:undang-undang tentang cipta kerja

65
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan Pemerintah Negara Indonesia dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya untuk memenuhi hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan melalui cipta kerja; b. bahwa dengan cipta kerja diharapkan mampu menyerap tenaga kerja Indonesia yang seluas-luasnya di tengah persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi; c. bahwa untuk mendukung cipta kerja diperlukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja; d. bahwa pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang tersebar di berbagai Undang-Undang sektor saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan hukum untuk percepatan cipta kerja sehingga perlu dilakukan perubahan; e. bahwa upaya perubahan pengaturan yang berkaitan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja dilakukan melalui perubahan Undang-Undang sektor yang belum mendukung terwujudnya sinkronisasi dalam menjamin percepatan cipta kerja, sehingga diperlukan terobosan hukum yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam beberapa Undang-Undang ke dalam satu Undang-Undang secara komprehensif; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang Cipta Kerja; Mengingat : 1. Pasal 4, Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 20, Pasal 22D ayat (2), Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi; 3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

Upload: others

Post on 27-Feb-2022

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

UNDANG-UNDANGREPUBLIKINDONESIANOMOR11TAHUN2020

TENTANG

CIPTAKERJA

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

PRESIDENREPUBLIKINDONESIA, Menimbang : a. bahwauntukmewujudkan tujuanpembentukanPemerintahNegara Indonesiadan

mewujudkanmasyarakatIndonesiayangsejahtera,adil,danmakmurberdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,Negaraperlumelakukanberbagaiupayauntukmemenuhihakwarganegaraataspekerjaandanpenghidupanyanglayakbagikemanusiaanmelaluiciptakerja;

b. bahwa dengan cipta kerja diharapkanmampumenyerap tenaga kerja Indonesiayang seluas-luasnya di tengah persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutanglobalisasiekonomi;

c. bahwa untuk mendukung cipta kerja diperlukan penyesuaian berbagai aspekpengaturanyangberkaitandengankemudahan,perlindungan,danpemberdayaankoperasidanusahamikro,kecil,danmenengah,peningkatanekosisteminvestasi,danpercepatanproyekstrategisnasional,termasukpeningkatanperlindungandankesejahteraanpekerja;

d. bahwa pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, danpemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatanekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasukpeningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang tersebar di berbagaiUndang-Undang sektor saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan hukum untukpercepatanciptakerjasehinggaperludilakukanperubahan;

e. bahwaupayaperubahanpengaturanyangberkaitankemudahan,perlindungan,danpemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatanekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasukpeningkatanperlindungandankesejahteraanpekerjadilakukanmelaluiperubahanUndang-Undang sektor yang belum mendukung terwujudnya sinkronisasi dalammenjaminpercepatanciptakerja,sehinggadiperlukanterobosanhukumyangdapatmenyelesaikanberbagaipermasalahandalambeberapaUndang-UndangkedalamsatuUndang-Undangsecarakomprehensif;

f. bahwaberdasarkanpertimbangan sebagaimanadimaksudpadahuruf a, hurufb,hurufc,hurufd,danhurufe,perlumembentukUndang-UndangtentangCiptaKerja;

Mengingat : 1. Pasal4,Pasal5ayat(1),Pasal18,Pasal18A,Pasal18B,Pasal20,Pasal22Dayat(2),

Pasal 27 ayat (2), Pasal 28Dayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 33Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia NomorXVI/MPR/1998tentangPolitikEkonomiDalamRangkaDemokrasiEkonomi;

3. KetetapanMajelisPermusyawaratanRakyatRepublikIndonesiaNomorIX/MPR/2001tentangPembaruanAgrariadanPengelolaanSumberDayaAlam;

DenganPersetujuanBersama

DEWANPERWAKILANRAKYATREPUBLIKINDONESIADAN

PRESIDENREPUBLIKINDONESIA

MEMUTUSKAN:

Page 2: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Menetapkan : UNDANG-UNDANGTENTANGCIPTAKERJA. BagianKetujuh

Perpajakan

Pasal111 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun1983Nomor50,TambahanLembaranNegaraRepublik IndonesiaNomor3263)sebagaimanatelahbeberapakalidiubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor36 Tahun 2008 tentang PerubahanKeempat atas Undang-Undang Nomor7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan(LembaranNegaraRepublik IndonesiaTahun2008Nomor133,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4893)diubahsebagaiberikut:

1. KetentuanPasal2diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal2 (1) Yangmenjadisubjekpajakadalah: a. 1. orangpribadi;dan 2. warisanyangbelumterbagisebagaisatukesatuanmenggantikanyang

berhak; b. badan;dan c. bentukusahatetap. (1a)Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya

dipersamakandengansubjekpajakbadan. (2) Subjek pajak dibedakanmenjadi subjek pajak dalamnegeri dan subjek pajak

luarnegeri. (3) Subjekpajakdalamnegeriadalah: a. orangpribadi,baikyangmerupakanWargaNegaraIndonesiamaupunwarga

negaraasingyang: 1. bertempattinggaldiIndonesia; 2. beradadiIndonesialebihdari183(seratusdelapanpuluhtiga)haridalam

jangkawaktu12(duabelas)bulan;atau 3. dalamsuatutahunpajakberadadiIndonesiadanmempunyainiatuntuk

bertempattinggaldiIndonesia; b. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit

tertentudaribadanpemerintahyangmemenuhikriteria: 1. pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan; 2. pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

NegaraatauAnggaranPendapatandanBelanjaDaerah; 3. penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau

PemerintahDaerah;dan 4. pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara;

dan c. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang

berhak. (4) Subjekpajakluarnegeriadalah: a. orangpribadiyangtidakbertempattinggaldiIndonesia; b. warganegaraasingyangberadadi Indonesiatidaklebihdari183(seratus

delapanpuluhtiga)haridalamjangkawaktu12(duabelas)bulan;

Page 3: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

c. Warga Negara Indonesia yang berada di luar Indonesia lebih dari 183(seratusdelapanpuluhtiga)haridalam jangkawaktu12(duabelas)bulansertamemenuhipersyaratan:

1. tempattinggal; 2. pusatkegiatanutama; 3. tempatmenjalankankebiasan; 4. statussubjekpajak;dan/atau 5. persyaratantertentulainnya yang ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan tersebut diatur dalam

PeraturanMenteriKeuangan;dan d. badanyangtidakdidirikandantidakbertempatkedudukandiIndonesia yangmenjalankanusahaataumelakukankegiatanmelaluibentukusahatetap

di Indonesia atau yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dariIndonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melaluibentukusahatetapdiIndonesia.

(5) Bentukusahatetapadalahbentukusahayangdipergunakanolehorangpribadisebagaimanadimaksudpadaayat(4)hurufa,hurufb,danhurufc,danbadansebagaimanadimaksudpadaayat (4)hurufduntukmenjalankanusahaataumelakukankegiatandiIndonesiayangdapatberupa:

a. tempatkedudukanmanajemen;

b. cabangperusahaan; c. kantorperwakilan; d. gedungkantor; e. pabrik; f. bengkel; g. gudang; h. ruanguntukpromosidanpenjualan; i. pertambangandanpenggaliansumberalam; j. wilayahkerjapertambanganminyakdangasbumi; k. perikanan,peternakan,pertanian,perkebunan,ataukehutanan; l. proyekkonstruksi,instalasi,atauproyekperakitan; m.pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang lain

sepanjangdilakukanlebihdari60(enampuluh)haridalamjangkawaktu12(duabelas)bulan;

n. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidakbebas;

o. agenataupegawaidariperusahanasuransiyang tidakdidirikandan tidakbertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi ataumenanggungrisikodiIndonesia;dan

p. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa,ataudigunakanolehpenyelenggaratransaksielektronikuntukmenjalankankegiatanusahamelaluiinternet.

(6) Tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan ditetapkan olehDirekturJenderalPajakmenurutkeadaanyangsebenarnya.

2. KetentuanPasal4diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal4

Page 4: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(1) Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahankemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yangberasaldari Indonesiamaupundari luar Indonesia, yangdapatdipakaiuntukkonsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,dengannamadandalambentukapapun,termasuk:

a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yangditerimaataudiperolehtermasukgaji,upah,tunjangan,honorarium,komisi,bonus,gratifikasi,uangpensiun,atauimbalandalambentuklainnya,kecualiditentukanlaindalamUndang-Undangini;

b. hadiahdariundianataupekerjaanataukegiatan,danpenghargaan; c. labausaha; d. keuntungankarenapenjualanataukarenapengalihanhartatermasuk: 1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan,

danbadanlainnyasebagaipenggantisahamataupenyertaanmodal; 2. keuntungankarenapengalihanhartakepadapemegangsaham,sekutu,

atauanggotayangdiperolehperseroan,persekutuan,danbadanlainnya; 3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemecahan,pengambilalihanusaha,ataureorganisasidengannamadandalambentukapapun;

4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atausumbangan,kecualiyangdiberikankepadakeluargasedarahdalamgarisketurunan lurussatuderajatdanbadankeagamaan,badanpendidikan,badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yangmenjalankanusahamikrodankecil,yangketentuannyadiaturlebihlanjutdengan Peraturan Menteri Keuangan sepanjang tidak ada hubungandenganusaha,pekerjaan,kepemilikan,ataupenguasaandiantarapihak-pihakyangbersangkutan;dan

5. keuntungankarenapenjualanataupengalihansebagianatauseluruhhakpenambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalandalamperusahaanpertambangan;

e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagaibiayadanpembayarantambahanpengembalianpajak;

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminanpengembalianutang;

g. dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dariperusahaanasuransikepadapemegangpolis;

h. royaltiatauimbalanataspenggunaanhak; i. sewadanpenghasilanlainsehubungandenganpenggunaanharta; j. penerimaanatauperolehanpembayaranberkala; k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah

tertentuyangditetapkandenganPeraturanPemerintah; l. keuntunganselisihkursmatauangasing; m.selisihlebihkarenapenilaiankembaliaktiva; n. premiasuransi; o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang

terdiridariWajibPajakyangmenjalankanusahaataupekerjaanbebas; p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakanpajak;

q. penghasilandariusahaberbasissyariah; r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang

mengaturmengenaiketentuanumumdantatacaraperpajakan;dan s. surplusBankIndonesia.

Page 5: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(1a)Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), warganegara asing yang telah menjadi subjek pajak dalam negeri dikenai PajakPenghasilan hanya atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dariIndonesiadenganketentuan:

a. memilikikeahliantertentu;dan b. berlaku selama4 (empat) tahunpajak yangdihitung sejakmenjadi subjek

pajakdalamnegeri. (1b)Termasuk dalam pengertian penghasilan yang diterima atau diperoleh dari

Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1a) berupa penghasilan yangditerima atau diperoleh warga negara asing sehubungan dengan pekerjaan,jasa,ataukegiatandiIndonesiadengannamadandalambentukapapunyangdibayarkandiluarIndonesia.

(1c) Ketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1a)tidakberlakuterhadapwarganegaraasingyangmemanfaatkanPersetujuanPenghindaranPajakBergandaantarapemerintahIndonesiadanpemerintahnegaramitraatauyurisdiksimitraPersetujuan Penghindaran Pajak Berganda tempat warga negara asingmemperolehpenghasilandariluarIndonesia.

(1d)Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria keahlian tertentu serta tata carapengenaanPajakPenghasilanbagiwarganegaraasingsebagaimanadimaksudpadaayat(1a)diaturdalamPeraturanMenteriKeuangan.

(2) Penghasilandibawahinidapatdikenaipajakbersifatfinal: a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi

dansuratutangnegara,danbungasimpananyangdibayarkanolehkoperasikepadaanggotakoperasiorangpribadi;

b. penghasilanberupahadiahundian; c. penghasilandari transaksisahamdansekuritas lainnya, transaksiderivatif

yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham ataupengalihanpenyertaanmodalpadaperusahaanpasangannyayangditerimaolehperusahaanmodalventura;

d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/ataubangunan, usaha jasa konstruksi, usaharealestate, dan persewaan tanahdan/ataubangunan;dan

e. penghasilantertentulainnya, yangdiaturdalamatauberdasarkanPeraturanPemerintah. (3) Yangdikecualikandariobjekpajakadalah: a. 1. bantuanatausumbangan,termasukzakatyangditerimaolehbadanamil

zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan olehpemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atausumbangankeagamaanyangsifatnyawajibbagipemelukagamayangdiakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yangdibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima olehpenerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur denganatauberdasarkanPeraturanPemerintah;dan

2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garisketurunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan,badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yangmenjalankan usahamikro dan kecil, yang ketentuannya diatur denganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan

sepanjangtidakadahubungandenganusaha,pekerjaan,kepemilikan,ataupenguasaandiantarapihak-pihakyangbersangkutan;

b. warisan; c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atausebagaipenggantipenyertaanmodal;

Page 6: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yangditerimaataudiperolehdalambentuknaturadan/ataukenikmatandariWajibPajakatauPemerintah,kecualiyangdiberikanolehbukanWajibPajak,WajibPajakyangdikenakanpajaksecarafinalatauWajibPajakyangmenggunakannormapenghitungankhusus(deemedprofit)sebagaimanadimaksuddalamPasal15;

e. pembayarandariperusahaanasuransikarenakecelakaan,sakit,ataukarenameninggalnyaorangyangtertanggung,danpembayaranasuransibeasiswa;

f. dividenataupenghasilanlaindenganketentuansebagaiberikut: 1. dividen yang berasal dari dalam negeri yang diterima atau diperoleh

WajibPajak: a) orangpribadidalamnegerisepanjangdividentersebutdiinvestasikan

di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktutertentu;dan/atau

b)badandalamnegeri; 2. dividenyangberasaldariluarnegeridanpenghasilansetelahpajakdari

suatu bentuk usaha tetap di luar negeri yang diterima atau diperolehWajib Pajakbadandalamnegeri atauWajib Pajak orangpribadi dalamnegeri, sepanjang diinvestasikan atau digunakan untuk mendukungkegiatanusaha lainnyadiwilayahNegaraKesatuanRepublik Indonesiadalamjangkawaktutertentu,danmemenuhipersyaratanberikut:

a) dividen dan penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan tersebutpalingsedikitsebesar30%(tigapuluhpersen)darilabasetelahpajak;atau

b)dividenyangberasaldaribadanusahadiluarnegeriyangsahamnyatidak diperdagangkan di bursa efek diinvestasikan di Indonesiasebelum Direktur Jenderal Pajak menerbitkan surat ketetapan pajakatasdividentersebutsehubungandenganpenerapanPasal18ayat(2)Undang-Undangini;

3. dividenyangberasaldariluarnegerisebagaimanadimaksudpadaangka2merupakan:

a) dividenyangdibagikanberasaldaribadanusahadi luarnegeriyangsahamnyadiperdagangkandibursaefek;atau

b)dividenyangdibagikanberasaldaribadanusahadi luarnegeriyangsahamnyatidakdiperdagangkandibursaefeksesuaidenganproporsikepemilikansaham;

4. dalam hal dividen sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b) danpenghasilan setelahpajakdari suatubentukusaha tetapdi luarnegerisebagaimanadimaksudpadaangka2diinvestasikandiwilayahNegaraKesatuan Republik Indonesia kurang dari 30% (tiga puluh persen) darijumlahlabasetelahpajaksebagaimanadimaksudpadaangka2hurufa)berlakuketentuan:

a) atas dividen dan penghasilan setelah pajak yang diinvestasikantersebut,dikecualikandaripengenaanPajakPenghasilan;

b) atasselisihdari30%(tigapuluhpersen) labasetelahpajakdikurangidengan dividen dan/atau penghasilan setelah pajak yangdiinvestasikan sebagaimana dimaksud pada huruf a) dikenai PajakPenghasilan;dan

c) atas sisa laba setelah pajak dikurangi dengan dividen dan/ataupenghasilansetelahpajakyangdiinvestasikansebagaimanadimaksudpadahurufa)sertaatasselisihsebagaimanadimaksudpadahurufb),tidakdikenaiPajakPenghasilan;

Page 7: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

5. dalam hal dividen sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b danpenghasilan setelahpajakdari suatubentukusaha tetapdi luarnegerisebagaimanadimaksudpadaangka2,diinvestasikandiwilayahNegaraKesatuanRepublikIndonesiasebesarlebihdari30%(tigapuluhpersen)dari jumlah laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada angka 2hurufa)berlakuketentuan:

a) atas dividen dan penghasilan setelah pajak yang diinvestasikantersebutdikecualikandaripengenaanPajakPenghasilan;dan

b) atas sisa laba setelah pajak dikurangi dengan dividen dan/ataupenghasilansetelahpajakyangdiinvestasikansebagaimanadimaksudpadahurufa),tidakdikenaiPajakPenghasilan;

6. dalam hal dividen yang berasal dari badan usaha di luar negeri yangsahamnyatidakdiperdagangkandibursaefekdiinvestasikandiIndonesiasetelahDirektur JenderalPajakmenerbitkansuratketetapanpajakatasdividen tersebut sehubungan dengan penerapan Pasal 18 ayat (2)Undang-Undangini,dividendimaksudtidakdikecualikandaripengenaanPajakPenghasilansebagaimanadimaksudpadaangka2;

7. pengenaan Pajak Penghasilan atas penghasilan dari luar negeri tidakmelalui bentuk usaha tetap yang diterima atau diperoleh Wajib Pajakbadan dalam negeri atau Wajib Pajak orang pribadi dalam negeridikecualikan dari pengenaan Pajak Penghasilan dalam hal penghasilantersebut diinvestasikan diwilayahNegara KesatuanRepublik Indonesiadalamjangkawaktutertentudanmemenuhipersyaratanberikut:

a) penghasilanberasaldariusahaaktifdiluarnegeri;dan b)bukanpenghasilandariperusahaanyangdimilikidiluarnegeri; 8. pajakataspenghasilanyang telahdibayaratau terutangdi luarnegeri

atas penghasilan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan angka 7,berlakuketentuan:

a) tidakdapatdiperhitungkandenganPajakPenghasilanyangterutang; b) tidak dapat dibebankan sebagai biaya atau pengurang penghasilan;

dan/atau c) tidakdapatdimintakanpengembaliankelebihanpembayaranpajak; 9. dalamhalWajibPajaktidakmenginvestasikanpenghasilandalamjangka

waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan angka 7,berlakuketentuan:

a) penghasilan dari luar negeri tersebut merupakan penghasilan padatahunpajakdiperoleh;dan

b) Pajakataspenghasilanyangtelahdibayaratauterutangdiluarnegeriatas penghasilan tersebut merupakan kredit pajak sebagaimanadimaksuddalamPasal24Undang-Undangini;

10.ketentuanlebihlanjutmengenai: a) kriteria, tata cara dan jangka waktu tertentu untuk investasi

sebagaimanadimaksudpadaangka1,angka2,danangka7;

b) tata cara pengecualian pengenaan pajak penghasilan sebagaimanadimaksudpadaangka1,angka2,danangka7;dan

c) perubahan batasan dividen yang diinvestasikan sebagaimanadimaksudpadaangka4danangka5,

diaturdenganPeraturanMenteriKeuangan; g. iuran yangditerimaataudiperolehdanapensiun yangpendiriannya telah

disahkanMenteriKeuangan,baikyangdibayarolehpemberikerjamaupunpegawai;

h. penghasilandarimodalyangditanamkanolehdanapensiunsebagaimanadimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkandenganKeputusanMenteriKeuangan;

Page 8: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

i. bagianlabaatausisahasilusahayangditerimaataudiperolehanggotadarikoperasi, perseroankomanditer yangmodalnya tidak terbagi atas saham-saham,persekutuan,perkumpulan,firma,dankongsi, termasukpemegangunitpenyertaankontrakinvestasikolektif;

j. dihapus; k. penghasilanyangditerimaataudiperolehperusahaanmodalventuraberupa

bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankanusaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usahatersebut:

1. merupakanperusahaanmikro,kecil,menengah,atauyangmenjalankankegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan;dan

2. sahamnyatidakdiperdagangkandibursaefekdiIndonesia; l. beasiswa yangmemenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur

lebihlanjutdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan; m.sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang

bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian danpengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya,yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatanpendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktupaling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yangketentuannyadiaturlebihlanjutdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan;

n. bantuanatausantunanyangdibayarkanolehBadanPenyelenggaraJaminanSosial kepadaWajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjutdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan;

o. dana setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan/atau BPIHkhusus, danpenghasilan dari pengembangan keuanganhaji dalambidangatauinstrumenkeuangantertentu,diterimaBadanPengelolaKeuanganHaji(BPKH) yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan PeraturanMenteriKeuangan;dan

p. sisa lebih yang diterima/diperoleh badan atau lembaga sosial dankeagamaan yang terdaftar pada instansi yang membidanginya, yangditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana sosial dankeagamaan dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejakdiperolehnyasisalebihtersebut,atauditempatkansebagaidanaabadi,yangketentuannyadiaturlebihlanjutdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

3. KetentuanPasal26diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal26 (1) Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk

apapun,yangdibayarkan,disediakanuntukdibayarkan,atautelahjatuhtempopembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,penyelenggarakegiatan,bentukusahatetap,atauperwakilanperusahaanluarnegeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap diIndonesia dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah brutoolehpihakyangwajibmembayarkan:

a. dividen; b. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan

jaminanpengembalianutang; c. royalti,sewa,danpenghasilanlainsehubungandenganpenggunaanharta; d. imbalansehubungandenganjasa,pekerjaan,dankegiatan; e. hadiahdanpenghargaan;

Page 9: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

f. pensiundanpembayaranberkalalainnya; g. premiswapdantransaksilindungnilailainnya;dan/atau h. keuntungankarenapembebasanutang. (1a)Negara domisili dariWajib Pajak luar negeri selain yangmenjalankan usaha

atau melakukan kegiatan usaha melalui bentuk usaha tetap di Indonesiasebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah negara tempat tinggal atautempatkedudukanWajibPajakluarnegeriyangsebenarnyamenerimamanfaatdaripenghasilantersebut(beneficialowner).

