tugas psikom makalah kelompok.doc
TRANSCRIPT
Makalah Psikom
Motivasi dan emosi
Motivasi, belajar dan minat
Nama kelompok :
1. Nicholas brian (201111094)2. Niken larasati (201111095)
3. Ning ayu hasanah (201111096)
4. Odelia syafira s. (201111097)
5. Oktaviani azwinda (201111098)
6. Panji adihartwan (201111099)
7. Pudri mirlasharfi (201111100)
Universitas Prof. Dr. Moestopo BeragamaJakarta
2012Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterimakasih karena telah diberikan kesempatan untuk menulis makalah ini. Kami berharap bahwa makalah ini dapat berguna bagi pembaca, khususnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Jakarta, November 2012
Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sejak jaman kuno,motivasi dikenal sebagai penentu penting tingkah laku.
Kebanyakan perilaku bermotivasi mempunyai komponen emosional (afektif).
Komponen inilah yang menyebabkan perilaku tertentu cenderung diulang kembali
karena menghasilkan sesuatu yang menyenangkan atau dijauhi/dihindari karena
menimbulkan sesuatu yang tidak disukai. Selain itu manusia sebagai makhluk
biologis yang mengalami perkembangan,juga akan mempunyai perkembangan dalam
hal berfikir sebagai akibat dari proses perkembangan tersebut, dapat berupa sebuah
motivasi, latihan / belajar , dan juga sebuah minat.
Semua individu yang berkembang, secara aktif juga akan mencari sebuah perasaan
emosional yang positif dan berusaha menolak perasaan yang negatif. Begitulah
selanjutnya siklus dari pola pikir dan tingkah laku manusia yang berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. apa yang dimaksud dengan Motivasi ?
1.2.2. apa saja hal – hal yang dapat mempengaruhi motif seseorang ?
1.2.3. Apa sajakah Macam – macam motif, serta teori – teori motif?
1.2.4. apakah yang dimaksud dengan Emosi serta tingkatan – tingkatan perasaan
seseorang ?
1.2.5. Apakah kaitan motivasi dengan Belajar dan minat ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari motivasi
1.3.2 Mengetahui hal – hal yang dapat mempengaruhi motif seseorang
1.3.3 Mengetahui macam – macam motif serta teori –teori motif
1.3.4 Mengetahuipengertian emosi serta tingkatan – tingkatan perasaan seseorang
1.3.5 Mengetahui kaitan motivasi dengan belajar dan minat
BAB II
Pembahasan
2.1 Motivasi dan Emosi
Motivasi adalah kekuatan, tenaga, keadaan yang kompleks, kesiapsediaan
dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari ataupun tidak
disadari. Motivasi memberi tujuan dan arah kepada perilaku manusia, motivasi tidak
dapat diamati secara langsung, tetapi motivasi dapat diketahui atau terinferensi dari
perilaku yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat seseorang.
Hal - hal yang dapat mempengaruhi motif seseorang disebut motivasi. Motivasi
sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi
oleh beberapa macam yaitu:
1. Motif biologis atau motif alami
Sebagai motif dasar yaitu terkait erat dengan motif yang bersifat biologis misalnya
motif makan dan minum, mencari udara segar, seksual dan mengalami
perkembangannya sesuai norma yang ada.
2. Motif yang diperoleh karena latihan dan belajar atau yang disebut dengan “learned
motives”
Motif juga dapat dikatakan sebagai:
1. Keadaan yang terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena
kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani atau karena keadaan mental seperti
berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan
3. Tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
Beberapa teori yang menjelaskan tentang motivasi :
1. Teori Instinct
Berakar pada penelitian terhadap perilaku binatang menurut William Mc Dougall ;
Instinct adalah pola perilaku dengan ciri2;
1. Tidak dipelajari.
2. Expresinya seragam pada species yg sama.
3. Sifatnya universal pada suatu species.
Motivasi Instinctive juga ada pada manusia ;
1. Parenting (keinginan menjadi orang tua)
2. Submission (keinginan untuk memiliki)
3. Sympathy
4. Mating (keinginan untuk berpasangan)
5. Jealousy.
6. Clean liness.
Namun pendapat ini di kritik ;
Beberapa ahli menekankan motif2 tertentu berakar pada aspek biologis seperti sex dan agresi.
2. Teori Sosiobiologi
Suatu studi tentang perilaku ‘sosial’ organism yang didasarkan pada genetic dan evolusi.
Pelopor Sosiobiologi ‘Edward Wilson (1975)’
Konsepnya sedikit menggunakan konsep Instinct, walaupun tidak sama persis.
Sosiobiologi berpendapat bahwa beberapa motif manusia diprogram secara genetic.
Perilaku social memungkinkan organism bereproduksi dari generasi ke genrasi.
