type mesin las & system pengelasan

15
1. Model GTAW (TIG WELDING) (Gas Tungsten Arc Welding (Tungsten Inert Gas) Yaitu teknik pengelasan berkualitas tinggi dengan kecepatan rendah. A. Elektroda (Tungsten) Elektroda yang digunakan merupakan elektroda yang tidak cepat meleleh dan disebut dengan tungsten. Titik leleh tungsten ini mencapai 3410C. jadi hanya berfungsi sebagai penghantar arus dan pembawa arc. Jenis tungsten dibagi berdasarkan warna pada ujung tungsten : 1. Hijau : alumunium (Al) 2. Merah : steel (FE) dan stainless steel (SS) 3. Gold : langtan (bisa FE dan Al) B. Prinsip Kerja Las TIG Tungsten sbg penghantar arus (-), membakar benda kerja shg terjadi arc untuk pengelasan. Pada saat yang bersamaan, nozzle mengeluarkan gas untuk melindungi pengelasan dari udara luar. Untuk pelat tebal atau penggabungan 2 benda, biasanya menggunakan bahan tambahan atau disebut filler yang berbentuk kawat batangan. C. Jenis Gas Ada 3 jenis gas yang dipakai yaitu Argon (Ar), CO2 dan Helium (He). Untuk pengelasan Al, menggunakan gas Argon. Dikarenakan gas ini tidak bersenyawa dengan karat dan gasnya sendiri lebih bersenyawa dengan Al. Tetapi alumunium yang dilas, tidak boleh terlalu panas. Jika Al panas, maka akan berpengaruh terhadap hasil lasan dan alumunium cepat lumer. untuk bahan carbon steel, menggunakan campuran Ar + CO2. untuk SS menggunakan arcal 21. Ujung tungsten harus berbentuk runcing. Karena jika tumpul akan mempengaruhi hasil lasan. Hasil lasan menjadi jelek. Untuk TIG alumunium, mesin yang digunakan harus AC. Karena jika menggunakan mesin DC, arus yang digunakan terlalu besar dan plat Al akan rusak (arus DC searah dan Al dalamnya lunak). Sedangkan jika menggunakan mesin AC, maka arus yang digunakan tidak terlalu besar karena arusnya bolak-balik. D. Awalan Start TIG 1. Lift Arc Tungsten ditempel, diangkat, busur api nyala. 2. Scracth Start Tungsten digoreskan pada benda kerja, busur api nyala 3. High Frequency (HF)

Upload: wanaco-indo-niaga

Post on 19-Jul-2015

782 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Type mesin las & system pengelasan

1. Model GTAW (TIG WELDING)

(Gas Tungsten Arc Welding (Tungsten Inert Gas) Yaitu teknik pengelasan berkualitas tinggi dengan kecepatan rendah. A. Elektroda (Tungsten)

Elektroda yang digunakan merupakan elektroda yang tidak cepat meleleh

dan disebut dengan tungsten. Titik leleh tungsten ini mencapai 3410C. jadi hanya berfungsi sebagai penghantar arus dan pembawa arc.

Jenis tungsten dibagi berdasarkan warna pada ujung tungsten : 1. Hijau : alumunium (Al) 2. Merah : steel (FE) dan stainless steel (SS) 3. Gold : langtan (bisa FE dan Al)

B. Prinsip Kerja Las TIG

Tungsten sbg penghantar arus (-), membakar benda kerja shg terjadi arc untuk pengelasan. Pada saat yang bersamaan, nozzle mengeluarkan gas untuk melindungi pengelasan dari udara luar. Untuk pelat tebal atau penggabungan 2 benda, biasanya menggunakan bahan tambahan atau disebut filler yang berbentuk kawat batangan.

