerah KotaDepok No. 1/1999

tentang Sejarah Singkat Kota Depok, Depok: Bagian Hukum Sekretaris Daerah Kota Depok

Page 45: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

29

Banyak gang-gang yang dahulunya digunakan sebagai pemukiman

masyarakat Depok masih bertahan hingga kini walaupun sudah berganti nama.

Adapun gang-gang tersebut adalah gang Baker yang berganti nama menjadi JL.

Mawar, Gang sepi38

berubah menjadi JL. Kenanga, Gang Rawa Kandang

berubah menjadi JL. Bungur, Gang Rawa Kering menjadi JL. Kemuning. Selain

itu jalan-jalan besar yang menjadi jala umum pun ikut berganti nama seperti JL.

Kampung Malela menjadi JL. Kamboja JL. Tengah menjadi JL. Siliwangi.39

Sejalan dengan ditetapkanya kebijakan penghapusan tanah partikelir di seluruh

Indonesia pada 8 April 1949, serta pengakuan keadaulatan Indonesia oleh

Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 Gemeente Depok pun berakhir.

Sebagai ganti penghapusan tanah partikelir, pemerintah Indonesia memberikan

uang Rp.229.261,28, beberapa gedung dan tanah milik bersama (communal

bezit) meliputi:

Tabel 1. Penyerahan Tanah Partikelir No Luas Keterangan

1. 4.1839 m2

Sebagai Gemeente.

2. 2.358 m2

Sebagai sekolah.

3. 1.419 m2

Sebagai Gereja.

4. 4.007 m2

Sebagai Pastori.

5. 1.233 m2

Sebagai balai pertemuan.

6. 8.261 m2 Sebagai pemakaman orang Kristen

(Sumber: Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein)

38

Dinamakan demikian karena pada masa tersebut gang ini masih berupa kebun bamboo

yang luas dan sedikit sekali rumah didalamnya sehingga keadaan itu sangat seoi terutama malam

hari ( Wawancara dengan Richard Joseph). Senin 10.04.2017 39

Buku Humas Kota Depok. Pemkot Depok. 2004 hlm 34

Page 46: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

30

Kemudian untuk menjaga asset-aset itu, didirikanlah, sebuah yayasan

bernama Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) pada tahun 1952 dengan

Johannes Matijs Jonathans sebagai Ketuanya.40

Yayasan Lembaga Cornelis

Chastelein adalah sebuah lembaga buatan masyarakat belanda Depok yang

bertujan untuk menjaga eksistensi kultur dan sejarah orang-orang Belanda Depok.

Jumlah anggota YLCC saat ini mencapai 3000 orang, dan memiliki aset diantara

lain : (1) Gedung Pastori yang menjadi kantor YLCC, (2) Gedung Eben Haezer,

(3) Gereja Immanuel, (4) Sekolah Dasar Negeri 2 Pancoran Mas, (5) Rumah Sakit

Harapan, (6) kuburan tua Jalan Kamboja.

D. Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Depok

Sejak wasiat Chastelein berlaku di negorij (negeri) Depok, Seringsing, dan

Noordwijk mereka mengelola sendiri tanah dan kebun mereka. Sawah yang

sejak awal digarap oleh mereka sendiri, kemudian diserahkan pada para

penggarap sawah dengan aturan bagi hasil dibawah pengawasan Gemeente

Beestur (Kota Praja) Depok yang mereka bentuk sendiri. Biasanya, setelah

menuai dan membagi hasil panenan, pada keesokan harinya terlihat

pemandangan padi yang dihamparkan di halaman-halaman rumah penduduk

Depok untuk proses penjemuran. Dimasa itu hampir semua rumah memiliki

lumbung padi sendiri lengkap dengan peralatan tumbuk yang disebut

“lumping”.41

Sistem pengairan yang ada saat itu diatur cukup baik, di samping sawah

ada juga yang memiliki kolam ikan tawes, gurame juga ikan mas hal ini

40

Testament Van Cornelis. Op.cit 41

Iskandar. Ciomas 1886: Suatu Pemberontakan Petani di Tanah Partikelir, Depok: Skripsi

