tugas skillslab

14
Nama : Addina Ainul Haq No. Bp : 1010342005 A. Pengertian Bridge atau Jembatan merupakan Gigi tiruan sebagian menggantikan satu atau dua mahkota klinik gigi asli yang hilang. Gigi tiruan tersebut dilekatkan secara tetap. B. Komponen – komponen 1. Penyangga (abutment) Gigi yang dapat memberikan dukungan, kestabilan, penjangkaran atau retensi untuk gigi tiruan. 2. Retainer Restorasi yang disemenkan pada gigi penyangga, dan menghubungkan gigi tiruan dengan gigi penyangga. Fungsinya: a. Memegang/menahan (to retain) agar gigi tiruan tetap stabil di tempatnya. b. Menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang diganti) ke gigi penyangga. 3. Pontik Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang hilang dan berfungsi untuk mengembalikan: - Fungsi kunyah dan bicara - Estetis - Comfort (rasa nyaman) - Mempertahankan hubungan antar gigi tetangga 4. Penghubung (joint atau connector) Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menghubungkan pontik dengan retainer, pontik dengan pontik atau retainer dengan retainer sehingga menyatukan bagian-bagian tersebut 1

Upload: addina-ainul-haq-otf

Post on 13-Dec-2014

357 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

gigi tiruan jembatan

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS SKILLSLAB

Nama : Addina Ainul Haq

No. Bp : 1010342005

A. Pengertian Bridge atau Jembatan merupakan Gigi tiruan sebagian menggantikan satu atau dua mahkota klinik gigi asli yang hilang. Gigi tiruan tersebut dilekatkan secara tetap.

B. Komponen – komponen

1. Penyangga (abutment)Gigi yang dapat memberikan dukungan, kestabilan, penjangkaran atau retensi untuk gigi tiruan.

2. RetainerRestorasi yang disemenkan pada gigi penyangga, dan menghubungkan gigi tiruan dengan gigi penyangga. Fungsinya:

a. Memegang/menahan (to retain) agar gigi tiruan tetap stabil di tempatnya.b. Menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang diganti) ke gigi penyangga.

3. Pontik Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang hilang dan berfungsi untuk mengembalikan:- Fungsi kunyah dan bicara - Estetis - Comfort (rasa nyaman)- Mempertahankan hubungan antar gigi tetangga

4. Penghubung (joint atau connector)Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menghubungkan pontik dengan retainer, pontik dengan pontik atau retainer dengan retainer sehingga menyatukan bagian-bagian tersebut untuk dapat berfungsi sebagai splinting dan penyalur beban kunyah.

C. Indikasi dan KontraIndikasi

Indikasi :1. Kondisi, Kedudukan, Keadaan Kesehatan, dan tempatnya di rahang dari gigi yang masih ada

(yang digunakan sebagai penyangga)- Gigi penyangga tidak mobility- Kedudukan gigi penyangga sejajar dengan gigi lainnya- Gigi penyangga dalam keadaan sehat :

Pada gigi vital Tidak ada proses patologisPada gigi yang telah mendapat perawatan Endodonti yang baik

2. Jumlah gigi yang digunakan sebagai penyangga

1

Page 2: TUGAS SKILLSLAB

Berdasarkan Hukum Ante : Luas permukaan jaringan periodontal dari gigi penyangga sama atau lebih besar dari luas jaringan periodontal permukaan gigi-gigi yang diganti.

3. Keadaan kesehatan gusi, akar, jaringan periodontal dan tulang rahang baik.4. Oral Hygine pasien bai

Kontraindikasi :1. Pasien dengan Oral Hygine yang buruk2. Pasien dengan Indeks karies yang tinggi3. Keadaan atau posisi gigi lawan migrasi dan ekstrusi yang parah4. Oklusi yang abnormal (contoh : Cross Bite) 5. Gigi penyangga berada di luar lengkung atau tidak sejajar6. Gigi penyangga mobility dan memiliki karies yang luas.

D. Prosedur1. Mencetak untuk membuat model studi

2. Preparasi

a. Tujuan Preparasi :- Memberi tempat bagi bahan retainer atau mahkota- Menyesuaikan sumbu mahkota- Memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi- Membangun bentuk retensi- Menghilangkan jaringan yang rusak oleh karies jika ada

b. Prinsip Preparasi :Memenuhi 3 kriteria factor, yaitu :1. Biologi

- Menghindari overcounturing : Bentuk preparasi harus sesuai dengan kontur permukaan gigi aslinya.

