universitas indonesia analisis faktor yang ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291933-s-jonathan...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR YANG MEMOTIVASI KARYAWAN
BERKEINGINAN MENJADI WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR)
SKRIPSI
JONATHAN ADE PUTRA SITANGGANG
0906610126
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN
DEPOK
JANUARI 2012
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR YANG MEMOTIVASI KARYAWAN
BERKEINGINAN MENJADI WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR)
SKRIPSI
JONATHAN ADE PUTRA SITANGGANG
0906610126
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN
KEKHUSUSAN BISNIS
DEPOK
JANUARI 2012
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Jonathan Ade Putra Sitanggang
NPM : 0906610126
Tanda Tangan :
Tanggal : 25 Januari 2012
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Jonathan Ade Putra Sitanggang
NPM : 0906610126
Program Studi : S1 Ekstensi
Kekhususan : Manajemen
Judul Skripsi
- Indonesia : Analisis Faktor yang Memotivasi Karyawan
Berkeinginan Menjadi Wirausaha.
- Inggris : Analysis Factor That Motivate Employees to Become
an Entrepreneur
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Program Studi S1 – Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Rambat Lupiyoadi, S.E., M.E. ( )
Penguji : Rifelly Dewi Astuti, M.M ( )
Penguji : Karto Adiwidjaya, S.E., M.M. ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 25 Januari 2012
Ketua Program Ekstensi Manajemen
(Imo Gandakusuma, MBA)
NIP: 196010031991031001
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihnya yang
besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas kekuatan
dari-Nya penulis mampu menjalani seluruh proses ini dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat bagi kelulusan penulis dari
program Sarjana Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penyusunan skripsi
ini dapat terlaksana dengan baik atas kerjasama berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Firmanzah, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
2. Bapak Imo Gandakusuma, MBA selaku Ketua Program Ekstensi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
3. Bapak Rambat Lupiyoadi S.E., M.E. selaku Dosen Pembimbing yang telah rela
berbagi waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan bimbingan, berdiskusi
mengenai berbagai hal berkaitan dengan penelitian serta dukungan yang membuat
penulis tetap semangat menghadapi setiap kesulitan dan menjadikan proses ini
pengalaman berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
4. Ibu Rifelly Dewi Astuti, M.M. dan Bapak Karto Adiwijaya, S.E., M.M. selaku
dewan penguji yang telah memberikan banyak masukan dan perbaikan sehingga
skripsi ini bisa menjadi lebih baik.
5. Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan kontribusi yang tidak ternilai
kepada penulis. Selalu memberikan motivasi, mengingatkan dan menyemangati.
6. Special thanks to Lovidya yang sering ingetin, ngasih informasi dan membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Teman-teman yang membantu dalam mengumpulkan data Indro, Steffi, Yanti,
Regina, Dede, Fikri, Lia, Reza, Weni dan semua yang turut membantu dalam
menyebarkan kuesioner penelitian.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
v
8. Teman-teman semasa kuliah angkatan 2008 dan 2009, Rangga, Taufik, Robby,
Radit, Sani, Fachmi, Vestan, John, Airin, Medika, Ardo, Dama, Edhi, dan yang
lainnya.
9. Teman-teman BEM Ekstensi periode 2009 atas semua persahabatannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena yang benar
datangnya dari Tuhan sedangkan yang buruk datangnya dari manusia. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Depok, Januari 2012
Penulis
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Jonathan Ade Putra Sitanggang
NPM : 0906610126
Program Studi : Ekstensi Manajemen
Departemen : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalti-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
-. Indonesia :
Analisis Faktor yang Memotivasi Karyawan Berkeinginan Menjadi Wirausaha
(Entrepreneur)
-. Inggris :
Analysis Factor That Motivate Employees to Become an Entrepreneur
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir
saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 25 Januari 2012
Yang menyatakan
(Jonathan Sitanggang)
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
ABSTRAK
Nama : Jonathan Ade Putra Sitanggang
Program Studi : Manajemen
Judul : Analisis Faktor yang Memotivasi Karyawan berkeinginan menjadi
wirausaha (Entrepreneur).
Skripsi ini mengadopsi dari penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti di Florida,
USA. Tujuan utama skripsi ini adalah mengetahui faktor yang memotivasi pekerja
berkeinginan menjadi wirausaha dimana semakin banyak karyawan suatu perusahaan
yang keluar dan membuka usaha sendiri. Faktor-faktor tersebut antaralain: adanya
faktor keberhasilan diri yang meningkatkan motivasi seorang karyawan untuk
mendapatkan kesuksesan yang lebih dengan berwirausaha, faktor toleransi resiko
dimana semakin toleran akan resiko maka semakin besar pula insentif orang tersebut
untuk menjadi wirausaha, faktor keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja dimana
dengan berwirausaha seorang karyawan tidak perlu merasakan rutinitas sebagai
seorang pegawai. Penelitian ini juga melihat seberapa besar pengaruh lingkungan
wirausaha sebagai variabel moderasi terhadap hubungan tersebut.
Kata kunci: Keberhasilan diri, toleransi akan resiko, keinginan merasakan pekerjaan
bebas, Lingkungan wirausaha.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
ABSTRACT
Name : Jonathan Ade Putra Sitanggang
Study Program : Management
Title : Analysis Factor That Motivate Employees to Become an
Entrepreneur.
This research adopted studies that conducted by researchers in Florida, USA. This
research aims to determine the factors that motivate employees to become an
entrepreneur, where more employees of a company comes out and open their own
business. These factors are, Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment that
increase the motivation of an employee to get more success with entrepreneurship,
Tolerance for risk, where more tolerant of risk, the greater the incentive of people to
become entrepreneurs and Perceived net desirability of self employment where
entrepreneurship makes an employee does not need to feel routine as an employee. This
study also observe at how much corporate entrepreneurship as a moderating variable
influence that relationship.
Key Word: Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk,
perceived net desirability of self employment, corporate entrepreneurship.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... .. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
1.PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 5
1.3.1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1.3.2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
1.4. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 6
1.4.1. Unit Analisis ................................................................................. 6
1.4.2. Wilayah Penelitian ........................................................................ 7
1.4.3. Periode Penelitian ......................................................................... 7
1.5. Sistematika Penulisan ......................................................................... 7
1.5.1. Bab 1: Pendahuluan ...................................................................... 7
1.5.2. Bab 2 : Landasan teori ................................................................... 7
1.5.3. Bab 3 : Metodologi Penelitian ....................................................... 8
1.5.4. Bab 4 : Analisa dan Pembahasan ................................................... 8
1.5.5. Bab 5 : Kesimpulan dan Saran ....................................................... 8
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
2. LANDASAN TEORI ................................................................................. 9
2.1. Motivasi ............................................................................................. 9
2.2. Wirausaha .......................................................................................... 12
2.3. Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment ......................... 14
2.4. Toleransi akan resiko (Tolerance for risk) .......................................... 16
2.5. Perceived net desirability of self employment ...................................... 17
2.6. Lingkungan Wirausaha Perusahaan (Corporate Entrepreneurship) ..... 18
2.7. Peran pemerintah dalam peningkatan pertumbuhan wirausaha ............ 20
2.8. Penelitian sebelumnya......................................................................... 21
3. METODELOGI PENELITIAN ................................................................. 24
3.1. Desain Penelitian ............................................................................... 24
3.2. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 25
3.3. Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 25
3.3.1. Target Populasi ............................................................................. 26
3.3.2. Sampling Frame ............................................................................ 25
3.3.3. Teknik Sampling ........................................................................... 27
3.4. Model Penelitian .............................................................................. 27
3.5. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 29
3.6. Defenisi Operasional Variabel ........................................................... 30
3.6.1. Variabel Perceived Feasibility (self-efifacy) of Self Employment .. 30
3.6.2. Variabel Tolerance for Risk ........................................................... 31
3.6.3. Variabel Perceived net Desirability of Self Employment ................ 32
3.6.4. Variabel Self Employment Intention .............................................. 33
3.6.5. Variabel Corporate Entrepreneurship (Moderating) ..................... 33
3.7. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 35
3.7.1. Analisis Awal ............................................................................... 35
3.7.2. Analisis Indeks Jawaban .............................................................. 36
3.7.3. Analisis Deskriptif ........................................................................ 36
3.7.4. Uji Reliabilitas ............................................................................. 37
3.7.5. Uji Validitas ................................................................................. 37
3.7.6. Analisis One Way ANOVA .......................................................... 38
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
3.7.7. Analisis Korelasi ........................................................................... 38
3.7.8. Pengujian Asumsi Klasik .............................................................. 39
3.7.8.1 Uji Normalitas Data ......................................................... 39
3.7.8.2 Uji Auto Korelasi ............................................................ 40
3.7.8.3 Uji Multikolinieritas ......................................................... 40
3.7.8.4 Uji Heteroskedastis ........................................................... 41
3.7.9. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................. 41
3.7.10 Analisis Variabel Moderating........................................................ 42
3.8. Teknik Pengujian Hipotesis .............................................................. 43
3.9. Sistematika Kuesioner ...................................................................... 43
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 45
4.1. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 45
4.1.1. Pelaksanaan Survey ...................................................................... 45
4.1.2. Pelaksanaan Pre- Test .................................................................. 42
4.1.2.1. Uji Reliabilitas ..................................................................... 46
4.1.2.2. Uji Validitas .......................................................................... 47
4.2. Analisis Data ..................................................................................... 50
4.2.1. Demografis Responden ................................................................ 50
4.2.1.1. Usia Responden .................................................................... 51
4.2.1.2. Jenis Kelamin Responden ...................................................... 51
4.2.1.3. Lokasi responden bekerja ....................................................... 52
4.2.1.4. Pendapatan responden per-bulan ............................................ 53
4.2.1.5. Status Marital Responden ..................................................... 53
4.2.1.6. Tingkat Pendidikan ................................................................ 54
4.2.2. Anlisa Deskriptif .......................................................................... 55
4.2.2.1. Deskriptif Variabel Self Efifacy ............................................. 55
4.2.2.2. Deskripsi Variabel Tolerance for risk..................................... 57
4.2.2.3. Deskripsi Variabel Net desirability of self employment ........... 58
4.2.2.4. Deskripsi Variabel Self employment intention ........................ 59
4.2.2.5. Deskripsi Variabel Corporate Entrepreneurship .................... 60
4.3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 62
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
4.3.1. Uji Normalitas .............................................................................. 63
4.3.2. Uji Auto Korelasi .......................................................................... 65
4.3.3. Uji Multikolinieritas ...................................................................... 66
4.3.4. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 67
4.3.4.1. Metode Chart......................................................................... 67
4.3.4.2. Uji Gleser .............................................................................. 68
4.4. Analisis One-Way Anova Demografis Responden ............................. 69
4.4.1. Analisis One Way ANOVA Self Employment Intention ................... 69
4.4.2. Analisis One Way ANOVA Self-Efifacy ......................................... 71
4.4.3. Analisis One Way ANOVA Tolerance of Risk ................................ 72
4.4.4. Analisis One Way ANOVA NDSE ................................................. 73
4.5. Analisis Korelasi ............................................................................... 74
4.6. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................... 75
4.7. Pengujian Goodness of Fit ................................................................. 76
4.7.1. Koefisien determinasi ( ) ............................................................ 76
4.7.2. Uji F (F-Test) ................................................................................ 77
4.7.3. Uji t ( t – Test ) .............................................................................. 77
4.8. Analisis Variabel Moderasi ............................................................... 78
4.8.1. Moderasi Variabel Self Efifacy ..................................................... 78
4.8.2. Moderasi Variabel Tolerance for Risk ........................................... 79
4.8.3. Moderasi Variabel Perceived net desirability of self employment .. 80
4.9. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 80
4.9.1. Pengujian Hipotesis 1 ................................................................... 80
4.9.2. Pengujian Hipotesis 2 .................................................................... 81
4.9.3. Pengujian Hipotesis 3 .................................................................... 81
4.9.4. Pengujian Hipotesis 4 .................................................................... 81
4.9.5. Pengujian Hipotesis 5 .................................................................... 82
4.10. Pembahasan Hipotesis ..................................................................... 83
5. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAGERIAL ............................... 87
5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 87
5.2. Implikasi Managerial ........................................................................ 89
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
5.3. Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian ........................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92
LAMPIRAN A (Kuesioner)
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator Self efifacy ......................................................................... 31
Tabel 3.2 Indikator Tolerance for Risk ............................................................. 32
Tabel 3.3 Indikator Perceived net Desirability of self employment .................... 32
Tabel 3.4 Indikator Self Employment Intention .................................................. 33
Tabel 3.5 Indikator Corporate entrepreneurship ............................................... 34
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Reliabilitas .............................................................. 46
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas SE ..............................................................47
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas TR ..............................................................47
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas NDSE ........................................................48
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas CE ..............................................................49
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas SEI .............................................................50
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai SE ..................................................56
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai TR .................................................57
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai NDSE ............................................58
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai SEI ...............................................59
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai CE ...............................................61
Tabel 4.12 One-Sample Kolmogorov-Smornov Test ........................................ 65
Tabel 4.13 Uji Durbin Watson ........................................................................ 66
Tabel 4.14 Uji Multikolinieritas ...................................................................... 66
Tabel 4.15 Uji Glejser ........................................................................................69
Tabel 4.16 One Way ANOVA Self Employment Intention ................................ 69
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
Tabel 4.17 One Way ANOVA Self-efifacy dengan Usia Responden ................ 71
Tabel 4.18 One Way ANOVA Tolerance for risk ............................................. 72
Tabel 4.19 One Way ANOVA Perceived net desirability of self employment ... 73
Tabel 4.20 Analisa Korelasi ............................................................................ 74
Tabel 4.21 Model Regresi Linier Berganda ..................................................... 75
Tabel 4.22 Koefisien Determinasi (R²) ............................................................ 76
Tabel 4.23 F-test ............................................................................................. 77
Tabel 4.24 T-test ............................................................................................. 78
Tabel 4.25 Moderated Regression Analysis Sel Efifacy ................................... 78
Tabel 4.26 Moderated Regression Analysis Tolerance for risk ........................ 79
Tabel 4.27 Moderated Regression Analysis Perceived net desirability -
of self employment ...................................................................... 80
Tabel 4.28 Hasil Pengujian Hipotesis .............................................................. 83
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori Motivasi H.Moslow ............................................................ 10
Gambar 2.2 Model Vroom .............................................................................. 18
Gambar 2.3 Model Penelitian Gerry Segal, Dan Borgia, dan Jerry S ............... 22
Gambar 3.1 Model Penelitian Lena lee et, al. ................................................... 28
Gambar 3.2 Model Penelitian .......................................................................... 29
Gambar 4.1 Usia Responden ........................................................................... 51
Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden ............................................................. 52
Gambar 4.3 Lokasi Responden Bekerja ............................................................ 52
Gambar 4.4 Pendapatan Responden Perbulan .................................................. 53
Gambar 4.5 Status Marital Responden ............................................................ 54
Gambar 4.6 Tingkat Pendidikan Responden .................................................... 54
Gambar 4.7 Histogram .................................................................................... 63
Gambar 4.8 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual .................... 64
Gambar 4.9 Pengujian Heterekedastisitas ........................................................ 68
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wirausaha (entrepreneur) di Indonesia mencapai 0.24% dari total
populasi penduduk Indonesia sebesar 231,83 juta jiwa, dimana terdapat 564.240
wirausaha baru (Kemenkop dan ukm, Bps, 2010). Angka ini terus bertumbuh
seiring dengan munculnya program-program pemerintah yang mendorong
pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan jumlah wirausaha. Menurut Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia, Syarief Hasan
(2011), “Wirausaha merupakan ujung tombak bagi perekonomian nasional. Sebab,
jika wirausaha tumbuh, akan mampu menopang perekonomian sekaligus
membuka lapangan karyawanan baru. Dampak jangka panjangnya adalah
mengurangi tingkat kemiskinan”. Kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi
memiliki hubungan yang sangat erat dan positif. Peningkatan jumlah wirausaha
menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. (Schumpeter,
1911).
Menurut Rusman Heriawan, Kepala BPS (2011), “Tingkat pengangguran
terbuka pada Februari 2011 berjumlah 6,8% dari total angkatan kerja sebesar
119,4 juta orang, yakni sebanyak 8,12 juta orang. Jumlah ini menurun
dibandingkan Februari 2010, yakni sebesar 8,59 juta orang”. Tingginya tingkat
pengangguran di Indonesia umumnya disebabkan tidak seimbangnya
pertumbuhan investasi dan faktor minimnya keterampilan kerja. Sehingga perlu
bagi pemerintah untuk lebih serius dalam menumbuhkan wirausaha-wirausaha
baru yang dapat meyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat penggangguran.
Di negara maju seperti Amerika, wirausaha menjadi salah satu profesi
yang diminati oleh generasi muda, sebesar 17% dari total penduduknya
berprofesi sebagai wirausaha sama halnya dengan Singapura sebesar 7.2%, Cina
dan Jepang sebesar 10% (Tempo interaktif, 2011). Indonesia sebagai salah satu
Negara berkembang di dunia mengalami Curse of Natural Resources Abundance
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
2
Universitas Indonesia
dimana sumber daya alam yang melimpah menyebabkan kurangnya motivasi
untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang berbasis teknologi, sehingga
tidak ada pengembangan Human Capital. Hal ini menyebabkan Indonesia terjebak
dalam middle income trap, dimana eksport dari skills-based labour sangat
terbatas, sehingga tidak dapat menyesuaikan dengan permintaan pasar dunia yang
sangat dinamis untuk produk-produk yang berlandaskan skill based export
manufacturing.
Pola sosial yang berkembang di masyarakat yang menilai seorang
karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan maupun instansi pemerintahan
dalam negeri memiliki jaminan hidup yang lebih baik bila dibandingkan dengan
seorang wirausaha, merupakan penghambat terhadap pertumbuhan wirausaha. Hal
tersebut dapat dilihat dengan sedikitnya lulusan sekolah menengah kejuruan
maupun perguruan tinggi yang mencoba berwirausaha. Pada umumnya mengejar
suatu pekerjaan pada perusahaan swasta maupun negri. Data Kementrian
Pendidikan Nasional (2011), memperlihatkan pada umumnya lulusan SLTA
(60,87%) dan Perguruan Tinggi (83,18%) lebih berminat menjadi pekerja atau
karyawan (job seeker) dibandingkan dengan yang berupaya menciptakan kerja.
Akan tetapi, seiring dengan program pemerintah untuk mendorong pertumbuhan
perekonomian melalui pertumbuhan wirausaha di Indonesia dan semakin
populernya keberadaan modal ventura serta program usaha menengah kecil
(UKM) binaan BUMN, trend wirausaha mulai meningkat. Trend wirausaha juga
menyentuh kalangan pekerja, semakin banyak karyawan suatu perusahaan yang
keluar kemudian membuka usaha baru. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh
exogenous maupun endogenous environment perusahaan.
Dalam memasuki era globalisasi, perusahaan terus melakukan
pengembangan dan inovasi untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin
ketat, sehingga perusahaan tidak tertinggal dari pesaing. Perusahaan melakukan
investasi terhadap sumberdaya manusianya, dimulai dari proses recruitment yang
berlanjut dengan peningkatan kompetensi kerja melalui proses pelatihan yang
disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan. Pengembangan sumber daya manusia
berguna untuk meningkatkan produktivitas, kompetensi kerja dan kemampuan
entrepreneurial action seperti ide-ide baru dan inovasi didalam perusahaan untuk
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
3
Universitas Indonesia
memiliki daya saing yang kuat (competitive advantage), sehingga dapat
memberikan keunggulan bagi perusahaan.. Di zaman sekarang ini, banyak
perusahaan menyadari akan pentingnya sifat kewirausahaan dalam organisasinya
(Peter dan Waterman dalam bukunya “A passion of Excellence”). Kebutuhan akan
kewirausahaan semakin meningkat dikarenakan munculnya permasalahan seperti:
1. Semakin banyak dan berkembangnya pesaing yang masing-masing
mempunyai keunggulan.
