tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

98
SKENARIO 1 Ny. Nadia, usia 38 tahun, diantar suaminya ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kehamilannya yang ketiga setelah dua kali mengalami keguguran. Ny Nadia rajin melakukan ANC setiap bulan sejak usia kehamilan 5 minggu karena tidak ingin kehilangan lagi. Beliau merasa antusias karena dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan USG 4 dimensi pada kandungannya yang kini sudah memasuki trimester 3. Saat melakukan pemeriksaan USG, dokter menjelaskan bahwa embrio di rahim Ny. Nadia kini menjadi fetus dengan organ-organ lengkap. Dari monitor tampak anatomi janin dengan jelas. Dokter dengan sabar menjelaskan kepada Ny. Nadia tentang organ-organ tersebut mulai

Upload: anis-talitha

Post on 05-Jan-2016

255 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pertumbuhan dan perkembangan

TRANSCRIPT

Page 1: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

SKENARIO

1

Ny. Nadia, usia 38 tahun, diantar suaminya ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kehamilannya yang ketiga setelah dua kali mengalami keguguran. Ny Nadia rajin melakukan ANC setiap bulan sejak usia kehamilan 5 minggu karena tidak ingin kehilangan lagi. Beliau merasa antusias karena dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan USG 4 dimensi pada kandungannya yang kini sudah memasuki trimester 3. Saat melakukan pemeriksaan USG, dokter menjelaskan bahwa embrio di rahim Ny. Nadia kini menjadi fetus dengan organ-organ lengkap. Dari monitor tampak anatomi janin dengan jelas. Dokter dengan sabar menjelaskan kepada Ny. Nadia tentang organ-organ tersebut mulai dari arah cephal ke kaudal. Ny. Nadia bersyukur karena kehamilan dan janin yang dikandungnya sehat dan tidak ditemukan kelainan kongenital. Meski demikian dia masih harus menjalani beberapa pemeriksaan untuk diagnosis prenatal kandungannya.

Page 2: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Kehamilan2. Keguguran3. ANC4. USG 4 Dimensi5. Trimester 36. Embrio7. Fetus8. Janin9. Anatomi10. Cephal11. Kaudal12. Kelainan congenital13. Diagnosis prenatal

2

Page 3: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

ANALISA ISTILAH

1. Kehamilan

Menurut BKKBN ( Badan Kependudukan & Keluarga Berencana Nasional), kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh.

Menurut KBBI, kehamilan adalah kondisi mengandung janin dirahim karena sel telur dibuahi oleh sperma.

2. Keguguran Keguguran adalah keluarnya janin secara tidak sengaja sebelum waktunya lahir.

3. Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care merupakan pemeriksaan berkala pada ibu hamil beserta janinnya.Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 1996).

Ante Natal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

4. USG 4 Dimensi

USG merupakan singkatan dari Ultrasonografi, merupakan metode visualisasi struktur dalam tubuh dengan gelombang ultrasonic (> 20.000 Hz) yang diarahkan pada jaringan tubuh. (library.med.utah)

Ultrasonografi adalah visualisasi struktur dalam tubuh yang bekerja merekam

pantulan (gema) denyutan gelombang ultrasonik yang diarahkan ke jaringan tubuh

(Dorland, 2002).

5. Trimester 3

Kehamilan trimester 3 adalah kehamilan dengan usia 27-40 minggu, masa ini

merupakan suatu yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang tua yang

menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan janin yang berkembang

pada trimester ini.

3

Page 4: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

6. Embrio

Embrio adalah tahap awal perkembangan hasil dari pembuahan antara sel sperma dan

ovum yang membentuk satu sel.

Embrio adalah organisme yang berkembang dari waktu pembuahan sampai akhir

minggu kedelapan kehamilan.

7. Fetus / Janin

Fetus / janin adalah embrio yang telah berumur lebih dari delapan minggu.

Perkembangan janin di dalam uterus, khususnya keturunan yang belum lahir dalam

masa pascaembrionik, pada manusia bekisar 9 minggu setelah fertilisasi sampai

kelahiran. (Kamus Dorland)

8. Anatomi

Anatomi adalah ilmu pengetahuan yg mempelajari bentuk & susunan tubuh

( bagian-bagiannya ) serta hubungan alat tubuh yg satu dengan yg lain.

9. Cephal

Cephal adalah bidang tubuh bagian atas (kepala).

10. Kaudal

Kaudal adalah bidang tubuh bagian bawah (ekor/kaki).

11. Kelainan kongenital

Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang

dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik.Ilmu yang mempelajari

kelainan bawaan disebut dismorfologi (Effendi, 2006 dalam Neonatologi IDAI 2008).

Kelainan kongenital, cacat lahir dan anomali kongenital adalah istilah-istilah sinonim

yang digunakan untuk menjelaskan gangguan struktural, perilaku, fungsional dan

metabolik yang sudah ada sejak lahir. (Langman ed 10, 2012)

12. Diagnosis prenatal

4

Page 5: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Diagnosis prenatal merupakan pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan menilai

pertumbuhan, perkembangan, dan kelainan konginetal yang terjadi pada fetus

selama berada didalam uterus.

5

Page 6: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses pemeriksaan yang benar ?

2. Segala sesuatu tentang kelainan kongenital

3. Perkembangan sejak terjadinya fertilisasi / terbentuknya zigot sampai lahir

4. Segala sesuatu tentang diagnosis prenatal

5. Segala sesuatu tentang organogenesis

6. Segala sesuatu tentang ANC

7. Segala sesuatu tentang anatomi

8. Segala sesuatu tentang embriologi

LO

6

Page 7: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

1. Anatomi Dasar

A. Definisi

Istilah anatomi berasal dari bahasaYunani yaitu ana dan tomos. Ana berarti habis atau

ke atas dan tomos berarti memotong atau mengiris. Jadi anatomi berarti memotong

sampai habis dan mengangkat ke atas. Maksudnya anatomi adalah ilmu yang

mempelajari struktur tubuh (manusia) dengan cara menguraikan tubuh (manusia)

menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sampai ke bagian yang paling kecil. Cara

menguraikan tubuh manusia tersebut adalah dengan memotong atau mengiris tubuh

(manusia) menggunakan skalpelataumikrotom, kemudian diangkat, dipelajari, dan

diperiksa dengan menggunakan mata biasa atau dengan bantuan mikroskop atau alat

optik lain.

B. Macam-MacamAnatomi

Anatomi dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :

1. Anatomi Makroskopik

2. Anatomi Mikroskopik

1) Anatomi Makroskopik adalah ilmu mengenai struktur tubuh yang dapat dipelajari

melalui observasi atau pembedahan tanpa menggunakan mikroskop, yang termasuk

lingkup ini:

Anatomi Deskriptif/Sistematika : uraian disajikan secara sistem per sistem.

Anatomi deskriptif memuat :

Osteologia (sistem skletale) yang membahas bentuk, susunan dan fungsi

tulang dan tulang rawan

Arthrologia (sistem articulare) yang membahas bentuk, susunan dan peranan

hubungan antar tulang termasuk persendian

Myologia (sistem musculare) yang membahas bentuk, susunan dan peranan

otot-otot

Angiologia (sistem vasculare) membahas sitem sirkulasi dan limfe

Neurologia (sistem nervosum) membahas sistem saraf pusat dan saraf tepi

7

Page 8: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Apparatus digestoria (sistem digestive) membahas sistem pencernaan

makanan

Apparatus respiratorius (sistem respirasi) membahas saluran-saluran udara

pernafasan dari hidung sampai paru

Apparatus urogenitalis (sistem urogenitale) membahas sistem perkemihan

dan reproduksi

Glandula endokrin membahas kelenjar-kelenjar hormone

Integumentum commune membahas sistem pelindung permukaan tubuh

yaitu kulit dan alat-alat yang terdapat padanya seperti rambut dan kuku.

Anatomi Topographica/Regional : mempelajari kedudukan suatu alat tertentu

terhadap alat lainnya, terdiri dari :

Sintopia : mempelajari suatu letak alat tubuh terhadap alat tubuh lainnya

Skletopia : mempelajari suatu letak alat tubuh terhadap tulang atau kerangka

Holotopia : mempelajari letak sebenarnya suatu alat tubuh

Anatomiterapan : anatomi yang uraiannya lebih dikhususkan pada

kepentingan diagnosis

AnatomiTerapan : Anatomi yang uraiannya lebih dikhususkan pada kepentingan

diagnosa dan terapi

AnatomiPermukaan : Anatomi yang mediskripsikan tanda-tanda pada permukaan

tubuh sebagai penentu kedudukan alat-alat dalam. Biasanya dilakukan dengan

pemeriksaan fisik seperti inspeksi (Melihat), palpasi (Meraba), auskultasi

(Mendengar) dan Perkusi (Ketukan).

2) Anatomi Mikroskopik adalah anatomi yang mempelajari struktur dan bentuk

bagian-bagian tubuh dengan menggunakan bantuan alat optik (misal mikroskop).

Yang dipelajari adalah sel (cytologi), jaringan (histologi) dan organ (organologi).

C. Syarat Posisi Anatomi

8

Page 9: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

- Berdiri dengan tegak, dengan kepala, kedua mata, dan jari kaki menghadap ke

depan.

- Kedua tangan di sisi tubuh dengan telapak tangan terbuka ke depan.

- Kedua kaki merapat dan mengarah ke depan.

- Ibu jari berada di sisi lateral, sedangkan jari kelingking berada di sisi medial.

D. Bidang Tubuh

1. Bidang sagital membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.

a. Bidang midsagital membagi tubuh menjadi dua bagian, bagian kiri sama besar

dengan bagian kanan.

b. Bidang Parasagital membagi tubuh menjadi dua bagian (bagian kiri dan kanan)

yang tidak sama besar.

2. Bidang frontal atau koronal adalah salah satu bidang di bagian kanan bidang

sagital. Bidang ini membagi tubuh atau organ menjadi bagian depan dan   belakang.

3. Bidang transversal (horizontal, potong silang) membagi tubuh atau organ menjadi

bagian atas dan bawah.

9

Page 10: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

E. Anatomi Topografi

Menurut Kamus Dorland, Anatomi Topografi merupakan pengaturan tata letak organ

dan bagian tubuh dalam mempermudah pemahaman mengenai anatomi, seperti :

1. Bagian anterior dari tubuh (ventral pada binatang) merupakan bagian depan tubuh

atau bagian perut. Contoh: hidung merupakan bagian anterior dari keseluruhan bagian

wajah.

2. Posterior adalah bagian belakang (pada binatang disebut dorsal). Contoh: bokong

merupakan bagian posterior dari abdomen.

3. Superior adalah mengarah ke kepala atau bagian tertinggi; superior juga disebut

sebagai sefalik, kranial, atau rostal. Contoh: kepala merupakan bagian superior

dari leher.

10

Page 11: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

4. Inferior adalah arah menjauhi kepala dan mengarah ke bagian bawah tubuh;

inferior juga disebut kauda. Contoh: dada merupakan bagian inferior dari leher.

5. Medial adalah setiap setiap struktur yang terdekat dengan garis tengah imajiner

tubuh. Contoh: hidung merupakan bagian medial dari mata.

