universitas negeri semarang 2015lib.unnes.ac.id/21805/1/3201411177-s.pdf · 2015-11-13 ·...
TRANSCRIPT
i
EFEKTIVITAS MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA
SISWA KELAS X SMA N 1 BERGAS KABUPATEN
SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Rokhmat Widodo
3201411177
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 3 September 2015
Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II
Dr. Tjaturahono B.S, M.Si Sriyanto, S.Pd., M.Pd
NIP. 196210191988031002 NIP. 197707222005011001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Senin
Tanggal : 12 Oktober 2015
Penguji II
Sriyanto, S.Pd., M.Pd
NIP.196210191988031002
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian
dari otak, sedangkan bekerja ikhlas ialah bagian dari hati”. (KH. Abullah
Gymnastiar)
“Manfaatkanlah waktu sebaik mungkin, selagi engkau masih diberi
kesempatan oleh-NYA untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat”.
(Penulis)
Persembahan:
Dengan mengucap Puji Syukur kepada Allah SWT,
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Ayah dan ibuku (Bapak Kosim dan Ibu waqingah),
Mbak Rokhanah Qudus dan adikku Rokhmat Sucipto,
terima kasih atas cinta, kasih sayang, do’a dan
dukungannya.
Seseorang yang selalu memberiku semangat
Teman-teman seperjuangan angkatan’11 Pendidikan
Geografi.
Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sadar bahwa usaha dan perjuangan penulis yang maksimal bukanlah
merupakan perjuangan penulis sendiri, karena tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak mustahil skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Fathurrokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberi berbagai fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan studi di
Fakultas Ilmu Sosial Universitas negeri Semarang.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan petunjuk, arahan, saran serta bimbingan
dalam perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Dr. Tjaturahono B.S, M.Si, pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, dorongan dan pembelajaran kepada penulis tentang
penelitian dan penyusunan skripsi.
5. Sriyanto, S.Pd., M.Pd, pembimbing II yang telah telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat
terwujud.
vii
6. Para Bapak dan Ibu Dosen Universitas Negeri Semarang, khususnya Fakultas
Ilmu Sosial yang banyak menyumbang saran dan petunjuk serta menurunkan
sejumlah pengetahuan hingga menambah luas wawasan penulis.
7. Dra. Jadmi Rahayu, M.M, Kepala sekolah SMA Negeri 1 Bergas yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
8. Solidin, S.Pd, Guru Mata pelajaran Geografi kelas X di SMA Negeri 1 Bergas,
yang telah membantu dan bekerjasama dalam melaksanakan penelitian skripsi.
9. Siswa dan siswi kelas X-1 dan X-2, yang telah membantu dan bekerjasama
dalam pelaksanaan penelitian skripsi.
10. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu memberi
semangat dan kebersamaannya selama ini sehingga penelitian ini dapat
berjalan dengan lancar.
viii
ABSTRAK
Widodo, Rokhmat. 2015. Efektivitas Model Cooperative Learning Teknik
Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi
pada Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri
Semarang. Dr. Tjaturahono B.S, M.Si. dan Sriyanto, S.Pd., M.Pd.
Kata kunci: Cooperative Learning, Numbered Heads Together (NHT),
Aktivitas dan Hasil Belajar.
Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Bergas diketahui rata-rata hasil
ulangan harian tertulis siswa kelas X hanya 67,31 berada di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Selama pembelajaran guru menggunakan
metode ceramah diselingi kegiatan diskusi. Pelaksanaan metode pembelajaran
ceramah tidak berjalan optimal, karena sewaktu pembelajaran siswa kurang
termotivasi mengikuti pelajaran dan siswa ramai sendiri. Ketika melakukan
diskusi tidak semua siswa ikut aktif dalam kegiatan tersebut. Salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
menerapakan teknik Numbered Heads Together (NHT). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaanya serta aktivitas dan hasil belajar siswa
dengan teknik NHT lebih efektif dibanding metode pembelajaran ceramah pada
materi hidrosfer siswa kelas X SMA N 1 Bergas Tahun Ajaran 2014/2015.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control
Group Design. Sampel penelitian adalah kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X-1 sebagai kelas kontrol dengan teknik random sampling. Data utama
dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan hasil belajar selama pembelajaran,
sedangkan data pendukung adalah data tanggapan siswa. Metode analisis data
yang digunakan yaitu dokumentasi, tes, observasi dan angket.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran
menggunakan teknik NHT dapat terlaksana dengan baik serta aktivitas dan hasil
belajar kelas eksperimen lebih efektif dari pada kelas kontrol. Hal ini ditunjukan
dengan persentase aktivitas siswa kelas eksperimen yang termasuk kategori sangat
aktif yaitu sebesar 87% dan kategori tidak aktif sebesar 13%. Sedangkan kelas
kontrol yang termasuk kategori aktif sebesar 66%, dan kategori tidak aktif sebesar
34%. Nilai rerata kelas eksperimen (85,48) lebih besar dari pada rerata nilai pada
kelas kontrol (76,25).
Saran, guru diharapkan mampu melaksanakan teknik Numbered Heads
Together (NHT) sebagai alternatif metode pembelajaran yang inofatif/ bervariasi,
guru memberikan arahan dan membimbing peserta didik agar percaya diri dalam
menyampaikan hasil diskusi dengan kemampuan yang dimiliki, Siswa diharapkan
agar lebih meningkatkan kerjasama, kekompakan, dan keaktifannya pada saat
pembelajaran.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................ 5
D. Manfaat .......................................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10
A. Landasan Teori .............................................................................. 10
1. Efektivitas ................................................................................ 10
2. Model Pembelajaran ................................................................ 11
3. Model Cooperative Learning .................................................. 12
4. Teknik Numbered Heads Together (NHT) ............................. 15
5. Aktivitas .................................................................................. 19
6. Hasil Belajar ............................................................................. 22
7. Materi Hidrosfer ...................................................................... 23
B. Kajian Penelitan yang Relevan ...................................................... 35
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 37
D. Hipotesis ........................................................................................ 39
x
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 40
A. Subjek Penelitian ............................................................................ 40
B. Variabel Penelitian ......................................................................... 41
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 41
D. Desain Penelitian ............................................................................. 43
E. Analisis Instrumen Penelitian .......................................................... 46
F. Metode Analisis Data ...................................................................... 51
1. Deskriptif ................................................................................... 51
2. Statistik ...................................................................................... 53
G. Indikator Keberhasilan ................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 59
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 59
B. Pembahasan ................................................................................... 82
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 89
A. Simpulan ........................................................................................ 89
B. Saran .............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 91
LAMPIRAN ................................................................................................... 93
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rincian Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas ........................................ 40
Tabel 2. Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design ............. 44
Tabel 3. Hasil Uji Validitas ............................................................................ 47
Tabel 4. Kriteria Tanggapan Siswa ................................................................ 53
Tabel 5. Hasil Penilaian Aktivitas Siswa ....................................................... 72
Tabel 6. Hasil Aktivitas Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 73
Tabel 7. Hasil Belajar Pre-test ....................................................................... 75
Tabel 8. Hasil Belajar Post-test ...................................................................... 76
Tabel 9. Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran NHT ....... 77
Tabel 10. Hasil Analisis Uji Normalitas Data Pre-test .................................... 78
Tabel 11. Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Pre-test ............................... 79
Tabel 12. Hasil Analisis Uji Kesamaan Rata-rata Data Pre-test ..................... 79
Tabel 13. Hasil Analisis Uji Normalitas Data Post-test ................................... 80
Tabel 14. Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Post-test ............................... 81
Tabel 15. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Post-test .................................. 82
Tabel 16. Hasil Aktivitas Siswa ....................................................................... 83
Tabel 17. Hasil Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Post-test ...................... 86
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Siklus Hidrologi ........................................................................... 24
Gambar 2. Pola Aliran Sungai ........................................................................ 28
Gambar 3. Kerangka Berpikir ........................................................................ 38
Gambar 4. Guru Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa Pada Kelas
Eksperimen .................................................................................... 64
Gambar 5. Guru Menyampaikan Materi Hidrosfer di Kelas Eksperimen ...... 65
Gambar 6. Guru Mengelompokan Siswa dalam Kelompok Belajar .............. 66
Gambar 7. Guru Memberikan Tugas Kepada Masing-masing Kelompok .... 66
Gambar 8. Guru Menyuruh Semua Kelompok untuk Berdiskusi ................... 67
Gambar 9. Guru Menyebutkan salah Satu Nomor untuk Semua Kelompok .. 68
Gambar 10. Guru Memberikan Kesempatan untuk Memeberikan Tanggapan
Terhadap Jawaban Kelompok Lain .............................................. 68
Gambar 11. Guru Memberikan Penghargaan Kepada Kelompok Terbaik ...... 69
Gambar 12. Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol .................................... 70
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................. 94
2. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ................................................... 95
3. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ........................................................... 96
4. Silabus Gegrafi Sma Kelas X ................................................................. 97
5. RPP Kelas Eksperimen ............................................................................ 99
6. RPP Kelas Kontrol ................................................................................... 106
7. Lembar Diskusi Siswa ............................................................................ 112
8. Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa .................................................... 113
9. Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................................ 115
10. Soal Uji Coba ........................................................................................... 116
11. Kunci Jawaban Soal Uji Coba .................................................................. 121
12. Hasil Analisis Butir Soal .......................................................................... 122
13. Kisi-kisi Soal Pretest-Posttest .................................................................. 123
14. Soal Pretest-Posttest ................................................................................. 124
15. Kunci Jawaban Soal Pretest-Posttest ........................................................ 128
16. Sampel Lembar Jawab Pre-test dan Post-test ........................................... 129
17. Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol .............................. 130
18. Hasil Analisis Data Pre-test ..................................................................... 131
19. Hasil Analisis Data Post-test .................................................................... 135
20. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa ............................................................. 139
21. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ...................................................... 141
22. Hasil Rekapitulasi Aktivitas Siswa ........................................................... 145
23. Lembar Pelaksanaan Pembelajaaran ......................................................... 149
24. Angket Tanggapa Siswa ........................................................................... 153
25. Rekapitulasi Tanggapan Siswa ................................................................ 154
26. SK Pembimbing Skripsi ............................................................................ 155
27. Suat Ijin Penelitian ................................................................................... 156
28. Surat Keterangan Selesai Penelitian ......................................................... 157
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang penting dalam kehidupan
manusia dalam mengembangkan kepribadian dan kemampuannya. Melalui
pendidikan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan wawasan manusia
akan berkembang. Oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan
merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia agar
mampu bersaing dalam menghadapi perkembangan zaman. Karena pentingnya
bidang pendidikan tersebut maka komponen yang terkait dalam dunia
pendidikan baik keluarga, masyarakat, dan juga pemerintah terus melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi
antara yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa telah
dikatakan belajar apabila ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya ia tidak
ketahui, termasuk sikap tertentu yang sebelumnya belum dimilikinya.
Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah mengajar apabila ia telah membantu
siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki. Guru
harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa
lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam
mengikuti proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan
berkualitas dan prestasi yang dicapai siswa memuaskan.
2
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan
dalam konteks keruangan (Hasil Seminar dan Lokakarya Geografi di Semarang
Tahun 1988 oleh IGI). Pelaksanaan pembelajaran geografi diharapkan lebih
menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada concept transfer, artinya
bahwa pelaksanaan dalam pembelajaran geografi bukan bagaimana siswa
mampu menghafalkan konsep, data dan kata-kata semata, melainkan
bagaimana memahami secara komprehensif mengenai materi yang di ajarkan,
mengembangkan dan melatih sikap, nilai, moral, dan ketrampilan-ketrampilan
sosial yang dimiliki secara optimal.
Berdasarkan hasil observasi di kelas X SMA N 1 Bergas pada 3 Maret
2015 dapat diketahui bahwa, 1) pembelajaran geografi yang dilakukan masih
berpusat pada guru bukan pada siswa, sehingga kurang memberikan
kesempatan siswa untuk berinteraksi, 2) sistem pembelajaran satu arah
(ceramah) yang diselingi dengan kegiatan diskusi, dimana guru menjadi
sumber pengetahuan utama dalam kegiatan pembelajaran. Dalam metode
mengajar satu arah siswa menjadi kurang interaktif dan cenderung pasif, 3) saat
melakukan diskusi tidak semua siswa ikut aktif dalam kegiatan tersebut. Ada
beberapa siswa yang bermain sendiri, tidak peduli dengan tugasnya dan mereka
mengandalkan teman yang lain untuk menyelesaikan tugas tersebut, 4) model
pembelajaran yang digunakan guru belum variatif dan cenderung monoton. Hal
ini menyebabkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Dari hasil
ulangan harian tertulis pada materi sebelumnya diketahui rata-rata hasil belajar
3
siswa kelas X hanya 67,31 yang masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran geografi di SMA Negeri 1
Bergas adalah 75.
Salah satu usaha yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan
motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa adalah penerapan model
Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning). Pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model pembelajaran dengan membentuk siswa belajar
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif (Slavin 2010:15).
Pembelajaran kooperatif menciptakan kondisi lingkungan di dalam kelas untuk
saling mendukung melalui belajar dengan kelompok kecil dan diskusi
kelompok dalam kelas.
Pembelajaran kooperatif dikenal berbagai teknik pembelajaran salah
satunya adalah teknik Numbered Heads Together (NHT). Numbered heads
together merupakan suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan
kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi
dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Penerapan
teknik number heads together (NHT) siswa dalam kelompok diberi nomor
yang berbeda. Setiap siswa diwajibkan untuk menyelesaikan soal yang sesuai
dengan nomor anggota mereka. Hal tersebut akan membuat siswa percaya diri,
kerjasama yang baik dan saling membantu memecahkan persoalan dari yang
mudah sampai yang sulit, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar setiap siswa.
4
Prinsipnya teknik ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil,
dan setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor, nomor inilah yang
digunakan sebagai patokan guru dalam menunjuk siswa untuk mengerjakan
tugasnya. Akan tetapi model pembelajaran NHT juga memiliki kelemahan
antara lain kemungkinan nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru,
dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Pembagian kelompok
bertujuan agar setiap siswa dapat bertukar pikiran dalam menyelesaikan semua
permasalahan yang ditugaskan oleh guru secara bersama-sama sehingga
diharapkan setiap siswa akan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Teknik
pembelajaran ini berupaya meningkatkan aktivitas siswa untuk berperan aktif
dalam belajar sehingga akan menimbulkan hasil belajar yang tinggi baik secara
individu maupun kelompok.
Hal ini terbukti dengan adanya hasil penelitian yang menunjukan
bahwa model cooperative learning teknik numbered heads together dapat
memberikan pengaruh dan peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar
siswa yaitu Atmoko (2013) dalam judul skripsinya “Penerapan Model
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Menggunakan Media Buklet
Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup”. Hasil penelitian juga diungkapkan
oleh Akbarleni (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan
Media Powerpoint”. Hasil penelitian lain juga diungkapkan oleh Sukhesti
(2013) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
5
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar
Akuntansi Kompetensi Dasar Membukukan Jurnal Penyesuaian”.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Efektivitas Model Cooperative Learning Teknik
Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar
Geografi pada Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang diteliti adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran geografi menggunakan model
Cooperative learning teknik Numbered Heads Together (NHT) pada materi
pokok Hidrosfer Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2014/2015?
2. Apakah aktivitas dan hasil belajar siswa yang menggunakan model
Cooperative learning teknik Numbered Heads Together (NHT) pada materi
pokok Hidrosfer Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas lebih efektif dibandingkan
dengan yang menggunakan metode ceramah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran geografi
menggunakan model Cooperative learning teknik Numbered Heads
6
Together (NHT) pada materi pokok Hidrosfer Siswa Kelas X SMA N 1
Bergas Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa yang menggunakan
model Cooperative learning teknik Numbered Heads Together (NHT)
pada materi pokok Hidrosfer Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas lebih
efektif dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
khususnya di bidang pendidikan dan memberikan sumbangan untuk
mengembangkan teori-teori yang bersangkutan dalam proses
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dasar
pertimbangan instansi yang terkait dalam pembuatan kebijakan serta
bahan evaluasi untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh guru
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran, maka berikut
penegasan istilah pada penelitian ini :
7
1. Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI
(2008:284) kata efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya
dapat membawa hasil atau hasil guna. Efektivitas yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah tercapainya hasil dan tujuan
pembelajaran dengan model cooperative learning teknik Numbered
Heads Together (NHT) terhadap siswa kelas X SMA N 1 Bergas
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015.
2. Model Pembelajaran
Menurut Suprijono (2009:46) Model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori
psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan
analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas.
