uji folin.docx

5
3. PENETAPAN KADAR KREATININ URIN (UJI FOLIN) 1. Dasar Teori Otot skeletal untuk membutuhkan energy yang cukup besar dan terus menerus dal upaya mempertahankan kinerjanya. Sumber energi untuk kontraksi otot rangka ini bersumber dari: a. Kreatin Fosfat Keratin fosfat yang tersedia di otot akan bereaksi dengan ADP untuk memben !eaksi ini dikatalis oleh "n#im Keratin Kinase. Kreatin fosfat ini dapat m energy untuk akti$itas otot rangka selama %&'%( detik. b.)likolisis Anaerob )likolisis ini menggunakan glikogen yang tersedia di otot untuk mensuplai energi untuk kontraksi otot selama *&'+& detik tanpa menggunakan oksigen. mampu menghasilkan energy yang sangat sedikit dibandingkan reaksi glikolis namun merupakan penyedia energy yang - ( kali lebih cepat dibandingkan gli earob. c. )likolisis Aerob Proses penghasilan energy dari katabolisme glukosa dan glikogen yang membu suplai oksigen untuk terselenggaranya proses ini. /alur ini menghasilkan h energy yang dibutuhkan untuk kontraksi otot skeletal.

Upload: merdalis-nurlivia

Post on 05-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

3. PENETAPAN KADAR KREATININ URIN (UJI FOLIN)1. Dasar TeoriOtot skeletal untuk membutuhkan energy yang cukup besar dan terus menerus dalam upaya mempertahankan kinerjanya. Sumber energi untuk kontraksi otot rangka ini bersumber dari:a. Kreatin FosfatKeratin fosfat yang tersedia di otot akan bereaksi dengan ADP untuk membentuk ATP. Reaksi ini dikatalis oleh Enzim Keratin Kinase. Kreatin fosfat ini dapat mensuplai energy untuk aktivitas otot rangka selama 10-15 detik.b. Glikolisis Anaerob Glikolisis ini menggunakan glikogen yang tersedia di otot untuk mensuplai kebutuhan energi untuk kontraksi otot selama 30-40 detik tanpa menggunakan oksigen. Cara ini mampu menghasilkan energy yang sangat sedikit dibandingkan reaksi glikolisis aerob namun merupakan penyedia energy yang 2,5 kali lebih cepat dibandingkan glikolisis earob.c. Glikolisis AerobProses penghasilan energy dari katabolisme glukosa dan glikogen yang membutuhkan suplai oksigen untuk terselenggaranya proses ini. Jalur ini menghasilkan hampir 95% energy yang dibutuhkan untuk kontraksi otot skeletal.

Pada penggunaan Kreatin fosfat ini, reaksi antara keratin fosfat dan ADP selain menghasilkan ATP, juga menghasilkan Kreatinin. Kreatinin ini akan dilepaskan ke kapiler darah untuk selanjutnya menuju aliran sistemik yang pada akhirnya akan dieksresikan melalui urin. Dalam keadaan normal, sebesar 1 - 1,8 gram kreatinin diekskresikan melalui urin dalam 24 jam. Ekskresi kreatinin ini dapat dijadikan Indeks Massa Otot selama ginjal masih bekerja maksimal. Ekskresi kreatinin ini dapat berkurang pada keadaan kelaparan dan atrofi otot dan mampu meningkat jika terjadi peningkatan katabolisme jaringan seperti pada demam.

Masing-masing individu mengekskresikan kreatinin dalam jumlah konstran dan tidak dipengaruhi oleh diet sehingga dapat dinyatakan dalam Koefisien Kreatinin. Koefisien Kreatinin menyatakan ekskresi kreatinin dalam 24 jam (dalam mg) dibandingkan dengan berat badan (dalam kg). uji kreatinin ini juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu sampel urin benar merupakan sampel urin yang dikumpulkan dalam 24 jam.

Koefisien KreatininLaki-laki : 20 - 26 mg/ kg berar badan/ 24 jamPerempuan : 14 22 mg/ kg berat badan/ 24 jam

2. Bahan dan Pereaksia. Urin 24 jamb. Larutan Pikrat Jenuhc. Larutan NaOH 10%d. Larutan Standar Kreatinin mengandung 1 mg/mL

3. PelaksanaanPipetkan ke dalam labu takar 10 mL

larutanBlankoStandar 1Standar 2Uji 1Uji 2

akuades0,1 mL----

Standar-0,1 mL0,1 mL--

Urin---1 mL1 mL

Larutan Asam Pikrat2 mL2 mL2 mL2 mL2 mL

NaOH 10%0,15 mL0,15 mL0,15 mL0,15 mL0,15 mL

Kocok perlahan dan diamkan 25 menit. Encerkan dengan akuades sampai volume 10 mL, campurkan dengan membolak-balik labu. Bacalah serapan pada panjang gelombang 540 nm.

4. Perhitungan BlankoStandar 1Standar 2Uji 1Uji 2

Hasil Serapan0.0080.2120.2260.5540.542

AB=0.008As=0.219AU=0.548

Kadar Kreatinin = x 1 x x g/24 jam= x 1 x x g/24 jam= 2.559 x 0.21 g/ 24 jam= 0.537 g/ 24 jam= 537 mg/ 24 jam

Koefisien Kreatinin = = Koefisien Kreatinin = 8.9 mg / kg BB / 24 jam

5. HasilDari hasil didapat koefisien Kreatinin naracoba yang merupakan perempuan adalah 8.9 mg/kg BB/24 jam.

6. PembahasanPada percobaaan didapatkan hasil koefisien kreatinin yang jauh dari kisaran koefisien kreatinin normal untuk perempuan. Pada perempuan kisaran koefisien kreatinin adalah 14 20/mg/kg berat badan/ 24 jam, sedangkan pada naracoba hanya didapatkan koefisien kreatinin sebesar 8.9/mg/kg berat badan/ 24 jam. Menilik dari keadaan umum naracoba dalam keadaan sehat dan tidak terlihat adanya gangguan yang dapat mempengaruhi koefisien kreatinin, maka hasil yang jauh dari kisaran normal ini dimungkinkan karena sampel urin yang dibawa bukan merupakan urin yang dikumpulkan selama 24 jam.

Pada percobaan ini larutan asam pikrat yang bersifat alkalis akan bereaksi dengan kreatinin untuk kemudian membentuk senyawa kompleks (taoutomer kreatinin pikrat) yang memiliki warna larutan kuning jingga. Perubahan warna ini dapat dibaca dengan menggunakan Spektofotometri dengan panjang gelombang 540nm.