unit 5-rangkaian seri dan paralel
DESCRIPTION
laporan praktikum fisika dasar 2TRANSCRIPT
![Page 1: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/1.jpg)
RANGKAIAN SERI DAN PARALEL
Muhammad Fadil Asri, Abdul Hasyim, Annur Fidyah Wanti, Nursyamsi Amaliah
Jurusan Fisika FMIPA UNM Tahun 2014
Abstrak. Telah dilaksanakan praktikum “Rangkaian Seri dan Paralel” yang bertujuan agar mahasiswa trampil merancang rangkaian seri dan paralel resistor, terampil menempatkan dan menggunakan basicmeter, membedakan fungsi susunan resistor seri dan parallel, memahami prinsip hukum-hukum Kirchoff, serta memahami karakteristik rangkaian seri dan rangkaian parallel resistor. Praktikum ini ditunjang alat dan bahan berupa power supply AC/DC 0-12 V, resistor dengan nilai berbeda, basicmeter 90, dan kawat penghubung. Dalam praktikum terdapat dua kegiatan yang hampir sama, yaitu mengukur tegangan dan kuat arus. Prinsip percobaan pada kedua kegiatan pun sama, yaitu dengan mengalirkan tegangan sumber masing-masing 3 V, 6 V, 9V dan 12 V dari power supply melalui kabel penghubung yang terhubung dengan resistor lalu mengukur tegangan dan kuat arusnya pada titik-titik yang telah ditentukan dengan menggunakan basicmeter, hanya saja kegiatan pertama dirangkai seri dan kedua dirangkai parallel. Berdasarkan hasil praktikum dari dua kegiatan, dapat disimpulkan bahwa untuk rangkaian seri kuat arus yang mengalir di setiap titik sama dan tegangannya berbeda, sedangkan untuk rangkaian parallel kuat arusnya berbeda dan tegangan di setiap titiknya sama. Namun dalam percobaan yang dilakukan ada beberapa data yang tidak sesuai dengan teori meskipun secara keseluruan telah sesuai, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti kabel penghubung yang longgar, kesalahan pembacaan skala oleh praktikan atau pun kesalahan alat ukur.
Kata kunci: Tegangan, Kuat Arus, Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel, Resistor.
PENDAHULUAN
Gustav Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan Jerman yang berkonstribusi pada
pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik, spektrotoskopi, dan emisi radiasi benda
hitam yang dihasilkan oleh benda-benda yang dipanaskan. Ia lahir di Konigsberg, Prusia, 12
Maret 1824 dan wafat pada usia 63 tahun di Berlin, Jerman, 17 Oktober 1887. Terdapat tiga
konsep fisika berbeda yang kemudian dinamai berdasarkan namanya, “hukum Kirchoff”,
masing-masing dalam teori rangkaian listrik, termodinamika, dan spektroskopi.
Kuat arus didefinisikan sebagai jumlah muatan yang mengalir melalui penampang suatu
kawat penghantar persatuan waktu. Untuk mengukur kuat arus listrik dalam suatu
penghantar dapat dilakukan dengan menggunakan amperemeter. Cara pengukurannya yaitu
dengan menghubungakan alat ukur arus lisrtri secara seri dengan sumber tegangan listrik.
Jika berbagai komponen listrik dihubungkan membentuk suatu rangakaian terhadap
adanya percabangan diantara kutub-kutub sumber ggl, dikatakan bahwa komponen-
komponen tersebut terhubung dalam satu rangkaian seri. Elektron-elektron mengalir dari
kutub negatif sumber arus listrik melalui kabel dan masing-masing komponen seri berurutan
dan akhirnya kembali ke kutub positif sumber arus listrik. Kuat arus yang mengalir selalu
sama di setiap titik di sepanjang rangkaian
Pergerakan muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air yang mengalir di
dalam pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus digerakkan dari potensial tinggi
![Page 2: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/2.jpg)
ke potensial rendah. Begitupun arus listrik, agar arus bergerak dengan cepat, diantara kedua
kutub harus diberi beda potensial yang tinggi. Beda potensial yang menyebabkan arus
mengalir biasa disebut dengan tegangan listrik. Tegangan listrik juga dapat didefinisikan
sebagai ukuran untuk kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan muauutan melalui elemen.
