ujian akhir semester energi terbarukan

Upload: muhammad-ramdhan-nurghodan

Post on 13-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jawaban uas energi tebarukan

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    1/12

    Ujian Akhir Semester

    Energi Terbarukan

    1. Sumber Energi Biomassa dan Pemanfaatannya.a. Limbah pertanian

    Sejumlah limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi energi biomassa.

    Berbagai limbah tersebut diantaranya adalah jerami, ampas tebu, kotoran

    ternak, serta kotoran unggas yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk

    menghasilkan panas dan listrik.

    b. BiogasBiogas diproduksi melalui pemecahan bahan organik seperti kotoranmanusia, material tanaman, pupuk kandang, dll. Semua bahan organik

    tersebut diuraikan melalui proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme

    anaerobik untuk menghasilkan karbon dioksida dan metana. Gas yang

    dihasilkan lantas digunakan untuk bahan bakar seperti menyalakan kompor,

    digunakan sebagai pemanas, atau untuk membangkitkan listrik.

    c. Tanaman energyTerdapat juga sejumlah tanaman energi yang ditanam secara komersial

    sebagai sumber energi. Tanaman ini dibudidayakan dalam skala besar dan

    diproses untuk menghasilkan bahan bakar. Berbagai tanaman sumber energi

    ini diantaranya adalah jagung, kedelai, rami, serta gandum. Produk bahan

    bakar yang dihasilkan meliputi butanol, etanol, metanol, propanol, serta

    biodiesel.

    d. KayuKayu dibakar sebagai bahan bakar di banyak tempat di seluruh dunia. Kayu

    dianggap sebagai bentuk sederhana dari biomassa. Energi yang dilepaskan

    oleh pembakaran kayu digunakan untuk memasak, untuk menghasilkan

    panas, dll. Kayu juga digunakan untuk produksi listrik pada skala besar

    seperti dalam kasus pembangkit listrik tenaga uap. Hanya saja, pembakaran

    kayu disertai dengan emisi sejumlah besar karbon dioksida ke udara yang

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    2/12

    merupakan gas rumah kaca. Untuk menyeimbangkan polusi, lebih banyak

    pohon harus ditanam sehingga mampu menyerap kelebihan karbon dioksida

    dari atmosfer.

    2. Metodologi penilaian potensi energy biomassa di suatu wilayah.

    3. Teknologi yang digunakan untuk mengubah sumber biomassa menjadi energy.a. Pemeletan

    Pemeletan adalah proses untuk menekan bahan menjadi bentuk pelet. Ada

    berbagai jenis bahan baku seperti bahan bakar padat, obat-obatan, bahan

    pengisi, bijih dan sebagainya telah dipeletkan. Untuk bahan bakar padat, iadisebut sebagai pelet kayu, ogalite (briket kayu), briket batu bara atau bahan

    bakar komposit. Pelet kayu terbuat dari limbah kayu seperti serbuk gergaji

    dan debu penghancuran. Diameter pelet biasanya 6-12 mm dan panjangnya

    10-25 mm.

    b. GasifikasiGasifikasi merupakan proses untuk mengonversi bahan baku biomassa padat

    menjadi bahan bakar gas atau bahan bakar gas kimia (syngas) disebut

    gasifikasi atau gasifikasi termokimia. Pada umumnya gasifikasi

    menggunakan pembakaran parsial bahan baku untuk menaikan suhu. Bahan

    batu terutama potongan kayu dan batang jagung. Kebanyakan tungku

    gasifikasi menggunakan tekanan normal dan proses gasifikasi langsung.

    Untuk menjaga suhu reaksi tetap pada suhu 8000C ke atas untuk gasifikasi

    langsung, udara, oksigen dan uap (yang sesuai) diperlukan untuk agen

    gasifikasi. Nilai kalor produk gas tergantung pada persentase gas yang mudah

    terbakar yang terkandung. Untuk sebagian besar, gasifikasi langsung

    biomassa menghasilkan gas rendah kalori.

    c. PirolisisPirolisis atau bisa disebut thermolisis adalah proses dekomposisi

    (penguraian) kimia dengan menggunakan pemanasan tanpa kehadiran

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    3/12

    oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari proses karbonisasi yaitu proses

    untuk memperoleh karbon atau arang, tetapi sebagian menyebut pada proses

    pirolisis merupakan high temperature carbonization (HTC) yaitu lebihdari

    500 derajat C. Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan bakar

    padat yaitu karbon, cairan berupa campuran tar dan beberapa zat lainnya.

