unsur instrinsik puisi doa

11
Unsur Instrinsik Puisi Doa Karya Chairil Anwar ANALISIS STRUKTURAL PUISI Cara/pembentukan puisi 1. Pemilihan kata a. Perbendaharaan kata Dalam puisi Doa, penyair memilih kata-kata yang ditujukan untuk mengungkapkan imannya kepada Tuhan. Pada puisi ini tampak bahwa penyair mengalami krisis iman. Diksi yang digunakan penyair adalah kata-kata yang bernada ragu, lemah, bimbang, dan rapuh. Sehingga kata yang digunakan pun mengandung makna ragu, lemah, bimbang dan rapuh. Misalnya: /Tuhanku/, /aku hilang bentuk/, /remuk/, /Tuhanku/, /aku mengembara di negeri asing/, /Tuhanku/, /di Pintu-Mu/, /aku mengetuk/, /aku tidak bisa berpaling/ b. Urutan kata Dalam puisi, urutan kata bersifat beku artinya urutan itu tidak dapat dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah oleh perpindahan tempat itu. Dalam puisinya yang ragu, lemah, rapuh, dan bimbang tersebut, penyair memulai bait pertama dengan baris sebagai berikut: Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama-Mu

Upload: thiya-d-axheizynt

Post on 20-Nov-2014

10.406 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Unsur instrinsik puisi Doa

Unsur Instrinsik Puisi Doa Karya Chairil Anwar

ANALISIS STRUKTURAL PUISI

Cara/pembentukan puisi

1. Pemilihan kata

a. Perbendaharaan kata

Dalam puisi Doa, penyair memilih kata-kata yang ditujukan untuk

mengungkapkan imannya kepada Tuhan. Pada puisi ini tampak bahwa penyair

mengalami krisis iman.

Diksi yang digunakan penyair adalah kata-kata yang bernada ragu, lemah,

bimbang, dan rapuh. Sehingga kata yang digunakan pun mengandung makna

ragu, lemah, bimbang dan rapuh. Misalnya: /Tuhanku/, /aku hilang bentuk/,

/remuk/, /Tuhanku/, /aku mengembara di negeri asing/, /Tuhanku/, /di Pintu-

Mu/, /aku mengetuk/, /aku tidak bisa berpaling/

b. Urutan kata

Dalam puisi, urutan kata bersifat beku artinya urutan itu tidak dapat

dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah oleh

perpindahan tempat itu. Dalam puisinya yang ragu, lemah, rapuh, dan bimbang

tersebut, penyair memulai bait pertama dengan baris sebagai berikut:

TuhankuDalam termanguAku masih menyebut nama-Mu

Susunan kata-kata diatas tidak dapat diubah walaupun perubahan itu tidak

mengubah makna. Penyair telah memperhitungkan secara matang susunan

kata-kata tersebut. Jika diubah urutannya, maka daya magis kata-kata itu akan

hilang. Keharmonisan antar bunyi yang terdapat didalamnya juga akan

terganggu karena susunan kata tersebut menimbulkan efek psikologis. Jika

kalimat / dalam termangu / diganti dengan / termangu dalam / , maka nada

ragu yang ditimbulkan dari baris puisi tersebut akan berkurang.

Page 2: Unsur instrinsik puisi Doa

Unsur Instrinsik Puisi Doa Karya Chairil Anwar

c. Daya sugesti kata-kata

Sugesti ditimbulkan oleh makna kata yang dipandang sangat tepat untuk

mewakili perasaan penyair. Dalam puisi Doa, penyair mensugesti pembaca

untuk merasakan apa yang hendak dikemukakannya. Rasa berdosa penyair

diekspresikan melalui kata-kata yang memiliki daya sugesti:

/cayamu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi/, /hilang bentuk/,

/remuk/, /mengembara di negeri asing/, /di pintuMu aku mengetuk/, /aku

tidak bisa berpaling/

Kata-kata tersebut dapat memberikan sugesti kepada pembaca untuk ikut

sedih, gundah, menyesal.

2. Pengimajian

Penyair mengajak pembaca untuk membayangkan dirinya sendiri yang

mengalami krisis iman, kemudian meyakini bahwa tidak ada jalan lain baginya

kecuali kembali ke jalan Tuhan.