2. Ketidakpercayaan akan metode-metode traditional dalam management
suatu organisasi.
3. Semakin berkurangnya pegawai-pegawai yang pintar dan memiliki
ide-ide brilian dari suatu organisasi karena hengkang dari perusahaan
dan lebih memilih menjadi wirausaha.
Gilad and Levine (1986) mengemukakan dua hal yang berhubungan
dengan penjelasan dari motivasi wirausaha yaitu “push” dan “pull” teori. “Push”
teori membuktikan bahwa seorang individu terdorong kedalam wirausaha melalui
negative external forces seperti ketidakpuasaan kerja, kesulitan dalam mencari
pekerjaan, gaji yang tidak cukup, atau waktu kerja yang tidak fleksibel. “Pull”
teori terdiri dari individu yang tertarik kedalam kegiatan wirausaha untuk
mendapatkan kebebasan, pemenuhan diri, kekayaan, dan hasil lain yang lebih
baik. Penelitian Keeble et al., (1992) dan Orhan and Scott (2001)
mengindikasikan bahwa individu menjadi wirausaha terutama karena “pull” faktor
dibandingkan dengan”push” faktor.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gerry Segal, Dan Borgia dan
Jerry Schoenfeld yang dilakukan di Florida, USA dan diterbitkan di International
Journal of Entrepreneurial Behavior & Research oleh Emerald Group Publishing
Limited tahun 2005, yang mengukur “push” faktor menunjukkan bahwa toleransi
akan resiko, keberhasilan diri, keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja
memberikan motivasi yang signifikan terhadap keinginan menjadi wirausaha.
Disamping itu terdapat banyak usaha baru yang dimulai oleh
entrepreneur dari ide yang didapatkan ketika bekerja untuk perusahaan dimana ia
bekerja sebelumnya. Karyawan yang keluar dari perusahaan dimana ia bekerja
merupakan salah satu pasokan paling penting untuk entrepreneurship (Thomas
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
4
Universitas Indonesia
Hellmann, 2002). Ketika bekerja karyawan mungkin mendapatkan ide dan inovasi
yang berada diluar inti bisnis perusahaan, karyawan memiliki keputusan pribadi
untuk tetap fokus terhadap tugas atau mengejar ide baru. Akan tetapi, tidak semua
perusahaan mampu untuk mengadaptasikan inovasi dan ide-ide tersebut, sehingga
banyak dari karyawan yang memilih untuk melanjutkan diluar perusahaan, baik
dengan tetap bekerja atau berhenti bekerja dari perusahaan. Jika lingkungan
kewirausahaan meningkat lebih lanjut, perusahaan merasa terlalu sulit untuk
menghentikan karyawan dari mengejar ide-ide mereka sendiri ( Thomas
Hellmann, 2002).
Keluarnya karyawan dari perusahaan merupakan suatu kerugian, dimana
investasi terhadap sumber daya menjadi tidak efisien, perusahaan kehilangan
tenaga ahli, dan mengganggu proses bisnis perusahaan. Sejak tahun 1950-an,
penelitian psikologi organisasi dalam menginvestigasi motivasi kerja telah
mengalami kemajuan dari model yang statis ke proses model yang dinamis, dan
menggunakan teori proses yang terarah (Cambell, 1970). Penelitian mengenai
kewirausahaan telah mengalami perkembangan secara terus - menerus dengan
cara yang sama, menyesuaikan atau mengadaptasi penemuan organisasi psikologi
untuk memahami lebih baik motivasi untuk menjadi seorang wirausaha.
Berdasarkan uraian tersebut, Peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR yang MEMOTIVASI
KARYAWAN BERKEINGINAN MENJADI WIRAUSAHA
(ENTREPRENEUR)”. Subjek ini cukup menarik, dengan semakin banyaknya
karyawan dalam suatu perusahaan yang keluar kemudian membuka usaha baru.
1.2 Perumusan Masalah
Fokus penelitian ini untuk menguji pengaruh dari faktor keberhasilan
diri, toleransi akan resiko dan kebebasan dalam bekerja terhadap keinginan
menjadi wirausaha, penelitian ini juga akan menguji pengaruh moderasi
lingkungan wirausaha terhadap hubungan tersebut. Penelitian ini diadopsi dari
jurnal yang disusun oleh Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld yang
dilakukan di Florida, USA dan diterbitkan di International Journal of
Entrepreneurial Behavior & Research oleh Emerald Group Publishing Limited
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
5
Universitas Indonesia
tahun 2005, dengan judul “The Motivation to became an Entrepreneur”, Dan
Research paper yang disusun oleh Thomas Hellmann yang diterbitkan Stanford
University, tahun 2002, dengan judul “When do employees become
entrepreneurs?” sebagai variabel moderasi.
Setelah memaparkan latar belakang dia atas, maka dapat
diidentifikasikan permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Apakah pengaruh perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment terhadap self employment intention.
2. Apakah pengaruh tolerance for risk terhadap self employment
intention.
3. Apakah pengaruh perceived net desirability of self employment
terhadap self employment intention.
4. Apakah ada pengaruh moderasi dari corporate entrepreneurship
pada hubungan tersebut.
5. Apakah terdapat pengaruh karakteristik demografi responden
terhadap variabel-variabel dalam penelitian.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh faktor perceived feasibility (self-efifacy) of
self employment terhadap self employment intention.
2. Mengetahui pengaruh tolerance for risk terhadap self employment
intention.
3. Mengetahui pengaruh perceived net desirability of self employment
terhadap self employment intention.
4. Mengetahui pengaruh moderasi dari corporate entrepreneurship
pada hubungan tersebut.
5. Mengetahui pengaruh karakteristik demografi responden terhadap
variabel-variabel dalam penelitian.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
6
Universitas Indonesia
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dirasakan oleh beberapa pihak:
1. Bagi penelitian ini, untuk mengetahui factor-faktor yang memotivasi
karyawan dalam sebuah perusahaan menjadi seorang wirausaha (self
employment intention). Melihat semakin banyaknya karyawan dalam
suatu perusahaan yang keluar dari pekerjaannya dan menjadi
wirausaha.
2. Bagi Perusahaan, untuk memberikan gambaran secara ilmiah tentang
potensi-potensi yang terdapat dalam lingkungan perusahaan, dan dari
dalam diri karyawan yang memberikan motivasi untuk menjadi
wirausaha, sehingga perusahaan dapat menyusun suatu rencana
strategis untuk pengembangan sumber daya manusianya, agar
investasi terhadap sumber daya manusia tidak sia-sia dan perusahaan
tidak kehilangan pekerja-pekerja potensial yang merupakan penggerak
utama perusahaan.
3. Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti subjek motivasi
menjadi wirausaha (secara umum) pada karyawan sebuah perusahaan
(secara khusus). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi untuk dilakukannya penelitian yang lebih spesifik bagi tiap
variabel yang ada maupun variabel-variabel baru yang mungkin akan
muncul nantinya.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
1.4.1 Unit Analisis
Objek penelitian ini atau responden penelitian melitputi kriteria sebagai
berikut:
a. Karyawan suatu Peseroan Terbatas (PT), baik Badan Usaha Milik
Swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah
memiliki pengalam bekerja minimal 1 (satu) tahun secara keseluruhan
dalam bidang pekerjaannya baik yang memegang kedudukan strategis
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
7
Universitas Indonesia
dalam perusahaan maupun yang tidak. Penelitian ini tidak melibatkan
atau mengecualikan pegawai negri sipil (PNS).
b. Karyawan suatu perseroan terbatas (PT) yang berdomisili atau bekerja
diwilayah DKI Jakarta, meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Timur,
Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.
c. Responden adalah Warga Negara Indonesi (WNI).
Metode pengambilan sampel akan dijelaskan lebih lanjut dibagian
metodologi penelitian.
1.4.2 Wilayah Penelitian
Penelitian dilakukan diwilayah DKI Jakarta, meliputi wilayah Jakarta
Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.
1.4.3 Periode Penelitian
Penelitian dirancang untuk dilakukan selama 4 (empat) bulan mulai
minggu pertama September 2011 sampai minggu pertama Desember 2011, atau
selama-lamanya 1 (satu) semester. Dalam periode tersebut, data akan
dikumpulkan, dianalisa, disimpulkan, dan disatukan sebagai suatu bentuk
penelitian ilmiah (skripsi) yang lengkap.
1.5 Sistematika Penulisan
1.5.1. Bab 1: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
1.5.2. Bab 2: Landasan Teori
Bab ini berisi satu jurnal yaitu penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya sebagai state-of-the-art yang menjadi dasar penelitian, beserta dengan
teori-teori yang relevan dengan penelitian dan model yang akan digunakan. Dalam
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
8
Universitas Indonesia
penelitian ini teori yang akan dibahas adalah teori yang berkaitan dengan motivasi
menjadi wirausaha (entrepreneur).
1.5.3. Bab 3: Metodologi Penelitian
Bab ini berisi disain penelitian, metode pengumpulan data, metode
pengambilan sampel (sampling method), model penelitian, hipotesis penelitian,
operasionalisasi variabel penelitian, disain kuesioner, dan teknis analisis data.
1.5.4. Bab 4: Analisa dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil pengumpulan data beserta pengolahan, analisis, dan
pembahasan data yang telah berhasil dikumpulkan menggunakan analisa statistic
yang relevan.
1.5.5. Bab 5: Kesimpulan dan Saran
Bab ini akan menguraikan kesimpulan penelitian, temuan-temuan, saran-
saran yang mungkin diberikan kepada para pelaku usaha, dan saran untuk
penelitian selanjutnya.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Motivasi
Gilad dan Levine (1986) mengusulkan dua teori yang berkaitan erat
dengan motivasi menjadi seorang entrepreneur. Teori “dorongan” dan teori
“tarikan”. Teori “dorongan” berpendapat bahwa individu didorong ke dalam
kepengusahaan oleh dorongan negative dari luar, seperti ketidakpuasan dalam
bekerja, kesulitan dalam menemukan pekerjaan, dan gaji yang tidak memuaskan,
atau jadwal kerja yang tidak fleksibel. Teori “tarikan” berpendapat bahwa
individu ditarik kedalam aktifitas yang berkaitan dengan pengusaha dalam
pencarian kebebasan, pemenuhan diri sendiri, kesejahteraan, dan hasil – hasil lain
yang diinginkan. Morgan (1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan
tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut
yaitu keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku
yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada
tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow (1943)
pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau
hierarki kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar,
haus, istirahat dan sex.
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata,
akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual
3. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya
tercermin dalam berbagai simbol-simbol status
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
10
Universitas Indonesia
5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang
terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Gambar 2.1 Teori Motivasi H. Moslow
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua
(keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya
dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang
lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas
dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah
bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang
dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik.
Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan
tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal
adalah, persepsi seseorang mengenai diri sendiri; harga diri; harapan
pribadi; kebutuhaan; keinginan; kepuasan kerja; prestasi kerja yang
dihasilkan.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan
manusia makin mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
11
Universitas Indonesia
tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan
bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan.
Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang
bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta
ingin berkembang. Pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan tampak lebih
bersifat teoritis, namun telah memberikan fondasi dan mengilhami bagi
pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya
yang lebih bersifat aplikatif.
Adapun jenis motivasi menurut Davis dan New Strom (1996) adalah
prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.
1. Motivasi prestasi (achievement motivation), adalah dorongan dalam
diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan
dalam mencapai tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja
keras apabila mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh
kebanggaan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya terdapat
sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat balikan spesifik
tentang prestasi diwaktu lalu.
2. Motivasi afiliasi (affiliation motivation), adalah dorongan untuk
berhubungan dengan orang-orang atas dasar social. Orang-orang
yang bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka dipuji
karena sikap dan kerja sama mereka yang menyenangkan.
3. Motivasi kompetensi (competence motivation), adalah dorongan
untuk mencapai keunggulan kerja, meningkatkan ketrampilan dalam
memecahkan masalah, dan berusaha keras untuk inovatif.
Umumnya, mereka cenderung melakukan pekerjaan dengan baik
karena kepuasan batin yang mereka rasakan dari melakukan
pekerjaan itu dan penghargaan yang diperoleh dari orang lain.
4. Motivasi kekuasaan (power motivation), adalah dorongan untuk
mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi. Orang-orang
yang bermotivasi kekuasaan ingin menimbulkan dampak dan mau
memikul resiko untuk melakukan hal itu.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
12
Universitas Indonesia
2.2 Wirausaha (entrepreneur)
Menurut Rambat Lupiyoadi (2007) Wirausaha adalah orang yang kreatif
dan inovatif serta mampu mewujudkannya untuk peningkatan kesejahteraan diri,
masyarakat dan lingkungannya.
Menurut Gede Prama (1998) ada beberapa sifat dasar dan kemampuan
yang dimiliki oleh seorang entrepreneur dalam berwirausaha, diantaranya adalah :
1. Entrepreneur adalah pencipta perubahan (the change creator), disini
dituntut tidak hanya mengelola perubahan, tetapi mampu
menciptakan perubahan.
2. Entrepreneur selalu melihat perbedaan baik antara orang maupun
antar fenomena kehidupan sebagai peluang dibanding sebagai
kesulitan.
3. Entrepreneur cenderung mudah jenuh terhadap segala kemampuan
hidup untuk kemudian bereksperimen dengan pembaharuan-
pembaharuan.
4. Entrepreneur melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat
untuk memacu kreativitas.
5. Entrepreneur adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.
Dalam berwirausaha, entrepreneur perlu memiliki kompetensi seperti
halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukung kearah
kesuksesan. Triton (2007) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki
entrepreneur dalam menjalankan usahanya, yaitu :
1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan
dilakukan. Dengan kata lain, seorang entrepreneur harus mengetahui
segala sesuatu yang ada hubunganya dengan usaha atau bisnis yang
akan dilakukan.
2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-
dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha,
mengorganisasi dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat
memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan
membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
13
Universitas Indonesia
bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua
sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna
terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti
pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-
sungguh dan tidak setengah hati.
4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal
tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan
keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena
itu harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan
mental.
5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan untuk
mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana
dan menggunakanya secara tepat, dan mengendalikanya secara
akurat.
6. Managing time efficiently, yaitu mengatur waktu seefisien mungkin.
Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai kebutuhanya.
7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,
mengarahkan atau memotivasi, dan mengendalikan orang-orang
dalam menjalankan usahanya.
8. Statisfying customer by providing hight quality product, yaitu
member kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan
barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. Knowing method to compete, yaitu mengetahui strategi atau cara
bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkapkan kekuatan
(Strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman
(threat), dirinya dan pesaing.
10. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan
yang jelas tersurat, bukan tersirat.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
14
Universitas Indonesia
2.3 Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment
Mone (1994) mendiskusikan dua ukuran tentang keberhasilan diri yang
mendorong seseorang untuk berwirausaha. Ukuran pertama dianalogikan dengan
harapan, dan ukuran kedua dianalogikan dengan hasil dari harapan tersebut.
Keberhasilan diri sebagai seorang entrepreneur di sini merupakan kemungkinan
dari mendapatkan kesempatan- kesempatan yang diinginkan dan keuntungan atas
pekerjaan yang telah dilakukan.
Shapero dan Kruger (2000) menggunakan keberhasilan diri sebagai salah
satu wakil dari motivasi untuk menjadi entrepreneur karena mempercayai bahwa
orang-orang mungkin akan termotivasi untuk menjadi entrepreneur apabila
mereka percaya wirausaha memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil dari
pada bekerja untuk orang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih berharga.
Atkitson (2004) menyatakan bahwa salah satu faktor penting dan menjadi daya
penggerak bagi seseorang untuk menjadi entrepreneur adalah keinginannya untuk
memenuhi kebutuhanya untuk berhasil serta menjauhi kegagalan. Jika seseorang
memiliki kebutuhan tinggi untuk berhasil, maka orang tersebut akan bekerja keras
dan tekun belajar.
Karakteristik entrepreneur yang berhasil (Pearce II, 1989)
1. Komitmen yang tinggi.
Tingkat komitmen para entrepreneur biasanya dapat terganggu oleh
kesediaan mereka untuk merusak kondisi kemakmuran pribadi
mereka, oleh kesediaan mereka untuk menginvestasi waktu,
mentolerir standar kehidupan lebih rendah, dibandingkan dengan
standar hidup yang sebenarnya dapat dinikmati mereka, dan bahkan
pengorbanan waktu berkumpul dengan keluarga mereka.
2. Dorongan atau rangsangan kuat untuk mencapai prestasi.
Salah satu diantara motivator-motivator kuat, yang mendorong para
entrepreneur adalah kebutuhan untuk meraih prestasi. Mereka secara
tipikal dirangsang oleh kebutuhan untuk melampaui hasil-hasil yang
diraih mereka pada masa lampau. Uang makin kurang berarti sebagai
motivator, dan uang lebih banyak dijadikan alat untuk mengukur
hingga dimana pencapaian prestasi mereka.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
15
Universitas Indonesia
3. Orientasi kearah peluang-peluang serta tujuan-tujuan.
Para entrepreneur yang berhasil, cenderung memusatkan perhatian
mereka kepada peluang-peluang, yang mewakili kebutuhan-
kebutuhan yang belum terpenuhi atau problem-problem yang
menuntut danya pemecahan-pemecahan.
4. Focus pengendalian internal.
Para entrepreneur yang berhasil, sangat yakin akan diri mereka
sendiri. Riset yang dilakukan orang telah menunjukan bahwa mereka
beranggapan bahwa meraka sendiri yang mengendalikan nasib usaha
mereka, dan bukan kekuatan-kekuatan luar yang mengendalikan dan
menentukan hasil yang mereka raih. Para entrepreneur yang berhasil
juga bersikap sangat realistic tentang kekuatan serta kelemahan
mereka sendiri dan apa saja yang dapat dilakukan mereka, dan apa
yang tidak mungkin dilakukan mereka.
5. Toleransi terhadap ambiguitas.
Para entrepreneur yang baru memulai usaha baru mereka,
menghadapi kebutuhan untuk mengimbangkan pengeluaran-
pengeluaran untuk gaji dan upah karyawan mereka dengan hasil
yang diraih. Pekerjaan-pekerjaan secara konstan berubah, para
pelanggan silih berganti, dan kemunduran dan kejutan-kejutan
merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
6. Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah.
Para entrepreneur yang berhasil mencari problem-problem yang
dapat mempengaruhi keberhasilan mereka, dan mereka berusaha
untuk memecahkanya. Mereka tidak terintimidasi oleh situasi-situasi
sulit. Mereka dapat bersikap desisif (berani mengambil keputusan)
dan meraka dapat menunjukan kesabaran apabila persepsi jangka
panjang dianggap sebagai hal yang tepat.
7. Kemampuan untuk menghadapi kegagalan secara efektif.
Para entrepreneur tidak takut akan kegagalan, memang mereka
sangat mendambakan keberhasilan, tetapi apabila harus, mereka
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
16
Universitas Indonesia
menerima kegagalan dan memanfaatkanya sebagai suatu cara untuk
belajar, bagaimana lebih baik pada masa mendatang.
