uji kemurnian

18
2.1 UJI KEMURNIAN Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat dilaboratorium kimia. Metode kromatografi, karena pemanfaatannya yang leluasa, dipakai secara luas untuk pemisahan analitik dan preparatif. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan untuk semua cuplikan , dan kromatografi preparatif hanya dilakukan juka diperluk- an fraksi murni dari campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara mengotak-atik langsung beberapa sifat fisika umum dari molekul. Sifat utama yang terlibat ialah : (1) Kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan), (2) Kecender -ungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi, penjerapan), dan (3) Kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap (keatsirian) . Pemisahan atau pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan teknik tersebut. Keempat teknik kromatografi itu adalah kromatografi kertas (KKT), Kromatografi lapis tipis (KLT), Kromatogfrafi gas cair (KGC), dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Metode pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik atau gabungan teknik tersebut. 1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Upload: yunita-kurniati

Post on 29-Dec-2015

371 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

HHHHMMMMM

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Kemurnian

2.1UJI KEMURNIAN

Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat dilaboratorium

kimia. Metode kromatografi, karena pemanfaatannya yang leluasa, dipakai secara luas untuk

pemisahan analitik dan preparatif. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap

permulaan untuk semua cuplikan , dan kromatografi preparatif hanya dilakukan juka diperluk-

an fraksi murni dari campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara

mengotak-atik langsung beberapa sifat fisika umum dari molekul. Sifat utama yang terlibat

ialah : (1) Kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan), (2) Kecender -

ungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi, penjerapan), dan (3)

Kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap (keatsirian) .

Pemisahan atau pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan

menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan teknik tersebut.

Keempat teknik kromatografi itu adalah kromatografi kertas (KKT), Kromatografi lapis tipis

(KLT), Kromatogfrafi gas cair (KGC), dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).

Metode pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan

menggunakan salah satu dari empat teknik atau gabungan teknik tersebut.

1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kedua cara ini serupa dalam hal fase diamnya berupa lapisan tipis dan fase geraknya

mengalir karena kerja kapiler. Perbedaannya dalam sifat dan fungsi fase diam.

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi

serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti

kepolaran eluen, oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak

sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah

yang menyebabkan pemisahan.

Kromatotron

Proses isolasi yang terjadi berdasarkan adsorpsi dan partisi. Adsorpsi adalah

senyawa kimia dapat terpisah-pisah disebabkan oleh daya serap adsorban terhadap

tiap-tiap komponen kimia tidak sama. Sedangkan partisi adalah kelarutan tiap-tiap

komponen kimia dalam cairan pengelusi (eluen) tidak sama dimana arah gerakan

Page 2: Uji Kemurnian

eluen disebabkan oleh gaya sentrifugal sehingga komponen kimia dapat bergerak

dengan kecepatan yang berbeda-beda yang menyebabkan terjadi pemisahan.

2. Kromatografi Gas Cair (KGC)

Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa

dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase

diam. Fase diam berupa gas akan mengelusi solute dari ujung kolom lalu

menghantarkannya ke detector. Penggunaan suhu yang meningkat (biasanya pada

kisaran 50-350°C) bertujuan untuk menjamin bahwa solute akan menguap dan

karenanya akan cepat terelusi.

Ada 2 jenis kromatografi gas :

1. Kromatografi gas-cair (KGC)

Pada KGC ini, fase diam yang digunakan adalah cairan yang diikatkan

pada suatu pendukung sehingga solute akan terlarut dalam fase diam.

Mekanisme sorpsi-nya adalah partisi.

2. Kromatografi gas-padat (KGP)

Pada KGP ini, digunakan fase diam padatan (kadang-kadang polimerik).

Mekanisme sorpsi-nya adalah adsorpsi.

3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

KCKT dapat disamakan dengan KGC dalam hal kepekaan dan kemampuan

menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif dengan sekali kerja saja. Perbedaannya

adalah fase diam yang terikat pada polimer berpori terdapat pada kolom baja tahan

karat yang bergaris tengah kecil dan fase gerak cair mengalir akibat tekanan yang

besar. Maka, dari berbagai kromatografi diatas, penggunaan untuk kualitatif dapat

digunakan KKt dan KLT serta KGC dan KCKT. Untuk penggunaan kuantitatif dan

untuk pemurnian (isolasi) maka dapat dipertimbangkan penggunaan

beberapa metode berikut, yaitu : KLT preparatif, kromatografi kolom

(termasuk kromatografi gas dan kromatografi cair kinerja tinggi).