Model pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran atau merancang aktivitas belajar mengajar secara
sistematis.
3. Pengertian model Cooperative Learning
Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2012:15) cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
beranggotakan 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok
8
heterogen.. Sehingga dalam hal ini, anggota dalam kelompok
mengerjakan tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara
sesama anggota kelompok untuk mencapai keberhasilan baik secara
individual maupun kelompok.
4. Teknik Numbered Heads Together (NHT)
Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu
metode dalam pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh
Spencer Kagan (1993) untuk lebih melibatkan siswa dari awal
sampai akhir materi pelajaran dan untuk mengetahui kepahaman
siswa terhadap isi materi pelajaran. Dalam memberikan pertanyaan
atau soal pada siswa, guru menggunakan empat tahap.
Teknik NHT dalam penelitian ini, lebih mengedepankan
kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan
informasi dari berbagai sumber yang akhirnya di presentasikan di
depan kelas sehingga dapat melatih siswa untuk saling berbagi
informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan
penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam
pembelajaran.
5. Aktivitas
Menurut Sanjaya, (2006:174) aktivitas adalah segala perbuatan
yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan
belajar siswa. Aktivitas berupa kegiatan atau kesibukan. Aktivitas
dalam penelitian ini berupa perbuatan yang dilakukan siswa dalam
9
kaitan pembelajaran, seperti bertanya, menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memperhatikan penjelasan, membawa sumber
belajar, membaca sumber belajar, interaksi siswa dan membuat
rangkuman/ catatan.
6. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Anni (2007:5) Hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami
aktivitas belajar.
Hasil belajar yang di maksud dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa dilihat dari segi kognitif atau tingkat pengetahuan
siswa yang diukur dengan soal pre-test dan post-test.
7. Materi Hidrosfer
Materi hidrosfer merupakan salah satu materi pada mata
pelajaran geografi di kelas X semester genap. Materi hidrosfer yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah materi yang sesuai Kompetensi
Dasar, dan Indikator mata pelajaran geografi.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Efektivitas
Menurut Mulyasa (2002:82) efektivitas adalah adanya kesesuaian
antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan
memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan
operasional.
Keefektivan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai keberhasilan
dalam suatu tindakan atau usaha, dalam hal ini efektivitas yang dimaksud
adalah efektivitas model pembelajaran yang merupakan suatu ukuran
yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses
pembelajaran.
Keefektivan yang dimaksud penelitian ini adalah keberhasilan
dalam penerapan model cooperative learning teknik Numbered Heads
Together (NHT), dikatakan efektif jika hasil belajar siswa memiliki
kriteria yang mengacu pada: a) aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran sekurang-kurangnya ≥ 85% siswa memperoleh kriteria
aktif, b) meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa, yaitu sekurang-
kurangnya ≥ 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥
75.
10
11
2. Model pembelajaran
Model pembelajaran merupakan bagian dari proses dalam
pembelajaran sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Menurut Suprijono, (2009:46) model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi
pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap
implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di
kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang
digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memeberi
petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran ialah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran atau
merancang aktivitas belajar mengajar secara sistematis sehingga guru
memiliki pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan dapat di
kembangkan dalam kelas. Melalui model pembelajaran guru dapat
membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, ketrampilan berpikir,
cara berpikir, dan mengekspresikan ide.
3. Model Cooperative Learning
a. Pengertian Model Cooperative Learning
Menurut Isjoni (2012:8) Cooperative learning berasal dari kata
cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
dengan saling membantu satu sama yang lainnya sebagai satu
kelompok atau satu tim. Dalam hal ini, semua anggota kelompok
12
diharapkan saling membantu satu sama lainya sehingga permasalahan
setiap anggota dalam kelompok dapat diatasi.
Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2012:15) cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
beranggotakan 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok
heterogen. Sehingga dalam hal ini, anggota dalam kelompok
mengerjakan tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara
sesama anggota kelompok untuk mencapai keberhasilan baik secara
individual maupun kelompok.
Menurut Suprijono (2009:54), pembelajaran kooperatif adalah
konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan
oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan
serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri 4 sampai 6, dengan struktur
kelompoknya yang bersifat heterogen, dalam hal ini guru memegang
peranan penting yaitu sebagai pengarah dan pemberi tugas serta
13
penilaian terhadap tugas yang diberikan di akhir pembelajaran, karena
siswa dalam belajar kelompok memerlukan bimbingan dan arahan
agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif.
b. Unsur-unsur Dasar Model Cooperative Learning
Menurut Roger dan david Johnson (dalam Suprijono 2009:58)
mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa diangap
pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan.
Lima unsur tersebut adalah :
1) Positive interdeoendence ( Saling ketergantungan positif).
2) Personal responsibility ( Tanggung jawab perseorangan).
3) Face to face promotive Interaction ( Interaksi promotif).
4) Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota).
5) Group processing ( Pemrosesan kelompok).
Saling ketergantungan merupakan unsur yang pertama dalam
hal ini ada dua pertanggungjawaban yaitu memepelajari bahan yang
ditugaskan dalam kelompok dan menjamin semua anggota kelompok
mempelajari bahan tersebut. Tanggung jawab perseorangan yaitu
tiap individu harus mengalami keberhasilan dalam kelompok
sehingga di akhir pembelajaran membentuk semua anggota
kelompok menjadi pribadi yang kuat. Interaksi promotif yaitu saling
percaya, memberi informasi, mengingatkan, membantu, dan
memotivasi antar anggota kelompok. Komunikasi antar anggota
14
merupakan keterampilan anggota kelompok dalam berkomunikasi
secara akurat serta menyelesaikan konflik secara konstruktif. Yang
terakhir pemrosesan kelompok merupakan penilaian terhadap
kelompok dalam proses pembelajaran.
c. Tujuan Model Cooperative Learning
Menurut Ibrahim (dalam Isjoni, 2012:39) terdapat tiga tujuan
instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran
kooperatif yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, pengembangan keterampilan sosial.
1) Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam
tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas- tugas
akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa
model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan
bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar pembelajaran
kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok
bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas- tugas Akademik.
15
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah
penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang
bagi siswa dari bebagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui
struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai
satu sama lain.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan
kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki oleh
siswa, karena kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam
mengatasi masalah- masalah sosial yang semakin kompleks, serta
tantangan bagi peserta didik supaya mampu dalam menghadapi
persaingan global.
4. Teknik Numbered Heads Toghether (NHT)
Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu
teknik dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap
struktur kelas tradisional. NHT (Numbered Heads Together) pertama
kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih
16
banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut (Trianto, 2007:62).
Menurut Slavin, (2010:4) Numbered Heads Together (NHT)
merupakan salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pelajaran. Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling
membantu, saling mendiskusikan dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman mereka.
Menurut Trianto, (2007:62) dijelaskan bahwa numbered heads
together terdiri dari empat langkah, yaitu sebagai berikut:
Fase 1 : penomoran (numbering)
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5
orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1
sampai 5.
Fase 2 : Mengajuakan pertanyaan (questioning)
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.
Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan
dalam bentuk kalimat tanya.
17
Fase 3 : berpikir bersama (heads together)
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban
pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya
mengetahui jawaban tim.
Fase 4 : pemberian jawaban (answering)
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa
yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Nur (2005:78) menjelaskan bahwa Numbered Heads
Together pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi
kelompok: ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa
yang mewakili kelompoknya, tanpa memberitahu terlebih dahulu
siapa yang akan mewakili kelompoknya itu. Cara ini menjamin
keterlibatan total semua siswa. Cara ini juga merupakan upaya
yang sangat baik untuk meningkatkan tanggungjawab individual
dalam diskusi kelompok.
Sintaks model Cooperative Learning teknik NHT adalah
sebagai berikut :
1) Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor.
2) Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk
mengerjakannya.
18
3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang
nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5) Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru
menunjuk nomor lain.
6) Kesimpulan. (Hamdani, 2011 : 90)
Kelebihan teknik ini adalah :
1) Setiap siswa menjadi siap semua.
2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang
pandai.
Kelemahan teknik ini adalah :
1) Kemungkinan nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi
oleh guru.
2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
(Hamdani, 2010:90)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
Teknik Numbered Heads Together (NHT) adalah sejenis model
pembelajaran kelompok dengan ciri khususnya adalah setiap
anggota kelompok mempunyai nomor. Nomor ini adalah identitas
dari siswa. Penomoran tersebut akan dipanggil mewakili
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan
19
memberikan tanggapan terhadap kelompok lain. Dengan cara guru
memanggil secara acak dan spontan, sehingga setiap siswa dituntut
untuk menguasai tugas kelompoknya dan harus siap untuk
mempresentasikan maupun memberikan tanggapan terhadap hasil
dari kelompok lain.
5. Aktivitas
Menurut Sanjaya, (2006:134) menjelaskan bahwa aktivitas
diperlukan dalam pembelajaran karena pada prinsipnya belajar adalah
berbuat untuk mengubah tingkah laku. Oleh karena itu, setiap
peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual-emosional
siswa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk
mengembangkan pengetahuan, tindakan serta pengalaman langsung
dalam rangka membentuk ketrampilan (motorik, kognitif dan sosial),
penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.
Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para
siswa, oleh karena: (1) para siswa mencari pengalaman sendiri dan
langsung mengalami sendiri. (2) berbuat sendiri akan
mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. (3)
memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa. (4) para siswa
bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri. (5) memupuk disiplin
kelas secara wajar dan suasana kelas menjadi lebih interaktif. (6)
mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, hubungan antara
orang tua dengan guru. (7) pengajaran diselenggarakan secara realistis
20
dan konkrit secara sehingga mengembangkan pemahaman dan
berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas. (8) pengajaran
disekolah menjadi hidup sebagaiman aktivitas dalam kehidupan
bermasyarakat (Hamalik, 2011:177).
Guru sebagai fasilitator dapat merancang aktivitas siswa dalam
berpikir dan berbuat selama pembelajaran (Slameto, 2003:36).
Penggunaan media dan metode yang tepat dapat menjadi pilihan guru
dalam mendorong timbulnya aktivitas siswa selama pembelajaran.
Penggunaan model yang menarik dapat memunculkan respon siswa.
Dengan aktivitas siswa sendiri, kesan dalam mempelajari materi
pembelajaran tidak akan berlalu begitu saja., tetapi dipikirkan, di olah
kemudian dapat dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.
Penggunaan model yang bervariasi juga dapat merangsang aktivitas
siswa. Siswa akan bertanya, menyampaikan pendapat dan berdiskusi
dengan siswa yang lain. Dalam berbuat siswa dapat mengerjakan
tugas, mencatat, menggambar maupun merangkum inti sari dari materi
yang sedang dipelajari. Bila siswa berpartisipasi aktif nantinya ia akan
menguasai materi itu dengan baik.
Dierich dalam Hamalik (2011:172) mengklasifikasikan
macam-macam aktivitas menjadi seperti berikut :
21
1. Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati,
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain
bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prisip, menghubungkn
suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan
dan diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan,
mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan,
membuat rangkuman, mengerjakan test, dan mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan
pola.
6. Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari
dan berkebun.
22
7. Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan
membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, menari, tenang dan lain-lain.
Whipple dalam Hamalik (2011:174) menggolongkan
aktivitas siswa berupa kegiatan dalam mempelajari masalah seperti
berikut : (1) mencari informasi dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan penting; (2) mempelajari ensiklopedi dan referensi; (3)
membawa buku-buku dari rumah dan perpustakaan; (4) membuat
catatan pembelajran; (5) menafsirkan peta, menentukan lokasi-
lokasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran; (6) menilai
informasi dari berbagai sumber, menganalisis pernyataan yang
bertentangan; (7) mempersiapkan daftar bacaan yang digunakan
dalam pembelajaran. Aktivitas-aktivitas tersebut sangat mungkin
untuk dilakukan dalam pembelajaran geografi yang materinya
cukup luas.
6. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Anni (2007:5) Hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami
aktivitas belajar. Sudjana (1991:22) mengemukakan bahwa ”Hasil
23
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Hasil
belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya. Pengukuran hasil belajar dapat
dilakukan dengan tes atau evaluasi. Dengan evaluasi guru dapat
mengetahui prestasi dan kelajuan siswa sehingga dapat bertindak yang
tepat apabila siswa mengalami kesulitan belajar. Hasil belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh siswa
setelah mengikuti pelajaran geografi pada materi hidrosfer yang
mengakibatkan perubahan pada diri siswa berupa pengetahuan,
pemahaman, kecakapan baru yang ditunjukkan dengan nilai.
7. Materi Hidrosfer
a. Siklus Hidrologi
Hidrosfer berasal dari kata hidro = air dan spaira = daerah
atau bulatan. Hidrosfer dapat diartikan sebagai daerah perairan
yang terdapat di Bumi. Daerah perairan ini meliputi samudra, laut,
danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di
atmosfer.
24
Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa
bergerak dalam suatu rangkaian proses yang disebut siklus
hidrologi atau siklus air.
Gambar 1. Siklus Hidrologi
(Sumber: Suripin, , Pelestarian Sumberdaya Tanah, 2002, halaman 134)
Energi panas matahari memanasi wilayah perairan dipermukaan
bumi, terutama samudra dan laut, sehingga terjadilah proses penguapan.
Uap air kemudian bergerak naik dan mengalami penurunan suhu. Pada
ketinggian tertentu, uap air mengalami kondensasi dan berubah menjadi
awan hujan. Selanjutnya, awan hujan berubah menjadi hujan atau salju.
Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1. Siklus kecil, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi
awan, lalu turun sebagai hujan dilaut.
2. Siklus sedang, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi dan
terbawa angin, membentuk awan di atas daratan, turun sebagai
hujan, lalu masuk ke tanah, selokan, sungai, dan kembali ke laut.
25
3. Siklus besar, yaitu air laut menguap kemudian membentuk kristal-
kristal es di atas laut, terbawa angin ke daratan (pegunungan tinggi),
jatuh menjadi salju, membentuk gletser (lapisan es yang bergerak
menuruni lereng di pegunungan), masuk ke sungai, lalu kembali ke
laut.
Terjadinya siklus air disebabkan oleh adanya proses-proses
yang mengikuti gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain
sebagai berikut :
1. Evaporasi, yaitu proses perubahan air menjadi gas pada lingkungan
abiotik. Sekitar 80% penguapan di bumi berasal dari penguapan air.
2. Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan
melalui stomata dan lentisel.
3. Evapotranspirasi, yaitu gabungan proses evaporasi dan transpirasi.
4. Kondensasi, yaitu proses perubahan uap air menjadi air akibat
pendinginan.
5. Adveksi, yaitu transportasi panas dan uap air dari satu lokasi ke
lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
6. Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan dari atmosfer ke
permukaan bumi yang meliputi hujan air, es, dan salju.
7. Run off, yaitu pergerakan aliran air pada permukaan tanah melalui
sungai dan saluran air.
8. Infiltrasi, yaitu perembesan atau masuknya air ke dalam tanah
melalui pori-pori tanah secara vertikal.
26
9. Perkolasi, yaitu perembesan atau masuknya air ke dalam tanah
melalui pori-pori tanah secara horizontal.
b. Perairan Darat
1) Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di
dataran tinggi dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang
lebih besar. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari
tiga jenis limpasan, yaitu limpasan yang berasal dari hujan,
limpasan anak sungai, dan limpasan air tanah.
Ada beberapa bentuk atau tipe sungai, yaitu sebagai berikut :
a) Tipe Pola aliran sungai
Terdapat beberapa pola aliran sungai, yaitu sebagai berikut:
1. Paralel adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah
yang luas dan sangat miring, sehingga gradien sungai besar
dan dapat mengalir ke tempat terendah dengan arah yang
hampir lurus. Pola ini dapat terbentuk pada suatu daratan
pantai yang masih muda dengan lereng asli yang sangat
miring ke arah laut.
2. Rektanguler, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah
yang mempunyai struktur patahan, baik yang berupa
patahan sesungguhnya atau joint (retakan). Pola aliran ini
berbentuk siku-siku.
27
3. Angular, pola aliran yang membentuk susut lebih kecil atau
lebih besar dari 900. Pada pola ini masih terlihat bahwa
sungai-sungai masih mengikuti garis-garis patahan.
4. Radial Sentrifugal adalah pola aliran pada kerucut gunung
berapi atau dome yang baru mencapai stadium muda dan
arah alirannya menuruni lereng.
5. Radial sentripetal, pola aliran pada suatu kawah atau
kaldera gunung atau depresi lainnya. Arah alirannya
menuju ke pusat depresi.