3. Teori Drive (push)
Oleh Clark Hull
Konsep dasarnya adalah bahwa organism selalu berusaha untuk memelihara kondisi
homeostatis.
Teori ini menerapkan konsep homeostatis pada perilaku -> keadaan internal memotivasi
organisme untuk melakukan aktifitas2 yang dapat meredakan ketegangan.
Teori ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan segala jenis motivasi.
H terganggu -> ketegangan -> motivasi -> perilaku untuk mencapai H.
4. Teori Insentif (pull)
- Situasi external menimbulkan motivasi.
- Individu termotivasi / tidak tergantung pada expectoney (harapan) dan value (nilai).
Macam – macam motif dibagi atas beberapa, yaitu:
1. Motif fisiologis
Berakar pada keadaan jasmani, misalnya dorongan untuk makan, minum, dan
berkaitan dengan kebutuhan untuk melangsungkan eksistensi nya sebagai
makhluk hidup, yaitu motif dasar atau motif primer.
2. Motif social
Motif ini dipelajari dalam kelompok sosial dalam diri individu adanya dorongan alami
untuk mengadakan kontak dengan orang lain. Motif sosial salah satunya seperti
Kebutuhan akan berprestasi akan meningkatkan performance sehingga mampu
berprestasi. Inilah yang memicu bagaimana adanya kaitannta dengan motivasi dengan
belajar serta adanya minat.
Adanya konflik, frustasi dan reaksi terhadap frustasi menunjukkan bahwa
emosi juga mempunyai kaitan yang amat erat dengan motivasi. Emosi itu sendiri
adalah pendorong terjadinya perilaku, tetapi hubungannya dengan motivasi seperti
apa belum terjawab oleh psikologi.
Menurut Hilgard,dkk, kebanyakan ahli beranggapan bahwa motivasi adalah
pendorong perilaku yang determinan – determinannya berasal dari dalam diri individu
beriupa rangsangan eksternal. Penjelasan ini oleh Hilgard,dkk juga dipandang tidak
memuaskan karena kelaparan pun dapat merangsang timbulnya emosi, dorongan
seksual yang bersifat internal ternyata saraf dengan unsur – unsur emosional.
Meskipun demikian, para ahli lebih memperhatikan perilaku terarah tujuan bila
mempelajari motivasi dan pengalaman – pengalaman subjektif dan afektif bila
mempelajari emosi. Karena perilaku bermotivasi selalu mempunyai komponen aktif,
maka pengetahuan tentang perilaku bermotivasi selalu mempunyai komponen afektif,
maka pengetahuan tentang perilaku apa dengan komponen afektif apa akan
mempermudah usaha untuk memperbesar motivasi manusia. Tetapi pengetahuan
tentang emosi ini paling tidak memperluas cakrawala petumbangan orang – orang
yang pekerjaan sehari – harinya harus mempertahankan motivasi orang setinggi
mungkin dimanapun letaknya.
Tipe-tipe emosi baik yang positif maupun yang negative :
Kesenangan
Kegembiraan
Kesedihan
Cinta
Benci
Marah
Takut
Kecemasan (ansietas)
Putus asa
Emosi terjadi pada saat sesuatu yang tidak diharapkan atau mendapat suatu rintangan di dalam
mencapai suatu tujuan.
Perasaan adalah suatu keadaan individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik internal
maupun eksternal. Sifat perasaan berkaitan dengan persepsi yaitu stimulus sama tetapi perasaan yang
ditimbulkan dapat berbeda.
Tingkatan perasaan
- Perasaan tingkat sensoris : rasa sakit, panas, dan dingin
- Perasaan kehidupan vital : rasa segar dan lelah
- Perasaan psikis atau kejiwaan : senang, susah, takut
- Perasaan kepribadian : harga diri, putus asa, rasa puas
Gangguan afek (perasaan) dan emosi
Afek dan emosi biasanya dipakai secara bergantian dengan aspek lain pada manusia (proses piker
psikomotor, persepsi dan ingatan).
Depresi atau melankonis
Ciri-ciri psikologis : sedih, susah, murung, rasa tang berguna, gagal, kehilangan, tidak ada harapan,
putus asa, , khawatir, gugup, tegang, rasa tidak aman, takut dan kecemasan.
Ciri-somatik : anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau dingin dan TD menurun atau meningkat,
peristaltic meningkat dan palpitasi ( jantung berdebar cepat ).
2.2 Motivasi, Belajar, dan Minat
Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar, karena bila apa yang
dipelajari atau tulisan yang akan dipelajari tidak sesuai dengan minat kita, maka kita
tidak akan membacanya dan mempelajarinya dengan sepenuh hati dan perasaannya,
karena tidak ada daya tarik dari bahan bacaan tersebut. Dalam melakukan kegiatan
belajar sangat membutuhkan dorongan, rangsangan, motivasi dan penguatan.
