untitled 6

7
 PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA LISTRIK DINAMIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN LEMBAR KERJA TERSRUKTUR (LKT) PADA SISWA KELAS IX A SMP  NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2008/2009  Oleh: Sunarto (Pengawas SMP/SMA Kab. Boyolali)  Abstrak : penel itian ini dilaks anaka n denga n latar belakang motivas i dan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran listrik dinamis relatif rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil angket motivasi  belajar dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan sebelum tindakan (pra tindakan) bahwa tingkat motivasi siswa sebelum dilaksanakan relatif rendah (2,24) dan rata-rata hasil belajar siswa 65,87 < 67(KKM), serta persentase siswa yang tuntas belajar sebesar 53,65%<85%. Fokus kajian dalam  pe nel itia n ini ada lah pening kat an mot iva si dan has il bel ajar sis wa dal am pembela jara n lis trik dinamis dengan model pembelajaran kooperatif Student Team Achiefment Division dengan Lembar Kerja Terstruktur (LKT). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika khu sus nya lis tri k din ami s seh ing ga mot iva si dan has il bel ajar si swa men ing kat. Penelit ian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus melalui kegiatan  planning,ac ting, observing, dan reflecting . Subyek penelitian adalah siswa kelas IXA SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009. Pengambilan data utama dilakukan dengan angket untuk mengetahui tingkat motivasi siswa, dan penilaian tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa. Sedangkan data pendukung diperoleh dengan lembar observasi dan tugas terstruktur siswa untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa dalam pemb elajaran di kelas dan hasil belajar siswa di rumah. Analisis data dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD dengan LKT mampu meningkatkan motivasi  bel aja r si swa sebesar 34,37% da n hasi l belaj ar si swa me ni ngkat sebesar (19, 19%) dengan  pencapaian akhir ketuntasan belajar sebesar 85,36% Kata Kunci: pembelajaran kooperatif ST AD, LKT , motivasi, hasil belajar, dan listrik dinamis  PENDAHULUAN Kon dis i rii l di lapangan yan g dij arin g mel alui obser vas i dan wawanc ara den gan sis wa ternyata di peroleh keadaan pr os es pembela jar an sebagai be rik ut: (1) va ria si metodo logi  pembelajaran kurang (2)guru terfokus pada penyelesaian materi pembelajaran yang ditetapkan pada silab us denga n aloka si waktu yang tersed ia; (3) posi si s iswa sebag ai s ubyek pembel ajaran relative masih rendah, sehingga upaya memberi kesempatan pada siswa untuk berkemban g secara aktif, kreatif, berfikir logis dan kritis belum optimal;(4) guru relatif masih mendominasi kegiatan  pembelajaran; (5) interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dan antara siswa sendiri belum maksimal; (6) penggunaa n media pembelajar an masih rendah; (7) motiv asi belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika relatif rendah, sebab mereka masih mengangap fisika merupakan pelajaran yang paling sulit. Hasil nilai ulangan harian sebelum tindakan diperoleh nilai rata-rata ulangan harian sebesar 65,87 dan ketuntasan bela jar sebesar 55,65% sehingga kurang memenuhi KKM yang ditetapkan yaitu 67,00 dan ketuntasan belajar kelompok sebesar 85%. Berdasar kan kondisi ri il di lapangan ternyata kelemahan dan kekurangan pr oses  pembelajaran fisika berakar dari kurang tepatnya guru menentukan pendekatan metode dan kurang  berv ariasin ya model pemb elajaran yang digun akan selama proses pembel ajaran. Oleh karena itu diperlukan upaya p eningkatan proses pembelajaran dengan menambah variasi model pembelajaran yang menarik, menyenangkan, lebih melibatkan aktivitas dan tanggung jawab siswa. Salah satu alternat ifnya adalah mener apkan model pemb elajaran koop eratif Stud ent T eams Achi evement  Division (STAD). Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah: 1. Apak ah deng an model pembel ajaran koop eratif Student T eams Achievement Division

