uji kinetika dan aktivitas antibakteri dari …digilib.unila.ac.id/24257/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
UJI KINETIKA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BAKTERI
BIOKONTROL D2.2 PADA SALINITAS DAN pH YANG BERBEDA
(Skripsi)
Oleh
DWI RISCA SEPTIANI
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
UJI KINETIKA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BAKTERI
BIOKONTROL D2.2 PADA SALINITAS DAN pH YANG BERBEDA
Oleh
Dwi Risca Septiani
D2.2 merupakan jenis bakteri yang memiliki tingkat homologi 97% dengan bakteri
Bacillus sp. dan merupakan bakteri biokontrol yang mampu menghambat pertumbuhan
bakteri patogen Gram positif dan bakteri Gram negatif. Tujuan penelitian ini adalah
mempelajari kinetika pertumbuhan dan aktivitas senyawa antibakteri dari bakteri D2.2
pada pH dan salinitas yang berbeda. Kinetika pertumbuhan diamati dengan
spektrophotometer hingga fase kematian. Senyawa antibakteri diproduksi dari sel (pelet
bakteri tanpa supernatan) yang diekstraksi dengan etil asetat dan disaturai dengan
amonium sulfat. Aktivitas antibakteri diuji dengan difusi kertas cakram pada bakteri S.
aureus, A. hydrophila dan V. alginolyticus. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju
pertumbuhan paling cepat terdapat pada salinitas 20 ppt dengan 0,179 generasi/jam dan
waktu generasi 5,588 jam. Sementara pada semua perlakuan pH, waktu generasi dan
laju pertumbuhannya relatif sama. Aktivitas senyawa antibakteri dari perlakuan 10 ppt
mampu menghambat bakteri pathogen (V. alginolyticus) terbaik yang ditunjukan
dengan diameter zona hambat 14 mm.
Kata Kunci: D2.2, laju pertumbuhan, aktivitas bakteri, pH, salinitas.
ABSTRACT
KINETIC TESTING AND ACTIVITIES OF D2.2 BIOCONTROL BACTERIA AT
DEFFERENT SALINITY AND pH
By
Dwi Risca Septiani
D2.2 is a type of bacteria that shares 97% degree of homology with Bacillus sp. and
biocontrol bacteria that capable to inhibit the growth of pathogenic bacteria both Gram-
positive and Gram-negative. The purpose of this research was to study the kinetics of
growth and activity of bacteria D2.2 as antibacterial compounds at different pH and
salinity. Growth kinetics were performed with the spectrophotometer, that were
observed until death phase. Antibacterial compounds were produced from cells
(bacterial pellet without supernatant) extraction with ethyl acetate and saturated with
ammonium sulfate. Antibacterial activity was tested by paper disc diffusion on S.
aureus bacteria, A. hydrophila and V. alginolyticus. The results showed that the most
rapid growth rate is at 20 ppt of salinity with 0.179 generation/h and generation time
5.588 hours. While at all pH treatments, both growth rate and generation time were
similar. Antibacterial compounds from 10 ppt of salinity were capable to inhibit
pathogen (V. alginolyticus) with the largest inhibition zone i.e. 14 mm in diameter.
Key Word : D2.2, growth kinetics, bacterial activity, pH, salinity.
UJI KINETIKA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BAKTERI
BIOKONTROL D2.2 PADA SALINITAS DAN pH YANG BERBEDA
Oleh
DWI RISCA SEPTIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Perikanan Dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Wayakrui Kecamatan Kalirejo Kabupaten
Lampung Tengah pada tanggal 13 Desember 1991 sebagai anak
kedua dari empat bersaudara. Putri dari Bapak Cholidi Hs. dan ibu
Masyani A.md
Jenjang pendidikan diawali dari Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri
Wayakrui diselesaikan pada tahun 2004. Kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di SMP Negeri 1 Kalirejo diselesaikan pada tahun 2007 dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA Negeri 1 Kalirejo diselesaikan pada tahun 2010. Tahun 2010 penulis
terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung melalui
SBMPTN.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam kegiatan mahasiswa diantaranya pernah
menjadi ketua umum GUMPALAN FP UNILA tahun 2012-2013, anggota bidang
penelitian dan pengembangan HIDRILA, selain itu penulis pernah menjadi asisten
dosen Mikrobiologi, Manajemen Kesehatan Ikan, Teknologi Budidaya Pakan Hidup,
Pada Juli 2013 melaksanakan Praktek Umum di Balai Karantina Pengendalian Mutu
dan Kesehatan Ikan kelas I Tanjung Priuk Jakarta Utara. Tahun 2014 Penulis telah
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Makmur Kecamatan
Palas Kabupaten Lampung Selatan.
Tahun 2016, penulis menyelesaikan tugas akhirnya dengan menulis skripsi yang
berjudul ”Uji Kinetika dan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri Biokontrol D2.2
pada Salinitas dan pH yang Berbeda”.
“Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan yang
lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap.”
(QS. Asy- syarh : 7-8)
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang
berguna.” (Albert Einstein)
“Hard Work Will Never Betray you.”
(Kang Hae Gun)
“Fight Till The End, Tabah Hingga Akhir.”
(GUMPALAN FP UNILA)
“Bismillah For Everything”
(Dwi Risca Septiani)
Kupersembahkan karya ini kepada :
My Beloved Ayahanda Cholidi Hs. dan Ibunda Masyani, A.md,
Abangku Mohammad Ridwan S.Pd
Adik- Adikku Ferli Armansyah dan Ferdi Firmansyah
dan seseorang terkasih dalam hidupku Julianda S.Pd
Segenap Keluarga besarku yang selalu mendoakan keberhasilanku,
Sahabat dan teman-temanku yang selalu berbagi kebahagiaan,
dan Almamater tercinta
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Uji Kinetika dan
Aktivitas Antibakteri dari Bakteri Biokontrol D2.2 pada Salinitas dan pH yang
Berbeda” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Cholidi Hs dan Ibunda Masyani A.md yang tak pernah berhenti berjuang
dan mendoakan saya serta curahan kasih sayang yang tak terhingga.
2. Abangku Mohammad Ridwan S.Pd yang selalu menjadi panutan terbaik untukku.
3. Si ‘Kembar’ adik-adikku Ferli Armansyah dan Ferdi Firmansyah yang menjadi
motivasi untukku.
4. My lovely Julianda S.Pd yang tidak pernah lelah mengingatkan dan mendukung
dalam segala hal.
5. Ibu Esti Harpeni, S.T., M.AppSc., selaku pembimbing utama yang telah
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan, gagasan, dukungan, kritik dan
saran kepada penulis dalam proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian serta
dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Supono S.Pi., M.Si selaku pembimbing Kedua yang membimbing
dengan semangat dan kesabaran sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.
7. Bapak Wardiyanto S.Pi., M.P selaku pembahas yang telah memberikan kritik, saran
dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
8. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
yang telah memberikan dukungan, bimbingan, saran serta nasehat selama kuliah
maupun dalam menyelesaikan skripsi.
9. Bapak Eko Efendi, S.T., M.Si., Selaku Sekretaris Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
10. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banua, M.Si., (Bang Wawan) selaku Dekan
Fakultas Pertanian yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama aktif
sebagai mahasiwa Pertanian.
11. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Pertanian khususnya jurusan Budidaya
Perairan.
12. Bu Ismini, selaku PLP Budidaya Perairan yang telah membantu penelitian.
13. Mas Bambang, Bagian Administrasi jurusan Budidaya Perairan.
14. Mbak Nanda selaku staf Admin jurusan Budidaya Perairan.
15. Keluarga besarku yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa untuk
keberhasilanku.
16. My Supergirl srikandi GUMPALAN Susbol (Susi Susanti), Wibol (Wika
Ma’rifatul Fitriah), Tibol (Tika Mutiasari), terima kasih yang tak sanggup terucap
untuk segala kesenangan, kesusahan, kesedihan dan semua yang telah diberikan
lebih dari sahabat.
17. Keluarga besar GUMPALAN FP UNILA abang- abang dan mbak-mbak yang
selalu mengajarkan tentang arti “Fight Till The End” dan “Tabah Hingga Akhir”.
18. Sahabat-sahabat terbaikku, Safrina, Mauli Selvia, Friska Pakpahan, Dian Yuni
Marita, Duma Oktorina Purba, Aditya Kurniawan Median Fauzi terima kasih atas
persahabatan terhebat yang kalian berikan. Motivasi, perhatian, kasih sayang,
kebersamaan suka maupun duka yang selalu mengiringi perjalan kita selama ini hal
yang takkan pernah terlupakan, aku sangat bersyukur bisa mengenal kalian, semoga
Allah selalu memberikan rahmat-Nya untuk keberhasilan kita.
19. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 oci, tica, sera, siti, ely, septi, asry, bang
yuli, dwinda, ayi ayu, dike, rima, winda, mak win, nicki, imam, bayhaki, robert,
anggi, njum, yuti, idur, sandi, yang tak bisa di sebut satu persatu. (yang lupa
disebut maap yak).
20. Adiks-adiks kesayanganku Melisa, Mauli, Tiwi, Mbok, Bene, Indah, Elsa, Tami,
Cindy, Dan Melinda, Ayu, Anggita, Helda yang selalu membantu terus mendukung
hingga selesai penelitian (yang lupa disebut maap yak).
21. Kakak-kakak dan adik-adik Budidaya Perairan angkatan Unila terima kasih atas
segala dukungannya.
22. Teman-teman KKN .
23. Temen temen kosan Susanda: Nia, Ariola, lisa, Mbak Enjel, Yesi, dan Happy
Monica Sari terima kasih atas motivasi, kebersamaan, dan kekeluargaan terbaik
yang kalian berikan.
24. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Bandar Lampung, September 2016
Penulis
Dwi Risca Septiani
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
1.4 Kerangka Pikir ..................................................................................... 3
II. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 8
2.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 8
2.2.1 Alat ............................................................................................. 8
2.2.2 Bahan .......................................................................................... 8
2.3 Desain Penelitian ................................................................................. 9
2.4 TahapPenelitian ................................................................................... 9
2.4.1 Isolat Bakteri D2.2 ..................................................................... 9
2.4.2 Pembuatan Media ...................................................................... 9
2.4.2.1 Komposisi Media SWC ................................................ 9
2.4.2.2 Pembuatan Media SWC ................................................. 9
2.4.3 Fase Pertumbuhan Bakteri ......................................................... 10
2.4.4 Produksi Substansi Antibakteri .................................................. 11
ii
2.4.5 Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri ............................................ 11
2.5 Variabel Penelitian ............................................................................. 12
2.6 Analisis Data ....................................................................................... 12
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil ..................................................................................................... 13
3.1.1 Fase Pertumbuhan pada Perlakuan Salinitas yang Berbeda ...... 13
3.1.2 Grafik Kepadatan Bakteri D2.2 pada Perlakuan Salinitas ......... 14
3.1.3 Fase Pertumbuhan pada Perlakuan pH yang berbeda................ 14
3.1.4 Grafik Kepadata Bakteri D2.2 pada Perlakuan pH .................... 15
3.1.5 Laju Pertumbuhan dan Waktu Generasi Pertumbuhan
Bakteri D2.2 .............................................................................. 16
3.1.6 Penentuan Waktu Panen Produksi Substansi Antibakteri .......... 16
3.1.7 Diameter Zona Hambat ............................................................. 17
3.2 Pembahasan ......................................................................................... 19
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 24
4.2 Saran .................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Laju Pertumbuhan dan Waktu Generasi Pertumbuhan
Bakteri D2.2 .............................................................................................. 16
2. Waktu Panen Produksi Substansi Antibakteri ........................................... 17
3. Diameter Zona Hambat (mm) Senyawa Antibakteri pada Salinitas
yang Berbeda ......................................................................................... 18
4. Diameter Zona Hambat (mm) Senyawa Antibakteri pada pH yang
Berbeda ...................................................................................................... 18
5. Kategori Daya Hambat Antimikroba Berdasarkan Zona Hambat ............. 19
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran ........................................................................ 6
2. Desain Susunan Satuan Percobaan ............................................................. 9
3. Peletakkan Kertas Cakram ......................................................................... 12
4. Pertumbuhan Bakteri D2.2 pada Salinitas yang Berbeda ........................... 13
5. Kepadatan Bakteri D2.2 pada Perlakuan Salinitas .................................... 14
6. Pertumbuhan Bakteri D2.2 pada pH yang Berbeda.................................... 15
7. Kepadatan Bakeri D2.2 pada Perlakuan pH ............................................... 15
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampira Halaman
1. Perhitungan Fase Pertumbuhan Bakteri D2.2 ............................................. 30
2. Bagan Alur Produksi Substansi Antibakteri .............................................. 31
3. Bagan Alur Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri ......................................... 32
4. Tahapan Menghitung Fase Pertumbuhan Bakteri D2.2 Hingga
Panen .......................................................................................................... 33
5. Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Bakteri D2.2 ...................................... 34
6. Hasil Uji Sidik Ragam (Anova) dan Uji Lanjut Duncan Pertumbuhan
Bakteri D2.2 pada Salinitas yang Berbeda ................................................ 35
7. Hasil Uji Sidik Ragam (Anova) dan Uji Lanjut Duncan Pertumbuhan
Bakteri D2.2 pada pH yang Berbeda ......................................................... 37
8. Laju Pertumbuhan Bakteri D2.2 pada Salinitas yang Berbeda .................. 39
9. Laju Pertumbuhan Bakteri D2.2 pada pH yang Berbeda ........................... 44
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan berperan sebagai indikator keadaan organisme di dalamnya,
jika kondisi lingkungan buruk maka organisme budidaya yang ada di dalamnya
menjadi stres sehingga terjadi penurunan ketahanan tubuh, akibatnya penyakit
patogen seperti bakteri dapat dengan mudah menyerang organisme budidaya dan
meyebabkan penyakit infeksi (Utami, 2013). Kharisma et al. (2012) menyatakan
bahwa kelimpahan bakteri Vibrio sp. dalam suatu sistem pemeliharaan udang
dapat dijadikan sebagai pertanda timbulnya serangan penyakit Vibriosis. V.
harveyi, V. alginolyticus dan V. parahaemolitycus merupakan jenis bakteri yang
paling sering menyebabkan penyakit Vibriosis pada udang. Bakteri juga dapat
menyebabkan infeksi pada ikan, seperti bakteri Gram positif Staphylocuccus
aureus yang merupakan penyebab septicaemia, hemoragi, urcerasi, dan
menyebabkan kontaminasi air, sementara dari bakteri Gram negatif seperti
Aeromonas hydrophila dapat mengakibatkan penurunan yang signifikan pada
produksi perikanan karena mengakibatkan mortalitas yang tinggi (Pachanawan,
2008).
Penyakit infeksi sebaiknya ditangani sedini mungkin dengan penanganan
yang tepat. Pencegahan maupun pengobatan paling banyak dilakukan dengan
memberikan antibiotik serta bahan kimia lainnya, namun penggunaan antibiotik
serta bahan kima untuk memberantas bakteri patogen dalam jangka panjang dapat
menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan sekitar dan resistensi terhadap
bakteri patogen (Watson et al., 2008). Beberapa kelemahan dalam penggunaan
bahan antibiotik diantaranya, dapat menjadikan bakteri resisten terhadap
antibiotik, menimbulkan residu pada tubuh organisme budidaya, merusak
lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan manusia mengkosumsi
organisme budidaya yang telah diberi zat antibiotik. Hal inilah yang menyebabkan
negara-negara maju melarang penggunaan antibiotik serta produk perikanan yang
mengandung residu antibiotik (Sukenda et al., 2005).
2
Penggunaan bakteri biokontrol merupakan salah satu solusi pemecahan
masalah penyakit pada organisme budidaya. Selain itu, penggunaan bakteri
biokontrol juga ramah lingkungan dan dapat menekan pertumbuhan bakteri
patogen. Bakteri biokontrol memanfaatkan hubungan antagonis antara organisme
untuk mendapatkan ruang gerak serta makanan. Muliani et al. (2012) dalam
penelitiannya tentang bakteri biokontrol, menunjukan bahwa isolat bakteri BL542
diidentifikasikan sebagai bakteri Pseudoalteromonas sp. dapat menghambat
pertumbuhan bakteri V. harveyi MR5339 secara in vitro maupun in vivo pada
larva udang windu karena senyawa antimikroba yang dihasilkannya.
Mariska (2013) telah mendapatkan isolat bakteri biokontrol dengan kode
D2.2, diisolasi dari tambak tradisional di Desa Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti,
Kabupaten Lampung Timur. Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Aji
(2014) pada analisis 16s rDNA dari bakteri D2.2 menggunakan aplikasi Basic
Local Alignment Search Tool (BLAST), bakteri D2.2 diidentifikasi memiliki
homologi paling tinggi yaitu dengan bakteri Bacillus sp. Tingkat homologi
mencapai 97%. Bakteri D2.2 termasuk dalam golongan bakteri Gram positif dan
berbentuk batang. Bakteri ini bisa bersifat aerob obligat atau fakultatif anaerob
(bisa bertahan pada kondisi aerob dan anaerob), biasanya motil, bersifat katalase
dan oksidase positif.
Isolat bakteri D2.2 dalam penelitian yang dilakukan oleh Aji (2014),
menunjukan kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi,
Stapylococcus aureus dan Aeromonas hydrophila secara in vitro. Sementara itu
dalam penelitian Hardiani (2014), isolat bakteri D2.2 mampu menghambat
pertumbuhan bakteri V. harveyi pada udang vaname yang diujikan secara in vivo.
Isolat bakteri D2.2 merupakan isolat potensial antibakteri. Sebelum diaplikasikan
ke lapangan, isolat D2.2 perlu diuji aktivitas senyawa antimikrobanya yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH, salinitas, stabilitas senyawa
antibakteri, suhu, takaran inokulum mikroorganisme waktu inkubasi, dan aktivitas
metabolisme (Irianto, 2007).
Kinetika pertumbuhan bakteri merupakan salah satu cara untuk mengetahui
kecepatan produksi biomasa sel dan pengaruh lingkungan terhadap kecepatan
3
pertumbuhan sel (Pramono, 2003). Kinetika perumbuhan bakteri dipengaruhi oleh
faktor lingkungan seperti pH dan salinitas serta faktor pertumbuhan lainnya
seperti vitamin dan mineral yang terdapat pada lingkungannya (Mangunwidjaja,
1994). Sementara itu Irianto (2007) menyatakan aktivitas senyawa antimikroba
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pH, lingkungan, stabilitas
senyawa antibakteri, suhu, takaran inokulum mikroorganisme, waktu inkubasi dan
aktivitas metabolisme mikroorganisme. Faktor yang mempengaruhi zona hambat
yaitu sensitivitas organisme, media kultur, kondisi inkubasi, dan kecepatan difusi
agar.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika pertumbuhan dan
aktivitas senyawa antibakteri dari bakteri D2.2 pada salinitas dan pH yang
berbeda.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah adanya informasi mengenai kondisi terbaik
untuk kultur massal dengan bioaktivitas tetap tinggi dari bakteri D2.2 sehingga
dapat digunakan sebagai salah satu solusi antibakteri yang ramah lingkungan.
1.4 Kerangka Pemikiran
Penyakit dalam dunia perikanan dewasa ini masih menjadi suatu
permasalahan yang sulit untuk dipecahkan. Lingkungan yang kurang baik serta
padat tebar yang tinggi dalam sistem intensif menyebabkan organisme budidaya
stress sehingga patogen seperti bakteri mudah menyerang organisme budidaya.
Dan menyebabkan infeksi. Infeksi merupakan keadaan masuknya mikroorganisme
seperti bakteri, jamur, parasit dan virus kedalam tubuh kemudian berkembang
biak dan menimbulkan penyakit ( Banu dan Yilmaz, 2009). Bakteri menyerang
dan menyebabkan infeksi pada tubuh organisme budidaya (Utami, 2013).
Penyakit infeksi oleh bakteri Gram negatif seperti Vibrio sp. merupakan
penyebab penyakit Vibriosis bersifat akut dan dapat mematikan larva udang atau
4
ikan dalam waktu 1-3 hari (Rukyani et al., 2002). Vibriosis bersifat akut dan
ganas, karena dapat memusnahkan populasi udang atau ikan dalam tempo 1-3 hari
sejak gejala awal tampak. Organisme budidaya yang terserang vibriosis sangat
sulit untuk diselamatkan sehingga seluruh organisme budidaya lainnya yang ada
terpaksa dibuang atau dimusnahkan. Penularan penyakit ini dapat langsung
melalui air atau kontak langsung antar organisme dan menyebar sangat cepat pada
pemeliharaan kepadatan tinggi (Prajitno, 2005). Bakteri dapat bertahan hidup,
tumbuh dan berkembang pada batas-batas suhu tertentu. Suhu optimum untuk
pertumbuhan bakteri Vibrio sp berkisar antara 30-350C, sedangkan pada suhu 40C
dan 450C bakteri Vibrio sp. tidak dapat tumbuh dan pada suhu 550C bakteri Vibrio
sp. akan mati (Prajitno, 2005). Penyakit bakteri yang menyerang organisme
budidaya selain bakteri Vibrio sp. misalnya bakteri Aeromonas. Bakteri ini
menyerang ikan yang merupakan penyebab penyakit Ulcerative disease atau
penyakit borok atau penyakit merah yang mengakibatkan kematian sekitar ±170
ton jenis ikan mas termasuk didalamnya ikan-ikan kecil dan benih (Lukistyowati,
2012). Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan bakteri Gram negatif yang
mempunyai karakteristik berbentuk batang pendek, bersifat aerob dan fakultatif
anaerob, tidak berspora, motil, mempunyai satu flagel, hidup pada kisaran suhu
25-300 C.
Bakteri Gram positif seperti Staphylococcus aureus juga dapat
menyebabkan penyakit pada organisme air dengan merusak organ ginjal, limpa,
dan berperan sebagai penyakit infeksi sekunder pada ikan (Atyah et al., 2010).
Penyakit infeksi yang dibabkan oleh bakteri Gram postif dan bakteri Gram negatif
umumnya dapat diobati dengan antibiotik (Gill et al., 2000).
Pengobatan penyakit pada organisme budidaya biasanya dilakukan dengan
memberikan bahan kimia, hal ini dalam jangka panjang menyebabkan dampak
negatif bagi lingkungan sehingga bahan alternatif yang lebih ramah linggukangan
sangat dibutuhkan dalam upaya penanggulangan masalah ini. Salah satunya
dengan cara memberikan antibiotik yang ramah lingkungan seperti penggunaan
bakteri biokontrol untuk menghambat bakteri patogen. Kinetika pertumbuhan
bakteri merupakan salah satu cara untuk mengetahui kecepatan produksi biomasa
5
sel dan pengaruh lingkungan terhadap kecepatan pertumbuhan sel (Pramono,
2003). Kinetika perumbuhan bakteri dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
pH dan salinitas serta faktor pertumbuhan lainnya seperti vitamin dan mineral
yang terdapat pada lingkungannya (Mangunwidjaja, 1994). Sementara itu Irianto
(2007) menyatakan aktivitas senyawa antimikroba dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya pH, lingkungan, stabilitas senyawa antibakteri, suhu,
takaran inokulum mikroorganisme, waktu inkubasi dan aktivitas metabolisme
mikroorganisme.
Setiap organisme memiliki kisaran pH optimum yang berbeda-beda.
Sumarsih (2003) menyatakan bahwa mikroba umumnya menyukai pH netral (pH
7). berdasarkan pH-nya mikroba dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu
mikroba asidofil adalah mikroba yang hidup pada pH 2-5, mikroba mesofil
(neutrofil) adalah mikroba yang hidup pada pH 5,5-8 dan mikroba alkalifil adalah
mikroba yang hidup pada pH 8,4-9,5. Bakteri termasuk makhluk hidup dimana
proses biokimiawi yang memerlukan peranan enzim sehingga setiap bakteri
memiliki pH optimum untuk pertumbuhannya. Parameter lingkungan yang
mendukung dapat mengoptimalkan pertumbuhan bakteri biokontrol sehingga
menghasilkan senyawa antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
patogen. Oleh karena itu penelitian tentang kinetika pertumbuhan dan aktivitas
senyawa antibakteri dalam beberapa parameter fisik perlu dilakukan. Parameter
tersebut diantaranya pH dan salinitas.
Pengunaan bakteri biokontrol D2.2 dalam penelitian Mariska (2013)
menunjukan bahwa bakteri biokontrol D2.2 mampu menghambat pertumbuhan
bakteri V. harveyi secara in vitro. Sementara dalam penelitian lebih lanjut yang
dilakukan oleh Aji (2014) bakteri biokontrol D2.2 mampu menghambat
pertumbuhan bakteri S. aureus, A. hydrophila dan V. alginolyticus.
