ujian biotek_ninda
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 ujian biotek_ninda
1/6
Budidaya Udang Vaname (Penaeus vannamei)
Sistem Bioflock
PAPER
Disusun Oleh :
Ninda Rizkiyani (1005560321)
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Pekalongan
Pekalongan
2013
-
7/22/2019 ujian biotek_ninda
2/6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Teknik bioflok adalah sebuah teknologi akuakultur alternatif yang sedang
popular saat ini. Teknik ini mencoba untuk mengendalikan limbah
budidaya secara langsung di dalam petak budidaya dengan
mempertahankan kecukupan oksigen, mikroorganisme, dan rasio C/N
dalam tingkat tertentu. Istilah biofloc mulai dikenal para pembudidaya
udang beberapa tahun yang lalu dan teknologi ini mulai ramai diterapkan
sekitar 2-3 tahun terakhir ini. Teknologi bioflock ini berbeda dengan
budidaya perikanan secara konvensional yang melakukan pergantian
air.Pada tahap bioflock ini tidak ada proses pergantian air yang dilakukan,
tapi hanya dilakukan penambahan air. Jadi, yang berperan untuk
menghilangkan ammonia di dalam air adalah mikroba.Bioflock ini bekerja
dengan saling ketergantungan organisme bakteri dengan alga dan
lingkungannya.Kunci utama pada teknologi bioflock yaitu pembuatan
kincir air. Dengan pemanfaatan kincir air berfungsi untuk proses masukan
oksigen di dalam air agar tetap berjalan normal, karena bakteri yang
sebagai peranan penting dalam bioflock ini sangat membutuhkan
oksigen. Teknologi Bioflock ini ramah lingkungan karena pencemaran air
dapat ditekan, kemudian pemberian pakan buatan yang harga nyama hal
diminimalisir karena telah terbuntuk pakan secara alami.
Teknologi bioflock dianggap mampu mengatasi permasalahan limbah
akuakultur saat ini, karena mampu mengubah nitrogen organik dari air
budidaya menjadi protein dengan penambahan materi karbon . Bakteri
heterotrof yang bersifat aerobik akan memanfaatkan limbah organik yang
kemudian diserap kandungan nitrogennya, sehingga proses ini dapat
menjaga kualitas air tetap baik. Teknologi bioflock sudah diterapakan
pada budidaya udang maupun ikan, salah satu jenis udang yang pernah
diuji coba teknologi bioflock adalah udang vaname.
-
7/22/2019 ujian biotek_ninda
3/6
BAB II
ISI
2.1 Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflock
Udang Vaname (Penaeus vannamei) di Indonesia merupakan jenis udang
introduksi dari kawasan sub-tropis sekitar perairan negara Meksiko, Amerika
Latin. Sisitem budidaya udang ada beberapa macam yaitu traditional, intensif
dan semi intensif. Pada sistem budidaya udang semi intensif, rentan terjadi
penurunan carryng capacity akibat padat tebar yang tinggi dan pakan yang
tinggi sehingga perlu diterapkan sistem budidaya yang mampu mengatasi
masalah tersebut diantaranya penerapan sistem bioflock. Sistem inimemanfaatkan N berlebih yang ada diperairan dan mengubah menjadi pakan.
Selain bioflock, dikenal pula Water Close system (WCS). Budidaya udang
sistem tertutup telah diterapkan pada budidaya udang windu. Dibandingkan
WCS, sistem bioflock memiliki keunggulan diantaranya tidak memerlukan
petakan tambak yang banyak, pada budidaya udang windu dengan sistem
WCS diperlukan petakan-petakan tambak dalam proses penyaringan air
sedangkan pada sistem bioflock tidak memerlukan petakan tambak yang
banyak. Dilihat dari segi biaya, sistem WCS memerlukan biaya yang cukup
besar dalam produksi sedangkan pada sistem bioflock biaya produksi dapat
ditekan terutama penggunaan pakan. Siistem bioflock lebih efisien dalam
penggunaan air jika dibandingkan WCS. Pada sisitem bioflock pakan yang tidak
termakan oleh udang serta kotoran udang akan diubah menjadi flock yang
digunakan sebagai pakan bagi udang, sedangkan pada sistem WCS
penumpukan pakan yang tidak termakan, plankton yang mati dan kotoran yang
mengendap didasar tambak akan mencemari tambak jika tidak dikeluarkan atau
difilter].
2.1.1 Persiapan Tambak
1.Pengeringan/pengolahan tanah dasar
Air dalam tambak dibuang, ikan-ikan liar diberantas dengan saponin,
genangaan air yang masih tersisa dibeberapa tempat harus di pompa keluar.
Selanjutnya tambak dikeringkan sampai retak-retak.
2.Pemberantasan hama
-
7/22/2019 ujian biotek_ninda
4/6
Pemberantasan ikan-ikan dengan saponin 15-20ppm (7,5-10kg/ha) dengan
tinggi air tembak 5cm.
3.Pengapungan dan pemupukanUntuk menunjang berbaikan kualitas tanah dan air dilakukan pemberian
kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha, dan kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha.
4.Pengisian air
Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah
rampung dan air dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap. Ketinggian
air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air
betul-betul siap ditebari benih udang.
2.1.2 PenebaranBenur vanname yang digunakan adalah PL 10 - PL 12 berat awal
0,001g/ekor diperoleh dari hatchery yang telah mendapatkan rekomendasi
bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei
yang baik adalah mencapai ukuran PL - 10 atau organ insangnya telah
sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan usus terlihat jelas,
berenang melawan arus. Padat penebaran untuk pola tradisional tanpa
pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk
awal adalah 1-7 ekor/m. Sedangkan apabila menggunakan pakan
tambahan pada bulan ke dua pemeliharaan, maka disarankan dengan
padat tebar 8-10 ekor/m
2.1.3 Pemeliharaan
Selama pemeliharaan, dilakukan monitoring kualitas air meliputi : suhu,
salinitas, transparasi, pH dan kedalaman air dan oksigen setiap hari.