2.4 Toleransi akan resiko (Tolerance for risk)
Menurut Suryana (2003) seorang entrepreneur harus mampu mengambil
resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung komitmen yang
kuat, akan mendorong seorang entrepreneur untuk terus berjuang mencari peluang
sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas, dan merupakan
umpan balik bagi kelancaran kegiatanya.
Praag dan Cramer (2002) secara eksplisit mempertimbangkan peran
resiko dalam pengambilan keputusan seseorang untuk menjadi seorang
entrepreneur. Rees dan Shah (1986) menyatakan bahwa perbedaan pendapatan
pada pekerja individu yang bebas (entrepreneur) adalah tiga kali lipat dari yang
didapat oleh individu yang bekerja pada orang lain, dan menyimpulkan bahwa
toleransi terhadap resiko merupakan sesuatu yang membujuk untuk melakukan
pekerjaan mandiri (entrepreneur). Douglas dan Shepherd (1999) menggunakan
resiko yang telah diantisipasi sebagai alat untuk memprediksi keinginan seseorang
untuk menjadi entrepreneur, dinyatakan “ semakin toleran seseorang dalam
menyikapi suatu resiko, semakin besar insentif orang tersebut untuk menjadi
entrepreneur.”
Persepsi resiko berbeda-beda tergantung kepercayaan seseorang,
kelakuan, dan perasaan merupakan faktor-faktor pendukungnya, antara lain latar
belakang pendidikan, pengalaman praktis di lapangan, karakteristik individu,
kejelasan informasi, dan pengaruh lingkungan sekitar. Terdapat perbedaan
persepsi tentang resiko itu sendiri, meskipun tidak terlalu mencolok, antara lain
(Akintoye & Macleod, 1997) :
1. Faktor-faktor yang mempunyai efek merugikan terhadap kesuksesan
pelaksanaan proyek secara financial maupun ketepatan waktu,
dimana faktor waktu itu sendiri tidak selalu dapat di identifikasi.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
17
Universitas Indonesia
2. Sesuatu keadaan secara fisik, kontrak maupun financial menjadi
lebih sulit daripada yang telah disetujui dalam kontrak.
3. Kesempatan untuk membuat keuntungan diatas kontrak, dimana
kepuasan klien, harga kontrak, dan waktu penyelesaian diutamakan.
4. Suatu kondisi dimana peristiwa-peristiwa yang tidak direncanakan
terjadi.
2.5 Perceived net desirability of self employment
Schermerhorn (1996) mengatakan terdapat ciri-ciri khas yang dikaitkan
dengan seorang entrepreneur yaitu mampu menentukan nasibnya sendiri, bekerja
keras dalam mencapai keberhasilan, selalu tergerak untuk bertindak secara pribadi
dalam mewujudkan tujuan menantang, memiliki toleransi terhadap situasi yang
tidak menentu, cerdas dan percaya diri dalam mengunakan waktu yang luang.
Vroom (1964) menggambarkan model kerangka terhadap perceived net
desirability of self employment, seperti gambar dibawah ini, dimana Vroom
menyimpulkan bahwa perceived net desirability of self employment merupakan
hasil pengurangan dari desirability of self-employment dengan desirability of
working for other. Desirability of self-employment merupakan sesuatu yang
didapatkan oleh karyawan dengan bekerja sendiri, seperti kebebasan dalam
bekerja, tidak terikat dengan aturan perusahaan, sedangkan desirability of working
for other merupakan sesuatu yang didapatkan oleh karyawan dengan bekerja
dengan orang lain, seperti rasa aman akan masa depan dan keteraturan dalam jam
kerja perusahaan.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
18
Universitas Indonesia
Probability of attaining desirable outcomes through
self-employment
Probability of attaining desirable outcomes through
Working for others
Value or importance of each outcame
Value or importance of each outcame
Desirability of self-employment
Desirability of working for others
Perceived net desirability of
self-employment
TIMES
TIMES
EQUALS
EQUALS
LESS
EQUALS
Gambar 2.2 Model Vroom
Berdasarkan teori-teori yang ditemukan, Vroom (1964) menyimpulkan
hal-hal yang menimbulkan perbedaan antara bekerja sendiri dan bekerja dengan
orang lain adalah faktor-faktor seperti potential pendapatan, financial security,
kebebasan, kebutuhan untuk berprestasi, kemandirian, dan keluar dari aturan
perusahaan.
Menurut Robert .T. Kiyosaki (2008) dengan mempunyai usaha sendiri,
seorang entrepreneur akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam
kantor, serta bebas dari pelanggaran disiplin kantor. Jika bisnis yang dijalankan
sudah berjalan dengan baik tidak perlu setiap hari pergi ke kantor karena bisa
didelegasikan kepada orang lain. waktu bisa dibagi untuk kegiatan bisnis yang
lain atau aktifitas lain. Meski seorang entrepreneur memerlukan disiplin yang
tinggi tetapi dengan memiliki usaha sendiri, dapat mengatur waktu sesuai
keinginan sendiri tanpa diatur oleh orang lain.
2.6 Lingkungan Wirausaha Perusahaan (Corporate Entrepreneurship)
Kuratko, et.Al (1990), Intraprenuership/Corporate Entrepreneurship
adalah kewirausahaan dalam korporasi/perusahaan yang menjelaskan perilaku
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
19
Universitas Indonesia
kewirausahaan di dalam organisasi yang sudah ada (established firm). Lumpkin
& Dess, (1996), Kewirausahaan Perusahaan / korporasi adalah proses, pengerjaan,
dan aktifitas pengambilan keputusan (ber orientasi pada Entrepreneurial
Orientation yaitu, terdiri dari tiga dimensi inovasi (innovativeness), proaktif
(proactiveness), dan pengambilan resiko (risktaking) dalam mencapai kinerja
perusahaan.
Menurut Robert D.Hisrich, Michael P.Peters, dan Dean A.Shepherd
(2008) dalam bukunya yang berjudul Entrepreneurship, terdapat karakteristik-
karakteristik yang baik dari sebuah lingkungan wirausaha didalam perusahaan,
antara lain:
1. Sebuah organisasi harus beroperasi digaris perbatasan teknologi
karena, penelitian dan pengembangan merupakan sumber-sumber
utama untuk ide-ide produk yang berhasil, yang mendorong serta
mendukung ide-ide baru bukannya mencegah ide-ide tersebut,
karena perusahaan-perusahaan sering kali membutuhkan keuntungan
investasi yang cepat dan jumlah penjualan tinggi.
2. Organisasi mendorong untuk timbulnya ide-ide baru
3. Organisasi mendorong eksperimen percobaan dan kesalahan.
Produk-produk atau jasa-jasa baru yang berhasil biasanya tidak
muncul dalam keadaan berhasil sepenuhnya. Sebuah perusahaan
yang ingin membentuk semangat wirausaha harus membuat sebuah
lingkungan yang memungkinkan kesalahan serta kegagalan dalam
mengembangkan produk-produk baru dan inovatif.
4. Organisasi harus memastikan tidak adanya parameter peluang
(opportunity parameters) awal yang menghalangi kreativitas dalam
pengembangan produk baru.
5. Organisasi menyediakan sumber-sumber daya dan dapat diakses
6. Organisasi mendorong pendekatan kerja sama tim yang multi
disiplin. Pendekatan yang terbuka ini, bersama dengan partisipasi
dari individu-idividu yang dibutuhkan tanpa menghiraukan areanya,
merupakan antithesis dari tipikal struktur organisasi perusahaan.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
20
Universitas Indonesia
7. Organisasi harus menentukan horizon jangka panjang untuk
mengevaluasi keberhasilan dari program secara menyeluruh, begitu
juga dengan keberhasilan dari setiap usaha individu.
8. Semangat kewirausahaan perusahaan tidak dapat dipaksakan pada
individu-individu; ia harus disadarkan pada rasa sukarela.
9. Organisasi harus mempunyai sistem penghargaan yang sesuai,
pengusahaa korporat harus dihargai dengan pantas untuk semua
energy, usaha, dan pengambilan risiko yang dikembangkan dalam
penciptaan usaha baru. Penghargaan-penghargaan harus didasarkan
pada pencapaian tujuan-tujuan kinerja yang sudah ditentukan.
10. Lingkungan wirausaha yang baik tidak hanya mempunyai sponsor
dan pembela yang mendukun aktivitas kreatif diseluruh organisasi,
tetapi juga mempunyai fleksibilitas perencanaan untuk menentukan
tujuan-tujuan dan arah-arah baru apabila dibutuhkan.
11. Aktivitas dalam lingkungan wirausaha harus sepenuhnya didukung
dan dirangkul oleh manajemen puncak, baik oleh kehadiran fisik
mereka maupun oleh pemastian bahwa personel dan sumber-sumber
financial yang dibutuhkan tersedia. Tanpa dukungan manajemen
puncak, sebuah lingkungan wirausaha yang berhasil tidak dapat
terbentuk.
2.7 Peran pemerintah dalam peningkatan pertumbuhan wirausaha
Menurut Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik
Indonesia, Syarief Hasan (2011), “Wirausaha merupakan ujung tombak bagi
perekonomian nasional. Sebab, jika wirausaha tumbuh, akan mampu menopang
perekonomian sekaligus membuka lapangan karyawanan baru. Dampak jangka
panjangnya adalah mengurangi tingkat kemiskinan”. Kewirausahaan dan
pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan positif.
Peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi
suatu negara. (Schumpeter, 1911).
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
21
Universitas Indonesia
Beberapa peran pemerintah yang diperlukan untuk meningkatkan
pertumbuhan wirausaha (entrepreneur), antara lain adalah:
1. Mengajak berbagai pihak untuk menyelenggarakan pendidikan formal
maupun informal untuk bidang entrepreneurship baik langsung
maupun tidak langsung.
2. Membuat aturan atau regulasi berupa UU,PP Kepres, Perda yang
dapat menciptakan iklim usaha yang kondusip dan positif bagi warga
negaranya agar tumbuh pengusaha yang mandiri dan tangguh.
3. Memberikan fasilitas-fasilitas dan kemudahan-kemudahan dalam
bidang perpajakan, penyaluran kredit, tingkat suku bunga kredit yang
rendah, kebijakan dalam bidang moneter sehingga dapat memacu
aktivitas dan pertumbuhan ekonomi
4. Tidak menumbuhkan nepotisme dalam bidang usaha. Pemerintah
memberikan peluang yang sama kepada setiap warga Negara
Indonesia untuk menjadi entrepreneur yang ulet, tangguh, mandiri,
dan berhasil.
5. Berani memberantas KKN dalam segala sektor.
6. Memberikan penghargaan kepada entrepreneur yang baik dan berhasil
karena telah membuka lapangan kerja, memutar roda ekonomi, dan
membayar pajak sebagai pemasukan APBN.
2.8 Penelitian Sebelumnya
Topik motivasi dalam literatur kewirausahaan telah berkembang
sepanjang jalan mirip dengan bidang psikologi organisasi. Dari perspektif
psikologi organisasi, teori motivasi telah berkembang dari orientasi teori statis
menjadi proses orientasi yang dinamis (Campbell et al. 1970).
Penelitian kewirausahaan juga telah berusaha untuk mengidentifikasi
situasi dan faktor lingkungan yang memprediksi aktivitas kewirausahaan, seperti
perpindahan pekerjaan, pengalaman kerja sebelumnya, ketersediaan berbagai
sumber daya, dan pengaruh pemerintah. Namun, studi empiris dari faktor-faktor
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
22
Universitas Indonesia
kontekstual ini telah menemukan daya penjelasan yang rendah (low explanatory
power) dan kemampuan prediktif (Kruger et al., 2000).
Dalam penelitiannya Gerry Segal. Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld
(2005) mengalisa motivasi yang dimiliki mahasisawa di Florida Gulf Coast
University (FGCU) terhadap keinginan menjadi seorang entrepreneur. Penelitian
ini mensurvei 112 junior dan senior yang sedang mengambil strata dua
(undergraduate) jurusan bisnis dengan memberikan 100 pertanyaan.
Kerangka pemikiran dari penelitian Gerry Segal. Dan Borgia dan Jerry
Schoenfeld (2005) dalam penelitiannya adalah sebagai berikut
Perceived net desirability of self-employment (NDSE)
Tolerance for risk (TR)
Perceived feasibility (self-efficacy) of self-emplyoment (SE)
Self-employment intentions
Gambar 2.2 Model penelitian Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1. Ada pengaruh positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of
self employment terhadap self employment intention.
H2. Ada pengaruh positif antara tolerance for risk terhadap self
employment intention.
H3. Ada pengaruh positif antara perceived net desirability of self
employment terhadap self employment intention.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
23
Universitas Indonesia
H4. Ada pengaruh positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of
self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of
self employment terhadap self employment intention.
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa ada hubugan positif
antara perceived feasibility (self-efifacy) of self employment dan self employment
intention dengan nilai regresi sebesar 0.669 (p < 0.001) dengan nilai t-statistik
7.116 (p < 0.001). Untuk variabel dependen H2 didapatkan bahwa ada hubungan
yang yang positif antara tolerance for risk dan self employment intention dengan
nilai regresi 0.480 (p < 0.001) dan nilai t-statistik 2.467 (p = 0.015) hal ini
menjelaskan bahwa besarnya resiko yang ada akan meningkatkan keterlibatan
dalam aktivitas entrepreneur. Untuk Variabel dependen H3 didapatkan adanya
hubungan positif antara perceived net desirability of self employment dan self
employment intention. Dengan nilai regresi 0.488n(p < 0.001) dengan t-statistik
3.032 (p < 0.003) nilai ini menunjukkan tingginya kemauan untuk bekerja sendiri
meningkatkan aspirasi dalam aktivitas entrepreneurial. Dan untuk H4 didapatkan
adanya hubungan positif antara kepercayaan diri menguasai wirausaha
(individual’s entrepreneurial self-efficacy), tolerance for risk, perceived net
desirability of self employment dan self employment intention. Dengan nilai
regeresi keseluruhan 0.528 ( p < 0.001) memperlihatkan dukungan yang kuat
dari keseluruhan model.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja atau blueprint untuk melakukan
proyek penelitian. Bagian ini akan merincikan prosedur yang dibutuhkan untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menstrukturisasi atau
menyelesaikan masalah penelitian (Malhotra, 2007). Penelitian ini dirancang
sebagai suatu penelitian kausal (causal research) dengan tujuan untuk
mengetahui atau mendapatkan bukti signifikansi variabel dependen terhadap
variabel factor dan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel tersebut.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu penelitian lapangan
(field research) dan studi pustaka (literature research).
Perlu adanya penelitian lapangan karena data yang digunakan dalam
analisa penelitian berasal dari informasi yang berkaitan langsung dengan obyek
penelitian di lapangan. Penelitian lapangan akan dilakukan terutama dengan
menyebarkan Kuisioner ke responden yang relevan. Tidak tertutup kemungkinan
untuk dilakukan in-depth-interview untuk mendapatkan suatu gambaran yang
komprehensif mengenai variabel-variabel yang diuji sebagai pengayaan. Studi
pustaka digunakan sebagai proses umum untuk mendapatkan dasar-dasar teori
maupun referensi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dan untuk
mendapatkan data tambahan apabila diperlukan kemudian.
Dalam penelitian ini, terdapat 2 jenis data yang akan dikumpulkan yaitu
data primer dan data sekunder.
Data Primer, data ini adalah data yang dihasilkan untuk memenuhi
kebutuhan penelitian yang sedang ditangani (Malhotra: 2007). Untuk
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
25
Universitas Indonesia
penelitian ini, data akan didapatkan melalui kuesioner. Teknik ini
dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada
responden untuk dijawab dan kuesioner tersebut akan diisi sendiri
oleh responden (self-administered questionnaire), kemudian dari
jawaban setiap pertanyaan tersebut ditentukan skornya dengan
menggunakan skala Likert. Kuesioner ini mempunyai 6 poin skala
dengan ketentuan sebagai berikut:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu mungkin tidak setuju
4 = Ragu-ragu mungkin setuju
5 = Setuju
6 = Sangat Setuju
Data Sekunder, data ini adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan
lain, bukan untuk tujuan menyelesaikan masalah yang sedang
dialami (Malhotra: 2007) yaitu merupakan data penunjang yang akan
diperoleh dari studi literatur yaitu berasal dari buku-buku wirausaha
(entrepreneurship) , jurnal on-line, artikel-artikel majalah, situs-situs
website mengenai objek penelitian, dan studi kepustakaan lainnya.
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang akan dilakukan dalam menentukan
responden kuisioner adalah sebagai berikut:
3.3.1 Target populasi
Data akan diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada karyawan
perseroan terbatas (PT) dari Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) maupun Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 (satu)
tahun dan beroperasi diwilayah DKI Jakarta yaitu, Jakarta Selatan, Jakarta Barat,
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, dengan tidak melibatkan, atau
mengecualikan pegawai negeri sipil (PNS).
3.3.2 Sampling Frame
Sampling frame yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
a. Kondisi Responden dan pengalaman kerja didalam suatu perusahaan.
Responden merupkan karyawan yang memiliki pengalaman kerja
minimal 1 (satu) tahun dalam perusahaan sehingga diharapkan responden
sudah mengetahui lingkungan dalam perusahaan.
b. Golongan dari perusahaan tempat Responden bekerja.
Perusahaan dimana Responden bekerja, atau pernah bekerja adalah PT
(Perseroan Terbatas) baik Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) maupun
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun
2007. Didirikan oleh minimal 2 orang/pribadi hukum.Mempunyai
minimal modal dasar (sekarang minimal modal dasar Rp. 50.000.000,-).
Minimal modal yang harus disetor ke Bank 25 % dari minimal modal
dasar.Tanggung jawab terbatas dari para pemegang saham. Didirikan
dengan Akta Notaris dan berlaku sejak disahkan oleh Menteri
Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan HAM). Bertindak secara
pribadi hukum. Memiliki harta kekayaan sendiri.
c. Domilisi atau wilayah operasi utama perusahaan dimana Responden
bekerja.
Perusahaan dimana karyawan bekerja berdomisili atau memiliki wilayah
operasi di wilayah DKI Jakarta yaitu, Jakarta Selatan, Jakarta Barat,
Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Dimana DKI Jakarta
sebagai wilayah penelitian ditentukan karena merupakan Ibu Kota
Negara dan Pusat Pemerintahan yang padat penduduk dengan angka
pekerja yang tinggi.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
27
Universitas Indonesia
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah 2 macam non-probability
sampling, yaitu quota sampling untuk memperoleh responden yang paling tepat
sesuai sampling frame di area yang mudah dijangkau atau yang paling mudah
dikumpulkan datanya; lalu snowball sampling melalui responden yang
didapatkan dari teknik sampling sebelumnya untuk menyebarluaskan kuisioner
dan mendapatkan data sebanyak-banyaknya, tapi masih dalam sampling frame.
Dengan 2 macam teknik sampling ini, diharapkan data akan dapat terkumpul
secepat, sebanyak, dan seakurat mungkin – dalam periode riset yang telah
ditentukan – tanpa menghasilkan terlalu banyak kuisioner terisi yang tidak dapat
digunakan karena tidak masuk kriteria sampling frame.
