ulkus kornea

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea sampai lapisan stroma akibat kematian jaringan kornea. Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Dikenal dua bentuk ulkus pada kornea yaitu ulkus kornea sentral dan ulkus kornea marginal atau perifer.1,2Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di seluruh dunia dan merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai. Penyebab ulkus kornea adalah bakteri, jamur, akantamuba dan herpes simpleks.1,2 Ulkus kornea biasanya terjadi sesudah terdapatnya trauma yang merusak epitel kornea. riwayat trauma bisa saja hanya berupa trauma kecil seperti abrasi oleh karena benda asing, atau akibat insufisiensi air mata, malnutrisi, ataupun oleh karena penggunaan lensa kontak. Peningkatan penggunaan lensa kontak beberapa tahun terakhir 1

Upload: ayur24

Post on 20-Feb-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ulkus kornea

TRANSCRIPT

Page 1: Ulkus Kornea

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea sampai lapisan

stroma akibat kematian jaringan kornea. Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin

banyak ditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel

radang. Dikenal dua bentuk ulkus pada kornea yaitu ulkus kornea sentral dan ulkus

kornea marginal atau perifer.1,2Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah

penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di seluruh dunia dan merupakan

penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat

dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati

secara memadai. Penyebab ulkus kornea adalah bakteri, jamur, akantamuba dan herpes

simpleks.1,2 Ulkus kornea biasanya terjadi sesudah terdapatnya trauma yang merusak

epitel kornea. riwayat trauma bisa saja hanya berupa trauma kecil seperti abrasi oleh

karena benda asing, atau akibat insufisiensi air mata, malnutrisi, ataupun oleh karena

penggunaan lensa kontak. Peningkatan penggunaan lensa kontak beberapa tahun terakhir

menunjukkan peningkatan yang dramatis terhadap angka kejadian ulkus kornea, terutama

oleh Pseudomonas Aeroginosa.

Sebagai tambahan, penggunaan obat kortikosteroid topikal yang mula

diperkenalkan dalam pengobatan penyakit mata penyebabkan kasus ulkus kornea lebih

sering ditemukan. .Perjalanan penyakit ulkus kornea dapat progresif, regresi atau

membentuk jaringan parut.1,2 Ulkus kornea akan memberikan gejala mata merah, sakit

mata ringan hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun dan kadang kotor. Diagnosis

dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang baik dibantu slit lamp.Pemeriksaan

laboratorium seperti mikroskopik dan kultur sangat berguna untuk membantu membuat

diagnosis kausa. Pemeriksaan jamur dilakukan dengan sediaan hapus yang memakai

larutan KOH.

1

Page 2: Ulkus Kornea

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Kornea

Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal

sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar

pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal

0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke

posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang

bersambung dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran

Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sclera dan kornea disebut limbus kornea.

Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43 dioptri. Kalau

kornea udem karena suatu sebab, maka kornea juga bertindak sebagai prisma yang dapat

menguraikan sinar sehingga penderita akan melihat halo.1

Gambar 1. Anatomi Kornea

Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar kedalam:

2

Page 3: Ulkus Kornea

1. Lapisan epitel

Tebalnya 50 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling

tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.

Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel

basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal

didepannya melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat

pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier.

Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila

terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.

Epitel berasal dari ectoderm permukaan.

2. Membran Bowman

Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen

yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan

stroma.

Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.

3. Jaringan Stroma

Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu

dengan yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang

dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat

kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15

bulan.Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast

terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan

dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descement

Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea

dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya.

Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai

tebal 40 µm.

5. Endotel

3

Page 4: Ulkus Kornea

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 m.

Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula

okluden.4

Gambar 2. Corneal Cross Section

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar

longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke

dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya.

Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan diantara. Daya regenerasi saraf sesudah

dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.4

Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous,

dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir.

Transparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, avaskularitasnya dan

deturgensinya.1

2.2 Definisi

4

Page 5: Ulkus Kornea

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian

jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea

bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai

stroma.

2.3 Epidemiologi

Di Amerika insiden ulkus kornea bergantung pada penyebabnya. Insidensi ulkus

kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi

terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan

kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya. Walaupun infeksi jamur pada kornea sudah

dilaporkan pada tahun 1879 tetapi baru mulai periode 1950 keratomikosis diperhatikan.

Banyak laporan menyebutkan peningkatan angka kejadian ini sejalan dengan peningkatan

penggunaan kortikosteroid topikal, penggunaan obat imunosupresif dan lensa kontak.

