tugas pokok mud logging unit bagi wellsite geologist

10
Tugas pokok Mud Logging Unit bagi Wellsite Geologist dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Meneliti dan memberitahukan kemungkinan-kemungkinan adanya bahaya yang timbul selama mengebor, misalnya; kick, mud lost, drilling break dsb. 2. Membantu Wellsite Geologist mengenai : – Interpretasi perubahan litologi dari ROP – Ada/tidaknya indikasi hidrokarbon – Pengumpulan data lithologi dari serbuk bor dan disajikan dalam Mud Log – Interpretasi tekanan formasi dari analisa D-exponent. 3. Mengajukan usul/saran mengenai berat lumpur yang seharusnya dipakai, berdasarkan hasil ramalan tekanan. 4. Membuat laporan pagi lengkap mengenai kegiatan operasi pemboran, diskripsi batuan, kandungan gas yang keluar (BG, TG, CG) beserta peak-peak gas, kecepatan pemboran dan kemajuan pemboran, formasi yang sedang ditembus, yang kesemuanya dapat dipakai sebagai dasar pembuatan laporan pagi Wellsite Geologist . 5. Dari data-data di atas Wellsite Geologist juga dapat meramalkan posisi pemboran terakhir, berdasarkan lithologi yang sudah ditembus dan dapat membuat korelasi sementara. Cara pengambilan / pemeriksaan contoh batuan Pada setiap pemboran sumur ekoplorasi selalu dilakukan pengambilan contoh batuan (serbuk bor) untuk mengetahui jenis

Upload: mohammad-fahry-aladjai

Post on 24-Jan-2016

77 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

penting

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pokok Mud Logging Unit Bagi Wellsite Geologist

Tugas pokok Mud Logging Unit bagi Wellsite Geologist dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Meneliti dan memberitahukan kemungkinan-kemungkinan adanya bahaya yang timbul

selama mengebor, misalnya; kick, mud lost, drilling break dsb.

2. Membantu Wellsite Geologist mengenai :

– Interpretasi perubahan litologi dari ROP

– Ada/tidaknya indikasi hidrokarbon

– Pengumpulan data lithologi dari serbuk bor dan disajikan dalam Mud Log

– Interpretasi tekanan formasi dari analisa D-exponent.

3. Mengajukan usul/saran mengenai berat lumpur yang seharusnya dipakai, berdasarkan hasil

ramalan tekanan.

4. Membuat laporan pagi lengkap mengenai kegiatan operasi pemboran, diskripsi batuan,

kandungan gas yang keluar (BG, TG, CG) beserta peak-peak gas, kecepatan pemboran dan

kemajuan pemboran, formasi yang sedang ditembus, yang kesemuanya dapat dipakai

sebagai dasar pembuatan laporan pagi Wellsite Geologist .

5. Dari data-data di atas Wellsite Geologist juga dapat meramalkan posisi pemboran terakhir,

berdasarkan lithologi yang sudah ditembus dan dapat membuat korelasi sementara.

Cara pengambilan / pemeriksaan contoh batuan

Pada setiap pemboran sumur ekoplorasi selalu dilakukan pengambilan contoh batuan (serbuk

bor) untuk mengetahui jenis litologi yang ditembus. Data litologi akan menunjang dalam

mempelajari sifat fisik batuan, studi korelasi, biostratigrafi, penentuan umur dan lingkungan

pengendapan serta evaluasi batuan waduk.

Untuk mengetahui kapan serbuk bor tersebut diambil perlu diperhitungkan “lag time“ yaitu

waktu yang dibutuhkan oleh serbuk bor naik dari dasar lubang sampai ke permukaan. Data lag time

sangat dipengaruhi oleh volume anulus lubang bor dan kecepatan pompa. Makin dalam lubang bor

makin besar volume anulus dan makin bertambah pula waktu yang dibutuhkan serbuk bor naik

kepermukaan.

Page 2: Tugas Pokok Mud Logging Unit Bagi Wellsite Geologist

Cara pengambilan contoh sebuk bor (cutting)

Pengambilan dilakukan di “Shale shaker” diambil sesuai dengan program, yaitu setiap selang 5

m pada pemboran dipermukaan yang berjalan cepat (misal 0-500 m) dan setiap selang 2m pada

kedalaman selanjutnya (500 m-TD) disamping itu ada sampel-sampel khusus yang diambil per titik

kedalaman (dinamakan sampel spot). Pada pengambilan sampel spot ini, wellsite geologist dapat

menugaskan data engineer untuk mengambilnya.

Serbuk bor dicuci diatas 2 atau 3 susunan ayakan dengan ukuran besar di bagian atas, yang

lebih halus di bagian bawah (umumnya berukuran 10, 60, 230 mesh)

Tempatkan hasil cucian diatas tray untuk pemeriksaan litologi dan indikasi hidrokarbon

dengan Microscpoe dan Fluoroscope. Setelah selesai kemudian dikeringkan dan dimasukkan

kedalam kantong sampel kering

Contoh serbuk lainnya (dalam keadaan basah) untuk keperluan lain (Paleontologi)

dimasukan ke dalam kantong sampel basah yang telah diberi kode sumur dan selang

kedalaman

Contoh batuan untuk geokimia diambil setiap seloang 30 m, terutama pada batuan serpih.