3.4 Model Penelitian
Model penelitian ini mengambil referensi dari riset yang telah dilakukan
oleh Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld (2005). Model penelitian ini
telah dikembangkan dengan menambahkan satu variabel moderasi yang
mempengaruhi hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment,
tolerance for risk dan perceived net desirability of self employment dengan self
employment intention. Variabel moderating corporate entrepreneurship mengacu
pada penelitian Thomas Hellman (2002) dan Lena lee et.al (2011). Thomas
Hellman dalam penelitiannya menemukan terdapat empat faktor yang
menyebabkan karyawan keluar dari perusahaan, antara lain:
1. Employee-driven innovations
Ketika mengerjakan tugasnya karyawan mungkin mendapatkan ide-ide
baru atau inovasi yang berada diluar inti bisnis perusahaan. Tidak semua
karyawan mempunyai ide dan tidak semua ide sesuai dengan perusahaan,
dikarena perusahaan memiliki keterbatasan sumber daya. Karyawan
memiliki pilihan pribadi untuk menyikapi hal tersebut yaitu tetap fokus
dengan pekerjaannya atau mengejar ide-idenya diluar perusahaan.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
28
Universitas Indonesia
2. Endogenous corporate strategy
Perusahaan dapat menentukan seberapa fokus perusahaan terhadap bisnis
inti perusahaan dan peluang lain diluar bisnis inti perusahaan. Pertama,
perusahaan dapat membuat kebijakan kompensasi dan memberikan reward
untuk ide bisnis lain atau inovasi. Kedua, perusahaan juga dapat
menetapkan kebijakan alokasi sumber daya internal, dan menetapkan
kapan dan bagaimana perusahaan akan mendukung ide-ide dan inovasi.
3. Differences in the entrepreneurial environment
Perusahaan menemukan bahwa karyawan yang menyimpang dapat dengan
mudah mendapatkan pengembangan sumber daya diluar perusahaan,
perusahaan melihat bahwa karyawan mendapatkan pengaruh dari dalam
dan luar perusahaan.
4. Alternative regimes of intellectual property rights
Analisis mengenai kepemilikan hak cipta, apakah hak cipta menjadi milik
perusahaan atau menjadi miliki karyawan.
Hal ini kemudian diperkuat oleh hasil penelitian Lena lee et.al (2011),
dimana penelitian ini menemukan bahwa organizational innovation climate
mempengaruhi entrepreneurial intention secara signifikan sebesar 1.209, p < 0.01
Job Satisfaction Entrepreneurial intention
Technical Excellence Incentives
Innovation Climate
Innovation Orientation Self Efifacy
Gambar 3.1 Model Penelitian Lena lee et, al.
Model ini menggambarkan bahwa ketika lingkungan wirausaha
meningkat lebih lanjut, mengakibatkan timbulnya ide-ide dan inovasi yang cepat
dalam organisasi. Model Lena lee et, al. menggambarkan faktor dari lingkungan
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
29
Universitas Indonesia
perusahaan yang dimoderasi oleh faktor yang timbul dari dalam diri terhadap
entrepreneurial intention.
Dari hasil analisa diatas maka dapat dirumuskan model penelitian sebagai
berikut,
Perceived feasibility (self-
efifacy) of self
employment
Tolerance for risk
Perceived net desirability
of self employment
Self employment
intention
Corporate
Entrepreneurship
H1
H3
H2
H4
Gambar 3.2 Model Penelitian
3.5 Hipotesis Penelitian
Dari bahasan di bagian dasar teori, kita bisa mengembangkan hipotesa,
sesuai dengan model ilmiah diatas, sebagai berikut:
H1: Ada pengaruh positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment terhadap self employment intention.
((H01 : β0 = 0 ; Ha1 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
H2: Ada pengaruh positif antara tolerance for risk terhadap self employment
intention.
((H02 : β0 = 0 ; Ha2 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H02 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H02 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
H3: Ada pengaruh positif antara perceived net desirability of self employment
terhadap self employment intention.
((H03 : β0 = 0 ; Ha3 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H03 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
30
Universitas Indonesia
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
H4: Ada pengaruh positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment, tolerance for risk dan perceived net desirability of self employment
terhadap self employment intention..
.((H04 : β0 = 0 ; Ha4 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H04 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
H5: Ada pengaruh moderasi corporate entrepreneurship terhadap hubungan
perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk, dan
perceived net desirability of self employment dengan self employment intention.
.((H05 : β0 = 0 ; Ha5 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H05 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
3.6 Defenisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 5 (empat) variabel, yaitu variabel keinginan
bekerja sendiri, toleransi akan resiko, keberhasilan diri, keinginan menjadi
wirausaha dan lingkungan wirausaha.
Berikut adalah deskripsi dan item-item pertanyaan untuk mengukur setiap
variabel dalam penelitian.
3.6.1 Variabel Perceived Feasibility (self-efifacy) of Self Employment
Merupakan salah satu wakil dari motivasi untuk menjadi entrepreneur
karena mempercayai bahwa orang-orang mungkin akan termotivasi untuk menjadi
entrepreneur apabila mereka percaya wirausaha memiliki kemungkinan lebih
besar untuk berhasil dari pada bekerja untuk orang lain untuk mendapatkan hasil
yang berharga.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
31
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Indikator Self-efifacy
No Indikator Pernyataan Ukuran Sumber
1 Passion Saya mempunyai semangat
bekerja yang tinggi Likert
Pearce II,
1989
2 Ambisius
Saya melakukan sesuatu untuk
mencapai suatu tujuan yang
telah saya tetapkan
Likert
3 Optimis
Saya selalu mengharapkan
hasil terbaik dari suatu situasi
tertetu
Likert
4 Tekun Saya bekerja dengan sungguh-
sungguh Likert
5 Ulet Saya selalu bersemangat dan
pantang menyerah Likert
6 Kompeten
Saya sudah memiliki
kompetensi yang bagus untuk
bersaing dengan orang lain
dalam dunia kerja
Likert
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
3.6.2 Variabel Tolerance for Risk
Merupakan keberanian untuk menghadapi resiko yang didukung oleh
komitmen yang kuat, dimana semakin toleran seseorang dalam menyikapi suatu
resiko, semakin besar insentif orang tersebut untuk menjadi entrepreneur.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
32
Universitas Indonesia
Tabel 3.2 Indikator Tolerance for Risk
No Indikator Pernyataan Ukuran Sumber
1 Komitmen
Saya memiliki tanggungjawab
yang besar dalam
melaksanakan keputusan yang
saya ambil
Likert
Douglas dan
Shepherd
(1999)
2 Menyukai
tantangan
Saya senang mencoba hal-hal
baru Likert
3 Sabar Saya tergolong orang yang
sabar dalam mengatasi masalah Likert
4 Pemahaman
Resiko
Saya selalu berusaha untuk
mengerti akan resiko yang
akan saya ambil
Likert
5 Sociable
Saya senang mengembangkan
dan memelihara hubungan baik
dengan berbagai pihak, baik
yang berhubungan langsung
dengan pekerjaan maupun
tidak.
Likert
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
3.6.3 Variabel Perceived net Desirability of Self Employment
Keinginan untuk mempunyai usaha sendiri, sehingga seorang entrepreneur
akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor, serta bebas dari
pelanggaran disiplin kantor.
Tabel 3.3 Indikator Perceived net Desirability of Self Employment
No Indikator Pernyataan Ukuran Sumber
1 Kemandirian Saya suka melakukan
pekerjaan saya sendiri Likert
Vroom
(1964) 2 Kebebasan
pribadi
Kebebasan pribadi sangat
penting bagi saya Likert
3 Aturan
Perusahaan
Saya terkadang tidak menaati
aturan yang ada di perusahaan. Likert
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
33
Universitas Indonesia
3.6.4 Variabel Self Employment Intention.
Merupakan faktor psikologis yang menunjukan minat individu terhadap
wirausaha, rasa puas dan ikut bertanggungjawab terhadap aktivitas atau pekerjaan
yang dilakukan.
Tabel 3.4 Indikator Self Employment Intention
No Indikator Pernyataan Ukuran Sumber
1 Percaya diri Saya termasuk orang yang
percaya diri dalam bertindak Likert Triton (2007)
2 Invoatif
Saya termasuk orang yang
toleran terhadap ketidakpastian
dan perubahan
Likert
Rambat L
(2007)
3 Kreatif Saya memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi Likert
4 Leadership Saya tertarik pada posisi
kepemimpinan Likert
Triton (2007)
5 Efektif
Saya selalu berusaha untuk
mencari cara-cara yang paling
baik untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah saya tentukan
Likert
6 Efisien
Saya menggunakan sumber
daya secara minimum
gunamencapai hasil yang
optimum
Likert
7
Berorientasi
pada masa
depan
Saya selalu berorientasi masa
depan dalam merencankan
sesuatu
Likert
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
3.6.5 Variabel Corporate Entrepreneurship (Moderating)
Merupakan lingkungan sebuah perusahaan yang berorientasi pada
kewirausahaan.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Tabel 3.5 Indikator Corporate Entrepreneurship
No Indikator Pernyataan Ukuran Sumber
1
Organisasi
berada pada
garis batas
teknologi
Perusahaan dimana saya bekerja
menggunakan teknologi yang terdepan
Likert
Robert
D.Hisrich,
Michael
P.peters, dan
Dean
A.Shepherd
(2008)
2 Dorongan
untuk ide-ide
baru
Perusahaan mendorong untuk
timbulnya ide-ide baru dan inovasi Likert
3 Toleransi atas
kegagalan
Perusahaan memberikan toleransi
atas kegagalan dengan mendorong eksperimen percobaan dan
kesalahan
Likert
4
Tidak ada
parameter
peluang
(opportunity
parammeters)
Perusahaan tidak membatasi
peluang-peluang yang ada hanya
berdasarkan wilayah-wilahyah kerja tertentu (divisi)
Likert
5
Ketersediaan
sumber-sumber
dan dapat
diakses
Perusahaan menyediakan sumber-
sumber daya yang diperlukan dan dapat diakses
Likert
6 Kerja sama
tim, multi
disiplin
Perusahaan mendorong
pendekatan kerja sama tim multi
disiplin Likert
7 Horizon jangka
panjang
Perusahaan memiliki tujuan
jangka panjang (horizon) Likert
8 Sistem
penghargaan
Perusahaan memiliki sistem
penghargaan pada pencapaian tujuan-tujuan kinerja yang sudah
ditentukan
Likert
9 Sponsor dan
pembela
Perusahaan memiliki sponsor dan
pembela yang mendukung
aktifitas kreatif diseluruh organisasi
Likert
10 Dukungan dari
manajemen
puncak
Kegiatan kewirausahaan didalam
perusahaan mendapatkan
dukungan dari manajemen puncak perusahaan
Likert
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
35
Universitas Indonesia
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode analisis data merupakan metode yang digunakan dalam mengolah
data. Metode analisis data terdiri dari proses-proses yang harus dilakukan untuk
menghasilkan jawaban yang akan menjawab penelitian. Analisis data
menggunakan software SPSS 18. Tes pendahuluan (pre-test) perlu dilakukan
terlebih dahulu terhadap 30 orang responden, untuk mendeteksi kelemahan-
kelemahan yang terdapat dalam instrumen penelitian. Pengujian terhadap
kuesioner yang akan dipergunakan sebagai instrumen penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
3.7.1 Analisis Awal
Pada tahap ini peneliti akan melakukan pemeriksaan terhadap kuesioner.
Pemeriksaan dilakukan karena ada beberapa hal yang menyebabkan kusioner
tidak layak (Maholtra, 2007):
1. Ada bagian kuesioner yang mungkin tidak lengkap.
2. Pola respons mungkin mengindikasikan bahwa responden tidak
memahami atau tidak mengikuti perintah. Misalnya pola melewati
pertanyaan yang mungkin tidak diikuti.
3. Respons menunjukkan varians yang kecil. Misalnya, seorang
responden hanya memeriksa empat dari sebuah seri skala
pemeringkatan tujuh titik.
4. Kuesioner yang dikembalikan secara fisik tidak lengkap; satu atau
lebih halaman hilang.
5. Kuesioner diterima setelah batas akhir tanggal penerimaan.
6. Kuesioner dijawab oleh seseorang yang tidak memenuhi syarat untuk
berpartisipasi.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
36
Universitas Indonesia
3.7.2 Analisis Indeks Jawaban
Analisis indeks jawaban dilakukan untuk memperoleh gambaran deskriptif
penelitian yang dilakukan terhadap 5 indikator dari masing-masing variabel yang
digunakan untuk mengetahui respon responden terhadap setiap pernyataan yang
diajukan (Ferdinand, 2006). Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki skor minimal 1 dan maksimal sebesar 5, maka perhitungan angka indeks
dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
Indeks =
Dimana:
F1 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 1 pada angket
F2 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 2 pada angket
F3 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 3 pada angket
F4 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 4 pada angket
F5 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 5 pada angket
F6 adalah frekuensi responden yang menjawab dengan poin 6 pada angket
3.7.3 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif merupakan bagian dari statitika yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan.
Data yang dikumpulkan tersebut perlu disajikan supaya mudah dimengerti,
menarik, komunikatif, dan informatif bagi pihak lain. Beberapa teknik yang dapat
digunakan antara lain ukuran gejala pusat, ukuran keragaman, penyajian dalam
bentuk tabel dan grafik. Bentuk-bentuk penyajian data tersebut secara umum
dibagi dalam dua aspek, yaitu,
1. Penyiapan data yang mencakup proses editing, pengkodean, dan
pemasukkan data.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
37
Universitas Indonesia
2. Analisis pendahuluan meliputi pemilahan, pemeriksaan, dan
penyusunan data sehingga diperoleh gambaran, pola, dan hubungan
yang lebih bermakna.
3.7.4 Uji Reliabilitas
Peneliti melakukan uji reliabilitas untuk mengukur konsistensi dan
reliabilitas pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner terhadap variabelnya.
Menurut Malhotra (2007), dengan melihat batas nilai Cronbach`s alpha 0,6 maka
pertanyaan dalam kuesioner dianggap sudah reliable, konsisten dan relevan
terhadap variabel atau faktor dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji reliabilitasnya
adalah Keberhasilan diri, Toleransi akan resiko, Keinginan bekerja sendiri,
Keinginan menjadi Wirausaha dan Lingkungan wirausaha.
3.7.5 Uji Validitas
Uji analisis validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
factor analysis. Analisis faktor adalah suatu teknik untuk menemukan pola di
antara variabel-variabel guna menentukan apakah terdapat suatu kombinasi yang
mendasar dari variabel orisinil (suatu faktor) yang dapat meringkas original set
yang dimaksud (Cooper dan Schindler, 2006).
Analisa faktor memiliki peranan penting yaitu untuk menjelaskan
hubungan di antara banyak variabel dalam beberapa faktor. Maka, dengan alat
bantu SPSS 18.0 peneliti akan mencoba menemukan hubungan antar sejumlah
variabel yang saling bebas satu sama lain, sehingga dapat membuat satu atau
beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal, atau
dengan kata lain mereduksi beberapa variabel guna memastikan bahwa setiap
variabel yang diobservasi merefleksikan hanya konstruk laten yang telah
dikembangkan untuk diukur.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Pengukuran Validitas dapat diakukan dengan menggunakan 3 (tiga)
pendekatan, yaitu:
1. Content Validity
Merupakan suatu konsep pengukuran validitas dimana suatu
instrumen dinilai memiliki content validity, jika mengandung butir-
butir pertanyaan yang memadai dan representatif untuk megukur
construct sesuai dengan yang diinginkan peneliti
2. Criterion- Related Validity
Merupakan konsep pengukuran validitas yang menguji tingkat akurasi
dari instrumen yang baru dikembangkan. Uji criterion-related validity
dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara skor yang
diperoleh dari penggunaan instrumen baru dengan skor dari
penggunaan instrumen lain yang telah ada sebelumnya yang memiliki
kriteria yang relevan.
3. Construct Validity
Merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara menguji apakah
suatu instrumen, mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan.
3.7.6 Analisis One Way Anova
Analisis One Way ANOVA dengan uji Homogeneity of Variances
dilakukan untuk mengetahui self employment intention responden dilihat dari
karakteristik demografisnya, yaitu wilayah dimana responden bekerja, usia, jenis
kelamin responden, status marital responden dan rata-rata penghasilan per bulan.
3.7.7 Analisis Korelasi
Analisis korelasi merupakan suatu teknik untuk menguji hubungan antar
variabel dalam model penelitian (Malhotra, 2007). Sesuai kerangka penelitian
maka variabel yang akan diuji korelasinya adalah perceived feasibility (self-
efifacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of self
employment dengan self employment intention.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
39
Universitas Indonesia
3.7.8 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan melakukan uji uji normalitas ,
uji autokorelasi, multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.
3.7.8.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar
analisis regresi berganda, yaitu variable-variabel independent dan depenen harus
didistribusikan normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah data-data
yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode
sebagai berikut:
1. Metode grafik
Metode grafik yang handal untuk menguji normalitas data adalah dengan
melihat normal probability plot, sehingga hampir semua aplikasi
komputer statistic menyediakan fasilitas ini. Normal probability plot
adalah membandingkan distribusi komulatif data yang sesungguhnya
dengan distribusi komulatif dari distribusi normal (hypotheeical
distribution).
Proses uji normalitas data dilakukan dengan meperhatikan penyebaran
data (titik) pada Norma P-Plot of Regression Standardized dari variable
terikat (Singgih Santoso, 2000) dimana :
Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal atau mengikuti garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
40
Universitas Indonesia
2. Metode statistik
Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi
normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov
Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan
dengan melihat nilai signifikansi variable, jika signifikan lebih besar dari
alpha 5% maka menunjukkan distribusi data normal.
3.7.8.2 Uji Auto Korelasi
Auto korelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu dengan yang lain. Untuk menguji autokorelasi ini peneliti
menggunakan uji Durbin Watson (DW)
D < DWL = ada autokorelasi
(2-DWU) <d<(2-DWL) = tanpa kesimpulan
DWU < d < (2-DWU) = tidak ada autokorelasi
DWL < d < (DWU) = tanpa kesimpulan
3.7.8.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variable independent. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Uji
multikolinearitas pada penelitian dilakukan dengan matriks korelasi. Pengujian
ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan meperhatikan nilai matriks
korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance
Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang
lebih besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari
gejala multikolinearitas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai
Tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut
tidak terdapat problem multikolinearitas.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
41
Universitas Indonesia
3.7.8.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians
berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas (Singgih Santoso, 2000). Salah satu cara untuk
mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara
nilai prediksi variable terikat dan nilai residualnya dan dengan perhitungan
statistik dapat digunakan metode uji Glejser.
3.7.9 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
analisa kuantitatif. Dimana untuk mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis
pengaruh keberhasilan diri, toleransi akan resiko, dan keinginan bekerja sendiri
terhadap keinginan menjadi wirausaha dengan menggunakan analisis regresi
dengan bantuan software spss 18.
Analisa regresi dilakukan untuk menemukan dan menggambarkan
hubungan antara dua variabel atau lebih dalam persamaan linear (garis lurus)
untuk mengetahui determinasi atau pengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen.Hubungan tersebut dapat dieskspresikan dalam bentuk
persamaan yang menghubungkan variabel terikat Y dengan variabel bebas X1,
X2,..., Xn. Menurut Malhotra (2007) analisis regresi berganda digunakan untuk
melihat hubungan antara dua atau lebih variabel bebas (independen) terhadap
variabel terikat (dependen). Regresi berganda juga digunakan untuk memprediksi
seberapa besar pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat
(dependen).