Sarjana Sejarah FSUI. 1982. hlm 75

Page 47: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

31

dikarenakan ikan-ikan jenis ini mudah didapatkan disungai atau hanya

merupakan hasil sampingan di kolam mereka. Kehidupan masyarakat Depok

pada saat itu sepenuhnya bergantung pada hasil pertanian mereka. Ini karena

saat itu negorij (negari) Depok masih merupakan daerah yang terisolasi akibat

belum adanya Transportasi modern. Pada saat itu mereka masih mengandalkan

alat transportasi seperti pedati yang ditarik kerbau, sapi atau kuda.42

E. Kehidupan Politik Masa Revolusi

Depok yang merupakan tanah partikelir, dibentuk oleh Chastelein

seolah-olah menjadi sebuah negara kecil. Karena melimpahnya hasil pertanian di

Depok, maka tak heran jika Depok dijadikan sebagai sumber pangan oleh

Batavia yang menyediakan pangan bagi penduduk Batavia. Hal tersebutlah yang

membuat pemerintah pusat Hindia Belanda di Batavia memberikan kebijakan

khusus untuk daerah Depok.

Pada tahun 1870 Undang-undang Agraria diberlakukan sehingga membuat

status tanah di Depok berubah. Depok menjadi daerah otonomi di bawah

keresidenan Bogor Depok sebagai daerah otonomi dipimpin oleh seorang

Presiden (President) yang dibantu oleh seorang sekretaris daerah (Secretaris)

dan seorang bendahara (Thesaurier) dan dua orang kemetir (gecommiteerden)

atau komisi. Mereka dipilih langsung oleh seluruh warga yang sudah dewasa

(meerderjarigen). Masa jabatan untuk Presiden selama 3 tahun bisa

42

Haryanto Kunto. 1986. Wajah Bandung Tempo Doeloe. PT Granesia. 1984.hlm 56

Page 48: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

32

diperpanjang, untuk sekretaris, bendahara dan anggota komisi dipilih untuk

jabatan dua tahun dan dapat diperpanjang.43

Tanah-tanah warisan pada akhirnya banyak direbut kembali oleh VOC

karena meninggalnya Anthony Chastelein satu tahun setelahnya. Jarong Van

Bali, bekas budak yang yang dituakan oleh lainya dipih untuk mengatur tanah

Depok, Sringsing dan Noordwijk, setelah ia meninggal masyarakat Depok lalu

mengadakan pilihan presiden, seorang sekretaris dan bendahara, 2 orang

komisaris, dan seorang tenaga perbukuan. Pemilihan ini dilakukan setelah

keputusan berisi konsep reglement (aturan) pembentukan organisasi dan

pemimpin desa (st.desa zelfbestuur) yang disusun oleh Mr. M. H. Klein keluar di

tahun 1871. Pada 28 Januari 1886, Reglement Van Het Land Depok (aturan

tanah Depok) disusun dan direvisi pada tahaun 1891. Kriteria untuk menjadi

presiden tanah partikelir Depok yaitu harus berasal dari keturunan 12 marga.

Depok tercatat pernah berganti presiden sebanyak 4 kali meskipun

sebenarnya bisa lebih yaitu: Martinus Laurens, Leonardus Leander, Gerrit

Jonathans dan Johannes Matijs Jonathans, dengan catatan Gerrit Jonathans

menjadi presiden pertama yang memimpin negara Depok pada tahun 1913 dan

Johannes Matijs Jonathans sebagai Presiden terakhir pada 1952.44

Gemeente

Depok (pemerintahan Depok) memiliki wewenang untuk mengurusi pajak,

pasar, perkebunan, dan sebagainya.