Contoh ini dimasukan kedalam kaleng (60 % dari volume kaleng), diisi dengan air setinggi

± 2 cm dan ditutup rapat.

Cara pengambilan contoh teras samping (sidewall coring)

Pengambilan contoh disesuaikan dengan tujuan penggunaan contoh (bila dari serbuk bor

kurang jelas atau ragu atau meyakinkan adanya indikasi hidrokarbon). Dasar pengambilan

teras samping adalah indikasi hidrokarbon di serbuk bor, background gas yang besar

terutama iC4, nC4 dan C5, dari SP Log dan GR Log serta hasil penilaian log : ISF, FDC-

CNL-GR, MSFL.

Data kedalaman yang akan diambil contoh batuannya diberikan kepada Logging Engineer.

Penentuan kedalaman, biasanya berdasarkan kedalaman FDC-CNLGR log

Lakukan pengambilan contoh batuan, sesuai dengan kedalaman yang telah disesuaikan

(biasanya 30 tembakan atau 60 tembakan)

Page 3: Tugas Pokok Mud Logging Unit Bagi Wellsite Geologist

Setelah contoh batuan dikeluarkan dari dalam tempat contoh (bullet). Kemudian contoh

tersebut dimasukkan ke dalam botol yang telah disediakan, diberi nomor urut, kode sumur

serta kedalaman pada masing-masing botol

Ambil secukupnya, lakukan pemeriksaan litologi dan indikasi hidrokarbon di bawah

mikroskop dan fluoroscope dan disajikan dalam bentuk tabel.

Masukkan semua botol-botol teras samping ke dalam kotak karton yang telah disediakan

oleh operator logging, dan dikirim ke kantor pusat untuk analisa lebih lanjut.

Cara pengambilan contoh teras inti (bottom hole coring)

Jika terlihat ada break atau adanya indikasi hidrokarbon pada serbuk bor atau gas besar atau

ada litologi yang perlu diteliti lebih lanjut, setelah dilakukan konsultasi ke kantor pusat, dilakukan

stop bor dan sirkulasi “botom up” untuk memeriksa serbuk bor dari dasar lubang bor. Bila hasil

pemeriksaan bagus, maka welsite geologist dapat memberikan instruksi kepada tool pusher untuk

melakukan teras inti.

Penanganan Teras Inti :

Pengintian sepanjang + 8 m atau 16 m ( sesuai dengan panjang core barrel ) dan perhatikan

kecepatan pengintian dan gas yang keluar selama pengintian serta serbuk bor

Setelah batu inti dibor sepanjang 8 m atau 16 m, potong batuan tersebut agar terlepas dari

batuan dibawahnya, cabut rangkaian core barrel

Batuan inti yang dikeluarkan dari core barel (oleh tool pusher) segera dimasukkan kedalam

kotak-kotak kayu (ukuran + 1m) yang sebelumnya dibungkus dengan timah pembungkus

(kertas aluminium) ditutup rapat serta ditambal dengan lilin. Untuk batuan basement cukup

dimasukkan dalam kotak tanpa dibungkus aluminium foil (bila memakai bahan fiber glass,

core langsung dipotong, ditutup rapat dan dimasukan ke kotak).

Setiap kotak-kotak batu inti diberi tanda atas bawah selang kedalaman serta kode nama

sumur

Page 4: Tugas Pokok Mud Logging Unit Bagi Wellsite Geologist

Untuk pemerikasaan dilapangan terlebih dahulu batu inti dibersihkan seperlunya, diambil

sedikit contoh setiap 1 – 0.5 meter, setiap perubahan litologi, atau yang dianggap perlu,

untuk pemerian litologi serta pemeriksaan indikasi hidrokarbon

Pemeriksaan teras inti di laboratorium petrofisika, perlu diperhatikan antara lain :

1. hindari dari gangguan/kontominasi teras inti dengan udara sekecil mungkin

2. litologi teras inti yang diperiksa cukup dengan membersihkan sedikit bagian sisi luar (+

2 ½ cm) dari lumpur dengan menggunakan kain basah

3. contoh diambil setiap selang 0,3-1,0 m dengan panjang masing-masing contoh + 10 cm

kemudian diberi keterangan selang kedalaman yang diambil.