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Model hubungan tersebut adalah:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +
di mana
Y = Self employment intention
β0 = konstanta, nilai Y jika semua nilai adalah nol
β = lereng dari regresi (β mewakili koefisien regresi yang terkait dengan
setiap X )
= Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment
= Tolerance for risk
= Perceived net desirability of self employment
= eror, biasanya terdistribusi di sekitar 0 (Untuk tujuan penghitungan,
diasumsikan sama dengan 0)
3.7.10 Analisis Variabel Moderating
Variabel moderating merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel independent dengan variabel dependen dimana pengaruh yang
ditimbulkan dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel-variabel
tersebut. Variabel ini mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan
antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel-variabel independen
dengan variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif tergantung
pada variabel moderating, oleh karena itu variabel moderating dinamakan pula
sebagai contingency variable. Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian
ini adalah metode Moderated Regression Analysis (MRA), dimana MRA
merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsur interaksi yang merupakan perkalian dua atau lebih
variabel independen.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Model hubungan tersebut adalah:
Y = a1 + b1 X1 + b4 X4 + b X1X4 + e
Y = a2 + b2 X2 + b5 X4 + b X2X4 + e
Y = b3 + b3X3 + b6 X4 + b X3X4 + e
Dimana:
Y = Self employment intention
a1 = konstanta, nilai Y jika semua nilai adalah nol
b1, b2, b3 = lereng dari regresi (β mewakili koefisien regresi yang terkait
dengan setiap X )
= Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment
= Tolerance for risk
= Perceived net desirability of self employment
= Corporate Entrepreneurship
= eror, biasanya terdistribusi di sekitar 0 (Untuk tujuan penghitungan,
diasumsikan sama dengan 0)
3.8 Teknik Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis regresi, analisis korelasi
dan analisis moderasi dimana regresi diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh variabel keberhasilan diri, toleransi akan resiko, dan keinginan bekerja
sendiri terhadap keinginan menjadi wirausaha.
3.9 Sistematika Kuesioner
Kuesioner yang dibuat pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa
tahapan, di mana tahapan tersebut dibuat untuk memudahkan responden dalam
melakukan pengisian data yang dibutuhkan dalam penelitian. Kuesioner akan
dibuat secara sistematis dan mencerminkan tujuan penelitian.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
44
Universitas Indonesia
Pertanyaan dalam kuesioner pada penelitian ini berdasarkan data yang
diperoleh peneliti dari riset data sekunder. Pada kuesioner ini, peneliti akan
memberikan pertanyaan yang terstruktur. Berikut merupakan sistematika yang
akan digunakan dalam menyusun kuesioner:
a. Introduction (Perkenalan)
Di bagian ini peneliti akan mengenalkan diri dan menyebutkan nama
dan asal universitas. Selain itu peneliti akan memberitahukan judul
dari penelitian serta tujuan diadakan penelitian ini.
b. Screening Questions
Screening ini sebagai penyaring awal bagi responden yang memnuhi
kriteria untuk mengisi kuesioner ini dan dapat melanjutkan pengisian
kuesioner pada bagian-bagian berikutnya, yaitu mereka yang bekerja
di badan usaha milik swasta atau badan usaha milik Negara, wilayah
operasi pekerjaan dan pengalaman kerja yang dimiliki pekerja dengan
minimal 1 (satu) tahun.
c. Demographic Questions
Di bagian ini, peneliti akan memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai
dengan data demografis responden, meliputi; usia, wilayah operasi
kerja, penghasilan, status serta tingkat pendidikan dari responden.
d. Research Questions
Di bagian ini, peneliti akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
sesuai dengan variabel-variabel penelitian. Item-item pada pertanyaan
ini merupakan suatu bentuk pertanyaan yang menggunakan skala
likert untuk mengetahui sikap responden terhadap pertanyaan-
pertanyaan di kusioner dari sudut pandang responden.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Penelitian
4.1.1 Pelaksanaan Survey
Survey dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada orang-orang yang
telah ditentukan untuk mewakili perusahaan dimana responden-responden bekerja.
Perusahaan-perusahaan ini ditentukan menurut pertimbangan akan waktu, lokasi
perusahaan dan tujuan penelitian. Perwakilan untuk setiap perusahaan dipilih
berdasarkan kemampuan orang tersebut dalam mendistribusi kuesioner kepada pekerja
yang berada dalam satu perusahaan tersebut agar didapatkan data yang tepat dengan
penelitian. Kuesioner disebarkan di beberapa perusahaan yang berlokasi di Jakarta
Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Dari penyebaran
kuesioner, peneliti berhasil mengumpulkan sebanyak 250 (dua ratus lima puluh) data dan
layak untuk diteliti lebih lanjut.
4.1.2 Pelaksanaan Pre-Test
Pada tahap awal peneliti menyebarkan 30 (tiga puluh) buah kuesioner
sebagai pre-test yang digunakan untuk menguji reliabilitas dan validitas dari
pertanyaan dan pernyataan yang digunakan untuk mewakili variabel dalam
kuesioner. Selain itu pre-test juga bertujuan untuk mendeteksi kelemahan-
kelemahan yang terdapat dalam instrumen penelitian.
Data dari hasil kuesioner dianalisa dengan menggunakan software SPSS
18 for Windows. Pada tiga variabel yang diolah, bila menunjukkan nilai
Cronbach`s Alpha di atas 0,6. hal ini mengindikasikan bahwa seluruh pertanyaan
yang digunakan di dalam kuesioner memiliki tingkat reliabilitas yang baik dan
layak untuk diteliti lebih lanjut. Selanjutnya peneliti melakukan uji validitas dari
pre-test dengan menggunakan analisis faktor untuk mengetahui apakah
pertanyaan yang digunakan dapat mewakili variabel dalam kuesioner. Bila hasil
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
46
Universitas Indonesia
pertanyaan yang digunakan untuk mewakili variabel dalam kuesioner memiliki
nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequency (KMO) berada di atas
0,5. hal ini mengindikasikan bahwa seluruh pertanyaan yang digunakan di dalam
kuesioner adalah valid dan dapat digunakan dalam kuesioner penelitian.
4.1.2.1 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi dan reliabilitas
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner terhadap variabelnya. Menurut Malhotra
(2007), dengan melihat batas nilai Cronbach`s alpha 0,6 maka pertanyaan dalam
kuesioner dianggap sudah reliable, konsisten dan relevan terhadap variabel atau
faktor dalam penelitian. Pengujian reabilitas selengkapnya dapat dilihat pada table
berikut ini.
Tabel. 4.1 Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel/ Indikator Cronbach`s alpha Keterangan
SE 0.894 Reliabel
TR 0.822 Reliabel
NDSE 0.855 Reliabel
EI 0.857 Reliabel
CE 0.904 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari data pada table 4.1 dapat dilihat seluruh koefisien Cronbach’s Alpha pada
setiap indikator variabel menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,6 Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner sudah
reliable dan mendukung konstruk penelitian ini.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
47
Universitas Indonesia
4.1.2.2 Uji Validitas
a. Analisis faktor untuk variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment.
Tabel 4.2 Hasil pengujian validitas SE
Variabel/ Indikator Component matrix Keterangan
Perceived feasibility
(self-efifacy) of self
employment (SE)
MSA 0.825
Sig. 0,000
Variance extraction 66.064%
Indikator1 0.908 Valid
Indikator2 0.805 Valid
Indikator3 0.752 Valid
Indikator4 0.768 Valid
Indikator5 0.898 Valid
Indikator6 0.728 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.2 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap indikator
diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang
kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO and Bartlett’s
Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,825 atau ditas 0,5 dengan nilai
signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance extraction
sebesar 66.064% sehingga variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment telah memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.
b. Analisis faktor untuk variabel Tolerance for risk (TR)
Tabel 4.3 Hasil pengujian validitas TR
Variabel/ Indikator Component matrix Keterangan
Tolerance for risk (TR)
MSA 0.744
Sig. 0,000
Variance extraction 59.759%
Indikator1 0.682 Valid
Indikator2 0.780 Valid
Indikator3 0.835 Valid
Indikator4 0.776 Valid
Indikator5 0.784 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
48
Universitas Indonesia
Dari tabel 4.3 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap indikator
diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang
kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO and Bartlett’s
Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,744 atau ditas 0,5 dengan nilai
signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance extraction
sebesar 59.759% sehingga variabel Tolerance for risk telah memenuhi syarat
untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.
c. Analisis faktor untuk variabel Perceived net desirability of self employment
Tabel 4.4 Hasil pengujian validitas NDSE
Variabel/ Indikator Component matrix Keterangan
Perceived net
desirability of self
employment (NDSE)
MSA 0.721
Sig. 0,000
Variance extraction 78.151%
Indikator1 0.910 Valid
Indikator2 0.863 Valid
Indikator3 0.878 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.4 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap
indikator diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki
hubungan yang kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO
and Bartlett’s Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,721 atau ditas 0,5 dengan
nilai signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance
extraction sebesar 78.151% sehingga variabel Tolerance for risk telah memenuhi
syarat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
49
Universitas Indonesia
d. Analisis faktor untuk variabel Corporate Entrepreneurship
Tabel 4.5 Hasil pengujian validitas CE
Variabel/ Indikator Component matrix Keterangan
Corporate
Entrepreneurship (CE)
MSA 0.829
Sig. 0,000
Variance extraction 56.135%
Indikator1 0.658 Valid
Indikator2 0.779 Valid
Indikator3 0.675 Valid
Indikator4 0.800 Valid
Indikator5 0.825 Valid
Indikator6 0.688 Valid
Indikator7 0.772 Valid
Indikator8 0.782 Valid
Indikator9 0.830 Valid
Indikator10 0.653 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.5 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap indikator
diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang
kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO and Bartlett’s
Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,829 atau ditas 0,5 dengan nilai
signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance extraction
sebesar 56.135% sehingga variabel Tolerance for risk telah memenuhi syarat
untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
50
Universitas Indonesia
e. Analisis faktor untuk variabel Self employment intention
Tabel 4.6 Hasil pengujian validitas SEI
Variabel/ Indikator Component matrix Keterangan
Self employment
intention (SEI)
MSA 0.723
Sig. 0,000
Variance extraction 55.784%
Indikator1 0.686 Valid
Indikator2 0.847 Valid
Indikator3 0.783 Valid
Indikator4 0.783 Valid
Indikator5 0.699 Valid
Indikator6 0.707 Valid
Indikator7 0.709 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.6 dapat dilihat nilai pada component matrix nilai setiap indikator
diatas 0,5 dimana menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang
kuat dengan variabel lain pada konstruk yang sama. Nilai KMO and Bartlett’s
Test ditunjukan oleh nilai MSA sebesar 0,723 atau ditas 0,5 dengan nilai
signifikansi (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai variance extraction
sebesar 55.784% sehingga variabel Tolerance for risk telah memenuhi syarat
untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Demografis Responden
Pada penelitian ini demografis responden mencakup usia responden, jenis
kelamin responden, lokasi bekerja responden, pendapatan per-bulan responden,
status pernikahan responden, dan tingkat pendidikan responden. Data diolah
dengan menggunakan frekuency distribution kemudian didapatkan hasil
komposisi dari keseluruhan responden.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
51
Universitas Indonesia
4.2.1.1 Usia Responden
Rentang usia responden yang terbanyak adalah 25-32 tahun yakni
sebanyak 137 orang dengan persentase sebesar 54.8% dari total sampel.
Kemudian diikuti oleh responden dengan usia 17-24 tahun sebanyak 88 orang
dengan persentase sebesar 35.2% dari total sampel berikutnya reponden yang
berusia antara 33-40 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase sebesar 8% dari
total sampel dan terakhir responden yang berusia diatas 40 tahun sebanyak 5
orang dengan persentase 2% dari total sampel sebanyak 250 orang.
Gambar 4.1 Usia Responden
4.2.1.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin responden yang terbanyak adalah wanita sebanyak 131
orang dengan persentase 47.6% dari total sampel sebesar 250 orang, kemudian
diikuti oleh pria sebanyak 119 orang dengan persentase 47.6% dari total sampel
penelitian yaitu 250 orang.
35%
55%
8%
2%
Usia Responden
17-24
25-32
33-40
>40
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
52
Universitas Indonesia
Gambar 4.2 Jenis kelamin Responden
4.2.1.3 Lokasi responden bekerja
Pada penelitian ini lokasi responden bekerja yang paling banyak berada
pada wilayah Jakarta Selatan sebanyak 82 responden dengan persentase sebesar
32,8% dari total sampel penelitian, kemudian diikuti oleh Jakarta Timur sebanyak
44 responden dengan persentase sebesar 17.6% dari total sampel, berikutnya
Jakarta Pusat sebanyak 43 responden dengan persentase sebesar 17.2% ,
berikutnya Jakarta Utara sebanyak 41 responden dengan persentase sebesar 16.4%
dan terakhir Jakarta Barat sebanyak 40 responden dengan persentase sebesar 16%
dari total sampel sebesar 250 responden.
Gambar 4.3 Lokasi Responden Bekerja
48%
52%
Jenis Kelamin Responden
Pria
Wanita
33%
16% 18%
16%
17%
Lokasi Responden Bekerja
Jaksel
Jakbar
Jaktim
Jakut
Jakpus
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
53
Universitas Indonesia
4.2.1.4 Pendapatan responden per-bulan
Dari data demografi yang didapat, jumlah pendapatan perbulan yang
terbanyak adalah antara 3 (tiga) sampai 6 (enam) juta sebanyak 104 responden
dengan persentase sebesar 41.6% dari total sampel kemudian diikuti responden
yang berpenghasilan antara 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) juta sebanyak 68
responden dengan persentase sebesar 27.2%, berikutnya responden yang
berpenghasilan kurang dari 3 (tiga) juta sebanyak 59 responden dengan persentase
sebesar 23.6% dan terakhir adalah responden yang berpenghasilan lebih dari 10
(sepuluh) juta sebanyak 19 responden dengan persentase sebesar 7.6% dari total
sampel yang diuji sebanyak 250 responden.
Gambar 4.4 Pendapatan Responden Perbulan
4.2.1.5 Status Marital Responden
Dari data demografi yang diolah pada penelitian ini, marital status yang
terbanyak adalah belum menikah dengan jumlah responden sebanyak 172 orang
dengan persentase sebesar 68.8% dari sampel, diikuti oleh status menikah
sebanyak 76 responden dengan persentase sebesar 30.4% dan berikutnya bercerai
dengan anak sebanyak 2 (dua) responden sebesar 0.8% dari total sampel sebanyak
250 responden. Tidak ada responden yang bercerai tanpa anak dalam penelitian
ini.
24%
42%
27%
7%
Pendapatan Responden Perbulan
<3jt
3-5juta
6-10juta
>10juta
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Gambar 4.5 Status Marital Responden
4.2.1.6 Tingkat Pendidikan
Dari data didapatkan tingkat pendidikan yang terbanyak adalah S1 (
Strata satu) sebanyak 184 responden dengan persentase sebesar 73.6% dari total
sampel, kemudian diikuti Diploma sebanyak 42 responden dengan persentase
sebesar 16.8%, berikutnya SMA/SLTA sebanyak 16 responden dengan persentase
sebesar 6.4% dan terakhir S2 (Strata 2) sebanyak 8 responden dengan presentase
sebesar 3.2% dari total sampel sebanyak 250 responden. Tidak ada responden
yang memiliki tingkat pendidikan S3 (Strata 3) dari data yang didapatkan.
Gambar 4.6 Tingkat Pendidikan Responden
30%
69%
0% 1%
Status Marital Responden
Menikah
Belum menikah
Bercerai tanpa anak
Bercerai dengan anak
0% 3%
74%
17%
6%
Tingkat Pendidikan Responden
S3
S2
S1
Diploma
Sma/slta
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
55
Universitas Indonesia
4.2.2 Analisis Deskriptif
Pada bagian ini akan dilihat kecenderungan jawaban responden atas
masing-masing variabel penelitian. Kecenderungan jawaban responden ini dapat
dilihat dari bentuk statistik deskriptif dari masing-masing variabel. Kategori
jawaban responden dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata jawaban responden
tersebut dimana kategori jawaban responden dapat diperoleh sebagai berikut :
RS =
RS = = 13
Keterangan:
RS : Rentang skala
N : Jumlah item
M : Jumlah skor minima
Dengan demikian kategori skor jawaban adalah sebagai berikut :
20 – 33 : Sangat rendah
33.1 - 46 : Rendah
46.1 - 59 : Cukup rendah
59.1 – 72 : Cukup tinggi
72.1 – 85 : Tinggi
85.1 – 100 : Sangat tinggi
Hasil jawaban dari 250 responden terhadap masing-masing variabel
penelitian diperoleh sebagai berikut:
4.2.2.1 Deskripsi Variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment
(SE)
Variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment dalam
penelitian ini diukur melalui 6 indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel
Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Tabel 4.7 Tanggapan responden mengenai SE
No Indikator SS S RRMS RRMTS TS STS
indeks Frek % Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %
1
Saya
mempunyai
semangat
bekerja yang
tinggi
87 34.8 150 60.2 2 4.4 2 0.8 0 0 0 0 88.300
2
Saya
melakukan
sesuatu untuk
mencapai
suatu tujuan
yang telah
saya tetapkan
88 35.2 154 61.6 7 2.8 1 0.4 0 0 0 0 88.600
3
Saya selalu
mengharapkan
hasil terbaik
dari suatu
situasi tertetu
91 36.4 142 56.8 14 5.6 3 1.2 0 0 0 0 88.067
4
Saya bekerja
dengan
sungguh-
sungguh
80 32 149 59.6 20 8 1 0.4 0 0 0 0 87.200
5
Saya selalu
bersemangat
dan pantang
menyerah
71 28.4 150 60 25 10 4 1.4 0 0 0 0 85.767
6
Saya sudah
memiliki
kompetensi
yang bagus
untuk
bersaing
dengan orang
lain dalam
dunia kerja
57 22.8 166 66.4 26 10 1 0.4 0 0 0 0 85.267
Rata-rata 87.200
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tanggapan responden sebagaimana table 4.7 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan jawaban setuju dengan nilai skor 5 (lima)
dan dan sangat setuju dengan nilai skor 6 (enam) terhadap indikator-indikator
variabel Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat motivasi yang besar untuk faktor pencapaian
keberhasilan diri (self efifacy). Rata-rata skor indeks yang didapatkan adalah
87.20 sehingga table 4.7 menggambarkan motivasi yang sangat tinggi dari
responden untuk pencapaian keberhasilan diri (self – efifacy). Selain itu, terdapat
responden yang memilih jawaban ragu-ragu mungkin setuju dengan skor 4
(empat) dan ragu-ragu mungkin tidak setuju dengan skor 3 (tiga), hal ini
menunjukkan bahwa masih ada responden yang masih ragu-ragu akan pencapaian
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
57
Universitas Indonesia
keberhasilan dirinya. Tidak ada responden yang menjawab tidak setuju maupun
sangat tidak setuju.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden dari penelitian yaitu
pekerja di wilayah DKI. Jakarta sudah memilik rasa percaya akan keberhasilan
diri yang dapat mereka peroleh sehingga mereka berusaha memotivasinya lebih
besar.