Mereka menerapkan Tjoeke atau pajak sebesar 1/10 dari hasil panen untuk

membiayai pemerintahan. Pemungutan diambil setalah panen dan dilaksanakan

43

Suratminto, Lilie. 2008. Depok dari Masa PraKolonial ke Masa Kolonial. Depok . UI

Press 44

Diunduh padal. 06 04 2017. dari www.pikiranrakyat.com

Page 49: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

33

dihalaman gedung pemerintahan.45

Sejak pembubaran tanah partikelir oleh

pemerintah RI pada tahun 1950, semua bentuk pemerintahan partikelir di tanah

air termasuk Gemeente Depok. Dibubarkan dan tanah-tanahnya dikembalikan ke

pangkuan Republik Indonesia. Setelah itu pemerintah menyerahkan sebagian

tanah yang dianggap sebagai (Communal bezit) dan (Eigendom) atau milik

bersama masyarakat Depok.46

F. Terbentuknya Kota Administrasi Depok

Wilayah Depok berkembang cukup pesat yang ditandai dengan

pembangunan perumahan dan kampus Universitas Indonesia di Kecamatan Beji,

selain itu, sektor jasa dan perdagangan yang turut berkembang semakin

membutuhkan adanya pelayanan yang semakin cepat dan tanggap, sehingga

pada tahun 1981, pemerintah Indonesia memutuskan untuk membentuk Kota

Administratif Depok dengan daerah induk Kabupaten Bogor, mengacu pada

peraturan pemerintah No.43 tahun 1981, memutuskan bahwa Depok terdiri dari

3 kecamatan dengan 17 desa yaitu.

Tabel 2. Kecamatan dan Desa di awal berdirinya Kota Depok

45

Yano Jonathans Op.cit. hlm 64 46

Kep. Pemerintah. Tanggal 8 april 1949

No Nama

Kecamatan

Nama Desa

1. Kecamatan

Pancoran

Mas

Desa Depok, DepokJaya, Pancoran Mas,

Mampang, Rangkapjaya, Rangkapjaya

Baru.

2. Kecamatan Desa Beji, Pondok Cina, Kukusan, Tanah

Page 50: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

34

(Sumber: Arsip Dinas Tata Ruang dan Kota Depok)

Selanjutnya, dalam rentang waktu 17 tahun, desa-desa di Depok berganti

menjadi kelurahan dan ditambah dengan beberapa kelurahan baru hasil

pemekaran, sehingga dari 3 kecamatan di Depok terdapat sebanyak 23 kelurahan.

Kelurahan baru tersebut adalah Beji Timur, di Kecamatan Beji, dan Tirta Jaya,

Jatimulya serta Abadijaya di Kecamtan Sukmajaya.47

G. Terbentuknya Kota Depok

Semakin berkembangnya Kota Administratif Depok dan besarnya

keinginan masyarakat yang meminta agar Depok menjadi Kotamadya membuat

pemerintah Kabupaten Bogor mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk

menjadikan Depok sebagai Kotamadya, melalui undang-undang No 15 tahun

1999 yang ditetapkan pada 20 April 1999, Depok diputuskan menjadi

Kotamadya daerah tingkat II. Wilayah Kota Depok dibagi menjadi 3 kecamatan,

ditambah dengan beberapa wilayah di daerah tingkat II Bogor yang meliputi:

47 Dinas Tata Ruang Dan Pemukiman Kota Depok. 2014. Rencana Tata Ruang dan Wilayah

Kota Depok. Depok. Distarkim.

Beji Baru, Kemirimuka

3. Kecamatan

Sukmajaya

Desa Mekarjaya, Desa Sukmajaya, Cisalak,

Sukamaju, Kalimulya, Kalibaru.

Page 51: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

35

Tabel 3. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan/Desa di Kota Depok

No Nama Kecamatan Nama Desa

1. Kecamatan

cimanggis

Kelurahan Cilangkap dan 11 desa seperti Desa Pasir

Gunung Selatan, Tugu, Mekarsari, Cisalak, Curug,

Harjamukti, Sukatani, Sukamaju Baru, Jatijajar,

Tapos, Cimpaeun, Leuwinanggung.

