ulkus kornea laporan kasus
TRANSCRIPT
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 1/18
BAB I
PENDAHULUAN
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif
disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai stroma.
Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan kebutaan yang membutuhkan
penatalaksanaan secara langsung. 1,2
Data Badan Kesehatan Dunia (!"# 2$11 menyebutkan saat ini terdapat 2%& juta orang
menderita gangguan penglihatan, ' juta diantaranya mengalami kebutaan. Di )ndonesia gangguan
penglihatan dan kebutaan masih menjadi masalah keseha tan. *ur+ey Kesehatan )ndera t ahun 1'
1- menunjukkan penduduk )ndonesia mengalami kebutaan disebabkan oleh kelainan kornea adalah
sebesar $,1$, urutan kelima setelah katarak, glaucoma, kelainan refraksi dan gangguan retina.'
Kelainan kornea yang dimaksud, termasuk ulkus kornea. di )ndonesia insidensi ulkus kornea
tahun 1' adalah &,' per 1$$.$$$ penduduk, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara
lain terjadi karena trauma, infeksi, pemakaian lensa kontak, dan kadang/kadang tidak diketahui
penyebabnya.'
. Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi berupa descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan
kebutaan. Kekeruhan kornea ini terutama disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa bakteri,
jamur, dan +irus dan bila terlambat didiagnosis atau diterapi secara tidak tepat akan mengakibatkan
kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut yang luas yang akhirnya mengarah pada kebutaan
fungsional. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis
penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai. 1,2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
0ama n. 3
Umur '1 tahun
4enis Kelamin 5aki/ laki
3endidikan *D
6gama )slam
3ekerjaan 3etani
*tatus 7enikah
6lamat *elincah
2.2 ANAMNESIS (Autoanamnesis)
2.2.1 Keluhan Utama
7ata merah dan bercak keputihan pada tengah mata kanan yang terasa nyeri sejak 8 19 hari
*7:*.
2.2.2 :i;ayat 3enyakit *ekarang
8 1& hari *7:*, os mengeluh mata kanan terasa sakit dan tampak memerah setelah terkena
serpihan kayu. "s hanya mengusap matanya dengan air sambil sekali/sekali mengucek matanya.
8 19 hari *7:*, saat bagun tidur, mata kanan os masih terasa sakit, mata merah (<#,
terasa mengganjal (<#, silau jika terkena cahaya (<#, berair (<#, dan tampak bintik putih di mata kanan
dan penglihatan kabur. "s berobat ke bidan dan diberikan obat salap mata (os tidak ingat nama
obatnya#. Disamping itu os juga mengobati sendiri dengan meneteskan air saringan kunyit ke matakanan "s. 0amun, keluhan tetap tidak berkurang dan os memutuskan berobat ke puskesmas daerah
setempat. Dokter menyarankan os untuk berobat ke :umah *akit, namun os tidak langsung mengikuti
saran dokter tersebut. "s hanya melanjutkan pengobatan dengan salap mata dan air saringan kunyit.
1 hari *7:* (1' hari kemudian# keluhan pada mata kanan os semakin terasa berat, mata
merah, terasa mengganjal, kelopak bengkak, penglihatan semakin kabur, silau, berair, terasa sakit dan
tampak bercak keputihan di mata kanan. "s akhirnya memutuskan untuk berobat ke :umah *akit
7attaher 4ambi.
2.2.' :i;ayat 3enyakit Dahulu
‐ :i;ayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal
‐ :i;ayat penyakit mata sebelumnya disangkal
‐ :i;ayat operasi mata disangkal
2.2.9 :i;ayat 3enyakit Dalam Keluarga
/ :i;ayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal.
1
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 2/18
2.2.& :i;ayat gi=i baik
/ )7 > &$ kg?2,2& > 22,22, gi=i baik
2. PEMERIKSAAN !ISIK
2..1 Status "ene#a$is
Kesadaran @ompos mentis
ekanan darah 1 9$?$ mm!g
0adi 2 A?menit
:espiratory rate 22 A?menit
*uhu ',1 @
2..2 Pen%a&it Sistemi&
rac. :espiratorius idak ada keluhan
rac. Digesti+us idak ada keluhan
Kardio+askuler idak ada keluhan
Cndokrin idak ada keluhan
0eurologi idak ada keluhan! idak ada keluhan
Kulit idak ada keluhan
2.' Status Ota$mo$oi&us
OD OS
isus Dasar 1?-$ -?-
)" Digital
)" *chiot=
0
idak dilakukan
0
idak dilakukan
Kedudukan bola mata "rtoforia "rtoforia
3ergerakan bola mata
Duksi baik
ersi ba ik
Duksi baik
ersi ba ik
es Konfrontasi *ama dengan pemeriksa *ama dengan pemeriksa
Peme#i&saan E&ste#na$
OD OS
*upersilia Distribus merata, rontok (/# Distribus merata, rontok (/#
*ilia :ontok (/#, trikiasis (/#, distikiasis (/# :ontok (/#, trikiasis (/#, distikiasis (/#
3alpebra *uperior E*ema(+), -ie#emis(+), entropion
(/#, ekteropion
Cdema(/#, hiperemis(/#, entropion (/#,
ekteropion3alpebra)nferior E*ema(+), -ie#emis(+), entropion
(/#, ekteropion
Cdema(/#, hiperemis(/#, entropion (/#,
ekteropion
Konjungti+a tarsus Hie#emis (+), folikel (/#, papil (/#,
litiasis (/#, sikatrik (/#
!iperemis (/#, 3apil (/#, folikel
(/#,litiasis (/#, sikatrik (/#
Konjungti+a Bulbi In/e&si &on/unti0a (+), in/e&si
si$ia# (+),
ekimosis (/#, pinguekula (/#,
pterigium (/#
)njeksi konjungti+a (/#, injeksi siliar
(/#,
ekimosis (/#, pinguekula (/#,
pterigium (/#
Kornea U$&us (+) *i ine#ome*ia$, /um$a-
satu
4ernih
Bilik 7ata Depan *ulit dinilai *edang
)ris *ulit dinilai @oklat, Kripta iris jelas
3upil Mi*#iasis Bulat, sentral, regular,
E 2 mm, :efleks pupil (<#
5ensa *ulit dinilai 4ernih
Peme#i&saan S$it Lam
*upersilia Distribus merata, rontok (/# Distribus merata, rontok (/#
*ilia :ontok (/#, trikiasis (/#, distikiasis (/# :ontok (/#, trikiasis (/#, distikiasis (/#
3alpebra *uperior E*ema(+), -ie#emis(+), entropion
(/#, ekteropion
Cdema(/#, hiperemis(/#, entropion (/#,
ekteropion
3alpebra)nferior E*ema(+), -ie#emis(+), entropion
(/#, ekteropion
Cdema(/#, hiperemis(/#, entropion (/#,
ekteropion
Konjungti+a tarsus !iperemis (<#, folikel (/#, papil (/#,
litiasis (/#, sikatrik (/#
!iperemis (/#, 3apil (/#, folikel
(/#,litiasis (/#, sikatrik (/#
Konjungti+a Bulbi In/e&si &on/unti0a (+), In/e&si
si$ia# (+),
)njeksi konjungti+a (<#, injeksi siliar
(<#,
2
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 3/18
ekimosis (/#, pinguekula (/#,
pterigium (/#
ekimosis (/#, pinguekula (/#,
pterigium (/#
Kornea U$&us (+) *i ine#ome*ia$ $o&asi
a#asent#a$, entu& ti*a& te#atu#,
/um$a- satu, tei i#eu$a#, atas
teas, a#na uti- &e&uninan
4ernih
Bilik 7ata Depan Hioion (3) *edang
)ris *ulit dinilai @oklat
3upil Mi*#iasis Bulat, sentral, regular,
E 2 mm, :efleks pupil (<#
5ensa *ulit dinilai 4ernih
Peme#i&saan !un*us&oi
3apil
:eflek Fundus
askularisasi
*ulit dinilai Baik
(<#
Baik
1. DIA"NOSIS KER4A
Ulkus Kornea *entral "D ec. *usp Bakteri dan 4amur