Sebelum nenert udang diberi pakan berupa pelet dilakukan penambahan
probiotik guna menjaga kestabilan plankton.
Menurut Poernomo, A, (2004) probiotik adalah mikroorganisme yang
memiliki kemampuan mendukung pertumbuhan dan produktifitas udang.
Penerapan probiotik pada udang selain berfungsi untuk meyeimbangkan
mikroorganisme dalam pencernaan agar tingkat serapannya tinggi,
probiotik juga bermanfaat menguraikan senyawa-senyawa sisa
metabolisme dalam air . Sehingga probiotik dapat berfungsi sebagaii
bioremediasi, biokontrol, imunostimulan serta memacu pertumbuhan.
Umumnya bakteri probiotik terdiri dari bakteri nitrifiying dan atau bakteri
-
7/22/2019 ujian biotek_ninda
5/6
heterotrofik. Peranan bakteri probiotik sebagai kontrol biologis pada sistem
budi daya adalah (1). Menekan pertumbuhan bakteri patogen (2.)
Mempercepat degradasi bahan organik dan limbah (3). Meningkatkanketersediaan nutrisi esensial (4). Meningkatkan aktivitas mikroorganisme
indigenus yang menguntungkan pada tanaman, misal Mycorriza,
Rhizobium dan bakteri pelarut pospat. (5). Memfiksasi nitrogen (6.)
Mengurangi pupuk dan pestisida. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4. contoh bakteri dan ragi yang digunakan pada tehnologi probiotik.
probiotik yang sering digunakan adalah Lactobacillus sp., Leuconoctoc sp.,
Pedioccus sp.,Propinibactereium sp. dan Bacillus sp. Dari spesies ragi
meliputi Saccharomyces cerevissiae dan Candida pintolopesi, serta jamurmeliputi Aspergillus niger dan Aspegillus oryzae Probiotik yang biasa
digunakan dalam budidaya antara lain ; Bacillus lycheniforsis (Bakteri
Nitrifikasi), dan bakteri Fotosintetik (Photo synthetic bacteria).
Pakan di berikan 4 5 kali sehari tergantung stadia udang yaitu pada pukul
05.00, 10.00, 15.00, 20.00, dan 24.00. Pada masing-masing bak
pemeliharaan dipasang 1 buah anco dimana pengontrolan anco dilakukan
setiap 2 jam setelah pemberian pakan dengan dosis pakan yang diberikan
ke dalam anco adalah 1- 2,5% dari berat pakan yang diberikan.
2.1.4 Pembentukan Bioflock di Tambak
Pada budidaya udang vaname (shrimp aquaculture) penambahan Biofloc
booster dapat dilakukan plate 35 ppm per hari sejak pertama masuk air
hingga menjelang panen. Atau dapat menerapkan dosis lebih besar di 30
hari pertama budidaya dan selanjutnya dengan dosis normal 3-5 ppm
pasca 30 hari pertama untuk pembentukan bioflock.
Menurut Ayushirota (2009), bioflock Mengubah senyawa organik dan
anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), hidrogen (H), Oksigen
(O), Nitrogen (N) dengan sedikit available posfor (P) menjadi massa sludge
berupa biofloc dengan menggunakan bakteri pembentuk floc (flocs forming
bacteria) yang mensintesis biopolimer poli hidroksi alkanoat sebagai ikatan
bioflocs. Bakteri pembentuk floc dipilih dari genera bakteri yang non
pathogen, memiliki kemampuan mensintesis PHA, memproduksi enzim
ekstraselular, memproduksi bakteriosin terhadap bakteri pathogen,
mengeluarkan metabolit sekunder yang menekan pertumbuhan dan
-
7/22/2019 ujian biotek_ninda
6/6
menetralkan toksin dari plankton merugikan dan mudah dibiakkan di
lapangan. Biofloc yang terbentuk lebih jauh berfungsi bagi pemurnian
(purifikasi) air di kolam, dengan fungsi sebagai pengoksidasi bahan organiklebih lanjut, melangsungkan nitrifikasi, dan pembatas pertumbuhan
plankton.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan bioflock adalah aerasi dan
pengadukan (biasanya dalm budidaya udang sistem bioflock ditambahkan
kincir untuk pengadukan), carbon dioksida (CO2), N/P ratio, dan
manajemen N/P ratio.
2.1.5 Panen
Panen harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dankesehatan udang. Panen dilakukan setelah umur pemeliharaan 100-110
hari. panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak 80 kg/ha (tinggi air
tambak 1m), dan mempertahankan ketinggian air (tidak ada pergantian air)
selama 2-4 hari yang bertujuan agar udang tidak mengalami molting (ganti
kulit) pada saat panen. Selain itu disiapkan peralatan panen berupa
keranjang panen, jaring yang dipasang di pintu air, jala lempar, stiroform,
ember, baskom, dan lampu penerangan dilakukan dengan menurunkan
volume air secara gravitasi dan di bantu pengeringan dengan pompa.
BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Dari pemaparan paper diatas dapat disimpulkan bahwa :
Teknologii bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan hasil metabolisme
ikan atau udang yang mengandung nitrogen untuk diubah menjadi protein
yang dapat dimanfaatkan oleh ikan atau udang, sehingga ikan atau udang
tersebut memperoleh protein tambahan dari bioflok disamping pakan yang
diberikan.