Upload: imoutochan-mhie-khairul-azzam

Post on 13-Jul-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 1/7

 

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA LISTRIK DINAMIS MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION 

(STAD) DENGAN LEMBAR KERJA TERSRUKTUR (LKT) PADA SISWA KELAS IX A SMP

 NEGERI 2 BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Oleh: Sunarto

(Pengawas SMP/SMA Kab. Boyolali)

 

Abstrak : penelitian ini dilaksanakan dengan latar belakang motivasi dan hasil belajar siswa pada

materi pembelajaran listrik dinamis relatif rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil angket motivasi

 belajar dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan sebelum tindakan (pra tindakan) bahwa tingkat

motivasi siswa sebelum dilaksanakan relatif rendah (2,24) dan rata-rata hasil belajar siswa 65,87 <

67(KKM), serta persentase siswa yang tuntas belajar sebesar 53,65%<85%. Fokus kajian dalam

 penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran listrik 

dinamis dengan model pembelajaran kooperatif Student Team Achiefment Division dengan Lembar 

Kerja Terstruktur (LKT). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika

khususnya listrik dinamis sehingga motivasi dan hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini

merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus melalui kegiatan

 planning,acting, observing, dan reflecting . Subyek penelitian adalah siswa kelas IXA SMP Negeri 2

Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009. Pengambilan data utama dilakukan dengan angket untuk 

mengetahui tingkat motivasi siswa, dan penilaian tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Sedangkan data pendukung diperoleh dengan lembar observasi dan tugas terstruktur siswa untuk 

mengetahui tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa di rumah.

Analisis data dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

 penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD dengan LKT mampu meningkatkan motivasi

  belajar siswa sebesar 34,37% dan hasil belajar siswa meningkat sebesar (19,19%) dengan

 pencapaian akhir ketuntasan belajar sebesar 85,36%Kata Kunci: pembelajaran kooperatif STAD, LKT, motivasi, hasil belajar, dan listrik dinamis PENDAHULUAN

Kondisi riil di lapangan yang dijaring melalui observasi dan wawancara dengan siswa

ternyata diperoleh keadaan proses pembelajaran sebagai berikut: (1) variasi metodologi

 pembelajaran kurang (2)guru terfokus pada penyelesaian materi pembelajaran yang ditetapkan pada

silabus dengan alokasi waktu yang tersedia; (3) posisi siswa sebagai subyek pembelajaran

relative masih rendah, sehingga upaya memberi kesempatan pada siswa untuk berkembang secara

aktif, kreatif, berfikir logis dan kritis belum optimal;(4) guru relatif masih mendominasi kegiatan

 pembelajaran; (5) interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dan antara siswa sendiri belum

maksimal; (6) penggunaan media pembelajaran masih rendah; (7) motivasi belajar siswa terhadapmata pelajaran fisika relatif rendah, sebab mereka masih mengangap fisika merupakan pelajaran

yang paling sulit. Hasil nilai ulangan harian sebelum tindakan diperoleh nilai rata-rata ulangan

harian sebesar 65,87 dan ketuntasan belajar sebesar 55,65% sehingga kurang memenuhi KKM yang

ditetapkan yaitu 67,00 dan ketuntasan belajar kelompok sebesar 85%.

Berdasarkan kondisi riil di lapangan ternyata kelemahan dan kekurangan proses

 pembelajaran fisika berakar dari kurang tepatnya guru menentukan pendekatan metode dan kurang

 bervariasinya model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran. Oleh karena itu

diperlukan upaya peningkatan proses pembelajaran dengan menambah variasi model pembelajaran

yang menarik, menyenangkan, lebih melibatkan aktivitas dan tanggung jawab siswa. Salah satu

alternatifnya adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif  Student Teams Achievement 

 Division (STAD).Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah:

1. Apakah dengan model pembelajaran kooperatif  Student Teams Achievement Division

5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 2/7

 

(STAD) dengan sarana Lembar Kerja Terstruktur dapat meningkatkan motivasi belajar fisika bagi

siswa kelas IXA SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009?