4. KROMATOGRAFI KOLOM

Pelarut (fase gerak) dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang

disebabkan oleh gaya berat atau didorong dengan tekanan. Pita, senyawa linarut

Page 3: Uji Kemurnian

bergerak melalui kolom dengan laju yang berbeda, memisah dan dikumpulkan berupa

fraksi ketika keluar dari alas kolom.

Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak

digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa

dalam jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang

sering digunakan adalah silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion. Cara

pembuatannya ada dua macam :

Cara kering yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah diberi kapas

kemudian ditambahkan cairan pengelusi.

Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan cairan

pengelusi yang akan digunakan kemudian dimasukkan ke dalam kolom melalui

dinding kolom secara kontinyu sedikit demi sedikit hingga masuk semua, sambil

kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika gel mapat, setelah silika gel

mapat eluen dibiarkan mengalir sampai batas adsorben kemudian kran ditutup

dan sampel dimasukkan yang terlebih dahulu dilarutkan dalam eluen sampai

diperoleh kelarutan yang spesifik. Kemudian sampel dipipet dan dimasukkan ke

dalam kolom melalui dinding kolom sedikit demi sedikit hingga masuk semua,

dan kran dibuka dan diatur tetesannya, serta cairan pengelusi ditambahkan.

Tetesan yang keluar ditampung sebagai fraksi-fraksi

1. Kromatografi Kolom Isap :

Suction Colomn

Isolasi komponen kimia dalam jumlah yang banyak, berdasarkan absorpsi

dan partisi, dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan dengan suatu

pompa vakum agar eluen dapat turun mengelusi komponen kimia yang

selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi.

Rapid-Sigel

Isolasi komponen kimia dalam jumlah yang sedikit berdasarkan absorpsi

dan partisi, dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan dengan suatu

Page 4: Uji Kemurnian

pompa vakum agar eluen dapat turun mengelusi komponen kimia yang

selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi.

Press Colomn

Kromatografi kolom sederhana di mana fase gerak bergerak dengan cepat

karena penggunaan tekanan positif dari tabung nitrogren. Udara yang ditekan

mengandung O2 dan uap air yang dapat menyebabkan peruraian produk dari

ekstrak dan berubah saat pemisahan kromatografi.

Keterbatasan kromatografi kolom-terbuka klasik ialah sebagai berikut : (3)

a. Pemisahan lambat

b. Penjerapan linarut yang tidak bolak-balik

c. Tidak dapat dipakai jika partikel terlalu kecil.

Kombinasi antara kromatografi kolom kering dan kromatografi cair vakum memiliki

kelebihan dimana laju pengelusian lebih tinggi dan memperpendek waktu kontak linarut

dengan penjerap. Untuk kolom gaya tarik bumi yang memakai penjerap berukuran 60-

230 mesh (63-250 μm), umumnya laju aliran sekitar 10-20 mL/cm2 penampang

kolom/jam. Untuk partikel yang lebih kecil dari 200 mesh diperlukan semacam

pemompaan atau sistem bertekanan. Kemudian laju dapat ditingkatkan sampai 2 mL atau

lebih setiap menitnya, atau sampai batas sistem tekanan.

Kromatografi Vakum Cair mempunyai keuntungan yang utama dibandingkan dengan

kolom konvensional yaitu :

1. Konsumsi fase gerak KCV hanya 80% atau lebih kecil disbanding dengan kolom

konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat

(10-100μl/menit)

2. Adanya aliran fase gerak lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika

digabung dengan spectrometer massa

3. Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat karenanya

jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas missal sampel

klinis

Kerugian KCV (Kromatogravi Vakum Cair) :

Page 5: Uji Kemurnian

1. Membutuhkan waktu yang cukup lama

2. Sampel yang dapat digunakan terbatas

5. KROMATOGRAFI KERTAS Kromatografi kertas atau KKt pada hakekatnya adalah KLT pada lapisan tipis

selulosa atau kertas. Cara ini ditemukan jauh sebelum KLT dan tetap dipakai secara

efektif selama bertahun-tahun untuk pemisahan molekul biologi seperti asam amino, gula

dan nukleotida. Metode ini merupakan metode KCC dengan fase diam cair, biasanya air

pada serabut kertas. KKt tidak memerlukan pelat pelindung dan kertas dapat mudah

diperoleh dengan dalam bentuk murni sebagai kertas saring. Lapisan selulosa harus

dicetak lebih panjang dari pada serabut pada lapisan selulosa yang lazim, menyebabkan

lebih banyak terjadi difusi kesamping dan bercak lebih besar Akhirnya lapisan selulosa

lebih rapat dan pelarut lebih cenderung mrngalir melaluinya. lebih cepat menghasilkan

pemisahan lebih tajam (Roy, 1991).

Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan

mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas

saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang

kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam

pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol,

asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan. Kromatografi kertas diterapkan

untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar Ketika pelarut mencapai ujung

atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak

tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi. Kromatografi kertas

dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya

diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut ( www.Indigo. Com ,1994).

Menurut Sastrohamidjojo, H (1991) menyatakan bahwa apabila akan melakukan

pemisahan dengan kromatografi kertas maka hal-hal seperti berikut perlu mendapatkan

perhatian.

a. Metode

Ada beberapa metode dalam pemisahan dengan kromatografi kertas diantaranya :

Page 6: Uji Kemurnian

Metode penurunan yaitu berupa bejana yang terbuat dari gelas , platina atau logam

tahan karat yang di atasnya ditutup untuk mencegah dari pelarut. Untuk

menyangga agar kertas tak lepas perlu diberi penahan dari batang gelas. Untuk

beberapa centimeter pelarut mengalir oleh gaya kapiler dan mengalir oleh

gravitasi setelah permukaan pelarut melintasi batang gelas.

Metode penaikan. Bejana yang digunakan untuk kromatografi penaikan sama

seperti untuk kromatografi penurunan, tetapi pelarut diletak dibagian bawah

bejana dan kertas dicelupkan di atasnya.

Metode mendatar. Dalam cara ini kertas dibentuk bulat ditengahnya diberi lubang

sebagai tempat untuk meletakkan sumbu yang terbuat baik dari gulungan kertas

atau dari benang dimana melalui ini pelarut akan naik yang kemudian akan

membesahi kertas untuk kemudian mengembang, melingkar, membawa senyawa

yang dipisahkan.

b. Kertas

Kromatografi kertas menggunakan kertas saring whatman no. 1 dan sampai saat

ini masih dipakai. Kertas dalam pemisahan terutama mempunyai pengaruh pada

kecepatan alir pelarut. Sedangkan fungsi dari kertas sendiri sangat kompleks. Efek

efek serapan disebabkan oleh sifat polar dari gugus-gugus hidroksil dimana ini

kemungkinan sangat penting dan sejumlah kecil dari gugus karboksil dalam selulosa

dapat menaikkan terhadap efek-efek pertukaran ion. Kecepatan aliran naik dengan

penurunan kekentalan dari pelarut (dengan kenaikan dalam suhu), tetapi aliran pelarut

pada suhu yang tertentu, ditentukan oleh kerapatan dan tebalnya kertas.

c. Pelarut

Fase bergerak biasanya merupakan campuran yang terdiri atas satu komponen

organic yang utama , air dan berbagai tambahan seperti asam-asam, basa atau

pereaksi pereaksi kompleks untuk memperbesar kelarutan dari beberapa senyawa

atauuntuk mengurangi yang lainnya. Anti oksida sering digunakan juga dan harus

didapati dengan kemurnian yang tinggi . Pelarut harus sangat mudah menguap, karena

terlampau cepat mengadakan kesetimbangan, pada keadaan yang lain volalitas yang

tinggi mengakibatkan lebih cepat hilang meninggalkan lembaran kertas setelah

bergerak. Kecepatan bergeraknya harus tidak cepat dipengaruhi oleh perubahan

Page 7: Uji Kemurnian

perubahan suhu. Contoh penggunaan dari pelarut yang dipilih untuk senyawa-

senyawa organic yang polar akan lebih mudah larut dalam air dari pada dalam zat –

zat cair organic akan terjadi gerakan-gerakan yang lambat jika fase bergerak

anhidrida digunakan, penambahan air terhadap pelarut akan menyebabkan senyawa-

senyawa tersebut untuk bergerak. Jadi n-butanol bukan merupakan suatu pelarut

untuk asam-asam amino jika tidak dijenuhkan dengan air penambahan asam cuka

disertai dengan pemberian lebih banyak air akan menjadi baik, yaitu akan menaikkan

kelarutan dari asam-asam amino terutama yang bersifat basa, campuran tiga

komponen ini sangat baik untuk senyawasenyawa asam amino.

