tugas st terakhir

18
RESUME JURNAL STATUS TAKSONOMI SUATU TAKSON DENGAN ADANYA BUKTI TAKSONOMI YANG BERKEMBANGSESUAI KEMAJUAN TEKNOLOGI OLEH KELOMPOK 11 : 1. Amir Mujahid (08/267422/BI/08148) 2. Novita Hartati (09/284456/BI/08256) 3. Trias Bawi Palupi (09/285258/BI/08310) 4. Primania Dela Karisma (09/284627/BI/08268) 5. Yanik Sri Lestari (09/285589/BI/08338)

Upload: trias-bawi

Post on 26-Jun-2015

361 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas st terakhir

RESUME JURNAL

STATUS TAKSONOMI SUATU TAKSON DENGAN ADANYA BUKTI TAKSONOMI YANG

BERKEMBANGSESUAI KEMAJUAN TEKNOLOGI

OLEH KELOMPOK 11 :

1. Amir Mujahid (08/267422/BI/08148)

2. Novita Hartati (09/284456/BI/08256)

3. Trias Bawi Palupi (09/285258/BI/08310)

4. Primania Dela Karisma (09/284627/BI/08268)

5. Yanik Sri Lestari (09/285589/BI/08338)

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: tugas st terakhir

STATUS TAKSONOMI SUATU TAKSON DENGAN ADANYA BUKTI

TAKSONOMI YANG BERKEMBANG SESUAI KEMAJUAN TEKNOLOGI

Taksonomi ada ilmu tentang kelompok organisme berdasarkan perbedaan kategori

menurut karakter fisiknya. Pengelompokan atau karakterisasi akan dikelompokan didasarkan

kesamaannya yang biasanya diwariskan kepada keturunannya dari nenek moyangnya.

Demikian mempelajari tentang taksonomi modern harus diawali dari sejarah klasifikasi dan

bagaimana perkembangannya seiring perkembangan alat, manusia, dan teknik. Kita harus

menjaga taksonomi yang telah ada, sementara system klasifikasi sedang berkembang seiring

dengan meningkatnya pengetahuan, konsep filosofi dan teknologi yang tersedia pada msing-

masing periode.

Sejarah klasifikasi

Klasifikasi organisme dimulai dari kebutuhan manusia akan tempat tinggal, makanan dan

obat-obatan. Taksonomi tumbuhan dibedakan atas 6 periode yaitu:

1. Periode preliterature

Pada periode ini manusia sangat primitive, mereka memperoleh makanan dari berburu

dan bercocok tanam. Mereka mengetahui tanaman dari fungsinya untuk dimakan dan

obat-obatan. Mereka secara otomatis telah mengklasifikasikannya, mereka

mendiskripsikan dan mengklasifikasikannya dari guna dan berbahaya atau tidaknya

suatu tanaman dan menempatkannya pada kategori sehingga mudah digunakan

sebagai referensi.

2. Literature kuno

Pada periode ini, mereka telah mencapai kesimpulan berdasarkan alasan daripada

analisis dari observasi. Mereka telah menuliskan perbedaan antara bagian luar dan

bagian dalam organ. Mereka diklasifikasikan dalam pohon, semak, selain semak.

Mereka juga terbagi dalam berbunga tiap tahun, terjadi sekali dua tahun, dan

morfologi bunga. Dekripsi berdasarkan tanaman obat dipergunakan lebih dari 1500

tahun.

3. Pertengahan

Pada abad ini hanya ada sedikit pembagian taksonomi kecuali Albertus Magnus yang

memperkenalkan monokotil dan dikotil, berpembuluh dan tidak berpembuluh.

4. Pembangunan kembali

Pada periode ini telah terdapat perkembangan mengikuti : 1. Telah dilakukan

percetakan, 2. Setiap orang telah percaya pada karya asli seseorang, 3. Ilmu navigasi

Page 3: tugas st terakhir

memungkinkan untuk mengoleksi semua tanaman di dunia. Pada periode ini

merupkan periode pembelajaran dan melakukan eksplorasi, didapatkan banyak

tanaman dan kegunaannya.