2. Apakah dengan model pembelajaran kooperatif  Student Teams Achievement Division(STAD) dengan sarana Lembar Kerja Terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar fisika bagi siswa

kelas IXA SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses

  pembelajaran fisika khususnya listrik dinamis; dan (2).meningkatkan hasil belajar fisika siswakhususnya listrik dinamis.

LANDASAN TEORI

Pembelajaran Kooperatif 

Menurut Mortarela (1994), bahwa pembelajaran kooperatif secara umum menyangkut teknik 

  pengelompokkan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam

kelompok kecil yang umumnya terdiri dari lima atau enam siswa. Pembentukan kelompok 

didasarkan pada pemerataan karakteristik psikologis individu, yang meliputi kecerdasan, kecepatan

 belajar, motivasi belajar, perhatian, cara berfikir, dan daya ingat.

Senada dengan pendapat di atas, Richard L. Arends (1997) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif dapat dikelompokkan menurut bentuknya sebagai berikut: (1) siswa bekerja sama dalam

kelompok untuk menguasai materi pelajaran; (2) kelompok siswa terdiri dari siswa berprestasitinggi, sedang, dan rendah; (3) bila memungkinkan kelompok tersebut merupakan campuran dari

  jenis kelamin; dan (4) penilaian atau sistem penghargaan dengan berorientasi kelompok bukan

 berorientasi individu.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

model pembelajaran dengan teknik pengelompokan tertentu (siswa) yang di dalamnya siswa

  bekerjasama terarah, terpadu pada tujuan belajar bersama. Teknik pengelompokan tertentu

 berdasarkan pada tujuan belajar bersama yang ingin dicapai

Student Teams Achievement Division (STAD)

Menurut Slavin (1995), STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk kedalam kelompok belajar yang

terdiri dari lima atau enam anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis

kelamin yang berbeda, atau kelompok ditentukan secara heterogen.

Lebih lanjut Slavin (1995), menyatakan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama,

yaitu presentasi kelas, kelompok, tes, nilai peningkatan individu, dan penghargaan kelompok  Berdasarkan pernyataan Slavin di atas tahapan pembelajaran STAD adalah: (1) Guru

menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran secara singkat, (2) siswa bekerja dalam

kelompoknya masing-masing sehingga semua anggota kelompok menguasai materi pelajaran yang

diberikan, (3) siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mengerjakan sendiri tanpa

  bantuan siswa lainnya, walaupun dalam satu kelompok., (4) Nilai tes yang mereka peroleh

dibandingkan dengan nilai rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya, dan (5) kelompok-kelompok yang berhasil memenuhi kriteria diberi nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan

 pada nilai kelompok.sebagai penghargaan.

Kelebihan STAD, antara lain : (1) siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan

menghormat orang lain; (2) siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang

lain, (3) siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain, (4) siswa mampu

menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan menyakinkan dirinya untuk 

saling memahami dan mengerti, dan (5) mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna,

 berdaya guna, kreatif, & bertanggungjawab.

Lembar Kerja Terstruktur (LKT) sebagai Sarana Penunjang Pemahaman Konsep dan

Penemuan Rumus

Lembar Kerja Terstruktur (LKT) adalah sarana untuk kerja kelompok berupa lembar kerjasiswa yang disusun berdasarkan urutan tahapan berfikir dan bekerja dari mudah ke sulit, dari

sederhana ke kompleks sehingga siswa lebih mudah menemukan konsep, dalil, hukum, dan rumus.

5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 3/7

 

LKT ini dapat dikerjakan oleh siswa sendiri karena urutan penyajian dilengkapi gambar dan urutan

kerja yang didesain mengarah kepada penemuan konsep dan penemuan rumus secara mandiri oleh

kelompok. LKT akan merangsang siswa untuk malaksanakan kegiatan praktek laboratorium

dengan referensi buku yang harus dibaca. Penemuan konsep dan rumus ini akan dimantapkan

melalui presentasi oleh kelompok yang dilanjutkan dengan diskusi pleno yang difasilitasi oleh guru.

