universitas indonesia analisis tata kelola …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-ta-muhammad...

109
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELF ASSESSMENT PADA PT. XYZ Tbk BERDASARKAN PERATURAN B.I DAN KNKG LAPORAN MAGANG MUHAMMAD RANGGA 0806322174 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI S1 REGULER AKUNTANSI DEPOK JULI 2013 Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Upload: vuongcong

Post on 08-May-2018

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS TATA KELOLA PERUSAHAAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SELF ASSESSMENT PADA PT. XYZ

Tbk BERDASARKAN PERATURAN B.I DAN KNKG

LAPORAN MAGANG

MUHAMMAD RANGGA

0806322174

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 REGULER AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2013

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

i

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

ii

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

iii

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan magang dengan judul

Analisis Tata Kelola Perusahaan pada PT. XYZ Tbk dengan Metode Self

Assessment BI dan KNKG. Penulisan laporan magang ini ditujukan untuk

memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Program S-1 Reguler jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada pihak-pihak yang selama mendukung dan membantu penulis

menyelesaikan skripsi, yaitu kepada:

1. Allah SWT yang dikarenakan kasih saying dan keberkahannya yang

tiada tara saya dapat menyelesaikan laporan magang ini, tiada kata

yang dapat saya sampaikan untuk menggambarkan kasih sayangNYA.

Terima kasih ya Allah.

2. Kedua orang tua saya yang telah memberikan apapun yang terbaik

demi anak-anaknya. Terima kasih ya mam pap yang telah sabar dan

penuh kerja keras agar angga dapat berkuliah hingga selesai. Terima

kasih sekali lagi untuk kedua orang tua saya

3. Ibu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam

penyusunan laporan magang ini. Terima kasih atas bantuan dan

kesabaranya dalam membimbing. Mohon maaf ya bu atas tingkah laku

saya yang sering membuat ibu jengkel,hehe, tapi tetap ibu yang

terbaik.

4. Ibu ipung dan ibu evony selaku dosen penguji yang telah sabar

menguji saya saat siding hingga memberikan nasehat yang sangat

berguna bagi saya untuk kedepannya. Terima kasih ibu.

5. Kaka saya ranggi mariza dan saudara kembar saya randa rando yang

selalu setia menghadapi saya saat sedang mengeluarkan kalimat

kalimat indah. Terima kasih buat kalian.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

v

6. Syifa dan rasya kedua anak ini yang selalu memberikan senyuman

untuk kapanpun, pokonya nanti kamu berdua harus jauh lebih bagus

dari angga ya, makanya angga suka cerewet agar kamu berdua menjadi

lebih baik lagi. Terima kasih ya buat kalian berdua.

7. Bapak banu, ka aryo, pak hafis, ibu dwi, ibu dahlia dan ibu miranti ibu

syilvia dan ibu dyah yang telah membantu saya selama perkuliahan ini,

terima kasih ya bapak dan ibu semoga kita dapat bertemu lagi. Terima

kasih..

8. Reno, boneng, adis, mitha, dape, keple, mutet, suci, acong, nino,

decha, budi, ias yang telah setia dan menerima apa adanya saya ini

dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Terima kasih atas motivasi

kalian kepada saya untuk segera selesai, agar dapat mentraktir kalian.

Dan semoga impian kita masing masing terwujud dan dipermudah

untuk mencapainya.

9. Martha dengan ketabahannya, datuk dengan djarumnya, lilzu dengan

pengertiannya, vano dengan perkataan baiknya, wanca dengan tung

nya, rey dengan giginya, ponto dengan kedewasaannya, lida dengan

kesetiannyaicut dan othe dengan semangatnya. Terima kasih atas

segalanya selama ini ya teman teman maaf atas salah kata dan

perbuatan ya.

10. Frenky, dandi, radi, ditto, lugas, singgih, Kristi, achay, bhama, dio,

prista, paijo, tangguh, abi, ovi, bang damor, azar yang telah

memberikan banyak sekali kesenangan dan pembelajaran, terima kasih

ya teman teman atas pengertian, bantuan dan kesenangan yang telah

ada selama ini.

11. Terima Kasih bagi teman-teman mahasiswa FEUI yang telah

memberikan pencerahan dan belajar bersama serta bagi para dosen,

staff dan karyawan FEUI yang tidak dapat saya sebut satu persatu

Depok, juli 2013

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

vi

ABSTRAK

Nama : Muhammad Rangga

Program Studi : S1 Reguler Akuntansi

Judul : Analisis Tata Kelola Perusahaan dengan Menggunakan

Metode Self Assessment pada PT. XYZ Tbk Berdasarkan

Peraturan B.I dan KNKG

Laporan magang ini membahas analisis pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

pada PT XYZ, analisis dilakukan dengan menggunakan metode self assessment

berdasarkan peraturan B.I dan KNKG. PT XYZ merupakan salah satu Badan

Usaha Milik Negara. Dalam laporan ini dijelaskan mengenai kebijakan tata

kelola PT XYZ dan temuan atas penilaian beserta analisisnya. Berdasarkan

penilaian atas tata kelola perusahaan telah ditemukan adanya beberapa kriteria

yang tidak dipenuhi perusahaan. Namun, analisis pada laporan magang ini

menyimpulkan bahwa PT XYZ telah menjalankan Tata Kelola Perusahaan

dengan sangat baik dan benar.

Kata kunci: Tata Kelola Perusahaan, Self Assessment, Badan Usaha Milik

Negara.

ABSTRACT

Name : Muhammad Rangga

Study Program : S1 Reguler Akuntansi

Title : Good Corporate Governance Assessment at PT XYZ, one

of the State-owned Enterprises.

This internship report discusses about Corporate Governance Assessment at

PT XYZ. PT XYZ is one of the State-owned Enterprises. This report describes

about the corporate governance policy at PT XYZ, good corporate governance

assessment procedures conducted by RSM AAJ Associates, findings and

the analysis. According to Good Corporate Governance Assessment, it has been

found a few criteria are not met by the company. Nevertheless, this report

conclude that PT.XYZ has performed a Good Corporate Governance.

Key words: Corporate Governance, Self Assessment,State-owned Enterprises

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Kegiatan Magang ......................................................... 1

1.2. Maksud dan Tujuan Magang ................................................................. 1

1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan Laporan Magang .................................. 2

1.4. Tempat dan Waktu Kegiatan Magang................................................... 2

1.5. Perumusan dan Pembatasan Masalah.................................................... 3

1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................... 3

2. LANDASAN TEORI ................................................................................... 4

2.1 Corporate Governance (CG) .................................................................. 4

2.1.1. Perkembangan GCG.................................................................... 7

2.1.2. Mekanisme Corporate Governance ........................................... 13

2.1.3. Peran dari GCG ......................................................................... 18

2.1.4. Asas dan Prinsip GCG .............................................................. 21

2.1.5. Manfaat Penerapan GCG .......................................................... 25

2.2 Pengertian dan Karekteristik Bank ....................................................... 27

2.2.1. Definisi Bank ........................................................................... 27

2.2.2. Jenis Bank ................................................................................. 28

2.2.3. Kegiatan Bank ........................................................................... 29

2.2.4. Resiko Usaha Perbankan ........................................................... 30

2.3 GCG dalam Perbankan ......................................................................... 32

2.4 Pengukuran Mandiri ............................................................................. 39

2.4.1. Self Assessment melalui Peraturan BI…………………...........40

2.5.1. Self Assessment melalui KNKG ............................................... 43

3. PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................... 46

3.1 Sejarah PT. XYZ Tbk ........................................................................... 46

3.2 Struktur Mekanisme Tata Kelola Perusahaan ...................................... 47

3.3 Praktek GCG di PT. XYZ Tbk ............................................................. 49

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

viii

3.4 Prestasi PT. XYZ Tbk .......................................................................... 53

4. PEMBAHASAN ....................................................................................... 56 4.1. Analisis dengan Menggunakan Peraturan BI ..................................... 56

4.2. Hasil Self Assessment Peraturan BI .................................................... 70

4.3. Analisis dengan Menggunakan KNKG ............................................... 78

4.4. Hasil Self Assessment Peraturan BI ................................................... 83

5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 85 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 85

5.2 Saran .................................................................................................... 85

5.2.1. Saran untuk Departemen FE UI ................................................ 85

5.2.2. Saran untuk PT. XYZ ................................................................ 86

DAFTAR REFERENSI ................................................................................ 87

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Faktor Penilaian GCG ............................................................... 47

Tabel 2.2 Nilai Komposit GCG ................................................................. 48

Tabel 2.3 Faktor Penilaian Versi KNKG .................................................. 49

Tabel 3.1 Prestasi PT. XYZ Tbk ................................................................ 60

Tabel 4.1 Prinsip Perusahaan ..................................................................... 67

Tabel 4.2 Hasil Self Assessment Melalui Peraturan BI ............................. 80

Tabel 4.3 Hasil Self Assessment Melalui KNKG ..................................... 94

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan dalam Melakukan Self Assessment .............................. 45

Gambar 2.2 Langkah Menghitung akor GCG ................................................ 50

Gambar 3.1 Struktur Mekanismen Tata Kelola Perusahaan PT. XYZ Tbk ... 54

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Assessment Melalui Peraturan BI

Lampiran 2 Hasil Assessment Melalui KNKG

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan Magang

Pada era globalisasi sekarang ini kompetisi dalam dunia kerja semakin

meningkat. Hal ini menuntut universitas sebagai pencetak sumber daya manusia

yang berkualitas untuk menjawab tantangan ini melalui penyusunan kurikulum.

Kurikulum yang disusun sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa harus

berkembang mengikuti perkembangan di dunia kerja yang berhubungan langsung

dengan bidangnya agar tercapai keseimbangan antara kebutuhan dunia kerja serta

penerapan yang dilakukan di masa pembelajaran sebagai mahasiswa.

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

menjawabnya dengan memberikan alternatif tugas akhir untuk kelulusan

mahasiswa S1 reguler berupa program magang. Program ini diharapkan dapat

memberikan pengalaman kepada mahasiswa atas teori yang telah diberikan pada

saat kuliah dan diaplikasikan pada saat magang. Selain itu para mahasiswa juga

akan memperoleh pengetahuan non-teknis (softskill) yang tidak mereka dapatkan

dikampus yang hanya duduk dibangku kuliah atau hanya dengan membuat karya

tulis saja, namun dengan adanya program magang ini, mahasiswa dituntut

berinteraksi dengan sesama pekerja, berinteraksi dengan atasan, dan bagaimana

mengembangkan kemampuan dalam hal memecahkan masalah dengan segala

keterbatasan waktu, biaya, dan hambatan-hambatan lainnya yang ada pada saat

sedang bekerja.

Sehingga diharapkan program ini dapat memberikan keseimbangan bagi

mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah mereka peroleh selama pada

masa kuliah dan juga memberikan ilmu tambahan bagi mahasiswa dalam

menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

1.2 Maksud dan Tujuan Kegiatan Magang

Program magang ini bertujuan untuk membuka kesempatan bagi

mahasiswa untuk menerapkan teori yang didapatkan di masa kuliah sebelumnya

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

kedalam kehidupan kerja nyata. Selain itu program ini diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal teknikal, kemampuan

berkomunikasi, dan juga kemampuan untuk bekerja di dalam tim serta dalam

memecahkan masalah yang kompleks yang ada pada saat bekerja.

Program ini dapat dikatakan menghadirkan hubungan simbiosis

mutualisme antara mahasiswa dengan tempat magang. Mahasiswa dapat

merasakan banyak manfaat dari program ini, begitu pula instansi yang menjadi

tempat magang dapat memperoleh manfaat dari keberadaan program magang

yang dilakukan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan Laporan Magang

Maksud dan tujuan dari penulisan laporan magang penulis adalah ingin

membahas tentang kondisi, pengaplikasian serta penilaian Tata Kelola

Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG – untuk selanjutnya akan

dogunakan istilah GCG) pada perusahaan XYZ

Selain itu penulis mengharapkan penulisan laporan magang penulis ini

dapat bermanfaat bagi diri penulis untuk dapat memahami penilaian GCG dalam

industri perbankan pada umumnya dan perusahaan XYZ, lalu bagi perusahaan

XYZ agar dapat melihat secara independen tentang praktek dan penilaian GCG

yang sudah dilakukan agar menjadi masukan bagi perusahaan. Serta bagi

pembaca agar dapat lebh memahami dan menambah pengetahuan tentang

penilaian GCG pada industri perbankan.

1.4. Tempat dan Waktu Kegiatan Magang

Penulis melaksanakan kegiatan magang di salah satu BUMN yang

bergerak dalam industri perbankan. P.T XYZ Tbk beralamatkan jl.

Jendralsudirman kavling 1 jakarta selatan. Waktu pelaksanakan program

magang ini dilaksanakan sesuai dengan kontrak yang ditandatangani penulis,yaitu

dimulai pada tanggal 23 juli 2012 sampai dengan 9 november2012. Di PT XYZ

Tbk penulis ditempatkan pada divisi CCR & GCG.Jam kerja normal sesuai

aturan kantor adalah hari Senin sampai Jumat,dimulai dari pukul 08.00 – 17.00

dengan deskripsi tugas selama magang ialah menyusun laporan keuangan PKBL,

menganalisa laporan keuangan PKBL, menganalisa kinerja PKBL, business plan,

menilai GCG pada PT. XYZ Tbk dan hubungannya dengan departemen PKBL.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

1.5. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Pada saat penulis melakukan kegiatan magang, penulis ditempatkan pada

divisi CCR & GCG di PT. XYZ Tbk dengan salah satu tugas yang diberikan ialah

menilai kondisi GCG. Menilai praktek GCG yang penulis lakukan dengan cara

melihat kondisi dengan peraturan yang terkait, peraturan tersebut ialah peraturan

BI tentang pedoman GCG untuk perbankan.

Penulis memutuskan untuk membuat laporan magang tentang self

assessment GCG di PT. XYZ Tbk. Menurut penulis topik ini menarik untuk

dibahas karena pada saat ini di Indonesia banyak perusahaan yang

mengumumkan telah menerapkan konsep GCG dengan baik. Pertanyaan

selanjutnya adalah apakah indikator-indikator CG telah benar-benar diterapkan

dengan baik atau hanya ingin mendapatkan kepercayaan publik bahwa

perusahaan tersebut telah menjalankan GCG.

Selain itu keadaan GCG pada PT. XYZ Tbk sangat baik, berbeda dengan

kondisi pada saat krisis terjadi. Belajar dari sejarah adalah kalimat yang tepat

untuk menggambarkan kondisi GCG pada saat ini, karena berkat komitmen dari

seluruh jajaran perusahaan, PT. XYZ Tbk mendapatkan penghargaan untuk

keberhasilannya dalam bidang GCG dari lembaga BUMN maupun swasta.

Karena GCG telah berjalan dengan baik, maka diharapkan dengan saya

menulis laporan magang ini dapat memberikan gambaran CG yang sepenuhnya di

PT. XYZ Tbk. Sehingga bisa dijadikan acuan bagi perusahaan yang lain dalam

GCG.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan magang ini dibagi menjadi 5 bab disertai lampiran sebagai

pendukung laporan dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan latar belakang program magang, tujuan penulisan

laporan magang, tempat, waktu, dan pelaksanaan magang, ruang lingkup dan

sistematika penulisan laporan magang.

BAB 2. LANDASAN TEORI

Bab ini akan memaparkan teori-teori yang dijadikan landasan pembahasan dan

análisis atas permasalahan yang diangkat dalam laporan ini. Teori-teori yang

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

dimaksud mencakup pengertian Good Corporate Governance, teori Good

Corporate Governance, peraturan BI yang mengatur GCG Assesment pada

perbankan, dan Pedoman Umum GCG Indonesia (Pedoman GCG Indonesia)

yang direkomendasikan oleh KNKG.

BAB 3. PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini berisi deskripsi mengenai gambaran umum, bidang kegiatan

perusahaan, dan susunan organisasi.

BAB 4. PEMBAHASAN

Bab ini membahas aspek-aspek yang menjadi bagian jasa GCG Assesment,

metodologi yang digunakan oleh perusahaan tersebut, dan pelaksanaan

assesment pada peusahaan XYZ.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi ringkasan dari analisis terhadap perusahaan dan aktivitas

magang. Saran berisi usulan dan masukan yang menjadi fokus perhatian

penulis kepada perusahaan tempat magang, dan departemen akuntansi FEUI.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Corporate Governance (CG)

Corporate governance muncul karena adanya pemisahan antara

kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau sering kali dikenal

dengan istilah masalah keagenan. Permasalahan keagenan dalam

hubungannya antara pemilik modal dengan manajer adalah bagaimana

sulitnya pemilik memastikan bahwa dana yang ditanamkan tidak diambil

alih atau diinvestasikan pada proyek yang tidak menguntungkan oleh

manajer sehingga tidak mendatangkan return. Corporate governance

diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik dan

manajer.

Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance

(Daniri, 2005) adalah stewardship theory dan agency theory.

Stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya

untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun

stakeholder. Sementara itu, agency theory, memandang bahwa manajemen

perusahaan sebagai ―agents‖ bagi para pemegang saham, akan bertindak

dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai

pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham

sebagaimana diasumsikan dalam stewardship model. Bertentangan

dengan stewardship theory, agency theory memandang bahwa

manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya

bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada

khususnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat

respon lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan

yang ada. Berbagai pemikiran mengenai corporate governance

berkembang dengan bertumpu pada agency theory di mana pengelolaan

dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan

ketentuan yang berlaku. Upaya ini menimbulkan agency costs yang

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

harus dikeluarkan, yaitu mencakup biaya untuk pengawasan oleh

pemegang saham, biaya yang dikeluarkan oleh manajemen untuk

menghasilkan laporan yang transparan, termasuk biaya audit yang

independen dan pengendalian internal. Meskipun demikian, potensi untuk

munculnya agency problem tetap ada karena adanya pemisahan antara

kepengurusan dan kepemilikan perusahaan.

Berikut adalah beberapa pengertian corporate governance yang

dikemukakan oleh beberapa pihak, antara lain:

Menurut Organization For Economic Development (OECD, 2004) :

GCG sebagai cara-cara manajemen perusahaan bertanggung

jawab pada shareholdernya. Pengambilan keputusan di perusahaan

haruslah dapat dipertanggung jawabkan, dan keputusan tersebut mampu

memberikan nilai tambah bagi shareholders.

Menurut Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG, 2000) :

GCG sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam

menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai

pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholders yang lain. Corporate Governance juga

mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan

pengawasan atas kinerja.

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) :

―Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara

pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,

karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal

lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau

dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan

corporate governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua

pihak yang berkepentingan (stakeholders)‖.

Menurut Keputusan Menteri Negara BUMN no Kep-117/M-MBU/2002 :

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang

digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha

dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham

dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai

etika.

Menurut PBI nommor 8/4/PBI/2006 :

Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola Bank yang

menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi

(independency), dan kewajaran (fairness)

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem atau

peraturan yang mengatur, mengelola, serta mengawasi perusahaan

dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan nilai

tambah bagi pemegang saham ataupun stakeholder lainnya.

2.1.1 Perkembangan GCG

GCG telah berkembang sejak peradaban manusia mengenai

korporasi. Korporasi diharapkan dapat menjadi prime driver bagi

pertumbuhan ekonomi. Menuju ke arah korporasi yang mandiri tersebut

diperlukan mekanisme GCG yang mampu menjawab kepentingan

setiap stakeholders. Kesuksesan korporasi seperti di Inggris dan Perancis

serta korporasi yang sedang bertumbuh seperti di Eropa Timur, Asia, dan

Amerika Selatan semakin mendorong korporasi untuk memiliki GCG

yang memadai, sehingga mereka dapat beroperasi dan bertumbuh

kembang secara bertanggung jawab melalui pengelolaan yang

bertanggung jawab dan transparan terhadap stakeholders (Alijoyo dan

Zaini, 2005)

Perusahaan-perusahaan besar di sektor perbankan,

telekomunikasi, farmasi, dan otomotif dari waktu ke waktu terus

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

melakukan konsolidasi lintas batas (cross- border consolidation). Aktifitas

mereka mempengaruhi terbentuknya sistem corporate governance yang

berlaku secara universal. Perusahaan-perusahaan di berbagai belahan

dunia mencari alternatif modal kuat yang bersumber dari investor global.