Pemerian Litologi

Untuk memeriksa litologi yang ditembus selama pemboran dilakukan dengan 2 cara :

a. metode tidak langsung

b. metode langsung

a. Metode tidak langsung

Yang dimaksud dengan metode tidak langsung yaitu menafsirkan jenis batuan yang sedang

ditembus atau dibor tanpa mendiskripsi serbuk bor tetapi melihat data-data pemboran yang ada di

data unit seperti :

Kecepatan pemboran (ROP ) : perubahan litologi yang ditembus kadang kala dapat ditandai

dengan adanya perubahan ROP atau WOB, RPM dan kecepatan pompa (SPM) tetap

Kehilangan lumpur (mud lost) : menandakan sedang menembus bantuan yang mempunyai

porositas/permeabilitas baik atau adanya “ fracture “ pada batuan yang ditembus

Perubahan serbuk bor : bentuk besar kecilnya dan banyak sedikitnya serbuk bor pada shale

shaker, dalam selang tertentu mencirikan perubahan bantuan yang ditembus, asal tidak ada

perubahan sifat – sifat lumpur bor, tetapi bila menggunakan pahat jenis PDC akan

menghasilkan serbuk bor yang lebih kecil dibanding bila menggunakan pahat konvensional

pahat konvesional juga lebis jelas memberi tanda perubahan bentuk serbuk bor bila

menembus batuan yang berbeda.

Page 5: Tugas Pokok Mud Logging Unit Bagi Wellsite Geologist

b. Metode langsung

Yang dimaksud adalah mendiskripsi langsung serbuk bor , teras inti maupun teras samping

dengan pemeriksaan megaskopis maupun miskroskopis.

Pemeriksaan megaskopis

Pemeriksaan megaskopis terhadap serbuk bor perlu untuk menentukan warna atau

kemungkinan adanya guguran (caving) dari atas (guguran biasanya lebih besar atau runcing).

Untuk teras inti dan teras samping secara megaskopis dapat diamati struktur sedimen, perlapisan

struktur tektonik, fosil besar (molusca, foram besar) dan butiran/fragmen batuan kasar (kerikil,

kerakal, konglomerat, breksi).

Pemeriksaan mikroskopis

Secara mikroskopis dapat diteliti lebih rinci tentang pemerian secara litologi contoh serbuk

bor, teras inti dan teras samping. Untuk pemerian litologi baik serbuk bor, teras inti maupun

teras samping, dengan urutan sebagai berikut :

Nama batuan

Porositas (v. poor, fair, good , v. good)

Warna

Tekstur (besar butir, pemilahan butir, kebundaran)

Kekarasan (loose, soft, medium hard, hard, v hard, unconsol)

Bentuk pecahan dan sifat pecahan (platy, blocky, brittle)

Sementasi (calcareous, silica cmt, argill)

Mineral dan asesoris

Fosil

Kongkresi dan nodul

Sifat pelapisan

Struktur sedimen

Page 6: Tugas Pokok Mud Logging Unit Bagi Wellsite Geologist

Pemerian litologi untuk batuan karbonat (limestone) biasa digunakan klasifikasi menurut

DUNHAM, (Gambar–22) dan porositas menurut Choquette & Pray (Gambar-23) :

Mudstone : Mud supported, less than 10% grains

Wackstone: mud supported, more than 10 % grains

Packstone : grain supported, more than 10 % mud

Grainstone : lacks mud and is grain supported, less than 10 % mud

Boundstone : original components were bound together during deposition

Crystalline carbonat : depositional texture not recognizable.

Pengamatan Indikasi Hidrokarbon

Pada setiap pemboran eksplorasi selalu diramalkan adanya reservoir hidrokarbon pada

lapisan objektif. Ada 2 cara yaitu metode tidak langsung dan metode langsung.

a) Metode tidak langsung

Pengamatan pemboran

Adanya kandungan minyak atau gas di dalam lumpur mengakibatkan berat

lumpur (SG lumpur) yang keluar dari lubang bor akan berkurang. Berkurangnya

berat lumpur ini biasa disebut “gas cut mud“, apabila gas dalam jumlah besar akan

mengakibatkan “kick”.

Pengamatan viscositas lumpur pemboran

Jika ada gas maka viscositas lumpur akan bertambah kental

Pengamatan dengan gas detector

Dapat dilihat di data unit, selama operasi pemboran, kandungan gas di dalam

lumpur selalu diamati/dimonitor, baik pada saat mengebor, menyambung pipa

maupun pada saat cabuk/masuk rangkaian pipa bor. Sensor dari gas detektor ini

dipasang di possum bally (flow line) dan ada/tidaknya kandungan gas dalam lumpur

yang keluar dari lubang bor dapat dilihat di monitor data unit maupun recorder

secara terus menerus.

Page 7: Tugas Pokok Mud Logging Unit Bagi Wellsite Geologist

b) Metode langsung

Setiap pengambilan serbuk bor, dilakukan pengamatan. Setelah dilakukan pemerian

litologi dibawah mikroskop binokular, dilanjutkan pengamatan di bawah fluoroscope.

Ada 4 (empat) tahap pengamatan di bawah fluoroscope :

– Pengamatan Odour

– Pengamatan Oil Staining

– Pengamatan Fluorecense

– Pengamatan Cut

– Pengamatan Odour

Odour adalah bau dari minyak bumi yang terkandung dalam contoh batuan. Bau

odour ini agak sulit ditemukan pada serbuk bor karena sudah tercampur lumpur, lebih

mudah ditemukan pada teras inti dan teras samping. Yang dicatat adalah ada/tidaknya

bau minyak bumi dan kekuatan baunya. Odour ini dapat didiskripsi dalam none, poor,

fair dan strong odour.