untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 pm · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa indonesia. hubungan...

130

Upload: hoangliem

Post on 27-Apr-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan
Page 2: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM

Page 3: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan
Page 4: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM

dengan dukungan:

Page 5: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Lewat Djam Malam Diselamatkan

Penulis: Lintang Gitomartoyo, Totot Indrarto, Windu W Jusuf, Arie Kartikasari, Lee Chor Lin, Adrian Jonathan Pasaribu, Davide Pozzi, Lisabona Rahman, Amalia Sekarjati, Zhang Wenjie

Editor: Adrian Jonathan Pasaribu, JB Kristanto

Penerbit: Sahabat SinematekEmail: [email protected]: sahabatsinematek.org

Perancang Sampul: Rully SusantoPenata Letak: Dadang Kusmana

Lewat Djam Malam Diselamatkanx + 118 hlm ; 17 cm x 24 cm

Page 6: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Daftar Isi

Pengantar vii

Restorasi Lewat Djam Malam 1Mencari Kembali Eratnya Hubungan Indonesia-Singapura 3Memulihkan Warisan Bersama 7Tentang Proses Restorasi 9Kronologi Restorasi Lewat Djam Malam 15Penayangan Internasional Hasil Restorasi 21

Sebelum dan Sesudah Restorasi 25

Lewat Djam Malam 35Kredit Lewat Djam Malam 37Sinopsis Lewat Djam Malam 39Tidak Mudah Menjadi Indonesia 41Biografi: Usmar Ismail 51Misbach Jusa Biran tentang Usmar Ismail

dan Lewat Djam Malam 55Revolusi, Impian, dan Jalan Buntu 67Bulan Madu Panjang Militer dan Birokrasi 75

Sinematek Indonesia 85Apa Kami Hanya Pantas Menonton Film-film Rusak? 87Hanya 14 Persen yang Tersimpan dan dalam

Kondisi Memprihatinkan 93Inisiatif Warga Menyelamatkan Sejarah 103

Terima Kasih 109Kredit Restorasi 112Para Penulis 114Panitia 117

Page 7: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan
Page 8: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Pengantar

Semuanya berawal dari persahabatan. Lisabona Rahman dari Kineforum Dewan Kesenian Jakarta, yang bersama-sama mengerjakan buku Katalog Film Indonesia 2008, sudah lama mendesak saya untuk mengalihkan data-data buku Katalog Film Indonesia ke dalam bentuk media daring (online database). Ketika lembaga aktivis film Konfiden (Alex Sihar, Agus Mediarta, Dedy Arnov, Lintang Gitomartoyo) bersedia menjadi payung organisasi, maka tahun 2009 kami berdiskusi intens membuat peta rancangan web yang intinya adalah database film Indonesia yang ber sumber dari buku Katalog Film Indonesia dan data film pendek dan do kumenter yang dikumpulkan Konfiden. Rancangan peta ini sangat pen ting sebelum membangun situs webnya supaya jelas alurnya, karena begitu lah tuntutan alam internet.

Di penghujung tahun itu, tepatnya 31 Desember 2009, muncul surel dari sahabat Singapura kami, Philip Cheah, sekarang jabatannya pemro-gram/kurator pada lima festival film. Dia mengusulkan agar buku Katalog Film Indonesia diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Dia se dang membicarakan usulan ini kepada National Museum of Singapore untuk pembiayaannya. Tanggapan segera dilayangkan: bagai mana kalau pem biayaan itu dialihkan untuk penerjemahan data-data di situs web saja, karena situs web itu direncanakan tampil dalam dua bahasa.

Gayung bersambut. Dalam surel berikutnya tertanggal 8 Januari 2010 Philip bukan hanya menyebutkan masalah penerjemahan buku dan situs web, tapi juga menyinggung “A special screening of one restored

Page 9: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

viii

Indonesian classic film with English subtitles. After the screening, the museum will archive one 35 mm copy of the film” yang direncanakan diadakan pada Maret 2011. National Museum of Singapore nampaknya memang berniat untuk mengo leksi bukan hanya harta budaya nasionalnya, tapi juga Asia Tenggara. Surel berikut nya, 12 Januari 2010, Philip meminta kami mengusulkan satu judul film Indonesia yang akan direstorasi. Maka muncul dengan spon tan judul Lewat Djam Malam karya Usmar Ismail yang bisa disebut seba gai film terbaik sepanjang masa. Film ini bernilai tinggi bukan hanya karena nilai estetiknya, tapi juga nilai kesejarahannya. Sebagaimana dike tahui, dibanding artefak budaya lain yang “pasif” dan menuntut imaji nasi untuk memaknainya, maka film adalah artefak budaya yang “aktif”, hingga penonton bisa langsung berhadapan dengan masa lalu secara “hidup”.

Semua sepakat dengan usulan itu. Berikutnya adalah kerja “adminis-trasi dan birokrasi” baik di Indonesia maupun Singapura yang terkadang mem buat semangat sempat menciut. Sahabat-sahabat Singapura lain: Lee Chor Lin, Zhang Wenjie, Teo Swee Leeng, Warren Sin, Low Zu Boon, dan Jasmine Low mengurus bagian mereka dan memilih L’Immagine Ritrovata, Bologna, Italia, satu-satunya laboratorium film khusus restorasi di dunia. Direktur laboratorium ini, Davide Pozzi, dan Cecilia Cenciarelli, staf World Cinema Foundation— lembaga bentukan sutradara ternama Martin Scorsese di Cannes 2007—yang kemudian mengadopsi film men-jadi bagian dari sejarah sinema dunia, menjadi sahabat-sahabat baru da-lam proses selanjutnya yang berlangsung setahun penuh.

Di Sinematek Indonesia, ditemukan bahwa negatif asli Lewat Djam Malam masih ada, tapi negatif asli suaranya hanya ada delapan reel dari yang seharusnya sepuluh. Beruntung masih ada duplikat kopi positif dan negatif. Semuanya dalam kondisi yang memprihatinkan. Kopi negatif asli, duplikatnya, dan kopi positif yang terbaik disiapkan untuk dikirim ke Bologna. Pemberitahuan kepada ahli waris dilakukan, Direktur

Page 10: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

ix

Sinematek Indonesia Berthy L Ibrahim dilibatkan, begitu juga Bapak Sinematek Indonesia, Misbach Jusa Biran yang memberi latar belakang pem buatan film itu.

Rincian dari kisah restorasi bisa dibaca dalam artikel-artikel buku ini, baik mengenai kenapa restorasi film harus dilakukan maupun pro-ses res torasinya. Selain itu, buku ini menjadi lengkap dengan adanya pem bi cara an film Lewat Djam Malam itu sendiri yang dilakukan oleh sahabat-sahabat muda, hingga kita bisa mendapatkan perspektif lain. Tidak ketinggalan tulisan tentang Usmar Ismail dan warisannya untuk perfilman Indonesia. Dia meletakkan dasar estetika film Indonesia. Juga tentang kondisi Sinematek Indonesia dan koleksinya yang masih tetap memprihatinkan, padahal ini adalah harta karun bu daya Indonesia. Sebagian masa lalu dan masa depan kita ada di sana.

Karena itu, Lewat Djam Malam yang dibuat atas nama persahabatan dua bapak perfilman Indonesia, Usmar Ismail dan Djamaludin Malik, di res torasi lewat sebuah persahabatan, akan diteruskan dengan Sahabat Sinematek, sebuah perkumpulan nirlaba yang berniat membantu Sinematek Indonesia dengan cara persahabatan seperti yang telah dilaku-kan dengan restorasi Lewat Djam Malam. Semoga persahabatan ini makin meluas.

JB Kristanto

Page 11: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan
Page 12: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Restorasi Lewat Djam Malam

Page 13: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Lee Chor Lin pada pembukaan pekan film Merdeka! di National Museum of Singapore.

Page 14: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Mencari Kembali Eratnya Hubungan Indonesia-Singapura

L E E C h o R L I n

RASA syukur kami panjatkan pada sahabat-sahabat kami di Indonesia, atas kesempatan yang diberikan untuk bekerja sama merestorasi Lewat Djam Malam. Meski kita sudah punya cukup informasi perihal signifikansi historis serta pencapaian artistik Lewat Djam Malam, baru setelah proyek restorasi kita bisa mengapresiasi secara utuh apa yang ingin disampaikan bapak perfilman Indonesia ini, mulai dari konfrontasinya yang berani terhadap hantu-hantu revolusi, hingga penggambarannya yang jujur akan konflik batin para individu yang terjebak dalam pusaran sejarah.

Sebagai institusi nasional yang berdedikasi pada sejarah Singapura, kami terdorong oleh kebutuhan mendesak untuk menjaga warisan ber-sama sejarah film di Asia Tenggara. Karena itulah kami terlibat dalam pro yek restorasi ini. Kami juga tergerak oleh semangat dan keteguhan teman-teman kami di Indonesia, yang mampu mengatasi halangan-halang an teknis dan birokratis untuk tujuan mulia.

Kami tak punya alasan untuk tidak terlibat dalam kolaborasi ini. Takdir National Museum of Singapore, sebelumnya bernama Raffles Museum,

Page 15: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

4 R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan his to ris dengan Indonesia sungguh terasa di National Museum Singapore. Ko-leksi museum kami bermula dari sumbangan para antropologis dan biro-kra si kolonial yang mampir di Singapura di tengah perjalanan mereka ke Indonesia. Pada tahun 1910, kolonial Belanda mengasingkan raja-raja Riau dan Lingga. Di waktu yang sama, sejumlah artefak macam mangkuk dan piring perak berukiran abjad Jawi mulai terdaftar di katalog museum kami.

Gedung National Museum Singapore sendiri berlokasi di kaki Bukit Larang an (sekarang Fort Canning), di mana kerajaan Temasek dulu ber se mayam. Kami tahu kerajaan ini punya kedekatan dengan Jawa, mengingat ornamen-ornamen emas bergaya Majapahit pernah ditemukan di sekitar fondasi kuil dan pancuran di bukit ini. Ornamen-ornamen emas dan temuan lainnya menjadi pameran pertama kami di Galeri Seja rah Singapura museum kami. Konon, nama Singapura berasal dari se orang pangeran muda dari Palembang. Saat ia sedang berjalan di salah satu pesisir pulau ini, sebuah makhluk melompat di hadapannya. Ia ter kesima dengan keanggunan dan kegagahan makhluk tersebut. Ter-cetus lah nama Singapura. Inilah episode singkat dari pertautan sejarah Indonesia dan bangsa kami.

Akhir Maret tahun 2012, kami menyaksikan film Lewat Djam Malam yang hampir selesai direstorasi. Bersamaan dengan itu diputar juga dua film Usmar Ismail dan tiga karya Garin Nugroho. Retrospeksi kecil-kecilan ini bicara tentang arti kebangsaan di dua fase sejarah Indonesia, dan kami belajar banyak dari nya. Meski penontonnya yang hadir tak bisa dibilang banyak, kami per caya mereka datang karena mereka tahu dan peduli dengan Indonesia. Me reka paham adanya warisan bersama dan sejarah di antara Indonesia dan Singapura, mengapresiasi pentingnya film macam Lewat Djam Malam, dan oleh karenanya menyambut

Page 16: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

5R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

gembira program kami yang ber judul Merdeka!. Kebetulan, “merdeka” adalah kata yang diserukan oleh leluhur kami ketika Singapura bebas dari penjajahan.

Proyek restorasi film ini menjadi perjalanan mencari kembali erat-nya hubungan kami dan dinamika perbedaan kami. Sekali lagi, kami ber syukur akan kesempatan bekerja sama dengan orang-orang hebat: Bapak dan Ibu Irwan Usmar Ismail dari keluarga Usmar Ismail, Berthy L Ibrahim dari Sinematek Indonesia, JB Kristanto, Lintang Gitomartoyo dan Alex Sihar dari Yayasan Konfiden, Lisabona Rahman dari Kineforum Dewan Kesenian Jakarta, serta L’Immagine Ritrovata Bologna.

Page 17: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan
Page 18: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Memulihkan Warisan Bersama

Z h a n g W E n j I E D a n L I S a b o n a R a h M a n

PADA tahun 2010, kritikus film Philip Cheah dan JB Kristanto berko la-borasi dengan Yayasan Konfiden dan National Museum Singapore untuk menerjemahkan Katalog Film Indonesia, kumpulan data film Indonesia setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan ide untuk merestorasi sebuah film Indonesia.

Ketika diminta Cheah untuk memilih satu film Indonesia untuk direstorasi, Kristanto mengusulkan Lewat Djam Malam, karya Usmar Ismail tahun 1954. Selain terkesan dengan kualitas naratif serta signi-fi kansi historisnya, Kristanto percaya film tersebut memuat sejumlah wawasan penting tentang masyarakat Asia Tenggara dan transisinya men jadi bangsa yang merdeka. Ketika judul film untuk direstorasi sudah dipu tuskan, Cheah bekerja sama dengan Konfiden dan Kineforum Dewan Ke senian Jakarta untuk mengevaluasi ketersediaan dan kondisi filmnya di Sinematek Indonesia. Pada waktu bersamaan, National Museum Singapore mengontak L’Immagine Ritrovata, sebuah laboratorium resto-rasi film terkemuka di Bologna, Italia, untuk mempersiapkan pemeriksaan elemen-elemen film Lewat Djam Malam.

Hasil riset menunjukkan bahwa kopi negatif gambar dan suara Lewat Jam Malam sesungguhnya komplit, namun beberapa di antaranya dalam kondisi mengkhawatirkan, akibat kesalahan penanganan selama

Page 19: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

8 R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

bertahun-tahun. Lewat Djam Malam sudah pernah dicetak ulang ke kopi positif di awal 90an untuk kebutuhan pemutaran, namun kerusakan dari kopi orisinil film juga turut tercetak di screening copies ini. Bagi yang sudah pernah menonton Lewat Djam Malam dengan screening copies tersebut, yang teringat pastilah gambar goyang, pencahayaan yang tak konsisten, goresan, serta suara yang buruk.

Restu keluarga Usmar Ismail membuka jalan bagi National Museum Singapore, Konfiden, dan Kineforum untuk memulai proyek film Lewat Djam Malam. L’Immagine Ritrovata yang menjadi rekan kerja pun sudah berpengalaman dalam memperbaiki karya-karya penting sinema dunia, di antaranya adalah A Brighter Summer Day (Edward Yang, 1991) dan La Dolce Vita (Federico Fellini, 1960). Proses restorasi memakan waktu tujuh bulan dan lebih dari 2.500 jam reparasi digital hingga selesai. Pekerjaan restorasi yang ekstensif ini harus dijalani untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan kopi film Lewat Djam Malam, sehingga kualitas asli audio visual Lewat Djam Malam bisa dikembalikan. Karena filmnya direstorasi dari kopi asli, kita pun bisa menyaksikan kembali Lewat Djam Malam seperti yang diniatkan Usmar Ismail beberapa dekade silam.

Lewat Djam Malam adalah proyek pertama restorasi film Indonesia secara penuh. Proyek ini diinisiasi berdasarkan misi untuk memulihkan wa ris an bersama sinema Asia Tenggara. Proyek ini menjadi contoh bagai-ma na kecintaan pada sinema bisa menyatukan organisasi dan individu dari berbagai suku bangsa, saling membantu untuk memajukan sinema Asia Tenggara. Medium film tidaklah abadi. Kualitasnya bisa menurun apa-bila tidak dijaga dengan kondisi yang benar. Film-film di Asia Tenggara rawan mengalami hal tersebut karena kondisi iklim daerah ini. Mengingat sum ber daya untuk pengarsipan dan restorasi film masih sangat terbatas di Asia Tenggara, penting bagi para pegiat sinema di daerah ini untuk be kerja sama menjaga warisan bersama. Harta karun dari masa lalu kita patut lah dijaga dan dipertahankan dalam berbagai arsip di Asia Tenggara. Inilah tanggung jawab kita untuk generasi penerus.

Page 20: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Tentang Proses Restorasi

D av I D E P o Z Z I

Restorasi Lewat Djam Malam adalah proyek ambisius berskala inter-nasio nal yang melibatkan banyak orang dan lembaga. Di awal tahun 2011, L’Immagine Ritrovata dilibatkan sebagai laboratorium restorasi. Menger jakan film-film dari berbagai negeri artinya mengurusi masalah-masalah spesifik terkait kondisi fisik dan iklim dari tempat asal sebuah film. Sejak awal kami sudah mengetahui betapa restorasi Lewat Djam Malam akan menjadi ikhtiar yang rumit dan intensif. Elemen-elemen film ini mengalami beberapa goresan, jamur dan jejak-jejak kelembaban, bagian-bagian yang rusak parah, frame yang hilang, serta vinegar syndrome, yakni sejenis pembusukan yang lazim terjadi pada film yang di sim pan dalam kondisi ruang yang lembab. Terjadi penyusutan pita, tekukan emulsi film, dan pembusukan sehingga sepanjang gambar di pita men jadi nyaris transparan. Langkah pertama melibatkan proses riset yang men dalam. Kami mempelajari dan membandingkan semua elemen film yang tersedia, yang terdiri dari pita negatif, interpositive, dan duplikat kopian negatif. Riset ini kemudian meluas seiring dengan ditemukannya unsur-unsur lain yang bisa dibandingkan, seperti kopi positif di mana kami menemukan soundtrack berdurasi 90 detik yang hilang dari semua

Page 21: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

10 R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

Elemen-elemen film yang asli mengalami bermacam-macam kerusakan akibat kondisi penyimpanan sehingga gulungan pita seluloid melengkung dan dan menciut.

Sebelum proses pemindaian seluloid ke format digital, serangkaian perbaikan manual dilakukan, termasuk memperbaiki sambungan dan retakan seluloid.

Page 22: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

11R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

Serangkaian perangkat digital digunakan untuk menyingkirkan efek-efek jamur, kotoran, goresan, efek kelap-kelip (flicker) dari elemen-elemen asli film.

Setelah kerusakan diperbaiki secara digital, koreksi warna pun dilakukan supaya saturasi dan kedalaman optik antara warna hitam dan putih sesuai dengan karakteristik gambar yang asli.

Page 23: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

12 R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

elemen lain yang ada. Kami menggunakan penyuntingan komparatif (decoupage) untuk mendokumentasikan banyak sekali shot dalam setiap gulung an pita, yang meliputi informasi seperti deskripsi narasi, deskripsi fisik, jenis elemen dan stok film, serta kerusakan yang terjadi. Fungsi penyuntingan komparatif ini berfungsi sebagai penyangga dan rujukan kunci yang memberikan petunjuk rekonstruksi film selama proses restorasi.

Langkah kedua melibatkan restorasi fisik elemen-elemen asli filmnya agar dapat dipindai ke dalam format restorasi digital. Karena elemen-elemen filmnya mengalami berbagai macam kerusakan fisik yang bakal mempengaruhi proses pemindaian, kami pun harus melakukan per baikan manual agar kondisi film kembali optimal sehingga gambar yang ditangkap melalui pemindaian berikutnya mampu mendekati kualitas yang asli

Restorasi suara secara digital meliputi perbaikan atas ketidakhamonisan audio seperti clicks, crackle, noise, dan tingkatan suara yang tak seimbang.

Page 24: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

13R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

dan terbaik. Proses perbaikan manual juga dilakukan agar film dapat di-masuk kan ke alat pemindai tanpa harus menambah kerusakan. Langkah perbaikan ini terdiri dari merekatkan potongan pita, merekonstruksi lubang-lubang di pinggir pita dan menambal retakan. Semua elemen ter-sebut juga dibersihkan dengan mesin pencuci ultrasonik.

Selanjutnya uji coba dilakukan untuk membantu kami memilih elemen-elemen terbaik mana yang bisa direstorasi secara digital serta me-nen tu kan resolusi yang diperlukan demi mendapatkan kualitas ter baik. Kami memutuskan untuk memindai elemen film ke dalam resolusi 4K (sekitar 4096x3112 pixel per frame), karena resolusi tersebut me mung-kinkan kami melakukan restorasi yang lebih jauh lagi sembari tetap menjaga kualitas asli filmnya.

Setelah proses pemindaian selesai, restorasi digital pun baru bisa di-mulai. Alur kerja restorasi digital kami biasanya dimulai dengan mem-per baiki ketidakstabilan dan flicker, kemudian berlanjut ke proses yang sa ngat cermat di mana efek-efek vinegar syndrome, kotoran, dan cuka pada setiap frame diperiksa satu per satu dengan serangkaian dengan perangkat otomatis dan manual. Masing-masing dirapikan, diber sih kan, dan warnanya dikoreksi sesuai dengan karakteristiknya, sehingga detail gambar asli tetap terjaga dan terekonstruksi seakurat mungkin.

Untuk restorasi soundtrack secara digital, kurangnya keseragaman bahan yang tersedia serta rupa-rupa kondisi yang menyertainya menjadi masalah utama. Soundtrack negatif yang asli tercetak dalam sejumlah pita film yang berbeda dan dihasilkan dengan teknologi yang berbeda pula. Selain itu, dua gulung pita hilang dari negatif sountrack yang asli. Maka, kami pun harus mengambil suara dari kombinasi interpositive prints.

Dua menit terakhir gulungan seluloid kelima hilang dari negatif soundtrack dan seluruh duplikat. Untungnya semua dapat ditemukan da lam salah satu kopi positif. Soundtrack dipindai dengan menggunakan

Page 25: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

14 R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

tek nologi laser, sementara restorasi audio secara digital meliputi beberapa ta hap penyuntingan manual, de-clicker dan de-crackle beresolusi tinggi, dan beberapa lapis reduksi kebisingan secara otomatis.