Satuan tagangan adalah volt, dan 1 volt sama dengan 1 Joule/sekon. Tegangan disimbolkan
dengan V.
Untuk mengukur beda potensial atau tegangan diantara kedua ujung penghantar,
digunakan voltmeter. Penyusunan voltmeter harus secara paralel dengan sumber listrik atau
komponen listrik yang akan diukur beda potensialnya. Namun, perlu diperhatikan bahwa
pada voltmeter terdapat dua kutub, yaitu kutub negatif dan kutub positif sehingga kutub-
kutub ini harus dihubungkan secara bersesuaian dengan kutub-kutub yang pada rangakaian.
Adapun tujuan dilakukannya praktikum “Rangkaian Seri dan Paralel” ialah sebagai
berikut:
1. Terampil dalam merancang rangkaian susunan seri dan paralel resistor.
2. Terampil dalam menempatkan dan menggunakan basicmeter
3. Membedakan fungsi susunan resistor seri dan paralel.
4. Memahami prinsip-prinsip hukum kirchoff.
5. Memahami karakteristik rangkaian seri dan rangkaian paralel resistor.
DASAR TEORI
Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri).
Banyaknya muatan lisrik yang mengalir tiap satuan waktu adalah sama di sepanjang
rangkaian. Jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu adalah besaran kuat arus,
sehingga kita mendapati sifat yang khas dari rangkaian seri, yaitu : “kuat arus di sepanjang
rangkaian adalah sama.”
Bila kuat arus pada hambatan R1, R2, dan R3 berturut-turut I1, I2,I3, sedangkan arus rotal
pada rangkaina disebut I, maka :
I1= I2 =I3 = I ....................................(1)
Beda potensial pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan persamaan hukum
Ohm,
V = I R..............................................(2)
yang berarti besar hambatan pengganti pada rangkaian seri adalah
Rs = R1 + R2 + R3 .............................(3)
![Page 3: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/3.jpg)
Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen
berasal dari sumber yang sama. Sifat khas dari rangkaian paralel adalah “beda potensial pada
masing-masing cabang adalah sama.” Bila V1 adalah tegangan pada resistor R1 , V2 adalah
pada resistor R2 dan V3 adalah tegangan pada resistor R3 maka berlaku :
V1 =V2 = V3 = V .............................. (5)
Kalau rangkaian seri berlaku sebagai pembagi tegangan, maka rangkaian paralel berlaku
sebagai pembagi arus. Hal ini karena sesuai hukum Kirchoff, bahwa arus total pada
rangkaian akan dibagi-bagi ke masing-masing cabang maka diperoleh besar hambatan
pengganti pada rangkaian tersebut adalah
1R p
= 1
R1+
1R2
+ 1
R3 ................................(6)
METODOLOGI EKSPERIMEN
Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel ini bertujuan agar mahasiswa trampil dalam
merancang rangkaian seri dan paralel serta menempatkan resistor, membedakan fungsi
karasteristik dan fungsi rangkaian seri dan paralel, serta memahami prinsip hukum kirchoff
Pada praktikum ini alat yang digunakan seperti power suplly, resistor dengan nilai yang
berbeda, basicmeter, dan kabel penghubung.
Pada praktikum ini terlebih dahulu ragkaian disusun seperti gambar berikut :
(gambar.1. susunan seri) (gambar.2. susunan paralel)
Pada kegiatan pertama rangkaian disusun seri seperti pada gambar.1, dimana basicmeter
diletakkan pada titik (a) untuk mengukur arus sebelum R1 dan di titik (b) untuk mengukur
arus diantara R1 dan R2, kemdian di titik (c) untuk mengukur arus setelah R2.dan dilakukan
pada tegangan yang berbeda. Untuk mengukur tegangan pada R1 kutub positif basicmeter
dihubungkan ke titik (a) dan negatif ke titik (b), untuk mengukur tegangan pada R2 kutub
positif basicmeter dihubungkan ke titik (b) dan negatif ke titik (c), dan untuk tegangan total
kutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (a) dan negatif ke titik (c).