6. Trelis adalah pola aliran yang terbentuk seperti terali atau
teruji. Pada pola ini, sungai mengalir sepanjang lembah dari
suatu bentukan antiklin dan sinklin paralel.
7. Anular adalah variasi dari pola aliran radial. Pola ini
terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah
mencapai stadium dewasa serta terdapat sungai konsekuen,
subsekuen, resekuen dan obsekuen.
8. Dendritik adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar
tanaman. Pola aliran ini terdapat pada daerah berjenis
batuan homogen, dan lereng-lerengnya tidak begitu terjal,
sehingga sungai-sungainya tidak cukup kuat untuk
menempuh jalur yang lurus dan pendek.
28
Gambar 2. Pola Aliran Sungai (Sumber:Akub Tisna Somantri, 1999, Geomorfologi Umum)
b) Tipe Sungai berdasarkan asal airnya
(1) Sungai Hujan, sungai yang airnya berasal dari air hujan.
Contoh: Bengawan Solo dan Sungai Brantas
(2) Sungai Salju, sungai yang airnya berasal dari salju dan
gletser yang mencair. Contoh: Sungai Lagen di Norwegia
(3) Sungai Campuran, sungai yang airnya berasal dari air hujan,
salju, gletser yang mencair. Contoh: Sungai Digul dan
Sungai Membrano di Papua.
c) Tipe Sungai berdasarkan besar dan kecilnya aliran air
sungainya.
(1) Sungai Tetap, aliran airnya tetap sepanjang tahun. Contoh :
Sungai Membrano di Papua.
(2) Sungai Periodik, Jumlah dan aliran airnya banyak di musim
hujan, namun alian airnya sedikit di musim kemarau.
Contoh: Bengawan Solo.
29
(3) Sungai Episodik, sungai yang aliran airnya banyak dimusim
penghujan, namun tidak ada air dimusim kemarau. Contoh:
Sungai Melolo di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
d) Tipe Sungai berdasarkan arah aliranya.
(1) Sungai Konsekuen, arah alirannya sejajar dengan
kemiringan lereng daratan.
(2) Sungai Subsekuen, arah aliranya tegak lurus dengan sungai
konsekuen.
(3) Sungai Obsekuen, arah aliranya berlawanan dengan sungai
konsekuen dan resekuen.
(4) Sungai Resekuen, arah aliranya sejajar dengan sungai
konsekuen.
Bagian-bagian Sungai
(1) Bagian Hulu
Bagian sungai yang terletak di daerah yang relative tinggi
dengan kemiringan lereng agak terjal, sehingga sering terjadi
erosi vertikal.
(2) Bagian Tengah
Bagian tengah sungai relative landau dari pada bagian hulu,
bisa terjadi erosi vertikal maupun horizontal.
30
(3) Bagian Hilir
Bagian hilir sungai memiliki arus air yang relatif tenang,
sering menjadi pengendapan lumpur dan material lain yang
terbawa dari daerah hulu.
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Adalah suatu sistem sungai yang berfungsi menerima,
menyimpan, mengalirkan kembali air hujan yang jatuh diatasnya melalui
satu sungai.
2) Danau
Adalah cekungan yang ada di daratan yang cukup luas dan terisi
oleh air. Dilihat dari proses terbentuknya, danau terbagi menjadi lima
macam sebagai berikut:
(a) Danau Tektonik
Danau yang terjadi karena penurunan permukaan bui sebagai
akibat pergeseran atau patahan oleh tenaga endogen. Penurunan
tersebut membentuk suatu cekungan yang kemudin terisi oleh air.
Contoh: Danau Maninjau, Kerinci, Ranau, Singkarak (di Pulau
Sumatra).
(b) Danau Vulkanik
Danau yang terjadi karena letusan gunung api atau aktivitas
vulkanisme, yang memunculkan bentukan kawah. Contoh: Danau
Kalimutu (Flores), Danau Kawah Sileri (Dieng), dan Danau Lookon
(Sulawesi Utara).
31
(c) Danau Tektovulkanik
Danau yang terjadi karena percampuran aktivitas vulkanisme
dan pergerakan batuan beku kebawah saat proses letusan gunung.
Contoh: Danau Toba di Sumatra Utara.
(d) Danau Dolina (karst)
Terjadi karena pelarutan tanah kapur secara vertikal sampai
pada lapisan yang resisten (kedap air), sehingga terbentuk cekungan
yang terisi air. Contoh: Danau di Daerah Gunung Kidul, Wonosari dan
Jogjakarta.
3) Rawa
Rawa adalah daerah di sekitar muara sungai yang dangkal dan
melebar. Rawa di Indonesia banyak dijumpai di sepanjang Pantai
Kalimantan Selatan, Pantai Selatan dan Barat Papua (Irian Jaya), Serta
Pantai Timur Sumatera.
4) Air tanah
Adalah air yang terdapat pada lapisan tanah, yakni berasal dari
mata air dan air hujan yang meresap kedalam tanah hingga lapisan batuan
kedap air.
Jenis-jenis air tanah:
- Air tanah freatik (dangkal)
Air tanah yang terdapat di atas lapisan kedap air.
- Air tanah artesis (dalam)
Air tanah yang terletak diantara lapisan kedap air
32
- Air tanah vados
Air tanah yang tersimpan di batuan sedimen
- Air tanah juvenil
Air tanah yang berasal dari air yang naik dari magma.
c. Perairan Laut
1) Laut berdasarkan letaknya
(a) Laut tepi
Laut yang letaknya disepanjang tepi benua (Laut China Selatan,
Laut Jepang)
(b) Laut pertengahan
Laut yang terletak diantara dua benua dan dua daratan (laut yang
berada di Indonesia)
(c) Laut pedalaman
Laut yang terletak di tengah-tengah benua (Laut kaspia, Laut mati)
2) Laut berdasarkan proses terjadinya
(a) Laut ingresi
Terjadi karena adanya penurunan dasar laut (Laut banda, laut
Sulawesi, laut flores, laut seram)
(b) Laut transgresi
Karena genangan air pada daratan yang lebih rendah (Laut jawa,
Laut Arafuru)
(c) Laut regresi
Karena penyempitan permukaan air laut (Laut diselatan jawa)
33
3) Laut berdasarkan kedalamanya
(a) Lithoral : Zona pasang-surut
(b) Neritik : Kedalamanya 0-200 m
(c) Bathial : Kedalamanya 200-2000 m
(d) Abisal : Kedalamanya >2000 m
4) Laut berdasarkan reliefnya
(a) Paparan benua (continental shelf)
Dasar laut dangkal dengan kedalaman rata-rata 200 m da terletak
di sepanjang pantai.
(b) Palung laut (trench)
Dasar laut yang dalam dan sempit dengan dinding yang curam
membentuk corong dan memanjang kedalaman > 5000 meter.
(c) Lubuk laut (Basin)
Dasar laut yang berbentuk cekung.
(d) Gunung laut
Gunung yang dasarnya terdapat di dasar laut.
(e) Punggung laut
Punggung pegunungan di dasar laut.
(f) Atol
Karang di laut yang bentuknya seperti cincin besar
(g) Laguna
Bagian laut dangkal di tengah atol.
34
5) Warna air laut
- Laut merah : dipengaruhi oleh ganggang laut
- Laut kuning : dipengaruhi oleh lumpur loss bewarna kuning
- Laut biru : dipengaruhi oleh pantulan warna langit
- Laut hijau : dipengaruhi oleh plankton
6) Wilayah laut Indonesia
- Landasan kontinen
Wilayah laut dengan kedalaman sampai 200 meter di bawah
permukaan air laut.
- Landasan teritorial
Wilayah laut yang diukur sejauh 12 mill dari garis dasar
- Zona Ekonomi Eksklusif
Wilayah laut yang diukur sejauh 200 mill dari garis dasar
pulau-pulau terluar.
7) Manfaat laut
Berikut manfaat air laut untuk kehidupan manusia dan lainya.
- Prasarana lalu lintas antar pulau dan antar benua.
- Sumber mineral, (garam dapur dan kalium karbonat)
- Tempat rekreasi karena keindahan laut
- Pengatur iklim (hujan) akibat penguapan air laut
- Sumber bahan tambang (minyak bumi, gas alam, timah dan
lain-lain)
35
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh
beberapa peneliti yang memilili keterkaitan dengan model pembelajaran
cooperative learning teknik numberd heads together. Diantarnya yaitu,
Atmoko (2013) dalam judul skripsinya “Penerapan Model Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together (NHT) Menggunakan Media Buklet
Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup di SMP Negeri 1 Gembong
Kabupaten Pati”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
dengan uji t hasil belajar siswa menunjukkan bahwa t hitung 3,51
sedangkan t tabel untuk dk 62 dan taraf signifikansi 5% adalah 1,67.
Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti kelompok eksperimen memiliki hasil belajar yang lebih baik dari
pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukan bahwa teknik NHT
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Hasil penelitian juga diungkapkan oleh Akbarleni (2013) dalam
skripsinya yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA
melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Media
Powerpoint pada Siswa Kelas III SDN Bringin 02”. Jenis penelitian ini
merupakam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Hasil
penelitian menunjukkan keterampilan guru siklus I memperoleh skor 18
pada pertemuan 1 dan skor 22 pada pertemuan 2 dengan kriteria baik.
Pada siklus II memperoleh skor 26 pada pertemuan 1 dan skor 29 pada
pertemuan 2 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa siklus I
36
memperoleh skor 13,6 pada pertemuan 1 dengan kriteria cukup dan skor
19,4 pada pertemuan 2 dengan kriteria baik. Siklus II meningkat dengan
skor 24 pada pertemuan 1 dan skor 26 pada pertemuan 2 dengan kriteria
sangat baik. Ketuntasan belajar klasikal siklus I adalah 67%, siklus II
meningkat menjadi 87%.
Hasil penelitian lain juga diungkapkan oleh Sukhesti (2013) dalam
skripsinya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar
Akuntansi Kompetensi Dasar Membukukan Jurnal Penyesuaian Pada
Siswa Kelas X Akuntansi SMK YAPEK Gombong Tahun Ajaran 2012/
2013.” Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi SMK YAPEK
Gombong tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas dengan
jumlah 132 siswa. Sampel penelitian dilakukan dengan cara diundi dan
didapat kelas X AK 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X AK 2
sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe NHT dilihat dari rata-rata nilai pre test yaitu 50,30 dan
post test sebesar 87,16 pada kelas eksperimen. Selain itu menunjukan
hasil bahwa hasil rata-rata nilai post test kelas eksperimen sebesar 87,16
lebih tinggi dibanding kelas kontrol sebesar 81,59.
37
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran geografi yang dilakukan di sekolah-sekolah masih
menggunakan paradigma lama yaitu memindahkan informasi dan ilmu
pengetahuan kepada siswa hanya melalui dimensi pendengaran, sehingga
dalam proses pemindahan pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang
tidak dapat diajarkan hanya dengan model pembelajaran konvensional
yaitu metode ceramah, dan pembelajaran berpusat pada guru sehingga para
siswa menjadi tidak antusias dan kurang interaktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal ini berakibat terhadap aktivitas dan hasil belajar yang
dicapai siswa yang cenderung sedang dan rendah.
Pembelajaran kooperatif merupakan teknik pembelajaran, salah
satunya adalah teknik Numbered Heads Together (NHT). (NHT) adalah
teknik pembelajaran kooperatif yang lebih mengutamakan pada aktivitas
siswa dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari berbagai
sumber yang akhirnya di presentasikan di depan kelas. NHT juga
merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran
dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Selain
itu NHT juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama antar
siswa. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diharapkan teknik NHT
dapat diterapkan dalam pembelajaran geografi. Dengan diterapkannya
teknik NHT ini diharapkan dapat meningkatkan akivitas dan hasil belajar
38
siswa, khususnya pada materi pokok Hidrosfer. Dari kerangka pemikiran
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka berpikir
Materi pembelajaran yang cukup luas
Model pembelajaran konvensional (ceramah)
Pembelajaran kurang inovatif dan optimal
Siswa pasif dalam pembelajaran
Hasil belajar siswa rendah
Penerapan teknik NHT Aktivitas Hasil belajar
Pembelajaran Geografi
Materi Hidrosfer
Peningkatan Kualitas Pembelajaran
1. Aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran meningkat
2. Hasil belajar siswa meningkat
39
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan kerangka berpikir
maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ho : Aktivitas dan hasil belajar siswa yang menggunakan model
Cooperative learning teknik Numbered Heads Together (NHT)
materi pokok Hidrosfer pada Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas tidak
lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan
metode ceramah.
Ha : Aktivitas dan hasil belajar siswa yang menggunakan model
Cooperative learning teknik Numbered Heads Together (NHT)
materi pokok Hidrosfer pada Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas lebih
efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan
metode ceramah.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,
2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015.
Berdasarkan administrasi kesiswaan SMA N 1 Bergas, siswa kelas X
terdiri dari 311 siswa dan terbagi dalam sembilan kelas.
Tabel 1. Rincian Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas.
Kelas Jumlah Siswa
X 1 32
X 2 31
X 3 31
X 4 31
X 5 40
X 6 39
X 7 40
X 8 40
X 9 27
Jumlah Total 311
Sumber : Data Sekunder SMA N 1 Bergas
41
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi (Arikunto,
2006:131). Sampel diambil dengan menggunakan metode random
sampling. Dengan teknik random sampling dari sembilan kelas akan
diambil dua kelas sebagai sampel. Satu kelas sebagai kelas kontrol dan
satu kelas lagi sebagai kelas eksperimen.
Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini
dikondisikan dengan pertimbangan bahwa populasi bersifat homogen
karena siswa diampu oleh guru yang sama, berada pada tingkat kelas yang
sama, tidak ada pembagian kelas berdasarkan rangking, dan kurikulum
yang diajarkan sama.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas : Model Cooperative Learning teknik Numbered Heads
Together (NHT) dan metode ceramah pada materi hidrosfer.
2. Variabel terikat : Aktivitas siswa dan hasil belajar geografi kelas X SMA
N 1 Bergas pada materi hidrosfer.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. (Arikunto, 2006:160).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
42
1). Dokumentasi
Metode dokumentasi (documentary study) adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-
dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah (Sukmadinata, 2010: 221-222). Metode dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama
siswa anggota sampel, nomor induk siswa dan nilai ulangan harian mata
pelajaran geografi diambil dari daftar nilai SMA N 1 Bergas. Data nilai
digunakan untuk analisis tahap awal.
2). Tes
Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar yang dicapai
siswa selama kurun waktu tertentu (Sukmadinata, 2010: 223). Metode tes
dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif
siswa dikaitkan dengan Penerapan Model Cooperative Learning teknik
Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi.
Tes dilakukan dua kali yaitu pretest dan posttest. Pretest digunakan
untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok, sedangkan posttest
dilaksanakan setelah kedua kelompok dikenai perlakuan.
3). Observasi
Observasi (observation) merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2010: 220). Metode ini
43
digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama mengikuti
proses pembelajaran dengan Model Cooperative Learning teknik
Numbered Heads Together dan model pembelajaran konvensional
(ceramah). Data diperoleh dari lembar observasi siswa yang berisi
pernyataan mengenai kegiatan belajar mengajar. Lembar observasi
aktivitas siswa diisi oleh observer pada saat pembelajaran.
4). Angket
Angket (questionnaire) berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sukmadinata, 2010:
219). Metode angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa
mengenai Model Cooperative Learning teknik Numbered Heads Together
dalam pembelajaran geografi. Hasil angket dianalisis secara deskriptif dan
Penilaian tanggapan siswa secara klasikal dengan menghitung siswa yang
memberikan tanggapan dengan kriteria baik.
D. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitaif sesuai dengan namanya, banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan
kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik,
bagan, gambar atau tampilan lain (Arikunto, 2006:12).
44
Jenis-jenis penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan
data yang diteliti, sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan. Jika data sudah
ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneliti tinggal merekam,
maka penelitiannya bukan eksperimen. Sebaliknya jika peneliti ingin
mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka
penelitiannya berbentuk eksperimen (Arikunto, 2006:13).
Penelitian ini berupa penelitian eksperimen jenis True Experimental
Design dengan bentuk desain Pretest-Posttest Control Group Design.