d. Cara penempatan cuplikan pada kertas

Larutan campuran yang akan dipisahkan ditempatkan pada kertas yang berupa

noda. Biasanya dibiarkan untuk berkembang membentuk suatu bulatan . Bagian

kertas yang ditetesi dibiarkan dalam keadaan mendatar, sehingga larutan pada

keadaan kompak dalam bentuk bulatan. Dan jangan biarkan kertas tersentuh zat-zat

yang lain. Biasanya diameter dari noda yang digunakan adalah 0,5 cm

(Sastrohamidjojo, 1991).

e. Identifikasi dari senyawa-senyawa

Menurut Sastrohamidjojo, H (1991) menyatakan bahwa dalam mengidentifikasi

nodanoda dalam kertas sangat lazim menggunakan harga Rf (retordation factor) yang

didefenisikan sebagai

Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu diantaranya adalah

1. Pelarut , disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan

yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-

perubahan harga Rf

2. Suhu , perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan

aliran.

Page 8: Uji Kemurnian

3. Ukuran dari bejana , volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari

atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen

pelarut dari kertas.

4. Kertas .pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan

serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi

kecepatan aliran.ia akan juga mempengaruhi pada kesetimbangan partisi.

5. Sifat dari campuran. Berbagai senyawa mengalami partisi dan antara volume-

volume yang sama dari fase tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu

mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap yang lainnya hingga

harga Rfnya.

2.2 ISOLASI PREPENTIF

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi berdasarkan

perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia

yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben terhadap

komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda

sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan. Kromatografi lapis tipis preparatif .

Salah satu metode pemisahan yang memerlukan biaya paling murah dan memakai

peralatan sangat sederhana ialah kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP).Walaupun

KLTP dapat memisahkan dalam jumlah gram,sebagian besar pemakaian hanya dalam

jumlah miligram. KLT preparatif dilakukan dengan menggunakan lapisan tebal (sampai 1

mm) sebagai pengganti lapisan penyerap yang tipis (Harborne, 1987)

Pada kromatografi lapis tipis preparatif, cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan

berupa garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar dan dikembangkan secara tegak lurus

pada garis cuplikan sehingga campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Pita

ditampakkan dengan cara yang tidak merusak jika senyawa itu tanwarna, dan penyerap

yang mengandung senyawa pita dikerok dari pelat kaca. Kemudian cuplikan dielusi dari

penyerap dengan pelarut polar. Cara ini berguna untuk memisahkan campuran reaksi

sehingga diperoleh senyawa murni untuk telaah pendahuluan, untuk menyiapkan cuplikan

analisis, untuk meneliti bahan alam yang lazimnya berjumlah kecil dan campurannya

Page 9: Uji Kemurnian

rumit dan untuk memperoleh cuplikan yang murni untuk mengkalibrasi kromatografi lapis

tipis kuantitatif (Gritter, 1991)

Pengembangan plat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat

menampung beberapa plat. Keefisienan pemisahan dapat ditingkatkan dengan cara

pengembangan berulang. Harus diperhatikan bahwa semakin lama senyawa berkontak

dengan penyerap maka semakin besar kemungkinan penguraian (Hostettman, 1995)

Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh

atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jel silika, atom

silikon berlekatan pada gugus -OH. Jadi, pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H

selain Si-O-Si. Gambar ini menunjukkan bagian kecil dari permukaan silika.

Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk

ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya

gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol. Fase diam lainnya yang biasa digunakan

adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus

-OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.

Analisis preparatif ditujukan untuk memisahkan analit dalam jumlah yang banyak

lalu senyawa yang telah dipisahkan ini dianalisis lebih lanjut, misalkan dengan

spektrofotometri atau dengan teknik kromatografi lain. Pada KLT preparatif ini, sampel

ditotolkan dalam lempeng dengan lapisan yang besar lalu dikembangkan dan dideteksi

dengan cara yang non-destruktif. Bercak yang mengandung analit yang dituju selanjutnya

dikerik dan dilakukan analisis selanjutnya

a) Penyerap (adsorben)

Page 10: Uji Kemurnian

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memeriksa pengaruh ketebalan

penyerap terhadap kualitas pemisahan tetapi ketebalan yang sering dipakai adalah 0,5 -

2 mm . ukuran pelat kromatografi biasanya 20x20 cm atau 20x40 cm . pembatasan

ketebalan ukuran lapisan dan ukuran pelat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang

dapat dipisahkan dengan KLTP. Penyerap yang paling umu ialah silica gel dan dipakai

untuk pemisahan campuran senyawa lipofil maupun campuran senyawa hidrofil.