- Mempertahankan sebanyak mungkin struktur gigi yang normal - Supragingival margins- Mempertahankan atau menciptakan oklusi yang harmonis- Mencegah gigi dari patah- Preparasi gigi seoptimal mungkin namun harus menjaga keutuhan pulpa dan gusi.

2. MekanikPreparasi harus menjamin adanya Retensi Form, Resistensi Form dan Deformasi.

3. EstetikMemperhatikan hal-hal yang mempengaruhi estetik, seperti:- Ketebalan maksimal pada porcelain- Minimum display pada metal- Subgingival margins

c. Prosedur Preparasia. Tahapan Preparasi :

- Pengambilan jaringan karies atau restorasi yang lama- Pengambilan bagian oklusal atau incisal- Pengambilan bagian bukal atau labial- Pengambilan bagian proximal

2

Page 3: TUGAS SKILLSLAB

- Pengambilan bagian palatal atau lingual- Pengambilan bagian tepi atau servikal- Finishing

Ketebalan preparasi dan bentuk preparasi servikal tergantung pada jenis bahan yang digunakan:

Pengurangan Bagian

Acrylic Metal - Ceramic

Full Porcelain Full Metal

Incisal 1 – 1,5 mm 1,5 mm 1,5 mm 1,5 mmBucal 2/3 Incisal : 1 mm

1/3 Servical : 0,5 – 0,75 mm1,5 mm 0,7 – 1 mm 1 mm

Proximal 1 – 1,5 mm - -Palatal/Lingual 1 mm 1 mm 1 mm

Marginal - 0,5 mm 0,8 mm 0,5 mmTipe Akhiran

CervikalChamfer Shoulder

with BevelShoulder Bevel

Metal Ceramic Full Metal

All Porcelain

3

Page 4: TUGAS SKILLSLAB

Jenis-jenis bentuk tepi servikal:

a. Tepi Featherb. Tepi Chiselc. Tepi lereng (bevel)d. Tepi bahu liku (chamfer)e. Tepi bahu (shoulder)f. Tepi Sloped Shoulderg. Tepi Shoulder with Bevel

3. Membuat Mahkota SementaraMahkota sementara adalah Restorasi sementara yang digunakan sebelum restorasi tetap diinsersikan. Jenis-jenis mahkota sementara :a. Prefabricated customs 1. Stock aluminium cylinders (“tin cans”) 2. Anatomic metal crown forms 3. Clear celluloid shells 4. Tooth-colored polycarbonate crown forms

4

Page 5: TUGAS SKILLSLAB

b. Customs made 1. Direct 2. Indirect 3. Direct – Indirect

Teknik Direct : Mahkota sementara dibuat langsung pada mulut pasien setelah di preparasi. 1. Gigi penyangga yang akan dipreparasi, dicetak terlebih dahulu dengan menggunakan

putty elastomer. 2. Preparasi gigi penyangga 3. Setelah gigi penyangga selesai dipreparasi, gigi penyangga diulasi vaselin, kemudian

cetakan putty diisi bahan pembuat mahkota sementara akrilik self cure warna putih 4. Masukkan kembali ke dalam mulut pasien sesuai dengan gigi yang telah dipreparasi 5. Setelah akrilik setting, sendok cetak dilepas, mahkota akrilik dikeluarkan dari mulut.

Kelebihan akrilik dihilangkan dari tepi-tepi mahkotanya dan disesuaikan oklusinya 6. Semen mahkota sementara pada gigi penyangga yang telah dipreparasi dengan

menggunakan semen sementara (temporary crown cement)

4. Mencetak dan Membuat Catatan GigitanCetakan anatomis didapat dengan menggunakan bahan cetak exaflex dan menggunakan sendok cetak partial sesuai dengan region yang akan dicetak.Langkahnya :- Basahi model rahang yang akan dicetak dengan air

- Gigi yang sudah dipreparasi dan bagian yang akan dibuatkan pontik dibersihkan dan dikeringkan.

- Siapkan sendok cetak ,Aduk bahan cetak sesuai WP ratio pabrik. Oleskan sedikit bahan cetak pada gigi yang telah dipreparasi, sisanya masukkan ke dalam sendok cetak. Lakukan pencetakan sampai bahan cetak mengeras.