6
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Indigenous Bakteri
Menekan Pertumbuhan
Bakteri Patogen
Aktivitas Antibakteri
Bakteri Biokontrol
Aplikasi Bahan
Kimia Penanggulangan Antibiotik
Penyakit Infeksi
Lingkungan
Budidaya yang
Buruk
Organisme Patogen Seperti
Bakteri Gram Positif dan
Gram Negatif)
Inang yang
Stres
Kematian Masal,
Kerugian Secara Ekonomi
Uji Kinetika
7
1.5 Hipotesis
1. H0. : Salinitas media yang berbeda tidak berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan dan aktivitas senyawa antibakteri biokontrol D2.2
H1. : Salinitas media yang berbeda berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan dan aktivitas senyawa antibakteri biokontrol D2.2
2 H0. : pH media yang berbeda tidak berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan dan aktivitas senyawa antibakteri biokontrol D2.2
H1. : pH media yang berbeda berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
dan aktivitas senyawa antibakteri biokontrol D2.2
8
II. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan Jurusan
Budidaya Perairan Fakultas Pertanian serta Laboratorium Organik Jurusan
Biokimia FMIPA Universitas Lampung pada bulan Oktober 2015 – Februari
2016.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer
(Spectrophotometer Genesys 20), ultrasonicator, micropipet, cawan petri, tabung
reaksi, botol falcon steril, autoklaf (S- 90-N Electric Steroclave), bunsen,
timbangan digital (Ainswot AA-160, Denver Instrument Company) hot plate
stirrer (Noma II Thermolyne), labu erlenmayer, kapas, kain kasa, alumunium foil,
sprayer, pipet tetes 10 ml, botol sampel, rak tabung reaksi, tabung falcon,
instrumen sentrifius (Model 228 Fisher Scientific), Shaker (SSL2 Stuart),
Inkubator (Precistern P’Selecta) dan jarum ose labu ekstraksi.
2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu, isolat bakteri D2.2, isolat bakteri
Stapylococcus aureus, Aeromonas hydrophila, Vibrio alginolyticus, alkohol,
akuades, air laut steril, kertas cakram, media gliserol, bacto peptone (OXOID
LP0034, England), bacto agar (OXOID LP0011, England), Ekstrak yeast (OXOID
CM0019, England) media TSA (OXOID CM0131, England), antibiotik amoxyline
50 mg (Indofarma, Bakasi), etil astatat dan amonium sulfat.
9
2.3 Desain Penelitian
Desain penelitian ini disusun berdasarkan sistem Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Susunan satuan percobaan diletakkan secara acak (Gambar 1.):
Gambar 2. Desain susunan satuan percobaan. P: perlakuan; U: ulangan
2.4 Tahap Penelitian
2.4.1 Isolat Bakteri D2.2
Isolat bakteri D2.2 murni dari koleksi hasi penelitian sebelumnya Mariska et
al. (2013), yang diisolasi dari tambak tradisional di Lampung Timur. Isolat ini
kemudian disegarkan kembali menggunakan media SWC.
2.4.2 Pembuatan Media
2.4.2.1 Komposisi Media Sea Water Complete (SWC)
Media yang digunakan adalah media cair sea water complete (SWC) dalam
1 liter dengan komposisi bacto peptone 5 g, ekstrak yeast 1 g, gliserol 3 ml, air
laut 75%, akuades 25%. Media agar SWC padat dibuat dengan menambahkan 15
gram bacto agar dan untuk media SWC semi solid ditambahkan 7,5 gram bacto
agar (Ayuzar, 2008)
2.4.2.2 Pembuatan Media SWC
Semua bahan komposisi media SWC dicampurkan kedalam labu
erlenmeyer, kemudian dipanaskan dan diaduk menggunakan hot plate Stirrer.
P3
U2
P2
U3
P1
U2
P2
U2
P1
U3
P3
U1
P1
U1
P2
U1
P3
U3
10
Media yang telah homogen kemudian disterilkan menggunakan autoklaf pada
suhu 1210C 15 menit. Kemudian media dimasukkan kedalam cawan petri untuk
media agar lempeng. Setelah itu inkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu ruang.
Untuk media agar miring, media agar SWC dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
2.4.3 Fase Pertumbuhan Bakteri
Pada penelitian ini diperlukan perhitungan untuk menentukan kurva
pertumbuhan bakteri. Sebanyak dua ose isolat bakteri ditumbuhkan dalam 100 ml
media SWC cair dan diinkubasi pada inkubator suhu ruang. Pengukuran kerapatan
sel (Optical Density) dilakukan setiap 3 jam sekali dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm yang mengacu pada penelitian
sebelumnya oleh Aji (2014) hingga fase kematian.
