universitas indonesia - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-t32204-christianus frans...

76
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) STUDI KASUS 5 PERUSAHAAN PENGHASIL PRODUK KELAPA PERIODE 2007-2011 TESIS CHRISTIANUS FRANS BARRY 1006793164 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA JULI 2012 Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Upload: vantram

Post on 15-Jun-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

STUDI KASUS 5 PERUSAHAAN PENGHASIL PRODUK KELAPA

PERIODE 2007-2011

TESIS

CHRISTIANUS FRANS BARRY 1006793164

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

JAKARTA JULI 2012

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

STUDI KASUS 5 PERUSAHAAN PENGHASIL PRODUK KELAPA

PERIODE 2007-2011

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Management

CHRISTIANUS FRANS BARRY 1006793164

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN JAKARTA JULI 2012

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Bapa atas berkat rahmat, karunia,

dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

yang berjudul Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Economic Value

Added (EVA) Studi Kasus 5 Perusahaan Penghasil Produk Kelapa Sawit

Periode 2007-2011.

Tesis ini merupakan hasil penelitian penulis yang disusun sebagai bagian dari

syarat dalam menyelesaikan program studi S2 dan memperoleh gelar Magister

Manajemen pada Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Indonesia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini dengan penuh ketulusan hati penulis hendak

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, antara

lain :

1. Bapak Prof. Rhenald Kasali, PhD., selaku Ketua Program Magister

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

2. Bapak Edward Tanujaya S.E., M.Sc., selaku pembimbing yang telah dengan

sabar meluangkan waktu, pikiran, bimbingan, dan arahan kepada penulis

dalam menyelesaikan karya akhir ini.

3. Seluruh staf pengajar di lingkungan Program Studi Magister Manajemen,

Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia yang telah membagikan ilmu,

pengalaman, serta saran yang sangat berharga kepada penulis selama

menempuh pendidikan.

4. Segenap staf administrasi pendidikan (adpen) dan staf perpustakaan Magister

Manajemen UI yang senantiasa memberikan dukungan selama proses

pembelajaran serta penyusunan tesis ini.

5. Kedua orang tua, abang, kakak, adik, keluarga besar Bp. Lukas Lawun dan

Ibu C. Fransisca Rasbilla di Kalimantan Barat, serta semua handai taulan

yang telah memberikan dukungan, motivasi, kasih dan doa yang begitu besar

untuk keberhasilan penulis selama menempuh pendidikan.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

vii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Christianus Frans Barry Program Studi : Magister Manajemen Judul : Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Economic

Value Added (EVA) Studi Kasus 5 Perusahaan Penghasil Produk Kelapa Sawit Periode 2007-2011.

Industri produk kelapa sawit merupakan salah satu subsector perkebunan yang memiliki peranan strategis di Indonesia. Khusus untuk perkebunan kelapa sawit saat ini Indonesia merupakan Negara penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia. Posisi strategis ini terus meningkat seiring masih besarnya potensi pengembangan perkebunan dan industry kelapa sawit di masa mendatang. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan penghasil produk kelapa sawit terus berupaya meningkatkan kinerja perseroan agar tetap dapat bertahan dan memberikan konstribusi positif bagi pengembangan perkebunan dan industry kelapa sawit di Indonesia. Di saat yang sama diperlukan analisis atas kinerja perusahaan untuk mengetahui kondisi perusahaan yang seutuhnya sebagai bahan evaluasi para pemangku kepentingan, terutama para pemegang saham dan investor. Tesis ini mencoba melihat kinerja perusahaan penghasil produk kelapa sawit dalam menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para investor dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) selama periode 2007-2011. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa beberapa perusahaan telah secara konsisten berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para pemegang saham, sedangkan beberapa perusahaan lain mencatatkan nilai EVA yang fluktuatif dari tahun ke tahun selama periode tersebut.

Kata kunci :

Kelapa Sawit, Crude Palm Oil, Kinerja Perusahaan, Economic Value Added.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

viii Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Christianus Frans Barry Study Program : Master of Management Title : Company Performance Analysis Using Economic Value

Added (EVA) Methodology Case Study of 5 Palm Product Companies Period 2007-2011.

Palm products industry is one of the plantation sub-sector that has a strategic role in Indonesia. Especially for palm oil plantations, now Indonesia is the biggest Crude Palm Oil (CPO) producer in the world. This strategic position expanding as the magnitude of oil palm plantations potential and industrial development in the future. Henceforth, companies who produce palm oil products continue to improve their performance in order to be able to survive and contribute positively for the development of plantations and oil palm industry in Indonesia. Meantime, it is a necessity for doing performance analysis to determine the real condition of those companies as evaluation analysis for the stakeholders, particularly shareholders and investors. This thesis is concerning on the performance analysis of palm oil products based companies in creating economic value for the investors using the Economic Value Added (EVA) Methodology during 2007-2011. The result shows that some companies have consistently succeeded in creating economic value for their shareholders, while some other companies recorded fluctuative EVA during the period.

Keywords :

Palm oil, Crude Palm Oil, Company Performance, Economic Value Added.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERNYATAAN PENGESAHAN ORISINALITAS ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI iv KATA PENGANTAR v ABSTRAK vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR PERSAMAAN xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 4 1.2 Perumusan Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian 4 1.4 Manfaat Penelitian 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 5 1.6 Sistematika Penelitian 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 2.1 Economic Value Added (EVA) 7 2.1.1 Penyesuaian Akuntansi Dalam EVA 10 2.2 Net Operating Profit After Tax (NOPAT) 11 2.3 Cost of Capital 12 2.3.1 Cost of Debt 13 2.3.2 Cost of Equity 13 2.4 Adjusted Capital 14 2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode EVA 16 2.6 Penelitian Terdahulu 17

BAB 3 METODE PENELITIAN 18 3.1 Skema Penelitian 18 3.2 Pemilihan Sampel 19 3.2.1 PT PP London Sumatera, Tbk. (LSIP) 20 3.2.2 PT Astra Agro Lestari, Tbk. (AALI) 21 3.2.3 PT Tunas Baru Lampung, Tbk. (TBLA) 21 3.2.4 PT Sampoerna Agro, Tbk. (SGRO) 22 3.2.5 PT Sinar Mas Agro Resources & Technologies, Tbk. (SMAR) 23 3.3 Data dan Sumber Data 24

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 25 4.1 Analisis Ekonomi Makro 25 4.2 Analisis Industri 28 4.3 Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode EVA 29 4.3.1 Perhitungan Adjusted NOPAT 29 4.3.2 Perhitungan Cost of Capital 32 4.3.3 Perhitungan Economic Value Added 42

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

x Universitas Indonesia

4.4 Analisis Perbandingan EVA Antar Perusahaan Penghasil Produk Kelapa Sawit 45

4.5 Analisis EVA Rata-rata Industri Penghasil Produk Kelapa Sawit 48 4.6 Perbandingan Nilai EVA Dengan Kinerja Saham Perusahaan 50 4.6.1 Perbandingan Nilai EVA Dengan Kinerja Saham LSIP 50 4.6.2 Perbandingan Nilai EVA Dengan Kinerja Saham AALI 51 4.6.3 Perbandingan Nilai EVA Dengan Kinerja Saham TBLA 52 4.6.4 Perbandingan Nilai EVA Dengan Kinerja Saham SGRO 53 4.6.5 Perbandingan Nilai EVA Dengan Kinerja Saham SMAR 54

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 56

5.1 Kesimpulan 56 5.2 Keterbatasan Penelitian 57 5.3 Saran 58 5.3.1 Saran Untuk Manajemen Perusahaan 58 5.3.2 Saran Untuk Investor 58 5.3.3 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya 58

DAFTAR PUSTAKA 60

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

xi Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Equity Equivalent serta pengaruhnya terhadap modal dan NOPAT

10

Tabel 2.2 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Metode EVA 16 Tabel 4.1 Produksi dan Ekspor CPO 2007-2012 (juta ton) 29 Tabel 4.2 Perhitungan Adjusted NOPAT Produsen CPO Periode 2007-2011 30 Tabel 4.3 Perhitungan Cost of Debt PT PP London Sumetera, Tbk. 32 Tabel 4.4 Perhitungan Cost of Debt PT Astra Agro Lestari, Tbk. Tabel 4.5 Perhitungan Cost of Debt PT Tunas Baru Lampung, Tbk. Tabel 4.6 Perhitungan Cost of Debt PT Sampoerna Agro, Tbk. Tabel 4.7 Perhitungan Cost of Debt PT Sinar Mas Agro Resources & Technology, Tbk. Tabel 4.8 Perhitungan Cost of Equity PT PP London Sumatera, Tbk.

33 33 34 35

36

Tabel 4.9 Perhitungan Cost of Equity PT Astra Agro Lestari, Tbk. Tabel 4.10 Perhitungan Cost of Equity PT Tunas Baru Lampung, Tbk.

36 37

Tabel 4.11 Perhitungan Cost of Equity PT Sampoerna Agro, Tbk. Tabel 4.12 Perhitungan Cost of Equity PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology, Tbk.

37 38

Tabel 4.13 Perhitungan WACC PT PP London Sumatera, Tbk. Tabel 4.14 Perhitungan WACC PT Astra Agro Lestari, Tbk.

39 39

Tabel 4.15 Perhitungan WACC PT Tunas Baru Lampung, Tbk. Tabel 4.16 Perhitungan WACC PT Sampoerna Agro, Tbk. Tabel 4.17 Perhitungan WACC PT Sinar Mas Agro Resources & Technology, Tbk. Tabel 4.18 Perhitungan EVA PT PP London Sumatera, Tbk. Tabel 4.19 Perhitungan EVA PT Astra Agro Lestari, Tbk.

40 40

41 42 42

Tabel 4.20 Perhitungan EVA PT Tunas Baru Lampung, Tbk. Tabel 4.21 Perhitungan EVA PT Sampoerna Agro, Tbk. Tabel 4.22 Perhitungan EVA PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology, Tbk.

43 43

44

Tabel 4.23 Rasio Nilai EVA atas Adjusted Capital Tabel 4.24 Nilai rata-rata EVA Industri Penghasil Produk Kelapa Sawit Tabel 4.25 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata LSIP

45 48 51

Tabel 4.26 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata AALI 52 Tabel 4.27 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata TBLA 53 Tabel 4.28 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata SGRO 54 Tabel 4.29 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata SMAR 55 Tabel 5.1 Variabel & Nilai EVA Perusahaan Penghasil Produk Kelapa Sawit 56 Periode 2007-2011

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

xii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistematika Perhitungan EVA Gambar 2.2 Penyesuaian Akuntansi Adjusted NOPAT :

Bottom Up Approach & Top Down Approach. Gambar 2.3 Kalkulasi Modal Menggunakan Akuntansi Laporan

Keuangan : Asset Approach & Sources of Financing Approach

8 11

15

Gambar 3.1 Skema Penelitian 18 Gambar 3.2 Tingkat Atrativitas Saham-saham Produsen CPO 19 Gambar 4.1 Pergerakan Rasio Nilai EVA Terhadap Adjusted Capital

47

Gambar 4.2 Pergerakan saham LSIP 2007-2011 50 Gambar 4.3 Pergerakan saham AALI 2007-2011 51 Gambar 4.4 Pergerakan saham TBLA 2007-2011 52 Gambar 4.5 Pergerakan saham SGRO 2007-2011 Gambar 4.6 Pergerakan saham SMAR 2007-2011

53 55

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 2.1 Net Operating Profit After Taxes 12 Persamaan 2.2 Weighted Average Cost of Capital 12 Persamaan 2.3 Cost of Debt 13 Persamaan 2.4 Capital Price Alocation Model (CAPM) 13

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan prinsip dasar ekonomi, setiap entitas usaha umumnya memiliki

nature target pencapaian yang sama dalam menjalankan kegiatan usahanya yakni

berupaya memperoleh profit setinggi-tingginya. Tolok ukur finansial menjadi

acuan utama perusahaan dalam mempertahankan eksistensi usahanya. Prinsip

yang sama juga berlaku bagi para investor yang hendak menanamkan modal atas

suatu pilihan investasi, yakni berupaya memilih investasi dengan tingkat

pengembalian (return) yang optimum sesuai dengan tingkat risiko yang menyertai

pilihan investasi tersebut.

Evaluasi atas kinerja perusahaan mutlak diperlukan bagi pengambilan keputusan

investasi yang optimum bagi para investor. Di antara instrumen pengukur kinerja

yang ada, analisis fundamental menjadi salah satu pilihan yang umum digunakan

dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Dalam metode ini, kinerja perusahaan

diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan pada suatu periode tertentu. Beberapa

rasio yang sering digunakan antara lain : Return on Investment (ROI), Return on

Equity (ROE), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Price to Book

Value (PBV). Keputusan pemilihan analisis rasio tersebut umumnya dikarenakan

perhitungannya yang relatif mudah karena tersedia pada laporan keuangan

periodik perusahaan. Di sisi lain, penggunaan analisis rasio berpotensi

menimbulkan bias karena bergantung pada metode serta perlakuan akuntansi yang

digunakan. Kekurangan lainnya yang lebih utama dari penggunaan analisis rasio

ialah dikarenakan pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan tingkat

pengembalian modal yang sudah dikeluarkan, dan tidak memperhitungkan biaya

atas modal itu sendiri. Sebagai akibatnya investor sulit mengetahui apakah tercipta

value atas modal yang telah mereka keluarkan atau tidak.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

2

Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan alternatif evaluasi kinerja yang

berupaya mengatasi kendala pengukuran penciptaan value bagi para investor.

Dalam konsep ini penciptaan economic value oleh perusahaan terlihat dari laba

ekonomis yang dihasilkan setelah memperhitungkan biaya modal yang

ditimbulkan. Nilai akhir pengukuran EVA berupa nilai uang dari selisih Laba

Bersih Operasional Setelah Pajak (Net Operating Profit After Tax) dengan Biaya

Modal (Cost of capital). Biaya modal dimaksud dihitung menggunakan biaya

modal rata-rata tertimbang atau Weighted Average Cost of Capital (WACC) yang

memperhitungkan proporsi hutang dan ekuitas dalam struktur modal yang

digunakan. Dengan metode tersebut maka komponen biaya modal dalam

perhitungan laba ekonomis yang dihasilkan akan lebih fair dikarenakan

memperhatikan source of fund modal perusahaan (Abate, Grant, dan Stewart,

2004).

Keberadaan Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam

yang melimpah serta letak geografis yang strategis menjadikan Indonesia

memiliki comparative advantage bagi pengembangan industri yang berbasis

sumber daya alam. Salah satunya diantaranya ialah sektor pertanian.