Sementara itu, investor global mencari tempat investasi yang

memberikan perlindungan investasi dengan sistem GCG yang baik. Dalam

hal ini, investor menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas yang tinggi

atas penggunaan dana investasi mereka. Perusahaan yang ingin

berkecimpung di tingkat global membutuhkan asupan modal yang sangat

banyak. Selain tertarik pada pertumbuhan investasinya, investor juga harus

memastikan bahwa pertumbuhan berada pada tingkat yang sehat dan

berkesinambungan. Permintaan modal yang semakin besar wajib disertai

dengan baiknya sistem GCG dalam sistem perusahaan mereka.

Perkembangan corporate governance di dunia banyak

dipengaruhi oleh skandal-skandal yang terjadi di Amerika, seperti kasus

kejatuhan Enron, salah satu perusahaan besar di dunia. Penyebab utama

runtuhnya Enron dikarenakan penerapan corporate governance yang

buruk di perusahaan tersebut yang menyebabkan meningkatnya kasus

fraud dan masalah-masalah besar lainnya. Pasca kejadian jatuhnya

Enron, isu GCG menjadi populer dan semakin berkembang pesat di

Amerika dan pengaruhnya juga terasa hingga ke Asia. Selain dikarenakan

skandal jatuhnya Enron di Amerika Serikat, perkembangan konsep

GCG di Asia pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya, juga

dipengaruhi oleh krisis di Asia pada tahun 1997-1998. Pada periode

tersebut, Negara-negara di Asia seperti Cina, India, Indonesia, Korea,

Thailand, dan lain-lain belum memiliki pedoman nasional terkait GCG.

Selain itu, komisaris independen dan komite audit belum menjadi

kewajiban sampai pada akhir tahun 2002. Dapat dikatakan bahwa

reformasi GCG di Asia berjalan cukup cepat, termasuk di antaranya

mengenai pembentukan komisaris independen dan komite audit. Dengan

kata lain, regulasi menjadi sangat penting dalam proses reformasi GCG.

Perkembangan isu GCG tidak hanya dilihat dari segi waktu saja, tetapi

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

dari segi berkembangnya beberapa topik tertentu terkait dengan GCG.

Perkembangan GCG di dunia yang dipengaruhi oleh beberapa

kejadian di Amerika Serikat tidak menjadikan sistem karakteristik GCG di

Indonesia sama dengan Amerika Serikat. Jika di Amerika, GCG muncul

karena adanya konflik kepentingan antara pemegang saham yang

strukturnya tersebar,dengan manajemen perusahaan. Sedangkan di

Indonesia, sebagian besar perusahaan memiliki struktur kepemilikan

yang terkonsentrasi. Hal tersebutlah yang membedakan karakteristik GCG

di Indonesia dan Amerika Serikat. Akan tetapi, penerapan konsep GCG

yang baik merupakan solusi yang tepat bagi semua perusahaan di dunia

terlepas dari perbedaan karakteristik dan struktur kepemilikan tiap

perusahaan.

Sejarah GCG Indonesia berhubungan erat dengan krisis

finansial Asia tahun 1997. Krisis mulai dari Thailand, terus menyerbu

Philipina, Indonesia, Malaysia dan Korea Selatan (Kingsley 2004).

Bencana ini sungguh sesuatu yang tidak terduga. Tragedi itu datang

melanda hanya beberapa bulan setelah World Bank mengeluarkan

laporannya tentang macan ekonomi Asia, yang menginspirasi negara

berkembang lainnya. Tabalujan (2002) mengatakan bahwa krisis Asia

1997 merupakan tonggak sejarah perkenalan konsep the Anglo-American

corporate governance di Indonesia. Beliau mengatakan bahwa keadaan

keuangan Indonesia tahun 1997 sangat mengenaskan (Tabalujan 2002).

Ahli lainnya mengatakan bahwa krisis Asia Selatan berdampak besar

terhadap sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Pada saat itu mata uang Indonesia mengalami depresiasi hampir

80% dan beberapa bisnis terutama sektor perbankan menjadi sekarat

(Daniel 2003). Untuk menghadapi kondisi buruk itu, pemerintah

Indonesia membutuhkan suntikan dana segar. The International Monetary

Funds (IMF) datang membawa bantuan. Lembaga ini menawarkan

bantuan bersyarat. Mereka berkenan memberikan pinjaman asalkan

pemerintah Indonesia bersedia memenuhi beberapa persyaratan. Satu

diantaranya, komitmen untuk memperbaiki sistem GCG (Kurniawan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

dan Indrianto 2000). Di mata IMF saat itu sistem corporate

governance Indonesia menjadi salah satu titik lemah bangunan

perekonomian Indonesia. Akhirnya, sebagaimana yang terbaca di dalam 5

Letters of Intent pemerintah Indonesia kepada IMF, Indonesia setuju

dengan seluruh persyaratan yang diajukan IMF. Dari perspektif sejarah,

kelahiran G C G di Indonesia tidaklah berdasarkan inisiatif lokal. Konsep

itu lahir di Indonesia karena perintah IMF.

Para ahli sepakat menyatakan bahwa sistem corporate governance

yang dianut Indonesia mengikuti pola Continental European system.

Klaim ini dibuktikan dengan berbagai ciri berikut ini (e.g. La Porta et al.

1998; Husnan 2001; Claessens, Djankov & Lang 2000) :

1) Dianutnya sistem dan perangkat hukum yang bersumber pada

tradisi French- Civil Law

2) Digunakannya dua struktur dewan perusahaan (two-tier board

system)

3) Terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan (concentrated ownership

structure)

4) Dominannya sumber pembiayaan perusahaan dari luar

perusahaan berupa hutang (external financing)

Munculnya berbagai karakteristik ini, dalam hubungannya

dengan sistem GCG yang dianut Indonesia, dapat dijelaskan dengan

menggunakan teori path-dependence (Bebchuk & Roe 1999). Menurut

teori ini struktur suatu perusahaan dan ekonomi di suatu negara

sangat ditentukan oleh struktur awal dimulainya kegiatan

perekonomian negara tersebut, dan pada tahapan berikutnya struktur

hukum dan perundang-undangan akan mengikuti pola ini.

Untuk itu dibutuhkan suatu mekanisme yang bekerja di dalam

suatu sistem yang berfungsi sebagai ―kekuatan pengendali‖

(disciplinary forces) agar konflik kepentingan tidak merugikan

perusahaan ataupun berbagai pihak lainnya yang mempunyai

kepentingan lain dengan perusahaan (stakeholders). Mekanisme kontrol

yang bekerja dapat dibedakan atas dua kelompok; pertama, mekanisme

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

eksternal dari perusahaan (external control mechanisms), serta kedua

mekanisme yang bersifat internal dalam perusahaan (internal control

mechanisms). Berdasarkan pendekatan ―no-one-size-fits-all‖ (OECD

1999), mekanisme kontrol dalam sistem GCG yang dianut oleh suatu

negara mempunyai karakteristik yang berbeda dengan Negara lainnya.

Misalnya, diberbagai negara Anglo-Saxon yang sistem keuangannya

berbasis pasar (market-oriented) dapat lebih mengandalkan mekanisme

yang pertama (Moerland 1995). Alasannya adalah karena hukum pasar

(pasar modal, produk dan tenaga kerja) akan ―mendisiplinkan‖

perusahaan yang tidak mematuhi aturan GCG, disamping mekanisme

internal yang bekerja secara baik.

Sebaliknya di negara-negara yang sedang berkembang, dan

umumnya mempunyai sistem keuangan berbasis jaringan (network-

oriented), belum dapat sepenuhnya mengandalkan mekanisme pasar

sebagai perangkat kontrol. Salah satu alasannya adalah karena

mekanisme pasar dan perangkat pendukungnya belum mempunyai

kekuatan yang cukup untuk mendisiplinkan perusahaan, sebagaimana

halnya kondisi di Negara maju. (Alijoyo dan Zaini 2005)

Hal yang sama juga terjadi pada mekanisme kontrol internal yang

relatif tidak efektif, misalnya karena tidak independennya dewan

komisaris dari intervensi pemilik saham mayoritas. Uraian yang telah

dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sistem

G C G yang relatif spesifik. Walaupun berbagai pola yang berhubungan

dengan sistem tersebut seperti perangkat hukum dan struktur perusahaan

masih mengacu kepada pola Belanda, namun penerapan GCG di

Indonesia berbeda secara signifikan dengan negara-negara kontinental

Eropa lainnya (Husnan 2001). Dari sudut legal-formal, Tabalujan (2002)

berpendapat bahwa Indonesia sudah mempunyai perangkat hukum dan

lembaga pendukungnya yang cukup, bahkan sudah melebihi jumlah yang

seharusnya dibutuhkan. Menurut ahli ini, yang dibutuhkan Indonesia saat

ini adalah perubahan yang mendasar terhadap budaya hukum (legal

culture), sehingga masyarakat dapat menjadi lebih taat hukum serta taat

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

asas. Kondisi ini dibutuhkan agar perangkat hukum dan institusi

pendukungnya dapat berfungsi sesuai dengan tujuan semula yang telah

ditetapkan.

Secara umum, berikut adalah beberapa karakteristik utama

corporate governance system yang ditemukan di Indonesia (Lukviarman

2001):

1. Kepemilikan perusahaan terkonsentrasi pada individu atau keluarga,

sehingga pihak ini mempunyai pengaruh kuat untuk menentukan

arah perusahaan. Akibatnya problem keagenan (the agency problem)

lebih terarah pada benturan kepentingan antara pemilik mayoritas ini

dengan pemilik minoritas. Secara umum pemilik saham minoritas selalu

berada pada posisi yang lemah.

2. Kepemilikan saham dengan penguasaan mayoritas oleh keluarga,

diikuti dengan ikut campurnya anggota keluarga atau orang dekat

kepercayaannya untuk menduduki posisi direksi dan/atau

komisaris di dalam suatu perusahaan. Akibatnya posisi komisaris,

yang seharusnya menjadi pengawas manajemen, menjadi tidak kapabel

serta tidak independen di dalam menjalankan tugasnya.

3. Kepemilikan saham keluarga juga diikuti dengan berkembangnya

kelompok bisnis keluarga berpola konglomerat (conglomeration)

dengan bidang usaha yang sangat ter-diversifikasi. Berbagai perusahaan

yang menjadi anggota kelompok bisnis tersebut dikuasai melalui

―penguasaan bertingkat dengan pola piramida‖ (pyramidal ownership

structure).

4. Perusahaan publik di Indonesia pada umumnya mempunyai tingkat

hutang yang sangat besar dan sebagian besar dalam bentuk mata uang

asing yang tidak dilindung-nilaikan (un-hedge), sehingga sangat rentan

terhadap perubahan kondisi perekonomian. Pada beberapa kasus, dana

pinjaman yang diperoleh dialokasikan pada kegiatan investasi lainnya

yang tidak produktif, sehingga menurunkan nilai perusahaan.

5. Pasar modal relatif kecil dan tidak ―likuid‖ sehingga tidak mampu

secara efektif berperan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

sebagai mekanisme kontrol eksternal dalam upaya penerapan prinsip

corporate governance. Untuk mengatasinya, kelompok bisnis

(konglomerat) menjadikan organisasi ini sebagai internal capital

market dalam memfasilitasi pemindahan dana dari berbagai perusahaan

dalam kelompok bisnis mereka.

6. Kombinasi antara relatif kecilnya pasar modal Indonesia dengan

sedikitnya proporsi kepemilikan perusahaan (dalam bentuk) saham yang

dijual kepada publik, membuat pemilik mayoritas berada pada posisi

yang sangat kuat.

7. Lemahnya penegakan hukum dan lembaga pendukungnya di dalam

menjaga berjalannya sistem secara benar, sesuai dengan fungsi

yang telah ditetapkan. Kondisi ini semakin memperlemah pemilik

minoritas namun, sebaliknya, akan memperkuat posisi pemilik saham

mayoritas untuk mengeksploitasi sumber daya perusahaan untuk

kepentingannya, namun merugikan kepentingan pihak lainnya

(terutama pemegang saham minoritas).

8. Belum terdapat upaya perbaikan menyeluruh yang mencakup

pembenahan seluruh komponen system corporate governance guna

mendukung terlaksananya penerapan mekanisme kontrol untuk

menjamin berjalannya sistem ini secara seimbang dan

berkesinambungan

2.1.2 Mekanisme Corporate Governance

Cadbury (1999) mengemukakan bahwa mekanisme

corporate governance merupakan sebuah kerangka kerja corporate

governance yang menggambarkan tentang hubungan interplay antara

internal incentives (hubungan antara pemain kunci di dalam

perusahaan) dan external forces (khususnya kebijakan, legal, regulasi,

dan pasar) yang mempengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan.

Mekanisme corporate governance terdiri dari mekanisme eksternal dan

internal.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

Mekanisme Internal

Menurut Iskandar dan Chamlao (2000) dalam Lastanti (2004),

mekanisme internal adalah cara untuk mengendalikan perusahaan

dengan menggunakan struktur dan proses internal seperti rapat

umum pemegang saham, komposisi dewan direksi, komposisi

dewan komisaris dan pertemuan dengan board of director.

Mekanisme Internal menjelaskan tentang hubungan antara para

pemain kunci di dalam perusahaan. Dalam arti sempit, corporate

governance dapat dilihat sebagai serangkaian rancangan internal

perusahaan yang menjelaskan tentang hubungan antara para

manajer dan pemegang saham. Pemegang saham bisa berasal dari

pihak swasta maupun pemerintah, dan juga bisa terkonsentrasi

atau tersebar. Pusat dari sistem ini adalah board of directors yang

bertanggung jawab dalam memastikan kelangsungan hidup

perusahaan dalam jangka panjang dan mengawasi kinerja

manajemen.

Mekanisme internal corporate governance merupakan

suatu aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara

pihak yang mengambil keputusan dengan baik yang melakukan

kontrol/pengawasan terhadap keputusan di dalam suatu

perusahaan. Mekanisme corporate governance diarahkan untuk

menjamin dan mengawasi berjalannya sistem governance dalam

sebuah organisasi (Walsd dan Seward, 1990 dalam Arifin, 2005).

Masalah-masalah terkait corporate governance yang harus

diatasi oleh perusahaan berbeda-beda tergantung dari struktur

kepemilikan di sektor korporat. Perusahaan terbuka yang struktur

kepemilikan sahamnya tersebar memiliki tantangan tersendiri.

Pemegang saham dari luar perusahaan harus cermat dalam

mengontrol kinerja manajer. Karena dalam hal ini manajer

berperan lebih dominan, maka kunci dari mekanisme corporate

governance adalah peraturan dalam memilih dewan direksi dan

komisaris yang harus cukup independen untuk memastikan agar

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

mereka dapat mengawasi kinerja manajemen dengan obyektif.

Untuk perusahaan terbuka namun struktur kepemilikan

sahamnya didominasi oleh satu atau lebih pihak dan memiliki

pemegang saham minoritas dari luar perusahaan, manajemen

dapat bertindak sesuai kehendak pemegang saham mayoritas

yang dinilai memiliki wewenang lebih besar. Masalah utama

yang harus dipikirkan dalam hal ini adalah bagaimana

pemegang saham dari luar perusahaan dapat mencegah

pemegang saham mayoritas mengambil kelebihan keuntungan

untuk kepentingan tertentu atau melanggar hak-hak pemegang

saham minoritas.

Selanjutnya untuk perusahaan terbuka yang struktur

kepemilikan sahamnya didominasi oleh satu atau lebih

pemegang saham, diperlukan mekanisme yang terdiri dari hak-hak

voting, memperbolehkan perwakilan dari pihak luar perusahaan

untuk bergabung dalam dewan direksi atau komisaris, dan

pengambilalihan aturan terkait pembatasan ‖control premium‖ yang

dapat diperoleh orang dalam.

Mekanisme Eksternal

Mekanisme eksternal adalah cara mempengaruhi perusahaan

selain dengan menggunakan mekanisme internal, seperti

pengendalian perusahaan dan mekanisme pasar (Iskandar &

Chamlao, 2000 dalam Lastanti, 2004). Mekanisme internal yang

sudah disebutkan di atas juga diperkuat oleh hukum, aturan, dan

institusi eksternal yang mengatur perilaku orang dalam perusahaan

baik itu manajemen ataupun pemegang saham. Kebijakan dan

institusi tersebut dapat meminimalisir agency problem yang

memakan biaya melalui perbaikan dalam transparansi, pengawasan

baik dari pihak regulator di luar maupun dalam perusahaan, dan

mekanisme kepatuhan terhadap regulasi tersebut. Selain itu,

dibutuhkan pula kerangka kerja legal untuk kebijakan terkait

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

persaingan usaha, hak-hak pemegang saham, sistem akuntansi,

audit, keuangan, kebangkrutan, serta pasar untuk kontrol

perusahaan.

Menurut Boediono (2005), mekanisme eksternal corporate

governance mampu mengendalikan dan mengarahkan kegiatan

operasional perusahaan serta hubungan pihak-pihak dari luar

perusahaan yang terlibat, sehingga dapat digunakan untuk menekan

terjadinya masalah keagenan.

Sistem perbankan yang baik juga mempengaruhi praktik

corporate governance diperusahaan. Persaingan dalam mengajukan

kredit juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena bank

tentunya akan meminta informasi yang tepat dan akurat serta

kepatuhan perusahaan terhadap kontrak. Dalam memperbaiki

praktik corporate governance agar menjadi lebih efektif, sistem

perbankan juga membutuhkan penerapan GCG di dalamnya. Hal

ini sangat penting di berbagai Negara berkembang karena bank

menyediakan sebagian besar pembiayaan perusahaan.

Kinerja perusahaan juga diawasi dan dipacu oleh

reputational agents dan activist shareholders yang terdiri dari

jasa professional akuntansi dan audit, pengacara, banker investasi,

analis, agen pemeringkatan kredit, aktivis konsumen, ahli

lingkungan, dan media. Reputational agents ini dapat mendorong

perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang akurat dan

relevan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan

mengontrol perilaku perusahaan. Mereka juga mampu memberi

tekanan terhadap pemerintah melalui pengaruh mereka dalam opini

publik. Para investor dan activist shareholders bekerja secara aktif

dalam memastikan bahwa manajemen dan dewan bekerja sesuai

dengan kehendak pemegang saham.

Menurut Brigham dan Erhardt (2005), pembentukan

mekanisme untuk interaksi dan kerjasama di antara pihak-pihak

yang mempengaruhi jalannya perusahaan baik internal maupun

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

eksternal, adalah salah satu dasar untuk penerapan GCG.

Reformasi corporate governance yang efektif adalah yang berfokus

pada hal- hal fundamental dan menyelaraskan mekanisme eksternal dan

internal agar berjalan seiringan demi mencapai tujuan perusahaan

dan mengoptimalkan kepuasan pemegang saham. Reformasi tersebut

terdiri dari berbagai elemen antara lain: (Cadbury, 1999)

Menciptakan pasar yang kompetitif dengan menghapus barriers

to entry, menetapkan hukum terkait kompetisi, menciptakan

perdagangan yang adil, dan menghilangkan berbagai larangan

terkait foreign direct investment yang dapat menghambat investor

asing dalam menanamkan dananya di perusahaan.

Transparansi yang lebih baik dapat dicapai dengan pengungkapan

informasi- informasi yang material tentang keuangan dan non-

keuangan perusahaan.

Melaksanakan disiplin keuangan dengan restrukturisasi perbankan,

memperbolehkan kepemilikan swasta, memperkuat regulasi

dan pengawasannya, memperbaiki pelaksanaan kontrak dengan

pemasok dan kreditur.

Mendorong pertumbuhan pasar surat berharga yang likuid dan

well-regulated dengan mengembangkan infrastruktur yang

dibutuhkan dalam pasar modal yang efisien, melindungi hak-hak

pemegang saham minoritas, memperbesar volume ekuitas melalui

privatisasi perusahaan keuangan dan sektor riil, mereformasi

system keamanan, dan memperbolehkan perusahaan swasta

mengelola dana pensiun sesuai regulasi yang ada.