Sumarsih (2003) menyebutkan bahawa pertumbuhan dapat diamati dari
meningkatnya jumlah sel atau massa sel (berat kering sel). Pada umumnya bakteri
dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner, yaitu dari satu sel membelah
menjadi 2 sel baru, maka pertumbuhan dapat diukur dari bertambahnya jumlah
sel. Waktu yang diperlukan untuk membelah diri dari satu sel menjadi dua sel
sempurna disebut waktu generasi. Waktu yang diperlukan oleh sejumlah
sel atau massa sel menjadi dua kali jumlah/massa sel semula disebut
doubling time atau waktu penggandaan. Perhitungan Laju pertumbuhan bakteri
D2.2 menggunakan rumus sebagai berikut:
µ = 𝐿𝑜𝑔 10 𝑋𝑡−𝐿𝑜𝑔 10 𝑋0
0,301 𝑡
Keterangan :
Xt = Jumlah kepadatan Akhir pada waktu eksponensial
X0 = Jumlah kepadatan awal pada waktu eksponensial
t = Waktu pertumbuhan eksponensial
Sementara Waktu Generasi dapat dicari dengan rumus
Waktu Generasi = t/n
Keterangan :
t = Waktu pertumbuhan eksponensial
n = Jumlah Generasi
11
sehingga kita bisa mencari jumlah generasi terlebih dahulu dengan rumus
n = 𝐿𝑜𝑔 𝑁−𝐿𝑜𝑔 𝑁0
0,301
Ket. Log N = Jumlah sel Akhir
Log N0 = Jumlah Sel awal (Sumarsih, 2003)
2.4.4 Produksi Substansi Antibakteri
Ekstraksi antibakteri yaitu media fermentasi SWC cair dan diinkubasi
menggunakan rotary shaker sampai fase kematian pada suhu ruang dengan
kecepatan 150 rpm. Setelah diinkubasi kemudian disentrifugasi dengan kecepatan
5000 rpm selama 25 menit untuk memisahkan supernatan dengan pelet sel bakteri
(Isnansetyo et al.,2009)
Pada penelitian ini ekstraksi antibakteri mengacu pada hasil penelitian Aji
(2013) yakni hanya menggunakan pelet sel bakteri saja. Pelet sel bakteri dicuci
menggunakan phospat buffer saline (PBS) dan ditambahkan 15 ml buffer yang
sama. Suspensi sel bakteri kemudian dipecah menggunakan ultrasonicator selama
5 menit. Suspensi sel bakteri disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 25
menit untuk diambil supernatannya. Supernatan dibagi menjadi 2 bagian, bagian
pertama ditambah aquades 50 ml kemudian diekstraksi menggunakan etil asetat
sebanyak 2 kali dan di evaporasi menggunakan rotary evaporator dengan suhu
50ºC. Sementara bagian kedua menggunakan amonium sulfat dengan perlakuan
sama seperti bagian pertama.
2.4.5 Uji Aktifitas Senyawa Antibakteri
Uji aktifitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi
(diffusion test) menggunakan kertas cakram. Kertas cakram dengan diameter 6
mm direndam dengan hasil ekstraksi sel etil asetat dan saturasi sel amonium
sulfat. Kontrol positif menggunakan antibiotik Amoxyline sebanyak 25 mg
sedangkan kontrol negatif direndam menggunakan akuades steril. Sebanyak 2 ose
isolat bakteri uji yaitu S. aureus, A. hydrophila, V. alginolyticus, diencerkan
masing-masing pada media cair TSB. Sebanyak 0,1 ml bakteri uji dimasukkan
kedalam cawan petri yang berisi media TSA dan digerakkan menyerupai angka
12
1. Eskstraksi sel etil
asetat
4. Kontrol Negatif
3. Kontrol Positif 2. Saturasi amonium sulfat
Bakteri uji
delapan sehingga bakteri menyebar rata dengan. Masing-masing kertas cakram
yang sudah kering diletakkan diatas permukaan media TSA kemudian diinkubasi
pada suhu ruang selama 24 jam. Setelah masa inkubasi, diamati dan diukur
diameter zona hambat yang terbentuk disekitar kertas cakram tersebut. Pola
peletakkan kertas cakram sebagai berikut:
Gambar 3. Peletakkan kertas cakram
2.5 Variabel Penelitian
Variabel yang diuji selama penelitian adalah pH dan salinitas. pH yang
digunakan adalah pH dengan kisaran 6, 7 dan 8 hal ini berdasarkan pH optimum
pada organisme budidaya seperti udang vaname berkisaran 7-9 (Whetstone et al.,
2002), sementara untuk udang windu pH optimumnya 8-8,5 (Amri, 2003).
Salinitas yang digunakan adalah skala 0, 10, 20 dan 30 ppt. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2010) organisme budidaya mampu hidup
pada salinitas 0-30 ppt.
2.6 Analisis Data
Fase pertumbuhan bakteri dari masing-masing perlakuan pada salinitas dan
pH yang berbeda disajikan dalam bentuk grafik pertumbuhan kemudian kepadatan
diuji dengan uji sidik ragam (Anova) dan uji lanjut duncan pada selang
kepercayaan 95%. Laju pertumbuhan disajikan dalam bentuk tabel. Setelah masa
inkubasi dari uji aktivitas antibakteri, zona hambat dari masing-masing perlakuan
diamati dan diukur diameter zona hambatnya.
21
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
diantaranya:
1. Perlakuan salinitas memberikan pengaruh terhadap laju pertumbuhan
bakteri D2.2 dimana laju pertumbuhan paling cepat terdapat pada
salinitas 20 dan 30 ppt dengan 0,179 dan 0,173 generasi/jam dengan
waktu generasi selama 5,59 dan 5,97 jam. Sementara perlakuan pH tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bakteri D2.2.
2. Aktivitas antibakteri (uji zona hambat) tertinggi dari bakteri D2.2
terdapat pada uji tantang terhadap bakteri Vibrio alginolyticus dengan
zona hambat 14 mm dengan ekstraksi sel menggunakan etil asetat.
4.2 Saran
1. Perlu dilakukan uji kandungan senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh
bakteri D2.2.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengetahui kondisi fisik lainnya
yang mempengaruhi aktivitas pertumbuhan serta aktivitas antibakteri
yang dihasilkan bakteri D2.2.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, T. J. (2004). Antibacterial Marine Bacterium Luminous Vibriosis in
Shrimp Larvae. . NAGA, WordFish Quarterly , 27 (3&4).
Aji, M. B. (2014). Aktivitas Senyawa Antimikroba dari Bakteri Biokontrol D2.2
Terhadap Bakteri Pada Udang dan Ikan Secara In Vitro. skripsi: Unila.
Al-Janabi, A. (2006). Identification of Bacitracin Produced by Local Bacillus
licheniformis. African Journal of Biotechnology , Vol. 5 (18), pp. 1600-
1601.
Balcazar, J. L., & Tryson, R. L. (2007). Inhibitory Aktivity of Probiotic Bacillus
substilis UTM 126 Against Vibrio Spesies Confers Protection Against
Vibriosis in Juvenil Shrimp (Litepenaeus vannamei). Equador: Faculty of
Aquaculture, Technical University Of Machala.
Cao Y, H., Zhou, Z., Zhang, M., Mao, W., Zhang, H., & Yao, B. (2012). Orally
Administered Thermostable N-acyl Homoserine lactonase from Bacillus
sp. starin AI96 Attenuates Aeromonas hydrophhila Infection in Zebrafish.
Jurnal AEM 10.1128/AEM.06, 139-11.
Daliningrum, I. M., Salamah, E., & Tampubolon, K. (2009). Penapisan Awal
Komponen Bioaktif dari Kerang Darah (Anadara granosa) Sebagai
Senyawa Antibakteri. Bogor: Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Devianto, L. A., & Kardena, E. (2010). Pengaruh Glukosa Terhadap Produksi
Biosurfaktanoleh Azotobacter vinelandii dan Pengaruh Biosurfaktan
Terhadap Biodegredasi Thp oleh Konsorsium Bakteri Petrofilik. Program
Study Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut
Pertanian Bogor.
Irianto, K. (2007). Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: CV
Yrama Widya.
Isnansetyo, A., & Kemei, Y. (2003). Pseudoalteromonas Phenolica sp. nov., A
Novel Marine Bacterium that Produces Phenolic Antimethihillin-
Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) substances. . Int J Syst Evol
Microciol, 53:583-588.
26
Isnansetyo, A., Istiqomah, I., Sinansari, S., Hermawan, R. K., Triyanto, &
Widada, J. (2009). A Potential Bacterial Biocontrol Agent, Strain S2V2
against Pathogenic Marine Vibrio in Aquaculture. Journal Micro
Biotechnol, 25: 1103-1113.
Kharisma, A., & Manan, A. (2012). Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. pada air
pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) sebagai deteksi dini
serangan penyakit vibriosi. jurnal ilmiah perikanan dan kelautan 4 (2).
Universitas airlangga.
Mariska, D. C. (2013). Penapisan Kandidat Bakteri Biokontrol dari Perairan
Tambak Udang Tradisional terhadap Bakteri Vibrio harveyi. Lampung:
Universitas Lampung.
Muliani, A., Suwanto, & Hala, Y. (.2003). Isolasi dan karakterisasi bakteri asal
Laut Sulawesi untuk biokontrol penyakit vibriosis pada larva udang windu
(Penaeus monodon). ISSN 0854-8587., 10 (1): 6-11.
Pan, X., Chen, F., Wu, T., Tang, H., & Zhao, Z. (2009). The Acid. Bile Tolerance
and Antimicrobial Property of Lactobacillus acidophilus. NIT J. Food
Control, 20: 598-602.
Pelczar, M. J., & Chan, E. (2005). Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Dalam R.
Hadieutomo, T. Imas, S. Tjitrosomo , & S. Angka, ELements of
Microbiology and Biotecnology. (hal. 167-170). Jakarta: UI Press.
Prajitno, A. (2005). The Sensitivity Test Of Flavonoid, of Eucheuma cottoni With
Different Concentration as Vibrio harveyi By In. Jurnal Protein -
ejournal.umm.ac.id.
Purwoko, T. (2007). Fisiologi Mikroba. . Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rukyani, A., & Supriyadi, H. (2000). The Use of Chemicals in Aquaculture in
Indonesia. Sukamandi, West Java, Indonesia: Research Institute for
Freshwater Fisheries.
Suriani, S., Soemarno, & Suharjono. (2013). Pengaruh Suhu dan pH terhadap
Laju Pertumbuhan Lima Isolat Bakteri Genus Pseudomonas yang diisolasi
dari Ekosistem Singai Tercemar di Sekitar Kampus Universitas Brawijaya.
J-PAL Program Magister Pengelolaan Sumber Daya lingkungan
Universitas Brawijaya, Malang., Vol. 2: 2.
27
Utami, R. H. (2013). Identifikasi Parasit Pada Ikan Badut (Amphirion percula) Di
Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Bandar
Lampung: Unila Skripsi.
Walpole, & Ronald, E. (1992). Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Widanarni, D., Meha, S., Nuryati, Sukenda, & Suwan, A. (2004). Uji
Patogenisitas Vibrio harveyi Pada Larva Udang Windu Menggunakan
Resisten Rifampisin Sebagai Penanda Molekuler. Jurnal Akuakultur
Indonesia, IPB, 3(3): 23-27.
Wijayati, A., & Suhartono. (.2000). Penggunaan Antimikroba sebagai Pengganti
Obat-Obatan untuk Mengendalikan Penyakit Udang. Jakarta: Laporan
tahunan BBAP 1999-2000.