Singapura melaporkan selama 2.5 tahun dari 112 kasus ulkus kornea 22 beretiologi

jamur. Mortalitas atau morbiditas tergantung dari komplikasi dari ulkus kornea seperti

parut kornea, kelainan refraksi, neovaskularisasi dan kebutaan. Berdasarkan kepustakaan

di USA, laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea, yaitu sebanyak 71%, begitu juga

dengan penelitian yang dilakukan di India Utara ditemukan 61% laki-laki. Hal ini

mungkin disebabkan karena banyaknya kegiatan kaum laki-laki sehari-hari sehingga

meningkatkan resiko terjadinya trauma termasuk trauma kornea.3

2.4 Patofisiologi

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam

perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan

seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di

5

Page 6: Ulkus Kornea

permukaan anterior dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera

mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan

sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama

bila letaknya di daerah pupil. 5

Karena kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu peradangan tidak segera

datang, seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak vaskularisasi. Maka badan

kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja

sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat

dilimbus dan tampak sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari

sel-sel mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN), yang mengakibatkan

timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-

batas tak jelas dan permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan

timbullah ulkus kornea.6

Kornea mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada kornea baik

superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit juga

diperberat dengan adanaya gesekan palpebra (terutama palbebra superior) pada kornea

dan menetap sampai sembuh. Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang

dapat menimbulkan fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea

merupakan fenomena reflek yang berhubungan dengan timbulnya dilatasi pada pembuluh

iris. 1

Penyakit ini bersifat progresif, regresif atau membentuk jaringan parut. Infiltrat

sel leukosit dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif. Ulkus ini menyebar kedua

arah yaitu melebar dan mendalam. Jika ulkus yang timbul kecil dan superficial maka

akan lebih cepat sembuh dan daerah infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tetapi jika lesi

sampai ke membran Bowman dan sebagian stroma maka akan terbentuk jaringan ikat

baru yang akan menyebabkan terjadinya sikatrik.5

2.5 Etiologi

2.5.2 Infeksi

Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraxella

merupakan penyebab paling sering. Hampir semua ulkus berbentuk sentral.

6

Page 7: Ulkus Kornea

Gejala klinis yang khas tidak dijumpai, hanya sekret yang keluar bersifat

mukopurulen yang bersifat khas menunjukkan infeksi P aeruginosa.

Infeksi Jamur : disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus,

Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.

Infeksi virus

Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk

khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang

bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk

disiform bila mengalami nekrosis di bagian sentral. Infeksi virus lainnya

varicella-zoster, variola, vacinia (jarang).

Acanthamoeba

Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat didalam air

yang tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksi

kornea oleh acanthamoeba adalah komplikasi yang semakin dikenal pada

pengguna lensa kontak lunak, khususnya bila memakai larutan garam

buatan sendiri. Infeksi juga biasanya ditemukan pada bukan pemakai lensa

kontak yang terpapar air atau tanah yang tercemar.

2.5.2 Noninfeksi

Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.

Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik, organik

dan organik anhidrat. Bila bahan asam mengenai mata maka akan terjadi

pengendapan protein permukaan sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi

maka tidak bersifat destruktif. Biasanya kerusakan hanya bersifat

superfisial saja. Pada bahan alkali antara lain amonia, cairan pembersih

yang mengandung kalium/natrium hidroksida dan kalium karbonat akan

terjadi penghancuran kolagen kornea.

Radiasi atau suhu

Dapat terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari yang akan

merusak epitel kornea.

Sindrom Sjorgen

7

Page 8: Ulkus Kornea

Pada sindrom Sjorgen salah satunya ditandai keratokonjungtivitis sicca

yang merupakan suatu keadan mata kering yang dapat disebabkan

defisiensi unsur film air mata (akeus, musin atau lipid), kelainan permukan

palpebra atau kelainan epitel yang menyebabkan timbulnya bintik-bintik

kering pada kornea. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul ulkus pada

kornea dan defek pada epitel kornea terpulas dengan flurosein.

Defisiensi vitamin A

Ulkus kornea akibat defisiensi vitamin A terjadi karena kekurangan

vitamin A dari makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna dan

ganggun pemanfaatan oleh tubuh.

Obat-obatan

Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnya; kortikosteroid,

IDU (Iodo 2 dioxyuridine), anestesi lokal dan golongan imunosupresif.

Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.