1.' DIA"NOSIS BANDIN"
Ulkus Kornea *entral "D ec. irus
Ulkus Kornea *entral "D ec. 3arasit
1.5 AN4URAN PEMERIKSAAN
/ !apusan 5angsung?Kultur (3e;arnaan Gram, Giemsa, 3emeriksaan K"!#
/ es Fluoresen
/ es Fistel
/ es 3lacido
1.6 PENATALAKSANAAN
/ 6ntijamur )trakona=ol 2 A 2$$ mg 3"
5okal
/ 6ntibiotik
a. 7oAifloAacin $,& CD 9 A 1 tetes?hari "D
b. 0atamycin & CD 9A1 tetes?hari "D
c. Kloramfenicol =alf "D
/ *iklopegik *ulfas atropin 1 CD ' A 1 tetes?hari "D
1.7 PRO"NOSIS
Huo ad +itam dubia ad bonam
Huo ad fungtionam dubia ad malam
BAB III
TIN4AUAN PUSTAKA
.1 Anatomi *an !isio$oi Ko#nea
Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah
jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar pada
persambungan ini disebut sulkus skleraris. Kornea de;asa rata/rata mempunyai tebal $,&2 mm
di tengah, sekitar $,-& di tepi, dan diameternya sekitar 12,& mm dari anterior ke posterior,
kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda/beda lapisan epitel (yang bersambung dengan
epitel konjungti+a bulbaris#, lapisan Bo;man, stroma, membran Descement, dan lapisan
endotel. Batas antara sklera dan kornea disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa
cembung dengan kekuatan refraksi sebesar < 9' dioptri. Kalau kornea oedema karena suatu
sebab, maka kornea juga bertindak sebagai prisma yang dapat menguraikan sinar sehingga penderita akan melihat halo. 1,9
"ama# .1 Anatomi Ko#nea
Kornea terdiri dari & lapisan dari luar ke dalam
1. 5apisan epitel
/ ebalnya 9$ Im , terdiri atas & lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindihJ
satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.
'
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 4/18
/ 3ada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan menjadi lapis
sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan
sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya melalui desmosom dan makula
okludenJ ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan
barrier.
/ *el basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi
gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.
/ Cpitel berasal dari ektoderm permukaan.
2. 7embran Bo;man
/ 5apisan Bo;man adalah lapisan yang terkuat dan terbentuk dari lapisan fibril kolagen
yang tersusun secara random.
/ Ketebalan lapisan ini sekitar %/19 mikro meter. Bila terjadi luka yang mengenai bagian ini
maka akan digantikan dengan jaringan parut karena tidak memiliki daya regenerasi.
'. 4aringan *troma
/ erdiri atas lamela yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan yang
lainnya. 3ada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian perifer serat
kolagen ini bercabangJ terbentuknya kembali serat kolagen memakan ;aktu lama yang
kadang/kadang sampai 1& bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan
fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar
dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma. 4enis kolagen yang
dibentuk adalah tipe ), ))) dan ).
/ ransparansi kornea juga ditentukan dengan menjaga kandungan air di stroma sebesar
%.
9. 7embran Descement
/ 7erupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan
sel endotel dan merupakan membrane basalnya.
/ Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 9$ Im.
&. Cndotel
/ Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 2$/9$ µm. Cndotel
melekat pada membran descement melalui hemidosom dan =onula okluden.
/ *el endotel mempunyai fungsi transport aktif air dan ion yang menyebabkan stroma
menjadi relatif dehidrasi sehingga terut menjaga kejernihan kornea. 1,9
"ama# .2 Potonan Me$intan Ko#nea
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus,
saraf nasosiliar, saraf ke , saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma
kornea, menembus membran Bo;man melepaskan selubung *ch;annya. Bulbus Krause untuk
sensasi dingin ditemukan diantaranya. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus
terjadi dalam ;aktu ' bulan.1,9
*umber nutrisi kornea adalah pembuluh/pembuluh darah limbus, humour auous,
dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir.
ransparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, a+askularitasnya dandeturgensinya.1,9
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas cahaya
menuju retina. *ifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform, a+askuler dan
deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi relati+e jaringan kornea dipertahankan oleh
pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sa;ar epitel dan endotel. Cndotel lebih
penting daripada epitel da lam mekanisme dehidrasi dan cide ra kimia;i atau fisik pada endotel
jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel/sel endotel menyebabkan edema
kornea dan hilangnya sifat transparan. *ebaliknya cedera pada epitel hanya menyebabkan edema
lokal stroma kornea sesaat yang akan menghilang bila sel/sel epitel itu telah beregenerasi.
3enguapan air dari film air mata prakornea akan mengkibatkan film air mata akan menjadi
hipertonikJ proses itu dan penguapan langsung adalah faktor/faktor yang yang menarik air dari
stroma kornea superfisialis untuk mempertahankan keadaan dehidrasi.&
3enetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. *ubstansi larut lemak dapat melalui
epitel utuh, dan substansi larut air dapat melalui stroma yang utuh. Karenanya agar dapat melalui
kornea, obat harus larut lemak dan larut air sekaligus.&
9
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 5/18
Kornea merupakan suatu lensa cembung dengan kekuatan refraksu (bias# sebesar <9'
dipotri. Kalau korena mengalami sembab karena satu dan lain hal, maka kornea berubah sifat
menjadi seperti prisma yang dapat menguraikan cahaya sehingga penderita akan melihat halo. 9
2.2. Deinisi U$&us Ko#nea
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma. 1,2
2.. Etio$oi U$&us Ko#nea1,2,',6
a. Ine&si
)nfeksi Bakteri P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraxella
merupakan penyebab paling sering. !ampir semua ulkus berbentuk sentral. Gejala klinis
yang khas tidak dijumpai, hanya sekret yang keluar bersifat mukopurulen yang bersifat
khas menunjukkan infeksi P aeruginosa.
)nfeksi 4amur disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan
spesies mikosis fungoides. )nfeksi +irus
Ulkus kornea oleh +irus herpes simpleA cukup sering dijumpai. Bentuk khas dendrit dapat
diikuti oleh +esikel/+esikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan ulkus.
Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk disiform bila mengalami nekrosis di bagian sentral.
)nfeksi +irus lainnya +aricella/=oster, +ariola, +acinia (jarang#.
6canthamoeba
6canthamoeba adalah proto=oa hidup bebas yang terdapat didalam air yang tercemar
yang mengandung bakteri dan materi organik. )nfeksi kornea oleh acanthamoeba adalah
komplikasi yang semakin dikenal pada pengguna lensa kontak lunak, khususnya bila
memakai larutan garam buatan sendiri. )nfeksi juga biasanya ditemukan pada bukan
pemakai lensa kontak yang terpapar air atau tanah yang tercemar.
. Nonine&si
Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung 3!.
Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik, organik dan
organik anhidrat. Bila bahan asam mengenai mata maka akan terjadi pengendapan protein
permukaan sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi maka tidak bersifat destruktif.
Biasanya kerusakan hanya bersifat superfisial saja. rauma kimia asam adalah trauma
pada kornea dan konjungti+a yang disebabkan karena adanya kontak dengan bahan kimia
asam yang dapat menyebabkan kerusakan permukaan epitel bola mata, kornea dan segmen
anterior yang cukup parah serta kerusakan +isus permanen baik unilateral maupun
bilateral. *ebagian besar bahan asam hanya akan mengadakan penetrasi terbatas pada
permukaan mata, namun bila penetrasi lebih dalam dapat membahayakan +isus. 6sam
sulfat merupakan penyebab paling sering dari seluruh trauma kimia asam. 6sam bereaksi
dengan air mata yang melapisi kornea dan mengakibatkan temperatur meningkat (panas#
dan terbakarnya epitel kornea. *emua asam cenderung untuk mengkoagulasi dan
mengendapkan protein. *el/sel terkoagulasi pada permukaan berfungsi sebagai penghalang
relatif pada penetrasi asam yang lebih parah. 3rotein jaringan juga memiliki efek buffer
pada asam, yang berkontribusi pada sifat te rlokalisir luka bakar asam.
3ada bahan alkali antara lain amonia, cairan pembersih yang mengandung
kalium?natrium hidroksida dan kalium karbonat akan terjadi penghancuran kolagen
kornea. rauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahan/bahan basa
memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat mengijinkan mereka secara
cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina.
*ementara trauma asam akan menimbulkan koagulasi protein permukaan, dimana
merupakan suatu sa;ar perlindungan agar asam tidak penetrasi lebih dalam. Bahan
ammonium hidroksida dan akustik soda dapat menyebabkan kerusakan yang berat karena
mereka dapat penetrasi secara cepat, dan dilaporkan bah;a bahan akustik soda dapat
menembus ke dalam bilik mata depan dalam ;aktu detik. Kornea, pada organ ini dapat
terjadi edema kornea karena adanya kerusakan dari epitel, glikosaminoglikan, keratosit,
dan endotel, sehingga auos humor dari bilik mata anterior dapat masuk kedalam kornea.
*elain itu karena adanya iskemia limbus suplai nutrisi berkurang sehingga menyebabkan
tidak terjadinya reepitelisai kornea dan pada akhirnya dapat timbul sikatrik pada kornea.
:adiasi atau suhu
&
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 6/18
Dapat terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari yang akan merusak epitel
kornea.
*indrom *jorgen
3ada sindrom *jorgen salah satunya ditandai keratokonjungti+itis sicca yang merupakan
suatu keadan mata kering yang dapat disebabkan defisiensi unsur film air mata (akeus,
musin atau lipid#, kelainan permukan palpebra atau kelainan epitel yang menyebabkan
timbulnya bintik/bintik kering pada kornea. 3ada keadaan lebih lanjut dapat timbul ulkus
pada kornea dan defek pada epitel kornea terpulas dengan flurosein.
Defisiensi +itamin 6
Ulkus kornea akibat defisiensi +itamin 6 terjadi karena kekurangan +itamin 6 dari
makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna dan ganggun pemanfaatan oleh tubuh.
"bat/obatan
"bat/obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnyaJ kortikosteroid, )DU ()odo 2
dioAyuridine#, anestesi lokal dan golongan imunosupresif.
Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.
3ajanan (eAposure#
Dapat timbul pada situasi apapun dengan kornea yang tidak cukup dibasahi dan dilindung
oleh palpebra.
0eurotropik
Ulkus yang terjadi akibat gangguan saraf ke atau ganglion Gaseri. 3ada keadaan ini
kornea atau mata menjadi anestetik dan reflek mengedip hilang. Benda asing pada kornea
bertahan tanpa memberikan keluhan selain daripada itu kuman dapat berkembang biak
tanpa ditahan daya tahan tubuh. erjadi pengelupasan epitel dan stroma kornea sehingga
menjadi ulkus kornea.
8. Sistem Imun (Rea&si Hie#sensiti0itas) *5C
*5C adalah gangguan autoimun multisistem dengan komplikasi okular di segmen anterior
dan posterior, termasuk keratitis sicca, episkleritis, ulkus kornea, u+eitis, dan +asculitis
retina.
:heumathoid arthritis
:6 adalah gangguan +askulitis sistemik yang paling sering melibatkan permukaan okular.
3asien dengan :6 berat sering hadir dengan ulserasi progresif indolen dari kornea perifer
atau pericentral dengan peradangan minimal yang pada akhirnya dapat mengakibatkan
perforasi kornea.
2.'. K$asii&asi U$&us Ko#nea1,'
Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu
1. Ulkus kornea sentral
a. Ulkus kornea bakterialis
b. Ulkus kornea fungi
c. Ulkus kornea +irus
d. Ulkus kornea acanthamoeba
2. Ulkus kornea perifer
a . Ulkus marginal
b. Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik?ulkus roden#
c. Ulkus cincin (ring ulcer#
2.5.1. U$&us Ko#nea Sent#a$
a. U$&us Ko#nea Ba&te#ia$is
U$&us St#eto&o&us 9
Khas sebagai ulkus yang menjalar dari tepi ke arah tengah kornea (serpiginous#.
Ulkus be;arna kuning keabu/abuan berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang
menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena
eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.
U$&us Stai$o&o&us
3ada a;alnya berupa ulkus yang be;arna putih kekuningan disertai infiltrat
berbatas tegas tepat diba;ah defek epitel. 6pabila tidak diobati secara adekuat, akan
terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. alaupun
terdapat hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.
U$&us Pseu*omonas
-
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 7/18
5esi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea. ulkus sentral ini dapat
menyebar ke samping dan ke dalam kornea. 3enyebaran ke dalam dapat mengakibatkan
perforasi kornea dalam ;aktu 9% jam. gambaran berupa ulkus yang ber;arna abu/abu
dengan kotoran yang dikeluarkan ber;arna kehijauan. Kadang/kadang bentuk ulkus ini
seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.