Pada kegiatan kedua, rangkaian disusun secara paralel seperti pada gambar 2. dimana
basicmeter diletakkan pada titik (a) untuk mengukur arus sebelum percabangan, kemudian di
titik (b) untuk mengukur arus pada R1 kemdian di titik (c) untuk mengukur arus pada R2. dan
dilakukan pada tegangan yang berbeda. Untuk mengukur tegangan pada R1 kutub positif
![Page 4: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/4.jpg)
basicmeter dihubungkan ke titik (b) dan negatif ke titik (c), untuk mengukur tegangan pada
R2 kutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (d) dan negatif ke titik (e), dan untuk
tegangan total kutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (b) dan negatif ke titik (e).
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
a. Kegiatan 1
Rangkaian seri resistor
R1 = 5W150RJ R2 = 5W56RJ
Tabel 1. Rangkaian seri pada resistor
N
o
Teg
anga
n
Sum
ber
(V) Kuat Arus Listrik (mA) Tegangan
pd R1
Tegangan
pd R2
Tegangan
(V) TotalSebelum
R1
Antara R1
& R2
Setelah R2
1 3 │14 ± 1│ │14 ± 1│ │14 ± 1│ │2,0 ± 0,5│ │0,5 ± 0,5│ │3,0 ± 0,5│
2 6 │28 ± 1│ │28 ± 1│ │28 ± 1│ │4,0 ± 0,5│ │1,0 ± 0,5│ │6,0 ± 0,5│
3 9 │42 ± 1│ │42 ± 1│ │42 ± 1│ │6,0 ± 0,5│ │2,0 ± 0,5│ │8,5 ± 0,5│
4 12 │56 ± 1│ │56 ± 1│ │56 ± 1│ │7,5 ± 0,5│ │3,0 ± 0,5│ │11,5± 0,5│
b. Kegiatan 2
Rangkaian paralel resistor
R1 = 5W56RJ R2 = 5W150RJ
Tabel 2. Rangkaian paralel resistor
N
o
Teg
anga
n
Sum
ber
(V) Kuat Arus Listrik (mA) Tegangan
pd R1
Tegangan
pd R2
Tegangan
(V) TotalSebelum
R1
Antara R1
& R2
Setelah R2
1 3 │60 ± 10│ │20 ± 10│ │40 ± 10│ │2,5 ± 0,5│ │2,5 ± 0,5│ │2,5 ± 0,5│
2 6 │130 ± 10│ │30 ± 10│ │100 ± 10│ │5,0 ± 0,5│ │5,0 ± 0,5│ │5,0 ± 0,5│
3 9 │200 ± 10│ │50 ± 10│ │140 ± 10│ │8,0 ± 0,5│ │6,0 ± 0,5│ │6,0 ± 0,5│
4 12 │250 ± 10│ │60 ± 10│ │170± 10│ │10,0± 0,5│ │10,0± 0,5│ │10,0± 0,5│
Analisis Data
1. Rangkaian Seri
Untuk Tegangan = 3V
a. Gambar Rangkaian
![Page 5: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/5.jpg)
b. Analisis Data
VR1 = │2,0 ± 0,5 │V
VR2 = │0,5 ± 0,5 │ V
Nilai VR1 + VR2, maka ∆V = 2∆V1 atau 2∆V2
Jadi,
VR1 + VR2, = │2,0 ± 0,5│V + │0,5 ± 0,5│V = │2,5 ± 0,5│V
Karena nilai VR1 + VR2 = VT maka R1 dan R2 membagi tegangan sumber sehingga
dari hukum Ohm :
VT = VR1 + VR2
IT RT = I1R1 + I1R2
Maka,
RT = R1 + R2
Untuk Tegangan = 6VU
a. Gambar Rangkaian
b. Analisis Data
VR1 = │4,0 ± 0,5 │V
VR2 = │1,0 ± 0,5 │ V
Nilai VR1 + VR2, maka ∆V = 2∆V1 atau 2∆V2
Jadi,
VR1 + VR2, = │4,0 ± 0,5│V + │1,0 ± 0,5│V = │5,0 ± 0,5│V
Karena nilai VR1 + VR2 = VT maka R1 dan R2 membagi tegangan sumber sehingga
dari hukum ohm :
![Page 6: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/6.jpg)
VT = VR1 + VR2
IT RT = I1R1 + I1R2
Maka,
RT = R1 + R2
Untuk Tegangan = 9V
a. Gambar Rangkaian
b. Analisis Data
VR1 = │6,0 ± 0,5 │V
VR2 = │2,0 ± 0,5 │ V
Nilai VR1 + VR2, maka ∆V = 2∆V1 atau 2∆V2
Jadi,
VR1 + VR2, = │6,0 ± 0,5│V + │2,0 ± 0,5│V = │8,0 ± 0,5│V