2. Kecamatan

Sawangan

Desa Sawangan, Sawangan Baru, Cinangka,

Kedaung, Serua, Duren Seribu, Duren Mekar,

Pondok Petir, Curug, Bojongsari, Bojongsari Baru,

Pengasinan, Bedahan, Pasar Putih

3. Kecamatan Limo Desa Limo, Meruyung, Cinere, Gandul, Pangkalan

Jati, Pangkalan Jati Baru, Krukut, Grogol

4. Kecamatan

Bojonggede

Desa yaitu Desa Cipayung, Cipayung Jaya, Ratu

Jaya, Pondok Terong, Pondok Jaya.

(Sumber: Dinas Tata Ruang dan Kota Depok)

Saat ini Kota Depok terdiri dari 11 kecamatan yang meliputi Beji, Cimanggis,

Limo, Pancoran Mas, Sawangan, Sukmajaya, Cipayung, Cilodong, Cinere,

Cimanggis, Tapos, Sawangan dan Bojongsari dan memiliki 63 kelurahan.48

H. Gambaran Umum Kondisi Daerah Depok Masa Kini

1. Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 60 19’ 00” – 6

0 28’ 00”

Lintang Selatan dan 1060 43’ 00” – 106

0 55’ 30” Bujur Timur. Secara geografis,

Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam

48 Dalang.2012.Ada 11 kecamatan dan 63 di Depok (internet). Diunduh pada tanggal 7 Maret

2017. Tersedia pada: http://goo.gl.uw5qvb.

Page 52: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

36

lingkungan wilayah Jabotabek.49 Bentang alam Kota Depok dari selatan ke utara

merupakan daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan

elevasi antara 50 – 140 meter di atas permukaan laut dan kemiringan lerengnya

kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat,

mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.50 Kondisi geografisnya dialiri oleh

sungai-sungai besar yaitu sungai Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub satuan

wilayah aliran sungai. Di samping itu terdapat pula 25 situ. Data luas situ pada

tahun 2005 sebesar 169,68 Ha, dengan kualitas air rata-rata buruk akibat

tercemar.51

Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan

lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama

kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan menuju

utara: kali Angke, sungai Ciliwung, sungai Pesanggrahan dan kali Cikeas.52

I. Demografi

1. Jumlah Penduduk

Minimnya data jumlah penduduk Depok asal pada tahun 1945, hal ini

dikarenakan posisi Depok yang sangat strategis sebagai kota satelit membuat

tingginya lajur urbanisasi yang membuat masyarakat Depok asal semakin

terpinggirkan dan berbaur dengan masyarakat pendatang. Jumlah penduduk di

Kota Depok tahun 2005 mencapai 1.374.522 jiwa, terdiri atas laki-laki 696.329

49

Http://www.depok.go.id/_v4/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=14&

Itemid=26 50 Ibid 51 Ibid 52 Ibid

Page 53: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

37

jiwa (50,66%) dan perempuan 678,193 jiwa (49,34%) sedangkan luas wilayah

hanya 200,29km2

kepadatan penduduk Kota Depok adalah 6.863 jiwa/km2.

Tingkat kepadatan penduduk tersebut tergolong padat apalagi jika dikaitkan

dengan penyebaran penduduk yang tidak merata.53

Dalam kurun waktu 5 tahun

(2000-2005) penduduk Kota Depok mengalami peningkatan sebesar 447.993 jiwa.

Pada tahun 1999 jumlah penduduk masih dibawah 1 juta jiwa pada tahun 2005

telah mencapai 1.374.522 jiwa, sehingga perkembangan rata-rata 4,23% per

tahun. Peningkatan tersebut disebabkan tingginya angka migrasi setiap tahunya.54

semester II tahun 2016 yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh

Kementerian Dalam Negeri mencapai 1.803.708 jiwa, terdiri atas laki-laki

913.359 jiwa (50,63%) dan perempuan 890.349 jiwa (49,36%), Kecamatan

Sukmajaya merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya dibanding

dengan kecamatan lainnya di Kota Depok, yaitu 245.142 jiwa. Sedangkan

kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Limo yaitu 86.147 jiwa.

Tahun 2016 kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 10.255 jiwa/km2.

Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan

tingkat kepadatan 15.063 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoran Mas dengan

tingkat kepadatan 13.522 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan

penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu 5.580 jiwa/km2.55

2. Iklim

Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan

curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum

53 Ibid 54

ibid 55

http://www.depok.go.id/profil-kota/demografi

Page 54: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

38

musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan antara bulan

Oktober-Maret.56

Tabel 4. Iklim dan cuaca di Kota Depok

1. Temperatur : 24,3o-33 o Celsius

2. Kelembaban rata-rata : 25 %

3. Penguapan rata-rata : 3,9 mm/th

4. Kecepatan angin rata-rata : 14,5 knot

5. Penyinaran matahari rata-rata : 49,8

%

6. Jumlah curah hujan : 2684 m/th

7. Jumlah hari hujan : 222 hari/tahun

(Sumber: Web Profil Pemerintahan Kota Depok)

56

Ibid

Page 55: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

90

BAB V

KESIMPULAN

Kehidupan masyarakat Kota Depok memang tidak dipisahkan oleh

kehidupan orang-orang Belanda, mereka bertingkah laku layaknya orang-orang

Eropa. Hal itu dimulai dari pemberian 12 nama marga Depok yang dilakukan

Cornelis Chastelein seorang saudagar Belanda yang membeli Depok. Chastelein

berjanji akan memerdekakan mereka asalkan mereka mau untuk mengikuti ajaran

agama yang dianut olehnya. Depok adalah sebuah saksi bahwa Belanda datang

bukan hanya untuk menjajah tapi untuk menyebarkan agama Kristen yang mereka

anut, bahkan pada saat itu Gerja Pertama dikota itu dibangun pada tahun 1700

(Gereja Immanuel). Dalam segi pendidikan masyarakat Kota Depok sudah

mengenal pembelajaran sejak tahun 1837, hal ini dilakukan oleh Baprima Lucas

salah satu budak Chastelein yang pada saat itu ditugaskan untuk mengajarkan

pendidikan agama dan budi pekerti pada sekolah minggu (Zondags School). Pada

dasarnya kehidupan sosial masyarakat Depok pada saat itu dibagi 2 yaitu kaum

bangsawan yang masih keturunan 12 marga Belanda Depok dan kaum buruh yang

bertugas sebagai petani/penggarap sawah dan pelayan masyarakat Belanda Depok.

Dalam kehidupan ekonomi masyarakat kota Depok memenuhi kebutuhan

pokonya dengan cara Bertani, mereka memiliki tampat penimbunan padi yang

biasa disebut lumping. Mereka juga memproduksi perkakas bangunan seperti

genteng, keramik, dan juga batubata.

Page 56: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

91

Revolusi yang ada dikota Depok lahir dari berbagai macam penyebab pada

saat itu. kecemburuan sosial masyarakat Depok Asal terhadap masyarakat Depok

Asli adalah menjadi salah satunya, karena dahulu hanya masyarakat Depok Asli

yang mendapatkan keistimewaan dari Belanda sementara masyarakat Depok Asal

diharuskan membayar pajak hasil bumi mereka kepada Gemeente Depok. Selain

itu tingkah laku dan Budaya masyarakat Depok Asli yang berbahasa dan beradat

istiadat layaknya orang-orang Eropa menampakan perbedaan itu semakin nyata.

Dari segi pendidikan pun perbedaan juga sangat nampak mencolok hanya anak-

anak kaum bangsawan dan masyarakat Belanda Depok lah yang dapat

mengenyam pendidikan. Puncaknya terjadi ketika NKRI menyatakan

Kemerdekaan tidak ada satupun bendera merah putih di Kota Depok hal ini

membuat masyarakat seantero Jabodetabek mengambil sikap untuk menyerbu

Kota Depok dan terciptalah benturan revolusi fisik ini.