Menguatkan dan memperbaharui system legal, hukum, dan

pajak untuk pelaksanaan yang lebih efektif.

Memperluas kapasitas di beberapa area major seperti akuntan,

regulator, bankir, dan direksi perusahaan dengan meningkatkan

kapabilitas yang ada dan menyiapkan para ahli yang potensial untuk

generasi selanjutnya.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

2.1.3 Peran dari GCG

GCG merupakan sebuah langkah penting dalam membangun

keyakinan pasar dan mendorong investasi internasional jangka panjang.

Secara umum, menurut Cadbury (1999), berikut adalah beberapa

alasan mengapa corporate governance merupakan aspek yang sangat

penting dalam perekonomian:

1) Konflik kepentingan (Conflict of Interests)

Perkembangan signifikan dalam konsep corporate

governance pada tahapan generasi pertama ini ditandai dengan

kemunculan Jensen dan Meckling (1976). Kedua ahli ini terkenal

dengan teori keagenan (Agency Theory) yang menandai

perkembangan konsep corporate governance.

Agency theory mengasumsikan bahwa manajer akan

bertindak secara oportunistik dengan mengambil keuntungan

pribadi sebelum memenuhi kepentingan pemegang saham.

Teori agensi ini timbul karena adanya perkembangan ilmu

manajemen modern yang menggeser teori klasik, yaitu adanya

aturan yang memisahkan pemilik perusahaan (principal) dengan

para pengelola perusahaan (agent). Ketika perusahaan berkembang

menjadi besar, apalagi pemegang saham semakin tersebar, semakin

banyak agency cost yang terjadi dan pemilik semakin tidak dapat

melakukan kontrol yang efektif terhadap manajer yang mengelola

perusahaan.

Berle dan Means (1932) berpendapat bahwa, dalam

teori agensi, saham dimiliki sepenuhnya oleh pemegang saham dan

manajer diminta untuk memaksimalkan tingkat pengembalian

pemegang saham. Oleh karena itu kontrak yang baik antara

investor dan manajer adalah kontrak yang mampu menjelaskan

apa saja yang harus dilakukan manajer dalam melakukan

pengelolaan dana yang diinvestasikan dan pembagian return

antara manajer dan investor.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

Menurut Jensen dan Meckling (1976) potensi konflik

kepentingan bisa terjadi di antara pihak-pihak yang

berhubungan seperti antara pemegang saham dengan manajer

perusahaan (agency costs of equity) atau antara pemegang

saham dengan kreditur (agency costs of debt). Menurut mereka

agency cost itu meliputi tiga hal, yaitu monitoring costs, bonding

costs dan residual loss. Monitoring costs merupakan pengeluaran

yang dibayar oleh prinsipal untuk mengukur, mengamati dan

mengontrol perilaku agen agar tidak menyimpang. Biaya ini

timbul karena adanya ketidak seimbangan informasi antara

principal dan agen. Dalam situasi tertentu, agen memungkinkan

untuk membelanjakan sumber daya perusahaan (bonding costs)

untuk menjamin bahwa agen tidak akan bertindak yang

dapat merugikan principal atau untuk meyakinkan bahwa principal

akan memberikan kompensasi jika dia benar-benar melakukan

tindakan tersebut. Akan tetapi masih bisa terjadi perbedaan antara

keputusan-keputusan agen dengan keputusan-keputusan yang dapat

memaksimalkan kesejahteraan agen. Nilai uang yang ekuivalen

dengan pengurangan kesejahteraan yang dialami prinsipal disebut

dengan residual loss.

Berkaitan dengan masalah keagenan, corporate

governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori

keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk

memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka

akan menerima return atas dana yang telah mereka

investasikan. Corporate governance berkaitan dengan

bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan

keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan

mencuri atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang

tidak menguntungkan yang berkaitan dengan dana yang telah

ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para

investor mengontrol para manajer (Shleifer dan Vishny, 1997).

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

2) Terjadinya berbagai skandal dan krisis di berbagai belahan dunia.

Berbagai isu yang berhubungan dengan corporate governance

menjadi populer di Indonesia di penghujung abad ke-20, tepatnya

setelah terjadinya krisis ekonomi dalam bulan Juni 1997. Isu

semacam itu menguat kembali setelah runtuhnya beberapa raksasa

bisnis dunia seperti Enron and WorldCom di Amerika Serikat dan

tragedi jatuhnya HIH dan One-tel di Australia pada permulaan

abad ke-21. Isu corporate governance semakin gempar setelah

berbagai lembaga keuangan multilateral, seperti World Bank

dan ADB mengungkap bahwa penyebab krisis keuangan yang

melanda berbagai negara, terutama di Asia, tak lain adalah buruknya

pelaksanaan corporate governance. Dalam hal ini, Indonesia

merupakan negara yang paling menderita serta paling lambat

bangkit dari dampak tersebut (ADB 2000).

3) Globalisasi yang mendorong peningkatan kesempatan investasi

lintas batas (cross-border investment) dan perbaikan praktik

corporate governance.Terlepas dari keberagaman sistem corporate

governance, globalisasi menciptakan tingkat konvergensi dalam

praktik corporate governance. Negara-negara dan perusahaan-

perusahaan bersaing dalam harga dan kualitas barang dan jasa

yang berdampak pada konvergensi struktur biaya dan organ

perusahaan yang direfleksikan dalam pengambilan keputusan dan

perilaku perusahaan. Mereka bersaing untuk sumber daya

keuangan di pasar modal global. Pemerintah menuntut

perusahaan untuk beroperasi dengan adil, transparan, dan

bertanggung jawab. Sejumlah badan pemerintah dan swasta

merespon hal tersebut dengan menyusun standar dan norma

terkait dengan aspek-aspek penting dalam corporate governance.

2.1.4 Asas dan Prinsip GCG

Menurut OECD (2004) terdapat Asas GCG yang menjadi

indicator dalam pelaksanaan GCG adalah :

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

1. Transparency/Disclosure (Transparansi/Keterbukaan)

Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan

tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi

kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan.

Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan

harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan

cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk

mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh

peraturan perundang - undangan, tetapi juga hal yang penting

untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur

dan pemangku kepentingan lainnya.

2. Accountability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem

pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara

komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi

monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk

meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan

kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan

lainnya. Perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan

kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan

harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan

perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan

prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang

berkesinambungan.

3. Responsibility (Responsibilitas)

Responsibility (responsibilitas) adalah adanya tanggung jawab

pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta

pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang

saham. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

tanggungjawab merupakan konsekuensi logis dari adanya

wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial,

menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan, menjadi

profesional dan menjunjung etika dan memelihara bisnis yang sehat.

4. Independency (Independensi)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus

dikelola secara independen sehingga masing-masing organ

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diinter-

vensi oleh pihak lain. Independen diperlukan untuk menghindari

adanya potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul oleh

para pemegang saham mayoritas. Mekanisme ini menuntut

adanya rentang kekuasaan antara komposisi komisaris, komite

dalam komisaris, dan pihak luar seperti auditor. Keputusan yang

dibuat dan proses yang terjadi harus obyektif tidak dipengaruhi

oleh kekuatan pihak-pihak tertentu. Prinsip-prinsip transparansi,

keadilan, akuntabilitas, responsibilitas dan independen GCG dalam

mengurus perusahaan, sebaiknya diimbangi dengan good faith

(bertindak atas itikad baik) dan kode etik perusahaan serta

pedoman GCG, agar visi dan misi perusahaan yang berwawasan

internasional dapat terwujud.

5. Fairness (Keadilan)

Prinsip keadilan (fairness) merupakan prinsip perlakuan yang

adil bagi seluruh pemegang saham, terutama kepada pemegang

saham minoritas dan pemegang saham asing dari kecurangan, dan

kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan kegiatannya,

perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas

kewajaran dan kesetaraan.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

Sedangkan beberapa prinsip GCG yang berasal dari OECD

Principles (2004) yaitu:

1. Ensuring the Basis for an Effective Corporate Governance

Framework

Kerangka Corporate Governance harus mempromosikan pasar

yang transparan dan efisien, konsisten dengan aturan hukum

dan jelas mengartikulasikan pembagian tanggung jawab antara

kewenangan pengawas, pembuat peraturan dan penegak hukum

yang berbeda.

2. The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions

Kerangka Corporate Governance harus melindungi dan

memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham.

3. The Equitable Treatment of Shareholders

Kerangka corporate governance harus menjamin perlakuan yang

adil dari semua pemegang saham, termasuk pemegang saham

minoritas dan asing. Semua pemegang saham harus memiliki

kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi atas pelanggaran yang

efektif hak-hak mereka.

4. The Role of Stakeholders in Corporate Governance

Kerangka corporate governance harus mengenal hak-hak

stakeholder yang ditetapkan oleh hukum atau melalui

perjanjian bersama dan mendorong kerjasama aktif antara

perusahaan dan stakeholder dalam menciptakan kekayaan,

pekerjaan, dan keberlanjutan perusahaan secara finansial.

5. Disclosure and Transparency

Kerangka corporate governance harus memastikan bahwa

pengungkapan dilaksanakan secara tepat waktu dan akurat,

seperti situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan tata kelola

perusahaan.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

6. The Responsibilities of the Board

Kerangka corporate governance harus memastikan strategis

pedoman perusahaan, pemantauan yang efektif dari manajemen

oleh dewan, dan akuntabilitas dewan kepada perusahaan dan

pemegang saham.

Menurut Surat Edaran No. 9/12/DPNP pada tahun 2007 mengenai

pedoman GCG bagi bank umum yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia.Pemerintah RI dalam hal ini Bank Indonesia telah mengeluarkan

berbagai keputusan yang mewajibkan semua bank umum yang ada untuk

menerapkan prinsip-prinsip GCG. Pelaksanaan GCG pada industri

perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar

sebagai berikut:

1. transparansi (transparency) yaitu keterbukaan dalam

mengemukakan informasi yang material dan relevan serta

keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

2. akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan

pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga

pengelolaannya berjalan secara efektif.

3. pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian

pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat.

4. independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara

profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun

5. kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam

memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan

perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.5 Manfaat Penerapan Good Corporate Governance

Menurut Forum of Corporate Governance in Indonesia (FCGI,

2001) ada beberapa manfaat yang diperoleh jika perusahaan menerapkan

Good Corporate Governance, antara lain :

a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi

operasional perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada

stakeholder.

b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah

dan tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya

akan meningkatkan Corporate Value.

c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan

modalnya di

Indonesia.

d. Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena

sekaligus akan meningkatkan shareholder value dan dividen.

Menurut Maksum (2005), berbagai keuntungan yang

diperoleh dengan penerapan corporate governance dapat disebut antara

lain:

1) Dengan good corporate governance proses pengambilan

keputusan akan berlangsung secara lebih baik sehingga akan

menghasilkan keputusan yang optimal, dapat meningkatkan

efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih sehat. Ketiga

hal ini jelas akan sangat berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan mengalami

peningkatan. Berbagai penelitian telah membuktikan secara

empiris bahwa penerapan GCG akan mempengaruhi kinerja

perusahaan secara positif (Sakai dan Asaoka 2003; Jang Black

dan Kim 2003).

2) GCG akan memungkinkan dihindarinya atau sekurang-

kurangnya dapat diminimalkannya tindakan penyalahgunaan

wewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan.

Hal ini tentu akan menekan kemungkinan kerugian bagi

perusahaan maupun pihak berkepentingan lainnya sebagai

akibat tindakan tersebut

3) Nilai perusahaan di mata investor akan meningkat sebagai

akibat dari meningkatnya kepercayaan mereka kepada

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

pengelolaan perusahaan tempat mereka berinvestasi.

Peningkatan kepercayaan investor kepada perusahaan akan

dapat memudahkan perusahaan mengakses tambahan dana

yang diperlukan untuk berbagai keperluan perusahaan,

terutama untuk tujuan ekspansi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh McKinsey &

Company (2002) membuktikan bahwa lebih dari 70%

investor institusional bersedia membayar lebih (mencapai

26-30% lebih mahal) saham perusahaan yang menerapkan

corporate governance dengan baik dibandingkan dengan

perusahaan yang penerapannya meragukan.

4) Bagi para pemegang saham, dengan peningkatan kinerja

sebagaimana disebut pada poin 1, dengan sendirinya juga akan

menaikkan nilai saham mereka dan juga nilai dividen yang

akan mereka terima. Bagi negara, hal ini juga akan

menaikkan jumlah pajak yang akan dibayarkan oleh

perusahaan yang berarti akan terjadi peningkatan penerimaan

negara dari sektor pajak

5) Karena dalam praktik GCG karyawan ditempatkan sebagai

salah satu stakeholder yang seharusnya dikelola dengan baik

oleh perusahaan, maka motivasi dan kepuasan kerja karyawan

juga diperkirakan akan meningkat. Peningkatan ini dalam

tahapan selanjutnya tentu akan dapat pula meningkatkan

produktivitas dan rasa memiliki ( sense of belonging)

terhadap perusahaan.

6) Dengan baiknya pelaksanaan corporate governance, maka tingkat

kepercayaan para stakeholders kepada perusahaan akan

meningkat sehingga citra positif perusahaan akan naik. Hal

ini tentu saja akan dapat menekan biaya (cost) yang timbul

sebagai akibat tuntutan para stakeholders kepada

perusahaan.

7) Penerapan corporate governance yang konsisten juga akan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan.

Manajemen akan cenderung untuk tidak melakukan rekayasa

terhadap laporan keuangan, karena adanya kewajiban untuk

mematuhi berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang

berlaku dan penyajian informasi secara transparan

International Finance Corporation (2004) mengutarakan

beberapa manfaat dari corporate governance yang terangkum dalam

gambar berikut:

Dari manfaat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan

yang menerapkan GCG akan selalu melindungi kepentingan pemegang

saham dan pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan perusahaan dan

selalu melaksanakan kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk

meningkatkan perekonomian perusahaan dan pada akhirnya akan

meningkatkan kepercayaan publik kepada perusahaan tersebut.

2.2 Pengertian Bank dan Karakteristik Bank

2.2.1 Definisi Bank

Ada beberapa pengertian ataupun definisi bank yaitu:

1. Menurut UU No 10 tahun 1998 (revisi UU No 7 tahun 1992), bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2. Berdasarkan SK Mentri Keuangan RI No 792 tahun 1990, bank adalah

suatu badan yang kegiatannya dibidang keuangan melakukan

penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna

membiayai investasi perusahaan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bank

adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun

dana dari pihak ketiga yang berupa giro, deposito tabungan, dan simpanan

lain-lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menyalurkannya

kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

2.2.2 Jenis-Jenis Bank

Ada berbagai jenis bank di Indonesia. Jenis-jenis bank itu dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu (Kasmir, 2004):

1. Berdasarkan Jenis Bank di Indonesia

a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa lalulintas pembayaran. Bank umum melaksanakan

seluruh fungsi perbankan yaitu menghimpun dana, menempatkan dana,

dan memperlancar lalu lintas pembayaran. Pada praktiknya, kegiatan

usahanya juga ada yang murni berbasis bunga, murni berbasis syariah,

dan kombinasi antara konvensional dengan syariah.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secarakonvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank ini

seperti bank umum, namun wilayah operasinua sangat terbatas diwilayah

tertentu misalnya di wilayah kabupaten saja.

2. Berdasarkan Kepemilikannya:

a. Bank milik Negara

Bank milik pemerintah pusat adalah bank-bank komersial, bank

tabungan atau bank pembangunan yang mayoritas kepemilikannya

berada di tangan pemerintah pusat.

b. Bank milik swasta nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang dimiliki oleh warga Negara

Indonesia.

c. Bank milik asing

Bank milik asing adalah bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki

oleh pihak asing.

d. Bank swasta campuran

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

Bank milik campuran adalah bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki

oleh pihak asing dan swasta nasional.

3. Berdasarkan statusnya:

a. Bank devisa

b. Bank devisa adalah bank yang mendapatkan ijin dari Bank Indonesia

untuk menjual, membeli, dan menyimpan devisa serta

menyelenggarakan lalu lintas pembayaan dengan luar neger Bank non

devisa Bank yang tidak mendapatkan ijin dari bank Indonesia untuk

membeli, menjual, dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu

lintas pembayaran dengan luar negeri.

4. Berdasarkankegiatanoperasionalnya:

a. Bank konvensional

Bank konvensional adalah bank yang menggunakan sistem bunga

sebagai sumber pendapatan dan biaya bank.

b. Bank syariah

Bank syariah adalah bank yang menggunakan sistem bagi hasil antara

kreditur, debitur, dan bank yang bersangkutan dalam perhitungan biaya

dan pendapatan. Keuntungan maupunkerugian suatu usaha akan dibagi

secara adil sesuai kontribusi dan kesepakatan bersama.

2.2.3 Kegiatan Bank

Kegiatan-kegiatan operasional bank antara lain:

1. Menghimpun dana dari masyarakat

Kegiatan menghimpun dana dapat dilakukan dalam bentuk simpanan

berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau

bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

2. Menyalurkan dana ke masyarakat

Merupakan kegiatan menyalurkan dana yang dihimpun dari

masyarakat ke masyarakat yang membutuhkan. Penyaluran dana yang

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang

sering disebut dengan nama kredit.

3. Melakukan jasa perbankan lainnya

Jasa perbankan lainnya merupakan kegiatan yang menunjang aktivitas

perbankan dan mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan

menyalurkan dana. Jasa perbankan ini dapat memberikan keuntungan

bagi setiap banknya. Contohnya penyediaan jasa letter of credit (LC).

2.2.4 Resiko Usaha Perbankan

Resiko usaha perbakan adalah merupakan ketidakpastian mengenai

pendapatan yang akan diterima. Pendapatan dalam hal ini adalah

keuntungan yang akan diperoleh bank. Semakin tinggi ketidakpastian

pendapatan yang diterima oleh bank, semakin besar resiko yang mungkin

akan dihadapi dan semakin tinggi pula premi resiko atau bunga yang

diinginkan.

Menurut siamat (2001) terdapat beberapa resiko yang dihadapi oleh

perbankan antara lain sebagai berikut :

1. Resiko kredit

Resiko kredit merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidak

mampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima

dari bank beserta bungnya sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditentukan.

2. Resiko dalam penanaman sekuritas

Resiko investasi berkaitan dengan kemungkinan kerugian akibat

menurunnya nilai portofolio surat-surat berharga, misalnya obligasi serta

surat-surat berharga yang dimiliki oleh bank. Penyusunan nilai surat-surat

berharga tersebut berlawanan dengan tingkat suku bunga umum. Bila

tingkat suku bunga menurun maka harga obligasi serta surat-surat berharga

mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya apabila tingkat suku bunga

umum naik maka harga dari obligasi serta surat-surat berharga mengalami

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

penurunan, penurunan ini berarti akan berdampak pada penurunan nilai

obligasi dan surat-surat berharga tersebut

3. Resiko likuiditas

Resiko likuiditas adalah resiko yang akan dihadapi oleh bank untuk

mrmrnuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan

kredit dan semua penarikan oleh penabung sewaktu-waktu. Masalah yang

timbul dari resiko ini adalah bank tidak dapat mengetahui dengan pasti

kapan dan berapa dana yang akan dibutuhkan dan ditarik oleh nasabah.

Oleh karena itu memperkirakan likuiditas merupakan masalah yang

kompleks

4. Resiko operasional

Resiko operasional merupakan ketidak pastian yang berasal dari kegiatan

usaha operasional bank tersebut. Resiko operasional bank antara lain dapat

berasal dari :

a. Kemungkinan kerugian dari operasi bank bila terjadi penurunan

keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank

tersebut.

b. Kemungkinan terjadinya kegagalan atas produk serta jasa yang

ditawarkan oleh bank.