Motivasi Belajar Siswa

Menurut Steiner sebagaimana dikutip Sedarmayanti (2000:45) motivasi adalah kondisimental yang mendorong aktivitas dan member energy yang mengarah kepada pencapaian

kebutuhan.

Sejalan dengan pendapat di atas,  secara lebih tegas motivasi didefinisikan sebagai suatu

hasrat di dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan (Mathis and

Jackson, 2000: 89).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan

kondisi psikologis sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu

kegiatan demi mencapai tujuan.

Menurut Sardiman (1996:35) siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat diketahui

melalui aktivitas selama proses belajar, antara lain: 1) tekun menghadapi tugas, 2) ulet dan tidak 

mudah putus asa, 3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, 4) lebih senang belajar mandiri, 5) cepat bosan terhadap rutinitas, 6) dapat mempertahankan pendapat, 7) tidak 

mudah melepas hal yang diyakininya, 8) senang mencari dan memecahkan kesalahan soal-soal. Hasil (Prestasi) Belajar

Menurut Rohani (2004:178) Hasil belajar adalah umpan balik dari apa yang telah dilakukan

dalam proses pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat di atas Anni (2004:4) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan

 perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar.

Kedua pendapat di atas diperjelas oleh E.Mulyasa (2005) bahwa Prestasi belajar secara

keseluruhan yang dimaksud adalah meliputi derajat perubahan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil

 berupa perubahan ranah kognitif, afektif, atau psikomotor pada diri siswa setelah melaksanakan

aktivitas proses pembelajaran.

Lebih lanjut E.Mulyasa (2005) mengatakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

 prestasi belajar digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial. Faktor sosial meliputi keluarga,

guru, teman, dan masyarakat, sedangkan faktor non sosial meliputi lingkungan alam dan fisik 

misalnya: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.

Sedangkan faktor internal yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar menurut Brata

(1984:249-252) mencakup: (1) factor-faktor fisiologis yang menyangkut keadaan jasmani pada

umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indra; dan (2) factor-faktor  psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi.

Sementara Makmun (1999) mengemukakan komponen-komponen yang terlibat dalam

 pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah: (1) masukan mentah (raw input )

menunjuk pada karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat

 proses pembelajaran; (2) masukan instrumental menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana

yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan atau sumber, dan program; dan (3) masukan

lingkungan yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan antar 

teman.

Hubungan STAD/LKT, dengan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan lima tahapan kegiatan STAD, memiliki peran cukup besar untuk 

membangkikan motivasi belajar siswa. Tahapan kerja kelompok untuk menguasai materi pelajaran,kemudian mengerjakan tes yang hasilnya dikompetisikan antar individu/antar kelompok, serta

rangsangan penghargaan bagi kelompok yang mampu memenuhi kriteria tertentu sangat berpotensi

5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 4/7

 

untuk memacu peningkatan motivasi belajar siswa. LKT yang didesain untuk mendukung kerja

kelompok akan lebih memudahkan siswa untuk memahami konsep dan menemukan rumus melalui

kegiatan praktikum siswa. Lembar Kerja Terstruktur akan sangat berpengaruh terhadap motivasi

dan semangat untuk menyelesaikan tugas kelompok yang harus diselesaikan.

Menurut E.Mulyasa (2005) menyatakan bahwa nntuk melancarkan belajar dan

meningkatkan prestasi belajar, ada hal-hal perlu diperhatikan antara lain: (1) hendaknya dibentuk 

kelompok belajar, karena dengan belajar bersama peserta didik yang kurang paham dapat diberikanoleh peserta didik yang telah paham dan peserta didik yang telah paham karena menerangkan

kepada temannya menjadi lebih paham; (2) semua pekerjaan dan latihan yang diberikan guru

hendaknya dikerjakan segera dan sebaik-baiknya, karena tugas ini untuk latihan ekspressi yakni

cara terbaik untuk penguasaan ilmu/kecakapan; (3) mengesampingkan perasaan negatif dalam

membahas atau berdebat mengenai suatu masalah/pelajaran, karena perasaan negatif dapat

menghambat ekspressi dan mengurangi kejernihan berpikir.

