tugas praktek kerja profesi apoteker

10
TUGAS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSKESMAS SEDAYU II PERIODE 30 JUNI - 7 JULI 2014 Disusun Oleh : 1. Bintan Viky Syifaul Ummah, S. Farm (14811018) 2. Irdan Ermawan, S. Farm (14811066) 3. Gusfarendi, S. Farm. (14811078)

Upload: rendz-pharmacist-jr

Post on 19-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker

TUGAS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PUSKESMAS SEDAYU II

PERIODE 30 JUNI - 7 JULI 2014

Disusun Oleh :

1. Bintan Viky Syifaul Ummah, S. Farm (14811018)

2. Irdan Ermawan, S. Farm (14811066)

3. Gusfarendi, S. Farm. (14811078)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Page 2: Tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker

YOGYAKARTA

2014

INFORMASI OBAT

1. Allupurinol

a. Mekanisme kerja obat

Allopurinol dan metabolit utamanya, oksipurinol merupakan inhibitor

xantin oksidase dan mempengaruhi perubahan hipoxantin menjadi xantin

dan xantin menjadi asam urat.

b. Indikasi

Pirai, profilaksis gout, batu asam urat dan kalsium oksalat di ginjal.

c. Dosis dan waktu pemberian

Dosis pirai ringan 200-400 mg/hari.

Dosis pirai berat 400-600 mg/hari.

d. Efek samping obat

Ruam kulit, gangguan saluran cerna, malaise, sakit kepala, vertigo,

mengantuk, gangguan pengecapan, hipertensi,, deposit xantin di otot,

alopesia, hepatotoksisitas, para estasia dan neuropati.

e. Interaksi

Penghambat ACE : kaptopril akan menaikkan resiko keracunan, terutama

pada gangguan ginjal.

Antikoagulan : kerja nikumalon dan warfarin mungkin ditingkatkan.

Siklosporin : kemungkinan kadar plasma siklosporin ditingkatkan (resiko

nefrotoksisitas).

Sitotoksik : efek dari azatioprin dan merkaptopurin dipertinggi disertai

dengan peningkatan toksisitas.

2. Albendazole

a. Mekanisme kerja obat

Efek antelmintik albendazol dengan jalan menghambat pengambilan

glukosa oleh cacing sehingga produksi ATP sebagai sumber energi untuk

mempertahankan hidup cacing berkurang, hal ini mengakibatkan kematian

cacing karena kurangnya energi untuk mempertahankan hidup. Selain itu

Page 3: Tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker

dengan cara menghambat pembentukkan cytoplasmic microtubulus

berkhasiat membunuh cacing, menghancurkan telur dan larva cacing.

b. Indikasi

Antelmintik (membasmi cacing di usus yang hidup sebagai parasit tunggal

atau majemuk)

c. Dosis dan waktu pemberian

Dosis umum untuk dewasa dan anak di atas 2 tahun yaitu 400 mg sehari,

diberikan sekaligus sebagai dosis tunggal. Tablet dapat dikunyah, ditelan

atau digerus lalu dicampur dengan makanan.

d. Efek samping obat

Perasaan kurang nyaman pada saluran pencernaan, mual, muntah dan sakit

kepala, tetapi tidak dapat dibuktikan bahwa efek samping ini ada

hubungannya dengan pengobatan. Juga dapat terjadi gatal-gatal dan mulut

kering.

e. Interaksi

Antiepileptik : Carbamazepine, phenytoin, dan fenobarbital menurunkan

konsentrasi plasma dan waktu paruh albendazole.

Antagonis Antasida / histamin H2 : Simetidin akan meningkatkan

konsentrasi serum albendazole, dan meningkatkan waktu paruh

albendazol.

3. Amoksisilin

a. Mekanisme kerja obat

Amoksisilin merupakan antibakteri spektrum luas yang bekerja dengan

cara menghambat pembentukkan mukopeptida yang diperlukan untuk

sintesis dinding sel bakteri.

b. Indikasi

Infeksi saluran kemih, otitis media, susitis, bronkitis kronis, salmonelosis

invasif, gonorea, profilaksis endokarditis, meningitis listeria.

c. Dosis dan waktu pemberian

Dosis dewasa : 3 x sehari 375-1000 mg.

Anak-anak 10 tahun : 3 x sehari 10 mg/kg

Anak-anak 3-10 tahun : 3 x sehari 250mg

Page 4: Tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker

Anak-anak 1-3 tahun : 3 x sehari 125 mg

Anak-anak 0-1 tahun 3 x sehari 100 mg

d. Efek samping obat

Ruam kulit, diare, mual, kolitis

e. Interaksi

Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilin.

4. Acyclovir

a. Nama obat : Acyclovir

b. Mekanisme kerja : mengubah Acyclovir monoposfat dengan virus spesifik

thymiden kinase, kemudian selanjutnya mengubahnya menjadi Acyclovir

triposfat oleh beberapa enzim seluler. Acyclovir triposfat menghambat

sintesis DNA dan replikasi virus secara kompetitip dengan

deoxyguanosine triposfat untuk polimerasi DNA virus dan masuk kedalam

virus tersebut.

c. Indikasi : pengobatan genital virus herpes simpleks (HSV), herpes labialis,

herpes soster, HSV enceptalis. HSV neonatal, HSV mucocutaneus,

varicella zoster.

d. Dosis dan waktu penggunaan :

1. Oral :

anak-anak :40-80 mg/ kg/ hari selama 5-10 hari.