5. Resiko penyelewengan

Resiko penyelewengan atau penggelapan adalah resiko yang barkaitan

dengan kerugian-kerugian yang muncul akibat ketidak jujuran, penipuan,

moral atau prilaku yang kurang baik dari pejabat, karyawan dan nasabah

bank. Untuk menghindari kecurangan-kecurangan tersebut bank-bank saat

ini telah mengembankan system GCG untuk mencegah penyelewengan

yang dilakukan oleh pihak internal dan eksternal.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

36 Universitas Indonesia

2.3 GCG dalam perbankan

2.3.1 Perkembangan GCG dalam perbankan

Penerapan good corporate governance juga menjadi permasalahan yang

penting dalam dunia perbankan. Semenjak krisis keuangan yang melanda

Indonesia tahun 1997 telah menghancurkan berbagai sendi perekonomian salah

satunya perbankan yang mengakibatkan krisis perbankan terparah dalam sejarah

perbankan nasional yang menyebabkan penurunan kinerja perbankan nasional.

Dalam seminar restrukturisasi perbankan di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan

beberapa penyebab menurunnya kinerja perbankan, antara lain

1. Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan, yang menyebabkan

bank harus menyediakan cadangan penghapusan hutang yang cukup besar

sehingga mengakibatkan kemampuan bank memberikan kredit menjadi

terbatas

2. Dampak likuiditas bank 1 November 1997 yang mengakibatkan turunnya

kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga

memicu penarikan dana yang secara besar-besaran

3. Semakin turunnya permodalan bank-bank

4. Banyak bank yang tidak mampu melunasi kewajibannya karena menurunnya

nilai tukar rupiah

5. Manajemen bank yang tidak professional

Melihat kondisi bermasalah tersebut, pemerintah menjalankan kebijakan

reformasi perbankan pada Maret 1999 dengan melakukan penutupan bank,

pengambil alihan 7 bank, rekapitulasi 9 bank, dan menginstruksikan 73 bank

untuk mempertahankan operasinya tanpa melakukan rekapitulasi sehingga pada

tahun 2001 jumlah bank yang tersisa sebanyak 151 bank. Selain melaksanakan

kebijakan reformasi perbankan, pada tahun 2004 pemerintah melalui Bank

Indonesia (BI) melakukan pembenahan fundamental terhadap perbankan nasional

yaitu dengan dikeluarkannya API (Arsitektur Perbankan Indonesia).

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

37

Universitas Indonesia

Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar

sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arahan,

bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh

tahun ke depan. Di dalamnya terdapat enam pilar utama yang merupakan sasaran

yang ingin dicapai, salah satunya adalah menciptakan corporate governance

untuk memperkuat kondisi internal perbankan nasional. Tidak hanya berhenti

sampai disitu, untuk menunjukan keseriusannya terhadap isu CG, pada tanggal 30

Januari 2006 Bank Indonesia (BI) mengeluarkan paket kebijakan perbankan yang

lebih dikenal dengan istilah Pakjan 2006, yang isinya mengenai peraturan baru

tentang pelaksanaan good corporate governance, bagi bank umum berupa

Peraturan Perbankan Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 yang kemudian

diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006.

Penerapan good corporate governance ini dinilai dapat memperbaiki citra

perbankan yang sempat buruk, melindungi kepentingan stakeholders serta

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan etika-etika umum pada industri perbankan dalam rangka mencitrakan sistem

perbankan yang sehat. Selain itu penerapan good corporate governance di dalam

perbankan diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan, dikarenakan

penerapan corporate governance ini dapat meningkatkan kinerja keuangan,

mengurangi resiko akibat tindakan pengelolaan yang cenderung menguntungkan

diri sendiri.

2.3.2 Peranan GCG Terhadap Kinerja Perbankan

Menurut Niu (2006) dalam Praptiningsih (2009), mekanisme corporate

governance yang lebih kuat akan mengurangi perilaku oportunistik manajemen

sehingga meningkatkan kualitas dan keandalan pelaporan keuangan. Dalam

penelitian lain, (Eldomiaty & Choi, 2003) menegaskan bahwa lembaga perbankan

sebenarnya telah memiliki kontribusi positif untuk kinerja perusahaan yang

menunjukan tata kelola perusahaan yang baik dapat memecahkan masalah agency

khususnya perusahaan perbankan.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

38

Universitas Indonesia

Menurut Caprio, et al. (2003) mekanisme tata kelola perusahaan akan

mampu mengurangi perampasan sumber daya bank dan mempromosikan efisiensi

bank. Ini adalah salah satu fakta mengenai pentingnya tata kelola perusahaan

perbankan.

Menurut irmala sari (2010) terdapat beberapa pengaruh GCG dalam

kinerja perbankan dilihat dari pemantauan pengendali perusahaan, pengendalian

internal, pemantauan regulator, serta pengungkapan.

2.3.3 Peranan Mekanisme Pengawasan Kepemilikan Terhadap Kinerja

Perbankan

a. Pemantauan Kepemilikan Pemegang Saham Pengendali

Konsentrasi kepemilikan pada segelintir pemegang saham (pemegang

saham pengendali) membuat pelaksanaan monitoring terhadap pihak manajemen

menjadi lebih mudah. Dengan terkonsentrasinya kepemilikan, pemegang saham

mempunyai kemampuan untuk memainkan peranan dalam pengawasan

manajemen, karena mereka mendapatkan kekuasaan melalui voting right. Adanya

monitoring yang cukup tingi membuat manajer mempunyai derajat disretion yang

rendah dalam mengambil keputusan-keputusan untuk menguntungkan dirinya.

Hal ini akan mengurangi konflik keagenan dan dapat menyelaraskan kepentingan

manajemen dan kepentingan pemegang saham, sehingga dapat meningkatkan

kinerja perusahaan (Belkhir, 2005).

b. Pemantauan Kepemilikan Pemerintah

Penelitian mengenai peran kepemilikan pemerintah dalam kinerja bank

dilakukan oleh Barth, Caprio Jr dan Levine (2002) dengan menggunakan data dari

60 negara. Studi tersebut menggunakan pengukuran alternatif kepemilikan bank,

serta menguji hubungan antara kepemilikan pemerintah dan perkembangan

keuangan. Hasil studi mereka memperlihatkan bahwa kepemilikan pemerintah

memperlambat perkembangan yang terjadi di sektor keuangan. Dapat disimpulkan

pula bahwa kepemilikan bank oleh lembaga non keuangan tidak memiliki

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

39

Universitas Indonesia

hubungan dengan kinerja bank tersebut. Selanjutnya kepemilikan bank yang

semakin besar oleh pemerintah cenderung mengalami perkembangan kinerja yang

melambat. Meskipun demikian peran kepemilikan pemerintah sangat dibutuhkan

dalam hal pengendalian. Pengendalian pemerintah dapat digunakan untuk

memecahkan masalah konflik antara dewan manajemen dan para pemegang

saham (Bai, Liu, Lu, Song, dan Zhang, 2003)

2.3.4 Peranan Mekanisme Pengawasan Pengendalian Internal Terhadap

Kinerja Perbankan

a. Peranan Ukuran Dewan Direksi Terhadap Kinerja Perbankan

Dewan direksi bertugas menentukan kebijakan yang akan diambil atau

strategi jangka panjang maupun jangka pendek. Penelitian mengenai pengaruh

ukuran dan komposisi dewan direksi dalam perusahaan telah banyak dilakukan.

Beberapa diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Pfefer (1973) dan Pearce &

Zahra (1992) dalam Faisal (2005) bahwa peningkatan ukuran dan diversitas dari

dewan direksi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena terciptanya

network dengan pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumber daya.

Hal ini didukung opleh pendapat Alexander, Fernell, Halporn (1993) dan

Goodstein, Gautarn, Boeker (1994) dalam Wardhani (2006) yang menyatakan

jumlah dewan yang besar menguntungkan perusahaan dari sudut pandang

resource dependence yaitu bahwa perusahaan tergantung dengan dewannya

untuk dapat mengelola sumber dayanya secara lebih baik

b. Peranan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Kinerja Perbankan

Dewan komisaris adalah salah satu mekanisme yang digunakan untuk

memonitor manajer. Ukuran dewan komisaris dapat mempengaruhi efektif

tidaknya aktivitas pengawasan. Prefer (dalam Faisal, 2005) mengungkapkan

bahwa peningkatan ukuran dewan komisaris akan memberikan manfaat bagi

perusahaan karena terciptanya network dengan pihak luar perusahaan dan

menjamin ketersediaan sumber daya

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

40

Universitas Indonesia

Dewan komisaris yang ukurannya besar kurang efektif daripada dewan

komisaris yang ukurannya kecil. Jensen & Eisenberg et.al (dalam Faisal, 2005)

menyatakan jumlah dewan komisaris yang kecil akan meningkatkan kinerja

perusahaan. Dari hasil pengujian teori diatas, maka ukuran dewan komisaris

berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan

c. Peranan Komisaris Independen Terhadap Kinerja Perbankan

Proporsi dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau komisaris

independen juga mempengaruhi kinerja perusahaan yang bertindak sebagai

penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan

mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen.

Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi

monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance (Fama dan

Jensen, 1983).

Barnhart & Rosenstein (1998) dalam Lastanti (2004) melakukan penelitian

mengenai ―Board Composition, Managerial Ownership and Firm Performance‖,

yang membuktikan bahwa semakin tinggi perwakilan dari outsider director

(komisaris independen), maka semakin tinggi independensi dan efektivitas

corporate board sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hubungan antara

komisaris independen dan kinerja perbankan juga didukung oleh perspektif bahwa

dengan adanya komisaris independen diharapkan dapat memberikan fungsi

pengawasan terhadap perusahaan secara objektif dan independen, menjamin

pengelolaan yang bersih dan sehatnya operasi perusahaan sehingga dapat

mendukung kinerja perusahaan (Jones,1979 dalam Lastanti, 2004). Selain itu,

penelitian yang dilakukan oleh Yermack, 1996; Daily& Dalton, 1993; Strearn &

Mizruchi, 1993 juga menyatakan bahwa tingginya proporsi dewan luar

berhubungan positif dengan kinerja perusahaan ( dalam Wardhani, 2006).

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

41

Universitas Indonesia

2.3.5 Peranan Mekanisme Pengawasan Regulator Terhadap Kinerja

Perbankan

Menurut (Brigham dan Erhardt, 2005), yang meninjau dari Komite Bassel

menyiratkan bahwa pemantauan peraturan (regulator) yang dikeluarkan oleh bank

sentral atau pemerintah juga mempengaruhi kinerja perbankan terutama dalam

profitabilitas, melalui persyaratan cadangan dan atau Rasio Kecukupan Modal

(Capital Adequacy Ratio/ CAR)

2.3.6 Peranan Mekanisme Pengawasan Pengungkapan Terhadap Kinerja

Perbankan

a. Pengungkapan Oleh Eksternal Auditor

Untuk menjaga kredibilitas dan kepercayaan para stakeholders dibutuhkan

pengungkapan informasi keuangan yang transparan serta penilaian kesehatan

perbankan. Transparansi keuangan menjadi mekanisme yang lebih penting

khususnya setelah krisis ekonomi dan moneter, karena dapat menetapkan jaminan

yang kredibel dari aktivitas perbankan (Zulkafli & Samad, 2007).

Menurut Prinsip-prinsip OECD dan penelitian (Niinimaki, 2001), auditor

eksternal memainkan peran penting sebagai pengawas bank untuk memastikan

pengendalian laporan keuangan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

Dalam penelitian ini yang merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli &

Samad (2007) dalam Praptiningsih (2009), auditor eksternal yang dimaksud

auditor eksternal berstandarisasi internasional Big 4 diantaranya Pricewater

House Coopers, Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, dan KPMG.

b. Pengawasan oleh BAPEPAM

BAPEPAM sebagai regulator dalam pasar modal mempunyai peraturan

yang harus dipatuhi oleh perusahaan public, bahkan sebelum perusahaan

mengeluarkan saham perdananya. Dalam rangka Penawaran Umum, perusahaan

wajib menerbitkan prospektus dan mempublikasikan prospektus ringkas kepada

masyarakat. Hal-hal yang diungkapkan dalam prospektus dan prospektus ringkas

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

42

Universitas Indonesia

mencakup informasi mengenai kinerja keuangan, latar belakang pengurus, produk,

risiko dan berbagai informasi lain terkait perusahaan. Setelah Penawaran Umum,

perusahaan tetap wajib melakukan keterbukaan informasi baik yang sifatnya

berkala. Keterbukaan berkala mencakup Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan

Keuangan Tengah Tahunan, Laporan Tahunan, dan Laporan Realisasi

Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum (diatur dalam Peraturan Bapepam dan

LK No. X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan

Kepada Publik).

Salah satu ketentuan di Pasar Modal terkait dengan prinsip akuntabilitas

adalah ketentuan yang mewajibkan pernyataan manajemen mengenai tanggung

jawab atas laporan keuangan Selain melalui pernyataan tanggung jawab

manajemen atas laporan keuangan, prinsip akuntabilitas juga ditegakkan melalui

kewajiban pengungkapan tugas dan tanggung jawab organ-organ perusahaan

dalam laporan tahunan dan anggaran dasar perusahaan. Berdasarkan Peraturan

Bapepam dan LK No. X.K.6, laporan tahunan wajib mengungkapkan informasi

mengenai tanggung jawab direksi dan komisaris. Selanjutnya berdasarkan

Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1, anggaran dasar Emiten dan Perusahaan

Publik wajib mengungkapkan tugas dan tanggung jawab dari Direksi dan Dewan

Komisaris secara jelas.

Agar perusahaan memiliki sistem kontrol internal yang mendukung

kepatuhan terhadap peraturan perundangan, peraturan Pasar Modal mewajibkan

adanya Komite Audit, Unit Audit Internal, Komisaris Independen, dan Sekretaris

Perusahaan. Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan

Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit menyatakan bahwa Emiten dan

Perusahan Publik wajib memiliki Komite Audit. Peraturan Bapepam dan LK No.

IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit

Internal mewajiban Emiten atau Perusahaan Publik untuk memiliki Unit Audit

Internal.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

43

Universitas Indonesia

Untuk mencegah terjadinya dominasi antar organ atau unit perusahaan

yang berlebihan, Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Tebatas

mengatur tugas dan fungsi masing-masing organ perusahaan. Selain itu, UU

tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1

mewajibkan Perseroan untuk menyatakan secara jelas tugas dan tanggung jawab

Direksi dan Komisaris dalam anggaran dasar perusahaan.

c. Pengawasan terhadap pengungkapan GCG oleh BI

Bank Indonesia sebagai pengawas dalam kegiatan perbankan telah

mengeluarkan peraturan yang mewajibkan bagi perbankan untuk melakukan GCG

serta diungkapkan dalam laporan tahunan berupa laporan pernyataan GCG. Bank

wajib melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usahanya pada

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Yang dimaksud dengan seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi adalah seluruh pengurus dan karyawan bank

mulai dari dewan komisaris dan direksi sampai dengan pegawai tingkat

pelaksana.

Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance tersebut, diperlukan

keberadaan Komisaris Independen dan Pihak Independen. Keberadaan pihak-

pihak independen tersebut, diharapkan dapat menciptakan check and balance,

menghindari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam pelaksanaan

tugasnya serta melindungi kepentingan stakeholders khususnya pemilik dana dan

pemegang saham minoritas.

Dalam mengimplementasikan prinsip transparansi (transparency)

sebagaimana termaksud di atas, Bank diwajibkan untuk menyampaikan Laporan

Pelaksanaan GCG. Keberadaan laporan dimaksud, diperlukan untuk mengedukasi

serta meningkatkan check and balance stakeholders Bank

Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan Good

Corporate Governance, Bank diwajibkan secara berkala melakukan self

assessment secara komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan Good Corporate

Governance, sehingga apabila masih terdapat kekurangan dalam

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

44

Universitas Indonesia

pengimplementasiannya, Bank dapat segera menetapkan rencana tindak (action

plan) yang meliputi tindakan korektif (corrective action) yang diperlukan.

2.4. Pengukuran Mandiri/ Self Assessment

Pengukuran mandiri atau yang lebih dikenal dengan self assessment

dilakukan secara internal oleh perusahaan tanpa ―campur tangan‖ pihak luar

eksternal dari luar perusahaan. Pada umumnya, pertanyaan kuesioner yang harus

dijawab bersifat objektif dan tidak rumit serta mudah dalam pengerjaannya.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari proses self assessment ini dapat digunakan

sebagai materi untuk melakukan self evaluation bagi suatu perusahaan tentang

sejauh mana kinerja penerapan GCG sudah dapat terlaksana pada suatu periode

Metode self assessment mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

dari metode ini adalah sederhana; suatu perusahaan dapat dengan mudah menilai

sendiri bagaimana nilai pelaksanaan GCGnya dengan memberi angka kepada

setiap bidang kuesioner dan menjumlahkannya. Sedangkan kekurangannya adalah

assessment yang dilakukan mungkin tidak independen karena dikerjakan sendiri,

sehingga dapat menimbulkan kekhawatiran dengan keindepensian self assessment

tersebut, tetapi sesuai dengan peraturan BI bahwa hasil self assessment harus di

serahkan ke BI lalu BI akan memeriksa apakah self assessment yang dilakukan

oleh perusahaan telah mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

Metode self assessment ini mempunyai manfaat yang besar sepanjang

assessment yang dilakukan secara jujur dan obyektif. Manfaat dari assessment ini

adalah membantu perusahaan untuk membantu perusahaan memahami kondisi

GCG nya, mengidentifikasi bidang-bidang CG yang masih lemah dan

memperbaiki bidang- bidang tersebut.

2.4.1. Self Assessment Melalui Peraturan BI

Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG , paling kurang harus

di wujudkan dan difokuskan dalam 11 (sebelas) Faktor penilaian pelaksanaan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

45

Universitas Indonesia

GCG yang terdiri dari : Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris,

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, Kelengkapan dan pelaksanaan

tugas komite, Penanganan benturan kepentingan, Penerapan fungsi kepatuhan,

Penerapan fungsi audit intern, Penerapan fungsi audit ekstern, Penerapan

manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern, Penyediaan dana kepada

pihak terkait (related party ) dan penyediaan dana besar (large exposures ),

Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan

pelaksanaan GCG dan pelaporan internal, Rencana strategis bank.

Kertas kerja SelfAssessment GCG disusun per Faktor Penilaian

Pelaksanaan GCG. Format Kertas Kerja Self Assessment tersebut, terdiri dari

kolom: Tujuan, Kriteria/Indikator, Analisis Self Assessment, kriteria peringkat

faktor penilaian Pelaksanaan GCG dan Kesimpulan

Pengisian Kertas Kerja Self Assessment GCG dilakukan dengan metode

kualitatif, dengan tahapan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Tahapan dalam melakukan Self Assessment

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

46

Universitas Indonesia

a. Tahap pertama, Bank mempelajari dan memahami pokok- pokok

uraian yang termuat pada kolom Tujuan.

b. Tahap kedua, Bank mempelajari dan memahami uraian yang termuat

pada kolom Kriteria/Indikator.

c. Tahap ketiga, menyusun analisis kecukupan pelaksanaan GCG ,

dengan melakukan hal-hal berikut:

1) mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk menilai

kecukupan pelaksanaan GCG oleh bank, seperti data kepengurusan,

kepemilikan, struktur kelompok usaha, laporan tahunan, laporan berkala dan

laporan khusus direktur kepatuhan, laporan yang berkaitan dengan tugas

satuan kerja audit intern, laporan akuntan public, khususnya komentar

mengenai keandalan sistem pengendalian intern bank, laporan profil risiko,

hasil self assessment CAMELS, dokumen rencana korporasi (corporateplan ),

rencana dan realisasi rencana bisnis, laporan-laporan dewan komisaris dan

laporan lain yang terkait dengan faktor penilaian pelaksanaan GCG lainnya

2) membandingkan pemenuhan setiap kriteria/indicator per sub

faktor/faktor penilaian dengan pelaksanaan GCG sesuai kondisi, permasalahan

dan kekuatan yang dimiliki bank

3) selanjutnya bank menyusun analisis pelaksanaan GCG bank dimaksud

dan dimuat pada kolom Analisis Self Assessment.

d. Tahap keempat, setelah melakukan analisis self assessment per sub

faktor/faktor, bank dapat mengambil kesimpulan melalui penetapan peringkat per

faktor beserta penjelasannya, sesuai kondisi bank yang sebenarnya dengan

berpedoman pada kriteria masing-masing peringkat.

e. Tahap kelima, menyusun hasil akhir self assessment GCG per faktor

dalam kolom kesimpulan. Kesimpulan dimaksud antara lain berisi peringkat per

faktor, identifikasi permasalahan, rencana tindak (action plan) yang merupakan

tindakan korektif (corrective action) secara komprehensif dan sistematis beserta

target waktu pelaksanaannya.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

47

Universitas Indonesia

Setelah melakukan penilaian terhadap masing-masing faktor, bank

membobot faktor-faktor tersebut, dengan menggunakan persentase

pembobotan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Faktor Penilaian GCG

Faktor Penilaian GCG Bobot

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komisaris 10%

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 20%

Kelengkapan dan Pelaksanaan tugas Komite 10%

Penanganan Benturan Kepentingan 10%

Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5%

Penarapan Fungsi Audit Internal 5%

Penerapan Fungsi Audit Eksternal 5%

Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal 7.50%

Penyediaan Dana Terhadap Pihak Terkait 7.50%

Transparansi Lap. Keuangan dan Non Keuangan 15%

Rencana Strategis Bank 5%

Sumber : Peraturan B.I dengan surat edaran no 9/12/DPNP

Nilai akhir masing-masing faktor diperoleh dengan mengalikan bobot

persentase dengan hasil peringkat dari masing-masing faktor. Untuk

mendapatkan nilai komposit, bank harus menjumlahkan nilai akhir dari 11 (

sebelas) faktor di atas. Sebagai langkah terakhir, bank menetapkan nilai

komposit Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG Bank, sebagaimana tabel

berikut :

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

48

Universitas Indonesia

Tabel 2.2 Nilai Komposit GCG

.

Nilai Komposit Predikat Komposit

<1.5 Sangat Baik

1.5 - <2.5 Baik

2.5 - <3.5 Cukup Baik

3.5 - <4.5 Kurang Baik

4.5 - 5 Tidak Baik

Sumber : Peraturan B.I dengan surat edaran no 9/12/DPNP

Kesimpulan umum hasil Self Assessment Pelaksanaan G C G bank

harus ditandatangani oleh komisaris utama dan direktur utama bank. Untuk

self assessment pelaksanaan GCG periode berikutnya, kesimpulan umum

tersebut di atas perlu dilengkapi dengan realisasi pencapaian pelaksanaan

rencana tindak (action plan) berikut waktu penyelesaian dan kendala

penyelesaiannya.

Bank harus menyampaikan hasil Self Assessment pelaksanaan

G C G bank secara lengkap kepada bank indonesia paling lambat 5 (lima)

bulan setelah tahun buku berakhir, meliputi: kertas kerja Self Assessment

GCG masing- masing faktor, ringkasan perhitungan nilai komposit dan predikat

komposit beserta kesimpulan umum hasil Self Assessment pelaksanaan GCG

bank.

2.4.2. Self Assessment Melalui KNKG

Penetapan atau perhitungan skor GCG versi KNKG ini dilakukan

berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui

kuesioner, yang harus dijawab secara obyektif oleh pihak internal di suatu

perusahaan. Kuesioner tersebut disusun oleh beberapa lembaga di Indonesia dan

mengacu kepada pedoman umum GCG. Pertanyaan-pertanyaan terdiri dari

pertanyaan-pertanyaan dikotomi dan diskrit, meliputi 7 topik. Pada masing-

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

49

Universitas Indonesia

masing topic dilakukan pembobotan dengan formula perhitungan skor sesuai

dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Tabel 2.3 Faktor penilaian versi KNKG

Sumber : Pedoman GCG KNKG

dimaksud, memiliki sejumlah pertanyaan yang harus dijawab secara obyektif

dengan cara memperhatikan beberapa hal berikut :

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner KNKG tidak hanya ditujukan

untuk memperoleh jawaban ―ya‖ atau ―tidak‖, tetapi menekankan pada

proses implementasi GCG di suatu perusahaan

Penilaiannya merupakan penilaiaan mandiri, sehingga hasil assessment

sangat tergantung pada pengetahuan, pengalaman dan objektivitas para

pihak yang bertanggung jawab untuk mengisi self assessment.

Jawaban pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut, baik pertanyaan

dikotomi, maupun pertanyan diskrit, memiliki nilai dengan interval 0

sampai 10 yang menunjukan seberapa jauh tingkat kedalaman

implementasi setiap indicator GCG.

Langkah-langkah untuk penetapan skor sebagai berikut :

Faktor Penilaian GCG Bobot

Nilai Perusahaan 20%

Hak Pemegang Saham 15%

Dewan Komisaris 20%

Dewan Direksi 15%

Pemangku Kepentingan 15%

Pengungkapan 10%

Pedoman Pelaksanaan

Corporate Governance 5%

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

50

Universitas Indonesia

Gambar 2.2 Langkah menghitung skor GCG

1. Menghitung terlebih dahulu skor maksimal yang mungkin diperoleh

sebagaimana formula yang telah dijelaskan sebelumnya. Seperti yang

dapat dilihat pada kuesioner, topik ―nilai perusahaan‖ terdiri dari 9

pertanyaan (dapat dilihat pada lampiran 2) yang digunakan untuk

mengukur implementasi GCG, lalu untuk pertanyaan dikotomi yang

dijawab dengan ―ya‘ maka akan mendapatkan nilai 10, sedangkan yang

dijawab ‗tidak‖ akan mendapatkan nilai 0. Sementara pertanyaan diskrit

dinilai dalam range 1-10 sesuai tingkat kedalaman implementasi yang

telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu untuk

mendapatkan skor maksimal maka pertanyaan dikotomi yang sebanyak 2

pertanyaan dikalikan 10 maka didapat skor 20. Sedangkan, semua

pertanyaan diskrit harus dinilai 10. Dengan mengalikan jumlah pertanyan

diskrit (7 pertanyaan) dengan nilai maksimal (nilai 10) maka didapatlah

skor 70 poin. Dengan demikian skor maksimal untuk topic 1 adalah

20+70=90

2. Menghitung total skor sesuai dengan isian dan jenis pertanyaan. Misalnya

saja penilaian tersebut adalah sebagai berikut :

Apakah perusahaan memiliki peraturan tentang benturan kepentingan

(jawab : ya, nilai = 10)

Peristiwa terjadinya benturan kepentingan(nilai = 8)

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

51

Universitas Indonesia

Apakah perusahaan memiliki peraturan tentang hadiah dan Donasi(jawab:

ya, nilai = 10)

Pemberian hadiah kepada mitra bisnis atau pejabat pemerintah.

Komisaris dan Direksi serta jajaran perusahaan menerima hadiah dan/atau

donasi dari

mitra bisnis ( nilai = 9)

Tingkat kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan dan peraturan

internal

Perusahaan (nilai = 8)

Penyalahgunaan informasi perusahaan untuk kepentingan pribadi

komisaris/direksi/seluruh jajaran perusahaan ( niali = 7)

Proses pengaduan pelanggaran etika dan pedoman perilaku perusahaan (

niali = 7)

Tingkat perlindungan terhadap whistle blower ( niali = 7)

Maka diperoleh total skor = 10+8+10+8+9+8+7+7+7= 74

3. Menghitung total skor nilai perusahaan, yaitu : (74: 90)x 20%= 16%

Hal yang sama harus juga dilakukan kepada 6 topik lainnya yang dijadikan

indicator yaitu : hak pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi,

pemangku kepentingan, pengungkapan, dan pedoman pelaksanaan GCG.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

52

Universitas Indonesia

BAB 3

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Sejarah PT. XYZ

Berdiri sejak 1946, PT. XYZ yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara

Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah

Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi

pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik

Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa

bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai

Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5

juli ditetapkan sebagai hari bank nasional

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari

Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah

membatasi peranan PT. XYZ sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. PT. XYZ

lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk

bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

53

Universitas Indonesia

Tahun 1992, status hukum dan nama PT. XYZ berubah menjadi PT. XYZ

(Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan

melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60%

saham PT. XYZ, sementara sisanya 40% dimiliki oleh pemegang saham publik

baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, PT. XYZ adalah

bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total

dana pihak ketiga. PT. XYZ menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada

nasabah.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

54

Universitas Indonesia

3.2 Struktur Mekanisme Tata Kelola Perusahaan PT. XYZ

Gambar 3.1.Struktur mekanisme tata kelola perusahaan

Sumber : Laporan tahunan PT. XYZ. Tbk

RUPS

Direksi DewanKomisaris

Satuan

Pengawasan

Internal

Divisi

Kepatuhan

Manajemen

Resiko

Sekretaris

Perusahaan

Komite Audit

KomiteRemunerasi

KomitePemantauRe

siko

Auditor Eksternal

Komite IT

Komite Sumber Daya

KomiteManajemen

Komite Resiko KomiteAnti Fraud

KomiteProduk

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

55

Universitas Indonesia

Secara umum Dewan Komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan

terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya pengurusan PT. XYZ oleh Direksi

termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan,

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan serta Anggaran Dasar dan

keputusan RUPS, serta peraturan perundangundangan yang berlaku, untuk

kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, serta

melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran

Dasar, perundangundangan dan/atau keputusan RUPS.

Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan

Perseroan serta mengelolanya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BNI serta

peraturan perundangundangan yang berlaku.

Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan

Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada

Dewan Komisaris, mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian

Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan

tugas Dewan Komisaris.

Komite Pemantau Resiko bertugas melakukan evaluasi tentang kesesuaian

antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut dan

memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan

manajemen risiko dan implementasinya untuk memastikan bahwa PT. XYZ telah

mengelola risikorisiko secara memadai. Melakukan pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen

Risiko (Enterprise Risk Management), untuk selanjutnya memberikan

rekomendasi kepada Dewan Komisaris guna peningkatan efektivitas pelaksanaan

manajemen risiko PT XYZ. Melakukan evaluasi atas kebijakan dan strategi

manajemen risiko yang disusun oleh manajemen secara tahunan.

Komite Remunerasi dan Nominasi bertugas melakukan evaluasi serta

menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

56

Universitas Indonesia

sistem/kebijakan remunerasi dan nominasi bagi Dewan Komisaris, Direksi,

pejabat eksekutif dan pegawai secara menyeluruh.

Komite Resiko dan Kapital melakukan penetapan kebijakan dan

pengelolaan manajemen risiko diseluruh unit organisasi. Penetapan kebijakan dan

pengelolaan risiko perkreditan untuk menciptakan kualitas portofolio perkreditan

yang sehat dan profitable.

Komite Sumber Daya Manusia bertugas memformulasi kebijakan sumber

daya manusia. Memastikan kebijakan dan proses pengelolaan staf kunci di PT.

XYZ telah konsisten dengan perencanaan strategis perusahaan. Mereview

manpower plan jangka pendek maupun jangka panjang, serta memutuskan

kebijakan terbaik dalam penyelesaian kekurangan maupun kelebihan pegawai.

Komite Manajemen Teknologi melakukan formulasi Kebijakan TI seperti

memberikan rekomendasi kepada Direksi mengenai kebijakan dan prosedur utama

TI, khususnya terkait aspek pengembangan dan pengadaan sistem TI, aktivitas

operasional TI dan jaringan komunikasi, pengamanan informasi, end user

computing, aktivitas e-banking, penggunaan pihak penyedia jasa TI, serta

kebijakan dan prosedur terkait penerapan manajemen risiko penggunaan TI di PT.

XYZ.

3.3. Praktek GCG di PT. XYZ

Komitmen dan Kontrol yang ketat pada PT. XYZ sebagai suatu korporasi

kembali menegaskan komitmennya untuk senantiasa menerapkan Tata Kelola

Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) secaramaksimal. Hal tersebut

secara eksplisit dinyatakan dalam misi kelima PT. XYZ, yaitu: ―Menjadi acuan

pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik‖. Bagi PT. XYZ,

penerapan GCG menjadi suatu kebutuhan, bukan suatu keharusan karena adanya

ketentuan yang sifatnya memaksa (compulsory). Dengan penerapan GCG yang

konsisten dan efektif, PT. XYZ dapat mempertahankan kelangsungan perusahaan

ditengah persaingan usaha bisnis perbankan dan situasi krisis ekonomi global.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

57

Universitas Indonesia

Sebagai suatu institusi keuangan yang memiliki sejarah panjang, PT. XYZ

memahami bahwahanya institusi yang memiliki, mempertahankan, dan

melaksanakan komitmen penerapan GCG yang mampu bertahan dalam berbagai

kondisi perubahan zaman. Upaya untuk selalu melakukan pendalaman dalam

menerapkan GCG dilakukan tiada henti. Upaya tersebut dirasakan telah

memberikan tuntunan positif dalam menghadapi persaingan, peningkatan kinerja

keuangan maupun non-keuangan, dan semakin meningkatkan kepercayaan

stakeholder.

Upaya untuk mewujudkan komitmen penerapan GCG semakin nyata sejak

tahun 2005, yaitu pada saat PT. XYZ membentuk satu unit organisasi Pemantauan

GCG dengan menerbitkan Surat Keputusan Direksi Nomor KP/174/DIR/R

tanggal 26 April 2005.Dalam perjalanannya, unit ini telah berkembang sesuai

dengan kebutuhan bisnis yang pada akhirnya menjadi Kelompok GCG dan

Kesekretariatan. Unit ini berada di bawah penyeliaan VP GCG & Office of The

Board sesuai Surat Keputusan Direksi No.KP/271/DIR/R tanggal 24 November

2010 tentang Perubahan Organisasi Divisi Komunikasi Perusahaan dan

Kesekretariatan.

Keberhasilan dalam implementasi GCG tak lepas dari komitmen seluruh

insan PT.XYZ dalam menjalankan prinsip-prinsip GCG. Untuk menginternalisasi

komitmenpenerapan GCG, setiap awal tahun segenap jajaran insan PT. XYZ

mulai dari Dewan Komisaris, Direksi hingga segenap pegawai senantiasa

memperbaharui Surat Pernyataan Komitmen Untuk Menerapkan GCG, yang

isinya:

1. Melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik dan benar serta penuh

tanggung jawab

2. Sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

58

Universitas Indonesia

3. Tidak memberikan, menjanjikan dan/atau menerima imbalan dalam bentuk

apapun kepada atau dari nasabah dana maupun nasabah debitur, vendor,

rekanan, mitra kerja dan/atau pihak lainnya baik eksternal maupun

internal, termasuk tetapitidak terbatas dalam kaitannya dengan transaksi

pemberian kredit, pemberianjasa/layanan perbankan, pengadaan barang

dan jasa, baik sebelum, pada saat atau sesudah transaksi dilakukan.

4. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

5. Bertindak adil dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder.

6. Menjadi panutan atau teladan bagi segenap pegawai PT. XYZ.

7. Bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, apabila terbukti

melanggar komitmen tersebut pada huruf 1 sampai dengan huruf 5 di atas.

Pengungkapan komitmen tersebut selain dilakukan pada setiap awal tahun,

juga pada saat pengangkatan pejabat baru, dilakukan pengucapan sumpah jabatan

di hadapan pemuka agama sesuai dengan agama masing-masing pegawai yang

disumpah. Penegasan komitmen penerapan prinsip-prinsip GCG pada sumpah

jabatan mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Tidak akan memberikan kesempatan atau menyanggupi akan memberikan

kesempatan kepada siapapun juga yang dapat diperkirakan akan membawa

dampak terganggunya pencapaian tujuan perusahaan.

2. Tidak menerima hadiah dan pemberian dalam bentuk apapun baik

langsung maupun tidak langsung dari pihak manapun.

3. Memegang teguh semua rahasia perusahaan yang menurut sifatnya atau

menurut ketentuan harus dirahasiakan.

4. Tidak akan melakukan atau menyuruh melakukan apapun juga yang

diketahui atau patut diduga, akan berakiba merugikan perusahaan pada

khususnya dan Negara pada umumnya.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

59

Universitas Indonesia

5. Menerapkan azas berusaha secara sebaik baiknya dan dengan senantiasa

memperhatikan kepentingan perusahaan dan negara.

6. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk meningkatkan

kinerja perusahaan secara maksimal.

7. Senantiasa menjunjung tinggi kehormatan perusahaan, pemerintah, dan

Negara Republik Indonesia.

8. Mengembangkan kerjasama yang solid, menumbuhkan kreativitas dan

inovasi serta meningkatkan kapabilitas segenap pegawai yang dipimpin.

9. Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan prinsip

akuntabilitas.

Sebagai salah satu hasil nyata implementasi GCG, pada tahun 2011

PT.XYZ meraih berbagai penghargaan dari berbagai institusi skala nasional

maupun internasional. Beberapa penghargaan besar diantaranya, yaitu Best of The

Best Company BUMN 2011, The Most Admired ASEAN Enterprise, Economics

Challenges Award 2011, The Best Right of Shareholders dari Indonesian Institute

for Corporate Directorship (IICD) dan The Most Trusted Company dari The

Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG).

Sebagaimana kita ketahui bersama, PT XYZ senantiasa berupaya berupaya

menjalankan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate (“GCG”)

sebagaimana dikehendaki oleh segenap stakeholder. Untuk mewujudkan hal itu,

PT.XYZ telah memiliki Code of Conduct (CoC) yang dinamakan Kode Etik PT.

XYZ. CoC merupakan pedoman internal perusahaan yang berisikan sistem nilai,

etika bisnis, etika kerja, komitmen, seta penegakan terhadap peraturan-peraturan

perusahaan baik Insan PT. XYZ dalam menjalankan bisnis dan aktivitas lainnya,

serta dalam berinteraksi dengan para pemangku kepentingan. Kode Etik PT. XYZ

pertama kali dicanangkan oleh DireksiNomor DIR/285 tanggal 10 Agustus 2001

dengan sebutan Code of Conduct PT. XYZ.

Untuk mempercepat pencapaian visi, PT. XYZ melakukan revitalisasi

dengan melakukan review Code of Conduct Bank BNI. Sejalan dengan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

60

Universitas Indonesia

perubahan call name, maka sebutannya berubah menjadi Code of Conduct PT.

XYZ atau disingkat dengan CoC PT. XYZ. Maksud dan tujuan dari revitalisasi

Kode Etik PT. XYZ antara lain adalah pertama, untuk menyempurnakan

pedoman etika bagi seluruh Insan PT. XYZ dalam menjalankan aktivitas

perusahaan serta lebih mendorong pemahaman dan kesadaran insane PT. XYZ

terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG. Kedua, sebagai criteria dalam menilai

apakah individu di dalam perusahaan terlah berperilaku sesuai dengan yang

diinginkan perusahaan atau menyimpang dari peraturan tersebut. Ketiga,

mengidentifikasi standar-standar dan etika dalam perusahaan agar sesuai dengan

visi dan misi perusahaan. Implementasi CoC di atas, diharapkan mampu

menciptakan suasana kerja yang kondusif bagi segenap insan PT. XYZ, serta

menciptakan kerja sama tim yang solid.