(1b)Tarifsebesar20%(duapuluhpersen)darijumlahbrutoolehpihakyangwajibmembayarkan bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungandengan jaminan pengembalian utang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)hurufbdapatditurunkandenganPeraturanPemerintah.

(2) Atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia, kecualiyangdiaturdalamPasal4ayat(2),yangditerimaataudiperolehWajibPajakluar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia, dan premi asuransi yangdibayarkankepadaperusahaanasuransi luarnegeridipotongpajak20%(duapuluhpersen)dariperkiraanpenghasilanneto.

(2a)Atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) dipotong pajak sebesar 20% (dua puluhpersen)dariperkiraanpenghasilanneto.

(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2a)diaturdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

(4) PenghasilanKenaPajaksesudahdikurangipajakdarisuatubentukusahatetapdiIndonesiadikenaipajaksebesar20%(duapuluhpersen),kecualipenghasilantersebutditanamkankembalidiIndonesia,yangketentuannyadiaturlebihlanjutdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

(5) Pemotonganpajak sebagaimanadimaksudpadaayat (1), ayat (2), ayat (2a),danayat(4)bersifatfinal,kecuali:

a. pemotonganataspenghasilan sebagaimanadimaksuddalamPasal 5ayat(1)hurufbdanhurufc;dan

b. pemotongan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadiatau badan luar negeri yang berubah status menjadi Wajib Pajak dalamnegeriataubentukusahatetap.

Pasal112

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor8 Tahun 1983 tentang PajakPertambahanNilaiBarangdanJasadanPajakPenjualanatasBarangMewah(LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhirdenganUndang-UndangNomor42Tahun2009tentangPerubahanKetigaatasUndang-Undang Nomor8Tahun1983 tentangPajakPertambahanNilaiBarangdan JasadanPajakPenjualanatasBarangMewah(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2009Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069) diubahsebagaiberikut:

1. KetentuanPasal1Adiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal1A (1) YangtermasukdalampengertianpenyerahanBarangKenaPajakadalah: a. penyerahanhakatasBarangKenaPajakkarenasuatuperjanjian; b. pengalihanBarangKenaPajakkarenasuatuperjanjiansewabelidan/atau

perjanjiansewagunausaha(leasing);

Page 10: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

c. penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara ataumelaluijurulelang;

d. pemakaiansendiridan/ataupemberiancuma-cumaatasBarangKenaPajak; e. BarangKenaPajakberupapersediaandan/atauaktivayangmenuruttujuan

semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saatpembubaranperusahaan;

f. penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknyadan/ataupenyerahanBarangKenaPajakantarcabang;

g. dihapus;dan h. penyerahanBarangKenaPajakolehPengusahaKenaPajakdalam rangka

perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yangpenyerahannyadianggaplangsungdariPengusahaKenaPajakkepadapihakyangmembutuhkanBarangKenaPajak.

(2) YangtidaktermasukdalampengertianpenyerahanBarangKenaPajakadalah: a. penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud

dalamKitabUndang-UndangHukumDagang; b. penyerahanBarangKenaPajakuntukjaminanutang-piutang; c. penyerahanBarangKenaPajaksebagaimanadimaksudpadaayat(1)huruff

dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat pajakterutang;

d. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan,pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha, serta pengalihanBarang Kena Pajak untuk tujuan setoranmodal pengganti saham, dengansyarat pihak yangmelakukan pengalihan dan yangmenerima pengalihanadalahPengusahaKenaPajak;dan

e. BarangKenaPajakberupaaktivayangmenurut tujuansemulatidakuntukdiperjualbelikan,yangmasihtersisapadasaatpembubaranperusahaan,danyangPajakMasukanatasperolehannyatidakdapatdikreditkansebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(8)hurufbdanhurufc.

2. KetentuanPasal4Adiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal4A (1) Dihapus. (2) JenisbarangyangtidakdikenaiPajakPertambahanNilaiadalahbarangtertentu

dalamkelompokbarangsebagaiberikut: a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung

darisumbernya,tidaktermasukhasilpertambanganbatubara; b. barangkebutuhanpokokyangsangatdibutuhkanolehrakyatbanyak; c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,

warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yangdikonsumsiditempatmaupuntidak,termasukmakanandanminumanyangdiserahkanolehusahajasabogaataukatering;dan

d. uang,emasbatangan,dansuratberharga. (3) Jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa tertentu

dalamkelompokjasasebagaiberikut: a. jasapelayanankesehatanmedis; b. jasapelayanansosial; c. jasapengirimansuratdenganperangko; d. jasakeuangan; e. jasaasuransi; f. jasakeagamaan;

Page 11: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

g. jasapendidikan; h. jasakeseniandanhiburan; i. jasapenyiaranyangtidakbersifatiklan; j. jasaangkutanumumdi darat dandi air serta jasaangkutanudaradalam

negeriyangmenjadibagianyangtidakterpisahkandarijasaangkutanudaraluarnegeri;

k. jasatenagakerja; l. jasaperhotelan; m. jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

pemerintahansecaraumum; n. jasapenyediaantempatparkir; o. jasateleponumumdenganmenggunakanuanglogam; p. jasapengirimanuangdenganweselpos;dan q. jasabogaataukatering. 3. KetentuanPasal9diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal9 (1) Dihapus. (2) Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran

dalamMasaPajakyangsama. (2a)BagiPengusahaKenaPajakyangbelummelakukanpenyerahanBarangKena

Pajakdan/atau JasaKenaPajakdan/ataueksporBarangKenaPajakdan/atauJasa Kena Pajak, PajakMasukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atauJasa Kena Pajak, impor Barang Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang KenaPajakTidakBerwujuddan/ataupemanfaatanJasaKenaPajakdariluarDaerahPabean di dalam Daerah Pabean dapat dikreditkan sepanjang memenuhiketentuanpengkreditansesuaidenganUndang-Undangini.

(2b)Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yangmemenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) danayat(9).

(3) Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada PajakMasukan, selisihnyamerupakan Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetorolehPengusahaKenaPajak.

(4) ApabiladalamsuatuMasaPajak,PajakMasukanyangdapatdikreditkan lebihbesar daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak yangdikompensasikankeMasaPajakberikutnya.

(4a)Atas kelebihan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapatdiajukanpermohonanpengembalianpadaakhirtahunbuku.

(4b)Dikecualikandariketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(4)danayat(4a),ataskelebihanPajakMasukandapatdiajukanpermohonanpengembalianpadasetiapMasaPajakoleh:

a. PengusahaKenaPajakyangmelakukaneksporBarangKenaPajakBerwujud; b. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak

dan/ataupenyerahanJasaKenaPajakkepadaPemungutPajakPertambahanNilai;

c. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajakdan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainyatidakdipungut;

d. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak TidakBerwujud;

e. PengusahaKenaPajakyangmelakukaneksporJasaKenaPajak;dan/atau f. Dihapus.

Page 12: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(4c) Pengembalian kelebihan Pajak Masukan kepada Pengusaha Kena Pajaksebagaimanadimaksudpadaayat (4b)hurufasampaidenganhurufe,yangmempunyaikriteriasebagaiPengusahaKenaPajakberisikorendah,dilakukandengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak sesuai ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C ayat (1) Undang-Undang Nomor6Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan danperubahannya.

(4d)Ketentuan mengenai Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah yang diberikanpengembalianpendahuluankelebihanpajaksebagaimanadimaksudpadaayat(4c)diaturdenganPeraturanMenteriKeuangan.

(4e)Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan terhadap PengusahaKena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4c) dan menerbitkan suratketetapan pajak setelah melakukan pengembalian pendahuluan kelebihanpajak.

(4f) Apabilaberdasarkanhasilpemeriksaansebagaimanadimaksudpadaayat(4e),Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,jumlahkekuranganpajakditambahdengansanksiadministrasiberupabungasebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor6Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan danperubahannya.

(5) Apabila dalam suatu Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak selain melakukanpenyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidakterutang pajak, sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapatdiketahuidenganpastidaripembukuannya,jumlahPajakMasukanyangdapatdikreditkan adalah PajakMasukan yangberkenaandenganpenyerahan yangterutangpajak.

(6) Apabila dalam suatu Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak selain melakukanpenyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidakterutang pajak, sedangkan Pajak Masukan untuk penyerahan yang terutangpajak tidak dapat diketahui dengan pasti, jumlah Pajak Masukan yang dapatdikreditkan untuk penyerahan yang terutang pajak dihitung denganmenggunakanpedomanyangdiaturdenganPeraturanMenteriKeuangan.

(6a)Apabila sampai dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Masa Pajakpengkreditan pertama kali PajakMasukan sebagaimana dimaksud pada ayat(2a)PengusahaKenaPajakbelummelakukanpenyerahanBarangKenaPajakdan/atau Jasa Kena Pajak dan/atau ekspor Barang Kena Pajak dan/atau JasaKenaPajakterkaitdenganPajakMasukantersebut,PajakMasukanyangtelahdikreditkan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun tersebut menjadi tidak dapatdikreditkan.

(6b)Dihapus. (6c) Jangkawaktusebagaimanadimaksudpadaayat(6a)bagisektorusahatertentu

dapatditetapkanlebihdari3(tiga)tahun. (6d)Ketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(6a)berlakujugabagiPengusaha

Kena Pajak yang melakukan pembubaran (pengakhiran) usaha, melakukanpencabutanPengusahaKenaPajak,ataudilakukanpencabutanPengusahaKenaPajak secara jabatan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Masa PajakpengkreditanpertamakaliPajakMasukan.

(6e)PajakMasukanyangtidakdapatdikreditkansebagaimanadimaksudpadaayat(6a):

a. wajibdibayarkembalikekasnegaraolehPengusahaKenaPajak,dalamhalPengusahaKenaPajak:

1. telahmenerimapengembalian kelebihanpembayaranpajakatas PajakMasukandimaksud;dan/atau

2. telah mengkreditkan Pajak Masukan dimaksud dengan Pajak KeluaranyangterutangdalamsuatuMasaPajak;

Page 13: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

dan/atau b. tidak dapat dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya dan tidak dapat

diajukan permohonan pengembalian, setelah jangka waktu 3 (tiga) tahunsebagaimanadimaksudpadaayat(6a)berakhirataupadasaatpembubaran(pengakhiran)usaha,ataupencabutanPengusahaKenaPajaksebagaimanadimaksudpadaayat(6d)olehPengusahaKenaPajak,dalamhalPengusahaKena Pajak melakukan kompensasi atas kelebihan pembayaran pajakdimaksud.

(6f) Pembayaran kembali Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (6e)hurufadilakukanpalinglambat:

a. akhir bulan berikutnya setelah tanggal berakhirnya jangka waktu 3 (tiga)tahunsebagaimanadimaksudpadaayat(6a);

b. akhirbulanberikutnyasetelahtanggalberakhirnyajangkawaktubagisektorusahatertentusebagaimanadimaksudpadaayat(6c);atau

c. akhir bulan berikutnya setelah tanggal pembubaran (pengakhiran) usahaataupencabutanPengusahaKenaPajaksebagaimanadimaksudpadaayat(6d).

(6g)DalamhalPengusahaKenaPajaktidakmelaksanakankewajibanpembayarankembali sesuai dengan jangkawaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6f),DirekturJenderalPajakmenerbitkanSuratKetetapanPajakKurangBayaratasjumlahpajakyangseharusnyadibayarkembali sebagaimanadimaksudpadaayat (6e) huruf a oleh Pengusaha Kena Pajak ditambah sanksi administrasiberupa bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2a) Undang-Undang Nomor6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakandanperubahannya.

(7) Besarnya PajakMasukan yang dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajakyangperedaranusahanyadalam1(satu)tahuntidakmelebihijumlahtertentu,kecuali Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (7a) dapatdihitung dengan menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PajakMasukan.

(7a)Besarnya PajakMasukan yang dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajakyang melakukan kegiatan usaha tertentu dihitung dengan menggunakanpedomanpenghitunganpengkreditanPajakMasukan.

(7b)Ketentuanmengenaiperedaranusahasebagaimanadimaksudpadaayat (7),kegiatanusahatertentusebagaimanadimaksudpadaayat(7a),danpedomanpenghitunganpengkreditanPajakMasukansebagaimanadimaksudpadaayat(7)danayat(7a)diaturdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

(8) PengkreditanPajakMasukansebagaimanadimaksudpadaayat(2)tidakdapatdiberlakukanbagipengeluaranuntuk:

a. dihapus; b. perolehanBarangKenaPajakatau JasaKenaPajakyangtidakmempunyai

hubunganlangsungdengankegiatanusaha; c. perolehandanpemeliharaankendaraanbermotorberupasedandanstation

wagon,kecualimerupakanbarangdaganganataudisewakan; d. dihapus; e. dihapus; f. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya

tidakmemenuhiketentuansebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat(5)atau ayat (9) atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan Nomor PokokWajibPajakpembeliBarangKenaPajakataupenerimaJasaKenaPajak;

g. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan JasaKenaPajakdari luarDaerahPabeanyangFakturPajaknyatidakmemenuhiketentuansebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat(6);

h. dihapus;

Page 14: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

i. dihapus;dan j. dihapus. (9) PajakMasukanyangdapatdikreditkan tetapibelumdikreditkandenganPajak

Keluaran pada Masa Pajak yang sama dapat dikreditkan pada Masa Pajakberikutnyapalinglama3(tiga)MasaPajaksetelahberakhirnyaMasaPajaksaatFaktur Pajak dibuat sepanjang belum dibebankan sebagai biaya atau belumditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan Barang Kena Pajak atauJasa Kena Pajak serta memenuhi ketentuan pengkreditan sesuai denganUndang-Undangini.

(9a)PajakMasukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak,impor Barang Kena Pajak serta pemanfaatan Barang Kena Pajak TidakBerwujuddan/ataupemanfaatan JasaKenaPajakdari luarDaerahPabeandidalam Daerah Pabean sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PengusahaKena Pajak, dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajak denganmenggunakan pedoman pengkreditan Pajak Masukan sebesar 80% (delapanpuluhpersen)dariPajakKeluaranyangseharusnyadipungut.

(9b)PajakMasukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak,impor Barang Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak TidakBerwujuddan/ataupemanfaatan JasaKenaPajakdari luarDaerahPabeandidalamDaerahPabeanyangtidakdilaporkandalamSuratPemberitahuanMasaPajak PertambahanNilai yangdiberitahukandan/atau ditemukanpadawaktudilakukanpemeriksaandapatdikreditkanolehPengusahaKenaPajaksepanjangmemenuhiketentuanpengkreditansesuaidenganUndang-Undangini.

(9c) PajakMasukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak,impor Barang Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak TidakBerwujuddan/ataupemanfaatan JasaKenaPajakdari luarDaerahPabeandidalamDaerahPabeanyangditagihdenganpenerbitanketetapanpajakdapatdikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajak sebesar jumlah pokok PajakPertambahanNilai yang tercantumdalamketetapanpajak dengan ketentuanketetapanpajakdimaksudtelahdilakukanpelunasandantidakdilakukanupayahukumsertamemenuhiketentuanpengkreditansesuaidenganUndang-Undangini.

(10)Dihapus. (11)Dihapus. (12)Dihapus. (13)Ketentuanlebihlanjutmengenai: a. kriteriabelummelakukanpenyerahanBarangKenaPajakdan/atauJasaKena

Pajak dan/atau ekspor Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajaksebagaimanadimaksudpadaayat(2a);

b. penghitungan dan tata cara pengembalian kelebihan Pajak Masukansebagaimanadimaksudpadaayat(4a),ayat(4b),danayat(4c);

c. penentuansektorusahatertentusebagaimanadimaksudpadaayat(6c); d. tatacarapembayarankembaliPajakMasukansebagaimanadimaksudpada

ayat(6e)hurufa;dan e. tata cara pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat

(9a),ayat(9b),danayat(9c) diaturdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan. (14)DalamhalterjadipengalihanBarangKenaPajakdalamrangkapenggabungan,

peleburan,pemekaran,pemecahan,danpengambilalihanusaha,PajakMasukanatasBarangKenaPajakyangdialihkanyangbelumdikreditkanolehPengusahaKena Pajak yangmengalihkan dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajakyang menerima pengalihan sepanjang Faktur Pajaknya diterima setelahterjadinyapengalihandanPajakMasukantersebutbelumdibebankansebagaibiayaataudikapitalisasi.

Page 15: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

4. KetentuanPasal13diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal13 (1) PengusahaKenaPajakwajibmembuatFakturPajakuntuksetiap: a. penyerahanBarangKenaPajaksebagaimanadimaksuddalamPasal4ayat

(1)hurufaatauhuruffdan/atauPasal16D; b. penyerahanJasaKenaPajaksebagaimanadimaksuddalamPasal4ayat(1)

hurufc; c. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud sebagaimana dimaksud dalam

Pasal4ayat(1)hurufg;dan/atau d. eksporJasaKenaPajaksebagaimanadimaksuddalamPasal4ayat(1)huruf

h. (1a) FakturPajaksebagaimanadimaksudpadaayat(1)harusdibuatpada: a. saatpenyerahanBarangKenaPajakdan/ataupenyerahanJasaKenaPajak; b. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi

sebelumpenyerahanBarangKenaPajakdan/atausebelumpenyerahanJasaKenaPajak;

c. saatpenerimaanpembayarantermindalamhalpenyerahansebagiantahappekerjaan;atau

d. saatlainyangdiaturdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan. (2) Dikecualikandariketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1),Pengusaha

KenaPajakdapatmembuat1(satu)FakturPajakmeliputiseluruhpenyerahanyangdilakukankepadapembeliBarangKenaPajakataupenerima JasaKenaPajakyangsamaselama1(satu)bulankalender.

(2a) Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dibuat paling lamapadaakhirbulanpenyerahan.

(3) Dihapus. (4) Dihapus. (5) DalamFakturPajakharusdicantumkanketerangantentangpenyerahanBarang

KenaPajakdan/ataupenyerahanJasaKenaPajakyangpalingsedikitmemuat: a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang

KenaPajakatauJasaKenaPajak; b. identitaspembeliBarangKenaPajakataupenerima JasaKenaPajakyang

meliputi: 1. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak atau nomor induk

kependudukan atau nomor paspor bagi subjek pajak luar negeri orangpribadi;atau

2. namadanalamat,dalamhalpembeliBarangKenaPajakataupenerimaJasaKenaPajakmerupakansubjekpajak luarnegeribadanataubukanmerupakansubjekpajaksebagaimanadimaksuddalamPasal3Undang-UndangmengenaiPajakPenghasilan;

c. jenisbarangatau jasa, jumlahHarga JualatauPenggantian,danpotonganharga;

d. PajakPertambahanNilaiyangdipungut; e. PajakPenjualanatasBarangMewahyangdipungut; f. kode,nomorseri,dantanggalpembuatanFakturPajak;dan g. namadantandatanganyangberhakmenandatanganiFakturPajak. (5a)Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran dapatmembuat Faktur Pajak tanpa

mencantumkanketeranganmengenaiidentitaspembelisertanamadantandatanganpenjualdalamhalmelakukanpenyerahanBarangKenaPajakdan/atauJasa Kena Pajak kepada pembeli dengan karakteristik konsumen akhir yangdiaturlebihlanjutdenganPeraturanMenteriKeuangan.

Page 16: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(6) Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan dokumen tertentu yangkedudukannyadipersamakandenganFakturPajak.

(7) Dihapus. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembuatan Faktur Pajak dan tata

cara pembetulan atau penggantian Faktur Pajak diatur dengan atauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

(9) FakturPajakharusmemenuhipersyaratanformaldanmaterial.

Pasal113 Beberapa ketentuan dalamUndang-Undang Nomor6Tahun1983 tentang Ketentuan

UmumdanTataCaraPerpajakan (LembaranNegaraRepublik IndonesiaTahun1983Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32621sebagaimana telahbeberapakali diubah, terakhir denganUndang-UndangNomor16Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-UndangNomor5Tahun2008tentangPerubahanKeempatatasUndang-UndangNomor6Tahun1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor49991diubahsebagaiberikut:

1. KetentuanPasal8diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal8 (1) WajibPajakdengankemauansendiridapatmembetulkanSuratPemberitahuan

yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dengansyaratDirekturJenderalPajakbelummelakukantindakanpemeriksaan.

(1a)DalamhalpembetulanSuratPemberitahuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)menyatakanrugiataulebihbayar,pembetulanSuratPemberitahuanharusdisampaikanpalinglama2(dua)tahunsebelumdaluwarsapenetapan.

(2) Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunanyangmengakibatkanutangpajakmenjadilebihbesar,kepadanyadikenaisanksiadministrasiberupabungasebesartarifbungaperbulanyangditetapkanolehMenteriKeuanganatasjumlahpajakyangkurangdibayar,dihitungsejaksaatpenyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggalpembayaran, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, sertabagiandaribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

(2a)DalamhalWajibPajakmembetulkansendiriSuratPemberitahuanMasayangmengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksiadministrasiberupabungasebesartarifbungaperbulanyangditetapkanolehMenteriKeuanganatasjumlahpajakyangkurangdibayar,dihitungsejakjatuhtempopembayaransampaidengantanggalpembayaran,dandikenakanpalinglama 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan dihitung penuh 1(satu)bulan.

(2b)Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimanadimaksudpadaayat(2)danayat(2a)dihitungberdasarkansukubungaacuanditambah5%(limapersen)dandibagi12(duabelas)yangberlakupadatanggaldimulainyapenghitungansanksi.

(3) Walaupuntelahdilakukantindakanpemeriksaanbuktipermulaan,WajibPajakdengan kemauan sendiri dapat mengungkapkan dengan pernyataan tertulismengenaiketidakbenaranperbuatannya,yaitusebagaiberikut:

a. tidakmenyampaikanSuratPemberitahuan;atau b. menyampaikan Surat Pemberitahuan yang isinya tidak benar atau tidak

lengkap,ataumelampirkanketeranganyangisinyatidakbenar

Page 17: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

sebagaimanadimaksuddalamPasal38atauPasal39ayat(1)hurufcdanhurufdsepanjangmulainyapenyidikanbelumdiberitahukankepadaPenuntutUmummelaluipenyidikpejabatPolisiNegaraRepublikIndonesia.