4.2.2.2 Deskripsi Variabel Tolerance for risk (TR)
Variabel Tolerance for risk dalam penelitian ini diukur melalui 6
indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Tolerance for risk dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Tanggapan responden mengenai TR
No Indikator SS S RRMS RRMTS TS STS
indeks Frek % Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %
1
Saya memiliki
rasa
tanggungjawab
yang besar
dalam
melaksanakan
keputusan yang
saya ambil
83 33.2 151 60.4 14 5.6 2 0.8 0 0 0 0 87.667
2
Saya senang
mencoba hal-hal
baru
70 28 144 57.6 28 11 6 2.4 2 0.8 0 0 84.933
3
Saya tergolong
orang yang sabar
dalam mengatasi
masalah
44 17.6 138 55.2 60 24 5 2 3 1.2 0 0 81.000
4
Saya selalu
berfikir panjang
untuk
menghadapi
resiko yang akan
saya ambil
63 25.2 142 56.8 42 17 2 0.8 1 0.4 0 0 84.267
5
Saya senang
mengembangkan
dan memelihara
hubungan baik
dengan berbagai
pihak, baik
yang
berhubungan
langsung dengan
pekerjaan
maupun tidak.
100 40 131 52.4 16 6.4 3 1.2 0 0 0 0 88.533
Rata-rata 85.280
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Tanggapan responden sebagaimana table 4.8 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan jawaban setuju dengan nilai skor 5 (lima)
dan dan sangat setuju dengan nilai skor 6 (enam) terhadap indikator-indikator
variabel tolerance for risk. Hal ini menunjukkan bahwa respon memiliki toleransi
untuk setiap resiko yang diambil, seperti yang ditunjukan dengan rasa tanggung
jawab terhadap keputusan yang diambil, kesabaran, kolektif dan senang mencoba
hal-hal baru. Rata-rata skor indeks sebesar 85.28 memeberikan gambaran bahwa
toleransi akan resiko yang dimiliki responden tergolong dalam kategori tinggi,
dimana dalam hal ini pekerja meyakini bahwa toleransi yang besar akan resiko
dapat meningkatkan kemauan untuk mencoba hal-hal yang baru sebagai tantangan
bagi diri sendiri untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.
Selain itu, terdapat responden yang memilih jawaban ragu-ragu mungkin
setuju dengan skor 4 (empat) dan ragu-ragu mungkin tidak setuju dengan skor 3
(tiga), dan tidak setuju dengan skor 2 (dua), hal ini menunjukkan bahwa
responden masih merasakan resiko sebagai sesuatu hal yang harus dihindari.
4.2.2.3 Deskripsi Variabel Perceived net desirability of self employment (NDSE)
Variabel Perceived net desirability of self employment dalam penelitian
ini diukur melalui 6 indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Perceived net
desirability of self employment dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.9 Tanggapan responden mengenai NDSE
No Indikator
SS S RRMS RRMTS TS STS
indeks
Frek % Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %
1
Saya suka
mengerjakan
pekerjaan saya
sendiri
28 11.2 61 24.4 103 41 32 13 23 9.2 3 1.2 68.667
2
Kebebasan pribadi
sangat penting bagi
saya
59 23.6 144 57.6 35 14 8 3.2 4 1.6 0 0 83.067
3
Saya terkadang
bersikap tidak
menaati aturan
yang ada di
perusahaan.
33 13.2 117 46.8 69 28 17 6.8 14 5.6 0 0 75.867
Rata-rata 75.867
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Tanggapan responden sebagaimana table 4.9 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan jawaban Setuju dengan nilai skor 5 (setuju)
dan ragu-ragu mungkin setuju dengan skor 4 (empat) terhadap indikator-indikator
variabel perceived net desirability of self employment. Hal ini menunjukkan
bahwa responden memiliki keinginan untuk merasakan pekerjaan yang bebas, dan
merasakan bahwa kebebasan pribadi sangat penting bagi responden. Pada skor
indeks didapatkan nilai sebesar 75.86 yang tergolong dalam kategori tinggi,
sehingga data tersebut dapat menggambarkan perceived net desirability of self
employment yang tinggi.
Selain itu, terdapat responden yang memilih jawaban ragu-ragu mungkin
tidak setuju dengan skor 3 (tiga), dan tidak setuju dengan skor 2 (dua), dan sangat
tidak setuju dengan skor 1 (satu). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden
merasa nyaman dengan pekerjaan formal dengan peraturan-peraturan yang ada
didalam ada didalam perusahaan.
4.2.2.4 Deskripsi Variabel Self employment intention (SEI)
Variabel Self employment intention dalam penelitian ini diukur melalui 6
indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Self employment intention dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.10 Tanggapan responden mengenai SEI
No Indikator SS S RRMS RRMTS TS STS
indeks Frek % Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %
1
Saya termasuk
orang yang
percaya diri
dalam
bertindak
44 17.6 148 59.2 40 16 13 5.2 3 1.2 2 0.8 80.733
2
Saya termasuk
orang yang
toleran
terhadap
ketidakpastian
dan perubahan
35 14 152 60.8 47 19 10 4 5 2 1 0.4 79.933
3
Saya memiliki
rasa ingin tahu
yang tinggi
65 26 151 60.4 30 12 3 1.2 0 0 1 0.4 85.000
4
Saya tertarik
pada posisi
kepemimpinan
54 21.6 145 58 45 18 5 2 1 0.4 0 0 83.067
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
60
Universitas Indonesia
5
Saya selalu
berusaha
untuk mencari
cara-cara yang
paling baik
untuk
mencapai
tujuan-tujuan
yang telah
saya tentukan
70 28 159 63.6 18 7.2 3 1.2 0 0 0 0 86.400
6
Saya
menggunakan
sumber daya
secara
minimum
gunamencapai
hasil yang
optimum
71 28.4 139 55.6 32 13 5 2 3 1.2 0 0 84.667
7
Saya selalu
berorientasi
masa depan
dalam
merencankan
sesuatu
94 37.6 138 55.2 15 6 3 1.2 0 0 0 0 88.200
Rata-rata 84.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tanggapan responden sebagaimana table 4.10 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan jawaban sangat setuju dengan nilai skor 6
(enam) dan sangat setuju dengan nilai skor 5 (lima) terhadap indikator-indikator
variabel Self employment intention. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
keinginan yang besar dari responden untuk berwirausaha. Skor rata-rata indeks
sebesar 84.00 menggambarkan keinginan yang tergolong dalam kategori tinggi
terhadap wirausaha.
Selain itu, terdapat responden yang memilih jawaban ragu-ragu mungkin
setuju dengan skor 4 (empat), ragu-ragu mungkin tidak setuju dengan skor 3
(tiga), tidak setuju dengan skor 2 (dua), dan sangat tidak setuju dengan skor 1
(satu). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa tidak memiliki
keinginan untuk menjadi wirausaha.
4.2.2.5 Deskripsi Variabel Corporate Entrepreneurship (CE)
Variabel Corporate Entrepreneurship dalam penelitian ini diukur melalui
6 indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Corporate Entrepreneurship dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Tabel 4.11 Tanggapan responden mengenai CE
No Indikator SS S RRMS RRMTS TS STS
indeks Frek % Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %
1
Perusahaan
dimana saya
bekerja
menggunakan
teknologi
yang terdepan
26 10.4 153 61.2 54 22 11 4.4 6 2.4 0 0 78.800
2
Perusahaan
mendorong
untuk
timbulnya ide-
ide baru dan
inovasi
34 13.6 123 49.2 67 27 20 8 5 2 1 0.4 77.200
3
Perusahaan
memberikan
toleransi atas
kegagalan
dengan
mendorong
eksperimen
percobaan dan
kesalahan
14 5.6 111 44.4 97 39 20 8 7 2.8 1 0.4 73.467
4
Perusahaan
tidak
membatasi
peluang-
peluang yang
ada hanya
berdasarkan
wilayah-
wilahyah kerja
tertentu
(divisi)
24 9.6 131 52.4 57 23 28 11 9 3.6 1 0.4 75.333
5
Perusahaan
menyediakan
sumber-
sumber daya
yang
diperlukan
dan dapat
diakses
18 7.2 159 63.6 55 22 12 4.8 6 2.4 0 0 78.067
6
Perusahaan
mendorong
pendekatan
kerja sama tim
multi disiplin
43 17.2 141 56.4 52 21 9 3.2 1 2.4 0 0 80.467
7
Perusahaan
memiliki
tujuan jangka
panjang
(horizon)
61 24.4 152 60.8 27 11 9 3.6 1 0.4 0 0 84.200
8
Perusahaan
memiliki
sistem
penghargaan
pada
pencapaian
tujuan-tujuan
kinerja yang
sudah
ditentukan
41 16.4 136 54.4 41 16 18 7.2 11 4.4 3 1.2 77.933
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
62
Universitas Indonesia
9
Perusahaan
memiliki
sponsor dan
pembela yang
mendukung
aktifitas
kreatif
diseluruh
organisasi
21 8.4 102 40.8 81 32 38 15 6 2.4 2 0.8 72.533
10
Kegiatan
kewirausahaan
didalam
perusahaan
mendapatkan
dukungan dari
manajemen
puncak
perusahaan
7 2.8 84 33.6 87 35 45 18 21 8.4 6 2.4 66.200
Rata-rata 76.420
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tanggapan responden sebagaimana table 4.11 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan jawaban sangat setuju dengan nilai skor 6
(enam) dan sangat setuju dengan nilai skor 5 (lima) terhadap indikator-indikator
variabel Corporate Entrepreneurship. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan
wirausaha didalam perusahaan dimana responden bekerja adalah baik. Nilai skor
rata-rata indeks sebesar 76.420 menggambarkan lingkungan wirausaha yang
tergolong dalam kategori tinggi dari perusahaan-perusahaan dimana responden
bekerja. Kemudian diikuti oleh jawaban ragu-ragu mungkin setuju dengan skor 4
(empat), ragu-ragu mungkin tidak setuju dengan skor 3 (tiga) yang
menggambarkan bahwa responden ragu-ragu terhadap kondisi lingkungan
wirausaha didalam perusahaan dimana responden bekerja. Selain itu terdapat
jawaban tidak setuju dengan skor 2 (dua), dan sangat tidak setuju dengan skor 1
(satu) yang menggambarkan bahwa perusahaan dimana responden bekerja tidak
menerapkan lingkungan wirausaha yang baik didalam perusahaan.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan model regresi linier. Suatu model regresi
yang baik harus memenuhi tidak adanya masalah asumsi klasik dalam modelnya.
Jika masih terdapat asumsi klasik maka model regresi tersebut masih memiliki
bias. Asumsi tersebut adalah apabila tidak ada gejala autokorelasi,
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
63
Universitas Indonesia
heterokedestisitas dan multikolinearitas diantara variabel bebas dalam regresi
tersebut.
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel
mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Data yang mempunyai
distribusi normal berarti mempunyai sebaran data yang normal pula. Data yang
mempunyai distribusi normal merupkan salah satu syarat dilakukannya
parametric-test. Pengujian normalitas dilakukan terhadap masing-masing variable
secara individual maupun melalui multivariate dari nilai residual regresi.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik P-P Plot yang diperkuat dengan
uji Kolmogorov Smirnov. Hasil analisis regresi linier dengan grafik normal P-P
Plot terhadap residual error model regresi diperoleh sudah menunjukkan adanya
pola grafik yang normal, yaitu adanya sebaran titik yang berada tidak jauh dari
garis diagonal.
Gambar 4.7 Histogram
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
64
Universitas Indonesia
Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa kurva membentuk distribusi normal
dengan puncak histogram berada di tengah kurva.
Gambar 4.8 Normal P-Plot
Uji normalitas betujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada Gambar 4.7
dan 4.8 dapat diketahui bahwa tampilan histogram maupun grafik terlihat
memenuhi asumsi uji normalitas. Histogram menunjukkan pola distribusi normal
dan pada grafik normal plot, data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal.
Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan
menggunakan statistic Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji
K-S yang tersedia dalam program SPSS.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
65
Universitas Indonesia
Berdasarkan Tabel diatas, mengacu pada nilai Asymp. Sig.(2-tailed),
maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yaitu sebesar 5 % atau 0.05.
kriteria yang digunakan yaitu H0 diterima apabila nilai Asymp. Sig.(2-tailed) >
dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu sebesar 5 %, karenanya dapat dinyatakan
bahwa data dari populasi berdistribusi secara normal.
4.3.2 Uji Auto korelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu dengan yang lain. Untuk menguji autokorelasi ini peneliti
menggunakan uji Durbin Watson (DW). Durbin Watson tabel berasal dari k yaitu
jumlah independen variabel yaitu 3 dan n adalah jumlah sampel yaitu 250 dengan
kreiteria sebagai berikut:
D < DWL = ada autokorelasi
(2-DWU) <d<(2-DWL) = tanpa kesimpulan
DWU < d < (2-DWU) = tidak ada autokorelasi
DWL < d < (DWU) = tanpa kesimpulan
Tabel 4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SE NDSE TR CE SEI
N 30 30 30 30 30
Normal Parametersa,b Mean 31.4667 11.9333 25.8000 46.9000 34.8667
Std. Deviation 2.37419 2.88795 1.82700 5.35853 2.75097
Most Extreme
Differences
Absolute .157 .109 .123 .100 .185
Positive .132 .104 .123 .100 .185
Negative -.157 -.109 -.110 -.094 -.082
Kolmogorov-Smirnov Z .860 .598 .674 .548 1.011
Asymp. Sig. (2-tailed) .450 .867 .754 .925 .258
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
66
Universitas Indonesia
Statistik d dalam perhitungan SPSS diperoleh nilai sebagai berikut:
Tabel 4.13 Uji Durbin Watson
Dari hasil output SPSS didapatkan hasil d = 1.850 dimana nilai d berada pada
DWU < d < (2-DWU) sehingga dapat dikatakan tidak ada autokorelasi.
4.3.3 Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi hubungan linear antara variabel
independent yang satu dengan yang lainnya dalam model regresi. Pengujian
multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan nilai VIF. Suatu variabel
menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari nilai VIF (Variance
Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model suatu
model regresi. Nilai VIF dari variabel bebas pada model regresi adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.14 Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF
Perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment 0.620 2.095
Tolerance for risk 0.597 2.186
Perceived net desirability of self employment 0.942 1.252 Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan
hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel
independen dalam model regresi.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
67
Universitas Indonesia
4.3.4 Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian residual antara yang satu dengan yang lain. Jika varian
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas adalah dengan metode chart dan Uji Glejser. Hal ini
dikarenakan pengambilan keputusan apakah suatu model terbebas dari masalah
heterokedastisitas atau tidak, tidak dapat dilakukan hanya dengan pengamatan
gambar saja, karena tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
4.3.4.1 Metode Chart
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan menggunakan grafik heterokedastisitas antara nilai prediksi variabel
dependen dengan variabel indepeden. Analisa Scatterplot mendasar pada
pemikiran sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik yang membentuk suatu pola
tertentu yang beraturan, maka terjadi heterokedasitisitas.
2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah
0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heterokedestisitas.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
68
Universitas Indonesia
Gambar. 4.9 Pengujian Heterokedastisitas
Dari scatterplots diatas terlihat titik-titik menyebar membentuk pola yang jelas
serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y, hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak untuk digunakan dalam melakukan pengujian.
4.3.4.2 Uji Glejser
Uji glejser secara umum dinotasikan sebagai berikut:
|℮| = + +V
Dimana :
|℮| = Nilai absolute dari residual yang dihasilkan dari regresi model
= Variabel penjelas
Bila variabel penjelas secara statistic signifikan memperngaruhi residual
maka dapat dipastikan model ini memiliki masalah Heteroskedastisitas.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
69
Universitas Indonesia
Tabel 4.15 Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.378 1.424 .967 .334
SE .047 .062 .069 .757 .450
TR .011 .074 .014 .148 .883
NDSE -.096 .058 -.118 -1.665 .097
a. Dependent Variable: Absm Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Nilai t-statistik dari seluruh variabel penjelas tidak ada yang signifikan
secara statistic, sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengalami
masalah heteroskedastisitas.
4.4 Analisis One-Way ANOVA Demografis Responden
Uji ANOVA ingin melihat apakah rata-rata kelima sampel berasal dari
populasi yang sama, dengan asumsi varians kelima sampel sama. Analisis ini
bertujan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi untuk ANOVA, yaitu apakah
kelima sampel mempunyai varians yang sama. Uji Anova juga dilakukan untuk
melihat hubungan variabel terhadap faktor demografi responden.
4.4.1 Analisis One Way ANOVA Self Employment Intention
Tabel 4.16 One Way Anova SEI
Self Employment Intention
N Mean
95% Confidence Interval for Mean
Minimum
Maximum Demografi Lower
Bound Upper Bound
Usia 17-24 88 34.2386 33.5452 34.9321 19 41 25-32 137 35.7883 35.2562 36.3204 24 42 33-40 20 36.5000 35.0796 37.9204 31 41 >40 5 36.8000 34.5788 39.0212 35 39
Total 250 35.3200 34.9144 35.7256 19 42
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
70
Universitas Indonesia
Jenis Kelamin
Pria 119 35.9076 35.3909 36.4243 28 42 Wanita 131 34.7863 34.1787 35.3938 19 42 Total 250 35.3200 34.9144 35.7256 19 42
Lokasi Kerja
Jakarta Selatan 82 35.3902 34.6871 36.0934 24 41
Jakarta Barat 40 36.0250 35.1277 36.9223 28 42 Jakarta Timur 44 35.6591 34.7795 36.5386 28 41 Jakarta Utara 41 35.0488 34.0863 36.0112 26 40 Jakarta Pusat 43 34.4419 33.1760 35.7077 19 42
Total 250 35.3200 34.9144 35.7256 19 42 Gaji <3jt 59 35.4746 34.6345 36.3147 28 42 3-5jt 104 34.8750 34.2192 35.5308 19 42 6-10jt 68 35.8088 35.0173 36.6004 24 42 >10jt 19 35.5263 34.3308 36.7218 31 41 Total 250 35.3200 34.9144 35.7256 19 42
Status Menikah 76 35.7763 35.0978 36.4548 28 42
Belum
menikah 172 35.0930 34.5855 35.6006 19 42
Bercerai
dengan anak 2 37.5000 31.1469 43.8531 37 38
Total 250 35.3200 34.9144 35.7256 19 42 Pendidikan Strata2 8 35.7500 32.5980 38.9020 30 40 Strata1 184 35.3967 34.9185 35.8749 19 42 Diploma 42 34.7143 33.7427 35.6859 28 41 SMA 16 35.8125 34.1705 37.4545 32 42 Total 250 35.3200 34.9144 35.7256 19 42
Perusahaan BUMS 180 35.5833 35.1330 36.0336 24 42 BUMN 70 34.6429 33.7731 35.5126 19 42 Total 250 35.3200 34.9144 35.7256 19 42
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.16, dapat dilihat bahwa,
1. Semakin meningkatnya umur karyawan maka akan semakin
meningkatkan self employment intention, hal ini mungkin karena
semakin tingginya faktor kompetensi dan pengalaman yang dimiliki.
Nilai mean yang paling tinggi ada pada karyawan usia >40 tahun, hal
ini diduga karena masa kerja yang akan segera berakhir (pensiun).
2. Pria memiliki self employment intention yang lebih tinggi
dibandingkan dengan karyawan wanita.
3. Pada faktor tingkat pendidikan karyawan, mean terendah ada pada
karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, hal ini
menggambarkan bahwa pekerja dengan tingkat diploma merupakan
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
71
Universitas Indonesia
calon pekerja siap pakai yang dipersiapkan dengan keahlian khusus,
dimana kebanyakan karyawan memilih jalur pendidikan Diploma
dikarenakan ingin cepat bekerja dibanding dengan jenjang
pendidikan lainnya.
4. Pekerja pada perusahaan BUMS (Badan Usaha Miliki Swasta)
memiliki self employment intention yang lebih tinggi dari karyawan
yang bekerja di BUMN dimana rasa aman pada karyawan yang
bekerja pada BUMN menurunkan potensi self employment intention.
4.4.2 Analisis One Way ANOVA Perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment
Tabel 4.17 One Way Anova SE
Self Efifacy (SE)
N Mean
95% Confidence Interval for Mean
Minimum
Maximum
Demografi Lower Bound
Upper Bound
Usia 17-24 88 30.2159 29.6249 30.8069 21 36
25-32 137 31.9927 31.5441 32.4414 24 36
33-40 20 32.1500 30.7478 33.5522 26 36
>40 5 32.4000 30.5169 34.2831 30 34
Total 250 31.3880 31.0347 31.7413 21 36 Jenis Kelamin Pria 119 31.7563 31.2252 32.2874 24 36
Wanita 131 31.0534 30.5831 31.5238 21 36
Total 250 31.3880 31.0347 31.7413 21 36
Gaji <3juta 59 31.4915 30.7846 32.1984 24 36
3-5 juta 104 31.0577 30.4666 31.6488 21 36
6-10juta 68 31.6765 31.0556 32.2974 24 36
>10 juta 19 31.8421 30.3938 33.2904 27 36
Total 250 31.3880 31.0347 31.7413 21 36
Status Menikah 76 32.0395 31.4842 32.5948 27 36
Belum
menikah 172 31.0756 30.6295 31.5217 21 36
Bercerai
dengan anak 2 33.5000 27.1469 39.8531 33 34
Total 250 31.3880 31.0347 31.7413 21 36
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
72
Universitas Indonesia
Pendidikan S2 8 31.2500 28.6927 33.8073 27 36
S1 184 31.4457 31.0466 31.8447 24 36
Diploma 42 30.6190 29.6556 31.5825 21 36
SMA/SLTA 16 32.8125 31.3666 34.2584 29 36
Total 250 31.3880 31.0347 31.7413 21 36 Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.17, dapat dilihat bahwa,
1. Semakin meningkatnya usia responden, maka self-efifacy akan semakin
meningkat, hal ini dikarenakan faktor pengalaman dan kompetensi
yang dimiliki karyawan sehingga karyawan merasakan bahwa
kemampuan yang dimilikinya membuat responden layak untuk
bekerja sendiri.
2. Pria memiliki faktor kelayakan menjadi wirausaha yang lebih tinggi
dibandingkan wanita. Hal ini karena pria memiliki fakto pemenuhan
keberhasilan diri yang lebih tinggi dibandingkan wanita.
4.4.3 Analisis One Way ANOVA Tolerance of Risk
Tabel 4.18 One Way Anova TR
Tolerance of Risk (TR)
N Mean
95% Confidence Interval for Mean
Minimum
Maximum Demografi Lower
Bound Upper Bound
Usia 17-24 88 24.8636 24.3637 25.3636 19 30
25-32 137 25.9854 25.5865 26.3843 19 30
33-40 20 25.9500 24.6484 27.2516 21 30
>40 5 27.0000 26.1220 27.8780 26 28
Total 250 25.6080 25.3052 25.9108 19 30 Jenis Kelamin
Pria 119 25.9916 25.5529 26.4302 19 30
Wanita 131 25.2595 24.8446 25.6745 19 30
Total 250 25.6080 25.3052 25.9108 19 30
Gaji <3juta 59 25.7966 25.2782 26.3151 22 30
3-5 juta 104 25.3462 24.8215 25.8708 19 30
6-10juta 68 25.8382 25.2313 26.4451 19 30
>10 juta 19 25.6316 24.7633 26.4999 23 29
Total 250 25.6080 25.3052 25.9108 19 30
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
73
Universitas Indonesia
Pendidikan S2 8 25.7500 23.3960 28.1040 21 30
S1 184 25.7228 25.3687 26.0770 19 30
Diploma 42 24.9762 24.1780 25.7744 20 30
SMA/SLTA 16 25.8750 24.9860 26.7640 23 29
Total 250 25.6080 25.3052 25.9108 19 30 Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.18, dapat dilihat bahwa,
1. Karyawan yang memiliki usia >40 tahun memiliki toleransi akan resiko
yang lebih besar. Dan Toleransi terendah berada pada karyawan dengan
tingkatan usia antara 17-24 tahun. Penulis menduga hal ini dikarenakan
faktor pengalaman yang lebih banyak dimiliki oleh pekerja usia >40 tahun
sehingga toleransi akan resikonya lebih baik dibandingkan karyawan yang
masih minim pengalaman.
2. Pria memiliki toleransi akan resiko yang lebih besar disbandingkan wanita.
4.4.4 Analisis One Way ANOVA Perceived net Desirability of Self
Employment.
Tabel 4.19 One Way Anova NDSE
Net desirability of self employment (NDSE)
N Mean
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Demografi Lower Bound
Upper Bound
Jenis Kelamin Pria 119 13.8571 13.4276 14.2866 6 18
Wanita 131 13.4656 13.0638 13.8675 6 18 Total 250 13.6520 13.3595 13.9445 6 18
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.18, dapat dilihat bahwa pria memiliki faktor keinginan merasakan
pekerjaan kenyamanan dengan bekerja sendiri seperti kebebasan dalam waktu, keluar dari
keteraturan pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan wanita.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
74
Universitas Indonesia
4.5 Analisa Korelasi
Analisa korelasi bertujuan untuk mengukur hubungan antara variabel-
variabel dalam penelitian, terutama untuk variabel kuantitatif (Stanislaus Uyanto,
2009). Dalam analisa ini digunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment.
Hasil analisa dengan menggunakan software SPSS 18 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.20 Analisa Korelasi
Correlations
SE NDSE TR SEI
SE Pearson Correlation 1 .391** .718** .516**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 250 250 250 250
NDSE Pearson Correlation .391** 1 .434** .435**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 250 250 250 250
TR Pearson Correlation .718** .434** 1 .489**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 250 250 250 250
SEI Pearson Correlation .516** .435** .489** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 250 250 250 250
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Menurut Santoso (2009), berkenaan dengan besaran angka, dengan
rentang nilai korelasi -1 (korelasi sempurna), 0 (tidak ada korelasi), dan +1
(korelasi sempurna). Dikatakan pula bahwa angka korelasi di atas 0,5 dapat
dijadikan pedoman sederhana untuk menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi
atau lemah. Angka korelasi di atas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat,
sedangkan di bawah 0,5 korelasi lemah. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga
berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda negatif (-) pada output menunjukkan
adanya arah hubungan yang berlawanan, sedangkan tanda positif (+)
menunjukkan arah hubungan yang sama. Dari tabel 4.39 kita dapat melihat
bahwa perceived feasibility (self-efifacy) of self employment mempunyai
hubungan kuat serta mempengaruhi secara signifikan dengan nilai Sig.(2-tailed)
dibawah 0,05 dengan self employment intention. Sedangkan tolerance for risk,
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
75
Universitas Indonesia
dan perceived net desirability of self employment mempunyai hubungan yang
cukup kuat dan mempengaruhi secara signifikan dengan nilai Sig.(2-tailed)
dibawah 0,05 terhadap self employment intention dengan arah hubungan yang
searah.
4.6 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda (Multiple linear regression analysis)
dilakukan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel
dependen. Peneliti akan menganalisa seberapa besar pengaruh variabel perceived
feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk, dan perceived net
desirability of self employment terhadap variabel Self employment intention.
Perhitungan statistik dalam analisa regresi linier berganda dalam penelitian ini
menggunakan software SPSS for windows 18. Hasil pengolahan SPSS adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.21 Model Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.131 1.976 7.153 .000
SE .343 .086 .299 3.997 .000
TR .225 .102 .168 2.202 .029
NDSE .340 .080 .245 4.244 .000
a. Dependent Variable: SEI Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tabel diatas menggambarkan model persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y = 0.299 + 0.168 +0.245
Dimana:
Y = Self employment intention
= Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
76
Universitas Indonesia
= Tolerance for risk
= Perceived net desirability of self employment
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan variabel independen
mempunyai nilai yang signifikan dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa
penimgkatan Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, Tolerance for
risk, Perceived net desirability of self employment akan menigkatkan Self
employment intention pekerja.
4.7 Pengujian Goodness of Fit
Goodness of fit merupakan suatu metode yang digunakan dalam
penaksiran nilai aktual dan menentukan kelayakan suatu model regresi yang
dilihat dari nilai koefisien determinasi, nilai statistic F, dan nilai statistic t.
4.7.1 Koefisien determinasi ( )
Koefisien deteminasi mengukur seberapa besar kemampuan model dalam
menerangkan variansi variabel dependen. Berikut table koefisien determinasi yang
dihasilkan dalam penelitian.
Tabel 4.22 Koefisien determinasi ( )
Model regresi pada tabel 4.22 menunjukan bahwa nilai adjusted sebesar 0.335
artinya 33.5% persamaan regresi yang dihasilkan dapat dijelaskan oleh variabel
independen. Sedangkan sisanya sebesar 66.5% dijelaskan oleh faktor lain. Penulis
menduga hal ini bisa berasal dari faktor-faktor lain yang berasal dari luar diri
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
77
Universitas Indonesia
responden maupun dari faktor-faktor ingkungan didalam maupun diluar
perusahaan.
4.7.2 Uji F ( F-Test)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Hasil perhitungan uji F adalah sebagai berikut:
Tabel 4.23 F-test
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 906.399 3 302.133 42.863 .000a
Residual 1734.001 246 7.049
Total 2640.400 249
a. Predictors: (Constant), NDSE, SE, TR
b. Dependent Variable: SEI Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 4.23 dapat dilihat bahwa F = 42.863 dengan signifikansi (Sig.)
sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini meyakinkan bahwa pada model regresi yang
dihasilkan terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti bahwa Self
employment intention dapat dijelaskan oleh variabel perceived feasibility (self-
efifacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of self
employment.
4.7.3 Uji t ( t – Test)
Uji t-Test dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan tiap variabel
bebas dalam persamaan atau model regresi yang dipergunakan dalam
memprediksi dan menerangkan variasi variabel nilai variabel dependen. Pengujian
ini dilakukan untuk menguji dua sampel yang berpasangan, apakah mempunyai
rata-rata yang secara nyata berbeda atau tidak.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
78
Universitas Indonesia
Tabel 4.24 T-test
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.131 1.976 7.153 .000
SE .343 .086 .299 3.997 .000
TR .225 .102 .168 2.202 .029
NDSE .340 .080 .245 4.244 .000
a. Dependent Variable: SEI Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil analisis data pada tabel 4.24 dapat diketahui bahwa masing-
masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
dengan nilai signifikansi (Sig.) kurang dari 0.05.
4.8 Analisis Variabel Moderasi
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
Moderated Regression Analysis (MRA).
4.8.1 Analisis hubungan Perceived feasibility (self-efifacy) of self
employment dengan self employment intention yang dimoderasi
Corporate Entrepreneurship .
Tabel 4.25 Moderated Regression Analysis Self Efifacy
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.241 13.393 .466 .642
SE .833 .427 .726 1.952 .052
CE .267 .291 .510 .917 .360
ModerateSE -.006 .009 -.548 -.704 .482
a. Dependent Variable: SEI Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
79
Universitas Indonesia
Dari hasil analisis data pada tabel 4.25 dapat diketahui bahwa variabel
moderasi memiliki nilai 0.482 dengan nilai sebesar 27.1%. Nilai signifikansi
(Sig.) lebih besar dari 0.05 sehingga variabel moderasi corporate entrepreneurship
tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel perceived feasibility
(self-efifacy) of self employment dengan self employment intention.
4.8.2 Analisis hubungan Tolerance for risk dengan self employment
intention yang dimoderasi Corporate Entrepreneurship .
Tabel 4.26 Moderated Regression Analysis Tolerance for risk
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 29.900 12.055 2.480 .014
TR .057 .471 .043 .122 .903
CE -.215 .267 -.410 -.805 .422
ModerateTR .012 .010 .797 1.131 .259
a. Dependent Variable: SEI Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil analisis data pada tabel 4.26 dapat diketahui bahwa variabel moderasi
memiliki nilai 0.259 dengan nilai sebesar 25.8%. Nilai signifikansi (Sig.) lebih
besar dari 0.05 sehingga variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak
berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel tolerance for risk dengan self
employment intention.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
80
Universitas Indonesia
4.8.3 Analisis hubungan Perceived net desirability of self employment
dengan Self employment intention yang Dimoderasi Corporate
Entrepreneurship .
Tabel 4.27 Moderated Regression Analysis Perceived net desirability of self
employment.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 34.699 7.684 4.516 .000
NDSE -.359 .546 -.259 -.657 .512
CE -.148 .165 -.282 -.893 .373
ModerateNDSE .019 .012 .908 1.674 .095
a. Dependent Variable: SEI Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil analisis data pada tabel 4.27 dapat diketahui bahwa variabel
moderasi memiliki nilai 0.095 dengan nilai sebesar 24.4%. Nilai signifikansi
(Sig.) lebih besar dari 0.05 sehingga variabel moderasi corporate entrepreneurship
tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel tolerance for risk
dengan self employment intention.
4.9 Pengujian Hipotesis
4.9.1 Pengujian Hipotesis 1
H1: Adanya hubungan positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of
self employment dengan Self employment intention.
((H01 : β0 = 0 ; Ha1 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai
t sebesar 3.997 dengan nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari = 0,005
maka Hipotesis 1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa perceived feasibility (self-
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
81
Universitas Indonesia
efifacy) of self employment memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
Self employment intention.
4.9.2 Pengujian Hipotesis 2
H2: Adanya hubungan positif antara Tolerance for risk dengan Self
employment intention.
((H02 : β0 = 0 ; Ha2 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H02 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H02 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai
t sebesar 2.202 dengan nilai signifikansi 0.029, nilai ini lebih kecil dari = 0,005
maka Hipotesis 2 diterima. Hal ini menunjukan bahwa tolerance for risk memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap Self employment intention.
4.9.3 Pengujian Hipotesis 3
H3: Adanya hubungan positif antara perceived net desirability of self
employment dengan Self employment intention.
.((H03 : β0 = 0 ; Ha3 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai
t sebesar 4.244 dengan nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari = 0,005
maka Hipotesis 3 diterima. Hal ini menunjukan bahwa perceived net desirability
of self employment memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Self
employment intention.
4.9.4 Pengujian Hipotesis 4
H4: Adanya hubungan positif antara perceived feasibility (self-efifacy) of
self employment, tolerance for risk dan perceived net desirability of self
employment dengan self employment intention.
.((H04 : β0 = 0 ; Ha4 : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01 ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
82
Universitas Indonesia
Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai
sebesar 0,335 dimana variabel-variabel perceived feasibility (self-efifacy) of
self employment, tolerance for risk dan perceived net desirability of self
employment dapat menjelaskan variabel self employment intention sebesar 33.5%
dengan nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari = 0,005, maka
Hipotesis 4 diterima.
4.9.5 Pengujian Hipotesis 5
H5: Ada hubungan positif perceived feasibility (self-efifacy) of self employment,
tolerance for risk, perceived net desirability of self employment dengan self
employment intention yang dimoderasi oleh corporate entrepreneurship.
1. Ada pengaruh positif moderasi corporate entrepreneurship dengan
hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment dan self
employment intention
.((H05a : β0 = 0 ; Ha5a : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01
ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS
diperoleh nilai t sebesar -0.704 dengan nilai signifikansi 0.482, nilai ini
lebih besar dari = 0,005 maka Hipotesis 5a ditolak. Hal ini
menunjukan bahwa variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan perceived
feasibility (self-efifacy) of self employment dan self employment
intention.
2. Ada pengaruh positif moderasi corporate entrepreneurship dengan
hubungan tolerance for risk dan self employment intention
.((H05b : β0 = 0 ; Ha5b : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01
ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS
diperoleh nilai t sebesar 1.131 dengan nilai signifikansi 0.259, nilai ini
lebih besar dari = 0,005 maka Hipotesis 5b ditolak. Hal ini
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
83
Universitas Indonesia
menunjukan bahwa variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan perceived
feasibility (self-efifacy) of self employment dan self employment
intention.
3. Ada pengaruh positif moderasi corporate entrepreneurship dengan
hubungan perceived net desirability of self employment dan self
employment intention
.((H05c : β0 = 0 ; Ha5c : β0 ≠ 0) Sig. β1 > 0.05 = H01 diterima, Sig. β1 < 0.05 = H01
ditolak)
Keterangan: β0 = Nilai konstanta, Sig. β1 = Signifikansi koefisien
Dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS
diperoleh nilai t sebesar 1.674 dengan nilai signifikansi 0.095, nilai ini
lebih besar dari = 0,005 maka Hipotesis 5c ditolak. Hal ini
menunjukan bahwa variabel moderasi corporate entrepreneurship tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan perceived
feasibility (self-efifacy) of self employment dan self employment
intention.
4.10 Pembahasan Hipotesis
Dari penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut,
Tabel 4.28
Hasil pengujian Hipotesis
Variabel B t Sig. Ket
SE 0.343 3.997 0.000 Diterima
TR 0.225 2.202 0.029 Diterima
NDSE 0.340 4.244 0.000 Diterima
CE (Moderating) SE -0.006 -0.704 0.482 Ditolak
TR 0.012 1.131 0.259 Ditolak
NDSE 0.019 1.674 0.095 Ditolak Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Hasil tersebut menggambarkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
84
Universitas Indonesia
for risk dan perceived net desirability of self employment dengan self employment
intention. Dimana variabel corporate entrepreneurship tidak mempengaruhi
hubungan tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa,
1. Hipotesis 1
Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment memiliki
hubungan positif yang signifikan dengan self employment intention
dimana adanya peningkatan self-efifacy akan meningkatkan self
employment intention. Hal ini diakibatkan karena pencapaian dan
keberhasilan yang didapatkan karyawan selama bekerja akan
mempengaurhi keinginan karyawan tersebut untuk mulai
berwirausaha. Dimana semakin tinggi kompetensi dan pencapaian
keberhasilan diri yang dimiliki maka karyawan akan semakin layak
untuk bekerja sendiri dan akan meningkatkan keinginan menjadi
wirausaha. Selain itu, rasa mempercayai bahwa wirausaha memiliki
kemungkinan lebih besar untuk berhasil dibandingkan dengan
bekerja untuk orang lain membuat karyawan bekerja dengan
sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhanya agar menjadi lebih
berhasil, karena apabila seseorang memiliki kebutuhan tinggi untuk
berhasil, maka orang tersebut akan bekerja keras dan sunguh-
sunguh. Seperti hasil yang didapatkan dalam analisa demografi
bahwa semakin tinggi usia maka semakin besar kelayakan yang
dimilikinya untuk berwirausaha, melihat dari semakin besar
kompetensi yang didapatkannya dari pekerjaannya.
2. Hipotesis 2
Tolerance for risk memiliki hubungan positif yang signifikan dengan
self employment intention dimana adanya peningkatan Tolerance for
risk akan meningkatkan self employment intention. Hal ini disebaban
karena resiko merupakan suatu faktor yang akan dihadapi oleh
seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya, sehingga semakin
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
85
Universitas Indonesia
toleran seseorang dalam menyikapi suatu resiko, semakin besar
insentif orang tersebut untuk menjadi entrepreneur.