3.4 Prestasi di PT. XYZ

Table 3.1 Prestasi PT. XYZ Tbk

Pemberi Penghargaan Kategori Penghargaan

Visa Best Issuer Award

(Based on SPI)

Visa Indonesia Bank Awards

2011

Visa Best Issuer Award

(Based on SPI)

Visa Indonesia Bank Awards

2012

Visa Best BPD

Partnership

Program

Visa Indonesia Bank Awards

2012

Visa Best Affinity

Program

Visa Indonesia Bank Awards

2012

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

61

Universitas Indonesia

MRI &Infobank 2nd Best SMS

Banking

Banking service Excellence

Awards 2012

Carre& Service

Excellence

for Achieving

Exceptional Total

Service Quality

Satisfaction Based

on Customer

Perception Survey

Service Quality Award 2012

MarkplusInsight Indonesia Service

Care

Indonesia Service Care

SWA Magazine The 1st Winner in

Category of

Priority Banking

based on

Survey

Consumer Banking Excellence

Award

Asiamoney Magazine Best Overall

Domestic (Local)

Cash Management

Services in

Indonesia as Voted

by small, Medium

and large Sized

Corporates

Asiamoney Cash Management

Pool 2012

Alpha Southeast Asia Best SME Bank in

Indonesia

Best Financial Institutions in

Southeast Asia

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

62

Universitas Indonesia

Menteri Keuangan

Republik Indonesia

AgenPenjualTerbai

kSukuk

Negara Ritel

Menteri Keuangan Republik

Indonesia

League of American

Communications

Professionals

Top 100 Annual

Reports

Worldwide;

ranking at #80

2011 Vision Awards Annual

Report Competition

ASEAN In Recognition of

Winning

the ―Most Admired

ASEAN

Enterprise for

Corporate Social

Responsibility

Large Company

Asean Business Awards 2012

Indonesian Institute for

Corporate Governance

(IICG)

Most Trusted

Company Based

on Corporate

Governance

Perception Index

Good Corporate Governance

Award

Indonesian Institute for

Corporate Governance

(IICG)

Indonesia Most

Trusted

Companies Based

on Investor

and Analyst‘s

Assessment Survey

Good Corporate Governance

Award

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

63

Universitas Indonesia

BUMN Track Inovasi GCG

BUMN TbkTerbaik

Anugerah BUMN 2012

Asiamoney Magazine Best for Disclosure

and

Transparency in

Indonesia –

1st Place

Asiamoney Cash

Management Pool 2012

Sumber : Laporan tahunan PT. XYZ Tbk

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

64

Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Analisis dengan menggunakan peraturan BI tentang pelaksanaan GCG

4.1.1. Kebijakan GCG di PT. XYZ

4.1.1.1 Ketersediaan Pedoman GCG

Dari hasil wawancara yang terkait dalam hal ketersediaan Pedoman, PT

XYZ telah menyusun pedoman/kebijakan GCG, antara lain :

1. Pedoman Corporate Governance yaitu Pedoman Kebijakan

Perusahaan.

2. Kode etik dan atau kode perilaku yaitu Etika Bisnis dan Etika

Kerja PT XYZ

3. Komite audit charter yaitu Piagam Komite Audit.

4. SPI charter yaitu Piagam Internal Audit.

5. Sistem pengendalian internal yaitu Manual Internal Audit

6. Kebijakan manajemen risiko yaitu ERM Manual.

7. Kebijakan teknologi informasi yaitu PT XYZ Information System

Manual dan Kebijakan Teknologi Informasi Perusahaan

8. Hak-hak dan kewajiban karyawan di dalam Human Capital

Quality Managemen

9. Piagam komite resiko

4.1.1.2. Komitmen GCG

Untuk mendorong terciptanya GCG di PT. XYZ, pada setiap awal tahun

seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai PT. XYZ wajib

menandatangani komitmen pelaksanaan GCG, yang berisi komitmen untuk:

1. Melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik dan benar serta penuh tanggung

jawab sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

65

Universitas Indonesia

Corporate Governance), Kode Etik PT. XYZ dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku serta prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat.

2. Tidak memberikan, menjanjikan dan/atau menerima imbalan dalam bentuk

apapun kepada atau dari nasabah dana maupun nasabah debitur, vendor, rekanan,

mitra kerja dan/atau pihak lainnya baik eksternal maupun internal;

3. Bertindak adil dan setara dalam memenuhi hakhak stakeholder serta mendorong

seluruh mitra bisnis untuk mengedepankan praktik bisnis yang beretika, sehat dan

transparan;

4. Berusaha dengan maksimal untuk mencegah kemungkinan terjadinya Fraud

serta tidak melakukan maupun mentolerir segala bentuk Fraud yang terjadi di

lingkungan kerja;

5. Bersedia untuk melaporkan segala hal yang dicurigai sebagai Fraud (yang

terjadi di dalam lingkungan dan/atau yang menggunakan sarana PT. XYZ) melalui

media pelaporan yang ada di PT. XYZ;

6. Bersedia dikenakan sanksi apabila dalam pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab sebagai insan PT. XYZ terbukti tidak melaksanakan komitmen

sebagaimana tersebut di atas.

PT. XYZ juga senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan praktik

terbaik GCG yang ada baik di tingkat nasional, regional dan internasional yang

relevan dengan kondisi di Indonesia dan yang sesuai dengan kebutuhan praktik

bagi PT. XYZ, sehingga praktik GCG di PT. XYZ dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Hasil pemeringkatan GCG yang dilakukan melalui self assessment

maupun third party assessment oleh pihak independen menjadi feedback dalam

memetakan dan meningkatkan praktik GCG di PT. XYZ berdasarkan hasil

rekomendasi yang diberikan

4.1.1.3 Pedoman Perilaku

PT.XYZ telah melakukan penyusunan Code of Conduct sejak tahun 2001.

COC yang disusun terdiri dari pilar bisnis dan standar etika kerja. Seiring dengan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

66

Universitas Indonesia

perkembangan kebutuhan bisnis ditengah segala tantangan yang ada PT. XYZ

selalu berpegang teguh pada COC yang ada. Diharapkan COC dapat mendukung

pencapaian visi dan misi PT. XYZ.

Kode etik PT. XYZ berisi butir-butir etika perusahaan yang bersifat umum,

sedangkan penjabaran lebih lanjut atas butir-butir tersebut secara luas dan

operasional ada pada ketentuan internal PT. XYZ yang berlaku. Isi dari kode etik

PT, XYZ antara lain :

1. Bertindak profesional

2. Menjadi panutan dan saling mengingatkan

3. Menjaga hubungan baik antar insan PT. XYZ

4. Menjaga kerahasiaan

5. Menjaga keamanan bekerja

6. Berkomitmen terhadap lingkungan

7. Melakukan pencatatan data dan penyusunan laporan

8. Mencegah benturan kepentingan

9. Larangan memberi, menerima hadiah atau cinderamata

10. Bertindak sebagai narasumber

11. Larangan menjadi anggota dan donatur parpol

12. Larangan mengungkapkan informasi yang tidak benar

13. Menggunakan dan menjaga aset PT. XYZ

14. Larangan menyalahgunakan corporate identity

4.1.1.4 Prinsip Perusahaan

Prinsip 46 merupakan tata nilai budaya kerja PT. XYZ dan sebagai

tonggak-tonggak perilaku teladan di PT. XYZ yang berlaku bagi seluruh Insan

PT. XYZ dari jajaran dewan komisaris, direksi, pemimpin sampai jajaran pegawai

terendah dalam struktur organisasi, termasuk pegawai rekanan yang ditugaskan di

PT. XYZ. Prinsip 46 merupakan akronim dari 4 nilai utama dan 6 perilaku utama

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

67

Universitas Indonesia

insan. Kata ‖prinsip‖ merupakan akronim dari 4 Nilai Utama dan juga berarti

‖kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir dan bertindak‖.

Tabel 4.1 Prinsip Perusahaan

Sumber : Laporan Tahunan PT. XYZ Tbk

4.1.2. Efektifitas praktik GCG

Dalam hal memantau efektivitas praktik GCG, direksi telah membentuk

departemen atau kelompok GCG yang berada dalam divisi sekretaris perusahaan,

dan diketahui bahwa prinsip pelaksanaan tugas departemen tersebut antara lain:

A. Dalam hal Transparansi, departemen GCG harus memastikan

bahwa PT XYZ menyediakan informasi secara tepat waktu,

memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah

diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.

B. Dalam hal Akuntabilitas, departemen GCG harus memastikan

bahwa PT XYZ telah menetapkan rincian tugas dan tanggung

jawab masing-masing perusahaan dan semua karyawan secara

jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan

(corporate values), sasaran usaha dan strategi perusahaan.

C. Dalam hal Pertanggungjawaban, departemen GCG harus

memastikan bahwa Organ perusahaan berpegang pada prinsip

kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan.

D. Dalam hal Kemandirian, Komisaris harus memastikan bahwa

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

68

Universitas Indonesia

masing- masing organ perusahaan menghindari terjadinya

dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh

kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of

interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan.

E. Dalam hal Kesetaraan dan Kewajaran, departemen GCG harus

memastikan bahwa PT XYZ memberikan kesempatan kepada

pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan

menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta

membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip

transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing.

4.1.3. Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/Rups

Perusahaan telah memiliki kebijakan mengenai hal tersebut,

berdasarkan observasi diketahui bahwa semua transaksi penting PT XYZ

memerlukan persetujuan Pemegang saham sesuai dengan ketentuan, seperti

mengesahkan Laporan dan perhitungan tahunan yang terdiri dari laporan direksi,

laporan tugas pengwasan dewan komisaris dan laporan keuangan perseroan.

Menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan program kemitraan dan bina

lingkungan serta pembagian laba perusahaan, penunjukan Dewan Komisaris

dan Direksi sesuai peraturan yang berlaku, pengesahkan RJPP (Rencana

Jangka Panjang Perusahaan) dan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran

Keuangan).

Pada RUPS juga menetapkan Auditor Eksternal untuk Perusahaan,

diketahui saat ini Dewan Komisaris telah menetapkan persyaratan - persyaratan

penunjukan akuntan publik. Selain itu, Dewan Komisaris juga mengusulkan

untuk membentuk tim yang beranggotakan manajemen dan Komisaris serta

Komite Audit untuk melakukan seleksi dan penunjukan Kantor Akuntan Publik.

Pada RUPS juga menetapkan besaran gaji direksi dan komisaris,

diketahui bahwa Direksi dapat diberi gaji berikut fasilitas dan/ atau

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

69

Universitas Indonesia

tunjangan lainnya termasuk santunan purna jabatan yang jumlahnya

ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada

Dewan Komisaris. Sedangkan

Dewan Komisaris diberikan honorarium dan tunjangan/ fasilitas termasuk

tantiem dan santunan purna jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan

oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang - undangan

yang berlaku.

4.1.4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan komisaris

4.1.4.1 Komposisi, kriteria dan independensi dewan komisaris

Berdasarkan hasil analisa yang berada pada kertas kerja maka dewan

komisaris berjumlah 7 orang,lebih sedikit dari anggota direksi yang berjumlah 10

orang. Semua anggota dewan komisaris berdomisili di Indonesia. Komisaris

independen berjumlah 4 orang atau sama dengan 57,14%. Pengangkatan

komisaris dilakukan melalui persutujan RUPS. Komisaris independen tidak ada

yang merangkap jabatan. Ketua komite seluruhnya dijabat oleh komisaris

independen. Seluruh anggota dewan komisaris tidak saling memiiki hubungan

keluarga dengan sesama anggota dewan komisaris atau direksi.

4.1.4.2. Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris

Berdasarkan hasil analisa yang berada pada kertas kerja maka dewan

komisaris melaksanakan pengwasan dan memberikan nasihat kepada direksi

antara lain melalui: evaluasi kinerja keuangan, evaluasi atas realisasi rencana

bisnis bank, evaluasi atas pokok pokok hasil audit dari satuan pengawasan intern.

Dewan komisaris tidak melakukan pengambilan keputusan kegiatan operasional,

dewan komisaris telah membentuk komite audit komite pemantau resiko serta

komite remunerasi dan nominasi

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

70

Universitas Indonesia

4.1.4.3 Efektifitas rapat dewan komisaris

Berdasarkan hasil analisa yang berada pada kertas kerja maka dewan

komisaris melakukan rapat rapat yang cukup intensif antara lain dengan direksi

sesama nggota dewan komisaris dan rapat dengan komite- komite di bawah dewan

komisaris. Rekomendasi dan nasehat yang diberikan dewan komisaris pada

umumnya merupakan hal hal yang dapat diimplementasikan oleh RUPS atau

direksi.

4.1.4.4. Transparansi, hubungan keuangan, kepengurusan

Berdasarkan hasil analisa yang berada pada kertas kerja maka anggota

dewan komisaris telah mengungkap sesuai ketentuan yang berlaku hal hal yang

mengenai kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% atau lebih pada bank yang

bersangkutan. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota dewan

komisaris lain, anggota direksi.

4.1.4.5. Informasi fit and proper tes

Berdasarkan hasil analisa yang berada pada kertas kerja maka seluruh

anggota dewan komisaris yang berasal dari mantan anggota direksi atau pejabat

eksekutif bank atau pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan bank yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Seluruh anggota

dewan komisaris telah melalui F&P test dan telah memperoleh surat persetujuan

dari Bank Indonesia

4.1.5. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi

4.1.5.1. Komposisi, kriteria dan independensi dewan direksi

Berdasarkan hasil analisa yang berada pada kertas kerja maka seluruh

anggota direksi memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun dibidang

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

71

Universitas Indonesia

operasional sebagai pejabat eksekutif bank atau intitusi keuangan. Seluruh direksi

tidak memiliki rangkap jabatan sebagai anggota dewan komisaris, direksi atau

pejabat eksekutif pada bank. Anggota direksi baik secara sendiri-sendiri atau

bersama sama tidak memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada

perusahan lain

4.1.5.2. Tugas dan tanggung jawab dewan direksi

Berdasarkan hasil analisa yang berada pada kertas kerja direksi mengelola

bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam anggaran

dasar dan peraturan perundang undanga yang berlaku. Direksi telah membentuk

satuan pengwasan intern (SPI), komite manajemen resiko dan divisi kepatuhan.

Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang

saham melalui RUPS. Direksi telah mengungkapkan kebijakan kebijakan bank

yang bersifat strategis dibidang kepegawaian dengan media yang mudah diakses.

4.1.5.3. Transparansi, hubungan keuangan, kepengurusan

Berdasarkan hasil analisa yang berada pada kertas kerja anggota direksi

telah mengungkap sesuai ketentuan yang berlaku hal hal yang mengenai

kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% atau lebih pada bank yang

bersangkutan. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota dewan

komisaris lain.

4.1.5.4. Informasi fit and proper tes

Berdasarkan hasil analisa yang berada pada kertas kerja direktur utama

berasal dari pihak yang independen yakni tidak memiliki hubungan keluarga,

keuangan dan kepengurusan terhadap pemegang saham pengendali. Seluruh

anggota direksi lulus F&P test memperoleh surat persetujuan dari BI.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

72

Universitas Indonesia

4.1.6. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite

4.1.6.1. Strutur, komposisi dan independensi anggota komite

1. Komite audit terdiri dari ketua yang diisi oleh pihak independen. Dengan 3

anggota yang terdiri dari 2 pihak yang independen dengan keahlian

dibidang keuangan

2. Komte pemantau resiko diketuai oleh pihak independen, dengan memiliki

3 anggota yang berasal dari pihak independen

3. Komite remunerasi dan nominasi diketuai oleh pihak yang independen,

memiliki 6 anggota dengan 3 anggota yang berasal dari pihak independen

Seluruh pihak independen anggota komite tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham atau hubungan keluarga dengan dewan

komisaris, direksi atau pemegang saham pengendali. Seluruh pihak independen

yang berasal dar mantan anggota direksi dan pejabat eksekutif yang berasal dari

bank telah menjalani masa tunggu.

4.1.6.2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komite

1. Komite audit telah melakukan pemantauan dan mengevaluasi perencanaan

dan pelaksanaan audit serta memantau tindak lanjut hasil audit dalam

rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan

proses pelaporan keuangan

2. Komite remunerasi dan nominasi telah mempertimbangkan kinerja

keuangan, prestasi kerja individual, kewajaran dengan peers group dan

sasaran dan strategi jangka panjang bank

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

73

Universitas Indonesia

4.1.7. Penanganan benturan kepentingan

Bank memiliki kebijakan internal mengenai benturan kepentingan bank

antara lain dimuat dalam:Peraturan kepegawaian yang mengatur perkawinan

dengan sesama pegawai bank, Petunjuk pelaksanaan sanksi administrasi,

Kebijakan pengadaan barang dan jasa, pakta integritas, buku pedoman perkreditan

segman korporasi menengah kecil dan organik.

4.1.8. Penerapan kepatuhan bank

4.1.8.1. Pelaksanaan tugas fungsi kepatuhan

1. Dalam rangka memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan bank

indonesia dan peraturan perundang undangan yang berlaku divisi

kepatuhan melakukan :

Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dengan memperhatikan

prinsip kehati-hatian bank melalui menyusun peraturan kepatuhan

yang merupakan kebijakan dasar tentang kepatuhan secara formal,

telah disetujui direksi dan komisaris dan diteruskan ke segenap

organisasi untuk dipedomani dalam upaya membangun budaya

kepatuhan dan manajemen resiko

Penerapan kode etik sebagai pedoman yang menjadi prinsip dasar

insan untuk menaati sistem dan prosedur perusahaan

Menyusun kerangka peraturan kepatuhan yang dituangkan dalam

bentuk kebijakan kepatuhan yang mencakup membangun bdaya

kepatuhan, pelaksanaan pengendalian internal,dan pengelolahan resiko

kepatuhan.

2. Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha bank tidak menyimpang dari

ketentuan dengan :

Review ex ante dengan melakukan pengujian kepatuhan terhadap

rancangan keputusan kredit (kedit baru, tambahan dan review kredit

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

74

Universitas Indonesia

Memantau tindak lanjut temuan hasil audit SPI, maupun eksterna

3. Melakukan pemantauan terhadappemenuhan ketentuan prudential banking

(NPL, GMW, NOP dan CAR) ketentuan mengenai pelaporan kepada

pihak eksternal (BI dan BAPEPAM)

4. Direksi melalui direktur kepatuhan telah menyetujui kebijakan kepatuhan

dalam buku pedoman kepatuhan yang berlaku. Direksi telah membentuk

divisi kepatuhan beserta fungsi-fungsi ppokoknya sebagai satuan kerja

kepatuhan yang permanen

4.1.9. Penerapam fungsi audit internal

Direksi telah mengupayakan pelaksanaan pengendalian internal di setiap

unit sesuai dengan pedoman sistem pengendalian internal bagi bank umum dan

pelaksanaan aktivitas operasional berpedoman pada buku pedoman perusahaan

Laporan dan realisasi audit SPI dilaporkan kepada dewan komisaris sebagai wakil

pemegang saham melalui laporan kaaji ulang

Audit dilakukan dengan ruang lingkup keseluruhan kegiatan yang

difokuskan pada aspek dan unsur kegiatan yang memiliki tingkat resiko yang

tinggi terhadap kepentingan bank dan masyarkat. Kelembagaan SPI independen

dan tidak terlibat langsung terhadap satuan kerja operasional, dengan susunan

organisasi yang langsung berada dibawah direktur utama.

Peningkatan mutu sumber daya manusia dituangkan dalam business plan

yang dibuat setiap tahun. Realisasi tahun 2011 SPI telah bekerja sama dengan

beberapa instansi seperti IAI, IIA , melakukan seminar dalam dan luar negri,

workshop audit dan training best practices audit, serta secara berkala

mengikutsertakan pegawai dalam pelatihan dan ujian sertifikasi.

Pelaksanaan penilaiankeecukupan dan efektifitas pengendalian internal

bank yang telah tertuang dalam tujuan audit dalam setiap penugasan dan focus

audit yang ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi resiko pada masing-masing

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

75

Universitas Indonesia

aktifitas seperti mennilai efektifitas risk management dan menilai kecukupan dan

efektifitas internal internal control

Setiap hasil pemeriksaan telah dilaporkan kepada direktur utama dan

dewan komisaris dengan tembusan kepada direktur kepatuhan. Setiap semester

SPI juga menyampaikan laporan pokok-pokok hasil audit kepada bank Indonesia.

4.1.10. Penerapan fungsi audit eksternal

Dalam pengadaan kantor akuntan public untuk audit laporan keuangan

tahun buku 2012 telah mengikuti syarat yang diatur oleh Bank Indonesia dan

BAPEPAM

Pemegang saham memberikan kuasa dan kewenangan kepada dewan

komisaris untuk menetapkan KAP yang akan mengaudit laporan keuangan

konsolidasian perseroan dan laporan tahunan program kemiraan dan bina

lingkungan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 desember 2012, serta

menetapkan besarnya honorarium dan syarat lainnya tentang penetapan KAP yang

dimaksud.

4.1.11. Penerapan manajemen resiko

Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris terkait denga manajemen

resiko telah diatur dalam pedoman penerapan manajemen resiko secara uum.

Secara bekala dewan komisaris dan direksi melakukan rapat yang membahas

beberapa hal terkait manajemen resiko antara lain evaluasi rencana kerja

manajemen resiko, memberikan rekomendasi atas usulan penyediaan dana kepada

pihak terkait dan penyediaan dan abesar, profil resiko dan tingkat kesehatan bank.