Di akhir restorasi, ada dua produk yang dihasilkan: seluloid 35mm yang baru dan paket format kamera digital. Kami senang dengan hasil yang diperoleh, namun yang lebih berharga dari itu, kami merasa ter-hor mat telah mendapatkan kesempatan untuk menyelamatkan film yang penting nilainya bagi sinema nasional Indonesia. Proyek ini pun me nunjukkan pada betapa kesadaran dan inisiatif untuk merestorasi dan pemeliharaan film yang berkelanjutan amatlah penting. Lewat Djam Malam hanyalah satu dari episode dari luasnya sejarah sinema yang per-lu direstorasi. Seiring berjalannya waktu, kondisi pita seluloid bakal te-rus memburuk jika tidak ada upaya untuk pemeliharaan dan restorasi. Kita harus bertindak cepat. Untuk saat ini, sangat menggembirakan bah-wa Lewat Djam Malam akan kembali ke layar lebar. Kedudukannya da-lam sejarah sinema pun kembali diperkokoh.

Page 26: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Kronologi Restorasi Lewat Djam Malam

L I n Ta n g g I To M a RTo y o D a n a D R I a n j o n aT h a n Pa S a R I b u

Januari 2010Philip Cheah (National Museum of Singapore/NMS) mengontak JB Kristanto dan kemudian Lisabona Rahman (Kineforum Dewan Kesenian Jakarta) dengan tawaran untuk menerbitkan Katalog Film Indonesia karya JB Kristanto dalam bahasa Inggris. Penerbitan Katalog Film Indonesia versi Inggris ini rencananya akan dibarengi dengan pemutaran film Indonesia klasik yang sudah direstorasi. Sebelumnya, belum ada film Indonesia yang pernah direstorasi. Lisabona mengabari JB Kristanto perihal proyek restorasi ini. Setelah diskusi dan konsultasi, terpilihlah Lewat Djam Malam karya Usmar Ismail sebagai judul yang akan direstorasi.

September 2010Lisabona mengadakan riset perihal teknis dan ketersediaan fisik Lewat Djam Malam. Riset ini diperlukan agar NMS dapat memperkirakan bujet restorasi yang dibutuhkan. Hasil riset kondisi Lewat Djam Malam di koleksi Sinematek Indonesia: original negative 10 reel, kopi negatif suara 8 reel (reel 8 dan 9 hilang), duplikat positif dan negatif lengkap (masing-masing 10 reel).

Page 27: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

16 R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

NMS mengontak L’Immagine Ritrovata untuk menjadi rekan kerja. L’Immagine Ritrovata merupakan laboratorium di Bologna, Italia, yang khusus mengerjakan restorasi film. Salah dua karya bersejarah yang pernah pulihkan oleh laboratorium ini adalah A Brighter Summer Day (Edward Yang, 1991) dan La Dolce Vita (Federico Fellini, 1960). Atas spesialisasi dan track record inilah, L’Immagine Ritrovata dipercaya NMS untuk merestorasi Lewat Djam Malam.

Januari 2011NMS mengontak L’Immagine Ritrovata untuk bersiap mengadakan pemeriksaan materi film Lewat Djam Malam, untuk mengetahui seberapa jauh kerusakannya. Pengiriman materi untuk dites dilakukan pada tanggal 12 Januari oleh Lintang Gitomartoyo (Yayasan Konfiden). Materi yang dikirim adalah original negative (reel 1 dan 9), kopi duplikat negatif (reel 1 dan 9), negatif suara (reel 1), kopi duplikat positif (reel 1 dan 9). Total tujuh reel dikirim ke Bologna.

Maret 2011Davide Pozzi, direktur L’Immagine, mempresentasikan hasil pemeriksaan materi film Lewat Djam Malam, 3-4 Maret di National Museum of Singapore. Indonesia diwakili oleh Lisabona dan Lintang, sementara NMS oleh Zhang Wenjie. Davide memaparkan bahwa permasalahan utama Lewat Djam Malam adalah jamur di seluloid film. Apabila tidak dita ngani dengan benar, jamur ini bisa menyebabkan gambar di seluloid film hilang.

Ada tiga pilihan hasil akhir restorasi yang ditawarkan: 2K, 3K, dan 4K. Davide menyiapkan sampel (berdurasi sepuluh menit) untuk masing-masing pilihan hasil akhir, untuk memberi gambaran seperti apa jadinya Lewat Djam Malam setelah direstorasi. Setelah diskusi dan konsultasi, NMS memilih proses restorasi digital yang sifatnya menurun per tahap kualitasnya. Proses film scanning dilakukan dengan kualitas 4K, kemudian

Page 28: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

17R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

dibersihkan, dirapikan, dan diperbaiki dengan kualitas 3K. Hasil akhirnya adalah seluloid dan DCP (digital cinema package) dengan kualitas 2K.

Pilihan hasil akhir DCP kualitas 2K dikarenakan proyektor yang le bih banyak dipakai (terutama di Asia Tenggara) adalah proyektor 2K. Pro-yektor 4K masih terbatas. Hasil akhir berupa seluloid dipilih, karena masih di anggap sebagai bentuk penyimpanan data yang paling baik dan awet.

Juni 2011Tanda tangan surat persetujuan antara NMS dan Irwan Usmar Ismail, pihak keluarga Usmar Ismail sekaligus pemilik hak film Lewat Djam Malam. Tiga poin yang terangkum dalam kontrak: 1) film Lewat Djam Malam akan direstorasi dengan dana NMS di L’Immagine Ritrovata, Bologna, Italia, 2) Indonesia akan menerima 1 kopi positif 35 mm dan DCP, sementara pihak NMS mendapat 1 kopi positif hasil restorasi Lewat Djam Malam, dan 3) NMS berhak menggunakan hasil restorasi film ini untuk kegiatan non-komersial.

Agustus 2011Pengiriman sisa materi film untuk direstorasi pada tanggal 19 Agustus oleh Lintang. Materi yang dikirim adalah: negatif gambar (reel 2-8 dan 10), negatif suara (reel 2-7 dan 10), duplikat negatif (reel 2-8 dan 10), duplikat positif (reel 2-8 dan 10), trailer (1 reel), title reel (1 reel). Total ada 33 reel yang dikirim ke Bologna. Lisabona mengirimkan film-film Usmar Ismail yang lain dalam bentuk DVD ke Bologna, sebagai acuan warna dan gambar bagi L’Immagine Ritrovata dalam merestorasi Lewat Djam Malam. Salah satu film yang dikirim adalah Darah dan Doa.

Januari 2012Ketika berkunjung ke L’Immagine Ritrovata, Lisabona mengabarkan ada sua-ra yang hilang pada menit ke-45 di reel lima. Durasi total suara yang hi lang

Page 29: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

18 R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

adalah 1 menit 46 detik. Setelah diperiksa kembali, semua materi film Lewat Djam Malam yang dikirimkan ke Bologna memiliki cacat yang sama.

Februari 2012L’Immagine mempresentasikan proses kerja restorasi Lewat Djam Malam, 7 Februari di National Museum of Singapore. Perwakilan dari Indonesia yang hadir adalah Irwan Usmar Ismail, JB Kristanto, dan Lintang. Film baru 70% direstorasi. Suara sudah selesai direstorasi (kecuali 1 menit 46 detik yang hilang), sementara restorasi gambar hanya setengah dari total reel keseluruhan.

Dari presentasi ini, teridentifikasi dua masalah. Pertama, ada jamur-jamur yang tak dapat diangkat atau dikurangi sama sekali, karena jamur berada dalam frame-frame adegan yang mengandung gerakan di dalamnya. Pengangkatan jamur akan berdampak pada kualitas gambar. Kedua, belum ditemukan solusi untuk audio film yang hilang. Sempat muncul wacana untuk melakukan dubbing dan rekonstruksi suara, namun menurut pihak lab, hasilnya tidak akan sama. Solusi yang diajukan pihak lab adalah membuat dua subtitle sekaligus (bahasa Indonesia dan Inggris) apabila data audio yang dibutuhkan tidak ditemukan.

Diskusi selama presentasi di Singapura membuahkan dua agenda untuk pihak lab. Pertama, riset tentang perfilman Indonesia. Kedua, membantu pencarian audio yang hilang. Pada tanggal 9 dan 10 Februari, Davide Pozzi dan Cecilia Cenciarelli mengunjungi Jakarta. Cecilia merupakan perwakilan dari Cineteca Bologna, arsip film di Bologna yang memiliki hubungan institusional dengan L’Immagine Ritrovata. Cineteca juga tergabung dalam jaringan World Cinema Foundation (WCF) yang diketuai Martin Scorsese. Pada hari pertama, Davide dan Cecilia bertemu dengan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta, Sinematek Indonesia, dan Yayasan Konfiden untuk perkenalan institusi serta dialog tentang industri dan preservasi film di Indonesia. Pada hari kedua, Davide dan Lintang

Page 30: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

19R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

mencari data audio yang dibutuhkan untuk restorasi komplet Lewat Djam Malam. Data tersebut akhirnya ditemukan di kopi D.

Pengiriman kopi film Lewat Djam Malam yang bersuara komplet ke Bologna, dilakukan pada 22 Februari oleh Lintang. Materi yang dikirim adalah: kopi positif D (reel 1-5), dan negatif suara (reel 5/6). Total ada 6 reel yang dikirim.

Maret 2012Di awal Maret, World Cinema Foundation (WCF) menghubungi NMS dan Konfiden dengan permintaan untuk berpartisipasi dalam proyek restorasi Lewat Djam Malam, dengan menanggung sebagian dari keseluruhan biaya restorasi. Apabila tawaran WCF diterima Sinematek Indonesia dan NMS, maka karya Usmar Ismail tahun 1954 tersebut menjadi salah satu judul yang didistribusikan oleh WCF ke seluruh dunia.

Terjadilah dialog antara NMS dan Sinematek Indonesia yang dime diasi oleh Konfiden. Irwan Usmar Ismail memberikan kuasa pada Sinematek Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan WCF, sehingga dibuat lah kontrak antara Sinematek dan WCF. Terjadi dua perubahan dari per-setujuan sebelumnya. Pertama, kredit restorasi yang tadinya dialamat kan pada Sinematek Indonesia dan NMS kini turut melibatkan WCF. Artinya, ketiga nama instansi tersebut akan ada di bagian pembuka hasil res torasi Lewat Djam Malam, di manapun film itu diputar. Kedua, lisensi film Lewat Djam Malam menjadi hak milik Sinematek Indonesia dan WCF.

Perpindahan lisensi ini berdampak pada hak distribusi Lewat Djam Malam hasil restorasi. NMS tetap memegang hak distribusi non-komersial untuk zona Asia, kecuali Indonesia. Sinematek Indonesia punya hak distribusi non-komersial di Indonesia, sementara WCF di seluruh dunia kecuali Asia. Untuk distribusi komersial, WCF adalah di seluruh dunia kecuali Indonesia. Hak distribusi komersial di Indonesia dipegang oleh Sinematek Indonesia.

Page 31: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

20 R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

Maret 2012Lewat Djam Malam dengan hasil restorasi 90 persen diputar di National Museum of Singapore, 28 Maret hanya untuk undangan. Total ada 240 penonton memenuhi ruang pemutaran NMS yang berkapasitas 247 orang. Lewat Djam Malam menjadi film pembuka program Merdeka!, yang berlangsung dari 28 sampai 31 Maret di NMS. Dalam program yang sama, dua film Usmar Ismail lainnya (Darah dan Doa dan Tamu Agung) dan tiga film Garin Nugroho (Surat untuk Bidadari, Puisi Tak Terkuburkan, dan Mata Tertutup) turut diputar. Perwakilan Indonesia yang hadir di acara ini adalah JB Kristanto, Lintang Gitomartoyo, dan Alex Sihar dari Yayasan Konfiden, Irwan Usmar Ismail beserta istri, serta Berthy L Ibrahim dari Sinematek Indonesia, A Rahim Latif, importir dan distributor, yang juga sangat mengenal Usmar Ismail dan turut membantu proses restorasi, juga hadir dalam pemutaran ini JB Kristanto dan Lee Chor Lin (direktur NMS) memberikan sambutan sebelum pemutaran hasil restorasi Lewat Djam Malam.

Mei 2012Festival Film Cannes ke-65 memutar hasil restorasi Lewat Djam Malam tanggal 17 Mei di ruang Bunuel, Palais des Festival, Prancis. Pemutaran ini menjadi pembuka Cannes Classics, program khusus untuk film-film klasik yang direstorasi. Setiap tahunnya, WCF punya slot khusus di Cannes Classics, terkait dengan status Cannes sebagai tempat terbentuknya WCF tahun 2007 silam. Tahun ini, Lewat Djam Malam mengisi slot milik WCF di Cannes bersama dengan satu film India, Kalpana karya Uday Shankar tahun 1948. Pemutaran film dibuka dengan sambutan lima orang: Thierry Frémaux (Direktur Festival Film Cannes), Kent Jones (Direktur Eksekutif WCF), Alex Sihar, Lee Chor Lin (Direktur NMS), dan Pierre Rissient (kritikus film senior dari Prancis).

Page 32: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Penayangan Internasional Hasil Restorasi

To To T I n D R a RTo

SEBELUM disaksikan masyarakat Indonesia mulai Juni 2012, hasil restorasi Lewat Djam Malam sudah diputar dua kali di luar negeri. Pe-na yang an pertama berlangsung di National Museum of Singapore (NMS) pada 28 Maret 2012. Saat itu sebenarnya baru 90 persen restorasi selesai. Malam itu 240 tamu memenuhi ruang pemutaran NMS yang berkapasitas 247 tempat duduk.

Lewat Djam Malam menjadi pembuka program Merdeka!, yaitu pemu-taran enam film karya Usmar Ismail dan Garin Nugroho yang dianggap perintis dan pembaharu sinema Indonesia modern. Setelah acara dibuka oleh Direktur NMS Lee Chor Lin, penasehat proyek restorasi JB Kristanto mem perkenalkan Lewat Djam Malam ke hadapan penonton, “Usmar Ismail adalah sutradara Indonesia pertama yang memperlakukan film seba gai pernyataan personal atau komentar sosial. Ini adalah lompatan kuantum dari semua pendahulunya dan mayoritas pembuat film sampai sekarang, yang melihat film sebagai hiburan semata.”

Hasil restorasi penuh ditayangkan pertama kali sebagai World Premiere dalam program Cannes Classics pada pada hari kedua Festival Film Cannes ke-65, 17 Mei 2012. Sekitar 300 penonton memenuhi Salle Buñuel, Palais

Page 33: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Katalog, pamflet, dan tiket Lewat Djam Malam di Cannes Classics.

Page 34: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

23R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

des Festivals. Ikut menonton Alexander Payne, sutra dara pe me nang Oscar penulis skenario terbaik untuk filmnya, The Descendants, yang hadir di Cannes tahun ini sebagai anggota Dewan Juri kom pe tisi utama.

Cannes Classics merupakan seleksi resmi Cannes untuk memutar resto rasi karya-karya klasik dan monumental dari berbagai penjuru dunia. Tahun ini Lewat Djam Malam dan Kalpana (Uday Shankar, India, 1948) diputar atas pilihan World Cinema Foundation (WCF) yang diketuai oleh Martin Scorsese. Lembaga yang berpusat di Jenewa dan New York itu di bentuk untuk menyelamatkan film-film yang dianggap layak menjadi ba gian dari sejarah perfilman dunia. Keduanya bersanding dengan film-film monumental karya John Boorman, Andrei Konchalovsky, Roman Polanski, Claude Miller, Alfred Hitchcock, Keisuke Kinoshita, Roberto Rosselini, Steven Spielberg, Agnes Varda, Sergio Leone, dan lain-lain.

Pemutaran Lewat Djam Malam dalam gelaran bersejarah mem-peringati tahun ke-65 penyelenggaraan festival film paling ber geng si itu di buka oleh Thierry Frémaux, (Direktur Festival Cannes), Alex Sihar (Direktur Yayasan Konfiden), Kent Jones (Diek tur Eksekutif WCF), dan Lee Chor Lin (Direktur NMS).

Thierry Frémaux, Kent Jones, dan Lee Chor Lin sepakat bahwa karya ter baik Usmar Ismail ini merupakan salah satu warisan perfilman dunia yang sangat pantas diselamatkan dan merasa beruntung bisa terlibat da-lam restorasinya. Sementara Alex Sihar menekankan perjuangan ke ras para penggiat film Indonesia dalam mengupayakan restorasi dan kon ser-vasi film-film Indonesia yang sebagian besar dalam keadaan rusak dan ter ancam kepunahan.

Penayangan perdana ini diantar oleh Pierre Rissient, salah satu kriti-kus film Prancis terkemuka, yang pernah menonton di Jakarta pada 1977 dan sangat terkesan meski tanpa teks terjemahan. Ia bersyukur bisa me-nyak sikan hasil restorasi film ini dan akhirnya bisa memahami selu ruh dialognya 35 tahun kemudian. Rissient menekankan pentingnya me mu-

Page 35: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

24 R E S To R a S I L E WaT D j a M M a L a M

lih kan dan menonton kembali karya Usmar Ismail dan Asrul Sani, dua pem buat film Asia yang sangat ia hargai.

Film ini juga akan ditayangkan sebagai bagian dari konferensi ASEACC (Association for Southeast Asia Cinema Conference) di Singapura 19 Juni 2012, dan dalam program Il Cinema Ritrovata di Bologna 2012 (Festival Film Klasik Bologna 2012) pada 23-30 Juni 2012.

Semua pihak yang tertarik untuk melakukan pemutaran film ini selanjutnya untuk kepentingan non-komersial dan festival, dapat menghubungi Sinematek Indonesia (untuk wilayah Indonesia), NMS (untuk wilayah Asia di luar Indonesia), atau WCF (untuk wilayah lain di dunia di luar Asia). *Penyumbang bahan: Alex Sihar, Lisabona Rahman.

Alamat kontak:Sinematek IndonesiaJl. H.R. Rasuna Said Kuningan, Kav. C-22 Jakarta 12940 INDONESIATelp.: 021-5268455, Fax.: [email protected] – www.sinematekindonesia.com

atau melalui:Sahabat [email protected] – www.sahabatsinematek.org

National Museum of Singapore (NMS)93 Stamford Road, Singapore 178897Special Attention to: Zhang [email protected] – www.nationalmuseum.sg

World Cinema Foundation (WCF)110 W. 57th Street, 5th Fl., New York, NY 10019 USASpecial Attention to: Douglas [email protected] – www.worldcinemafoundation.org

Page 36: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Sebelum dan Sesudah

Restorasi

Page 37: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

26 S E b E L u M D a n S E S u D a h R E S To R a S I

Page 38: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

27S E b E L u M D a n S E S u D a h R E S To R a S I

Page 39: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

28 S E b E L u M D a n S E S u D a h R E S To R a S I

Page 40: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

29S E b E L u M D a n S E S u D a h R E S To R a S I

Page 41: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

30 S E b E L u M D a n S E S u D a h R E S To R a S I

Page 42: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

31S E b E L u M D a n S E S u D a h R E S To R a S I

Page 43: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

32 S E b E L u M D a n S E S u D a h R E S To R a S I

Page 44: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

33S E b E L u M D a n S E S u D a h R E S To R a S I

Page 45: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan
Page 46: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Lewat Djam Malam

Page 47: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Iskandar (AN Alcaff) dan Puja (Bambang Hermanto).

Page 48: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Kredit Lewat Djam Malam

PELaKon

AN Alcaff IskandarNetty Herawati NormaDhalia LailaAwaludin GafarRd Ismail GunawanA Hadi Ayah NormaBambang Hermanto PujaAedy Moward AdlinTitien Sumarni IdaAstaman Lukman Jusuf S Taharnunu Wahid Chan

KRu

Srijani S Penata BusanaHanida Arifin Penata RiasE Sambas Perekam SuaraBob Saltzman Perancang SuaraGRW Sinsu Penata MusikSoemardjono Penata GambarMax Tera Penata KameraKasdullah Juru KameraAbdul Chalid Penata ArtistikMD Aliff Manager UnitAsrul Sani Cerita, SkenarioDjamaludin Malik ProduserUsmar Ismail ProduserUsmar Ismail SutradaraPerfini ProduksiPersari Produksi

Page 49: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Menjelang hukuman tembak.

Page 50: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Sinopsis Lewat Djam MalamSeorang bekas pejuang, Iskandar (AN Alcaff), kembali ke masya-rakat dan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan yang sudah asing baginya. Pembunuhan terhadap seorang perempuan dan keluarganya atas perintah komandannya di masa perang terus menghantui dirinya.

Tepat pada jam malam yang sedang diberlakukan, ia masuk rumah pacar nya, Norma (Netty Herawati). Itu awal film yang masa kejadiannya ha nya dua hari. Keesokannya ia dimasukkan kerja ke kantor gubernuran oleh calon mertuanya. Tidak betah dan malah cekcok. Dengan kawan lama nya, Gafar (Awaludin), yang sudah jadi pemborong, ia juga tak mera sa cocok. Ia masih mencari kerja yang sesuai dengan dirinya.