    Produk lain adalah gas berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan

    beberapa gas yang memiliki kandungan kecil. Terdapat beberapa cara

    memanfaatkan energy yang tersimpan dalam biomassa melalui pirolisis.

    Pembakaran langsung adalah cara yang paling tua digunakan. Biomassa yang

    dibakar dapat langsung menghasilkan panas tetapi cara ini hanya mempunyai

    efisiensi sebesar 10 %. Cara lain adalah dengan mengubah biomassa menjadicairan. Cara inidigunakan karena keuntungannya berupa kemudahan

    penyimpanan, pengangkutan, serta pembakaran. Cairan yang dihasilkan dari

    pengolahan biomassa dapat berupa crude bio-oil.

    d. KarbonasiKarbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan organik

    menjadi arang. Pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah

    terbakar seperti CO, CH4, H2, formaldehid, methana, formik dan acetil acid

    serta zat yang tidak terbakar seperti seperti CO2, H2O dan tar cair. Gas-gas

    yang dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat

    digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.

    e. Gasifikasi HidrotermalGasifikasi hodrotermal adalah perlakukan terhadap biomassa daam air panas

    terkompresi, biasanya diatas 3500C dan di atas 20 MPa untuk mendapatkan

    gas yang mudah terbakar. Gasifikasi hidrotermal cocok untuk perlakuan

    biomassa basah. Ketika biomassa basah akan digasifikasi gasifikasi

    termokimia biasa tidak diterapkan karena kadar air yang tinggi. Gasifikasi

    hidrotermal menggunakan air sebagai media reaksi dan dengan demikian

    biomassa basah dapat ditangani dengan lebih murah, dan tanpa pengeringan

    yang cukup memakan energy. Kareana reaktivitas air tinggi di bawah kondisi

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    4/12

    ini, gasifikasi hidrotermal memungkinkan gasifikasi biomassa yang cepat dan

    hampir lengkap.

    f. Pencairan HidrotermalPencairan hidrotermal adalah pirolisis dalam air panas terkompresi sekitar

    3000C dan 10 MPa. Biomassa dikonversi menjadi gas, cair dan padat, seperti

    piroisis secara umum dalam fase gas. Proses pencairan hidrotermal

    berlangsung di dalam air, maka tidak diperlukan proses pengeringan bahan

    baku. Oleh karena itu, sangat cocok untuk biomassa yang memiliki

    kelembaban tinggi, seperti biomassa dari daerah berair, sampah, lumpur

    organik dan lain sebagainya.

    g.

    DensifikasiDensifikasi adalah teknik konversi biomassa menjadi pellet atau briket.

    Briket atau pellet akan memudahkan dalam penanganan biomassa. Tujuannya

    agar meningkatkan densitas (kerapatan) dan memudahkan penyimpanan dan

    pengangkutan. Proses ini dapat menaikkan nilai kalori per unit volume,

    mudah disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran, dan kualitas yang

    seragam.

    h. Anaerobic DigestonProses anaerobic digestion yaitu proses dengan melibatkan mikroorganisme

    tanpa kehadiran oksigen dalam suatu digester. Proses ini menghasilkan gas

    produk berupa metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) serta beberapa

    gasyang jumlahnya kecil, seperti H2, N2, dan

    H2S.Kesimpulannya, Pemanfaatan energy biomasssa dapat dilakukan

    dengan cara direct combustion atau pembakaran langsung dalam bentuk

    pemanfaatan panas, konversi menjadi bahan bakar cair, dan Pemanfaatan Gas

    biomassa.

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    5/12

    4. Pendapat mengenai potensi energy angin Indonesia.Sumber energi angin Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik.

    Dalam peta energi angin yang dipantau 3TIER, lembaga energi terbarukan,

    kecepatan angin di beberapa wilayah Indonesia sekitar 3-9 meter per detik, cukup

    kuat untuk memutar bilah turbin angin. Sebaran lokasi potensial berada di sisi

    selatan Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara dan bagian selatan Sulawesi.

    Potensi energi listrik Indonesia yang bisa dihasilkan pembangkit tenaga

    angin sebenarnya bisa mencapai 9,2 GW. Namun pada saati ini hanya bisa

    membangkitkan 9,4 MW. Dan setiap tahunnya memasang target sebesar 18 GW.

    Beberapa negara di Eropa, seperti Jerman, Belgia, Belanda, Swedia, dan

    Perancis, bahkan sudah menggunakan turbin angin raksasa Enercon E-126.Turbin setinggi 135 meter dengan rotor berdiameter 126 meter ini mampu

    menghasilkan energi listrik sebesar 7,6 MW per unit. Namun, teknologi ini

    tergolong mahal. Harga satu turbin kapasitas 2 MW mencapai Rp 48 miliar.

    Untuk mengatasi biaya tinggi, adalah dengan membangun pembangkit

    hibrida, yang menggabungkan tenaga angin dengan energi jenis lain seperti

    energi surya, air, dan diesel. Indonesia sudah memulai proyek energi terbarukan

    tenaga angin dengan membangun satu pembangkit listrik di Nusa Penida, Bali,

    pada 2007. Pembangkit tersebut menggunakan mesin diesel sebagai cadangan

    energi.

    5. Parameter penilaian potensi energy angin suatu daerah, alat ukur yang digunakandan pemasangannya serta data yang diperoleh.

    Inti dari program pemantauan adalah kumpulan kecepatan angin, arah

    angin, dan data suhu udara. Penjelasan masing-masing parameter, tujuan, dan

    tinggi pemantauan yang tepat disajikan di bawah ini dan dirangkum dalam Tabel

    4.1. Ini parameter nominal direkomendasikan untuk mendapatkan informasi

    dasar yang dibutuhkan untuk mengevaluasi masalah kelayakan energi angin yang

    berhubungan dengan sumber daya.

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    6/12

    a. Kecepatan AnginData kecepatan angin adalah indikator yang paling penting dari sumber

    daya energi angin situs. Dengan bantuan annemometer yang dipasang di

    ketinggian sekitar 10 m kita dapat mengetahui kecepatan angin. Beberapa

    ketinggian pengukuran didorong untuk menentukan karakteristik angin geser

    sebuah situs, melakukan simulasi kinerja turbin di beberapa ketinggian hub

    turbin, dan untuk cadangan. Tinggi khas NREL berafiliasi program

    pengukuran angin terbaru adalah 40 m, 25 m, dan 10 m.

    - 40 m: tinggi ini merupakan perkiraan ketinggian hub paling turbin anginskala utilitas. Ketinggian hub sebenarnya biasanya dalam 50 m sampai 65

    m jangkauan.

    -25 m: Tingkat ini mendekati ketinggian minimum dicapai oleh bagianujung pisau rotor turbin berputar dan akan membantu menentukan rezim

    angin dihadapi oleh rotor turbin khas atas wilayahnya menyapu.

    - 10 m: ini adalah universal standar tinggi pengukuran meteorologi.Namun, di lokasi di mana gangguan vegetasi lokal (misalnya, hutan) pada

    ketinggian ini tidak dapat dihindari, ketinggian tingkat rendah alternatif

    10 m di atas kanopi hutan dapat digunakan.

    Ini ketinggian pengukuran yang signifikan menjadi umum diamati dan

    akan dirujuk untuk keseimbangan buku ini. Anda dapat memilih ketinggian

    tambahan atau alternatif.

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    7/12

    b. Arah AnginUntuk menentukan arah angin yang berlaku (s), baling-baling angin

    harus dipasang di semua tingkat monitoring yang signifikan. Informasi

    frekuensi arah angin adalah penting untuk mengidentifikasi bentuk medan

    disukai dan orientasi dan untuk mengoptimalkan tata letak turbin angin dalam

    sebuah peternakan angin.

    c. SuhuSuhu udara adalah keterangan penting dari lingkungan operasi sebuah

    peternakan angin dan biasanya diukur baik tingkat dekat tanah (2 sampai 3 m)

    dengan menggunakan thermometer, atau tinggi hub dekat. Di sebagian besar

    lokasi rata-rata suhu udara di dekat permukaan tanah akan berada dalam 1 Cdari rata-rata pada ketinggian hub. Hal ini juga digunakan untuk menghitung

    kepadatan udara, variabel yang diperlukan untuk memperkirakan kepadatan

    tenaga angin dan output daya turbin angin.