Berdasarkan Data Strategis yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun

2011, sektor pertanian merupakan satu dari tiga sektor yang total menyumbang

kontribusi 52,8% terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia. Sektor industri

pengolahan menempati urutan pertama dengan kontribusi 24,3 %, diikuti sektor

pertanian sebesar 14,7 % dan sektor perdagangan-hotel-restoran 13,8 % (Berita

Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012).

Dari sebaran sektor pertanian dan perkebunan di Indonesia, komoditas Crude

Palm Oil (CPO) memegang peranan yang signifikan serta menunjukkan tren

pertumbuhan yang positif dan menjanjikan. Pada tahun 2011, CPO dan produk

turunannya memberi kontribusi terbesar nilai ekspor perkebunan yakni sebesar

US$ 19 miliar dari total nilai ekspor perkebunan Indonesia sebesar US$ 35,7

miliar, diikuti ekspor karet senilai total US$ 12,4 miliar. Nilai ekspor CPO tahun

2011 tersebut naik dari pencapaian tahun 2010 sebesar US$ 16,4 miliar.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

3

Hal tersebut didukung oleh fakta bahwa pada tahun 2011 Indonesia berhasil

menempatkan diri sebagai penghasil CPO terbesar di dunia dengan total produksi

24,5 juta ton, menggeser posisi Malaysia yang telah lama menjadi produsen CPO

terbesar di dunia yang menghasilkan 18,9 juta ton. Tren peningkatan daya saing

produksi CPO Indonesia tersebut diharapkan dapat terus berlanjut seiring prediksi

Dewan Sawit Nasional bahwa total produksi CPO Indonesia pada tahun 2012

akan mencapai 25,9 juta ton, dibandingkan Malaysia yang menargetkan produksi

sebesar 19,3 juta ton untuk tahun yang sama. Hal tersebut ditunjang prediksi

analis industri CPO dunia bahwa harga CPO dunia bisa mencapai kisaran 3.300-

4.400 ringgit/ton. Per tanggal 12 Februari 2012, bahkan harga kontrak penyerahan

April telah menembus 3.205 ringgit/ton (US$. 1.053/ton) di Malaysia Derivatives

Exchange, level penutupan tertinggi sejak 11 Januari 2012.

(http://www.indonesiafinancetoday.com/read/24674/Harga-CPO-Berpotensi-ke-

Level-4.000-Ringgit-per-Ton)

Dilihat dari dunia pasar modal, kinerja industri agrobisnis khususnya emiten

produsen CPO diprediksikan memberikan kinerja yang positif pada tahun 2012.

Meskipun secara umum pada tahun 2011 kinerja sektor agribisnis mencatatkan

penurunan sebesar 6,05% antara lain dipengaruhi krisis Eropa yang memberikan

sentimen negatif pada perdagangan komoditas dunia, secara fundamental kinerja

laba bersih emiten agribisnis diproyeksikan akan naik sebesar 20%-30%

(http://www.indonesiafinancetoday.com/read/21003/Kinerja-Saham-Produsen-

CPO-Diprediksi-Stagnan). Meskipun peningkatan kinerja tersebut tidak

berkorelasi langsung pada harga saham emiten, proyeksi pertumbuhan tersebut

cukup menjanjikan bagi para investor yang tertarik melakukan diversifikasi

portofolio pada saham-saham agrobisnis. Industri agrobisnis khususnya CPO

dipercaya akan terus bertumbuh meskipun persaingan di antara produsen akan

semakin ketat, serta terkait beberapa issue yang dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan, seperti fluktuasi harga CPO dunia terkait krisis global, perluasan

kebun kelapa sawit, peningkatan teknologi pengolahan, serta issue lingkungan dan

sosial.

Pemilihan emiten yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang optimum

bagi investor memerlukan pertimbangan yang seksama. Investor tentunya akan

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

4

memilih investasi yang akan meningkatkan economic value atas keputusan

investasi yang melakukan. Penggunaan metode EVA dalam menganalisis kinerja

perusahaan diharapkan dapat memberi alternatif gambaran yang lebih baik atas

pencapaian yang dilakukan perusahaan, khususnya dalam hal ini perusahaan

produsen kelapa sawit.

1.2 Perumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas, penulis ingin mencoba untuk melakukan

penelitian atas permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana kinerja perusahaan produsen kelapa sawit dilihat menggunakan

metode Economic Value Added (EVA) ?

b. Bagaimana menentukan nilai rata-rata EVA industri produsen kelapa sawit di

Indonesia ?

c. Bagaimana hubungan variabel-variabel pembentuk EVA pada perusahaan

produsen kelapa sawit ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui kinerja perusahaan produsen kelapa sawit dengan menggunakan

metode EVA.

b. Mengetahui nilai rata-rata EVA industri produsen kelapa sawit di Indonesia

dan mengukur nilai EVA perusahaan relatif terhadap industri.

c. Mengetahui hubungan variable-variabel pembentuk EVA terhadap nilai EVA

perusahaan produsen kelapa sawit.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

5

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara

lain :

a. Bagi manajemen perusahaan, memberikan pemahaman bagi upaya

penciptaan serta peningkatan nilai tambah ekonomi perusahaan melalui

kebijakan pengelolaan perusahaan yang tepat.

b. Bagi pemegang saham dan investor, memberikan gambaran menyeluruh

mengenai kondisi perusahaan serta evaluasi atas kinerja manajemen dalam

menciptakan nilai tambah ekonomis yang diharapkan dalam keputusan

investasi.

c. Bagi penelitian selanjutnya, memberikan dasar bagi evaluasi kinerja

perusahaan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) baik

perusahaan maupun industri yang dapat dikembangkan dengan tolok ukur

serta variabel kinerja perusahaan lainnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan

sebagai berikut:

a. Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode EVA, berdasarkan

laporan keuangan perusahaan periode 2007-2011.

b. Objek penelitian terdiri dari 5 perusahaan produsen kelapa sawit yang telah

terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia, yakni PT. PP London Sumatera Tbk.

(LSIP), PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT. Tunas Baru Lampung Tbk.

(TBLA), PT. Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) dan PT. Sinar Mas Agro

Resources & Technologies Tbk. (SMAR).

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

6

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan karya akhir ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan

penelitian, lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan konsep dan teori yang digunakan dalam melakukan

penelitian dan menganalisis permasalahan.

Bab 3 Metode Penelitian

Bab ini berisi gambaran umum industri kelapa sawit dan perusahaan-

perusahaan yang menjadi obyek penelitian, serta metode yang digunakan

dalam penelitian dan analisis.

Bab 4 Analisis dan Pembahasan

Bab ini berisi hasil pengolahan data beserta pembahasan dan analisis dari

hasil pengolahan data tersebut.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan pembahasan di bab

sebelumnya, serta saran dari penulis atas hasil penelitian.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

7 Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Economic Value Added (EVA)

Konsep EVA merupakan salah satu alat pengukuran atas kinerja finansial

perusahaan dalam menciptakan value bagi para investor dengan berupaya mencari

laba ekonomis (economic profit) yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Konsep

EVA pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennett Stewart III dari Stern Stewart &

Co. dalam bukunya “The Quest for Value”.

Penggunaan metode EVA sebagai ukuran kinerja perusahaan memiliki prinsip

yang sama dengan metode lainnya yakni rasio Return On Investment (ROI) yang

bertujuan untuk menghitung tingkat pengembalian (return) atas investasi yang

dilakukan pemegang saham. Perbedaan mendasar keduanya ialah ROI berupa

rasio (%) income terhadap total modal yang dimanfaatkan, sedangkan EVA berupa

nilai uang yang didapatkan dari pengurangan net operating profit (laba

operasional bersih) atas pemanfaatan modal (capital charge). Secara konsep,

metode evaluasi kinerja menggunakan EVA lebih baik dibanding ROI dikarenakan

memperhitungkan biaya modal yang telah dikeluarkan investor (Anthony dan

Govindarajan, 2007), namun secara teknis, lebih banyak perusahaan

menggunakan ROI dikarenakan relatif lebih mudah dalam penghitungannya.

Beberapa keunggulan EVA dibandingkan ROI antara lain (Anthony dan

Govindarajan, 2007) :

1. Dengan metode EVA semua unit usaha memiliki target laba (profit) yang

sama atas investasi-investasi yang dapat diperbandingkan,

2. Keputusan manajerial yang dapat meningkatkan ROI suatu unit usaha justru

dapat menurunkan profitabilitas secara keseluruhan,

3. Tingkat suku bunga yang berbeda dapat dikenakan atas jenis aset yang

berbeda,

4. Berbeda dengan ROI, EVA memiliki korelasi positif yang kuat atas

perubahan nilai pasar (market value) perusahaan.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

8

Dalam perhitungannya EVA dikalkulasikan dengan mencari net profit yang

dihasilkan dari pengurangan operating profit terhadap nominal biaya modal (cost

of capital) yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Operating profit dimaksud

ialah Net Operating Profit After Tax (NOPAT) yang dihitung melalui penyesuaian

dari laba operasi yang telah dikurangi efek dari keputusan finansial dari hasil

kegiatan operasi. Sedangkan nominal biaya modal dihitung menggunakan

Weighted Average Cost of Debt and Equity Capital (WACC) sebagai representasi

dari penggunaan biaya utang (cost of debt) dan biaya ekuitas (cost of equity) serta

proporsi penggunaan utang dan ekuitas atas total modal yang diinvestasikan.

Gambar 2.1 Sistematika Perhitungan EVA

Sumber : http://www.investopedia.com/articles/fundamental/03/031203.asp#axzz1t8RAdGGS; 20

Mei 2012; 22.00

Menghitung EVA = NOPAT – WACC% * (TC)

Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

Menghitung Total Invested Capital (TC)

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

9

Penilaian atas nilai uang EVA menurut Widayanto (1993) dapat dikategorikan

sebagai berikut (Sunardi, 2010) :

1. Nilai EVA > 0, maka telah terjadi nilai tambah ekonomis dalam perusahaan,

sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para penyandang

dana dapat terpenuhi yakni mendapatkan pengembalian investasi yang sama

atau lebih dari yang diinvestasikan, serta kreditor mendapatkan bunga.

Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai

(create value) bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja

keuangannya telah baik.

2. Nilai EVA < 0, menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan. Laba yang dihasilkan tidak bisa memenuhi harapan para

penyandang dana terutama pemegang saham dikarenakan mereka tidak

mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan,

sedangkan kreditor tetap mendapatkan bunga. Tidak adanya nilai tambah

mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan kurang baik.

3. EVA = 0, menunjukkan posisi impas karena semua laba yang telah digunakan

untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik pemegang saham

maupun kreditor.

Karena perhitungan EVA merepresentasikan tingkat pengembalian yang

sesungguhnya atas biaya modal yang telah dikeluarkan investor, manajemen

selaku pelaksana kegiatan perusahaan dituntut untuk melakukan pengelolaan

kegiatan operasional serta memilih investasi dengan tingkat pengembalian yang

maksimal dari tingkat biaya modal yang minimal.

Beberapa langkah yang dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan EVA

antara lain (Grant, 2003) :

a. Meningkatkan pendapatan (revenue) perusahaan

b. Menekan biaya operasional

c. Menggunakan lebih sedikit modal untuk menghasilkan jumlah barang & jasa

yang sama

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

10

d. Menggunakan lebih banyak modal bagi kesempatan yang menghasilkan

pertumbuhan positif

e. Menekan biaya modal

2.1.1 Penyesuaian Akuntansi dalam EVA

Perhitungan EVA sebagai gambaran sebenarnya atas nilai tambah perusahaan

mensyaratkan penyesuaian akuntansi berupa perubahan nilai buku akuntansi

menjadi menjadi nilai modal sesungguhnya yang dimiliki perusahaan dengan

menambahkan perubahan periodik dan cadangan equity equivalent terhadap laba

operasional setelah pajak (NOPAT) dan adjusted capital secara konsisten. Daftar

equity equivalent dan efeknya terhadap modal dan NOPAT ialah sebagai berikut

(Stewart, 1991) :

Tabel 2.1 Daftar Equity Equivalent serta pengaruhnya terhadap modal dan NOPAT :

Sumber : Stewart, 1991

Bad debt reserveInventory obsolence reserveWarranty reserveDeffered income reserve

(Net) capitalized intangiblesFull cost reserveCummulative unusual loss (gain) ATCadangan lainnya, seperti :

Unusual loss gain (AT)Kenaikan cadangan lainnya

Cummulative goodwill amortizationUnrecorded goodwill

Penambahan atas Modal : Penambahan atas NOPAT :Kenaikan Equity EquivalentKenaikan deferred tax reserveKenaikan LIFO reserve

Equity EquivalentDeffered tax reserveLIFO reserve

Kenaikan full cost reserve

Goodwill amortization

Kenaikan (net) capitalized intangibles

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

11

2.2 Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

Perhitungan EVA dimulai dengan kalkulasi NOPAT dengan tujuan untuk

mendapatkan pengukuran kinerja operasional dalam bentuk cash. NOPAT yang

digunakan ialah Adjusted NOPAT, yakni NOPAT yang telah dilakukan

penyesuaian akuntansi yang bertujuan untuk mendapatkan profit dari kegiatan

operasional (operating profit) berupa pengakuan dalam bentuk cash, serta

menghilangkan efek dari keputusan pembiayaan (financing decisions) dari

kegiatan operasional tersebut.

Secara umum ada 2 pendekatan dalam perhitungan Adjusted NOPAT (Grant,

2003) yakni Bottom Up Approach dan Top Down Approach seperti yang terlihat

pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Penyesuaian Akuntansi Adjusted NOPAT :

Bottom Up Approach & Top Down Approach. Sumber : Grant, 2003

A. Bottom Up approach B. Top-down approach

Begin : Begin :Operating profit after depreciation and amortization Sales

Substract :Add : Cost of goods sold

Implied interest expense on operating leases Selling, general, and administrative expensesIncrease in LIFO reserve DepreciationIncrease in accumulated goodwill amortization Increase in bad-debt reserve Add :Increase in capitalized research and development Implied interest expense on operating leasesIncrease in cumulative write-offs of special items Increase in equity reserve accounts

Other operating incomeEquals :

Adjusted operating profit before taxes Equals :Adjusted operating profit before taxes

Substract :Cash operating taxes Substract :

Cash operating taxesEquals :

NOPAT Equals :NOPAT

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

12

Lebih lanjut, perhitungan Adjusted NOPAT dilakukan menggunakan pendekatan

Top-Down Approach dengan model yang disederhanakan sebagai berikut :

Earning Before Tax

Interest Expense +

Earning Before Interest and Taxes (EBIT)

Adjustments +

Net Operating Profit (NOP)

Cash Operating Taxes -

Net Operating Profit After Taxes (2.1) Sumber : http://www.investopedia.com/university/EVA/EVA2.asp ; 5 Mei 2012; 10.00

2.3 Cost of capital

Cost of capital atau biaya modal merupakan biaya yang harus dikeluarkan

perusahaan untuk melakukan kegiatan investasi maupun operasional perusahaan,

yang sumbernya dapat berasal dari pinjaman (utang) maupun ekuitas (saham).

Atas komponen biaya modal yang terdiri dari utang dan ekuitas tersebut,

perhitungan biaya modal dilakukan dengan pendekatan Weighted Average Cost of

Capital (WACC) atau biaya modal rata-rata tertimbang yang memperhitungkan

proporsi biaya utang dan biaya ekuitas atas dari keseluruhan modal yang

digunakan. Persamaan WACC ialah sebagai berikut (Ross, 2010) :

R푊퐴퐶퐶 = 푅푆 + 푅퐵 (1− 푡푐) (2.2)

Dimana :

S = Debt

B = Equity

RS = Cost of debt

RB = Cost of equity

tc = Corporate tax rate

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

13

2.3.1 Cost of Debt

Biaya utang (cost of debt) merupakan tingkat pengembalian (rate) yang harus

dibayarkan perusahaan kepada pemberi pinjaman. Perhitungannya dapat

dilakukan dengan menghitung biaya utang sebelum pajak, yakni tingkat bunga

yang dibayarkan suku bunga kupon obligasi, maupun dengan menghitung biaya

utang setelah pajak, yakni dengan mengalikan suku bunga utang dengan tarif

pajak perusahaan yang bersangkutan.

(2.3)

2.3.2 Cost of Equity

Cost of equity atau biaya ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang

diharapkan oleh investor dalam melakukan melakukan investasi saham suatu

perusahaan. Tingkat pengembalian (return) atas investasi tersebut dapat berupa

pembagian deviden dari setiap lembar saham maupun kenaikan (atau penurunan)

dari nilai pasar saham tersebut. Pengukuran atas expected rate of return yang

diharapkan investor tersebut dilakukan menggunakan Capital Asset Pricing

Model (CAPM). Dengan model ini, cost of equity didapatkan dengan

menambahkan tingkat bunga tanpa risiko (risk free rate) dengan hasil perkalian

risiko sistematis perusahaan (koefisien beta perusahaan) dan selisih tingkat

pengembalian yang diharapkan dari portofolio pasar dengan tingkat bunga tanpa

risiko (market risk premium).

Persamaan CAPM ialah sebagai berikut (Bodie, Kane dan Marcus, 2011) :

E(r) = rf + β [E(rM) - rf)] (2.4)

Dimana :

Rf = tingkat pengembalian investasi yang memiliki risiko yang paling minimum (risk free).

β = pengukuran atas besarnya risiko suatu perusahaan terhadap risiko pasar E(rM) = nilai ekspektasi tingkat pengembalian dari pasar modal.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

14

Dalam penerapan model CAPM berlaku asumsi-asumsi sebagai berikut (Bodie,

Kean dan Markus, 2011) :

a. Investor adalah price-taker, dimana mereka melakukan transaksi meskipun

harga tidak dipengaruhi oleh transaksi yang mereka lakukan.

b. Investor melakukan perencanaan untuk satu periode kepemilikan yang

identik. Atas perilaku ini investor mengabaikan hal-hal yang mungkin terjadi

setelah periode tersebut berakhir.

c. Investasi terbatas pada aset finansial yang diperdagangkan secara publik

(saham dan obligasi) serta sarana pinjam-meminjam yang bebas risiko.

Diasumsikan bahwa investor akan meminjam atau meminjamkan pada tingkat

bunga yang tetap dan bebas risiko.

d. Investor tidak dikenakan pajak atas pengembalian dan biaya transaksi

perdagangan sekuritas.

e. Semua investor bersifat rasional yakni menginginkan tingkat pengembalian

yang tinggi dengan risiko yang rendah.

f. Semua investor memiliki ekspektasi yang sama (homogeneous expectations)

berupa cara dan pandangan ekonomi yang sama dalam melakukan analisis

sekuritas.

2.4 Adjusted capital

Perhitungan EVA mensyaratkan penyesuaian atas struktur modal yang digunakan

oleh perusahaan dalam menciptakan nilai tambah ekonomi perusahaan tersebut.

Penyesuaian atas struktur modal tersebut kemudian dikenal dengan total invested

capital sebagai keseluruhan modal yang digunakan oleh perusahaan dalam

menghasilkan profit bagi perusahaan.

Perhitungan adjusted capital tersebut dapat dilakukan melalui dua pendekatan

(Grant, 2003) yakni pendekatan aset (asset approach) dan pendekatan sumber

pembiayaan (sources of financing approach) seperti terlihat pada gambar berikut :

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

15

Gambar 2.3 Kalkulasi Modal Menggunakan Akuntansi Laporan Keuangan

Asset Approach & Sources of Financing Approach Sumber : Grant, 2003

Dari pendekatan perhitungan adjusted capital tersebut, selanjutnya digunakan

perhitungan menggunakan pendekatan sumber pembiayaan (source of financing

approach) dengan model yang telah disederhanakan sebagai berikut :

Debts xxx

Total debt xxx

Total equity xxx

Equity equivalents xxx

Total equity equivalent xxx +

Adjusted capital xxx

A. Asset Approach B. Sources of Financing Approach

Begin BeginNet (short term) operating assets Book value of common equity

Add Add equity equivalent :Net PPE Preffered stockIntangibles Minority InterestOther assets Deffered Income TaxLIFO reserve Equity reserve accountsAccumulated goodwill amortization Bad-debt reserve Add debt and debt equivalents :Capitalized research and development Interest-bearing short-term debtCumulative write-offs of special items Current portion of long-term debtPresent Value of operating leases Long-term debt

Capitalized lease obligationsEquals Present Value of operating leases

CapitalEquals

Capital

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

16

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode EVA

Meskipun dinilai sebagai alat pengukur hasil kinerja perusahaan yang

representatif atas kepentingan investor dan pemegang saham, seperti halnya

metode EVAluasi lainnya, metode EVA memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2

Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Metode EVA

Kelebihan EVA Kekurangan EVA

1. Sebagai alat pengukuran residual

performance, metode ini telah mencakup

keseluruhan sasaran/target keuangan

perusahaan dalam meningkatkan value

perusahaan.

1. Laba ekonomi yang dihasilkan

dalam perhitungan EVA berpotensi

menimbulkan accrual distortions, bila

penyesuaian kas tidak dilakukan secara

menyeluruh, dengan perhitungan yang

tepat.

2. Perhitungan biaya modal telah menutupi

kekurangan pada perhitungan laba serta EPS

(Earnings per share), yaitu perhitungan EPS

tidak mencakup komponen dalam neraca.

2. Terbatas pada satu periode tertentu, atau

merupakan alat pengukuran historis yang

tidak memberikan gambaran atas

penciptaan value perusahaan di masa

mendatang.

3. Sebagai pengukur operasional perusahaan,

EVA membantu para manajer dalam upaya

penciptaan value perusahaan, seperti :

investasi modal dengan return diatas WACC,

menekan pemanfaatan modal, meningkatkan

return dengan meningkatkan revenues atau

menekan biaya, maupun dengan menekan

biaya modal (cost of capital).

Sumber : http://www.investopedia.com/university/EVA/EVA5.asp#axzz1t8RAdGGS;

28 Mei 2012; 23.00.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

17

2.6 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya mengenai analisis Economic Value Added (EVA),

maupun industri kelapa sawit antara lain :

- Hendrianto, pada tahun 2000 membahas daya saing industri CPO Indonesia

dalam tesis yang berjudul “Keunggulan Daya Saing Industri CPO Indonesia

Dalam Perdagangan Internasional, Studi Kasus Pada PT. Astra Agro Lestari

Tbk.”, MM-FEUI.

- Rachmawati Krisdjoko, pada tahun 2004 yang mengangkat tesis dengan judul

“Analisis Penentuan Nilai Intrinsik PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Dengan

Pendekatan Konsep Economic Value Added”, MM-FEUI.

- Tita Dewi Sugiartin, tahun 2007 mengangkat tesis dengan judul “Analisis

Penilaian Kinerja Dengan Menggunakan ROI, EVA dan MVA Pada Industri

Farmasi (Periode 2003-2005)”, MM-FEUI.

- Trituranti Andayani, tahun 2007 mengangkat tesis dengan judul “Analisis

Saham Perusahaan Penghasil CPO (Minyak Kelapa Sawit) di BEJ”, MM-

FEUI.

- Hersye Nurauliawati, master tesis tahun 2010 yang berjudul “Analisis Kinerja

Perusahaan Industri Telekomunikasi Dengan Metode Economic Value Added

(Periode 2006-2009)”, MM-FEUI.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

18 Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENELITIAN

Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data

diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, thesis,

internet, surat kabar, serta sumber data dari instansi yang berwenang. Data

kemudian diolah dan dianalisis berdasarkan teori dan konsep yang relevan.

3.1 Skema Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan

tergambar dalam skema berikut :

Gambar 3.1 Skema Penelitian Sumber : Diolah oleh penulis

Judul karya akhir :

Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Economic Value Added (EVA)

Studi Kasus 5 Perusahaan Penghasil Produk Kelapa Sawit Periode 2007-2011

Pengumpulan Data :

- Profil Perusahaan - Laporan Keuangan Tahunan

Perusahaan - Beta Perusahaan - Tingkat Suku Bunga Bank

Indonesia - Market Risk Premium - Harga Saham

Pengolahan Data

- Perhitungan Adjusted NOPAT - Perhitungan Cost of Capital

(Cost of Debt & Cost of Equity) - Perhitungan Invested Capital - Perhitungan EVA

Analisis

- Kinerja perusahaan dengan Metode EVA - Hubungan variabel-variabel pembentuk EVA - EVA rata-rata industri produsen kelapa sawit di

Indonesia

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

19

3.2 Pemilihan Sampel

Dalam penelitian ini dipilih 5 perusahaan produsen CPO yang listing di Bursa

Efek Indonesia yang dinilai mewakili sebaran perusahaan dalam industri CPO,

baik perusahaan lama maupun perusahaan baru, maupun skala usaha dalam

industri. Secara khusus pemilihan kelima emitan produsen tersebut didasarkan

pada hasil evaluasi kinerja saham perusahaan agrobisnis yang memiliki atrativitas

ROE dan EV/EBITDA paling tinggi pada kuartal III tahun 2011 berdasarkan

penelitian Departemen Riset Indonesia Finance Today merujuk pada rilis data JP

Morgan, yakni PT PP London Sumatera Tbk, PT Astra Agro Lestari Tbk., PT

Tunas Baru Lampung Tbk, PT Sinar Mas Agro Resources & Technologies Tbk.,

dan PT Sampoerna Agro Tbk

(http://stockdata.indonesiafinancetoday.com/financial-result/LSIP; 3 Maret 2012;

15.00).

ROE (%)

EV/EBITDA

Gambar 3.2 Tingkat Atrativitas Saham-saham Produsen CPO

Sumber : http://stockdata.indonesiafinancetoday.com/financial-result/LSIP

Periode penelitian dibatasi antara tahun 2007-2011 untuk melihat gambaran

kinerja perusahaan pada masa pra krisis, krisis, serta pasca krisis ekonomi global.

0

5

10

15

20

25

30

0 5 10 15 20 25

AALI

UNSP

BWPT

GZCO

LSIP

SGRO

SMAR

TBLA

Average

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

20

3.2.1 PT PP London Sumatera Tbk. (LSIP)

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera didirikan pada tahun 1906 melalui

inisiatif Harrison & Crosfield Plc, sebuah perusahaan perkebunan dan

perdagangan yang berbasis di London. Pada awal pendiriannya perseroan

melakukan diversifikasi komoditas perkebunan melalui penanaman karet, teh, dan

kakao, sampai kemudian pada era tahun 1980 memfokuskan kegiatan perusahaan

ke perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 1994, Harrison & Crosfield menjual

seluruh sahamnya di Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS),

yang kemudian diikuti dengan pencatatan Lonsum sebagai perusahaan publik di

Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Pada Oktober 2007, Indofood

Agri Resources Ltd (IndoAgri), anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur

Tbk di bidang agribisnis, melalui anak perusahaannya di Indonesia, PT Salim

Ivomas Pratama Tbk (SIMP) menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan.

Dengan demikian maka Perseroan menjadi bagian dari Grup Indofood.

Per 31 Desember 2011, perseroan mengelola 80.732 Ha perkebunan kelapa sawit

di perkebunan inti di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur.

Di samping itu perseroan juga memiliki akses atas perkebunan plasma sekitar

32.500 Ha di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Perseroan juga memiliki

11 pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas pengolahan per tahun

mencapai 2.295.000 ton TBS/tahun di akhir tahun 2011.

Pada tahun 2011, Lonsum mencatatkan pertumbuhan produksi CPO sebesar

21.1% atau sebesar 442.949 ton dari 365.669 pada tahun 2010. Dari total produksi

tersebut, perseroan mencatatkan peningkatan volume penjualan CPO tahun 2011

sebesar 22,8% menjadi 432.936 ton dari 325.437 ton pada tahun 2010. Sedangkan

bila dilihat dari kontribusi penjualan total perseroan, produk kelapa sawit

menyumbang 80,5% total penjualan, diikuti karet 12,7%, benih 5,9%, dan lain-

lain 0,9%.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

21

3.2.2 PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)

PT Astra Agro Lestari secara resmi berdiri pada tahun 1997 sebagai hasil

penggabungan usaha PT Astra Agro Niaga (unis bisnis PT Astra Internasional dan

dulunya bernama PT Suryaraya Cakrawala) dengan PT Suryaraya Bahtera. PT

Astra Agro Lestari secara resmi menjadi perusahaan terbuka sejak 9 Desember

1997. Saat ini PT Astra Agro Lestari Tbk mengelola areal perkebunan kelapa

sawit seluas 263.281 Ha, yang terdiri dari kebun inti dan plasma di Sumatera,

Kalimantan, dan Sulawesi dengan rata-rata umur tanaman 14 tahun, dengan total

karyawan tetap mencapai 24.081 (per akhir 2010).

Pada tahun 2011 PT AALI mencapai total produksi CPO sebesar 1,27 juta ton,

naik 13,9% dari pencapaian tahun 2010 sebesar 1,11 juta ton. Dalam

pengolahannya PT AALI mengoperasikan 22 unit Pabrik Kelapa Sawit (2011)

dengan total kapasitas olah mencapai 1.050 ton TBS/jam. Total volume penjualan

CPO AALI di tahun 2011 mencapai 1,26 juta ton, atau naik 12,9% dibandingkan

penjualan tahun 2010. Dari total penjualan CPO tersebut, 95% diserap pasar

domestik, sedangkan sisanya pasar ekspor. Total revenue perusahaan pada tahun

2011tercatat sebesar Rp 10.772.582 juta, atau naik 21,8% dari tahun 2010 sebesar

Rp 8.843.721 juta rupiah.

3.2.3 PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA)

PT Tunas Baru Lampung Tbk. berdiri pada tahun 1973 sebagai salah satu anggota

kelompok usaha Sungai Budi (berdiri 1947), dan menjadi salah satu perintis

industri pertanian di Indonesia. Sejak tahun 1970, PT TBLA beroperasi di

Lampung dan saat ini berkembang menjadi salah satu produsen minyak goreng

terbesar dan termurah. Pada tahun 1990an, PT TBLA mengakuisisi sebuah pabrik

penyulingan minyak goreng di Jawa Timur (1996) sebagai upaya ekspansi pasar

Indonesia Timur seperti Kalimantan, Bali, Lombok, Maluku, dan Papua.

Pada ahun 2000 PT Tunas Baru Lampung berhasil meningkatkan kapasitas pabrik

penyulingan dan membangun pabrik CPO kedua di Lampung, dan pada tahun

yang sama melakukan Penawaran Umum Perdana. PT TBLA saat ini mengelola

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

22

lebih dari 50.000 Ha lahan di Lampung, 30.000 Ha di Palembang, dan 20.000 di

Pontianak yang dipergunakan terutama untuk perkebunan kelapa sawit. Tahun

2011, total penjualan PT TBLA mencapai Rp. 3,73 triliun, naik 26% dari

pencapaian tahun 2010 sebesar Rp. 2,95 triliun. Dari total penjualan tersebut 70%

untuk penjualan ekspor dan 30% untuk penjualan lokal. Sedangkan laba usaha

perusahaan pada tahun yang sama mencatatkan peningkatan sebesar Rp. 265

miliar atau 76% dari tahun 2010 sebesar Rp 349 miliar menjadi Rp 614 miliar.

3.2.4 PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO)

PT Sampoerna Agro Tbk yang pada awal pendiriannya bernama PT Selapan Jaya,

didirikanpada tahun 1993 untuk mengelola kebun kelapa sawit di Propinsi

Sumatera Selatan yang sebelumnya telah dilakukan oleh PT Aek Tarum (berdiri

1976) di kebun perdana Kelompok Usaha Sampoerna Agro di daerah Mesuji dan

Belida, Propinsi Sumatera Selatan sejak tahun 1989.

Pada tahun 1994, salah satu unit usahanya, PT Binasawit Makmur (BSM)

mendapatkan Izin Pemasukan Bibit Tanaman Sawit (DxD, Txp, dan DxP) dari

Costa Rica, dan saat ini BSM memproduksi dan menjual enam varietas benih

unggul kelapa sawit yang berasal dari beragam bahan tetua dan merupakan

turunan dari 225 famili dura dan 50 famili pisifera.

Pada tahun 2007, Perseroan terdaftar sebagai anggota Roundtable on Sustainable

Palm Oil (RSPO). Pada tahun yang sama pula Kelompok Usaha Sampoerna

Strategic mengakuisi PT Selapan Jaya dan merubah namanya menjadi PT

Sampoerna Agro, dan yang kemudian tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa

Efek Indonesia dengan kode SGRO.

Per tanggal 31 Desember 2011, PT SGRO mengelola dan membimbing total

108.543 Ha, baik perkebunan inti maupun plasma yang tersebar di Sumatera

Selatan seluas 81.258 Ha, serta di Kalimantan Tengah & Barat seluas 27.285 Ha.

Perseroan memiliki enam Pabrik Kelapa Sawit (PKS), lima diantaranya berlokasi

di Sumatera Selatan dengan kapasitas produksi 380 ton tandan buah segar

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

23

(TBS)/jam dan satu berada di Kalimantan dengan kapasitas produksi 75 ton

TBS/jam.

Pada tahun 2011, SGRO mencatatkan total produksi CPO sebesar 344.675 ton,

meningkat 19,3% dari tahun 2010 sebesar 288.885 ton, dengan proporsi konsumsi

domestik sebesar 78% dan tujuan ekspor sebesar 22%. Total penjualan perseroan

pada tahun 2011 mencapai Rp. 3.143 miliar, dimana produk kelapa sawit

memberikan kontribusi terbesar yakni 95,6% atau tumbuh 33,8% dari pencapaian

tahun 2010.

3.2.5 PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR)

PT Sinar Mas didirikan pada tahun 1962 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sejak tahun 1992. PT SMART merupakan anak perusahaan Golden Agri-

Resources Ltd. (GAR) yang merupakan salah satu perusahaan kelapa sawit

terbesar di dunia serta telah terdaftar di Bursa Efek Singapura. Kegiatan utama

perseroan diantaranya dari penanaman dan pemanenan pohon sawit, pengolahan

tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (PK),

serta pemrosesan CPO menjadi produk industri dan konsumen diantaranya

minyak goreng, margarin dan shortening. Saat ini SMART mengelola area

perkebunan total seluas 139.000 Ha, serta mengoperasikan 15 pabrik pengolahan,

4 pabrik penghancur kernel, dan 4 pabrik pemurnian. PT SMART juga mengelola

seluruh perkebunan kelapa sawit GAR di Indonesia dengan total area tertanam

seluas 455.700 Ha (per 31 Desember 2011).

Pada tahun 2011 SMART mencatatkan pencapaian tertinggi dengan total produksi

buah sawit sebesar 2,7 juta ton, meningkat 12% dari tahun 2010, serta berhasil

meningkatkan penjualan bersih senilai Rp 31,68 triliun, atau meningkat 56% dari

capaian tahun 2010.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

24

3.3 Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari publikasi pihak-

pihak yang berkepentingan baik PT Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, situs

resmi perusahaan yang menjadi obyek penelitian, maupun hasil penelitian yang

relevan digunakan untuk pembahasan topik penelitian ini.

Laporan keuangan tahunan perusahaan periode 2007-2011 serta data bulanan

harga saham penutupan tahun 2007-2011 diperoleh dari PT Bursa Efek Indonesia

serta situs resmi perusahaan. Data tingkat suku bunga SBI sebagai tingkat

pengembalian aset bebas risiko diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia.

Sedangkan untuk risk premium dan data market risk (beta) diperoleh dari situs

Damodaran (http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/; 6 Mei 2012; 11.00).

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

25 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Ekonomi Makro

Dalam rentang periode 2007-2011, perekonomian Indonesia secara umum

mengalami tekanan sebagai dampak gejolak perekonomian dunia yang mengalami

fluktuasi, baik dipicu oleh krisis subprime mortage di Amerika Serikat pada tahun

2007, sampai dengan krisis keuangan Eropa yang bahkan dampaknya masih

dirasakan sampai dengan tahun 2012.

Pada tahun 2007 kondisi perekonomian Indonesia mendapatkan tantangan sebagai

dampak merembetnya krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, yang

menjadikan investor menghindari aset-aset dari negara emerging market seperti

Indonesia yang dinilai berisiko tinggi, serta gejolak harga komoditas internasional

terutama harga minyak mentah yang mengalami fluktuasi semenjak akhir tahun

2005 dan dampaknya yang dirasakan hingga pertengahan tahun 2006, hingga

mendekati $100/barel. Namun secara umum kondisi makroekonomi Indonesia

menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, terlihat dari pertumbuhan

Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2007 sebesar 6,3% meningkat dari PDB

tahun 2005 sebesar 5,5% dan inflasi relatif terjaga pada kisaran 6,59%.

(http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian

+Indonesia/lpi_2007.htm; 10 Mei 2012; 18.00)

Pada tahun 2008, Indonesia mulai merasakan imbas atas krisis ekonomi global

yang terjadi tahun 2008. Perekonomian nasional mendapatkan tekanan berat pada

triwulan IV-2008 setelah sebelumnya berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi

di atas 6% sampai dengan triwulan III-2008. Pada akhir tahun PDB Indonesia

tercatat 6,1% dengan tingkat inflasi sebesar 11,06%. Meski mengalami penurunan

pertumbuhan dari tahun sebelumnya, posisi Indonesia relatif dapat bertahan

dibanding negara-negara lainnya. Beberapa faktor yang turut berperan bagi

pertumbuhan ekonomi nasional antara lain peningkatan konsumsi swasta sebagai

dampak masih tingginya daya beli masyarakat, kenaikan harga komoditas

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

26

pertanian dan pertambangan, serta tingginya permintaan ekspor dari China dan

India menjadi penopang negara tujuan ekspor selain Amerika Serikat dan Eropa

yang dilanda krisis.

(http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian

+Indonesia/lpi_2008.htm; 10 Mei 2012; 18.00)

Pada tahun 2009 perekonomian nasional masih dibayang-bayangi dampak krisis

global yang mengalami puncaknya pada triwulan IV 2008, sebagai dampak

buruknya kinerja lembaga keuangan internasional seperti Citigroup, American

International Group (AIG) dan Bank of America (BoA), yang berdampak pada

pengalihan dana investor dari pasar kredit dan pasar modal ke aset berisiko

rendah, khususnya surat berharga pemerintah AS, yang menjadikan aliran dana ke

emerging market semakin menurun. Perekonomian nasional mulai mengalami

kebangkitan pada triwulan III 2009 sebagai dampak membaiknya aktivitas

industri dan kinerja ekspor, baik komoditas sumber daya alam seperti

pertambangan, maupun komoditas manufaktur. Meskipun pertumbuhan ekonomi

tahun 2009 lebih rendah dari tahun 2008, yakni sebesar 4,5%, pertumbuhan

ekonomi Indonesia merupakan yang tertinggi ketiga di dunia setelah China dan

India. Sedangkan inflasi, tercatat terendah dalam satu dekade terakhir yakni

sebesar 2,78%.

(http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian

+Indonesia/lpi_09.htm; 10 Mei 2012; 18.00)

Pada tahun 2010, perekonomian Indonesia menunjukkan perbaikan dibanding

tahun sebelumnya, antara lain terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai

6,1% yang didorong oleh peran investasi dan ekspor yang meningkat. Neraca

Pembayaran Indonesia (NPO) tahun 2010 tercatat surplus sebesar USD 30,3

miliar. Dari segi investasi, pada tahun 2010 ditandai pula dengan peningkatan

investasi langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) sebagai dampak masih

melimpahnya likuiditas global, maupun faktor domestik, seperti prospek ekonomi

yang terus mambaik. Di sisi harga, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun

2010 tercatat 6,96%, meningkat dari inflasi tahun 2009, yang terutama dipicu oleh

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

27

intensitas gangguan dari sisi pasokan khususnya bahan makanan yang meningkat

tajam akibat anomali cuaca, baik global maupun domestik.

(http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian

+Indonesia/lpi_2010.htm; 10 Mei 2012; 18.00)

Pada tahun 2011 perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja positif di tengah

volatilitas ketidakpastian ekonomi global, ditandai dengan kinerja pertumbuhan

ekonomi yang lebih baik serta kestabilan makroekonomi yang relatif terjaga. PDB

Indonesia tahun 2011 tumbuh 6,5% mencapai Rp 7.427 triliun (atas dasar harga

berlaku) yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.

Sedangkan inflasi tahun 2011 tercatat sebesar 3,79%. Pada tahun ini Indonesia

kembali memperoleh peningkatan peringkat menjadi Investment Grade sebagai

tolok ukur kestabilan ekonomi nasional bagi arus investasi.

Untuk tahun 2012, meskipun masih dibayangi risiko pelemahan ekonomi global,

prospek ekonomi Indonesia diproyeksikan masih tetap kuat. Perekonomian

diprediksikan dapat tumbuh pada kisaran 6,3% - 6,7% dengan inflasi pada sasaran

4,5% ± 1%.Optimisme atas pertumbuhan ekonomi tersebut didasari oleh pasar

domestik yang besar, terjaganya stabilitas makroekonomi, suku bunga yang

rendah, perbaikan iklim investasi, serta proyeksi pertumbuhan investasi paska

penetapan status Investment Grade untuk Indonesia pada tahun 2011. Keyakinan

tersebut juga ditopang dengan cadangan devisa yang cukup besar mencapai 110,5

miliar dolar AS (per akhir Maret 2012) atau setara dengan 6,1 bulan impor dan

pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

(http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian

+Indonesia/lpi_2011.htm; 10 Mei 2012; 18.00)

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

28

4.2 Analisis Industri

Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam industri CPO karena didukung

oleh beberapa faktor diantaranya sumber daya alam, berupa sebaran lahan yang

luas dan iklim tropis yang sangat ideal bagi pertumbuhan kelapa sawit.

Berdasarkan Data Kementrian Pertanian, Indonesia saat ini merupakan Negara

produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia dengan menguasai 44,5% pasar

sawit dunia (2010) diikuti Malaysia (41,3%), Thailand (2,7%), Nigeria (2%) dan

Kolombia (1,9%) (http://duniaindustri.com/berita-agroindustri-indonesia/762-

2012-produksi-sawit-ri-25-juta-ton-setara-us-25-

miliar.html?tmpl=component&print=1&page=; 29 April 2012; 12.00). Pada

tahun 2011 produksi CPO Indonesia mencapai 23,5 juta ton, naik dari produksi

tahun 2010 sebesar 21 juta ton. Dari total produksi tahun 2011 tersebut, 6,5 juta

ton ditujukan untuk pasar domestik dan sisanya untuk pasar ekspor. Total nilai

ekspor CPO dan produk turunannya pada tahun 2011 mencapai US$ 19 miliar,

naik dari pencapaian tahun 2010 sebesar US$ 16.4 miliar.

Pada tahun 2012, berdasarkan prediksi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit

Indonesia (GAPKI), total produksi akan naik sebesar 6,4% menjadi 25 juta ton

atau setara Rp 225 triliun dengan harga US$ 1.000/ton. Dari total produksi

tersebut, volume ekspor minyak sawit mentah atau CPO Indonesia beserta produk

turunannya akan mencapai 17,5-18 juta ton naik dari total ekspor tahun 2011

sebesar 16,5 juta ton. Hal ini antara lain didorong oleh potensi kenaikan

permintaan negara-negara pembeli utama yakni China dan India yang akan naik

sebesar 4-5% dari tahun sebelumnya, serta tren peningkatan penggunaan energi

terbarukan seperti biodiesel di Uni Eropa. Potensi peningkatan produksi dan

permintaan sawit dunia tersebut juga didukung oleh prediksi cuaca sepanjang

tahun yang diperkirakan akan mendukung kegiatan produksi, serta kebijakan

fiskal pemerintah berupa penurunan bea ekspor CPO serta produk turunannya,

seperti bleached and deodorized palm oil dari 23% menjadi 10%, dan olein dari

25% menjadi 13% yang diyakini akan meningkatkan produksi industri turunan

dan nilai ekspor produk turunan CPO.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

29

Sedangkan untuk total area kelapa sawit diperkirakan akan mencapai 8,2 juta

hektar pada tahun 2012, dengan harga rata-rata pada kisaran US$ 1.000-US$

1.200 per ton, atau meningkat dibandingkan harga rata-rata tahun 2011 sebesar

US$1.125 per ton (http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1815080/2012-gapki-

bidik-produksi-CPO-25-juta-ton; 6 Mei 2012, 13.00).

Tabel 4.1 Produksi dan Ekspor CPO 2007-2012 (juta ton)

2007 2008 2009 2010 2011** 2012*

Produksi 17,6 19,2 21,1 22,7 23,5 25

Ekspor 12,6 13,8 15,5 15,7 16,5 17,5-18

*Estimasi

**Perkiraan

Sumber : Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit, Kementrian Perdagangan, diolah

kembali.

4.3 Analisis Kinerja Perusahaan dengan Metode EVA

Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode EVA dilakukan dengan

terlebih dahulu melakukan perhitungan penyusunnya yakni : Adjusted Net

Operating Proft After Tax (Adjusted NOPAT), Total Invested Capital/Adjusted

capital, dan Cost of capital (Cost of debt, Cost of equity, WACC).

4.3.1 Hasil Perhitungan Adjusted NOPAT

Berdasarkan Laporan Keuangan perusahaan lima perusahaan penghasil produk

kelapa sawit pada periode 2007-2011, didapatkan hasil perhitungan NOPAT

sebagai berikut :

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

30

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Adjusted NOPAT Produsen CPO Periode 2007-2011

(dalam jutaan rupiah) 2007 2008 2009 2010 2011 PT PP London Sumatera Tbk. (LSIP) 508.282 898.653 730.484 1.013.051 1.655.508

PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)

2.049.608 2.744.146 1.730.585 2.197.202 2.428.665

PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) 113.172 27.224 286.733 277.701 458.015

PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) 210.527 454.063 291.700 464.463 537.377

PT Sinar Mas Agro & Resources Tbk. (SMAR) 1.282.706 1.136.282 688.861 1.310.944 1.859.740

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan masing-masing perusahaan, diolah kembali

Dari Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa Adjusted NOPAT kelima perusahaan pada

periode 2007-2011 berfluktuasi serta tidak menunjukkan pola kenaikan maupun

penurunan yang sama satu dengan lainnya pada periode tersebut.

PT PP London Sumatera Tbk secara umum menunjukkan tren kenaikan NOPAT

dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2009. Pada tahun 2009, perseroan

mengalami penurunan total penjualan secara keseluruhan sebesar -16,8% dari

tahun 2008 yang dipicu oleh penurunan harga komoditas utama kelapa sawit dan

karet sebagai dampak krisis global yang mendorong penurunan permintaan dunia.

Penurunan penjulan tersebut berdampak pada penurunan laba operasi perusahaan

secara keseluruhan. Perseroan mencatat adjusted NOPAT tertinggi pada tahun

2011 didorong oleh kenaikan total penjualan sebesar 30,4% dari tahun 2010

sebagai dampak positif naiknya harga CPO yang rata-rata mencapai US$

1.128/ton dari sebelumnya hanya US$ 901/ton pada tahun 2010.

Tren yang sama ditunjukkan PT Astra Agro Lestari Tbk yang juga mengalami

koreksi adjusted NOPAT pada tahun 2009, yang didorong penurunan total

penjualan sebesar -9,0%, meskipun di lain pihak perseroan berhasil mencatatkan

produktivitas yang lebih baik dari tahun 2008 berupa peningkatan produksi TBS

sebesar 9,1% maupun volume produksi CPO sebesar 10,3%.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

31

PT Tunas Baru Lampung menunjukkan penurunan adjusted NOPAT yang sangat

signifikan pada tahun 2008 yakni turun sebesar -74,60% yang dipicu oleh

peningkatan beban kerugian kurs mata uang asing sebesar 554% akibat dampak

krisis ekonomi global. Namun setelahnya perseroan relatif menunjukkan tren

kenaikan keuntungan operasional yang mencapai puncaknya pada tahun 2011

dimana perseroan berhasil meningkatkan pendapatan usaha sebesar 26,45% serta

laba operasional sebesar 66,54% dari tahun 2010.

PT Sampoerna Agro Tbk secara umum menunjukkan tren kenaikan adjusted

NOPAT dari tahun ke tahun, terkecuali pada tahun 2009 dimana perseroan

merasakan imbas krisis global dengan jatuhnya harga komoditas CPO dunia yang

mengakibatkan total volume penjualan CPO turun sebesar -21% dibanding tahun

2008. Setelahnya, perseroan menunjukkan tren kenaikan adjusted NOPAT seiring

meningkatnya kembali harga komoditas serta volume penjualan perusahaan

sebesar 27% pada tahun 2010 dan 36% pada tahun 2011. Pada tahun 2011

perseroan juga mencatatkan peningkatan pendapatan operasional lainnya hingga 5

kali lipat dari tahun 2010, yang turut memberi kontribusi positif bagi laba

operasional perusahaan.

PT Sinar Mas Agro & Resources Tbk pada awal periode penelitian menunjukkan

tren penurunan adjusted NOPAT yang mencapai puncaknya pada tahun 2009,

yang dipicu oleh penurunan perolehan pendapatan perseroan secara berturut-turut

antara tahun 2007-2009. Kondisi ini diperburuk dengan peningkatan beban bunga

dan administrasi bank yang meningkat sebesar 26% pada tahun 2009 yang timbul

dari utang bank baik jangka pendek maupun jangka panjang perseroan. Setelah

tahun 2009 perseroan menunjukkan tren peningkatan adjusted NOPAT yang

positif seiring stabilitas harga komoditas yang mendorong kenaikan nilai

penjualan perusahaan sebesar 42% pada tahun 2010 dan 56% pada tahun 2011.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

32

4.3.2 Perhitungan Cost of Capital

Nilai cost of capital didapatkan dari perhitungan Weighted Average Cost of

capital (WACC) dengan terlebih dahulu menghitung Cost of debt dan Cost of

Equity masing-masing perusahaan pada setiap periode. Cost of debt yang

digunakan ialah after tax cost of debt yang didapatkan dari pembagian beban

bunga dalam satu tahun dengan total utang pada periode neraca yang sama, dan

kemudian dikurangi tingkat pajak yang berlaku pada perusahaan yang didapatkan

dengan membagi beban pajak dengan pendapatan sebelum pajak pada periode

tersebut.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Cost of debt PT PP London Sumatera Tbk.

(dalam juta rupiah) 2007 2008 2009 2010 2011

Short Term Debt 57.804 44.325 - - -

Current Portion 202.471 283.647 197.757 - -

Total Non-current

Liabilities 789.766 874.093 352.419 385.735 421.109

Total Debt 1.050.041 1.202.065 550.176 385.735 421.109

Income Tax Rate 32,43% 30.09% 29,82% 25,22% 18,61%

Interest Expense 72.342 43.227 53.017 26.313 3.873

Cost of debt 6,89% 3,60% 9,64% 6,82% 0,92%

After Tax Cost of debt 4,65% 2,51% 6,76% 5,10% 0,75%

Sumber : Laporan Tahunan PT PP London Sumatera Tbk, diolah kembali.

Dilihat dari struktur utang perusahaan pada periode 2007-2011, PT PP London

Sumatera Tbk menunjukkan pola penurunan total utang perusahaan baik dari

utang jangka pendek maupun jangka panjang. Penurunan signifikan tercatat pada

tahun 2009, total kewajiban perusahaan turun 40,1% dari tahun 2008 didorong

oleh pengurangan funded debt melalui pembayaran kembali utang perusahaan.

Namun demikian tahun 2009 mencatatkan cost of debt tertinggi sebagai dampak

besarnya interest expense relatif atas penurunan total debt. Cost of debt terendah

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

33

tercatat pada tahun 2011 sebagai akibat penurunan yang signifikan atas interest

expense perusahaan.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Cost of debt PT Astra Agro Lestari, Tbk.

(dalam juta rupiah) 2007 2008 2009 2010 2011

Short Term Debt 5.000 - - - -

Current Portion - - - - -

Total Non-current

Liabilities 122.617 167.048 205.807 272.690 337.986

Total Debt 127.617 167.048 205.807 272.690 337.986

Income Tax Rate 30,15% 31,24% 30,83% 29,03% 25,03%

Interest Expense 7.434 179 30.617 8.258 5.806

Cost of debt 5,83% 0,11% 14,88% 3,03% 1,72%

After Tax Cost of debt 4,07% 0,07% 10,29% 2,15% 1,29%

Sumber : Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari, Tbk, diolah kembali

Untuk PT Astra Agro Lestari Tbk terlihat struktur utang perusahaan pada periode

2007-2011 didominasi oleh kewajiban jangka panjang. Cost of debt terendah

tercatat pada tahun 2008 dikarenakan rendahnya beban bunga perusahaan pada

tahun tersebut. Sebaliknya pada tahun 2009 tercatat sebagai cost of debt tertinggi

perusahaan, hal ini terutama sebagai dampak tingginya pinjaman dan beban bank

yang meningkat tajam dari tahun sebelumnya.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Cost of debt PT Tunas Baru Lampung Tbk

(dalam juta rupiah) 2007 2008 2009 2010 2011

Short Term Debt 93.933 180.762 387.042 696.715 750.291

Current Portion 308.497 698.483 319.412 446.798 355.446

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

34

(dalam juta rupiah) 2007 2008 2009 2010 2011

Total Non-current Liabilities 976.208 991.334 908.006 941.069 1.271.098 Total Debt 1.734.084 1.870.579 1.614.460 2.084.582 2.376.835

Income Tax Rate 29,16% 5,00% 21,60% 23,50% 22,00%

Interest Expense 71.994 78.486 97.003 93.389 91.630

Cost of debt 4,15% 4,20% 6,01% 4,48% 3,86%

After Tax Cost of debt 2,94% 3,99% 4,71% 3,43% 3,01%

Sumber : Laporan Tahunan PT Tunas Baru Lampung, Tbk, diolah kembali

Struktur utang PT Tunas Baru Lampung Tbk pada periode 2007-2011 relatif

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2009 total utang

perusahaan mengalami penurunan. Cost of debt terendah tercatat pada tahun 2007

disebabkan proporsi beban bunga dan total utang terendah, dengan tax rate

tertinggi. Cost of debt tertinggi tercatat pada tahun 2009 seiring besarnya beban

bunga relatif terhadap total utang perusahaan.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Cost of debt PT Sampoerna Agro Tbk.

(dalam ribu rupiah) 2007 2008 2009 2010 2011

Short Term Debt - - - 107.500.000 22.000.000

Current Portion - 2.108.333 25.000.000 34.214.587 46.658.337

Total Non-current

Liabilities 220.571.956 223.944.244 239.318.606 255.312.757 419.140.308

Total Debt 220.571.956 226.052.577 264.318.606 397.027.344 487.798.645

Income Tax Rate 29,56% 29,41% 30,08% 27,46% 25,99%

Interest Expense 82.884.967 24.465.833 27.899.226 28.293.970 26.073.868

Cost of debt 37,58% 10,82% 10,56% 7,13% 5,35%

After Tax Cost of debt 26,47% 7,64% 7,38% 5,17% 3,96%

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Sampoerna Agro Tbk, diolah kembali.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

35

Untuk PT Sampoerna Agro Tbk cost of debt tertinggi ialah pada tahun 2007 yang

disebabkan tingginya beban bunga perusahaan meskipun secara keseluruhan, total

utang perusahaan tahun 2007 merupakan yang paling rendah pada rentang periode

tersebut. Sedangkan cost of debt terendah tercatat pada tahun 2011 tahun, dimana

perusahaan tercatat memiliki total utang tertinggi, diantaranya kenaikan utang

jangka pendek dan kewajiban panjang, namun dengan tingkat beban bunga yang

relatif kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Cost of debt PT Sinar Mas Agro & Technology Tbk.

(dalam juta rupiah) 2007 2008 2009 2010 2011

Short Term Debt 1.040.502 1.703.090 976.800 2.266.341 2.051.182

Current Portion 43.383 51.698 214.171 91.157 143.501

Total Non-current

Liabilities 2.345.313 2.513.170 2.495.464 2.393.791 3.115.403

Total Debt 3.429.198 4.267.958 3.686.435 4.751.289 5.310.086

Income Tax Rate 34,61% 28,65% 24,67% 23,83% 25,18%

Interest Expense 171.427 258.953 327.497 268.828 293.647

Cost of debt 5,00% 6,07% 8,88% 5,66% 5,53%

After Tax Cost of debt 3,27% 4,33% 6,69% 4,31% 4,14%

Sumber : Laporan Tahunan PT Sinar Mas Agro & Technology Tbk, diolah kembali

Untuk PT Sinar Mas Agro & Technology Tbk., cost of debt tertinggi terjadi pada

tahun 2009 yang ditandai dengan beban bunga tertinggi meskipun level total

utang relatif rendah dibanding tahun-tahun lainnya. Adapun cost of debt terendah

tercatat pada tahun 2007 dikarenakan rasio beban bunga, total utang terendah,

namun pada tax rate tertinggi pada tahun tersebut.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

36

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Cost of Equity PT PP London Sumatera, Tbk

2007 2008 2009 2010 2011

Risk Free Rate (Rf) 8,00% 9,25% 6,50% 6,50% 6,00%

Risk Premium (RPm) 9,29% 12,88% 9,00% 9,13% 9,60%

Market Risk (β) 1.22 0.98 1.45 1.57 1.88

Cost of equity 19,33% 21,87% 19,55% 20,83% 24,05%

Sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate (1 Mei 2012, 20.00),

http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/ (1 Mei 2012, 20.00), diolah kembali

Dari table 4.8 terlihat bahwa cost of equity PT PP London Sumatera Tbk tertinggi

ialah pada tahun 2011 yakni sebesar 24,05% sebagai dampak tingginya market

risk perusahaan serta risk premium tahun tersebut dibanding tahun sebelumnya.

Cost of equity terendah terjadi pada tahun 2007 yakni sebesar 19,33% terutama

dikarenakan kombinasi market risk dan risk premium yang relatif kecil.

Tabel 4.9 Perhitungan Cost of Equity PT Astra Agro Lestari, Tbk

2007 2008 2009 2010 2011

Risk Free Rate (Rf) 8,00% 9,25% 6,50% 6,50% 6,00%

Risk Premium (RPm) 9,29% 12,88% 9,00% 9,13% 9,60%

Market Risk (β) 1.44 0.93 1.24 1.20 1.56

Cost of equity 21,38% 21,23% 17,66% 17,46% 20,98%

Sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate (1 Mei 2012, 20.00);

http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/ (1 Mei 2012, 20.00), diolah kembali

Untuk PT Astra Agro Lestari Tbk, cost of equity tertinggi ialah pada tahun 2007

yang tercatat sebesar 21,38% yang disebabkan oleh tingginya risk free rate serta

market risk perusahaan pada tahun tersebut. Sedangkan cost of equity terendah

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

37

terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar 17,46% terutama disebabkan oleh tingkat

risk free rate yang rendah serta penurunan market risk perusahaan.

Tabel 4.10 Perhitungan Cost of Equity PT Tunas Baru Lampung, Tbk

2007 2008 2009 2010 2011

Risk Free Rate (Rf) 8,00% 9,25% 6,50% 6,50% 6,00%

Risk Premium (RPm) 9,29% 12,88% 9,00% 9,13% 9,60%

Market Risk (β) 1.44 1.11 1.31 1.39 1.56

Cost of equity 21,38% 23,55% 18,29% 19,19% 20,98%

Sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate (1 Mei 2012, 20.00)

http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/ (1Mei 2012, 20.00), diolah kembali

Untuk PT Tunas Baru Lampung, Tbk, tercatat cost of equity tertinggi terjadi pada

tahun 2008 yang mencapai 23,55% sebagai dampak risk free rate serta risk

premium tertinggi selama periode tersebut berturut-turut sebesar 9,25% dan

12,88%, meskipun di tahun yang sama market risk tercatat yang paling rendah

(1.11). Tahun 2009 perusahaan mencatatkan cost of equity terendah sebagai efek

turunnya risk free rate yang berlaku ke level 6,5% dari sebelumnya 9,25%.

Tabel 4.11

Perhitungan Cost of Equity PT Sampoerna Agro, Tbk

2007 2008 2009 2010 2011

Risk Free Rate (Rf) 8,00% 9,25% 6,50% 6,50% 6,00%

Risk Premium (RPm) 9,29% 12,88% 9,00% 9,13% 9,60%

Market Risk (β) 1.04* 1.04 1.14 1.03 1.40

Cost of equity 17,66% 22,65% 16,76% 15,90% 19,44% *Asumsi Market Risk tahun 2007 sama dengan tahun 2008

Sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate (1 Mei 2012, 20.00);

http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/ (1Mei 2012, 20.00), diolah kembali.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

38

Dalam periode 2007-2011, PT Sampoerna Agro Tbk mencatatkan cost of equity

tertinggi pada tahun 2008 sebagai dampak tingkat risk free rate dan risk premium

tertinggi selama periode rentang waktu tersebut (9,25% dan 12,88%). Sedangkan

cost of equity terendah tercatat pada tahun 2010 yakni sebesar 15,90% yang dipicu

rendahnya risk free rate dan market risk perusahaan pada tahun tersebut.

Tabel 4.12 Perhitungan Cost of Equity PT Sinar Mas Agro & Technology, Tbk

2007 2008 2009 2010 2011

Risk Free Rate (Rf) 8,00% 9,25% 6,50% 6,50% 6,00%

Risk Premium (RPm) 9,29% 12,88% 9,00% 9,13% 9,60%

Market Risk (β) 0.14 0.51 (0.12) 0.66 0.67

Cost of equity 9,30% 15,82% 5,42% 12,53% 12,43%

Sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate (1 Mei 2012, 20.00); http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/ (1Mei 2012, 20.00), diolah kembali.

Untuk PT Sinar Mas Agro & Technology Tbk, cost of equity tertinggi tercatat

pada tahun 2008 yaitu sebesar 15,82%, yang kembali dipicu oleh tingkat risk free

rate dan risk premium yang mencapai level tertinggi dalam rentang periode 2007-

2011. Perusahaan mencapai tingkat cost of equity terendah pada tahun 2009

sebagai efek pembalikan risiko pasar perusahaan menjadi -0.12 selain didorong

pula oleh rendahnya risk free rate (6,5%) dan risk premium (9,00%) pada tahun

tersebut.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

39

Tabel 4.13 Perhitungan Weighted Average Cost of capital (WACC)

PT PP London Sumatera Tbk

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Debt to capital ratio 30,56% 26,98% 12,42% 7,72% 6,69%

Equity to capital ratio 69,44% 73,02% 87,58% 92,28% 93,31%

After tax cost of debt 4,65% 2,51% 6,76% 5,10% 0,75% 3,96%

Cost of equity 19,33% 21,87% 19,55% 20,83% 24,05% 21,13%

WACC 14,85% 16,65% 17,96% 19,62% 22,49% 18,31%

Sumber : Diolah penulis

Dari Tabel 4.13 diketahui bahwa hasil akhir perhitungan biaya modal PT PP

London Sumatera Tbk menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun pada

periode 2007-2011, meskipun komposisi invested capital baik dari utang dan

ekuitas mengalami fluktuasi pada periode tersebut. Demikian pula halnya dengan

nilai biaya utang dan biaya ekuitas yang juga berfluktuasi pada periode tersebut.

Tabel 4.14 Perhitungan Weighted Average Cost of capital (WACC)

PT Astra Agro Lestari Tbk

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Debt to capital ratio 3,04% 3,13% 3,10% 3,50% 3,88%

Equity to capital ratio 96,96% 96,87% 96,90% 96,50% 96,12%

After tax cost of debt 4,07% 0,07% 10,29% 2,15% 1,29% 3,57%

Cost of equity 21,38% 21,23% 17,66% 17,46% 20,98% 19,74%

WACC 20,85% 20,57% 17,43% 16,92% 20,21% 19,20%

Sumber : Diolah penulis

Untuk PT Astra Agro Lestari Tbk diketahui dari Tabel 4.14 bahwa biaya modal

perusahaan tertinggi ialah pada tahun 2007 sebesar 20,85% yang kemudian terus

mengalami penurunan hingga tahun 2010 mencapai nilai terendah sebesar

16,92%. Terlihat tren penurunan biaya modal tersebut didorong oleh penurunan

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

40

cost of equity secara keseluruhan, hingga naik kembali pada tahun 2011 yang juga

berdampak pada kenaikan biaya modal menjadi 20,22%.

Tabel 4.15 Perhitungan Weighted Average Cost of capital (WACC)

PT Tunas Baru Lampung Tbk

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Debt to capital ratio 63,53% 72,06% 62,69% 61,37% 58,35%

Equity to capital ratio 36,47% 27,94% 37,31% 38,63% 41,65%

After tax cost of debt 2,94% 3,99% 4,71% 3,43% 3,01% 3,61%

Cost of equity 21,38% 23,55% 18,29% 19,19% 20,98% 20,68%

WACC 9,67% 9,45% 9,78% 9,52% 10,49% 9,78%

Sumber : Diolah penulis

Dari Table 4.15 terlihat bahwa biaya modal PT Tunas Baru Lampung Tbk tidak

menunjukkan fluktuasi yang signifikan. WACC tertinggi tercatat pada tahun 2011

yakni sebesar 10,49%, Sedangkan WACC terendah tercatat pada tahun 2008 yaitu

sebesar 9,45%.

Tabel 4.16 Perhitungan Weighted Average Cost of capital (WACC)

PT Sampoerna Agro Tbk

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Debt to capital ratio 13,06% 12,77% 12,94% 15,55% 16,39%

Equity to capital ratio 86,94% 87,23% 87,06% 84,45% 83,61%

After tax cost of debt 26,47% 7,64% 7,38% 5,17% 3,96% 10,12%

Cost of equity 17,66% 22,65% 16,76% 15,90% 19,44% 18,48%

WACC 18,81% 20,73% 15,55% 14,23% 16,90% 17,24%

Sumber : Diolah penulis

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

41

Berdasarkan Tabel 4.16, WACC PT Sampoerna Agro Tbk pada periode 2007-

2011 menunjukkan fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 tercatat WACC

perusahaan sebesar 18,81%, naik menjadi 20,73% pada tahun 2008, kemudian

berturut-turut turun menjadi 15,55% pada tahun 2009 dan 14,23% pada tahun

2010, namun kemudian naik kembali pada tahun 2011 menjadi 16,90%.

Tabel 4.17 Perhitungan Weighted Average Cost of capital (WACC)

PT Sinar Mas Agro Resource & Technology Tbk

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Debt to capital ratio 47,58% 46,43% 42,08% 43,64% 41,00%

Equity to capital ratio 52,42% 53,57% 57,92% 56,36% 59,00%

After tax cost of debt 3,27% 4,33% 6,69% 4,31% 4,14% 4,55%

Cost of equity 9,30% 15,82% 5,42% 12,53% 12,43% 11,10%

WACC 6,43% 10,48% 5,96% 8,94% 9,03% 8,17%

Sumber : Diolah penulis

Fluktuasi pada biaya modal juga terlihat dari PT Sinar Mas Agro Resources &

Technology Tbk. pada periode 2007-2011. Pada tahun 2007, WACC tercatat

sebesar 6.43%, kemudian naik menjadi 10.48% di tahun 2008. Pada tahun 2009

WACC mengalami penurunan menjadi 5.96%, namun kembali naik menjadi

8.95% di tahun 2010 dan 9.03% pada tahun 2011.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

42

4.3.3 Perhitungan Economic Value Added

Perhitungan Economic Value Added dilakukan dengan mengurangkan adjusted

NOPAT dengan hasil perkalian cost of capital dan adjusted capital yang telah

dikalkulasikan sebelumnya.

Tabel 4.18

Perhitungan Economic Value Added (EVA) PT PP London Sumatera Tbk.

2007 2008 2009 2010 2011

Adjusted NOPAT 508.282 898.653 730.484 1.013.051 1.655.508

WACC 14,85% 16,65% 17,96% 19,62% 22,49%

Adjusted Capital 3.436.027 4.454.593 4.430.526 4.995.489 6.293.166

EVA (1.898) 157.026 (65.330) 32.973 240.244

Sumber : Diolah penulis

Dari Tabel 4.18 terlihat pada tahun 2008, 2010, dan 2011, PT London Sumatera

Tbk telah berhasil memberikan nilai tambah ekonomis kepada para investornya.

Nilai EVA tertinggi tercapai pada tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 240.244

juta rupiah. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2009 perusahaan tidak mencatatkan

nilai tambah ekonomis, terlihat dari nilai EVA yang negatif di kedua tahun

tersebut.

Tabel 4.19 Perhitungan Economic Value Added (EVA) PT Astra Agro Lestari Tbk

2007 2008 2009 2010 2011

Adjusted NOPAT 2.049.608 2.744.146 1.730.585 2.197.202 2.428.665

WACC 20,85% 20,57% 17,43% 16,92% 20,21%

Invested Capital 4.203.374 5.342.616 6.646,.47 7.788.119 8.713.597

EVA 1.173.116 1.645.333 571.918 879.448 667.444

Sumber : Diolah penulis

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

43

Untuk PT Astra Agro Lestari Tbk, selama periode 2007-2011 perusahaan telah

berhasil menciptakan nilai EVA yang positif, meskipun mengalami fluktuasi dari

tahun ke tahun. Nilai EVA tertinggi tercatat pada tahun 2008 yakni sebesar Rp

1.645.333 juta rupiah, sedangkan yang terendah pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp

571.918 juta rupiah.

Tabel 4.20 Perhitungan Economic Value Added (EVA) PT Tunas Baru Lampung Tbk

2007 2008 2009 2010 2011

Adjusted NOPAT 113.172 27.224 286.733 277.701 458.015

WACC 9,67% 9,45% 9,78% 9,52% 10,49%

Invested Capital 2.729.745 2.595.966 2.575.199 3.396.994 4.073.415

EVA (150.678) (218.141) 34.962 (45.599) 30.673

Sumber : Diolah oleh penulis

Dari Tabel 4.20 terlihat bahwa pada periode 2007-2011, PT Tunas Baru Lampung

Tbk hanya berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis pada tahun 2009 dan

2011, sedangkan pada tahun 2007, 2009, dan 2010 nilai EVA tercatat negatif.

Tabel 4.21 Perhitungan Economic Value Added (EVA) PT Sampoerna Agro Tbk.

2007 2008 2009 2010 2011

Adjusted NOPAT 210.527 454.063 291.700 464.463 537.377

WACC 18,81% 20,74% 15,55% 14,24% 16,91%

Adjusted capital 1.688.279 1.769.522 2.043.194 2.552.875 2.976.410

EVA (107.078) 87.270 (25.946) 101.076 34.293

Sumber : Diolah penulis

Untuk PT Sampoerna Agro Tbk terlihat bahwa penciptaan nilai tambah ekonomis

oleh perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai EVA tertinggi

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

44

pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 101.076 juta rupiah, sedangkan pada tahun

2007 dan 2009 nilai EVA tercatat negatif.

Tabel 4.22 Perhitungan Economic Value Added (EVA)

PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk

2007 2008 2009 2010 2011

Adjusted NOPAT 1.282.706 1.136.282 688.861 1.310.944 1.859.740

WACC 6,43% 10,48% 5,96% 8,94% 9,03%

Invested Capital 7.207.077 9.191.924 8.761.234 10.887.303 12.952.679

EVA 819.241 172.609 167.112 337.606 689.918

Sumber : Diolah penulis

PT Sinar Mas Agro & Resources Tbk secara umum telah berhasil menciptakan

nilai tambah ekonomis bagi investor selama rentang waktu 2007-2011. Nilai EVA

tertinggi tercatat pada tahun 2007 yakni sebesar Rp 819.241 juta rupiah,

sedangkan pada tahun 2009 nilai EVA tercatat pada level terendah yakni Rp

167.112 juta rupiah. Namun demikian setelahnya perusahaan mencatatkan tren

kenaikan EVA yang cukup signifikan. Pada tahun 2011 nilai EVA bahkan

meningkat 104% dari tahun sebelumnya.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

45

4.4 Analisis Perbandingan EVA antara Perusahaan Penghasil Produk

Kelapa Sawit

Perbandingan atas nilai EVA diantara perusahaan-perusahaan produsen panghasil

kelapa sawit dilakukan dengan membandingkan nilai EVA dengan adjusted

capital pada tahun yang sama. Hasil perhitungan EVA atas adjusted capital dapat

dilihat pada Tabel 4.23 dan pergerakan dari tahun ke tahun ditampilkan pada

Gambar 4.2.