Revolusi meninggalkan dampak yang cukup mendalam bagi Depok

ataupun Republik yang baru seumur jagung ini. Masalah Ekonomi adalah

persoalan utama, sulitnya untuk mendapatkan uang membuat tingginya angka

kriminalitas di daerah Jabodetabek tidak terkecuali Depok. Masalah ekonomi

yang menghasilkan perubahan signifikan terhadap tingkah dan perilaku

masyarakat. Para pemuda revolusioner yang tadinya turut berjuang dalam

pembebasan Depok berubah menjadi rampok, jambret dan pencopet untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan mereka berubah kejam terhadap sesame

orang Pribumi mereka tidak segan-segan untuk membunuh jika mereka tidak

mendapatkan apa yang mereka inginkan. Banyak dari mereka memilih jalan ini

Page 57: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

92

karena tidak terpilih sebagai TNI, para eks laskar ini biasanya memiliki daerah

kekuasaan nya sendiri. Tidak jarang diantara mereka terlibat perseturuan hanya

karena berebut daerah kekuasaan. Eksistensi mereka kian tak terbendung pada

saat itu. Jakarta dan daerah penyangga lainya termasuk di Depok diselimuti awan

kelabu dunia kriminalitas daei kehadiran jaoan-jagoan pasca revolusi.

Page 58: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

93

GLOSARIUM

AMRI : Angkatan Muda Republik Indonesia

Bara : (Barisan Rakyat) kelompok ini adalah segerombolan pemuda

yang dipimpin Haji Darip wilayah kekuasaanya berada di daerah

Klender

Batavia : Nama lain kota Jakarta pada era revolusi.

BKR : Barisan Keamanan Rakyat.

Belanda Depok: penyebutan ini ditujukan kepada keturunan Chastelein yang

mengelola tanah Depok dan dimerdekakan sebagai budak.

Boekhounder Bij De Kamer Van Zeventien: Jabatan awal Cornelis ketika

bergabung dengan VOC

(pemegang buku)

Buitenzorg : Nama lain kota Bogor pada era revolusi

Comunal Bezit : kepemilikan Bersama.

Depok asli : Istilah lain dari masyarakat Belanda Depok, keturunan

budak Chastelein.

Depok asal : Istilah yang digunakan untuk melakukan penyebutan

kepada masayarakat Depok yang sudah terlebih dahulu

ada sebelum Chastelein membeli tanah depok

Depoksche Lagere School: Sekolah setingkat SD pada saat itu

Eigendom : Perubahan sistem tanah pada zaman dahulu jika sudah

diakuisisi pemerintah.

Europeesche Lagere School: Sekolah setingkat SMP pada saat itu.

Gemeente Beestur: Pusat pemerintahan

Grootwinkelier Deer Oost Indische Compagnie: Kepala pembelian Hindia

Belanda.

Gurkha sikh: Tentara bayaran yang biasa digunakan oleh pasukan Sekutu.

Hugenot : Kaum Protestan

KNIL: Koninklijke Nederlands Indische Leger (tentara kerajaan Hindia Belanda)

Page 59: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

94

Keerkstraat: Dahulu salah satu nama jalan yang ada di Depok sekarang berubah

menjadi JL. Pemuda

Kaum Depok : salah satu istilah lain yang digunakan untuk penyebutan orang-

orang Belanda Depok.

Laskar Senen: Laskar pimpinan Bang Pi’i yang berkuasa di daerah Senen

NICA: Nederlandsch Indie Civil Administrartie (Organisasi semi militer yang

dibentuk oleh Hindia Belanda.

Nederlandsch Zendelling Genootschap: Organisasi penyebar agama Kristen

Negorij : Negeri

Nordwijk: Nama daerah di sekitar Jakarta Pusat sekarang terletak di daerah

Juanda.

Onderwereld: penyebutan lain untuk dunia bawah, kriminalitas.

Oorlosbuit: Laba pertempuran

Partikelir: Tanah diluar kekuasaan Hindia Belanda.

Pribumi: Istilah l;ain yang digunakan untuk menyebut orang Depok asal

Reglement Van Het Land Depok: Peraturan tanah Depok.

St Desa Zelfbeestur: Peraturan Desa.

Testament Van Cornelis: Surat wasiat Cornelis Chastelein

Tjoeke: Cukai/ pajak

TKR: (Tentara Keaman Rakyat) nama lain tentara nasional Indonesia pada saat

itu

Vandesteur: Tempat penampungan yang digunakan masyarakat Belanda Depok

mengungsi.

