untitled 6
TRANSCRIPT
5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 1/7
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA LISTRIK DINAMIS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD) DENGAN LEMBAR KERJA TERSRUKTUR (LKT) PADA SISWA KELAS IX A SMP
NEGERI 2 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Oleh: Sunarto
(Pengawas SMP/SMA Kab. Boyolali)
Abstrak : penelitian ini dilaksanakan dengan latar belakang motivasi dan hasil belajar siswa pada
materi pembelajaran listrik dinamis relatif rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil angket motivasi
belajar dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan sebelum tindakan (pra tindakan) bahwa tingkat
motivasi siswa sebelum dilaksanakan relatif rendah (2,24) dan rata-rata hasil belajar siswa 65,87 <
67(KKM), serta persentase siswa yang tuntas belajar sebesar 53,65%<85%. Fokus kajian dalam
penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran listrik
dinamis dengan model pembelajaran kooperatif Student Team Achiefment Division dengan Lembar
Kerja Terstruktur (LKT). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika
khususnya listrik dinamis sehingga motivasi dan hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus melalui kegiatan
planning,acting, observing, dan reflecting . Subyek penelitian adalah siswa kelas IXA SMP Negeri 2
Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009. Pengambilan data utama dilakukan dengan angket untuk
mengetahui tingkat motivasi siswa, dan penilaian tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Sedangkan data pendukung diperoleh dengan lembar observasi dan tugas terstruktur siswa untuk
mengetahui tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa di rumah.
Analisis data dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD dengan LKT mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa sebesar 34,37% dan hasil belajar siswa meningkat sebesar (19,19%) dengan
pencapaian akhir ketuntasan belajar sebesar 85,36%Kata Kunci: pembelajaran kooperatif STAD, LKT, motivasi, hasil belajar, dan listrik dinamis PENDAHULUAN
Kondisi riil di lapangan yang dijaring melalui observasi dan wawancara dengan siswa
ternyata diperoleh keadaan proses pembelajaran sebagai berikut: (1) variasi metodologi
pembelajaran kurang (2)guru terfokus pada penyelesaian materi pembelajaran yang ditetapkan pada
silabus dengan alokasi waktu yang tersedia; (3) posisi siswa sebagai subyek pembelajaran
relative masih rendah, sehingga upaya memberi kesempatan pada siswa untuk berkembang secara
aktif, kreatif, berfikir logis dan kritis belum optimal;(4) guru relatif masih mendominasi kegiatan
pembelajaran; (5) interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dan antara siswa sendiri belum
maksimal; (6) penggunaan media pembelajaran masih rendah; (7) motivasi belajar siswa terhadapmata pelajaran fisika relatif rendah, sebab mereka masih mengangap fisika merupakan pelajaran
yang paling sulit. Hasil nilai ulangan harian sebelum tindakan diperoleh nilai rata-rata ulangan
harian sebesar 65,87 dan ketuntasan belajar sebesar 55,65% sehingga kurang memenuhi KKM yang
ditetapkan yaitu 67,00 dan ketuntasan belajar kelompok sebesar 85%.
Berdasarkan kondisi riil di lapangan ternyata kelemahan dan kekurangan proses
pembelajaran fisika berakar dari kurang tepatnya guru menentukan pendekatan metode dan kurang
bervariasinya model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran. Oleh karena itu
diperlukan upaya peningkatan proses pembelajaran dengan menambah variasi model pembelajaran
yang menarik, menyenangkan, lebih melibatkan aktivitas dan tanggung jawab siswa. Salah satu
alternatifnya adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah:
1. Apakah dengan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division
5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 2/7
(STAD) dengan sarana Lembar Kerja Terstruktur dapat meningkatkan motivasi belajar fisika bagi
siswa kelas IXA SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009?
2. Apakah dengan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division(STAD) dengan sarana Lembar Kerja Terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar fisika bagi siswa
kelas IXA SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009?
Tujuan penelitian ini adalah: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran fisika khususnya listrik dinamis; dan (2).meningkatkan hasil belajar fisika siswakhususnya listrik dinamis.
LANDASAN TEORI
Pembelajaran Kooperatif
Menurut Mortarela (1994), bahwa pembelajaran kooperatif secara umum menyangkut teknik
pengelompokkan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam
kelompok kecil yang umumnya terdiri dari lima atau enam siswa. Pembentukan kelompok
didasarkan pada pemerataan karakteristik psikologis individu, yang meliputi kecerdasan, kecepatan
belajar, motivasi belajar, perhatian, cara berfikir, dan daya ingat.
