tugas sejarah

6
TUGAS SEJARAH Revolusi Industry Nama : Deo Glegar Novac Perkasa Kelas : XI IPS 3 No. : 011

Upload: agus-rudi-kurniawan

Post on 18-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

wgagdas

TRANSCRIPT

TUGAS SEJARAH Revolusi Industry

TUGAS SEJARAH

Revolusi IndustryNama : Deo Glegar Novac PerkasaKelas : XI IPS 3No. : 011B. Revolusi industryPertumbuhan perekonomiansetelah RevolusiIndustri Berjalan Cepat,Berakibat pada keadaan masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada awal dan merupakan kumpulan berbagai penemuan sertapengalamanmendatangkan kekayaan dengan tiba-tiba. Namun, Revolusi Industri sangat besar pengaruhnya terhadap kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa pada masa itu.

3. Kebijakan Pemerintahan Kolonial di Indonesia pada AbadKe-19 sampai Awal Abad ke-20.Berkembangnya politik merkantilisme,kapitalisme dan Revolusi Industri di Negara-negara Barat(Eropa) membawa akibat yang sangat besar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sejak keberhasilan bangsa Portugis menemukan sumber rempah-rempah di kepulauan Maluku (Indonesia), bangsa-bangsa Eropa lainnya banyak yang dating ke Indonesia dengan tujuan yang sama. Pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 bangsa Belanda, Inggris, Denmark, dan Perancis juga telah sampai di Indonesia. Kedatangan mereka bertujuan melaksanakan monopoli predagangan, menguasai bahan pedagangan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila kedatangan mereka menambah ketegangan-ketegangan. Selain mengadakan persaingan di antara mereka sendiri, mereka mencoba memaksakan kehendaknya kepada parapenguasa pribumi.Pada tahun 1596 para pedagang Belanda berhasil tiba di Banten. Mereka berangkat pada tahun 1595 dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Kedatangan mereka disambut baik oleh para penguasa setempat. Namun lama kelamaan Belanda memperlihatkan keserakahan dan ingin mengejar keuntungan sendir, akibatnya orang Belanda menyingkir dari Banten.Dari daerah Banten, pedagang Belanda melanjutkan pelayaran sampai ke kepulauan Maluku.Namun dalam perkembangan selanjutnya ,berbagai bangsa Eropa telah dating dengan tujuan yang sama. Mereka ke Indonesia untuk mencari bahan mentah atau bahan baku dan juga tempat pemasaran hasil industri. Dengan demikian,abad ke-17 daerah Indonesia menjadi lading eksploitasi bagi bangsa Barat. Disamping itu dengan muculnya pengusaha swasta Belanda maupun Asing mengakibatkan bangsa Indonesia Semakin bertambah sengsara.Penderitaan dan kesengsaraanyang dialami oleh Indonesia member semangat untukmemberi perlawanan seperti yang dilakukan Sultan Agung dari Mataram, Sultan Agung Tirtayasa dari Banten, Sultan Hasanuddin dari Makasar, Untung Surapati,Perang Bone, Perang Banjarmasin, dan lain lain.4. Perkembangan Struktur Birokrasi, Sistem Pemerintahan, dan Sistem Hukum pada Masa Kolonial.a. Struktur Birokrasi Kolonial.Salah satua akibat dari perluasan dan pemantapan kekuasaan Hindia Belanda(PaxNederlandica) adalah perlunya tenaga-tenaga pribumi yang dapat mengerjakan beberapa keperluanadministrasipemerintahan.Pemimpin formal tradisional yang bertindak sebagai penguasa daerah, sudah tidak memadai lagi.Dengan kekuatan militer,Korps Administrasi Eropaatau pemerintah yang berpusat di Batavia memaksakan kehendaknya pada penguasa tradisional. Semakin dalam penetrasi, maka semakin diperlukan tenaga terlatih dalam pemerintahan modern, baik sebagau pelaksana dari playanan pemerintahan yang makin pelik, maupun perantara antara dua lingkungan penguasa tersebut.untuk itu, maka didirikan sekolah-sekolah. Pada sekolah-sekolah itu kaum pribumi mendapat pendidikan, setelah menamatkan pendidikannya mereka dipekerjakan pada kantor-kantor milik pemerintah colonial.Sementara itu,pelebaran birokrasi terus berjalan. Proses pelebaran bertambah cepat karena meluasnya tuntutan desentralisasi, baik dalam hubungan antara Hindia Belanda dengan negeri induk, antara pemerintah batavia dengan daerah, maupun antara orang Belanda dengan anak negeri (Pribumi). Desentralisasi negeri belanda berarti kebebasan yang lebih banyak bagi penguasa kolonial, sedangkan desentralisasi daerah memberi kemungkinan untuk berbuat sesuai situasi daerah.politik yang mendasari desentralisasi adalahsejalan dengan keinginan kaum etis untuk mengadakan proses indonesianisasi, dimana system kepengurusan Indonesia,sejauhmungkin dilaksanakan oleh orang Indonesia sendiri.pemikiran itu semakin bertambah kuat setelah berakhirnya perang Dunia I, dan secara politik pemikiran itu melahirkan Volksraad dan kemudian disusul oleh raad-raad di daerah-daerah.

B. Sistem Pemerintahan Kolonial.Sistem pemerintahan colonial dibedakan Menjadi dua paham, paham Imperialism dan paham Kolonialisme. Paham Imperialisme dianut oleh Portugis. Penguasa-penguasa IMperialisme tidak pernah menjalin hubungan dengan bangsa yang dijajah, sehingga penguasa-penguasa dengan paham ini apabila masa jabatannya habis akan kembali ke negaranya. Berbeda dengan paham Kolonialisme yang dianut oleh bangsa Belanda, bangsa Belanda yang melaksanakan kolonialisme cenderung berkeinginan menjadikan Negara jajahannya menjadi tanah airnya yang kedua. Hal tersebut dilakukan dengan mendatangkan sebanyak mungkin orang belanda bersama keluarganya ke Negara jajahannya. Tetapi setelah VOC dibubarkan pada akhir tahun 1799,sejak itu sebagian Indonesia menjadi jajahan belanda sehingga pemerintahan Indonesia dipegang oleh pemerintah belanda. Pemerintah belanda yang mengurus Indonesia adalah kementrian jajahan yang kemudian diganti nama dengan kementrian Seberang Lautan. Pejabat tertinggi yang memegang pemerintahan atas wilayah Indonesia adalah Gubernur Jendral yang Bernama John Peterzoon Coen orang asli Belanda.Indonesia, Suriname,dan Curacao sebagai salah satu bagian dari kerajaan Belanda. System pemerintahan penjajah Belanda atas wilayah Indonesia lebih kolot dibanding dengan penjajahan inggris atas Malaysia atau amerika serikat atas Filipina hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh factor geografis dimana negeri belanda sangat kecil dan miskin,maka cara pemerasan terhadap negeri jajahannya lebih banyak demi kesejahteraan rakyat di negerinya. Gubernur Jendral sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam menjalankan system pemerintahannya menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Apabila kerajaan tersebut menolak melakukan hubungan kerjasama, dengan pemerintah colonial maka kerajaan tersebut akan diserangnya. Tetapi apabila kerajaan tersebut mau bekerja sama dengan pemerintah belanda maka kerajaan tersebut harus tunduk menuruti segala yang diperintahkan oleh Gubernur Jendral.

Dengan demikian system pemerintahan colonial, dikendalikan oleh orang belanda dan para penguasa pribuminya atas dasar perintah dari gubernur jendral. Jadi raja-raja tidak lagi memerintah lagi seperti tradisi turun menurun.Pelaksanaan hokum pada masa pemerintah kolonial belanda baru Nampak sejak tahun 1848 dengan dibentuknya kitab undang-undang hokum perdatadan kitab undang-undang hokum dagang yang ditulis dan diundangkan pada tahun 1838 dinegeri Belanda,pembuatan undang-undang tersebut disebabkan karena kegiatan perdagangan hasil bumi orang-orang belanda dimana aktifitas perdagangan itu pada umumnya dilakukan dengan perantara orang-orang cina.Untuk mempermudah pembuatan kontrak-kontrak dan menjamin kepastian hukum bagi perdagangan orang-orang Belanda ditempuh politik untuk menundukan orang-orang Cina terhadap hukum Eropa. sebagian kitab undang-undang hukum perdata pada tahun 1855 memuat tentang hukum kekayaan ( hukum benda dan hukum perjanjian ), begitu pula hukum dagang diberlakukan untuk orang-orang cina.Menurut politik hukum tersebut, orang-orang Indonesia dibiarkan hidup dibawah hukumnya sendiri, yaitu hukum adat asli. Pada saat itu pemerintah colonial belanda belum mengetahui keberadaan hukum adat orang-orang Indonesia, disamping itu pemerintah colonial belum mempunyai kepentingan-kepentingan yang terkait dengan hukum orang-orang Indonesia. Namun setelah terjadinya kontak dengan masyarakat pribumi akibat perkembangan perusahaan-perusahaan perkebunan the,kopi,karet,dan gula pemerintah colonial belanda baru membentuk kitab undang-undang hukum untuk kaum Pribumi. Pembentukan kitab undang-undang hukum untuk kaum pribumi ada dua aliran, pertama ingin menundukan orang-orang Indonesia kepada hukum eropa dan kedua membuat kitabundang-undang sendiri untuk kaum Indonesia. Sementara itu ketika pemerintah Belanda membentuk kitab undang-undang untuk orang Indonesia, maka hukum adat selalu menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan. Disamping itu, tahun 1924 didirikan Sekolah Tinggi Hukum (rechtsshogeschool) di Jakarta.