"ama# .a U$&us Ko#nea "ama# . U$&us Ko#nea
Ba&te#ia$is Pseu*omonas
U$&us Pneumo&o&us
erlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. epi ulkus akan terlihat
menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut
Ulkus *erpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan ber;arna kekuning/
kuningan. 3enyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di
daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak
selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila
ditemukan dakriosistitis.
"ama# .' U$&us
Ko#nea Ba&te#ia$is *enan -ioion
.. U$&us Ko#nea !uni
7ata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu sesudah
trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini.
3ada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan ;arna keabu/abuan yang agak kering. epi lesi
berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu pada bagian epitel yang baik. erlihat
suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit/satelit disekitarnya.
ukak kadang/kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. 3ada infeksi kandida bentuk
tukak lonjong dengan permukaan naik. Dapat terjadi neo+askularisasi akibat rangsangan radang.
erdapat injeksi siliar disertai hipopion.
"ama# .5. U$&us Ko#nea !uni
"ama# .6 U$&us Ko#nea !uni
8. U$&us Ko#nea :i#us
U$&us Ko#nea He#es ;oste#
Biasanya dia;ali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala ini timbul satu 1/' hari
sebelum timbulnya gejala kulit. 3ada mata ditemukan +esikel kulit dan edem palpebra,
konjungti+a hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. )nfiltrat
dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simpleA. Dendrit herpes
=oster ber;arna abu/abu kotor dengan fluoresin yang lemah. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa
sakit keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi sekunder.
U$&us Ko#nea He#es sim$e< 9
)nfeksi primer yang diberikan oleh +irus herpes simpleA dapat terjadi tanpa gejala klinik.
Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu
dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi.
terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian menyeluruh. erdapat pembesaran kelenjar
preaurikel. Bentuk dendrit herpes simpleA kecil, ulceratif, jelas di;arnai dengan fluoresin
dengan benjolan diujungnya.
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 8/18
"ama# .7 U$&us Ko#nea Den*#iti& "ama# .= U$&us Ko#nea He#eti&
*. U$&us Ko#nea A8ant-amoea
6;al dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya, kemerahan dan
fotofobia. anda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat
perineural.
"ama# .> U$&us Ko#nea A8ant-amoea
2.5.2. U$&us Ko#nea Pe#ie#
a. U$&us Ma#ina$
Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk ulkus
superfisial yang ber;arna abu/abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus, toksik atau alergi
dan gangguan sistemik pada influen=a disentri basilar gonokok arteritis nodosa, dan lain/lain.
Lang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan pada penderita leukemia
akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain/lain.
"ama# .1? U$&us Ma#ina$
. U$&us Moo#en
7erupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. ulkus mooren
terutama terdapat pada usia lanjut. 3enyebabnya sampai sekarang belum diketahui. Banyak teori yang
diajukan dan salah satu adalah teori hipersensiti+itas tuberculosis, +irus, alergi dan autoimun.
Biasanya menyerang satu mata. 3erasaan sakit sekali. *ering menyerang seluruh permukaan kornea
dan kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.
6 B @
"ama# .11 Moo#en@s U$8e# (A 9 "ama#an aa$ u$&us Moo#en, B 9 "ama#an $an/ut U$&us
Moo#en, 9 U$&us Moo#en *enan en%ea#an $esi &e tena-)
8. Rin U$8e#
erlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk
melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang/kadang timbul
perforasi. Ulkus marginal yang banyak kadang/kadang dapat menjadi satu menyerupai ring
ulcer. 3erjalanan penyakitnya menahun.
"ama# .12 U$8e# Rin
2.6. Patoisio$oi',5,6
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam
perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan seratnya
tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior
%
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 9/18
dari kornea. 3erubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu
pembentukan bayangan yang baik di ret ina. "leh karenanya kelainan sekeci l apapun di kornea,
dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.
Karena kornea a+askuler, maka pertahanan pada ;aktu peradangan tidak segera
datang, seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak +askularisasi. 7aka badan kornea,
;andering cell dan sel/sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai
makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan
tampak sebagai injeksi perikornea. *esudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel/sel mononuclear,
sel plasma, leukosit polimorfonuklear (370#, yang mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang
tampak sebagai bercak ber;arna kelabu, keruh dengan batas/batas tak jelas dan permukaan
tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea.
Kornea mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada kornea baik
superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. :asa sakit juga
diperberat dengan adanya gesekan palpebra (terutama palbebra superior# pada kornea dan
menetap sampai sembuh. Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang dapat
menimbulkan fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea merupakan
fenomena reflek yang berhubungan dengan timbulnya dilatasi pada pembuluh iris.
3enyakit ini bersifat progresif, regresif atau membentuk jaringan parut. )nfiltrat sel
leukosit dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif. Ulkus ini menyebar kedua arah yaitu
melebar dan mendalam. 4ika ulkus yang timbul kecil dan superficial maka akan lebih cepat
sembuh dan daerah infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tetapi jika lesi sampai ke membran
Bo;man dan sebagian stroma maka akan terbentuk jaringan ikat baru yang akan menyebabkan
terjadinya sikatrik.
2.7 Patoenesis U$&us Ko#nea
Cpithelium yang rusak terinfeksi oleh agen patologik yang muncul pada perkembangan
ulkus kornea dapat dideskripsikan menjadi empat stadium, yaitu infiltrasi, ulkus aktif, regresi, dan
sikatrik. !asil akhir dari ulkus kornea tergantung kepada +irulensi agen infektif, mekanisme daya
tahan tubuh, dan terapi yang diberikan. Bergantung kepada tiga faktor tersebut, maka ulkus kornea
dapat menjadi
a. ulkus terlokalisir dan sembuh
b. penetrasi lebih dalam sampai dapat t erjadi perforasi, atau
c. 7enyebar secara cepat pada seluruh kornea dalam bentuk ulkus kornea.
3atologi Ulkus Kornea yang erlokalisir
1. *tadium infiltrasi progresif
• Karakteristik yang menonjol adalah infiltrasi dari polymorphonuklear dan atau
limfosit ke epithelium dari suplementasi sirkulasi perifer melalui stroma jika jaringan
ini juga terkena. 0ekrosis pada jaringan juga dapat terjadi, tergantung pada +irulensi
agen dan ketahanan daya tahan tubuh pasien.
2. *tadium ulkus aktif • Ulkus aktif adalah suatu hasil dari nekrosis dan pelepasan epithelium, lapisan Bo;man
dan stroma. Dinding dari ulkus aktif membengkak pada lamella dengan menginhibisi
cairan dan sel/sel leukosit yang ada diantara lapisan bo;man dan stroma. Mona
infiltrasi memberikan jarak antara jaringan sekitar dan tepi ulkus. 3ada stadium ini,
sisi dan dasar ulkus tampak infiltrasi keabu/abuan dan pengelupasan.
• 3ada stadium ini, akan menimbulkan hiperemia pada pembuluh darah jaringan
circumcorneal yang menimbulkan eksudat purulen pada kornea. 7uncul juga kongesti
+askular pada iris dan badan silier dan beberapa derajat iritis yang disebabkan oleh
absorbsi toksin dari ulkus. Cksudasi menuju kamera okuli anterior melalui pembuluh
darah iris dan badan silier dapat menimbulkan hipopion.• Ulserasi mungkin terjadi kemajuan dengan penyebaran ke lateral yang ditunjukkan
pada ulkus superfisial difus atau kemajuan itu lebih ke arah dalam dan dapat
menyebabkan pembentukan desmetocele dan dapat menyebabkan perforasi. Bila agen
infeksius sangat +irulen dan?atau daya tahan tubuh menurun maka dapat penetrasi ke
tempat yang lebih dalam pada stadium ulkus aktif.
'. *tadium regresi
• :egresi dipicu oleh daya tahan tubuh natural (produksi antibodi dan immune
selular# dan terapi yang dapat respon yang baik. Garis demarkasi terbentuk
disekeliling ulkus, yang terdiri dari leukosit yang menetralisir dan phagosit yang
menghambat organisme dan debris sel nekrotik. 3roses ini didukung oleh
+askularisasi superfisial yang meningkatkan respon imun humoral dan seluler.
Ulkus pada stadium ini mulai membaik dan epithelium mulai tumbuh pada
sekeliling ulkus.
9. *tadium sikatrik
• *tadium ini, proses penyembuhan berlanjut dengan semakin progresifnya
epithelisasi yang membentuk lapisan terluar secara permanen. *elain epithelium,
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 10/18
jaringan fibrous juga mengambil bagian dengan membentuk fibroblast pada
kornea dan sebagian sel endotelial untuk membentuk pembuluh darah baru.
*troma yang menebal dan mengisi lapisan ba;ah epithelium , mendorong epithel
ke anterior.
• Derajat jaringan parut (scar# pada penyembuhan ber+ariasi. 4ika ulkus sangat
superfisial dan hanya merusak epithelium saja, maka akan sembuh tanpa ada
kekaburan pada kornea pada ulkus tersebut. Bila ulkus mencapai lapisan Bo;man
dan sebagian lamella stroma, jaringan parut yang terbentuk disebut dengan nebula.7akula dan leukoma adalah hasil dari proses penyembuhan pada ulkus yang lebih
dari 1?' stroma kornea.
3atologi Ulkus Kornea yang 3erforasi
3erforasi ulkus kornea dapat terjadi bila proses ulkus lebih dalam dan mencapai membrana
descemet. 7embran ini keluar sebagai descemetocele. 3ada stadium ini, tekanan yang meningkat pada
pasien secara tiba/tiba seperti batuk, bersin, mengejan, dan lain/lain akan menyebabkan perforasi,
kehilangan aueous, tekanan intraokuler yang menurun dan dispraghma iris dan lensa yang pindah ke
anterior. Cfek dari perforasi ini tergantung pada posisi dan ukuran perforasi. Bila perforasi kecil, dapat
terjadi proses penyembuhan dan pembentukan sikatrik yang cepat. 5eukoma adheren adalah tampilan
yang paling sering terdapat pada kondisi akhir ini.
2.= Maniestasi K$inis1,'
Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa
2.=.1. "e/a$a Su/e&ti
a. Critema pada kelopak mata dan konjungti+a
b. *ekret mukopurulen
c. 7erasa ada benda asing di mata
d. 3andangan kabur
e. 7ata berair
f. Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
g. *ilau
h. 0yeri
i. )nfiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada
perifer kornea dan tidak disert ai dengan robekan lapisan epitel kornea.
2.=.2. "e/a$a O/e&ti
a. )njeksi siliar
b. !ilangnya sebagian jaringan kornea , dan adanya infiltrat
c. !ipopion
2.> Dianosis U$&us Ko#nea',6
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium.
6namnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya
ri;ayat trauma, benda asing, abrasi, adanya ri;ayat penyakit kornea yang bermanfaat,
misalnya keratitis akibat infeksi +irus herpes simplek yang sering kambuh. !endaknya pula
ditanyakan ri;ayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan
predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, +irus terutama keratitis herpes simplek. 4uga
mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti diabetes, 6)D*, keganasan,
selain oleh terapi imunosupresi khusus.
3ada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar, kornea
edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. 3ada kasus berat dapat terjadi iritis yang
disertai dengan hipopion.
Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti
a. Ketajaman penglihatan
b. es refraksi
c. 3emeriksaan slit-lamp
d. Keratometri (pengukuran kornea#
e. :espon reflek pupil
f. Keratoskop placido, untuk melihat kerataan lengkungan kornea. 6lat ini berbentuk
piringan dengan dasar hitam dan ada garis melingkar ber;arna putih setebal $,& cm
konsentris, ditengahnya berlubang untuk pemeriksa melihat bayangan garis konsentris.
4arak pemeriksa dan pasien $,& m. )nterpretasi hasil antara lain ulkus (bayangan garis
putih pad kornea tampak terputus#, edema (bayangan garis putih pada kornea bergerigi#,
sikatriks (bayangan garis putih pada kornea penyok ke arah lokasi sikatriks#.
1$
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 11/18
g. 3e;arnaan kornea dengan =at fluoresensi.
Uji fluoresensi (larutan fluoresen 2#, untuk memeriksa kontinuitas kornea, seperti
adanya ulkus. Kornea dioles cairan fluoresens yang ber;arna hijau kekuningan dengan
strip streil, lalu disinari dengan slitlamp yang telah diberi filter biru, permukaan kornea
yang rusak akan terlihat lebih terfloresensi karena area tersebut terisi cairan fluoresin.
"ama# .1 U$&us Ko#nea *enan $uo#esensi
h. Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau K"!#
i. 3ada jamur dilakukan pemeriksaan kerokan kornea dengan spatula kimura dari dasar dan
tepi ulkus dengan biomikroskop dilakukan pe;arnaan K"!, gram atau Giemsa. 5ebih
baik lagi dengan biopsi jaringan kornea dan di;arnai dengan periodic acid *chiff.
*elanjutnya dilakukan kultur dengan agar sabouraud atau agar ekstrak maltosa.
A B
"ama# .1' Pea#naan #am a) u$&us &o#nea uni .) u$&us &o#nea -e#es sim$e&s 8.)
u$&us &o#nea -e#es oste#
A B
"ama# .15 A. Pea#naan #am u$&us &o#nea a&te#i , B 9 Pea#naan #am u$&us &o#nea
a&antamoea
2.1? Penata$a&sanaan U$&us Ko#nea1,2,',7,=
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis mata
agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. 3engobatan pada ulkus kornea
tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti +irus,
anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengann steroid. 3asien dira;at bila
mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan
perlunya obat sistemik.
a. 3enatalaksanaan ulkus kornea di rumah/ 4ika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
/ 4angan memegang atau menggosok/gosok mata yang meradang
/ 7encegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan
mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
/ Berikan analgetik jika nyeri
b. 3enatalaksanaan medis
1. 3engobatan konstitusi
"leh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang kurang
dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang bergi=i, udara
yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian roboransia yang mengandung +itamin 6,
+itamin B kompleks dan +itamin @. 3ada ulkus/ulkus yang disebabkan kuman yang +irulen,
yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa, dapat diberikan +aksin tifoid $,1 cc atau 1$ cc
susu steril yang disuntikkan intra+ena dan hasilnya cukup baik. Dengan penyuntikan ini
suhu badan akan naik, tetapi jangan sampai melebihi ',&N@. 6kibat kenaikan suhu tubuh ini
diharapkan bertambahnya antibodi dalam badan dan menjadi lekas sembuh.
2. 3engobatan lokal
Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. 5esi kornea sekecil
apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik/baiknya. Konjungtu+itis, dakriosistitis harus
diobati dengan baik. )nfeksi lokal pada hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain
harus segera dihilangkan.
)nfeksi pada mata harus diberikan
• *ulfas atropine sebagai salap atau larutan,
11
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 12/18
Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1/2 minggu.
Cfek kerja sulfas atropine
/ *edatif, menghilangkan rasa sakit.
/ Dekongestif, menurunkan tanda/tanda radang.
/ 7enyebabkan paralysis 7. siliaris dan 7. konstriktor pupil.
Dengan lumpuhnya 7. siliaris mata tidak mempunyai daya akomodsi sehingga
mata dalan keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya 7. konstriktor pupil, terjadi
midriasis sehinggga sinekia posterior yang telah ada dapat dilepas dan mencegah
pembentukan sinekia posterior yang baru
• *kopolamin sebagai midriatika.
• 6nalgetik.
Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain, atau tetrakain
tetapi jangan sering/sering.
• 6ntibiotik
6ntibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas
diberikan sebagai salap, tetes atau injeksi subkonjungti+a. . erapi utama sebelum hasil
kultur dan hasil uji sensitifitas keluar harus di berikan antibiotik spektrum luas. Dapat
diberikan Gentamycin 19 mg?ml atau obramycin 19 mg?ml dengan cepha=oline
&$mg?ml tiap setengah hingga satu jam untuk beberapa hari pertama kemudian
dikurangi menjadi per dua jam.
*etelah respon yang diinginkan tercapai, tetes mata dapat diganti dengan ciprofloAacin
($,'#, "floAacin ($,'#, atau GatifloAacin ($,'#.1$
6ntibiotik sistemik. Biasanya tidak diperlukan. api diperlukan untuk kasus yang berat
dengan perforasi atau jika sclera ikut terkena dapat diberikan cephalosporine dan
aminoglycoside atau oral ciprofloAacin (&$ mg dua kali sehari#.1$
• 6nti jamur
6ntifungi topikal diberikan secara tetes digunakan dalam jangka yang lama
0atamycin tetes mata (&#
Flucona=ol tetes mata ($,2#
0ystatin salep mata (',&#
6ntifungi sistemik diperlukan untuk kasus ulkus kornea karena jamur dengan
derajat berat, dapat diberikan dengan tablet Flucona=ole atau ketocona=ole selama 2/'
minggu11
• 6nti iral
6nti+irus topikal selalu dimulai dengan 1 jenis obat dahulu dan dilihat
responnya. Biasanya setelah 9 hari, lesi mulai membaik dimana akan sembuh total
dalam 1$ hari. *etelah sembuh, pemberian dosis obat dapat diturunkan setiap & hari.
4ika sampai hari ke pemberian anti+irus tidak berespon berarti +irus sudah resisten
terhadap obat tersebut, sehingga dapat diganti dengan anti+irus yang lain atau dapat
dilakukan mekanik debridement. 6nti+irus yang paling sering digunakan
1. 6ciclo+ir salep mata ('#, diberikan & kali sehari sampai ulcer sembuh lalu
dilanjutkan ' kali sehari selama & hari. "bat ini paling sering digunakan selain
efek samping paling sedikit, 6ciclo+ir juga dapat penetrasi ke epitel kornea dan ke
stroma.
2. Ganciclo+ir gel ($.1&#, diberikan & kali sehari sampai ulcer sembuh lalu
dilanjutkan ' kali sehari selama & hari.
3erban tidak seharusnya dilakukan pada lesi infeksi supuratif karena dapat menghalangi
pengaliran sekret infeksi tersebut dan memberikan media yang baik terhadap perkembangbiakan
kuman penyebabnya. 3erban memang diperlukan pada ulkus yang bersih tanpa sekret guna
mengurangi rangsangan.
Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan
1. Kauterisasi
a. Dengan =at kimia )odine, larutan murni asam karbolik, larutan murni trikloralasetat
b. Dengan panas (heat cauterisasion# memakai elektrokauter atau termophore. Dengan
instrumen ini dengan ujung alatnya yang mengandung panas disentuhkan pada pinggir ulkus
sampai ber;arna keputih/putihan.
2. 3engerokan epitel yang sakit
3arasentesa dilakukan kalau pengobatan dengan obat/obat tidak menunjukkan perbaikan
dengan maksud mengganti cairan coa yang lama dengan yang baru yang banyak mengandung
antibodi dengan harapan luka cepat sembuh. 3enutupan ulkus dengan flap konjungti+a, dengan
melepaskan konjungti+a dari sekitar limbus yang kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujuan
12
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 13/18
memberi perlindungan dan nutrisi pada ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Kalau sudah
sembuh flap konjungti+a ini dapat dilepaskan kembali.
Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan berikan sulfas atropine,
antibiotik dan balut yang kuat. *egera berbaring dan jangan melakukan gerakan/gerakan. Bila
perforasinya disertai prolaps iris dan te rjadinya baru saja, maka dapat dil akukan
/ )ridektomi dari iris yang prolaps
/ )ris reposisi
/ Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjungti+a
/ Beri sulfas atripin, antibiotic dan balut yang kuat
Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama, kita obati seperti ulkus
biasa tetapi prolas irisnya dibiarkan saja, sampai akhirnya sembuh menjadi leukoma adherens.
6ntibiotik diberikan juga secara sistemik.
"ama# .16 U$&us &o#nea e#o#asi (/a#inan i#is &e$ua# *an menon/o$, ini$t#at a*a &o#nea
*itei e#o#asi)
'. Keratoplast i
Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak berhasil.
)ndikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea
yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan, serta memenuhi beberapa kriteria yaitu
a. Kemunduran +isus yang cukup menggangu akti+itas penderita
b. Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.
c. Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.
"ama# .17 Ke#ato$asti
2.1?. Kom$i&asi U$&us Ko#nea2,'
Komplikasi yang paling sering timbul berupa
a. Kebutaan parsial atau komplit dalam ;aktu sangat singkat
b. Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis
c. 3rolaps iris
d. *ikatrik kornea
e. Kata rak
f. Glaukoma sekunder
2.11. P#onosis U$&us Ko#nea1,'
3rognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya
mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang
timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan ;aktu penyembuhan yang lama, karena jaringan
kornea bersifat a+askular. *emakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat
pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.
3enyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini,
apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka dapat
menimbulkan resistensi.
Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus disembuhkan dengan pemberian
terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metodeJ migrasi sekeliling sel epitel
yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembuluh darah dari konjungti+a.
Ulkus superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi
pada ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblas dapat membentuk
jaringan granulasi dan kemudian sikatrik.
BAB I:
ANALISIS KASUS
1'
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 14/18
n. 3 laki/laki ('1 tahun# datang ke :*UD :aden 7attaher 4ambi dengan keluhan mata
merah dan tampak bintik keputihan pada tengah mata kanan yang terasa sakit sejak 8 19 hari *7:*.
3asien ini didiagnosis dengan ulkus kornea sentra "D e.c *uspek Bakteri dan 4amur berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan
!a&ta Teo#i
3ada pasien ini, dari anamnesis diketahui
keluhan pasien berupa
/ 7ata merah/ erasa mengganjal
/ *ilau
/ Berair
/ 0yeri
/ ampak bercak keputihan di mata kanan
/ 3andangan Kabur
/ Kelopak mata bengkak
Gejala subjektif ulkus kornea
− Critema pada kelopak mata dan konjungti+a
− 7erasa ada benda asing di mata
− 3andangan kabur, akibat perubahan
kejernihan kornea yang mengganggu
pembentukan bayangan yang baik di ret ina
− 7ata berair
− Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
)nfiltrasi dari sel/sel mononuclear, sel plasma,
leukosit polimorfonuklear (370#, yang
mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang
tampak sebagai bercak ber;arna kelabu,
keruh.
− *ilau, nyeri 0yeri terjadi karena kornea mempunyai
banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi
pada kornea baik superfisial maupun
profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan
fotofobia. :asa sakit juga diperberat dengan
adanya gesekan palpebra (terutama palbebra
superior# pada kornea dan menetap sampai
sembuh. Kontraksi bersifat progresif, regresi
iris, yang meradang dapat menimbulkan
fotofobia.:i;ayat terpapar benda asing pada mata yaitu
serbukan kayu, ri;ayat pengobatan sendiri
dengan cairan perasan kunyit
7ikroorganisme tidak mudah masuk ke dalam
kornea pada epitel yang sehat. erdapat
predisposisi untuk terjadinya ulkus kornea seperti
trauma yang merusak epitel kornea dan
mengakibatkan mudah terjadi in+asi ke dalam
kornea
!a&ta Teo#i
Dari hasil pemeriksaan fisik dan slitlamp pada
mata kanan ditemukan
/ isus Dasar 1?-$
/ 3alpebra superior dan inferior hiperemis
(<#, edema (<#/ Konjungti+a tarsus !iperemis (<#
/ Konjungti+a bulbi )njeksi konjungti+a (<#,
injeksi siliar (<#,
/ Kornea Ulkus (<# di inferomedial, jumlah
satu, bentuk tidak teratur, tepi iregular,
batas tegas, ;arna putih kekuningan
/ 3upil midriasis
/ Bilik mata depan hipopion (/#
Gejala objektif ulkus kornea
− )njeksi siliar
− !ilangnya sebagian jaringan kornea, dan
adanya infiltrat sesuai lokasi ulkus
− !ipopion
U$&us &o#nea terjadi akibat infiltrasi dari
sel/sel mononuclear, sel plasma, leukosit
polimorfonuklear (370#, yang mengakibatkan
timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai bercak
ber;arna kelabu, keruh dengan batas/batas tak
jelas dan permukaan tidak licin, kemudian dapat
terjadi kerusakan epitel.
)n/e&si e#i&o#nea dilatasi pembuluh
darah yang terdapat dilimbus.
Penu#unan ta/am en$i-atan terjadi
akibat perubahan kejernihan kornea yang
mengganggu pembentukan bayangan yang baik di
retina. Kelainan sekecil apapun di kornea, dapat
menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat
terutama bila letaknya di daerah pupil.
Pui$ mi*#iasis pada pasien ini karena sudah diberikan terapi siklopegik beripa sulfas atropin.
7enyebabkan paralysis 7. siliaris dan 7. konstriktor pupil.
Keluhan pasien ini sesuai dengan gejala subjektif dan objektif yang dapat ditemukan pada
ulkus kornea. 0amun, untuk memastikan perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes
fluoresen, tes fistel dan tes placido.
*esuai dengan teori bah;a adanya ulkus dapat diketahui dengan melakukan tes fluoresensi
untuk melihat adanya defek epitel kornea. Kertas fluoresen yang dibasahi terlebih dahulu dengan
19
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 15/18
garam fisiologik diletakkan pada sakus konjungti+a inferior. 3enderita diminta menutup mata selama
2$ detik, beberapa saat kemudia kertas diangkat. Dilakukan irigasi konjungti+a dengan garam
fisiologi. Dilihat permukaan kornea dengan menggunakan slitlamp sinar biru. 4ika dilihat permukaan
kornea ber;arna hijau berarti terdapat kerusakan epitel kornea,.
Mat ;arna fluoresin bila menempel pada epitel kornea yang defek akan memberikan ;arna hijau
karena jaringan epitel yang rusak bersifat lebih basa
Gambar 9.1 3emeriksaan Uji Fluoresensi dengan menggunakan kertas fluoresen
Gambar 9.2 Uji Fluoresensi (<# a# dengan cahaya biru b# dengan cahaya biasa
3ada pasien ini juga disarankan untuk pemeriksaan tes fistel, dimana sesuai dengan teori bila
ulkus makin dalam, korena dapat mengalami perforasi dan cairan yang ada di dalam bilik mata depan
akan mengalir keluar melalui fistel. 6danya kebocoran tersebut dapat diketahui dengan melakukan tes
fistel. es fistel dilakukan setelah dilakukan tes fluoresensi. Bola mata ditekan sedikit, cairan mata
akan keluar melalui fistel, menyerupai air mancur pada tempat ulkus.
Disamping itu tes placido juga diperlukan pada pasien dengan ulkus kornea. 3enderita
membelakangi jendela atau sumber cahaya. 3emeriksan menghadap penderita dengan jarak pendek,
sambil memegang alat placido. 6lat placido dipasang di depan mata penderita dan pemeriksan melihat
bayangan placido pada kornea penderita , melalui lubang yang terdapat di tengah/tengah alat tersebut,
sedangkan penderita melihat ke arah lubang tersebut. Lang diperhatikan adalah gambaran sirkuler
yang direfleksikan pada permukaan kornea penderita. Bila bayangan dikornea sikluernya teratur,
disebut placido (<#, pertanda permukaan kornea baik. 4ika gambaran sirkulernya tidak teratur, 3lacido
(/# berarti gambaran kornea tidak baik, bisa akibat ada inflitratm astigmatisme, sikatrik dan ulkus.
Gambar 9.' es 3lacido a# papan placido b# interpretasi tes placido
Berdasarkan lokasi, ulkus kornea dibagi menjadi ulkus kornea sentral dan ulkus korena
perifer. 3asien ini di diagnosis ulkus sentral sesuai dengan hasil pemeriksaan yaitu adanya ulkus (<# di
sentral, jumlah satu, bentuk tidak teratur, tepi iregular, ;arna putih kekuningan
Ulkus kornea sentral dibagi berdasarkan penyebabnya yaitu ulkus kornea karena bakteri,
+irus, jamur dan proto=oa. *ehingga pada pasien ini di diagnosis banding penyebab ulkus kornea yaitu
ulkus kornea sentral e.c bakteri, ulkus kornea e.c +irus, ulkus kornea sentral e.c fungi dan ulkus kornea
sentral e.c parasit
Pen%ea U$&us Ko#nea Sent#a$
1. Bakteri
/ Kuman penyebab tersering kuman *treptokokus, stafilokkokus, pseudomonas,
pneumokokus
/ 6da ri;ayat trauma kornea, penggunaan lensa kontak, penggunaan obat mata yang
terkontaminasi
/ Keluhan keluhan subjektif ulkus kornea
/ 3ada penyebab penumokokus dapat ditemui tanda/tanda peradangan konjungti+a berat
berupa injeksi siliar dan injeksi konjungti+a
/ Gambaran
a. *treptokokus menjalar dari tepi ke tengah, ;arna kuning keabuan, bentuk cakram, tepi
menggaung, cepat menjalar dan menyebabkan perforasi
b. *tafilokokus ;arna putih kekuningan, infiltrat batas tegas tepat di ba;ah defek epitel
c. 3seudomonas lesi dimulai di sentral kornea menyebab ke samping dan kedalam kornea,
;arna keabu/abuab, terdapat sekret kehijauan
d. Bisa terdapat hipopion
e. 3neumokokus ulkus dalam, tepi ulkus menyebar ke arah satu juruan (ulkus serpen#,
penyebaran cepat, bisa terdapat hipopion
1&
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 16/18
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 17/18
/ Keluhan subjektif ulkus kornea
Lang tidak sesuai
a. Ulkus Kornea !erpes Moster dia;ali rasa sakit pada kulit , lesu.
3ada mata +esikel kulit dan edem palpebra, konjungti+a hiperemis, kornea keruh,
Gambaran )nfiltrat dapat berbentuk dendrite, ber;arna abu/abu kotor dengan fluoresin yang
lemah.
b. Ulkus Kornea !erpes simplek
Gambaran )nfiltrat dapat berbentuk dendrite kecil atau bintang infiltrasi, jelas di;arnai
dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya.
Ulkus Kornea *entral e.c 3arasit
Lang sesuai
c. Keluhan subjektif ulkus kornea
Lang tidak sesuai
a. Gambaran khas adalah
ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural.
Berdasarkan teori, dengan pemeriksaan biomikroskopi tidak mungkin untuk mengetahui
penyebab ulkus kornea. *ehingga untuk memastikan penyebab ulkus perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan kultur. 3enyebab dari ulkus kornea perlu diketahui karena
berhubungan dengan pengobatan yang akan diberikan.
3ada pasien ini didiganosis dengan ulkus kornea sentral e.c susp bakteri dan jamur. 7enurut
teori infeksi bakteri dan jamur yang bersamaan sering terjadi pada negara/negara berkembang. 3asien
dapat menunjukkan gejala setelah beberapa hari dan beberapa minggu. 0amun, pendekatan terbaik
dengan melakukan pemeriksaan terhadapa bakteri dan jamur. 4ika hifa atau spra ditemukan,
pengobatan diutamakan adalah pengobatan terhadap jamur, tetapi antibiotik spektrum luas juga te tap
digunakan untuk infeksi sekunder oleh bakteri. 3ada negara berkembang, kasus infeksi jamur sering
ditemukan pada musim panas.
3engobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang
mengandung antibiotik, anti +irus, anti jamur, sikloplegik.
Dan tatalaksana saat ini yang akan diberikan adalah dengan pemberian obat lokal berupa
antibiotik 7oAifloAacin $,& CD 9 A 1 tetes?hari "D, Kloramfenikol =alf "D, siklopegik sulfas
atropin 1 CD ' A 1 tetes?hari "D. 0atamycin & CD 9A1 tetes?hari "D
.
!a&ta 9
6ntibotik lokal
7oAifloAacin $,& CD 9 A 1 tetes?hari "D
Kloramfenicol =alf "D
Teo#i 9erapi antibiotik utama sebelum hasil kultur dan hasil uji sensitifitas keluar harus d berikan
antibiotik spektrum luas. Dapat diberikan Gentamycin 19 mg?ml atau obramycin 19 mg?ml dengan
cepha=oline &$mg?ml tiap setengah hingga satu jam untuk beberapa hari pertama kemudian dikurangi
menjadi per dua jam. *etelah respon yang diinginkan tercapai, tetes mata dapat diganti dengan
ciprofloAacin ($,'#, "floAacin ($,'#.
7oAifloAacin merupakan golongan fluorouinolon generasi 9. 6ntibiotik ini memiliki
spektrum luas aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatik, 6ntibiotik ini bersifat bakterisidal,
inhibisi D06 gyrase pada organisme dan menginhibis topoisomerase ). 6ntibiotik ini memiliki
efektifitas yang lebih baik terahadap kuman gram positif dibandingkan ofloAacin dan ciprofloAacin.
7oAifloAacin tersedia dalam bentuk CD $.& . 7oAifloAacin tidak efektif terhadap kuman anaerob
Kloramfenikol merupakan antibiotik yang dapat bekerja menginhibisi sintesis protein bakteri.
pada tingkat ribosom. "bat ini terikat pada ribosom subunit &$*. 6ktif terhadap kuman gram posi tid,
gram negatif, aerob dan anaeroba.
6ntibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas diberikan
sebagai salap, tetes atau injeksi subkonjungti+a
6ntibiotik sistemik diperlukan untuk kasus yang berat dapat diberikan cephalosporine dan
aminoglycoside atau oral ciprofloAacin (&$ mg dua kali sehari#.
!a&ta 9
*iklopegik yang diberikan *ulfas atropin 1 CD ' A 1 tetes?hari "D
Teo#i 9
*ikloplegik diberikan agar mata dalan keadaan istirahat dimana efek dari sikloplegia adalah
menyebabkan paralysis 7. siliaris dan 7. konstriktor pupil. Dengan lumpuhnya 7. siliaris mata tidak
1
8/16/2019 ulkus kornea laporan kasus
http://slidepdf.com/reader/full/ulkus-kornea-laporan-kasus 18/18
mempunyai daya akomodsi. 6tropin merupakan siklopegik kuat dan juga bersifat midriatika.
Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1/2 minggu.
!a&ta 9
− 6ntijamur sistemik )trakona=ol 2 A 2$$ mg 3"
− 6ntijamur lokal 0atamycin & CD 9A1 tetes?hari "D
Teo#i 9
6ntifungi topikal diberikan secara tetes digunakan dalam jangka yang lama
0atamycin tetes mata (&#
Flucona=ol tetes mata ($,2#
0ystatin salep mata (',&#
6ntifungi sistemik diperlukan untuk kasus ulkus kornea karena jamur dengan derajat berat,
dapat diberikan dengan tablet Flucona=ole atau ketocona=ole selama 2/' minggu
3rognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat
pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus
kornea yang luas memerlukan ;aktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat
a+askular. *emakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya
komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk. 3ada pasien ini lambatnya pengobatan pasien
dapat mengindikasikan prognosis fungtionam yaitu dubia ad malam.
1%