Senada dengan pendapat di atas, Richard L. Arends (1997) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat dikelompokkan menurut bentuknya sebagai berikut: (1) siswa bekerja sama dalam
kelompok untuk menguasai materi pelajaran; (2) kelompok siswa terdiri dari siswa berprestasitinggi, sedang, dan rendah; (3) bila memungkinkan kelompok tersebut merupakan campuran dari
jenis kelamin; dan (4) penilaian atau sistem penghargaan dengan berorientasi kelompok bukan
berorientasi individu.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran dengan teknik pengelompokan tertentu (siswa) yang di dalamnya siswa
bekerjasama terarah, terpadu pada tujuan belajar bersama. Teknik pengelompokan tertentu
berdasarkan pada tujuan belajar bersama yang ingin dicapai
Student Teams Achievement Division (STAD)
Menurut Slavin (1995), STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk kedalam kelompok belajar yang
terdiri dari lima atau enam anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis
kelamin yang berbeda, atau kelompok ditentukan secara heterogen.
Lebih lanjut Slavin (1995), menyatakan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama,
yaitu presentasi kelas, kelompok, tes, nilai peningkatan individu, dan penghargaan kelompok Berdasarkan pernyataan Slavin di atas tahapan pembelajaran STAD adalah: (1) Guru
menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran secara singkat, (2) siswa bekerja dalam
kelompoknya masing-masing sehingga semua anggota kelompok menguasai materi pelajaran yang
diberikan, (3) siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mengerjakan sendiri tanpa
bantuan siswa lainnya, walaupun dalam satu kelompok., (4) Nilai tes yang mereka peroleh
dibandingkan dengan nilai rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya, dan (5) kelompok-kelompok yang berhasil memenuhi kriteria diberi nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan
pada nilai kelompok.sebagai penghargaan.
Kelebihan STAD, antara lain : (1) siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan
menghormat orang lain; (2) siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang
lain, (3) siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain, (4) siswa mampu
menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan menyakinkan dirinya untuk
saling memahami dan mengerti, dan (5) mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna,
berdaya guna, kreatif, & bertanggungjawab.
Lembar Kerja Terstruktur (LKT) sebagai Sarana Penunjang Pemahaman Konsep dan
Penemuan Rumus
Lembar Kerja Terstruktur (LKT) adalah sarana untuk kerja kelompok berupa lembar kerjasiswa yang disusun berdasarkan urutan tahapan berfikir dan bekerja dari mudah ke sulit, dari
sederhana ke kompleks sehingga siswa lebih mudah menemukan konsep, dalil, hukum, dan rumus.
5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 3/7
LKT ini dapat dikerjakan oleh siswa sendiri karena urutan penyajian dilengkapi gambar dan urutan
kerja yang didesain mengarah kepada penemuan konsep dan penemuan rumus secara mandiri oleh
kelompok. LKT akan merangsang siswa untuk malaksanakan kegiatan praktek laboratorium
dengan referensi buku yang harus dibaca. Penemuan konsep dan rumus ini akan dimantapkan
melalui presentasi oleh kelompok yang dilanjutkan dengan diskusi pleno yang difasilitasi oleh guru.
Motivasi Belajar Siswa
Menurut Steiner sebagaimana dikutip Sedarmayanti (2000:45) motivasi adalah kondisimental yang mendorong aktivitas dan member energy yang mengarah kepada pencapaian
kebutuhan.
Sejalan dengan pendapat di atas, secara lebih tegas motivasi didefinisikan sebagai suatu
hasrat di dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan (Mathis and
Jackson, 2000: 89).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan
kondisi psikologis sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan demi mencapai tujuan.
Menurut Sardiman (1996:35) siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat diketahui
melalui aktivitas selama proses belajar, antara lain: 1) tekun menghadapi tugas, 2) ulet dan tidak
mudah putus asa, 3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, 4) lebih senang belajar mandiri, 5) cepat bosan terhadap rutinitas, 6) dapat mempertahankan pendapat, 7) tidak
mudah melepas hal yang diyakininya, 8) senang mencari dan memecahkan kesalahan soal-soal. Hasil (Prestasi) Belajar
Menurut Rohani (2004:178) Hasil belajar adalah umpan balik dari apa yang telah dilakukan
dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat di atas Anni (2004:4) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar.
Kedua pendapat di atas diperjelas oleh E.Mulyasa (2005) bahwa Prestasi belajar secara
keseluruhan yang dimaksud adalah meliputi derajat perubahan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
berupa perubahan ranah kognitif, afektif, atau psikomotor pada diri siswa setelah melaksanakan
aktivitas proses pembelajaran.
Lebih lanjut E.Mulyasa (2005) mengatakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial. Faktor sosial meliputi keluarga,
guru, teman, dan masyarakat, sedangkan faktor non sosial meliputi lingkungan alam dan fisik
misalnya: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.
Sedangkan faktor internal yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar menurut Brata
(1984:249-252) mencakup: (1) factor-faktor fisiologis yang menyangkut keadaan jasmani pada
umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indra; dan (2) factor-faktor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi.
Sementara Makmun (1999) mengemukakan komponen-komponen yang terlibat dalam
pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah: (1) masukan mentah (raw input )
menunjuk pada karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat
proses pembelajaran; (2) masukan instrumental menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana
yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan atau sumber, dan program; dan (3) masukan
lingkungan yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan antar
teman.
Hubungan STAD/LKT, dengan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan lima tahapan kegiatan STAD, memiliki peran cukup besar untuk
membangkikan motivasi belajar siswa. Tahapan kerja kelompok untuk menguasai materi pelajaran,kemudian mengerjakan tes yang hasilnya dikompetisikan antar individu/antar kelompok, serta
rangsangan penghargaan bagi kelompok yang mampu memenuhi kriteria tertentu sangat berpotensi
5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 4/7
untuk memacu peningkatan motivasi belajar siswa. LKT yang didesain untuk mendukung kerja
kelompok akan lebih memudahkan siswa untuk memahami konsep dan menemukan rumus melalui
kegiatan praktikum siswa. Lembar Kerja Terstruktur akan sangat berpengaruh terhadap motivasi
dan semangat untuk menyelesaikan tugas kelompok yang harus diselesaikan.
Menurut E.Mulyasa (2005) menyatakan bahwa nntuk melancarkan belajar dan
meningkatkan prestasi belajar, ada hal-hal perlu diperhatikan antara lain: (1) hendaknya dibentuk
kelompok belajar, karena dengan belajar bersama peserta didik yang kurang paham dapat diberikanoleh peserta didik yang telah paham dan peserta didik yang telah paham karena menerangkan
kepada temannya menjadi lebih paham; (2) semua pekerjaan dan latihan yang diberikan guru
hendaknya dikerjakan segera dan sebaik-baiknya, karena tugas ini untuk latihan ekspressi yakni
cara terbaik untuk penguasaan ilmu/kecakapan; (3) mengesampingkan perasaan negatif dalam
membahas atau berdebat mengenai suatu masalah/pelajaran, karena perasaan negatif dapat
menghambat ekspressi dan mengurangi kejernihan berpikir.
Berdasarkan pernyataan di atas hasil (prestasi) belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bentuk
pola kegiatan yang sebagian besar dimiliki model pembelajaran STAD yakni: (1) siswa bekerja
sama dalam kelompok untuk menguasai materi pelajaran, (2) kelompok siswa terdiri dari siswa
berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, (3) bila memungkinkan kelompok tersebut merupakan
campuran dari jenis kelamin, dan (4) penilaian atau sistem penghargaan dengan berorientasikelompok bukan berorientasi individu. Demikian pula motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa seperti yang disampaikan Brata (1984:249-252) bahwa prestasi belajar dipengaruhi
oleh faktor-faktor internal siswa anatar lain faktor-faktor psikologis, yang berasal dari dalam diri
seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor internal dan eksternal siswa. Faktor intern siswa
antara lain motivasi belajar, aktivitas belajar, kondisi intelektual. Faktor ekstern yang turut
mempengaruhi hasil belajar antara lain model pembelajaran, kondisi lingkungan, sarana
pembelajaran, keluarga.
Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah motivasi dan penggunaan model pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif STAD adalah pembelajaran yang memandang keberhasilan
individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok. Dalam hal ini, maka motivasi siswa untuk
bekerja sama dalam mencapai tujuan dan bekerja keras membantu dan mendorong pada teman-
temannya untuk bersama-sama berhasil dalam belajar akan semakin besar.
LKT sebagai sarana pendukung pembelajaran didesain sedemikian rupa untuk
mempermudah kerja kelompok, sehingga pemahaman konsep dan penemuan rumus akan lebih
mudah difahami dan mudah ditemukan secara bersama-sama
Berdasarkan karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement
Division (STAD) terhadap factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran fisika yang didukung dengan LKT maka diduga penerapan model pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan k erangka berfikir di atas, maka hipotesis penelitian adalah: melalui model
pembelajaran kooperatif Students Teams Achievement Division (STAD) dengan sarana Lembar
Kerja Tersruktur (LKT) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IXA SMP
Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009
METODOLOGI PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Boyolali tahun
pelajaran 2008/2009 yang terdiri 22 siswa putri dan 20 siswa putra. Pilihan pada kelas IX A karenahasil belajar fisikanya rendah.
Variabel Penelitian
5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 5/7
Variabel dalam penelitian ini meliputi variable tindakan (X) yakni Penerapan Model Pembelajaran
STAD dengan sarana LKT dan varibel masalah yakni Motivasi Belajar Siswa (Y1) dan Hasil
Belajar Siswa (Y2)
Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik
non tes. Teknik tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada pra tindakan dan
pada tindakan di kedua siklus, sedangkan teknik non tes digunakan untuk memperoleh datamotivasi belajar siswa dan data proses pembelajaran guru dan siswa dalam penerapan model
pembelajaran STAD dan LKT sebelum, selama, dan sesudah tindakan.
Alat pengumpul data yang digunakan antara lain:(1) perangkat soal tes untuk siklus I dan
Siklus II; (2) angket motivasi belajar siswa; dan (3) lembar observasi proses pembelajaran guru dan
siswa
Validasi dan Analisa Data
Validasi data hasil belajar siswa dilakukan dengan cara penyusunan kisi-kisi soal tes sesuai
pedoman dan aturan yang benar sebelum butir-butir soal tersebut dibuat. Sedangkan validasi data
angket motivasi belajar siswa dan data proses pembelajaran guru dan siswa dilakukan dengan cara
Triangulasi Sumber atau dikenal dengan kolaborasi oleh teman sejawat. Triangulasi Sumber
dilakukan terhadap hasil penyusunan angket motivasi belajar dan lembar observasi aktivitas pembelajaran berdasarkan pedoman dan aturan penyusunan instrument yang baik dan benar.
Analisis data hasil belajar siswa (data kuantitatif) digunakan analisis deskriptif komparatif
yaitu dengan membandingkan hasil tes berupa nilai rata-rata tes pada kondisi pra tindakan dengan
nilai rata-rata tes pada siklus I dan siklus II untuk direfleksi pada pembelajaran berikutnya,
sedangkan analisis data angket motivasi belajar siswa diolah dengan kriteria sabagai berikut: siswa
yang menjawab setuju sekali (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, kurang setuju (KS) diberi
skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi skor 1. Tingkat motivasi belajar siswa ditentukan dengan tingkat
persetujuan siswa melalui penghitungan mean dari pengolahan isian angket semua siswa. Data
observasi proses pembelajaran guru dan siswa oleh observer diolah dengan kriteria sebagai berikut:
aktivitas sangat tinggi diberi skor 4, aktivitas tinggi diberi skor 3, aktivitas sedang diberi skor 2, dan
aktivitas kurang diberi skor 1. Tingkat aktivitas belajar siswa ditentukan melalui penghitungan
mean dari semua aspek pengamatan aktivitas pembelajaran
Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tingkat motivasi belajar siswa tinggi
2. Sekurang-kurangnya 85% siswa memiliki tingkat pencapaian hasil belajar siswa ≥ 67
3. Tingkat proses pembelajaran model STAD dan LKT antara guru dan siswa tinggi
Desain Penelitian
Desain penelitian ini diawali dengan kegiatan pra tindakan dan dilanjutkan dua siklus
tindakan masing-masing dengan empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasilrefleksi siklus I yang perlu ditingkatkan aspek-aspek proses pembelajaran model STAD yang belum
optimal. Tahap pelaksanaan kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:
Kegiatan pra tindakan, meliputi: (1) penyusunan instrumen berupa angket motivasi belajar
siswa dan diedarkan ke subyek penelitian untuk menjaring tingkat motivasi siswa terhadap
pembelajaran fisika sebelum tindakan; (2) Penyusunan instrumen observasi proses pembelajaran
dan digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran pra tindakan dengan materi "arus listrik
dan tegangan listrik" oleh observer; (3) Pendataan hasil ulangan harian materi pembelajaran "arus
listrik dan tegangan listrik" untuk manjaring hasil belajar siswa sebelum tindakan
Perencanaan ( Planning )
Kegiatan awal yang dilakukan adalah: (1) menyusun RPP tindakan siklus I dan II sesuai rencana
tindakan dengan model pembelajaran STAD bersarana LKT dengan mengacu Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 yakni meliputi pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi),
dan penutup; (2) menyiapkan alat, bahan, dan sarana pembelajaran; (4) menyusun kisi-kisi dan
5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 6/7
naskah soal tes hasil belajar siswa untuk siklus I dan II; dan (5) melakukan koordinasi dengan
observer tentang pelaksanaan pengamatan siklus I dan II.
Pelaksanaan ( Acting )
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II masing-masing tiga kali pertemuan tiap pertemuan
selama (2x40). Dua kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes
hasil belajar. Materi pelajaran untuk siklus I "Hukum Ohm rangkaian arus listrik tertutup" dan
siklus II "Hukum Ohm rangkaian arus listir tertutup dengan elemen seri dan parallel"Observasi (Observing )
Observasi dilaksanakan pada saat tindakan dilakukan dan ditujukan kepada siswa dan guru baik
pada siklus I maupun siklus II. Lembar observasi berupa instrumen yang digunakan menilai
kegiatan siswa dan kegiatan guru dalam pembelajaran dengan model STAD dengan sarana LKT
.Observer berada langsung di dalam kelas untuk
melaksnakan observasi sekaligus sebagai kolaborator.
Refleksi ( Reflection)
Refleksi dilakukan terhadap hasil observasi yang dilaksanakan oleh observer. Kelemahan dan
kekurangan yang ditemukan digunakan untuk pedoman menyusun perbaikan, sedangkan kekuatandan kelebihan akan dipertahankan dan ditingkatkan intensitasnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS ANNYA
Hasil Penelitian
Hasil penelitian penerapan model pembelajaran STAD dengan penggunaan LKT yang
dijaring dengan instrumen-istrumen penelitian melalui tahapan pra tindakan dan pelaksanaan
tindakan pada siklus I dan siklus II dapat disajikan seperti terlihat pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel.1
Hasil Penelitian
Berdasarkan deskripsi data yang tersajikan pada tabel 1, maka dapat dijelaskan hasil penelitian
sebagai berikut:1. Hasil belajar siswa dari tes soal yang diujikan setelah siklus I dan siklus II menunjukkan kenaikan yang
cukup signifikan dibanding dengan rata-rata hasil ulangan harian terakhir sebelum tindakan dilakukan.Kenaikan rata-rata hasil tes dari pra tindakan ke siklus I sebesar 8,01, sedangkan pada siklus II denganmemperbaiki hasil refleksi siklus I terdapat kenaikan sebesar 4.63 Jadi total kenaikan dari pra tindakanke siklus II sebesar 12.64(19,12%).Ketuntasan belajar yang semula dari pra tindakansebesar 53.65% menjadi 75.61% pada siklus I menunjukkan kenaikan yang cukup besar yaknisebesar 21.96%, sedangkan ke siklus II terdapat kenaikan sebesar 9,75%, sehingga total kenaikanketuntasan belajar siswa dengan tindakan penelitian ini sebesar 31,71 %.
N
o
Aspek Penilaian/Observasi
Pra
Tindaka
n
Setelah Tindakan
PeningkatanSiklus I Siklus II
1 Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan Belajar
65,87
53,65%
73.88
75,61%
78.51
85,36%
12,64 (19,12%) 31,71%
2 Motivasi Belajar Siswa 2,24 - 3,01 0,77 (34,37%)
3 Proses Pembelajaran Model
STAD sarana LKT:
Belajar siswa
Mengajar guru
2,25
2,26
3.08
3,15
3,41
3,52
1,16 (51,55%) 1,26 (55,75%)
5/12/2018 Untitled 6 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/untitled-6-55a35cf5f0741 7/7
2. Hasil angket motivasi siswa yang menjaring pendapat siswa tentang respon minat, keinginani,kesempatan, kebebasan berpendapat, dan kepuasan yang diperoleh siswa sebelum dan sesudahtindakan terdapat kenaikan dari rata-rata pendapat kurang setuju (2.24) menjadi setuju (3.01). Hal inimenunjukkan bahwa pendapat siswa yang semula rata-rata memiliki motivasi kurang terhadap prosespembelajaran, motivasinya meningkat 34,37% lebih tinggi ketika diberikan pembelajaran dengan modelpembelajaran STAD bersarana LKT yang diterapkan dalam penelitian ini
3. Hasil observasi yang dilakukan salah seorang guru terhadapproses pembelajaran model STAD
bersarana LKT menunjukkan kenaikan partisipasi aktif belajar siswa dari pra tindakan 2,25 (sedang)menjadi 3,08 (tinggi) pada siklus I, dan naik lagi menjadi 3,41 (tinggi) pada siklus II, sehingga totalkenaikan sebesar 51,55% Demikian pula aktivitas mengajar guru meningkat dari 2,26 (sedang) padapra tindakan menjadi 3,15 (tinggi) pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 3,52 (tinggi) pada siklus II, jadi total kenaikan 55,75%