tugas uts pbl

3
Prinsip Pengukuran Proses pengukuran dalam sistem kelistrikan merupakan prosedur standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh seorang user. Pada pengukuran terdapat sifat : • (1). Indication : menyatakan, menunjukkan, alat semacam ini tidak tergantung pada waktu. • (2). Recording : mencatat, menyimpan, merekam, dipergunakan bila pengukuran berubah dengan perubahan waktu. • (3). Integrating : menjumlahkan, alat ini dipakai bila konsumsi energi elektrik selama beberapa waktu diperlukan. Unsur yang terpenting dalam pengukuran: • Alat yang dipergunakan sebagai pembanding/ penunjuk. • Orang yang melaksanakan pengukuran. • Cara melaksanakan pengukuran. Alat ukur memiliki beberapa jenis: A. Kuantitas objek yang diukur: • Mengukur besaran arus dipakai Amperemeter • Mengukur besaran tegangan dipakai Voltmeter • Mengukur besaran resistansi dipakai : Ohmmeter atau Jembatan resistansi • Mengukur besaran daya dipakai Wattmeter

Upload: julianto-putra-kanggeyan

Post on 09-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengukuran besaran listrik.dasar dasar pengukuran besaran listrik.

TRANSCRIPT

Prinsip PengukuranProses pengukuran dalam sistem kelistrikan merupakan prosedur standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh seorang user.Pada pengukuran terdapat sifat : (1). Indication : menyatakan, menunjukkan, alat semacam ini tidak tergantung pada waktu. (2). Recording : mencatat, menyimpan, merekam, dipergunakan bila pengukuran berubah dengan perubahan waktu. (3). Integrating : menjumlahkan, alat ini dipakai bila konsumsi energi elektrik selama beberapa waktu diperlukan.Unsur yang terpenting dalam pengukuran: Alat yang dipergunakan sebagai pembanding/ penunjuk. Orang yang melaksanakan pengukuran. Cara melaksanakan pengukuran.Alat ukur memiliki beberapa jenis: A. Kuantitas objek yang diukur: Mengukur besaran arus dipakai Amperemeter Mengukur besaran tegangan dipakai Voltmeter Mengukur besaran resistansi dipakai : Ohmmeter atau Jembatan resistansi Mengukur besaran daya dipakai Wattmeter Mengukur besaran energi dipakai Watt-jam meter Mengukur besaran frekuensi dipakai Frekuensi meter Mengukur besaran faktor kerja dipakai cos meter. Ampermeter adalah alat untuk mengukur besarnya arus yang mengalir pada rangkaian berbeban yang dihubungkan seri dengan beban. Batas ukur ampermeter masih terbatas di lapangan, khusunya untuk mengukur arus listrik yang besar dan sistem tenaganya menggunakan tegangan tinggi, sehingga harus menggunakan alat bantu berupa transformator arus. Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus primernya dan selanjutnya diukur dengan ampermeter.CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali. Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1 ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter yang dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burden menunjukkan kemampuan CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC menyebutkan burden 1.5 VA (volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan penentuan besar kabel dan jarak pengukuran.Aplikasi CT selain disambungkan dengan alat meter seperti ampere meter, KW meter Cos Phi meter dll, sering juga dihubungkan dengan alat proteksi arus.