Dewasa : 200 mg setiap 4 jam setelah bagun (5 kali / sehari) selama

5 hari.

2. Iv : Anak diatas 12 thn dan dewasa 5mg/kg setiap 8 jam selama 5-7 hari

3. Topical : sediaan salep pemberian pertama ½ dari salep untuk ¼ daerah

permukaan setiap 3 jam (6 kali/hari) selama 7 hari.

e. Efek samping : sakit kepala, mual, muntah, diare.

f. Interaksi : ampoteresin B, neomycin, cidokovir.

5. Asam mefenamat

a. Nama obat : Asam mefenamat

b. Mekanisme kerja : menghambat sintesis prostaglandin dalam jaringan

tubuh dengan cara menghambat enzim COX-1 dan COX-2

Page 5: Tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker

c. Indikasi : untuk menghilangkan rasa nyeri atau sebagai analgesik dan

antiinflamasi

d. Dosis dan waktu penggunaan :

e. Anak diatas 14 tahun dan dewasa : 500 mg, untuk pemberian awal 250 mg

setiap 4 jam yang disesuaikan dengan kebutuhan terapi, Maksimal 1

minggu. Jika perlu digunakan sesudah makan.

f. Efek samping : konstipasi, gastritis, mual , diare, kehilangan nafsu makan.

g. Interaksi : ketorolac, methotrexate, acebutolol, captopril.

6. Ambroxol

a. Nama obat : ambroxol

b. Mekanisme kerja : yaitu dengan cara mengencrkan sekret saluran napas

dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida

dari sputum.

c. Indikasi : untuk batuk berdahak /expektoran dan sebagai mukolitik.

d. Dosis dan waktu pemberian :

Dewasa : 30 mg diberikan 2-3 dosis terbagi

Anak 2-5 tahun : ambroxol syrup 3 kali ½ sendok teh dalam sehari

Anak dibawah 2 tahun : ambroxol syrup 2 kali ½ sendok teh dalam

sehari

e. Efek samping : gastrik ulser yang cukup ringan.

f. Interaksi obat : digoksin, dexametason, diuretik.

7. Antasida

a. Mekanisme

Menetralkan asam lambung (HCl) dalam lambung yang membentuk

lauratn aluminium chloride

b. Efek samping

Mual-muntah, konstipasi, osteomalacia, hypophosphatemia

c. Dosis

5-30 ml diminum 30 menit sebelum makan, bila dalam bentuk tablet

dikunyah

d. Indikasi

Peptic ulcer

Page 6: Tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker

e. Interaksi

Digoksin, ciprofloxasin, doxyciclin, ketokonazole, lisinopril, isoniazid,

Tetrasiklin + allupurinol : dapat menurunkan absorpsi antasida

8. Amlodipin

a. Mekanisme

Menghambat masuknya Ca2+ ke dalam sel, sehingga menyebabkan

relaksasi otot polos arteriol sehingga menurunkan resistensi perifer dan

menurunkan tekanan darah.

b. Dosis

2,5 mg / 5 mg / 10 mg

c. Indikasi

Untuk hipertensi dengan dosis 5 mg (po) dapat ditingatkan 2,5 mg/hari

selama 7-14 hari. Untuk pemeliharaan 5 -10 mg /hari secara peroral .

Untuk terapi nyeri dada (angina), amlodipin diberikan dalam dosis 5-10

mg sehari. Demikian juga untuk penyakit jantung koroner, amlodipin

diberikan dalam dosis 5-10 mg sehari. Pada penderita dengan kelainan

fungsi hati, dosis obat biasanya dimulai dari 2,5 mg sehari, baru

ditingkatkan menjadi 5 mg.

d. Efek samping

Edema, sakit kepala, lemas, pusing berputar.

e. Interaksi

Diltiazem, simvastatin, acebutolol, calcium acetat, isoniasid, ketokonazole,

propanolol, rifampisin.

9. Attapulgit

a. Mekanisme

Sebagai adsorben, mengadsorbsi zat cair dalam saluran cerna dan

mengurangi cairan.

b. Dosis

Sirup : 750 ml/ 15 ml

Tablet : 600 mg

1,2 -1,5 g (po) setelah bauang air besar dan setelah makan. Dalam sehari

tidak lebih dari 8,4 gram

Page 7: Tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker

c. Indikasi

Diare

d. Efek samping

Konstipasi ringan, mual, kembung, gangguan saluran pencernaan

e. Interaksi

Klorpromazine

Daftar Pustaka

1. Dipiro, J. T., dkk. 2009. Pharmacotheraphy Approach 7th edition. Mc Graw

Hill Medical. New York.

2. Lacy, F. Carles. 2009. Drug Information Handbook. American Pharmacist

Assosiation. USA.

3. Anonim. 2014. ISO : Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 48. Ikatan

Apoteker Indonesia. Jakarta.

4. Sukandar, E. Y., dkk. 2009. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan. Jakarta.

5. Suherman, S.K. dan Nafrialdi. 2009. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta.