ujian pengemasan.docx
TRANSCRIPT
Tugas Ujian
TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN
OLEH:
DARWIN HAMENTE (D1C1 13 092)
SYAHRUL (D1C1 13 060)
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
1. Jenis produk pangan : Bubur Kacang Ijo
2. Jenis kemasan : Kemasan Kaleng
Memilih kemasan kaleng karena :
1. kaleng dapat mencegah bahan pangan yang ada di dalamnya bebas
dari kontaminan mikroba, serangga atau bahan asing lain karena dikemas
secara hermetis.
2. kaleng dapat mencegah perubahan kadar air bahan pangan yang
tidak diinginkan
3. kaleng dapat mencegah penyerapan oksigen, gas-gas lain, bau-bauan
dan partikel-partikel radioaktif yang terdapat di atmosfir pada bahan
pangan.
4. kaleng dapat mencegah perubahan warna oleh karena reaksi fotokimia
dari cahaya.
3. Parameter yang menentukan umur simpan : Penurunan Mutu Produk
Pangan.
Factor-faktor yang mempengaruhi umur simpan bubur kacang ijo dalam
kaleng adalah massa oksigen, uap air, cahaya, mikroorganisme, kompresi
atau bantingan, dan bahan kimia toksik atau off flavor. Faktor-faktor tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan mutu lebih lanjut, seperti oksidasi
lipida, kerusakan vitamin, kerusakan protein, perubahan bau, reaksi
pencoklatan, perubahan unsur organoleptik, dan kemungkinan terbentuknya
racun.
4. Metode untuk menentukan umur simpan :
Metode untuk menentukan umur simpan dapat dilakukan dengan
metode Accelerated Shelf-life Testing (ASLT) yaitu metode pendugaan umur
simpan yang dilakukan dengan cara menyimpan produk pangan pada suhu
tinggi, sehingga produk cepat rusak. Metode ini banyak digunakan untuk
produk yang perubahan parameter mutunya disebabkan oleh reaksi kimia
(oksidasi lemak, denaturasi protein, reaksi maillard dan lain-lain). Metode
Accelerated Shelf-life Testing (ASLT) memiliki tahapan-tahapan untuk
menentukan umur simpannya. Tahapan-tahapannya adalah :
1. Menentukan ordo dan nilai konstanta reaksi
Selama penyimpanan akan terjadi reaksi kimia pada produk pangan,
sehingga terjadi perubahan nilai parameter mutu (contoh parameter mutu
adalah viskositas, konsentrasi vitamin, tingkat ketengikan dan lain-lain).
Perubahan nilai parameter tersebut mengikuti pola reaksi tertentu.
Berdasarkan pola reaksinya, reaksi kimia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
reaksi ordo 0, ordo 1 dan ordo 2. Ordo reaksi yang umum terjadi pada produk
pangan adalah ordo 0 dan ordo 1. Contoh perubahan parameter mutu yang
mengikuti ordo 0 adalah reaksi pencoklatan non-enzimatis dan reaksi oksidasi
lemak, sedangkan contoh perubahan parameter mutu yang mengikuti ordo 1
adalah ketengikan dan kerusakan vitamin.
persamaan reaksi ordo 0 : d[A]/dt = k
persamaan reaksi ordo 1 : d[A]/dt = k [Ao]
dimana:
A = nilai ahir parameter mutu setelah waktu t
Ao = nilai awal parameter mutu
t = waktu penyimpanan (dalam hari, bulan atau tahun)
k = konstanta laju reaksi ordo nol atau satu
Kecepatan perubahan parameter mutu yang mengikuti ordo 0 tidak
bergantung pada nilai awal dari parameter mutu. Sedangkan untuk ordo 1
sangat dipengaruhi oleh nilai awal dari parameter mutu, semakin tinggi nilai
awal parameter mutu maka kecepatan perubahan parameter mutu juga akan
semakin besar.
Ordo reaksi dari perubahan parameter mutu dapat ditentukan dengan
cara mengukur nilai parameter mutu secara periodik selama waktu tertentu.
Setelah diperoleh nilai parameter mutu pada beberapa waktu penyimpanan,
langkah selanjutnya adalah membuat dua persamaan regresi. Persamaan
regresi pertama adalah persamaan regresi antara nilai parameter mutu (sumbu
y) dengan waktu penyimpanan (sumbu x), sedangkan persamaan regresi
kedua adalah persamaan regresi antara logaritma nilai parameter mutu
(sumbu y) dengan waktu penyimpanan (sumbu x).
persamaan regresi 1 : [At] = [Ao] – kt
persamaan regresi 2 : lin [At] = lin [Ao] – kt
Persamaan regresi pertama merupakan persamaan regresi untuk ordo 0,
sedangkan persamaan regresi kedua merupakan persamaan regresi untuk ordo
1. Dari kedua persamaan tersebut akan diperoleh nilai R2. Persamaan regresi
yang dipilih adalah persamaan regresi yang mempunyai nilai R2 terbesar. Dari
persamaan regresi terpilih maka akan diperoleh nilai konstanta reaksi (k).
2. Menentukan nilai energi aktivasi
Energi aktivasi merupakan energi minimal yang diperlukan untuk
terjadinya suatu reaksi kimia. Model persamaan yang digunakan untuk
menentukan nilai energi aktivasi adalah persamaan Arrhenius.
persamaan Arrhenius : k = ko e(Ea/RT)
dimana :
k = konstanta laju perubahan parameter mutu
ko = konstanta (faktor frekuensi yang tidak tergantung suhu)
Ea = energi aktivasi
T = suhu mutlak (K)
R = konstanta gas (1.986 kal/mol K)
Nilai Ea dapat diperoleh dengan mengukur terlebih dahulu nilai k pada
beberapa suhu yang berbeda (T). Suhu yang digunakan umumnya adalah suhu
tinggi untuk mempercepat laju kerusakan produk. Langkah selanjutnya adalah
membuat persamaan regresi antara nilai lin k (sumbu y) dengan 1/T (sumbu
x).
persamaan regresi : lin k = lin ko – (Ea/R) 1/T
Nilai Ea digunakan untuk menentukan nilai k pada suhu penyimpanan
tertentu. Jika nilai k dan nilai awal parameter mutu telah diketahui, maka
umur simpan (t) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi 1
atau 2.
5. Desain label produk “Bubur Kacang Ijo”