Bertemu dengan Gunawan (Rd Ismail), bekas komandannya, ia se ma kin muak melihat kekayaan dan cara-cara bisnisnya. Apa-lagi setelah tahu bahwa Gunawan merampas harta perempuan yang ditembak Iskandar itu lalu dijadi kan modal usahanya seka-rang. Kemarahannya memuncak. Ia lari dari pesta yang diadakan pacarnya untuk dirinya dan pergi mencari Gunawan, ditemani be kas anak buahnya Pujo (Bambang Hermanto), yang ja di centeng rumah bordil, yang dihuni oleh Laila (Dahlia), pelacur yang meng-im pi kan kedamaian sebuah rumah tangga yang tak kunjung da-tang.

Pulang ke pesta, ia melihat polisi datang. Ia curiga dirinya dicari-cari. Maka lari lagilah dia sampai kena tembak oleh Polisi Militer, karena me lang gar peraturan (lewat) jam malam, justru di saat dia menghampiri kem bali Norma, satu-satunya orang yang mau mengerti dirinya.

Karya terbaik Usmar Ismail. Sebuah kritik sosial yang tajam mengenai para bekas pejuang kemerdekaan pasca-perang. Maka di akhir film dibu buh kan kalimat: “Kepada mereka yang telah memberikan sebesar-besar pengor banan nyawa mereka, supaya kita yang hidup pada saat ini dapat me nik mati segala kelezatan buah kemerdekaan. Kepada mereka yang tidak menuntut apapun buat diri mereka sendiri.”

Page 51: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

40 L E WaT D j a M M a L a M

Page 52: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Usmar Ismail 1950-1970

Tidak Mudah Menjadi Indonesia

To To T I n D R a RTo

1.“Sejarah film Indonesia tidak bisa ditulis tanpa menulis sejarah hidup Usmar Ismail,” kata Asrul Sani. Itu berarti, sejarah film Indonesia sebetul-nya masih terbilang muda, lebih singkat dibanding pengalaman orang Indonesia menonton dan membuat gambar hidup, karena film yang di-akui Usmar Ismail sebagai karya pertamanya baru dibuat setengah abad se sudah bioskop masuk ke negeri ini.

Sejak bioskop pertama di Jalan Kebon Jahe, Tanah Abang, berdiri pa da 5 Desember 1900 penduduk Hindia Belanda sudah bisa merasakan sen sasi film. Bioskop berkembang terutama setelah pedagang Cina ma-suk ke bisnis tersebut dan mengimpor film-film Hollywood, Jerman, dan Cina. Tapi, dibutuhkan waktu 26 tahun sampai G Krugers, sutradara do-ku men ter Belanda bersama regent Bandung RAAHM Wiranatakusumah V, memproduksi film cerita pertama di Indonesia, Loetoeng Kasaroeng (1926).

Setelah itu, 25 tahun berikutnya, setidaknya terdapat 124 film cerita lain dibuat oleh sutradara-sutradara berkebangsaan Belanda, Cina, dan

Page 53: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

42 L E WaT D j a M M a L a M

ke mu dian juga Indonesia. Dua mantan wartawan, Bachtiar Effendy (Njai Dasima, 1932) dan Andjar Asmara (Kartinah, 1940), menjadi pemula, yang disusul sejumlah sutradara pribumi lain termasuk Usmar Ismail. Ia waktu itu masih bekerja untuk South Pacific Film Corporation dan sem-pat membuat dua film pada 1949, Harta Karun dan Tjitra.

Praktis dalam seperempat abad pertama kehadirannya, film-film Indonesia—sebagaimana motif utama pedagang Cina yang sejak 1925 mengua sai usaha perbioskopan—dibuat semata sebagai barang hiburan dan komoditas dagang.

Motif komersial yang terlampau kuat itu mendorong Usmar Ismail keluar dari perusahaan film Belanda itu dan bersama beberapa teman seni man mendirikan Perusahaan Film Nasional (Perfini). Ia merasa gerah karena mesti mengakomodir banyak “pesanan” dari produser. Dengan modal dari kantung sendiri, ditambah persekot dari pemilik bioskop yang bersedia mengedarkan, pada 1950 ia membuat The Long March, yang lebih populer dengan judul Darah dan Doa. Film yang kemudian diakui sebagai film pertamanya.

Dikembangkan dari cerita Sitor Situmorang, Darah dan Doa mengisah-kan perjalanan pulang pasukan TNI Divisi Siliwangi dari Yogya ke Jawa Barat, setelah ibukota sementara itu diserang dan diduduki Belanda. Ceri-ta berpusat pada pemimpin rombongan, Kapten Sudarto (Del Juzar). Meski pun sudah beristri, dalam perjalanan ia terlibat cinta dengan dua gadis. Film ini juga menggambarkan ketegangan terhadap ancaman serang-an Belanda, selain berbagai persoalan kemanusiaan seperti ketakut an, keraguan, penderitaan, kesetiakawanan, pengkhianatan, dan lain-lain.

Kendati menempati posisi istimewa dalam sejarah film Indonesia, Darah dan Doa bukanlah film terbaik Usmar Ismail. Ia sendiri mengakui, film ini terlalu banyak maunya, berhasrat menampilkan seluruh kejadian be sar yang berlangsung dalam Revolusi Indonesia akibat semangatnya yang meluap-luap. Ia juga mengakui masih sangat banyak kekurangan

Page 54: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

43L E WaT D j a M M a L a M

teknis, termasuk dalam penyusunan cerita dan penyutradaraan, karena minim nya pengetahuan dan pengalaman.

Keistimewaan Darah dan Doa tercermin dari penahbisannya seba gai film Indonesia pertama, di samping hari pertama pengambilan gambar-nya (30 Maret) dijadikan Hari Film Nasional, Usmar Ismail dianggap Pelopor Film Nasional, dan bersama Djamaludin Malik diakui sebagai Bapak Perfilman Indonesia.

2.Predikat “film Indonesia pertama” diberikan karena Darah dan Doa di-sutra darai oleh orang Indonesia asli, diproduksi oleh perusahaan film Indonesia, dan diambil gambarnya di Indonesia. Misbach Jusa Biran beralasan karena film itu mencerminkan kesadaran nasional dan meng-isyaratkan lahirnya sejarah film Indonesia. Asrul Sani mendefinisikannya sebagai film yang menjurubicarai perjuangan rakyat Indonesia, film yang merupakan bagian integral dari kehidupan dan perjuangan rakyat Indonesia.

Sejumlah pengamat dan peneliti film tidak sepakat dengan “pe-mujaan” terhadap Usmar dan film itu, karena berarti menafikan ke ber-adaan dan kontribusi produser serta sutradara lain yang telah membuat film di Indonesia sejak 25 tahun sebelumnya. Boleh dibilang merekalah yang membangun infratruktur perfilman Indonesia, termasuk melahirkan bintang-bintang film berkualitas yang disukai penonton serta pekerja film terampil seperti Usmar Ismail.

Usmar sendiri mengatakan Darah dan Doa tidak dibuat dengan per hi-tungan komersial apapun dan semata-mata hanya didorong idealisme. Jadi, setidaknya ada tiga motif besar yang mendasari pengakuan pada Darah dan Doa sebagai film Indonesia pertama, yaitu sentimen nasional is me, politik identitas, dan hasrat idealisme yang sangat kuat. Tiga ob se si yang kerap menjadi kegelisahan warga sebuah bangsa yang baru merdeka.

Page 55: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

44 L E WaT D j a M M a L a M

Tentu bukan kebetulan jika film itu dan film-film Usmar Ismail berikut nya juga memuat kegelisahan mengenai tiga hal tersebut. Isu na-sional isme mudah terbaca pada film-filmnya yang bertema revolusi dan politik: Enam Djam di Djogja (1951), Kafedo (1953), Lewat Djam Malam (1954), Tamu Agung (1955), Pedjuang (1960), Toha Pahlawan Bandung Selatan (1961), Anak-anak Revolusi (1964). Di sini Usmar mempunyai kecenderungan anti hero dengan menggambarkan para pejuang, yang dalam sejarah dianggap pahlawan, sebagai manusia biasa. Justru sebagai bekas pejuang berpangkat mayor ia berani jujur dan menolak mitos ke-pahlawanan yang serba suci dan sempurna.

Dalam mengolah persoalan identitas, atau persisnya kegamangan kul-tural manusia-manusia yang baru menikmati kemerdekaan, Usmar lebih sering mengemas atau menyelipkan sentilan atau kritik sosial terhadap kecenderungan kebarat-baratan terutama kelas menengah Indonesia pada sebagian besar filmnya. Perkara-perkara sepele yang tidak pernah diangkat dalam film-film yang dibuat di Indonesia sebelumnya, namun senantiasa mengganggunya. Melalui sentilan, ia tidak semata mempersoalkan jati-diri, melainkan terus-menerus mengingatkan pentingnya memiliki ke pri-badian yang kuat sebagai sebuah bangsa merdeka.

Adapun gagasan mengenai idealisme boleh dikata merupakan topik abadi pada hampir semua film Usmar Ismail, yang direpresentasikan da lam konflik antara karakter idealis dengan karakter pragmatis. Mena-rik nya, kendati terasa selalu menempatkan karakter idealis sebagai protagonis, ia tidak membabi buta membela mereka. Iskandar (AN Alcaff) dalam Lewat Djam Malam, misalnya, ditembak mati akibat kekerasan hati nya ketika hendak menemui satu-satunya orang yang dianggap bisa me mahami idealisme dan kegelisahannya.

Penggambaran seperti itu justru memperlihatkan kecintaan dan pe-mihakan Usmar. Setelah menjadi manusia berdaulat kita mempunyai seti-daknya dua pilihan: idealis atau pragmatis. Seorang idealis adalah anjing

Page 56: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

45L E WaT D j a M M a L a M

penjaga kesadaran yang mesti terus ada buat memelihara keseimbangan, sehingga tidak boleh bersikap bodoh, frustrasi, dan fatalis, karena malah akan berakibat mematikannya. Dan itu jelas merugikan—dalam konteks film-filmnya—perjalanan kemerdekaan bangsa ini.

Hal-hal tersebut di atas bisa menjadi argumentasi penguat mengapa Darah dan Doa serta semua film Usmar secara estetika sangat layak di-anggap prototipe “film Indonesia.” Keberadaannya jelas-jelas menandai ke-hadiran film-film yang berakar dan tumbuh di tanah gembur masyarakat Indonesia, alias bukan sesuatu yang dipetik dari langit khayali.

Usmar tidak sekadar memotret Indonesia dengan perspektif turis-tik, lalu mengeksploitasinya menjadi hiburan atau tontonan eksotis de ngan konteks yang dicari-cari. Ia merasakan kegelisahan, lalu meng-olah pelbagai persoalan faktual bangsa dan masyarakatnya untuk kemu-dian diceritakan sebagai ekspresi personal dengan gagasan yang kuat. Ditambah lagi, ia mempunyai obsesi besar pada perfeksi teknis dan artis-tik, sehingga setelah membuat tiga film pada 1952 ia menerima tawaran bea siswa Yayasan Rockefeller untuk belajar film di UCLA, Los Angeles, Amerika Serikat.

Setahun belajar dan berkeliling studio-studio Hollywood sempat seben tar mengubah Usmar. Film pertama yang dibuat seusai belajar, Kafedo, terasa menampilkan gaya dan ritme Amerika, termasuk adegan-adegan perkelahian yang seru. Padahal film itu mengisahkan persaingan cinta pada masa revolusi fisik. Karakter utamanya seorang nasonalis yang ber mukim di Mentawai dan bergaul dengan orang-orang kota namun te-tap teguh memegang adat-istiadat, atau dalam deskripsi Usmar kala itu, “Percampuran manusia alam dan manusia peradaban.”

Tapi, ia cepat berubah lagi. Setelah itu ia membuat dua film de ngan konsep dan orientasi berbeda, yang sama berhasilnya. Dengan itu sebe-tulnya tugasnya sebagai perintis sudah selesai, karena telah mem bukti-kan mampu membuat dua jenis film yang selalu dipertentangkan: film

Page 57: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

46 L E WaT D j a M M a L a M

laris yang digemari penonton dan film bagus yang dipuji kritikus dan juri festival.

Yang pertama Krisis (1953), komedi sketsa penghuni rumah kon-trakan yang diniatkan sebagai film komersial. Film itu berhasil menjadi film terlaris setelah Terang Boelan (Albert Balink, 1938). Kedua, Lewat Djam Malam dibuat bekerja sama dengan Perseroan Artis Indonesia (Persari) se bagai film bermutu guna bertarung di Festival Film Asia (FFA). Walau pun batal mengikuti FFA karena dilarang pemerintah, film itu men dapat lima penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) 1955, ter-masuk Film Terbaik, dan hingga kini dianggap film Indonesia terbaik se panjang masa.

Film yang baru selesai direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation itu oleh produser dan anggota Komite Film DKJ (De wan Kesenian Jakarta) Abduh Aziz dinilai, “Menyampaikan isu paling kon tekstual zamannya. Ada soal pembangunan yang baru ber-jalan, ada soal frustasi para pejuang. Ada juga soal manusia sebagai kor-ban pergolakan sejarah zamannya. Film ini sangat baik menangkap se-mua persoalan itu.”

Apresiasi dari orang-orang yang bahkan tidak hidup sezaman dengan pembuatnya itu semakin membuktikan bahwa ke-Indonesia-an film-film Usmar Ismail adalah sesuatu yang otentik dan menyatu erat seperti darah dalam daging, sehingga mudah dilihat dan dirasakan keunikannya. Indonesia sebagai semacam ruh sekaligus pembeda filmnya dengan 125 film lain yang pernah dibuat selama 25 tahun sebelumnya, bahkan, ironis-nya, juga dengan ribuan film berikut yang dibuat orang Indonesia sampai dengan hari ini, 62 tahun kemudian.

3.Tidak pernah ada jalan mudah untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berarti, termasuk usaha Usmar Ismail membuat apa yang disebut

Page 58: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

47L E WaT D j a M M a L a M

“film Indonesia.” Bukan sekadar “film yang dibuat di Indonesia” atau “film yang dibuat oleh orang Indonesia.”

Sebagai pengusaha ia harus berhadapan dengan kenyataan untuk berkompromi dalam banyak hal. “Barangkali filmnya yang paling murni hanya Darah dan Doa. Dalam film-film lain ia ‘belajar’ berkompromi biar pun dengan rasa sinis,” tulis Asrul Sani. Kompromi paling nyata ada-lah ketika ia terpaksa membuat film-film komersial yang, seberapa pun tidak disukai, tetap dikerjakan dengan pandangan kritis mengenai ke-hidupan masyarakatnya. “Bukan film hiburan yang asal-asalan,” dalam istilah Misbach Jusa Biran.

Setelah Krisis yang laris manis, Usmar juga membuat Tamu Agung (1955), Lagi-lagi Krisis (1955), Tiga Dara (1956), Delapan Pendjuru Angin (1958), Asrama Dara (1958), Amor dan Humor (1961), dan Big Village (1968). Semuanya berjenis komedi, tetapi tidak satu pun me-nya mai kesuksesan Krisis. Tiga Dara, musikal yang melambungkan po-pularitas Indriati Iskak, adalah yang paling laku di pasar.

Namun, Tamu Agung, satir politik mengenai Bung Karno, justru ber-hasil mencuri perhatian pengamat film di dalam dan luar negeri. “Film itu merupakan satir sosial dengan kompleksitas dan kecanggihan se buah film sekualitas film Jean Renoir, La Règle du Jeu (Aturan Main, 1939). Dua segi lain yang patut memperoleh perhatian: bermain-main de ngan kon vensi sinematik film musikal pada bagian pembuka diimbangi ber-main-main dengan konvensi retorikal Indonesia di bagian lain,” puji David Hanan, pengajar kajian film dan televisi dari Monash University, Melbourne.

Toh, tantangan terbesar Usmar Ismail sebagai pencipta justru datang dari kondisi bangsanya sendiri, yang juga baru mengenal film sebagai me dium interpretasi dan dramatisasi persoalan kehidupan, tidak sekadar medium hiburan seperti biasanya. Akibatnya, film yang menggambarkan realitas sehari-hari dipandang sebagai generalisasi kenyataan.

Page 59: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

48 L E WaT D j a M M a L a M

Norma (Netty Herawati) di tengah pesta.

Page 60: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

49L E WaT D j a M M a L a M

Banyak adegan pertempuran Darah dan Doa dipotong sensor karena terlalu realistis dan dianggap sadis. Film itu juga diprotes TNI-AD kare na menggambarkan perwira yang terlalu manusiawi dan lemah, juga kisah percintaan sang perwira dengan gadis Eropa, serta bagian cerita menge-nai Darul Islam (DI) yang dikhawatirkan bakal membangkitkan sema-ngat jahat umat Islam lain. Sebaliknya, PKI memprotes karena orang-orang komunis di dalam film itu digambarkan sebagai fanatik yang suka mem balas dendam.

Menghadapi paradigma generalisasi seperti itu, dalam film-film berikutnya Usmar mesti berakrobat agar tidak ada yang tersinggung. Maka, “Orang-orang jahat hanyalah Belanda saja. Orang Indonesia semua-nya baik dan kalau suatu waktu menjadi pengkhianat, tabu untuk me-nyebutkan asal golongannya. Itulah sebabnya dalam film-film Indonesia yang menjadi bandit selalu golongan yang paling lemah posisi sosialnya, antara lain pengusaha!” simpulnya.

Lebih berat dari itu, sebagai seniman penting dan menonjol serta buda-wayan (pendiri dan ketua umum Lesbumi, 1962-1969), Usmar kemudian ikut terseret dalam pergolakan besar politik dan ekonomi, di mana perang ideologi kesenian dan kebudayaan antara kelompok komunis dengan nasionalis menjadi salah satu medan pertempuran terbesar dan mungkin ter dramatis, yang berujung pada berakhirnya kekuasaan Soekarno. Tak meng herankan apabila ia konon masuk dalam daftar orang yang akan di tumpas PKI pada 5 Oktober 1965, karena dituduh antek CIA dan kaki ta ngan AMPAI, perwakilan film Amerika di sini.

Jadi praktis tidak sampai sepuluh tahun Usmar Ismail bisa berkarya de ngan idealisme-yang-telah-dikompromikan, dan mencapai puncaknya da lam Asrama Dara, film pertama Suzanna yang meraih tiga penghargaan FFI 1960. Tapi, waktu yang relatif pendek itu rasanya sudah cukup buat meletakkan fondasi dasar estetika film Indonesia.

Beruntung Indonesia memiliki Usmar Ismail. Di tangannya, film

Page 61: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

50 L E WaT D j a M M a L a M

Indonesia dilahirkan, dipelihara, dan senantiasa diperjuangkan sebagai estetika yang ideal dan mulia. Fakta itu memang bisa menjadi beban ter amat berat bagi pekerja film generasi selanjutnya. Penulis skenario Salman Aristo mengibaratkan, “Beratnya, film Indonesia dimulai dari puncak sekali, dan setelah itu grafiknya makin lama justru makin me-nurun. Bukan sebaliknya.”

Pelbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi Usmar pada zaman-nya masih tetap dan akan selalu ada, mungkin dalam bentuk berbeda. Namun, mata air gagasan seperti yang ia miliki dulu pun kini tersedia sa ma atau bahkan lebih luas dan beragam. Artinya, di atas kertas “film Indonesia” sebagaimana digagas dan dirintis Usmar dahulu tidak akan per nah mati.