C. Jenis Gas Ada 3 jenis gas yang dipakai yaitu Argon (Ar), CO2 dan Helium (He). Untuk pengelasan Al, menggunakan gas Argon. Dikarenakan gas ini tidak bersenyawa dengan karat dan gasnya sendiri lebih bersenyawa dengan Al. Tetapi alumunium yang dilas, tidak boleh terlalu panas. Jika Al panas, maka akan berpengaruh terhadap hasil lasan dan alumunium cepat lumer. untuk bahan carbon steel, menggunakan campuran Ar + CO2. untuk SS menggunakan arcal 21.

Ujung tungsten harus berbentuk runcing. Karena jika tumpul akan mempengaruhi hasil lasan. Hasil lasan menjadi jelek.

Untuk TIG alumunium, mesin yang digunakan harus AC. Karena jika menggunakan mesin DC, arus yang digunakan terlalu besar dan plat Al akan rusak (arus DC searah dan Al dalamnya lunak). Sedangkan jika menggunakan mesin AC, maka arus yang digunakan tidak terlalu besar karena arusnya bolak-balik.

D. Awalan Start TIG

1. Lift Arc Tungsten ditempel, diangkat, busur api nyala.

2. Scracth Start Tungsten digoreskan pada benda kerja, busur api nyala

3. High Frequency (HF)

Page 2: Type mesin las & system pengelasan

Torch ditekan, busur api nyala.

Untuk manual (pada mesin MMA), penyalaan menggunakan lift arc dan scratch start.

Untuk HF, digunakan khusus mesin TIG. Karena pada mesin TIG dilengkapi dengan konektor untuk gas dan keluarnya gas diatur pada mesin..

Penggunaan TIG pada mesin MMA, polarity harus dibalik. Karena torch pada mesin TIG (-), benda kerja (+). Jika tidak dibalik, maka torch yang akan habis.

E. Jenis Torch TIG

1. Manual (Valve) Gas yang keluar diatur pada torch dan menggunakan start lift arc dan

scratch. 2. HF (otomatis)

Gas yang keluar diatur oleh mesin, hingga pada torch tinggal menekan. Torch sendiri mempunyai duty cycle. Sehingga mesin TIG biasanya dilengkapi dengan water coolent system untuk mendinginkan torch. Torch panas disebabkan karena terkena aliran arus yang besar dari mesin tig.

Pengelasan pada TIG, bisa dilakukan secara otomatis. Biasanya pada mesin terdapat grafik dan keterangan 2T dan 4T, seperti berikut : a. 2T : tekan nyala, tekan mati b. 4T : tekan nyala, tekan tahan sampai mati System diatas dibuat untuk pengelasan dengan menggunakan material tipis agar material tersebut tidak rusak karena panas.

F. Bagian dan Fungsi Pada Torch TIG

1. torch tig 2. ceramic/ nozzle tig/ pink alumina cup : daerah 3. collet : penahan/ rumah tungsten 4. body collet : rumah collet

Page 3: Type mesin las & system pengelasan

5. back cup : untuk mencegah konslet karena arus pada tungsten. Back cup ada 2 macam yaitu long dan short back cup.

6. tungsten : electrode pada tig. Sebagai penghantar arus listrik dan arc. 7. teflon seal : pencegah kebocoran gas.

G. TIG Torch di Pasaran (tellwin)

1. Manual a. 17 valves (17 V) untuk mesin kapasitas 140 A. b. 26 valves (26 V) untuk mesin kapasitas 180 A.

2. Sin TIG (otomatis/ HF) a. 17 valves (17 V) untuk mesin kapasitas 140 A. b. 26 valves (26 V) untuk mesin kapasitas 180 A.

H. Perlengkapan Pengelasan TIG

1. mesin las TIG 2. TIG torch 3. ground clamp 4. regulator gas CO2 atau Ar 5. collet, body collet, tungsten, ceramic, back cup 6. filler (disesuaikan dengan material yang akan dilas) 7. helm, jaket, sarung tangan 8. Gas

Pada mesin las TIG biasanya dilengkapi dengan diagram welding

Tiap tahap pada grafik diatas diatur dengan waktu. Dari pre gas ke I start bisa diatur berapa menit yang diinginkan welder. System ini meringankan kerja welder.