6. Lateral mengarah ke samping, menjauhi garis tengah imajiner tubuh. Contoh:

telinga merupakan bagian lateral dari mata.

a.Ipsilateral berarti terletak di sisi yang sama.

b.Kontralateral berarti terletak di sisi yang berlawanan.

7. Proksimal mengacu pada bagian suatu struktur yang mendekati garis tengah tubuh,

atau jika mengacu pada satu tungkai, maka mendekati titik asal atau titik perlekatan

terdekat dengan trunkus. Contoh siku adalah bagian proksimal dari pergelangan

tangan.

8. Distal berarti paling jauh dari garis tengah imajiner atau menjauhi titik asal atau

titik perlekatan dengan trunkus. Contoh: kaki merupakan bagian distal dari

pergelangan kaki.

9. Superfisial berarti setiap bagian manapun yang dekat ke permukaan tubuh. Contoh:

kulit merupakan bagian superfisial dari otot.

10. Dalam/profunda berarti terletak di bagian internal, di dalam tubuh. Contoh: usus

halus terletak jauh lebih kedalam tubuh dari otot-otot dan kulit abdominal.

11

Page 12: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

F. Terminologi

Terminologi merupakan sistem penamaan dalam anatomi agar memperjelas posisi

atau penggolongan bagian tubuh. Ada beberapa kata yang digunakan dalam

terminologi :

1.  Kata sifat yang menyatakan bidang :

1 Medianus Bidang yang membagi tubuh menjadi 2 bagian kiri kanan

yang simetris

2 Paramedianus Bidang yang berada disamping dan sejajar dengan bidang

medianus.

3 Sagittalis Setiap bidang yang sejajar dengan bidang medianus

4 Frontalis Bidang yang tegak lurus pada bidang sagitalis, sejajar dengan

permukaan perut.

5 Transversalis Bidang yang melintang tegak lurus pada arah memanjang tubuh

2.      Kata benda yang menyatakan bangunan menonjol :

12

Page 13: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

1.      Processus         =  nama umum untuk tonjolan

2.      Spina                =  tonjolan yang tajam

3.      Tuber                =  benjolan bulat

4.      Tuberculum      =  benjolan bulat yang kecil

5.      Crista                =  tepi yang bergerigi

6.      Pecten               =  bagian pinggir yang menonjol

7.      Condylus           =  tonjolan bulat di ujung tulang

8.      Epicondylus      =  benjolan pada condylus

9.      Cornu                =  tanduk

10.  Linea                 =  garis

3.    Kata benda yang menyatakan bangunan melengkung :

1.  Fossa                  = nama umum

2.  Fossula               =  fossa yang kecil

3.  Fovea                  =  lekuk yang agak rata

4.  Foveola               =  fovea yang kecil

5.  Sulcus                 =  alur                  

6.  Incisura               =  takik

4.    Kata benda yang menyatakan lubang, saluran, ruangan :

1.  Foramen         =  lubang

2.  Fissura            =  celah

3.  Apertura          =  pintu

4.  Canalis             =  saluran

13

Page 14: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

5.  Ductus             =  pembuluh

6.  Meatus             =  liang

7.  Cavum             =  rongga

8.  Cellula              =  ruang kecil berisi udara

 

5.    Gerakan

1.  flexio               :  gerakan  membengkokkan dan   membentuk  sudut  lebih kecil

2.   extensio          :  gerakan meluruskan  dan membentuk  sudut lebih  besar

3.   abduxio          :  gerakan  yang menjauhi sumbu badan

4.   adduxio          :  gerakan  yang  mendekati  sumbu badan

5.   rotasio            :  gerakan  memutar  pada  sumbu memanjang

6.   exorotasio      :  gerakan  memutar  keluar

7.   endorotasio    : gerakan memutar ke dalam

8.   pronasio         :  gerakan  antebrachum memutar ke medial

9.   supinasi          :  gerakan  antebrachium  memutar  ke lateral

10. eversio           :  gerakan  kaki  memutar keluar

11. inversio          :  gerakan  kaki memutar ke dalam

 

6. Pembagian regio

Sebenarnya hanya ada 3 regio utama yakni kepala, badan, dan ektremisitas. Dari 3

regio ini dikembangkan menjadi beberapa region berikut : 

1.      Regio capitis

2.      Regio facialis

3.      Regio cervicalis

14

Page 15: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

4.      Regio pectoralis

5.      Regio sternalis

6.      Regio abdominalis

7.      Regio dorsalis

8.      Regioperinealis

9.      Regiomembrum superior

10.   Regio membrum inferior

7. Istilah Medis

Istilah medis adalah sebuah kosakata untuk secara akurat menggambarkan tubuh

asing dan komponen terkait, kondisi, proses dan proses dengan cara yang

berbasis ilmu pengetahuan. Hal ini untuk digunakan di bidang medis dan

keperawatan. Pendekatan sistematis untuk membangun kata dan pemahaman

istilah ini didasarkan pada konsep penggabungan antar kata. Unsur kata dalam

istilah medis, yaitu:

- Akar kata (Root),

- Awalan (Prefix),

- Akhiran (Suffix),

Akar kata (Root) adalah istilah berasal dari bahasa sumber seperti Yunani atau Latin

dan biasanya menggambarkan bagian tubuh. Awalan (Prefix) dapat ditambahkan di

depan istilah untuk memodifikasi akar kata dengan memberikan informasi tambahan

tentang lokasi organ, jumlah suku cadang, atau waktu yang terlibat. Akhiran (Suffiks)

yang melekat pada ujung akar kata untuk menambah arti seperti kondisi, proses

penyakit, atau prosedur.

Awalan Arti

15

Page 16: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Mono-

Hyper-

Micro-

Tachy-

Brady-

Post-

Endo-

Ante-

Poly-

Satu

Berlebihan

Kecil

Cepat

Lambat

Sesudah

Di dalam

Sebelum

Banyak

Kata Dasar Arti

Ophtalm/o

Cerebr/o

Aden/o

Derm/a

Neur/o

Aden/o

Gastro

Cardio

Mata

Otak

Kelenjar

Kulit

Syaraf

Kelenjar

Ginjal

Jantung

Akhiran Kata Arti

-ectomy Eksisi

16

Page 17: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

-plasty

-tomy

-rrhapy

-tome

-tripsy

-algia

-itis

-oma

-pathy

-ia

Operasi untuk memperbaiki

Insisi

Menjahit

Alat untuk memotong

Penghancuran

Sakit

Inflamasi

Tumor

Penyakit

Kondisi

Contoh:

- Takhikardi, "takhi" artinya "cepat" sehingga "takhikardi" berarti denyut jantungnya

bertambah cepat.

G.Perikarditis, “Peri” adalah awalan yang berarti sesuatu yang melingkupi/ di tepi,

“Kardi” artinya “jantung” dan “Itis” artinya “peradangan”. Jadi, Perikarditis artinya

peradangan pada jaringan yang melingkupi jantung.

2. Embriogenesis & Organogenesis

17

Page 18: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

A. Definisi

Embriogenesis adalah proses perkembangan dari satu sel melalui periode

pembentukan primordia organ yang terjadi pada delapan minggu pertama

perkembangan manusia (Sadler, 2009).

Organogenesis adalah periode yang berlangsung dari minggu ketiga hingga

kedelapan perkembangan darn merupakan waktu diferensiasi ketiga lapisan

germinativum, ektoderm, mesoderm, dan endoderm, menghasilkan sejumlah jaringan

dan organ spesifik (Sadler, 2009).

B. Proses

MINGGU PERTAMA

Fertilisasi adalah proses meleburnya sel gamet wanita dengan sel gamet pria hingga

membentuk zigot, terjadi di daerah ampula tuba uteria (letaknya paling dekat dengan

ovarium dan merupakan bagian terlebar di bagian tuba)

o Kapasitasi

Adalah periode penyesuaian saluran reproduksiwanita. Dalam proses

iniglikoprotein dan protein plasma semen dari membran plasma yang

membungkus region akrosom spermatozoa. Dalam kapasitasi ini, dari 200-300

juta spermatozoa, hanya sekitar 300-500 sel sperma yang lolos dan dapat

menembus korona radiate.

o Reaksi akrosom

Sel sprema melekat pada zona pelusida, dimana terjadi induksi oleh protein

pada zona yang mengakibatkan zona pelusida melepas lisosom dari granul

korteks yang menyebabkan berubahnya sifat zona pelusida sehingga tidak ada

penetrasi sel sperma yang lainnya (hanya ada satu sel sperma yang dapat

menembus zona pelusida)

o Fusi membrane sel sperma dan oosit

18

Page 19: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Segera ketika sel sperma masuk, oosit melanjutkan prosesnya pada tahap

meiosis dua.Oosit ini disebut dengan pronukles wanita.Sel sperma yang

masuk, melepaskan ekornya hingga berdegenerasi.Sedangkan intinya bergerak

mendekati pronukleus dan semakin membesar, hingga menjadi

ptonukleuspria. Kedua pronukleus inilah yang melebur hingga hilangnya

selaput inti.Pembuahan ini menghasilkan pengembalian jumlah kromosom

diploid (2n), penentuan jenis kelamin kromosom, serta dimulainya

pembelahan.

Pembelahan

Bertambahnya jumlah sel dimana keadaan blastomer semakin kecil karena

pemampatan selama tiga kali masa pembelahan, hingga terbentuk 16 sel morula.

Pembentukan blastokista

Ketika morula memasuki rongga rahim, terlihat rongga (dari cairan yang

masuk ke morula dan menghilangkan zona pelusida) dan terbentuklah blastokista.

Massa sel di bagian dalam akan mengalami perkembangan sehingga membentuk

embrionya sendiri yang letaknya di satu kutub blastokista tersebut. Sedangkan massa

sel bagian luar akan mengelilingi sel-sel dalam tadi, serta rongga blastokista akan

membentuk trofoblas.