2.6 Klasifikasi

Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu:

1. Ulkus kornea sentral

a. Ulkus kornea bakterialis

b. Ulkus kornea fungi

c. Ulkus kornea virus

d. Ulkus kornea acanthamoeba

2. Ulkus kornea perifer

a. Ulkus marginal

b. Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)

c. Ulkus cincin (ring ulcer)

2.6.1 Ulkus Kornea Sentral

8

Page 9: Ulkus Kornea

a. Ulkus Kornea Bakterialis

Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah tengah

kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram dengan tepi

ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi

kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.

Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan

disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara

adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit.

Walaupun terdapat hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.

Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea.

ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke dalam

dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus yang

berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang

bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang

banyak.

Gambar 3.a Ulkus Kornea Bakterialis Gambar 3.b Ulkus Kornea

Pseudomonas

Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam.

Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran

karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh

dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat

ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di

9

Page 10: Ulkus Kornea

temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang

terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis.

2.7 Manifestasi Klinis

Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :

Gejala Subjektif

Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva

Sekret mukopurulen

Merasa ada benda asing di mata

Pandangan kabur

Mata berair

Bintik putih pada kornea

Silau

Nyeri

Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada

perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.

Gejala Objektif

Injeksi siliar

Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat

Hipopion

2.8 Diagnosis

10

Page 11: Ulkus Kornea

Diagnosis1,3,5 dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium.

Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya

riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat,

misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang sering kambuh. Dari riwayat

anamnesis didapatkan adanya gejala subyektif seperti mata nyeri,kemerahan,penglihatan

kabur,silau jika melihat cahay, dan kelopak terasa berat.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar,

kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus berat dapat

terjadi iritis yang disertai dengan hipopion.

Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti :

Tes refraksi. Didaptkan adanya penurunan visus pada mata yang mengalami

infeksi oleh karena adanya defek pada kornea sehingga menghalangi refleksi

cahaya yang masuk ke dalam media refraksi

Pemeriksaan slit-lamp. Seringkali iris, pupil, dan lensa sulit dinilai akibat

adanya kekeruhan pada kornea.

Keratometri (pengukuran kornea)

Respon reflek pupil

Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi. Didaptkan hilangnya sebagian

permukaan kornea. Untuk melihat adanya daerah yang defek pada kornea

( warna hijau menunjukkan daerah yang defek)

Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH)

Pada jamur dilakukan pemeriksaan kerokan kornea dengan spatula kimura dari

dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop dilakukan pewarnaan KOH, gram

atau Giemsa. Lebih baik lagi dengan biopsi jaringan kornea dan diwarnai

dengan periodic acid Schiff. Selanjutnya dilakukan kultur dengan agar

sabouraud atau agar ekstrak maltosa.

11

Page 12: Ulkus Kornea

2.9 Penatalaksanaan

Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis

mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan pada ulkus

kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik,

anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengann steroid.

Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak

terdapat reaksi obat dan perlunya obat sistemik.

a. Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah

1. Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya

2. Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang

3. Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan

mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih

4. Berikan analgetik jika nyeri

b. Penatalaksanaan medis

1. Pengobatan konstitusi

Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang

kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan

yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian roboransia yang

mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin C. Pada ulkus-ulkus

yang disebabkan kuman yang virulen, yang tidak sembuh dengan pengobatan

biasa, dapat diberikan vaksin tifoid 0,1 cc atau 10 cc susu steril yang disuntikkan

intravena dan hasilnya cukup baik. Dengan penyuntikan ini suhu badan akan

naik, tetapi jangan sampai melebihi 39,5°C. Akibat kenaikan suhu tubuh ini

diharapkan bertambahnya antibodi dalam badan dan menjadi lekas sembuh.

2. Pengobatan lokal

Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. Lesi

kornea sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.

Konjungtuvitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada

hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.

Infeksi pada mata harus diberikan :

12

Page 13: Ulkus Kornea

Sulfas atropine sebagai salap atau larutan,

Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1-2 minggu.

Efek kerja sulfas atropine :

- Sedatif, menghilangkan rasa sakit.

- Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.

- Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor pupil.

Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya akomodsi

sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya M. konstriktor

pupil, terjadi midriasis sehinggga sinekia posterior yang telah ada dapat

dilepas dan mencegah pembentukan sinekia posterior yang baru

Skopolamin sebagai midriatika.

Analgetik.

Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain, atau

tetrakain tetapi jangan sering-sering.

Antibiotik

Anti biotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang

berspektrum luas diberikan sebagai salap, tetes atau injeksi subkonjungtiva.

Pada pengobatan ulkus sebaiknya tidak diberikan salap mata karena dapat

memperlambat penyembuhan dan juga dapat menimbulkan erosi kornea

kembali.

Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan :

1. Kauterisasi

a) Dengan zat kimia : Iodine, larutan murni asam karbolik, larutan murni

trikloralasetat

b) Dengan panas (heat cauterisasion) : memakai elektrokauter atau

termophore. Dengan instrumen ini dengan ujung alatnya yang mengandung panas

disentuhkan pada pinggir ulkus sampai berwarna keputih-putihan.

2. Pengerokan epitel yang sakit

Parasentesa dilakukan kalau pengobatan dengan obat-obat tidak menunjukkan

perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lama dengan yang baru yang

banyak mengandung antibodi dengan harapan luka cepat sembuh. Penutupan ulkus

13

Page 14: Ulkus Kornea

dengan flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva dari sekitar limbus yang

kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujuan memberi perlindungan dan nutrisi pada

ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Kalau sudah sembuh flap konjungtiva ini dapat

dilepaskan kembali.

Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan berikan sulfas

atropine, antibiotik dan balut yang kuat. Segera berbaring dan jangan melakukan

gerakan-gerakan. Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka

dapat dilakukan :

Iridektomi dari iris yang prolaps

Iris reposisi

Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjungtiva

Beri sulfas atripin, antibiotic dan balut yang kuat

Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama, kita obati

seperti ulkus biasa tetapi prolas irisnya dibiarkan saja, sampai akhirnya sembuh menjadi

leukoma adherens. Antibiotik diberikan juga secara sistemik.

Gambar 4.Ulkus kornea perforasi, jaringan iris keluar dan menonjol, infiltrat pada

kornea ditepi perforasi.

3. Keratoplasti

Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak

berhasil. Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan,

kekeruhan kornea yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan, serta memenuhi

beberapa kriteria yaitu :

1. Kemunduran visus yang cukup menggangu aktivitas penderita

2. Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.

3. Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.

14

Page 15: Ulkus Kornea

2.10 Diagnosis Banding

1. Ulkus kornea fungi

mata tidak dapat memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada

permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak kering. Tepi

lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat

satelit-satelit disekitarnya. Tukak kadang dalam seperti tukak yang disebabkan bakteri.

Pada infeksi candida bentuk tukak lonjong dengan permukaan naik. Terdapat injeksi

siliar disertai hipopion.

Gambar 5. Ulkus kornea fungi

2. Ulkus kornea virus

ulkus kornea herpes zoster : biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu.

Gejala ini timbul 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel

kulit dan edema palpebral, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya

infiltrate subepitel dan stroma. Infiltrate dapat berbentuk dendrit yang bentuknya nerneda

dengan dendrit herpes simpleks. Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan

fluoresin yang lemah.

15

Page 16: Ulkus Kornea

Ulkus kornea herpes simpleks : infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes simpleks

dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar

yang kuat disertai terdapatnya pembesaran kelenjar preaurikel. Bentuk dendrti herpes

simpleks kecil, ulcerative, jelas diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya

2.11 Pencegahan

Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada

ahli mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea

dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata.

- Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata

- Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup

sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah

- Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat

lensa tersebut.

-

2.12 Komplikasi

Komplikasi yang paling sering timbul berupa:

Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat

Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis

Prolaps iris

Sikatrik kornea

Katarak

Glaukoma sekunder

16

Page 17: Ulkus Kornea

2.13 Prognosis

Prognosis3 ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya

mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi

yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama,

karena jaringan kornea bersifat avaskular. Semakin tinggi tingkat keparahan dan

lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya

menjadi lebih buruk. Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan

penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada

penggunaan antibiotika maka dapat menimbulkan resistensi.

Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus disembuhkan dengan

pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metode; migrasi

sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembuluh

darah dari konjungtiva. Ulkus superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui

metode yang pertama, tetapi pada ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar

leukosit dan fibroblas dapat membentuk jaringan granulasi dan kemudian sikatrik.

17

Page 18: Ulkus Kornea

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan D. Opthalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika, Jakarta, 2000

2. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ulkus Kornea dalam : Ilmu Penyakit

Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2, penerbit Sagung

Seto, Jakarta 2002.

3. Suharjo, Fatah widido. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito Sebagai

Tempat Pelayanan Mata Tertier. Dikutip dari www.tempo.co.id. 2007.

4. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2004

5. Perhimpunan Dokter Spesislis Mata Indonesia, Ulkus Kornea dalam : Ilmu Penyakit

Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2, Penerbit Sagung

Seto, Jakarta,2002

6. Wijaya. N. Kornea dalam Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-4, 1989

18