Tabel 4.23 Rasio Nilai EVA atas Adjusted capital

Perusahaan-perusahaan Penghasil Produk Kelapa Sawit

2007 2008 2009 2010 2011

PT. PP London Sumantera Tbk. (LSIP) -0.06% 3.53% -1.47% 0.66% 3.82%

PT. Astra Agro Lestari Tbk (AALI) 27.91% 30.80% 8.60% 11.29% 7.66%

PT. Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) -5.52% -8.40% 1.36% -1.34% 0.75%

PT. Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) -6.35% 4.91% -1.26% 3.95% 1.15%

PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. (SMAR) 11.37% 1.88% 1.91% 3.10% 5.33%

Sumber : Diolah penulis

Berdasarkan Tabel 4.23 di atas terlihat bahwa pada periode 2007-2011, PT PP

London Sumatera Tbk belum berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis pada

tahun 2007 dan 2009. Faktor utama penyebab belum terciptanya nilai tambah

ekonomis di kedua tahun tersebut ialah rendahnya adjusted NOPAT perusahaan

yang dipicu oleh rendahnya nilai penjualan di kedua tahun tersebut dibarengi

dengan tingginya beban perusahaan di tahun yang sama. Perusahaan berhasil

membukukan nilai EVA positif pada tahun 2008 sebagai dampak meningkatnya

penghasilan perusahaan yang dikontribusikan oleh peningkatan nilai penjualan

hingga 31% dari tahun 2011 seiring kenaikan harga komoditas. Demikian pula

halnya pada tahun 2010 dan 2011, perusahaan berhasil mencatatkan kenaikan

nilai penjualan serta disaat bersamaan menekan beban operasional dan keuangan

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

46

lainnya secara signifikan. Hal tersebut berdampak pada kontribusi peningkatan

EBIT dan adjusted NOPAT. Faktor lain yang turut memberi pengaruh ialah

keberhasilan perusahaan melunasi utang jangka pendek dan utang jatuh tempo

yang berdampak pada penurunan adjusted capital di dua tahun tersebut.

Untuk PT Astra Agro Lestari Tbk terlihat bahwa pada periode 2007-2011

perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomi perusahaan

meskipun relatif mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 dan

2008 tercatat nilai EVA tertinggi yang disebabkan oleh tingginya biaya modal

namun pada nilai adjusted capital relatif kecil pada tahun tersebut. Sedangkan di

sisi operasional meskipun cash operating tax perusahaan juga tercatat pada nilai

tertinggi, namun ditopang oleh nilai EBIT yang juga relatif tinggi, nilai akhir

adjusted NOPAT juga tercatat tinggi.

Sedangkan PT Tunas Baru Lampung Tbk baru berhasil mencatatkan nilai EVA

positif pada tahun 2009 dan 2011. Pada tahun 2009, meskipun perusahaan

mengalami penurunan pendapatan usaha sebesar 30% dan laba kotor sebesar 40%

dari tahun sebelumnya, perusahaan berhasil mencatatkan EBIT yang lebih besar

dari tahun 2010 sebagai dampak dari langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan

yang berhasil menekan beban penjualan dan umum, serta meningkatnya

keuntungan dari selisih kurs. PT TBLA mencatatkan nilai EVA terendah pada

tahun 2008 yang disebabkan oleh anjloknya EBIT perusahaan sebagai dampak

tingginya beban penjualan perusahaan pada tahun tersebut yang naik 183% dari

tahun tahun 2007, yang tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan yang hanya naik

115% dari tahun sebelumnya.

Untuk PT Sampoerna Agro Tbk, nilai EVA yang dihasilkan menunjukkan

fluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai EVA positif hanya terjadi pada tahun 2008,

2010, dan 2011, sedangkan pada tahun 2007 dan 2009 nilai EVA tercatat negatif.

Nilai EVA tertinggi terjadi pada tahun 2008, terutama disebabkan oleh besarnya

adjusted NOPAT. Meskipun disaat bersamaan biaya modal perusahaan terhitung

yang paling tinggi namun hal tersebut tidak diikuti oleh tingginya adjusted

capital, sehingga nilai akhir EVA tercatat positif tertinggi. Nilai EVA terendah

terjadi pada tahun 2007 sebagai dampak kecilnya adjusted NOPAT perusahaan

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

47

yang disebabkan kecilnya EBIT serta tingginya deferred tax assets pada tahun

tersebut.

Sedangkan untuk PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk secara

konsisten telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi investor selama

periode 2007-2011 meskipun juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada

tahun 2008 perusahaan sempat mengalami penurunan nilai EVA yang cukup

signifikan dari tahun sebelumnya, namun kemampuan perusahaan dalam menjaga

tingkat biaya modal dan adjusted capital yang baik menjadikan nilai akhir EVA

tetap positif.

Gambar 4.1 Pergerakan Rasio Nilai EVA Terhadap Adjusted capital

Sumber : Diolah penulis

2007 2008 2009 2010 2011LSIP -0.06% 3.53% -1.47% 0.66% 3.82%AALI 27.91% 30.80% 8.60% 11.29% 7.66%TBLA -5.52% -8.40% 1.36% -1.34% 0.75%SGRO -6.35% 4.91% -1.26% 3.95% 1.15%SMAR 11.37% 1.88% 1.91% 3.10% 5.33%

-15.00%-10.00%

-5.00%0.00%5.00%

10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%

EVA/

Adju

sted

Capi

tal

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

48

4.5 Analisis EVA Rata-rata Industri Penghasil Produk Kelapa Sawit

Dari perhitungan persentase nilai EVA terhadap Adjusted capital tersebut

kemudian didapatkan nilai rata-rata EVA industri setiap tahun seperti terlihat pada

Tabel 4.24 dibawah ini :

Tabel 4.24 Nilai rata-rata EVA Industri Penghasil Produk Kelapa Sawit

Tahun Rata-rata EVA

2007 5.47%

2008 6.54%

2009 1.83%

2010 3.53%

2011 3.74% Sumber : Diolah penulis

Berdasarkan perhitungan rata-rata EVA industri penghasil produk kelapa sawit

tersebut diketahui bahwa secara keseluruhan kelima perusahaan telah berhasil

menciptakan nilai tambah ekonomis selama rentang periode tersebut. Nilai EVA

tertinggi secara umum tercapai pada tahun 2008 sebagai dampak dari kenaikan

rata-rata harga pasar minyak kelapa sawit (CPO) yang naik sebesar 22% dari

harga rata-rata tahun 2007, atau pada level US$ 872/ton, yang juga tercatat

sebagai rekor tertinggi harga CPO dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun

2009 secara agregat terlihat bahwa nilai rata-rata EVA industri mengalami

penurunan. Hal ini terutama dipicu oleh terkoreksinya harga pasar CPO sebagai

dampak lanjutan krisis ekonomi global, dimana pada akhir tahun harga rata-rata

CPO turun 28% dari tahun 2008 atau senilai US$ 632/ton.

Rata-rata EVA kembali menunjukkan kenaikan pada tahun 2010, seiring kenaikan

harga rata-rata CPO sebesar 31.9% dari tahun 2009 menjadi lebih dari US$

901/ton. Demikian pula pada tahun 2011, rata-rata EVA industri menunjukkan

kenaikan setelah harga rata-rata CPO dunia sempat mencapai rekor harga tertinggi

sebesar US$ 1.292/ton pada Februari 2011 (CIF Rotterdam), serta rata-rata

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

49

tahunan tertinggi yaitu US 1.128/ton. Faktor peningkatan permintaan seiring

meningkatnya populasi penduduk dunia, serta pertumbuhan pasokan yang lebih

rendah daripada pertumbuhan permintaan menjadi pemicu utama kenaikan harga

komoditas tersebut. Kondisi tersebut semakin didukung oleh faktor stabilitas

ekonomi nasional yang mampu bertahan di tengah gejolak ekonomi global akibat

krisis utang di Eropa. Pertumbuhan ekonomi nasional tercatat naik menjadi 6.5%

dari capaian tahun 2010 sebesar 6.1%.

Tren peningkatan permintaan dunia akan produk kelapa sawit dari tahun ke tahun

menjadi faktor pendorong masih akan berkembangnya industri kelapa sawit di

masa mendatang. Posisi strategis Indonesia yang merupakan negara dengan

sebaran lahan perkebunan kelapa sawit terluas di dunia yang masih dapat terus

berkembang, menjadi keunggulan komparatif industri kelapa sawit Indonesia

dibandingkan negara-negara produsen lainnya. Potensi ini dapat dimaksimalkan

melalui upaya intensifikasi yang terpadu, diantaranya melalui pengembangan

R&D yang tepat dan berkelanjutan sehingga output yang hanya dihasilkan dari

ekstensifikasi lahan namun juga produktivitas lahan yang telah ada.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

50

4.6 Perbandingan Nilai EVA dengan Kinerja Saham Perusahaan

4.6.1 Perbandingan Nilai EVA dengan Kinerja Saham PT London Sumatera Tbk. (LSIP)

Gambar 4.2 Pergerakan Saham LSIP 2007-2011 Sumber : http://finance.yahoo.com (6 Juni 2012, 14.00)

Saham LSIP menunjukkan kenaikan pada akhir tahun 2007 seiring positifnya

kinerja perusahaan. Pada semester I tahun 2008 saham LSIP terkoreksi cukup

tajam sebagai dampak langsung gejolak harga komoditas CPO dunia. Meskipun

mengalami fluktuasi selama tahun 2008, pada akhir tahun LSIP berhasil

mencatatkan kinerja finansial yang positif dengan kenaikan laba bersih sebesar

64% serta nilai EVA yang positif. Sedangkan dari Tabel 4.25 diketahui bahwa

kenaikan maupun penurunan nilai EVA LSIP dari tahun ke tahun, searah dengan

kenaikan/penurunan harga saham rata-rata pada tahun tersebut.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

51

Tabel 4.25 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata PT PP London Sumatera Indonesia Tbk.

2007 2008 2009 2010 2011

EVA* (1,898) 157,026 (65,330) 32,973 240,244

Δ EVA* N/A 158,924 (222,356) 98,303 207,271

Harga Saham Rata-rata** 997,32 1.052,37 973,74 1.782,56 2.253,50

Δ Harga Saham Rata-rata** N/A 55,05 (78,63) 808,82 470,95

* Dalam Juta Rupiah ** Dalam Rupiah Sumber : http://finance.yahoo.com, diolah kembali. 4.6.2 Perbandingan Nilai EVA dengan Kinerja Saham PT Astra Agro Lestari

Tbk. (AALI)

Gambar 4.3 Pergerakan Saham AALI 2007-2011

Sumber : (http://finance.yahoo.com; 6 Juni 2012, 14.00)

Pada periode 2007-2011, harga saham AALI juga menunjukkan fluktuasi dengan

koreksi terbesar terjadi sepanjang semester I 2008 sebagai dampak kekhawatiran

investor akan kinerja perusahaan seiring penurunan harga komoditas CPO dunia.

Saham relatif naik kembali pada kuartal IV 2008 sebagai dampak optimisme akan

kinerja perusahaan serta perbaikan harga komoditas yang masih berfluktuasi.

Kebijakan perusahaan untuk terus meningkatkan produktivitas kelapa sawit

melalui kebijakan intensifikasi lahan serta efisiensi biaya dalam kondisi pasar

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

52

yang volatile menjadi daya tarik investor dalam pemilihan saham AALI. Namun

demikian tren kenaikan saham tahun 2009 tidak diikuti dengan nilai EVA pada

tahun yang sama, yang meskipun tercatat nilai EVA positif namun mengalami

penurunan dari tahun 2008. Penurunan nilai EVA tahun 2009 tersebut juga sempat

diikuti oleh penurunan harga saham pada kuartal II tahun 2010 setelah evaluasi

atas kinerja perusahaan dilakukan.

Tabel 4.26 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)

2007 2008 2009 2010 2011

EVA* 1.173.116 1.645.333 571.918 879.448 667.444

Δ EVA* N/A 472.217 (1.073.414) 307.530 (212.003)

Harga Rata-rata Saham** 13.293,35 17.466,87 16.077,12 20.934,94 21.457,89

Δ Harga Rata-rata Saham** N/A 4.173,52 -1.389,75 4.857,81 522,96

* Dalam Juta Rupiah ** Dalam Rupiah Sumber : http://finance.yahoo.com, diolah kembali.

4.6.3 Perbandingan Nilai EVA dengan Kinerja Saham PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA)

Gambar 4.4 Pergerakan saham TBLA 2007-2011 Sumber : (http://finance.yahoo.com; 6 Juni 2012, 14.00)

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

53

Untuk saham TBLA secara umum ikut terpengaruh tren harga komoditas CPO

dunia yang rata-rata mengalami fluktuasi pada tahun 2008. Tren kenaikan kembali

terjadi semenjak tahun 2009 sampai dengan kuartal IV 2011 untuk kemudian

menunjukkan tren harga saham yang stabil. Dilihat hubungannya dengan nilai

EVA perusahaan terlihat kontradiksi posisi harga saham kuartal II 2009, dimana

meskipun nilai EVA 2008 tercatat negatif namun harga saham tetap menunjukkan

kenaikan. Demikian pula pada harga saham kuartal II 2011 yang juga mengalami

kenaikan meskipun nilai EVA tahun 2010 tercatat negatif.

Tabel 4.27 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA)

EVA* (150.678) (218.141) 34.962 (45.599) 30.673

Δ EVA* N/A (67.463) 253.104 (80.561) 76.272

Harga Rata-rata Saham** 411,47 415,80 267,31 370,66 533,71

Δ Harga Rata-rata Saham** N/A 4,33 -148,49 103,35 163,05

* Dalam Juta Rupiah ** Dalam Rupiah

Sumber : http://finance.yahoo.com, diolah kembali.

4.6.4 Perbandingan Nilai EVA dengan Kinerja Saham PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO)

Gambar 4.5 Pergerakan saham SGRO 2007-2011

Sumber : (http://finance.yahoo.com; 6 Juni 2012, 14.00)

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

54

Untuk saham SGRO terlihat tren yang sama dengan harga saham industri secara

keseluruhan dalam periode 2007-2011. Pergerakan tidak searah harga saham dan

nilai EVA terlihat pada kuartal II 2008 dimana meski nilai EVA 2007 tercatat

negatif harga saham SGRO menunjukkan tren kenaikan. Namun pada periode

berikutnya terlihat pergerakan searah antara nilai EVA pada akhir tahun dengan

harga saham perusahaan para kuartal II tahun berikutnya. Kenaikan nilai EVA

tahun 2008 diikuti dengan pola kenaikan harga saham pada kuartal II 2009,

demikian pula penurunan EVA pada 2009 yang diikuti penurunan harga saham

pada kuartal II 2010. Hal serupa terjadi pada kenaikan nilai EVA tahun 2010 yang

diikuti kenaikan saham pada kuartal II 2011, demikian pula penurunan nilai EVA

2011 diiskuti dengan pergerakan penurunan harga saham SGRO kuartal II 2012.

Tabel 4.28 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO)

2007 2008 2009 2010 2011

EVA* (107.078) 87.270 (25.946) 101.076 34.293

Δ EVA* N/A 194.348 (113.216) 127.022 (66.783)

Harga Rata-rata Saham** 2.336,45 2.726,43 1.712,67 2.580,96 3.110,44

Δ Harga Rata-rata Saham** N/A 389,98 (1013,76) 868,29 529,48

* Dalam Juta Rupiah ** Dalam Rupiah

Sumber : http://finance.yahoo.com, diolah kembali.

4.6.5 Perbandingan Nilai EVA dengan Kinerja Saham PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. (SMAR)

Harga saham SMAR pada periode 2007-2011 masih terpengaruh kondisi industri

secara keseluruhan ditandai dengan fluktuasi harga pada tahun 2008. Pada periode

2009 dan seterusnya terlihat harga saham menunjukkan tren kenaikan walaupun

relatif mengalami fluktuasi.

Fakta ini sejalan dengan hasil perhitungan EVA SMAR yang sempat turun tajam

dari tahun 2008 ke tahun 2009, namun secara konsisten mengalami kenaikan

sampai dengan tahun 2011.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

55

Gambar 4.6 Pergerakan saham SMAR 2007-2011 Sumber : (http://finance.yahoo.com; 6 Juni 2012, 14.00)

Kemampuan perusahaan untuk bertahan pada kondisi krisis dan gejolak harga

komoditas menjadikan harga saham SMAR relatif stabil dan menunjukkan tren

kenaikan yang konsisten. Hal tersebut ditunjang fakta bahwa SMAR merupakan

satu-satunya perusahaan yang mencatatkan nilai EVA positif dan mengalami

peningkatan terus menerus setelah gejolak yang terjadi tahun 2008, yang tidak

terjadi pada perusahaan lainnya.

Tabel 4.29 Nilai EVA dan Harga Saham Rata-rata PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. (SMAR)

2007 2008 2009 2010 2011 EVA* 819.241 172.609 167.112 337.606 689.918 Δ EVA* N/A (646.631) (5.497) 170.494 352.312 Harga Rata-rata Saham** 3.778,05 5.046,04 2.541,96 3.793,35 6.052,23 Δ Harga Rata-rata Saham** N/A 1.267,99 (2.504,08) 1.251,39 2.258,88

* Dalam Juta Rupiah ** Dalam Rupiah

Sumber : http://finance.yahoo.com, diolah kembali.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

56 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN & SARAN

5.1. Kesimpulan

Atas perhitungan yang telah dilakukan kepada kelima perusahaan penghasil

produk kelapa sawit pada periode 2007-2011, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.1 Variabel & Nilai EVA Perusahaan Penghasil Produk Kelapa Sawit

Periode 2007-2011 (Dalam Juta Rupiah)

Co. Variabel Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

L S I P

Adjusted NOPAT 508.282 898.653 730.484 1.013.051 1.655.508

Cost of Capital 14,85% 16,65% 17,96% 19,62% 22,49%

Adjusted Capital 3.436.027 4.454.593 4.430.526 4.995.489 6.293.166

EVA (1.898) 157.026 (65.330) 32.973 240.244

A A L I

Adjusted NOPAT 2.049.608 2.744.146 1.730.585 2.197.202 2.428.665

Cost of Capital 20,85% 20,57% 17,43% 16,92% 20,21%

Adjusted Capital 4.203.374 5.342.616 6.646.847 7.788.119 8.713.597

EVA 1.173.116 1.645.333 571.918 879.448 667.444

T B L A

Adjusted NOPAT 113.172 27.224 286.733 277.701 458.015

Cost of Capital 9,67% 9,45% 9,78% 9,52% 10,49%

Adjusted Capital 2.729.745 2.595.966 2.575.199 3.396.994 4.073.415

EVA (150.678) (218.141) 34.962 (45.599) 30.673

S G R O

Adjusted NOPAT 210.527 454.063 291.700 464.463 537.377

Cost of Capital 18,81% 20,73% 15,55% 14,23% 16,90%

Adjusted Capital 1.687.071 1.778.595 2.052.825 2.556.566 2.984.691

EVA (107.078) 87.270 (25.946) 101.076 34.293

S M A R

Adjusted NOPAT 1.282.706 1.136.282 688.861 1.310.944 1.859.740

Cost of Capital 6,43% 10,48% 5,96% 8,94% 9,03%

Adjusted Capital 7.207.077 9.191.924 8.761.234 10.887.303 12.952.679

EVA 819.241 172.609 167.112 337.606 689.918 Sumber : Diolah penulis.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

57

Dari hasil perhitungan tersebut di atas diketahui bahwa dari kelima perusahaan

penghasil produk kelapa sawit yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian

ini, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dan PT Sinar Mas Agro Resources &

Technology Tbk. (SMAR) merupakan perusahaan yang secara konsisten telah

berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis, dilihat dari hasil nilai EVA yang

positif meskipun mengalami fluktuasi pada periode tahun 2007-2011. Sedangkan

ketiga perusahaan lainnya belum secara konsisten dapat menciptakan nilai tambah

ekonomis perusahaan, dilihat dari nilai EVA yang berbeda di setiap tahun dalam

periode tersebut, baik nilai EVA negatif maupun positif. Namun secara

keseluruhan pada akhir periode yakni tahun 2011 semua perusahaan telah berhasil

menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para pemegang saham maupun investor,

terlihat dari pencapaian nilai EVA yang positif oleh semua perusahaan. Hasil

tersebut dapat menjadi gambaran membaiknya kinerja perusahaan secara

keseluruhan serta memberi harapan pada prospek perkembangan industri ini di

masa mendatang.

Dari perhitungan tersebut di atas diketahui pula nilai rata-rata penciptaan EVA

oleh perusahaan dalam industri kelapa sawit yang dihitung dari persentasi nilai

EVA atas adjusted capital perusahaan (Tabel 4.23 dan Tabel 4.24). Dari hasil

perhitungan tersebut diketahui bahwa pada tahun 2007-2008 terjadi peningkatan

persentase nilai EVA atas adjusted capital dalam industri, meskipun pada tahun

2009 mengalami penurunan dikarenakan gejolak komoditas CPO dunia. Pada

akhir periode, yakni tahun 2010-2011 terjadi peningkatan kembali atas persentase

rata-rata EVA industri tersebut, bersamaan dengan peningkatan harga CPO dunia

dan perbaikan kinerja perusahaan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain kekurangan dalam

penyesuaian adjusted NOPAT, serta detail perhitungan cost of capital yang

meliputi cost of equity dan cost of debt dikarenakan kurangnya informasi beban

bunga dan hutang outstanding dari setiap perusahaan dalam periode penelitian.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

58

5.3 Saran

5.3.1 Saran Untuk Manajemen Perusahaan

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini manajemen

sebagai perwakilan pemegang saham dan investor dalam meningkatkan nilai EVA,

antara lain :

Meningkatkan laba operasi melalui maksimalisasi pendapatan disertai dengan

upaya efisiensi berkelanjutan seperti yang dilakukan oleh PT. Astra Agro

Lestari Tbk. dan PT. Sinar Mas Agro Resources & Technologies Tbk

diantaranya melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, serta

pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,

Recycle dan Recovery).

Keputusan investasi yang diambil ditujukan pada proyek dengan potensi

return yang lebih besar dari biaya modal. Pada industri kelapa sawit, upaya

peningkatan pendapatan tidak hanya dilakukan melalui dengan ekstensifikasi

berupa penambahan luas area lahan, namun juga intensifikasi atas areal

tertanam dan menghasilkan, di antaranya melalui pengembangan dan

penerapan Research & Development (R&D) secara berkelanjutan.

5.3.2 Saran Untuk Investor

Menggunakan analisis EVA sebagai bahan evaluasi atas kinerja manajemen dalam

menciptakan dan meningkatkan value perusahaan, serta secara konsisten

menggunakan metode ini untuk mendorong manajemen untuk senantiasa

berupaya meningkatkan nilai perusahaan sesuai dengan tingkat yang diharapkan

investor. Bagi keputusan investasi, analisis EVA dapat digunakan sebagai

pertimbangan atas kinerja historis perusahaan dalam menciptakan nilai tambah

perusahaan.

5.3.3 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian selanjutnya pembahasan mengenai penciptaan nilai tambah

ekonomis dilakukan dengan mengkalkulasikan komponen penyusun EVA secara

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

59

menyeluruh, baik pada adjusted NOPAT, maupun cost of capital untuk

mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai kinerja perusahaan.

Sedangkan dalam lingkup industri, penelitian dapat dilakukan pada jumlah

perusahaan yang lebih banyak serta periode kerja yang lebih panjang untuk

melihat pengaruh keputusan investasi yang dilakukan dengan nilai EVA yang

tercipta, serta melihat korelasi penciptaan nilai EVA dengan preferensi pemilihan

saham oleh investor menggunakan tolok ukur pengambilan keputusan investasi

lainnya.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

60 Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Abate, James A., James L. Grant, & G. Bennett Stewart III. (2004) The EVA

Style of Investing. The Journal of Portfolio Management, 61-74.

Amri, Qayuum & Sopia Siregar. Outlook 2012 : Industri CPO Masih Positif. 7

April 2012.

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/20319/Outlook-2012-Industri-

CPO-Masih-Positif

Anthony, Robert N., and Vijay Govindarajan. (2007) Management Control

Systems 12th ed. Irwin-McGraw Hill.

Badan Pusat Statistik, Berita Resmi Statistik, 1 Maret 2012.

http://www.bps.go.id/getfile.php?news=908

Bank Indonesia. BI Rate. 1 Mei 2012.

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/

Bank Indonesia. Laporan Perekonomian Indonesia. 10 Mei 2012.

http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekon

omian+Indonesia/

Bodie, Z., Kane, A., Marcus, A.J. (2011) Investments and Portfolio Management :

Global Edition. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Damodaran Online, Discount Rate Estimation. 1 Mei 2012.

http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/

Dunia Industri, 2012, Sawit RI 25 Juta Ton Setara US$ 25 Miliar. 4 April 2012.

http://duniaindustri.com/berita-agroindustri-indonesia/762-2012-produksi-

sawit-ri-25-juta-ton-setara-us-25-

miliar.html?tmpl=component&print=1&page

Economic Value Added Sebagai Konsep, 20 Mei 2012.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/economic-value-added-eva-

sebagai-konsep_28.html

Grant, James L. (2003), Foundations of Economic Value Added. Pennsylvania :

Frank J. Fabozzi Associates.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

61

Harper, David. Calculating NOPAT, 5 Mei 2012.

http://www.investopedia.com/university/EVA/EVA2.asp

Harper, David. EVA : What Does It Really Means, 28 Mei 2012.

http://www.investopedia.com/university/EVA/EVA5.asp#axzz1t8RAdGGS

Investopedia, All About EVA, 20 Mei 2012.

http://www.investopedia.com/articles/fundamental/03/031203.asp#axzz1t8

RAdGGS

Nurauliawati, Hersye. (2010), Analisis Kinerja Perusahaan Industri

Telekomunikasi Dengan Metode Economic Value Added (Periode 2006-

2009). MM-FEUI. PT ASTRA AGRO LESTARI TBK.

http://www.astra-agro.co.id/index.php/financial-statement-

PT PP LONDON SUMATERA TBK.

http://www.londonsumatra.com/

PT SAMPOERNA AGRO TBK.

http://www.sampoernaagro.com/index.php?page=investor&roid=2&lang=

en

PT SINAR MAS RESOURCES AND TECHNOLOGY TBK.

http://www.smart-tbk.com/ir_quarterly_reports.php

PT TUNAS BARU LAMPUNG TBK.

http://www.tunasbarulampung.com/investor/financial/financial-statement

Ross, Stephen A., Westerfield. Randolph W. dan Jaffe. Jeffrey (2010). Corporate

Finance (9th Edition). Singapore:McGraw-Hill International.

Siregar, Sopia. Harga CPO Berpotensi ke Level 4.000 Ringgit per Ton. 7 April

2012.

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/24674/Harga-CPO-

Berpotensi-ke-Level-4.000-Ringgit-per-Ton

Stewart, G. Bennett (1991). The Quest for Value : A Guide for Senior Managers.

HarperCollins Publishers, Inc.

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20332973-T32204-Christianus Frans Barry.pdfuniversitas indonesia analisis kinerja perusahaan dengan metode economic

Universitas Indonesia

62

Sunardi, Harjono (2010). Pengaruh Penilaian Kinerja Dengan ROI dan EVA

Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks

LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Vol. 2 No. 1 Mei 2010,

70-92.

Wijaya, Danny. PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), 7 April 2012

http://stockdata.indonesiafinancetoday.com/financial-result/LSIP

Wisnu, Andra & Danny Wijaya. Kinerja Saham Produsen CPO Diprediksi

Stagnan. 7 April 2012.

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/21003/Kinerja-Saham-

Produsen-CPO-Diprediksi-Stagnan

Yahoo Finance. 6 Juni 2012.

http://finance.yahoo.com/echarts?s=LSIP.JK#symbol=lsip.jk;range=20070

507,20120507;compare=;indicator=volume;charttype=area;crosshair=on;o

hlcvalues=0;logscale=off;source=undefined (6 Juni 2012, 14.00)

http://finance.yahoo.com/echarts?s=AALI.JK#symbol=aali.jk;range=2007

0507,20120507;compare=;indicator=volume;charttype=area;crosshair=on;

ohlcvalues=0;logscale=off;source=undefined; (6 Juni 2012, 14.00)

http://finance.yahoo.com/echarts?s=TBLA.JK#symbol=tbla.jk;range=2007

0510,20120507;compare=;indicator=volume;charttype=area;crosshair=on;

ohlcvalues=0;logscale=off;source=undefined; (6 Juni 2012, 14.00)

http://finance.yahoo.com/echarts?s=SGRO.JK#symbol=sgro.jk;range=200

70618,20120518;compare=;indicator=volume;charttype=area;crosshair=on

;ohlcvalues=0;logscale=off;source=undefined; (6 Juni 2012, 14.00)

http://finance.yahoo.com/echarts?s=SMAR.JK#symbol=smar.jk;range=20

070510,20120507;compare=;indicator=volume;charttype=area;crosshair=o

n;ohlcvalues=0;logscale=off;source=undefined; (6 Juni 2012, 14.00)

2012, GAPKI Bidik Produksi CPO 25 Juta. 6 Mei 2012.

http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1815080/2012-gapki-bidik-produksi-

cpo-25-juta-ton

Analisis kinerja..., Christianus Frans Barry, FE UI, 2012