Usaha identifikasi berdasarkan masa kuno dengan memperhatikan struktur dan

perbedaan pembungaan. Pada akhirnya dikelompokan berdasarkan genus dan family

oleh Carls Linnaeus. Dimulailah pembagian taksonomi oleh Adanson. Pemikiran

tentang evolusi berhasil diungkapkan oleh Lamark yang menggunakan struktur dalam

selain struktur luar dalam klasifikasi olej Candolle.

5. Teori Evolusi

Pencetus teori ini adalah Charles Darwin. Ia memperkirakan bahwa Bumi telah

berusia 6000 tahun dan mengalami evolusi yang terakumulasi sehingga terjadi

perbedaan. Ia meyakinkan dengan bukti-bukti evolusi yaitu perubahan hidup yang

terjadi dan mengutarakan adanya seleksi alam pada mekanisme yang menyebabkan

perbedaan. Sama halnya dengan Alfred Wallace perkembangan teori evolusi. Berawal

dari itulah dimulai pengumpulan semua data tanaman berdasarkan anatomi, genetika,

physiology, paleobotany, chemistry dan palynology.

6. Kebangkitan taksonomi

Melihat dari pembagian taksonomi yang terdahulu, kita dapat memperhatikan jika

peraturan pembagian klasifikasi murni penemuan dan wewenang manusia. Taksonomi

dimulai dengan adanya perkembangan mikroskop dan teknik modern. Penemuan

mikroskop mempermudah untuk mengetahui struktur dalam secara nyata. Rangkaian

DNA dan ilmu yang mempelajari tentang organisasi genome dalam tanaman

terdeteksi yang digunakan dalam pembagian taksa. Dari sinilah terjadi pembaharuan

taksonomi.

TAKSONOMI MODERN PADA TANAMAN

Selama 50 tahun, pembagian taksonomi tumbuhan dimulai untuk mengetahui

hubungan kekerabatan dalam genus dan family. Banyak pertanyaan muncul, yang

mana tanaman yang maju dan yang terbelakang? Tanaman mana yang merupakan

tanaman yang origin? Hal ini membuat para taksonom terus meneliti lebih jauh pada

struktur dalam tanaman dan lebih memperdalam pada struktur kromosom, rangkaian

DNA dan struktur genom. Ini disebut dengan taksonomi molekuler. Selanjutnya akan

dipelajari pembagian taksonomi dan sistematik tumbuhan.

Page 4: tugas st terakhir

1. Morphology : Morfologi tanaman meliputi aspek: mikromorfologi untuk

embriologi, palynology, bibit, semai, buah, cabang dan anatomi daun, sekresi

kutikula. Melalui karakteristik morfologi dapat diketahui beberapa perlakuan

tanaman.

2. Morfologi vegetative : Morfologi vegetatif harus melalui tahap demi tahap untuk

identifikasi. Sehingga mengabaikan karakter vegetative adalah kesalahan yang

besar dalam sejarah klasifikasi dan memperlambat pengerjaan dalam system alam.

White mengungkapakan alasan jika karakter vegetative itu sangat penting sebagai

contoh menurut Taia, daun Papilionideae terbagi dalam 7 kategori berdasarkan

tipe trikoma, akhirnya Taia menemukan hanya ada 5 tipe daun morfologi menurut

suku Trifolieae.

3. Morfologi dan anatomi bunga : Banyak perkembangan yang terjadi pada ilmu

yang mempelajari tentang pembungaan. Dickison mempelajari anatomi bunga

beberapa family tumbuhan. Endress mempelajari evolusi bunga angiosperma

tropis dan keanekaragamannya. Erbar dan Leins menyatakan sebagian besar

anatomi bunga adalah simpetal. Nectar, morfologi dan ontogeny androecium,

pembuluh pada bunga juga dijadikan pembagian klasifikasi

4. Pembungaan : Pada bidang ini sangat berkembang pesat dengan adanya

mikroskop resolusi tinggi dan mikroskop electron. Pada pembungaan pembagian

klasifikasi lebih spesifik pada tipe polen dan mikroskopis polen. Dalam

pengamatan pollen karakteristik yang digunakan seperti struktur dan

ornamentasi dari polaritas dinding, simetri, ukuran bentuk, dan lubang dalam

urutan filogenetik.

5. Embriologi: Embriologi dalam dua puluh tahun terakhir, investigasi banyak dari

dicotyledons embriologi telah paling membantu dalam penempatan yang tepat

dari berbagai taksa. penggunaan jumlah integumen, kulit biji dan jenis nucellus

dalam filogeni dari dicotyledons telah diusulkan oleh banyak penulis. gambar

pemupukan ganda oleh Friedman dan dia melanjutkan pencarian dengan williams

rekannya, karena pertama kali berevolusi di satu nenek moyang ke gnetophytes

dan angiosperma. produk pemupukan kedua adalah diploid dan menghasilkan

embrio supernum erary. evolusi berikutnya mengarah pada pembentukan

endosperma, embrio-bergizi nuklir dan delapan kantung nukleasi embrio.

Page 5: tugas st terakhir

6. Morfologi biji dan buah: Barthlott telah memberikan perhitungan benih dan kecil

morfologi buah-buahan sebagai alat penting dalam taksonomi tanaman, terutama

setelah penemuan mikroskop transmisi yang openened pandangan baru dalam

penelitian ini. investigasi baru dalam penelitian ini adalah dari Chuang dan

Ornduff pada benih Menyanthacea; Noorman Setten dan Kock-Noorman pada

buah dan biji Annonaceae.

7. Karyomorphology: Seperti sekarang didefinisikan, karyomorphology melibatkan

lebih dari sekedar jumlah kromosom di sebuah pabrik tertentu, tetapi juga

melibatkan ukuran, morfologi dan anatomi internal. alat ini taksonomi dianggap

sebagai salah satu cara yang paling penting dalam banyak batasan taksa.

greilhubber menunjuk perlunya menggunakan karyomorphology dan bandeng

kromosom pada taksonomi.

8. Anatomi: struktur internal tanaman telah menambahkan banyak dalam memahami

hubungan antara taksa tersebut. organisasi sistem pembuluh darah di batang dan

daun, tangkai daun dan anatomi nodal, pembuluh darah daun dan arsitektur dan

studi epidemal dianggap karakter penting dalam philogeny dan taxonomi.

Anatomi batang memegang peranan yang penting dalam mengidentifikasi suatu

spesies. Karena ada beberapa klasifikasi tumbuhan didasarkan pada perbedaan

struktut anatomi batang. Terutama pada anatomi batang terdapat sistem pembuluh

yang dapat menjadi ciri khas pembeda antara satu taksa dengan taksa yang lain.

9. Studi kemotaksonomi dan serologi : Pada masing-masing tumbuhan dapat

menunjukkan bahwa masing-masing famili mempunyai kandungan fitokimia yang

berbeda-beda pada jaringannya. Sehingga perbedaan ini dapat juga digunakan

sebagai salah satu dasar untuk mengklasifikasikan suatu tumbuhan (membantu

dalam mengembangkan dasar-dasar pembeda taksonomi).

10. Paleobotani : Ini sangat berhubungan erat dengan fosil. Dari fosil-fosil tumbuhan

yang ditemukan akan dapat diprediksi kapan suatu tanaman itu muncul dan kapan

suatu tanaman itu punah. Dengan begitu akan dapat diketahui bahwa spesies ini

berasal dari jaman apa dan dari nenek moyang tumbuhan yang mana. Hal tersebut

akan sangat membantu dalam menyusun klasifikasi suatu tanaman (membantu

dalam taksonomi).

11. Filogeni: filogeni dalam penerapannya mengacu pada data yang diperoleh dari

ahli paleobotani untuk menemukan hubungan kekerabatan di antara tanaman.

Page 6: tugas st terakhir

Studi akan filogeni tanaman telah dimulai oleh Darwin, tapi kami perlu

menyebutkan point pentingnya, sekarang di lapangan. Di antara kebanyakan buku

yang menginformasikan tentang filogeni dikotiledon antara lain adalah buku:

Carnivorous plants: Phylogeny and evolution oleh Albert et al., Vascular Plant

Families and Genera, oleh Brummi.