Berdasarkan pernyataan di atas hasil (prestasi) belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bentuk 

 pola kegiatan yang sebagian besar dimiliki model pembelajaran STAD yakni: (1) siswa bekerja

sama dalam kelompok untuk menguasai materi pelajaran, (2) kelompok siswa terdiri dari siswa

  berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, (3) bila memungkinkan kelompok tersebut merupakan

campuran dari jenis kelamin, dan (4) penilaian atau sistem penghargaan dengan berorientasikelompok bukan berorientasi individu. Demikian pula motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil

 belajar siswa seperti yang disampaikan Brata (1984:249-252) bahwa prestasi belajar dipengaruhi

oleh faktor-faktor internal siswa anatar lain faktor-faktor psikologis, yang berasal dari dalam diri

seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa hasil belajar 

dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor internal dan eksternal siswa. Faktor intern siswa

antara lain motivasi belajar, aktivitas belajar, kondisi intelektual. Faktor ekstern yang turut

mempengaruhi hasil belajar antara lain model pembelajaran, kondisi lingkungan, sarana

 pembelajaran, keluarga.

Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah motivasi dan penggunaan model pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif STAD adalah pembelajaran yang memandang keberhasilan

individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok. Dalam hal ini, maka motivasi siswa untuk 

 bekerja sama dalam mencapai tujuan dan bekerja keras membantu dan mendorong pada teman-

temannya untuk bersama-sama berhasil dalam belajar akan semakin besar.

LKT sebagai sarana pendukung pembelajaran didesain sedemikian rupa untuk 

mempermudah kerja kelompok, sehingga pemahaman konsep dan penemuan rumus akan lebih

mudah difahami dan mudah ditemukan secara bersama-sama

Berdasarkan karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement 

 Division (STAD) terhadap factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya mata  pelajaran fisika yang didukung dengan LKT maka diduga penerapan model pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan k erangka berfikir di atas, maka hipotesis penelitian adalah: melalui model

  pembelajaran kooperatif  Students Teams Achievement Division (STAD) dengan sarana Lembar 

Kerja Tersruktur (LKT) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IXA SMP

 Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009

METODOLOGI PENELITIAN

Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Boyolali tahun

 pelajaran 2008/2009 yang terdiri 22 siswa putri dan 20 siswa putra. Pilihan pada kelas IX A karenahasil belajar fisikanya rendah.

Variabel Penelitian

5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 5/7

 

Variabel dalam penelitian ini meliputi variable tindakan (X) yakni Penerapan Model Pembelajaran

STAD dengan sarana LKT dan varibel masalah yakni Motivasi Belajar Siswa (Y1) dan Hasil

Belajar Siswa (Y2)

Teknik dan Alat Pengumpul Data

Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik 

non tes. Teknik tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada pra tindakan dan

  pada tindakan di kedua siklus, sedangkan teknik non tes digunakan untuk memperoleh datamotivasi belajar siswa dan data proses pembelajaran guru dan siswa dalam penerapan model

 pembelajaran STAD dan LKT sebelum, selama, dan sesudah tindakan.

