tugas terstruktur kimia analisis instrumen
TRANSCRIPT
TUGAS TERSTRUKTUR KIMIA ANALISIS INSTRUMEN
REVIEW JURNAL
PENERAPAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET PADA PENETAPAN
KADAR BEBERAPA OBAT YANG MENGANDUNG NATRIUM DIKLOFENAK
DALAM SEDIAAN TABLET
Oleh :
Kurnia Puspa H G1F011015
Imroatul Kanza A A G1F011017
Wigati Nuraeni G1F011019
Abner Edy S G1F011021
Ade Rizki N G1F011023
Rifka Husniati G1F011025
Irma Setyawati G1F011027
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2013
Spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk mengukur serapan sinar ultra violet atau
sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Warna yang diserap oleh suatu senyawa
atau unsur adalah warna komplementer dari warna yang teramati sehingga memiliki serapan
maksimum pada warna komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewati radiasi
atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang tertentu, akan secara
selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap akan diteruskan (Day dan Underwood, 1986).
Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional/gugus
kromofor(gugus dengan ikatan tidak jenuh) yang mengandung electron valensi dengan
tingkat eksitasi yang rendah. Dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu : sigma, phi dan non
bonding electron. Kromofor-kromofor organic seperti karbonil, alken, azo, nitrat dan
karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang
maksimalnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus
fungsional yang mempunyai elekron bebas, seperti hidroksil, metoksi dan amina. Terikatnya
gugus auksokrom pada gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi
menuju ke panjang gelombang yang lebih besar (bathokromik) yang disertai dengan
peningkatan intensitas (hyperkromik).
Pada penelitian ini,spektrofotometri UV-Vis yang digunakan adalah spektrofotometri
UV-Vis radiasi berkas tunggal (single beam). Pada spektrofotometer ini hanya terdapat satu
berkas sinar yang dilewatkan melalui cuvet sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai
absorbansi dari larutan yang dimasukan. Blanko, larutan standar dan contoh diperiksa secara
bergantian. Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis secara umum yaitu sinar dari sumber
radiasi diteruskan menuju monokromator, Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah
melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi, Detektor menerima cahaya dari sampel secara
bergantian secara berulang – ulang, Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke digital
dan dilihat hasilnya, perhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram.
Spektrofotometer ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya
murah, dan mengurangi biaya yang ada merupakan keuntungan yang nyata. Panjang
gelombang paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800 sampai
1000 nm (Skoog, DA, 1996).
Komponen dari suatu spektrofotometer berkas tunggal :
1. Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah spektrum
dimana instrument itu dirancang untuk beroperasi.
2. Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk mengecilkan pita sempit panjang-
panjang gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
3. Suatu wadah sampel (kuvet)
4. Suatu detektor, yang berupa transduser yang mengubah energi cahaya menjadi suatu
isyarat listrik.
5. Suatu pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik itu
memadai untuk di baca.
6. Suatu sistem baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun Adsorbansi (A).
Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan
konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-
Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu :
Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang
sama
Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap
yang lain dalam larutan tersebut
Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi
Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan
Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sbb :
A = e.b.c
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kadar Natrium diklofenak
dalam sediaan tablet generik dan nama dagang dengan persyaratan kadar menurut USP
menggunakan spektrofotometri Ultraviolet. Peneliti melakukan penentuan kadar na
diklofenak khususnya pada obat generik karena banyaknya masyarakat meragukan kualitas
obat generik. Metode spektrofotometri UV dipilih karena relatif lebih murah dan lebih mudah
pelaksanaannya dibanding Kromatografi Cair Kinerja Tinggi yang mana tertera dalam USP
(United State Pharmacopoeia). Selain itu, struktur natrium diklofenak juga memiliki gugus
kromofor dan auksokrom sehingga dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet. Guna
menetapkan kadar natrium siklofenak secara spektrofotometri UV dilakukan pengambilan
sampel berupa 2 tablet generik (dari PT Kimia Farma dan PT First Mediafarma) dan 3 tablet
nama dagang (Klotaren, Fenaren, dan Voltaren), membuat pereaksi, membuat larutan induk
baku pembanding sehingga didapat panjang gelombang maksimum.
Larutan yang digunakan sebagai pereaksi dalam menetapkan kadar na diklofenak
adalah larutan NaOH 0,1 N. Penggunaan NaOH sebagai pereaksi karena Na diklofenak lebih
mudah larut dalam suasana yang lebih alkalis daripada suasana asam. Adanya peningkatan
nilai pH yang berarti ion obat di dalam larutan, sehingga obat dalam granul yang ditembus
media akan mudah larut. Dalam pembuatan NaOH harus menggunakan akuades yang bebas
CO2 agar Na tidak bereaksi dengan CO2 yang terkandung dalam air menjadi Na2CO3 dan
sifat NaOH walaupun larut sempurna dalam air, tetapi ia masih bersifat tidak stabil dan
reaktif terhadap udara bebas yang mengakibatkan konsentrasi NaOH berkurang. Air bebas
CO2 dibuat dengan cara memanaskan akuades sampai mendidih kemudian diaduk selama 5
menit, sehingga gas CO2 yang terkandung bisa terlepas.
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan mengukur serapan
larutan induk baku pembanding pada rentang panjang gelombang 200 nm – 400 nm. Larutan
baku pembanding merupakan Na diklofenak yang dilarutkan dalam NaOH 0,1 N sehingga
terbentuk konsentrasi 12 mcg/ml. Serapan diukur dengan spektrofotometer dengan cara scan
sehingga akan keluar hasil scan berupa kurva hubungan antara panjang gelombang dengan
nilai absorbansi, pada kurva terdapat beberapa puncak absorbansi dan pemilihan panjang
gelombang maksimum dapat dilihat dari puncak yang terbentuk paling tinggi sehingga
didapatkan panjang gelombang maksimum sebesar 274,5 nm. Panjang gelombang ini masih
dalam batas yang diperkenankan dalam farmakope Indonesia yakni 275 nm dengan toleransi
± 2 nm sehingga panjang gelombang maksimum ini dapat digunakan pada penentuan kadar
tablet Na diklofenak.
Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi
maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang
gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu. Adapun beberapa alasan
mengapa harus menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu :
1. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang
gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap konsentrasi adalah yang
paling besar
2. Di sekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi
tersebut hukum Lambert-Berr akan terpenuhi
3. Jika dilakukan pengukuran ulang, maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan
ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimal
(Rohman A, 2007)
Hal yang perlu diperhatikan pada penentuan panjang gelombang maksimum adalah
Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau 15%
sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa
kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik). Setelah
penentuan panjang gelombang maksimum, selanjutnya dibuat linearitas kurva kalibrasi
dengan cara mengukur absorbansi larutan induk baku pembanding ( Na diklofenak dalam
NaOH) dengan konsentrasi larutan masing-masing 10 mcg/ml, 12 mcg/ml, 14 mcg/ml, 16
mcg/ml dan 18 mcg/ml pada panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan
sebelumnya.
Tujuan pembuatan kurva ini adalah untuk memperoleh persamaan larutan baku dalam
penentuan kadar sampel
Tahapan yang diperlukan sbb :
a. Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi.
b. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur pada panjang
gelombang maksimum
c. Membuat Kurva Larutan Baku yang merupakan hubungan antara konsentrasi (sumbu y)
dan absorbansi (sumbu x).
d. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva baku berupa garis lurus.
e. Paling sedikit menggunakan 5 rentang konsentrasi yang meningkat yang dapat memberikan
serapan linier
f. Kemiringan atau slope adalah nilai e (absorptivitas molar).
g. Nilai R antara 0,70 – 1,00 (pertanda terbentuk garis lurus linear pada rentang konsentrasi
yang dibuat)
Dengan menggunakan persamaan regresi linear diperoleh nilai koefisien korelasi(r) =
0,9996 . Dari perhitungan didapatkan persamaan regresi Y = 0,02658 (X) + 0,0035 .
Linearitas suatu metode merupakan seberapa baik ukuran kurva kalibrasi yang
menghubungkan antara respon (y) dan konsentrasi (x). Evaluasi linearitas paling baik
dicirikan dengan metode uji kurva respon. Linieritas kurva kalibrasi natrium diklofenak
masih memenuhi kriteria menurut BPOM 2003 (r = 0,9995). Penentuan kadar sampel metode
regresi linear yaitu metode parametrik dengan variabel bebas (konsentrasi smpel) dan
variabel terikat (absorbansi sampel) menggunakan persamaan garis regresi kurva larutan
baku. Konsentrasi sampel dapat dihitung berdasarkan persamaan kurva baku tersebut
(Rohman, 2007). Penetapan kadar Na diklofenak dilakukan dengan mengukur absorbansinya
menggunakan panjang gelombang maksimum yaitu 274,5 nm , dari 5 macam tablet yang ada
masing-masing dibuat 6 konsentrasi.Sebelum dilakukan penetapan kadarnya, dihilangkan
terlebih dahulu salutnya agar tidak mengganggu pengukuran serapan. Dari keenam
konsentrasi ini kemudian dihitung persen rekoveri nya, dimana rata-rata hasil yang didapat
masih memenuhi persyaratan menurut USP (tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih dari 110
%).
Dalam penelitian lain disebutkan bahwa perbandingan metode spektrofotometri
ultraviolet(uv) dan kromatografi cair kinerja tinggi (kckt) pada penetapan kadar natrium
diklofenak mencerminkan kedekatan hasil penetapan kadar dengan kadar yang sebenarnya
(ICH, 2006). Parameter ini digambarkan dengan nilai rekoveri, dimana hasil rekoveri yang
diperoleh pada spektrofotometri UV adalah 102,8, sedangkan pada KCKT nilai rekoveri
adalah 98,6 dan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (Depkes RI, 1995) nilai rekoveri
yang baik adalah tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110 %. Rata-rata rekoveri
menunjukkan bahwa metode analisis KCKT dan spektrofotometri UV memenuhi peryaratan
Farmakope. Metode KCKT dan spektrofotometri UV mempunyai ketepatan yang baik dan
dapat digunakan untuk analisis kuantitatif natrium diklofenak.
Sedangkan untuk ketelitian dan sensitivitas KCKT memiliki hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan spektrofotometri uv. Nilai ketelitian dilihat dari standar deviasi (SD) dan
simpangan baku relatif (RSD). Suatu metode dikatakan memiliki ketelitian yang baik jika nilai
simpangan baku relative (RSD) atau koefisien variasi (CV) lebih kecil dari 5%(Yuwono and
Indriyanyo, 2005). Semakin kecil nilai RSD dan SD maka semakin teliti nilai RSD pada KCKT lebih
kecil daripada UV. Ini membuktikan bahwa KCKT lebih teliti daripada UV. Nilai sensitivitas dilihat
dari nilai LOD dan LOQ. LOD adalah batas deteksi sebagai konsentrasi analait terendah dalam
sampel yang masih dapat dideteksi, sedangkan LOQ adalah batas deteksi sebagai konsentrasi analit
terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima. Nilai
LOD secara KCKT sebesar 0,2 μg/ml, sedangkan secara Spektrofotometri UV sebesar 2,9 μg/ml.
Nilai (Limit of Quatification) secara KCKT adalah sebesar 0,2 μg/ml sedangkan secara
Spektrofotometri UV sebesar 7,7 μg/ml. Sehingga, metode kckt lebih sensitif diabandingkan metode
spektrofotometri uv.
Metode spektrofotometri UV yang digunakan dalam menetapkan kadar natrium
dikofenak dalam tablet generik sudah cukup baik karena memenuhi syarat dari USP,
sehingga disarankan kepada industri farmasi untuk menggunakan metode spektrofotometr
sebagai metode alternatif pada penetapan kadar Natrium Diklofenak tablet.