12. Molekul biologi: Perubahan terbesar dalam klasifikasi tanaman terjadi karena

hasil sangat informatif yang dihasilkan oleh ahli taksonomi molekuler melalui

analisis data sekuens DNA dari gen kloroplas rbcL. Selain itu, data yang diperoleh

dari analisis kloroplas restiction dari mengulang terbalik dan urutan rRNA nuklir.

Data ini bersama-sama dengan data morfologi dan lainnya dari alat-alat lain

taksonomi telah membuat perubahan besar dalam dunia taksonomi.

13. Keanekaragaman dan adptation: oleh dua puluh tahun terakhir, banyak perhatian

di seluruh dunia mengenai hilangnya keanekaragaman hayati. mereka kembali

kehilangan ini terhadap perubahan ekosistem. Keragaman spesies yang ditemukan

dalam sumber utama keanekaragaman hayati di tingkat yang lebih tinggi. Variasi

genetik, struktur populasi penduduk yang dinamis dan genetik semua bersama-

sama membentuk dan mempengaruhi cara berinteraksi dengan envionmentand

spesies dengan spesies lainnya. Adaptasi berarti kemampuan organisme untuk

mengatasi perubahan lingkungan. Untuk mengukur adaptasi, ada istilah yang

digunakan disebut Kunci Adaptasi (KA) atau Kunci Inovasi (KI) mengacu pada

usaha selama 50 tahun terakhir untuk berhubungan pola perubahan evolusioner

dan diversication munculnya sifat-sifat tertentu.

14. Ecotaxonomy: Kemampuan tanaman untuk menghasilkan fenotip berbeda di

bawah kondisi lingkungan yang berbeda yang kami sebut plastisitas fenotipik

telah menjadi objek studi evolusi dan ekologi sejak lama. Pligliucci mengatakan

bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dialog baru antara ahli biologi organisme

dan peneliti yang tertarik dalam mengungkap rincian mekanistik tanggapan

fisiologis dan fenotipik telah menghasilkan beberapa wawasan baru.

15. Analisis Caldistic: Telah terjadi peningkatan penggunan komputer untuk

penyimpanan data dan analisis selama dua puluh tahun terakhir. Data yang berasal

dari semua alat penyelidikan taksonomi harus dianalisis secara matematis dan

pohon cladistic harus darwn. Burger telah menulis kritik kuat dari cladistics

Hennigian yang begitu mendominasi taksonomi modern. Meskipun kritik dari

Page 7: tugas st terakhir

menggunakan analisis cladistic di taksonomi, metode cladistic telah menjadi alat

teknis yang paling berguna untuk menjelaskan hubungan intrafamilial.

16. Hubungan Host-parasit: Thorne telah menunjuk ke neccesity menggunakan

hubungan host-tanaman dan predator atau parasit dalam filogeni. Ackery

mempelajari hostplants dari kupu-kupu nymphalid dan pemanfaatan hostplant

oleh kupu-kupu Afrika dan Australia. Nickrent menyimpulkan parasitisme yang

timbul secara independen di masing-masing sepuluh kali yaitu keluarga parasit

setiap keluarga monophylatic. Dia menemukan urutan DNA dan data molekuler

menjawab pertanyaan lama berdiri di filogeni tumbuhan parasit.

1.

Taksonomi modern mempunyai dua

pendekatan yaitu taksonomi klasikal dan eksperimental. Taksonomi klasikal

menggunakan karakter morfologi sedangkan taksonomi eksperimental menggunakan

metode lebih luas termasuk kimia, fisika dan matematika. Taksonomi klasik adalah

suatu pengelompokan tumbuhan berdasarkan sifat-sifat makro yang menarik,

selanjutnya dicari persamaan dan perbedaannya, lalu dikelompokkan dan diberi nama

berdasarkan aturan internasional yang telah disepakati. Sedangkan taksonomi

eksperimental, pengelompokannya tidak hanya berdasarkan hubungan sifat morfologi,

tetapi juga karakter-karakter mikro atau karakter non morfologi, misalnya kandungan

zat kimia, jumlah kromosom dan lain-lain.

Mikroskop

Mikroskop digunakanmisalny untuk mengamati bentuk atau “ultra structure” butir-

butir pollen. Pemanfaatan data sifat-sifat pollen dalam taksonomi tumbuhan

dipelopori pada tahun 1926 oleh Wodehouse, khususnya morfologi pollen. Di sisi lain

kemajuan instrumentasi mikroskop memungkinkan bentuk, jumlah dan tingkah laku

Page 8: tugas st terakhir

kromosom selama pembelahan inti dapat diamati dengan lebih baik. Harborne (1975)

berkesimpulan bahwa jumlah kromosom merupakan sifat empiris yang baik dengan

nilai kepastian cukup tinggi.

Kimia

Disiplin ilmu baru yang juga dikenal sebagai kemotaksonomi ini, menurut Harborne

(1975) sangat penting, karena senyawa-senyawa kimia tumbuhan merupakan sifat

emperik yang bernilai, serta seringkali dapat digunakan untuk menetapkan identitas

suatu tumbuhan dengan tepat. Biasanya dengan teknik kromatografi dan

elektroforesis. Kedua teknik ini dapat dioperasikan untuk menganalisis bermacam-

macam sampel tumbuhan yang kuantitasnya sangat kecil dengan proses yang cukup

cepat. Kandungan kimia tumbuhan yang sering dianalisis dalam kerja taksonomi

tumbuhan tinggi adalah terpenoid, flavanoid dan alkaloid. Metode kromatografi

diterapkan secara meluas karena keuntungannya yang cepat dan efisien dalam

menganalisis senyawa-senyawa kimia. Metode elektoforesis ini tercatat sebagai

metode paling andal dalam memecahkan permasalahan taksonomi (Harborne, 1975),

terutama apabila sifat morfologi tidak dapat atau sulit sekali dibedakan.

Pengoperasian teknik ini semakin pesat dengan digunakannya medium pengembang

sintetis poliakrilamida. Jenis gel ini memiliki kelebihan dibandingkan medium kertas,

pati, dan agar karena lebih peka dalam mengekspresikan band-band atau bercak yang

merupakan aktivitas enzim.

Genetika

Dari pengamatan morfologi, Menadue dan Crowden (1990) mengajukan hipotesa

bahwa variasi morfologi Ranunculus nanus terjadi karena pengaruh sifat genetika.

Untuk menguji kebenaran hipotesa tersebut, data genetika (isoenzim) digunakan

dengan memanfaatkan teknik elektroforesis pada gel poliakrilamida. Empat macam

enzim (Esterase, Peroxidase, Malate Dehydrogenase dan Acid Phosphatase)

diujicobakan pada lima populasi R. nanus, dan hasilnya menunjukkan adanya variasi

genetika di antara populasi (Suranto, 1991).

DNA

Para ahli taksonomi memanfaatkan data DNA sebagai “penanda molekuler” yang

cukup signifikan. Dengan RLFP, sebagian kecil fragmen DNA dari genom tumbuhan

dapat diamplifikasikan untuk mendapatkan sejumlah besar fragmen DNA, sehingga

dengan teknik elektroforesis pada gel agarose pemunculan fragmen DNA tersebut

dapat dideteksi secara konsisten dan menjadi data yang dapat digunakan untuk kerja

Page 9: tugas st terakhir

pada taksonomi tumbuhan tinggi. Tapi kadangkala tidak diperoleh data yang valid

karena “band” fragmen DNA yang diamplifikasi dengan mesin PCR (Polymeage

Chain Reaction) tidak dapat muncul secara konsisten.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan taksonomi modern cenderung

menggunakanserangkaian data yang saling berkaitan dengan suatu asumsi bahwa

semakin banyak data yang digunakan, maka semakin kuat validitas hasil kerja ahli

taksonomi tumbuhan tinggi dalam mengkarifikasi status takson suatu tumbuhan.