Page 62: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

51L E WaT D j a M M a L a M

Biografi: Usmar Ismail

Lahir: Bukittinggi, 20 Maret 1921 Meninggal: Jakarta, 2 Januari 1971

Pendidikanl 1928-1935 • HIS (Hollandsch-Inlandsche School), Batusangkarl 1935-1938 • MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) kelas

BAfd, Padangl 1939-1941 • AMS (Algemeene Middelbare School) bagian A

(Sastra-Budaya), Yogyakartal 1952-1953 • UCLA (University California Los Angeles), Amerika

Serikat, jurusan film

Pekerjaanl 1942-1945 • Anggota staf pengarang Pusat Kebudayaaan Jakartal 1945-1949 • Mayor TNI di Yogyakartal 1949 • Sutradara di South Pacific Film Corporationl 1950-1970 • Direktur, Produser, dan Sutradara NV Pefinil 1950-1970 • Direktur Utama Biro Perjalanan Triple Tl 1956-1960 • Direktur PT Bank Kemakmuran, Jakartal 1966-1969 • Anggota DPRGR/MPRS (Dewan Perwakilan Rakyat

Gotong Royong/Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara)l 1967-1970 • General Manager Miraca Sky Club, Jakarta

Aktivitas Lainl 1943-1945 • Ketua Sandiwara Penggemar Maja

Page 63: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

52 L E WaT D j a M M a L a M

l 1946-1947 • Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia)l 1946-1948 • Ketua BPKI (Badan Permusyawaratan Kebudayaan

Indonesia), Yogyakarta dan Ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta

l 1955-1965 • Pendiri dan Ketua ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia), Jakarta

l 1956-1970 • Ketua PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia)l 1962-1969 • Pendiri dan Ketua Lesbumi (Lembaga Seniman

Budawajan Muslimin Indonesia), Jakartal 1964-1969 • Pengurus PB NU (Nahdatul Ulama), Jakarta

Penghargaanl 1962 • Hadiah seni Widjajakusuma dari Pemerintah RI,

penghargaan tertinggi dalam bidang Kebudayaanl 1970 • Penghargaan Warga Teladan Jakarta dari Pemda DKI

Jakartal 1975 • Namanya diabadikan sebagai nama pusat perfilman yang

dibangun Pemda DKI Jakarta bersama masyarakat perfilman

Filmografi1. Harta Karun (1949) • Sutradara, Penulis Skenario2. Tjitra (1949) • Sutradara, Penulis Cerita3. The Long March (Darah dan Doa) (1950) • Sutradara, Penulis

Skenario4. Enam Djam di Djogja (1951) • Produser, Sutradara, Penulis

Skenario5. Embun (1951) • Penulis Cerita6. Dosa Tak Berampun (1951) • Produser, Sutradara, Penulis

Skenario7. Terimalah Laguku (1952) • Produser

Page 64: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

53L E WaT D j a M M a L a M

8. Kafedo (1953) • Produser, Sutradara, Penulis Skenario9. Krisis (1953) • Produser, Sutradara10. Harimau Tjampa (1953) • Produser11. Lewat Djam Malam (1954) • Produser, Sutradara 12. Heboh (1954) • Produser13. Tamu Agung (1955) • Sutradara14. Lagi-lagi Krisis (1955) • Produser, Sutradara, Penulis Cerita,

Penulis Skenario15. Tiga Dara (1956) • Produser, Sutradara, Penulis Cerita, Penulis

Skenario16. Tiga Buronan (1957) • Produser17. Sengketa (1957) • Produser, Sutradara18. Delapan Pendjuru Angin (1957) • Produser, Sutradara, Penulis

Skenario19. Asrama Dara (1958) • Produser, Sutradara20. Tjambuk Api (1958) • Produser21. Djenderal Kantjil (1958) • Produser22. Pedjuang (1960) • Produser, Sutradara, Penulis Cerita, Penulis

Skenario23. Laruik Sandjo (1960) • Produser, Sutradara, Penulis Skenario

(Tidak pernah diedarkan)24. Toha, Pahlawan Bandung Selatan (1961) • Produser,

Sutradara, Penulis Cerita, Penulis Skenario25. Korban Fitnah (1961) • Sutradara26. Amor dan Humor (1961) • Sutradara, Penulis Cerita, Penulis

Skenario27. Bajangan Diwaktu Fadjar (1962) • Produser, Sutradara,

Penulis Cerita, Penulis Skenario28. Anak Perawan di Sarang Penjamun (1962) • Produser,

Sutradara, Penulis Skenario

Page 65: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

54 L E WaT D j a M M a L a M

29. Masa Topan dan Badai (1963) • Sutradara30. Anak-anak Revolusi (1964) • Sutradara, Penulis Cerita, Penulis

Skenario31. Liburan Seniman (1965) • Sutradara, Penulis Cerita, Penulis

Skenario32. Dibalik Tjahaja Gemerlapan (1966) • Produser33. Menjusuri Djedjak Berdarah (1967) • Produser34. Ja Mualim (1968) • Sutradara, Penulis Cerita, Penulis Skenario35. Big Village (1969) • Produser, Sutradara, Penulis Cerita,

Penulis Skenario36. Ananda (1970) • Sutradara, Penulis Cerita, Penulis Skenario37. Bali (1970) • Sutradara, bersama Ugo Liberatore

Page 66: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Misbach Jusa Biran tentang Usmar Ismail dan Lewat Djam Malam

a M a L I a S E K a R j aT I

MISBACH JUSA BIRAN adalah pendiri dan direktur pertama Sinematek Indonesia. Sebelumnya, ia aktif terlibat produksi di Perfini, perusahaan yang memproduksi Lewat Djam Malam. Beliau tutup usia 11 April 2012 silam di umur 78 tahun. Sebenarnya, Misbach direncanakan akan menyampaikan pidato kehormatan di malam peluncuran hasil restorasi Lewat Djam Malam bulan Juni 2012 nanti.

Wawancara ini terjadi di kediaman Misbach, Bogor, pada tanggal 14 Februari 2012. Tujuannya untuk melengkapi gambaran mengenai Usmar Ismail dan Lewat Djam Malam. Pengalamannya di Perfini merupakan wawasan yang berharga perihal konteks historis Lewat Djam Malam dan sejarah perfilman Indonesia.

Bisakah Anda bercerita tentang awal pembuatan Lewat Djam Malam? Bagaimana Perfini dan Persari bisa sampai bekerja sama, mengingat keduanya punya pendekatan yang saling bertolak belakang? Perfini membawa ideologi tertentu dalam

Page 67: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

56 L E WaT D j a M M a L a M

Page 68: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

57L E WaT D j a M M a L a M

produksi filmnya, sementara Persari lebih dekat dengan film-film hiburan populer.

Pada masa pendudukan Jepang, Usmar pernah menjadi wakil Armijn Pane yang menjadi ketua bidang Teater di Pusat Kebudayaan di Jogja. Waktu itu ia berusia 21 tahun. Ada ketidakcocokan antara Armijn dengan Usmar. Menurut Armijn, anak muda pada saat itu, termasuk Usmar dan Chairil Anwar (mereka berdua adalah kerabat), membuat karya yang keluar dari pakem. Hal yang dianggap aneh atau unik pada saat itu mereka coba. Lalu Usmar membuat Maya, sebuah perkumpulan sandiwara, dan pernah di salah satu cerita yang dibuat, ada tokoh yang karakternya mirip Armijn, yang bisa dibilang galak [Tertawa]. Armijn pun tahu.

Pada zaman revolusi, dengan pertumbuhan yang baik, yaitu pernah menjadi Mayor di Yogyakarta (yang pada saat itu menjadi pusat pemerintahan RI), juga pernah menjadi ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) pada usia mudanya, setelahnya ia kembali ke Jakarta dan hendak masuk ke suatu institusi yang ternyata ada Armijn di dalamnya. Maka, sulit baginya untuk masuk ke dalam institusi tersebut. Begitu juga dengan Djamaludin, karena bisa dibilang dia memang ‘orang dagang’. Ia membuat film semata-mata untuk menolong artis, karena pada saat itu banyak yang hidup miskin. Persari, rumah produksi yang didirikannya, jadi semacam perserikatan artis film dan ada untuk menolong mereka, untuk hiburan saja. Jadi, Djamal lebih punya bakat industri, pengusaha yang baik, sedangkan Usmar lebih baik secara pemikiran. Di situlah mereka seperti bertolak belakang.

Namun, tahun 1953, mereka berdua pergi ke Jepang mengikuti konferensi produser-produser se-Asia. Ada cerita, ketika sedang jamuan makan dan Djamal melakukan pidato, ia berpidato dalam bahasa Padang yang isinya memaki-maki orang Jepang bahwa mereka penjajah [Tertawa]. Usmar yang sedang makan lalu kebingungan, bagaimana menerjemahkan pidato itu. “Saya ngomong pakai bahasa saya saja, lah.”

Page 69: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

58 L E WaT D j a M M a L a M

kata Djamal yang kelahiran Padang. Sepanjang konferensi tersebut, beredar wacana kalau Festival Film

Asia pertama akan diadakan tahun depannya, tahun 1954, di Tokyo, Jepang. Djamal mau ikut, tapi tidak punya film untuk dikirim. Mereka bingung mengirimkan film apa karena merasa film yang pernah dibuat masih kurang baik. Namun Djamal tetap bilang ikut. Jadi, ia minta Usmar produksi filmnya, sementara ia sendiri mencari uang.

Kecuali AN Alcaff dan Bambang Hermanto, Persari menyediakan semua pemain untuk Lewat Djam Malam, sedangkan Dhalia dari luar keduanya. Bambang Hermanto dulunya seorang pemain hiburan. Kemudian ia masuk Perfini, namanya naik setelah bermain di Harimau Tjampa. Sedangkan Alcaff memang pertama kali berakting untuk Perfini. Film pertamanya adalah Dosa Tak Berampun. Dulunya ia tentara dari Jambi, datang ke Perfini dan bilang mau main film. Saat itu, Usmar sudah punya pemain. Alcaff pun dites untuk akting dan ternyata suaranya bagus, mantap. Akhirnya, Alcaff bergabung. Untuk film Dosa Tak Berampun, pada awalnya peran utama akan dimainkan Rendra Karno, tetapi kemudian ia diganti Alcaff. Di situ mulai friksi antara Usmar dan Rendra Karno, karena ia merasa sakit hati.

Jadi begitulah, film Lewat Djam Malam dibuat bersama. Modal uang dari Persari, karena film seperti ini tetap butuh modal yang besar. Film ini bisa dibilang tidak ada hiburannya, tidak ada nyanyi-nyanyinya. Lalu untuk pemain gabungan dari keduanya. Untuk urusan artistik dan produksi, Usmar yang mengarahkan. Semua kru dari Perfini. Saya akui, Perfini isinya seniman-seniman besar pada mulanya. Termasuk Gajus Siagian, Basuki Resbowo, dulu pernah di Perfini. Kalau Rosihan Anwar hanya punya saham.

Ide siapakah cerita Lewat Djam Malam? Apakah Usmar Ismail, sutradaranya, atau Asrul Sani, penulis naskahnya?

Page 70: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

59L E WaT D j a M M a L a M

Tugas pembuat cerita adalah Asrul. Cerita, skenario, itu dari Asrul. Saya tidak tahu persisnya siapa yang mencetuskan ide pertama kali. Namun pada intinya, dua orang besar pada saat itu yaitu Djamal dan Usmar, ingin membuat film yang bisa dibawa ke festival film besar di Asia.

Usmar dan Asrul sendiri sempat kurang begitu baik hubungannya. Pada tahun 1952, Usmar menentang sensor. Menurutnya, kalau karya memang dibuat begitu, ya begitu. Sudah bagus-bagus dibikin, masa disensor? Sedangkan Asrul menyetujui adanya sensor. Alasannya, untuk menghindari bahaya-bahaya paham dan dampak buruk. Menurut dia, film Usmar memang dibuat baik, tetapi bagaimana dengan film-film asal yang dibuat hanya untuk mencari uang? Diperlukan sensor. Usmar sendiri ada berangkai-rangkai tulisannya tentang anti-sensor.

Ketika itu Asrul mengatakan film bukanlah semata-mata alat penerangan, tetapi juga merupakan alat kebudayaan. Makanya, lembaga sensor pindah dari Departemen Penerangan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian ada perubahan pandangan. Bayangkan, dua-duanya punya pemikiran seperti itu pada saat mereka masih muda dulu.

Bagaimana kemudian kiprah Lewat Djam Malam di Festival Film Asia?

Filmnya tak jadi masuk festival. Ketika Usmar dan Djamal akan berangkat Jepang untuk menghadiri festival, pemerintah melarang. Tentu, ada agenda politik di balik semua ini. Ini adalah cara pemerintah kita untuk memprotes orang-orang Jepang, karena pampasan perang belum dibayar. Karena ini, Djamal mengadakan Festival Film Indonesia pertama pada tahun 1955.

Berapa biaya produksi Lewat Djam Malam?Kira-kira 300 ribu, ya. Film-film Usmar dan Perfini rata-rata segitu.

Kalau film-film dari rumah produksi Cina biasanya di bawah 100-200

Page 71: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

60 L E WaT D j a M M a L a M

ribu. Lalu bagaimana Usmar yang film-filmnya tidak begitu menghibur, berhadapan dengan film yang murah? Film murah tadi ada penontonnya, tapi film Usmar lebih banyak ditanya, “Film apa, nih?” Tamu Agung yang lucu saja, filmnya tidak laku. Padahal sudah setengah mampus dibuat lucu [Tertawa]. Di film itu ada tokoh tukang obat yang dibuat mirip Bung Karno, tapi orang-orang tidak melihat itu, karena tidak ada latar belakang pengetahuan mengenai Soekarno. Lagi-lagi Krisis, nggak laku juga. Orang-orang pada tidak tertawa, nggak ngerti yang mana yang bikin tertawa.

Usmar dengan sadar menggunakan filmnya sebagai wacana politik. Ia ingin filmnya menjadi ekspresi personal dari ideologinya. Namun, bisa dibilang film-filmnya itu lahir terlalu ‘cepat’, karena penonton belum bisa menerima yang ia maksudkan lewat film tersebut. Tidak nyambung antara film dengan penontonnya. Dalam Lewat Djam Malam, tidak ada perempuan cantik, tidak ada nyanyi-nyanyi, sehingga tidak laku di kota kecil. Di kota besar mungkin.

Ketika membuat Lewat Djam Malam, Usmar sudah belajar di Amerika?

Sudah. Ia belajar skenario sekitar dua tahun di sana. Namun, ada satu gelombang, ketika ia kembali kemari, film-film yang dibuatnya mirip film koboi. Salah satunya Kafedo. Ada sedikit pengaruh Amerika, tetapi segala macamnya agak dipaksakan. Namun, di film Long March, ceritanya lebih mengalir. Memang tidak lebih dramatik, tetapi ada problem yang berkembang. Sedangkan pada film Lewat Djam Malam, lebih menghibur sedikit.

Sebelum Lewat Djam Malam, Perfini pernah membuat Embun, dan dua-duanya tentang orang yang kembali dari revolusi lalu mengalami kesulitan bersosialisasi. Belakangan, orang yang dulunya pejuang, ketika sudah hidup enak malah jadi koruptor. Ini justru lebih bagus dari film

Page 72: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

61L E WaT D j a M M a L a M

Amerika yang jadi inspirasi, yaitu The Best Years of Our Lives, yang menggambarkan setelah perang dunia kedua ada perubahan sikap yang aneh sekali. Namun di Lewat Djam Malam, ada perbaikan simbol-simbol. Menjadi pejuang tuh seperti tidak ada pilihan lain. Proses revolusi jelas digambarkan dengan begitu adanya. Menggambarkan satu fase di masyarakat itu. Saya kira itu kelebihan film ini. Bagaimana terjadi perubahan-perubahan dalam perjuangan. Tokoh-tokoh yang tadinya orang berpendidikan menjadi mata duitan, atau kapten yang ragu-ragu.

Ada yang bilang film ini dipengaruhi neorealisme?Itu filmnya yang pertama. Jadi, Usmar mengajak teman-temannya,

bersama-sama membuat film. Akhirnya patungan dan terkumpul 150 ribu. Dibuatlah Long March. Di dalamnya ada percintaan antara pimpinan tentara dengan orang asing yang dia rawat. Filmnya mau mengatakan bahwa bukan bangsanya yang bermusuhan, tapi pemerintah. Dulu menyebar stereotip bahwa semua Belanda jahat jadi cerita percintaan itu tidak boleh. Usmar bilang, kenapa tidak boleh? ‘Kan sesama manusia? Beberapa kru kurang setuju, tapi tetap dibikin.

Untuk Long March, bisa dibilang film itu dibuat Usmar tanpa pengetahuan. Walaupun, ia sempat bekerja menjadi asisten sekitar dua tahun di Australia, di perusahaan Belanda yang memiliki kongsi film. Usmar sendiri bekerja melatih dialog, salah satunya di film Andjar Asmara yaitu Djauh di Mata. Tugasnya begitu, menjadi partner orang berlatih dialog. Pada masa ini, ia sempat membuat dua film, Harta Karun dan Tjitra. Namun, selama itu, ia melihat bahwa banyak keputusan yang diambil penata kamera, termasuk penata kamera yang bilang cut, cut, cut. Dengan sistem kerja seperti itu, Usmar merasa itu bukan film dia.

Artinya Usmar sudah sadar soal auteur sebelum ada teorinya, ya.

Page 73: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

62 L E WaT D j a M M a L a M

Itu terbentuk karena pengalaman. Bukan berdasar kata siapa atau menurut siapa. Mau bikin apa, ya dia bikin saja. Usmar ini memang pintar, berbeda dengan sutradara lain yang besar di kampung. Lingkungannya memungkinkan dan ia termasuk elit. Usmar masuk sekolah Belanda dan bisa berbahasa Inggris aktif. Namun, lama-lama muncul orang seperti Bachtiar Siagian, yang muncul dari daerah dengan membawa misi kebudayaan.

Film Indonesia selalu punya dimensi kritiknya sendiri, tetapi ketika dua tahun sesudah merdeka dan filmnya begitu-begitu saja, kritik mulai hilang. Namun, belakangan memang terjadi perubahan. Ada upaya menjadikan film bukan sebagai tontonan kampungan seperti dulu, misalnya ada Dardanella, tetapi film-film yang mengandung pemikiran. Salah satunya Usmar.

Djamal memang bukan seniman, dia hanya menolong artis saja. Namun, Persari juga berkembang karena ia pandai mencari uang. Ia biasa dipanggil Big Boss. Di Persari, setiap pemain film mendapat mobil. Sedangkan Perfini cuma punya satu mobil kecil, mobilnya Usmar. Jadi, Perfini itu biasanya pakai tiga kendaraan. Untuk para pemain perempuan, naik mobil Usmar. Pemain laki-laki naik mobil pick-up, sedangkan kru naik truk. Bayangkan, kami diantar bergantian. Belakangan, Bambang Hermanto, nggak mau naik pick-up, karena sudah jadi top star. Rendra Karno juga begitu. [Tertawa]

Berapa lama Usmar Ismail bisa berkarya sesuai idealismenya sebelum akhirnya mentok dengan tuntutan ekonomi industri film?

Saya rasa sampai tahun 1960an. Tahun 1957, ada krisis finansial. Banyak yang gulung tikar, pegawai keluar atau diberhentikan, karena bangkrut. Studio diambil alih oleh bank dan pemerintah. Pada saat itulah kemudian ia membuat film Tiga Dara, yang bisa dibilang film

Page 74: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

63L E WaT D j a M M a L a M

hiburan. Namun, ia diserang Lekra, dianggap pelacur kebudayaan. DN Aidit bilang bahwa itu film bagus tapi jelek. Itu bagaimana maksudnya? Saya tak paham. Kemudian, dia bikin juga Asrama Dara. Yang main Bambang Hermanto, banyak lagu-lagu daerah, menggarap pesan yang kuat. Bukan film hiburan yang asal-asalan. Dibuat agar pemerintah mau membantu, dan pemerintah akhirnya membantu. Kemudian bekerja sama dengan Departemen Kehutanan, Usmar membuat film di hutan-hutan Kalimantan, lalu membuat Pedjuang dan Anak-Anak Revolusi. Namun, tetap saja Usmar dicela.

Akhirnya keadaan ekonomi ambruk. Ada gagasan anti-Barat sehingga semua studio film ditutup. Produksinya di rumah-rumah orang, dubbing di kamar yang kecil. Maka ia mulai masuk politik dengan menjadi Ketua Pelaksana di Lesbumi, sebuah lembaga di bawah NU. Posisinya begitu kuat karena itu lembaga kebudayaan. Bung Karno, sebagai orang muslim, juga nggak terlalu berani. Pada masa Bung Karno ada tiga kekuasaan: PKI, PNI, NU. Lalu, Bung Karno pidato mendekritkan kembali ke UUD ’45 dan merumuskan konsep NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Ia merasa didukung kekuatan nasional dan menyatakan Presiden adalah penguasa, bukan hanya lambang.

Namun di NU ada Asrul Sani, Usmar Ismail, Farouk Afero. Orang pada gila-gilaan. Ya, senang-senang saja lah. Namun, ya ada pergerakan sosial itu. Bambang Hermanto mendapat penghargaan aktor terbaik di Moskow lewat film Pedjoeang, lalu dibilang politis sama Lekra. Bambang yang tidak berpendidikan langsung drop. Lalu, ditolong oleh Lekra. Orang-orang gelisah ditarik. Seniman khususnya, banyak masuk Lekra karena situasi, bukan ideologi.

Jadi ya itu, suka dukanya membuat film. Kemudian ada masanya kepentingan politik masuk ke dalam film. Khususnya PKI yang mempengaruhi dan memakai kebudayaan. Dari situlah berubah cara pikir orang kita. Bukan penjajahan ekonomi, tapi penjajahan buah pikiran.

Page 75: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

64 L E WaT D j a M M a L a M

Kalau orang-orang PKI bicara, dimuat. Kalau bukan orang-orang PKI, tidak dimuat.

Buat orang komunis, pengalaman itu bisa berguna untuk belajar, orang-orang politik pakai film sebagai alat untuk berkampanye. Ya, buat orang-orang komunis, sejarah adalah ilmu. Mereka belajar dari sejarah. Kalau buat kita, sejarah adalah kenang-kenangan.

Kalau pribadi Usmar bagaimana?Sudah saya bukukan, judulnya Peran Anak Muda dalam Film

Nasional. Saya kembangkan, tapi tidak ada yang mau biayain buku itu, jadinya saya simpan di Sinematek. Periodenya sekitar 1950-1956. Di situ saya tulis, seperti apa tujuan pembuatan film untuk dia. Saya kira kalau baca buku ini, sebagian besar ada semua. Termasuk latar belakang Lewat Djam Malam, yang memang ingin dibuat untuk go international, tapi tidak jadi.

Namun, bisa dibilang, ia banyak digodok pada zaman Jepang. Pada zaman Belanda, yakni waktu dia SMA juga sudah belajar dan sudah kenal karya-karya besar di sekolah. Usmar tergugah oleh suasana ketika Jepang datang karena pada saat itu Jepang selalu bilang, “Mengapa takut sama Belanda?”. Bahkan Jepang memposisikan bahasa Belanda sebagai bahasa kampungan. Jadi, berubahlah itu, Belanda yang digambarkan kejam, tiba-tiba dibilang kampungan. Hasil pendidikan intelektual Usmar di zaman Belanda, berubah sama sekali di zaman Jepang.