Untuk pembuatan lapisan tanpa retak dianjurkan memakai penyerap niaga yang

tersedia. Ukuran partikel dan porinya kurang lebih sama dengan ukuran tingkat mutu

KLT. (Hostmann. 1995 : 9)

Pelat KLTP dapat dibuat sendiri atau dibeli dengan sudah terlapisi penyerap

(biasanya disebut pelat siap pakai atau pelat pralapis). Keuntungan membuat pelat

sendiri ialah bahwa ketebalan dan susnan lapisan dapat kia atur sendiri. Jadi, perak

nitrat, senyawa dapr, dsb. Dapat dicampur dengan penyerap pembuatan lapisan

penyerap. (Hostettmann. 1995 : 9)

Pembuatan lapisan penyerap yang diperlukan dapat dikerjakan denganmemakai

salah satu dari alat penyaput niaga yang banyak jenisnya misalnya dari camag, desaga

dsb. Petunjuk untuk penggunaan pelat biasanya terdapat pada kemasan penyerap yang

bersangkutan. (Hostettmann. 1995 : 9

b) Penotolan Cuplikan

cuplikan dilarutkan dengan sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada pelat

KLTP. Pelarut yang baik ialah pelarut atsiri (heksana, diklorometana, etil asetat),

karena jika tidak atsiri terjadi pelebaran pita. Konsentrasi cuplikan harus sekitar 5-

10%. Cuplikan ditotolkan berupa pita yang harus sesempit mungkin karena

pemisahann bergantung pada lebar pita. Penotolan dapat dilakukan dengan tangan

(pipet) tetapi lebih baik dengna penotolan otomatis (camag, desaga, dsb). Untuk pita

yang terlalu lebar, dapat dilakukan pemekatan dengan cara pengembangan memakai

palerut polar sampai kira-kira 2 cm diatas tempat totolan . kemudian pelat dikeringkan

dan dielusi dengan pelarut yang diinginkan (Stahl 1967). Pelat pralapis khusus dengan

daerah pemekatan dapat dibeli. (Hostettmann. 1995 : 9)

Page 11: Uji Kemurnian

c) Isolasi Senyawa Yang Sudah Terpisah

Kebanyakan penyerap KLTP mengandung indikator fluoresensi yang

membantu mendeteksi kedudukan pita yang terpisah sepanjang senyawa yang

dipisahkan menyerap siunar UV. Akan tetapi beberapa indicator menimbulkan

masalah bereaksi dengan asam kadang-kadang asam asetat.

Untuk senyawa yang tidak menyerap UV ada beberapa pilihan :

Menyemprot dengan air (misalnya saponini)

Menutup pelat dengan sepotong kaca meyemprot salah satu sisi dengna pereaksi

semprot.

Menambahkan senyawa pembanding

Pita yang kedudukanya telah diketahui dikerok dari pelat dengan spatula atau

pengerok berbentuk tabung yang disambungkan ke pengumpul vakum. Cara terakhir

tidak dapt dilakukan untuk senyawa peka karena penyerap yang mengandung senyawa

yang sudah murni terus menerus kena aliran udara dan risiko kena otooksidasi selalu

ada. Cara mengumpulkan mana pun yang dipakai, senyawa harus diekstrasi dari

penyerap dengan pelarut yang paling kurang polar yang mungkin (sekitar 5 ml pelarut

untuk 1 gram penyerap). Harus diperhatikan bahwa makin lama senyawa berkontak

denga penyerap makin besar kemungkinan penguraian. Ekstrak disaring melalui “frit “

kaca berkeporian 4 dan kemudian melalui membran 0,2-0,45 µm. (Hostettmann. 1995 :

11)

d) Keuntungan Dan Kerugian KLTP

keuntungan :

Salah satu pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah dan

memakai peralatan paling dasar adalah kromatografi lapis tipis preparatif.

Kerugian:

Ketebalan dari lempeng menyebabkan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih

lama dibadingkan dengan KLT pada umumnya

Page 12: Uji Kemurnian

e) Dasar Pertimbangan Penggunaan KLTP :

Pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT), zat penjerap merupakan lapisan tipis

serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik ataulogam secara merata.

Dengan memakai KLT, pemisahan senyawa yang amat berbeda seperti senyawa organik

alam dan senyawa organik sintetik, kompleks anorganik-anorganik dan bahan ion

anorganik dapat dilakukan beberapa menit dengan alat yang harganya tidak terlalu mahal