Page 4: Type mesin las & system pengelasan

TIG Tabel

Diameter Welding Current (Ampere) Thickness Diameter

Gas Tungsten

Stainless Steel

Alumunium Copper

Brass

Material Wire/ Filler

(mm) (SS) (Al) (tembaga) (mm) (mm) (L / min)

1 - 1,6 30 - 50 20 - 50 40 - 65 30 - 50 0,8 - 1,0 0 - 1 5 - 6

1,6 - 2 60 - 100 30 - 80 50 - 120 50 -90 1,2 - 2,0 1,2 - 2,5 6 - 7

2 - 2,4 110 - 160 120 - 160 130 - 200 110 - 160 2,5 - 3,0 2,5 - 4 7 - 8

3,2 - 4 170 - 220 170 - 240 220 - 300 200 - 250 4,0 - 4,5 6 10 - 12

3,2 - 4 240 - 300 300 - 380 350 - 430 240 - 330 8,0 - 10 6 10 - 12

4,8 300 400 500 300 12 6 12 - 15

2. Model GMAW (MIG / MAG WELDING) (Gas Metal Arc Welding / Metal Inert Gas / Metal Active Gas)

A. Prinsip Kerja

Las gas metal adalah proses pengelasan di mana busur terjadi karena adanya kontak antara elektroda terumpan dengan benda kerja. Elektoda ini berfungsi ganda yaitu sebagai pencipta busur las dan sekaligus sebagai logam pengisi pada sambungan las.

Elektroda pada las gas metal berbentuk gulungan dengan panjang bisa ratusan meter. Pada waktu pengelasan, elektroda ini digerakkan oleh motor penggerak pemakanan kawat yang dapat diatur kecepatannya.

Untuk melindungi elektroda dan benda kerja yang cair selama pengelasan dari pengaruh udara luar, gas lindung digunakan di dalam pengelasan ini. Gas tersebut keluar bersamaan dengan wire. Gas lindung yang biasa dipakai dalam pengelasan ini antara lain gas karbon dioksida (CO2), argon (Ar), dan helium (He).

Page 5: Type mesin las & system pengelasan

B. Teknologi

1. Pulse Sistemnya menetes (lelehannya), lebih lambat dari pada arc. 1 detik 1

lelehan. 2. 2 Pulse (double pulse)/ Pulse on Pulse (POP) Sama dengan pulse, namun dalam 1 detik 2 lelehan. 3. Short Arc

Busur api terjadi saat wire ditempelkan pada benda kerja. Digunakan untuk material tebal, tidak untuk material tipis. Spatter terlalu banyak jika menggunakan system ini. Sedangkan ampere yang digunakan kurang dari 200A. wire yg digunakan biasanya ukuran 0,8 – 1,2 mm.

4. Spry Arc Sebelum wire menempel pada benda kerja, terlebih dahulu dicairkan dengan ampere lebih dari 200 A. proses cepat, spatter dikit, tapi ampere besar.

Beda antara MIG dan MAG yaitu beda pada gas yang digunakan. Untuk MIG, gas yang digunakan jenis inert gas yaitu argon (Ar), Helium (He) atau campuran keduanya. Sedangkan untuk MAG, gas yang digunakan yaitu gas aktif antara lain argon dengan oksigen (O2), Ar + CO2. Fungsi dari gas tersebut sama yaitu untuk melindungi hasil pengelasan dari proses karat (porosity). Namun untuk gas aktif, lebih cepat dalam proses ionisasi (membuat udara menjadi penghantar listrik). Untuk MIG (Ar), biasanya

Page 6: Type mesin las & system pengelasan

digunakan untuk pengelasan Al. sedangkan MAG untuk pengelasan SS, Steel, dll.

Las MIG/ MAG dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Semi Otomatis Untuk pengoperasian masih menggunakan tenaga manusia 2. Otomatis

Untuk pengoperasian sudah secara otomatis atau menggunakan robot.

Burn Back Untuk melepaskan wire dibenda kerja pada akhir pengelasan.