Perfini sendiri menjadi tempat kumpul seniman-seniman?Pada mulanya. Pada awal tahun 50an, banyak seniman yang pindah

ke Jakarta. Lalu, sebagian besar berniat menjadikan film sebagai alat pengucapan baru. Jika tadinya lewat sastra, teater, lalu film. Ingin menunjukkan bahwa ini modern. Ada juga yang berusaha mengubah citra teater yang dianggap pertunjukan kampungan. Peralihan dari Belanda

Page 76: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

65L E WaT D j a M M a L a M

ke Jepang juga membawa perubahan. Usmar melihat film-film Jepang yang isinya adalah orang-orang berperang untuk bangsanya. Jika film Amerika isinya nyanyi-nyanyi, film-film Jepang isinya perang melawan penjajahan Eropa di Asia.

Jadi, peralihan dari Belanda ke Jepang memang sempat membuat shock. Yang selama ini diagung-agungkan, tiba-tiba hilang. Itu mengubah sikap orang kita. Setiap hari putar film dan sebelum film dimulai ada gambar bendera merah putih, lalu tulisan “Alhamdulillah, Asia telah kembali.” Lagu yang diputar Indonesia Raya. Bagaimana tidak berubah? Pada zaman Jepang, orang Inggris atau Amerika Serikat masih diperhitungkan, tapi kalau Belanda tidak masuk hitungan sama sekali. Memang diakui bahwa Jepang yang memengaruhi anak-anak muda tadi untuk berkarya.

Bagaimana dukungan pemerintah terhadap perfilman pada saat itu?

Tahun 50an dulu, ada upaya mengubah dari film yang tidak di ke-nal menjadi dikenal. Namun, tidak ada satu pun berhasil. Pajak su dah dikurangi, sudah ada subsidi. Lalu, apa yang berhasil? Ya sejak pen di-dikan digalakkan, sejak ada sekolah film, apresiasi lumayan meningkat. Upaya-upaya seperti itu yang dibutuhkan, bukan dikasih uang peme rin-tah untuk membuat film. Perubahan terjadi karena pendidikan. Da tang-lah ke Sinematek, baca-baca di sana. Jadi, bantuan dana ini hanya un tuk mendidik orang film. Seperti dulu saya membuat asosiasi pekerja film KFT. Semua harus belajar terlebih dahulu di situ, baru membuat film. Mau nggak mau, harus belajar. Hasilnya, 99% orang film yang ke mu di an berkembang, belajar di situ. Saya yakin, dengan pendidikan film bisa ber-kembang. Bukan karena dikasih uang. Kalau dikasih uang ya dihabisin.

Makanya, untuk selanjutnya perlu dirumuskan supaya film bisa menjadi banyak penggunaannya. Kita bisa lebih maju berpikirnya,

Page 77: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

66 L E WaT D j a M M a L a M

maju nuraninya, maju taste-nya. Setiap film setidaknya punya pesan itu. Agar penonton juga berkembang pemikirannya. Tentang keluarga atau tentang apapun. Kedua, film juga bisa menangkap keindahan, yang mungkin susah dijelaskan. Abstrak. Nah, kalau bagi komunis, abstrak itu dimusuhi, karena tidak bersentuhan langsung dengan rakyat. Ketiga, film juga bisa dibuat untuk memenuhi rasa takut, senang, lucu, sedih, pada saat menonton, selama itu tidak berbahaya. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan alamiah manusia. Intinya, film ini mau ngomong apa dan bagaimana mau ngomongnya? Film sekarang kadang-kadang berat kemasannya daripada isinya.

Bagaimana tanggapan Bapak terhadap kondisi Sinematek sekarang?

Orang-orang yang bekerja di Sinematek sebenarnya bukan tenaga kerja profesional. Kerja bukan karena dia pintar, tapi orang-orang kecil yang mau diajak kerja, jadi dia bisa punya pekerjaan yang lebih baik. Masih banyak yang kerja sampai sekarang, tapi ya semua pegawai tidak ada yang profesional. Jadi, ke depannya harus bisa lebih baik. Kalau ada uang, atau bisa minta bantuan, mengajak mereka belajar dari orang-orang luar. Sinematek cukup banyak masalahnya.

Page 78: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Revolusi, Impian, dan Jalan Buntu

a D R I a n j o n aT h a n Pa S a R I b u

RUMORNYA setiap pemimpin negara dunia ketiga membisikkan hal se rupa sehari setelah kemerdekaan: “Sekarang masalah sebenarnya di-mulai”. Indonesia tak terkecuali. Revolusi mendatangkan kemerdekaan dan ke mer dekaan membuka jalan untuk pembangunan. Masalahnya, pem bangun an bergantung pada prinsip-prinsip yang dulu para pejuang atasi: eks ploitasi dan dominasi. Berarti ada harga tersendiri yang harus diba yar para pejuang untuk mengisi kemerdekaan. Bagaimanakah mereka se pantasnya bersikap?

Usmar Ismail menyuarakan pendapatnya pada tahun 1954 melalui Lewat Djam Malam. Menurut Sitor Situmorang, film yang dibuat Usmar tersebut adalah “drama psikologis modern” pertama di Indonesia. Dalam bacaan lebih lanjut, Lewat Djam Malam sebenarnya mengikuti cetak biru film-film noir di Amerika sana. Selain terpengaruhi oleh neorealisme Italia, paling kentara di Darah Dan Doa (1950), Usmar mengakui keter-tarikannya pada metode produksi Hollywood. “Hampir secara tidak sadar, saya mulai menerapkan prinsip kerja Hollywood,” tulis Usmar di harian Pedoman tahun 1953, sekembalinya ia dari studi penulisan naskah di Amerika Serikat. Seperti yang dituturkan sejumlah catatan sejarah,

Page 79: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

68 L E WaT D j a M M a L a M

Laila (Dhalia).

Page 80: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

69L E WaT D j a M M a L a M

1953 adalah tahun kejayaan film noir di Hollywood, sebuah periode yang berlangsung dari 1944 sampai 1958. Melihat pola visual dan penokohan dalam Lewat Djam Malam, bisa jadi Hollywood yang Usmar maksud adalah film noir.

Layaknya film noir, Lewat Djam Malam terstruktur atas kegelisahan moral seorang protagonis laki-laki. Plot film tersebut menggambarkan kejatuhan tragis seorang individu di sebuah tatanan sosial yang dicengkeram oleh para borjuis. Gambar pertama yang kita lihat adalah sepasang kaki berjalan perlahan-lahan di suatu malam yang kelam. Inilah Iskandar, bekas pejuang dan mahasiswa kedokteran. Sekembalinya dari zona perang, ia mendambakan kehidupan yang lebih tenang dan damai. Keinginannya sederhana: menikahi kekasihnya, membangun sebuah peternakan di desa, lalu menghabiskan sisa hidupnya dalam damai. Sayangnya, realita ekonomi pasca perang tak sesederhana itu.

Lima tahun pasca kemerdekaan tercatat sebagai periode Revolusi Fisik, periode transisi kuasa dari kolonial Belanda ke pemerintah Indonesia. Periode ini diwarnai sejumlah kekacauan sipil dan pertempuran bersenjata di sejumlah daerah. Militer kesulitan menanganinya. Jam malam pun diberlakukan di kota-kota untuk menegakkan peraturan. Di saat yang bersamaan, pembangunan juga sudah dirintis. Fasilitas publik mulai menjamur, perusahaan nasional mulai untung, dan tenaga kerja sedang hidup-hidupnya dengan energi anak muda.

Panggung sudah tersedia bagi Iskandar. Dia punya masa muda, pengalaman kerja praktis, dan latar belakang akademis. Lebih signifikannya lagi, Norma, tunangannya adalah seorang borjuis, sebuah kelas sosial yang sedang tumbuh-tumbuhnya di ekonomi pasca kemerdekaan. Kegiatan waktu senggangnya adalah pesta dan dansa-dansi semalam suntuk. Atas semua ini, Iskandar menikmati dua hal yang sulit diakses mayoritas rakyat: kesejahteraan material dan koneksi sosial. Tidak ada yang bisa menghentikan Iskandar menjadi penanggung hajat

Page 81: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

70 L E WaT D j a M M a L a M

hidup, baik bagi bangsa maupun keluarganya.Pahlawan kita tak cocok dengan orang-orang kaya baru ini. Sepanjang

film, meletus perang tak berkesudahan dalam batinnya. Di satu sisi dia masih mengimani nilai-nilai kebangsaan yang ia perjuangkan dulu, di sisi lain dia merasa dihantui oleh kematian-kematian yang ia sebabkan selama perang. Masalah kian pelik ketika ia harus berhadapan dengan fakta bahwa revolusi gagal melahirkan keadilan. Yang kejadian malah tatanan masyarakat dengan korupsi dan konspirasi sebagai pilar-pilar penyokongnya. Salah dua lakonnya adalah Gafar dan Gunawan, rekan Iskandar waktu perang dulu. Rekan satunya lagi, Puja, sudah jadi bandit yang lebih akrab dengan judi, alkohol, dan bentuk-bentuk hiburan malam lainnya. Pahlawan kita jelas tak terima. Revolusi bukan lagi soal kepentingan bersama dan semua orang punya idenya sendiri untuk menang. Ide Iskandar melibatkan sebuah pistol dan konfrontasi dengan rekan-rekan kerjanya.

yang Terkasih dan yang TersisihDalam Lewat Djam Malam, status sosial menjadi garis tegas antara orang-orang yang terkasih dan yang tersisih. Mereka yang terkasih diwakili oleh Norma dan teman pestanya, sementara pihak yang tersisih ditubuhkan melalui figur Laila, wanita panggilan yang dirawat Puja di kediamannya. Laila adalah satu-satunya wajah non-borjuis yang kita lihat sepanjang film. Laila punya katalog kliping koran yang ia jaga dengan sepenuh hati. Katalog ini menjadi pengingat Laila akan mimpi-mimpi kecilnya, semacam kegiatan menghabiskan waktu sampai seorang lelaki datang menggandeng tangannya ke pelaminan. Bagi Laila, Iskandar adalah lelaki itu dan Norma (yang nantinya ia temui sekilas) adalah perempuan yang pantas ia jadikan panutan.

Dalam konteks yang lebih luas, tarik-ulur antar-kelas dalam Lewat Djam Malam menyiratkan suatu bangsa yang terpisah antara mimpi-

Page 82: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

71L E WaT D j a M M a L a M

mimpi tak kesampaian dan jalan buntu politis. Dalam tatanan masyarakat yang disetir oleh kaum elit dan borjuis, mobilitas sosial hanyalah sebuah mitos bagi kelas bawah. Satu-satunya jalan naik, seperti yang dibayangkan oleh Laila, adalah dengan masuk ke dalam sistem atau menggantikan sistem tersebut dengan sistem baru yang lebih demokratis. Solusi terakhir sesungguhnya yang ingin dicoba oleh Iskandar. Sayangnya, ia gagal. Usahanya mengganyang ketimpangan sosial diganjar oleh sebutir peluru di dadanya. Tak ada yang menangisi tragedi ini, kecuali Iskandar seorang.

Satu pertanyaan yang belum terjawab: apakah Lewat Djam Malam memang benar potret Indonesia pasca revolusi kemerdekaan, atau hanyalah mimpi kekiri-kirian sang pembuat film? Patut diingat Usmar Ismail sejatinya adalah seorang intelektual sosialis, yang dalam beberapa kesempatan menulis untuk harian partai komunis. Baru di akhir kariernya, bertahun-tahun setelah Lewat Djam Malam, Usmar mendekatkan diri dengan organisasi sayap kanan macam Lesbumi.

Patut diingat juga bahwa Lewat Djam Malam diproduksi tak lama setelah insiden Oktober 1952. Insiden ini berawal dari tuntutan dua pemimpin tertinggi TNI, AH Nasution dan TB Simatupang, untuk menata ulang militer. Hanya para prajurit yang berlatar belakang pendidikan kemiliteran Belanda (KNIL) yang akan diperhitungkan. Lainnya, mulai dari prajurit eks PETA hingga relawan, akan tersingkir. Campur tangan DPR menggagalkan rencana ini dengan mencopot jabatan Nasution beserta tujuh perwira daerah. Pihak militer merasa kaum politisi terlalu campur tangan dengan rumah tangga militer. Jadilah, pada tanggal 17 Oktober 1952, sejumlah petinggi militer memprakarsai sebuah demonstrasi di Jakarta.

Semula massa mendatangi gedung parlemen, kemudian ganti haluan ke Istana Negara. Tuntutan mereka: pembubaran parlemen dan pengadaan pemilu sesegera mungkin. Tuntutan ini berpuncak

Page 83: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

72 L E WaT D j a M M a L a M

Iskandar (AN Alcaff) dan Norma (Netty Herawati).

Page 84: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

73L E WaT D j a M M a L a M

pada sejumlah tank mengarahkan moncong meriam ke Istana Negara. Peristiwa 1952 ini berujung buntu dan sejarah mencatatnya sebagai kudeta gagal. Pada momen historis macam inilah Lewat Djam Malam berteriak lantang, momen-momen kritis ketika pilihan yang tersedia hanyalah perubahan total, atau impian-impian revolusioner bapak dan ibu negara kita hanya akan berulang menemui jalan buntu.

Lewat Djam Malam merupakan sketsa tentang revolusi salah jalan, ketika nilai-nilai kolektif yang dulu diperjuangkan kini telah beralih fungsi menjadi sarana pemuas diri. Di tahun 2012, 14 tahun setelah reformasi 1998, Indonesia tak juga lebih baik. Korupsi dan konspirasi masihlah menjadi pilar penyangga kehidupan bangsa negeri ini. Melalui Lewat Djam Malam, Usmar Ismail sesungguhnya menyuarakan penantiannya akan kedatangan Iskandar-Iskandar baru, Iskandar-Iskandar yang bisa mengadakan perubahan.

Page 85: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan
Page 86: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Bulan Madu Panjang Militer dan Birokrasi

W I n D u W j u S u f

IBagaimana membaca Lewat Djam Malam sebagai dokumentasi era pasca-perang dan sebagai kritik sosial yang masih bersuara di zaman kita?

Ingatan orang biasanya langsung tertuju pada sutradaranya, Usmar Ismail. Ia dikenang karena tiga alasan: tiga film pertamanya bertema se putar revolusi fisik, keterlibatannya dalam prahara kebudayaan pada dekade 1960-an, dan keberadaan dia di kubu Kanan. Ketiganya sahih.

Namun tidak relevan rasanya membaca Lewat Djam Malam ha-nya dengan meng andal kan rujukan ke sang sutradara beserta afiliasi politiknya. Rujukan sebatas itu bisa berujung pada kesimpulan sembrono. Analisis yang baik ti dak mengandalkan kecurigaan belaka yang disa mar-kan sebagai konteks historis. Terlebih lagi ketika kita menyadari fakta bahwa tiga film pertama Usmar Ismail diproduksi ketika polarisasi politik belum meruncing. Pun, ti dak seharusnya pula konteks mengurung teks dalam fakta-fakta keras ma sa lampau. Karya seni yang baik selalu bisa bicara dalam konteks zaman yang berbeda.

Page 87: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

76 L E WaT D j a M M a L a M

IISeandainya esai ini ditulis tahun 1998 hingga awal 2000-an, mungkin isu yang akan diangkat tidak akan jauh-jauh dari hubungan sipil-militer. Terlebih lagi jika kita ingat bahwa di tahun 1952 tank-tank diarahkan ke Istana Negara. Peristiwa ini adalah salah satu momentum penting dalam relasi sipil-militer di zamannya. A.H. Nasution dan T.B. Simatupang, dua pim pinan TNI tertinggi, menuntut restrukturisasi dan reorganisasi militer. Dalam rencana mereka, hanya para prajurit yang berlatar belakang pen-didikan kemiliteran Belanda (baca: KNIL) yang boleh masuk struktur. Arti nya, para prajurit bekas PETA, laskar, atau relawan akan tersingkir. Ren cana tersebut gagal oleh campur tangan DPR, dan affair Oktober 1952 itu pun sekadar mengingatkan sipil untuk tidak mengutak-atik urusan militer.

Puja (Bambang Hermanto).

Page 88: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

77L E WaT D j a M M a L a M

Sejarah mencatatnya sebagai kudeta yang gagal. Nasution dan Simatupang memang tersingkir, namun militer, terutama pada paruh kedua dekade 1950-an, semakin kokoh posisinya. Rujukan konflik sipil-mili ter yang lain tentunya adalah klaim kedua pihak tentang siapa yang ber hak memegang kepemimpinan politik—sebuah sengketa yang telah berlangsung bahkan pada periode Revolusi Fisik.

Namun apakah masalah sipil-militer dalam Lewat Djam Malam hanya terkait klaim kepemimpinan? Rasa-rasanya tidak. Melalui cerita Iskandar, bekas pejuang yang dihantui rasa bersalah, Lewat Djam Malam menuntun pembacaan yang berbeda mengenai konflik tersebut. Salah satunya menyangkut munculnya kelas-kelas baru pasca-Revolusi Fisik, yakni birokrasi dan militer. Karakter-karakter Lewat Djam Malam ada lah representasi kelas yang sangat gamblang. Sebagai mahasiswa

Puja (Bambang Hermanto), Iskandar (AN Alcaff), dan seorang petani.

Page 89: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

78 L E WaT D j a M M a L a M

teknik yang terjun ke kancah perang, Iskandar tergolong bagian dari kelas menengah era kolonial. Keluarga pacar Iskandar adalah keluarga biro krat yang hobi menggelar pesta akhir pekan semalam suntuk. Kita pun menyaksikan dua sosok bekas tentara (eks-komandan Iskandar) yang setelah perang menduduki pucuk pimpinan perusahaan negara. Di luar itu masih ada Puja, rekan seperjuangan Iskandar yang kini menjadi penjudi merangkap germo.

Periode Revolusi Fisik sendiri sedikit banyak mengubah konfigurasi kelas-kelas sosial di Indonesia. Dalam skema umum revolusi di negara-negara Dunia Ketiga pasca-Perang Dunia II, Indonesia menempati posisi unik semenjak absennya kelas borjuasi dalam perjuangan nasional. Berbeda dari revolusi-revolusi serupa di negara-negara lain, tidak ada ke-kuat an borjuasi nasional yang terbilang kokoh untuk menopang proyek-proyek pembangunan pasca-revolusi. Sebagian besar perusahaan di Indonesia pada tahun 1950 adalah milik Belanda, sementara elit-elit non-Belanda cenderung bergerak dalam usaha dagang. Kondisi ini menuntut negara menasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda yang puncaknya terjadi pada tahun 1958. Upaya ini didukung oleh sebagian besar partai poli tik, militer dan nasionalis radikal.1

Dukungan militer untuk menasionalisasikan perusahaan asing di sini harus dibaca dalam kaitannya dengan tindakan pendudukan jabatan-jabatan bisnis perkebunan dan politik lokal oleh tentara reguler, laskar-laskar, dan bandit selama Revolusi Fisik2. Artinya, langkah-langkah yang kemudian diambil negara telah diantisipasi jauh lebih dulu oleh angkatan bersenjata. Adapun kelompok elit lainnya duduk di jajaran birokrasi, yang struk turnya semakin mapan semenjak akhir masa kolonial Belanda. Sepan jang Revolusi Fisik, keberadaan mereka sangat dibutuhkan untuk

1 Richard Robison, Indonesia: The Rise of Capital, Allen and Unwin, 1986.2 Lihat catatan Robert Cribb dalam The Jakarta People’s Militia and The Indonesian

Revolution, 1945-1949, Asian Studies of Australia, 1991.

Page 90: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

79L E WaT D j a M M a L a M

mengu kuhkan legalitas republik di mata dunia. Selain itu, berbeda dari elit-elit Belanda dan Tionghoa yang menjadi sasaran kemarahan massa di tahun-tahun 1945-46, posisi mereka relatif tidak terusik oleh revolusi. Pada perkembangannya terdapat banyak perusahaan negara yang berada di bawah kendali militer, sementara awak birokrasi, yang telah menjadi lahan usaha tersendiri, membengkak hingga dua kali lipatnya di masa Orde Baru.3

Kita pun mendapati borjuasi yang tidak berada di luar aparatus negara melainkan sudah ada sejak awal pendirian republik dalam tu buh birokrasi dan militer sendiri. Relasi-relasi kelas dalam Lewat Djam Malam dapat dipahami sejauh dua kelas elit tersebut melahirkan pariah nya masing-masing: para sukarelawan yang harus kembali ke ma sya rakat dan bekerja (atau menganggur), laskar-laskar sipil, serta bekas bandit yang kembali ke dunia hitam. Iskandar sendiri tidak akan men dapatkan pekerjaan seandainya keluarga sang pacar bukan birokrat (sekali pun ia hanya betah duduk di meja kerja satu hari). Sementara peker jaan kedua yang segera ditampiknya berasal dari Gunawan, bekas koman dannya yang kini menjabat direktur. Sewaktu perang, Gunawan pernah memerintahkannya mengeksekusi satu keluarga yang dicurigai mata-mata. Namun tentu saja Iskandar dijamin oleh statusnya yang pernah kuliah sebelum perang4. Tanpa status dan jaringan sosial tersebut, nasib nya tidak akan berbeda jauh dari Puja, temannya seperjuangannya dulu.

IIIMelalui karakter Iskandar dan Puja inilah Usmar Ismail meletakkan di-mensi kritik Lewat Djam Malam. Iskandar adalah kelas menengah yang

3 Benedict Anderson, “Exit Soeharto, Obituary for A Mediocre Tyrant”, New-Left Review 50, Maret- April 2008.

4 Dan status mahasiswa ini nampaknya juga menandakan latar belakang elit Iskandar.

Page 91: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

80 L E WaT D j a M M a L a M

gagal mengidentifikasi diri dengan kelasnya sendiri, sementara Puja me-wakili sosok prajurit yang dibuang dari kastanya sendiri dan akhirnya men jadi prototipe sempurna lumpenproletarian yang serba pragmatis. Peranan Puja tidak hanya sampai di situ. Kedudukannya dalam narasi Lewat Djam Malam adalah sebagai pembanding posisi Gunawan. Singkatnya, seolah hanya ada dua macam kehidupan yang menanti seorang veteran setelah perang berakhir: kaya luar biasa atau melarat. Dua-duanya ditentukan oleh pangkat kemiliteran semasa perang serta kejelian mengail di air keruh. Tidak heran jika stigma melekat adalah “bekas pejuang jadi bandit” atau “bekas pejuang hidup enak”.

Bagi Iskandar, status tersebut tentu sangat menyulitkan. Hari pertama kerjanya sudah diusik oleh cibiran “bekas pejuang” yang terlontar dari rekan-rekan sekantor. Ia merasa mirip dengan Gunawan yang cepat kaya dengan bermodalkan reputasi perang. Ia jijik ketika menyaksikan mantan komandannya itu mulai memakai retorika-retorika revolusioner untuk menjustifikasi diri sebagai “penguasa pribumi”. Sialnya lagi, dua lingkungan elit yang ditampik Iskandar pun senantiasa berkumpul di rumah kekasihnya, dalam pesta semalam suntuk yang dihadiri sosialita dan para hero revolusi pujaan para gadis. Bulan madu panjang antara militer dan birokrasi tidak pernah tergambar seintim ini.

Tanpa membaca relasi kelas yang melatarbelakangi kisah tokoh-tokoh Lewat Djam Malam, sengketa sipil-militer hanya akan selesai pada pembacaan klise soal “dendam sejarah”, pada pertanyaan “siapa yang layak memegang kepemimpinan politik? Mereka yang berdiplomasi atau yang angkat senjata?” Tanpa membaca konteks ekonomi politik ini pula, ekspresi kekecewaan Iskandar hanya akan nampak sebagai kritik moral biasa yang lahir dari, misalnya, pilihan sutradara untuk menampilkan “pesimisme Barat limapuluhan” yang dipindahkan ke konteks lokal. Bisa juga terlihat seperti kritik legalistik-liberal yang menyerang korupsi dan ekses-ekses penyelewengan kekuasaan lainnya tanpa mempertanyakan

Page 92: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

81L E WaT D j a M M a L a M

asal-usul dan cara beroperasi kekuasan itu sendiri. Dua-duanya terlalu simplisistis.

IVHubungan antarkelas sosial adalah satu ihwal yang absen dari film-film propaganda bertema “kembali ke masyarakat” yang marak di tahun 1950-an. Namun jika soal antagonisme kelas ini dibawa ke bingkai politik pasca-revolusi yang lebih besar, persoalan yang diangkat dalam Lewat Djam Malam adalah bagaimana dinamika revolusi menentukan kondisi-kondisi sosial dan politik setelahnya, serta bagaimana pemerintahan baru harus mengkonfrontir berbagai macam masalah yang muncul sebagai ekses-ekses kekerasan revolusi maupun sisa-sisa kolonialisme (baca: menyelamatkan capaian-capaian revolusi itu sendiri). Maka ketika kita di zaman sekarang menyaksikan Lewat Djam Malam, pertanyaaan yang harus diajukan bukanlah “seperti apa wajah korupsi di zaman itu?”, melainkan “mengapa korupsi lahir bersama Republik dan terus langgeng secara struktural hingga kini?

Tidak heran jika nyaris tidak ada film tentang Indonesia pasca-revolusi fisik semenjak Orde Baru sampai sekarang. Apa yang terjadi sepanjang dekade 1950-an (perpecahan politik, kebingungan menentukan arah pembangunan, marjinalisasi para veteran) adalah cermin terdekat dari apa yang terjadi selama pendirian Republik lima tahun sebelumnya. Proses-proses yang harus dilewati untuk menyebut diri sebagai sebuah bangsa ternyata mirip dengan apa yang harus dialami seorang anak dalam fase pertumbuhannya: sama-sama traumatis dan memalukan.

Dalam korpus sinema Orde Baru dan setelahnya, Revolusi Fisik adalah proses yang padu dan beradab, dengan prajurit-prajurit Republikan bermoral luhur melawan Belanda yang bejat. Di antara kedua kubu tidak ada yang lain, kecuali wartawan Belanda yang simpatik, mata-mata pribumi, atau pemberontak yang menggembosi kekuatan Republik (DI/

Page 93: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

82 L E WaT D j a M M a L a M

TII, PKI, dan sebagainya). Tugas revolusi pun direduksi sebagai upaya mengusir Belanda yang ingin kembali bercokol setelah kemerdekaan diproklamasikan. Lewat Djam Malam menunjukkan yang sebaliknya: Revolusi Fisik ternyata adalah proses yang brutal dan jauh dari tertib. Banyak eksekusi ilegal di sana-sini oleh kubu Republikan serta kerusuhan yang menyasar warga kulit putih/indo dan Tionghoa. Terdapat berbagai macam pihak yang ambil bagian dalam revolusi dan tak jarang saling bersengketa karena perbedaan-perbedaan kepentingan dan ideologi politik. Tugas-tugas sejati revolusi untuk membentuk masyarakat baru pun tidak banyak diceritakan. Dengan kata lain, dalam rezim representasi Orde Baru, revolusi pun mengalami depolitisasi. Ia tidak beda jauh dari jamuan makan malam yang rapi dan santun.

VJika Lewat Djam Malam masih punya sesuatu yang ingin disampaikan hari ini, itu artinya peristiwa sejarah yang melatarbelakanginya ceritanya harus dibuang. Hanya dengan itu ia masih tetap relevan sebagai sebuah bingkai, dengan segala potensi dan keterbatasannya, dalam mana epos di zaman kita diuturkan. Kita pun bisa berandai-andai momentum sejarah mana yang bisa dibincangkan lewat film ini—dengan kata lain, membayangkan sebuah remake Lewat Djam Malam.

Yang pertama kali harus dilakukan adalah menempatkannya ke dalam jajaran tradisi film disiden alih-alih sekadar film perang. Subjek veteran tidak harus dipersempit ke dalam karakter eks-prajurit yang bernasib buruk, melainkan para pembaharu rezim atau pemberontak yang kecewa setelah perubahan politik yang disongsongnya gagal menepati janji. Adapun momentum historis yang dipilih tentunya, disadari atau tidak, mengandaikan sikap partisan. Sebagai contoh, film-film Sjuman Djaya, sang sutradara disiden, banyak mengkritik korupsi dan penyelewengan kekuasaan Orde Baru. Namun di satu sisi, kritik-kritiknya masih berada

Page 94: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

83L E WaT D j a M M a L a M

dalam wacana kepolitikan Orde Baru. Dalam film Si Mamad, misalnya, kemiskinan digambarkan sebagai ekses buruk pembangunan sementara penderitaan orang kecil disuarakan oleh kelas menengah.5 Film ini seolah menuntut agar birokrat lebih jujur dan teknorat bersikap lebih populis, sekalipun telah diketahui bahwa Orde Baru sudah korup semenjak pendiriannya. Ketika menyaksikan Si Mamad, orang bisa tahu betapa kritik yang paling radikal terhadap rezim pada waktu itu mungkin hanya mendambakan semacam “Orde Baru yang berwajah manusia.” Maka, boleh jadi pertaruhan film-film disiden periode 1970-an adalah perubahan sistem dari dalam tanpa mengubah ruling ideology-nya.

Di sisi lain, dengan adanya gambaran kelas menengah urban yang sa-dar politik dan mengartikulasikan kepentingan kelas bawah, film Sjuman Djaya justru menyiratkan relasi kelas yang timpang, yang peng gam bar-an nya diharamkan dalam rezim representasi Orde Baru. Si Mamad pun menjadi counterpoint dari gerakan massa kelas bawah pra-1965, ketika isu-isu politik progresif yang (sayangnya) di zaman kita ter lanjur di-identifikasi sebagai wacana elit liberal urban seperti ge rakan perem puan dan anti-kekerasan justru diartikulasikan dalam nama kelas pekerja. Dari situasi yang terbalik ini orang pun terpancing untuk bertanya lebih lanjut: mengapa gerakan massa yang otentik dan ter organisir hilang dalam lanskap politik setelah 1965 dan digantikan oleh bentuk-bentuk perjuangan yang serba legalistik? Inilah potensi yang layak di se-la matkan.

Apa kabar Indonesia pasca-1998? Ketika semua langkah-langkah legal untuk mengubah rezim relatif berhasil namun dalam praktiknya am bu radul, bagaimana film serupa Lewat Djam Malam bisa meng eks-pre si kan kekecewaan politik mereka yang berperan dalam perubahan

5 Krishna Sen, Indonesian Cinema: Framing the New Order, Zed Books, New York, 1994.

Page 95: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

84 L E WaT D j a M M a L a M

ter sebut? Lagi-lagi yang bisa diambil dari Lewat Djam Malam adalah re pre sentasi sosial karakter-karakter di dalamnya: Iskandar sebagai borjuis kecil yang kecewa, Puja si penjudi dan germo, dan Gunawan yang opor tunis namun tetap memakai slogan-slogan revolusioner? Orang bisa me la kukan klasifikasi serupa di zaman ini: Tokoh A, mantan mahasiswa radikal yang kecewa dan memilih tidak berpolitik; tokoh B, rekan tokoh A, yang sekarang jadi bos preman; dan tokoh C, juga mantan mahasiswa, yang kini masuk dalam nomenklatura partai dan masih memakai slogan-slogan aktivis.

Lewat Djam Malam berakhir pesimis. Kita tahu Iskandar mati di-tem bak patroli polisi—bukan kematian yang heroik. Kita juga tahu bah-wa kemarahan Iskandar adalah ledakan biasa dan tidak politis. Dia tidak seperti karakter Johan, mantan pejuang yang segera menggalang ge rakan perdamaian begitu revolusi selesai dalam film Tjorak Dunia (Bachtiar Siagian, 1956)6—sebuah “sekuel” Lewat Djam Malam, jika ada. Sosok Iskandar—ini juga yang menjadi keterbatasan Lewat Djam Malam—sekadar terpuruk dalam melankoli berkepanjangan. Tapi dari pesimisme itu kita pun senantiasa dituntut mengoreksi kegagalan-kega-galan perubahan politik yang pernah terjadi seraya membayangkan ke-mung kin an lain. Sebuah posisi yang tidak nyaman, tentunya.

6 Salim Said, “Revolusi Indonesia dalam Film-film Indonesia”, dalam Pantulan Layar Putih, Sinar Harapan, Jakarta, 1991.

Page 96: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

85L E WaT D j a M M a L a M

Sinematek Indonesia

Page 97: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Rak-rak penyimpanan film di Sinematek Indonesia.

Page 98: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Apa Kami Hanya Pantas Menonton Film-film Rusak?

Sinematek Indonesia dan Generasi Indonesia Masa Depan

L I S a b o n a R a h M a n

PERAYAAN untuk restorasi film Lewat Djam Malam hari ini tak bisa tidak akan membuat kita mengenang almarhum Misbach Jusa Biran, pendiri Sinematek Indonesia (SI). Sungguh sayang ia tidak sempat menyaksikan film ini pulih dan pulang ke Usmar Ismail Hall bersama kita semua. Ten-tu tidak berlebihan jika saya katakan bahwa tanpa inisiatif almarhum Misbach bersama SM Ardan sejak tahun 1970 hingga berdirinya SI pada 1975, kita semua tak akan berada sini dan merayakan keberhasilan kerja sama kita semua. Tulisan ini adalah penghargaan bagi upaya kedua almar-hum, sekaligus upaya untuk meneruskan kerja keras mereka.

Kita patut bangga punya arsip film seperti SI. Almarhum Misbach ingin membuat suatu tempat untuk orang bisa menonton dan belajar dari film-film Indonesia klasik untuk mencegah ”orang film dewasa ini… meng ulangi salah langkah yang dilakukan orang pada masa lampau.”

Page 99: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

88 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

Meskipun jelas bahwa almarhum ingin memberi tempat belajar bagi pem-buat film Indonesia, tapi sesungguhnya yang ia hasilkan lebih dari seka-dar itu. SI adalah rumah bagi harta budaya pecinta film dunia, pembuat film maupun bukan, yaitu kita semua yang hadir pada perayaan ini dan siapapun yang bersua dengan Lewat Djam Malam sebelum dan sesudah hari ini.

Bagi saya dan kawan-kawan segenerasi, pembuat film maupun bukan, kali pertama menyaksikan karya-karya klasik film Indonesia adalah saat-saat magis yang bukan saja menggetarkan, tapi hampir selalu juga me nyakitkan. Film-film berharga dari masa lalu itu kami tonton dalam keadaan terputus-putus, penuh goresan dengan suara yang kadang cem-preng kadang hilang sama sekali. Betapa irinya kami pada orang-orang yang menontonnya di masa lalu dengan gambar yang mulus dan suara yang merdu.

Pada hari ini, kita tak bisa tidak menengok ke belakang dan kagum akan gagasan bagus almarhum Misbach dan Ardan yang begitu maju dan menjadi inspirasi bagi masyarakat Asia. Gagasan luar biasa inilah yang me mungkinkan saya dan generasi saya merasa bahwa kami pun punya akar dan kami adalah bagian dari sejarah panjang seni film Indonesia dan ikut merawatnya. Kami jadi bisa percaya bahwa sejarah bukan ha-nya nyata bagi bangsa lain sementara kami hanya bisa menatap iri dan kagum. Kami, para penonton, memanjangkan nafas saat-saat bersejarah yang pernah diciptakan sebelum kami ada.

Bersamaan dengan itu kita akan terhenyak sebentar dan bertanya, bagai mana kiranya masa depan gagasan maju dan inspiratif itu pada hari ini, sesudah hampir empat puluh tahun lewat? Koleksi SI tidak terawat dan makin hari makin rusak. Koleksi yang dikumpulkan satu demi satu oleh al marhum Misbach dan SM Ardan adalah harta budaya yang tak ter-nilai, tapi saat ini dalam keadaan terpuruk dan tak terurus dengan baik. Barangkali paling tidak satu kali dalam setahun, kita membaca tulisan di

Page 100: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

89S I n E M aT E K I n D o n E S I a

koran atau majalah nasional tentang kondisi SI yang makin hari makin buruk. Karena sudah terlalu sering diberitakan, mendengar kabar kondisi SI memburuk rasanya seperti mendengar rekaman ratapan usang tanpa ke sudahan. Apakah ini berarti bahwa kami, saya dan generasi saya, hanya boleh menonton film-film klasik Indonesia dalam keadaan rusak? Apakah ini berarti bahwa generasi sesudah kami bahkan tidak diberi kesempatan menonton film-film itu sama sekali?

Kondisi menyedihkan SI dan koleksi film klasik Indonesia bisa di-ubah. Hari ini kita merayakan salah satu kabar gembira bahwa satu judul dari koleksi SI, Lewat Djam Malam, telah dipulihkan dengan kerja bersama berbagai pihak dari dalam negeri maupun antar-bangsa yaitu SI, Yayasan Konfiden, Kineforum Dewan Kesenian Jakarta, National Museum of Singapore, L’immagine Ritrovata Bologna, Italia dan World Cinema Foundation, AS/Swiss. Memulihkan harta budaya yang telanjur rusak adalah kerja skala besar yang melibatkan bantuan banyak pihak, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Kerja restorasi film ini adalah langkah pertama yang harus disusul langkah-langkah selanjutnya dengan judul-judul film lain yang penting untuk ingatan bersama akan budaya sinema Indonesia. Saya kira kami dan juga generasi setelah kami punya hak dan ingin ikut bangga serta merawat harta warisan budaya kami un-tuk meneruskannya pada generasi berikutnya.

***

Ketertarikan dunia internasional terhadap proses restorasi dan pemutaran Lewat Djam Malam menunjukkan bahwa koleksi SI sangat penting untuk diapresiasi, dirawat, dan dipertunjukkan. Lima belas judul dalam koleksi ini sudah menjadi bagian dari ”Memory of The World: National Cinematic Heritage” UNESCO sejak tahun 1995 atas prakarsa almarhum Misbach yang masih menjabat sebagai Kepala SI pada waktu itu.

Page 101: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

90 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

Keberadaan SI sebagai pelaku aktif arsip film merosot tajam setelah Misbach Jusa Biran tidak lagi menjabat sebagai Kepala. Sejak itu hingga sekarang SI cenderung bekerja secara pasif, tidak lagi aktif mendorong apresiasi di dalam negeri maupun secara internasional. Ruang pemutaran film khusus sudah tidak ada lagi, kegiatan apresiasi film berhenti, kegiatan perawatan koleksi film hanya terbatas pada penyimpanan dengan kondisi yang kurang baik dan pembersihan kimiawi dengan alat-alat yang sama sekali tidak memadai. SI yang tadinya adalah salah satu pencetus se ka-ligus pemula, pun tidak lagi bisa mempertahankan keanggotaannya di asosiasi arsip film internasional.

Melihat skala kerja yang begitu besar dan mendesak, kiranya kita memerlukan langkah-langkah aktif untuk memulihkan harta budaya yang lama tidak dirawat. Koleksi SI yang berharga dalam bentuk buku, nas kah, film, dan lain-lain membutuhkan tata kelola yang dirancang dan dijalankan oleh tenaga ahli yang saat ini belum ada dalam struktur lem baga nya. Sebagai lembaga, SI memerlukan rancangan kinerja baru dan bentuk pengelolaan yang baru supaya dapat memenuhi tantangan pengelolaan harta budaya sinema Indonesia saat ini dan untuk masa de pan. Jika bentuk kelembagaan yang menaungi SI saat ini tidak lagi membuka kesempatan untuk menerima bantuan dan kerja sama demi perawatan koleksi SI, maka sudah saatnya SI diberi rancangan penge-lolaan dan kelembagaan yang lebih baik.

Mengelola arsip film seperti SI pada hari ini, 112 tahun setelah film tiba di tanah Nusantara, adalah tugas penting kita sebagai war ga dunia. Memasuki abad yang lalu, film dan bentuk ciptaan gambar ber gerak lainnya sudah menjadi bagian penting dari peradaban manusia. Para ahli warisan budaya dunia mengakui bahwa gambar bergerak telah men jadi media paling berpengaruh dalam sejarah manusia modern yang telah membentuk cara pikir manusia sejak abad ke-20. Kita, warga Nusan tara, bukan saja telah ikut menikmati jutaan karya cipta gambar bergerak dari

Page 102: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

91S I n E M aT E K I n D o n E S I a

seluruh dunia, tapi telah ikut pula mencipta. Hingga hari ini tercatat hampir 3.000 judul film cerita panjang pernah diciptakan sejak tahun 1926. Sejak saat itu hingga hari ini karya cipta dari wilayah Nusantara sudah menghibur dan memukau jutaan penonton di seluruh dunia.

Sejarah yang diciptakan oleh karya film cerita Nusantara telah hidup hampir 90 tahun, melampaui masa susah dan senang, kejayaan dan kehancuran, waktu damai dan perang. Sesulit apapun keada an, ribuan pencipta film Nusantara senantiasa menghasilkan karya film. Sejak abad yang lalu, tentu sudah lebih dari ratusan juta orang di seluruh dunia terpesona, menangis, tertawa, dan (tentu pula) ditakut-takuti oleh buah tangan para pencipta Nusantara. Bukankah daftar panjang penca paian ini sudah sepatutnya kita hargai sebagai harta budaya yang bernilai tinggi? Bukankah upaya menyimpan, merawat, dan memutarkan film-film itu berarti juga menjunjung kenangan ratusan juta warga dunia, ter masuk warga Nusantara, dan mewariskannya untuk generasi demi generasi mendatang?

Akhirnya kita sampai pada pertanyaan, dari hampir 3.000 judul karya cipta Nusantara selama ini, berapa banyak yang tersisa? Saat ini karya film yang layak tonton dalam koleksi SI tidak sampai sepersepuluhnya. Lewat Djam Malam barulah satu dari hampir 3.000 karya dalam sejarah kita. Kalau kita tidak bekerja lebih keras lagi sejak sekarang, tak perlu menunggu sampai generasi berikutnya lahir, kita akan kehilangan seja-rah film kita sendiri. Saya dan generasi saya yakin, kita semua tidak akan membiarkan ini terjadi. Sekaranglah saatnya mulai terlibat dan me-mastikan kita tidak hanya tinggal diam disuguhi film-film rusak.

***

Proses yang kita jalankan untuk Lewat Djam Malam, selain membuktikan bahwa kita masih punya harapan, juga mengajari kita beberapa hal.

Page 103: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

92 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

Pertama, jika kita bekerja lebih keras dan terarah, harta budaya yang di-simpan SI yang saat ini makin tenggelam, bisa diselamatkan dan dipu lih-kan kembali untuk dibagi kepada publik saat ini maupun generasi men-datang. Kedua, koleksi SI bisa diselamatkan dengan perawatan profesional yang sayangnya belum menjadi bagian sumber daya internal SI. Sebagai lembaga, SI perlu membuka diri untuk diperbarui dan menjadi lembaga arsip profesional atau bekerja sama dengan lembaga arsip profesional. Ketiga, dukungan internasional sangat penting dalam menyelamatkan koleksi SI karena memungkinkan pertukaran keahlian di bidang pelak-sanaan proses kerja restorasi (baik dari segi manajemen maupun teknik res torasi). Terakhir, dukungan dan perhatian yang ditunjukkan oleh pri-badi maupun lembaga di Indonesia menunjukkan bahwa proses restorasi ini bisa diteruskan pada judul-judul lain yang penting bagi sejarah film Indonesia dengan lebih banyak melibatkan pihak-pihak di Indonesia.