Alat pengumpul data yang digunakan antara lain:(1) perangkat soal tes untuk siklus I dan

Siklus II; (2) angket motivasi belajar siswa; dan (3) lembar observasi proses pembelajaran guru dan

siswa

Validasi dan Analisa Data

Validasi data hasil belajar siswa dilakukan dengan cara penyusunan kisi-kisi soal tes sesuai

 pedoman dan aturan yang benar sebelum butir-butir soal tersebut dibuat. Sedangkan validasi data

angket motivasi belajar siswa dan data proses pembelajaran guru dan siswa dilakukan dengan cara

Triangulasi Sumber atau dikenal dengan kolaborasi oleh teman sejawat. Triangulasi Sumber 

dilakukan terhadap hasil penyusunan angket motivasi belajar dan lembar observasi aktivitas pembelajaran berdasarkan pedoman dan aturan penyusunan instrument yang baik dan benar.

Analisis data hasil belajar siswa (data kuantitatif) digunakan analisis deskriptif komparatif 

yaitu dengan membandingkan hasil tes berupa nilai rata-rata tes pada kondisi pra tindakan dengan

nilai rata-rata tes pada siklus I dan siklus II untuk direfleksi pada pembelajaran berikutnya,

sedangkan analisis data angket motivasi belajar siswa diolah dengan kriteria sabagai berikut: siswa

yang menjawab setuju sekali (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, kurang setuju (KS) diberi

skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi skor 1. Tingkat motivasi belajar siswa ditentukan dengan tingkat

  persetujuan siswa melalui penghitungan mean dari pengolahan isian angket semua siswa. Data

observasi proses pembelajaran guru dan siswa oleh observer diolah dengan kriteria sebagai berikut:

aktivitas sangat tinggi diberi skor 4, aktivitas tinggi diberi skor 3, aktivitas sedang diberi skor 2, dan

aktivitas kurang diberi skor 1. Tingkat aktivitas belajar siswa ditentukan melalui penghitungan

mean dari semua aspek pengamatan aktivitas pembelajaran

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tingkat motivasi belajar siswa tinggi

2. Sekurang-kurangnya 85% siswa memiliki tingkat pencapaian hasil belajar siswa ≥ 67

3. Tingkat proses pembelajaran model STAD dan LKT antara guru dan siswa tinggi

Desain Penelitian

Desain penelitian ini diawali dengan kegiatan pra tindakan dan dilanjutkan dua siklus

tindakan masing-masing dengan empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (planning), tindakan

(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasilrefleksi siklus I yang perlu ditingkatkan aspek-aspek proses pembelajaran model STAD yang belum

optimal. Tahap pelaksanaan kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

Kegiatan pra tindakan, meliputi: (1) penyusunan instrumen berupa angket motivasi belajar 

siswa dan diedarkan ke subyek penelitian untuk menjaring tingkat motivasi siswa terhadap

 pembelajaran fisika sebelum tindakan; (2) Penyusunan instrumen observasi proses pembelajaran

dan digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran pra tindakan dengan materi "arus listrik 

dan tegangan listrik" oleh observer; (3) Pendataan hasil ulangan harian materi pembelajaran "arus

listrik dan tegangan listrik" untuk manjaring hasil belajar siswa sebelum tindakan

Perencanaan ( Planning )

Kegiatan awal yang dilakukan adalah: (1) menyusun RPP tindakan siklus I dan II sesuai rencana

tindakan dengan model pembelajaran STAD bersarana LKT dengan mengacu Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 yakni meliputi pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi),

dan penutup; (2) menyiapkan alat, bahan, dan sarana pembelajaran; (4) menyusun kisi-kisi dan

5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 6/7

 

naskah soal tes hasil belajar siswa untuk siklus I dan II; dan (5) melakukan koordinasi dengan

observer tentang pelaksanaan pengamatan siklus I dan II.

Pelaksanaan ( Acting )

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II masing-masing tiga kali pertemuan tiap pertemuan

selama (2x40). Dua kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes

hasil belajar. Materi pelajaran untuk siklus I "Hukum Ohm rangkaian arus listrik tertutup" dan

siklus II "Hukum Ohm rangkaian arus listir tertutup dengan elemen seri dan parallel"Observasi (Observing )

Observasi dilaksanakan pada saat tindakan dilakukan dan ditujukan kepada siswa dan guru baik 

  pada siklus I maupun siklus II. Lembar observasi berupa instrumen yang digunakan menilai

kegiatan siswa dan kegiatan guru dalam pembelajaran dengan model STAD dengan sarana LKT

.Observer berada langsung di dalam kelas untuk 

melaksnakan observasi sekaligus sebagai kolaborator.