Kaitannya dengan motivasi adalah berdasarkan sumber dorongan dari sebuah tingkah
laku manusia.
Motivasi ada 2 yaitu:
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik mempunyai sumber dorongan dari dalam diri individu yang
bersangkutan
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar misalnya: takut dimarahi
orang tua dan sebagainya.
Motivasi intrinsik erat kaitannya dengan n-ach nya Mc Clelland dan aktualisasi
dirinya Maslow. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik bersifat
lebih tahan lama dan lebih kuat dibanding motivasi ekstrinsik untuk mendorong minat
belajar. Namun demikian, motivasi ekstrinsik juga bisa sangat efektif karena minat
tidak selalu bersifat intrinsik. Guru yang baik, nilai yang adil dan objektif, serta
kesempatan belajar yang luas merupakan sumber – sumber motivasi ekstrinsik yang
efektif untuk meningkatkan minat dan perilaku belajar.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Motivasi dan Emosi
Pembahasan kita tentang konfluik, frustasi dan reaksi terhadap frustrasi menunjukan bahwa emosi mempun yai kaitan yang amat erat dengan inovasi. Emosi itu sendiri adalan pendorong terjadinya perilaku, tetapi hubungannya dengan motivasi itu seperti apa,belum dijawab sepenuhnya oleh psikologi. Menurut Hilgard,dkk., kebanyakan ahli beranggapan bahwa motivasi adalah pendorong perilaku yang determinan – determinannya berasal dari dalam diri individu ( rangsang- rangsang external ). Penjelasan ini oleh Hilgard, dkk, di pandang tidak memuaskan kerana kelaparan pun dapat merangsal timbulnya emosi, dorongan seksual yang bersifat internal ternyata sarat dengan unsur – unsur emosional.
Kebanyakan perilaku bermotivasi mempunyai komponen emosional (afektif). Komponen inilah yang menyebabkan perilaku tertentu cenderung diulang kembali (karena menghasilkan sesuatu yang tidak di sukai). Meskipun demikian, para ahli lebih memperhatikan perilaku terarah tujuan bila mempelajari motivasi dan pengalaman – pengalaman subjective – afektif bila mempelajari emosi. Karena perilaku bermotivasi selalu mempunyai komponen afektif, maka pengetahuan tentang perilaku apa dengan komponen afektif apa akan mempermudah usaha untuk memperbesar motivasi manusia. Usaha – usaha yang di bekali pegetahuan seperti ini akan lebih strategis dalam memberikan insentif, hadiah, atau hukuman. Ini memang tidak berarti mudah untuk meramalka suatu perilaku bermotivasi. Para ahli kebanyakan sepakat bahwa dalam emosi masih terdapat unsure nalar, kognisi. Karena adanya kognisi inilah,maka dapat terjadi dua orang yang mednghadapi insentif yang sama (uang) mempunyai reaksi yang amat berbeda. Tetapi pengetahuan tentang emosi ini paling tidak memperluas cakrawala pertimbangkan orang-orang yang pekerjaan sehari – harinya harus mempertahankan motivasi orang setinggi mungkin ( di perusahaan – perusahaan atau sekolah).
Motivasi,Belajar dan Minat
Dalam kaitannya dengan belajar dan minat biasanya para ahli membedakan dua macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu : motivasi intrinsic dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik mempunyai sumber dorongan dari dalam diri individu yang bersangkutan (saya mau jadi dokter,saya tahu saya harus lebih banyak belajar karena kurang menguasai biologi,dll). Motivasi ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar (takut dimarahi ayah,untuk mendapat pujian dari pacar, biar di bilang anak pintar,dll)
Motivasi intrinsic erat kaitannya dengan n-anya Mc lelland dan aktualisasi dirinya Maslow. Berbagi penelitian menunjukan bahwa motivasi intrinsic bersifat lebih tahan lama dan lebih kuat di bandingkan motivasi ekstrinsik untuk mendorong minat belajar. Namun demikian, motivasi ekstrinsik juga bias sangat efektif karena minat tidak selalu bersifat intrinsik. Guru yang baik, nilai yang adil dan objektif ,kesempatan belajar yang luas,suasana kelas yang hangat dan dinamis , merupakan sumber-sumber motivasi ekstrinsik yang efektif untuk meningkatkan minat dan perilaku belajar.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.pmiiumm.com/2009/11/mc-clelland-dan-teori-motivasi.html
2. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
3. Sukardi, Dewa Ketut. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Bina Aksara.
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
5. http://www.inspirational-quotes.info/
6. Diktat mata kuliah PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Veronica Kristiyanti,Psi