C. Jenis Torch MIG (MIG Gun) di Pasaran

Dibedakan berdasarkan ampere yang digunakan (tellwin) : 1. Ergoplus 15 Ampere : 180 A CO2 , 150 A Mix 2. Ergoplus 25 Ampere : 230 A CO2 , 200 A Mix 3. Ergoplus 36

Ampere : 340 A CO2 , 320 A Mix 4. Ergoplus 500 Ampere : 500 A CO2 , 450 A Mix

D. Bagian dan Fungsi Pada Torch TIG

1. Swan Neck : biasa disebut leher angsa. Tempat aliran gas dan wire. 2. Nozzle : biasa disebut conical nozzle. Sebagai pengarah gas. 3. Gas Diffuser : u/ menyebarkan gas dari kecil menjadi besar. 4. Contact Tip : menstabilkan keluaran kawat. 5. Body Contact Tip : biasa disebut tip holder. Rumah dari contact tip.

Untuk kawat kurang dari 1 mm, panjang kabel max. 3m.

Pada las jenis ini pada kabel terdapat selongsong wire yang biasa disebut dengan Liner. Ada 2 jenis yaitu liner alumunium (teflon liner) untuk Al. biasanya berwarna kuning dan steel liner untuk bahan selain Al. Selongsong ini diberikan agar wire awet dan tidak merusak komponen lain pada kabel serta penahan panas yang ditimbulkan kawat akibat gesekan.

Mesin las ini didalamnya dilengkapi dengan wire roll yang mempunyai 2 jenis yaitu ada yang 2 roll dan 4 roll. Fungsinya yaitu menstabilkan jalannya kawat atau wire.

a. 2 roll

Page 7: Type mesin las & system pengelasan

b. 4 roll 4 roll lebih stabil dibanding dengan 2 roll.

Wire roll tampak samping : a. Steel b. Alumunium untuk alumunium berbentuk U. agar Al tetep halus tidak kasar, karena dapat merusak liner. c. Flux Core (tembaga)

Hitungan keluarnya gas pada MIG

prinsipnya = semakin banyak gas yang keluar, semakin bagus hasil lasan,

tetapi boros pada gas.

Berikut merupakan gambar tampak depan dari kabel pada MIG

Page 8: Type mesin las & system pengelasan

E. Perlengkapan Pengelasan MIG

1. mesin las MIG. 2. torch gun. 3. ground clamp. 4. wire. 5. contact tip,body contact tip,nozzle,gas diffuser. 6. gas dan regulator gas (Ar / CO2). 7. helm, jaket, sarung tangan.

Jika pada pengelasan hasilnya jelek, maka yang harus dicek yaitu : 1. contact tip, presisi atau tidak dengan wire. krn ukuran contact tip harus

sama dengan ukuran wire. 2. nozzle, kotor atau tidak. Nozzle kotor dapat menyebabkan porosity pada

hasil lasan dikarenakan gas tidak lancer shg tidak sempurna dlm melindungi hasil lasan.

3. gas diffuser, pecah atau tidak. F. Jenis Gas

Pengelasan dengan menggunakan gas CO2, maka ampere yang digunakan harus besar. Hal ini disebabkan gas CO2 dingin.

Perbandingan hasil lasan dari segi gas.

100% Ar Mixed Gas

100% CO2 (Ar + CO2)

Reaction with weld pool none low high

Ionisasi very good good bad

Reinforcement penetration

Seem appearance smoth fire ripple coarsoly ripple

(tampilan hasil)

Spattering very less medium much

(bunga api)

Page 9: Type mesin las & system pengelasan

3. Model SMAW / MMAW (ARC WELDING) (Shielded Metal Arc Welding / Manual Metal Arc Welding)

Definisi MMA Pengelasan yaitu suatu ikatan metalurgi las pada sambungan logam atau paduan yang dilakukan pada saat keadaan lumer atau cair. MMA yaitu suatu proses penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap (permanen), dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Prinsip Kerja MMA Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam induk (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag). Arus Searah ( DC = Direct Current ) Pada arus ini, elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam satu arah. Arus Bolak-balik ( AC = Alternating Current ) Arah aliran arus bolak-balik merupakan gelombang sinusoide yang memotong garis nol pada interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setenngah gelombang negative. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus (rectifier/adaftor). Keuntungan 1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air. 2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari material mild steel ke

copper alloy dengan rectifier. 3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur 4. Pengelasan dengan segala posisi 5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter 6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa 7. Kebisingan rendah (rectifier) 8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.