Refleksi ( Reflection)

Refleksi dilakukan terhadap hasil observasi yang dilaksanakan oleh observer. Kelemahan dan

kekurangan yang ditemukan digunakan untuk pedoman menyusun perbaikan, sedangkan kekuatandan kelebihan akan dipertahankan dan ditingkatkan intensitasnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS ANNYA

Hasil Penelitian

Hasil penelitian penerapan model pembelajaran STAD dengan penggunaan LKT yang

dijaring dengan instrumen-istrumen penelitian melalui tahapan pra tindakan dan pelaksanaan

tindakan pada siklus I dan siklus II dapat disajikan seperti terlihat pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel.1

Hasil Penelitian

 Berdasarkan deskripsi data yang tersajikan pada tabel 1, maka dapat dijelaskan hasil penelitian

sebagai berikut:1. Hasil belajar siswa dari tes soal yang diujikan setelah siklus I dan siklus II menunjukkan kenaikan yang

cukup signifikan dibanding dengan rata-rata hasil ulangan harian terakhir sebelum tindakan dilakukan.Kenaikan rata-rata hasil tes dari pra tindakan ke siklus I sebesar 8,01, sedangkan pada siklus II denganmemperbaiki hasil refleksi siklus I terdapat kenaikan sebesar 4.63 Jadi total kenaikan dari pra tindakanke siklus II sebesar 12.64(19,12%).Ketuntasan belajar yang semula dari pra tindakansebesar 53.65% menjadi 75.61% pada siklus I menunjukkan kenaikan yang cukup besar yaknisebesar 21.96%, sedangkan ke siklus II terdapat kenaikan sebesar 9,75%, sehingga total kenaikanketuntasan belajar siswa dengan tindakan penelitian ini sebesar 31,71 %.

 

N

o

 

Aspek Penilaian/Observasi

Pra

Tindaka

n

Setelah Tindakan  

PeningkatanSiklus I Siklus II

1 Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan Belajar 

65,87

53,65%

73.88

75,61%

78.51

85,36%

12,64 (19,12%)  31,71%

2 Motivasi Belajar Siswa 2,24 - 3,01   0,77 (34,37%)

3 Proses Pembelajaran Model

STAD sarana LKT:

Belajar siswa

Mengajar guru

 2,25

2,26

 3.08

3,15

 3,41

3,52

 1,16 (51,55%)  1,26 (55,75%)

5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 7/7

 

2. Hasil angket motivasi siswa yang menjaring pendapat siswa tentang respon minat, keinginani,kesempatan, kebebasan berpendapat, dan kepuasan yang diperoleh siswa sebelum dan sesudahtindakan terdapat kenaikan dari rata-rata pendapat kurang setuju (2.24) menjadi setuju (3.01). Hal inimenunjukkan bahwa pendapat siswa yang semula rata-rata memiliki motivasi kurang terhadap prosespembelajaran, motivasinya meningkat 34,37% lebih tinggi ketika diberikan pembelajaran dengan modelpembelajaran STAD bersarana LKT yang diterapkan dalam penelitian ini

3. Hasil observasi yang dilakukan salah seorang guru terhadapproses pembelajaran model STAD

bersarana LKT menunjukkan kenaikan partisipasi aktif belajar siswa dari pra tindakan 2,25 (sedang)menjadi 3,08 (tinggi) pada siklus I, dan naik lagi menjadi 3,41 (tinggi) pada siklus II, sehingga totalkenaikan sebesar 51,55% Demikian pula aktivitas mengajar guru meningkat dari 2,26 (sedang) padapra tindakan menjadi 3,15 (tinggi) pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 3,52 (tinggi) pada siklus II, jadi total kenaikan 55,75%