Karena nilai VR1 + VR2 = VT maka R1 dan R2 membagi tegangan sumber sehingga
dari hukum ohm :
VT = VR1 + VR2
IT RT = I1R1 + I1R2
Maka,
RT = R1 + R2
Untuk Tegangan = 12V
a. Gambar Rangkaian
b. Analisis Data
![Page 7: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/7.jpg)
VR1 = │7,5 ± 0,5 │V
VR2 = │3,0 ± 0,5 │ V
Nilai VR1 + VR2, maka ∆V = 2∆V1 atau 2∆V2
Jadi,
VR1 + VR2, = │7,5 ± 0,5│V + │3,0 ± 0,5│V = │10,5 ± 0,5│V
Karena nilai VR1 + VR2 = VT maka R1 dan R2 membagi tegangan sumber
sehingga dari hukum ohm :
VT = VR1 + VR2
IT RT = I1R1 + I1R2
Maka,
RT = R1 + R2
2. Rangkaian Paralel
Untuk Tegangan = 3V
a. Gambar Rangkaian
b. Analisis Data
Dari hasil eksperimen diperoleh :
IA = │60 ± 10 │mA
IB = │20 ± 10 │mA
ID = │40 ± 10 │mA
Sehingga IA = IB + ID
IB + ID = │20 ± 10 │mA + │40 ± 10 │mA = │60 ± 10 │mA
Dengan dmikian maka dapat disimpulkan bahwa IB + ID tidak sama dengan IA.
Untuk Tegangan = 6VU
a. Gambar Rangkaian
![Page 8: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/8.jpg)
b. Analisis Data
Dari hasil eksperimen diperoleh :
IA = │130 ± 10 │mA
IB = │30 ± 10 │mA
ID = │100 ± 10 │mA
Sehingga IA + IB = IC
IB + ID = │30 ± 10 │mA + │100 ± 10 │mA = │130 ± 10 │mA
Dengan dmikian maka dapat disimpulkan bahwa IB + ID = IA.
Atau resistor pada susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan
persamaan:
IB + ID = IA, dan hukum Ohm V = IR maka,
V 1
R1
+ V 2
R2
= V T
RT
Karena dari hasil eksperimen VR1 = VR2 = VT maka,
1RT
= 1
R1 +
1R2
Untuk Tegangan = 9V
a. Gambar Rangkaian
b. Analisis Data
Dari hasil eksperimen diperoleh :
IA = │200 ± 10 │mA
![Page 9: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/9.jpg)
IB = │50 ± 10 │mA
IC = │140 ± 10 │mA
Sehingga IB + ID = IA
IB + ID = │50 ± 10 │mA + │140 ± 10 │mA = │190 ± 10 │mA
Dengan dmikian maka dapat disimpulkan bahwa IB + ID = IA.
Atau resistor pada susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan
persamaan:
IA + IB = IC. dan hukum Ohm V = IR maka,
V 1
R1
+ V 2
R2
= V T
RT
Karena dari hasil eksperimen VR1 = VR2 = VT maka,
1RT
= 1
R1 +
1R2
Untuk Tegangan = 12V
a. Gambar Rangkaian
b. Analisis Data
Dari hasil eksperimen diperoleh :
IA = │250 ± 10 │mA
IB = │60 ± 10 │mA
ID = │170 ± 10 │mA
Sehingga IB + ID = IA
IB + ID = │60 ± 10 │mA + │170 ± 10 │mA = │230 ± 10 │mA
Dengan dmikian maka dapat disimpulkan bahwa IA + IB = IC.
Atau resistor pada susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan
persamaan:
IA + IB = IC. dan hukum Ohm V = IR maka,
V 1
R1
+ V 2
R2
= V T
RT
![Page 10: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/10.jpg)
Karena dari hasil eksperimen VR1 = VR2 = VT maka,
1
RT =
1R1
+1
R2
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, terdapat dua kegiatan yang mana prinsip kerja dari keduanya
sama namun dibedakan oleh jenis rangkaiannya. Pada kegiatan pertama, dua buah resistor
dirangkai seri sedangkan pada kegiatan kedua disusun paralel.
