tugas power point perpajakan.ppt

18
OM SWASTYASTU OM SWASTYASTU

Upload: juliadrupadi

Post on 07-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • OM SWASTYASTU

  • Nama Kelompok:I GEDE BANDEM WICITRA DWI ARI MURTITIMOTHIUS TANDIOLUH MAHATMA SETYA DEVIMADE JULIA DRUPADIPUTU YULIA HARTANTI PRAPTIKA

  • Konsep Dasar PPh BadanBadan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha. Misalnya: PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/D dengan nama dan dalam bentuk apapun, Fa, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Ormas, Orsospol, atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Bentuk usaha tetap dan Bentuk badan lainnya termasuk reksadana

  • Dasar pemotongan pajak dibedakan menjadi penghasilan bruto dan penghasilan neto.Dasar pemotongan pajak adalah jumlah penghasilan bruto untuk penghasilan sebagai berikut:DevidenBunga termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian piutangRoyaltiHadiah dan penghargaanBunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi

    Dasar pemotongan pajak adalah penghasilan neto untuk penghasilan sebagai berikut :Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan hartaImbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain selain yang telah dipotong PPh pasal 21.

  • Subjek Pajak BadanSubjek Pajak Badan, terdiri dari:Dalam NegeriLuar NegeriMenjalankan usaha/kegiatan melalui BUT di Indonesia

    Bukan Subyek Pajak BadanBadan perwakilan Negara asingOrganisasi Internasional Unit tertentu dari badan pemerintah

  • Dasar Hukum PPh BadanUndang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh tahun 2009) mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009 dan sebagian besar aturan pelaksanaannya telah diterbitkan. Perubahan ketentuan peraturan perpajakan ini mengakibatkan berubahnya bentuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (SPT PPh Badan). Sebagai tindak lanjut penyampaian SPT PPh Badan, akan dilaksanakan penelitian SPT dan atas SPT yang memenuhi kriteria akan dilakukan pemeriksaan.

  • Tarif Pajak Penghasilan secara umum (disebut juga tarif Pasal 17) diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak dalam negeri dan BUT untuk menghitung Pajak Penghasilan terutang dalam satu tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak. Tarif umum ini dibedakan untuk Wajib Pajak badan dalam negeri/BUT dan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.Berdasarkan Undang-undang No.17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga Undang-undang Pajak Penghasilan yang mulai berlaku untuk tahun pajak 2001, tarif pajak dibedakan menjadi dua yaitu untuk Wajib Pajak Badan & BUT dan Wajib Pajak Orang Pribadi. Selengkapnya tarif tersebut disajikan dalam bagian di bawah ini.

  • Tarif Pajak Badan Dalam Negeri Dan BUTTarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap adalah sebagai berikut :

    Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PajakSampai dengan Rp50.000.000,00 10%Di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp100.000.000,00 15%Di atas Rp100.000.000,00 30%

  • Variabel-variabel Dalam Perhitugan PPh Badan

    Pendapatan usaha dan penghasilan kena pajak Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

  • Penghitungan PPh terutang berdasarkan Pasal 31E dapat dibedakan menjadi dua yaitu:Jika peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000, maka penghitungan PPh terutang yaitu sebagai berikut:PPh terutang = 50% X 28% X seluruh Penghasilan Kena Pajak

    Jika peredaran bruto lebih dari Rp 4.800.000.000 sampai dengan Rp 50.000.000.000, maka penghitungan PPh terutang yaitu sebagai berikut:PPh Terutang =(50% X 28%) X Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas + 28% X Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas.

    Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas yaitu:(Rp 4.800.000.000 / Peredaran bruto) X Penghasilan Kena Pajak

  • Wajib Pajak Badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap

    TahunTarif Pajak200928%2010 dan selanjutnya25%PT yang 40% sahamnya diperdagangkan di bursa efek5% lebih rendah dari yang seharusnyaPeredaran bruto sampai dengan Rp. 50.000.000.000Pengurangan 50% dari yang seharusnya

  • Biaya-biaya yang dapat dikurangkan

    Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak dalam negeri dan BUT, dihitung berdasarkan penghasilan bruto dikurangi :Kerugian dari selisih kurs mata uang asing.Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia.Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan.Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagihPenyusutan atas harta berwujud dan amortisasi atas hak dan biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahunIuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

  • Biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan

    Pajak Penghasilan.Biaya atau pengeluaran pribadi Wajib Pajak yang bersangkutan atau orang yang menjadi tanggungannya.Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.Dalam menentukan besarnya laba suatu BUT, pembayaran kepada kantor pusat yang

  • Penyusutan serta amortisasi

    Metode untuk penyusutan dan amortisasi untuk keperluan pajak sebagai berikut :Garis Lurus (GL), yaitu dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut.Saldo Menurun (SM), yaitu dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.

  • Berikut tarif yang berlaku untuk penyusutan :Garis Lurus : [1] kelompok 1 untuk aktiva dengan masa manfaat s.d. 4 tahun, tarifnya 25%; [2] kelompok 2 untuk aktiva dengan masa manfaat 8 tahun, tarifnya 12,5%; [3] kelompok 3 untuk aktiva dengan masa manfaat 16 tahun, tarifnya 6,25%; dan [4] kelompok 4 untuk aktiva dengan masa manfaat 20 tahun, tarifnya 5%.Saldo Menurun : [1] kelompok 1 untuk aktiva dengan masa manfaat s.d. 4 tahun, tarifnya 50%; [2] kelompok 2 untuk aktiva dengan masa manfaat 8 tahun, tarifnya 25%; [3] kelompok 3 untuk aktiva dengan masa manfaat 16 tahun, tarifnya 12,5%; dan [4] kelompok 4 untuk aktiva dengan masa manfaat 20 tahun, tarifnya 10%.

  • Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan

    Pelaporan PPh Badan terutang setiap tahunnya dilaporkan dengan cara membuat SPT Tahunan PPh Badan, dan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir. PPh tsb disetor paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak perolehan penghasilan yang berakhir (untuk Masa).Pelaksanaan pembayaran pajak dapat dilakukan Kantor Penerima Pembayaran dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau KP4 terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara elektronik.

  • Tata cara perhitungan PPh Pasal 25 untuk wajib pajak badan adalah sebagai berikut :PPh menurut SPT Tahunan PPh tahun lalu xxPengurangan/kredit pajak :PPh Pasal 22 xxxPPh Pasal 23 xxx PPh Pasal 24 xxxTotal kredit pajakxxDasar penghitung anangsuranxxx

  • OM SANTHI SANTHI SANTHI OM

    ************