    Selain parameter diatas untuk memperluas upaya pemantauan kita

    memasukkan parameter pengukuran tambahan. Kemungkinan parameter opsional

    disajikan secara rinci di bawah ini dan dirangkum dalam Tabel 4.2.

    a.

    Radiasi MatahariKita mungkin ingin mengambil keuntungan dari program monitoring angin

    untuk mengukur sumber daya surya untuk studi energi mengevaluasi

    kemudian surya. Radiasi matahari, ketika digunakan bersama dengan

    kecepatan angin dan waktu hari, juga bisa menjadi indikator stabilitas

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    8/12

    atmosfer dan digunakan dalam pemodelan aliran angin numerik. Ketinggian

    pengukuran yang dianjurkan adalah 3 sampai 4 m di atas tanah dengan

    menggunakan pyrheliometer.

    b. Vertikal Kecepatan anginParameter ini memberikan detail lebih lanjut tentang turbulensi situs dan

    dapat menjadi prediktor yang baik dari beban turbin angin. Secara historis

    parameter ini telah menjadi pengukuran penelitian, tetapi sebagai

    pengembangan energi angin menyebar ke daerah baru negara itu, informasi

    regional pada kecepatan angin vertikal dapat menjadi penting. Untuk

    mengukur komponen angin vertikal (w) sebagai indikator turbulensi angin,

    "w" anemometer harus terletak dekat tingkat kecepatan angin dasarpemantauan atas (tapi tidak persis di tingkat itu untuk menghindari kekacauan

    instrumen).

    c. Perubahan Suhu Dengan TinggiPengukuran ini, juga disebut sebagai suhu delta (AT), menyediakan informasi

    tentang turbulensi dan historis telah digunakan untuk menunjukkan stabilitas

    atmosfer. Satu set cocok sensor suhu harus terletak di dekat tingkat

    pengukuran bawah dan atas tanpa mengganggu pengukuran angin.

    d. Tekanan BarometrikTekanan udara digunakan dengan suhu udara untuk menentukan kepadatan

    udara. Sulit untuk mengukur secara akurat di lingkungan berangin karena

    tekanan dinamis yang disebabkan ketika angin mengalir di sebuah kandang

    instrumen. Lingkungan indoor atau kantor adalah pengaturan pilihan untuk

    sensor tekanan. Oleh karena itu, sebagian besar program penilaian sumber

    daya tidak mengukur tekanan udara dan sebagai gantinya menggunakan data

    yang diambil oleh sebuah stasiun National Weather Service regional yang

    kemudian disesuaikan untuk elevasi. Barometer merupakan alat bantu untuk

    mengukur tekanan barometrik.

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    9/12

    6. Parameter penilaian potensi energi surya.Berikut ini adalah daftar dari beberapa parameter fisik yang perlu

    dipertimbangkan saat memilih lokasi yang cocok untuk instalasi sistem energy

    surya. Parameter ini yang paling tepat untuk sistem tenaga surya skala besar

    seperti pembangkit listrik tenaga surya

    a. Ketersediaan Lahan dan Yayasan kebutuhanTanah harus polos dan berkesinambungan. Subur, lahan non tandus hanya

    harus dipertimbangkan. Medan berbatu harus disukai sehingga biaya pondasi

    akan lebih murah.

    b. Orientasi dan HambatanLahan yang diusulkan untuk pembangkit listrik SPV harus memiliki jelasselatan menghadap tanpa halangan apapun di belahan bumi Selatan.

    c. Kedekatan Power EvakuasiKedekatan gardu tegangan tinggi merupakan faktor penting untuk situs yang

    diusulkan sebagai biaya peletakan saluran transmisi yang signifikan.

    d. Air KetersediaanAir diperlukan untuk tujuan konstruksi dan untuk membersihkan berkala dari

    panel surya sebagai bagian dari Operasi dan Pemeliharaan sehari-hari.

    e. Setiap industri polusi terdekatDisarankan bahwa situs akan dipilih, yang tidak memiliki industri yang

    mencemari di lingkungan. Jika asap dan debu yang dipancarkan oleh industri

    ini membentuk deposisi di atas panel yang mengakibatkan kerugian Array.

    f. Power supply untuk konstruksiKetersediaan pasokan listrik yang memadai untuk pekerjaan konstruksi

    diperlukan.

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    10/12

    7. Parameter penilaian potensi energi mikro hidro.Ada dua faktor yang mempengaruhi output daya generator mikrohidro,

    yaitu ketinggian jatuh air dan debit aliran. Ketinggian jatuh air merupakan jarak

    vertikal antara turbin dengan bendungan air, yang diukur dalam meter. Debit

    aliran merupakan jumlah dari air yang melewati turbin tiap waktu, yang diukur

    dalam liter/detik. Tabel berikut menunjukan bermacam kombinasi ketinggian dan

    aliran air untuk mencapai output daya maksimum yang diinginkan untuk tiap

    model:

    Daya output Generator Pout = 9,8 H Q KW

    Di mana:H = tinggi efektif jatuh air (m)

    Q = debit air liter/detik

    Sebagai contoh, jika ketinggian jatuh air 24 meter dan debit aliran air 33.3

    liter/detik, menggunakan table maka akan menghasilkan daya listrik sampai 4.7

    kW.

    a. Pengukuran KetinggianKetinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal di mana air mengalir masuk ke

    pipa pesat lalu turun ke permukaan turbin. Ini ditunjukan pada gambar

    sistem. Untuk mengukur, gunakan pita pengukur/meteran dan klinometer

    atau spirit level. Kurang akurat tapi digunakan sebagai cara alternatif yang

    bermanfaat untuk Anda membuatnya sendiri dari setengah tube/botol

    transparan yang diisi dengan air. Ikatlah di bagian atas dari 1 meter panjang

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    11/12

    stik lalu ujung bagian horizontal dari ujung atas bagian yang miring seperti

    tingkatan arus.

    Dengan menuju tingkatan yg diraih dan mengulang kembali prosesnya

    ketinggian total dapat terukur (Gambar 15.3). Metode lain digunakan untuk

    pengukur tekanan dan panjang selang yang akurat. Pengukuran tekanan

    menunjukan1.422 psi/meter dari ketinggian. Sebagai contoh ketinggian 24 m

    tekanan 34 psi sampai ketinggian 34 m dengan tekanan 48 psi. Untuk kedua

    model mikrohidro tertentu, ketinggian harusnya antara 24 m dan 34 m. Jika

    ukurannya lebih pendek, maka output yang dihasilkan akan berkurang. Tetapi

    bila lebih besar maka daya keluarannya pun akan bertambah. Bertambah

    besarnya daya keluaran memang menguntungkan, tetapi jika terlalu tinggirotor akan berputar sangat cepat dan mengakibatkan berkurangnya umur

    bearing. Jangan mencoba untuk melebihi ketinggian yang telah disarankan.

    b. Pengukuran AliranJalan terbaik untuk mengukur aliran air ialah dengan menggunakan metoda

    bendungan.Lakukan pengukuran sendiri atau minta petunjuk konsultan ahli

    yang berpengalaman. Metoda lainnya ialah metode bejana/bak. Ambil

    bagian pipa yang memiliki diameter yang sama dengan pipa pesat, masukan

    ke kali atau bendungan di mana ada aliran datang dan lakukan pengukuran

    aliran dari sini. Dari Gambar 15.4 di samping, pipa yang pendek (kurang dari

    1 meter) dipendam ke dalam bendungan kecil gunakan lumpur atau semen.

    Ujung atas pipa berada di bawah permukaan air dan bagian pipa lainnya

  • 5/23/2018 Ujian Akhir Semester Energi Terbarukan

    12/12

    mengalirkan air dari kali. Ketika muncul aliran yg tenang, segera tempatkan

    ember untuk menampung aliran dan saat itu adalah waktu untuk mengisi

    ember. Ukuran ember untuk menampung air berkisar 100200 liter (setengah

    atau memenuhi tong minyak kosong). Bagi volume ember (dalam liter)

    dengan waktu pemenuhan (dalam detik) untuk memperoleh aliran rata-rata

    dalam liter per detik. Pengukuran aliran dapat dilakukan dengna

    menggunakan persamaan berikut:

    Aliran= Volume ember (liter)/waktu untuk meemnuhi ember (detik)

    8. Metodologi penilian potensi energi angin.