uji benedict

5
4. UJI BENEDICT SEMIKUANTITATIF Adanya glukosa dalam urin dapat dinyatakan berdasarkan sifat glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis. Uji ini tidak spesifik terhadap glukosa, gula lain yang mempunyai sifat mereduksi dapat juga memberi hasil yang positif Dasar : Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam sesudah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula sehingga normalnya tidak dapat menyebabkan eksresi glukosa dalam urin. Pada orang normal, glukosa yang telah difiltrasi oleh glomerulus akan direabsorpsi sempurna di tubulus proksimal. Namun, pada orang yang menderita diabetes mellitus, jumlah glukosa darah lebih dari 130 mg per 100 ml darah menyebabkan muatan glukosa yang akan difiltrasi melebihi kemampuan tubulus untuk mereabsopsi glukosa sehingga akan terjadi eksresi glukosa dalam urin. Adanya glukosa dalam urin dapat dinyatakan berdasarkan sifat glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis. Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion

Upload: merdalis-nurlivia

Post on 13-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN BIOKIMIA

4. UJI BENEDICT SEMIKUANTITATIF

Adanya glukosa dalam urin dapat dinyatakan berdasarkan sifat glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis. Uji ini tidak spesifik terhadap glukosa, gula lain yang mempunyai sifat mereduksi dapat juga memberi hasil yang positifDasar :Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam sesudah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula sehingga normalnya tidak dapat menyebabkan eksresi glukosa dalam urin. Pada orang normal, glukosa yang telah difiltrasi oleh glomerulus akan direabsorpsi sempurna di tubulus proksimal. Namun, pada orang yang menderita diabetes mellitus, jumlah glukosa darah lebih dari 130 mg per 100 ml darah menyebabkan muatan glukosa yang akan difiltrasi melebihi kemampuan tubulus untuk mereabsopsi glukosa sehingga akan terjadi eksresi glukosa dalam urin.Adanya glukosa dalam urin dapat dinyatakan berdasarkan sifat glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis. Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi Benedict lebih banyak digunakan pada pemeriksaan glukosa dalam urine daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi Fehling, tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi Benedict. Di samping itu pereaksi Benedict lebih peka daripada pereaksi Fehling. Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling terdiri atas dua macam larutan. (McGilvery&Goldstein, 1996)Dengan uji Benedict ini dapat diperkirakan secara kasar (semikuantitatif) kadar gula dalam urin, Semakin menigkatnya konsentrasi glukosa pada uji ini, endapan yang terjadi makin banyak. Hal ini menandakan bahwa makin reduktif gula tersebut mereduksi larutan Benedict. Namun uji ini tidak spesifik terhadap glukosa, gula lain yang mempunyai sifat mereduksi juga dapat memberi hasil yang positif. Gugus aldehid atau keton bebas gula akan mereduksi kuprioksida dalam pereaksi Benedict menjadi kuprooksida yang berwarna.Dengan uji ini dapat diperkirakan secara kasar (semikuantitataif) kadar gula dalam urin.Bahan dan pereaksi :1. Urin normal2. Larutan glukosa 0,3 %3. Larutan glukosa 1 %4. Larutan glukosa 5 %5. Pereaksi BenedictLarutkan 173 g Na sitrat dan 100 g Na karbonat dalam kira-kira 800 mL akuades (perlu pemanasan).Larutkan 17,3 g kristal tembaga sulfat dalam 100 mL akuades.Tambahkan larutan tembaga sulfat ke dalam larutan sitrat-karbonat sambil terus diaduk. Encerkan dengan akuades sampai volume 1000 mL.

Pelaksanaan :Pipetkan ke dalam tabung reaksi.

LarutanTabung 1Tabung 2Tabung 3Tabung 4Tabung 5

Pereaksi Benedict2,5 mL2,5 mL2,5 mL2,5 mL2,5 mL

Urin4 tetes----

Urin Patologis-4 tetes---

Larutan Glukosa 0,3%--4 tetes--

Larutan Glukosa 1%---4 tetes-

Larutan Glukosa 5%----4 tetes

Panaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit atau didihkan di atas api kecil selama 1 menit. Biarkan menjadi dingin perlahan-lahan. Endapan berwarna hjau, kuning, atau merah menandakan reaksi positif, sedangkan perubahan warna larutan saja tidak berarti reaksi positf.

Penafsiran :WarnaPenilaianKadar

Biru jernihNegatif0

Hijau/ kuning hijau+< 0,5 %

Kuning/ kuning kehijauan++0,5 1,0 %

Jingga+++1,0 2,0 %

Merah++++> 2,0 %

Hasil :TabungWarnaPenilaian

1 ( Urin)Biru jernihNegatif

2 (Urin Patologis)Kuning++

3 (Larutan glukosa 0,3 %)Kuning++

4 (Larutan glukosa 1 %)Jingga+++

5 (Larutan glukosa 5 %)Merah++++

Pembahasan:Dari tabung 1 tidak terjadi perubahan warna yang mengindikasikan tidak terdapat glukosa didalam urin. Hal ini normal terjadi pada urin normal, karena glukosa diserap sempurna sehingga urin yang dikeluarkan tidak terdapat kandungan glukosa. Sedangkan tabung 2 terjadi perubahan warna menjadi warna kuning dan interpretasinya glukosa terdapat positif 2. Jadi adanya abnormalitas pada ginjal sehingga glukosa tidak diserap sempurna dan dikeluarkan lewat urin. Pada tabung 3, 4, 5 terjadi perubahan warna, semakin merah warna larutan maka semakin banyak kandungan glukosa didalam larutan urin. Hal ini dikarenakan adanya Gugus aldehid atau keton bebas gula akan mereduksi kuprioksida dalam pereaksi Benedict menjadi kuprooksida yang berwarna.Kesimpulan :1. Pada Urin OP tidak terdapat kandungan Glukosa2. Pada Urin Patologis terdapat kandungan Glukosa dengan kadar 0,5 1,0 %