(3a)Pengungkapanketidakbenaranperbuatansebagaimanadimaksudpadaayat(3)disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnyaterutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratuspersen)darijumlahpajakyangkurangdibayar.

(4) WalaupunDirekturJenderalPajaktelahmelakukanpemeriksaan,dengansyaratDirekturJenderalPajakbelummenerbitkansuratketetapanpajak,WajibPajakdengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiritentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telahdisampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, yang dapatmengakibatkan:

a. pajak-pajakyangmasihharusdibayarmenjadilebihbesarataulebihkecil; b. rugiberdasarkanketentuanperpajakanmenjadilebihkecilataulebihbesar; c. jumlahhartamenjadilebihbesarataulebihkecil;atau d. jumlahmodalmenjadilebihbesarataulebihkecil danpemeriksaantetapdilanjutkan. (5) Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan

ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud padaayat(4)harusdilunasiolehWajibPajaksebelumlaporantersendiridisampaikanbesertasanksiadministrasiberupabungasebesartarifbungaperbulanyangditetapkan oleh Menteri Keuangan dari pajak yang kurang dibayar, yangdihitungsejak:

a. bataswaktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan berakhir sampaidengan tanggal pembayaran, untuk pengungkapan ketidakbenaranpengisianSuratPemberitahuanTahunan;atau

b. jatuh tempo pembayaran berakhir sampai dengan tanggal pembayaran,untukpengungkapanketidakbenaranpengisianSuratPemberitahuanMasa

dan dikenakanpaling lama24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian daribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

(5a)Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimanadimaksudpadaayat(5)dihitungberdasarkansukubungaacuanditambah10%(sepuluh persen) dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggaldimulainyapenghitungansanksi.

(6) Wajib Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan Tahunan yang telahdisampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima surat ketetapan pajak, SuratKeputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atauPutusan Peninjauan Kembali Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa TahunPajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugifiskalyangtelahdikompensasikandalamSuratPemberitahuanTahunanyangakandibetulkantersebut,dalamjangkawaktu3(tiga)bulansetelahmenerimasurat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat KeputusanPembetulan,PutusanBanding,atauPutusanPeninjauanKembalidengansyaratDirekturJenderalPajakbelummelakukantindakanpemeriksaan.

2. KetentuanPasal9diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal9 (1) Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan

penyetoranpajakyangterutanguntuksuatusaatatauMasaPajakbagimasing-masing jenispajakpaling lama15 (limabelas)hari setelah saat terutangnyapajakatauberakhirnyaMasaPajak.

Page 18: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(2) Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SuratPemberitahuanTahunanPajakPenghasilanharusdibayarlunassebelumSuratPemberitahuanPajakPenghasilandisampaikan.

(2a)Pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoranpajak,dikenaisanksiadministrasiberupabungasebesartarifbungaperbulanyangditetapkanolehMenteriKeuanganyangdihitungdaritanggaljatuhtempopembayaransampaidengantanggalpembayaran,dandikenakanpalinglama24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)bulan.

(2b)Ataspembayaranataupenyetoranpajaksebagaimanadimaksudpadaayat(2)yangdilakukansetelahtanggaljatuhtempopenyampaianSuratPemberitahuanTahunan, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga perbulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dihitung mulai dariberakhirnyabataswaktupenyampaianSuratPemberitahuanTahunansampaidengantanggalpembayaran,dandikenakanpalinglama24(duapuluhempat)bulansertabagiandaribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

(2c) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimanadimaksudpadaayat(2a)danayat(2b)dihitungberdasarkansukubungaacuanditambah5%(limapersen)dandibagi12(duabelas)yangberlakupadatanggaldimulainyapenghitungansanksi.

(3) Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan,Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan PeninjauanKembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah,harusdilunasidalamjangkawaktu1(satu)bulansejaktanggalditerbitkan.

(3a)BagiWajibPajakusahakecildanWajibPajakdidaerahtertentu,jangkawaktupelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diperpanjang palinglamamenjadi2(dua)bulanyangketentuannyadiaturdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

(4) Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikanpersetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasukkekurangan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yangpelaksanaannyadiaturdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

3. KetentuanPasal11diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal11 (1) Atas permohonan Wajib Pajak, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana

dimaksuddalamPasal17,Pasal17B,Pasal17C,atauPasal17DdikembalikandenganketentuanbahwaapabilaternyataWajibPajakmempunyaiutangpajak,langsungdiperhitungkanuntukmelunasiterlebihdahuluutangpajaktersebut.

(1a)Kelebihan pembayaran pajak sebagai akibat adanya Surat KeputusanKeberatan,SuratKeputusanPembetulan,SuratKeputusanPenguranganSanksiAdministrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, SuratKeputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan PembatalanKetetapanPajak,danPutusanBandingatauPutusanPeninjauanKembali,sertaSuratKeputusanPemberian ImbalanBungadikembalikankepadaWajibPajakdenganketentuanjikaternyataWajibPajakmempunyaiutangpajaklangsungdiperhitungkanuntukmelunasiterlebihdahuluutangpajaktersebut.

Page 19: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(2) Pengembaliankelebihanpembayaranpajaksebagaimanadimaksudpadaayat(1) dan ayat (1a) dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajak diterima sehubungan denganditerbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksuddalamPasal17ayat(1),atausejakditerbitkannyaSuratKetetapanPajakLebihBayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) dan Pasal 17B, atausejak diterbitkannya Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan KelebihanPajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C atau Pasal 17D, atau sejakditerbitkannyaSuratKeputusanKeberatan,SuratKeputusanPembetulan,SuratKeputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan PenghapusanSanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, SuratKeputusan Pembatalan Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan PemberianImbalan Bunga, atau sejak diterimanya Putusan Banding atau PutusanPeninjauanKembaliyangmenyebabkankelebihanpembayaranpajak.

(3) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangkawaktu 1 (satu) bulan, Pemerintah memberikan imbalan bunga sebesar tarifbungaper bulan yangditetapkanolehMenteri Keuanganatas keterlambatanpengembalian kelebihan pembayaran pajak dihitung sejak batas waktupenerbitan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajakberakhirsampaidengansaatdilakukanpengembaliankelebihandandiberikanpalinglama24(duapuluhempat)bulan,sertabagiandaribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

(3a)Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimanadimaksudpadaayat(3)dihitungberdasarkansukubungaacuandibagi12(duabelas)yangberlakupadatanggaldimulainyapenghitunganimbalanbunga.

(4) TatacarapenghitungandanpengembaliankelebihanpembayaranpajakdiaturdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

4. KetentuanPasal13diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal13 (1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau

berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, DirekturJenderalPajakdapatmenerbitkanSuratKetetapanPajakKurangBayardalamhal-halsebagaiberikut:

a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, pajak yang terutang tidak ataukurangdibayar;

b. apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktusebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat (3)dansetelahditegursecaratertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalamSuratTeguran;

c. apabilaberdasarkanhasilpemeriksaanmengenaiPajakPertambahanNilaidan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnyadikompensasikanselisih lebihpajakatau tidakseharusnyadikenai tarif0%(nolpersen);

d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29tidakdipenuhisehinggatidakdapatdiketahuibesarnyapajakyangterutang;

e. apabila kepadaWajibPajakditerbitkanNomorPokokWajibPajakdan/ataudikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimanadimaksuddalamPasal2ayat(4a);atau

f. Pengusaha Kena Pajak tidak melakukan penyerahan Barang Kena Pajakdan/atauJasaKenaPajakdan/ataueksporBarangKenaPajakdan/atauJasaKena Pajak dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan atau telahmengkreditkanPajakMasukan sebagaimanadimaksuddalamPasal 9ayat(6e)Undang-UndangPajakPertambahanNilai1984danperubahannya.

Page 20: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(2) Jumlahkekuranganpajakyang terutangdalamSuratKetetapanPajakKurangBayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambahdengansanksiadministrasiberupabungasebesartarifbungaperbulanyangditetapkanolehMenteriKeuangandihitungsejaksaat terutangnyapajakatauberakhirnyaMasaPajak,bagianTahunPajak,atauTahunPajaksampaidenganditerbitkannyaSuratKetetapanPajakKurangBayar,dandikenakanpalinglama24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)bulan.

(2a) Jumlahkekuranganpajakyang terutangdalamSuratKetetapanPajakKurangBayar sebagaimanadimaksudpadaayat (1)huruf f ditambahdengan sanksiadministrasiberupabungasebesartarifbungaperbulanyangditetapkanolehMenteri Keuangan dihitung sejak saat jatuh tempo pembayaran kembaliberakhirsampaidengantanggalditerbitkannyaSuratKetetapanPajakKurangBayar,dandikenakanpalinglama24(duapuluhempat)bulansertabagiandaribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

(2b)Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimanadimaksudpadaayat(2)danayat(2a)dihitungberdasarkansukubungaacuanditambah15%(limabelaspersen)dandibagi12(duabelas)yangberlakupadatanggaldimulainyapenghitungansanksi.

(3) Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufb,hurufc,danhurufdditambahdengansanksiadministrasiberupakenaikansebesar:

a. 50% (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurangdibayardalamsatuTahunPajak;

b. 100% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurangdipotong,tidakataukurangdipungut,tidakataukurangdisetor,dandipotongataudipunguttetapitidakataukurangdisetor;atau

c. 100% (seratus persen) dari Pajak PertambahanNilai Barang dan Jasa danPajakPenjualanAtasBarangMewahyangtidakataukurangdibayar.

(3a)Dalamhalterdapatpenerapansanksiadministrasiberupabungadankenaikanberdasarkanhasil pemeriksaanPajakPertambahanNilai danPajakPenjualanAtasBarangMewahsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufadanhurufc,hanya diterapkan satu jenis sanksi administrasi yang tertinggi nilai besaransanksinya.

(4) BesarnyapajakyangterutangyangdiberitahukanolehWajibPajakdalamSuratPemberitahuanmenjadipastisesuaidenganketentuanperaturanperundang-undanganperpajakanapabiladalamjangkawaktu5(lima)tahunsebagaimanadimaksudpadaayat(1),setelahsaatterutangnyapajakatauberakhirnyaMasaPajak,bagianTahunPajak,atauTahunPajaktidakditerbitkansuratketetapanpajak,kecualiWajibPajakmelakukantindakpidanadibidangperpajakandalamMasaPajak,bagianTahunPajak,atauTahunPajakdimaksud.

(5) Dihapus. (6) Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan.

5. Pasal13Adihapus. 6. KetentuanPasal14diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal14 (1) DirekturJenderalPajakdapatmenerbitkanSuratTagihanPajakapabila: a. PajakPenghasilandalamtahunberjalantidakataukurangdibayar;

Page 21: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

b. darihasilpenelitianterdapatkekuranganpembayaranpajaksebagaiakibatsalahtulisdan/atausalahhitung;

c. WajibPajakdikenaisanksiadministrasiberupadendadan/ataubunga; d. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi

tidakmembuatfakturpajakatauterlambatmembuatfakturpajak; e. pengusahayangtelahdikukuhkansebagaiPengusahaKenaPajakyangtidak

mengisiFakturPajaksecaralengkapsebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat (5) dan ayat (6) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 danperubahannya, selain identitas pembeli BarangKena Pajak atau penerimaJasaKenaPajaksertanamadantandatangansebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat (5)hurufbdanhurufgUndang-UndangPajakPertambahanNilai 1984 dan perubahannya dalam hal penyerahan dilakukan olehPengusahaKenaPajakpedagangeceran;

f. dihapus; g. dihapus;atau h. terdapat imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan kepada Wajib

Pajak,dalamhal: 1. diterbitkankeputusan; 2. diterimaputusan;atau 3. ditemukandataatauinformasi yangmenunjukkanadanyaimbalanbungayangseharusnyatidakdiberikan

kepadaWajibPajak. (2) Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai

kekuatanhukumyangsamadengansuratketetapanpajak. (3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengansanksi administratif berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yangditetapkanolehMenteriKeuangandihitungsejaksaat terutangnyapajakatauberakhirnyaMasaPajak,bagianTahunPajak,atauTahunPajaksampaidenganditerbitkannyaSuratTagihanPajak,dandikenakanpaling lama24(duapuluhempat)bulansertabagiandaribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

(4) TerhadappengusahaatauPengusahaKenaPajaksebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufdatauhurufemasing-masing,selainwajibmenyetorpajakyangterutang,dikenaisanksiadministratifberupadendasebesar1%(satupersen)dariDasarPengenaanPajak.

(5) Dihapus. (5a)Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana

dimaksudpadaayat(3)dihitungberdasarkansukubungaacuanditambah5%(limapersen)dandibagi12(duabelas)yangberlakupadatanggaldimulainyapenghitungansanksi.

(5b)Surat Tagihan Pajak diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun setelah saatterutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atauTahunPajak.

(5c) Dikecualikan dari ketentuan jangkawaktu penerbitan sebagaimana dimaksudpadaayat(5b):

a. SuratTagihanPajakatassanksiadministratifsebagaimanadimaksuddalamPasal19ayat(1)diterbitkanpalinglamasesuaidengandaluwarsapenagihanSurat Ketetapan Pajak Kurang Bayar serta Surat Ketetapan Pajak KurangBayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat KeputusanKeberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yangmenyebabkanjumlahpajakyangmasihharusdibayarbertambah;

Page 22: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

b. SuratTagihanPajakatassanksiadministratifsebagaimanadimaksuddalamPasal25ayat(9)dapatditerbitkanpalinglama5(lima)tahunsejaktanggalpenerbitanSuratKeputusanKeberatanapabilaWajibPajaktidakmengajukanupayabanding;dan

c. SuratTagihanPajakatassanksiadministratifsebagaimanadimaksuddalamPasal27ayat(5d)dapatditerbitkanpalinglamadalamjangkawaktu5(lima)tahunsejaktanggalPutusanBandingdiucapkanolehhakimPengadilanPajakdalamsidangterbukauntukumum.

(6) Tata cara penerbitan Surat Tagihan Pajak diatur dengan atau berdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

7. KetentuanPasal15diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal15 (1) DirekturJenderalPajakdapatmenerbitkanSuratKetetapanPajakKurangBayar

Tambahandalamjangkawaktu5(lima)tahunsetelahsaatterutangnyapajakatau berakhirnyaMasa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabiladitemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yangterutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitanSuratKetetapanPajakKurangBayarTambahan.

(2) Jumlahkekuranganpajakyang terutangdalamSuratKetetapanPajakKurangBayar Tambahan ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikansebesar100%(seratuspersen)darijumlahkekuranganpajaktersebut.

(3) Kenaikansebagaimanadimaksudpadaayat (2) tidakdikenakanapabilaSuratKetetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan itu diterbitkan berdasarkanketerangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak sendiri dengan syaratDirektur Jenderal Pajak belummulaimelakukan tindakan pemeriksaan dalamrangkapenerbitanSuratKetetapanPajakKurangBayarTambahan.

(4) Dihapus. (5) Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

8. KetentuanPasal17BdiubahsehinggaPasal17Bberbunyisebagaiberikut: Pasal17B (1) Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan

pengembaliankelebihanpembayaranpajak,selainpermohonanpengembaliankelebihan pembayaran pajak dariWajib Pajak sebagaimana dimaksud dalamPasal 17C dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D, harusmenerbitkansuratketetapanpajakpalinglama12(duabelas)bulansejaksuratpermohonanditerimasecaralengkap.

(1a)Ketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)tidakberlakuterhadapWajibPajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana dibidang perpajakan yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

(2) Apabilasetelahmelampauijangkawaktusebagaimanadimaksudpadaayat(1)Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SuratKetetapan Pajak Lebih Bayar harus diterbitkan paling lama 1 (satu) bulansetelahjangkawaktutersebutberakhir.

Page 23: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(3) ApabilaSuratKetetapanPajakLebihBayarterlambatditerbitkansebagaimanadimaksudpadaayat(2),kepadaWajibPajakdiberiimbalanbungasebesartarifbunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung sejakberakhirnyajangkawaktusebagaimanadimaksudpadaayat(2)sampaidengansaatditerbitkanSuratKetetapanPajakLebihBayar.

(4) Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakansebagaimanadimaksudpadaayat(1a):

a. tidakdilanjutkandenganpenyidikan; b. dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan penuntutan

tindakpidanadibidangperpajakan;atau c. dilanjutkan dengan penyidikan dan penuntutan tindak pidana di bidang

perpajakan, tetapi diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukumberdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukumtetap

dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak LebihBayar, kepadaWajib Pajak diberikan imbalan bunga sebesar tarif bunga perbulanyangditetapkanolehMenteriKeuangandihitungsejakberakhirnyajangkawaktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampaidengansaatditerbitkanSuratKetetapanPajakLebihBayar.

(5) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak diberi dalam halpemeriksaanbuktipermulaantindakpidanadibidangperpajakan:

a. tidak dilanjutkan dengan penyidikan karenaWajib Pajak dengan kemauansendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya sebagaimanadimaksuddalamPasal8ayat(3);atau

b. dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan penuntutantindakpidanadibidangperpajakankarenadilakukanpenghentianpenyidikantindakpidanadibidangperpajakansebagaimanadimaksuddalamPasal44B.

(6) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diberikanpalinglama24(duapuluhempat)bulan,sertabagiandaribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

(7) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimanadimaksudpadaayat (3)danayat (4)dihitungberdasarkansukubungaacuandibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitunganimbalanbunga.

9. KetentuanPasal19diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal19 (1) ApabilaSuratKetetapanPajakKurangBayaratauSuratKetetapanPajakKurang

Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat KeputusanKeberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yangmenyebabkan jumlahpajakyangmasihharusdibayarbertambah,padasaatjatuhtempopelunasantidakataukurangdibayar,atasjumlahpajakyangtidakataukurangdibayaritudikenaisanksiadministratifberupabungasebesartarifbungaperbulanyangditetapkanolehMenteriKeuanganuntukseluruhmasa,yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaranatautanggalditerbitkannyaSuratTagihanPajak,dandikenakanpalinglama24(duapuluhempat)bulansertabagiandaribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

(2) DalamhalWajibPajakdiperbolehkanmengangsurataumenundapembayaranpajak jugadikenai sanksiadministratifberupabungasebesar tarifbungaperbulan yang ditetapkan olehMenteri Keuangan dari jumlah pajak yangmasihharus dibayar dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sertabagiandaribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

Page 24: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(3) Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian SuratPemberitahuan Tahunan dan ternyata penghitungan sementara pajak yangterutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlahpajakyangsebenarnyaterutangataskekuranganpembayaranpajaktersebut,WajibPajakdikenaibungasebesartarifbungaperbulanyangditetapkanolehMenteri Keuangan yang dihitung dari saat berakhirnya batas waktupenyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 ayat (3) huruf b dan huruf c sampai dengan tanggal dibayarnyakekurangan pembayaran tersebut dan dikenakan paling lama 24 (dua puluhempat)bulansertabagiandaribulandihitungpenuh1(satu)bulan.

(4) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimanadimaksudpadaayat(1),ayat(2),danayat(3)dihitungberdasarkansukubungaacuan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal dimulainyapenghitungansanksi.

10.Pasal27Adihapus. 11.DiantaraPasal27AdanPasal28disisipkan1(satu)pasal,yakniPasal27Bsehingga

berbunyisebagaiberikut: Pasal27B (1) Wajib Pajak diberikan imbalan bunga dalam hal pengajuan keberatan,

permohonanbanding, ataupermohonanpeninjauankembali yangdikabulkansebagian atau seluruhnya sehingga menyebabkan kelebihan pembayaranpajak.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan terhadapkelebihanpembayaranpajakpalingbanyaksebesar jumlah lebihbayaryangdisetujuiWajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atas SuratPemberitahuanyangmenyatakanlebihbayaryangtelahditerbitkan:

a. SuratKetetapanPajakKurangBayar; b. SuratKetetapanPajakKurangBayarTambahan; c. SuratKetetapanPajakLebihBayar;atau d. SuratKetetapanPajakNihil. (3) Wajib Pajak diberi imbalan bunga dalam hal permohonan pembetulan,

permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak, ataupermohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yangdikabulkan sebagian atau seluruhnya sehingga menyebabkan kelebihanpembayaranpajak.

(4) Imbalanbungasebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(3)diberikan: a. berdasarkantarifbungaperbulanyangditetapkanolehMenteriKeuangan

berdasarkansukubungaacuandibagi12(duabelas);dan b. diberikanpaling lama24(duapuluhempat)bulan,sertabagiandaribulan

dihitungpenuh1(satu)bulan.

(5) Tarif bungaper bulan sebagaimanadimaksudpadaayat (4) yangdigunakansebagaidasarpenghitunganimbalanbungaadalahtarifbungaperbulanyangberlakupadatanggaldimulainyapenghitunganimbalanbunga.

(6) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak tanggalpenerbitanSuratKetetapanPajakKurangBayar,SuratKetetapanPajakKurangBayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, atau Surat KetetapanPajakNihilsampaidengantanggalditerbitkannyaSuratKeputusanKeberatan,PutusanBanding,atauPutusanPeninjauanKembali.

