documentu2

Click here to load reader

Upload: bernad-nauli

Post on 18-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

UU

TRANSCRIPT

Dugaan Malpraktek Akibat Kurangnya Komunikasi Dokter dan Pasien

Bernad Nauli 030.10.054Calista paramitha 11.2014.038Leni anggraeni 11.2014.Rabieah 11.2014.Dugaan Malpraktek Akibat Kurangnya Komunikasi Dokter dan Pasien

Kronologis kejadianTn. MT 28 tahun seorang buruh pabrik, melaporkan kasus dugaan malpraktek oleh salah satu rumah sakit di Medan atas istrinya, Ny. M, 30 tahun, seorang guru sekolah dasar Muhammadiyah, pada tanggal 1 Februari 2013.

Peristiwa itu berawal saat Tn. MT membawa istrinya ke salah satu rumah sakit swasta di Medan, untuk menjalani operasi cesar tersebut pada tanggal 24 Desember 2012.

Kronologis kejadianDi RS tersebut, Ny. M langsung ditangani oleh dokter dan dibawa ke kamar operasi. Sebelumnya Ny. M dan suaminya tidak pernah diberikan penjelasan tentang akan dilakukannya anestesi spinal oleh seorang dokter spesialis anestesi bernama L dengan cara dilakukan penyuntikan di daerah punggung. Sesampainya di kamar operasi Ny. M mengaku disuntik satu kali di daerah punggung oleh seorang perawat. Sesaat sebelumnya Ny. M memang mendengar perintah dari dr. L kepada seorang perawat untuk melakukan pembiusan kepada dirinya.

Kronologis kejadianSetelah beberapa saat menunggu Ny. M tidak kunjung merasakan efek pembiusan tersebut, kedua kaki ny. M masih dapat bergerak, dan masih terasa sakit saat dicubit.

Akhirnya dilakukan penyuntikan kedua di daerah punggung, kali ini penyuntikan dilakukan oleh dr. L sendiri. Setelah beberapa menit barulah Ny. M merasakan efek pembiusan dan operasi cesar dimulai.

Kronologis kejadianSetelah operasi, ny. M mengalami mual muntah hebat, tubuhnya demam dan meriang. Lalu hingga satu hari setelah operasi yaitu tanggal 25 desember 2013 Ny. M tetap merasakan lemas dan mati rasa pada kedua kakinya. Ny. M tidak dapat berjalan sama sekali. Ny. M dan suaminya mengaku tidak mendapat penjelasan apapun dari pihak dr. L karena alasan biaya.Pada tanggal 28 Desember,Tn. MT membawa pulang Ny. M sambil berharap kelumpuhan Ny. M dapat kembali pulih dengan sendirinya setelah di rawat dirumah. Ny. M meninggalkan rumah sakit dengan kondisi sama sekali tidak dapat berjalan, dari pinggang ke bawah tidak dapat digerakkan, dan nyeri saat buang air kecil.

Kronologis kejadianSetelah satu hari dirumah, suaminya membawa Ny. M kesebuah klinik di dekat rumahnya. Dokter yang menanganinya di klinik tersebut bertanya penyebab sakit yang dideritanya. Dokter klinik tersebut memberikan obat untuk menahan sakit saat buang air kecil saja lalu merujuk kembali Ny. M ke rumah sakit dimana ia melahirkan. Ny.M kembali dirawat di rumah sakit tersebut selama berminggu-minggu namun tidak ada perbaikan sama sekali. Pihak keluarga telah bertanya kepada pihak rumah sakit tersebut dan menawarkan penyelesaian secara kekeluargaan, tetapi pihak rumah sakit cenderung diam dan tidak terlalu menanggapi keluhan dari keluarga ny. M. Akhirnya keluarga memutuskan untuk melaporkan kasus dugaan malpraktik tersebut ke kepolisian setempat.

Pembahasan

Berdasarkan Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP)Pasal 360 berisi mengenai menyebabkan orang lain mendapatkan luka-luka beratPasal 304 menempatkan/membiarkan seseorang dalam keadaan sengsara padahal dia wajib memberikan khdpn, perawatan atau pemeliharaan kpd org lainPasal 90

Dokter yang menangani ny. M tersebut karena kealpaannya telah membuat ny. M mengalami kecacatan, yang seharusnya luka berat atau kecacatan tersebut dapat di hindari dan diminimalkan dengan penyuntikan yang tepat, cermat, dan dokter tetap mengawasi saaat dilakukan penyuntikan oleh perawat yang ia beri wewenang.Serta perlu adanya komunikasi yang mendalam antara keluarga pasien dan dokter tentang efefek samping yang bisa saja terjadi pada pembiusan.

Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum PerdataPasal 1366

seorang dokter tetap mengawasi tindakan penyuntikan yang dilakukan perawat yang ia beri wewenang, dan memastikan perawat tersebut mampu melakukan pekerjaannya denan baik sehingga tidak mencelakakan pasien. Karena kelalainnya dalam pengawasan tersebut menyebabkan kecacatan pada pasien

Berdasarkan UU No. 29 tahun 2004 Tentang Praktek KedokteranPasal 45Pasal 51Pasal 52

Dokter perlu menjelaskan kepada pasien dan keluarganya. Mengenai diagnosis dantata cara tindakan media, tujuan tindakan media yang dilakukan, alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.Dokter tidak memberikan penjelasan yang rinci terhadap Ny. M maupun suaminya dalam tindakan terhadap Ny. MPasien tidak mendapatkan haknya tentang penjelasan yang lengkap dan pelayan medis sesuai kebutuhan.Ketidak telitian dokter karena kurangnya kompetensi dokter tersebut, yang seharusnya dokter harus terus meningkatkan mutu dan kompetensinya dalam bidang ilmu kedokteran.

Berdasarkan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 13Pasal 46

Pada Kasus ini, Tenaga medis melakukan kelalaian yaitu, tidak memberikan informai sejelas-jelasnya terhadap keluarga pasien, sehingga menimbulkan kecacatan pada pasien tersebut.Ditujukan terhadap Runah Sakit tempat M dirawa, dimana Rumah Sakit dipandang sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas kealpaan dokter yang merawat Ny. M hingga menimbulkan kecacatan pada Ny.M tersebut.

Berdasarkan UU No. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4Pasal 7Pasal 62

Pada kasus ini dokter selaku pelaku usaha dianggap kurang memberikan penjelasan secara terinci kepada pihak konsumen yaitu Ny.M dan keluarganya, yang mengakibatkan kecacatan tetap pada pasien.Rumah Sakit dan dokter yang merawat Ny.M tersebut seharusnya memenuhi kewajiban memberikan informasi yang sejelas-jelasnya yang dibutuhkan oleh keluarga pasien yang dalam hal ini disebutkan sebagai konsumen yang berhak atas informasi tersebut.Rumah Sakit dan dokter juga bertanggung jawab atas kecacatan yang terjadi pada Ny.M yang dalam hal ini merupakan konsumen.

KESIMPULAN

Ada banyak penyebab persoalan malpraktek medik menjadi sangat diperbincangkan akek hir-akhir ini dimasyarakat diantaranya pergeseran hubungan kepercayaan anatara tenaga medis dan pasien.Apresiasi masyarakat pada nilai kesehatan makin tinggi sehingga dalam melakukan hubungan dengan dokter, pasien sangat berharap dokter memaksimalkan pelayan medisnya untuk harapan hidup dan kesembuhan penyakitnya. Selama ini masyarakat menilai banyak sekalikasus dugaan malpraktik medik yang dilaporkan media massa atau korban tapi sangat sedikit jumlahnya yang diselesaikan lewat jalur hukum.

Dari sudut penegakan hukum sulitnya membawa kasus ini kejalur pengadilan diantaranya karena belum adanya keseragaman paham diantara para penegak hukum sendiri soal malpraktik medik ini.Dari sudut hukum acara (pembuktian) terkadang penegak hukum kesulitan mencari keterangan ahli. Mungkin sudah saatnya diperlukan juga saksi yang memahami ilmu hukum sekaligus ilmu kesehatan.Bahaya malpraktek tidak hanya mengakibatkan kelumpuhan atau gangguan fatal organ tubuh, tetapi juga mengakibatkan kematian. Masalahnya yang ditimbulkan pun bisa sampai pada masalah nama baik, baik pribadi bahkan negara, seperti yang dipaparkan waktu penjelasan fenomena malprakterj pada era globalisasi tadi. Benar-benar kompleks sekali permasalahan yang ditimbulkan akibat malpraktek ini. Sehingga benar bahwa malpraktek dikatakan sebagai sebuah malapetaka bagi dunia kesehatan Indonesia.

TERIMA KASIH