Dalam puisi Doa, pengimajinasiannya meliputi

a. Imaji takjil (cita rasa)

/Tuhanku/, /aku hilang bentuk/, /remuk/, /Tuhanku/, /aku mengembara di negeri

asing/, /Tuhanku/, /di Pintu-Mu/, /aku mengetuk/, /aku tidak bisa berpaling/

Dengan pengimajinasian tersebut pembaca seakan ikut mengelus dada,

menyadari dosa-dosanya. Kemudian pembaca merasa yakin bahwa hanya

dengan mengikuti jalan Tuhanlah akan selamat.

b. Imaji visual (penglihatan)

Terdapat pada kata “tinggal kerdip lilin di kelam sunyi”

Dengan pengimajinasian tersebut penyair mengajak pembaca melihat

seberkas cahaya kecil walaupun itu hanya sebuah perumpamaan semata.

c. Imaji auditif (pendengaran)

Terdapat pada kata “aku masih menyebut namaMu”

Page 3: Unsur instrinsik puisi Doa

Unsur Instrinsik Puisi Doa Karya Chairil Anwar

Dengan pengimajinasian tersebut  pembaca seolah-olah diajak oleh penyair

untuk mendengar pengucapan tokoh aku dalam menyebut nama Tuhannya.

d. Imaji perabaan

Terdapat pada kata “caya-Mu panas suci ”

Dengan pengimajinasian tersebut penyair ingin menyampaikan kesan panas

yang dirasakan oleh tokoh aku melalui kutipan kata tersebut.

3. Kata konkret

Dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas

peristiwa yang dilukiskan oleh penyair. Dalam puisi Doa, penyair:

a. Memilih kata “termangu”, untuk memperkonkret bahwa penyair sering ragu

terhadap Tuhan.

b. Memilih kata “tinggal kerdip lilin dikelam sunyi”, untuk memperkonkret bahwa

penyair mengalami krisis iman.

c. Memilih kata “aku hilang bentuk / remuk”, untuk memperkonkret gambaran

bahwa penyair telah dilumuri dosa-dosa.

d. Memilih kata “di pintuMu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling”, untuk

memperkonkret bahwa tekad penyair yang bulat untuk kembali ke jalan Tuhan

4. Bahasa figuratif

a. Majas

Majas yang digunakan dalam puisi Doa:

a) Metafora

“kepada pemeluk teguh”

“aku mengembara di negeri asing”

b) Hiperbola

“aku hilang bentuk remuk”

c) Personifikasi

“tinggal kerdip lilin di kelam sunyi”

Page 4: Unsur instrinsik puisi Doa

Unsur Instrinsik Puisi Doa Karya Chairil Anwar

b. Pelambangan

Selain majas, puisi juga memerlukan perlambangan. Penyair merasa bahwa

kata-kata dari kehidupan sehari-hari belum cukup untuk mengungkapkan makna

yang hendak disampaikan kepada pembaca.

Perlambangan yang terdapat dalam puisi Doa:

a) Lambang benda

Perlambangan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk nama

benda untuk menggantikan sesuatu yang ingin diucapkan penyair. Adapun

dalam puisi Doa, penyair melambangkannya dengan :

tinggal kerdip lilin dikelam sunyi, aku mengembara di negeri asing, Di

Pintu-Mu aku mengetuk.

b) Lambang suasana

Suatu suasana dapat dilambangkan pula dengan suasana lain yang

dipandang lebih konkret. Adapun penyair dalam puisi Doa melambangkan

suasana sedih digunakan lambang biar susah sungguh mengingat Kau

penuh seluruh. Selain itu penyair juga melambangkan suasana sepi

digunakan lambang tinggal kerdip lilin dikelam sunyi.

5. Ritma dan rima

DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku /Dalam termangu /Aku / masih menyebut / nama-Mu //

Biar susah / sungguh /Mengingat Kau / penuh seluruh //

Caya-Mu / panas suciTinggal kerlip lilin / di kelam sunyi //

Tuhanku /Aku hilang / bentuk /Remuk //Tuhanku /Aku mengembara / di negeri asing //

Page 5: Unsur instrinsik puisi Doa

Unsur Instrinsik Puisi Doa Karya Chairil Anwar

Tuhanku /Di Pintu-Mu / aku mengetuk //Aku / tidak bisa berpaling //

a. Ritma

Dalam puisi Doa, “Tuhanku” merupakan pengikat beberapa baris, sehingga

itu seolah bergelombang menimbulkan ritma.

b. Rima

Rima akhir yang dominan adalah u dan i. Bunyi u memberikan kesan yang

penuh atau bulat. Dengan bunyi u juga bisa memberikan kesan menguatkan

makna. Selain u, ada juga bunyi i. Bunyi I disini memberikan kesan nada

tinggi. Kombinasi bunyi u dan I membuat nada pengucapan pada puisi relative

beragam.

Dalam puisi Doa tersebut terdapat persamaan bunyi pada akhir setiap baris

puisi yang lazim disebut sajak:

a) Sajak berangkai

Bait pertama berpola aa

Bait kedua berpola bb

Bait ketiga berpola cc

Bait keempat berpola dd

b) Sajak berselang

Bait kelima dan keenam berpola ab

Hakikat puisi

1. Tema

Puisi Doa karya Chairul Anwar ini mengandung tema Ketuhanan. Hal ini dapat

dibuktikan pada:

a. Doa sebagai judul, merupakan bentuk komunikasi penyair dengan Sang

Pencipta.

b. Diksi yang digunakan sangat kental dengan makna Tuhan, misalnya Tuhanku,

nama-Mu, Kau, Caya-Mu, Di Pintu-Mu.

Page 6: Unsur instrinsik puisi Doa

Unsur Instrinsik Puisi Doa Karya Chairil Anwar

c. Isi dari puisi tersebut menggambarkan krisisnya iman Aku dalam puisi dan

tekad bulatnya untuk kembali ke jalan Tuhan.

2. Rasa

Dalam menciptakan puisi, suasana penyair ikut diekspersikan dan dapat dihayati

oleh pembaca. Rasa dalam puisi Doa tersebut penuh dengan kepasrahan dan

kekhusyukkan.

3. Nada dan Suasana

Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca. Pada

puisi Doa, penyair bersikap mengajak pembaca agar selalu mengingat Tuhan.

Suasana yang tergambar dalam puisi tersebut adalah ragu, sedih, dan haru.

4. Pesan

Melalui puisi Doa, penyair memberikan pesan kepada pembaca secara tersirat, yaitu

agar pembaca selalu ingat pada Tuhan karena sesungguhnya hidup itu bagian dari

skenarioNya.

Page 7: Unsur instrinsik puisi Doa

Unsur Instrinsik Puisi Doa Karya Chairil Anwar

ANALISIS SEMIOTIK PUISI

Sejarah penulisan puisi Doa karya Chairil Anwar yaitu “Aku” pada lirik

menceritakan pengalamannya yang telah melakukan suatu dosa atau kesalahan yang

membuat ia merasa jauh dari Tuhannya. Namun ketika ia merenung, ia baru

menyadari bahwa tiada lagi tempat berpaling selain kepada-Nya.

Beliau memberikan judul puisinya “Doa (kepada pemeluk teguh)” dan

mengawali puisinya dengan kata Tuhanku. Sama halnya ketika berdoa, sering kali

menyebut kata-kata pujian yang berkaitan dengan Tuhannya. Hal tersebut

menandakan bahwa “Aku” sedang berdoa kepada Tuhan. Dalam puisi tersebut

kata Tuhanku diulang empat kali dan berdiri sendiri tanpa didampingi kata yang

lain. Hal tersebut bisa memiliki 2 arti, yakni:

1. Tuhan tidak dapat disejajarkan dengan apa pun.

2. Memperkuat kekhusyukan “aku” dalam berdoa.

Pada kata “/ dalam termangu /, / aku masih mengingat namaMu /”

menunjukkan keteguhan hati “aku” yang mengingat Tuhannya. Penambahan “ / biar

susah sungguh /, / menyebut kau penuh seluruh /” memberikan makna ketika

menyebut nama Tuhannya, tak terbersit untuk memikirkan hal lain yang dapat

merusak kedekatan dengan Tuhannya.

Bait pertama puisi merupakan sebuah awal yang mirip basa-basi. Barulah

kemudian “aku” mengeluarkan keluhannya dan segala permohonan yang

diinginkannya. Pertanyaan yang muncul ketika membaca puisi tersebut adalah

benarkah “aku” ingat pada Tuhan?. Manusia adalah makhluk yang tidak sempurna,

tidak pernah luput dari salah dan dosa. Termasuk “aku” pada puisi tersebut. Dia

menganggap jauh dari Tuhannya hanya karena berbuat kesalahan ataupun dosa.

Bahkan cahaya Tuhan yang panas suci memancar hanya tinggal kerdip lilin saja.

Dalam artian bahwa berkah dari Tuhan itu tertutup oleh dosa yang telah

diperbuatnya. “Aku” menyadari bahwa ia sudah hilang bentuk dan remuk. Ia tak

mengenali dirinya lagi.

Page 8: Unsur instrinsik puisi Doa

Unsur Instrinsik Puisi Doa Karya Chairil Anwar

Kata Aku mengembara di negeri asing memiliki arti bahwa “aku” menyadari apa

yang telah dikerjakan itu bertentangan dengan apa yang sudah diperintahkan

Tuhannya.

Dalam puisi tersebut “aku” tidak lantas mengurung dirinya Ia harus kembali

kepada Tuhannya karena tidak ada tempat berpaling lagi jika bukan padaNya. Oleh

karena itu, di akhir puisinya, Chairil menuliskan Di pintuMu aku mengetuk// Aku

tidak bisa berpaling.