Dalam kegiatan pertama yang ingin diukur ialah kuat arus dan beda potensial sehingga
basicmeter yang sebagai amperemeter disusun seri dan yang sebagai voltmeter disusun
paralel dengan hambatan. Berdasarkan praktikum ini kemudian diperoleh jumlah kuat arus
yang sama di seluruh titik yang diukur dengan menggunakan amperemeter. Hal ini tentunya
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa jumlah arus pada rangkaian seri di seluruh titik
ialah sama (Itotal = I1 = I2), hanya saja tegangannya terbagi sehingga pada praktikum ini pun
tegangan di tiap titik berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh resistor yang berfungsi
menghambat tegangan yang melewatinya, dimana daya hambat resistor ini berbeda-beda.
Dapat dilihat pada tabel kegiatan pertama, terdapat perbedaan tegangan ketika di R1, R2
maupun R1 dan R2. Bila dikaitkan secara teori ini sudah sesuai, karena tegangan pada
rangkaian seri terbagi sehingga rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi tegangan. Akan
tetapi, seharusnya tegangan total yaitu tegangan pada R1 dan R2 sama besar dengan tegangan
sumber yang diberikan power supply, karena secara matematis V t = V1+V2. Hal semacam ini
biasa terjadi dalam praktikum, dimana penyebabnya dari beberapa faktor. Faktor terbesar
yang terjadi pada praktikum ini ialah kabel penghubung yang beberapa diantaranya longgar
sehingga tegangan tidak mengalir sepenuhnya ke voltmeter yang telah dipasang, selain itu
ada pula faktor lain seperti kesalahan membaca penunjukan skala oleh praktikan.
Sama halnya dengan kegiatan pertama, kegiatan kedua prosedurnya sama dan yang ingin
diukur pun sama namun dalam bentuk rangkaian paralel. Secara teori, rangkaian paralel
berfungsi sebagai pembagi arus, artinya arus tidak mutlak sama di setiap titiknya tetapi
dengan tegangan yang sama (Vtotal = V1 = V2). Terbukti dari hasil praktikum ini, diperoleh
jumlah kuat arus yang berbeda, sehingga secara matematis dapat dituliskan (I total = I1 + I2).
Pada kegiatan kedua ini seharunya jumlah kuat arus melalui R1 dan yang melalui R2 sama
besar dengan jumlah kuat arus sebelum titik percabangan. Namun, apabila dilihat pada tabel
kegiatan kedua, untuk tegangan sumber 9 V dan 12 V jumlah arus antara R1 dengan R2 tidak
sama dengan arus sebelum percabangan, hal ini sama dengan kegiatan pertama yang bisa
disebabkan oleh faktor yang sama dengan kegiatan sebelumnya. Selain itu, tegangan total
yang diukur alat seharunya sama dengan tegangan yang diberikan power supply.
![Page 11: Unit 5-Rangkaian Seri Dan Paralel](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081800/55cf9713550346d0338fa2dd/html5/thumbnails/11.jpg)
KESIMPULAN
Rangkaian seri ditandai dengan tidak adanya percabangan sehingga hanya membentuk
satu jalur sedangkan rangkaian paralel terdapat percabangan. Rangkaian seri berfungsi
sebagai pembagi tegangan sedangkan rangkaian paralel sebagai pembagi arus. Dalam
rangkaian seri maupun paralel, untuk mengukur tegangan dan kuat arus bisa menggunakan
basicmeter diamana apabila untuk mengukur kuat arus basicmeter disusun seri sedangkan
disusun paralel dengan hambatan apabila mengukur tegangan serta penempatannya
bergantung pada titik yang ingin diukur.
Rangkaian seri dan paralel erat kaitannya dengan hukum Kirchoff, baik hukum pertama
maupun kedua, yang mana dirumuskan:
Hukum Kirchoff I
∑ I masuk=∑ I keluar
Hukum Kirchoff II
∑ E+∑ IR=0
Karakteristik rangkaian seri yaitu arusnya sama di setiap titik namun tegangannya beda
dan tidak bercabang sedangkan karakteristik rangkaian paralel yaitu tegangannya sama
namun arusnya berbeda dan tentunya memiliki percabangan.
REFERENSI
Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2 (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.