Page 10: Type mesin las & system pengelasan

Kerugian 1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan

penyambungan. 2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan. 3. Mudah terjadi Oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari fluks, 4. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan. Peralatan Teknik pengoperasian alat utama, alat bantu dan alat keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan. Alat-alat las dibadi menjadi 3 kelompok, yaitu alat utama, alat bantu dan alat keselamatan kerja las. Alat-alat utama las SMAW yaitu :

Penjepit massa/clam massa

Kabel elektroda

Penjepit elektroda/holder

Kabel massa

Kabel tenaga

Trafo las (pesawat las) AC, DC, AC/DC

Elektroda Jenis Mesin Las (Power Source) 1. Transformator 2. Rectifier 3. Inverter 4. Generator 1. Transformator

Keuntungan :

Sangat kokoh

Desain sederhana

Murah

Dengan menggunakan genset, mesin jenis ini lebih stabil. Kerugian :

Beban berat

Ukuran besar

Hanya untuk AC (tidak semua elektroda bisa digunakan)

Untuk yang manual atau tradisional, pengerjaan jarak jauh kurang cocok digunakan misalnya di shipyard.

Input tidak stabil.

Biaya listrik lebih mahal dari segi harga.

Page 11: Type mesin las & system pengelasan

2. Rectifier Keuntungan : • Dapat di kontrol dan diatur dgn mudah • Dapat di kontrol Jarak Jauh • Tidak Bising • Dapat menggunakan semua jenis lektroda Kerugian : • Beban Berat • Ukuran Besar • EFisiensi kira-kira 70% • Proses dgn Feedback-Control rendah

3. Inverter Keuntungan : • Sangat Efisien • Dapat dikontrol dari jauh dan mudah. • Portable • Tidak Bising

Kerugian : • Komponen Sensitif • Mudah Rusak

4. Generator Keuntungan : • Busur Stabil • Kokoh • Dapat digunakan dilapangan (jauh dari sumber listrik) • Dapat digunakan untuk semua jenis elektroda

Kerugian : • Mengeluarkan Asap • Suaranya Berisik • Berat • Perawatannya Rumit

Hot Start : digunakan jika electrode dalam keadaan basah atau lembab. Dengan adanya sistem ini, electrode langsung dapat digunakan. Arc Force : mengatur besar kecil busur api. Ampere Current : mengatur besar kecil ampere.

Page 12: Type mesin las & system pengelasan

4. Model SAW (Submerged Arc Welding) A. INSTALASI SAW SAW adalah salah satu jenis las listrik dengan proses memadukan material yang dilas dengan cara memanaskan dan mencairkan metal induk dan elektroda oleh busur listrik yang terletak diantara metal induk dan elektroda. Arus dan busur lelehan metal diselimuti (ditimbun) dengan butiran flux di atas daerah yang dilas. SAW tidak membutuhkan tekanan dan bahan pengisi (filler metal) dipasok secara mekanis terus ke dalam busur lsitrik yang terbentuk diantara ujung filler elektroda dan metal induk yang ditimbun oleh fluks.Elektroda pada proses SAW terbuat dari metal padat (solid). Prinsip pada pengelasan ini hampir sama dengan pengelasan pada SMAW. Bedanya dengan SMAW adalah pada SAW flux tidak di bungkus ke elektroda, menggunakan elektroda kontinu, arus lebih tinggi sehingga dapat digunakan untuk mengelas benda yang lebih tebal hanya dengan langkah yang sedikit. Hal-hal yang berkaitan dengan pengelasan ini antara lain : 1. Karena seluruh cairan tertutup oleh fluks maka kwalitas daerah las sangat

baik. 2. Karena dapat digunakan kawat las yang besar, maka arus pengelasan juga

besar sehingga penetrasi cukup dalam dan efisiensi pengelasan tinggi. 3. Karena kampuh las dapat dibuat kecil, maka bahan las dapat dihemat 4. Karena prosesnya secara otomatik maka tidak diperlukan keterampilan juru

las yang tinggi dan perubahan-perubahan teknik pengelasan yang dilakukan oleh juru las tidak banyak pengaruhnya terhadap kwalitas las.

5. Karena busur yang tidak kelihatan, maka penentuan pengelasan yang salah dapat menggagalkan seluruh hasil pengelasan

6. Posisi pengelasan terbatas hanya pada posisi horizontal 7. Karena prosesnya otomatik, maka penggunaannya lebih terbatas bila

dibandingkan las dengan tangan atau semi otomatik 5 (lima) faktor yang perlu diperhatikan sebelum pengelasan SAW : 1. Komposisi kimia dan properti mekanikal lasan yang diharapkan 2. Ketebalan material yang akan dilas 3. Cara pengelasan 4. Posisi pengelasan yang dibuat 5. Frekuensi atau volume pengelasan yang diinginkan SAW dapat dioperasikan dengan 3 cara : 1. Semi otomatik (filler dipasok dengan tangan welder) 2. Automatic (filler dipasok oleh mesin) 3. Dengan mesin (welding travel secara manual dan juga digunakan untuk

elektroda diameter kecil).

Page 13: Type mesin las & system pengelasan

SAW sangat baik dioperasikan secara otomatik dan dengan mesin untuk menghasilkan mutu, deposition rate yang tinggi.

B. Proses SAW Metode pengendalian proses las SAW ada dua cara : 1. Pengendalian Digital 2. Pengendalian analog Keuntungan utama dari sistem pengendali digital ialah dengan keakuratan hasil pengendalian. Kekurangan pengendali digital dibanding pengendali analog : 1. Power source yang ada belum tentu sesuai, perlu modifikasi 2. Perawatan lebih sukar dibanding dengan type analog. Bahan baku logam yang mampu dilas dengan SAW secara umum ialah semua material yang ada dipasar dewasa ini mulai dari baja karbon sederhana hingga logam nikel dan alloy yang rumit.

SAW tidak dipakai untuk root, FCAW bisa dipakai untuk root dengan:

Deposit rate SAW > FCAW Slag SAW solid dan keras > FCAW

Fluk dalam SAW dapat berguna untuk 4M : 1. Melindungi metal yang mencair dari udara luar dengan menutupinya

dengan slag yang sedang mencair 2. Membersihkan metal yang mencair 3. Memodifikasi komposisi metal lasan 4. Mempengaruhi pembentukan bulir las dan properti mekanikalnya.

Fluks adalah campuran komposisi mineral sesuai dengan formula penggunaanya yang berbentuk granular / butiran. Berdasarkan metode pembuatan fluks dibedakan menjadi 3 : 1. Type dilebur dan menyatu (fusi) : fused tye 2. Type digabungkan / bonded type or agglomerated 3. Type dicampur secara mekanis / mechanical mixed

Variabel Pengoperasian yang penting pada SAW : 1. Welding amperage 2. Type of flux and particle distribution 3. Welding voltage 4. Welding speed 5. Electrode speed 6. Electrode extension

Page 14: Type mesin las & system pengelasan

7. Type of electrode 8. Width and depth of the layer of flux Disadvantages SAW : 1. Need to remove slag covering 2. Arc covered during welding – may result in incomplete penetration and / or

of fusion due to improper tracking. 3. Posisi terbatas 4. Filler metal tertutup flux 5. Perlu waktu yang cukup untuk fit-up 6. Solidifation crack -> width to depth ratio

Cara mengurangi efek Arc Blow 1. Rubah dari DC ke AC 2. Perpendek Arc length 3. Kurangi welding current 4. Gunakan back step technique 5. Grounding work piece pada kedua sisi C. Mesin SAW Perlindungan proses pengelasan ini dilakukan dengan : 1. Timbunan flux yang belum dan sedang mencair 2. Gas yang dihasilkan pada proses pengelasan 3. Terak / slag yang dihasilkan FLUX sangat menentukan dalam : 1. Penyetabil busur las / welding arc stabilizer 2. Mengontrol properti mekanikal dan kimiawi hasil lasan 3. Mutu akhir lasan Keunggulan SAW : 1. Dapat dioperasikan dengan arus tinggi hingga 2000 A / Hi current 2. Dapat dioperasikan dengan arus DC atau AC pada waktu bersamaan 3. Dapat dioperasikan menggunakan satu elektroda atau lebih secara

bersamaan

Prinsip pengoperasian : Dengan memasukkan ujung dari solid filler metal yang dipasok secara mekanis pada gundukan fluks pada daerah yang akan dilas. Penambahan flux berlangsung terus menerus di depan dan di sekitar ujung pasokan filler metal. Panas yang timbul mengembangkan sebagian fluks dan mencairkan ujung elektroda bahan pengisi dan permukaan metal induk berdekatan, hingga menghasilkan welding pool (kawah lasan) yang berada di bawah flux yang mencair. Dalam kawah lasan yang mencair terjadi arus kisar (turbulensi) dan

Page 15: Type mesin las & system pengelasan

dengan pengaruh gravity, gelembung udara yang terbentuk tergusur ke arah permukaan dan fluks yang mencair mengapung ke atas kawah las yang mencair. Flux yang mencair dan akan membeku secara sempurna melindungi metal las dari udara luar. D. BAGIAN-BAGIAN SAW Peralatan SAW : 1. Power supply 2. Electrode delivery system 3. Flux distribution system 4. Travel arrangement 5. Control system 6. Flux recovery (pemulung flux) sebagai pilihan 7. Positioning equipment (Alat pengarah) sebagai pilihan Kabel pemasok arus harus menggunakan kabel arus tegangan tinggi 100 % duty cycle. DC Voltage constant (CV) tersedia dalam model transformer rectifier motor generator antara 400 A s/d 1500 A. SAW semi-automatik umumnya menggunakan seumber tenaga listrik antara 300 s/d 600 A untuk penggunaan elektroda siameter 1.6, 2.0, dan 2.4 mm Sumber tenaga DC di atas 1000 A sangat jarang digunakan karena akan menimbulkan arc blow yang kuat terutama pada penggunaan elektroda tunggal. DC Voltage konstan (CV) merupakan self controlling, karena dapat dipakai untuk menjalankan pemasok elektroda secara konstan tanpa bantuan pengatur voltage dan amperage untuk mempertahankan kestabilan busur. CV akan menghasilkan kecepatan pasokan elektrode yang konstan. Power source DC dengan konstan voltage sangat ideal untuk SAW DC Current konstan (CC) baik digunakan untuk GTAW, SMAW dan carbon arc gouging. CC tidak mempunyai self regulating seperti CV, sehingga penggunaannya akan membutuhkan pengatur Current Sensing Variable Wire Speed Control. Type pengontrol ini akan mengatur kecepatan pasokan elktroda apabila ada perubahan voltage. Voltage perlu dipantau untuk menjaga panjang busur tetap konstan. Sumber tenaga kombinasi CV dan CC yaitu sumber tenaga yang dapat dirubah dari mode DC voltage konstan menjadi mode DC arus konstan. Kapasitas hingga 1500 A. Penggunaan pengelasan SAW dengan sumber tenaga AC voltage konstan ialah untuk pemakaian : 1. Arus tinggi 2. Elektrode majemuk (Tandem, triple, atau quarter) 3. Pengelasan dengan kampuh sempit (Narrow gap) 4. Untuk menghindari arc blow kalau terjadi

-Dari berbagai sumber-