tujuan akhir moralitas.docx

5
Tujuan Akhir Moralitas Manusia dalam segala tindakannya tidak diperkenankan untuk melakukan sesuatu atas dasar mengikuti pendahulunya, tetapi mesti didasarkan pada pilihannya sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindakan moral adalah tindakan manusia yang muncul melalui pertimbangan rasioanal yang mandiri sehingga selalu dilakukan secara sadar, bebas, bukan paksaan. Dengan demikian, ia pun mesti tanggung jawab atas apa saja yang telah ia pilih dan menetapkannya sebagai sesuatu yang mesti dilakukan dan menjadikannya sebagian yang tidak dapat dilepaskan dari dirinya. Tindakan moral memang berada dalam warna dan corak yang berbeda-beda, tetapi dalam konteks tujuan dan orientasi, tidak akan berbeda karena sesuatu yang mengarah pada satu secara esensial adalah satu. Sedemikian rupa tentu meniscayakan bahwa moralitas manusia tetap tidak bersifat plural. Pluralitas hanya terjadi dalam wilayah eksistensial manusia yang sarat dengan tendensi-tendensi yang sesungguhnya berada di luar watak hakiki manusia itu sendiri. Perbuatan moral yang mengarah pada peralihan kebahagiaan seseorang. Tentulah nilai kebaikannya bersifat teleologis. Perilaku baik dan bijak yang diidentifikasi sebagai suatu yang terealisasi dalam kehidupan yang bahagia,mestilah menjadi telatif bagi setiap kepentingan orang per orang, bahkan meniscayakan besifat individualistis dan relative. Hal ini secara metodologis tentu dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu, perilaku pada dasarnya marupakan semacam tindakan yang bercermin pada tindakan-tindakan yang ilahiah sehingga sasaran moral adalah berperilaku seperti perbuatan tuhan. Mengingat perbuatan tuhan selamanya tanpa pamrih, tentulah kebaikan dan kebijakan moral yang sesungguhnya merupakan bagian integral dari nilai kebaikan dan kebijakan semua subjek moral. Setiap orang akan mengorientasikan segala tindakan moralnya banya pada pentrasformasian sifat-sifat ilahiah ke dalam dirinya. Kejahatan dan Kewajiban Moral Manusia Moral yang di maksudkan berkaitan dengan baik buruk, salah satu benarnya suatu tindakan. Permasalahannya adalah

Upload: wildan-mahfudi

Post on 08-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tujuan Akhir Moralitas.docx

Tujuan Akhir Moralitas

Manusia dalam segala tindakannya tidak diperkenankan untuk melakukan sesuatu atas dasar mengikuti pendahulunya, tetapi mesti didasarkan pada pilihannya sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindakan moral adalah tindakan manusia yang muncul melalui pertimbangan rasioanal yang mandiri sehingga selalu dilakukan secara sadar, bebas, bukan paksaan. Dengan demikian, ia pun mesti tanggung jawab atas apa saja yang telah ia pilih dan menetapkannya sebagai sesuatu yang mesti dilakukan dan menjadikannya sebagian yang tidak dapat dilepaskan dari dirinya. Tindakan moral memang berada dalam warna dan corak yang berbeda-beda, tetapi dalam konteks tujuan dan orientasi, tidak akan berbeda karena sesuatu yang mengarah pada satu secara esensial adalah satu. Sedemikian rupa tentu meniscayakan bahwa moralitas manusia tetap tidak bersifat plural. Pluralitas hanya terjadi dalam wilayah eksistensial manusia yang sarat dengan tendensi-tendensi yang sesungguhnya berada di luar watak hakiki manusia itu sendiri. Perbuatan moral yang mengarah pada peralihan kebahagiaan seseorang. Tentulah nilai kebaikannya bersifat teleologis. Perilaku baik dan bijak yang diidentifikasi sebagai suatu yang terealisasi dalam kehidupan yang bahagia,mestilah menjadi telatif bagi setiap kepentingan orang per orang, bahkan meniscayakan besifat individualistis dan relative. Hal ini secara metodologis tentu dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu, perilaku pada dasarnya marupakan semacam tindakan yang bercermin pada tindakan-tindakan yang ilahiah sehingga sasaran moral adalah berperilaku seperti perbuatan tuhan. Mengingat perbuatan tuhan selamanya tanpa pamrih, tentulah kebaikan dan kebijakan moral yang sesungguhnya merupakan bagian integral dari nilai kebaikan dan kebijakan semua subjek moral. Setiap orang akan mengorientasikan segala tindakan moralnya banya pada pentrasformasian sifat-sifat ilahiah ke dalam dirinya.

Kejahatan dan Kewajiban Moral ManusiaMoral yang di maksudkan berkaitan dengan baik buruk, salah satu benarnya suatu

tindakan. Permasalahannya adalah bagaimana menentukan criteria baik atau buruk, baik atau benar, suatu tindakan?

Apakah moral itu berada di luar atau independen dari kesadaran manusia? Apakah moral itu bersifat absolute? Apakah baik menurut saya harus baik menurut orang lain? Apakah keputusan moral itu diputuskan dengan menggunakan fakultas rasio atau

hati?

Dengan demikian, moral tidak cukup sekedar diterima, tetapi perlu diperikasa. Itulah yang dimaksud dengan etika, dan etika inilah yang hendak menjawab berbagai permasalahan moral. Berkaitan dengan tingkah laku dala kehidupan bersama, manusia harus memerhatikan idea tau cita etika dalam dari manusia tersenut yang didasari oleh suatu kebajikan yang tinggi, yang bersumber dari dalam diri manusia itu sendiri, yaitu dengan memerhatikan kepentingan orang lain dalam hubungan sebagai makhluk sosial (zoon politicon) Sebagai makhluk sosial. Manusia itu tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Manusia tidak akan pernah bisa memenuhi segala kebutuhan tanpa bantuan manusia. Oleh karena itu, manusia selalu mamadukan kontak dengan manusia yang lain. Agar tidak terjadi kekacauan dalam kehidupan bermasyarakat, segala tindakan atau hubungan anatar

Page 2: Tujuan Akhir Moralitas.docx

manusia yang satu dengan yang lainnya, harus dilandasi dengan etik, dan secara konkret harus di ataur oleh norma-norma hukum tertentu. Meskipun etika perlu dibedakan dari moral, ajaran maoral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan cara orang harus hidup. Ajarn moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia. Etika merupkan ilmu tentang norma, nilai, dan jaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunya lima cirri khas, yaitu: bersifat rasional, kritis, mendasar,sistematis, dan normative(tidak sekedar melaporkan pandangan moral,tetapi menyelediki bagaimana pendangan moral yang sebenarnya).berkaitan dengan hal tersebut, dan karena relativitas pandangan manusia dengan hal tersebut, dank arena relativitas pandangan manusia tentang kebaikan dan keburukan, ada tiga pandangan moral, yang dapat di sarikan disini.1. Pandangan moral yang berbeda-beda Karena adanya berbedaan suku, daerah, budaya, dan agama yang hidup berdampingan ;a. Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat, yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional;b. Berbagai ideology menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan,masing-masing dengan ajaran sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup. Etika sosial di bagi menjadi.

a) sikap terhadap sesama,b) etika keluargac) etika profesi, misalnya etika untuk dokumentalis, pialang informasi,d) etika politike) etika lingkungan hidup ; serta f) kritik ediologi.

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di

antara sekelompok manusia. Nilai moral adalah kebaikan manusia sebagian manusia.. adapun norma moral adalah tentang cara manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ad perbadaan antara kebaikan moral dan kabaikan pada umumnya. Kabaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia, sedangakan kebaikan pada umunya merupakan kebaikan manusia di lihat dari satu segi saja,misalnya sebagai suami dan istri. Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segal sesuatu yang berhubungan dengan etika atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama, atau sebuah ideology atau gabungan dari beberapa sumber. Etika bukan sumber tambahan moralitas, malainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsata mempunya lima cira khas, yaitu, rasional, kritis,mendasar, sistematis, dan nurmatif. Rasional berarti berdasarkan diri pada rasio atau nalar,, pada argumentasi yang bersedia untuk di persoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah maslah sampai akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal. Sistematis, artinya membahas langkah demi langkah. Sedangkan normative menyelidiki pandangan moral yang seharusnya. Wilayah Kajian Filsafat Etika Etika disebuat juga filsafat moral, yaitu cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia, etika tidak mempersoaalkan keadaan manusia, tetapi mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma, di antaranya norma hukum, norma moral, norma agama, dan perundang-undangan, norma agama berasal dari agama, norma moral berasal dari suara hati dan norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari. Ada pendapat lain bahwa etika berasal dari bahasa inggris yang disebut dengan ethic(singular) yang berarti a system of moral principles or rules of behavior, atau suatu system, prinsip moral, aturan atau cara berperilaku, akan tetapi,

Page 3: Tujuan Akhir Moralitas.docx

terkadang ethics ( dengan tambahan huruf s) dapat berarti singular. Jika ini yang dimaksud, ethics berarti the branch of philosophy that deals with moral principles, suatu cabang filsafat yang memberikan batasan prinsip-prinsip moral. Jika ethics dengan maksud plural (jamak), berarti moral principles that govern or influence a person’s behavior, prinsip-prinsip moral yang dipengaruhi oleh perilaku prbadi. Dalam bahasa yunani, etika berarti ethikos yang mengandung arti penggunaan, karakter, kebiasaan, kecenderungan, dan sikap yang mengadung analisis konsep-konsep, seperti harus,mesti, benar-salah, mengandung pencarian ke dalam watak moralitas atau tindakan-tindakan moral, serta mengandung pencarian kehidupan yang baik secara moral.Etika juga memperthatikan tingkah laku manusia dalam mangambil suatu keputusan ‘’moral’’ dengan mengarahkan atau menghubungkan penggunaan akal budi individual dengan objektivitas untuk menemukan ‘’kebenaran’’ atau ‘’kesalahan’’ dan tingkah individual terhadap individu lain. Etika lebih memusatkan perhatiaannya pada individu dari pada masyarakat, etika lebih memandang motif alami suatu perbuatan,merupakan suatu hal yang terpenting. Dengan kata lain, etika mengatur kehidupan manusia secara batiniah atau menuntun motivasi-motivasi manusia kea rah yang baik atau buruk. Etika juga suatu filsafat moral, yaitu bukan melihat fakta-fakta, melainkan terfokus pada nilai dan ide tentang kebaikan dan keburukan dan bukan terhadap tindakan manusia. Tuntutan dari etika tidak hanya pada kebenaran sebagaimana adanya, tetapi menuntut kebenaran ‘’sebagaimana seharusnya’’ dengan berdasarkan manfaat atau kebaikan dari seluruh tingkah laku manusia. Perkataan etika di Indonesia sering di artikan sebagai ‘’susila’’ atau ‘’kesusilaan’’ yaitu perbuatan baik atau perbuatan beradap sebagai akhlak manusia. Etika normative dalam hal ini adalah, apabila seseorang menjadi participation approach Karena telah melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia, ia tidak netral karena berhak untuk mengatakan atau menolak suatu etika tertentu. Dari beberapa definisi di atas, tampak bahwa kajian tentang etika sangat dekat dengan kajian moral. Etika merupakan system moral dan prinsi-prinsip dari sesuatu perilaku manusia yang kemudian dijadikan sebagai standarisasi baik-buruk, salah-benar, serta sesuatu yang bermoral atau tidak bermoral. Merujuk pada hubungan yang dekat antara etika dengan moral, berikut sedikit dibahas tentang ragam pengertian moral.Moral berasal dari bahasa latin, moralis (kata dasar mos, moris) yang di jabarkan lebih jauh, moral mengandung arti :

1. Baik-buruk, benar-salah, tepat-tidak tepat dalam aktifitas manusia;2. Tindakan benar, adil dan wajar;3. Kapasitas untuk diarahkan pada kesadaran benar-salah, san kepastian untuk

mengarahkan kepada orang lain sesuai dengan kaidah tingkah laku yang dinilai benar-salah;

4. Sikap seseorang dalam hubungannya dengan orang lain.

http://farizahildayani.blogspot.co.id/2013/04/ruang-lingkup-filsafat-moral-dan-etika.html