tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia

Upload: yulke-f-chenarno

Post on 15-Oct-2015

2.167 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Tujuan Penciptaan Manusia Serta Fungsi Dan Peran ManusiaUntuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangManusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya.Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt. Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manusia diartikan sebagai makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang (1989:558). Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata manusia ini bersepadan dengan kata-kata ns, basyar, insn, maru, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata ns misalnya lebih merujuk pada makna manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk biologis. Begitu juga dengan kata-kata lainnya.

1.2. Rumusan Masalah1) Apa pengertian dan terbentuknya manusia?2) Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia ?3) Apa Tugas manusia dimuka bumi?4) Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT?

1.3. Tujuan Penulisan1) Untuk mengetahui pengertian dan terbentuknya manusia.2) Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia3) Untuk mengetahui Tugas manusia diciptakan dimuka bumi4) Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pengertian ManusiaManusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah. Konsep manusia dalam Islam, diambil dari ayat al-Quran dan Hadits. Menurut surat alMu'minun ayat 1216, manusia diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuhtfah dan disimpan di tampat yang kokoh. Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku, darah beku Itu dijadian mudghah,, mudghah dijadikan tulang, tulang yang dibalut dengan daging dan kemudian dijadikan Allah makhluk lain. Surat asSajdah ayat 79 selanjutnya menjelaskan bahwa setelah kejadian manusia dalam kandungan mengambil bentuk, ditiupkanlah ruh oleh Allah Swt. ke dalamnya dan dijadikannya pendenganran, penglihatan, dan perasaan. Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah Swt ke dalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari darah beku, dan 40 hari mudhgah. Berdasarkan ayat dan hadits tersebut di atas, jelas bahwa manusia terdiri dari dua unsur, macam dan material, jasmani dan ruhani. Pembicaraan mengenai kedua unsur ini sangat menarik karena banyak istilah dan pendapat yang dikemukakan para ilmuwan.Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari. 1. Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai). 2. Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek. 3. Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.Dalam Al-Quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas. 1. Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi: innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-muminuum : 33).2. Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.3. Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk sosial yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.

2.2. Asal Mula Manusia2.2.1. Teori Asal Mula Manusia menurut Charles DarwinPernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut di bawah ini :a. Australophithecinesb. Homo habilisc. Homo erectusd. Homo sapiensGenus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan". Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.

2.2.2. Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s) Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat cerita tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan:

wa-idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii khaaliqun basyaran min shalshaalin min hama-in masnuunin. fa-idzaa sawwaytuhu wanafakhtu fiihi min ruuhii faqa'uu lahu saajidiinaArtinya: "...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan, Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi (Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39). Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT dan hadis yang berbunyi:

yaa banii aadama laa yaftinannakumu alsysyaythaanu kamaa akhraja abawaykum mina aljannati yanzi'u 'anhumaa libaasahumaa liyuriyahumaa saw-aatihimaa innahu yaraakum huwa waqabiiluhu min haytsu laa tarawnahum innaa ja'alnaa alsysyayaathiina awliyaa-a lilladziina laa yu/minuunaArtinya: Hai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua orang tuamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaian mereka untuk memperlihatkan kepada mereka aurat mereka. (Qs. Al-Araf [7]:27)Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam (sepenuh telapak tangan) tanah yang diambil dari seluruh bagiannya. Maka datanglah anak Adam (memenuhi penjuru bumi dengan beragam warna kulit dan tabiat). Di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam, dan di antara yang demikian. Di antara mereka ada yang bertabiat lembut, dan ada pula yang keras, ada yang berperangai buruk (kafir) dan ada yang baik (Mukmin). (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi, berkata Tirmidzi : Hasan shahih. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi juz 3 hadits 2355 dan Shahih Sunan Abu Daud juz 3 hadits 3925)Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

walaqad karramnaa banii aadama wahamalnaahum fii albarri waalbahri warazaqnaahum mina alththhayyibaati wafadhdhalnaahum 'alaa katsiirin mimman khalaqnaa tafdhiilaanArtinya : "Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya manusia pertama di bumi, semua tergantung dengan keyakinan kalian masing-masing, yang jelas dan pasti yang kami yakini bahwa Nabi Adam a.s adalah manusia pertama sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Quran.

2.3. Proses terjadinya manusia.2.3.1. Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-QuranManusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri, yang keberadaannya dia alam baqa nanti merupakan rahasia Allah SWT. Proses kejadian manusia telah dijelaskan dalam Al Quranul Karim dan Hadits Rasulullah SAW, hal tersebut dijelaskan al-Quran dalam surat alHajj ayat 5 yang artinya :

yaa ayyuhaa alnnaasu in kuntum fii raybin mina alba'tsi fa-innaa khalaqnaakum min turaabin tsumma min nuthfatin tsumma min 'alaqatin tsumma min mudhghatin mukhallaqatin waghayri mukhallaqatin linubayyina lakum wanuqirru fii al-arhaami maa nasyaau ilaa ajalin musamman tsumma nukhrijukum thiflan tsumma litablughuu asyuddakum waminkum man yutawaffaa waminkum man yuraddu ilaa ardzali al'umuri likaylaa ya'lama min ba'di 'ilmin syay-an wataraa al-ardha haamidatan fa-idzaa anzalnaa 'alayhaa almaa-a ihtazzat warabat wa-anbatat min kulli zawjin bahiijinArtinya: Hai sekalian manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka (ketahuilah) sesungguhnya telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiaannya dan yang tida sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagi bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) sampailah kamu kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan (umur pendek) dan ada pula diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahui... (QS. Al-Hajj: 5)Dalam Al Quran surat Al Mukminun ayat 12-14, Allah SWT telah berfirman;

walaqad khalaqnaa al-insaana min sulaalatin min thiinin. tsumma ja'alnaahu nuthfatan fii qaraarin makiinin. tsumma khalaqnaa alnnuthfata 'alaqatan fakhalaqnaa al'alaqata mudhghatan fakhalaqnaa almudhghata 'izhaaman fakasawnaa al'izhaama lahman tsumma ansya/naahu khalqan aakhara fatabaaraka allaahu ahsanu alkhaaliqiinaArtinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudain airmani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. (QS Al Mukminun : 12-14).Tentang proses kejadian manusia ini juga dapat dilihat dalam pada QS As Sajadah ayat 7-9 yang berbunyi:

alladzii ahsana kulla syay-in khalaqahu wabada-a khalqa al-insaani min thiinin. tsumma ja'ala naslahu min sulaalatin min maa-in mahiinin. tsumma sawwaahu wanafakha fiihi min ruuhihi waja'ala lakumu alssam'a waal-abshaara waal-af-idata qaliilan maa tasykuruunaArtinya : 7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. 8. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. 9. kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS As Sajadah : 7 9).Dalam hadits Rasulullah SAW tentang kejadian manusia, beliau bersabda yang artinya: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya 40 hari sebagai nutfah, kemudain sebagai alaqah seperti itu pula (40 hari), lalu sebagai mudgah seperti itu, kemudian diutus malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh kedalam tubuhnya. (Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari r.a dan muslim).Ketika masih berbentuk janin sampai umur empat bulan, embrio manusia belum mempunyai ruh, karena baru ditiupkan ke janin itu setelah berumur 4 bulan (4X30 hari). Oleh karena itu, yang menghidupkan tubuh manusia itu bukan roh, tetapi kehidupan itu sendiri sudah ada semenjak manusia dalam bentuk nutfah. Roh yang bersifat immateri mempunyai dua daya, yaitu daya pikir yang disebut dengan akal yang berpusat diotak, serta daya rasa yang disebut kalbu yang berpusat di dada. Keduanya merupakan substansi dai roh manusia.

2.3.2. Proses Penciptaan Manusia Menurut ilmu Biologi Menurut ilmu Biologi, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan asal kejadiannya adalah dari tanah. Hal ini telah dibuktikan dengan menggunakan metode abu bekas bakaran dari makhluk hidup tersebut. Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa unsur-unsur asli yang ada pada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sama dengan unsur-unsur yang terdapat dalam tanah, yaitu Oksigen (O), Hidrogen (H), Zat Belerang (S), Zat Arang (C), Kalium (K), Natrium (Na), Yodium (J), Asam Arang (CO2), Air (H2O) dan zat-zat lainyya yang berfungsi sebagai pelengkap. Senada dengan pendapat di atas, Prof. Bahi Khuli mengemukakan bahwa ada unsur yang sama antara debu dan jasad manusia. Unsur-unsur tesebut adalah : Oksigen = 63 % - Karbon = 20,20 % - Hidrogen = 9,90 % - Nitrogen = 2,50 % - Kalsium = 2,45 % - Phaspor = 1,01 % - Klor = 0,16 % - Fhlor = 0,14 % - Kaporit = 0,14 % - Photasium = 0,11 % - Sodium = 0,10 % - Magnesium = 0,07 % - zat besi = 0,01 % - Yodium+Silikon+Magnet = Molekul atom.

2.4. Tujuan Penciptaan ManusiaTujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.

2.5. Fungsi dan Peran ManusiaBerpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia yang mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt. Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di antaranya adalah:1. Belajar2. Mengajarkan ilmu3. Membudayakan ilmuOleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

2.6. Tugas Manusia Dimuka BumiDi dalam Al-Quran telah sebutkan keutamaan manusia di ciptakan di dunia, seperti yang di firmankan surah Al-Baqarah ayat 21 yang berbunyi:

yaa ayyuhaa alnnaasu u'buduu rabbakumu alladzii khalaqakum waalladziina min qablikum la'allakum tattaquuna

Artinya : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,( QS Al Baqarah : 21)

2.6.1. Manusia SebagaiKhalifahDi dalam Al Quran telah disebutkan ayat tentang manusia sebagai khalifah di muka bumi, yaitu di dalam Surat Al Baqarah ayat 30:

wa-idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii jaa'ilun fii al-ardhi khaliifatan qaaluu ataj'alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfiku alddimaa-a wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqaddisu laka qaala innii a'lamu maa laa ta'lamuunaArtinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (khalifah): pada mulanya berarti yang menggantikan atau yang datang sesudah yang datang sebelumnya. Atas dasar ini, ada yang memahami kata khalifah ini dalam arti yang menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-ketetapannya. : merusak (dengan kekufuran dan maksiat) : dia menumpahkan : darah : kami bertasbih : dengan (senantiasa) memuji-Mu : kami menyucikan-MuAgama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar.Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang.Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar riayah).1. Memakmurkan BumiManusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu. Memakmurkan bumi juga berarti menjaga lingkungan sekitarnya, menjaga kelestarian hutan dan para penghuninya, karena jika semuanya terjaga benar oleh manusia, maka bencana yang diakibatkan oleh kesalahan manusia akan sedikit kemungkinan terjadinya.2. Memelihara BumiMelihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4:

waqadhaynaa ilaa banii israa-iila fii alkitaabi latufsidunna fii al-ardhi marratayni walata'lunna 'uluwwan kabiiraanArtinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. (QS Al Isra : 4)Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi:

waibtaghi fiimaa aataaka allaahu alddaara al-aakhirata walaa tansa nashiibaka mina alddunyaa wa-ahsin kamaa ahsana allaahu ilayka walaa tabghi alfasaada fii al-ardhi inna allaaha laa yuhibbu almufsidiinaArtinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al Qashash : 77)

2.6.2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUKManusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal abida-yabudu-ibadatun. Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.1. Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Quran maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.2. Ibadah ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT, Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan serta kesengsaraan bathin dan diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:

yaa ayyatuhaa alnnafsu almuthma-innatu. irji'ii ilaa rabbiki raadiyatan mardhiyyatan. faudkhulii fii 'ibaadii. waudkhulii jannatiiArtinya: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku. (QS Al Fajr:27-30)Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur samapai akan tidur harus disesuaikan dengan ajaran Islam.Jin dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas pokok di muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang dikehendaki oleh Allah SWT adalah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik dalam keadaan suka maupun duka. Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan jiwa.

2.7. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT2.7.1. Tanggung Jawab Manusia sebagai hamba Allah SWTMakna yang esensial dari kata abd (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan quu anfusakun waahlikun naran (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).2.7.2. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWTManusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan alam. Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidpnya. Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang muslim adalah membentuk amal saleh.

BAB IIIPENUTUP3.1. KesimpulanDi dalam Al-Quran kelahiran manusaia dan kesempurnaan dari mahluk yang lain:"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).Di dalam Al-Quran mengenai Peringatan Allah terhadap godaan setan kepada manusia yang berbunyi: Hai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua orang tuamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaian mereka untuk memperlihatkan kepada mereka aurat mereka. (Qs. Al-Araf [7]:27)Di dalam Al Quran telah disebutkan ayat tentang tentang proses kejadian manusia berbunyi: Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudain airmani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. (QS Al Mukminun : 12-14).Artinya : 7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. 8. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. 9. kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS As Sajadah : 7 9)Di dalam Al Quran telah disebutkan ayat tentang manusia sebagai khalifah di muka bumi, yaitu di dalam Surat Al Hijr ayat 28-29 :Artinya: "...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).Di dalam Al Quran telah disebutkan ayat tentang manusia sebagai khalifah di muka bumi, yaitu di dalam Surat Al Baqarah ayat 30:Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."Begitupun di dalam Al-Hadist juga ada riwayat yang menyatakan manusia sebagai khalifah di muka bumi, Hadist: Abu Hurairah r.a. menceritakan hadis berikut:Nabi SAW. memegang tanganku, lalu bersabda, Allah SWT. menciptakan bumi pada hari sabtu, Dia menciptakan padanya gunung-gunung pada hari ahad, Dia menciptakan pohon-pohonan pada hari senin, Dia menciptakan hal-hal yang tidak disukai pada hari selasa, Dia menciptakan nur (cahaya) pada hari rabu, dan Dia menyebarkan (menciptakan) hewan-hewan padanya pada hari kamis, dan Dia menciptakan Adam a.s. sesudah waktu asar pada hari jumat, sebagai akhir makhluk (yang diciptakan) pada saat yang terakhir dari waktu-waktu hari jumat. (riwayat Muslim dan Ahmad)Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar riayah).

DAFTAR PUSTAKAAhmad Ibnu Hanbal, Abdullah Ibn. 2009. Hadis-Hadis Imam Ahmad. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Fithri, 2001M. Al-Quranul Karim Aziz Mansyhuri, Abdul. 1980. Mutiara Quran dan Hadits. Surabaya: Al-Ikhlas.Basri, Hasan. 2009. Filsafat Pendidikan. Bandung.CV.Pustaka SetiaDepartemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004H.M,D. Dahlan, Kuncikunci Menyingkap Isi alQur'an, Bandung: Yayasan Pustaka Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 http://www.salaf.web.id/117/bagaimanakah-kita-diciptakan-al-ustadz-abu-ishaq-muslim.htmhttps://www.facebook.com/notes/anastazaki-anasril/tujuan-hidup-manusia-itu-menyembah-allah-dan-menjadi-penguasa-dimuka-bumi-ini/171140742903947http://smaalup.wordpress.com/about/ayat-ayat-al-qur%E2%80%99an-tentang-manusia-dan-tugasnya-sebagai-khalifah-di-bumi/http://daydreamer13.wordpress.com/2009/06/30/ayat-ayat-yang-menyatakan-tentang-tugas-manusia-di-muka-bumi/http://www.dudung.net/quran-online/indonesia/89/20http://adisuryadi-pendidikan.blogspot.com/2011/06/makalah-asal-usul-manusia.htmlhttp://harlisa123.blogspot.com/2012/03/makalah-tafsir-tarbawi-tentang-kejadian.htmlhttp://adisuryadi-pendidikan.blogspot.com/2011/06/makalah-asal-usul-manusia.htmlhttp://cintailmuku1.blogspot.com

20