- Keluarkan sendok cetak dengan hati-hati, usahakan agar sendok cetak tidak terlepas dari sendoknya.

- Lakukan pencetakan 2x untuk working model dan Die.

- Hasil cetakan dibersihkan dan isi dengan gips stone

Membuat catatan gigitan bertujuan untuk medapatkan relasi hubungan RB terhadap RA dan sebagai pedoman oklusi sentrik pada model kerja ketika dipasang pada okludator. Langkah pembuatannya :

- Panaskan selembar malam diatas lampu spirtus hingga lunak

- Lipat malam dengan lebar 5-7 mm dan tebal 3-5 mm. Potong kelebihan malam.

- Bentuk malam sesuai dengan bentuk lengkung permukaan oklusal gigi pasien

- Tempatkan malam diatas permukaan oklusal gigi RB kemudian oklusikan model RA dengan RB dalam posisi oklusi sentrik

- Malam pada bagian bukal ditekan dengan jari sehingga didapat identasi permukaanya

5

Page 6: TUGAS SKILLSLAB

5. Pembuatan Model Kerja dan Die

Die adalah reproduksi positif dari gigi yang telah dipreparasi dan yang dibuat dari bahan

stone gips keras atau logam atau plastik. Menurut hubungan dengan model kerja die dibagi

menjadi solitair die dan removable die.

a. DIE SOLITER

Die soliter merupakan die yang berdiri sendiri, digunakan untuk pembuatan mahkota

tiruan. “Tinggi hasil pengecoran ± 2½ kali panjang mahkota”.

Pembuatan solitair die

- Setelah cetakan untuk die dibuka dengan pisau ukir yang tajam, gelembung yang terjadi dibuang secara hati-hati.

- Batas preparasi servikal dipertegas dengan pinsil merah yang tajam - Buat garis pedoman vertikal kebawah untuk pemotongan batas proksimal dengan

memperlihatkan sumbu panjang gigi dan diuat knvergen - Garis dibuat pada permukaan bukal/labial dan palatal/lingual- Pemotongan dengan gergaji khusus atau dapat dengan gergaji triplek

(A), (B), (C). Pemotongan dengan Gergaji Khusus.

- Hasil pemotongan dirapikan- Daerah servikal dipertegas batas dengan membuat groove memakai round akrilik.

Cara Mempertegas Daerah Servikal dengan Round Akrilik

6

A CB

Page 7: TUGAS SKILLSLAB

Die siap digunakan setelah mengolesinya dengan “die spacer”. Die spacer berfungsi sebagai :

- Menutup pori stone gips, sehingga memudahkan melepas pola malam yang telah dibuat - Mempekeras permukaan die- Melindungi batas servikal - Sebagai kompensasi kontraksi logam dan ruangan untuk sementasi

b. REMOVABLE DIE

Merupakan die yang terletak pada model kerja dan dapat dilepas dari model kerja.

Cara membuat removable die :5

SISTEM DI-LOK TRAY

Suatu bentuk kotak untuk tempat model kerja.5 Dasar model kerja dikecilkan sampai

masuk di-lok tray kemudian dibuat undercut berupa groove memanjang sesuai lengkung gigi.

Model kerja ditanam pada Di-lok tray dengan stone. Kemudian dipisah dengan gergaji dari gigi

tetangga halus sampai 2-3 mm dari dasar stone. Die dapat dilepas dan disatukan lagi

SISTEM DI-LOK TRAY

MENGGUNAKAN DOWEL PIN

(A), (B). Removable Die Menggunakan Dowel Pin.

7

A B

Page 8: TUGAS SKILLSLAB

Persiapan :

- Dowel pin dengan cakram retensi/paper clips

- Penjepit rambut atau jarum pentul

- Stone gips dua warna

- Sticky wax dan lampu spiritus

- Vaselin dan kuas

- Gergaji die/triplek

Kepala dowel pin mempunyai retensi harus berada dalam cetakan negatif tanpa menyentuh

bidang oklusal (difiksasi dengan wax pada penjepit rambut). Lakukan pengecoran I sampai batas

garis horizontal (± 3 mm diatas servikal). Buat retensi dengan bur bulat kedalaman ± 2 mm di sisi

bukal dan lingual untuk keperluan stabilisasi. Kemudian buat bulatan wax dg diameter ± 3 mm

dilekatkan diujung pin. Olesi permukaan gigi yang dipreparasi dengan vaseline.

- Boxing dan pembuatan basis

Dengan menggunakan selembar wax cetakan diboxing hingga setinggi ujung pin yang telah diberi

bulatan wax. Aduk gips putih kemudian tuangkan kedalam cetakan yang telah diboxing setelah keras

kemudian dilepas dari cetakan.

6. Memasang Model Kerja pada Okludator- Beri vaselin model kerja yang telah di preparasi

- Fiksasi model RA dan RB dengan catatan interoklusal, menggunakan karet gelang atau batang korek api. Rekatkan dengan sticky wax.

- Letakan model kerja yang sudah d fiksasi dengan bantuan plastisin bidang oklusal sejajar dengan lantai. Garis median model sesuai dengan garis median okludator

- Fiksasi lengan atas okludator dengan plaster of paris mengeras balik okludator , lepas plasticin fiksasi lengan bawah okludator.

- Rapikan permukaan gips, lepas karet dan sticky wax.

7. Membuat Pola Lilin

Pola lilin atau wax-pattern ialah: suatu model dari retainer atau restorasi yang dibuat dari lilin yang kemudian direproduksi menjadi logam atau akrilik.

Tujuan pembuatan pola lilin :5

a. Mendapatkan retainer atau restorasi yang tepat, pas dan mempunyai adaptasi yang sempurna dengan preparasi.

b. Memperoleh bentuk anatomi.

8

Page 9: TUGAS SKILLSLAB

c. Menghasilkan suatu coran (casting) yang merupakan reproduksi yang tepat (bentuk dan ukuran) dari pola lilin itu.

d. Mencapai hubungan yang tepat dengan gigi sebelahnya dan gigi lawan.

Cara pembuatan pola lilin :1. Pembuatan pola lilin diatas die pada model

Model kerja RA dan RB dipasang pada okludator Pola lilin dibuat atau diukir pada die Pola lilin dapat dilepas dari die dan dicobakan pada model kerja yang dipasang

pada okludator2. Pembuatan polal lilin diatas model tanpa die

Model RA dicetak tanpa RB Segumpal lilin lunak ditekankan pada model preparasi Ukir sesuai bentuk, kontur dan morfologi gigi Didapat pola lilin Pembentukan bagian serviko proksimal dan kerapatan pundak dapat dilakukan

dengan : Mengkoreksi kekurangan pola lilin dengan lilin lunak yang biasa digunakan untuk meletakan gigi akrilik untuk protesa.

8. Processing Acrylica. Memendam model kerja dalam kuvet

Kuvet yang dgunakan : Kuvet ukuran kecil, Tahapan kerja : Model lilin dicelupkan atau diulas dengan alcohol atau spirtus untuk mengilangkan tegangan permukaan. Ruang preparasi diisi dengan adukan gips batu tanpa gelembung udara yang terperangkap didalamnya Sisa adukan gips diisikan ke dalam kuvet bagian bawah dan model jaket dimasukan kedalam kuvet dengan permukaan labial menghadap keatas. Permukaan gips tidak boleh lebih tinggi dari garis sudut (Line Angel) labial dari proksimal dan incisal Pinggir Incisal dan servikal dipendam sama tinggi dengan permukaan gips (pada kuvet bagian bawah) Setelah gips pada kuvet bawah keras, permukaanya diseparasi dengan air sabun atau CMS Bagian kuvet atas diisi dengan gips batu untuk mendapat permukaan akrilik yang baik Diatas lapisan gips batu dapat dituangkan adukan gips biasa untuk mengisi ruang kuvet bagian atas Setelah gips mengeras, kuvet dapat dibuka. Untuk mencegah gips patah, terlebih dahulu kvet direndam air panas atau direbus untuk melunakkan lilin Stelah kuvet dibuka lilin dihilangkan dengan kucuran air mendidih

b. Pengisian Cetakan dengan AkrilikDapat dilakukan dengan 2 cara :1. Dengan Pengadukan

- Bubuk akrilik dengan warna-warna yang disesuaikan dicampur dengan monomer dalam wadah-wadah tersendiri.

- Warna servikal dicampur terlebih dahulu lalu beberapa menit kemudian baru dimulai pengadukan bubuk warna labial dan beberapa menit lagi dilakukan pengadukan warna incisal.

- Setiap warna dilakukan press dengan dialas cellophane

9

Page 10: TUGAS SKILLSLAB

- Untuk membaurkan setiap step warna permukaan akrilik yang terpotong dibasahi dengan monomer

- Sehelai cellophane basah ditempatkan diatas akrilik kemudian kuvetditutup dan ditekan dibawah pres.

- Pembentukan dan pengisian warna incisal dilakukan dengan cara yang sama- Pada trial pres yang terakhir mahkota jaket harus sudah mempunyai warna yang

sesuai dengan peta warna dan kuvet berada dalam keadaan metal to metal.- Kuvet dipindahkan kedalam press kecil untuk direbus.- Perebusan (Curing) :

- Pres dan kuvet ditempatkan pada wadah berisi air bersuhu kamar- Kemudian dipanaskan sampai mendidih (100 derajat C) tidak kurang dari 20

menit.- Dilanjutkan dengan perebusan selama 20 menit lagi (sesua anjuran pabrik)- Kuvet dibiarkan mendingin sendiri disuhu kamar untuk kemudian dibuka

2. Tanpa Pengadukan- Meneteskan akrilik monomer kedalam ruang cetakan yang sudah di preparasi- Menaburkan bubuk polimer akrilik diatas cairan monomer dimulai dari servikal

kearah incisal dengan warna sesuai peta warna- Setelah cetakan terisi akrilik lebih dari cukup permukaanya ditutup dengan kertas

cellophane (warna servikal, warna labial, warna incisal, kertas cellophane)- Pres percobaan dilakukan setelah adukan akrilik mencapai dough stage.- Curing

c. Finishing- Kelebihan akrilik dengan batu karborundum, bor fisur atau pisau tajam.- Pengahlusan permukaan dengan Rubber wheels atau Rubber points- Pemolesan menggunakan bahan dan alat yang sama dengan pemolesan plat

akrilik.

9. SementasiPenyemenan jembatan berarti melekatkan jembatan dengan semen pada gigi penyangga di dalam mulut.Semen yang digunakan untuk melekatkan jembatan ialah zinc phosphate semen, semen silikofosfat, semen alumina EBA, semen polikarboksilat, serta semen resin komposit. Pemilihan dilakukan berdasarkan sifat biologic, biofisik serta pengaruh pada estetiknya.Tata cara penyemenan dengan menggunakan zinc phosphate cement :1. Bubuk semen serta cairan diletakkan diatas glass pad2. Campurkan bubuk pada cairan sedikit demi sedikit,sesuai dengan wp ratio pabrik, di aduk merata sampai 90 detik.3. Adukan diratakan melebar pada kaca seluas mungkin4. Adonan kemudian diisikan kedalam mahkota meliputi dinding dalamnya tpis-tipis dan merata, sedang lekuk pada preparasi (bila ada) diisi juga dengan adonan semen.5. Jembatan kemudian ditempatkan pada penyangganya didalam mulut dan ditekan dengan jari secara kuat 6. Pasien diminta menggigit keras pada jembatannya, untuk mengecek apakah oklusi sudah baik.7. Pasien diminta membuka mulut sebentar dan diminta menggigit gulungan kapas, yang diletakkan pada oklusal gigi geligi.8. Setelah semen keras, kelebihan semen dihilangkan dengan scaller.

10

Page 11: TUGAS SKILLSLAB

9. Sekali lagi, oklusi diperiksa dan sebelum pasien pulang, operator perlu memberitahu cara membersihkan jembatan tersebut.

E. Jenis Bridge Berdasarkan Bahan yang Digunakana. All porsellen bridge

Biasa digunakan pada gigi – gigi anterior yang membutuhkan nilai estetis yang baik. b. All akrilik bridge

Keuntungan dari penggunaan akrilik adalah harganya yang murah, proses pembuatannya yang lebih sederhana dengan estetik yang cukup baik.

c. All metal bridgeDigunakan untuk gigi-gigi posterior dengan tekanan kunyah yang besar dan untuk bagian gigi yang tidak terlihat saat tersenyum atau berbicara.

d. Metal – Porcelain bridgeSaat dibutuhka restorasi dengan kekuatan dan estetik yang baik maka digunakan kombinasi dari metal dan porcelain.

11