Kondisi uterus pada masa implantasi

Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan, yakni endometrium, myometrium, dan

perimetrium.Keadaan uterus dalam fase sekretorik yaitu kelenjar dan arteri bergelung

sedangkan jaringan menjadi tebal dan basah, akhirnya endometrium kembali terbagi

menjadi kompaktium (superfisial), spongiosum (tengah), dan basale (lapisan yang

tipis)

MINGGU KEDUA

(Diskus Germinativum Bilaminer)

Hari ke-8

- Blastokista setengah terbenam didalam stroma endometrium

- Trofoblas membentuk sitotrofoblas (lapisan dalam berupa sel mononukleus) dan

sinsitiotrofblas (zona luar berinti banyak), dimana ketika keduanya bersatu maka

19

Page 20: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

akan terjadi hilangnya membran yang diawali dengan pembelahan dan migrasi

oleh sitotrofoblas

- Embrio membentuk hipoblas (kuboid kecil di samping blastokista) dan epiblas

(lapisan sel silindris tinggi di samping rongga amnion)

- Lapisan bilaminer membentuk suatu cakram gepeng

- Terbentuk rongga amnion dan amnioblas

Hari ke-9

- Blastokista semakin terbenam dalam stroma endometrium

- Stadium lakunar, yaitu keadaan dimana trofoblas berkembang pesat dari kutub

embrional hingga membentuk suatu lacuna

- Sel-sel gepeng yang terbentuk dari hipoblas membentuk membrane eksoselom

(hauser)

- Hauser dan hipoblas bersama-sama membentuk rongga eksoselom (yolk sac

primitif)

20

Page 21: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Hari ke-11 dan 12

- Blastokista terbenam seluruhnya ke dalam stroma endometrium

- Sinsitio trofoblas menembus stroma dan mengikis endotel kapiler ibu sehingga

kapiler tersebut kongesti dan melebur (sinusoid)

- Terdapat siklus uteroplasenta (aliran darah melalui trofoblas)

- Munculnya sel dari yolk sac, yaitu jaringan ikat longgar halus (mesoderm

ekstraembrional) yang mengisi ruangan taratrofoblas di bagian eksternal dan

membrane eksoselom di bagian internal

- Terbentuknya ruang baru di mesoderm ekstraembrional yang disebut selom

ekstraembrional (rongga korion)

- Mesoderm dibagi menjadi dua, yaitu mesoderm somato pleura eksternal

(mesoderm yang melapisi sitotrofoblas dan amnion), dan mesoderm

splanknopleura eksternal (mesoderm yang melapisi yolk sac)

21

Page 22: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Hari ke-13

- Terjadi poliferasi sel-sel sitotrofoblas dan menembus ke dalam sinsitio trofoblas

dan membentuk suatu kolom yang diselubungi sinsitium (villus primer)

- Hipoblas menghasilkan sel-sel lain yang bermigrasi di sepanjang bagian dalam

membrane eksoselom. Sel-sel tersebut berpoliferasi membentuk rongga baru

dalam rongga eksoselom (yolk sac sekunder atau definitif)

- Terbentuknya kista eksoselom dan kordaum bilikalis (tali pusat)

- Pada akhir minggu kedua, cakram mudigah membentuk dua cakram yang

berhadapan yaitu epiblas (lantai rongga amnion yang meluas), dan hipoblas

(menutup atap kantung kuning telur sekunder)

Secara garis besar, proses embriogenesis hingga menjadi janin yang siap dilahirkan,

digambarkan dalam tabel berikut ini :

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3

22

Page 23: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Pembelahan, morula,

blastokista (inner cell mass

dan outer cell mass),

implantasi hari ke-6

Stadium bilaminar (epiblas

dan hipoblas), sirkulasi

uteroplasenta, amnion,

trofoblas (sitotrofoblas dan

sinsitiotrofoblas)

Primitive streak, stadium

trilaminer (ektoderm,

mesoderm, endoderm),

notokord, tabung saraf, tali

pusat, alantois, vilus tersier

Minggu ke-4 Minggu ke-5 Minggu ke-6

Bakal lidah dan lambung,

tabung saraf menutup,

somit, detak jantung, bakal

tangan, ekor, otot punggung,

kulit, tulang, plakoda otika,

plakoda lentis

Mata (retina dan lensa),

bakal kaki, pembesaran

otak, arkus faring, yolk sac

hilang, bakal hidung

Tangan berselaput, telingan

luar, pigmen retina, arkus

faring lenyap,ekor hilang

Minggu ke-7 Minggu ke-8 Minggu ke-9

23

Page 24: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Kaki berselaput, tulang

mengeras, punggung mulai

lurus, kelopak mata

terbentuk, lubang anus

Terbentuk siku lengan,

diferensiasi geneltalia,

pemisahan jari tangan

Pemisahan jari kaki, kelopak

mata berkembang, bakal

pembentukan bagian otak

Minggu ke-10 Minggu ke-11 Minggu ke-12

Pipi berkembang, lubang

hidung mulai terpisah,

terlihat wajah manusia,

terbentuknya genetalia,daun

telinga sudah sejajar dengan

mata,pembentukan usus

yang sempurna

Leher terbentuk sempurna, genetalia sempurna, dapat

melakukan refleks, sistemkaedivaskuler sudah senpurna

Bulan ke-4 Bulan ke-5 Bulan ke-6

24

Page 25: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Pembentukan darah, timbul rambut di sekujur tubuh, ibu

dapat merasakan refleks bayi, lidah sudah sempurna, sistem

pencernaan sempurna, sistem urinarius sempurna

Tunas gigi terbentuk,

kelopak mata terbuka, paru-

paru dan sistem pernafasan

sempurna, penyimapanan

lemak dibawah kulit

Bulan ke-7 Bulan ke-8 Bulan ke-9

Kelopak mata terbuka, paru-

paru dan sistem pernafasan

sempurna, penyimapanan

lemak dibawah kulit, sudah

ada koordinasi antara SSP

dengan organ lain

Peningkatan penyimapanan lemak di bawah kulit, semua

indera telah sempurna, rambut tubuh hilang, kecuali

rambut, alis, bulu mata,

25

Page 26: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

3. KELAINAN KONGENITAL

A. Definisi

Kelainan bawaan adalah kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang

timbul sejak kehidupan hasil konsepsi (fertilisasi) sel telur. Kelainan bawaan dapat

dikenali sebelum kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian

setelah kelahiran. Kelainan bawaan dapat disebabkan oleh keabnormalan genetika,

sebab-sebab alamiah atau faktor-faktor lainnya yang tidak diketahui.

B. Jenis Abnormalitas dan Contohnya

(1) Malformasi

Kelainan yang terjadi selama pembentukan struktur tepatnya saat

organogenesis. Kelainan ini dapat menyebabkan hilangnya semua atau sebagian

suatu sruktur. Disebabkan oleh faktor lingkungan dan/ atau genetik yang bekerja

secara independen atau bersamaan. Kebanyakan malformasi berawal pada minggu

ketiga sampai minggu kedelapan kehamilan.

Contoh:

a) Labiopalatoskisis (Celah Bibir dan Langit-langit)

Labiopalatoskisis adalah kelainan kongenital pada bibir dan langit-langit yang

dapat terjadi secara terpisah atau bersamaan yang disebabkan oleh kegagalan atau

penyatuan struktur fasial embrionik yang tidak lengkap. Kelainan ini cenderung

bersifat diturunkan (hereditary), tetapi dapat terjadi akibat faktor non-

genetik.Kelainan labiopalatoskisis itu sendiri terjadi pada janin saat usia kehamilan

5-9 minggu, dimana pada saat itu terjadi proses pembentukan bibir dan langit-langit

mulut. Diduga pada saat itu terjadi pembelahan sel yang tidak sempurna.

26

Page 27: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

b) Spina Bifida

Spina Bifida termasuk dalam kelompok neuratube defect yaitu suatu celah

pada tulang belakang yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra

gagalmenutup atau gagal terbentuk secara utuh. Spina Bifida terjadi pada janin pada

usia kehamilan ke 3-4 minggu, dimana pada saat itu terjadi proses pembentukan

lempeng-lempeng saraf. Puncaknya, yaitu pada minggu ke 4 sudah mulai munculnya

saraf tulang belakang.Kelainan ini biasanya disertai kelainan di daerah lain,

misalnya hidrosefalus, atau gangguan fungsional

c) Hidrosefalus

Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan

bertambahnya cairan serebrospinal sehingga terdapat pelebaran ventrikel.Secara

klinis, hidrosefalus kongenital dapat terlihat sebagai pembesaran kepala segera

setelah bayi lahir, atau terlihat sebagai ukuran kepala normal tetapi tumbuh cepat

sekali pada bulan pertama setelah lahir. Hidrosefalus dapat dideteksi pada USG pada

usia kehamilan minggu ke 19.

Pencegahan dari kelainan ini ada dua metode, yakni menggunakan jarum dan

selang.Mula-mula, jarum disisipkan ke dalam perut ibu, lalu diarahkan menuju

dimana tempat cairan serebro spinal berkumpul. Setelah itu, sebagian cairan ini

disedot keluar untuk mencegah terjadinya akumulasi cairan secara berlebihan,

27

Page 28: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

d) Anensefalus

Anensefalus adalah suatu keadaan di mana sebagian besar tulang tengkorak dan

otak tidak terbentuk, tapi masih memiliki batang otak. Anensefalus merupakan suatu

kelainan tabung saraf yang terjadi pada awal perkembangan janin yang

menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak. Salah satu gejala janin yang

dikandung mengalami anensefalus jika ibu hamil mengalami polihidramnion (cairan

ketuban di dalam rahim terlalu banyak). Prognosis untuk kehamilan dengan

anensefalus sangat sedikit. Jika bayi lahir hidup, maka biasanya akan mati dalam

beberapa jam atauharisetelahlahir. Kelainan ini dapat dilihat dengan USG pada usia

kehamilan minggu pertama.

e) Omfalokel

Omfalokel adalah kelainan yang berupa protusi isi rongga perut ke luar

dinding perut sekitar umbilicus, benjolan terbungkus dalam suatu

kantong.Omfalokel terjadi akibat hambatan kembalinya usus ke rongga perut dari

posisi ekstra-abdominal di daerah umbilicus yang terjadi dalam minggu kelima

sampai kesepuluh pertumbuhan janin. Pada minggu kelima sampai minggu keenam,

janin mulai membentuk usus, lambung, dan hati. Proses pembentukan itu, terjadi

28

Page 29: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

sampai terbentuk sempurna pada minggu kesepuluh. Pada saat minggu kesepuluh,

lumen abdomen mengalami pembesaran sehingga dapat mengakibatkan isi perut

yang berada di luardapat masuk ke dalam. Namun, apabila terjadi hambatan, maka

akan terjadi omfalokel.

(2) DISRUPSI

Disrupsi adalah defek morfologik satu bagian tubuh atau lebih yang disebabkan oleh

gangguan pada proses perkembangan yang mulanya normal. Ini biasanya terjadi sesudah

embriogenesis. Berbeda dengan deformasi yang hanya disebabkan oleh tekanan mekanik,

disrupsi dapat disebabkan oleh iskemia, perdarahan atau perlekatan.Misalnya helaian-

helaian membran amnion, yang disebut pita amnion, dapat terlepas dan melekat ke

berbagai bagian tubuh, termasuk ekstrimitas, jari-jari, tengkorak, serta muka.

Contoh Disrupsi:

a) Craniofacial

- Craniofacial adalah kelainan pada kranio (tulang kepala) dan fasial (tulang wajah).

Cranio fasial merupakan kelainan genetic tetapi tidak selalu diturunkan. Terdapat

spectrum mulai dari ringan sampai berat. Untuk spectrum berat dapat mengenai

anggota tubuh yang lain. Kebanyakan cacat ini memperngaruhi penampilang wajah

dan kepala penderitanya. Kelainan ini memugkinkan juga terjadi pada bagian tubuh

yang lain.

- Penyebab : Kelainan ini disebabkan oleh pita amnion yang pecah sebelum

waktunya.

- Pada kelainan craniofasial terjadi gangguan perkembangan pada saat minggu ke-10

kehamilan ketika proses pembentukan wajah secara sempurna menyerupai wajah

manusia sesungguhnya.

29

Page 30: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

- Ciri-ciri : bentuk kepala seperti perahu, kepala melenceng ke salah satu sisi, dahi

berbentuk segitiga, dan ukuran kepala lebih kecil dari ukuran normalnya.

b) Atresia Esofagus

- Definisi : Dari segi anatomi, khususnya bila dilihat bentuk sumbatan dan

hubungannya dengan organ sekitar, terdapat bermacam-macam penampilan kelainan

kongenital atresia esophagus, misalnya jenis fistula trakeo-esofagus. Dari bentuk

esophagus ini yang terbanyak dijumpai (lebih kurang 80%) adalah atresia atau

penyumbatan bagian proksimal esophagus sedangkan bagian distalnya berhubungan

dengan trakease bagai fistula trakeo-esofagus. Penanganan ini dapat dilakukan dengan

menyambungkan ujung esophagus yang tidak terhubung pada saat bayi lahir sudah

berumur 2 sampai 6 bulan.

- Penyebab : diturunkan melalui genetik tetapi penyebab pasti belum diketahui.

- Pada kelainan atresia esophagus terjadi gangguan perkembangan pada saat bulan ke-

6 sampai ke-7 kehamilan ketika proses pembentukan wajah sistem pernapasan dan

pencernaan secara sempurna.

- Ciri-ciri : tampak air ludah terkumpul dan terus meleleh atau berbusa, pada setiap

pemberian minum terlihat bayi menjadi sesak napas, batuk, muntah, dan biru.Waktu

bayi menyusut kulitnya juga akan berubah membiru Karena makanan tidak dapat ke

lambung.

30

Page 31: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

c) Sindrom Pierre Robin

- Definisi : Kelainan kongenital berupa adanya dismorfosis tulang muka dan

tengkorak.Pada pemeriksaan ditemukan adanya distrofi mandibula sehingga memberi

kesan mikrognatia disertai dengan adanya palatoskizis. Akibat yang timbul pada

kelainan ini adalah kesukaran minum. Pada posisi telentang lidah akan jatuh ke

belakang di daerah hipofarings sehingga mengganggu pernafasan.

- Penyebab : karena penutupan dini sutura (tulang tengkorak) yang merupakan

sambungan tulang yang menahan 6 tulang cranial pada tengkorak untuk menjaga

bentuk saat otak berkembang. Merupakan gen autosom dominan sehingga jika hanya

salah satu orang tua saja yang terkena kelainan ini.

- Pada kelainan Pierre-Robin Syndrome terjadi gangguan perkembangan pada saat

minggu ke-10 kehamilan ketika proses pembentukan wajah secara sempurna

menyerupai wajah manusia sesungguhnya.

- Ciri-ciri : Ibu jari pendek dan menyatu, bola mata tampak menonjol, rahang atas

tidak mengembang, hidung bengkok.

d) Hematoma sefal

- Definisi : pembengkakan pada daerah kepala disebabkan penumpukan darah akibat

perdarahan subperiostinum. Hematoma sefal terjadi akibat robeknya pembuluh darah

yang melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum. Robeknya pembuluh darah ini

dapat terjadi pada persalinan yang sukar dan lama yang menyebabkan adanya tekanan

tulang pelvis ibu terhadap tulang kepala bayi. Serta timbul pula pada persalinan

dengan tindakan seperti tarikan vakum atau cunam, bahkan dapat pula terjadi pada

kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi. Akibat

perdarahan ini timbul penimbunan darah di daerah subperiost yang dari luar terlihat

sebagai benjolan. Benjolan ini dapat bersifat soliter atau multipel.

31

Page 32: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

- Penyebab : tekanan jalan lahir terlalu lama, molae terlalu kuat, dan partus dengan

tindakan yang mengakibatkan perdarahan diantara tulang cranium dan periosteum.

- Pada kelainan Hematoma Sefal terjadi gangguan pada saat proses kelahiran yang

sukar atau sungsang yang membuat tarikan atau tekanan jalan lahir yang terlalu

kuat.

- Ciri-ciri : kepala membengkak dan berwarna kemerahan, benjolan memiliki batasan

yang jelas dan tidak melampaui tulang tengkorak, pada perabaan awalnya terasa keras

kemudian menjadi terasa lunak, benjolan akan nampak setelah 6 sampai 8 jam

kelahiran dan akan terus membesar selama 2 atau 3 hari.

(3) SINDROM

Merupakan kelainan kongenital yang disebabkan adanya cacat kromosom akibat gagal

berpisahnya pasangan kromosom homolog saat pembelahan meiosis pada proses

gametogenesis (spermatogenesis / oogenesis). Selain itu juga dapat disebabkan oleh adanya

mutasi gen akibat radiasi.

1. Sindrom Down ( Down Syndrome )

Kelainan genetik dimana terdapat 3 kromosom-21 pada individu tersebut.

Kelebihan 1 kromosom ini dinamakan trisomi. Ini disebabkan karena saat proses

gametogenesis baik spermatogenesis / oogenesis kromosom homolog pada

kromosom-21 gagal berpisah. Kelebihan ini bukan tidak berdampak apa-apa namun

justru mempunyai dampak yang besar bagi si penderita. Selain mengubah

keseimbangan genetik tubuh dan mengakibatkan perubahan karakteristik dan

intelektual, juga menyebabkan terjadinya gangguan fungsi fisiologis tubuh.

32

Page 33: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Ciri-ciri dari penderita Sindrom Down ialah mempunya mata yang sipit dan

tertaik ke atas, bentuk wajahnya dari depan terlihat bulat dan dari samping terlihat

melebar, kulitnya putih seperti orang mongolia, letak telinga lebih rendah, mulutnya

kecil, lidah menjulur, tubuhnya pendek dan mengalami gangguan mental dengan

tingkat yang berbeda-beda.

Sindrom Down ini bisa dideteksi pada kehamilan minggu ke 11-14 dengan

dua cara, uji skrining dan uji diagnosis. Uji skrining bisa dilakukan dengan sonogram

dan blood test. Sedangkan uji diagnosis dapat dilakukan dengan amnionsentesis dan

CVS. Kegunaan uji diagnosis adalah memberikan hasil yang pasti.

2. Sindrom Patau

Sindrom Patau ini merupakan suatu sindrom yang disebabkan adanya kelainan

kromosom pada kromosom-13, yaitu kelebihan 1 kromosom 13. Penyebabnya sama

dengan Sindrom Down akibat gagal berpisahnya kromosom homolog pada kromosom

13 saat pembelahan meiosis pada proses gametogenesis.

Ciri-ciri dari penderita Sindrom Patau adalah adanya retardasi mental dengan

tingkat yang berbeda, kepalanya lebih kecil, bibir sumbing, bentuk telinga mengalami

malformasi, polidaktili, testis kecil(bagi pria), adanya kerusakan jantung dan ginjal

serta saraf pada otak. Penderita Sindrom Patau biasanya hanya mampu hidup selama 3

bulan atau kurang dari 1 tahun. Namun ada juga yang bisa hidup sampai dengan usia

5 tahun. sindrom ini dapat dideteksi dengan USG dan amniosentesis serta pengujian

lain.

33

Page 34: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

3. Sindrom Klinefelter

Sindrom ini berbeda dengan Sindrom Down atau Sindrom Patau karena kromosom

yang mengalami kecacatan berasal dari kromosom seks (gonosom). Jadi penderita

Sindrom Klinefelter ini berjenis kelamin laki-laki(XY) namun memiliki dua

kromosom X sehingga menjadi XXY. Ini terjadi akibat pada waktu pemisahan

kromosom homolog pada spermatogenesis, kromosom X nya gagal berpisah.

Ciri-ciri dari penderita sindrom ini adalah berjenis kelamin pria yang mempunyai

dada bidang, panggul kecil, mempunyai testis dan berperawakan tinggi tetapi juga

memiliki ciri-ciri wanita seperti tumbuhnya kelenjar payudara pada masa pubertas dan

suara seperti wanita. Meskipun penderita memiliki testis, testisnya tidak dapat

memproduksi sperma (mandul). Selain itu pada penderita juga tidak ditumbuhi

rambut-rambut seperti kumis, jenggot, rambut pada dada dan juga rambut pada alat

kelamin. Sindrom ini dapat dideteksi dengan menggunakan amnionsentesis dan CVS.

34

Page 35: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

(4) Deformasi

Deformasi adalah kelainan yang terjadi karena adanya gaya mekanik yang mencetak janin

dalam jangka waktu yang lama. Faktor mekanik yang dimaksud adalah tekanan mekanik

pada janin selama kehidupan intrauterine sehingga dapat menyebabkan kelainan bentuk organ

tubuh.

Contoh deformitas organ tubuh ialah kelainan talipes pada kaki. Talipes adalah suatu

kelainan bawaan dimana kaki terpelintir dari bentuk / posisi aslinya / normalnya yang

disebabkan karena penekanan di ruang amnion.

Jenis-Jenis Talipes

1. Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) / Clubfoot

Club foot /CTEV (Congeintal Talipes Equino Varus) adalah kelainan yang meliputi fleksi

dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari

tibia (Priciples of Surgery, Schwartz). 

Talipes berasal dari kata Talus yang berarti ankle (mata kaki) dan Pes yang berarti

adanya kelainan pada kaki sehingga mengakibatkan penderita berjalan menggunakan mata

kakinya, sedangkan Equino berarti seperti kuda, Varus adalah bengkok kedalam.

Jadi pada penderita dengan CTEV, memiliki 3 kondisi medis, yakni:

Kaki depan tertarik kedalam (adduction) sehingga telapak kaki menghadap ke atas

(supination)

Tumit kedalam (inversion)

Pergelangan kaki atau ankle dalam keadaan bengkok ke dalam (plantar flexion).

Beberapa kelainan dari mata kaki (Talipes) adalah:

Talipes Varus: inversi atau membengkok ke dalam

Talipes Valgus: eversi atau membengkok ke luar

Talipes Equinus: plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendah daripada tumit.

Talipes Calcaneus: dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi daripada tumit.

35

Page 36: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Gambar: Contoh Kaki Penderita CTEV (Foto by Google Image)

Beberapa dugaan mengenai penyebab terjadinya CTEV adalah:

a. Teori kromosom: dimungkinkan karena cacat dari sel germativumyang tidak dibuahi dan

muncul sebelum fertilisasi.

b. Teori embrio: biasanya ini terjadi pada CTEV Primer yang terjadi pada sel germinativum

yang dibuahi (Irani dan Sherman) yang menyatakan bahwa kelainan terjadi antara masa

konsepsi dan minggu ke 12 kehamilan.

c. Teori otogenik: adanya hambatan dalam perkembangan minggu ke 7-8 masa gestasi.

Teori ini dihubungkan dengan perubahan pada genetik.

d. Teori fetus: adanya blok mekanik pada perkembangan akibat lingkungan intrauterin.

e. Teori neurogenik: yaitu kelainan primer pada jaringan neurogenik.

f. Teori amiogenik, bahwa kelainan primer terjadi pada otot.

Tindakan Pengobatan

1. Tindakan Non Bedah

Metode Ponseti, merupakan metode yang sering dilakukan. Caranya kaki diregangkan dan

dipasang cast/gips sepanjang lutut. Setiap minggu, ahli Ortopedi melepas cast tersebut lalu

meregangkannya ke bentuk yang benar dan dipasang cast kembali. Setelah 3-5x

pemasangan cast, maka kaki dalam posisi lurus namun tendon achiles akan memendek,

sehingga memerlukan pembedahan. Setelah itu, dilakukan pemasangan cast terakhir selama 3

minggu dan terakhir dibuka dan dipasang brace selama 3 bulan dan selanjutnya setiap malam

selama 2 tahun. Metode ini cukup efektif tetapi membutuhkan partisipasi aktif dari orangtua,

36

Page 37: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

terutama saat perawatan brace. 

Metode French functional meliputi peregangan, latiham, pemijatan, dan imobilisasi kaki

menggunakan perban non elastis. Metode ini dilakukan oleh terapis selama 3 bulan pertama

dan saat bersamaan pula orangtua juga diberikan pelatihan untuk melakukan hal yang sama di

rumah. Metode ini berlanjut sampai anak berusia 2 tahun.

2. Tindakan Bedah

Pembedahan dilakukan guna memperbaiki tendon, ligamen dan sendi pada kaki atau engkel.

Dilakukan saat pasien berusia 9-12 tahun. Setelah operasi masih tetap dipasang cast seiring

dengan proses penyembuhan dan juga sepatu atau brace selama beberapa tahun pasca operasi.

3. Tanpa Terapi

Tanpa terapi, pasien clubfoot akan berjalan dengan bagian luar kakinya, yang mungkin

menimbulkan nyeri dan atau disabilitas.

Kelainan ini dapat mengakibatkan adanya relaps, tanpa memperdulikan apakah kelainan

tersebut diterapi secara operatif maupun konservatif. Salah satu alasan terjadinya relaps

antara lain adalah kegagalan ahli bedah dalam mengenali kelainan patoanatomi yang

mendasarinya 

C. Faktor-Faktor Penyebab Kelainan Kongenital

Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali sukar diketahui. Pertumbuhan embryonal

dan fetal dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, faktor lingkungan atau

kedua faktor secara bersamaan. Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi

terjadinya kelainan kongenital antara lain :

Kelainan Genetik dan Kromosom.

Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas kelainan

kongenital pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada yang mengikuti hukum Mendel

biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan

37

Page 38: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

("dominant traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif. Beberapa contoh kelainan

autosom, yaitu trisomi pada kromosom no 21 yang dikenal sebagai sindrom Down

(mongolism) dan kelainan pada kromosom kelamin di antaranya sindrom Turner.

Faktor mekanik

Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat menyebabkan kelainan

bentuk organ tubuh hingga menimbulkan deformitas organ tersebut. Faktor predisposisi

dalam pertumbuhan organ itu sendiri akan mempermudah terjadinya deformitas suatu organ.

Sebagai contoh deformitas organ tubuh ialah kelainan talipes pada kaki sepcrti talipes varus,

talipes valgus, talipes equinus dan talipes equinovarus (clubfoot).

Faktor infeksi

Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang terjadi pada

periode organogenesis yakni dalam trimester pertama kehamilan. Adanya infeksi tertentu

dalam periode organogenesis ini dapat menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan suatu

organ rubuh. Infeksi pada trimester pertama di samping dapat menimbulkan kelainan

kongenital dapat pula meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus. Sebagai contoh infeksi

virus pada trimester pertama ialah infeksi oleb virus Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu

yang menderita infeksi Rubella pada trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital

pada mata sebagai katarak, kelainan pada sistem pendengaran sebagai tuli dan ditemukannya

kelainan jantung bawaan. Beberapa infeksi lain pada trimester pertama yang dapat

menimbulkan kelainan kongenital antara lain ialah infeksi virus sitomegalovirus, infeksi

toksoplasmosis, kelainan-kelainan kongenital yang mungkin dijumpai ialah adanya gangguan

pertumbuhan pada system saraf pusat seperti hidrosefalus, mikrosefalus, atau mikroftalmia.

Faktor Obat

Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama

kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital pada

bayinya. Salah satu jenis obat yang telah diketahui dagat menimbulkan kelainan kongenital

ialah thalidomide yang dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia atau mikromelia. Beberapa

jenis jamu-jamuan yang diminum wanita hamil muda dengan tujuan yang kurang baik diduga

38

Page 39: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

erat pula hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital, walaupun hal ini secara

laboratorik belum banyak diketahui secara pasti. Sebaiknya selama kehamilan, khususnya

trimester pertama, dihindari pemakaian obat-obatan yang tidak perlu sama sekali; walaupun

hal ini kadang-kadang sukar dihindari karena calon ibu memang terpaksa harus minum obat.

Hal ini misalnya pada pemakaian trankuilaiser untuk penyakit tertentu, pemakaian sitostatik

atau prepaat hormon yang tidak dapat dihindarkan; keadaan ini perlu dipertimbangkan

sebaik-baiknya sebelum kehamilan dan akibatnya terhadap bayi.

Faktor umur ibu

Hamil usia 20-an tahun

Untuk usia 20 tahun lebih mudah untuk hamil, memiliki resiko keguguran dan

komplikasi lebih rendah. Tetapi sedikit lebih tinggi terkena resiko Preeclampsia yaitu gejala

tekanan darah, pembengkakan dan tingginya jumlah protein di urin. Yang merupakan salah

satu penyebab melambatnya pertumbuhan janin.Dan awal usia 20 tahun lebih besar terkena

resiko bayi lahir dengan bobot yang rendah. Bayi lahir dengan bobot rendah memiliki resiko

cacat untuk kedepannya.

Hamil usia 30

Sel telur berkurang karena kesuburan menurun stelah umur 30an tahun dan risiko

melahirkan anak syndrome down atau cacat kromosom. Data American Society dor

Reproductive Medicine ,sepertiga usia 35 tahun mengalami masalah kesuburan dan jugga

lebih mudah mengalami keguguran dari pada wanita muda. Perempuan hamil diatas 35 tahun

juga cenderung memiliki masalah Preclampsia, diabetes, prematur dan berat badan bayi

rendah.

Hamil di usia 40-an tahun

Risiko perempuan hamil usia 40an tahun sama seperti perempuan yang hamil di usia 30an

tahun. Ada dua risiko yang besar yaitu cacat kromosom dan keguguran, rasionya adalah 1

banding 100 kehamilan. Usia 40an tahun juga tiga kali lipat lebih besar mengalami diabetes

selama kehamilan dan mungkin terjangkit fetal distress.

39

Page 40: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Faktor hormonal

Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan kejadian kelainan

kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita diabetes mellitus

kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan

bayi yang normal.

Faktor radiasi

Radiasi ada permulaan kehamiIan mungkin sekali akan dapat menimbulkan kelainan

kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orang tua

dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gen yang mungkin sekali dapat

menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkannya. Radiasi untuk keperluan

diagnostik atau terapeutik sebaiknya dihindarkan dalam masa kehamilan, khususnya pada

hamil muda.

Faktor gizi

Pada binatang percobaan, kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan dapat

menimbulkan kelainan kongenital. Pada manusia, pada penyelidikan-penyelidikan

menunjukkan bahwa frekuensi kelainan kongenital pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu

yang kekurangan makanan lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir dari

ibu yang baik gizinya. Pada binatang percobaan, adanya defisiensi protein, vitamin A

ribofIavin, folic acid, thiamin dan lain-Iain dapat menaikkan kejadian & kelainan kongenital.

Faktor-faktor lain

Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor janinnya sendiri dan

faktor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Masalah sosial,

hipoksia, hipotermia, atau hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali

penyebab kelainan kongenital tidak diketahui.

40

Page 41: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

D. Upaya Pencegahan Kelainan Kongenital

(1) Pencegahan Primer

Upaya pencegahan primer dilakukan untuk mencegah ibu hamil agar tidak mengalami

kelahiran bayi dengan kelainan kongenital, yaitu dengan :

a. Tidak melahirkan pada usia ibu risiko tinggi, seperti usia lebih dari 35 tahun agar

tidak berisiko melahirkan bayi dengan kelainan kongenital. Dimana pada usia 35

tahun apabila hamil terjadi tingkat risiko tinggi. Diantaranya adalah :

1. Menurunnya tingkat kesuburan

Setelah usia 35 tahun, kesuburan wanita cenderung menurun sehingga relatif lebih

lama menanti datangnya buah hati. Hal ini dilatarbelakangi kondisi-kondisi

berikut:

Penurunan jumlah dan kualitas sel telur yang diproduksi.

Perubahan hormon yang berakibat pada perubahan ovulasi, yaitu FSH

(Follicle Stimulating Hormone) yang bertugas untung merangsang

pematangan sel telur dan LH (Luteinizing Hormone) yang bertugas membuat

telur dilepaskan ke dalam saluran fallopi dan di sanalah sel telur dibuahi

Lebih tingginya kemungkinan ada kondisi medis tertentu

seperti endometriosis yang dapat memengaruhi peluang kehamilan.

Endometriosis merupakan salah satu kelainan yang menyerang sistem

reproduksi wanita. Penyakit ini muncul ketika jaringan dari lapisan dalam

dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim.

Klasifikasi Resiko Kehamilan Berdasarkan Usia :

1)       Kehamilan di usia remaja (usia ≤ 20 tahun)

41

Page 42: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,

emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang sementara kecacatan

kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa

penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

Berikut ini risiko atau bahaya yang mengancam gadis dibawah umur saat

hamil diusia muda (dibawah 20 tahun) :

a)    Secara ilmu kedokteran, organ reproduksi untuk gadis dengan umur

dibawah 20 tahun ia belum siap untuk berhubungan seks atau mengandung,

sehingga jika terjadi kehamilan berisiko mengalami tekanan darah tinggi

(karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap

– tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang – kejang, perdarahan

bahkan kematian pada ibu atau bayinya.

b)   Kondisi sel telur pada gadis dibawah umur 20 tahun, belum begitu

sempurna, sehingga dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami cacat

fisik.

c)   Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin

muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar

risiko daerah reproduksi terkontaminasi virus.

Risiko medis lain yang kemungkinan akan dialami yaitu tekanan darah tinggi.

Remaja perempuan yang hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan

darah tinggi dibandingkan dengan wanita hamil yang berusia 20 – 30 tahun.

Kondisi tersebut disebut dengan pregnancy-induced hypertension. Remaja

perempuan yang hamil juga memiliki risiko lebih tinggi dari pre-eklampsia.

Pre-eklampsia merupakan kondisi medis berbahaya yang merupakan

kombinasi dari tekanan darah tinggi dengan kelebihan protein dalam urin,

pembengkakan tangan dan wajah serta kerusakan organ.

Hamil diusia remaja berisiko 4 kali lipat meninggal saat melahirkan.

Perempuan yang belum cukup umur disarankan jangan menikah dulu karena

organ – organ reproduksinya belum kuat untuk berhubungan intim atau

melahirkan. Remaja hamil berisiko 4 kali lipat mengalami luka serius dan

42

Page 43: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

meninggal saat melahirkan. Negara – negara di Asia Pasifik bisa dikatakan

gagal menangani masalah remaja dan anak muda.meski mengalami

pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pelayanan kesehatan secara

keseluruhan, namun saat berbicara tentang kesehatan dan hak seksual dan

reproduksi, remaja dan anak muda masih kurang mendapatkan informasi dan

tidak terlayani (Hasdianah, 2013).

2)    Kehamilan di usia ideal (usia 20 sampai 35 tahun)

Tidak ada batasan pasti berapa sebenarnya usia ideal seorang wanita untuk

hamil dan melahirkan buah hatinya. Diyakini, diatas 20 tahun dan dibawah

35 tahun adalah usia yang dirasa tepat bagi reproduksi wanita bekerja dengan

maksimal. Namun, bukan berarti diatas usia 35 tahun wanita tidak

diperbolehkan melahirkan, hanya saja sesuai kodrat alamiah organ reproduksi

wanita yang sudah mulai mengendur, banyaknya penyakit yang hampiri

wanita diusia itu, sebabkan wanita harus hati – hati ketika putuskan

melahirkan diatas usia 35 tahun.

Wanita di usia 20 – 30 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan

dan persalinan. Di rentag usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima.

Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal

untuk kehamilan. Umumnya secara mental pun siap, yang berdampak pada

perilaku rawat dan menjaga kehamilannya secara hati – hati, sedangkan usia

30 – 35 tahun sebenarnya merupakan masa transisi. Kehamilan pada usia ini

masih bisa diterima asal kondisi tubuh dan kesehatan wanita yang

bersangkutan, termasuk gizinya dalam keadaan baik (Hasdianah, 2013).

3)    Kehamilan di usia tua ( usia ≥ 35 tahun)

Sebetulnya tidak adil tetapi benar, tingkat kesuburan wanita berkurang ketika

seorang wanita diawal usia 30-annya dan  setelah usia 35 tahun, itu lebih

menurun. Usia 30 tahun memiliki kesempatan 20 persen untuk hamil per

siklus, tetapi pada saat usia 40 tahun, peluang menurun ke 5 persen per siklus.

Di usia akhir 30-an sel telur tidak membagi serta setelah konsepsi. Itu

menigkatkan kemungkinan embrio dengan masalah kromosom, yang pada

gilirannya dapat mengakibatkan cacat keguguran atau kelahiran. Risiko lebih

besar dari kehamilan yang mengancam kondisi pada usia diatas 35 tahun

yaitu gestational diabetes dan tekanan darah tinggi, hanya beberapa masalah

43

Page 44: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

medis yang lebih mungkin untuk menyerang ibu hamil diatas usia 35 tahun.

Jika tidak diobati, mereka dapat memicu kesehatan yang serius bagi mereka

atau bayi mereka. Pastikan dokter mengetahui adanya riwayat keluarga

penyakit kronis ini atau lainnya. Waktu yang tepat untuk memberitahukan

pada mereka adalah selama pemeriksaan prakonsepsi.

Komplikasi yang berkembang sekitar waktu kelahiran, seperti plasenta previa

(ketika plasenta menghalangi leher rahim), lebih sering terjadi pada ibu yang

lebih tua. Wanita diatas usia 35 tahun juga lebih cenderung memiliki

persalinan lama yang yang berlangsung lebih dari 20 jam dan perdarahan

yang berlebihan saat melahirkan dan akhirnya membutuhkan operasi caecar

lebih sering dari pada ibu yang lebih muda. Setelah usia 35 tahun, sebagian

wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi. Dikurun usia ini, angka

kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat. Itu sebabnya, tidak dianjurkan

menjalani kehamilan diatas usia 40 tahun.

2. Pembelahan sel telur yang abnormal,

disebut nondisjunction, menyebabkan kemungkinan  memiliki anak

dengan cacat lahir atau kondisi akibat kelainan kromosom seperti sindrom

Down, akan meningkat seiring pertambahan usia wanita.

3. Risiko Keguguran

Risiko keguguran pada usia kehamilan sebelum 4 bulan atau bayi

meninggal di dalam kandungan meningkat sekitar 10 persen pada wanita

berusia 40 dibandingkan dengan mereka yang hamil pada usia 20-

an. Keguguran umumnya disebabkan oleh masalah pada kromosom atau

genetika janin.

4. Bayi Lahir Prematur atau Berat Badan Kurang dari Normal

44

Page 45: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Wanita yang melahirkan setelah usia 35 tahun lebih berisiko melahirkan

bayi yang lahir lebih dini atau lahir dengan berat badan kurang dari yang

direkomendasikan. Selain itu, lebih berisiko juga melahirkan bayi dengan

komplikasi masalah kesehatan.

5. Gangguan Kesehatan pada Sang Ibu

Gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan diabetes dapat

muncul di saat sedang hamil. Kondisi-kondisi ini lebih umum terjadi pada

ibu hamil di usia 30 hingga 40-an. Selain itu, wanita hamil pada usia ini

juga cenderung lebih berisiko mengalami komplikasi seperti plasenta

previa. Pada plasenta previa ini terdapat beberapa macam dianta8ranya

adalah :

Plasenta Previa Totalis (Plasenta menutupi seluruh ostium uteri

internum) – Harus melakukan operasi caesar.

Plasenta Previa Parsialis (Plasenta menutupi sebagian ostium uteri

internum) – Apabila memungkinkan boleh tidak melakukan operasi

caesar.

Plasenta Previa Marginal (Plasenta mencapai pinggir pembukaan

0,5cm atau kurang dari ostium uteri internum)

Plasenta Previa Letak Rendah (Pinggir bawah plasenta terletak lebih

dari 0,5cm atau kurang dari 1,5 cm dari ostium uteri internum)

b. Mengonsumsi asam folat yang cukup bila akan hamil. Kekurangan asam folat pada

seorang wanita harus dikoreksi terlebih dahulu sebelum wanita tersebut hamil.

Manfaat dari asam folat adalah :

Untuk menghindari cacat tabung saraf umum

- Spina bifide, atau kondisi penutupan keseluruhan kolom tulang

belakang dan sumsum tulang belakang.

45

Page 46: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

- Anencephaly , atau keterbelakangan mental yang parah pada anak .

- Encephalocele, di mana jaringan otak menjorok keluar menuju kulit,

yang sangat tidak biasa dan abnormal dalam tengkorak anak.

Mencegah Keguguran

Mencegah dari cacat pembentukan jaringan tubuh

Mencegah penyakit jantung pada bayi yang bisa terjadi pada masa kehamilan

sekitar minggu ke-8 – ke-12 karena pada saat itu jantung bayi terbentuk

sempurna.

Melindungi bayi dari masalah lain :

- Berat badan lahir rendah

- Pertumbuhan yang buruk dalam rahim

- Celah bibir dan langit-langit

- Kelahiran prematur

Makana yang mengandung asam folat diantaranya adalah : Bayam, Brokoli, Pisang,

Stroberi, Jeruk, Tomat, Kacang-kacangan, Susu, dll.

c. Perawatan Antenatal (Antenatal Care)

Tujuan dilakukannya antenatal care adalah untuk mengetahui data kesehatan

ibu hamil dan perkembangan bayi intrauterin sehingga dapat dicapai kesehatan yang

optimal dalam menghadapi persalinan, puerperium dan laktasi serta mempunyai

pengetahuan yang cukup mengenai pemeliharaan bayinya.

d. Menghindari obat-obatan, makanan yang diawetkan, dan alkohol karena dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti atresia ani, celah bibir dan langit-langit.

(2) Pencegahan Sekunder

a. Diagnosis

USG

Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara dini beberapa

kelainan kehamilan/pertumbuhan janin, kehamilan ganda, molahidatidosa, dan

sebagainya.

46

Page 47: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Pemeriksaan cairan amnion (amnionsentesis)

Amnionsentesis dilakukan pada usia kehamilan 15-19 minggu dengan aspirasi per-

abdomen dengan tuntunan USG. Dari cairan amnion tersebut dapat dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut antara lain pemeriksaan genetik/kromosom, pemeriksaan

alfa-feto-protein terhadap defek tuba neural (anensefali, mengingomielokel),

pemeriksaan terhadap beberapa gangguan metabolic (galaktosemia, fenilketonurua),

dan pemeriksaan lainnya.

Biopsi korion

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kelainan kromosom pada janin,

kelainan metabolik, kelainan genetik dapat dideteksi dengan analisis DNA, misalnya

talasemia dan hiperplasia adrenal kongenital.

b. Pengobatan

Pada kasus seperti hidrosefalus, tindakan non bedah yang dilakukan adalah

dengan pemberian obat-obatan yang dapat mengurangi produksi cairan serebrospinal.

(3) Pencegahan Tersier

Upaya pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi komplikasi penting pada

pengobatan dan rehabilitasi, membuat penderita cocok dengan situasi yang tak dapat

disembuhkan. Pada kejadian kelainan kongenital pencegahan tersier bergantung pada jenis

kelainan. Misalnya pada penderita Sindrom Down, pada saat bayi baru lahir apabila diketahui

adanya kelemahan otot, bisa dilakukan latihan otot yang akan membantu mempercepat

kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak. Bayi ini nantinya bisa dilatih dan dididik

menjadi manusia yang mandiri untuk bisa melakukan semua keperluan pribadinya. Banyak

orang tua yang syok dan bingung pada saat mengetahui bayinya lahir dengan kelainan.

47

Page 48: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Memiliki bayi yang baru lahir dengan kelainan adalah masa-masa yang sangat sulit bagi para

orang tua. Selain stres, orang tua harus menyesuaikan dirinya dengan cara-cara khusus.

Untuk membantu orang tua mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu tim tenaga

kesehatan yang dapat mengevaluasi dan melakukan penatalaksanaan rencana perawatan bayi

dan anak sesuai dengan kelainannya.

4. DIAGNOSIS PRENATAL

A. Definisi

Diagnosis prenatal merupakan pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan menilai

pertumbuhan, perkembangan, dan kelainan konginetal yang terjadi pada fetus selama berada

didalam uterus.

B. Fungsi dan Teknik

1) Fungsi

- Bisa menentukan tingkat kenormalan janin, bahkan beberapa ibu bisa meminta dokter

untuk memberi tahu jenis kelamin janin

- Mempermudah pengelolaan dalam merencanakan langkah selanjutnya

- Mengetahui kondisi kehamilan ibu

- Apabila kehamilan kedua atau setelahnya, bisa mengurangi tingkat cacat lahir setelah

kelahiran

2) Teknik

Teknik diagnosis prenatal ada 2 macam:

- Teknik invansif yaitu teknik yang digunakan dengan cara melukai wanita hamil atau calon

ibu. Jadi teknik invansif ini cenderung jarang digunakan.

- Teknik non invansif yaitu teknik yang digunakan dengan cara tidak melukai ibu maupun

janin, teknik ini ringan dan tidak berat. Teknik ini banyak dan aman untuk digunakan.

Salah satu contohnya adalah USG.

C. Indikasi Diagnosis Prenatal

48

Page 49: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Usia marternal 35 tahun atau lebih

Riwayat keluarga dengan anomali kromosom

Orang tua dengan karier translokasi

Abnormalitas MSAFP atau multiple markers screen

Riwayat keluarga dengan neural tube defect (NTD)

Kelainan gen tunggal, riwayat keluarga atau karier yang didapat dari skrining populasi

Malformasi kongenital yang didiagnosis dengan USG

Kecemasan yang dialami ibu hamil selama masa kehamilannya

D. Jenis-Jenis Diagnosis Prenatal

1. USG (Ultrasonografi)

Definisi

Ultrasonografi adalah visualisasi struktur dalam tubuh yang bekerja merekam

pantulan (gema) denyutan gelombang ultrasonik yang diarahkan ke jaringan tubuh

(Dorland, 2002).

Dapat diartikan pula sebagai alat yang digunakan untuk melihat organ-organ

yang berada di dalam tubuh manusia dengan menggunakan gelombang ultrasonik.

Komponen Ultrasonografi (Ksuheimi, 2008)

a. Pulser

Pulser adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan untuk merangsang

kristal pada transducer dan membangkitkan pulsa ultrasound.

b. Transduser

Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan

diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan

prostat.

c. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang

diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG kalau dimisalkan, seperti CPU dari

49

Page 50: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada

CPU pada PC.

d. Tabung sinar katoda

Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran ultrasound. Pada

tabung ini terdapat tabung hampa udara yg memiliki beda potensial yang tinggi antara

anoda dan katoda.

e. Display

Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV monitor.

Cara Pemeriksaan Menggunakan USG

1. Pervaginam / transvagina

a. Pemeriksaan USG Transabdominal

Meletakkan probe USG diatas perut yang sebelumnya telah diolesi dengan

gel/jelly.

Biasa dilakukan untuk kehamilan diatas 12 minggu

50

Page 51: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Pertama-tama gerakkan transduser secara longitudinal ke atas dan ke bawah,

selanjutnya horizontal ke kiri dan ke kanan. Penjejak digerakkan dari bawah

ke atas, dimulai dari garis sisi kanan perut, kemudian setelah sampai daerah

perut atas transduser digerakkan ke bawah, selanjutnya transduser digerakkan

kembali ke arah atas. Selanjutnya gerakan transduser dilakukan kearah lateral

perut (horizontal), juga secara sistematis, dimulai dari sisi kanan ke arah kiri,

kemudian dari kiri ke arah kanan dan terakhir dari kanan atas ke kiri.

b. Pemeriksaan USG Transvaginal

Cara ini dengan memasukkan transduser kedalam vagina

Biasa dilakukan untuk kehamilan kurang dari 8 minggu

Hanya dilakukan pada wanita yang sudah tidak perawan.

Pasien harus mengosongkan kadung kemihnya.

Transduser dilapisi kondom lalu diolesi jelly pada permukaannya

Tidak menyebabkan keguguran

c. Pemeriksaan USG Transrektal

Mirip dengan pemeriksaan tranvaginal, beda pada bentuk dan ukuran

diameter transduser

Transduser dimasukkan melalui rectum

d. Pemeriksaan USG Transperineal atau Translabial

Dapat dilakukan jika seorang wanita tidak mungkin dilakukan pemeriksaan

transvaginal atau transrektal.

Kandung kemih pasien cukup terisi untuk memudahkan pemeriksaan

Indikasi dan Penggunaan Pemeriksaan USG

1. Nyeri Abdomen /Colic

2. Inflamed Appendix / Pembengkakan Appendik

3. Pembesaran organ pada abdomen

4. Tersangka Batu empedu atau Batu ginjal

5. Aneurysma pada Aorta

6. Peradangan pada Organ Rongga Abdomen

7. Otot-otot pada rongga Abdomen ( M.Q, Lumborum, M. Psoas)

51

Page 52: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

8. Abses ataupun koleksi cairan (Ascites)

9. Guiding Procedures for needles Biopsi

10. Menilai dan mencari kerusakan pada suatu organ yang menyebabkan kesakitan

pada pasien

11. Untuk penyertaan pemakaian Doppler dilakukan untuk mengetahui dan menilai :

- Sumbatan aliran darah pada pembuluh

- Besarnya rongga pembuluh-pembuluh darah dan saluran organ lainnya

12. Adanya Tumor dan Kelainan Bawaan ( Congenital Malformation)

Cara Kerja USG

- Transduser sebagai pemancar sekaligus penerima gelombang suara

- Pulsa listrik yang dihasilkan generator diubah menjadi energi akustik oleh transduser

yang akan dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh

- Pemancaran tersebut sebagian akan dipantulkan dan sebagian akan merambat terus

menembus jaringan yang akan menghasilkan bermacam-macam eko

- Pantulan eko dari jaringan akan dibenturkan ke transduser lagi, kemudian diubah

menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk

cahaya di layar oskiloskop.

Macam-Macam USG

1. USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang

baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

52

Page 53: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

2. USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut

koronal.Gambar yang tampil mirip seperti aslinya.Permukaan suatu benda (dalam

hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas.Begitupun keadaan janin dari posisi

yang berbeda.Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya

yang diputar).

3. USG 4 Dimensi

Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat

bergerak (live 3D).Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis,

sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien

dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

53

Page 54: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

4. USG Doppler

Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran

tali pusat.Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian

kesejahteraan janin ini meliputi:

1. Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit). Universitas Sumatera Utara

2. Tonus (gerak janin).

3. Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).

4. Doppler arteri umbilikalis.

5. Reaktivitas denyut jantung janin.

54

Page 55: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

5. USG Transvaginal

Pemeriksaan USG transvaginal (melalui vagina) merupakan pemeriksaan yang

biasa dilakukan pada kehamilan.Pemeriksaan ini lebih baik daripada USG

abdominal (melalui perut) pada awal-awal kehamilan (10 minggu), pada ibu

dengan berat badan berlebih (obesitas), atau pada ibu hamil yang arah rahimnya ke

belakang.Adanya kehamilan di luar rahim, ataupun abnormalitas pada janin juga

dapat dilihat lebih jelas dengan pemeriksaan ini.Sedangkan pada triwulan kedua,

USG transvaginal juga berperan dalam mendiagnosis anomali atau kelainan

kongenital.Namun, pemeriksaan USG transvaginal ini tidak dimaksudkan untuk

mengganti peran USG abdominal, melainkan sebagai suplemen atau tambahan

yang sifatnya sebagai pelengkap.Jadi, jika dokter Ibu melakukan pemeriksaan ini,

mungkin memang beliau merasa pemeriksaan dengan USG abdominal sudah

cukup.

6. USG Transperineal

Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya seorang wanita

yang tidak mungkin dilakukan pemeriksaan transvaginal atau transrektal. Dianjurkan

kandung kencing pasien cukup terisi, hal ini untuk memudahkan pemeriksaan dan

sebagai petujuk anatomis. Penjejak dilapisi kondom dan diberi jeli, kemudian

55

Page 56: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

diletakkan di daerah perineum, penjejak digerakkan ke atas dan ke bawah untuk

mencari gambaran organ genitalia. Cara ini memang tidak dapat memberikan

gambaran organ genitalia sebaik pada pemeriksaan USG transvaginal atau transrektal.

Istilah yang Umum Ada di Hasil Foto USG

1. GA = Gestational Age. Ini menunjukkan perkiraan umur kehamilan, berdasarkan

panjang tungkai lengan, tungkai kaki ataupun diameter kepala. Jika salah satu

dari GA di foto USG Anda menunjukkan besaran yang tidak normal, dokter

langsung bisa mendeteksinya sebagai kelainan. Terutama GA di bagian kepala.

2. GS: Gestational Sac. Yaitu ukuran kantung kehamilan, berupa bulatan hitam. Ini

biasanya muncul pada hasil foto USG trisemester awal.

3. CRL: Crown Rump Length. Yaitu ukuran jarak dari puncak kepala ke ‘ekor’

bayi. Ini juga biasa digunakan dokter untuk mengukur janin di usia kehamilan

trisemester awal.

4. BPD: Biparietal diameter. Ini adalah ukuran tulang pelipis kiri dan kanan. Biasa

digunakan untuk mengukur janin di trisemester dua atau tiga.

5. FL: Femur Length. Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi.

6. HC: Head Circumferencial atau lingkaran kepala.

7. AC: Abdominal Circumferencial. Ukuran lingkaran perut bayi. Jika

dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi.

8. FW: Fetal weight atau berat janin.

9. F-HR: Fetal Heart Rate atau frekuensi jantung bayi.

56

Page 57: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Manfaat USG

Pada kehamilan Trimester I :

– Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.

– Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat bawaan.

– Meyakinkan adanya kehamilan.

– Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda,

misalnya kehamilan ektopik.

– Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.

– Menentukan lokasi janin, di dalam kandungan atau di luar rahim.

– Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.

57

Page 58: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

– Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.

– Mendeteksi berbagai hal yang mengganggu kehamilan, misalnya adanya kista, mioma,

dsb.

Pada kehamilan Trimester II & III :

– Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan rahim terlalu cepat

disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.

– Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan menyebabkan

terhambatnya perkembangan janin.

– Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur. “Jadi, lebih ke

arah pertumbuhan janinnya normal atau tidak.”

– Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, gerak nafas, banyaknya

cairan amnion, dsb.

– Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum persalinan.

58

Page 59: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

– Untuk melihat adanya tumor di panggul atau tidak.

– Untuk menilai kesejahteraan janin (bagaimana aliran darah ke otaknya, dsb).

Efek Biologik Gelombang Ultrasonic

- Gelombang ultrasonic dapat merusak DNA, kromosom, sel darah, permeabilitas sel

dll jika frekuensi gelombang diatas 100mW/cm2

- USG yang digunakan dalam bidang kedokteran menggunakan intensitas dibawah

10mW/cm2

- USG tidak menggunakan sinar radiasi seperti pada Rontgen yang dapat mengganggu

perkembangan janin

Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan

80%.Artinya, kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak

terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi

beberapa faktor antara lain:

59

Page 60: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

* Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya.

Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat

USG.Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.

* Posisi bayi

Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya

jangkau/daya tembus alat USG.Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi

sekalipun, tetap ada keterbatasan.

* Kehamilan kembar

Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat masing-masing

keadaan bayi secara detail.

* Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.

* Usia kehamilan di bawah 20 minggu.

* Air ketuban sedikit.

* Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20

minggu agak sulit dideteksi.

2. Amniosentesis

Ini merupakan prosedur invasif di mana jarum melewati perut ibu bagian

bawah ke dalam rongga ketuban atau amion di dalam rahim. Cairan ketuban yang

cukup akan dicapai mulai sekitar 14 minggu kehamilan. Untuk itu pada diagnosis

prenatal, kebanyakan amniocentesis umumnya dilakukan pada 14 sampai 20 minggu

kehamilan. Pemeriksaan amniosentesis selalu berproses dari USG untuk menentukan

usia kehamilan, posisi janin dan plasenta, dan menentukan apakah cairan ketuban

cukup. Dalam cairan ketuban atau amnion, sel-sel janin yang terdapat di amnion

(kebanyakan berasal dari kulit janin) yang dapat tumbuh dalam kultur digunakan

untuk analisis kromosom, analisis golongan darah janin, analisis biokimia, dan

analisis biologi molekuler.

Pada trimester ketiga kehamilan, cairan ketuban dapat dianalisis untuk

penentuan kematangan paru janin.Hal ini penting ketika janin berada di bawah 35-36

60

Page 61: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

minggu kehamilan, karena paru-paru mungkin tidak cukup matang untuk

mempertahankan kehidupan.Hal ini karena paru-paru tidak cukup menghasilkan

surfaktan. Setelah lahir, bayi akan berkembang sindrom gangguan pernapasan dari

penyakit membran hialin.

Cairan ketuban dapat dianalisis oleh fluoresensi polarisasi (fpol), untuk lesitin:

sphingomyelin (LS) ransum, dan / atau untuk phosphatidyl glycerol (PG).Risiko

dengan amniosentesis jarang terjadi, namun termasuk kehilangan janin dan

sensitization Rh maternal . Peningkatan risiko kematian janin amniosentesis adalah

sekitar 0,5% di atas apa yang biasanya diharapkan sadangkan Rh ibu negatif dapat

diobati dengan Rhogam. Kontaminasi cairan dari amniosentesis oleh sel-sel ibu

sangat tidak mungkin. Jika terdapat Oligohidramnios, maka cairan ketuban tidak

dapat diperoleh.

3. Chorionic Villus Sampling (CVS)

Dalam prosedur ini, sebuah kateter masuk melalui vagina melalui leher rahim

dan masuk ke dalam rahim ke berkembang ke plasenta di bawah bimbingan

USG.Pendekatan alternatifnya adalah transvaginal dan transabdominal.Penggunaan

61

Page 62: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

kateter memungkinkan sampel sel dari chorionic vili plasenta atau jaringan

vilus.Sel-sel ini kemudian dapat dianalisis oleh berbagai teknik.Tes yang paling

umum digunakan pada sel-sel yang diperoleh dengan CVS adalah analisis

kromosom untuk menentukan kariotipe janin. Sel juga dapat tumbuh dalam kultur

untuk analisis biokimia atau biologi molekuler. CVS dapat dengan aman dilakukan

antara 9,5 dan 12.5 minggu kehamilan.

CVS memiliki kelemahan menjadi prosedur invasif, dan memiliki peluang

untuk tingkat morbiditas janin; tingkat kerugian sekitar 0,5 hingga 1% lebih tinggi

daripada perempuan yang menjalani amniosentesis. Meski jarang, CVS dapat

dikaitkan dengan tungkai cacat pada janin atau kelainan kongenital desrupsi.

Kemungkinan sensitisasi Rh ibu juga bisa didapatkan. Ada juga kemungkinan

bahwa sel-sel darah ibu di plasenta yang berkembang akan diambil sebagai sample

bukannya sel-sel fetus atau pencampuradukan analisis kromosom.

4. Maternal Serum Alpha-Fetoprotein (MSAFP)

Janin yang sedang berkembang memiliki dua protein darah utama – albumin

dan alfa-fetoprotein (AFP).Karena orang dewasa biasanya hanya memiliki albumin

62

Page 63: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

dalam darah, tes MSAFP dapat dimanfaatkan untuk menentukan tingkat AFP dari

janin.Biasanya, hanya sejumlah kecil AFP memperoleh akses ke air ketuban dan

plasenta untuk melintasi darah ibu. Namun, bila ada cacat tabung saraf pada janin,

dari kegagalan bagian dari saraf embryologic tabung untuk menutup, maka AFP akan

melarikan diri ke dalam cairan ketuban. Cacat tabung saraf termasuk anencephaly

(kegagalan penutupan pada akhir tengkorak tabung saraf) dan spina bifida (kegagalan

penutupan pada ujung caudal tabung saraf).Insiden gangguan-gangguan tersebut

sekitar 1-2 kelahiran per 1000 di Amerika Serikat. Juga, jika ada omphalocele atau

gastroschisis (keduanya cacat pada dinding perut janin), AFP dari janin akan berakhir

di darah ibu dalam jumlah yang lebih tinggi.

Agar tes MSAFP memiliki utilitas terbaik, di usia kehamilan harus diketahui

dengan pasti. Hal ini karena jumlah MSAFP meningkat sesuai usia kehamilan. Juga,

ras ibu dan kehadiran gestational diabetes penting untuk diketahui, karena MSAFP

dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ini. MSAFP biasanya dilaporkan sebagai

multiples of mean (MoM). Semakin besar MoM, semakin besar kemungkinan cacat

hadir. Para MSAFP memiliki sensitivitas terbesar antara 14 dan 18 minggu

kehamilan, tetapi masih dapat berguna antara 15 dan 22 minggu kehamilan, hal iini

dsebabkan karena pada minggu ke 14 produksi AFP mulai meningkat disebabkan

karena AFP mulai di ekskresikan oleh hati jatin.Namun, tes ini tidak spesifik 100%

karena terkadang ada berbagai faktor yang menyebabkan MSAFP meningkat terutama

saat terjadi kesalahan penghitungan uisa kehamilan. MSAFP juga dapat berguna

dalam penyaringan untuk sindrom Down dan trisomies lainnya. MSAFP cenderung

lebih rendah dari batas normal (batas normal AFP yaitu kurang dari 20ng/ml/) ketika

sindrom Down atau kelainan kromosom lain hadir, sedangkan bila hasil MSAFP

melebihi batas normal maka terjadi kelainan pada janin seperti cacat tabung saraf

termasuk anencephaly (kegagalan penutupan pada akhir tengkorak tabung saraf) dan

spina bifida (kegagalan penutupan pada ujung caudal tabung saraf).

63

Page 64: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

5. ANTE NATAL CARE (ANC)

A. Pengertian Ante Natal Care (ANC)

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar (Manuaba, 2008).

Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan

pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak

dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan

normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

B. Tujuan Umum

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang

janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.

3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya

dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal.

7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

C. Tujuan Khusus

1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.

2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.

3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana,

kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

64

Page 65: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

D. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal

empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan

trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28

minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah

minggu ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005).

1)  Trimester I : ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada 3 bulan pertama usia

kehamilan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan

darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi)

disebut juga K1 (kunjungan pertama ibu hamil).

2)  Trimester II : ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada umur kehamilan 4-6

bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T  (timbang berat badan, mengukur tekanan darah,

mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi).

3)  Trimseter III : ibu memeriksakan kehamilannya minimal 2 kali pada umur kehamilan 7–

9 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah,

mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi),

disebut juga K4 (kunjungan ibu hamil ke empat).

E. Tahap Tahap Pelayanan Antenatal

Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar

pelayanan antenatal dimulai dengan :

a. Anamnesa : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan

sebelumnya dan kehamilan sekarang.

b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan.

c. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe) Penyuluhan

tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari, perawatan payu

dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan

imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta

pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.

d. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa

65

Page 66: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

F. Standar Minimal Pelayanan Antenatal

Menurut Saifuddin (2002) pelayanan antenatal mencakup banyak hal namun dalam

penerapan operasional dikenal standar minimal “7T” yang terdiri dari :

1. Timbang berat badan

Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan

kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg, selanjutnya pada trimester II dan III masing

– masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total adalah 9 – 12 kg.

Bila ada kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti

bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar (Depkes, 1997).

2. Ukur tekanan darah

Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan

darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih.

Kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan

tepat (Depkes, 1997).

3. Ukur tinggi fundus uteri

Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:

12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis.

16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.

20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.

24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.

28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.

32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.

36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.

40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-pusat (Mochtar, 1998).

4. Pemberian imunisasi TT

Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila diberikan sekurang-

kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Kecuali jika sebelumnya ibu pernah

mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin maka TT

cukup diberikan satu kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan

atas. Adapun syarat pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut :

a) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan diberikan II sedini

mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal dua minggu.

b) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan ulang/boster satu kai

pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes RI, 1997).

66

Page 67: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Tujuan pemberian Imunisasi TT

1. Memberikan kekebalan pasif kepada ibu hamil terhadap tetanus, karena vaksinasi

selama hamil juga ikut membantu bayinya menghindari tetanus selama beberapa

minggu setelah lahir.

2. Mencegah terjadinya penyakit tetanus pada ibu saat hamil, bersalin dan nifas

3. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum misalnya akibat infeksi tali

pusat pada proses persalinan

4. Pemberian tablet zat besi

Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah

merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme

zat-zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu, jika asupan zat besi sejak awal

kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh

kembangnya, sekaligus menyimpannya dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan

setelah dilahirkan.Selama hamil asupan zat besi harus ditambah sebanyak 20 mg/hari.

Hal ini mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu meningkat 40-60%

untuk memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin

melalui plasenta.Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat

mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini meningkatkan risiko kematian

pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu

mudah terkena infeksi, dan keguguran.

Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu tablet sehari

sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.

Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal

90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh karena akan

mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002). Sebaiknya tablet besi diminum bersama air

putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja

menjadi berwarna hitam setelah ibu minum obat ini, hal tersebut adalah normal (Depkes,

1997).

6. Tes terhadap penyakit menular seksual.

Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual seperti

HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat berpengaruh pada janin

yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit – penyakit menular seksual harus

segera ditangani.

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

67

Page 68: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa

anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat

menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial,

dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan.

Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:

- Merujuk ke dokter untuk konsultasi  dan menolong ibu menentukan pilihan yang

tepat.

- Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan

- Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan

- Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan

- Memberikan asuhan antenatal

- Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah

- Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang rencana proses

kelahiran.

- Persiapan dan biaya persalinan

G. Pemanfaatan Pelayanan Antenatal (ANC)

Perilaku Pemanfaatan pelayanan antenatal adalah upaya atau tindakan seseorang untuk

menggunakan pelayanan antenatal selama kehamilan. Sebagaimana perilaku manusia pada

umumnya, perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

berasal dari lingkungan internal dan eksternal. Anderson (dalam Muzaham, 2007 dan

Notoatmodjo, 2012) membagi faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan

menjadi 3 kategori yaitu :

1. Predisposisi

Faktor predisposisi tidak serta merta berpengaruh langsung terhadap pemanfaatan jasa

pelayanan kesehatan, akan tetapi sebagai faktor pendorong untuk menimbulkan hasrat guna

memanfaatkan pelayanan kesehatan. Faktor predisposisi sendiri terbagi menjadi tiga faktor

yaitu demografik (umur, jenis kelamin, status perkawinan); struktur sosial (pendidikan,

pekerjaan, dan suku bangsa), serta sosial psikologis (sikap dan kepercayaan terhadap

perawatan medis, dokter, penyakit, termasuk stress serta kecemasan yang berkaitan dengan

kesehatan).

68

Page 69: tutorial j skenario 2 pertumbuhan dan perkembangan

2. Pemungkin

Faktor pemungkin merupakan suatu kondisi yang memungkinkan individu memanfaatkan

pelayanan kesehatan atau setidak-tidaknya mereka siap memanfaatkannya. Faktor ini

berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga (penghasilan keluarga, simpanan,

serta jaminan kesehatan) dan sumber daya yang dimiliki oleh komunitas atau masyarakat

(ketersediaan tenaga dan fasilitas kesehatan, lamanya menunggu pelayanan, serta lamanya

waktu mencapai pelayanan kesehatan).

3. Kebutuhan

Faktor predisposisi dan pemungkin tidak dapat terwujud dalam perilaku memanfaatkan

pelayanan kesehatan jika individu tidak merasakan hal tersebut sebagai suatu kebutuhan,

meliputi : kerentanan yang dirasakan, keseriusan yang dirasakan, manfaat dan rintangan-

rintangan yang dirasakan ketika mengambil tindakan tersebut.

69