VOC : Vereenigde Oostindische Compagnie ( Kongsi Dagang Hindia Belanda).

Wetelvreden: penyebutan untuk daerah Senen sekarang.

YLCC: Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein

Zondags School: Sekolah minggu untuk anak-anak Depok pada saat itu.

Page 60: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

95

DAFTAR PUSTAKA

Arsip

ANRI, Depok Report. 1942-1945 no.153, serie Grote bundle Algemeen Secretarie.

Badan Perencanaan Pembangunan Kota Depok. Lampiran 1 Peraturan Daerah

Kota Depok no. 1/1999.

Colonial Architecture.eu, Willem van der Molen, “Glory of Batavia, the Image of

Colonial City through the Eyes of a Javanese Nobleman”, dalam PeterJ.M.

Nas (eds.), UrbanSymbolism (Leiden: Brill, 1993)

Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein.

Sumber Buku

Biran Yusa, Misbach. Kenang-Kenangan Orang Bandel. Depok. Komunitas

Bambu, 2008

Blackburn, Susan. 2011. Jakarta: Sejarah 400 tahun. Jakarta: Masup Jakarta.

Budihartono. 1993. Pola Pemukiman di Jakarta. Jakarta: Gramedia pustaka

utama.

Castle, Lance. 1967. The Ethnic Profile of Djakarta.Jurnal Indonesia Vol 3: 204.

Cribb, Robert. 2010. Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta 1945-1949.

Jakarta: Komunitas Bambu.

Cribb, Robert. 1991. Gangsters and Revolutionaries: The Jakarta People’s Militia and the Indonesian Revolution 1945-1949. Sydney: Allen & Unwin.

Departemen Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional dan Balai

Pustaka.

Dinas Pemerintah Kota Bogor. 1986. Buku Sejarah Perjuangan Bogor. Bogor:

Dinas Pemerintah Kota Bogor.

Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok. 2014. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Depok. Depok: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota

Depok.

Page 61: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

96

Gie, Soe Hok. 1999. Di Sekitar Demonstrasi-demonstrasi Mahasiswa di Jakarta dalam Zaman Peralihan. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Diterjemahkan oleh: Notosusanto,

Nugroho. Jakarta: UI Press.

Grafland, N. “Lan-en Volkenkunde van Nederlandsche Indie: Depok, eene

etnografische studie”, mededeelingen van weege het Nederlandsche

Zendelingenggenootschap, deel XXXV. Roterdam, 1891.

Hamid, Abdul. “ Jawara dan Penguasaan Politik Lokal di Banten” dalam

Kelompok Kekerasan dan Bos Lokal di Era Reformasi. Okamoto dan Abdur

Rozaki. Center for Southeast Asian Studies. Jogjakarta

H, Berkhof. 2013. Sejarah Gereja. Diterjemahkan oleh: I.H, Enklaar. Jakarta:

Gunung Mulia.

Hobsbawn, Eric J. 2000. Bandit Sosial. Jakarta: Teplok Press.

Irsyam Tri Wahyuning M. 2017. Sejarah Depok 1950-1990 Berkembang dalam Bayang-bayang. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.

Iskandar. 1982. Ciomas 1886: Suatu Pemberontakan Petani di Tanah Partikelir.

Skripsi.Universitas Indonesia.

Jonathan, Yano. 2011. Depok Tempo Doloe. Jakarta: Libri.

Kano, Hiroyoshi, (ed.). The Growing Metropolitan Cities: A Comparative Sosiological Study On Tokyo and Jakarta. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2004.

Kunto, Haryanto. 1986. Wajah Bandung Tempo Doeloe. Bandung: PT Granesia.

Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Lilie, Suratminto. 2008. Depok dari Masa PraKolonial ke Masa Kolonial. Depok:

Universitas Indonesia Press.

Lohanda, Mona. 2007. Sejarah Pembesar Mengatur Batavia. Jakarta: Masup.

Lubis, Firman. 2008. Jakarta 1950an: Kenangan Semasa Remaja. Depok: Masup

Jakarta.

Maeswara, Garda. 2010. Sejarah Revolusi Indonesia 1945-1950. Yogyakarta:

Narasi.

Moestahal, Achmadi. 2002. Dari Gontor Ke Pulau Buru: Memoar H. Achmadi Moestahal. Yogyakarta: Syariat.

Page 62: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

97

Ningsih, Amurwani Dwi Lestari. 2006. Para Penuntut Balas : Jago dan Jagoan Studi Kriminalitas di Jakarta 1945-1950. Jurnal penelitian.

Notosusanto, Nugroho. 1971. Norma-norma Dasar Pemikiran dan Penelitian. Jakarta: Dephan.

Onghokham. Wahyu yang Hilang Negeri yang Guncang. Jakarta. Tempo.

Pemda DKI. Riwayat Haji Darip 1984.

Pedoman 26 maret 1952. Orang-orang intelektuil mentjuri di Priok.

R. A, Danadibrata. 2006. Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat.

Saidi, Ridwan. 1997. Profil Orang Betawi, Asal-Muasal Kebudayaan dan Adat Istiadatnya. Jakarta: Gumara Kata.

Saleh, Danasasmita. 1983. Sejarah Bogor Bagian I. Bogor: Pemerintah Daerah

Kotamadya II Bogor.

Saputra, Yahya A dan Syafi’ie H. Irwan. 2002. Beksi Maen Pukulan Khas Betawi. Jakarta: Gunung Jati.

Siahaan Nalom dan Sopeharsa, J.B (eds.). 1985. Penduduk Kabupaten-kabupaten Batavia, Meester dan Buitenzorg. Jakarta: Bhatara.

SM, Purnomo. 1990. Gereja Immanuel Depok. Skripsi. Universitas Indonesia.

Soemardjan, Selo. 1988. Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta: Djembatan.

Sundhaussen, Ulf. 1986. Politik Militer Indonesia 1945-1957: Menuju Dwi Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES.

Suryana, Asep. 2004. Transformasi Sosial Pribumi Depok Tahun 1930-1960. Jurnal LIPI hal.6.

Suryo, Djoko. 2009. Transformasi Masyarakat Indonesia Dalam Historiografi Indonesia

Modern. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Tadie, Jerome. Wilayah kekerasan di Jakarta. Jakarta: Masup. Jakarta.

Tat, Oei Tjoe. 2002. Memoar Oei Tjoe Tat. Jakarta: Hasta Mitra.

Title, Charles. 1978. From Mobilization to Revolution. American Political Science

Journal Review 59(2): 8-16.

Page 63: Untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh: Wisnu Rega ...lib.unnes.ac.id/30083/1/3111413034.pdf · Seiring kalahnya pasukan terakhir Belanda oleh Jepang pada maret 1942 kekuasaan

98

Vries, J.W de. 1976. De Depokkers: Geschiedenis, Sociale Structuur en Taalgebruik van een Geisoleerde Gemeenschap. Jurnal BKI hal 132.

Wahar, Wenri. 2010. Gedoran Depok. Jakarta: Sadar Media.

Y.B, Suparlan. 1988. Kamus Kawi Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Z, Mumuh Muhsin (ed.). 2013. Masa Pendudukan Jepang hingga Masa Orde Lama. Depok: Kantor Arsip dan Perpustakaan Pemerintah Kota Depok.

Sumber Internet

http://m.jpnn.com/news/saya-saksikan-peristiwa-gedoran-depok-dari-awal-

sampai-akhir?page=1-12. Di unduh 18 Juni 2017.

www.pikiranrakyat.com Di unduh 6 April 2017

http://historia.id/pesona/mat-depok-sekondan-menteri-keamanan-rakyat. Di unduh

18 Juni 2017

http://www.depok.go.id Di unduh 6 April 2017.

www.tripod.com Di unduh 5 mei 2017.

Surat Kabar

Harian Rakyat, 10 Maret 1953.

Harian Rakyat, 12 November 1945

Merdeka, 12 Maret 1946

Merdeka, 19 Juli 1955

Merdeka, 19 Agustus 1976

Republika, 16 November 2008.