Tabel 2. Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Pelaksana Posttest
Kelompok
Eksperimen
T1 X P T2
Kelompok Kontrol T1 Y P T2
Keterangan :
X = Model Cooperative Learning teknik Numbered Heads
Together (NHT)
Y = Model Pembelajaran Konvensional (Ceramah)
P = Peneliti
T1 = Pretest
T2 = Posttest
45
Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada penelitian ini adalah dengan melakukan
observasi awal untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebagai dasar
menentukan populasi dan sampel, wawancara dengan guru pengampu
mata pelajaran geografi mengenai proses pembelajaran geografi di SMA
Negeri 1 Bergas, serta mengamati kondisi lingkungan kelas ketika
pembelajaran geografi berlangsung. Kegiatan selanjutnya adalah
penyusunan instrumen dan perangkat pembelajaran. Instrumen
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah lembar angket
berkaitan tanggapan siswa mengenai model pembelajaran teknik NHT, dan
perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP, soal evaluasi, dan
lembar kerja siswa.
Kegiatan berikutnya adalah penyusunan soal uji coba, dengan cara
membatasi materi yang akan diteskan, menentukan kisi-kisi soal,
menentukan tipe soal, menentukan batas waktu dan jumlah soal yang akan
diujicobakan. Setelah itu, soal diujicobakan pada kelas uji coba yaitu kelas
XI IPS 2. Uji coba soal dilakukan untuk mengetahui kelayakan soal dalam
pengambilan data.
2) Tahap Pelaksanaan Peneltian
Tahap pelaksanaan penelitian diawali dengan melaksanakan pre- test
pada kelas kontrol dan eksperimen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
46
atau mengukur kemampuan siswa sebelum mendapat perlakuan. Kegiatan
selanjutnya adalah menerapkan metode NHT pada pembelajaran geografi
dengan materi hidrosfer, pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan
data seperti data observasi dan angket untuk mengetahui aktivitas belajar
dan tanggapan siswa. Kegiatan berikutnya adalah melakukan post-test
pada kelas kontrol dan eksperimen untuk mengetahui perubahan yang
terjadi setelah penerapan metode ceramah dan NHT berlangsung.
3) Tahap Akhir
Tahap akhir dalam penelitian ini adalah mengolah atau menganilisis
data yang telah dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan dan
menyusun hasil olahan data tersebut serta Menyusun dan melaporkan hasil
penelitian.
E. Analisis Instrumen Penelitian
1) Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
(Arikunto, 2006:168).
47
Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh
Pearason, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut :
=
√{ }{ } (Arikunto,
2006:72)
Keterangan :
: Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Banyaknya subjek/peserta didik yang diteliti
: Jumlah skor tiap butir soal
: Jumlah skor total
: Jumlah kuadrat skor butir soal
: Jumlah kuadrat skor total
Setelah diperoleh harga kemudian dibandingkan dengan dengan
taraf signifikan . Jika maka soal dikatakan valid.
Hasil analisis validitas butir soal disajikan pada Tabel 3. berikut ini :
Tabel 3. Hasil Uji Validitas
Kriteria Valid Tidak Valid
Butir Soal
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 15,
18, 19, 20, 21, 23, 24, 26,
27, 28, 29, 30.
5, 9, 13, 14, 17, 22, 25.
Jumlah 23 butir 7 butir
Sumber: Data Penelitian 2015
Berdasarkan perhitungan validitas soal menunjukan bahwa terdapat
23 soal yang valid dan 7 butir soal yang tidak valid. Perhitungan analisis
validitas soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.
48
2) Reliabilitas
Reabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil
pengukuran yang konstan atau ajeg. Suatu instrumen dikatakan ajeg
apabila instrumen tes tersebut mempunyai keajegan hasil artinya jika
instrumen tersebut dikenakan jumlah objek yang sama pada lain waktu,
maka hasilnya akan tetap.
Untuk menentukan reliabilitas instrumen tes tipe soal objektif
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(Arikunto, 2006:100)
Keterangan:
n = banyaknya butir soal
= reliabilitas tes secara keseluruhan
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proposi subjek yang menjawab item dengan salah
(q= 1-p)
pq = jumlah dari pq
S2 = varians total
Kriteria reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga
r tabel, jika maka item tes yang diuji cobakan reliabel.
2
2
11S
pqS
1-n
n r
49
Berdasarkan analisis tes uji coba diperoleh 0,848. Dari
tabel r product moment diperoleh untuk N = 30 dan taraf signifikan
adalah 0,361. Karena sehingga soal reliabel.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
3) Daya pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membeda-bedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukan
besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D.
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi. (Arikunto, 2006:218).
D =B
B
A
A
J
B
J
B = PA - PB
Keterangan:
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas
BB = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah
PA = proporsi jawaban benar dari kelompok atas
PB = proporsi jawaban benar dari kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda :
D : 0,00 – 0,20 dikategorikan soal jelek
D : 0,21 – 0,40 dikategorikan soal cukup
50
D : 0,41 – 0,70 dikategorikan soal baik
D : 0,71 – 1,00 dikategorikan soal baik sekali
Berdasarkan analisis daya beda soal pada soal uji coba dalam
penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Yang termasuk kriteria jelek yaitu soal nomor 9, 13, 14 dan 25.
b. Yang termasuk kriteria cukup yaitu soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 15,
16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27 dan 29.
c. Yang termasuk kriteria baik yaitu soal nomor 1, 3, 8, 11, 18, 24, 28 dan
30. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
4) Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah
sebagai berikut:
(Arikunto, 2006:210).
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
51
Indeks klasifikasikan tingkat kesukaran :
o Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar.
o Soal dengan P 0,70 sampai 0,70 adalah soal sedang.
o Soal dengan P 0,71 sampai 0,100 adalah soal mudah.
Berdasakan analisis taraf kesukaran pada soal uji coba pada penelitian
ini diperoleh hal sebagai berikut:
a. Yang termasuk kriteria sukar yaitu soal nomor 9 dan 27.
b. Yang termasuk kriteria sedang yaitu soal nomor 1, 4, 14, 21, 22, 23, 24,
26, 29 dan 30.
c. Yang termasuk kriteria mudah yaitu soal nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 25 dan 28.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
F. Metode Analisis Data
1. Deskriptif
a. Aktivitas Siswa
Data hasil observasi disajikan untuk melihat apakah siswa mampu
berperan aktif dalam proses pembelajaran geografi materi hidrosfer di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi, dengan
pengamatan secara klasikal pada aktivitas siswa kemudian diklasifikasi
dan diskoring. Skor yang telah diperoleh kemudian dihitung untuk
mendapatkan nilai persentase yang akan menunjukkan kriteria keaktifan
siswa.
52
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Nilai = Jumlah skor total X 100
Jumlah skor maksimal yang dapat diperoleh siswa
Keaktifan klasikal = Jumlah siswa yang aktif X 100 %
Jumlah keseluruhan siswa
Kriteria penilaian yang digunakan adalah :
Sangat aktif : 87%-100%
Aktif : 75%-86%
Cukup Aktif : 63%-74%
Kurang Aktif : 51%-62%
Tidak aktif : ≤ 50%
Dalam penelitian ini siswa dikatakan aktif jika secara klasikal
sebanyak ≥ 80% siswa mencapai kriteria aktif (Arikunto, 2010).
b. Hasil Pre Test dan Post Test
Mendeskripsikan hasil analisis nilai rata-rata Pre-Test dan Post-
Test dalam proses pembelajaran geografi pada materi hidrosfer di kelas
eksperimen maupun kelas kontrol secara keseluruhan.
c. Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan
siswa mengenai model cooperative learning teknik NHT dalam
pembelajaran geografi. Analisis yang digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa dalam pembelajaran merupakan analisis frekuensi, tiap
indikator diberi skor kemudian dideskripsikan, untuk mengukurnya
53
digunkan skala likert variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi
indikator variabel.
Kriteria tabel yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel 4. berikut ini:
Tabel 4. Kriteria Tanggapan Siswa
No Interval Skor Kriteria Jumlah
F %
1. 34-41 Sangat setuju
2. 26-33 Setuju
3. 18-25 Tidak Setuju
4. 10-17 Sangat tidak setuju
Jumlah
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase frekuensi adalah
sebagai berikut: (Ali, 1998:186)
% =
Keterangan:
n : Frekuensi
N : Jumlah responden
2. Statistik
a. Analisis Data Pre-Test
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil
belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau
tidak. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji chi-
kuadrat, yakni sebagai berikut:
Adapun langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Menyususn data dalam tabel frekuensi.
54
a) Menentukan data terbesar dan data terkecil untuk mencari
rentan.
Rentan = data terbesar – data terkecil.
b) Menentukan banyaknya kelas interval (k) dengan
menggunakan aturan Sturges, yaitu k =1-3,3 log n dengan n=
banyaknya objek penelitian.
c) Menentukan panjang kelas interval
Interval =
(2) Menghitung rata-rata ( dan simpangan baku (s)
=
dan s =√
( )
(3) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas
(4) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus
(5) Menghitung frekuensi yang diharapkan ( dengan cara
mengalihkan besarnya ukuran sampel dengan peluang atau luas
daerah di bawah kurva normal untuk interval yang bersangkutan.
(6) Menghitung statistik Chi-Kuadrat dengan rumus :
∑
Keterangan :
= harga chi-kuadrat
= jumlah kelas interval
55
= frekuensi hasil pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
(7) Membandingkan harga Chi Kuadrat data dengan tabel Chi
Kuadrat dengan dk = k-3 dan taraf signifikan 5%.
(8) Menarik kesimpulan, Ho ditolak jika dalam hal
lainnya Ho diterima. (Sudjana, 2005: 273)
2) Uji Homogenitas
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah
data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians
yang sama atau tidak.
Hipotesis yang digunakan dalam uji kesamaan dua varians adalah
sebagai berikut :
Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan uji Bartlett dengan
rumus sebagai berikut :
{ }
diterima jika (Sudjana, 2005:263)
Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak
maka hitung dikonsultasikan dengan tabel dengan
56
dengan derajat (dk) banyaknya kelas dikurangi 1. Jika hitung <
tabel maka diterima. Yang berarti kedua kelas tersebut
mempunyai varian sama atau dikatakan homogen.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji Kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah
kelompok sampel memiliki rata–rata yang sama atau tidak secara
statistik. Hipotesis yang digunakan dalam uji kesamaan dua varians
adalah sebagai berikut.
Untuk menguji homogenitas digunakan rumus sebagai berikut.
Var terbesar
F =
Var terkecil
Jika F < F
α , dengan α = 5%, -
1 dk pembilang -1 dk penyebut, maka kedua kelompok mempunyai
varians yang sama atau kedua kelompok tersebut homogen.
(Sugiyono 2011).
b. Analisis Data Post-Test
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menganalisis data hasil
belajar post tes guna mengetahui kenormalan data. perhitungannya
sama dengan perhitungan normalitas sebelum perlakuan.
57
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians
yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang
sama maka dikatakan kedua kelompok homogen. Perhitungannya
sama dengan perhitungan homogenitas sebelum perlakuan.
3) Uji perbedaan dua rata-rata ( Uji Hipotesis )
Analisis data ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan
hasil belajar (aspek kognitif) geografi materi hidrosfer antara kelas
yang menggunakan model Cooperative Learning teknik Numbered
Heads Together dengan kelas yang menggunakan teknik
pembelajaran ceramah.
Analisis data dengan t-tes digunakan untuk menguji hipotesis :
Ho : 1 ≤ 2
Ha : 1 > 2
Keterangan :
= rata-rata data kelompok eksperimen
= rata-rata data kelompok kontrol
Maka untuk menguji hipotes digunakan rumus :
t =
√
atau s =√
(Sudjana, 2005 : 239)
58
Keterangan :
= mean sampel kelompok eksperimen
= mean sampel kelompok kontrol
simpangan baku
= varians kelompol eksperimen
= varians kelompok kontrol
= banyaknya sampel kelompok eksperimen
= banyaknya sampel kelompok kontrol
Dengan dk = ( + − 2) kriteria pengujian ditolak jika
t ≥ t dengan taraf signifikasi α = 5% kriteria penolakan
Ho adalah t ≥ t (1- α ), (
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian eksperimen ini adalah:
a. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sekurang-kurangnya ≥ 85%
siswa memperoleh kriteria aktif.
b. Meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa, yaitu sekurang-kurangnya
≥ 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75.
89
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan model Cooperative Learning teknik Numbered Heads
Together (NHT) dapat terlaksana dengan baik hal itu dibuktikan dengan
observasi kinerja guru yang menunjukan kriteria baik dan aktivitas siswa
termasuk dalam kriteria sangat aktif.
2. Aktivitas dan hasil belajar kelas eksperimen lebih efektif dari pada kelas
kontrol, hal tersebut ditunjukkan dengan aktivitas siswa pada kelas
eksperimen mencapai kriteria sangat aktif yaitu sebesar 87% sedangkan
kelas kontrol hanya mencapai kriteria cukup aktif yaitu sebesar 66%. Hasil
belajar siswa ditunjukkan dengan nilai rata-rata post-test kelas eksperimen
yaitu 85,48 dengan persentase ketuntasan 96,7% lebih besar dari nilai rata-
rata kelas kontrol yaitu 76,25 dengan persentase ketuntasan 75%.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian penulis memberikan beberapa
saran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
1. Guru diharapkan mampu melaksanakan model Cooperative Learning teknik
Numbered Heads Together (NHT) sebagai alternatif metode pembelajaran
yang inovatif/ bervariasi, agar pembelajaran tidak monoton dan tidak
89
90
membosankan, sehingga menciptakan suasana yang menyenangkan dan
dapat memotivasi siswa agar aktif dalam mengembangkan kemampuannya
dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Dalam menerapkan teknik Numbered Heads Together (NHT) sebaiknya
guru memberikan arahan dan membimbing peserta didik agar percaya diri
dalam menyampaikan hasil diskusi dengan kemampuan yang dimiliki.
3. Siswa diharapkan agar lebih meningkatkan kerjasama, kekompakan, dan
keaktifannya pada saat pembelajaran.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1998. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Anni, Chtarina Tri, dkk.2007. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.
Akbarleni, Afrina. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Media Powerpoint pada
Siswa Kelas III SDN Bringin 02.Skripsi.2012. Semarang :Universitas
Negeri Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rieneka Cipta.
. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Atmoko, Ari Dwi. 2013. Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (NHT) Menggunakan Media Buklet Pada Materi Klasifikasi
Makhluk Hidup di SMP Negeri 1 Gembong Kabupaten Pati. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif (Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan
Matematika Sekolah UNESA.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Theory, Research and Practice.
Bandung: Nusa Media
Solihatin. Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning, Jakarta: Bumi
aksara.
Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Karya.
91
92
. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Sukhesti, Fitri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi
Kompetensi Dasar Membukukan Jurnal Penyesuaian Pada Siswa
Kelas X Akuntansi SMK YAPEK Gombong Tahun Ajaran 2012/ 2013.
Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sulistiyanto, Iwan Gatot. 2009. Geografi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: PT Balai
Pustaka
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar .
Syaodih, Nana Sukmadinata.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
93
93
LAMPIRAN
40
Lmpiran 1
94
95
No. Nama kode
1 Aan Galih Prananto E-01
2 Ajeng Mega Anggreany E-02
3 Alim Jati Kusuma E-03
4 Clara Widya W. E-04
5 Dewi Sekar Sari E-05
6 DharA Mega Carissa Henrita E-06
7 Dian Yulia Wulandari E-07
8 Dionisius Nico Wahyu E-08
9 Dita Wulan Sari E-09
10 Donadus Hildovan Shutmulder C. E-10
11 Een E-11
12 Eka Andriyani Hasanah E-12
13 Engga Adi Nugroho E-13
14 Firdha Khoirun N. E-14
15 Fitri Novitasai E-15
16 Fitriyati E-16
17 Helmi Riza Wijaya E-17
18 Indah Tri A. E-18
19 Jihan Haris Najunda E-19
20 Marcellinus Unggul Fridayanto E-20
21 Marya Elvira Diana E-21
22 Megananda Fajar Annisa E-22
23 Nadza Ivan Drian E-23
24 Nila Uswatun Khasanah E-24
25 Riky Prastyo E-25
26 Satrio Adi Pangestu E-26
27 Shania Arum Destyarini E-27
28 Viona Ika Safira E-28
29 Wahyu Rizki N.C E-29
30 Yorika S. E-30
31 Zulfa Susanti E-31
Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN X-2
TAHUN AJARAN 2014/2015
96
No. Nama Kode
1 Aris K-01
2 Barik Kharisma Nurbani K-02
3 Bunga Septiana Sari K-03
4 Deva Eka Raharja K-04
5 Dian Fatmawati K-05
6 Dianingrum Dwi Putri Damayanti K-06
7 Erma Utafia K-07
8 Fahrur Ahmadi K-08
9 Felix Vicky Lugas Dewangga K-09
10 Fina Andriyani K-10
11 Indra Okta Saputra K-11
12 Jodi Nugroho Setiawan K-12
13 Manggar Rizka Novitri K-13
14 Meida Nur Afifah K-14
15 Miftah Karunia Jawi K-15
16 Mlati Fashla K-16
17 Muhammad Budi Wibowo K-17
18 Nadira Nurul 'Izzah K-18
19 Novi Anggita Enggarsari K-19
20 Nur Wachid Saputra K-20
21 Nurul Fandhilah K-21
22 Nurul Hanifah K-22
23 Nurunnisa Paquita K-23
24 Panji Nur Rozaqi K-24
25 Rian Boro Supriadi K-25
26 Rizki Widiardi K-26
27 Rizqy Fadlur Rohman K-27
28 Rr. Noviana Gusti Poetri K-28
29 Ruli Andriyanto K-29
30 Trisnia Nungki Khotimah K-30
31 Wilda Nusva Lilasari K-31
32 Yulia Fitriani K-32
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL X-1
TAHUN AJARAN2014/2015
40
Lampiran 4
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bergas
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/ Semester : X (sepuluh)/ Genap
Alokasi Waktu : 64 jam (1 jam = 45 menit)
Standar Kompetensi : 3. Menganalisis Unsur-unsur Geosfer
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Contoh
3.3. Menganalisis
hidrosfer dan
dampaknya
terhadap
kehidupan di
bumi
Hidrosfer :
Siklus hidrologi
Perairan darat:
Air tanah
Sungai dan
(DAS)
Danau
Rawa
secara individu
memahami
unsur-unsur
utama siklus
hidrologi
secara individu
menggambarkan
macam-macam
siklus hidrologi
Membaca
referensi
tentang
berbagai jenis
perairan darat
Menjelaskan proses
terjadinya siklus
hidrologi dan
bagian-bagianya
Mengidentifikasi
berbagai jenis
perairan darat
Mengidentifikasi
sungai berdasarkan
proses terjadinya
dan sumber airnya
Tugas
individu
Tugas
individu
Unjuk kerja
Uraian
singkat
Uraian
singkat
Tes lisan
Identifikasi
unsur-unsur
utama siklus
hidrologi!
Jelaskan
persamaan
dan perbedaan
infiltrasi di
padang pasir
dan daerah
karst!
Gambarkan
dan jelaskan
proses siklus
hidrologi
8 JP
Buku sumber Geografi
SMA X PT. Balai
Pustaka
Buku penunjang lain
Gambar-gambar/ foto
yang relevan
mengenai siklus
hidrologi, macam-
macam sungai, danau
dan air tanah .
Leptop
Internet
97
41
Mengetahui,
Semarang, Mei 2015
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Solidin S.pd Rokhmat Widodo
NIP. 197001241999031003 NIM. 3201411177
Perarian laut:
Zona Pesisir
dan Laut
Klasifikasi
Laut
Morfologi
Laut
Secara kelompok,
diskusi menentukan
jenis air tanah
berdasarkan
letaknya dari
struktur lapisan
tanah
Memahami bentuk
atau tipe sungai dan
pola aliran sungai
Diskusi tentang
jenis-jenis danau
serta dampak
positif dan
negatifnya
Memahami
berbagai jenis rawa
dan manfaatnya
Menunjukan
contoh-contoh pola
alira sungai
Mengklasifikasi
jenis-jenis laut
berdasarkan letak,
kedalaman dan
wilayah kekuasaan
Menunjukkan
bentuk-bentuk
morfologi dasar
laut
Mengidentifikasi
pembagian wilayah
laut di Indonesia
Tugas
kelompok
Tugas
kelompok
Tugas
Individu
Diskusi
Diskusi
Tes lisan
Deskripsikan
pengertian DAS
dengan bahasa yang
sederhana!
Jelaskan tipe
sungai dan pola
alirannya!
Jelaskan manfaat
sungai!
Buku Sumber Geografi
SMA X PT. Balai
Pustaka
Buku penunjang lain
Gambar-gambar/ foto
yang relevan mengenai
gambar batas wilayah
laut indonesia .
Internet
Leptop
98
99
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bergas
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (Sepuluh) Semester II
Standart Kompetensi : 3. Menganalisis Unsur-unsur Geosfer
Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di bumi
Indikator : 1. Menjelaskan siklus hidrologi dan bagian-bagianya
2. Mengidentifikasi berbagai jenis perairan darat
3. Mengidentifikasi berbagai jenis perairan laut
Alokasi Waktu : 8 X 45’ (4 Pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Siswa mampu menjelaskan proses terjadinya siklus hidrologi
Siswa mampu menjelaskan bagian-bagian dari siklus hidrologi
Pertemuan II
Siswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis dan pola aliran sungai
Siswa mampu menyebutkan macam-macam danau
Siswa mampu menentukan jenis air tanah berdasarkan letaknya.
Pertemuan III
Siswa mampu mengklasifikasikan jenis-jenis laut berdasarkan letak,
kedalaman dan wilayah kekuasaan
Siswa mampu Menunjukkan bentuk-bentuk morfologi dasar laut
100
Pertemuan IV
Siswa mampu Mengidentifikasi pembagian wilayah laut di Indonesia
B. Materi Pembelajaran
Hidrosfer
- Siklus air
- Perairan darat
- Perairan laut
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab dan diskusi dengan teknik Numbered Heads
Together (NHT).
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (10 menit)
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi.
- Guru mengulas pelajaran sebelumnya.
- Guru menanyakan pengertian hujan kepada siswa sesuai dengan
pemahamannya.
- Guru mengkaitkan hasil pemahaman siswa dengan tujuan pada materi
yang akan disampaikan pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan disampaikan
pada pertemuan tersebut.
Elaborasi
- Siswa mengerjakan soal pre-test tentang materi hidrosfer
- Guru menjelaskan proses terjadinya siklus hidrologi dan bagianya
- Siswa tanya jawab dengan guru tentang proses terjadinya siklus
hidrologi dan bagian-bagianya.
Konfirmasi
- Guru memberi konfirmasi dan mengklarifikasi sekilas terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran.
101
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
- Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti.
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran serta
meminta siswa untuk mempelajari tentang perairan darat.
- Guru mengakhiri pelajaran dan menutupnya dengan salam.
Pertemuan II
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (10 menit)
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi.
- Guru mengulas pelajaran sebelumnya.
- Guru menanyakan macam perairan darat yang ada di sekitar
lingkungan siswa.
- Guru mengkaitkan hasil pemahaman siswa dengan tujuan pada materi
yang akan disampaikan pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan penjelasan mengenai materi perairan darat yang
diselingi dengan diskusi dan tanya jawab.
Elaborasi
- Pembelajaran dengan teknik Numbered Heads Together (NHT).
a. Penomoran (numbering)
Guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada
setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
b. Mengajukan pertanyaan (questioning)
Guru memberikan lembar diskusi siswa yang berkaitan langsung
dengan materi.
c. Berfikir bersama (heads together)
Guru mengecek pemahaman siswa dengan meminta siswa
untuk menyelesaikan lembar diskusi dan memikirannya sendiri
kemudian secara berkelompok mendiskusikan dengan teman
102
sekelompoknya. Setiap kelompok memastikan setiap
anggotanya dapat memahami diskusi tersebut.
Guru mendorong siswa untuk berdiskusi antar teman dalam satu
kelompok.
Selama diskusi berlangsung guru memantau kerja masing-
masing kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
d. Menjawab (answering)
Guru memanggil suatu nomor tertentu untuk menyelesaikan
soal tersebut didepan kelas (siswa menyampaikan jawaban
mewakili kelompoknya).
Siswa yang nomornya sesuai mengancungkan tangannya dan
mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Konfirmasi
- Guru memberi konfirmasi dan mengklarifikasi sekilas terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti.
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran serta
meminta siswa untuk mempelajari tentang perairan laut.
- Guru mengakhiri pelajaran dan menutupnya dengan salam
Pertemuan III
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (10 menit)
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi.
- Guru mengulas pelajaran sebelumnya.
- Guru menanyakan pengertian perairan laut sesuai dengan pemahaman
siswa.
- Guru mengkaitkan hasil pemahaman siswa dengan tujuan pada materi
yang akan disampaikan pada pertemuan kali ini.
103
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan penjelasan mengenai materi perairan laut yang
diselingi dengan diskusi dan tanya jawab.
Elaborasi
- Penerapan Pembelajaran dengan teknik Numbered Heads Together
(NHT).
a. Penomoran (numbering)
Guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada
setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
b. Mengajukan pertanyaan (questioning)
Guru memberikan lembar diskusi siswa yang berkaitan langsung
dengan materi.
c. Berfikir bersama (heads together)
Guru mengecek pemahaman siswa dengan meminta siswa
untuk menyelesaikan lembar diskusi dan memikirannya sendiri
kemudian secara berkelompok mendiskusikan dengan teman
sekelompoknya. Setiap kelompok memastikan setiap
anggotanya dapat memahami diskusi tersebut.
Guru mendorong siswa untuk berdiskusi antar teman dalam satu
kelompok.
Selama diskusi berlangsung guru memantau kerja masing-
masing kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
d. Menjawab (answering)
Guru memanggil suatu nomor tertentu untuk menyelesaikan
soal tersebut didepan kelas (siswa menyampaikan jawaban
mewakili kelompoknya).
Siswa yang nomornya sesuai mengancungkan tangannya dan
mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
104
Konfirmasi
- Guru memberi konfirmasi dan mengklarifikasi sekilas terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti.
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran serta
meminta siswa mempelajari materi hidrosfer dari awal sampai akhir agar
lebih memahaminya.
- Guru memberikan tugas individu untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
- Guru mengakhiri pelajaran dan menutupnya dengan salam.
Pertemuan IV
1.Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (10 menit)
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi.
- Guru menanyakan Pembagian wilayah laut di Indonesia laut sesuai
dengan pemahaman siswa.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
- Guru mengumpulkan tugas individu siswa dan dikoreksi bersama
secara menyilang.
- Guru mengumumkan dan pemberian penghargaan kepada kelompok
yang mendapat nilai tertinggi dari hasil diskusi pada pertemuan
sebelumnya
- Guru mengulas kembali materi hidrosfer
- Guru memberikan soal post-test mengenai materi hidrosfer kepada
siswa
Elaborasi
- Siswa mengerjakan soal post-test mengenai materi hidrosfer
105
Konfirmasi
- Guru memberi konfirmasi dan mengklarifikasi sekilas terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Melakukan refleksi materi yang telah dibahas
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.
- Guru mengakhiri pelajaran dan menutupnya dengan salam.
E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
- Papan tulis white board dan perlengkapan
- Iwan Gatot Sulistiyanto. (2009). Geografi SMA/ MA Kelas X. Jakarta. PT.
Balai Pustaka
- Buku geografi yang relevan lainnya.
F. Penilaian
a. Prosedur penilaian : Penilaian proses dan hasil
b. Jenis penilaian : Tes tertulis
c. Bentuk tes : Pilihan ganda
d. Alat penilaian : LDS, Pre-test dan Post-test
106
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bergas
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (Sepuluh) Semester II
Standart Kompetensi : 3. Menganalisis Unsur-unsur Geosfer
Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis hidrosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di bumi
Indikator : 1. Menjelaskan siklus hidrologi dan bagian-bagianya
2. Mengidentifikasi berbagai jenis perairan darat
3. Mengidentifikasi berbagai jenis perairan laut
Alokasi Waktu : 8 X 45’ (4 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Siswa mampu menjelaskan proses terjadinya siklus hidrologi
Siswa mampu menjelaskan bagian-bagian dari siklus hidrologi
Pertemuan II
Siswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis dan pola aliran sungai
Siswa mampu menyebutkan macam-macam danau
Siswa mampu menentukan jenis air tanah berdasarkan letaknya.
Pertemuan III
Siswa mampu mengklasifikasikan jenis-jenis laut berdasarkan letak,
kedalaman dan wilayah kekuasaan
Siswa mampu Menunjukkan bentuk-bentuk morfologi dasar laut
107
Pertemuan IV
Siswa mampu Mengidentifikasi pembagian wilayah laut di Indonesia
B. Materi Pembelajaran
Hidrosfer
- Siklus air
- Perairan darat
- Perairan laut
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab dan diskusi
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (10 menit)
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi.
- Guru mengulas pelajaran sebelumnya.
- Guru menanyakan pengertian hujan kepada siswa sesuai dengan
pemahamannya.
- Guru mengkaitkan hasil pemahaman siswa dengan tujuan pada materi
yang akan disampaikan pada pertemuan kali ini.
2 Kegiatan Inti (75 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan disampaikan
pada pertemuan tersebut.
Elaborasi
- Siswa mengerjakan soal pre-test tentang materi hidrosfer
- Guru menjelaskan proses terjadinya siklus hidrologi dan bagianya
- Siswa tanya jawab dengan guru tentang proses terjadinya siklus
hidrologi dan bagianya Konfirmasi
- Guru memberi konfirmasi dan mengklarifikasi sekilas terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran.
108
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
- Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti.
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran serta
meminta siswa untuk mempelajari tentang air permukaan didarat.
- Guru mengakhiri pelajaran dan menutupnya dengan salam.
Pertemuan II
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (10 menit)
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi.
- Guru mengulas pelajaran sebelumnya.
- Guru menanyakan macam perairan darat yang ada di sekitar
lingkungan siswa.
- Guru mengkaitkan hasil pemahaman siswa dengan tujuan pada materi
yang akan disampaikan pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan penjelasan mengenai materi perairan darat yang
diselingi dengan diskusi dan tanya jawab.
- Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok masing-masing 4
orang untuk mendiskusikan mengenai:
1) Jenis air tanah berdasarkan letaknya.
2) Jenis-jenis dan pola aliran sungai
3) Macam-macam danau
Elaborasi
- Guru memberikan lembar diskusi siswa untuk dikerjakan.
Konfirmasi
- Guru memberi konfirmasi dan mengklarifikasi sekilas terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran.
109
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti.
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran serta
meminta siswa untuk mempelajari tentang perairan laut.
- Guru mengakhiri pelajaran dan menutupnya dengan salam.
Pertemuan III
1.Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (10 menit)
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi.
- Guru mengulas pelajaran sebelumnya.
- Guru menanyakan pengertian perairan laut sesuai dengan
pemahaman siswa.
- Guru mengkaitkan hasil pemahaman siswa dengan tujuan pada
materi yang akan disampaikan pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan penjelasan mengenai materi perairan laut yang
diselingi dengan tanya jawab.
- Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok masing-masing 4
orang untuk mendiskusikan mengenai:
1) Laut dan klasifikasinya
2) Morfologi laut
Elaborasi
- Guru memberikan lembar diskusi siswa untuk dikerjakan.
Konfirmasi
- Guru memberi konfirmasi dan mengklarifikasi sekilas terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran.
110
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti.
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran serta
meminta siswa mempelajari materi hidrosfer dari awal sampai akhir agar
lebih memahaminya.
- Guru memberikan tugas individu untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
- Guru mengakhiri pelajaran dan menutupnya dengan salam.
Pertemuan IV
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (10 menit)
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi.
- Guru menanyakan Pembagian wilayah laut di Indonesia laut sesuai
dengan pemahaman siswa.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
- Guru mengumpulkan tugas individu siswa dan dikoreksi bersama
secara menyilang.
- Guru mengulas kembali materi hidrosfer
- Guru memberikan soal post-test tentang materi hidrosfer kepada
siswa
Elaborasi
- Siswa mengerjakan soal post-test tentang materi hidrosfer
Konfirmasi
- Guru memberi konfirmasi dan mengklarifikasi sekilas terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Melakukan refleksi materi yang telah dibahas
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.
- Guru mengakhiri pelajaran dan menutupnya dengan salam.
111
E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
- Papan tulis white board dan perlengkapan
- Iwan Gatot Sulistiyanto. (2009). Geografi SMA/ MA Kelas X. Jakarta. PT.
Balai Pustaka
- Buku geografi yang relevan lainnya.
F. Penilaian
a. Prosedur penilaian : Penilaian proses dan hasil
b. Jenis penilaian : Tes tertulis
c. Bentuk tes : Pilihan ganda
d. Alat penilaian : LDS, Pre-test dan Post-test
112
Lampiran 7
LEMBAR DISKUSI SISWA
Jelaskan istilah di bawah ini dengan singkat dan tepat !!!
1. Siklus Hidrologi
2. Danau Tektonik
3. Evaporasi
4. Punggung laut
5. Contoh laut tepi
6. Sungai periodik
7. Danau karst
8. kuroshiwo
9. pola aliran anular
10. Laut transgresi
Uraikanlah !!!
1. Apakah perbedaan mendasar antara evaporasi, transpirasi, dan
evaportranspirasi? Uraikanlah.