3. Hipotesis 3
Perceived net desirability of self employment memiliki hubungan
positif yang signifikan dengan self employment intention dimana
adanya peningkatan Perceived net desirability of self employment
akan meningkatkan self employment intention. Hal ini disebabkan
karena rasa jenuh yang dimiliki karyawan akan rutinitas dalam
bekerja seperti aturan-aturan didalam perusahaan yang
mengharuskan karyawan berprilaku mengikuti aturan yang ada, jam
kerja kantoran, perintah atasan hingga melakukan pekerjaan yang
tidak disukai maupun pekerjaan yang sama dalam jangka waktu yang
lam sehingga menimbulkan rasa jenuh. Untuk menghindari faktor-
faktor tersebut karyawan terdorong untuk menjadi wirausaha,
dimana dengan berwirausaha seorang akan dapat mengatur waktu
kerjanya sendiri, memiliki kebebasan dalam bekerja dan
mengaplikasikan ide-ide yang dimiliki, tidak ada atasan yang
memarahi dan pendapatan yang lebih besar.
4. Hipotesis 4
Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for
risk dan perceived net desirability of self employment memiliki
hubungan positif yang signifikan dengan self employment intention.
Melihat dari pengaruh masing-masing faktor tersebut maka
gabungan dari faktor-faktor tersebut akan semakin menguatkan
intention yang dimiliki karyawan terhadap wirausaha.
5. Hipotesis 5
Corporate entrepreneurship tidak mempengaruhi hubungan
Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for
risk, perceived net desirability of self employment dengan self
employment intention. Hal ini dikarenakan kebanyakan pekerja pada
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
86
Universitas Indonesia
suatu perusahaan tidak aware dengan keberadaan corporate
entrepreneurship yang dibangun perusahaan. Disisi lain, distribusi
yang tidak baik dari atas ke bawah menjadi faktor lain yang
mengakibatkan corporate entrepreneurship tidak menjadi faktor
yang mempengaruhi hubungan tersebut.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
BAB 5
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAGERIAL
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan pekerja badan usaha milik
swasta maupun badan usaha milik Negara yang memiliki pengalaman bekerja
minimal 1 (satu) tahun di wilayah DKI. Jakarta.
Berdasarkan pembahasan pada uraian dari bab-bab sebelumnya maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perceived feasibility (self-
efifacy) of self employment memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap self employment intention. Hal ini menunjukan
hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya (Gerry Segal,
Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld, 2005). Dimana, peningkatan
perceived feasibility (self-efifacy) of self employment pekerja akan
meningkatkan self employment intention pekerja.
2. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tolerance for risk
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap self
employment intention. Hal ini menunjukan hasil yang konsisten
dengan penelitian sebelumnya (Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry
Schoenfeld, 2005). Dimana, semakin besar tolerance for risk yang
dimiliki pekerja akan meningkatkan self employment intention.
3. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perceived net desirability
of self employment memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap self employment intention. Hal ini menunjukan hasil yang
konsisten dengan penelitian sebelumnya (Gerry Segal, Dan Borgia
dan Jerry Schoenfeld, 2005). Dimana, semakin besar perceived net
desirability of self employment yang dimiliki pekerja akan
meningkatkan self employment intention dalam diri pekerja.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
88
Universitas Indonesia
4. Perceived feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for
risk, dan perceived net desirability of self employment
mempengaruhi secara signifikan self employment intention dengan
kontribusi sebesar 33.5% dari seluruh variabel. Nilai kontribusi ini
lebih rendah bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu
sebesar 52.8%, Penulis menduga hal ini dikarenakan perbedaan
sampel penelitian dimana pada penelitian sebelumnya penelitian
dilakukan terhadap mahasiswa undergraduate bussines student dan
pada penelitian ini dilakukan terhadap pekerja. Dimana pekerja
memiliki lebih banyak faktor yang dapat mempengaruhi untuk
menjadi entrepreneur dibandingkan dengan mahasiswa.
5. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan variabel moderasi corporate entrepreneurship dengan
hubungan perceived feasibility (self-efifacy) of self employment,
tolerance for risk, perceived net desirability of self employment dan
self employment intention. Dimana hasil ini tidak sesuai dengan
penelitian sebelumnya (Thommas Hellman, 2002). Dimana
peningkatan corporate entrepreneurship akan meningkatkan self
employment intention. Penulis menduga hal ini disebabkan
kurangnya perhatian karyawan akan keberadaan lingkungan
wirausaha yang dikembangkan didalam perusahaan.
6. Berdasarkan hasil penelitian dimana variabel moderating corporate
entrepreneurship tidak mempengaruhi hubungan variabel
independen dan dependent, maka model penelitian yang tepat
untuk diaplikasikan terhadap karyawan diwilyah DKI. Jakarta
adalah adalah seperti berikut,
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
89
Universitas Indonesia
5.2 Implikasi Managerial
Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa variabel perceived
feasibility (self-efifacy) of self employment, tolerance for risk dan perceived net
desirability of self employment secara signifikan berpengaruh dalam
meningkatkan self employment intention karyawan. Dengan demikian hasil
penelitian ini menunjukan bahwa variabel tersebut perlu diperhatikan oleh para
pengambil kebijakan di perusahaan, antaralain:
1. Penelitian ini menemukan bahwa semakin bertambahnya usia
karyawan maka semakin besar pula self employment intention. Dapat
dilihat dengan semakin menigkatnya perceived feasibility (self-
efifacy) of self employment, terutama pada pekerja yang bekerja di
badan usaha milik swasta. Perusahaan harus lebih memperhatikan
kondisi usia pekerja, tingkat pendidikan karyawan dengan
memberikan jenjang karir yang pasti dan terencana, memberikan
penghargaan (rewads), melakukan pengembangan kemampuan
karyawan dengan pemberian pelatihan-pelatihan (trainee) yang
tepat agar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan guna
meningkatkan kompetensi, pemberian insentif yang sesuai dan
pembekalan-pembekalan mengenai perencanaan masa pensiun
kepada karyawan yang mendekati masa pensiun.
2. Dari hasil penelitian, perusahaan dapat membuat program-program
sebagai berikut,
Bagi karyawan yang memiliki intention untuk menjadi
wirausaha, diberikan pembekalan untuk kegiatan setelah
pensiun. Salah satunya dengan memberikan pelatihan-pelatihan
wirausaha yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan
dalam menjalankan usaha sendiri.
Bagi karyawan yang tidak memiliki intention untuk menjadi
wirausaha, diberikan pelatihan-pelatihan mengenai investasi dan
pasar modal.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
90
Universitas Indonesia
3. Perusahaan juga perlu memperhatikan kondisi karyawan dengan
tingkat pendidikan SMA/SLTA dimana pada tingkat pendidikan ini
terdapat self employment intention yang tinggi, faktor pendapatan
dan keperluan untuk pemenuhan kebutuhan hidup dirasakan Peneliti
menjadi aspek utama. Dalam hal ini, perusahaan dirasa perlu
memberikan penyesuaian tingkat upah/gaji untuk pemenuhan
kebutuhan dan perencanaan masa depan yang lebih layak.
5.3 Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, ada beberapa keterbatasan
penelitian yang diharapkan dapat dilakukan untuk penelitian berikutnya,
diantaranya adalah:
1. Dalam penelitian ini, Peneliti hanya melakukan penelitian pada
wilayah DKI. Jakarta meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta
Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Oleh karena itu, Peneliti
menyarankan untuk memperluas wilayah penelitian seperti
menambahkan Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi atau wilayah-
wilayah padat pekerja lainnya.
2. Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan penelitian terhadap 250
pekerja dari seluruh wilayah DKI. Jakarta, melihat luasnya wilayah
Jakarta dan tingginya angka pekerja pada wilayah ini maka Peneliti
menyarankan untuk memperbanyak jumlah sampel agar didapatkan
hasil yang lebih maksimal dan juga representatif.
3. Dalam penelitian ini Penulis hanya melakukan penelitian terhadap
pekerja Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Swasta,
dengan mengecualikan Pegawai Negri Sipil. Oleh karena itu, Peneliti
menyarankan penelitian berikutnya untuk melibatkan Pegawai Negri
Sipil atau melakukan penelitian khusus terhadap Pegawai Negri
Sipil.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
91
Universitas Indonesia
4. Penelitian ini tidak mengeneralisasi hasil penelitian ini terhadap
seluruh pekerja yang ada di Indondesia, dikarenakan penelitian ini
hanya dilakukan diwilayah DKI. Jakarta.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
DAFTAR LITERATUR
Akintoye, A. S. & MacLeod, M. J. (1997), Risk Analysis and Management in
Construction. International Journal of Project Management, vol. 15,
no. 1, pp. 31– 38.
Campbell, C.A. (1992), “A decision theory model for entrepreneurial acts”,
Entrepreneurship Theory and Practice, Vol. 17 No. 1, pp. 21-7.
Campbell, J.P., Dunnette, M.D., Lawler, E.E. and Weick, K.E. (1970), Managerial
Behavior, Performance, and Effectiveness, McGraw-Hill, New York,
NY.
Davis K, Newstrom JW (1985). Human behavior at work: organizational
behavior. McGraw-Hill Book Co. New York.
Douglas, E.J. and Shepherd, D.A. (1999), “Entrepreneurship as a utility
maximizing response”, Journal of Business Venturing, Vol. 15 No. 3,
pp. 231-51.
Gilad, B. and Levine, P. (1986), “A behavioral model of entrepreneurial supply”,
Journal of Small Business Management, Vol. 24 No. 4, pp. 45-54.
Hellmann, Thomas. (2002): When do employees become entrepreneurs?.
Research Paper Series no.1770. Stanford graduate school of
business.USA
Hendro. (2005). How to become a smart entrepreneur and to start a new business.
Penerbit Adi. Yogyakarta.
Keeble, D., Bryson, J. and Wood, P. (1992). “The rise and fall of small service
firms in the United Kingdom”, International Small Business Journal,
Vol. 11 No.1, pp. 11-22.
Hisrich, Robert D., Michael Peters. and Dean A.Shepherd (2008).
Entrepreneurship 7 edition. New York, Mc Graw Hill.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
93
Universitas Indonesia
Kirchhoff, B.A. (1994), Entrepreneurship and Dynamic Capitalism, Greenwood
Publishing Group, Inc., Westport, CT.
Kiyosaki, Robert. (2008). The Cashflow Quadrant. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Krueger, N.F. Jr, Reilly, M.D. and Carsrud, A.L. (2000), “Competing models of
entrepreneurial intentions”, Journal of Business Venturing, Vol. 15 No.
5/6, pp. 411-32.
Kuratko, D., Montagno, R. and Hornsby, J. (1990), “Developing an
intrapreneurial assessment instrument for an effective corporate
entrepreneurial environment”, Strategic Management Journal, Vol. 11
No. 5, pp. 49-58.
Lee, Lena., Poh Kam Wong., Maw Der Foo., and Aegean Leung. (2011).
“Entrepreneurial intentions: The influence of organizational and
individual factors”, Journal of Business Venturing, Vol.26, pp. 124-136.
Lumpkin, G.T. and Dess, G.G. (1996), “Clarifying the entrepreneurial orientation
construct and linking it to performance”, Academy of Management
Review, Vol. 21 No. 1, pp. 135-72.
Lupiyoadi, Rambat. (2007). Entrepreneurship . From mindset to strategy.
Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Malhotra, N.K. (2007). Marketing Research 5th edition. Pearson Education
International, New Jersey.
Mathis, L., Jackson, H., (2006). Human Resource Management 12th ed.
Managing Equal Employment and Diversity.
Mone, M.A. (1994), “Comparative validity of two measures of self-efficacy in
predicting academic goals and performance”, Educational and
Psychological Measurement, Vol. 54 No. 2,pp. 516-29.
Moslow, A.H. (1943), A Theory of Human Motivation. Psychological Review, 50,
370-396.
Patrick, Morgan. (1987), Theories and Approach Total Politics. England:
Virrpress.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
94
Universitas Indonesia
Pearce II, Jhon A. Richard B. Robinson. (1989), Management. New York :
McGraw-Hill Book.
Praag, C.M and Cramer, J.S. (2001), “The roots of entrepreneurship and Labour
Demand: Individual ability and low risk”, Economica, Vol.68 No.259,
pp. 45-62.
Resh, H. and Shah, A. (1986), “ An empirical analysis of self-employment in
UK”, Journal of App;ied Econometries, Vol.1 No. 1, pp.95-108.
Schermerhorn. (1996), Management, John Wiley & Sons, New York, Fifth edition.
Schumpeter, Joseph A. (1911): The Theory of Economic Development. An
Inquiry into Profits, Capital, Credit, Interest, and the Business Cycle.
Published by Oxford University Press (1963).
Segal, Gerry, Borgia and Jerry Schoenfeld. (2005). The Motivation To Become
An Entrepreneur. International Journal of Entrepreneurial Behavior &
Researc. Vol. 11 No 1. Emerald Group Publishing Limited. USA.
Shapero, A. and Sokol, L. (1982), “The social dimension of entrepreneurship”, in
Kent, C.A., Sexton, D.L. and Vesper, K.H. (Eds), Encyclopedia of
Entrepreneurship, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.
Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat
Triton PB., 2007, Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha, Tugu
Publisher, Yogyakarta.
Vroom, V.H. (1964), Work and Motivation, Wiley, New York, NY.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
LAMPIRAN
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
No. Kuesioner : .....
Tanggal : ...../...../.....
Responden Yth,
Saya mahasiswa tingkat akhir jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia yang
sedang mengadakan penelitian Karya Akhir mengenai Analisis Faktor yang Memotivasi Karyawan
Berkeinginan Menjadi Wirausaha. Kuesioner ini dibuat sebagai sarana dalam rangka mendukung
pembuatan karya akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi saya. Mohon kesediaan Anda
untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap. Kerahasiaan identitas Anda akan terjaga karena data ini
hanya akan digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk
berpastisipasi dalam penelitian ini.
- Jonathan Sitanggang -
Screening Questions
Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia.
S1. Apakah Anda sedang bekerja disebuah perusahaan BUMN/BUMS ?
a. Ya, (Lanjut ke pertanyaan berikut)
b. Tidak, (Berhenti sampai disini. Terima kasih).
S2. Apakah tempat/lokasi anda bekerja berada diwilayah DKI Jakarta?
a. Ya, (Lanjut ke pertanyaan berikut)
b. Tidak, (Berhenti sampai disini. Terima kasih).
S3. Apakah Anda memiliki pengalaman bekerja minimal 1 (satu) tahun diperusahaan anda bekerja
sekarang?
a. Ya, (Lanjut ke pertanyaan berikut)
b. Tidak, (Berhenti sampai disini. Terima kasih).
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
Main Questions
Informasi Demografis (Demographic Questions)
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) atau ceklis (√ ) pada salah satu kotak jawaban yang dipilih
1. Usia Anda saat ini :
17-24 25-32 33-40 ≥40
2. Jenis Kelamin Anda:
Pria Wanita
3. Lokasi Anda bekerja :
Jakarta Selatan
Jakarta Barat
Jakarta Timur
Jakarta Utara
Jakarta Pusat
4. Pendapatan Anda per-bulan :
≤ Rp 3 Juta
Antara Rp 3 Juta – Rp 5 Juta
Antara Rp 6 Juta – Rp 10 Juta
≥ Rp 10 Juta
5. Status Anda:
Menikah Belum Menikah Bercerai tanpa Anak Bercerai dengan Anak
6. Pendidikan Terakhir Anda:
Strata 3
Strata 2
Strata 1
Diploma (1,2,3,4)
SLTA (SMA/ Sederajat)
7. Posisi pekerjaan Anda diperusahaan saat ini (mis. Staff Accounting)
(Silahkan diisi)
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
A. Pernyataan untuk variabel Keberhasilan diri ( )
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang
tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 :
ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Pernyataan
Sangat setuju
Setuju Ragu-ragu mungkin
setuju
Ragu-ragu mungkin
tidak setuju
Tidak setuju
Sangat tidak
setuju
Saya mempunyai semangat
bekerja yang tinggi
Saya melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang
telah saya tetapkan
Saya selalu mengharapkan hasil
terbaik dari suatu situasi tertetu
Saya bekerja dengan sungguh-sungguh
Saya selalu bersemangat dan
pantang menyerah
Saya sudah memiliki kompetensi yang bagus untuk
bersaing dengan orang lain
dalam dunia kerja
B. Pernyataan untuk variabel Keinginan bekerja sendiri ( )
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang
tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 :
ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Pernyataan
Sangat
setuju
Setuju Ragu-ragu
mungkin
setuju
Ragu-ragu
mungkin
tidak setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Saya suka melakukan pekerjaan saya sendiri
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
xcix
Universitas Indonesia
Kebebasan pribadi sangat
penting bagi saya
Saya terkadang bersikap tidak
menaati aturan yang ada di perusahaan.
C. Pernyataan untuk variabel Toleransi akan resiko ( )
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang
tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 :
ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Pernyataan
Sangat
setuju
Setuju Ragu-ragu
mungkin
setuju
Ragu-ragu
mungkin
tidak setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Saya memiliki rasa
tanggungjawab yang besar dalam
melaksanakan keputusan yang
saya ambil
Saya senang mencoba hal-hal
baru
Saya tergolong orang yang sabar
dalam mengatasi masalah
Saya selalu berusaha untuk mengerti akan resiko yang akan
saya ambil
Saya senang mengembangkan
dan memelihara hubungan baik
dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung
dengan pekerjaan maupun tidak.
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
c
Universitas Indonesia
D. Pernyataan untuk variabel Lingkungan wirausaha (moderat)
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang
tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 :
ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Pernyataan
Sangat
setuju
Setuju Ragu-ragu
mungkin setuju
Ragu-ragu
mungkin tidak setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
Perusahaan dimana saya bekerja
menggunakan teknologi yang
terdepan
Perusahaan mendorong untuk
timbulnya ide-ide baru dan inovasi
Perusahaan memberikan toleransi atas kegagalan dengan
mendorong eksperimen
percobaan dan kesalahan
Perusahaan tidak membatasi
peluang-peluang yang ada hanya
berdasarkan wilayah-wilahyah kerja tertentu (divisi)
Perusahaan menyediakan
sumber-sumber daya yang diperlukan dan dapat diakses
Perusahaan mendorong
pendekatan kerja sama tim multi
disiplin
Perusahaan memiliki tujuan
jangka panjang (horizon)
Perusahaan memiliki sistem
penghargaan pada pencapaian
tujuan-tujuan kinerja yang sudah ditentukan
Perusahaan memiliki sponsor
dan pembela yang mendukung
aktifitas kreatif diseluruh
organisasi
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
ci
Universitas Indonesia
Kegiatan kewirausahaan didalam
perusahaan mendapatkan dukungan dari manajemen
puncak perusahaan
E. Pernyataan untuk variabel Motivasi menjadi wirausaha (Y)
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang tersedia di setiap pernyataan yang
tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 1: sangat setuju, 2 : setuju, 3 : ragu-ragu mungkin setuju, 4 :
ragu-ragu mungkin tidak setuju, 5 : Tidak setuju, 6 : sangat tidak setuju.
Pernyataan
Sangat setuju
Setuju Ragu-ragu mungkin
setuju
Ragu-ragu mungkin
tidak setuju
Tidak setuju
Sangat tidak
setuju
Saya termasuk orang yang
percaya diri dalam bertindak
Saya termasuk orang yang toleran terhadap ketidakpastian
dan perubahan
Saya memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi
Saya tertarik pada posisi
kepemimpinan
Saya selalu berusaha untuk
mencari cara-cara yang paling
baik untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah saya tentukan
Saya menggunakan sumber daya secara minimum guna mencapai
hasil yang optimum
Saya selalu berorientasi masa
depan dalam merencankan
sesuatu
----------TERIMA KASIH--------
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012
Analisis faktor..., Jonathan Ade Putra Sitanggang, FE UI, 2012