tugas sejarah

11
Guru : A. Nursyamsi, SH. Pelajaran: Sejarah Indoneseia. TUGAS SEJARAH KELOMPOK IV ( Museum Balla Lompoa, Makam Raja-raja Gowa, Benteng Ford Rotterdam, dan Pantai Losari Makassar.) Disusun Oleh: Kelompok “ Pantai Losar” Ketua : Wahyuningsih Anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. SMK DARUSSALAM MAKASSAR KELAS X APK 1 & AK 1. Museum Balla Lompoa

Upload: muh-iksan

Post on 21-Sep-2015

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Menjelaskan mengenai sejarah Kota Makassar

TRANSCRIPT

Guru : A. Nursyamsi, SH.Pelajaran: Sejarah Indoneseia.

TUGAS SEJARAHKELOMPOK IV

( Museum Balla Lompoa, Makam Raja-raja Gowa, Benteng Ford Rotterdam, dan Pantai Losari Makassar.)

Disusun Oleh:Kelompok Pantai Losar

Ketua: WahyuningsihAnggota: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

SMK DARUSSALAM MAKASSARKELAS X APK 1 & AK

1. Museum Balla LompoaMuseum Balla Lompoa merupakan rekonstruksi dari Istana Kerajaan Gowa yang didirikan oleh pemerintahan Raja Gowa ke-31 pada tahun 1936. Arsitektur bangunan ini berbentuk rumah khas orang Bugis, yaitu rumah panggung yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Dibangun di atas lahan seluas satu hektar yang dibatasi oleh pagar tembok yang tinggi.Bangunan ini terdiri dari dua bagian, ruang utama seluas 60 x 40 meter yang di dalamnya terdapat kamar pribadi raja, tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, bilik kerajaan dengan luas masing-masing bilik berukuran 6 x 5 meter, dan ruang teras (ruang penerima tamu) seluas 40 x 4,5 meter. Bangunan ini banyak dilengkapi jendela yang merupakan cirri khas rumah bugis dengan ukuran masing-masing jendela adalah 0,5 x 0,5 meter. Museum ini merupakan tempat penyimpanan koleksi benda-benda Kerajaan Gowa.Museum Balla Lompoa ini terletak di Jalan Sultan Hasanuddin No. 48 Sungguminasa, Somba Opu, Kabupaten Gowa, yang berbatasan langsung dengan Kota Makassar.Berbagai senjata perang tradisional orang Makassar dipajang di dalam Museum Balla Lompoa, seperti badik, parang, tombak, dan ada pula senjata yang menjadi simbol-simbol kerajaan. Balla adalah sebuah kata dalam bahasa Makassar yang berarti rumah, sedangkan Lompoa berarti besar.

Foto di atas adalah merupakan ruangan utama di dalam bangunan Museum Balla Lompoa dimana singgasana Raja berada, dan tanda-tanda kebesaran kerajaan disimpan. Silsilah Kerajaaan Gowa juga dipajang di sebelah payung kerajaan, mulai dari Raja Gowa I Tomanurunga pada abad ke-13 sampai Raja Gowa terakhir Sultan Moch Abdulkadir Aididdin A. Idjo Karaeng Lalongan (1947-1957), yang kemudian menjadi bagian dari pemerintahan Republik Indonesia.

Banyak koleksi bernilai tinggi yang dimiliki Museum Balla Lompoa yang terbuat dari emas. Salah satunya adalah Mahkota Raja di atas yang terbuat dari emas dengan bentuk lima bunga teratai, dihiasi dengan batu permata yang anggun.Masih banyak lagi koleksi perhiasan yang disimpan di Museum Balla Lompoa yang terbuat dari emas dengan berbagai bentuk dan ornamen yang semuanya terlihat sangat indah dan mengesankan. Sebagian dari koleksi itu merupakan pemberian dari pemerintah asing atau kerajaan di Jawa.Selain perhiasan berharga warisan masa lalu, ada pula koleksi lukisan dan patung Sultan Hasanuddin dan Raja Gowa lainnya. Foto Syech Yusuf, seorang ulama terkenal dan dihormati dari Sulawesi Selatan, dan sebuah kitab suci Al-Quran tulisan tangan yang berasal dari abad-16, juga disimpan di sebuah ruangan khusus di bagian belakang Museum Balla Lompoa.

Foto (3 Pimpinan Suku Besar)Ada pula dokumentasi foto para pemimpin tiga suku besar di Sulawesi Selatan, yaitu Gowa, Bone dan Wajo, saat mereka sedang menghadiri sebuah pertemuan. Al Quran tulis tangan dari abada ke XVI juga disimpan di Museum Balla Lompoa.Konon ada sebuah rencana besar dari pemerintah setempat untuk menjadikan Museum Balla Lompoa sebagai sebuah tempat kunjungan wisata sejarah yang paling indah, menyatukannya dengan Istana Tamalate, serta makam Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf. Saya kira ini merupakan hal yang benar untuk dilakukan, bahwa generasi sekarang memiliki tanggung jawab bukan sekadar menjaga warisan kebesaran masa lampau, namun juga membuatnya menjadi lebih baik dan lebih agung dari pada sebelumnya.

2.Sejarah Berdirinya Benteng Fort RotterdamGambar: Benteng Ford Rotterdam (Museum Laga-Ligo)Benteng Fort Rotterdam dibangun oleh raja ke sembilan dari kerajaan Gowa yaituI manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonnapada tahun 1545. Pada awal pembuatanya konstruksi benteng terbuat dari tanah liat. Namun pada masa pemerintahan Sultan Allaudin yaitu raja gowa ke-14, konstruksi benteng yang awalnya menggunakan tanah liat diganti menjadi batu padas. Benteng Fort rotterdam ini jika dilihat dari atas sangat unik, karena menyerupai penyu. Hal ini tidak semata-mata untuk keindahan saja. Pada waktu itu penyu mempunyai filosofi, yaitu hewan yang bisa hidup didarat maupun di laut. Demikian juga dengan kerajaan Gowa yang berjaya baik didarat maupun dilaut.

Jika Dilihat dari namanya, memang terlihat bukan seperti dari indonesia. Benteng yang letaknya di pinggir pantai sebelah barat kota makassar ini, awalnya memang bernama Benteng Ujung Pandang. Kedatangan Belanda pada masa itu membuat perubahan besar di kerajaan gowa. Sebuah perjanjian antara belanda dan kerajaan gowa yang bernama perjanjian bungaiyya mengharuskan kerajaan gowa menyerahkan benteng ujung pandang ke belanda. Kemudian oleh belanda benteng tersebut diganti menjadi benteng Fort Rotterdam. Itu tadilah sejarah panjang mengenai berdirinya benteng fort Rotterdam.

Gambar: ( Gerbang Utama Benteng Ford Rotterdam)

Menyusuri setiap sisi dari benteng fort rotterdam membuat kita seolah berada dimasa lampau. Arsitekturnya yang unik begitu menggoda untuk berfoto-foto disini. Nah, di kompleks benteng fort rotterdam ini terdapat sebuah museum bernama La Galigo. Disana terdapat berbagai referensi tentang sejarah kebesaran makassar, termasuk sejarah berdirinya benteng fort rotterdam ini.

3.Makam Pahlawan Nasional Sultan HasanuddinMakam Sultan Hasanuddin di Katangka Gowa Makam Sultan Hasanuddin adalah situs sejarah yanga terletak di kompleks pemakaman raja-raja Gowa di Katangka Somba Opu Gowa Sulawesi Selatan. Di tempat yang sama dimakamkan pula Sultan Alauddin (Raja yang mengembangkan agama Islam pertama di Kerajaan Gowa) dan disebelah kiri depan komplek makam, terdapat lokasi tempat pelantikan raja Gowa yang bernama Batu Pallantikan. Akses ke kawasan Makam Sultan Hasanuddin sangat dekat dari Kota Makassar ,menggunakan kendaraan darat 30 menit.Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1629 meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 ) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di Katangka, Makassar. Diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.Sultan Hasanuddin putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke Batavia. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.Sultan Hasanuddin lahir tahun 1629, menjadi raja tahun 1652, meletakkan jabatan tahun 1668 dan wafat tanggal 12 Juni 1670. ( catatan di Makam Sultan Hasanuddin) ,Dimakamnya jg tertera nama Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe Mohammad Bakir yang merupakan nama kecil Sultan Hasanuddin.Yang dimakamkan di Kompleks makam Sultan Hasanuddin KatangkaDi dalam kompleks makam ini terdapat satu makam kubah, sembilan jirat semu, dan beberapa jirat biasa. Jirat-jirat makam tersebut dibuat dari balok batu kapur. Setiap balok batu memiliki ketebalan 15 cm.Makam Kubah: Raja Gowa ke-9, I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta.Makam jirat semu Raja Gowa Ke-14: I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin Tumenanga ri Gaukanna Raja Gowa Ke-15: I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Tumenanga ri Papang Batuna Raja Gowa Ke-16: I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin Tumenanga ri Ballapangkana Raja Gowa Ke-17: I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tumenanga ri Allu Raja Gowa ke-18: I Mallawakkang Daeng Mattinri Karaeng Kanjilo Tuminanga ri Passiringanna Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara Raja Gowa Ke-19: Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga ri Lakiyung Raja Tallo ke-6: I Mallingkaan Daeng Manyonri Karaeng Matowaya, Lahir tahun 1573, mangkat 6 Juni 1636. Menjadi mangkubumi kerajaan Gowa pada masa pemerintahan Raja Gowa ke -14, Raja yang pertama masuk Islam di Sulsel sehingga mendapat gelar Sultan Abdullah Awalul Islam dan mengajak kemenakannya masuk Islam, raja Gowa ke 14.Jirat Biasa Arung LamoncongBungung LompoaBungung Lompoa terletak di barat laut kompleks makam Tamalate, pada dataran rendah, tepat di kaki bukit Tamalate. Semua bagian sumur terdiri dari susunan balok batu kapur yang dalam penempatannya direkat dengan spesi. Bentuknya bujur sangkar dengan sisi kurang lebih 4 meter. Tinggi pagar 75 cm. Sumur ini diperkirakan merupakan sumber air utama kerajaan sejak abad ke15. Konon, istana Tamalate mengalami kekeringan. Karaeng Bayo, suami Tumanurung berjalan-jalan mencari air, secara kebetulan ia menemukan sumber air di kaki bukit tandus Tamalate. Sampai sekarang, sumur tersebut masih merupakan sumber air terbaik bagi penduduk sekitar perbukitan Tamalate.

Batu PallantikangBatu pelantikan raja (batu pallantikang) terletak di sebelah tenggara kompleks makam Tamalate. Dahulu, setiap penguasa baru Gowa-Tallo di sumpah di atas batu. Batu pallantikang sesungguhnya merupakan batu alami tanpa pembentukan, terdiri dari satu batu andesit yang diapit 2 batu kapur. Batu andesit merupakan pusat pemujaan yang tetap disakralkan masyarakat sampai sekarang. Pe-mujaan penduduk terhadap ditandai dengan banyaknya sajian di atas batu ini. Mereka meyakini bahwa batu tersebut adalah batu dewa dari kayangan yang bertuah.

4.Pantai Losari