2. Bagaimanakah proses terjadinya siklus panjang?
3. Sebutkan proses-proses yang ada dalam siklus air?
4. Sebutkan tipe-tipe pola aliran sungai?
5. Apakah yang dimaksud dengan Batas Teritorial, Batas Landas Kontinen, dan
Batas Zona Ekonomi Eksklusif? Terangkanlah
113
Lampiran 8
Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa
Jelaskan !!!
1. Siklus Hidrologi : rangkaian proses perpindahan air dari suatu tempat ketempat lain
melalui penguapan,pengembunan dan hujan akhirnya mengalir kembali ke tempat
semula.
2. Danau Tektonik : Danau yang terjadi karena penurunan permukaan bui sebagai
akibat pergeseran atau patahan oleh tenaga endogen
3. Evaporasi : proses perubahan air menjadi gas pada lingkungan abiotik.
4. Punggung laut : Relief dasar laut yang berbentuk bukit dalam laut dan memisahkan
laut satu dengan laut lain
5. Contoh laut tepi : laut cina selatan dan laut jepang
6. Sungai periodik : Sungai yang mengalir sepanjang tahun
7. Danau karst : pelarutan tanah kapur secara vertikal sampai pada lapisan yang resisten
8. Kuroshiwo : arus laut panas
9. pola rektangular : Pola aliran sungai yang terdapat pada daerah yang mempunyai
struktur patahan, baik patahan yang sesungguhnya atau joint (retakan) pola airan
berbentuk siku-siku
10. Laut transgresi : laut yang terjadi karena genangan air pada daratan yang lebih
rendah.
114
Uraiakan !!!
1. - Evaporasi : perubahan zat cai menjadi uap air
- Transpirasi : penguapan air dari tumbuhan melalui pori-pori daun
- Evaportranspirasi : gabungan antara evaporasi dan transpirasi
2. Proses terjadinya siklus panjang : air laut menguap kemudian membentuk kristal-
kristal es di atas laut, terbawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh menjadi
salju, membentuk gletser (lapisan es yang bergerak menuruni lereng di pegunungan),
masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.
3. Proses siklus hidrologi : Energi panas matahari memanasi wilayah perairan
dipermukaan bumi, terutama samudra dan laut, sehingga terjadilah proses penguapan.
Uap air kemudian bergerak naik dan mengalami penurunan suhu. Pada ketinggian
tertentu, uap air mengalami kondensasi dan berubah menjadi awan hujan. Selanjutnya,
awan hujan berubah menjadi hujan atau salju.
4. Tipe pola aliran sungai : Paralel, Rektanguler, Angular, Radial Sentrifugal, Radial
sentripetal, Trelis Anular, dan Dendritik.
5. - Batas Teritorial, : wilayah laut yang di ukur sejauh 12 mil dari garis
pantai.
- Batas Landas Kontinen : wilayah laut dengan kedalaman sampai 200 m di bawah
permukaan laut.
- Zona Ekonomi Eksklusif : wilayah laut yang diukur sejauh 200 mil dari garis dasar
pulau terluar.
115
Lampiran 9
Kisi-Kisi
Tes Uji Coba Instrumen Test
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal No
Soal
Bentuk
Soal
1.
Menganalisis
unsur-unsur
Geosfer
Menganalisis
hidrosfer dan
dampaknya
terhadap
kehidupan di
bumi
Hidrosfer
Menjelaskan
macam-macam
dan proses
terjadinya
siklus
hidrologi
Mengidentifika
si berbagai
jenis perairan
darat
Mengklasifikas
ikan jenis-jenis
laut
berdasarkan
letak,
kedalaman dan
wilayah
kekuasaan
1, 5,
7,19,
25, 26.
3, 6, 8,
9,10,
12, 14,
16, 17,
18, 21,
27, 30
2, 4,
15, 20,
11, 13,
16, 22,
23, 24,
28, 29,
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
116
Lampiran 10
Soal Uji Coba Instrumen Tes
Mata Pelajaran : Geografi
Sekolah : SMA N 1 Bergas
Kelas/Semester : X (sepuluh) semester ll
Jumlah Soal : 30 soal
Waktu : 45 menit
__________________________________________________________________
Petunjuk Umum
1. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas dan nomor pada lembar jawaban
2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dengan memberi tanda silang (X) a, b,
c, d atau e !
3. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikumpulkan.
1. Peristiwa pelepasan uap air dari benda-benda abiotik (permukaan
bumi) dan biotik (tumbuhan) disebut juga dengan ….
a. evaporasi d. presipitasi
b. transpirasi e. infiltrasi
c. evapotranspirasi
2. Menurut letaknya, Laut Hitam dan Laut Baltik termasuk laut ....
a. pedalaman d. transgresi
b. tepi e. regresi
c. tengah
3. Pola aliran sungai yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik
patahan yang sesungguhnya atau joint (retakan) pola airan berbentuk siku-siku….
a. pola rectangular d. pola angular
b. pola trellis e. pola dendritik
c. pola radial sentripetal
4. Kewajiban Indonesia dengan berlakunya batas laut
ZEE sejauh 200 mil adalah ....
a. memanfaatkan sumber daya laut se optimal mungkin
b. melarang kapal asing berlayar di wilayah ZEE
c. menghormati lalu lintas damai di laut
d. memberi kesempatan kapal asing untuk mengeks ploitasi sumber daya laut
e. tidak melakukan eksploitasi sumber daya laut
117
5. Istilah dibawah ini yang tidak termasuk dalam proses siklus hidrologi
a. intersepsi d. transpirasi
b. presipitasi e. infiltrasi
c. evaporasi
6. Sungai merupakan fenomena alam yang multifungsi. Di bawah ini yang bukan
merupakan fungsi penting dari sungai adalah dapat digunakan untuk ....
a. kepentingan pengairan
b. sumber pengambilan bahan-bahan bangunan
c. sarana lalu lintas air
d. tempat pembuangan akhir
e. sumber pembangkit tenaga listrik
7. Air laut menguap dan terjadi kondensasi sehingga menjadi awan kemudian jatuh
hujan di laut. Tersebut disebut siklus ....
a. terkecil d. besar
b. kecil e. terbesar
c. sedang
8. Sungai yang terus mengalir mengikis batuan yang dilalui sehingga mencapai batuan
induknya disebut sungai ....
a. anteseden d. epigenesa
b. subsekwen e. episodik
c. insekwen
9. Air tanah yang berada di antara dua lapisan batuan yang kedap air sehingga dapat
menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan dan jika ada jalan keluar akan
memancar. Air ini disebut ....
a. meteoric water d. juvenil water
b. connate water e. artesian water
c. fossil water
10. Berdasarkan sumber airnya, sungai-sungai di Indonesia termasuk jenis
sungai ....
a. gletser d. musim
b. campuran e. periodik
c. hujan
118
11. Kedalaman dasar laut atau lautan yang memiliki arti ekonomi, yaitu zona ....
a. literal d. batial
b. neritik e. hadal
c. abisal
12. Tanah basah yang selalu digenangi air karena system drainase yang buruk disebut ....
a. air tanah d. sungai
b. bendungan e. rawa
c. danau
13. Dasar laut yang kedalamanya antara 200-1000 m disebut …
a. litoral d. batial
b. abisal e. palung
c. neritik
14. Air sumur artesis sangat berpotensi bagi daerah-daerah yang kondisi alamnya kering
seperti pada daerah arid dan semiarid karena kemelimpahan airnya. Sumur artesis
muncul karena .…
a. digali dengan kedalaman tinggi sehingga ditemukan sumber yang besar
b. letak permukaan air tanahnya lebih rendah daripada permukaan air tanah daerah
tangkapan hujannya
c. sumber airnya berada di dasar-dasar lembah sehingga merupakan pusat dari
tangkapan hujan
d. terdapat sungai bawah tanah pada titik pengeborannya sehingga air tidak
berhenti sepanjang musim
e. letak sumber airnya di tebing-tebing pegunungan yang merupakan tempat
munculnya akumulasi mata air
15. Bagian sungai yang mengalami erosi paling kuat adalah ....
a. bagian hulu d. muara
b. bagian tengah e. sumber air
c. bagian hilir
16. Relief dasar laut yang berbentuk bukit dalam laut dan memisahkan laut satu dengan
laut lain disebut ....
a. palung laut c. lubuk laut e. punggung laut
b. ambang laut d. basin
119
17. Pola aliran sungai yang tidak membentuk sudut siku-siku, tetapi lebih kecil atau lebih
besar 90° disebut dengan ….
a. pola rectangular d. pola angular
b. pola trellis e. pola dendritik
c. pola radial sentripetal
18. Danau yang berada di daerah kapur disebut danau ....
a. buatan d. tektonik
b. karst e. tektovulkanik
c. vulkanik
19. Penguapan yang berasal dari badan-badan air dan dari benda/pohon/batuan atau
lainnya disebut ....
a. intersepsi d. presipitasi
b. perkolasi e. reboisasi
c. transpirasi
20. Berikut ini adalah salah satu contoh arus laut panas yaitu arus ....
a. teluk d. oyashiwo
b. Brasilia e. kuroshiwo
c. labrador
21. Sungai yang mengalir sepanjang tahun disebut sungai ....
a. hujan d. periodik
b. gletser e. permanen
c. campuran
22. Dengan adanya organisme yang mengeluarkan sinar fosfor maka air laut berwarna ....
a. hijau d. ungu
b. kuning e. merah
c. biru
23. Beting karang ini sudah agak jauh dari pantai, panjangnya ada yang sampai 2.000 km
disebut karang ....
a. atol c. pesisir e. penghalang
b. pantai d. cincin
24 .Perairan laut Indonesia berdasarkan letaknya tergolong ke dalam ....
a. laut tepi c. laut lepas e. selat
b. laut tengah d. laut pedalaman
120
25. Uap air yang menjadi air karena pendinginan disebut ....
a. evaporasi d. infiltrasi
b. transpirasi e. kondensasi
c. evapotranspirasi
26. Perembesan air ke dalam tanah melalui pori tanah disebut ....
a. evaporasi d. infiltrasi
b. transpirasi e. kondensasi
c. evapotranspirasi
27. Pola aliran pada daerah dome atau gunung berapi pada stadium muda, mengalir pada
lereng-lereng pegunungan, termasuk pola aliran ....
a. pinnate d. annular
b. radial e. trellis
c. radial sentrifugal
28. Laut yang terletak diantara dua buah benua yang berdekatan disebut laut ....
a. pedalaman d. tepi
b. ingresi e. dangkal
c. tengah
29. Dangkalan sunda dan dangkalan sahul jika dilihat dari proses terjadinya termasuk
jenis laut …
a. ingresi d. pedalaman
b. transgresi e. tepi
c. tengah
30. Danau yang terjadi karena adanya pergeseran kulit bumi disebut danau ....
a. vulkanik d. tektonik
b. kaldera e. tektovulkanik
c. kawah
121
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. C 11. D 21. E
2. A 12. A 22. A
3. A 13. D 23. A
4. C 14. E 24. B
5. A 15. A 25. E
6. D 16. E 26. D
7. B 17. A 27. D
8. C 18. B 28. C
9. D 19. C 29. B
10. E 20. E 30. D
122
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 UC-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
2 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
3 UC-15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
4 UC-01 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 729
5 UC-08 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26 676
6 UC-14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 25 625
7 UC-24 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 23 529
8 UC-23 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 576
9 UC-27 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24 576
10 UC-09 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 24 576
11 UC-12 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 22 484
12 UC-19 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 22 484
13 UC-26 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 19 361
14 UC-28 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 18 324
15 UC-03 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 18 324
16 UC-06 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 289
17 UC-16 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 17 289
18 UC-18 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 15 225
19 UC-22 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 15 225
20 UC-29 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 15 225
21 UC-10 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 14 196
22 UC-02 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 14 196
23 UC-05 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 13 169
24 UC-20 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 13 169
25 UC-17 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 13 169
26 UC-30 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 11 121
27 UC-07 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 11 121
28 UC-21 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 10 100
29 UC-25 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 9 81
30 UC-11 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 7 49
∑X 15 19 20 15 18 19 22 19 9 18 21 20 25 13 22 23 21 21 22 23 17 16 17 17 18 17 11 18 17 17 550 11240
r 0,493 0.420 0.585 0.451 0.263 0.531 0.409 0.486 0.258 0.362 0.445 0.448 0.298 0.083 0.397 0.499 0.363 0.644 0.494 0.525 0.448 0.147 0.426 0.664 0.362 0.372 0.505 0.537 0.686 0.524
rtable 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
kriteria Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
B 15 19 20 15 18 19 22 19 9 18 21 20 25 13 22 23 21 21 22 23 17 16 17 17 18 17 11 18 17 17
Js 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P 0.500 0.633 0.667 0.500 0.600 0.633 0.733 0.633 0.300 0.600 0.700 0.667 0.833 0.433 0.733 0.767 0.700 0.700 0.733 0.767 0.567 0.533 0.567 0.567 0.600 0.567 0.367 0.600 0.567 0.567
kriteria Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Sukar Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang
BA 11 12 14 10 11 12 14 13 6 12 14 12 14 7 14 14 13 14 14 14 10 10 10 13 11 10 8 13 13 13
BB 4 7 6 5 7 7 8 6 3 6 7 8 11 6 8 9 8 7 8 9 7 6 7 4 7 7 3 5 4 4
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
D 0.467 0.333 0.533 0.333 0.267 0.333 0.400 0.467 0.200 0.400 0.467 0.267 0.200 0.067 0.400 0.333 0.333 0.467 0.400 0.333 0.200 0.267 0.200 0.600 0.267 0.200 0.333 0.533 0.600 0.600
kriteria Baik Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Jelek Cukup Baik Cukup Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Jelek Cukup Cukup Baik Cukup Baik
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai dibuang Dipakai Dipakai Dipakaikriteria
Validitas
No KodeNomer Soal
Y Y2
Nomer Soal Nomer Soal Nomer Soal Nomer Soal Nomer Soal
Kesukara
nD
aya P
em
beda
Lampiran 12
ANALISIS BUTIR SOAL
(Validitas, Taraf Kesukaran, Daya Pembeda)
123
Lampiran 13
Kisi-Kisi
Instrument Tes Hasil Belajar
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal No
Soal
Bentuk
Soal
1.
Menganalisis
unsur-unsur
Geosfer
Menganalisis
hidrosfer dan
dampaknya
terhadap
kehidupan di
bumi
Hidrosfer
Menjelaskan
macam-macam
dan proses
terjadinya
siklus
hidrologi
Mengidentifika
si berbagai
jenis perairan
darat
Mengklasifikas
ikan jenis-jenis
laut
berdasarkan
letak,
kedalaman dan
wilayah
kekuasaan
1, 3,
12, 13,
17.
2, 4, 7,
9, 10,
15, 20.
6, 5, 8,
11, 14,
16, 18,
19,
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
124
Lampiran 14
Instrument Tes Hasil Belajar Geografi
Mata Pelajaran : Geografi
Sekolah : SMA N 1 Bergas
Kelas/Semester : X (sepuluh) semester ll
Jumlah Soal : 20 soal
Waktu : 45 menit
________________________________________________________________
Petunjuk Umum
1. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas dan nomor pada lembar jawaban
2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dengan memberi tanda
silang (X) a, b, c, d atau e !
3. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikumpulkan.