Restorasi Lewat Djam Malam membutuhkan waktu keseluruhan dua ta hun dan melibatkan bukan saja lembaga arsip dan restorasi film, tapi ju ga kerja sama keluarga Usmar Ismail serta para profesional di bidang distri busi dan pemutaran film hingga festival internasional terkemuka se-perti Cannes Film Festival. Proses kerja yang sama juga melibatkan orang-orang dari generasi yang berbeda dan dengan bangga saya harus me nya ta-kan, mewakili generasi saya, bahwa kami tidak tinggal diam saja.

Ini adalah langkah awal untuk mengajak lebih banyak orang dan lembaga Indonesia untuk melibatkan diri karena hanya dengan bekerja sama kita bisa mengubah judul berita tentang sejarah sinema di media massa kita dari ratapan dan ungkapan iba, menjadi lontaran semangat dan kebanggaan. Tentu saja ini bukan pekerjaan mudah dan cepat, tapi jelas bahwa kita semua bisa membuatnya mungkin terjadi.

Amsterdam, Mei 2012

Page 104: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Catatan dari Ruang Penyimpanan Film Sinematek Indonesia

Hanya 14 Persen yang Tersimpan dan dalam Kondisi Memprihatinkan

a R I E K a RT I K a S a R I

TEMPAT penyimpanan koleksi film dengan format seluloid, yang dimiliki Sinematek Indonesia (SI) terletak di lantai basement Gedung Pu sat Perfilman Haji Usmar Ismail. Ruangan besar bersuhu dingin, berisi rak pe nuh tumpukan reel film. Ada empat karyawan yang bekerja di bagian pe nyim panan dan pemeliharaan film. Perawatan film di SI dilakukan berdasarkan urutan rak penyimpanan, setiap hari karyawan bagian pemeliharaan film bisa membersihkan dua-tiga judul film, tergantung jumlah reel-nya. De ngan SDM sejumlah itu serta peralatan manual, maka perawatan dan pen catatan kondisi seluruh isi ruang penyimpanan film bisa memakan waktu dua tahun.

Kerusakan film dibagi menjadi dua jenis. Kerusakan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan kerusakan yang berasal dari medium film itu sen diri (internal). Firdaus, salah satu karyawan, menjelaskan bahwa

Page 105: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

94 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

proses perawatan dilakukan dengan cara menghambat kerusakan, karena pada dasarnya materi seluloid sendiri tetap akan rusak, namun dengan pera watan yang baik umur film bisa bertahan hingga ratusan tahun. Masa lah alami seperti tingkat keasaman yang tinggi, dapat menyebabkan penyusutan pada perforasi, serta bentuk film yang bergelombang. Hal ini dapat menyebabkan film jadi rapuh. Sedangkan untuk faktor eksternal ma salah yang dihadapi biasanya adalah film yang berjamur dan berair, karena pengaruh suhu dan udara.

Kerusakan itu sendiri dibagi menjadi dua tahapan, yaitu kerusakan ringan dan kerusakan berat. Pada tahap kerusakan ringan biasanya ting-kat keasaman film sudah mencapai 2-2,5 persen, warna yang mulai ke-

Peralatan tua yang digunakan untuk merawat film.

Page 106: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

95S I n E M aT E K I n D o n E S I a

Contoh dari negatif Lewat Djam Malam yang tergores.

Tempat penyhimpanan poster dll di Sinematek Indonesia yang seadanya.

Page 107: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

96 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

me rahan pada film berwarna, serta gambar yang mengalami goresan halus. Kerusakan ringan ini biasanya diatasi dengan cara membersihkan film dengan cairan trichloroethanol yang terbatas suplainya, sehingga ha rus dihemat. Perawatan semacam ini hanya bisa berpengaruh pada asam, dan tidak berpengaruh banyak pada warna yang kemerahan ser ta gambar yang tergores. Kerusakan pada tahapan yang sudah berat biasa-nya diawali oleh tingkat asam yang melebihi batas 3%. Tingkat asam yang tinggi akan membuat film jadi bergelombang dan perforasi pun men jadi susut dan rapuh. Apabila perforasi susut dan rapuh namun tetap di pak sa-kan untuk diputar, maka perforasi pun akan mudah sobek. Bukan tidak mungkin perforasi yang sobek juga dapat berlanjut dengan gambar yang ter kelupas. Dengan keterbatasan fasilitas yang ada di SI, tidak banyak yang bisa dilakukan apabila hal ini terjadi. Bagian pemeliharaan hanya bisa membersihkannya dengan cairan dan memperbaiki perforasi secara manual dengan transparant tape. Film dengan jenis kerusakan berat seperti ini tentu saja tidak diperbolehkan untuk diputar.

Untuk kerusakan yang dipicu oleh faktor eksternal, permasalahan yang sering terjadi adalah masuknya jamur ke dalam pita film melalui

Grafik Jumlah Koleksi RusakJumlah Film Rusak ringan Rusak berat Tidak lengkap

Page 108: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

97S I n E M aT E K I n D o n E S I a

per tu karan udara. Sebelumnya pencegahan dapat dilakukan dengan cara menyertakan paraformaldehyde ke dalam reel film yang sudah melalui pro ses perawatan. Metode pemberian bubuk berwarna putih, yang ber-fung si sebagai disinfektan itu, kini sudah tidak pernah dilakukan lagi, kare na anggaran yang terbatas.

Suhu dan kelembaban ruangan merupakan hal penting dalam pera-watan film. Ruang penyimpanan film di SI memasang suhu standar 10°-12° Celcius dan kelembaban 45-65 %. Dalam beberapa kasus kerusakan pada koleksi film, asal mula datangnya koleksi juga berpengaruh. Contoh ka susnya adalah kondisi gambar film yang mulai terlihat kemerahan, saat beberapa judul film Indonesia datang dari tempat penyimpanannya di Hongkong pada tahun 1998.

hanya 14 persen dan banyak yang rusakPada tempat penyimpanan film di SI terdapat 414 judul yang terdiri dari 84 negative copy, 17 judul hitam-putih dalam format 16mm, 58 judul berwarna dalam format 16mm, 53 judul hitam-putih dalam format 35mm,

Perbandingan Koleksi dengan Film BeredarJumlah film beredarKoleksi Sinematek Indonesia

Page 109: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

98 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

dan 235 judul berwarna dalam format 35mm. Selain itu masih ada koleksi dokumentasi dengan format seluloid sejumlah 313 judul.

Ruang penyimpanan film SI tidak hanya menyimpan film koleksi sendiri, tetapi ada juga beberapa film titipan rumah produksi. Untuk perio de 1950an tercatat 65 judul film yang dikoleksi oleh SI atau sekitar 17 persen dari 386 judul film beredar yang tercatat di Katalog Film Indonesia (KFI). Maka angka 414 judul dari tahun 1939 sampai dengan tahun 2011 ter sebut sangat kecil apabila dicocokkan dengan data film beredar yang ter catat di KFI, yaitu 2.914 film sampai dengan tahun 2011, atau hanya 14 persen saja.

Dengan koleksi yang sangat sedikit ini pun kondisinya banyak yang mem prihatinkan. Dari data kategori kerusakan seperti yang dicatat petu-gas SI, terdapat sejumlah film yang harus segera ditangani:

1. Dari 84 negative copy yang tersimpan, 37 judul di antaranya tidak lengkap.

2. Seluruh koleksi 16mm hitam-putih tidak dapat diputar karena rusak dan tidak lengkap. Sedangkan delapan judul dari koleksi 16mm berwarna, sudah mengalami kerusakan ringan.

3. 23 judul format 35mm hitam-putih masuk kategori rusak dan tidak dapat diputar, 10 di antaranya dalam kondisi tidak lengkap. Dari sisa film yang dapat diputar sekitar tujuh judul mengalami kerusakan ringan.

4. Dari 235 judul film berwarna format 35mm, sembilan di antaranya tidak dapat diputar karena rusak dan 36 film yang dapat diputar mengalami kerusakan ringan.

Tidak jelasnya standar pencatatan, serta pengerjaan kondisi terbaru yang memakan waktu dua tahun lamanya, membuat angka-angka da-lam daftar ini tidak bisa dianggap mendekati kenyataan. Oleh karena itu membuat catatan yang baru secara detail, serta memiliki kategori kon-

Page 110: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

99S I n E M aT E K I n D o n E S I a

Daftar film dalam Kondisi KritisPer november 2011

disi film yang lebih baik adalah pekerjaan rumah pertama kita. Selain itu juga memeriksa kembali dan membenahi fasilitas serta suplai bahan perawatan yang sudah ada. Selain memperbaiki film yang rusak, yang juga harus diperhatikan adalah kurangnya koleksi yang dimiliki oleh SI. Hal ini cukup penting untuk dilakukan mengingat kita hanya memiliki 14 per sen dari keseluruhan warisan nasional dalam bentuk film.

Page 111: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

100 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

no.

Tahu

nju

dul

Sutr

adar

an

egat

ive

Prin

t16

mm

35m

m

g+S

Dn

+DP

jum

lah

Ca

n/Co

pyKo

ndis

iju

mla

h

Can/

Copy

Kond

isi

119

40M

atja

n Be

rbis

ik (

HP)

Tan

Tjoe

i Hoc

k-

3/1

Rusa

k be

rat.

219

41Ko

eda

Sem

bran

i (H

P)W

ong

Bers

auda

ra-

-1/

1Ru

sak

bera

t, t

idak

leng

kap.

319

41Sr

igal

a It

em (

HP)

Tan

Tjoe

i Hoc

k-

5/1

Rusa

k be

rat.

419

48D

jaoe

h D

imat

a (H

P)An

djar

Asm

ara

--

3/1

Rusa

k be

rat,

tid

ak le

ngka

p.5

1949

Gad

is D

esa

(HP)

Andj

ar A

smar

a-

-2/

1Ru

sak

bera

t, t

idak

leng

kap.

619

49H

arta

Kar

un (

HP)

Usm

ar Is

mai

l-

-3/

1Ru

sak

bera

t, t

idak

leng

kap.

719

49Tj

itra

(H

P)U

smar

Ism

ail

--

2/1

Rusa

k be

rat,

tid

ak le

ngka

p.8

1950

Anta

ra B

umi D

an L

angi

t (H

P)dr

Huy

ung

0 +

95

+ 0

5/1

Rusa

k be

rat.

919

50In

spek

tur

Rach

man

(H

P)M

oh S

aid

HJ

--

2/1

Rusa

k be

rat,

tid

ak le

ngka

p.10

1950

Unt

uk S

ang

Mer

ah P

utih

(H

P)M

oh S

aid

HJ

--

1/1

Rusa

k be

rat,

tid

ak le

ngka

p.11

1951

Dji

wa

Pem

uda

(HP)

Bach

tiar

Eff

endy

--

1/1

Rusa

k be

rat,

tid

ak le

ngka

p.12

1951

Si P

intj

ang

(HP)

Koto

t Su

kard

i-

-2/

1Ru

sak

bera

t, t

idak

leng

kap.

1319

52 D

r. S

amsi

(H

P)Ra

tna

Asm

ara

8 +

65/

1Ru

sak

bera

t.14

1952

Kum

ala

Dew

a D

ewi (

HP)

Bam

bang

Sud

arto

4 +

33

5/1

Rusa

k be

rat.

1519

52 P

ulan

g (H

P)Ba

suki

Eff

endi

--

2/1

Rusa

k be

rat,

tid

ak le

ngka

p.16

1953

Baw

ang

Mer

ah B

awan

g Pu

tih

(HP)

Tan

Sing

Hw

at5/

1Ru

sak

bera

t.17

1953

Bele

nggu

Mas

jara

kat

(HP)

Wah

ju H

idaj

at-

-2/

1Ru

sak

bera

t, t

idak

leng

kap.

1819

53M

erat

jun

Sukm

a (H

P)Ba

chti

ar E

ffen

dy-

-3/

1Ru

sak

bera

t, t

idak

leng

kap.

1919

53Re

ntjo

ng D

an S

urat

(H

P)Ba

suki

Eff

endi

, Re

ndra

Kar

no-

-2/

1Ru

sak

bera

t, t

idak

leng

kap.

2019

54 A

ntar

a Tu

gas

Dan

Tji

nta

(HP)

Bach

tiar

Eff

endy

,

Rd

Arif

fien

--

2/1

Rusa

k be

rat,

tid

ak le

ngka

p.21

1954

Der

ita

(HP)

Hu

5/1

Rusa

k be

rat.

2219

54Si

Mel

ati (

HP)

Basu

ki E

ffen

di-

-2/

1Ru

sak

bera

t, t

idak

leng

kap.

2319

55 A

da G

ula

Ada

Sem

ut (

HP)

Hu

11 +

10

4/1

Rusa

k be

rat.

2419

55 D

jaja

pran

a (H

P)RM

Soe

tart

o-

-3/

1Ru

sak

bera

t, t

idak

leng

kap.

2519

60Se

piri

ng N

asi (

HP)

Amir

Jus

uf/

B.Su

pard

i6/

1Ru

sak

bera

t.26

1963

Bala

da K

ota

Besa

r (H

P)W

ahyu

Sih

ombi

ng6/

1Ru

sak

bera

t.27

1963

Bint

ang

Ketj

il (H

P)W

im U

mbo

h/ M

isba

ch Y

usa

Bira

n6/

1Ru

sak

bera

t.28

1964

Air

Mat

a D

arah

(H

P)Ja

cob

Har

ahap

4/1

Rusa

k be

rat.

2919

64Im

pian

Buk

it H

arap

an (

HP)

Wah

yu S

ihom

bing

6/1

Rusa

k be

rat.

3019

64Ta

uhid

(H

P)As

rul S

ani

--

4/1

Rusa

k be

rat,

tid

ak le

ngka

p.6/

1Ru

sak

bera

t.31

1970

Hon

ey,

Mon

ey A

nd J

akar

ta F

air

(W)

Mis

bach

Yus

a Bi

ran

8/1

Rusa

k be

rat.

3219

71 W

ajah

Seo

rang

Lak

i-la

ki (

W)

Teg

uh K

arya

2/1

Baik

.6/

1Ru

sak

bera

t.33

1973

Cin

ta P

erta

ma

(W)

Teg

uh K

arya

5/1

Rusa

k be

rat.

3419

76 C

hich

a (W

) E

dwar

t P.

Sir

ait

6/1

Rusa

k be

rat.

3519

76 P

erka

win

an D

alam

Sem

usim

(W

) T

eguh

Kar

ya5/

1Ru

sak

bera

t.36

1977

Pet

uala

ng C

ilik

(W)

Dhi

ra S

oeho

ed4/

1Ru

sak

bera

t.37

1977

Tua

n, N

yony

a D

an P

elay

an (

W)

Sam

sul F

uad

5/1

Rusa

k be

rat.

3819

80 K

emila

u Ke

mun

ing

Senj

a (W

) H

asm

anan

7/1

Rusa

k be

rat.

Daf

tar

film

dal

am K

ondi

si K

riti

sPe

r N

ovem

ber

2011

Page 112: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

101S I n E M aT E K I n D o n E S I a

no.

Tahu

nju

dul

Sutr

adar

an

egat

ive

Prin

t16

mm

35m

m

g+S

Dn

+DP

jum

lah

Ca

n/Co

pyKo

ndis

iju

mla

h

Can/

Copy

Kond

isi

3919

81 B

awal

ah A

ku P

ergi

(W

) M

T. R

isya

f6/

1Ru

sak

bera

t.

4019

56Te

rang

Bul

an T

eran

g D

i Kal

i (H

P)W

im U

mbo

h5/

1Ru

sak

ring

an,

tida

k le

ngka

p.41

1962

Vio

leta

(H

P)Ba

chti

ar S

iagi

an5/

1Ru

sak

ring

an.

4219

63 P

enje

bran

gan

(HP)

Gat

ut K

usum

o6/

1Ru

sak

ring

an.

4319

64 D

jiw

a Ko

loni

al (

HP)

R. Is

kak

6/1

Rusa

k ri

ngan

.44

1965

Mad

ju T

ak G

enta

r (H

P)Tu

rino

Dju

naid

y5/

1Ru

sak

ring

an.

4519

67 P

etir

Sep

andj

ang

Mal

am (

HP)

S. W

aldi

/ Sj

arie

ffud

in7/

1Ru

sak

ring

an.

4619

68O

pera

si X

(H

P)M

isba

ch J

usa

Bira

n12

+ 1

26/

1Ru

sak

ring

an.

4719

69 A

pa J

ang

Kau

Tjar

i Pal

upi?

(W

) A

srul

San

i7/

1Ru

sak

ring

an.

4819

69 M

att

Dow

er (

HP)

Nja

Abb

as A

kup

8/1

Rusa

k ri

ngan

.49

1971

Pera

wan

Dis

ekto

r Se

lata

n (W

) A

lam

Sur

awid

jaja

6/1

Rusa

k ri

ngan

.50

1973

Aya

h (A

khir

nya

Kau

Sada

r) (

W)

Am

in K

erta

raha

rdja

10/1

Rusa

k ri

ngan

.51

1973

Lak

i Lak

i Pili

han

(W)

Nic

o Pe

lam

onia

6/1

Rusa

k ri

ngan

.52

1973

Seg

engg

am H

arap

an (

W)

Wah

ab A

bdi

5/2

Rusa

k ri

ngan

.53

1973

Si D

oel A

nak

Beta

wi (

W)

Sju

man

Dja

ya5/

1Ru

sak

ring

an.

5419

73 S

i Mam

ad (

W)

Sju

man

Dja

ya5/

1Ru

sak

ring

an.

5519

74 K

awin

Lar

i (W

) T

eguh

Kar

ya5/

2Ru

sak

ring

an.

5619

74 S

enyu

m D

ipag

i Bul

an D

esem

ber

(W)

Wim

Um

boh

6/1

Rusa

k ri

ngan

.57

1975

Mal

am P

enga

ntin

(W

) L

ukm

an H

akim

Nai

n2/

1Ru

sak

ring

an.

5819

76 C

inta

Rah

asia

(W

) L

ukm

an H

akim

Nai

n2/

1Ru

sak

ring

an.

5919

76 S

entu

han

Cint

a (W

) B

obby

San

dy2/

1Ru

sak

ring

an.

5/1

Rusa

k ri

ngan

.60

1977

Bad

ai P

asti

Ber

lalu

(W

) T

eguh

Kar

ya6/

1Ru

sak

ring

an.

6119

77 In

em N

yony

a Be

sar

(W)

Moc

htar

Soe

mod

imed

jo2/

1Ru

sak

ring

an.

6219

77 K

ekas

ih (

W)

Bob

by S

andy

2/1

Rusa

k ri

ngan

.63

1977

Kug

apai

Cin

tam

u (W

) W

im U

mbo

h2/

1Ru

sak

ring

an.

6419

77 S

uci S

ang

Prim

adon

a (W

) A

rifin

C N

oer

7/2

Rusa

k ri

ngan

.65

1977

Tua

n Be

sar

(W)

Moc

htar

Soe

mod

imed

jo2/

1Ru

sak

ring

an.

6619

78 S

atu

Mal

am D

ua C

inta

(W

) U

sman

Eff

endy

2/1

Rusa

k ri

ngan

.67

1979

Kab

ut S

utra

Ung

u (W

) S

jum

an D

jaya

10/1

Rusa

k ri

ngan

.68

1979

Sin

ila (

Peri

stiw

a G

unun

g D

ieng

) (W

) K

urna

en S

uhar

dim

an6/

1Ru

sak

ring

an.

6919

79 Y

uyun

Pas

ien

Rs.J

iwa

(W)

Ari

fin C

Noe

r6/

1Ru

sak

ring

an.

7019

80 H

ilang

nya

Sebu

ah M

ahko

ta (

W)

IM C

hand

ra A

di5/

1Ru

sak

ring

an.

7119

80 P

erem

puan

Dal

am P

asun

gan

(W)

Ism

ail S

oeba

rdjo

6/1

Rusa

k ri

ngan

.72

1981

Gad

is M

arat

hon

(W)

Cha

erul

Um

am5/

1Ru

sak

ring

an.

7319

81 M

anus

ia B

erilm

u G

aib

(W)

Lili

k Su

djio

6/1

Rusa

k ri

ngan

.74

1982

Pen

gkhi

anat

an G

30

S/ P

KI (

W)

Ari

fin C

Noe

r15

/1Ru

sak

ring

an.

7519

82 S

orta

(Tu

mbu

h Bu

nga

Di S

ela

Batu

) (W

) A

brar

Sir

egar

6/1

Rusa

k ri

ngan

.76

1983

Bud

ak N

afsu

(W

) S

jum

an D

jaya

5/1

Rusa

k ri

ngan

.77

1984

Kem

bang

Ker

tas

(W)

Sla

met

Rah

ardj

o5/

2Ru

sak

ring

an.

7819

84 K

erik

il Ke

riki

l Taj

am (

W)

Sju

man

Dja

ya6/

1Ru

sak

ring

an.

7919

85 K

ejar

lah

Dak

u Ka

u Ku

tang

kap

(W)

Cha

erul

Um

am5/

1Ru

sak

ring

an.