Direksi secara berkala melakukan rapat dan mengambil keputusan melalui

rapat direksi, rapat komite , resiko dan capital bidang manajemen resiko, rapat

komite resiko dan capital bidang perkreditan, rapat komite resiko dan capital

bidang asset dan liabilities mengenai berbagai hal sebagai berikut kebijakan yang

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

76

Universitas Indonesia

terkait dengan manajemen resiko, review perangkat pengelolahan resiko kredit,

review resiko likuiditas, review resiko operasional, dan tingkat kesehatan bank.

Untuk peningkatan sumber dya manusia telah dilkukan pengiriman SDM

untuk pelathan dan seminar baik di dalam maupun di luar negri antara lain melalui

pelatihan dan sertifikasi manajemen resiko, melakukan studi banding dengan

lembaga perbankan yang lebih maju dalam penerapan manajemen resiko.

Dalam rangka penerapan manajemen resiko dan sistem pengendalian

internal, telah melakukan berbagai hal antara lain proses validasi oleh divisi-divisi

terkait terhadap kebijakan dan standard operating procedure. limit-limit resiko

kredit, rediko pasar dan resiko likuiditas secara periodic. Melakukan pembaruan

kebijakan perkreditan dan kebijakan manajemen resiko.

Bank telah menerapkan sistem pengendalian internal yang menyuluruh

dan handal, SPI melakukan audit secara berkala dan melaksanakan pengawasan

secara harian untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal telah

dilakukan di unit operasional

4.1.12. Penyediaan dana kepada pihak terkait

Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur untuk menetapkan limit

kredit atau penyediaan dana kepada individu maupun kelompok serta perusahaan

atau pihak yang terkait dengan bank. Bank telah secara berkala melakukan rapat

melalui rapat komite resiko dan capital bidang kebijakan kredit maupun rapat

direksi untuk membahas hal-hal yang terkait dengan kebijakan, prosedur dan

pelaksanaan operasional bidang perkreditan.

Dalam melakukann pemberian kredit, manajemen teah melaksanakan four

eyes principle dimana permohonan kredit harus mendapatkan kepuusan dari

komite kredit yang beranggotakan unit bisnis dan unit resiko. Dalam setiap

peretujuan kredit dilakukan uji kepatuhan oleh divisi kepatuhan. Pemberian kredit

diatas 750 milyar harus dkonsultasikan dengan dewan komisaris.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

77

Universitas Indonesia

4.1.13. Laporan pelaksanaan GCG serta pelaporan internal

4.1.13.1. Penerapan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

Bank telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non-keuangan

kepada stakeholder termasuk laporan keuangan dan non keuangan kepada

stakeholders termasuk laporan keuangan triwulan dan telah melaporkannya

kepada Bank Indonesia. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan dilakukan

dengan tepat waktu, lengkap, utuh dan cukup akurat sesuai peraturan Bank

Indonesia

Berkenaan dengan transaransi informasi produk bank :

Bank telah memberikan informasi produk ban secara transparan sesuai

ketentuan Bank Indonesia tentang transparansi informasi produk bank

Disamping itu informasi produk-produk consumer banking telah

disampaikan secara transparan melalui media cetak, media elektronik

dan termasuk media internet

Bank telah menyampaikan laporan tahunan kepada Bank Indonesia, YLKI,

lembaga pemeringkat Indonesia, asosiasi bank-bank di Indonesia, 2 lembaga

penelitian bidang ekonomi dan keuangan, 2 majalah ekonomi dan keuangan,

BAPEPAM dan otoritas bursa

4.1.13.2. Laporan pelaksanaan GCG

Laporan pelaksanaan GCG telah mencerminkan kondisi bank yang

sebenarnya atau sesuai hasil self assessment bank dan dilampiri hasil self

assessment. Bank telah menyampaikan laporan tahunan kepada Bank Indonesia,

YLKI, lembaga pemeringkat Indonesia, asosiasi bank-bank di Indonesia, 2

lembaga penelitian bidang ekonomi dan keuangan, 2 majalah ekonomi dan

keuangan. Bank telah menyajikan laporan pelaksnaan GCG dalam website secara

tepat waktu.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

78

Universitas Indonesia

4.1.13.3. Kecukupan pelaporan internal

Sistem informasi manajemen bank khususnya terkait sistem pelaporan internal

bank mampu menyediakan data dan informasi dengan tepat waktu, akurat,

lengkap dan handal serta efektif untuk pengambilan keputusan manajemen.

Sistem inforrmasi manajemen yang tersedia adalah :

a. Executive information system (EIS) untuk pemantauan portfolio oleh unit-

unit kerja secara harian

b. Spooling system CMOD (content manager on demand) sebagai sarana

distribusi laporan-laporan operasional unit—unit kerja secara harian

c. Performance management system (PMS) untuk penilaian kinerja unit-unit

kerja secara bulanan

d. Branch activity resume (BAR) untuk pemantauan aktifitas transaksi

finansial di unit-unit kerja yang dilakukan secara harian

e. PERISKOP untuk pengelolahan risiko operasional termasuk dengan

melakukan pencatatan kejadian kerugian yang terjadi, meyusun tindak

lanjut serta melakukan mitigasi

f. Sale activity resume (SAR) portal reporting untuk melihat aktifitas para

sales, capaian sales serta intensif bagi para sales

Sistem informasi manajemen bank khususnya terkait sistem pelaporan internal

bank mampu menyediakan data dan informasi dengan tepat waktu, akurat,

lengkap serta efektif untuk pengambilan keputusan manajemen.

Pembobolan sistem keamanan diminimalisir dengan dilakukannya

pamantauan oleh kelompok (satuan kerja) IT security management terkait akses

informasi terhadap sistem aplikasi dan operating system dan pengkinian program

anti virus

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

79

Universitas Indonesia

4.1.14. Rencana strategis bank

Perusahaan telah menyusun rencana strategis bank untuk periode 5 tahun

dalam bentuk rencana korporasi serta rencana strategis bank untuk periode 1 tahun

yang disebut rancana bisnis bank. Rencana bisnis bank ini disusun setiap tahun

namun memiliki horizon waktu 3 tahun. Rencana tersebut mengacu pada visi dan

misi perusahaan.

Direksi mengkmunikasikan rencana korporasi dan rencana bisnis bank

kepada pemegang saham melalui forum RUPS serta kepada segenap jenjang

organisasi melalui forum-forum seperti workshop, business meeting, kunjungan

kerja wilayah. Disamping itu baik corporate plan maupun business plan

disampaikan ke segenap unit organisasi perusahaan sebagai dokumen perencanaan

bank yang harus dipedomani dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja

setia unit.

4.1.15. Pengungkapan Informasi (Disclosure)

4.1.15.1. Ketersediaan informasi perusahaan kepada stakeholder

Laporan GCG Perusahaan terdapat pada Laporan Tahunan Perusahaan.

Laporan tersebut tersedia untuk publik di Website Perusahaan, secara umum

informasi-informasi yang terkait dengan penerapan GCG sudah

diungkapkan/dikomunikasikan kepada stakeholders termasuk pemegang saham.

4.1.15.2. Kemudahan akses stakeholders terhadap kebijakan dan praktik

GCG

Perusahaan mengungkapkan informasi terkait penerapan GCG di dalam

Laporan GCG perusahaan. Laporan GCG tersebut termuat di dalam Laporan

Tahunan Tahun 2012 dan Laporan tahunan tersebut tersedia untuk publik di

website Perusahaan. Laporan Tahunan perusahaan juga dapat diunduh didalam

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

80

Universitas Indonesia

website Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id/). Sedangkan Etika Bisnis dan

Etika Kerja Perusahaan dimuat didalam website perusahaan.

4.2. Hasil Self Assessment dengan Menggunakan Peraturan BI

Table 4.2. Hasil Self Assessment melalui peraturan Bank Indonesia

Faktor Penilaian GCG Bobot Desember 2012 Juni 2012 Desember 2011 Juni 2011

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komisaris 10% 1 1 1 1

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 20% 1 1 1 1

Kelengkapan dan Pelaksanaan tugas Komite 10% 1 1 1 1

Penanganan Benturan Kepentingan 10% 1 1 1 2

Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5% 2 2 2 2

Penarapan Fungsi Audit Internal 5% 2 2 2 2

Penerapan Fungsi Audit Eksternal 5% 1 1 1 1

Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal 7.50% 2 2 2 2

Penyediaan Dana Terhadap Pihak Terkait 7.50% 2 2 2 2

Transparansi Lap. Keuangan dan Non Keuangan 15% 1 1 1 1

Rencana Strategis Bank 5% 2 2 1 2

Skor Terbobot 1.3 1.3 1.25 1.4

Peringkat GCG 100% 1 1 1 1

Berdasarkan indikator self assessment melalui surat edaran no.9/12/DPNP,

maka dapat kita simpulkan atas self assessment yang dilakukan oleh PT. XYZ

ialah perusahaan telah melaksanakan GCG dengan sangat baik dan benar dengan

70% penilaian GCG mendapatkan nilai yang sangat baik, dengan peringkat 1.

Meliputi faktor pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komisaris, pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab direksi, kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite,

penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi audit eksternal, dan

transparansi laporan keuangan dan non keuangan.

Lalu untuk faktor seperti penerapan fungsi kepatuhan bank, penerapan

fungsi audit internal, manajemen risiko dan pengendali internal, penyediaan dana

terhadap pihak terkait dan rencana strategis bank PT. XYZ mendapatkan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

81

Universitas Indonesia

peringkat 2 yang berarti bahwa perusahaan telah menjalankan GCG yang

berhubungan dengan factor tersebut dengan baik, tetapi terdapat kelemahan kecil.

Berdasarkan analisis self assessment diatas pada faktor strategis bank

mengalami penurunan peringkat, ini dikarenakan penilaian atas risiko komposit

strategic berada pada tingkat moderate yang dimana pada tahun 2011 penilaian

tersebut berada pada tingkat low,seperti yang dijelaskan pada poin 4.1.14. Secara

keseluruhan penilaian terhadap GCG PT. XYZ telah berjalan dengan sangat baik

dengan nilai akhir yang <1.5 dan nilai yang telah dicapai oleh peusahaan

menunjukan trend yang stabil, ini menunjukan bahwa perusahaan menjaga dan

terus melakukan peningkatan agar prestasi dalam bidang GCG dapat terjaga.

Penulis akan menjelaskan kesimpulan hasil self assessment untuk setiap

factor atau per sub faktor, yang dimana hasil analisa secara lengkap telah

dijelaskan pada poin 4.1. Sesuai dengan peraturan terkait bahwa setelah

menganalisa self assessment maka bank dapat mengambil kesimpulan melalui

penetapan peringkat per faktor beserta penjelasannya, sesuai kondisi bank yang

sebenarnya dengan berpedoman pada kriteria masing-masing peringkat. Berikut

ini kesimpulan self assessment.

4.2.1 Hasil Self Assesment untuk Dewan Komisaris

Berdasarkan hasil kertas kerja maka jumlah, komposisi, integritas dan

kompetensi anggota dewan komisaris sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran

dan kompleksitas usaha bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku

dimana anggota dewan komisaris berjumlah 7 (tujuh) orang termasuk jumlah

komisaris Independen sebanyak 4 (empat) orang atau ekuivalen dengan 57,14%

(lima puluh tujuh koma empat belas perseratus) dari jumlah anggota dewan

komisaris sehingga memenuhi ketentuan Bank Indonesia. Seluruh anggota dewan

komisaris mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris telah sepenuhnya

memenuhi prinsip-prinsip GCG, telah berjalan sangat efektif dan tidak ada

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

82

Universitas Indonesia

kelemahan minor. Rapat dewan komisaris terselenggara sangat efektif dan efisien

dimana rekomendasi dan/ atau nasihat yang diberikan dewan komisaris pada

umumnya merupakan hal-hal yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dan/atau

direksi. Aspek transparansi anggota dewan komisaris sangat baik dan tidak pernah

melanggar ketentuan/peraturan yang berlaku. Untuk penilaian factor ini PT. XYZ

mendapatkan peringkat 1.

4.2.2 Hasil Self Assesment untuk Direksi

Berdasarkan hasil kertas kerja jumlah, komposisi, integritas dan

kompetensi anggota direksi sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran dan

kompleksitas usaha bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku dimana

jumlah direksi sebanyak 10 (sepuluh) direktur dan dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya. direksi mempunyai integritas, berpengalaman paling kurang

5 (lima) tahun di bidang operasional sebagai pejabat eksekutif bank atau institusi

keuangan. Seluruh direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara

independen Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi telah memenuhi

prinsip-prinsip GCG, berjalan sangat efektif dan tidak ada kelemahan minor.

Rapat direksi terselenggara secara efektif dan efisien dan setiap keputusan rapat

direksi dituangkan dalam notulen rapat direksi disertai kewajiban penyampaian

laporan tindak lanjut dari unit-unit pelaksana. Aspek transparansi anggota direksi

baik dan tidak pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku. Untuk

penilaian factor ini PT. XYZ mendapatkan peringkat 1.

4.2.3 Hasil Self Assesment untuk Komite-komite

Berdasarkan hasil kertas kerja komposisi dan kompetensi anggota Komite

komite sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha bank.

Pelaksanaan tugas Komite-komite telah berjalan sangat efektif dan tidak ada

kelemahan minor. Rekomendasi Komite-komite, sangat bermanfaat dan dapat

dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan dewan komisaris. Penyelenggaraan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

83

Universitas Indonesia

rapat Komite-komite berjalan sesuai dengan pedoman intern dan terselenggara

secara sangat efektif dan efisien. Untuk penilaian factor ini PT. XYZ

mendapatkan peringkat 1.

4.2.4 Hasil Self Assessment untuk Penanganan Benturan Kepentingan

Berdasarkan hasil kertas kerja Bank memiliki kebijakan, sistem dan

prosedur mengenai benturan kepentingan yang sangat lengkap dan efektif antara

lain sebagaimana dimuat dalam Credit Policy Commitee (CPC), Buku Kode Etik

PT. XYZ, Buku Budaya Kerja `Prinsip 46`, Anggaran dasar PT. XYZ dan Buku

Pedoman Perusahaan (BPP) BNI/SOP BNI. Disamping itu bank telah memiliki

ketentuan tentang pemberian kredit kepada calon debitur yang memiliki hubungan

keluarga maupun yang mengandung benturan kepentingan dengan pemroses

dan/atau pemutus kredit, dan di dalam BPP/SOP PT. XYZ juga memuat

ketentuan-ketentuan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dalam

proses pengadaan barang dan jasa. Benturan kepentingan telah diungkapkan

dalam setiap keputusan, telah diadministrasikan serta terdokumentasi dengan baik.

Sebab-sebab pengalihan proses atau pengambilan keputusan kredit karena adanya

benturan kepentingan diinformasikan dalam Perangkat Aplikasi Kredit (PAK).

PAK beserta data dan dokumen dalam rangka pemberian kredit tersebut disimpan/

didokumentasi sesuai ketentuan yang berlaku. Kebijakan internal mengenai

benturan kepentingan yang diterapkan bank dapat menghindarkan terjadinya

benturan kepentingan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan bank.

Untuk penilaian factor ini PT. XYZ mendapatkan peringkat 1.

4.2.5 Hasil Self Assessment untuk Penerapan Fungsi Kepatuhan

Berdasarkan hasil kertas kerja Kepatuhan bank tergolong baik, beberapa

ketentuan prudential banking, seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Loan (NPL), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Giro

Wajib Mimimun (GWM), dan Net Open Position (NOP) pada umumnya telah

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

84

Universitas Indonesia

dipenuhi/sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Namun dalam hal kewajiban

penyampaian laporan masih terdapat pengenaan denda yang diantaranya

disebabkan karena keterlambatan penyampaian dan kesalahan pelaporan (SID,

LBU, LHBU, LKPBU, DHIB, pelimpahan pajak). Pelaksanaan tugas dan

independensi direktur kepatuhan dan divisi kepatuhan sebagai satuan kerja

kepatuhan telah berjalan efektif, divisi kepatuhan bertanggung jawab langsung

kepada direktur kepatuhan dan divisi kepatuhan merupakan mitra yang

independen dengan unit organisasi lainnya. Pedoman, sistem dan prosedur kerja

tersedia cukup lengkap di setiap unit organisasi dan dilakukan updating sejalan

dengan ketentuan yang berlaku. Telah dilakukan pengujian kepatuhan terhadap

rancangan kebijakan (sertifikasi) pedoman operasional yang akan dikeluarkan

oleh unit pembuat/pengelola kebijakan dan telah dilakukan kajian terhadap produk

dan aktivitas baru. Management Information System sebagai pendukung

pengelolaan risiko kepatuhan dan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan

tugas, cukup memadai. Untuk penilaian factor ini PT. XYZ mendapatkan

peringkat 2.

4.2.6 Hasil Self Assessment untuk Hasil Penerapan Fungsi Audit Intern

a. Direksi telah menciptakan dan menjamin terselenggaranya fungsi audit

intern Bank dalam setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti

temuan audit intern dan ekstern bank sesuai dengan kebijakan dan arahan

dewan Komisaris, serta melaporkan kegiatan pelaksanaan fungsi audit

intern bank kepada dewan komisaris selaku wakil pemegang saham

melalui laporan kaji ulang business plan setiap semester.

b. Bank: 1) Telah menerapkan Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern

Bank (SPFAIB) dengan menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit

Charter) serta membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dh. SPI

(Satuan Pengawasan Intern) yang independen terhadap satuan kerja

operasional. 2) Telah melakukan kaji ulang secara berkala atas efektivitas

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

85

Universitas Indonesia

pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh pihak

eksternal setiap 3 (tiga) tahun. 3) Telah memiliki program untuk

menyediakan sumber daya yang berkualitas untuk menyelesaikan tugas

secara efektif dan merencanakan serta merealisasikan peningkatan mutu

keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan.

c. SPI telah: 1) Melakukan fungsi pengawasan secara independen dengan

cakupan tugas sesuai dengan rencana audit dan konsultasi tahunan. 2)

Melaksanakan tugas yang meliputi penilaian Kualitas Kinerja, efektivitas

Risk Management dan Kecukupan serta Efektivitas Internal Control. 3)

Melaporkan seluruh temuan hasil pemeriksaan sesuai ketentuan yang

berlaku. 4) Memantau, menganalisis dan melaporkan perkembangan

tindak lanjut perbaikan yang dilakukan auditee. 5) Menyusun dan

mengkinikan pedoman serta sistem dan prosedur kerja secara berkala

sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku.

4.2.7 Hasil Self Assessment untuk Hasil Penerapan Fungsi Audit Eksternal

Berdasarkan hasil kertas kerja pelaksanaan audit oleh Akuntan

Publik/KAP sangat efektif dan sesuai dengan persyaratan minimum yang

ditetapkan dalam ketentuan. Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan

Publik/KAP sangat baik. Pelaksanaan audit dilakukan oleh Akuntan Publik/KAP

sangat independen dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Untuk penilaian

factor ini PT. XYZ mendapatkan peringkat 1.

4.2.8 Hasil Self Assessment untuk Hasil Penerapan Manajemen Risiko

Berdasarkan hasil kertas kerja manajemen efektif dalam mengidentifikasi

dan mengendalikan seluruh risiko bank antara lain dengan membangun dan

mengembangkan PERISKOP untuk pemantauan risiko operasional di segenap

unit pembangunan database risiko operasional, dilakukan pengembangan aplikasi

Kastle Risk Management dan penetapan limit untuk melakukan pengelolaan risiko

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

86

Universitas Indonesia

pasar secara periodik, pengembangan Internal Rating System dan penetapan limit

untuk risiko kredit. Manajemen mengembangkan metodologi dan perangkat serta

infrastruktur Manajemen Risiko yang mencakup credit risk, market risk,

operational risk dan integrasi risiko, serta melakukan stress test risiko pasar, risiko

kredit dan risiko likuiditas. Manajemen aktif melakukan pemantauan kebijakan,

prosedur, dan penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif

dan efektif untuk memelihara kondisi internal bank yang sehat yang antara lain

dilakukan bank melalui pelaksanaan proses validasi dan sertifikasi oleh

divisidivisi terkait terhadap Policy dan Standard Operating Procedure (melalui PP

Online), review berkala terhadap limit-limit risiko, serta melakukan updating

kebijakan perkreditan seluruh segmen dan kebijakan manajemen risiko. Prosedur

dan penerapan pengendalian intern bank komprehensif dan sesuai dengan tujuan,

ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi bank, antara lain dengan

independennya fungsi audit intern dan kepatuhan terhadap semua unit.