1. Peristiwa pelepasan uap air dari benda-benda abiotik (permukaan
bumi) dan biotik (tumbuhan) disebut juga dengan ….
a. evaporasi c. evapotranspirasi e. infiltrasi
b. transpirasi d. presipitasi
2. Pola aliran sungai yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur
patahan, baik patahan yang sesungguhnya atau joint (retakan) pola airan
berbentuk siku-siku….
a. pola rectangular c. pola radial sentripetal e. pola dendritik
b. pola trellis d. pola angular
3. Air laut menguap dan terjadi kondensasi sehingga menjadi awan kemudian
jatuh hujan di laut. Tersebut disebut siklus ....
a. terkecil c. sedang e. terbesar
b. kecil d. besar
125
4. Sungai merupakan fenomena alam yang multifungsi. Di bawah ini yang
bukan merupakan fungsi penting dari sungai adalah dapat digunakan
untuk ....
a. kepentingan pengairan
b. sumber pengambilan bahan-bahan bangunan
c. sarana lalu lintas air
d. tempat pembuangan akhir
e. sumber pembangkit tenaga listrik
5. Kewajiban Indonesia dengan berlakunya batas laut ZEE sejauh 200 mil
adalah ....
a. memanfaatkan sumber daya laut se optimal mungkin
b. melarang kapal asing berlayar di wilayah ZEE
c. menghormati lalu lintas damai di laut
d. memberi kesempatan kapal asing untuk mengeks ploitasi sumber daya
laut
e. tidak melakukan eksploitasi sumber daya laut
6. laguna adalah bagian laut dangkal yang terbentuk karena …
a. tererosi d. pengangkatan
b. penurunan e. hujan
c. terbendung
7. Berdasarkan sumber airnya, sungai-sungai di Indonesia termasuk jenis
sungai ....
a. gletser d. musim
b. campuran e. periodik
c. hujan
8. Dasar laut yang kedalamanya antara 200-1000 m disebut …
a. litoral c. neritik e. palung
b. abisal d. batial
126
9. Tanah basah yang selalu digenangi air karena system drainase yang buruk
disebut ....
a. air tanah c. danau e. rawa
b. bendungan d. sungai
10. Bagian sungai yang mengalami erosi paling kuat adalah ....
a. bagian hulu d. muara
b. bagian tengah e. sumber air
c. bagian hilir
11. Relief dasar laut yang berbentuk bukit dalam laut dan memisahkan laut
satu dengan laut lain disebut ....
a. palung laut c. lubuk laut e. punggung laut
b. ambang laut d. basin
12. Istilah dibawah ini yang tidak termasuk dalam proses siklus hidrologi …
a. intersepsi d. transpirasi
b. presipitasi e. infiltrasi
c. evaporasi
13. Penguapan yang berasal dari badan-badan air dan dari benda/pohon/batuan
atau lainnya disebut ....
a. intersepsi d. presipitasi
b. perkolasi e. reboisasi
c. transpirasi
14. Berikut ini adalah salah satu contoh arus laut panas yaitu arus ....
a. teluk d. oyashiwo
b. Brasilia e. kuroshiwo
c. labrador
15. Sungai yang mengalir sepanjang tahun disebut sungai ....
a. hujan d. periodik
b. gletser e. permanen
c. campuran
127
16. Perairan laut Indonesia berdasarkan letaknya tergolong ke dalam ....
a. laut tepi c. laut lepas e. selat
b. laut tengah d. laut pedalaman
17. Perembesan air ke dalam tanah melalui pori tanah disebut ....
a. evaporasi d. infiltrasi
b. transpirasi e. kondensasi
c. evapotranspirasi
18. Laut yang terletak diantara dua buah benua yang berdekatan disebut laut
....
a. pedalaman d. tepi
b. ingresi e. dangkal
c. tengah
19. Dangkalan sunda dan dangkalan sahul jika dilihat dari proses terjadinya
termasuk jenis laut …
a. ingresi d. pedalaman
b. transgresi e. tepi
c. tengah
20. Danau yang terjadi karena adanya pergeseran kulit bumi disebut danau ....
a. vulkanik c. kawah e. tektovulkanik
b. kaldera d. tektonik
128
Lampiran 15
KUNCI JAWABAN PRETEST dan POSTTEST
1. C 11. E
2. A 12. A
3. B 13. C
4. D 14. E
5. A 15. E
6. C 16. B
7. E 17. D
8. D 18. C
9. A 19. B
10. A 20. D
129
Lampiran 16
LEMBAR JAWAB PRE-TEST dan POST-TEST
Nama :
No. Presensi :
Kelas :
Hari/Tanggal :
1. A B C D E 11. A B C D E
2. A B C D E 12. A B C D E
3. A B C D E 13. A B C D E
4. A B C D E 14. A B C D E
5. A B C D E 15. A B C D E
6. A B C D E 16. A B C D E
7. A B C D E 17. A B C D E
8. A B C D E 18. A B C D E
9. A B C D E 19. A B C D E
10. A B C D E 20. A B C D E
130
Lampiran 17
NILAI PRETEST & POSTEST ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN
KONTROL
No Kode
Nilai
pretest
Nilai
Postest No Kode
Nilai
Pretest
Nilai
Postest
1 E-1 65 85 1 K-1 60 80
2 E-2 60 90 2 K-2 75 70
3 E-3 50 80 3 K-3 65 80
4 E-4 65 80 4 K-4 25 65
5 E-5 40 75 5 K-5 35 85
6 E-6 70 90 6 K-6 45 85
7 E-7 55 90 7 K-7 50 75
8 E-8 75 80 8 K-8 45 65
9 E-9 60 80 9 K-9 65 75
10 E-10 25 70 10 K-10 35 75
11 E-11 55 90 11 K-11 60 80
12 E-12 65 85 12 K-12 60 75
13 E-13 40 90 13 K-13 50 85
14 E-14 55 75 14 K-14 40 70
15 E-15 60 90 15 K-15 75 70
16 E-16 70 90 16 K-16 50 75
17 E-17 55 85 17 K-17 60 80
18 E-18 60 85 18 K-18 65 75
19 E-19 50 85 19 K-19 75 60
20 E-20 35 95 20 K-20 75 80
21 E-21 60 90 21 K-21 45 85
22 E-22 65 85 22 K-22 50 75
23 E-23 65 90 23 K-23 60 80
24 E-24 55 75 24 K-24 65 75
25 E-25 70 80 25 K-25 45 75
26 E-26 65 95 26 K-26 50 85
27 E-27 60 95 27 K-27 65 70
28 E-28 40 85 28 K-28 55 75
29 E-29 65 90 29 K-29 75 80
30 E-30 60 85 30 K-30 45 85
31 E-31 65 90 31 K-31 50 80
32 K-32 45 70
Σ = 1780 2650 Σ = 1760 2440
= 31 31 = 32 32
= 57.42 85.48 = 55.00 76.25
131
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika c2 < c2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
c²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
25.00 57.42
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
75.00 8.33
Peluang
untuk Z
50.00 11.39
6 31
Oi(Oi-Ei)²
Ei
Luas Kls.
Untuk ZEi
25.00 33.00 24.50 -2.89 0.4981 0.0160
0.4821 0.0773 2.395834.00 42.00 33.50 -2.10
3.027
1 0.517
4
0.1983 0.3049
1.074
6.4018
0.687
0.4946
9.4521 12
43.00 51.00 42.50 -1.31 0.4048 0.2065 2
0.27 0.1066 0.2489
52.00 60.00 51.50 -0.52
0.3555 0.1124
7.7173
70.00 78.00 69.50 1.06
61.00 69.00 60.50 0.010
3.4829 4 0.077
8
5.3913 7.81
7.81
78.50 1.85
= 5.3913
0.4679
Daerah Daerah penolakan Ho
( )
c
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 18
HASIL ANALISIS DATA PRE-TEST
1. Hasil Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Pre-Test) Kelas Eksperimen
132
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika c2 < c2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
c²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
25.00 55.00
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
75.00 8.33
Peluang
untuk Z
50.00 13.08
6 32
Oi(Oi-Ei)²
Ei
Luas Kls.
Untuk ZEi
25.00 33.00 24.50 -2.33 0.4902 0.0402
0.4499 0.1195 3.823434.00 42.00 33.50 -1.64
3.2037
1 0.0641
3
0.1055 0.2685
0.1773
7.1979
0.7822
1.2871
8.5925 6
43.00 51.00 42.50 -0.96 0.3305 0.2249 12
0.42 0.1630 0.2033
52.00 60.00 51.50 -0.27
0.3663 0.0976
6.5051
70.00 78.00 69.50 1.11
61.00 69.00 60.50 0.3482
3.1225 5 1.1288
5
5.7044 7.81
7.81
78.50 1.80
= 5.7044
0.4639
Daerah Daerah penolakan Ho
( )
c
k
1i i
2ii2
E
EO
b. Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Pre-Test) Kelas Kontrol
133
2. Hasil Uji Homogenitas
Hipotesis
Ho : s21 = s
22
H1 : s21 = s
22
Kriteria:
Ho diterima jika c2 hitung < c2 (1-a) (k-1)
c2(a)(k-1)
Pengujian Hipotesis
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:
=
Harga satuan B
= (Log S2 ) S (ni - 1)
= x
=
= (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2}
=
=
Untuk a = 5% dengan dk = k - 1 = 2 - 1 = 1 diperoleh c2 tabel =
30 129.78 3893.55 2.1132 63.397
Sampel ni dk = ni - 1 Si2 (dk) Si2 log Si
2 (dk) log Si2
132.617
B 32 31 170.97 5300.00 2.2329
=
69.220
A 31
S 63 61 300.75 9193.55 4.3461
B
S2 =S(ni-1) Si2
=9193.5484
Karena c2 hitung < c2 tabel maka data antar kelompok homogen
c 2
2.3026 132.87 132.6171
150.714S(ni-1) 61
Log S2 2.1782
0.576
3.84
2.1782 61
132.87
0.5763 3.84
Daerah penolakan HoDaerah
penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
134
Hipotesis
Ho : =
Ha : =
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 32 - 1 = 31
dk penyebut = nk -1 = 31 - 1 = 30
F (0.05)(31:30) =
17601780Jumlah
55.0057.42x
32n
13.0811.39Standart deviasi (s)
170.9677129.7849Varians (s2)
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
1.831.3173
1.83
129.781.3173=
170.97=F
Kelompok KontrolKelompok
EksperimenSumber variasi
s22
s12
s22
s12
31
Daerah penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
terkecilVarians
terbesarVarians F
3. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata
135
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika c2 < c2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
c²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
6.9825 7.81
7.81
99.50 2.20
= 6.9825
0.4861
4.774
2.0028 3 0.497
11
0.4215 0.0646
5.7572
95.00 99.00 94.50 1.42
90.00 94.00 89.50 0.63 0.2358 0.1857
85.00 89.00 84.50 -0.15 9.2112 8
80.00 84.00 79.50 -0.94 0.3262 0.2648 5 1.255
1 0.014
3
0.0614 0.2971
0.284
8.2096
0.159
1.1252
0.4576 0.1315 4.075275.00 79.00 74.50 -1.72
70.00 74.00 69.50 -2.51 0.4939 0.0363
25.00 6.37
6 31
Oi(Oi-Ei)²
Ei
Luas Kls.
Untuk ZEi
70.00 85.48
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
95.00 4.17
Peluang
untuk Z
Daerah Daerah penolakan Ho
( )
c
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 19
HASIL ANALISIS DATA POST-TEST
1. Hasil Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Post-Test) Kelas Eksperimen
136
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika c2 < c2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
c²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
6.5679 7.81
7.81
89.50 2.05
= 6.5679
0.4796
0.2926
2.5908 6 4.4863
8
0.3987 0.0810
6.6094
85.00 89.00 84.50 1.27
80.00 84.00 79.50 0.50 0.1921 0.2065
75.00 79.00 74.50 -0.27 9.5562 10
70.00 74.00 69.50 -1.04 0.3514 0.2449 5 1.0262
1 0.0018
2
0.1065 0.2986
0.7405
7.8356
0.0206
0.9586
0.4652 0.1138 3.642365.00 69.00 64.50 -1.81
60.00 64.00 59.50 -2.59 0.4952 0.0300
25.00 6.48
6 32
Oi(Oi-Ei)²
Ei
Luas Kls.
Untuk ZEi
60.00 76.25
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
85.00 4.17
Peluang
untuk Z
Daerah Daerah penolakan Ho
( )
c
k
1i i
2ii2
E
EO
b. Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Post-Test) Kelas Kontrol
137
Hipotesis
Ho : s21 = s
22
H1 : s21 = s
22
Kriteria:
Ho diterima jika c2 hitung < c2 (1-a) (k-1)
c2(a)(k-1)
Pengujian Hipotesis
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:
=
Harga satuan B
= (Log S2 ) S (ni - 1)
= x
=
= (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2}
=
=
Untuk a = 5% dengan dk = k - 1 = 2 - 1 = 1 diperoleh c2 tabel =
0.008
3.84
1.6157 61
98.557
0.0081 3.84
Karena c2 hitung < c2 tabel maka data antar kelompok homogen
c 2
2.3026 98.557 98.5531
41.274S(ni-1) 61
Log S2 1.6157
B
S2 =S(ni-1) Si2
=2517.7419
=
50.300
A 31
S 63 61 82.53 2517.74 3.2310
(dk) Si2 log Si
2 (dk) log Si2
98.553
B 32 31 41.94 1300.00 1.6226
30 40.59 1217.74 1.6084 48.253
Sampel ni dk = ni - 1 Si2
Daerah penolakan HoDaerah
penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
2. Hasil Uji Homogenitas
138
Hipotesis
Ho : <
Ha : >
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
1 + 1
+ 2
1 1
31 32
Pada a = 5% dengan dk = 31 + 32 - 2 = 61 diperoleh t (0.95)(61) =
Sumber variasiKelompok
EksperimenKelompok Kontrol
1 2
1
Jumlah 2650 2440
2
n 31 32
x 85.48 76.25
Varians (s2) 40.5914 41.9355
Standart deviasi (s) 6.37 6.48
41.94= 6.42452
32s =
31
+
40.59 32
1.67 5.703
31
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol
5.703
1.67
=t =85.48 76.25
6.42452
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penerimaan
Ho
21 n
1
n
1 s
xx t 21
+
( ) ( )2nn
1n1n s
21
222
211
+
+
ss
3. Uji perbedaan dua rata-rata Hasil Post-test Kelompok Eksperimen dan Kontrol
( Uji Hipotesis )
139
Lampiran 20
RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS
Kode Aspek Aktivitas Skor Kriteria Penskoran
A Memperhatikan guru 4 Tidak pernah mendapat teguran
3 Pernah 1 kali mendapat teguran
2 Pernah 2 kali mendapat teguran
1 Pernah >3 kali mendapat teguran
B Bertanya 4 Pernah bertanya
3 Mencoba > 2 kali tetapi tidak
ditunjuk
2 Mencoba 1 kali secara bersama
tetapi tidak ditunjuk
1 Tidak pernah bertanya sama
sekali
C Menjawab pertanyaan 4 Menjawab pertanyaan dengan
benar
3 Menjawab pertanyaan tetapi
salah
2 Mencoba menjawab tetapi tidak
ditunjuk
1 Tidak pernah mencoba
menjawab
D Menyampaikan pendapat 4 Menyampaikan pendapat sendiri
3 Menyampaikan pendapat
bersama-sama
2 Berpendapat hanya ketika telah
ditunjuk
1 Tidak pernah
140
E Membawa sumber belajar 4 Membawa > 2 sumber belajar
3 Membawa 1 sumber belajar
milik sendiri
2 Membawa sumber belajar
kelompok
1 Tidak membawa sumber belajar
F Membaca sumber belajar 4 Menyimak sumber belajar sambil
memperhatikan guru
3 Membaca ketika disuruh saja
2 Membuka sumber sesuai materi
1 Tidak membaca sumber belajar
G Interaksi siswa selama
pembelajaran
4 Berinteraksi dengan guru dan
sesama siswa
3 Berinteraksi dengan siswa saja
2 Duduk diam saja
1 Melakukan tindakan yang
mengganggu pembelajaran
H Membuat catatan 4 Membuat catatan dengan baik
tanpa disuruh
3 Mencatat ketika diminta saja
2 Kadang mencatat kadang tidak
1 Tidak pernah mencatat
141
Lampiran 21
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan ke : ...
No Kode
Siswa
Indikator Keaktifan ∑
Skor Skor
Max % Kriteria A B C D E F G H
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
142
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Observer
Keterangan: Kriteria :
A. Memperhatikan guru Sangat aktif : 87%-100%
B. Bertanya Aktif : 75%-86%C.
C. Menjawab pertanyaan Cukup Aktif : 63%-74%
D. Menyampaikan pendapat Kurang Aktif : 51%-62%
E. Membawa sumber belajar Tidak aktif : ≤ 50
F. Membaca sumber belajar
G. Interaksi siswa selama pembelajaran
H. Membuat catatan
Nilai =
x 100
143
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
KELAS KONTROL
Pertemuan ke : ...