Page 113: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

102 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

no.

Tahu

nju

dul

Sutr

adar

an

egat

ive

Prin

t16

mm

35m

m

g+S

Dn

+DP

jum

lah

Ca

n/Co

pyKo

ndis

iju

mla

h

Can/

Copy

Kond

isi

8019

86 D

on A

ufar

(W

) P

itra

jaya

Bur

nam

a5/

1Ru

sak

ring

an.

8119

86 K

elua

rga

Mar

kum

(W

) C

haer

ul U

mam

5/1

Rusa

k ri

ngan

.82

1986

Pac

ar P

erta

ma

(W)

Sam

Sar

umpa

et5/

1Ru

sak

ring

an.

8319

87 A

rini

, M

asih

Ada

Ker

eta

Yang

Aka

n Le

wat

(W

) S

opha

n So

phia

an5/

2Ru

sak

ring

an.

8419

89 L

angi

tku

Rum

ahku

(W

) S

lam

et R

ahar

djo

5/12

Rusa

k ri

ngan

.85

1989

Nua

nsa

Biru

nya

Rinj

ani (

W)

Jim

my

Atm

aja

7/1

Rusa

k ri

ngan

.86

1990

Dis

ini S

enan

g D

isan

a Se

nang

(W

) M

aman

Fir

man

sjah

5/1

Rusa

k ri

ngan

.87

1990

Sua

mik

u Sa

yang

(W

) H

enky

Sol

aim

an5/

1Ru

sak

ring

an.

8819

90 W

anit

a (W

) A

diso

erya

Abd

y4/

1Ru

sak

ring

an.

8919

97 T

eleg

ram

(W

) S

lam

et R

ahar

djo

6/1

Rusa

k ri

ngan

.90

2000

Mar

sina

h (C

ry J

usti

ce)

(W)

Sla

met

Rah

ardj

o6/

1Ru

sak

ring

an.

9119

39 G

agak

Item

(H

P)Ta

n Ko

en Y

auw

-ad

a3/

1Ti

dak

leng

kap.

9219

41 S

inga

Lao

et (

HP)

Tan

Tjoe

i Hoc

k-

5/1

Tida

k le

ngka

p.93

1941

Ten

gkor

ak H

idoe

p (H

P)Ta

nTjo

ei H

ock

9 +

03/

1Ti

dak

legk

ap.

9419

42 S

erib

u Sa

tu M

alam

(H

P)W

u Ts

un10

+ 1

04/

1Ti

dak

leng

kap.

9519

52 S

urja

(H

P)H

u4/

1Ti

dak

leng

kap

9619

52 T

iga

Bend

a Ad

jaib

(H

P)R.

Hu

9 +

93/

1Ti

dak

leng

kap.

9719

54 K

lent

ing

Kuni

ng (

HP)

0 +

99

2/1

Tida

k le

ngka

p.98

1954

Mer

api (

HP)

Soed

arso

WK

3/1

Tida

k le

ngka

p.99

1955

Dib

alik

Din

ding

(H

P)W

im U

mbo

h10

+ 1

09/

1Ti

dak

leng

kap.

100

1958

Sero

dja

(HP)

Naw

i Ism

ail

4/1

Tida

k le

ngka

p.

Kete

rang

an:

G:

Gam

bar

S: S

uara

DN

: D

upe

Neg

atif

DP:

Dup

e Po

siti

f

Page 114: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

Sahabat Sinematek

Inisiatif Warga Menyelamatkan Sejarah

To To T I n D R a RTo

RESTORASI Lewat Djam Malam oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation di satu sisi sangat menggembirakan ka-rena telah menyelamatkan film terbaik Indonesia sepanjang masa yang kebetulan dibuat oleh perintis film nasional, tetapi di sisi lain seperti me-nam par wajah kita sendiri. Mengapa justru orang-orang dan institusi asing yang lebih peduli pada salah satu warisan budaya terpenting Indonesia?

Tamparan itu semakin terasa menyakitkan karena proyek restorasi ini untuk kesekian kalinya menyadarkan kita betapa teledor bahkan tidak peduli nya bangsa ini pada infrastruktur pengarsipan harta kekayaannya sen diri. Lebih menyakitkan lagi, tidak ada satu orang pun di negeri ini, bah kan pemerintah, yang tahu bagaimana cara menyelamatkan koleksi tak ternilai yang tersimpan di pusat dokumentasi dan informasi perfilman Sinematek Indonesia.

Walaupun demikian, proyek restorasi ini telah memberikan ba nyak pelajaran berharga mengenai bagaimana sebaiknya preservasi film-

Page 115: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

104 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

film koleksi Sinematek lainnya dilakukan. Pelajaran lain, selain keti dak-pedulian pemerintah, Sinematek dan Yayasan PPHUI (Pusat Perfilman H. Usmar Ismail) yang menaunginya ternyata mempunyai banyak ke ter-batasan, sehingga menyulitkan keduanya melakukan kegiatan komersial guna menghimpun dana, termasuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang ingin membantu.

Beberapa tahun lalu sejumlah penggiat film yang aktif di Komite Film DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) dan Kineforum – antara lain Abduh Aziz, Alex Sihar, Farishad Latjuba, Lisabona Rahman, Riri Riza – berinisiatif mem bentuk komunitas Sahabat Sinematek. Tujuannya, melakukan peng-ga langan dana masyarakat untuk membantu Sinematek. Tapi gagasan itu ke mudian tidak berlanjut.

Kembali belajar dari pengalaman proyek restorasi ini, jika kita ingin melakukan inisiatif atau memberikan bantuan serupa, sebaiknya dila-ku kan oleh organisasi legal-formal yang memang khusus bekerja untuk tujuan itu, karena membutuhkan korespondensi intens dan banyak perikatan dalam bentuk perjanjian-perjanjian nasional dan internasional yang rumit dan sangat formal.

Sahabat Sinematek Untuk memanfaatkan momentum peluncuran hasil restorasi Lewat Djam Malam di Indonesia, muncul gagasan menghidupkan kembali dan mem berdayakan Sahabat Sinematek sebagai badan hukum berbentuk perkumpulan non-profit. Sebagai organisasi legal-formal, diharapkan ia lebih dapat mengikat komitmen para anggotanya, lebih memiliki legiti-masi menyelenggarakan penghimpunan dana dan sumbangan lain dari masyarakat, lebih leluasa mengikat perjanjian kerja sama dengan berbagai pihak, serta lebih flesksibel melakukan lobi-lobi yang diperlukan, termasuk kepada pemerintah dan parlemen.

Perkumpulan ini merupakan entitas di luar Sinematek yang secara

Page 116: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

105S I n E M aT E K I n D o n E S I a

inde penden melakukan berbagai inisiatif, usaha, dan kerja sama guna memberikan bantuan berkelanjutan kepada Sinematek. Dua minggu sebe lum meninggal, pendiri Sinematek Misbach Jusa Biran melontarkan keinginan nya agar perkumpulan ini bisa benar-benar terbentuk dan berjalan. Saat itu bahkan ia menawarkan diri menjadi semacam penasehat bersama JB Kristanto, penerima Lifetime Achievement Award FFI 2011 atas jasanya mendokumentasikan data-data film Indonesia sejak 1926 sampai sekarang.

Saya dan Alex Sihar yang ditugaskan mempersiapkan pembentukan perkumpulan ini juga telah melakukan diskusi dengan sejumlah teman dari kalangan perfilman untuk mematangkan bentuk, konsep, dan garis besar program, antara lain Zairin Zain, A Rahim Latief, Riri Riza, Farishad Latjuba, Ronny P Tjandra, Yoki Soufyan, Salman Aristo, dan lain-lain. Se-mua menyambut baik gagasan tersebut dan bersedia membantu apabila diperlukan. Hasil diskusi itu kemudian kami sampaikan kepada Ketua Sinematek Indonesia Berthy L Ibrahim dan Ketua Yayasan PPHUI Djonny Syafruddin.

Kesimpulannya, sebelum pemerintah menganggap penting infra-struktur pengarsipan dengan menunjukkan perhatian serius dan memberikan jalan keluar yang kongkret untuk keberlangsungan Sinematek secara layak, inilah satu-satunya pilihan yang tersedia seka-rang. Sebuah upaya bersama warga negara yang peduli untuk menye-lamatkan dokumentasi sejarah perfilman Indonesia, yang berarti masa lalu sekaligus masa depan budaya bangsanya.

Sesuai bentuknya, keanggotaan perkumpulan ini bersifat perorangan. Keanggotaan terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia yang pe-duli dan mempunyai komitmen jangka panjang untuk memperbaiki Sinematek. Selain iuran berkala, yang antara lain akan digunakan untuk mem biayai operasional organisasi, setiap anggota diharapkan bisa mem-berikan komitmen minimal satu dukungan lain yang diperlukan untuk

Page 117: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

106 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

melak sanakan program-program perkumpulan. Bisa berupa sumbangan tetap, bantuan keahlian, kesediaan menjadi relawan, dan lain-lain.

Rapat Umum Anggota pertama, yang dihadiri anggota-anggota pen-diri, menyepakati pembentukan perkumpulan dengan nama Sahabat Sinematek, mensahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), serta memilih Badan Pengawas dan Badan Pengurus periode 2012-2015. Selanjutnya Badan Pengurus akan menyusun program kerja jangka pendek dan jangka panjang serta membuka pendaftaran anggota baru.

Secara garis besar, program kerja perkumpulan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Penghimpunan Dana dan Sumbangan Lain2. Bantuan Program untuk Sinematek

Di samping iuran berkala dan komitmen sumbangan tetap dari ang-gota serta pendapatan dari eksploatasi ekonomi film-film yang direstorasi dengan bantuan Sahabat Sinematek, pemasukan perkumpulan ber-sumber dari penggalangan dana serta sumbangan lain, seperti peralatan dan perlengkapan kerja, dari masyarakat. Bisa perorangan atau organi-sasi, perusahaan, komunitas, dan lain-lain.

Penggalangan dana dan sumbangan lain dari masyarakat itu akan di-la kukan secara terorganisir untuk suatu program bantuan tertentu kepa-da Sinematek. Misalnya, untuk pembersihan jamur pada film seluloid, pengem bangan pustaka digital, renovasi gudang penyimpanan film, dan lain-lain.

Dengan demikian, penghimpunan dana dan sumbangan lain untuk setiap bantuan program sangat terukur nilai atau besaran targetnya. Selain itu masyarakat penyumbang bisa memilih penggunaan sumbangannya untuk program bantuan yang dikehendaki.

Page 118: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

107S I n E M aT E K I n D o n E S I a

bantuan ProgramTelah disepakati bahwa Sahabat Sinematek tidak akan memberikan bantuan berupa uang kepada Sinematek. Bantuan diberikan dalam bentuk program, mulai dari pembiayaan sampai tenaga relawan (jika diperlukan), serta peralatan atau perlengkapan kerja yang dibutuhkan.

Bantuan program untuk Sinematek akan difokuskan pada dua hal, yaitu:

1. AkuisisiDalam beberapa tahun terakhir Sinematek kesulitan melakukan akuisisi untuk melengkapi koleksinya karena keterbatasan anggaran.

Perkumpulan ini akan membantu melakukan akuisisi dengan men jalin komunikasi instensif dan kerja sama jangka panjang dengan produser film (untuk menyimpan kopi seluloid dan digital filmnya sete lah masa tayang bioskop berakhir), distributor home video (untuk me nyum-bangkan kopi DVD/VCD setiap judul yang diedarkan), penerbit buku (un-tuk menyumbangkan beberapa eksemplar buku terbitannya yang berkait-an dengan film), penerbit media cetak (untuk memberikan fasilitas ber-lang ganan gratis), dan lain-lain. Intinya adalah bagaimana bisa terus me-nam bah koleksi Sinematek, sebisa mungkin tanpa mengeluarkan biaya.

Badan Pengurus akan membentuk tim kurator untuk memilih film-film dan koleksi lain yang akan diprioritaskan untuk disimpan di Sinematek. Tim itu juga yang nanti akan menyusun daftar prioritas film-film untuk direstorasi berdasarkan nilai penting estetika, sejarah, dan konteksnya.

2. PreservasiProgram ini akan dilakukan secara bertahap. Untuk koleksi film, misalnya, di mulai dari pembersihan jamur pada seluloid, penggantian tempat pe-nyim panan dari kaleng ke plastik, pencatatan kondisi setiap film, dan

Page 119: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

108 S I n E M aT E K I n D o n E S I a

seterus nya. Begitu pula untuk poster, skenario, foto, buku, majalah/koran, dan koleksi-koleksi lain.

Setelah itu perkumpulan akan mengembangkan sistem kepustakaan digital yang tersambung ke jaringan internet. Selanjutnya adalah resto-rasi yang, mengingat biayanya yang relatif besar, akan ditawarkan da lam bentuk adopsi kepada sponsor yang berminat berdasarkan urutan prio-ritas yang disusun oleh tim kurator.

Apabila Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, menyampaikan ide/gagasan, atau ingin bergabung menjadi anggota Sahabat Sinematek, silakan layang kan surat elektronik ke alamat [email protected].

Page 120: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

109S I n E M aT E K I n D o n E S I a

Terima Kasih

Page 121: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

110 T E R I M a K a S I h

Seluruh peristiwa yang telah berlangsung tidak akan terlaksana tanpa dukungan:

Lembagal National Museum of Singaporel World Cinema Foundationl Sinematek Indonesial L’Immagine Ritrovatal Kompas TVl Cineplex 21/XXIl Blitz Megaplexl Jive! Collection l Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatifl Asosiasi Desainer Grafis Indonesial Matamera Communicationsl Yayasan Konfidenl Kineforum Dewan Kesenian Jakarta

Peroranganl Philip Cheahl Teo Swee Lengl Lee Chor Linl Zhang Wenjiel Sin Warrenl Low Zu Boonl Irwan Usmar Ismail dan seluruh keluarga Usmar Ismaill Berthy L Ibrahiml Rekan-rekan di Sinematek Indonesia (Mbak Rus, Pak

Hartono, Mas Daus, Mas Sandas)l Davide Pozzi

Page 122: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

111T E R I M a K a S I h

l Valeria Bigongialil Elena Tammacarol Misbach Jusa Biranl David Hananl Basoeki Koesasil A Rahim Latifl Corry Elydal Windu W Jusufl Farishad I Latjubal Abduh Azizl Cecilia Cenciarellil Martin Scorsesel Kent Jonesl Douglas Laiblel John Badalul Lalu Roisamril Amna Kusumol Ronny P Tjandral Mohammad Djafarl Asmayani Kusrinil Indra Y Ramadhanl Julie Wibowol Salman Aristol Harris Lesmanal Jimmy Haryantol Catherine Kengl Kenny Santanal Arief “Ayip” Budimanl Wayan Sujanal Tim Kerja Peluncuran Lewat Djam Malam versi restorasi

dan semua pihak yang telah membantu proses restorasi

Page 123: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

112 T E R I M a K a S I h

Kredit Restorasi

Lewat Djam Malam direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation, bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. Film ini direstorasi di L’Immagine Ritrovata dari kopi asli yang disimpan dan dikoleksi Sinematek Indonesia. Terima kasih khusus untuk keluarga Usmar Ismail.

Penasehatl Philip Cheah, Teo Swee Leng, JB Kristanto, Alex

Sihar, Berthy L Ibrahim

Tim Proyekl Indonesia — Lintang Gitomartoyo, Lisabona

Rahmanl Singapura — Zhang Wenjie, Warren Sin, Low Zu

Boon, Jasmine Low

Teks Inggrisl David Hanan dan Basuki Koesasi dengan tambahan

dari JB Kristanto, Lintang Gitomartoyo, Lisabona Rahman

Page 124: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

113T E R I M a K a S I h

Tim Teknisl Direktur — Davide Pozzil Produser — Elena Tammaccarol Reparasi Film — Ariane Baudat, Giorgia Curelli,

Marianna De Sanctis, Catarina Diniz, Paola Ferraril Pemindai Film — Paola Ferraril Telesin — Stefano Lorussol Restorasi Digital — Céline Stéphanie Pozzi (Kepala

Departemen Restorasi Digital), Chelu Deiana (Supervisi Proyek), Sara Arduini, Carmen Barbato, Giulia Bonassi, Michela Florito, Petra Marlazzi, Elisa Napelli, Elena Nepoti, Marco Rossi

l Koreksi Warna — Giandomenico Zeppal Master, DCI & Back Up — Mario Rettura, Silvia

Spadotto, Emanuele Vissani, Mario Stefanovichl VFX — Laura Mancini, Diego Mercurialil Restorasi Suara — Gilles Barberisl Teks — Valentina Turril Print and Processing — Simone Castelli, Pier Luigi

Tosi, Cristiano Valorosi

Page 125: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

114 T E R I M a K a S I h

Para Penulis

LINTANG GITOMARTOYO. Manajer program filmindonesia.or.id dan asisten pengembangan program Yayasan Konfiden. Bertanggung jawab atas administrasi yayasan dan pernah menjadi manajer festival Film Pendek Konfiden 2006 sampai 2009.

TOTOT INDRARTO. Praktisi periklanan dan blogger yang sejak 2001 me nulis resensi film di Kompas, sekarang ko-editor situs filmindonesia.or.id. Di Festival Film Indonesia (FFI) pernah dua kali menjadi anggota Komite Seleksi (2005, 2010) dan tiga kali sebagai anggota Dewan Juri (2008-2010). Mulai 2011 menjadi panitia FFI yang menangani kompetisi dan penjurian.

WINDU W JUSUF. Penulis tentang film dan politik. Saat ini mengu rus Perpustakaan Literati dan CinemaPoetica.com, sembari menye le saikan studi pasca-sarjana di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada tahun 2011 menjadi anggota dewan juri Jogja-NETPAC Asian Film Festival.

ARIE KARTIKASARI. Menyelesaikan pendidikan produksi film di Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta, pada tahun 2007. Sempat menjadi asisten pengajar produksi film di almamaternya, terlibat dalam beberapa produksi film dan festival film di Indonesia. Kini aktif sebagai pengurus database untuk filmindonesia.or.id.

Page 126: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

115T E R I M a K a S I h

JB KRISTANTO. Penulis Katalog Film Indonesia yang sudah terbit dalam tiga edisi. Dikenal luas sebagai penulis kritik film senior. Setelah pensiun sebagai wartawan di Harian Kompas, aktif mengurus usaha pe-ner bitannya dan editor filmindonesia.or.id.

LEE CHOR LIN. Berkarier di lingkungan museum sejak tahun 1985. Ber-tanggung jawab sebagai kurator senior untuk Asian Civilisations Museum sampai tahun 2003, kemudian menjadi direktur National Museum of Singapore sampai sekarang. Pada tahun 2010 mendapat gelar Chevalier des arts et des lettres dari pemerintah Prancis atas kontribusinya di bidang seni.

ADRIAN JONATHAN PASARIBU. Penulis filmindonesia.or.id dan editor CinemaPoetica.com. Dari tahun 2007 sampai 2010, bertanggung jawab sebagai manajer program Kinoki, bioskop independen di Yogyakarta. Pada tahun 2011 menjadi juri film pendek Festival Film Indonesia.

DAVIDE POZZI. Lahir di Italia pada tahun 1977. Bekerja di Cineteca di Bologna sejak tahun 2001. Pada tahun 2006 ia menjabat direk tur laboratorium restorasi film L’Immagine Ritrovata. Di bawah penge lo la-annya, langgam dan lingkup kerja laboratorium tersebut pun bertambah: rata-rata 60 film berhasil direstorasi setiap tahunnya, dan sebagian besar adalah film internasional. Kebanyakan film yang telah direstorasi di putar di festival-festival film besar di seluruh dunia. Selama beberapa ta hun terakhir Immagine Ritrovata mengerjakan proyek-proyek restorasi ber-sama dengan sejumlah pusat arsip film, lembaga, dan perpustakaan film yang terkemuka di seluruh dunia.

LISABONA RAHMAN. Ko-editor filmindonesia.or.id dan manajer pro gram Kineforum Dewan Kesenian Jakarta, bioskop terprogram per-

Page 127: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

116 T E R I M a K a S I h

tama di Indonesia sejak Oktober 2006. Pernah menulis kritik film untuk The Jakarta Post. Sekarang sedang studi S2 tentang preservasi film di University of Amsterdam, Belanda.

AMALIA SEKARJATI. Saat ini berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir di Universitas Multimedia Nusantara. Berkegiatan sebagai publisis di Kineforum, kontributor majalah Change dan Jurnal Perempuan, serta penulis untuk situs filmindonesia.or.id.

ZHANG WENJIE. Kepala National Museum of Singapore Cinémathèque dan ko-direktur Singapore International Film Festival ke-22. Mengurus program Substation’s Moving Image dari tahun 2003 sampai 2005, lalu menjadi Manajer Program National Museum of Singapore Cinémathèque dari 2005 sampai 2008.

Page 128: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan

117T E R I M a K a S I h

Panitia

PenasehatA Rahim Latif

AcaraLintang Gitomartoyo

Sari MochtanMandy MarahiminSugar Nadia Azier

Nicko Silfido

Sahabat SinematekTotot Indrarto

Alex Sihar

PublikasiAde Kusumaningrum

Amalia Sekarjati

BukuJB Kristanto

Adrian Jonathan PasaribuRully Susanto

Dadang Kusmana

Page 129: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan
Page 130: Untitled-3 1 5/24/2012 5:23:59 PM · tak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan historis ... setebal 400 halaman, ke bahasa Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan