tugas simpus mumet

28
TUGAS TUTORIAL KLINIK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Disusun Oleh : 1. Nikko Sukmabuana ( 01. 208. 5733 ) 2. Norman Aji Triantoro ( 01. 208. 5741 ) 3. Zakiyyatul Fitri ( 01. 208. 5813 )

Upload: nikkonikko

Post on 27-Oct-2015

258 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

simpus

TRANSCRIPT

Page 1: tugas simpus mumet

TUGAS TUTORIAL KLINIK

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS)

DI PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

Semarang

Disusun Oleh :

1. Nikko Sukmabuana ( 01. 208. 5733 )

2. Norman Aji Triantoro ( 01. 208. 5741 )

3. Zakiyyatul Fitri ( 01. 208. 5813 )

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2013

Page 2: tugas simpus mumet

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan MasyarakatPuskesmas Pandanaran 01 April – 13 April 2013

Telah Disahkan

Semarang, April 2013Mengetahui

Kepala Puskesmas Pandanaran Kepala Departemen IKM

dr. Antonia Sadniningtyas Prof. dr. Budioro Broto Saputro, MPH

Page 3: tugas simpus mumet

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberikan rahmat karunia dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan Tugas Tutorial Klinik Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(SIMPUS) di Puskesmas Pandanaran Semarang.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pandanaran Semaran.

Laporan ini memuat data hasil peninjauan manajemen Puskesmas Pandanaran

Semarang.

Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. dr. Budioro Broto Saputro, MPH, kepala departemen IKM FK

Unissula Semarang.

2. Bu Siti Thomas Z, SKM., M.Kes, Koordinator Pendidikan IKM FK

Unissula Semarang.

3. dr. Antonia Sadniningtyas, Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang.

4. dr. Djoko Sulistiono selaku pebimbing di Puskesmas Pandanaran Kota

Semarang.

5. Seluruh Staf Puskesmas Pandanaran Semarang.

6. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan kasus

ini.

Kami menyadari bahwa hasil tugas tutorial klinik ini masih jauh dari kata

sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu kritik dan

saran yang membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan ini agar lebih

baik.

Akhir kata kami berharap semoga Tugas Tutorial Klinik Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Pandanaran Semarang ini

bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, April 2013

Penyusun

Page 4: tugas simpus mumet

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Munculnya otonomi daerah, menyebabkan semakin berwarnanya

kondisi pemerintahan Indonesia yang ditandai dengan banyaknya inovasi

dalam penyelenggaraan pemerintahan, dimana titik tolak dari penerapan

otonomi daerah adalah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat salah

satunya adalah dalam hal pelayanan publik. Dengan adanya otonomi daerah,

setiap daerah dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mengembangkan

daerahnya, hal ini juga yang mewajibkan agar pelayanan publik dapat

terlaksana dengan baik sehingga menghasilkan suatu pelayanan yang prima

dan berkualitas secara efektif dan efisien.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan telah

diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif

dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang diselenggarakan melalui

system informasi dan lintas sektor. Seiring dengan era desentralisasi berbagai

system informasi kesehatan telah dikembangkan baik di pemerintah pusat

atau daerah, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah masing-

masing. Selain melaksanankan program pemerintah pusat melalui kementrian

kesehatan, pemerintah daerah juga diberikan otonomi utuk mengembangkan

sistem informasinya, baik di tingkat dinas kesehatan, Puskesmas maupun

rumah sakit.

Sebagaimana diketahui bahwa puskesmas merupakan ujung tombak

pemerintahan dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan di masyarakat.

Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004

tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat bahwa puskesmas

didefinisikan sebagai unit pelaksanan teknis di Kabupaten/kota yang

bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah.

Puskesmas melaksanakan kegiatan proses penyelengaraan, pemantauan serta

penilaian terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik rencana upaya

Page 5: tugas simpus mumet

wajib maupun pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan dalam

suatu wilayahnya. Salah satu pemantauan yang dilakukan adalah melalui

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

Software Simpus dikembangkan beragam baik ditingkat provinsi

maupun kabupaten/kota. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Dinas

Kesehatan Kota Semarang menemukan bahwa pelaksanaan SIMPUS dari

DKK Semarang dimulai dari tahun 2001 dengan pengadaan dan pelatihan

komputer bagi SDM puskesmas secara swadana. Pelaksanaan ini mengalami

kendala, yaitu kebutuhan informasi yang terus berkembang, sehingga

SIMPUS harus dikembangkan setiap saat, tetapi pada kenyataanya

pengembangan SIMPUS tidak bisa dilakukan setiap saat (Wulandari, 2009).

Puskesmas Pandanaran Semarang merupakan salah satu puskesmas yang

menerapkan SIMPUS ini dalam proses pelayanan kesehatannya.

Dari beberapa hal tersebut diatas, maka penyusun berminta untuk

menganalisis Penerapan SIMPUS yang selama ini telah dilaksanakan di

Puskesmas Pandanaran Semarang.

1.2. Tujuan

1.1.1. Tujuan Umum :

Untuk menganalisa pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas di Puskesmas Pandanaran Semarang.

1.1.2. Tujuan khusus                  

- Untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan SIMPUS di

Puskesmas Pandanaran Semarang.

- Untuk memperoleh informasi mengenai kendala dalam pelaksanaan

SIMPUS di Puskesmas Pandanaran Semarang.

Page 6: tugas simpus mumet

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Management Puskesmas

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah program

sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala

keadaan kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas mulai dari data diri

orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat

Pada dasarnya sistem informasi manajemen tanpa komputer, tetapi

kemampuan komputer membuat sistem informasi manajemen terwujud.

Persoalannya bukan dipakai atau tidaknya komputer dalam sebuah informasi

manajemen, tetapi sejauh mana berbagai proses akan dikomputerisasikan.

Gordon.B.Davis menyatakan: “Sistem informasi manajemen adalah sistem

manusia/mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk mendukung

fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan didalam suatu

organisasi” (Gordon.B.Davis, 2004).

Sistem informasi merupakan sebuah jaringan yang dapat

mempermudah akses antara instansi dan individu, sistem informasi dalam

pemerintahan bermacam-macam. Salah satunya adalah SIMPUS yaitu Sistem

informasi manajemen puskesmas yang merupakan kebijakan dari pemerintah.

Adapun pengertian dari SIMPUS adalah:“Sistem berbasis komputer yang

digunakan untuk menyimpan, memproses, melaporkan data hasil kegiatan

puskesmas”. (Laporan tahuanan puskesmas Kabupaten Bandung 2007).

Page 7: tugas simpus mumet

Sistem informasi manajemen merupakan proses pembuatan data yang

menggunakan komputerisasi. Tanpa adanya data maka tidak akan ada

informasi yang akurat karena sumber dari informasi adalah data. Data adalah

kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Adapun pengertian data menurut Kadir yaitu: “ Data adalah deskripsi tentang

benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau

tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai. ( Kadir, 2003:29).

Secara umum pengertian sistem informasi kesehatan adalah gabungan

perangkat dan proseur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi

(mulai dari pengumpulan data sampai sampai pemberian umpan balik

informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan

pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan

selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan kulai dari analisis

situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternative solusi, pengembangan

program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.

Teknologi informasi member berbagai kemudahan dalam proses

managemen di segala bidang. Dengan teknologi informasi, data dan informasi

dapat diolah dan didistribusikan secara lebih mudah, akurat dan fleksibel. Hal

ini mendorong semakin dibutuhkannya pemanfaatan teknologi informasi

dalam berbagai kegiatan.

WHO menilai bahwa investasi sistem sistem informasi menuai

beberapa keuntungan, antara lain:

Page 8: tugas simpus mumet

1. Membantu pengambilan keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan

masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya,

2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami

serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.

3. Penguatan evidence based dalam pengambilan kebijakan yang efektif,

evaluasi dan inovasi melalui penelitian.

4. Perbaikan dalam tata kelola, mobilisasi sumber baru dan akuntabilitas cara

yang digunakan.

Informasi kesehatan dapat dibagi menjadi lima domain yang berbeda,

yaitu :

1. Penentu kesehatan, yang meliputi factor risiko, perilaku, keturunan,

lingkungan, sosial, ekonomi dan demografi.

2. Input sistem kesehatan yang meliputi kebijakan, pembiayaan, simber daya

dan organisasi.

3. Output sistem kesehatan, meliputi informasi, kemampuan pelayanan dan

kualitas.

4. Hasil sistem kesehatan, meliputi pemanfaatan pelayanan.

5. Status kesehatan meliputi angkan kematian, kesakitan atau ketidakmampuan

dan kesejahteran.

2.1.1 Kebijakan SIK

Pengembangan sistem informasi kesehatan sebenarnya telah dimulai

PELITA I melalui sistem informasi  kesehatan nasional pada kantor wilayah

Page 9: tugas simpus mumet

kementerian kesehatan (KemenKes RI; 2007) semenjak diterapkannya

kebijakannya-kebijakan desentralisasi kesehatan, berbagai kalangan menilai

bahwa sistem informasi kesehatan. Kementerian kesehatan selalu mengeluh

bahwa input data dari propinsi, kabupaten/kota sangat berkurang. Di sisi lain

beberapa daerah mengatakan bahwa penerapan sistem inormasi kesehatan

semenak era desentralisasi member dampak yang lebih baik. Hal ini

ditunjukkan dengan semakin tingginya motivasi dinas kesehatan untuk

mengembangkan SIK, semakin banyak puskesmas yang memiliki computer,

tersedianya jaringan LAN di dinas kesehatan mapun teknologi informasi

lainnya.

Adanya desentralisasi ini pula, mengakibatkan pencatatan dan

pelaporan sebagai produk dari era sentralisasi menjadi overlaps , hal ini tentu

saja menjadi beban bagi kabupaten.kota. melalui keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentng kebijkan dan StrTEGI

pengembangan SIKNAS dan Nomor 932 tahun 2002 tentang petunjuk

pelaksanaan pengembangan sistem informasi kesehatan daerah di

kabupten/kota dikembangkan beragai strategi, yaitu :

1. Integrasi  dan simplifkasi pencatatan dan pelaporan yan ada;

2. Penetapan dan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan;

3. Fasilitasi pengembangan sistem-sistem informasi kesehatan daerah;

4. Pengembangan teknologi dan sumber daya;

5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk managemen dan

pengambilan keputusan;

Page 10: tugas simpus mumet

6. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat.

Selanjutnya, pada melalui keputusan menteri kesehatan RI Nomor 837

tahun 2007 tentang pengembangan jaringan computer online SIKNAS di

rencanakan beberapa indikator dalam setiap tahunnya; yaitu :

1. Terselenggaranya jaringan komunikasi data terintegrasi antara 80 % dinas

kesehatan kabupaten/kota dan 100 % dinas provinsi dengan kementerian

kesehatan pada tahun 2007.

2. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara 90 %

dinas kesehatan kabupaten/kota,  100 % dinas kesehatan provinsi, 100 %

rumah sakit pusat, 100 % unit pelaksana teknis (UPT) pusat dengan

kementerian kesehatan tahun 209.

3. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara seluruh

dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, rumah sakit pusat,

dan UPT pusat kementeri an kesehatan pada tahun 2010.

Dari beberapa hal tersebutlah, maka pemerintah daerah pun berupaya

mengembangkan sistem informasi yang sesuai dengan keunikan dan

karakteristiknya. Pengembangan sistem informasi kesehatan daerah melalui

software atau web. Seperti SIMPUS, SIMRS, SIKDA dan sebagainya.

Page 11: tugas simpus mumet

Gambar 1.1 Alur rekam medik di Puskesmas

2.2 SPESIFIKASI KOMPUTER SIMPUS

Spesifikasi minimal komputer yang digunakan untuk menjalankan Program

SIMPUS dengan baik :

1. Prosesor : Pentium III atau di atasnya

2. RAM : 128 Mb atau lebih

3. VGA : 4 Mb atau lebih

4. Hard disk : Minimal 10 Gb

Spesifikasi minimal untuk komputer yang digunakan sebagai pengolah data

di Dinas Kesehatan

1. Prosesor : Pentium IV

2. RAM : 512 Mb atau lebih

Page 12: tugas simpus mumet

3. VGA : 4 Mb atau lebih

4. Hard disk : Minimal 40 Gb

Tentunya dengan kondisi perkembangan teknologi komputer dewasa ini,

bukan masalah yang berat untuk mengadakan komputer dengan spesifikasi

tersebut. Apabila memungkinkan bahkan dapat digunakan masing-masing

dua komputer atau lebih di puskesmas untuk lebih mempercepat proses

pengetikan data ke dalam SIMPUS. Untuk transfer data di puskesmas, selain

menggunakan disket atau flash disk, juga dapat dihubungan dengan jaringan

komputer.

Page 13: tugas simpus mumet

BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Pendekatan Sistem

Tabel 1. Pendekatan Sistem

Input Man Sudah ada Tenaga

khusus menangani

bidang

data/komputerisasi dan

bertanggung jawab atas

data-data yang ada baik

dari segi pengolahan

dan pemeliharaan data,

maupun dari segi

koordinasi antar

bagian.

Dilakukan pelatihan

pengoperasian SIMPUS

kepada petugas dan telah

mendapatkan sertifikat.

Money Anggaran dana sudah memadai.

Method Metode yang digunakan dalam SIMPUS Pandanaran adalah pencatatan data dan komputerisasi, sesuai dengan aturan dari Dinas Kesehatan.

Material Material berupa kartu

pendaftaran, kartu rekam

medis, dan data base

rekam medis.

Page 14: tugas simpus mumet

Machine Puseksmas sudah

memiliki perangkat

komputer yang memadai.

Spesifikasi dan jumlah

hardware mendukung

aplikasi SIMPUS

Lingkungan Internal Pelaksanaan SIMPUS

didukung oleh seluruh

karyawan Puskesmas

Eksternal Program SIMPUS mendapat dukungan pemerintah daerah.

Proses P1 Perencanaan telah

dilakukan dengan baik

melalui lokakarya mini

pertama.

P2 Kartu antrian

dilaksanakan secara

otomatis.

Pendaftaran dilakukan

secara manual kedalam

buku pendaftaran dan

secara komputerisasi

oleh petugas yang

terlatih.

Wawancara identitas

pasien dan hasil

pemeriksaan dicatat

dalam kartu rekam

medis.

Hasil pencatatan secara

manual di input

Page 15: tugas simpus mumet

kedalam program

SIMPUS oleh petugas

terlatih.

P3 Hasil pencatatan SIMPUS

dilaporkan ke Dinas

Kesehatan Semarang

untuk di evaluasi.

BAB IV

Page 16: tugas simpus mumet

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

4.1.1. Penerapan SIMPUS di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang memiliki

kesiapan dari dukungan SDM, Struktur Organisasi dan Perencanaan, serta

Teknologi dan dana Pemerintah Daerah.

4.1.2. Tidak didapatkan kendala dalam penerapan SIMPUS di Puskesmas

Pandanaran Kota Semarang.

Page 17: tugas simpus mumet

BAB V

PENUTUP

Sistem informasi manajemen yang dilakukan di puskesmas

Pandanaran Semarang merupakan langkah yang sangat penting untuk

melancarkan pekerjaan yang dilakukan oleh puskesmas. Hasilnya adalah

puskesmas ini dari segi pelaporan, data yang terkumpul setiap bulannya lebih

lengkap dibanding dengan puskesmas lainnya di Kota Semarang. Tindakan

dan hal yang dilakukan oleh para karyawannya terpantau oleh komputer yang

ada di setiap ruangan, sehingga akan meminimalkan terjadinya kesalahan

dalam memberikan layanan perawatan dan pengobatan pada pasien. Selain

hal tersebut adanya efesien waktu sehingga dapat mengerjakan program atau

kegiatan yang lainnya.

Page 18: tugas simpus mumet

DAFTAR PUSTAKA

Al-Gasseer et al. (2003). Achievements and challenges of formulating a strategic

plan for nursing development at the national level in Bahrain, International

Council of Nurses

Canadian Public Helath Association. (2010). Public Health Communtiy Health

Nursing Practice in Canada Roles and Activities. Carling Avenue, Ottawa.

Congress Of The United States Congressional Budget Office. (2005). The Costs and

benefits of Health Information Technology A PAPER CBO. JupiterImages

Corp.Evidence. USA

Inggarputri, Y. R. (2009). Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas (SIMPUS) Berbasis Komputer dengan Metode PIECES di

Puskesmas Wilayah Kabupaten Blora. Undergraduate Thesis. Diponegoro

University.

Kemenkes RI. (2009). Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

http://depkes.go.id

Kemenkes RI. (2009). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007

tentangPengembangan Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan

Nasional http://depkes.go.id

Kemenkes RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004

tentang Kebijakan Dasar Pusa Kesehatan Masyarakat http://depkes.go.id

Kemenkes RI (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI No 511 tahun 2002 tentang

Kebijakan dan Strategi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Naasional

(SIKNAS) http://depkes.go.id

Page 19: tugas simpus mumet

Kemenkes RI (2002). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI tahun 2009-2014

http://depkes.go.id

System, H. a, D. I. (2005). Health Management Information Systems. DFD Health

Resource Centre.

Page 20: tugas simpus mumet