No Kode
Siswa
Indikator Keaktifan ∑
Skor Skor
Max % Kriteria A B C D E F G H
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
144
24
25
26
27
28
29
30
31
Observer
Keterangan: Kriteria :
A. Memperhatikan guru Sangat aktif : 87%-100%
B. Bertanya Aktif : 75%-86%C.
C. Menjawab pertanyaan Cukup Aktif : 63%-74%
D. Menyampaikan pendapat Kurang Aktif : 51%-62%
E. Membawa sumber belajar Tidak aktif : ≤ 50
F. Membaca sumber belajar
G. Interaksi siswa selama pembelajaran
H. Membuat catatan
Nilai =
x 100
145
Lampiran 22
REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA KELAS
EKSPERIMEN
Pertemuan ke 2
No Kode
siswa
Aspek yang diamati Jml
Skor
Skor
Max % Kriteria
A B C D E F G H
1 E-1 3 2 2 3 3 4 2 3 23 32 74 cukup aktif
2 E-2 4 2 3 3 2 3 3 3 23 32 74 cukup aktif
3 E-3 3 2 4 2 3 3 3 3 23 32 74 cukup aktif
4 E-4 2 3 3 3 4 3 3 3 26 32 83 aktif
5 E-5 3 3 2 3 4 3 3 3 24 32 77 aktif
6 E-6 2 3 4 3 4 3 3 3 27 32 87 sangat aktif
7 E-7 2 2 4 2 3 3 4 3 23 32 74 cukup aktif
8 E-8 3 3 3 4 3 2 4 3 25 32 81 aktif
9 E-9 3 3 3 4 3 3 3 4 26 32 83 aktif
10 E-10 3 2 3 4 4 3 3 3 27 32 87 sangat aktif
11 E-11 4 3 4 4 3 3 3 3 26 32 83 aktif
12 E-12 4 3 3 4 4 3 3 3 27 32 87 sangat aktif
13 E-13 3 3 4 4 3 3 3 3 26 32 83 aktif
14 E-14 4 4 3 4 3 3 3 3 25 32 81 aktif
15 E-15 4 3 3 4 3 3 3 3 26 32 83 aktif
16 E-16 3 3 4 3 4 3 3 3 26 32 83 aktif
17 E-17 3 3 3 4 3 4 3 3 26 32 83 aktif
18 E-18 3 3 4 3 3 4 3 3 26 32 83 aktif
19 E-19 3 3 4 3 4 3 3 4 27 32 87 sangat aktif
20 E-20 3 3 3 4 3 3 4 3 26 32 83 aktif
21 E-21 3 3 2 3 3 3 2 3 22 32 70 cukup aktif
22 E-22 3 3 2 3 4 4 3 3 25 32 81 aktif
23 E-23 4 3 3 2 4 3 3 3 25 32 81 aktif
24 E-24 3 3 4 3 4 4 3 4 28 32 90 sangat aktif
25 E-25 3 3 3 3 3 3 2 3 23 32 74 cukup aktif
26 E-26 3 3 3 2 4 3 3 3 24 32 77 aktif
27 E-27 4 3 3 3 4 3 3 4 27 32 87 sangat aktif
28 E-28 2 3 3 3 4 3 3 3 24 32 77 aktif
29 E-29 4 3 3 3 4 3 4 3 27 32 87 sangat aktif
30 E-30 3 4 3 2 3 3 3 4 25 32 81 aktif
31 E-31 3 3 3 3 2 3 3 3 23 32 74 cukup aktif
146
REKAPITULASI HASIL PERTEMUAN AKTIVITAS
SISWA KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan ke 3
No Kode
siswa
Aspek yang diamati Jml
Skor
Skor
Max % Kriteria
A B C D E F G H
1 E-1 3 3 3 4 3 4 3 4 27 32 84 aktif
2 E-2 4 3 3 3 3 3 3 4 26 32 81 aktif
3 E-3 3 3 4 2 4 3 4 4 27 32 84 aktif
4 E-4 4 3 4 3 4 3 4 3 28 32 88 aktif
5 E-5 4 3 4 3 3 3 3 3 26 32 81 aktif
6 E-6 3 4 3 3 4 3 4 4 28 32 88 sangat aktif
7 E-7 4 4 3 3 3 3 4 3 27 32 84 aktif
8 E-8 4 3 3 4 3 3 4 3 27 32 84 aktif
9 E-9 3 3 3 4 3 3 3 4 26 32 81 aktif
10 E-10 4 3 3 4 3 3 3 3 26 32 81 aktif
11 E-11 3 3 3 4 3 3 4 4 27 32 84 aktif
12 E-12 4 3 3 3 4 3 3 3 26 32 81 aktif
13 E-13 3 3 4 3 4 3 4 3 27 32 84 aktif
14 E-14 3 3 3 3 3 3 3 4 25 32 78 aktif
15 E-15 4 3 3 4 3 3 3 4 27 32 84 aktif
16 E-16 2 3 3 3 3 3 3 3 23 32 72 cukup aktif
17 E-17 2 3 3 4 3 4 3 3 25 32 78 aktif
18 E-18 4 3 3 3 3 3 3 3 25 32 78 aktif
19 E-19 3 3 3 3 3 3 3 4 25 32 78 aktif
20 E-20 4 3 3 3 3 3 3 4 26 32 81 aktif
21 E-21 4 3 3 4 3 3 3 3 26 32 81 aktif
22 E-22 3 3 4 3 4 4 3 3 27 32 84 aktif
23 E-23 4 3 3 2 4 3 3 4 26 32 81 aktif
24 E-24 3 4 4 3 3 4 4 3 28 32 88 sangat aktif
25 E-25 4 3 2 3 3 3 3 3 24 32 75 aktif
26 E-26 3 3 3 3 4 3 4 4 27 32 84 aktif
27 E-27 4 3 4 4 4 4 3 4 30 32 94 sangat aktif
28 E-28 4 3 3 3 4 3 3 4 27 32 84 aktif
29 E-29 4 3 3 3 4 3 2 3 25 32 78 aktif
30 E-30 3 4 3 3 3 3 3 4 26 32 81 aktif
31 E-31 4 3 3 3 4 3 3 4 27 32 84 aktif
Rata-rata persentase 82
147
REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA KELAS
KONTROL
Pertemuan ke 2
No Kode
siswa
Aspek yang diamati Jml
Skor
Skor
Max % Kriteria
A B C D E F G H
1 K-1 2 2 3 2 3 3 2 3 20 32 63 cukup aktif
2 K-2 4 2 4 2 3 3 3 3 24 32 75 aktif
3 K-3 3 2 4 2 3 3 3 3 23 32 72 cukup aktif
4 K-4 3 3 3 4 2 3 3 4 25 32 78 aktif
5 K-5 3 3 2 3 3 3 4 3 24 32 75 aktif
6 K-6 2 4 3 4 2 3 4 3 25 32 78 aktif
7 K-7 2 2 3 2 3 3 3 3 21 32 66 cukup aktif
8 K-8 3 3 3 4 3 3 4 3 26 32 81 aktif
9 K-9 3 3 3 2 3 3 3 4 24 32 75 aktif
10 K-10 4 3 3 3 2 3 3 3 24 32 75 aktif
11 K-11 1 2 3 3 2 1 3 3 18 32 56 kurang aktif
12 K-12 2 3 3 3 4 3 4 2 24 32 75 aktif
13 K-13 2 3 1 2 3 3 2 3 19 32 59 kurang aktif
14 K-14 2 2 3 2 3 3 3 3 21 32 66 cukup aktif
15 K-15 3 3 2 4 3 4 3 3 25 32 78 aktif
16 K-16 2 3 2 4 3 3 4 3 24 32 75 aktif
17 K-17 2 4 3 3 3 3 3 4 25 32 78 cukup aktif
18 K-18 3 2 3 4 3 3 4 3 25 32 78 aktif
19 K-19 3 3 2 3 3 2 3 4 23 32 72 cukup aktif
20 K-20 3 3 3 3 3 3 3 3 24 32 75 aktif
21 K-21 3 3 2 3 2 2 2 2 19 32 59 kurang aktif
22 K-22 3 3 2 3 4 3 3 3 24 32 75 aktif
23 K-23 3 3 3 2 4 3 4 2 24 32 75 aktif
24 K-24 3 4 3 3 3 2 4 3 25 32 78 aktif
25 K-25 3 3 2 2 2 2 2 3 19 32 59 kurang aktif
26 K-26 3 3 3 2 2 3 3 3 22 32 69 cukup aktif
27 K-27 3 3 3 3 4 3 3 3 25 32 78 aktif
28 K-28 3 3 3 3 4 3 3 4 26 32 81 aktif
29 K-29 4 2 3 2 4 3 2 3 23 32 72 cukup aktif
30 K-30 2 3 3 4 3 2 3 4 24 32 75 aktif
31 K-31 3 3 3 4 2 3 3 3 24 32 75 aktif
32 K-32 3 2 3 3 3 3 2 3 22 32 69 cukup aktif
Rata-rata persentase 72
148
REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA KELAS
KONTROL
Pertemuan ke 3
No Kode
siswa
Aspek yang diamati ∑ Skor
Skor
Max % Kriteria
A B C D E F G H
1 K-1 3 2 2 2 3 3 4 3 22 32 69 cukup aktif
2 K-2 2 2 2 3 2 3 2 3 19 32 59 kurang aktif
3 K-3 3 2 3 3 4 2 3 3 23 32 72 cukup aktif
4 K-4 2 3 4 3 3 3 3 3 24 32 75 aktif
5 K-5 3 3 2 3 4 3 3 3 24 32 75 aktif
6 K-6 2 3 4 3 3 4 3 3 25 32 78 aktif
7 K-7 2 3 3 4 3 4 3 3 25 32 78 aktif
8 K-8 3 3 3 2 3 2 4 3 23 32 72 cukup aktif
9 K-9 3 3 4 4 3 3 3 3 26 32 81 aktif
10 K-10 3 4 3 4 2 3 3 3 25 32 78 aktif
11 K-11 3 2 3 4 3 2 3 3 23 32 72 cukup aktif
12 K-12 2 4 3 3 2 3 3 4 24 32 75 aktif
13 K-13 2 3 4 2 3 3 4 4 25 32 78 aktif
14 K-14 2 4 3 2 4 2 3 4 24 32 75 aktif
15 K-15 3 3 2 4 3 2 2 3 22 32 69 cukup aktif
16 K-16 2 3 4 3 3 4 3 3 25 32 78 aktif
17 K-17 2 4 3 4 3 3 3 2 24 32 75 aktif
18 K-18 3 2 4 3 2 4 3 3 24 32 75 aktif
19 K-19 3 2 4 2 4 2 3 4 24 32 75 aktif
20 K-20 3 4 2 3 4 3 4 3 26 32 81 aktif
21 K-21 3 3 3 4 3 4 2 3 25 32 78 aktif
22 K-22 3 4 2 3 2 3 3 3 23 32 72 cukup aktif
23 K-23 3 3 4 2 3 3 3 4 25 32 78 aktif
24 K-24 3 2 2 3 2 3 2 2 19 32 59 kurang aktif
25 K-25 3 3 4 3 4 3 3 3 26 32 81 aktif
26 K-26 3 4 3 2 2 3 4 3 24 32 75 aktif
27 K-27 3 3 3 3 4 3 3 3 25 32 78 aktif
28 K-28 3 2 3 3 2 3 3 2 21 32 66 cukup aktif
29 K-29 4 4 3 2 4 3 2 3 25 32 78 aktif
30 K-30 2 3 3 4 3 3 3 4 25 32 78 aktif
31 K-31 3 4 2 3 4 3 2 3 24 32 75 aktif
32 K-32 3 3 4 3 3 3 3 4 26 32 81 aktif
Rata-rata persentase 74
149
Lampiran 23
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bergas
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (Sepuluh) Semester II
Standart Kompetensi : 3. Menganalisis Unsur-unsur Geosfer
Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis hidrosfer dan dampaknya
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!
Pertemuan ke 2
No Aspek yang diamati Ket Nilai
Ada Tdk SB B C K SK
1. Membuka pelajaran
√ √
2. Guru menyampaikan materi
√ √
3. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok kecil
√ √
4. Guru memberikan nomor
pada setiap siswa dalam
kelompok
√ √
5. Setelah kelompok terbentuk
guru mengajukan beberapa
soal yang harus dijawab oleh
masing-masing kelompok
√ √
6. Memberikan kesempatan
kepada setiap kelompok
untuk menemukanjawaban
sehingga setiap anggota
kelompok menyatukan
kepalanya (heads together)
memikirkan jawaban atas
pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
√ √
7. Guru memanggil nomor dari
setiap kelompok untuk
memberikan jawaban atas
soal yang telah diterimanya.
√ √
150
8. Melaksanakan langkah ke
empat sampai semua anggota
kelompok memberikan
jawaban.
√ √
9. Berdasarkan jawaban-
jawaban siswa guru
mengembangkan diskusi
lebih dalam sehingga peserta
didik menemukan jawaban
yang utuh dari soal yang
diajukan oleh guru.
√ √
10. Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil diskusi
dan menutup pelajaran.
√ √
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Observer
151
Lampiran 23
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bergas
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (Sepuluh) Semester II
Standart Kompetensi : 3. Menganalisis Unsur-unsur Geosfer
Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis hidrosfer dan dampaknya
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!
Pertemuan ke 3
No Aspek yang diamati Ket Nilai
Ada Tdk SB B C K SK
1. Membuka pelajaran
√ √
2. Guru menyampaikan materi
√ √
3. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok kecil
√ √
4. Guru memberikan nomor
pada setiap siswa dalam
kelompok
√ √
5. Setelah kelompok terbentuk
guru mengajukan beberapa
soal yang harus dijawab oleh
masing-masing kelompok
√ √
6. Memberikan kesempatan
kepada setiap kelompok
untuk menemukanjawaban
sehingga setiap anggota
kelompok menyatukan
kepalanya (heads together)
memikirkan jawaban atas
pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
√ √
7. Guru memanggil nomor dari
setiap kelompok untuk
memberikan jawaban atas
soal yang telah diterimanya.
√ √
152
8. Melaksanakan langkah ke
empat sampai semua anggota
kelompok memberikan
jawaban.
√ √
9. Berdasarkan jawaban-
jawaban siswa guru
mengembangkan diskusi
lebih dalam sehingga peserta
didik menemukan jawaban
yang utuh dari soal yang
diajukan oleh guru.
√ √
10. Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil diskusi
dan menutup pelajaran.
√ √
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Observer
153
Lampiran 24 Nama :
No. Presensi :
ANGKET TANGGAPAN SISWA
PETUNJUK :
1. Tuliskan nama dan nomor urut anda pada tempat yang telah disediakan.
2. Nyatakan jawaban yang sesuai dengan keaadaan anda dengan memberikan
tanda (√) pada kolom yang tersedia langsung pada lembar pernyataan :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
3. Jawablah dengan objektif dan sejujurnya karena jawaban yang anda berikan
tidak akan mempengaruhi nilai raport.
No Soal Jawaban
STS TS S SS
1 Melalui pembelajaran dengan teknik Numbered
Heads Together (NHT), pelajaran Geografi menjadi
menyenangkan
2 Pelajaran Geografi dengan menggunakan teknik
Numbered Heads Together (NHT) membuat anda
bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran.
3 Anda mendapat kesempatan untuk berpendapat dan
bertanya kepada teman maupun guru selama
pembelajaran.
4 Penggunaan teknik Numbered Heads Together
(NHT) lebih memacu anda untuk memperhatikan
materi dan penjelasan yang diberikan guru dalam
pembelajaran.
5 Anda merasakan manfaat dari pembelajaran
menggunakan teknik Numbered Heads Together
(NHT).
6 Guru memperhatikan kesulitan yang dihadapi siswa
dalam memahami materi yang dipelajari.
7 Anda merasa senang ketika ditunjuk oleh guru
8 Anda tidak takut menjawab pertanyaan dari guru
9
Anda tidak kesulitan memahami dan mempelajari
materi yang disampaikan dengan teknik Numbered
Heads Together (NHT).
10 Anda berminat melakukan pembelajaran dengan
memanfaatkan teknik Numbered Heads Together
(NHT) pada pokok bahasan selanjutnya.
154
Lampiran 25
Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan Siswa
No Kode Siswa NO SOAL Total
Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 E-01 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 24 S
2 E-02 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 37 SS
3 E-03 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 SS
4 E-04 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 SS
5 E-05 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 27 S
6 E-06 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 S
7 E-07 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 S
8 E-08 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 S
9 E-09 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 S
10 E-10 2 2 1 2 2 1 4 4 4 2 24 S
11 E-11 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 S
12 E-12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 SS
13 E-13 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 34 SS
14 E-14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 S
15 E-15 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 33 S
16 E-16 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 30 S
17 E-17 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 30 S
18 E-18 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 26 S
19 E-19 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 S
20 E-20 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 34 SS
21 E-21 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 38 SS
22 E-22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 S
23 E-23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 S
24 E-24 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 31 S
25 E-25 3 3 4 4 4 3 4 1 3 4 33 S
26 E-26 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 36 SS
27 E-27 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 32 SS
28 E-28 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 28 S
29 E-29 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 27 S
30 E-30 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 27 S
31 E-31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 S
155
Lampiran 26
SK Pembimbing Skripsi
156
Lampiran 27
Surat Ijin Penelitian
157
Lampiran 28
Surat Keterangan Selesai Penelitian