(7) Imbalanbungasebagaimanadimaksudpadaayat(3)dihitung:

Page 25: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

a. sejaktanggalpembayaranSuratKetetapanPajakKurangBayaratauSuratKetetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sampai dengan tanggalditerbitkannyaSuratKeputusanPembetulan,suratkeputusanpengurangan,ataupembatalansuratketetapanpajak;

b. sejak tanggal penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau SuratKetetapanPajakNihilsampaidengantanggalditerbitkannyaSuratKeputusanPembetulan, surat keputusan pengurangan, atau pembatalan suratketetapanpajak;atau

c. sejak tanggal pembayaran Surat Tagihan Pajak sampai dengan tanggalditerbitkannyaSuratKeputusanPembetulan,suratkeputusanpengurangan,ataupembatalanSuratTagihanPajak.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian imbalan bunga diaturdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

12.KetentuanPasal38diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal38 Setiaporangyangkarenakealpaannya: a. tidakmenyampaikanSuratPemberitahuan;atau b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak

lengkap,ataumelampirkanketeranganyangisinyatidakbenar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara didenda paling

sedikit1(satu)kalijumlahpajakterutangyangtidakataukurangdibayardanpalingbanyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, ataudipidanakurunganpalingsingkat3(tiga)bulanataupalinglama1(satu)tahun.

13.KetentuanPasal44BdiubahsehinggaPasal44Bberbunyisebagaiberikut: Pasal44B (1) Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan,

Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidangperpajakanpalinglamadalamjangkawaktu6(enam)bulansejaktanggalsuratpermintaan.

(2) Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimanadimaksudpadaayat (1) hanyadilakukan setelahWajib Pajakmelunasi utangpajakyangtidakataukurangdibayaratauyangtidakseharusnyadikembalikandanditambahdengan sanksi administrasi berupadenda sebesar 3 (tiga) kalijumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnyadikembalikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai permintaan penghentian penyidikan tindakpidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan.

Pasal114

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor28 Tahun 2009 tentang PajakDaerahdanRetribusiDaerah(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2009Nomor130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049) diubah sebagaiberikut:

1. KetentuanPasal141diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal141 JenisRetribusiPerizinanTertentumeliputi:

Page 26: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

a. Retribusi Perizinan Berusaha terkait persetujuan bangunan gedung yangselanjutnyadisebutRetribusiPersetujuanBangunanGedung;

b. Retribusi Perizinan Berusaha terkait tempat penjualan minuman beralkoholyangselanjutnyadisebutRetribusilzinTempatPenjualanMinumanBeralkohol;

c. RetribusiPerizinanBerusahaterkaittrayekyangselanjutnyadisebutRetribusiIzinTrayek;dan

d. Retribusi Perizinan Berusaha terkait perikanan yang selanjutnya disebutRetribusiIzinUsahaPerikanan.

2. Pasal144dihapus. 3. Di antara Bab VII dan Bab VIII disisipkan 1 (satu) bab, yakni Bab VIIA sehingga

berbunyisebagaiberikut: BABVIIA

KEBIJAKANFISKALNASIONALYANGBERKAITANDENGANPAJAKDANRETRIBUSI

4. DiantaraPasal156danPasal157disisipkan2 (dua)pasal yaituPasal156Adan

Pasal156Bsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal156A (1) Dalam rangka pelaksanaan kebijakan fiskal nasional dan untuk mendukung

kebijakan kemudahan berinvestasi serta untuk mendorong pertumbuhanindustri dan/atau usaha yang berdaya saing tinggi serta memberikanpelindungan dan pengaturan yang berkeadilan, Pemerintah sesuai denganprogramprioritasnasionaldapatmelakukanpenyesuaian terhadapkebijakanPajakdanRetribusiyangditetapkanolehPemerintahDaerah.

(2) Kebijakan fiskal nasional yang berkaitan dengan Pajak dan Retribusisebagaimanadimaksudpadaayat(1)berupa:

a. dapatmengubahtarifPajakdantarifRetribusidenganpenetapantarifPajakdantarifRetribusiyangberlakusecaranasional;dan

b. pengawasandanevaluasiterhadapPeraturanDaerahmengenaiPajakdanRetribusi yang menghambat ekosistem investasi dan kemudahan dalamberusaha.

(3) Penetapan tarif Pajak yang berlaku secara nasional sebagaimana dimaksudpadaayat(2)hurufamencakuptarifatasjenisPajakProvinsidanjenisPajakKabupaten/KotayangdiaturdalamPasal2.

(4) PenetapantarifRetribusiyangberlakusecaranasionalsebagaimanadimaksudpadaayat(2)hurufamencakupobjekRetribusisebagaimanadimaksuddalamPasal108.

(5) Ketentuanmengenai tata carapenetapan tarif Pajakdan tarif Retribusi yangberlakusecaranasionalsebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturlebihlanjutdalamPeraturanPemerintah.

Pasal156B (1) Dalam mendukung kebijakan kemudahan berinvestasi, gubernur/bupati/wali

kotadapatmemberikaninsentiffiskalkepadapelakuusahadidaerahnya. (2) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pengurangan,

keringanan, dan pembebasan, atau penghapusan pokok pajak dan/atausanksinya.

Page 27: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

(3) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan ataspermohonan wajib pajak atau diberikan secara jabatan oleh kepala daerahberdasarkanpertimbanganyangrasional.

(4) Pemberian insentif fiskal sebagaimanadimaksudpadaayat (2)diberitahukankepada DPRD dengan melampirkan pertimbangan kepala daerah dalammemberikaninsentiffiskaltersebut.

(5) Pemberian insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkandenganPeraturanKepalaDaerah.

5. DiantaraPasal157ayat (5)danayat (6)disisipkan1(satu)ayat,yakniayat (5a)

sehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal157 (1) RancanganPeraturanDaerahprovinsitentangPajakdanRetribusiyangtelah

disetujui bersama oleh gubernur dan DPRD provinsi sebelum ditetapkandisampaikankepadaMenteriDalamNegeridanMenteriKeuanganpalinglambat3(tiga)harikerjaterhitungsejaktanggalpersetujuandimaksud.

(2) RancanganPeraturanDaerahkabupaten/kotatentangPajakdanRetribusiyangtelah disetujui bersama oleh bupati/wali kota dan DPRD kabupaten/kotasebelumditetapkandisampaikankepadagubernur,MenteriDalamNegeri,danMenteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggalpersetujuandimaksud.

(3) Menteri Dalam Negeri melakukan evaluasi terhadap Rancangan PeraturanDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk menguji kesesuaianRancangan Peraturan Daerah dengan ketentuan Undang-Undang ini,kepentingan umum, dan/atau peraturan perundang-undangan lain yang lebihtinggi.

(4) Gubernur melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk menguji kesesuaian RancanganPeraturanDaerah dengan ketentuanUndang-Undang ini, kepentingan umum,dan/atauperaturanperundang-undanganlainyanglebihtinggi.

(5) MenteriDalamNegeridangubernurdalammelakukanevaluasi sebagaimanadimaksudpadaayat(3)danayat(4)berkoordinasidenganMenteriKeuangan.

(5a)Dalampelaksanaankoordinasisebagaimanadimaksudpadaayat (5),MenteriKeuanganmelakukanevaluasidarisisikebijakanfiskalnasional.

(6) Hasil evaluasi yang telah dikoordinasikan dengan Menteri Keuangansebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat berupa persetujuan ataupenolakan.

(7) Hasilevaluasisebagaimanadimaksudpadaayat(7)disampaikanolehMenteriDalam Negeri kepada gubernur untuk Rancangan Peraturan Daerah provinsidanolehgubernurkepadabupati/walikotauntukRancanganPeraturanDaerahkabupaten/kota dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kerjasejak diterimanya Rancangan PeraturanDaerah dimaksud dengan tembusankepadaMenteriKeuangan.

(8) Hasil evaluasi berupa penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (7)disampaikandengandisertaialasanpenolakan.

(9) Dalamhalhasilevaluasiberupapersetujuansebagaimanadimaksudpadaayat(7),RancanganPeraturanDaerahdimaksuddapatlangsungditetapkan.

(10)Dalamhalhasilevaluasiberupapenolakansebagaimanadimaksudpadaayat(7), Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dapat diperbaiki oleh gubernur,bupati/wali kota bersama DPRD yang bersangkutan, untuk kemudiandisampaikan kembali kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri KeuanganuntukRancanganPeraturanDaerahprovinsidankepadagubernurdanMenteriKeuanganuntukRancanganPeraturanDaerahkabupaten/kota.

Page 28: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

6. KetentuanPasal158diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal158 (1) Peraturan Daerah yang telah ditetapkan oleh gubernur/bupati/wali kota

disampaikankepadaMenteriDalamNegeridanMenteriKeuanganpalinglama7(tujuh)harikerjasetelahditetapkanuntukdilakukanevaluasi.

(2) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan melakukan evaluasi PeraturanDaerahProvinsi/Kabupaten/KotatentangPajakdanRetribusiyangtelahberlakuuntukmengujikesesuaianantaraPeraturanDaerahdimaksuddankepentinganumumsertaantaraketentuanperaturanperundang-undanganyanglebihtinggidankebijakanfiskalnasional.

(3) Dalamhalberdasarkanevaluasisebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2), Peraturan Daerah bertentangan dengan kepentingan umum, peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi, dan/atau kebijakan fiskal nasional,MenteriKeuanganmerekomendasikandilakukannyaperubahanatasPeraturanDaerahdimaksudkepadaMenteriDalamNegeri.

(4) Penyampaian rekomendasi perubahan Peraturan Daerah oleh MenteriKeuangankepadaMenteriDalamNegerisebagaimanadimaksudpadaayat(3)dilakukan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal diterimanyaPeraturanDaerahsebagaimanadimaksudpadaayat(1).

(5) BerdasarkanrekomendasiperubahanPeraturanDaerahyangdisampaikanolehMenteriKeuangan,MenteriDalamNegerimemerintahkangubernur/bupati/walikota untuk melakukan perubahan Peraturan Daerah dalam waktu 15 (limabelas)harikerja.

(6) Jika dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja, gubernur/bupati/wali kota tidakmelakukanperubahanatasPeraturanDaerah tersebut,MenteriDalamNegerimenyampaikanrekomendasipemberiansanksikepadaMenteriKeuangan.

7. KetentuanPasal159diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal159

(1) PelanggaranterhadapketentuansebagaimanadimaksuddalamPasal157ayat(1)danayat(2),sertaPasal158ayat(5)olehDaerahdikenakansanksiberupapenundaanataupemotonganDanaAlokasiUmumdan/atauDanaBagiHasil.

(2) Pemberian sanksi oleh Menteri Keuangan dilaksanakan sesuai denganketentuanperaturanperundang-undangan.

8. Di antara Pasal 159 dan Pasal 160 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 159A

sehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal159A Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacara: a. evaluasi Rancangan PeraturanDaerahmengenai PajakDaerahdanRetribusi

DaerahsebagaimanadimaksuddalamPasal157; b. pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah mengenai Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah dan aturan pelaksanaannya sebagaimana dimaksud dalamPasal158;dan

c. pemberiansanksisebagaimanadimaksuddalamPasal159, diaturdalamPeraturanPemerintah. Agarsetiaporangmengetahuinya,memerintahkanpengundanganUndang-Undangini

denganpenempatannyadalamLembaranNegaraRepublikIndonesia.

Page 29: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

DisahkandiJakartapadatanggal2November2020PRESIDENREPUBLIKINDONESIA,ttd.JOKOWIDODODiundangkandiJakartapadatanggal2November2020MENTERIHUKUMDANHAKASASIMANUSIAREPUBLIKINDONESIA,ttd.YASONNAH.LAOLYLEMBARANNEGARAREPUBLIKINDONESIATAHUN2020NOMOR245

PENJELASANATAS

UNDANG-UNDANGREPUBLIKINDONESIA

NOMOR11TAHUN2020

TENTANG

CIPTAKERJAI. UMUM PembukaanUndang-UndangDasarNegaraRepublik IndonesiaTahun1945mengamanatkanbahwatujuanpembentukanNegaraRepublikIndonesiaadalahmewujudkanmasyarakatyangsejahtera,adil,makmur,yangmerata,baikmaterielmaupunspiritual.Sejalandengantujuantersebut,Pasal27ayat(2)UUD1945menentukanbahwa"Tiap-tiapwarganegaraberhakataspekerjaandanpenghidupanyanglayakbagikemanusiaan",olehkarenaitunegaraperlumelakukanberbagaiupayaatautindakanuntukmemenuhihak-hakwarganegarauntukmemperolehpekerjaandanpenghidupanyanglayak.PemenuhanhakataspekerjaandanpenghidupanyanglayakpadaprinsipnyamerupakansalahsatuaspekpentingdalampembangunannasionalyangdilaksanakandalamrangkapembangunanmanusiaIndonesiaseutuhnya.Pemerintah Pusat telahmelakukan berbagai upaya untukmenciptakan danmemperluas lapangankerjadalamrangkapenurunanjumlahpenganggurandanmenampungpekerjabarusertamendorongpengembanganKoperasidanUsahaMikro,Kecil,danMenengahdengantujuanuntukmeningkatkanperekonomian nasional yang akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meski tingkatpengangguranterbukaterusturun,Indonesiamasihmembutuhkanpenciptaankerjayangberkualitaskarena:

a. jumlahangkatankerjayangbekerjatidakpenuhatautidakbekerjamasihcukuptinggiyaitusebesar45,84 juta yang terdiri dari: 7,05 juta pengangguran, 8,14 juta setengah penganggur, 28,41 jutapekerjaparuhwaktu,dan2,24jutaangkatankerjabaru(jumlahinisebesar34,3%daritotalangkatankerja,sementarapenciptaanlapangankerjamasihberkisarsampaidengan2,5jutapertahunnya);

b. jumlahpendudukyangbekerjapadakegiataninformalsebanyak70,49jutaorang(55,72%daritotalpenduduk yang bekerja) dan cenderung menurun, dengan penurunan terbanyak pada statusberusahadibantuburuhtidaktetap;

c. dibutuhkan kenaikan upah yang pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi danpeningkatanproduktivitaspekerja.

Page 30: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Pemerintah Pusat telah berupaya untuk perluasan program jaminan dan bantuan sosial yangmerupakankomitmendalamrangkameningkatkandayasaingdanpenguatankualitassumberdayamanusia, serta untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.Dengandemikianmelaluidukunganjaminandanbantuansosial,totalmanfaattidakhanyaditerimaolehpekerja,namunjugadirasakanolehkeluargapekerja.TerhadaphaltersebutPemerintahPusatperlumengambilkebijakanstrategisuntukmenciptakandanmemperluas kerja melalui peningkatan investasi, mendorong pengembangan dan peningkatankualitasKoperasidanUsahaMikro,Kecil,danMenengah.Untukdapatmeningkatkanpenciptaandanperluasankerja,diperlukanpertumbuhanekonomistabildankonsistennaiksetiaptahunnya.Namunupayatersebutdihadapkandengankondisisaatini,terutamayangmenyangkut:

a.KondisiGlobal(Eksternal)Berupaketidakpastiandanperlambatanekonomiglobaldandinamikageopolitikberbagaibelahanduniasertaterjadinyaperubahanteknologi,industri4.0,ekonomidigital;

b.KondisiNasional(lnternal)Pertumbuhanekonomi rata-ratadi kisaran5%dalam5 tahun terakhir dengan realisasi investasilebihkurangsebesarRp721,3triliunpadaTahun2018danRp792triliunpadaTahun2019;

c. PermasalahanEkonomidanBisnisAdanyatumpangtindihregulasi,efektivitasinvestasiyangrendah,tingkatpengangguran,angkatankerja baru, dan jumlah pekerja informal, jumlahUMK-M yang besar namun dengan produktivitasrendah.

Indonesiamasihmenghadapiberbagaihambatandankemudahandalamberusaha,termasukuntukKoperasidanUMK-M.Saatiniterjadikompleksitasdanobesitasregulasi,dimanasaatiniterdapat4.451peraturanPemerintahPusatdan15.965peraturanPemerintahDaerah.Regulasidaninstitusimenjadihambatanpalingutamadisampinghambatanterhadapfiskal,infrastrukturdansumberdayamanusia.Regulasitidakmendukungpenciptaandanpengembanganusahabahkancenderungmembatasi.Dengan kondisi yang ada pada saat ini, pendapatan perkapita baru sebesar Rp4,6 juta per bulan.Dengan memperhitungkan potensi perekonomian dan sumber daya manusia ke depan, makaIndonesia akan dapat masuk ke dalam 5 besar ekonomi dunia pada Tahun 2045 dengan produkdomestikbrutosebesar$7triliundolarAmerikaSerikatdenganpendapatanperkapitasebesarRp27jutaperbulan.Untuk itu diperlukan kebijakan dan langkah-langkah strategis Cipta Kerja yang memerlukanketerlibatansemuapihakyangterkait,danterhadaphaltersebutperlumenyusundanmenetapkanUndang-UndangtentangCiptaKerjadengantujuanuntukmenciptakankerjayangseluas-luasnyabagirakyat Indonesia secara merata di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia dalam rangkamemenuhi hak atas penghidupan yang layak.Undang-Undang tentangCipta Kerjamencakup yangterkaitdengan:

a.peningkatanekosisteminvestasidankegiatanberusaha; b.peningkatanperlindungandankesejahteraanpekerja; c. kemudahan,pemberdayaan,danperlindunganKoperasidanUMK-M;dan d.peningkataninvestasipemerintahdanpercepatanproyekstrategisnasional.

Page 31: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Penciptaanlapangankerjayangdilakukanmelaluipengaturanterkaitdenganpeningkatanekosisteminvestasi dan kegiatan berusaha paling sedikit memuat pengaturan mengenai: penyederhanaanPerizinanBerusaha,persyarataninvestasi,kemudahanberusaha,risetdaninovasi,pengadaanlahan,dankawasanekonomi.Penyederhanaan Perizinan Berusaha melalui penerapan Perizinan Berusaha berbasis risikomerupakanmetodestandarberdasarkantingkatrisikosuatukegiatanusahadalammenentukanjenisPerizinan Berusaha dan kualitas/frekuensi pengawasan. Perizinan Berusaha dan pengawasanmerupakan instrumen Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam mengendalikan suatukegiatan usaha. Penerapan pendekatan berbasis risiko memerlukan perubahan pola pikir (changemanagement) dan penyesuaian tata kerja penyelenggaraan layanan Perizinan Berusaha (businessprocessre-engineering)sertamemerlukanpengaturan(re-design)prosesbisnisPerizinanBerusahadidalam sistem Perizinan Berusaha secara elektronik. Melalui penerapan konsep ini, pelaksanaanpenerbitanPerizinanBerusahadapatlebihefektifdansederhanakarenatidakseluruhkegiatanusahawajibmemilikiizin,disampingitumelaluipenerapankonsepinikegiatanpengawasanmenjadilebihterstrukturbaikdariperiodemaupunsubstansiyangharusdilakukanpengawasan.Penciptaan lapangan kerja yang dilakukan melalui pengaturan terkait dengan peningkatanperlindungandankesejahteraanpekerjapalingsedikitmemuatpengaturanmengenai:perlindunganpekerja untuk pekerja dengan perjanjian waktu kerja tertentu, perlindungan hubungan kerja ataspekerjaan yang didasarkan alih daya, perlindungan kebutuhan layak kerjamelalui upahminimum,perlindungan pekerja yangmengalami pemutusan hubungan kerja, dan kemudahan perizinan bagitenaga kerja asing yang memiliki keahlian tertentu yang masih diperlukan untuk proses produksibarangataujasa.Penciptaan lapangan kerja yang dilakukan melalui pengaturan terkait dengan kemudahan,pemberdayaan,danperlindunganUMK-Mpalingsedikitmemuatpengaturanmengenai:kemudahanpendirian,rapatanggota,dankegiatanusahakoperasi,dankriteriaUMK-M,basisdatatunggalUMK-M,pengelolaan terpadu UMK-M, kemudahan Perizinan Berusaha UMK-M, kemitraan, insentif, danpembiayaanUMK-M.Penciptaan lapangankerjayangdilakukanmelaluipengaturanterkaitdenganpeningkatan investasiPemerintah Pusat dan PemerintahDaerah dan percepatan proyek strategis nasional paling sedikitmemuat pengaturan mengenai: pelaksanaan investasi Pemerintah Pusat melalui pembentukanlembagapengelolainvestasidanpenyediaanlahandanperizinanuntukpercepatanproyekstrategisnasional.Dalam rangkamendukungkebijakan strategisCiptaKerja tersebutdiperlukanpengaturanmengenaipenataanadministrasipemerintahandanpengenaansanksi.Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan strategis penciptaan kerja beserta pengaturannya,diperlukan perubahan dan penyempurnaan berbagai Undang-Undang terkait. Perubahan Undang-UndangtersebuttidakdapatdilakukanmelaluicarakonvensionaldengancaramengubahsatupersatuUndang-Undangsepertiyangselamainidilakukan,carademikiantentusangattidakefektifdanefisiensertamembutuhkanwaktuyanglama.RuanglingkupUndang-Undanginimeliputi:

a.peningkatanekosisteminvestasidankegiatanberusaha; b.ketenagakerjaan; c. kemudahan,perlindungan,sertapemberdayaanKoperasidanUMK-M; d.kemudahanberusaha; e.dukunganrisetdaninovasi; f. pengadaantanah; g.kawasanekonomi; h. investasiPemerintahPusatdanpercepatanproyekstrategisnasional; i. pelaksanaanadministrasipemerintahan;dan j. pengenaansanksi.

Page 32: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

II. PASALDEMIPASAL Pasal111

Angka1Pasal2

Ayat(1)Hurufa

Orangpribadisebagaisubjekpajakdapatbertempattinggalatauberada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Warisan yangbelum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajakpengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris.Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajakpengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilanyangberasaldariwarisantersebuttetapdapatdilaksanakan.

HurufbBadanadalahsekumpulanorangdan/ataumodalyangmerupakankesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidakmelakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroankomanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara ataubadan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentukapapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,perkumpulan,yayasan,organisasimassa,organisasisosialpolitik,atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnyatermasukkontrakinvestasikolektifdanbentukusahatetap.

Badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerahmerupakan subjek pajak tanpa memperhatikan nama danbentuknya sehingga setiap unit tertentu dari badan Pemerintah,misalnya lembaga, badan, dan sebagainya yang dimiliki olehPemerintah Pusat dan pemerintah Daerah yang menjalankanusaha ataumelakukan kegiatan untukmemperoleh penghasilanmerupakansubjekpajak.

Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi,persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak yangmempunyaikepentinganyangsama.

HurufcCukupjelas.

Ayat(1a)Cukupjelas.

Ayat(2)Subjek pajak dibedakanmenjadi subjek pajak dalam negeri dan subjekpajakluarnegeri.SubjekpajakorangpribadidalamnegerimenjadiWajibPajak apabila telah menerima atau memperoleh penghasilan yangbesarnya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak. Subjek pajak badandalamnegerimenjadiWajib Pajak sejak saat didirikan, atau bertempatkedudukan di Indonesia. Subjek pajak luar negeri baik orang pribadimaupunbadansekaligusmenjadiWajibPajakkarenamenerimadan/ataumemperolehpenghasilanyangbersumberdariIndonesiaataumenerimadan/atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesiamelalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Dengan perkataan lain,WajibPajakadalahorangpribadiataubadanyangtelahmemenuhikewajibansubjektifdanobjektif.SehubungandenganpemilikanNomorPokokWajibPajak(NPWP),WajibPajakorangpribadiyangmenerimapenghasilandibawahPenghasilanTidakKenaPajak(PTKP)tidakwajibmendaftarkandiriuntukmemperolehNPWP.

PerbedaanyangpentingantaraWajibPajakdalamnegeridanWajibPajak

Page 33: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

luarnegeriterletakdalampemenuhankewajibanpajaknya,antaralain:a. WajibPajakdalamnegeridikenaipajakataspenghasilanbaikyangditerimaataudiperolehdariIndonesiamaupundari luarIndonesia,sedangkanWajibPajakluarnegeri dikenai pajak hanya atas penghasilan yang berasal dari sumberpenghasilandiIndonesia;

b. Wajib Pajak dalam negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan neto dengantarif umum, sedangkan Wajib Pajak luar negeri dikenai pajak berdasarkanpenghasilanbrutodengantarifpajaksepadan;dan

c. Wajib Pajak dalam negeri wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan TahunanPajakPenghasilansebagai saranauntukmenetapkanpajakyang terutangdalamsuatutahunpajak,sedangkanWajibPajak luarnegeri tidakwajibmenyampaikanSurat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan karena kewajiban pajaknyadipenuhimelaluipemotonganpajakyangbersifatfinal.

BagiWajib Pajak luar negeri yangmenjalankan usaha ataumelakukankegiatanmelaluibentukusahatetapdiIndonesia,pemenuhankewajibanperpajakannyadipersamakandenganpemenuhankewajibanperpajakanWajib Pajak badan dalam negeri sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini dan Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuanumumdantatacaraperpajakan.

Ayat(3)Hurufa

Padaprinsipnyaorangpribadiyangmenjadi subjekpajakdalamnegeriadalahorangpribadiyangbertempattinggalatauberadadiIndonesia. Termasuk dalam pengertian orang pribadi yangbertempat tinggal di Indonesiaadalahmerekayangmempunyainiat untuk bertempat tinggal di Indonesia. Apakah seseorangmempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia ditimbangmenurutkeadaan.

Keberadaan orang pribadi di Indonesia lebih dari 183 (seratusdelapan puluh tiga) hari tidaklah harus berturut-turut, tetapiditentukan oleh jumlah hari orang tersebut berada di Indonesiadalamjangkawaktu12(duabelas)bulansejakkedatangannyadiIndonesia.

HurufbCukupjelas.

HurufcWarisanyangbelumterbagiyangditinggalkanolehorangpribadisubjekpajakdalamnegeridianggapsebagaisubjekpajakdalamnegeri dalam pengertian Undang-Undang ini mengikuti statuspewaris. Adapun untuk pelaksanaan pemenuhan kewajibanperpajakannya, warisan tersebut menggantikan kewajiban ahliwaris yang berhak. Apabila warisan tersebut telah dibagi,kewajibanperpajakannyaberalihkepadaahliwaris.

Warisanyangbelumterbagiyangditinggalkanolehorangpribadisebagai subjek pajak luar negeri yang tidakmenjalankan usahaatau melakukan kegiatan melalui suatu bentuk usaha tetap diIndonesia,tidakdianggapsebagaisubjekpajakpenggantikarenapengenaanpajakataspenghasilanyangditerimaataudiperolehorangpribadidimaksudmelekatpadaobjeknya.

Ayat(4)Subjekpajakluarnegeriadalahorangpribadiataubadanyangbertempattinggal atau bertempat kedudukan di luar Indonesia yang dapatmenerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia, baik melaluimaupun tanpa melalui bentuk usaha tetap. Orang pribadi yang tidakbertempattinggaldiIndonesia,tetapiberadadiIndonesiatidaklebihdari

Page 34: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

183(seratusdelapanpuluhtiga)haridalamjangkawaktu12(duabelas)bulanmakaorangtersebutadalahsubjekpajakluarnegeri.

Apabilapenghasilanditerimaataudiperolehmelaluibentukusahatetapmakaterhadaporangpribadiataubadantersebutdikenaipajakmelaluibentukusahatetap.Orangpribadiataubadantersebut,statusnyatetapsebagaisubjekpajak luarnegeri.Dengandemikian,bentukusaha tetaptersebutmenggantikan orang pribadi atau badan sebagai subjek pajakluar negeri dalam memenuhi kewajiban perpajakannya di Indonesia.Dalam hal penghasilan tersebut diterima atau diperoleh tanpa melaluibentuk usaha tetap maka pengenaan pajaknya dilakukan langsungkepadasubjekpajakluarnegeritersebut.

Ayat(5)Suatubentukusahatetapmengandungpengertianadanyasuatutempatusaha (place of business) yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dangedung termasuk juga mesin-mesin, peralatan, gudang dan komputeratau agen elektronik atau peralatan otomatis (automatedequipment) yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggaratransaksielektronikuntukmenjalankanaktivitasusahamelaluiinternet.

Tempat usaha tersebut bersifat permanen dan digunakan untukmenjalankan usaha atau melakukan kegiatan dari orang pribadi yangtidak bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidakbertempatkedudukandiIndonesia.

Pengertianbentukusahatetapmencakuppulaorangpribadiataubadanselakuagenyangkedudukannya tidakbebasyangbertindakuntukdanatasnamaorangpribadiataubadanyangtidakbertempat tinggalatautidak bertempat kedudukan di Indonesia. Orang pribadi yang tidakbertempat tinggal ataubadanyang tidakdidirikandan tidakbertempatkedudukandi IndonesiatidakdapatdianggapmempunyaibentukusahatetapdiIndonesiaapabilaorangpribadiataubadandalammenjalankanusahaataumelakukankegiatandiIndonesiamenggunakanagen,brokeratau perantara yangmempunyai kedudukan bebas, asalkan agen atauperantara tersebut dalam kenyataannya bertindak sepenuhnya dalamrangkamenjalankanperusahaannyasendiri.

Perusahaan asuransi yang didirikan dan bertempat kedudukan di luarIndonesiadianggapmempunyaibentukusahatetapdiIndonesiaapabilaperusahaan asuransi tersebut menerima pembayaran premi asuransiataumenanggung risiko di Indonesiamelalui pegawai, perwakilan atauagennyadiIndonesia.MenanggungrisikodiIndonesiatidakberartibahwaperistiwayangmengakibatkan risiko tersebut terjadidi Indonesia.Yangperlu diperhatikan adalah bahwa pihak tertanggung bertempat tinggal,berada,ataubertempatkedudukandiIndonesia.

Ayat(6)Penentuan tempat tinggal orangpribadi atau tempat kedudukanbadanpenting untuk menetapkan Kantor Pelayanan Pajak mana yangmempunyai yurisdiksi pemajakan atas penghasilan yang diterima ataudiperolehorangpribadiataubadantersebut.

Pada dasarnya tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukanbadanditentukanmenurutkeadaanyangsebenarnya.Dengandemikianpenentuantempattinggalatautempatkedudukantidakhanyadidasarkanpada pertimbangan yang bersifat formal, tetapi lebih didasarkan padakenyataan.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh Direktur Jenderal Pajakdalam menentukan tempat tinggal seseorang atau tempat kedudukan

Page 35: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

badantersebut,antaralaindomisili,alamattempattinggal,tempattinggalkeluarga,tempatmenjalankanusahapokokatauhal-hal lainyangperludipertimbangkanuntukmemudahkanpelaksanaanpemenuhankewajibanpajak.

Angka2Pasal4

Ayat(1)Undang-Undanginimenganutprinsippemajakanataspenghasilandalampengertianyangluas,yaitubahwapajakdikenakanatassetiaptambahankemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib pajak darimanapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi ataumenambahkekayaanWajibpajaktersebut.

PengertianpenghasilandalamUndang-Undang ini tidakmemperhatikanadanyapenghasilandarisumbertertentu,tetapipadaadanyatambahankemampuanekonomis.Tambahankemampuanekonomisyangditerimaatau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenaikemampuan Wajib pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikulbiaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin danpembangunan.

DilihatdarimengalirnyatambahankemampuanekonomiskepadaWajibPajak,penghasilandapatdikelompokkanmenjadi:i. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti

gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan,pengacara,dansebagainya;

ii. penghasilandariusahadankegiatan;iii. penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak,

seperti bunga, dividen, royalti, sewa, dan keuntunganpenjualan harta atau hakyangtidakdipergunakanuntukusaha;dan

iv. penghasilanlain-lain,sepertipembebasanutangdanhadiah.

Dilihat dari penggunaannya, penghasilan dapat dipakai untuk konsumsidandapatpuladitabunguntukmenambahkekayaanWajibPajak.KarenaUndang-Undang inimenganutpengertianpenghasilanyang luasmakasemuajenispenghasilanyangditerimaataudiperolehdalamsuatutahun pajak digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak.Dengan demikian, apabila dalam satu tahun pajak suatu usaha ataukegiatanmenderitakerugian,kerugiantersebutdikompensasikandenganpenghasilan lainnya (kompensasi horizontal), kecuali kerugian yangdideritadiluarnegeri.Namundemikian,apabilasuatujenispenghasilandikenaipajakdengantarifyangbersifatfinalataudikecualikandariobjekpajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan denganpenghasilanlainyangdikenaitarifumum.Contoh-contoh penghasilan yang disebut dalam ketentuan inidimaksudkan untukmemperjelas pengertian tentang penghasilan yangluasyangtidakterbataspadacontoh-contohdimaksud.Hurufa

Semuapembayaranatauimbalansehubungandenganpekerjaan,seperti upah, gaji, premi asuransi jiwa, dan asuransi kesehatanyang dibayar oleh pemberi kerja, atau imbalan dalam bentuklainnyaadalahObjekPajak.

Pengertian imbalan dalam bentuk lainnya termasuk imbalandalam bentuk natura yang pada hakikatnya merupakanpenghasilan.

Hurufb

Page 36: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Dalampengertianhadiahtermasukhadiahdariundian,pekerjaan,dan kegiatan seperti hadiah undian tabungan, hadiah daripertandinganolahragadanlainsebagainya.

Yang dimaksud dengan penghargaan adalah imbalan yangdiberikansehubungandengankegiatantertentu,misalnyaimbalanyang diterima sehubungan dengan penemuan benda-bendapurbakala.

HurufcCukupjelas.

HurufdApabilaWajibPajakmenjualhartadenganhargayanglebihtinggidarinilaisisabukuataulebihtinggidarihargaataunilaiperolehan,selisih harga tersebut merupakan keuntungan. Dalam halpenjualan harta tersebut terjadi antara badan usaha danpemegang sahamnya, harga jual yang dipakai sebagai dasaruntuk penghitungan keuntungan dari penjualan tersebut adalahhargapasar.

Misalnya, PT. S memiliki sebuah mobil yang digunakan dalamkegiatan usahanya dengan nilai sisa buku sebesarRp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah).Mobil tersebut dijualdenganhargaRp60.000.000,00(enampuluhjutarupiah).Dengandemikian, keuntungan PT. S yang diperoleh karena penjualanmobil tersebut adalah Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).Apabila mobil tersebut dijual kepada salah seorang pemegangsahamnya dengan harga Rp55.000.000,00 (lima puluh lima jutarupiah),nilaijualmobiltersebuttetapdihitungberdasarkanhargapasar sebesarRp60.000.000,00 (enampuluh juta rupiah).Selisihsebesar Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) merupakankeuntunganbagiPT.Sdanbagipemegangsahamyangmembelimobil tersebut selisih sebesar Rp5.000.00,00 (lima juta rupiah)merupakanpenghasilan.

Apabilasuatubadandilikuidasi,keuntungandaripenjualanharta,yaituselisihantarahargajualberdasarkanhargapasardannilaisisabukuharta tersebut,merupakanobjekpajak.Demikian jugaselisih lebih antara harga pasar dan nilai sisa buku dalam halterjadi penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, danpengambilalihanusahamerupakanpenghasilan.

Dalamhalterjadipengalihanhartasebagaipenggantisahamataupenyertaanmodal,keuntunganberupaselisihantarahargapasardari harta yang diserahkan dan nilai bukunya merupakanpenghasilan.

Keuntunganberupaselisihantarahargapasardannilaiperolehanataunilaisisabukuataspengalihanhartaberupahibah,bantuanatau sumbangan merupakan penghasilan bagi pihak yangmengalihkan kecuali harta tersebut dihibahkan kepada keluargasedarahdalamgarisketurunanlurussatuderajat.Demikianjuga,keuntunganberupaselisihantarahargapasardannilaiperolehanatau nilai sisa buku atas pengalihan harta berupa bantuan atausumbangan dan hibah kepada badan keagamaan, badanpendidikan,badansosialtermasukyayasan,koperasi,atauorangpribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yangketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan MenteriKeuangan bukan merupakan penghasilan, sepanjang tidak adahubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau

Page 37: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

penguasaandiantarapihak-pihakyangbersangkutan.

Dalam hal Wajib Pajak pemilik hak penambangan mengalihkansebagian atau seluruh hak tersebut kepada Wajib Pajak lain,keuntunganyangdiperolehmerupakanobjekpajak.

HurufePengembalian pajak yang telah dibebankan sebagai biaya padasaatmenghitungPenghasilanKenaPajakmerupakanobjekpajak.

Sebagai contoh, Pajak Bumi dan Bangunan yang sudah dibayardan dibebankan sebagai biaya, yang karena sesuatu sebabdikembalikan, maka jumlah sebesar pengembalian tersebutmerupakanpenghasilan.

HuruffDalam pengertian bunga termasuk pula premium, diskonto danimbalansehubungandenganjaminanpengembalianutang.

Premiumterjadiapabilamisalnyasuratobligasidijualdiatasnilainominalnya sedangkan diskonto terjadi apabila surat obligasidibeli di bawah nilai nominalnya. Premium tersebut merupakanpenghasilan bagi yang menerbitkan obligasi dan diskontomerupakanpenghasilanbagiyangmembeliobligasi.

HurufgDividenmerupakanbagianlabayangdiperolehpemegangsahamatau pemegang polis asuransi. Termasuk dalam pengertiandividenadalah:1) pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan

namadandalambentukapapun;2) pembayarankembalikarena likuidasiyangmelebihi jumlahmodalyang

disetor;3) pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk

sahambonusyangberasaldarikapitalisasiagiosaham;4) pembagianlabadalambentuksaham;5) pencatatantambahanmodalyangdilakukantanpapenyetoran;6) jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau

diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-sahamolehperseroanyangbersangkutan;

7) pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yangdisetorkan, jikadalamtahun-tahunyang lampaudiperolehkeuntungan,kecuali jika pembayaran kembali itu adalah akibat dari pengecilanmodaldasar(statuter)yangdilakukansecarasah;

8) pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yangditerimasebagaipenebusantanda-tandalabatersebut;

9) bagianlabasehubungandenganpemilikanobligasi;10) bagianlabayangditerimaolehpemegangpolis;11) pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham

yangdibebankansebagaibiayaperusahaan.

Dalam praktik sering dijumpai pembagian atau pembayarandividensecaraterselubung,misalnyadalamhalpemegangsahamyangtelahmenyetorpenuhmodalnyadanmemberikanpinjamankepada perseroan dengan imbalan bunga yang melebihikewajaran. Apabila terjadi hal yang demikianmaka selisih lebihantarabungayangdibayarkandantingkatbungayangberlakudipasar, diperlakukan sebagai dividen. Bagian bunga yangdiperlakukan sebagai dividen tersebut tidak boleh dibebankansebagaibiayaolehperseroanyangbersangkutan.

Page 38: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

HurufhRoyalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan atau terutangdengan cara atau perhitungan apapun, baik dilakukan secaraberkalamaupuntidak,sebagaiimbalanatas:1. penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan,kesenianatau karya ilmiah, paten, desainataumodel, rencana, formulaatau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaanintelektual/industrialatauhakserupalainnya;

2. penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial,komersial,atauilmiah;

3. pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal,industrial,ataukomersial;

4. pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan denganpenggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka 1,penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebutpadaangka2,ataupemberianpengetahuanatauinformasitersebutpadaangka3,berupa:

a. penerimaanatauhakmenerimarekamangambaratau rekamansuaraatau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit,kabel,seratoptik,atauteknologiyangserupa;

b. penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekamansuara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yangdisiarkan/dipancarkanmelaluisatelit,kabel,seratoptik,atauteknologiyangserupa;

c. penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrumradiokomunikasi;

5. penggunaan atau hakmenggunakan film gambar hidup (motion picturefilms), hlm atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuksiaranradio;dan

6. pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan denganpenggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektual/industrial atauhak-haklainnyasebagaimanatersebutdiatas.

HurufiDalam pengertian sewa termasuk imbalan yang diterima ataudiperoleh dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungandenganpenggunaanhartagerakatauharta takgerak,misalnyasewamobil,sewakantor,sewarumah,dansewagudang.

HurufjPenerimaan berupa pembayaran berkala, misalnya "alimentasi"atautunjanganseumurhidupyangdibayarsecaraberulang-ulangdalamwaktutertentu.

HurufkPembebasanutangolehpihakyangberpiutangdianggapsebagaipenghasilan bagi pihak yang semula berutang, sedangkan bagipihakyangberpiutangdapatdibebankan sebagai biaya.Namun,dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan bahwapembebasanutangdebiturkecilmisalnyaKreditUsahaKeluargaPrasejahtera (Kukesra), Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit UsahaRakyat (KUR), kredit untuk perumahan sangat sederhana, sertakredit kecil lainnya sampai dengan jumtah tertentu dikecualikansebagaiobjekpajak.

HurufIKeuntunganyangdiperolehkarenafluktuasikursmatauangasingdiakuiberdasarkansistempembukuanyangdianutdandilakukansecarataatasassesuaidenganStandarAkuntansiKeuanganyangberlakudiIndonesia.

Page 39: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

HurufmSelisih lebih karena penilaian kembali aktiva sebagaimanadimaksuddalamPasal19merupakanpenghasilan.

HurufnDalampengertianpremiasuransitermasukpremireasuransi.

HurufoCukupjelas.

HurufpTambahankekayaannetopadahakekatnyamerupakanakumulasipenghasilan baik yang telah dikenakan pajak dan yang bukanObjekPajaksertayangbelumdikenakanpajak.Apabiladiketahuiadanya tambahan kekayaan neto yang melebihi akumulasipenghasilan yang telah dikenakan pajak dan yang bukan ObjekPajak, maka tambahan kekayaan neto tersebut merupakanpenghasilan.

HurufqKegiatan usaha berbasis syariahmemiliki landasan filosofi yangberbeda dengan kegiatan usaha yang bersifat konvensional.Namun, penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatanusaha berbasis syariah tersebut tetap merupakan objek pajakmenurutUndang-Undangini.

HurufrCukupjelas.

HurufsCukupjelas.

Ayat(1a)Cukupjelas.

Ayat(1b)Cukupjelas.

Ayat(1c)Cukupjelas.

Ayat(1d)Cukupjelas.

Ayat(2)Sesuai dengan ketentuan pada ayat (1), penghasilan-penghasilansebagaimana dimaksud pada ayat ini merupakan objek pajak.Berdasarkanpertimbangan-pertimbanganantaralain:- perluadanyadorongandalamrangkaperkembanganinvestasidantabunganmasyarakat;- kesederhanaandalampemungutanpajak;- berkurangnyabebanadministrasibaikbagiWajibPajakmaupunDirektoratJenderalPajak;- pemerataandalampengenaanpajaknya;dan-memerhatikanperkembanganekonomidanmoneter,atas penghasilan-penghasilan tersebut perlu diberikan perlakuantersendiridalampengenaanpajaknya.

Perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajak atas jenis penghasilantersebut termasuk sifat, besarnya, dan tata cara pelaksanaanpembayaran, pemotongan, atau pemungutan diatur dalam PeraturanPemerintah.

Obligasi sebagaimana dimaksud pada ayat ini termasuk surat utangberjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan, sepertiMedium TermNote,FloatingRateNoteyangberjangkawaktulebihdari12(duabelas)bulan.

SuratUtangNegarayangdimaksudpadaayatinimeliputiObligasiNegara

Page 40: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

danSuratPerbendaharaanNegara.Ayat(3)

HurufaBantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukanmerupakan objek pajak sepanjang diterima tidak dalam rangkahubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atauhubunganpenguasaandiantarapihak-pihakyangbersangkutan.Zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amilzakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan parapenerimazakatyangberhaksertasumbangankeagamaanyangsifatnya wajib bagi pemeluk agama lainnya yang diakui diIndonesiayangditerimaolehlembagakeagamaanyangdibentukataudisahkanolehpemerintahdanyangditerimaolehpenerimasumbanganyangberhakdiperlakukansamasepertibantuanatausumbangan. Yang dimaksud dengan "zakat" adalah zakatsebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengaturmengenaizakat.