Manajemen efektif dalam memantau kesesuaian kondisi bank dengan prinsip

pengelolaan bank yang sehat, ketentuan yang berlaku serta sesuai dengan

kebijakan dan prosedur intern bank, antara lain melalui rapat tingkat direksi dan

komisaris. Untuk penilaian factor ini PT. XYZ mendapatkan peringkat 2.

4.2.9 Hasil Self Assessment untuk Hasil Penerapan Penyediaan Dana

Berdasarkan hasil kertas kerja Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan

prosedur tertulis yang up to date dan lengkap untuk penyediaan dana kepada pihak

terkait dan penyediaan dana besar. Bank juga melakukan evaluasi,

penyempurnaan dan review secara periodik Internal Rating System, Loan

Portofolio Management, Recovery Rate dan Loan Exposure Limit per segmen, per

sektor ekonomi dan per regional. Tidak ada pelampauan dan pelanggaran BMPK

maupun prinsip kehati-hatian dan sebagai langkah antisipasi, konsultasi untuk

pemberian kredit besar kepada pihak terkait dilakukan secara efektif. Diversifikasi

penyediaan dana kurang merata atau jumlah penyediaan dana besar/debitur inti

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

87

Universitas Indonesia

dibandingkan dengan total penyediaan dana cukup signifikan. Pengambilan

keputusan pemberian kredit telah dilakukan secara independen dalam suatu

komite yang beranggotakan unit bisnis dan unit risiko serta persetujuan dewan

komisaris untuk pemberian kredit kepada pihak terkait Untuk penilaian factor ini

PT. XYZ mendapatkan peringkat 2.

4.2.10 Hasil Self Assessment untuk Hasil Penerapan Transparansi

Berdasarkan hasil kertas kerja Bank sangat transparan dalam

menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan kepada publik melalui

homepage dan media yang memadai. Informasi berupa laporan keuangan dan non

keuangan juga telah dilaporkan kepada Bank Indonesia dan stakeholder sesuai

ketentuan yang berlaku. Cakupan informasi keuangan dan nonkeuangan tersedia

secara tepat waktu, lengkap, akurat, kini dan utuh. Bank sangat transparan

menyampaikan informasi produk dan jasa melalui saranasarana seperti media

cetak, media elektronik, website, brosur/leaflet, iklan, pengumuman di kantor-

kantor cabang. Bank juga menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah dengan

efektif sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku, antara lain melalui sarana

sistem Online Customer Complaint (OCC) untuk mempercepat proses

penyelesaian nasabah dengan cepat dan dapat memantau proses penyelesaian

pengaduan nasabah oleh seluruh unit yang berkompeten serta sebagai database

complaint nasabah. Bank memelihara data dan informasi pribadi nasabah secara

memadai. Cakupan laporan pelaksanaan GCG sangat lengkap, akurat, kini dan

utuh, telah disampaikan secara tepat waktu kepada stakeholder sesuai ketentuan

yang berlaku. Sistem informasi manajemen bank khususnya terkait sistem

pelaporan internal bank mampu menyediakan data dan informasi dengan sangat

tepat waktu, akurat, lengkap dan sangat handal serta efektif untuk pengambilan

keputusan manajemen. Untuk penilaian factor ini PT. XYZ mendapatkan

peringkat 1.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

88

Universitas Indonesia

4.2.11 Hasil Self Assessment untuk Hasil Penerapan Strategi Bank

Berdasarkan hasil kertas kerja rencana jangka pendek bank (Rencana

Bisnis Bank/Business Plan) sesuai dengan visi dan misi bank serta rencana jangka

panjang (Rencana Korporasi/Corporate Plan). Rencana Korporasi (Corporate

Plan) dan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) disusun realistis dan telah

memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian

dan azas perbankan yang sehat. Realisasi rencana bisnis sesuai dengan Rencana

Bisnis Bank (Business Plan). Penilaian risiko komposit atas risiko strategic berada

pada tingkat Moderate to Low Strategic Risk Rating. Untuk penilaian factor ini

PT. XYZ mendapatkan peringkat 2.

4.3. Analisis dengan menggunakan Pedoman Umum GCG Indonesia

4.3.1. Asas GCG

4.3.1.1. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,

perusahaan menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara

yang mudah diakses dan di pahami oleh pemangku kepentingan dan

terlebih mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah

yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tepati juga hal yang

penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan

pemangung kepentingan lainnya.

4.3.1.2. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan berupaya untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya

secara transparan dan wajar melalu pengelolaan yang benar, terukur dan sesuai

dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan

pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Akuntabilitas

merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang

berkesinambungan. perusahaan memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

89

Universitas Indonesia

perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki

sistem penghargaan dan sanksi.

4.3.1.3. Responsibilitas (Responsibility)

Organ Perusahaan (Rapat umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris,

dan Direksi) mematuhi peraturan perundangan-perundangan, anggaran dasar

dan peraturan perusahaan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap

masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha

dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai Good Corporate Citizen.

4.3.1.4. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas tata kelola Perusahaan yang baik,

Perusahaan dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan

tidak saling mendominasi dan tidak dapat diinternvensi oleh pihak lain. Masing-

masing organ perusahaan tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari

benturan kepentingan dan dari segala pengaruh dan tekanan, sehingga

pengambilan keputusan dapat dilakukan objektif. Berdasarkan hasil observasi,

diketahui bahwa:

1. Direksi dan Dewan Komisaris telah membuat dan menandatangani surat

pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan yang ditandatangani pada awal

masa jabatannya dan ditinjau setiap akhir tahun, yang menyatakan bahwa pada

tahun tersebut tidak terlibat dalam benturan kepentingan

2. Whistle Blowing System (WBS) Website juga merupakan alat manajemen

lainnya yang diharapkan dapat mendeteksi dan melaporkan adanya conflict

of interest. Di website tersebut masyarakat termasuk yang terkait dengan

Perusahaan dapat melaporkan semua hal yang tidak sesuai dengan aturan yang

berlaku yang diantaranya adalah mengenai conflict of Interest

4.3.1.5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

90

Universitas Indonesia

lainnya berdasarkan kewajaran dan kesetaraan.

Perusahan memberikan reward kepada pegawai yang kinerjanya diatas

target, reward yang diberikan dapat berupa uang atau penghargaan, sedangkan

punishment sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan

Perusahaan memberikan berbagai pilihan cara bagi para stakeholders

untuk memberikan masukan dan pendapat atas kepentingan mereka terhadap

perusahaan, yaitu melalui RUPS dan juga Website Perusahaan.

4.3.2. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku

4.3.2.1 Nilai-Nilai Perusahaan

Perusahaan telah memiliki Visi dan Misi yang dapat dilihat pada

Website Perusahaan. Untuk mencapai visi dan misi perusahaan, Perusahaan

merumuskan tata nilai Perusahaan, yaitu profesionalisme, integritas, orientasi

pelanggan, perbaikan tiada henti.

4.3.2.2 Etika Bisnis

PT XYZ menyadari arti pentingnya implemetasi GCG sebagai salah

satu alat untuk memberikan keyakinan dan meningkatkan nilai dan pertumbuhan

bisnis jangka panjang secara berkesinambungan, tidak hanya bagi Pemegang

Saham (Shareholders), namun juga segenap Stakeholders. Oleh karena itu, PT

XYZ berkomitmen untuk mengimplementasikan GCG secara konsisten yang

salah satunya dilakukan melalui penyusunan Etika Bisnis dan Etika Kerja PT

XYZ.

4.3.3. Benturan Kepentingan

Direksi dan Dewan Komisaris telah menandatangani surat pernyataan

yang menyatakan bahwa tidak memiliki benturan kepentingan dan/ atau transaksi

yang memiliki benturan kepentingan dengan PT XYZ serta tidak memangku

jabatan rangkap.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

91

Universitas Indonesia

Di dalam dokumen Etika Bisnis dan Etika Kerja PT XYZ, terdapat

formulir Pakta Integritas yang berisi tentang pernyataan kepatuhan dan komitmen

pada Etika Bisnis dan Etika Kerja PT XYZ. (dimana salah satu pernyataan

didalam dokumen tersebut tentang Penanganan Benturan Kepentingan).

Dokumen tersebut wajib ditandatangani oleh seluruh Insan PT XYZ. Seluruh

Direksi dan dewan komisaris telah menandatanganinya.

4.3.4. Organ Perusahaan

4.3.4.1. Rapat Umum Pemegang Saham

Perusahaan telah menyelenggarakan satu kali Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) pada tahun 2012. RUPS Tahun 2011 membahas 5 agenda utama yaitu :

1. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun

buku 2011, yang terdiri dari Laporan direksi, laporan tugas pengawasan

dewan komisaris, Laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang

berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 beserta penjelasannya yang telah

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (Ernst

& Young). Menyetujui dan mengesahkan Laporan tahunan program

kemitraan dan bina lingkungan termasuk laporan keuangan program

kemitraan dan bina lingkungan untuk tahun buku yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2011

2. Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk

tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

3. Memberikan kuasa dan wewenang kepada dewan komisaris perseroan

untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit laporan

keuangan perseroan dan laporan tahunan program kemitraan dan bina

lingkungan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2012

4. Memberikan wewenang dan kuasa kepada dewan komisaris dengan

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

92

Universitas Indonesia

terlebih dahulu mendapat persetujuan pemegang saham seri A Dwiwarna

untuk menetapkan besarnya gaji anggota direksi dan honorarium anggota

dewan komisaris untuk tahun 2012, menetapkan besarnya tantiem yang

diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku

2011.

5. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak

substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan

dengan keputusan Agenda ini sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, termasuk untuk menyatakan dalam akta Notaris

tersendiri dan mendaftarkan susunan Dewan Komisaris Perseroan.

4.3.4.2. Dewan Komisaris dan Direki

Dewan Komisaris dan Direksi bersama-sama bertanggung jawab untuk

memformulasikan visi, misi, tujuan Perusahaan secara jelas dan memastikan

ketersediaan sumberdaya yang diperlukan serta memastikan dapat dipenuhinya

persyaratan yang ditentukan oleh pihak eksternal authority

Berdasarkan hasil kajian atas Berita Acara RUPS Tahunan

diketahui bahwa komposisi Komisaris Independen PT XYZ adalah

57,14% (4 orang). Dalam hal sistem penilaian komisaris, yakni perusahaan

mengacu kepada laporan komisaris, yang selalu Dewan Komisaris sampaikan

tiap tahun, yang didalamnya berisi hal apa saja yang sudah Dewan

Komisaris lakukan selama menjabat selama satu tahun dan seterusnya.

4.3.4.3. Kome-komite

PT XYZ. telah memiliki komite-komite terkait dengan tugas

masing- masing komite tersebut, yang terdiri dari: komite audit, komite pamantau

resiko dan komite remunerasi dan nominasi. Dan PT. XYZ telah membentuk

komite tersebut sesuai dengan pedoman KNKG

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

93

Universitas Indonesia

4.3.4.4. Direksi

Perusahaan telah memiliki kebijakan mengenai hal tersebut,

pengangkatan Direksi melalui fit and proper test mengacu ke ketetapan dari

kementerian BUMN serta pencalonan dilakukan oleh Pemegang Saham.

Direksi secara langsung memimpin 4 divisi seperti sekeetaris perusahaan,

divisi kepatuhan, SPI dan divisi manajemen resiko. Dan juga memimpin 6

komite yaitu komite fraud, komite produk, komite sumber daya manusia, komite

resiko dan capital, komite manajemen kinerja dan komite manajemen teknologi.

4.3.4.5. Pernyataan Tentang Penerapan Pedoman GCG

4.3.4.5.1. Pernyataan Tentang Penerapan Pedoman GCG

Perusahaan telah menyusun laporan GCG Perusahaan yang termuat

di dalam Laporan Tahunan PT XYZ secara lengkap dengan penjelasan tentang

kesimpulan hasil self assessment, kinerja dewan komisaris, kinerja direksi dan

komite-komite.

Terkait dengan Dewan Komisaris, Perusahaan telah menyajikan

informasi di dalam Laporan Tahunan yaitu menyajikan mengenai mekanisme

dan kriteria penilaian sendiri (self assesment) tentang kinerja masing- masing

anggota Dewan Komisaris dan juga mekanisme dan kriteria penilaian kinerja

Komite.

Terkait dengan Direksi, Perusahaan telah menyajikan informasi di

dalam Laporan Tahunan yaitu dengan menyajikan mekanisme pendelegasian

wewenang dan pernyataan mengenai efektivitas pelaksanaan sistem

pengendalian internal.

Terkait dengan Laporan Penerapan GCG yang dilakukan Perusahaan,

Perusahaan telah menyajikan informasi penting dan diungkapkan terkait

Laporan Penerapan GCG, antara lain :

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

94

Universitas Indonesia

1. Visi, misi dan nilai-nilai perusahaan (di dalam Corporate Strategy).

2. Pemegang saham pengendali (didalam Profil Perusahaan)

3. Kebijakan dan jumlah remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi (di

dalam laporan Penerapan GCG)

4. Transaksi dengan pihak yang memiliki benturan kepentingan

5. Hasil penilaian penerapan GCG yang dilaporkan dalam RUPS

tahunan di dalam laporan penerapan GCG

6. Kejadian luar biasa yang telah dialami perusahaan dan dapat

berpengaruh pada kinerja perusahaan.

4.4. Hasil self assessment melalui KNKG

Tabel 4.3 Hasil self assessment melalui versi KNKG

Faktor Penilaian GCG Bobot Nilai

Nilai Perusahaan 20% 1

Hak Pemegang Saham 15% 1

Dewan Komisaris 20% 1

Dewan Direksi 15% 1

Pemangku Kepentingan 15% 1

Pengungkapan 10% 1

Pedoman Pelaksanaan Corporate

Governance 5% 1

Hasil Self Assessment 100%

Sangat

Baik

Berdasarkan menganalisis menggunakan Pedoman Umum GCG

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

95

Universitas Indonesia

Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance,

dapat diperoleh kesimpulan bahwa hasil yang di dapatkan hampir setara dengan

apa yang sudah disampaikan dengan menggunakan peraturan BI, dikarenakan di

dalam Pedoman Umum GCG Indonesia, isi dari penjelasan hampir sama

dengan apa yang sudah ditawarkan di dalam peraturan BI sebelumnya.

Keseluruhan aspek GCG sudah diterapkan dan dijalankan dengan

baik oleh perusahan, yakni aspek asas GCG perusahaan telah menerapkan asas

GCG yakni transparency, accountability, responsibility, independency, fairness

dengan baik, etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan telah mempunyai

pedoman mengani hal tersebut yakni Etika bisnis dan etika Kerja PT XYZ,

terkait dengan organ perusahaan, organ perusahaan di PT XYZ sudah

menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik. Pemegang saham

dan pemangku kepentingan sudah ada kebijakan yang mengatur hal tersebut

dan perusahaan menjalankan. Terkait dengan pernyataan dan pedoman

praktis GCG, perusahaan telah melaksanakan tata kelola perusahaan

dengan baik.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

96 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Laporan magang ini ditujukan untuk melihat dan menganalisis praktek

GCG pada PT. XYZ. Untuk menganalisa praktek GCG, penulis menggunakan 2

metode yaitu yang pertama adalah self assessment yang berdasarkan ketentuan BI

dan KNKG. Lalu yang kedua adalah menganalisa penearpan asas-asas GCG

melalui peraturan BI dan KNKG.

Penulis ingin menyampaikan mengenai hasil analisa tersebut ialah bahwa

PT. XYZ telah menaati dan melakukan GCG dengan baik bahkan dibeberapa

indikator penerapan GCG, melalui peraturan BI maupun dari KNKG. Dimulai

dari struktur GCG, proses GCG hingga hasil dari GCG tersebut yang mendukung

operasional perusahaan.

Berdasarkan analisa tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa praktek

GCG tidak hanya bertujuan untuk menaikan citra, tetapi telah menjadi budaya

perusahaan yang bertujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Ini dapat

terlihat dengan hasil self assessment yang dilakukan oleh PT. XYZ dan oleh pihak

independen yang mendapatkan nilai yang sangat baik.

5.2 Saran

Saran adalah usulan dan masukan yang menjadi fokus perhatian penulis

kepada pihak-pihak yang terkait laporan magang ini. Pihak-pihak tersebut

adalah Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan PT.

XYZ.

5.2.1 Saran untuk Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia

Saran yang dapat penulis berikan pada Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia untuk perbaikan program magang

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

uiperpustakaan
Inserted Text
Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

97

Universitas Indonesia

selanjutnya adalah memperbanyak kerjasama dengan perusahaan-perusahaan

untuk pelaksanaan program magang sehingga pilihan peserta magang lebih

variatif, karena program magang ini sangat berguna bagi para

mahasiswa untuk memperoleh pengalaman dalam menghadapi dunia pekerjaan.

5.2.2 Saran untuk PT. XYZ

Berdasarkan self assessment yang dilakukan oleh PT. XYZ maka saran

saya adalah agar perusahaan tetap menjaga prestasi yang sudah dicapai selama ini

dalam bidang GCG. Mempertahankan nilai assessment yang sudah baik karena

self assessment ini dapat berguna bagi perusahaan untuk mengevaluasi GCG

yang sudah berjalan.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

98

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Alijoyo, Antonius dan Subarto Zaini. (2004). Komisaris Independen. Penggerak

Praktik GCG di Perusahaan. PT Indeks Kelompok Gramedia.

Arifin, Zaenal. (2005). Hubungan Antara Corporate Governance dan Variabel

Pengurang Masalah Agensi. Jurnal Siasat Bisnis, Vol.1, No.10, Juni 2005,

Hal. 39-55.

Bai,C.,Q.Liu, J.Lu.,F.Song.,& J.Zhang, 2003, Corporate Governance and Market

Valuation in China, Working Paper, University of Hongkong

Bank Indonesia, 2007. Surat Edaran BI No 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007

tentang Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Cadbury, Sir Adrian. (1999).Corporate Governance: A Framework for

Implementation. Washington: The World Bank.

Chinn, Richard. (2000). Corporate Governance Handbook. London : Gee

Publishing Ltd

Daniri, Mas Achmad. (2005). Good Corporate Governance : Konsep dan

Penerapannya dalam Konteks Indonesia. Jakarta : PT Ray Indonesia.

FCGI. (2001). Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Jilid I. FCGI

Forum for Corporate Governance Indonesia (FCGI), (2001). Corporate

Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga, Jakarta.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), (2002). The Essence of

Good Corporate Governance, Konsep dan Implementasi Perusahaan Publik

dan Korporasi Indonesia. Jakarta : Yayasan Pendidikan Pasar Modal

Indonesia & Sinergi Communication.

Gillan, Stuart L. dan Laura T. Starks. (2003). Corporate Governance, Corporate

Ownership, and the Role of Institutional Investor: A Global Perspective.

Journal of Applied Finance (Fall): 4- 22.

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance. (2006). Pedoman Umum

Good Corporate Governance.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

99

Universitas Indonesia

McKinsey. (2002). Global Investor Opinion Survey on Corporate Governance.

http://ww1.mckinsey.com/clientservice/organizationleadership/service/corpgo

vernance/PDF/GlobalInvestorOpinionSurvey2002.pdf (21 Maret 2012)

OECD. (2004). OECD Principles of Corporate Governance. France Shaw, John.

C, (2003). Corporate Governance and Risk: A System Approach. New Jersey :

John Wiley & Sons, Inc.

.

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TATA KELOLA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351056-TA-Muhammad Rangga.pdfIbu Dwi Hartanti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

100

Universitas Indonesia

Analisis tata..., Muhammad Rangga, FE UI, 2013