Resume Asteraceae

Taksonomi sel epidermis daun karakteristik bersama dengan keanekaragaman

stomata dalam taksa 24 dari genus Artemisia dengan menggunakan lampu mikroskop dan

pemindaian mikroskop elektron. Artemisia L. adalah salah satu genus polimorfik utama

keluarga Asteraceae, terdiri lebih dari 500 spesies herba dan semak-semak.spesies Artemisia

memiliki kepentingan ekonomi terapi, bahan makanan, pakan ternak, estetika dan binder

tanah merusak habitat; taksa beberapa beracun atau alergis dan beberapa lain gulma

berbahaya, yang buruk dapat mempengaruhi tanaman. Sebagian besar spesies Artemisia

adalah abadi, padang rumput lingkungan dan curah hujan yang wajar. Dengan menggunakan

karakter bunga sebagai taksonomi penanda untuk pembentukan klasifikasi alami, genus telah

dibagi menjadi empat kelompok, yang telah diperlakukan sebagai bagian atau subgenera;

Absinthium (Tournefort) de Cand., Artemisia Tournefort (= Besser Abrotanum), Dracunculus

Besser, Besser Seriphidium. McArthur mengambil terpisah Seriphidium (Besser ex Hooker)

sebagai genus otonom. Tapi Kornkven et al. (1998), Torrell et al. (1999) dan Watson et al.

(2002) dalam studi molekuler mereka menggabungkan Seriphidium dengan Artemisia dan

menolak pemisahan Seriphidium dari Artemisia. Karena hal ini akhirnya memunculkan

perdebatan tentang filogeni subgeneric dan klasifikasi. Klasifikasi klasik hanya didasarkan

pada bunga karakter variasi dan memiliki keberatan banyak, misalnya bagian Artemisia

hanya berbeda dari Absinthium bagian oleh karakter tunggal yaitu, wadah telanjang

(Artemisia) atau wadah tutup dengan rambut panjang (Absinthium). Sehingga perbandingan

anatomi daun-daun Artemisia penting. Foliar karakteristik anatomi epidermis di Artemisia

menggunakan lampu mikroskopi (LM) dan pemindaian mikroskop elektron (SEM). Namun

tujuan titik pin dari penelitian ini adalah untuk:

(a) mengidentifikasi dan membandingkan variasi yang berbeda tipe stomata pada spesies

yang berbeda genus,

(b) amati kuantitatif dan kualitatif karakter epidermis daun sel dan

Page 10: tugas st terakhir

(c) menguraikan nilai taksonomi epidermis daun anatomi fitur antara taksa yang berbeda

Artemisia berdasarkan pada kedua keragaman sel stomata dan epidermis

Terminologi dasar, digunakan untuk stomata dan sel epidermis identifikasi dan

penjelasan, diadopsi dari Dilcher (1974). Jenisstomata yang ditemukan terdiri dari

anomocytic, anisocytic, anomotetracytic, paratetracytic, diacytic dan paracytic stomata. 16

jenis trikoma foliar kelenjar dan non-kelenjar di Artemisia dan meluncurkan hubungan

filogenetik di antara spesies yang berbeda dari genus dengan dasar ini Trikoma jenis.

Nautiyal dan Purohit (1980) hanya dibahas frekuensi stomata dan anatomi perubahan dalam

daun beberapa spesies Artemisia. Penulis Iran telah berusaha menjelaskan kegunaan

taksonomi karakteristik anatomi daun Artemisia. Jenis stomata, variasi dalam ukuran

stomata, sel penjaga, aperture dan stomata kompleks dan ada atau tidaknya anak perusahaan

sel bersama dengan jumlah mereka menunjukkan bahwa daun tersebut fitur anatomi

epidermis dapat disajikan sebagai taksonomi. alat untuk menghapus konflik ditingkat

taksonomi yang berbeda dalam genus Artemisia. Berdasarkan variasi sel-sel epidermis dua

kelompok Artemisia diakui, satu dengan bentuk tidak beraturan (Bergelombang margined)

dan lainnya dengan bentuk memanjang (halus margined). Kesimpulannya anatomi, epidermis

daun dengan khusus referensi untuk stomata memiliki signifikan taksonomi potensi.

Meskipun demikian, ada kebutuhan untuk mengembangkan lebih baik strategi untuk

menganalisis dan mengintegrasikan data ini dengan molekul investigasi untuk gambar

memahami tentang Artemisia filogeni dan klasifikasi.