Hubunganusahaantarapihakyangmemberidanyangmenerimadapatterjadi,misalnyaPT.AsebagaiprodusensuatujenisbarangyangbahanbakuutamanyadiproduksiolehPT.B.ApabilaPT.Bmemberikan sumbangan bahan baku kepada PT. A, sumbanganbahanbakuyangditerimaolehPT.Amerupakanobjekpajak.

Hartahibahanbagipihakyangmenerimabukanmerupakanobjekpajak apabila diterima oleh keluarga sedarah dalam garisketurunanlurussatuderajat,danolehbadankeagamaan,badanpendidikan, atau badan sosial termasuk yayasan atau orangpribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil termasukkoperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjangditerima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha,hubungankepemilikan,atauhubunganpenguasaanantarapihak-pihakyangbersangkutan.

HurufbCukupjelas.

HurufcPadaprinsipnyaharta,termasuksetorantunai,yangditerimaolehbadanmerupakan tambahan kemampuan ekonomis bagi badantersebut. Namun karena harta tersebut diterima sebagaipengganti saham atau penyertaan modal, maka berdasarkanketentuan ini, harta yang diterima tersebut bukan merupakanobjekpajak.

HurufdPenggantianatau imbalandalambentuknaturaataukenikmatanberkenaan dengan pekerjaan atau jasa merupakan tambahankemampuanekonomis yangditerimabukandalambentukuang.Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura seperti beras,gula, dan sebagainya, dan imbalan dalam bentuk kenikmatan,sepertipenggunaanmobil,rumah,danfasilitaspengobatanbukanmerupakanobjekpajak.

Apabila yangmemberi imbalan berupa natura atau kenikmatantersebut bukanWajib Pajak atauWajib Pajak yangdikenai PajakPenghasilanyangbersifatfinaldanWajibPajakyangdikenaiPajakPenghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemedprofit), imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan tersebutmerupakan penghasilan bagi yang menerima ataumemperolehnya.

Page 41: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Misalnya, seorang penduduk Indonesia menjadi pegawai padasuatu perwakilan diplomatik asing di Jakarta. Pegawai tersebutmemperoleh kenikmatan menempati rumah yang disewa olehperwakilan diplomatik tersebut atau kenikmatan-kenikmatanlainnya.Kenikmatan-kenikmatantersebutmerupakanpenghasilanbagi pegawai tersebut sebab perwakilan diplomatik yangbersangkutanbukanmerupakanWajibPajak.

HurufePenggantianatausantunanyangditerimaolehorangpribadidariperusahaan asuransi sehubungan dengan polis asuransikesehatan,asuransikecelakaan,asuransijiwa,asuransidwiguna,dan asuransi beasiswa, bukan merupakan Objek Pajak. Hal iniselaras dengan ketentuan dalam Pasal 9 ayat (i) huruf d, yaitubahwapremiasuransiyangdibayarolehWajibPajakorangpribadiuntuk kepentingan dirinya tidak boleh dikurangkan dalampenghitunganPenghasilanKenaPajak.

HuruffCukupjelas.

HurufgPengecualian sebagai Objek Pajak berdasarkan ketentuan inihanya berlaku bagi dana pensiun yang pendiriannya telahmendapatpengesahandariMenteriKeuangan.YangdikecualikandariObjekPajakadalahiuranyangditerimadaripesertapensiun,baikatasbebansendirimaupunyangditanggungpemberikerja.Pada dasarnya iuran yang diterima oleh dana pensiun tersebutmerupakandanamilikdaripesertapensiun,yangakandibayarkankembali kepada mereka pada waktunya. Pengenaan pajak atasiurantersebutberartimengurangihakparapesertapensiun,danolehkarenaituiurantersebutdikecualikansebagaiObjekPajak.

HurufhSebagaimanatersebutdalamhurufE,pengecualiansebagaiObjekPajakberdasarkanketentuaninihanyaberlakubagidanapensiunyang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari MenteriKeuangan.YangdikecualikandariObjekPajakdalamhaliniadalahpenghasilan dari modal yang ditanamkan di bidang-bidangtertentu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Penanamanmodalolehdanapensiundimaksudkanuntukpengembangandanmerupakan dana untuk pembayaran kembali kepada pesertapensiun di kemudian hari, sehingga penanamanmodal tersebutperludiarahkanpadabidang-bidangyangtidakbersifatspekulatifatau yang berisiko tinggi. Oleh karena itu penentuan bidang-bidang tertentu dimaksud ditetapkan dengan Keputusan MenteriKeuangan.

HurufiUntuk kepentinganpengenaanpajak, badan-badan sebagaimanadisebut dalam ketentuan ini yang merupakan himpunan paraanggotanya dikenai pajak sebagai satu kesatuan, yaitu padatingkatbadantersebut.Olehkarenaitu,bagianlabaatausisahasilusahayangditerimaolehparaanggotabadantersebutbukanlagimerupakanobjekpajak.

HurufjCukupjelas.

HurufkYangdimaksuddengan"perusahaanmodalventura"adalahsuatuperusahaan yang kegiatan usahanya membiayai badan usaha(sebagaipasanganusaha)dalambentukpenyertaanmodaluntuksuatu jangka waktu tertentu. Berdasarkan ketentuan ini, bagian

Page 42: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

laba yang diterima atau diperoleh dari perusahaan pasanganusaha tidak termasuk sebagai objek pajak, dengan syaratperusahaan pasangan usaha tersebut merupakan perusahaanmikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan usaha ataumelakukankegiatandalamsektor-sektortertentuyangditetapkanoleh Menteri Keuangan, dan saham perusahaan tersebut tidakdiperdagangkandibursaefekdiIndonesia.

Apabila pasangan usaha perusahaan modal ventura memenuhiketentuan sebagaimanadimaksudpadaayat (3)huruf f, dividenyang diterima atau diperoleh perusahaanmodal ventura bukanmerupakanobjekpajak.

Agarkegiatanperusahaanmodalventuradapatdiarahkankepadasektor-sektorkegiatanekonomiyangmemperolehprioritasuntukdikembangkan, misalnya untuk meningkatkan ekspor nonmigas,usaha atau kegiatan dari perusahaan pasangan usaha tersebutdiaturolehMenteriKeuangan.

Mengingat perusahaan modal ventura merupakan alternatifpembiayaandalambentukpenyertaanmodal,penyertaanmodalyang akan dilakukan oleh perusahaanmodal ventura diarahkanpada perusahaan-perusahaan yang belummempunyai akses kebursaefek.

HurufICukupjelas.

HurufmBahwa dalam rangka mendukung usaha peningkatan kualitassumberdayamanusiamelaluipendidikandan/ataupenelitiandanpengembangandiperlukansaranadanprasaranayangmemadai.Untukitudipandangperlumemberikanfasilitasperpajakanberupapengecualianpengenaanpajakatassisalebihyangditerimaataudiperolehsepanjangsisalebihtersebutditanamkankembalidalambentuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasaranakegiatandimaksud.Penanamankembalisisalebihdimaksudharusdirealisasikan paling lama dalam jangka waktu 4 (empat) tahunsejaksisalebihtersebutditerimaataudiperoleh.

Untukmenjamintercapainyatujuanpemberianfasilitasini,makalembaga atau badan yangmenyelenggarakan pendidikan harusbersifat nirlaba. Pendidikan serta penelitian dan pengembanganyang diselenggarakan bersifat terbuka kepada siapa saja dantelahmendapatpengesahandariinstansiyangmembidanginya.

HurufnBantuanatausantunanyangdiberikanolehBadanPenyelenggaraJaminanSosial(BPJS)kepadaWajibPajaktertentuadalahbantuansosial yang diberikan khusus kepada Wajib Pajak atau anggotamasyarakat yang tidakmampuatau sedangmendapat bencanaalamatautertimpamusibah.

HurufoCukupjelas.

HurufpCukupjelas.

Angka3Pasal26

Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri dariIndonesia, Undang-Undang ini menganut dua sistem pengenaan pajak, yaitupemenuhansendirikewajibanperpajakannyabagiWajibPajakluarnegeriyangmenjalankanusahaataumelakukankegiatanmelaluisuatubentukusahatetapdi

Page 43: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

IndonesiadanpemotonganolehpihakyangwajibmembayarbagiWajibPajakluarnegerilainnya.

KetentuaninimengaturtentangpemotonganataspenghasilanyangbersumberdiIndonesiayangditerimaataudiperolehWajibPajakluarnegeriselainbentukusahatetap.Ayat(1)

Pemotonganpajakberdasarkanketentuaniniwajibdilakukanolehbadanpemerintah,subjekpajakdalamnegeri,penyelenggarakegiatan,bentukusaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya yangmelakukan pembayaran kepada Wajib Pajak luar negeri selain bentukusaha tetap di Indonesia dengan tarif sebesar 20% (dua puluh persen)darijumlahbruto.

Jenis-jenis penghasilan yang wajib dilakukan pemotongan dapatdigolongkandalam:1. penghasilan yang bersumber darimodal dalam bentuk dividen, bunga termasukpremium,diskonto,danimbalankarenajaminanpengembalianutang,royalti,dansewasertapenghasilanlainsehubungandenganpenggunaanharta;

2. imbalansehubungandenganjasa,pekerjaan,ataukegiatan;3. hadiahdanpenghargaandengannamadandaiambentukapapun;4. pensiundanpembayaranberkalalainnya;5. premiswapdantransaksilindungnilailainnya;dan/atau6. keuntungankarenapembebasanutang.

Sesuaidenganketentuan ini,misalnyasuatubadansubjekpajakdalamnegeri membayarkan royalti sebesar Rp100.000.000,00 (seratus jutarupiah) kepada Wajib Pajak luar negeri, subjek pajak dalam negeritersebut berkewajiban untuk memotong Pajak Penghasilan sebesar20%(duapuluhpersen)dariRp100.000.000,00(seratusjutarupiah).

Sebagaicontohlain,seorangatletdari luarnegeriyangikutmengambilbagiandalamperlombaan larimaratondi Indonesiakemudianmerebuthadiah uang maka atas hadiah tersebut dikenai pemotongan PajakPenghasilansebesar20%(duapuluhpersen).

Ayat(1a)Negara domisili dari Wajib Pajak luar negeri selain yang menjalankanusaha atau melakukan kegiatan usaha melalui bentuk usaha tetap diIndonesia yang menerima penghasilan dari Indonesia ditentukanberdasarkan tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak yangsebenarnya menerima manfaat dari penghasilan tersebut (beneficialowner). Oleh karena itu, negara domisili tidak hanya ditentukanberdasarkanSuratKeteranganDomisili, tetapi juga tempat tinggal atautempatkedudukandaripenerimamanfaatdaripenghasilandimaksud.

Dalamhal penerimamanfaat adalah orangpribadi, negara domisilinyaadalah negara tempat orang pribadi tersebut bertempat tinggal atauberada, sedangkan apabila penerima manfaat adalah badan, negaradomisilinyaadalahnegaratempatpemilikataulebihdari50%(limapuluhpersen) pemegang saham baik sendiri-sendiri maupun bersama-samaberkedudukanatauefektifmanajemennyaberada.

Ayat(1b)Cukupjelas.

Ayat(2)Ketentuaninimengaturtentangpemotonganpajakataspenghasilanyangditerima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri yang bersumber diIndonesia,selaindaripenghasilansebagaimanadimaksudpadaayat(1),yaitu penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta, dan premi

Page 44: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

asuransi,termasukpremireasuransi.

Atas penghasilan tersebut dipotong pajak sebesar 20% (dua puluhpersen) dari perkiraan penghasilan neto dan bersifat final. MenteriKeuangan diberikan wewenang untuk menetapkan besarnya perkiraanpenghasilannetodimaksud,sertahal-hallaindalamrangkapelaksanaanpemotonganpajaktersebut.

KetentuaninitidakditerapkandalamhalWajibPajakluarnegeritersebutmenjalankanusahaataumelakukankegiatanmelaluisuatubentukusahatetapdiIndonesiaatauapabilapenghasilandaripenjualanhartatersebuttelahdikenaipajakberdasarkanketentuanPasal4ayat(2).

Ayat(2a)Cukupjelas.

Ayat(3)Cukupjelas.

Ayat(4)AtasPenghasilanKenaPajaksesudahdikurangipajakdaribentukusahatetapdiIndonesiadipotongpajaksebesar20%(duapuluhpersen).

Contoh:Penghasilan Kena Pajak bentuk usaha tetap di Indonesia dalam tahun2021:

Rp 17.500.000.000,00 PajakPenghasilan:22%xRp17.500.000.000,00=

Rp

3.850.000.000,00

(-)

PenghasilanKenaPajaksetelahpajak Rp 13.650.000.000,00 PajakPenghasilanPasal26yangterutang20%xRp13.650.000.000=

Rp

2.730.000.000,00

Apabila penghasilan setelah pajak sebesar Rp13.650.000.000,00 (tigabelas miliar enam ratus lima puluh juta rupiah) tersebut ditanamkankembalidiIndonesiasesuaidenganatauberdasarkanPeraturanMenteriKeuangan,ataspenghasilantersebuttidakdipotongpajak.

Ayat(5)PadaprinsipnyapemotonganpajakatasWajibPajak luarnegeriadalahbersifatfinal,tetapiataspenghasilansebagaimanadimaksuddalamPasal5ayat (1)hurufbdanhurufc,danataspenghasilanWajibPajakorangpribadiataubadanluarnegeriyangberubahstatusmenjadiWajibPajakdalam negeri atau bentuk usaha tetap, pemotongan pajaknya tidakbersifatfinalsehinggapotonganpajaktersebutdapatdikreditkandalamSuratPemberitahuanTahunanPajakPenghasilan.

Contoh:AsebagaitenagaasingorangpribadimembuatperjanjiankerjadenganPT.BsebagaiWajibPajakdalamnegeriuntukbekerjadiIndonesiauntukjangkawaktu5(lima)bulanterhitungmulaitanggal1Januari2021.Padatanggal20April 2021perjanjiankerja tersebutdiperpanjangmenjadi 8(delapan)bulansehinggaakanberakhirpadatanggal31Agustus2021.

Jika perjanjian kerja tersebut tidak diperpanjang, status A adalah tetapsebagaiWajibPajakluarnegeri.Dengandiperpanjangnyaperjanjiankerjatersebut, status A berubah dari Wajib Pajak luar negeri menjadi WajibPajakdalamnegeriterhitungsejaktanggal1Januari2021.SelamabulanJanuari sampai dengan Maret 2021 atas penghasilan bruto A telahdipotongPajakPenghasilanPasal26olehPT.B.

Berdasarkan ketentuan ini, maka untuk menghitung Pajak Penghasilan

Page 45: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

yang terutang atas penghasilan A untuk masa Januari sampai denganAgustus2021,PajakPenghasilanPasal26yangtelahdipotongdandisetorPT. B atas penghasilan A sampai dengan Maret tersebut, dapatdikreditkanterhadappajakAsebagaiWajibPajakdalamnegeri.

Pasal112Angka1

Pasal1AAyat(1)

HurufaYang dimaksud dengan "perjanjian" meliputi jual beli, tukar-menukar, jual beli dengan angsuran, atau perjanjian lain yangmengakibatkanpenyerahanhakatasbarang.

HurufbPenyerahan Barang Kena Pajak dapat terjadi karena perjanjiansewabelidan/atauperjanjiansewagunausaha(leasing).

Yang dimaksud dengan "pengalihan Barang Kena Pajak karenasuatuperjanjiansewagunausaha (leasing)" adalah penyerahanBarang Kena Pajak yang disebabkan oleh perjanjian sewa gunausaha(leasing)denganhakopsi.

DalamhalpenyerahanBarangKenaPajakolehPengusahaKenaPajakdalamrangkaperjanjiansewagunausaha(leasing)denganhakopsi,BarangKenaPajakdianggapdiserahkan langsungdariPengusaha Kena Pajak pemasok (supplier) kepada pihak yangmembutuhkanbarang(lessee).

HurufcYang dimaksud dengan "pedagang perantara" adalah orangpribadiataubadanyangdalamkegiatanusahaataupekerjaannyadengan nama sendiri melakukan perjanjian atau perikatan atasdan untuk tanggungan orang lain dengan mendapat upah ataubalasjasatertentu,misalnyakomisioner.

Yangdimaksuddengan"jurulelang"adalahjurulelangPemerintahatauyangditunjukolehPemerintah.

HurufdYang dimaksud dengan "pemakaian sendiri" adalah pemakaianuntuk kepentinganpengusaha sendiri, pengurus, atau karyawan,baikbarangproduksisendirimaupunbukanproduksisendiri.

Yang dimaksud dengan "pemberian cuma-cuma" adalahpemberian yang diberikan tanpa pembayaran baik barangproduksi sendiri maupun bukan produksi sendiri, sepertipemberian contoh barang untuk promosi kepada relasi ataupembeli.

HurufeBarang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yangmenurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yangmasihtersisa pada saat pembubaran perusahaan, disamakan denganpemakaian sendiri sehingga dianggap sebagai penyerahanBarangKenaPajak.

Dikecualikandari ketentuanpadahuruf e ini adalahpenyerahansebagaimanadimaksuddalamPasal1Aayat(2)hurufe.

HuruffDalamhal suatu perusahaanmempunyai lebih dari satu tempatpajak terutang baik sebagai pusat maupun sebagai cabangperusahaan, pemindahan Barang Kena Pajak antartempat

Page 46: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

tersebutmerupakanpenyerahanBarangKenaPajak.

Yangdimaksuddengan"pusat"adalahtempattinggalatautempatkedudukan.

Yang dimaksud dengan "cabang" antara lain lokasi usaha,perwakilan, unit pemasaran, dan tempat kegiatan usahasejenisnya.

HurufgDihapus.

HurufhContoh:Dalam transaksi murabahah, bank syariah bertindak sebagaipenyedia dana untukmembeli sebuah kendaraan bermotor dariPengusaha Kena Pajak A atas pesanan nasabah bank syariah(Tuan B). Meskipun berdasarkan prinsip syariah, bank syariahharus membeli dahulu kendaraan bermotor tersebut dankemudian menjualnya kepada Tuan B, berdasarkan Undang-Undang ini, penyerahan kendaraan bermotor tersebut dianggapdilakukanlangsungolehPengusahaKenaPajakAkepadaTuanB.

Ayat(2)Hurufa

Yang dimaksud dengan "makelar" adalahmakelar sebagaimanadimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yaitupedagang perantara yang diangkat oleh Presiden atau olehpejabat yang oleh Presiden dinyatakan berwenang untuk itu.Mereka menyelenggarakan perusahaan mereka denganmelakukan pekerjaan dengan mendapat upah atau provisitertentu, atas amanat dan atas nama orang-orang lain yangdenganmerekatidakterdapathubungankerja.

HurufbCukupjelas.

HurufcDalam hal Pengusaha Kena Pajak mempunyai lebih dari satutempat kegiatan usaha, baik sebagai pusat maupun cabangperusahaan, dan Pengusaha Kena Pajak tersebut telahmenyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada DirekturJenderalPajak,pemindahanBarangKenaPajakdarisatu tempatkegiatan usaha ke tempat kegiatan usaha lainnya (pusat kecabang atau sebaliknya atau antarcabang) dianggap tidaktermasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak,kecuali pemindahan Barang Kena Pajak antartempat pajakterutang.

HurufdYang dimaksud dengan "pemecahan usaha" adalah pemisahanusaha sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yangmengaturmengenaiperseroanterbatas.

Pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan,peleburan, pemekaran, pemecahan, danpengambilalihanusaha,sertapengalihanBarangKenaPajakuntuk tujuansetoranmodalpenggantisaham,yangdilakukanoleh:a. Pengusaha Kena Pajak kepada Pengusaha Kena Pajak lainnya, tidaktermasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak sehinggatidakadaPajakPertambahanNilaiyangterutang;

Page 47: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

b. pengusaha yang belum atau tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha KenaPajak, termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajaksehingga terdapat Pajak Pertambahan Niiai yang terutang namun tidakdipungut oleh pengusaha tersebut karena belum atau tidak dikukuhkansebagaiPengusahaKenaPajak;atau

c. Pengusaha Kena Pajak kepada pengusaha yang belum atau tidakdikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, termasuk dalam pengertianpenyerahan Barang Kena Pajak sehingga terdapat Pajak PertambahanNilai yang terutang yang harus dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak.DalamhalBarangKenaPajakyangdialihkanberupaaktivayangmenuruttujuansemulatidakuntukdiperjualbelikanmakaPajakPertambahanNilaiyang dikenakan atas pengalihan Barang Kena Pajak tersebut dilakukansesuai ketentuan yang mengatur mengenai penyerahan Barang KenaPajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untukdiperjualbelikan.

HurufeBarang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semulatidak untuk diperjualbelikan yang masih tersisa pada saatpembubaranperusahaan,yangPajakMasukanatasperolehannyatidak dapat dikreditkan karena tidak mempunyai hubunganlangsung dengan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (8) huruf b dan/atau aktiva berupa kendaraanbermotor sedan danstation wagon yang Pajak Masukan atasperolehannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksuddalamPasal9ayat (8)hurufc tidak termasukdalampengertianpenyerahanBarangKenaPajak.

Angka2Pasal4A

Ayat(1)Dihapus.

Ayat(2)Hurufa

Baranghasilpertambanganatauhasilpengeboranyangdiambillangsungdarisumbernyameliputi:a. minyakmentah(crudeoil);b. gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsilangsungolehmasyarakat;

c. panasbumi;d. asbes, batu tulis, batu setengahpermata, batu kapur, batu apung, batupermata,bentonit,dolomit,felspar(feldspar),garambatu(halite),grafit,granit/andesit,gips,kalsit,kaolin, leusit,magnesit,mika,marmer,nitrat,opsidien,oker,pasirdankerikil,pasirkuarsa,perlit,fosfat(phospat), talk,tanahserap(fullersearth),tanahdiatome,tanahliat,tawas(alum),tras,yarosif,zeolit,basal,dantrakkit;dan

e. bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak,sertabijihbauksit.

HurufbBarang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyatbanyakmeliputi:a. beras;b. gabah;c. jagung;d. sagu;e. kedelai;f. garam,baikyangberyodiummaupunyangtidakberyodium;

Page 48: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

g. daging,yaitudagingsegaryangtanpadiolah,tetapitelahmelaluiprosesdisembelih,dikuliti,dipotong,didinginkan,dibekukan,dikemasatautidakdikemas, digarami, dikapur, diasamkan, diawetkan dengan cara lain,dan/ataudirebus;

h. telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan,diasinkan,ataudikemas;

i. susu,yaitususuperahbaikyangtelahmelaluiprosesdidinginkanmaupundipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya,dan/ataudikemasatautidakdikemas;

j. buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telahmelalui proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading,dan/ataudikemasatautidakdikemas;dan

k. sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan,dan/atau disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yangdicacah.

HurufcKetentuan ini dimaksudkan untukmenghindari pengenaan pajakberganda karena sudah merupakan objek pengenaan PajakDaerah.

HurufdCukupjelas.

Ayat(3)Hurufa

Jasapelayanankesehatanmedismeliputi:1. jasadokterumum,dokterspesialis,dandoktergigi;2. jasadokterhewan;3. jasa ahli kesehatan seperti ahli akupunktur, ahli gigi, ahli gizi, dan ahlifisioterapi;

4. jasakebidanandandukunbayi;5. jasaparamedisdanperawat;6. jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratoriumkesehatan,dansanatorium;

7. jasapsikologdanpsikiater;dan8. jasapengobatanalternatif,termasukyangdilakukanolehparanormal.

HurufbJasapelayanansosialmeliputi:1. jasapelayananpantiasuhandanpantijompo;2. jasapemadamkebakaran;3. jasapemberianpertolonganpadakecelakaan;4. jasalembagarehabilitasi;5. jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman, termasukkrematorium;dan

6. jasadibidangolahragakecualiyangbersifatkomersial.Hurufc

Jasapengirimansuratdenganperangkomeliputijasapengirimansuratdenganmenggunakanperangkotempeldanmenggunakancaralainpenggantiperangkotempel.

HurufdJasakeuanganmeliputi:1. jasamenghimpundanadarimasyarakatberupagiro,depositoberjangka,sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakandenganitu;

Page 49: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

2. jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan danakepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasimaupundenganweselunjuk,cek,atausaranalainnya;

3. jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,berupa:

a) sewagunausahadenganhakopsi; b) anjakpiutang; c) usahakartukredit;dan/atau d) pembiayaankonsumen;4. jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadaisyariahdanfidusia;dan

5. jasapenjaminan.Hurufe

Yangdimaksuddengan"jasaasuransi"adalahjasapertanggunganyang meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi,yangdilakukanolehperusahaanasuransikepadapemegangpolisasuransi, tidak termasuk jasa penunjang asuransi seperti agenasuransi,penilaikerugianasuransi,dankonsultanasuransi.

HuruffJasakeagamaanmeliputi:1. jasapelayananrumahibadah;2. jasapemberiankhotbahataudakwah;3. jasapenyelenggaraankegiatankeagamaan;dan4. jasalainnyadibidangkeagamaan.

HurufgJasapendidikanmeliputi:1. jasapenyelenggaraanpendidikan sekolah, seperti jasapenyelenggaraanpendidikanumum,pendidikankejuruan,pendidikanluarbiasa,pendidikankedinasan,pendidikankeagamaan,pendidikanakademik,danpendidikanprofesional;dan

2. jasapenyelenggaraanpendidikanluarsekolah.Hurufh

Jasa kesenian dan hiburan meliputi semua jenis jasa yangdilakukanolehpekerjasenidanhiburan.

HurufiJasa penyiaran yang tidak bersifat iklanmeliputi jasa penyiaranradioatau televisi yangdilakukanoleh instansi pemerintahatauswasta yang tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsoryangbertujuankomersial.

HurufjCukupjelas.

HurufkJasatenagakerjameliputi:1. jasatenagakerja;2. jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenagakerjatidakbertanggungjawabatashasilkerjadaritenagakerjatersebut;dan

3. jasapenyelenggaraanpelatihanbagitenagakerja.Hurufl

Jasaperhotelanmeliputi:1. jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumahpenginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengankegiatanperhotelanuntuktamuyangmenginap;dan

2. jasapenyewaan ruanganuntuk kegiatanacaraataupertemuandi hotel,rumahpenginapan,motel,losmen,danhostel.

Page 50: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

HurufmJasayangdisediakanolehpemerintahdalamrangkamenjalankanpemerintahan secara umum meliputi jenis-jenis jasa yangdilaksanakanolehinstansipemerintah,antaralainpemberianlzinMendirikan Bangunan, pemberian lzin Usaha Perdagangan,pemberianNomorPokokWajibPajak,danpembuatanKartuTandaPenduduk.

HurufnYang dimaksud dengan "jasa penyediaan tempat parkir" adalahjasapenyediaantempatparkiryangdilakukanolehpemiliktempatparkir dan/atau pengusaha kepada pengguna tempat parkirdengandipungutbayaran.

HurufoYangdimaksuddengan"jasateleponumumdenganmenggunakanuang logam" adalah jasa telepon umum dengan menggunakanuang logam atau koin, yang diselenggarakan oleh pemerintahmaupunswasta.

HurufpCukupjelas.

HurufqCukupjelas.

Angka3Pasal9

Ayat(1)Dihapus.

Ayat(2)Pembeli Barang Kena Pajak, penerima Jasa Kena Pajak, pengimporBarangKenaPajak,pihakyangmemanfaatkanBarangKenaPajakTidakBerwujuddariluarDaerahPabean,ataupihakyangmemanfaatkanJasaKenaPajakdariluarDaerahPabeanwajibmembayarPajakPertambahanNilaidanberhakmenerimabuktipungutanpajak.PajakPertambahanNilaiyangseharusnyasudahdibayartersebutmerupakanPajakMasukanbagipembeli Barang Kena Pajak, penerima Jasa Kena Pajak, pengimporBarangKenaPajak,pihakyangmemanfaatkanBarangKenaPajakTidakBerwujuddariluarDaerahPabean,ataupihakyangmemanfaatkanJasaKenaPajakdariluarDaerahPabean,yangberstatussebagaiPengusahaKenaPajak.

PajakMasukanyangwajibdibayar tersebutolehPengusahaKenaPajakdapatdikreditkandenganPajakKeluaranyangdipungutnyadalamMasaPajakyangsama.

Ayat(2a)Cukupjelas.

Ayat(2b)Untuk keperluanmengkreditkan PajakMasukan, Pengusaha Kena Pajakmenggunakan Faktur Pajak yang memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat(5).

Selain itu, PajakMasukan yang akan dikreditkan juga harusmemenuhipersyaratan kebenaran formal dan material sebagaimana dimaksuddalamPasal13ayat(9).

Ayat(3)Cukupjelas.

Ayat(4)PajakMasukanyangdimaksudpadaayatiniadalahPajakMasukanyangdapatdikreditkan.

Dalam suatu Masa Pajak dapat terjadi Pajak Masukan yang dapat

Page 51: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

dikreditkanlebihbesardaripadaPajakKeluaran.KelebihanPajakMasukantersebut tidak dapat diminta kembali pada Masa Pajak yangbersangkutan,tetapidikompensasikankeMasaPajakberikutnya.

Contoh:

MasaPajakMei2021 PajakKeluar = Rp 2.000.000,00 PajakMasukanyangdapatdikreditkan = Rp 4.500.000,00 (-

)Pajakyanglebihdibayar = Rp 2.500.000,00 Pajak yang lebih dibayar tersebut dikompensasikan ke MasaPajakJuni2021.

MasaPajakJuni2021 PajakKeluaran = Rp 3.000.000,00 PajakMasukanyangdapatdikreditkan = Rp 2.000.000,00 (-

)Pajakyangkurangdibayar = Rp 1.000.000,00 Pajak yang lebih dibayar dari Masa Pajak Mei 2021 yangdikompensasikanKeMasaPajakJuni2021

= Rp 2.500.000,00 (-)

PajakyanglebihdibayarMasaPajakJuni2021 = Rp 1.500.000,00 Pajak yang lebih dibayar tersebut dikompensasikan ke MasaPajakJuli2021.

Ayat(4a)Kelebihan Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak sesuai denganketentuanpadaayat(4)dikompensasikanpadaMasaPajakberikutnya.

Namun,apabilakelebihanPajakMasukan terjadipadaMasaPajakakhirtahun buku, kelebihan Pajak Masukan tersebut dapat diajukanpermohonanpengembalian(restitusi).

TermasukdalampengertianakhirtahunbukudalamketentuaniniadalahMasaPajaksaatWajibPajakmelakukanpengakhiranusaha(bubar).

Ayat(4b)Cukupjelas.

Ayat(4c)Cukupjelas.

Ayat(4d)Cukupjelas.

Ayat(4e)Untukmengurangi penyalahgunaan pemberian kemudahan percepatanpengembaliankelebihanpajak,DirekturJenderalPajakdapatmelakukanpemeriksaansetelahmemberikanpengembalianpendahuluankelebihanpajak.

Ayat(4f)Dalam hal Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaanmenerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, sanksi kenaikansebagaimanadimaksuddalamPasal17Cayat(5)Undang-UndangNomor6Tahun1983 tentangKetentuanUmumdanTataCaraPerpajakandanperubahannyatidakditerapkanwalaupunpadatahapsebelumnyasudahditerbitkanSuratKeputusanPengembalianPendahuluanKelebihanPajak.

Sebaliknya,sanksiadministrasiyangdikenakansesuaidenganPasal13ayat(2)Undang-UndangNomor6Tahun1983 tentangKetentuanUmumdanTataCaraPerpajakandanperubahannya.

Page 52: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Apabiladalampemeriksaandimaksudditemukanadanyaindikasitindakpidanadibidangperpajakan,ketentuaninitidakberlaku.

Ayat(5)Yang dimaksud dengan "penyerahan yang terutang pajak" adalahpenyerahan barang atau jasa yang sesuai dengan ketentuan Undang-UndanginidikenaiPajakPertambahanNilai.

Yangdimaksuddengan "penyerahanyang tidak terutangpajak"adalahpenyerahanbarangdanjasayangtidakdikenaiPajakPertambahanNilaisebagaimana dimaksud dalam Pasal 4A dan yang dibebaskan daripengenaanPajakPertambahanNilaisebagaimanadimaksuddalamPasal16B.

Pengusaha Kena Pajak yang dalam suatu Masa Pajak melakukanpenyerahan yang terutang pajak dan penyerahan yang tidak terutangpajak hanya dapat mengkreditkan Pajak Masukan yang berkenaandengan penyerahan yang terutang pajak. Bagian penyerahan yangterutang pajak tersebut harus dapat diketahui dengan pasti daripembukuanPengusahaKenaPajak.

Contoh:PengusahaKenaPajakmelakukanbeberapamacampenyerahan,yaitu:a. penyerahanyangterutangpajak=Rp25.000.000,00 PajakKeluaran=Rp2.500.000,00b. penyerahanyangtidakterutangPajakPertambahanNilai=Rp5.000.000,00 PajakKeluaran=nihil

c. penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai =Rp5.000.000,00 PajakKeluaran=nihil

PajakMasukanyangdibayaratasperolehan:a. BarangKenaPajakdan JasaKenaPajakyangberkaitandenganpenyerahanyangterutangpajak=Rp1.500.000,00

b. BarangKenaPajakdan JasaKenaPajakyangberkaitandenganpenyerahanyangtidakdikenaiPajakPertambahanNilai=Rp300.000,00

c. BarangKenaPajakdan JasaKenaPajakyangberkaitandenganpenyerahanyangdibebaskandaripengenaanPajakPertambahanNilai=Rp500.000,00

Menurut ketentuan ini, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan denganPajakKeluaransebesarRp2.500.000,00hanyasebesarRp1.500.000,00.

Ayat(6)Dalam hal PajakMasukan untuk penyerahan yang terutang pajak tidakdapatdiketahuidenganpasti,carapengkreditanPajakMasukandihitungberdasarkanpedomanyangdiaturdenganPeraturanMenteriKeuangan,yangdimaksudkanuntukmemberikankemudahandankepastiankepadaPengusahaKenaPajak.

Contoh:PengusahaKenaPajakmelakukan2(dua)macampenyerahan,yaitu:a. penyerahanyangterutangpajak=Rp35.000.000,00 PajakKeluaran=Rp3.500.000,00b. penyerahanyangtidakterutangpajak=Rp15.000.000,00 PajakKeluaran=nihil

PajakMasukanyangdibayaratasperolehanBarangKenaPajakdanJasaKena Pajak yang berkaitan dengan keseluruhan penyerahan sebesarRp2.500.000,00, sedangkan Pajak Masukan yang berkaitan denganpenyerahan yang terutang pajak tidak dapat diketahui dengan pasti.

Page 53: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Menurut ketentuan ini, Pajak Masukan sebesar Rp2.500.000,00 tidakseluruhnya dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran sebesarRp3.500.000,00.

Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dihitung berdasarkanpedomanyangdiaturdenganPeraturanMenteriKeuangan.

Ayat(6a)Cukupjelas.

Ayat(6b)Dihapus.

Ayat(6c)Cukupjelas.

Ayat(6d)Cukupjelas.

Ayat(6e)Cukupjelas.

Ayat(6f)Cukupjelas.

Ayat(6g)Cukupjelas.

Ayat(7)DalamrangkamenyederhanakanpenghitunganPajakPertambahanNilaiyang harus disetor, Pengusaha Kena Pajak yang peredaran usahanyadalam 1 (satu) tahun tidakmelebihi jumlah tertentu dapatmenghitungbesarnya PajakMasukan yang dapat dikreditkan denganmenggunakanpedomanpenghitunganpengkreditanPajakMasukan.

Ayat(7a)Dalam rangka memberikan kemudahan dalam menghitung PajakPertambahan Nilai yang harus disetor, Pengusaha Kena Pajak yangmelakukankegiatanusahatertentumenghitungbesarnyaPajakMasukanyang dapat dikreditkan dengan menggunakan pedoman penghitunganpengkreditanPajakMasukan.

Ayat(7b)Cukupjelas.

Ayat(8)PajakMasukanpadadasarnyadapatdikreditkandenganPajakKeluaran.Akan tetapi, untuk pengeluaran yang dimaksud dalam ayat ini, PajakMasukannyatidakdapatdikreditkan.Hurufa

Dihapus.Hurufb

Yangdimaksuddenganpengeluaranyanglangsungberhubungandengan kegiatan usaha adalah pengeluaran untuk kegiatanproduksi,distribusi,pemasaran,danmanajemen.

Ketentuan ini berlaku untuk semua bidang usaha. Agar dapatdikreditkan, Pajak Masukan juga harusmemenuhi syarat bahwapengeluarantersebutberkaitandenganadanyapenyerahanyangterutangPajakPertambahanNilai.Olehkarenaitu,meskipunsuatupengeluarantelahmemenuhisyaratadanyahubungan langsungdengan kegiatan usaha, masih dimungkinkan Pajak Masukantersebut tidak dapat dikreditkan, yaitu apabila pengeluarandimaksudtidakadakaitannyadenganpenyerahanyangterutangPajakPertambahanNilai.

HurufcCukupjelas.

HurufdDihapus.

Page 54: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

HurufeDihapus.

HuruffCukupjelas.

HurufgCukupjelas.

HurufhDihapus.

HurufiDihapus.

HurufjDihapus.

Ayat(9)Cukupjelas.

Ayat(9a)Cukupjelas.

Ayat(9b)Cukupjelas.

Ayat(9c)Cukupjelas.

Ayat(10)Dihapus.

Ayat(11)Dihapus.

Ayat(12)Dihapus.

Ayat(13)Cukupjelas.

Ayat(14)Cukupjelas.

Angka4Pasal13

Ayat(1)Dalamhal terjadipenyerahanBarangKenaPajakdan/ataupenyerahanJasaKenaPajak,PengusahaKenaPajakyangmenyerahkanBarangKenaPajakdan/ataumenyerahkanJasaKenaPajakituwajibmemungutPajakPertambahanNilaiyangterutangdanmemberikanFakturPajaksebagaibuktipungutanpajak.FakturPajaktidakperludibuatsecarakhususatauberbeda dengan faktur penjualan. Faktur Pajak dapat berupa fakturpenjualanataudokumen tertentuyangditetapkansebagaiFakturPajakolehDirekturJenderalPajak.

Berdasarkan ketentuan ini, atas setiap penyerahan Barang Kena Pajakberupaaktivayangmenurut tujuansemula tidakuntukdiperjualbelikansebagaimanadimaksuddalamPasal16DwajibdibuatkanFakturPajak.

Ayat(1a)Pada prinsipnya Faktur Pajak harus dibuat pada saat penyerahan ataupada saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadisebelumpenyerahan.DalamhaltertentudimungkinkansaatpembuatanFakturPajaktidaksamadengansaat-saat tersebut,misalnyadalamhalterjadi penyerahanBarangKenaPajakdan/ataupenyerahan JasaKenaPajak kepada instansi pemerintah. Oleh karena itu, Menteri Keuanganberwenang untuk mengatur saat lain sebagai saat pembuatan FakturPajak.

Ayat(2)Dikecualikandariketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1),untukmeringankan beban administrasi, kepada Pengusaha Kena Pajakdiperkenankanuntukmembuat1(satu)FakturPajakyangmeliputisemua

Page 55: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

penyerahanBarangKenaPajakataupenyerahan JasaKenaPajakyangterjadiselama1(satu)bulankalenderkepadapembeliBarangKenaPajakyang sama atau penerima Jasa Kena Pajak yang sama, yang disebutFakturPajakgabungan.

Ayat(2a)Untuk meringankan beban administrasi, Pengusaha Kena PajakdiperkenankanmembuatFakturPajakgabunganpalinglamapadaakhirbulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa KenaPajak meskipun di dalam bulan penyerahan telah terjadi pembayaranbaiksebagianmaupunseluruhnya.

Contoh1:DalamhalPengusahaKenaPajakAmelakukanpenyerahanBarangKenaPajakkepadapengusahaBpadatanggal1,5,10,11,12,20,25,28,dan31Juli2021, tetapisampaidengantanggal31 Juli2021samasekalibelumada pembayaran atas penyerahan tersebut, Pengusaha Kena Pajak Adiperkenankanmembuat 1 (satu) Faktur Pajak gabungan yangmeliputiseluruh penyerahan yang dilakukan pada bulan Juli 2021, yaitu palinglamatanggal31Juli2021.

Contoh2:Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena PajakkepadapengusahaBpadatanggal2,7,9,10,12,20,26,28,29,dan30September2021.Padatanggal28September2021terdapatpembayaranoleh pengusaha B atas penyerahan pada tanggal 2 September 2021.Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A membuat Faktur Pajak gabungan,Faktur Pajak gabungan dibuat pada tanggal 30 September 2021 yangmeliputiseluruhpenyerahanyangterjadipadabulanSeptember2021.

Contoh3:Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena PajakkepadapengusahaBpadatanggal2,7,8,10,12,20,26,28,29,dan30September2021.Padatanggal28September2021terdapatpembayaranataspenyerahantanggal2September2021danpembayaranuangmukauntuk penyerahan yang akan dilakukan pada bulan Oktober 2021 olehpengusahaB.DalamhalPengusahaKenaPajakAmembuatFakturPajakgabungan, Faktur Pajak gabungan dibuat pada tanggal 30 September2021 yang meliputi seluruh penyerahan dan pembayaran uang mukayangdilakukanpadabulanSeptember2021.

Ayat(3)Dihapus.

Ayat(4)Dihapus.

Ayat(5)Faktur Pajak merupakan bukti pungutan pajak dan dapat digunakansebagaisaranauntukmengkreditkanPajakMasukan.FakturPajakharusdiisi secara benar, lengkap, dan jelas serta ditandatangani oleh pihakyang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk menandatanganinya.Namun,keteranganmengenaiPajakPenjualanatasBarangMewahhanyadiisi apabila atas penyerahan Barang Kena Pajak terutang PajakPenjualanatasBarangMewah.FakturPajakyangtidakdiisisesuaidenganketentuandalamayat inimengakibatkanPajakPertambahanNilaiyangtercantumdidalamnyatidakdapatdikreditkansesuaidenganketentuandalamPasal9ayat(8)huruff.

Ayat(5a)Cukupjelas.

Ayat(6)Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),

Page 56: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Direktur Jenderal Pajak dapat menentukan dokumen yang biasadigunakandalamduniausahayangkedudukannyadipersamakandenganFakturPajak.

Ketentuaninidiperlukan,antaralain,karena:a. faktur penjualan yang digunakan oleh pengusaha telah dikenal olehmasyarakatluas,sepertikuitansipembayarantelepondantiketpesawatudara;

b. untukadanyabuktipungutanpajakharusadaFakturPajak,sedangkanpihakyangseharusnya membuat Faktur Pajak, yaitu pihak yang menyerahkan Barang KenaPajak atau Jasa Kena Pajak, berada di luar Daerah Pabean,misalnya, dalam halpemanfaatanJasaKenaPajakdariluarDaerahPabean,SuratSetoranPajakdapatditetapkansebagaiFakturPajak;dan

c. terdapatdokumentertentuyangdigunakandalamhal imporataueksporBarangKenaPajakBerwujud.

Ayat(7)Dihapus.

Ayat(8)FakturPajakyangdibetulkanadalah,antaralain,FakturPajakyangsalahdalampengisianatausalahdalampenulisan.Termasukdalampengertiansalah dalam pengisian atau salah dalam penulisan adalah antara lain,adanya penyesuaian Harga Jual akibat berkurangnya kuantitas ataukualitasBarangKenaPajakyangwajarterjadipadasaatpengiriman.

Ayat(9)Faktur Pajakmemenuhi persyaratan formal apabila diisi secara benar,lengkap, dan jelas sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksudpadaayat (5) ataupersyaratan yangdiatur dengan PeraturanDirekturJenderalPajaksebagaimanadimaksudpadaayat(6).

Faktur Pajakataudokumen tertentuyangkedudukannyadipersamakandengan Faktur Pajak memenuhi persyaratan material apabila berisiketeranganyangsebenarnyaatausesungguhnyamengenaipenyerahanBarangKenaPajakdan/ataupenyerahanJasaKenaPajak,eksporBarangKenaPajakBerwujud,eksporBarangKenaPajakTidakBerwujud,eksporJasaKenaPajak,imporBarangKenaPajak,ataupemanfaatanJasaKenaPajak dan pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luarDaerahPabeandidalamDaerahPabean.

Dengan demikian, walaupun Faktur Pajak atau dokumen tertentu yangkedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak sudah memenuhiketentuanformaldansudahdibayarPajakPertambahanNilainya,apabilaketeranganyang tercantumdalamFaktur Pajakataudokumen tertentuyang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak tidak sesuaidengankenyataanyangsebenarnyamengenaipenyerahanBarangKenaPajakdan/ataupenyerahan JasaKenaPajak,eksporBarangKenaPajakBerwujud,eksporBarangKenaPajakTidakBerwujud,ekspor JasaKenaPajak,imporBarangKenaPajak,ataupemanfaatanJasaKenaPajakdanpemanfaatanBarangKenaPajakTidakBerwujuddariluarDaerahPabeandi dalam Daerah Pabean, Faktur Pajak atau dokumen tertentu yangkedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak tersebut tidakmemenuhisyaratmaterial.

Pasal113Angka1

Pasal8Ayat(1)

TerhadapkekeliruandalampengisianSuratPemberitahuanyangdibuatolehWajibPajak,WajibPajakmasihberhakuntukmelakukanpembetulanataskemauansendiri,dengansyaratDirekturJenderalPajakbelummulai

Page 57: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

melakukan tindakan pemeriksaan. Yang dimaksud dengan "mulaimelakukan tindakan pemeriksaan" adalah pada saat SuratPemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan kepada Wajib Pajak,wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dariWajibPajak.

Ayat(1a)Yang dimaksud dengan daluwarsa penetapan adalah jangka waktu 5(lima)tahunsetelahsaatterutangnyapajakatauberakhirnyaMasaPajak,bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, sebagaimana dimaksud dalamPasal13ayat(1).

Ayat(2)Cukupjelas.

Ayat(2a)Cukupjelas.

Ayat(2b).Cukupjelas.

Ayat(3)Cukupjelas.

Ayat(3a)Cukupjelas.

Ayat(4)Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan tetapibelummenerbitkansuratketetapanpajak,kepadaWajibPajakbaikyangtelah maupun yang belum membetulkan Surat Pemberitahuan masihdiberikan kesempatan untukmengungkapkan ketidakbenaran pengisianSuratPemberitahuanyangtelahdisampaikan,yangdapatberupaSuratPemberitahuan Tahunan atau Surat Pemberitahuan Masa untuk tahunataumasayangdiperiksa.PengungkapanketidakbenaranpengisianSuratPemberitahuan tersebut dilakukan dalam laporan tersendiri dan harusmencerminkan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat diketahuijumlahpajakyangsesungguhnyaterutang.Namun,untukmembuktikankebenaran laporan Wajib Pajak tersebut, proses pemeriksaan tetapdilanjutkansampaiselesai.

Ayat(5)Cukupjelas.

Ayat(5a)Cukupjelas.

Ayat(6)Sehubungan dengan diterbitkannya surat ketetapan pajak, SuratKeputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,atau Putusan Peninjauan Kembali atas suatu Tahun Pajak yangmengakibatkan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi fiskal yang telahdikompensasikandalamSuratPemberitahuanTahunantahunberikutnyaatau tahun-tahun berikutnya, akan dilakukan penyesuaian rugi fiskalsesuaidengansuratketetapanpajak,SuratKeputusanKeberatan,SuratKeputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan PeninjauanKembalidalampenghitunganPajakPenghasilantahun-tahunberikutnya,pembatasan jangka waktu 3 (tiga) bulan tersebut dimaksudkan untuktertibadministrasitanpamenghilangkanhakWajibPajakataskompensasikerugian.

DalamhalWajibPajakmembetulkanSuratPemberitahuan lewat jangkawaktu 3 (tiga) bulan atau Wajib Pajak tidak mengajukan pembetulansebagaiakibatadanyasuratketetapanpajak,SuratKeputusanKeberatan,SuratKeputusanPembetulan,PutusanBanding,atauPutusanPeninjauanKembali Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajaksebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugifiskalyangtelahdikompensasikandalamSuratPemberitahuanTahunan

Page 58: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Pajak Penghasilan, Direktur Jenderal Pajak akan memperhitungkannyadalammenetapkankewajibanperpajakanWajibPajak.

Untukjelasnyadiberikancontohsebagaiberikut:

Contoh1:PT. Amenyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilantahun2021yangmenyatakan:

PenghasilanNetosebesar Rp 200.000.000,00 Kompensasi kerugian berdasarkan Surat PemberitahuanTahunanPajakPenghasilantahun2020sebesar

Rp 150.000.000,00 (-)

PenghasilanKenaPajaksebesar Rp 50.000.000,00

Terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun2020dilakukanpemeriksaan,danpadatanggal6Januari2023diterbitkansurat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesarRp70.000.000,00.

BerdasarkansuratketetapanpajaktersebutDirekturJenderalPajakakanmengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak tahun 2021 menjadisebagaiberikut:

PenghasilanNeto Rp 200.000.000,00 Rugimenurutketetapanpajaktahun2020 Rp 70.000.000,00 (-)PenghasilanKenaPajak Rp 130.000.000,00

DengandemikianPenghasilanKenaPajakdariSuratPemberitahuanyangsemulaRp50.000.000,00(Rp200.000.000,00-Rp150.000.000,00)setelahpembetulan menjadi Rp130.000.000,00 (Rp200.000.000,00 -Rp70.000.000,00)

Contoh2:PT. Bmenyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilantahun2021yangmenyatakan:

PenghasilanNetosebesar Rp 300.000.000,00 Kompensasi kerugian berdasarkan Surat PemberitahuanTahunanPajakPenghasilanTahun2020sebesar

Rp 200.000.000,00 (-)

PenghasilanKenaPajaksebesar Rp 100.000.000,00

Terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun2020dilakukanpemeriksaandanpadatanggal6Januari2023diterbitkansurat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesarRp250.000.000,00.

BerdasarkansuratketetapanpajaktersebutDirekturJenderalPajakakanmengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak tahun 2021 menjadisebagaiberikut:

PenghasilanNeto Rp 300.000.000,00 Rugimenurutketetapanpajaktahun2020 Rp 250.000.000,00 (-)PenghasilanKenaPajak Rp 50.000.000,00

DengandemikianPenghasilanKenaPajakdariSuratPemberitahuanyangsemulaRp100.000.000,00(Rp300.000.000,00-Rp200.000.000,00)setelahpembetulan menjadi Rp50.000.000,00 (Rp300.000.000,00 -Rp250.000.000,00).

Angka2

Page 59: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Pasal9Ayat(1)

Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuksuatu saat atau Masa Pajak ditetapkan oleh Menteri Keuangan denganbatas waktu tidak melampaui 15 (lima belas) hari setelah saatterutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak. Keterlambatan dalampembayaran dan penyetoran tersebut berakibat dikenai sanksiadministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan.

Ayat(2)Cukupjelas.

Ayat(2a)Cukupjelas.

Ayat(2b)Cukupjelas.

Ayat(2c)Cukupjelas.

Ayat(3)Cukupjelas.

Ayat(3a)Cukupjelas.

Ayat(4)Cukupjelas.

Angka3Pasal11

Ayat(1)Jika setelah diadakan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnyaterutang dengan jumlah kredit pajak menunjukkan jumlah selisih lebih(jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang)atautelahdilakukanpembayaranpajakyangseharusnyatidakterutang,WajibPajakberhakuntukmemintakembalikelebihanpembayaranpajak,dengancatatanWajibPajaktersebuttidakmempunyaiutangpajak.

Dalam hal Wajib Pajak masih mempunyai utang pajak yang meliputisemua jenis pajak baik di pusatmaupun cabang-cabangnya, kelebihanpembayaran tersebut harus diperhitungkan lebih dahulu dengan utangpajak tersebut dan jikamasih terdapat sisa lebih, dikembalikan kepadaWajibPajak.

Ayat(1a)Cukupjelas.

Ayat(2)Untuk menjamin kepastian hukum bagi Wajib Pajak dan ketertibanadministrasi, batas waktu pengembalian kelebihan pembayaran pajakditetapkanpalinglama1(satu)bulan:a. untukSuratKetetapanPajakLebihBayarsebagaimanadimaksuddalamPasal17ayat (1), dihitung sejak tanggal diterimanya permohonan tertulis tentangpengembaliankelebihanpembayaranpajak;

b. untukSuratKetetapanPajakLebihBayarsebagaimanadimaksuddalamPasal17ayat(2)danPasal17B,dihitungsejaktanggalpenerbitan;

c. untukSuratKeputusanPengembalianPendahuluanKelebihanPajaksebagaimanadimaksuddalamPasal17CdanPasal17D,dihitungsejaktanggalpenerbitan;

d. untukSuratKeputusanKeberatan,SuratKeputusanPembetulan,SuratKeputusanPengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan SanksiAdministrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat KeputusanPembatalan Ketetapan Pajak, atau Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga,dihitungsejaktanggalpenerbitan;

Page 60: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

e. untuk Putusan Banding dihitung sejak diterimanya Putusan Banding oleh KantorDirektorat Jenderal Pajak yang berwenang melaksanakan putusan pengadilan;atau

f. untukPutusanPeninjauanKembalidihitungsejakditerimanyaPutusanPeninjauanKembali oleh Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang berwenang melaksanakanputusanpengadilan,

sampaidengansaatditerbitkanSuratKeputusanPengembalianKelebihanPembayaranPajak.

Ayat(3)Cukupjelas.

Ayat(3a)Cukupjelas.

Ayat(4)Cukupjelas.

Angka4Pasal13

Ayat(1)Cukupjelas.

Ayat(2)Cukupjelas.

Ayat(2a)Cukupjelas.

Ayat(2b)Cukupjelas.

Ayat(3)Ayatinimengatursanksiadministrasidarisuatuketetapanpajakkarenamelanggarkewajibanperpajakansebagaimanadimaksudpadaayat (1)huruf b, huruf c, dan huruf d. Sanksi administrasi berupa kenaikanmerupakan suatu jumlah proporsional yang harus ditambahkan padapokokpajakyangkurangdibayar.

Besarnya sanksi administrasi berupa kenaikan berbeda-beda menurutjenis pajaknya, yaitu untuk jenis Pajak Penghasilan yang dibayar olehWajibPajaksanksiadministrasiberupakenaikansebesar50%(limapuluhpersen), untuk jenis Pajak Penghasilan yang dipotong oleh orang ataubadan lain sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratuspersen), sedangkan untuk jenis Pajak Pertambahan Nilai dan PajakPenjualan Atas Barang Mewah sanksi administrasi berupa kenaikansebesar100%(seratuspersen).

Ayat(3a)Cukupjelas.

Ayat(4)Cukupjelas.

Ayat(5)Dihapus.

Ayat(6)Cukupjelas.

Angka5Pasal13A

Dihapus.Angka6

Pasal14Ayat(1)

Cukupjelas.Ayat(2)

Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini disamakan kekuatan hukumnyadengan surat ketetapanpajak sehinggadalamhal penagihannyadapat

Page 61: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

jugadilakukandenganSuratPaksa.Ayat(3)

Cukupjelas.Ayat(4)

Cukupjelas.Ayat(5)

Dihapus.Ayat(5a)

Cukupjelas.Ayat(5b)

Cukupjelas.Ayat(5c)

Cukupjelas.Ayat(6)

Cukupjelas.Angka7

Pasal15Ayat(1)

UntukmenampungkemungkinanterjadinyasuatuSuratKetetapanPajakKurang Bayar yang ternyata telah ditetapkan lebih rendah atau pajakyangterutangdalamsuatuSuratKetetapanPajakNihilditetapkan lebihrendahatautelahdilakukanpengembalianpajakyangtidakseharusnyasebagaimanatelahditetapkandalamSuratKetetapanPajakLebihBayar,Direktur Jenderal Pajak berwenang untukmenerbitkan Surat KetetapanPajakKurangBayarTambahandalamjangkawaktu5(lima)tahunsetelahsaatterutangnyapajakatauberakhirnyaMasaPajak,bagianTahunPajakatauTahunPajak.

SuratKetetapanPajakKurangBayarTambahanmerupakankoreksiatassuratketetapanpajaksebelumnya.SuratKetetapanPajakKurangBayarTambahan baru diterbitkan apabila sudah pernah diterbitkan suratketetapan pajak. Pada prinsipnya untuk menerbitkan Surat KetetapanPajak Kurang Bayar Tambahan perlu dilakukan pemeriksaan. Jika suratketetapanpajaksebelumnyaditerbitkanberdasarkanpemeriksaan,perludilakukan pemeriksaan ulang sebelum menerbitkan Surat KetetapanPajak Kurang Bayar Tambahan. Dalam hal surat ketetapan pajaksebelumnya diterbitkan berdasarkan keterangan lain sebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat(1)hurufa,SuratKetetapanPajakKurangBayarTambahanjugaharusditerbitkanberdasarkanpemeriksaan,tetapibukanpemeriksaanulang.

Dengandemikian,SuratKetetapanPajakKurangBayarTambahantidakakan mungkin diterbitkan sebelum didahului dengan penerbitan suratketetapan pajak. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarTambahan dilakukan dengan syarat adanya data baru termasuk datayang semula belum terungkap yangmenyebabkan penambahan pajakyangterutangdalamsuratketetapanpajaksebelumnya.Sejalandenganitu,setelahSuratKetetapanPajakLebihBayarditerbitkansebagaiakibattelah lewat waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalamPasal 17B, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan diterbitkanhanyadalamhalditemukandatabarutermasukdatayangsemulabelumterungkap.DalamhalmasihditemukanlagidatabarutermasukdatayangsemulabelumterungkappadasaatditerbitkannyaSuratKetetapanPajakKurangBayarTambahan,dan/ataudatabarutermasukdatayangsemulabelumterungkapyangdiketahuikemudianolehDirektur JenderalPajak,SuratKetetapanPajakKurangBayarTambahanmasihdapatditerbitkanlagi.

Page 62: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Yang dimaksud dengan "data baru" adalah data atau keteranganmengenai segala sesuatu yang diperlukan untukmenghitung besarnyajumlahpajakyang terutangyangolehWajibPajakbelumdiberitahukanpada waktu penetapan semula, baik dalam Surat Pemberitahuan danlampiran-lampirannya maupun dalam pembukuan perusahaan yangdiserahkanpadawaktupemeriksaan.

Selain itu, yang termasuk dalam data baru adalah data yang semulabelumterungkap,yaitudatayang:a. tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan besertalampirannya(termasuklaporankeuangan);dan/atau

b. pada waktu pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidakmengungkapkan data dan/atau memberikan keterangan lain secara benar,lengkap, dan terinci sehingga tidak memungkinkan fiskus dapat menerapkanketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan benar dalammenghitungjumlahpajakyangterutang.

Walaupun Wajib Pajak telah memberitahukan data dalam SuratPemberitahuanataumengungkapkannyapadawaktupemeriksaan,tetapiapabila memberitahukannya atau mengungkapkannya dengan carasedemikian rupa sehingga membuat fiskus tidak mungkin menghitungbesarnya jumlah pajak yang terutang secara benar sehingga jumlahpajak yang terutang ditetapkan kurang dari yang seharusnya, haltersebuttermasukdalampengertiandatayangsemulabelumterungkap.

Contoh:1. Dalam Surat Pemberitahuan dan/atau laporan keuangan tertulis adanya biayaiklan Rp10.000.000,00, sedangkan sesungguhnya biaya tersebut terdiri atasRp5.000.000,00 biaya iklan di media massa dan Rp5.000.000,00 sisanya adalahsumbanganatauhadiahyangtidakbolehdibebankansebagaibiaya.ApabilapadasaatpenetapansemulaWajibPajaktidakmengungkapkanperinciantersebut sehingga fiskus tidak melakukan koreksi atas pengeluaran berupasumbanganatauhadiahsehinggapajakyangterutangtidakdapatdihitungsecarabenar, data mengenai pengeluaran berupa sumbangan atau hadiah tersebuttergolongdatayangsemulabelumterungkap.

2. Dalam Surat Pemberitahuan dan/atau laporan keuangan disebutkanpengelompokan harta tetap yang disusutkan tanpa disertai dengan perincianhartapadasetiapkelompokyangdimaksud,demikianpulapadasaatpemeriksaanuntuk penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan perincian tersebutsehingga fiskus tidak dapat meneliti kebenaran pengelompokan dimaksud,misalnyahartayangseharusnyatermasukdalamkelompokhartaberwujudbukanbangunan kelompok 3, tetapi dikelompokkan ke dalam kelompok 2. Akibatnya,atas kesalahan pengelompokan harta tersebut tidak dilakukan koreksi, sehinggapajak yang terutang tidak dapat dihitung secara benar. Apabila setelah itudiketahui adanya data yang menyatakan bahwa pengelompokan harta tersebuttidakbenar,makadatatersebuttermasukdatayangsemulabelumterungkap.

3. Pengusaha Kena Pajak melakukan pembelian sejumlah barang dari PengusahaKenaPajak laindanataspembelian tersebutolehPengusahaKenaPajakpenjualditerbitkan faktur pajak. Barang-barang tersebut sebagian digunakan untukkegiatanyangmempunyaihubunganlangsungdengankegiatanusahanya,sepertipengeluaranuntukkegiatanproduksi,distribusi,pemasaran,danmanajemen,dansebagian lainnya tidak mempunyai hubungan langsung. Seluruh faktur pajaktersebutdikreditkansebagaiPajakMasukanolehPengusahaKenaPajakpembeli.

Apabila pada saat penetapan semula Pengusaha Kena Pajak tidakmengungkapkan rincian penggunaan barang tersebut dengan benarsehingga tidak dilakukan koreksi atas pengkreditan Pajak Masukantersebut oleh fiskus, sebagai akibatnya Pajak Pertambahan Nilai yang

Page 63: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

terutangtidakdapatdihitungsecarabenar.Apabilasetelahitudiketahuiadanya data atau keterangan tentang kesalahan mengkreditkan PajakMasukan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatanusaha dimaksud, data atau keterangan tersebutmerupakan data yangsemulabelumterungkap.

Ayat(2)Dalam hal setelah diterbitkan surat ketetapan pajak ternyata masihditemukandatabarutermasukdatayangsemulabelumterungkapyangbelumdiperhitungkansebagaidasarpenetapantersebut,ataspajakyangkurang dibayar ditagih dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarTambahan ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar100%(seratuspersen)daripajakyangkurangdibayar.

Ayat(3)Cukupjelas.

Ayat(4)Dihapus.

Ayat(5)Cukupjelas.

Angka8Pasal17B

Ayat(1)Yang dimaksud dengan "surat permohonan telah diterima secaralengkap" adalah Surat Pemberitahuan yang telah diisi lengkapsebagaimanadimaksuddalamPasal3.

Surat ketetapan pajak yang diterbitkan berdasarkan hasil pemeriksaanatas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapatberupaSuratKetetapanPajakKurangBayaratauSuratKetetapanPajakNihilatauSuratKetetapanPajakLebihBayar.

Ayat(1a)Yangdimaksuddengan"sedangdilakukanpemeriksaanbuktipermulaan"adalahdimulaisejaksuratpemberitahuanpemeriksaanbuktipermulaandisampaikan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa, pegawai, atau anggotakeluargayangtelahdewasadariWajibPajak.

Ayat(2)Batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untukmemberikan kepastian hukum terhadap permohonan Wajib Pajak atauPengusahaKenaPajaksehinggabilabataswaktutersebutdilampauidanDirekturJenderalPajaktidakmemberikansuatukeputusan,permohonantersebut dianggap dikabulkan. Selain itu, batas waktu tersebutdimaksudkanpulauntukkepentingantertibadministrasiperpajakan.

Ayat(3)Cukupjelas.

Ayat(4)Cukupjelas.

Ayat(5)Cukupjelas.

Ayat(6)Cukupjelas.

Ayat(7)Cukupjelas.

Angka9Pasal19

Cukupjelas.Angka10

Pasal27ADihapus.

Angka11

Page 64: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Pasal27BCukupjelas.

Angka12Pasal38

Cukupjelas.Angka13

Pasal44BAyat(1)

Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan MenteriKeuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidanaperpajakan sepanjang perkara pidana tersebut belum dilimpahkan kepengadilan.

Ayat(2)Cukupjelas.

Ayat(3)Cukupjelas.

Pasal114Angka1

Pasal141Cukupjelas.

Angka2Pasal144

Dihapus.Angka3

BABVIIACukupjelas.

Angka4Pasal156A

Cukupjelas.Pasal156B

Cukupjelas.Angka5

Pasal157Ayat(1)

Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah kepada Menteri Keuangandimaksudkan dalam rangka mempermudah dan mempercepat proseskoordinasi.

Ayat(2)Cukupjelas.

Ayat(3)Dihapus.

Ayat(4)Dihapus.

Ayat(5)Cukupjelas.

Ayat(5a)Cukupjelas.

Ayat(6)Cukupjelas.

Ayat(7)Dihapus.

Ayat(8)Cukupjelas.

Ayat(9)Cukupjelas.

Ayat(10)

Page 65: :UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA

Cukupjelas.Angka6

Pasal158Cukupjelas.

Angka7Pasal159

Cukupjelas.Angka8

Pasal159ACukupjelas.

TAMBAHANLEMBARANNEGARAREPUBLIKINDONESIANOMOR6573